pembahasan PL41

9
 I. Analisa Dimensi Hasil Coran  Sebelum Finishing Gam bar 4. Di m ensi Benda Kerja Sum ber : Dokumentasi Pribadi (2014) Tabel 4. Perbandi ng a n Di m ensi Pola, Pol a dan H asil Cora n Bagian Desain Po la (mm) Po la (mm ) Hasil Co ran (mm ) A 21,51 21,2 22 B 64,35 64 64,65 C 64,35 64,4 64,8 D 17,07 17 16,35 E 64,36 65 64,65 F 34,14 33,3 32,45 Tabel di atas meru pakan perbandi ng a n antara de sain pol a, pola dan hasi l co ran. Dapat dil i hat bahwa pada bagi an A,B,C ,D,E,F terjadi pe rubahan ukuran dim ensi , dim ana pada bagian A,B,C dan E desain po l a l ebih kec i l daripada hasi l c oran. a. Pada bagi an A,B dan C disebabkan karena pada saat penari kan pola, pola ditekan dan dig eser - geser u ntu k mel epaskan pola.  b. Pada bag i an E, pel epasan pol a ha ny a di tekan saja seh i gg a tebal dar i bagi an F l ebi h besar dari  besar pol a Sedangkan pa da bagi an D dan F hasil cora n lebih kec il dari desain pola

description

Pengecoran

Transcript of pembahasan PL41

  • I. Analisa Dimensi Hasil Coran

    Sebelum Finishing

    Gambar 4. Dimensi Benda Kerja Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

    Tabel 4. Perbandingan Dimensi Pola, Pola dan Hasil Coran

    Bagian Desain Pola (mm) Pola (mm) Hasil Coran (mm)

    A 21,51 21,2 22

    B 64,35 64 64,65

    C 64,35 64,4 64,8

    D 17,07 17 16,35

    E 64,36 65 64,65

    F 34,14 33,3 32,45

    Tabel diatas merupakan perbandingan antara desain pola, pola dan hasil coran. Dapat

    dilihat bahwa pada bagian A,B,C,D,E,F terjadi perubahan ukuran dimensi, dimana pada bagian

    A,B,C dan E desain pola lebih kecil daripada hasil coran.

    a. Pada bagian A,B dan C disebabkan karena pada saat penarikan pola, pola ditekan dan digeser-

    geser untuk melepaskan pola.

    b. Pada bagian E, pelepasan pola hanya ditekan saja sehigga tebal dari bagian F lebih besar dari

    besar pola

    Sedangkan pada bagian D dan F hasil coran lebih kecil dari desain pola

  • a. Pada bagian D, berkurangnya ukuran hasil coran disebabkan karena bagian A dan B mengalami

    penambahan ukuran akibat penarikan pola sehingga mengurangi dimensi D

    b. Pada bagian F terjadi penyusutan yang mengurangi dimensi pola

    Pemecahan Masalah

    a. Pola harus diperhalus sehingga memudahkan pencabutan saat pembuatan cetakan. Dengan

    demikian perbesaran dimensi hasil coran akibat proses pencabutan dapat diminimalisir

    b. Pola yang tidak sesuai dengan desain pola sebaiknya diamplas lebih halus lagi supaya dimensi

    pola sesuai dengan dimensi pola

    c. Sebaiknya pasir lebih dipadatkan lagi agar ketika pelapisan pola tidak ada pasir yang rontok

    yang dapat mengakibatkan berubahnya ukuran rongga cetakan pasir

    d. Lebih berhati-hati dalam pencabutan pola dan ketika pencabutan pola, pasir diberi penahan

    diatasnya sehingga pasir tidak ikut tercabut bersama pola.

    e. Pelapis pola grafit yang diganti dengan pelapis yang mengandung magnesium karbonat sedikit

    memudahkan pencabutan pola namun belum maksimal. Sebaiknya mencari bahan pelapis lain

    yang bisa membuat pola mudah ketika dicabut

    2. Analisa Cacat Coran

    Sebelum Finishing

    a. Cacat Lubang Jarum

    Gambar 4. Cacat Lubang Jarum Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik

    Universitas Brawijaya

  • Ciri-ciri :

    Adanya bintik-bintik kecil pada permukaan benda kerja

    Penyebab :

    Terdapat gas hidrogen hasil reaksi kimia antara logam cair ke dalam cetakan pasir

    sehingga menyebabkan gelembung gas yang terperangkap saat penuangan logam cair

    ke dalam cetakan.

