pembahasan evapotranspirasi

31
Laporan Praktikum Acara 6 “EVAPO-TRANSPIRASI” (disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Tumbuhan) Oleh : Kelompok 8 1. Indra Sahfriana 090210103009 2. M. Abdullah Kamal 090210103047 3. Siska Suryaning 090210103057 4. Rizkhi Eka 090210103067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

description

pembahasan evapotranspirasi

Transcript of pembahasan evapotranspirasi

Page 1: pembahasan evapotranspirasi

Laporan Praktikum Acara 6

“EVAPO-TRANSPIRASI”

(disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Tumbuhan)

Oleh :

Kelompok 8

1. Indra Sahfriana 090210103009

2. M. Abdullah Kamal 090210103047

3. Siska Suryaning 090210103057

4. Rizkhi Eka 090210103067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2011

Page 2: pembahasan evapotranspirasi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi tidak hanya tersusun dari lautan dan dan daratan saja. Kita tahu

bahwa di daratan, tidak hanya hewan yang hidup namun juga tumbuhan.

Tumbuhan dalam hidupnya selalu melakukan trasnpirasi, yakni proses

kehilangan air dari dalam tubuh tumbuhan dalam bentuk upa air. Uap air ini

akan menuju atmosfer dan ikut andil dalam sikuls air di bumi.

Namun ternyata tidak hanya tumbuhan yang mengalami penguapan air,

tetapi juga tanah, air dalam tanah dapat bergerak ke atmosfer dalam bentuk

auap air dan ikut andil dalam siklus air. Kedua proses evaporasi tanah dan

transpirasi tumbuhan, dapat kita sebut dengan evapotranspirasi.

Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan

bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana

air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air

tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor

removal). Evaporai terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau,

sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi

adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut

dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada

transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya

melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hamper semua air yang

diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya

sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman. Dalam bahasan kali ini kami akan

mengulas dan membuktikan bahwa evapotranspirasi memang terjadi di alam

sekitar kita.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari Evapotranspirasi?

1.2.2 Bagaimana proses evapotranspirasi dapat terjadi?

Page 3: pembahasan evapotranspirasi

1.2.3 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi evapotranspirasi?

1.2.4 Mengapa evapotranspirasi harus terjadi?

1.2.5 Apa peranan evapotranspirasi bagi tumbuhan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari Evapotranspirasi

1.3.2 Untuk mengetahui proses evapotranspirasi dapat terjadi

1.3.3 Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

evapotranspirasi

1.3.4 Untuk mengetahui alasan evapotranspirasi harus terjadi

1.3.5 Untuk mengetahui peranan evapotranspirasi bagi tumbuhan

Page 4: pembahasan evapotranspirasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Air Tanaman

Air adalah bahan yang paling penting untuk kelangsungan kehidupan di

permukaan bumi. Secara ekologi maupun fisiologi air telah menentukan

penyebaran pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Murdiyarso,

1991).Doorenbos dan Pruitt (1976) mendefinisikan kebutuhan air tanaman

sebagai tinggi air yang dibutuhkan untuk mengimbangi kehilangan air melalui

evapotranspirasi tanaman sehat, tumbuh di lahan yang luas pada kondisi air tanah

dan kesuburan tanah tidak dalam keadaan terbatas serta dapat mencapai produksi

potensial pada lingkungan pertumbuhannya. Sedangkan Sasrodarsono dan Takeda

(1978) menyatakan bahwa kebutuhan air disebut juga evapotranspirasi. Dengan

mengabaikan jumlah air yang digunakan dalam kegiatan metabolisme maka

evapotranspirasi dapat disamakan dengan kebutuhan air tanaman.

Kebutuhan tanaman terhadap air untuk setiap fase pertumbuhan akan

berbeda, baik dalam satu jenis tanaman atau antar jenis. Sehingga sensitivitas

terhadap cekaman air juga akan berbeda-beda bagi setiap fase. Kekeringan atau

cekaman air akan terjadi pada saat kebutuhan air salah satu fase tidak

tercukupi.Menurut penelitian de Bruyn dan de Jager (1978) dalam Turyanti

(1995), pada tanaman pangan secara umum fase yang paling sensitif terhadap

cekaman air adalah fase pembungaan sekitar 70-92 hari setelah tanam, sedangkan

khusus untuk tanaman jagung sekitar 70-81 hari setelah tanam. Pada tanaman

kacang-kacangan, fase yang peka terhadap cekaman air adalah pada fase

pengisian polong.

