Pembelajaran Abad 21 Di Smk

21
ISU PEMBELAJARAN ABAD 21 DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN DI SMK 1 Oleh: Cepi Triatna, S.Pd., M.Pd. 2 Pendahuluan Istilah “belajar dan mengajar” adalah salah satu istilah yang menjadi semakin langka dibicarakan dalam berbagai diskusi karena tergantikan oleh istilah “pembejaran.” Orang-orang menggunakan istilah pembelajaran dengan berbagai tafsiran yang melatarbelakanginya. Ada yang sekedar mengikuti trend ada yang memang benar-benar didasarkan perubahan makna. Yang kedua inilah yang menjadi penting dan menjadi bahasan kita saat ini. Perjalanan waktu yang menghantarkan kita sampai saat ini telah membawa berbagai perubahan yang terduga dan tidak terduga. Lompatan perubahan tidak saja terjadi di lingkungan kota-kota besar, tetapi dengan perkembangan teknologi informasi, semua orang hampir dapat terhubungan satu sama lain dengan bantuan teknologi informasi. Missal saja dengan menggunakan aplikasi jejaring sosial seperti facebook, banyak orang terhubung satu sama lain secara global. Kondisi ini mempengaruhi bagaimana perilaku manusia menghadapi kondisi yang ada dan perubahannya. Menghadapi kondisi saat ini dan kondisi perubahan ke depan, pendidikan seharusnya dapat memberikan pengaruh yang signifikan untuk menajdikan kehidupan ini lebih baik dari sebelumnya. Dalam konteks pendidikan menengah, khususnya pendidikan menengah kejuruan, lulusannya diharapkan memiliki daya ubah terhadap permasalahan yang dihadapi oleh lingkungannya baik dalam skala mikro, yaitu mampu membantu dirinya untuk hidup mandiri, messo yaitu mampu membantu kehidupan keluarganya, dan makro yaitu mampu membantu orang 1 Disampaikan pada kegiatan IHT SMK Sangkuriang Kota Cimahi, 27 Desember 2010 2 Dosen FIP UPI, Sekretaris Pusat Pengkajian Pedagogik UPI 1

Transcript of Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Page 1: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

ISU PEMBELAJARAN ABAD 21 DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN DI SMK1

Oleh: Cepi Triatna, S.Pd., M.Pd.2

Pendahuluan

Istilah “belajar dan mengajar” adalah salah satu istilah yang menjadi semakin langka dibicarakan dalam berbagai diskusi karena tergantikan oleh istilah “pembejaran.” Orang-orang menggunakan istilah pembelajaran dengan berbagai tafsiran yang melatarbelakanginya. Ada yang sekedar mengikuti trend ada yang memang benar-benar didasarkan perubahan makna. Yang kedua inilah yang menjadi penting dan menjadi bahasan kita saat ini.

Perjalanan waktu yang menghantarkan kita sampai saat ini telah membawa berbagai perubahan yang terduga dan tidak terduga. Lompatan perubahan tidak saja terjadi di lingkungan kota-kota besar, tetapi dengan perkembangan teknologi informasi, semua orang hampir dapat terhubungan satu sama lain dengan bantuan teknologi informasi. Missal saja dengan menggunakan aplikasi jejaring sosial seperti facebook, banyak orang terhubung satu sama lain secara global. Kondisi ini mempengaruhi bagaimana perilaku manusia menghadapi kondisi yang ada dan perubahannya.

Menghadapi kondisi saat ini dan kondisi perubahan ke depan, pendidikan seharusnya dapat memberikan pengaruh yang signifikan untuk menajdikan kehidupan ini lebih baik dari sebelumnya. Dalam konteks pendidikan menengah, khususnya pendidikan menengah kejuruan, lulusannya diharapkan memiliki daya ubah terhadap permasalahan yang dihadapi oleh lingkungannya baik dalam skala mikro, yaitu mampu membantu dirinya untuk hidup mandiri, messo yaitu mampu membantu kehidupan keluarganya, dan makro yaitu mampu membantu orang lain di luar diri dan keluarganya untuk dapat hidup lebih baik.

Tantangan terbesar secara makro pada pendidikan menengah kejuruan saat ini adalah bagaimana menghasilkan lulusan yang mampu berkiprah dan berkompetisi dalam kondisi ketidakmenentuan sosial, ekonomi, budaya dan politik. Dalam konteks mikro, tantangan bagi pendidikan menengah kejuruan adalah perkembangan peserta didik di abad ini (abad 21) memiliki daya perubahan yang cepat dan 1 Disampaikan pada kegiatan IHT SMK Sangkuriang Kota Cimahi, 27 Desember 20102 Dosen FIP UPI, Sekretaris Pusat Pengkajian Pedagogik UPI

