Referat Sterilisasi
-
Upload
nocks-nicks -
Category
Documents
-
view
140 -
download
7
Transcript of Referat Sterilisasi
Referat Sterilisasi
Pembimbing :dr.H.Tatang Surachman, Sp.OG(K)
Oleh :Yuanita
0410015
Sterilisasi
Association for Voluntary Surgical Contraception (1989) → 66% dari 976000 prosedur sterilisasi (1987) di AS
Saat ini → 700000 ♀/tahun sterilisasi sukarela
Hukum & peraturan → me<< sterilisasi sukarela ♀ → me<< penyaluran dana ke organisasi yg menyediakan layanan tsb
Sterilisasi Wanita
Medis → sterilisasi sering saat SC♀ melahirkan per vaginam → awal
masa nifasBbrp hari setelah melahirkan → tuba
falopii dpt dicapai mll umbilikus tepat dibawah dinding abdomen
Teknis op. lbh mudah & rawat inap lbh singkat
Tindakan ini → bahaya << dibandingkan sterilisasi interval
Bucklin dan Smith (1999) → sterlisasi masa nifas dini
Kekurangan → dokter menunggu 12-24 jam
Parkland Hospital → ligasi tuba massa nifas di ruang bedah obstetri setelah melahirkan
Perdarahan pascapartum ♀ multipara ↓ 12 jam setelah melahirkan
Sterilisasi Tuba Puerperium
Sterilisasi tuba I di AS → ligasi tuba falopii dgn benang sutera 1 inci dr tempat tuba menempel ke uterus stlh SC ke2 ~ pengikatan tuba
Angka kegagalan ligasi tanpa reseksi tuba sangatlah tinggi
Sekarang tersedia beragam teknik untuk merusak potensi tuba
Prosedur Irving
Kegagalan kecilProsedur pemutusan tuba falopii &
pemisahan tuba bgn medial dr mesosalping → m’bentuk segmen medial tuba
Puntung distal segmen tuba proks. ditanam di dalam terowongan di miometrium & ujung proks. segmen tuba distal ditanam di mesosalping
Perlu pemajanan yg cukup lebar
Prosedur Pomeroy
Metode pemisahan tuba yg plg sederhana & cukup efektif
Mengikat lengkung tuba hrs catgut → pemisahan ujung-ujung tuba yg terpotong
Prosedur Parkland
Thn 1960-an → menghindari aproksimasi ujung-ujung tuba falopii yg dipotong
Insisi kecil infraumbilikus → identif. tuba falopii → jepit bgn tengah dgn klem Babcock & identif. lgsg distal fimbriae
Tuba falopii terjatuh → identifikasi diulang
Dilakukan perforasi ditempat avaskular di mesosalping dgn hemostat kecil → rahang hemostat dibuka utk memisahkan tuba falopii dari mesosalping didekatnya ± 2,5 cm
Tuba falopii yg dibebaskan diikat di proks. & distal dgn kromik 0 & segmen ditengah ± 2 cm → dieksisi & diperiksa ada tidaknya perdarahan
Ke2 segmen yg dieksisi → label → dikirim ke lab. Histologis
Angka kegagalan 1/400 prosedur
Prosedur Madlener Serupa dgn operasi Pomeroy Lengkung tuba dihancurkan → diligasi dgn
benang yg tidak diserap & tidak dilakukan reseksi
Tidak dianjurkan krn angka kegagalannya sekitar 7%
Fimbriektomi P’angkatan semua bgn distal tuba--
Kroener(1969)
Tuba falopii diikat 2x dgn benang sutera → eksisi ujung tuba yg berfimbriae
Kroener → tidak ada angka kegagalan Metz, 1977; Ttaylor, 1972 → angka kegagalan
sampai 3%
Kegagalan adanya sedikit jar. Fimbriae tersisa atau akibat rekanalisasi ujung proksimal tuba
Sterilisasi Tuba Nonpuerperium (interval)
Jlh teknik sterilisasi tuba interval & modifikasi utk sterilisasi mll oklusi tuba → banyak
Teknik tersebut berupa: Ligasi & reseksi melalui laparotomi Pemasangan permanen berbagai cincin atau klip
ke tuba falopii dgn laparoskopi Elektrokoagulasi segmen tuba falopii melalui
laparoskop
Laparotomi
Uterus involusi sempurna & kembali ke panggul sejati pascapartum → pemajanan lebih baik → uterus dan adneksa didorong keluar dari panggul sejati kearah dinding abdomen dgn manipulator yg dimasukkan kedalam uterus
Minilaparotomi → insisi 3 cm di supra pubis→ sterilisasi tuba
Kolpotomi
Sterilisasi tuba per vaginam → prosedur interval bila uterus telah berinvolusi & hiperemia krn kehamilan telah mereda
Rongga peritoneum dimasukkan mll forniks vagina post. — kolpotomi atau kuldotomi — tuba falopii dijepit→ reseksi tipe Parkland atau Pomeroy atau fimbriektomi
Angka infeksi lebih tinggi & angka kegagalan sering kali lebih tinggi
Laparoskopi
Majalah Life 28 Juli 1972 teknik laparoskopik sbg pembedahan “Band Aid”
Ligasi tuba laparoskopik metode utama KB bagi wanita yang menginginkan sterilisasi (Filshie, 1999) --- pembedahan rawat jalan
Dilakukan induksi anestesi → anestesi umum dgn intubasi trakea → pneumoperitoneum dgn CO2 → prosedur sterilisasi
