PEMBAHASAN ANAPLASMOSIS

3
ANAPLASMOSIS Anaplasmosis merupakan penyakit infeksius yang tidak ditularkan secara kontak non contagious. Penyakit ini dapat ditularkan pada hewan ternak, namun penyakit ini le sering menyerang ternak sapi dan kerbau, yang dapat bersifat perakut sampai kronis. penyakit ini yaitu Anaplasma spp, yang biasa bersifat pathogen adalah Anaplasm Anaplasma marginaleyang dapat menyebabkan penyakit-penyakit High fever, Anemia, Bilirubinemia, Bilirubinuria lebih patogen dibandingkan dengan Anaplasma centr hewan yang dapat menjadi induk semang dari Anaplasma sp. kerbau, antelops, Elk, biso biri, kambing . Anaplasma sp. telah lama digolongkan kedalam protozoa, yang menyebabkan Tick-Borne Disease, tapi saat ini secara taksonomi Anaplasma sp. telah digolongkan ke dalam Rickettsia Angga, !""#$. KLASIFIKASI %ubclass & Riketsiaeia 'rdo & Riketsiaeida (amili & Riketsiae )enus & Anaplasma %pesies & Anaplasma sp. MORFOLOGI Anaplasma sp. berukuran kecil dan berbentuk bulat seperti bola mempunyai diameter " μ m dan berukuran +-! μ m terletak di pinggir atau di tengah eritrosit dalam satu eritrosit biasa satu Anaplasma sp., tetapi jika sudah dalam infeksi tingkat tinggi bisa mencapai empa sp. dalam satu eritrosit Angga, !""#$ PENYEBARAN DAN PENULARAN o nyamuk o lalat kuda ( Tabanus) dan o lalat kandang o aplak bertindak sebagai induk semang antara TAHAPAN DARI PENYAKIT Anaplasmosis dapat dibagi menjadi empat tahap& inkubasi, perkembangan, penyembuhan, d carrier. ahapan dan gejala terkait akan dijelaskan di bawah ini erle$& 1. Tahap inkubai

description

Anaplasmosis

Transcript of PEMBAHASAN ANAPLASMOSIS

ANAPLASMOSISAnaplasmosis merupakan penyakit infeksius yang tidak ditularkan secara kontak atau non contagious. Penyakit ini dapat ditularkan pada hewan ternak, namun penyakit ini lebih sering menyerang ternak sapi dan kerbau, yang dapat bersifat perakut sampai kronis. Agen penyakit ini yaitu Anaplasma spp, yang biasa bersifat pathogen adalah Anaplasma marginale Anaplasma marginale yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit High fever, Anemia, Bilirubinemia, Bilirubinuria lebih patogen dibandingkan dengan Anaplasma centrale, beberapa hewan yang dapat menjadi induk semang dari Anaplasma sp. kerbau, antelops, Elk, bison, unta, biri-biri, kambing. Anaplasma sp. telah lama digolongkan kedalam protozoa, yang menyebabkan Tick-Borne Disease, tapi saat ini secara taksonomi Anaplasma sp. telah digolongkan ke dalam Rickettsia (Angga, 2008).

KLASIFIKASISubclass : RiketsiaeiaOrdo : RiketsiaeidaFamili : RiketsiaeGenus : AnaplasmaSpesies : Anaplasma sp.

MORFOLOGIAnaplasma sp. berukuran kecil dan berbentuk bulat seperti bola mempunyai diameter 0,5 m dan berukuran 1-2 m terletak di pinggir atau di tengah eritrosit dalam satu eritrosit biasanya terdapat satu Anaplasma sp., tetapi jika sudah dalam infeksi tingkat tinggi bisa mencapai empat Anaplasma sp. dalam satu eritrosit (Angga, 2008)

PENYEBARAN DAN PENULARAN o nyamuk o lalat kuda (Tabanus) dan o lalat kandang o Caplak bertindak sebagai induk semang antara