1

Page 2: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

lebih sulit terprediksi. Dalam konteks tersebut, peran lembaga (sekolah) dan guru ditantang untuk dapat mengkondisikan dan memfasilitasi proses belajar peserta didik secara sesuai dengan karakteristik peserta didik saat ini. Makalah ini mencoba menganalisis apa tantangan pembelajaran saat ini dan apa implikasinya bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Kajian Isu Pembelajaran Saat Ini

1. Memahami Karakteristik Peserta Didik Kita Saat IniPerkembangan lingkungan masyarakat dari waktu kewaktu

sangat kental mempengaruhi perkembangan peserta didik. Anak yang hidup tahun 1980-an berbeda dengan anak yang hidup tahun 1990-an, 2000-an, dan 2010-an. Perbedaan ini dikarenakan adanya informasi yang berbeda yang diterima anak dari lingkungannya. Demikian hanya dengan anak yang hidup dalam waktu yang sama namun berbeda tempat, seperti anak yang hidup di lingkungan pabrik, anak yang hidup di lingkungan pusat perkotaan, dan mereka yang hidup di lingkungan pedesaan memiliki karakteristik yang berbeda dilihat dari pola pikir (cara pandang) dan kebiasaan keseharian, termasuk dalam belajar.

Apa yang membedakan mereka sebenarnya? Hal ini terjadi karena mereka mendapatkan informasi yang berbeda selama hidup mereka. informasi membentuk pola pikir dan pola perilaku seseorang. Belajar adalah bagaimana seseorang mengindera (informasi dari) lingkungannya. Apapun yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh anak merupakan proses belajarnya seseorang.

Gaya hidup sebagai wujud perilaku seseorang saat ini banyak dipengaruhi secara global. Gaya berpakaian, berbicara, potongan rambut, pandangan terhadap keluarga, bekerja, dan berbagai sisi kehidupan lainnya. Secara khusus, mari kita melihat beberapa hal yang perlu dicermati pada perkembangan anak di abad ini (abad 21).

a. Peka terhadap teknologiPerkembangan teknologi komunikasi dan informasi menjadi faktor dominan utama yang membuat manusia saat ini memiliki kepekaan yang pesat terhadap teknologi. Anak usia 3 tahun saat ini sudah mampu menghidupkan, memainkan, dan mematikan computer (notebook). Padahal di tahun 2000-an, hal ini masih merupakan “barang langka.” Apalagi di tahun 1990-an. Hal ini berefek pada perkembangan anak pada tahun-tahun selanjutnya. Ketika anak usia SD (usia 7-12 tahun), anak akan memiliki kepekaan yang cukup tinggi terhadap teknologi baru.

2

Page 3: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Berbagai fitur dan aplikasi teknologi yang ada dalam handphone, televise, computer, dan berbagai produk lainnya akan sangat mudah dipelajari oleh anak-anak dari pada oleh orang dewasa saat ini.Kondisi ini menunjukkan bahwa kepekaan anak-anak pada zaman ini berkembang pesat dibandingkan dengan kepekaan anak-anak pada abad 20 atau 19. Hal ini terjadi karena faktor teknologi menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian kita.

b. Terhubung dengan banyak pihak dan sumber informasiPeserta didik kita memiliki banyak sahabat/teman tidak saja dalam bentuk pertemanan di sekolah, tetapi juga pertemanan di dunia maya. Fasilitas jejaring social yang semakin marak membuat anak-anak saat ini menjadi “gandrung” untuk bersosialisasi dalam dunia maya.Kehadiran fasilitas jejaring social ini memberikan peluangan yang sangat besar bagi peserta didik kita untuk berkawan dengan siapa saja, dan dari mana saja tanpa mengenal batas apapun. Setiap orang dapat mengomentasi, saling curhat, bahkan saling bertukar photo bahkan dengan orang yang baru dikenalnya.Fasilitas google search dan yang sejenisnya memberikan fasilitasi yang luar biasa bagi peserta didik untuk mengakses informasi apapun yang diinginkan. Sumber informasi ini tidak harus mensyaratkan dimilikinya computer, tetapi dengan memiliki HP seharga 500 ribu, orang dapat mengakses berbagai informasi kapan saja dan dimana saja.Kondisi ini tentu menjadikan anak sebagai orang yang memiliki banyak hubungan dan mudah mendapatkan informasi yang diinginkan.

c. Pola pikir dan pola sikap yang cenderung materialismeToleransi orang-orang terhadap perilaku sogok dan suap merupakan suatu penyimpangan perilaku di satu sisi, namun di sisi lain hal ini menjadi aspek yang mudah dipahami oleh anak-anak kita. Bahwa jika tidak melakukan sogok dan suap dalam memperoleh pekerjaan maka kita akan sulit hidup di masa selanjutnya. jika kita tidak memberikan uang pelicin dalam membuat KTP atau SIM maka kita akan sulit mendapatkan KTP atau SIM. Jika kita tidak memberikan upeti kepada atasa, maka kita akan sulit dalam menguruskan banyak hal yang diperankan oleh pimpinan kita. Berbagai kondisi di atas merupakan