    Pemecahan Masalah :

    Sebaiknya sebelum melakukan penuangan logam cair ke dalam cetakan pasir, cetakan

    pasir tersebut harus dalam kondisi sepenuhnya kering agar tidak timbul gas hidrogen

    akibat reaksi kimia antara logam cair dengan air yang terkandung dalam cetakan pasir

    yang masih basah.

    b. Cacat Inklusi Pasir

    Gambar 4. Cacat Inklusi Pasir Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas

    Teknik Universitas Brawijaya

    Ciri-ciri

    Pada hasil cran terdapat inklusi pasir, hal ini dapat dilihat pasir yang ikut menempel

    pada permukaan hasil coran. Pada benda kerja ke II, cacat inklusi pasir berkurang

    daripada di benda kerja I

    Penyebab

  • Pada cacat inklusi pasir terjadi akibat besar butir pada pasir cetak yang dibuat terdiri

    dari pasir yang homogen dan memiliki ukuran butir yang besar sehingga pasir dapat

    ikut tercampur pada hasil coran

    Pemecahan Masalah

    Untuk mengatasi cacat tersebut adalah ketika hendak membuat pasir cetak memilik i

    pasir yang heterogen dan memiliki besar butir yang berbeda

    Sebelum penuangan rongga cetakan dibersihkan terlebih dahulu

    c. Cacat Sirip (Fin)

    Gambar 4. Cacat Sirip (Fin) Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik

    Universitas Brawijaya

    Ciri-ciri :

    Pada hasil coran terdapat cacat berbentuk seperti sirip. Cacat sirip ini lebih besar

    daripada cacat sirip pada coran I

    Penyebab :

    Pengambilan pola yang sulit diangkat sehingga pengambilan pola tersebut harus

    dilakukan dengan cara ditekan dan digoyang-goyangkan. Dengan cara pengambilan

    seperti itu dapat mengakibatkan pasir di sekitar dasar pola ikut terangkat dan

    meninggalkan lubang sehingga logam cair dapat masuk ke lubang. Hal tersebut dapat

    dilihat dari gambar kup drag yang mengeluarkan asap seusai penuangan logam. Hal

    itu membuktikan bahwa ada logam cair yang masuk ke celah anata belahan pola

    sehingga terbentuk sirip

  • Gambar 4. Kup dan drag yang terbakar Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik

    Universitas Brawijaya

    Pemecahan Masalah

    Permukaan pola dibuat sehalus mungkin

    Pemberian pelapis yang lebih merata agar pola mudah untuk diangkat

    d. Cacat Porositas

    Gambar 4. Cacat Porositas

    Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

    Ciri-ciri :

  • Pada permukaan hasil coran terdapat lubang- lubang akibat terperangkapnya

    gelembung udara sewaktu proses pembekuan logam cair. Cacat porositas pada coran

    II lebih sedikit dibandingkan dengan cacat coran I karena mengubah saluran langsung

    menjadi saluran pisah dan memindahkan riser di pinggir coran.

    Penyebab :

    Pada logam cair terdiri dari bermacam-macam jenis logam seperti Al, P, K dan lain-

    lain. Sehingga kecepatan penyusutannya berbeda-beda pula. Hal ini menyebabkan

    proses solidifikasinya terjadi secara tidak bersamaan, sehingga memungkinkan

    adannya udara yang terjebak saat solidifikasi

    Kandungan air dalam cetakan pasir awalnya 5 %. Namun pada saat penuangan tidak

    bisa dipastikan berapa kandungan air yang terkandung pada cetakan pasir. Kandunagn

    air yang tersisa tersebut dapat menyebabkan timbulnya gas, sehingga menimbulkan

    cacat porositas.