Umumnya wanita yang bersangkutan dapat dipulangkan beberapa jam kemudian
Perusakan kontinuitas tuba dgn loops, klip, elektrokauterisasi dgn/tanpa transeksi tuba
Elektro kauterisasi merusak sbgn besar segmen tuba → tidak dapat penyambungan kembali → tidak dianjurkan bagi wanita < 25 tahun, atau yg paritasnya rendah
Risiko Sterilisasi TubaBahaya utama penyulit anestesi, cedera
struktur sekitar secara tidak sengaja, embolisme paru & kegagalan menghasilkan infertilitas, kehamilan ektopik
Angka kematian utk sterilisasi tuba → be<< selama 2 dekade terakhir
Tahun 1977-1981, Peterson dkk. (1983) frek. kematian per kasus 8/100000 kelahiran hidup
Kegagalan Sterilisasi Tuba → kehamilan intrauterus atau ektopik
Kegagalan Sterilisasi Tuba Interval
Penyebab kegagalan sterilisasi tuba interval tidak selalu jelas, bbrp alasanya adalah :1. Kesalahan bedah (30-50% kasus)2. Pasien sudah hamil saat pembedahan
kehamilan fase luteal3. Kegagalan metode oklusi → terbentuknya
fistula setelah tindakan elektrokauterisasi, klip penjepit kurang bekerja sempurna, atau tuba falopii secara spontan reanastomosis
4. Kerusakan alat, misalnya gangguan arus listrik pada kauterisasi
Kegagalan Sterilisasi Puerperium
Penyebab utama pd kegagalan sterilisasi masa nifas adalah : Kesalahan pembedahan pemotongan lig.
Rotundum atau pemotongan tuba secara parsial Terbentuknya saluran fistula antara puntung
tuba yang terpotong, atau reanastomosis spontan
Soderstrom (1985) → kegagalan sterilisasi tidak dapat dicegah
American College of Obstetricians and Gynecologists (1996) → kehamilan setelah sterilisasi dapat terjadi tanpa kesalahan teknis apapun
Kegagalan Sterilisasi Metode Terkait
Sterilisasi masa nifas dan koagulasi unipolar interval angka kegagalan terendah
Bgn tuba yg dikoagulasi < 3 → probabilitas kehamilan kumulatif 5 thn sekitar 12/1000
Bgn yg dikoagulasi >>> → 3/1000 (Peterson dkk, 1999)
Angka kegagalan kumulatif sepanjang hidup me → kegagalan setelah 1 tahun bukan disebabkan oleh kesalahan teknis
Kehamilan Ektopik
Separuh kehamilan setelah kegagalan prosedur elektrokoagulasi → kehamilan ektopik, dibandingkan dgn 10% kegagalan metode reseksi, cincin, atau klip tuba (Hatcher dkk, 1990)
Setiap gejala kehamilan pada seorang wanita yang telah menjalani sterilisasi tuba harus diperiksa, dan kemungkinan kehamilan ektopik harus disingkirkan
Sindroma Pascaligasi Tuba
Rasa tidak nyaman di panggul, pembentukan kista ovarium & menoragia
Kasonde dan Bonnar (1976) mengukur darah haid sebelum & 6-12 bulan setelah sterilisasi tuba → tidak ada perbedaan bermakna
Wanita dgn menoragia segera setelah sterilisasi → sudah mengalami sebelumnya, atau pernah kontrasepsi oral
Separuh/lebih wanita ggn haid (+) sebelum sterilisasi perbaikan 2 thn setelah sterilisasi
De Stefano dkk & Shy → ggn perdarahan haid jarang
Dibandingkan dgn kontrol normal → ♀ haidnya tidak teratur sebelum sterilisasi → pulih secara spontan <<
Vassey dkk (1983) membandingkan frek. ggn ginekologis & psikologis antara wanita yg sterilisasi tuba & yg suaminya vasektomi → perbedaan <<
Pemotongan total tuba falopi → aliran darah melalui mesosalping didekatnya sebaiknya dipertahankan
Memperkecil kemungkinan kelainan “pascaligasi”
El-Minawi dkk (1983) dgn bantuan venografi varices uterovagina & ovarium setelah prosedur Pomeroy
Pemulihan Kesuburan
Wanita yg kesuburannya dapat dipulihkan dgn pembedahan atau teknologi reproduksi buatan (assisted reproductive techniques) dgn fertilisasi invitro/transfer ovum→ tidak sterilisasi
Ke(-) : mahal, sulit, dan tidak pasti Angka keberhasilan bervariasi
bergantung pada usia wanita dan teknologi yang digunakan
Histerektomi
♀ tidak ingin anak lagi histerektomi
Histerektomi u/ sterilisasi pd saat SC -- penyakit uterus/penyakit panggul (-) tidak dibenarkan
Angka kematian histerektomi a/i peny. jinak 5-25/100000 pd ♀ 35-44 thn (Wingo dkk, 1985)
Histerektomi sesarea pengeluaran darah >>>, cedera saluran kemih >> (Gilstrap dkk, 2001)
Histeroskopi
Sterilisasi dgn histeroskop melihat ostium tuba dan menutupnya
Angka kegagalan dan masalah lain masih membatasi penerapan klinis cara ini (Zatuchni dkk, 1983)
Metode Kimia Intratuba Silikon cair diinjeksi secara transservikal
ke dalam tuba, dimana cara ini sangat sulit, membentuk silicone plug.