3

Page 4: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

materialisme yang menjadi dominan menyertai kehidupan peserta didik kita saat ini. Kondisi yang memang betul-betul rusak. Apakah ini akan terbawa dan menjadi perilaku khas peserta didik kita di masa yang akan dating?Kita sangat berharap hal tersebut tidak terjadi atau setidaknya dapat dicegah melalui pendidikan. Pertanyaan yang mendasar adalah adakah motif tindakan anak-anak kita ke depan yang didasarkan kepada kasih sayang, peduli, empati, dan berbagai nilai hidup mulia lainnya.Materialisme merupakan paham bahwa sesuatu itu dikategorikan berharga dari ukuran materi bukan non-materi seperti halnya kejujuran. Pertanyaan lainnya, adakah kejujuran di abad 21 ini? Kejujuran, kasih sayang, empati, ikhlas merupakan nilai-nilai yang bertolak belakang dengan materialisme dan kita merasakan hal-hal tersebut menjadi sulit ditemui saat ini.

d. Memiliki ketergantungan yang kuat pada orang tua ketika menginjak dewasaAnak-anak usia sekolah menengah atas, kuliah, dan pasca kuliah (usia 16-28 tahun) mulai menjadi biasa hidup menumpang pada orang tuanya. Padahal dari sisi kedewasaan seharusnya mereka dapat hidup mandiri dan mulai membentuk keluarga baru untuk mengambi peran dalam pembangunan bangsa dan umat. Namun dalam kondisi saat ini, terutama setekah krisis ekonomi tahun 1997, banyak anak lulusan SMA kembali ke rumah sampai ia mencapai usia 28 tahunan. Kondisi ini memang tidak lepas dari krisis yang melanda bangsa ini, diantaranya karena sulitnya mendapatkan pekerjaan dan banyaknya PHK.Tentu saja ketergantungan kepada orang tua ini dapat dilihat banyak sisi, yaitu sisi kemandirian (sikap), sisi ekonomi, sisi social, sisi budaya, sisi psikis, dan lain sebagainya.

2. Apakah Lingkungan Juga Berubah?Tidak saja perilaku peserta didik yang berubah dari waktu ke waktu tetapi juga lingkungan pun turut berubah dari waktu ke waktu. Perubahan lingkungan dapat diidentifikasi sebagai perubahan fisik, sosial, budaya, ekonomi, spiritual, dan teknologi.Lingkungan fisik yang terus ditata memberikan pengaruh yang luar biasa bagi peserta didik, khususnya ketika mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktifitas secara

4

Page 5: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

FONDASI DASAR

Sesuai dengan bidang yang digelutinya

Berpikir kritis dan dan memecahkan masalahKreativitas dan inovasiKomunikasi Kerjasama dan kepemimpinanPemahaman lintas budayaTeknologi komunikasi dan informasi

Membaca, menulis, matematika

Aqidah (Spritualitas)

leluasa, atau beraktifitas disertai dengan berbagai polusi (udara, tanah, air, suara). Perubahan ini tentu saja memberikan efek terhadap fisik, psikis, maupun spiritual anak.Kondisi sosial yang melibatkan dunia maya memberikan efek yang kuat terhadap perkembangan sosial anak. Anak cenderung menjadi kurang bertatap muka secara langsung, tetapi lebih banyak berhadapan dengan TV, HP, komputer, internet, Ipod, playstation.

3. Komponen Penting yang Perlu dipelajari di Abad 21Mengantisipasi berbagai perkembangan lingkungan, teknologi, dan perubahan zaman, peserta didik perlu untuk menjadi orang yang memiliki ketangguhan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai permasalahan. Untuk itu ada beberapa hal yang dikategorikan penting dalam pengembangan peserta didik ke depan, yaitu (1) komponen fondasi dasar, (2) komponen kemampuan dasar, dan (3) keterampilan dasar. Keberadaan ketiga komponen itu merupakan suatu hal yang sinergis satu sama lain. Ketiganya merupakan hal pokok yang harus ada dalam proses layanan pembelajaran. Tidak saja untuk mata pelajaran produkti, tetapi juga untuk mata pelajaran adaptif dan normatif. Gambaran keterpaduan ketiga komponen ini dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1. Rumus untuk menyiapkan manusia abad 21

5

Fondasi dasar

kemam-puan dasar

keteram-pilan

dasar

Manusia

abad 21

Page 6: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Gambar 2. Keterpaduan komponen yang perlu dipelajari di abad 21