TAHAPAN DARI PENYAKIT Anaplasmosis dapat dibagi menjadi empat tahap: inkubasi, perkembangan, penyembuhan, dan carrier. Tahapan dan gejala terkait akan dijelaskan di bawah ini (Zerle):1. Tahap inkubasiTahap inkubasi dimulai dengan adanya infeksi dari Anaplasma dan berlangsung hingga 1 % dari sel darah merah terinfeksi. Rata-rata inkubasi berkisar antara 3-8 minggu. Namun variasi dari inkubasi tergantung dari jumlah agen yang masuk ke dalam tubuh hewan.Setelah masuk kedalam tubuh hewan yang susceptible, parasit Anaplasma berreproduksi secara perlahan di dalam darah selama fase inkubasi. Selama periode ini, hewan tetap sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi. Setelah Anaplasma telah melakukan reproduksi selama beberapa kali akhirnya Anaplasma masuk ke dalam sel darah merah.2. Tahap perkembanganSelama tahap perkembangan, biasanya berkisar antara 4-9 hari, sebagian besar gejala klinis akan mulai terlihat. Tubuh hewan yang terinfeksi akan menghancurkan parasit, yang mana akan menghancurkan sel darah merah juga. Ketika sebagian besar dari sel darah merah hancur, hewan akan menunjukkan gejala klinis berupa anemia. Suhu tubuhnya juga naik hingga 40-41C, dan akan terjadi penurunan produksi susu yang drastis pada sapi yang dalam masa laktasi.Setelah terlihat gejala anemia, hewan yang telah terinfeksi anaplasmosis akan menjadi lemah (lethargi) dan performanya akan tertinggal dari kawanannya. Menolak untuk makan atau minum air. Kulit disekitar mata, moncong, bibir, dan puting susu akan pucat. Kemudian hewan akan menunjukkan gejala konstipasi, penurunan berat badan yang cepat dan yellowtinged skin. Hewan akan mudah jatuh dan sulit untuk bangkit kembali. Ternak yang terinfeksi Anaplasma akan mati atau dapat pulih pada 1-4hari setelah gejala klinis pertama terlihat.Sebagai aturan umum, kecuali ternak terinfeksi yang dapat terdeteksi selama awal dari tahap perkembangan, mereka tidak harus dirawat. Ada dua alasan utama untuk praktek ini. Pertama, jika hewan dipaksa untuk bergerak kemungkinan akan mati karena anoxia (kekurangan oksigen). Kedua, perawatan antibiotik akan tidak mempengaruhi hasil dari penyakit ketika diberikan selama perkembangan akhir atau tahap penyembuhan.3. Tahap penyembuhanTernak yang dapat bertahan dari gejala klinis kehilangan berat badan, abortus dan pulih secara perlahan selama 2 atau 3 bulan, hal ini dikenal sebagai tahap penyembuhan, yang berlangsung hingga kadar darah kembali normal. Pada tahap ini terjadi peningkatan sel darah merah (eritripoiesis) di pembuluh darah perifer, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan kadar hemoglobin dan tingginya total sel darah putih.Sapi dari segala umur dapat terinfeksi anaplasmosis, tapi tingkat keparahan penyakit meningkat sebanding dengan umur. Anak sapi di bawah umur 6 bulan jarang menunjukkan tanda-tanda yang cukup untuk menunjukkan bahwa mereka terinfeksi. Sapi dengan umur 6 bulan - 3 tahun akan menunjukkan peningkatan gejala penyakit, dan lebih banyak terjadi kematian seiring bertambahnya umur. Setelah 3 tahun, 30-50% sapi dengan anaplasmosis klinis akan mati jika tidak diobati.4. Tahap carrierKecuali dengan pengobatan yang memadai, ternak yang pulih dari anaplasmosis akan tetap menjadi carrier selamanya. Selama tahap carrier, ternak tidak akan menunjukkan gejala klinis yang terkait dengan infeksi dari Anaplasma. Carrier kemungkinan kecil dapat terinfeksi anaplasmosis untuk yang kedua kalinya, namun, carrier dapat menjadi sumber infeksi bagi kawanannya.

TERAPI DAN PENCEGAHAN Ternak yang sakit harus segera diisolasi yang kemudian diobati dengan obat obatan misalnya arrycyl, paludrine, sodium cacodylate, mercuro chrome dan lain-lain. Selain itu dapat dilakukan penyuntikan dengan antibiotika seperti terramisin, chlortetrasiklin. Pengobatan hendaknya dibawah pengawasan dokter hewan. Pengobatan tidak akan terlaksana dengan baik tampa disertai usaha-usaha pencegahan yang diarahkan terhadap pemberantasan caplak dan ekstoparasit lainnya secara teratur. Pemberantasan serangga vektor tersebut dapat dilakukan dengan insectisida. Sanitasi kandang dan kebersihan lingkungan sekitar kandang agar tidak menjadi sarang serangga vektor. Tindakan pencegahan lainnya dapat dilakukan vaksinasi di daerah-daerah yang sering terjangkit penyakit tersebut. Ternak sapi yang telah sembuh dari anasplasmosis masih dapat bertindak sebagai penyebar penyakit (carrier).

Reference: Angga Yuka Alta Nasution. 2008. Parasit Darah Pada Ternak Sapi Dan Kambing Di Lima Kecamatan, Kota Jambi. Bogor. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian BogorIssued in furtherance of Cooperative Extension Work in Agriculture and Home Economics, Acts of Congress, in cooperation with the United States Department of Agriculture. Zerle L. Carpenter, Director, Texas Agricultural Extension Service, The Texas A&M University System.