Pengulang prosedur dibutuhkan pada 20% wanita, bagaimanapun, penyambungan tuba paten tetap dibutuhkan.
Injeksi tuba dengan metilsianoakrilat yang adesif menyebabkan inflamasi, nekrosis, dan fibrosis.
Sterilisasi PriaDi AS 400000 pria/tahun
vasektomi
Insisi kecil di skrotum lumen vas deferens dirusak menghambat lewatnya sperma dari testis
Prosedur ini 20 menit dgn analgesia lokal
Teknik tradisional atau vasektomi tanpa pisau (no scalpel vasectomy) (Clanney dan Higgins, 1999)
Menurut Hendrix dkk (1999), dibandingkan dgn vasektomi sterilisasi tuba ♀ :
angka peningkatan penyulit 20 kali lipatangka kegagalan 10-37 kali lipatbiaya 3 kali lipat
Di Dallas (2000), biaya total vasektomi US$ 700 : ligasi tuba laparoskopik rawat jalan US$ 5500
Ke(-) vasektomi : sterilitasnya tidak bersifat segera Ekspulsi total sperma yg tersimpan di saluran
reproduktif setelah bagian vas deferens diputus memerlukan 3 bulan atau 20 kali ejakulasi (American College of Obstetricians and Gynecologists, 1996)
Semen diperiksa 2X berturut-turut sperma (-) --selama massa ini digunakan metode kontrasepsi lain
Angka kegagalan vasektomi <1%, bergantung pada beberapa faktor : kegagalan akibat hubungan kelamin tanpa
proteksi kegagalan penyumbatan vas deferens Rekanalisasi
Hendrix dkk (1999) kemungkinan kegagalan pada sterilisasi tuba 10-37 kali dibandingkan dengan vasektomi
Vasektomi berhasil pemulihan kesuburan tidak selalu dapat dicapai
Kemungkinan keberhasilan 50%, sedikit lebih tinggi pd reanastomosis dgn bedah mikro
3 faktor pemulihan kesuburan pasca vasektomi:o Teknik bedah mikro reanastomosiso Interval waktu setelah vasektomio Adanya granuloma sperma
EFEK JANGKA PANJANG Sejumlah besar pria yg telah vasektomi peningkatan penyakit kardiovaskular, kompleks imun dalam darah, atau kerusakan pembuluh darah retina (-) (Giovannucci dkk, 1992; Goldrace dkk, 1983)
Manson dkk (1999) data dari US Physicians’ Health Study yg mencakup tindak lanjut 15 tahun terhadap 1159 dokter yang menjalani vasektomi
Dibandingkan dgn kelompok kontrol perbedaan kejadian infark miokardium & stroke (-)
Karsinoma Prostat dan Testis Pe insiden kanker testis setelah vasektomi belum jelas
Giovannucci dkk korelasi (+) lemah antara vasektomi dan karsinoma prostat disangkal oleh Hayes dkk
National Health Institutes of Health Conference on Vasectomy and Prostate Cancer (1993) belum cukup data untuk mengubah rekomendasi untuk prosedur tersebut
Lesko dkk 1216 pria yg telah divasektomi &1400 kontrol pe risiko kanker prostat 2X pada pria < 55 tahun
Kesimpulan Sterilisasi pada wanita dapat
dilaksanakan pada masa puerperium atau non puerperium. Sterilisasi pada masa puerperium memiliki keuntungan yaitu, pendeknya masa rawat inap, dah dapat dikerjakan bersamaan saat operasi seksio sesarean.
Vasektomi pada pria adalah satu cara sterilisasi yang efektif, namun memiliki kekurangan yaitu, efeknya tidak segera terjadi. Ekspulsi total sperma yang tersimpan di saluran reproduktif setelah bagian vas deferens diputus memerlukan waktu sekitar 3 bulan atau 20 kali ejakulasi. Setelah itu, analisis cairan sperma harus negatif 2 kali berturut.
Terima Kasih