Dengan demikian, pengembangan salah satu komponen tanpa dibarengi dengan komponen lainnya akan mengakibatkan keroposnya sumber daya manusia (SDM). Dengan kata lain pengembangan yang tidak utuh akan mengakibatkan

a. Fondasi Dasar (Spiritualitas)Sipiritualitas merupakan suatu kebutuhan yang melekat

dengan diri manusia kapan pun dan dimanapun. Manusia sebagai makhluk yang bertuhan tidak akan pernah lepas dari proses diri dalam merasakan keberadaan Tuhan. Spirutualitas ini kemudian menjadi fondasi dasar bagi sistem kedirian dan perilaku seseorang. Spritualitas yang baik akan terwujud dalam bentuk perilaku yang harmonis dengan kebaikan dan kemanusiaan, sedangkan spiritualitas yang kotor akan menimbulkan perilaku yang membinasakan, baik untuk diri, keluarga, maupun masyarakat luas.

Perkembangan spirutualitas menjadi semakin pesat di abad 21 ini menggantikan sekularisme pada abad 20 yang diidentikan dengan pemisahan urusan agama dengan urusan lain dalam kehidupan seseorang. Perilaku ini bukan suatu yang kontras, tetapi suatu hal yag mosaik (tidak jelas bentuknya). Ketika di kantor dia korupsi tetapi dia juga sholat ketika berada di mesjid. Perilaku yang membingungkan?

Apa yang perlu dibangun dari spiritualitas peserta didik sehingga mereka mampu membangun abad 21 dan mampu menghadapi segala permasalahan yang dihadapi?

Pernyataan bahwa manusia dalam bekerja tidak semata-mata untuk memperoleh penghasilan saja namun bekerja juga merupakan ibadah yang mengandung aspek transedental dengan Sang Maha Pencipta (ALLAH SWT) perlu terus disosialisasikan kepada peserta didik. Orientasi akhir bukanlah

6

Page 7: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

materi tetapi lebih kepada pengabdian kepada yang maha kuasa. Kegagalan dalam proses merupakan suatu hal yang alamiah dalam kehidupan, namun hal ini menjadi hal yang mudah dan potensial untuk pengembangan perilaku positif jika dia mampu menyandarkan persepsinya kepada Kemaha-Agungan Allah swt.

Manusia memiliki potensi psikis, yaitu potensi diri berupa kedirian seseorang yang jika labil kediriannya, maka perilakunya pun akan labil, demikian sebaliknya. Potensi psikis inilah yang kemudian membutuhkan pegangan yang kokoh berupa spiritualitas ke-Tuhanan, sehingga dia dapat memancarkan perilaku yang harmonis baik dengan manusia lainnya ataupun dengan alam.

Spiritualitas ini kemudian menjadi suatu hal yang perlu untuk difasilitasi melalui pembelajaran sehingga dia (spiritualitas) mendapatkan posisi yang tepat dan mampu mengisi kemampuan lainnya. Spiritualitas akan memunculkan komitmen, motivasi, ketangguhan, kejujuran dan berbagai kemampuan dasar lainnya. Demikian halnya dengan spiritualitas orang akan berusaha untuk memiliki dan menguasai berbagai hal yang dibutuhkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat, baik bagi diri, keluarga, maupun bangsanya.

National Center for Health Statistics (2004) mensurvei 31 ribu mantan pasien dewasa di AS. Hasilnya menunjukkan 62 persen pasien mengombinasikan perawatannya dengan pengobatan alternatif yang memasukkan unsur spiritualitas (doa dan kepasrahan). Lebih jauh ditemukan bahwa Pendekatan mind-body dan bukti-bukti kesembuhan yang dialami para pasien, membantu memperbaiki kekeliruan persepsi di Barat bahwa pikiran dan tubuh adalah sesuatu yang terpisah. Kajian lebih lanjut mengenai keterkaitan spiritualitas dalam dunia kesehatan silahkan melihat website berikut: http://www.jaapa.com/mind-body-spirit-medicine-interventions-and-resources/article/130900/#.

Dalam Agama Islam, spiritualitas merupakan aqidah bahwa Allah itu satu, tidak ada Tuhan selain Allah. Peserta didik yang memiliki keyakinan akan hal ini, bukan hanya percaya, tetapi merasuk kepada perilaku kesehariannya akan menjadikan dunianya danlingkungannya menjadi lebih baik. Peneguhan aqidah ini perlu difasilitasi mellaui pembelajaran. Hanya saja perlu menjadi catatan, bahwa peserta didik itu belajar melalui panca inderanya. Artinya apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami oleh anak semuanya merupakan proses

7

Page 8: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

pembelajaran bagi anak. Tantangan kita sebagai pendidik adalah apakah kita mampu memberikan keteladanan dalam aqidah sehingga anak menangkap bahwa aqidah merupakan komponen penting dalam menjalani keberhasilan hidup di abad ini.