    Pemecahan Masalah :

    Penuangan logam sebaiknya dilakukan secepat mungkin setelah pembuatan cetakan

    pasir agar kandungan air dalam cetakan pasir dapat diketahui atau tidak begitu banyak

    berubah dari kadar air semula

    e. Cacat Penyusutan (Shrinkage)

    Gambar 4. Cacat Lubang Jarum Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas

    Teknik Universitas Brawijaya

    Ciri-ciri :

  • Adanya cekungan yang menjorok ke dalam pada permukaan coran

    Penyebab :

    Penyusutan dapat disebabkan karena perbedaan gradient suhu yang terlalu tinggi

    antara dinding dengan logam cair. Sehingga ketika logam cair mulai mengalami

    solidifikasi dan akhirnya mengalami penyusutan. Namun hal tersebut sudah diantisipas i

    dengan penambahan toleransi penyusutn desain pola.

    Walaupun demikian, seringkali besarnya penyusutan melebihi dari yang telah

    diprediksi pada desain pola. Hal tersebut disebabkan oleh komposisi logam yang

    memiliki titik lebur berbeda-beda sehingga waktu untuk solidifikasi juga berbeda. Waktu

    solidifikasi yang berbeda-beda mengakibatkan terperangkapanya udara di dalam coran.

    Udara yang terperangkap tersebut nantinya bisa diisi oleh logam cair, sehingga

    permukaan coran diatasnya berkurang

    Waktu penuangan yang lambat juga dapat mengakibatkan terjadinya solidifikas i

    dini pada logam yang telah dituang terlebih dahulu. Solidifikasi dini juga menyebabkan

    porositas.

    Pemecahan Masalah

    Penambahan riser sehingga tidak sampai terjadi penyusutan akibat kegagalan logam

    mengisi rongga cetakan

    Sebaiknya logam untuk pengecoran tidak terlalu banyak komposisi sehingga waktu

    solidifikasinya seragam

    Waktu penuangan harus cepat sesuai dengan pouring time

    Temperatur peleburan harus diatas titik lebur semua unsur logam paduan

  • f. Cacat Geser

    Gambar 4. Cacat Lubang Jarum Sumber : `Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik

    Universitas Brawijaya Ciri ciri :

    Terdapat pergeseran pola bagian atas sehingga ukuran dimensi menjadi tidak tepat

    Penyebab :

    Pelepasan pola yang sulit dengan cara menggoyang-goyang dan memukul pola

    menyebabkan bergesernya rongga cetakan

    Posisi kup dan drag yang tidak menempel dan terkunci sempurna membuat benda

    coran mengalami cacat geser.

    Pemecahan Masalah :

    Cermat dan teliti saat pembuatan cetakan

    Cermat pada saat pemasangan kup dan drag

    Pemberian pelapis yang lebih merata agar pelepasan pola menjadi mudah

  • g. Cacat Kekasaran Permukaan

    Gambar 4. Cacat Kekasaran Permukaan

    Sumber : `Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

    Ciri-ciri :

    Terdapat permukaan yang kasar pada benda coran

    Penyebab :

    Pemadatan cetakan kurang sehingga ada pasir yang rontok dan membuat permukaan

    benda cor menjadi kasar

    Kekuatan pasir cetak kurang karena pasir yang dipakai adalah pasir homogen

    sehingga ikatan anatar butir menjadi rendah

    Pemecahan Masalah :

    Pasir harus lebih dipadatkan

    Pola dibuat sehalus mungkin sehingga pola mudah untuk dicabut sehingga tidak ada

    pasir yang rontok dan membuat hasil coran menjadi kasar

    Pemberian pelapis pola lebih merata