b. Kemampuan Dasar (3M= membaca, menulis, matematika)Kemampuan dasar merupakan kemampuan yang menjadi penyokong bagi tumbuhkembangnya keterampilan dasar dan keterampilan khusus. Kemampuan dasar ini meliputi kemampuan membaca, menulis, dan matematika (berhitung). Tiga kemampuan ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan dasar di Indonesia. Permasalahannya adalah seberapa tinggi efektivitas tiga kemampuan ini dalam kehidupan anak? Apakah anak menjadikan kemampuan ini sebagai bekal untuk mencapai keterampilan dasar? Atau malas ah… malas untuk membaca, malas untuk menulis.Barangkali dalam konteks pendidikan di sekolah menengah kejuruan, kemampuan dasar ini disokong secara khusus oleh mata pelajaran adaftif. Jika kemampuan mata pelajaran ini menjadi sangat adaptif bagi kehidupan anak, maka penguasaan keterampilan pada mata pelajaran produktif pun tidak akan menjadi suatu hal yang sulit.Kemampuan membaca bukan berarti membaca huruf, tetapi membaca makna yang ada dalam huruf-huru. Demikian halnya dengan menulis, bukan saja menuliskan huruf sebagai suatu kata, semisal kata “PASAR,” tetapi lebih kepada menulis apa yang menjadi idea tau menulis mengenai apa yang diinginkan untuk dapat dipahami oleh orang lain. Dalam konteks itu membaca dan menulis merupakan prasyarat komunikasi. Kemampuan matematika bukan berarti 1 + 1 = 2 tetapi merupakan kemampuan logika dasar dan dasar berpikir kritis. Kajian mengenai hubungan kausalitas dan prediksi. Dengan matematika peserta didik akan cerdas dalam membuat keputusan, karena dia memikirkan dan menimbang untuk dan rugi dari suatu keputusan yang akan diambilnya.

c. Keterampilan dasar Berpikir kritis dan dan memecahkan masalah

8

Page 9: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Istilah berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir rasional dan obyektif. Yaitu proses kognitif yang melibatkan suatu struktur informasi dalam kepala manusia. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang khirarkhis sebagaimana dikemukakan oleh Bloom.

J. S. Bruner (2006:22) menggambarkan proses kognisi sebagai suatu kondisi dimana orang menggunakan informasi yang sudah diterimanya untuk diaplikasikan pada pemecahan masalah secara kognitif. Pemecahan masalah secara kgonitif merupakan proses aplikasi kognisi dalam versi taksonomi Bloom (C3). Berpikir kritis selalu dikaitkan dengan upaya pemecahan masalah. Pemrosesan informasi merupakan proses kognisi, dan proses ini akan bermakna manakala dikaitkan dengan pemecahan masalah. Kelogisan dan kerasional berpikir seseorang tidak dapat terlihat dengan mudah jika tidak dihadapkan pada pemecahan masalah.

Berdasarkan taksonominya, kognisi seseorang sebaiknya difasilitasi untuk sampai kepada proses berpikir tingkat tinggi sehingga peserta didik dapat mencapai kemampuan berpikir sampai pada tingkat yang tertinggi. Rath et al (1966) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis adalah interaksi antara pendidik dan peserta didik. Anak memerlukan suasana akademik yang memberikan kebebasan dan rasa aman bagi mereka untuk mengekspresikan pendapat dan keputusannya selama berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Perkembangan kognisi ini bertumpu pada kemampuan guru untuk memfasilitasi proses belajar menjadi proses berpikir.

Gambar 3. Mengindera dan berpikir dalam belajar

Gambar di atas menunjukkan bahwa tidak selamanya orang yang mengindera berpikir. Proses mengindera adalah proses masuk atau dimasukannnya sejumlah informasi kepada diri

9

Mengindera lingkungan

memproses informasi

Page 10: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

seseorang melalui panca inderanya. Sedangkan penginderaan yang kemudian diolah melalui proses simulasi, aplikasi, ekstrapolasi merupakan proses berpikir yang menjadikan kognisi seseorang berada pada tingkat tinggi.Tantangan pemecahan masalah bagi peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan suatu kondisi yang menantang kognisi peserta didik untuk memproses berbagai informasi yang sudah diterimanya secara kritis (logis, sistematis, sinergis, obyektif).

Kreativitas dan inovasiKreativitas dan inovasi merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan sebagaimana berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kreativitas merupakan proses kognisi untuk melihat suatu hal dari berbagai sisi yang berbeda, sehingga menemukan solusi atau hal yang lebih baik dari apa yang dianalisisnya. Sedangkan inovasi merupakan bentuk penemuan yang dikategorikan baru bagi yang bersangkutan walaupun sudah dimiliki atau digunakan oleh orang/pihak lain. Keduanya terkait satu sama lain.

Kreativitas dan inovasi merupakan dua hal yang diperlukan dalam dunia yang penuh dengan persaingan dan perkembangan yang begitu pesat. Tanpa kreativitas, orang tidak dapat melakukan hal yang inovatif dan susah untuk memenangkan persaingan. Mari kita melihat kenapa “Matahari Dept. Store” sebagai salah satu produsen terbesar dalam penjualan di Bandung pada tahun 2000-an kini terkalahkan oleh produsen sejenis seperti Yogya, Borma, Giant, carefour, dll. Menurut analisa penulis, intinya ada di kreativitas dan inovasi dalam mengelola bidang kerja.

Komunikasi Komunikasi adalah proses saling memahami makna dan pesan antar orang, kelompok atau organisasi. Proses ini dilakukan melalui pengiriman kode pesan kepada pihak lain, kemudian pihak lain menafsirkan kode pesan dan memberikan respon lagi kepada pemberi pesan. Proses ini terus berulang selama ada interaksi antar orang. Dengan demikian, proses komunikasi tidak akan pernah berhenti sampai manusia itu sendiri yang meninggal.

10

Page 11: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Melekatnya proses komunikasi dalam kehidupan manusia menjadikan komunikasi sebagai salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh manusia di abad 21. Manusia abad 21 terhubungkan/terkomunikasikan dengan manusia dalam skala yang tidak terbatas ruang dan waktu. Hal ini dikarenakan berkembangnya teknologi informasi seperti aplikasi jejaring facebook, twiter, dan sebagainya. Tidak tahu siang ataupun malam, bahkan di kamar mandi pun orang dapat berkomunikasi dalam konteks dunia maya dengan orang yang berada nan jauh di sana secara fisik dan tanpa ada batas waktu.Banyaknya informasi yang diterima kita saat ini juga menunjukkan banyaknya kebutuhan informasi bagi orang lain baik dalam skala satu daerah, satu Negara atau satu dunia. Dasar kemampuan komunikasi ini adalah kasih sayang terhadap sesama manusia, sehingga proses komunikasi akan berjalan efektif dan menyentuh pada perubahan yang mendasar, saling memahami tanpa ada batas.

Kerjasama dan kepemimpinanKerjasama dan kepemimpinan adalah dua hal yang secara

sosial dikaitkan dengan peran kita dalam suatu komunitas atau organisasi. Keberadaan manusia abad 21 adalah manusia yang tidak lepas dari organisasi. Karenanya setiap sisi kehidupan manusia selalu bersentuhan dengan orang lain dalam beragam bentuk dan jenisnya. Melalui kerjasama dan kepemimpinan, interaksi social diarahkan pada penyatuan kekuatan bersama untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah keterbatasan diri.

Kerjasama adalah upaya untuk saling memenuhi kekurangan diri dalam pencapaian tujuan. Dasarnya adalah saling menguntungkan. Membangun kerjasama adalah proses menilai kekurangan masing-masing kemudian mengisinya dengan kelembihan yang dimiliki oleh orang lain. Arahnya adalah sinergi kekuatan untuk memecahkan masalah.

Kepemimpinan adalah kapasitas seseorang untuk melakukan suatu perubahan baik pada diri maupun lingkungannya. Kapasitas ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi dan kerjasama. Memipin orang lain berarti memimpin diri sendiri dan bersinergi dengan orang/pihak lain dalam mencapai tujuan.

11

Page 12: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Pemahaman lintas budayaDalam dunia yang begitu beragam, kompleksitas /variasi

orang akan muncul dan menjadi hal yang tidak dapat dibendung lagi. Orang yang tidanggal di Bandung, tidak aja mereka yang dari suku sunda, tetapi snagat variasi, sepreti ada dari suku jawa, bali, minang, melayu, batak, Madura, dan lain-lain. Variasi budaya ini melekat dalam kehidupan global saat ini. Untuk itu perlu pemahaman lintas budaya, sehingga terjadi saling memahami saling kerjasama, saling sinergi, dan saling memenuhi berbagai keterbatasan.

Teknologi komunikasi dan informasiFaktor pemicu perkembangan social, ekonomi, politik dan

budaya saat ini adalah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Internet, telephon seluler, dan berbagai jenis teknologi komunikasitelah menghantarkan manusia abad 21 pada interaksi tanpa batas. Kondisi ini bukan merupakan suatu hal yang asing lagi dikenali, tetapi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia saat ini.

Implikasi Bagi Pembelajaran di SMK

1. Kekhasan Pembelajaran di SMK di Abad 21

Karakteristik abadi 21 yang dicirikan secara pokok oleh perkembangan teknologi informasi yang melampaui ruang dan waktu, telah menghantarkan pada suatu kondisi yang amat berbeda dengan abad sebelumnya. Upaya untuk mengelola dan mengembangkan abad ini menjadi suatu yang maslahat bagi kehidupan manusia mengharuskan penyesuaian dalam cara pembangunan manusia. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Penekanan tujuan pendidikan kejuruan ini adalah kemampuan lulusan dalam mengaplikasikan keterampilannya untuk dapat hidup mandiri. Tujuan inilah yang mendorong guru dan sekolah serta dunia usaha/dunia industri untuk memberikan kerangka pembelajaran yang berbeda dengan pendidikan menengah atas.

Dalam konteks lulusan SMK saat ini, misal lulusan SMK tahun 2009 di Kota Cimahi menunjukan masih banyak menganggur (Harian Pikiran Rakyat, Senin, 01 Juni 2009). Kondisi ini

12

Page 13: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

menunjukkan bahwa penguatan kemampuan dan keterampilan peserta didik SMK ini masih belum kentara dalam memandirikan mereka pada kehidupan setelah mereka lulus dari SMK. Untuk itu maka perlu ada kekhasan bagaimana pembelajaran di SMK untuk memfasilitasi peserta didik memiliki sikap mandiri yang lebih besar.

Mengantisipasi permasalahan dan karakteristik kehidupan abad 21 dan merespon tujuan pendidikan kejuruan, pendidikan di SMK perlu dilakukan secara khas yang mengarah pada sikap mandiri dan keterampilan dalam bidang tertentu. Kekhasan pendidikan di SMK mengharuskan pengalaman belajar yang lebih berorientasi pada pemecahan masalah secara nyata, baik secara spesifik dalam bidang kerja tertentu maupun secara umum dalam kehidupan keseharian sebagai manusia yang berada di masyarakat.

Pembelajaran yang mengarah pada pemecahan masalah nyata atau miniatur masalah akan menghantarkan peserta didik pada berpikir tingkat tinggi, selain juga menguatkan keterampilan dasar. Pembelajaran pemecahan masalah dikenal dengan istilah Pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

“Project Based Learning is an instructional approach built upon authentic learning activities that engage student interest and motivation. These activities are designed to answer a question or solve a problem and generally reflect the types of learning and work people

do in the everyday world outside the classroom.” [tersedia online: http://pbl-online.org/About/whatisPBL.htm]. (PBL adalah pendekatan pembelajaran yang dibangun di atas akativitas-aktivitas belajar otentik yang mengikutsertakan minat dan motivasi peserta didik. Aktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk menjawab sebuah pertanyaan atau meemcahkan masalah dan secara umum merefleksi tipe-tipe belajar dan bekerja orang-orang dalam dunia nyata).

Dalam kerangka yang lebih khusus PBL ini dimaknai sebagai

a systematic teaching method that engages students in learning essential knowledge and life-enhancing skills through an extended, student-influenced inquiry process structured around complex, authentic questions and carefully designed products and tasks. [tersedia online: http://pbl-online.org/About/whatisPBL.htm].

(metode pembelajaran sistematis yang mengikutsertakan peserta didik dalam mempelajari pengetahuan esensi dan peningkatan keterampilan hidup melalui proses penemuan yang terstruktur oleh peserta didik, pertanyaan-pertanyaan otentik dan desain produk dan tugas-tugas yang cermat).

PBL memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk melatih keterampilan komunikasi dan prsentasi, keterampilan

13

Page 14: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

manajemen waktu dan dan organisasi, keterampilan menilai diri dan refleksi, dan ketrampilan kepemimpinan dan partisiasi kelompok.

PBL dilakukan secara berkelompok untuk mencapai tujuan umum. Kinerja peserta didik dinilai dalam bentuk profil individu, produk yang dihasilkan, kedalaman pemahaman dari perilaku yang didemonstrasikan, dan kontribusi dalam mewujudkan hasil kerja tim secara keseluruhan.PBL dilakukan guru dengan langkah berikut: (1) mulailah dengan tujuan akhir, (2) buatlah pertanyaan pengarah, (3) buatlah rencana kerja, 4) lakukan monitoring, (5) lakukan pengukuran, dan 6) lakukan evaluasi.

Gambar 4. Langkah-langkah Guru dalam mengimplementasikan PBLPenejalasan: Memulai dengan tujuan akhir guru menentukan apa yang dicapai

oleh peserta didik dari PBL. Keterampilan apa saja yang harus dikuatkan melalui PBL ini.

Membuat rencana kerja: SK dan KD mana yang akan dicapai dengan PBL? Libatkan siswa dalam proses rencana, dan lakukan proses brainstorming antara guru dengan siswa dalam proses perencanaan. Proses ini dapat dipandu dengan 5W 1H. what, why, who, when, where, how. Lebih lanjut buatlah pertanyaan-pertanyaan pengarah, seperti: apakah yang perlu dikuasai oleh siswa? Apakah hal tersebut penting untuk dikuasai? Apakah masalah kehidupan yang perlu dipecahkan melalui PBL?

14

Mulailah dengan tujuan

akhirBuatlah

rencana kerja

Buatlah jadwal

Lakukan monitoring

Lakukan pengukuran

Lakukan evaluasi

Page 15: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Bagaimana siswa dapat menguasai hal tersebut? Siapa saja yang akan terlibat dalam proses belajar tersebut? Bahan apa saja yang dibutuhkan? Apa peran guru dan siswa dalam pembelajaran ini? Bagaimana guru mengukur keberhasilan siswa? Dan lain sebagainya

Membuat jadwal: guru dan siswa menentukan kapan PBL dilangsungkan, kapan dimonitor, kapan dipresentasikan, dan kapan berakhir.

Monitoring dilakukan untuk memfasilitasi siswa dalam proses PBL, membimbing siswa, dan menggunakan rubric/instrument tertentu untuk mencatat berbagai kondisi yang terjadi dalam PBL. Dalam proses ini guru harus menjamin bahwa peserta didik dapat belajar berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Lakukan pengukuran terhadap proses PBL untuk setiap siswa dan kelompok.

Mengevaluasi secara bersama efektifitas PBL: refleksi apakah kekurangan dan kelebihan PBL yang sudah dilakukan. Setiap peserta didik harus berbagi pengalaman dan perasaan dalam menjalani PBL. Perkuat ide-ide yang akan menjadikan peserta didik lebih berhasil dalam menguasai berbagai keterampilan.

2. Implikasi bagi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Untuk mengimplementasikan PBL dalam pembelajaran di SMK, Ibu/Bapak guru harus merancang dari awal semester (tidak bisa dimulai tiba-tiba di tengah semester). Hal ini dilakukan karena PBL melibatkan waktu memadai bagi peserta didik untuk mengelami proses berpikir dan mendalami masalah dan pemecahannya dari berbagai sudut. Pengalaman inilah yang dinamakan berpikir tingkat tinggi, tentu saja dengan adanya diskusi dalam kelompok, presentasi kemajuan proyek, masukan dari guru, masukan dari kelompok lain, bertukar pengalaman antara satu kelompok dengan kelompok lain. Kesemuanya memberikan pengalaman balajar yang berharga bagi peserta didik.

Beberapa implikasi bagi guru ketika akan menggunakan PBL, yaitu:

a. Dasar interaksi guru dengan siswa dalam PBL adalah kasih saying.

b. Guru dan siswa harus saling mempercayai satu sama lain. Jika tidak ada dasar kasih saying, maka PBL tidak akan berfungsi.

15

Page 16: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

c. Syarat mutlak yang harus ada adalah keteladanan guru dalam berbagai nilai yang diperkuat melalui PBL, seperti nilai kejujuran, kerjasama, kepemimpinan, dan lain sebagainya.

d. Sediakan waktu yang memadai untuk anak sehingga mereka dapat mengalami proses belajar secara memadai.

e. Bimbinglah anak dan kelompok yang mengalami kesulitan dalam melangsungkan proses PBL

f. Tantanglah anak dan kelompok yang memiliki perkembangan yang menakjubkan dalam PBL.

g. Buatlah catatan monitoring dan evaluasi secara komprehensif sehingga peserta didik sendiri dapat menilai dirinya sendiri melalui catatan-catatan tersebut.

h. Sediakan waktu untuk melakukan refleksi dalam setiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses PBL.

i. Ingatlah bahwa orientasi akhir dari PBL adalah penguatan kompetensi dasar dan kompetensi khusus, bukan pemberian informasi.

Penutup

Berdasarkan kajian di atas, PBL adalah pendekatan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk mengaplikasikan kemampuan berpikir dan bertindaknya dalam memecahkan masalah kehidupan keseharian melalui apalikasi berbagai bidang ilmu. PBL dapat dilakukan pada satu mata pelajaran atau terintegrasi pada mata pelajaran tertentu. Tentu hal ini memiliki tantangan yangluar biasa bagi guru karena harus merancangan secara spesifik dan detail mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana mencapainya, dan bagaimana mengevaluasinya.

Walaupun dikategorikan belum pernah atau sudah dilakukan, kajian ini diharapkan memberikan informasi yang memadai bagi guru untuk dapat merancang pembelajaran secara variatif yang berorientasi pada pemecahan masalah kehidupan anak melalui kajian yang komprehensif.

Daftar Referensi

Bruner. J .S. (2006). In Search of Pedagogy Volume I; The Selected Works of Jerome S. Bruner. Canada: Routledge.

16

Page 17: Pembelajaran Abad 21 Di Smk

Ieda Poernomo Sigit Sidi & Bernadette N. Setiadi. Manusia Indonesia Abad 21 Yang Berkual itas Tinggi . Sumber: http://duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=378&Itemid=28 . [26 Desember 2010]

PBL-Online. Project Based Learning. Sumber: http://pbl-online.org/. [26 Desember 2010].

---oo0oo---

17