Page 5: pembahasan evapotranspirasi

Penurunan kandungan air pada tanaman akibat cekaman air akan menyebabkan

hilangnya tekanan turgor, layu, terhentinya perbesaran sel, penutupan stomata dan

penurunan laju fotosintesis. Jika hal ini terus berlanjut akan menyebabkan

kematian bagi tanaman karena protoplasma tanaman akan hancur (Murdiyarso,

1991).

Namuco dan Ingram (1989) dalam Turyanti (1995) mengatakan bahwa stress

lingkungan, terutama air dan suhu, menyebabkan perubahan yang menggangu

kandungan air dalam biji dan menghasilkan penyusutan biji, pemudaran,

perusakan pematangan sehingga kualitas biji/bulir menurun. Penurunan hasil

produksi akan bergantung pada tingkat, lama dan intensitas stress air yang dialami

oleh tanaman dalam suatu periode pertumbuhannya. Periode kering yang disertai

oleh tidak adanya air efektif sehingga kedalaman tanah satu meter akan

menyebabkan penurunan hasil hingga nol.

De Datta (1971) dalam Zadry (1984) melaporkan bahwa untuk tanaman

padi keadaan air tanah yang optimum untuk mencapai produksi yang tinggi adalah

antara kapasitas menahan air maksimum dengan kapasitas lapang. Bila tegangan

air tanah kurang dari kapasitas lapang, maka produksi akan turun.

Ketersediaan Air Bagi Tanaman

Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori di antara padatan tanah. Jika

tanah dalam keadaaan jenuh air, semua ruang pori akan terisi oleh air. Dalam

keadaan ini jumlah air yang disimpan dalam tanah merupakan jumlah air

maksimum disebut kapasitas penyimpanan air maksimum (Islami dan Utumo,

1995). Nilai kapasitas simpan ini tergantung pada jenis tanah dan zona perakaran.

Kadar air tersedia berbeda-beda untuk setiap tekstur tanah. Tanah yang bertekstur

pasir mempuanyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap atau

menahan air dan unsur hara. Sedangkan tanah yang bertekstur liat mempunyai

luas permukaan yang besar sehingga kemampuan tanah untuk menahan air dan

menyediakan unsur hara tinggi (Islami dan Utumo, 1995).

Page 6: pembahasan evapotranspirasi

Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang

menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik

gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh

akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada

suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga

tanaman menjadi layu (titik layu permanen).

Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut

total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas

minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap

tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk

berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di

lapangan (Benami dan Offen, 1984 dalam Yanwar , 2003).Kandungan air antara

kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available Water).

Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi oleh

iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman

(Raes,1988)

Evapo-transpirasi adalah air yang hilang berupa uap air akibat terjadinya

peguapan oleh tanah dan penguapan melalui aktivitas tumbuhan tanah dan

penguapan melalui aktivitas tumbuhan (Transpirasi). Dalam ekonomi air evapo-

transpirasi ini memegang peranan yang cukup penting. Evaporasi dan transpirasi

merupakan suatu prosees kehilangan air dari tanah dan tanaman, tetapi keduanya

melalui jalur yang berbeda, namun demikian dapat dihitung sebagai suatu besaran.

Evaporasi dan transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam

ataupun dari lungkungan . Besarnya transpirasi yang berlangsung dalam satuan

waktu tertentu sulit dilakukan, karena mempunyai faktor yang tidak terukur.

Faktor itu misalnya Pada tanaman, faktor dalam yang mempengaruhi diantaranya

adalah banyak sedikitnya daun, banyak sedikitnya stomata, tersedianya air pada

tanah, luas daun tanaman, posisi letak daun, dan kegiatan fisiologis lainnya serta

kemampuan tanaman dalam proses Evaporasi. Sedangkan faktor luar diantaranya

suhu, cahaya, kelembapan, fluktuasi faktor cuaca dan tanah. Pada tanah faktor

Page 7: pembahasan evapotranspirasi

yang mempengaruhi besar kecilnya evapotranspirasi antara lain struktur tanah,

kandungan air dalam tanah, ada tidaknya tanaman yang menempati lahan, dan

lain-lain.

Umumnya air yang masuk ke dalam tanah dan tumbuhan akan hilang melalui

proses penguapan, dan hanya 2 % air yang diserap oleh akar akan dipakai

membentuk lebih banyak materi tumbuhan. Pada prinsipnya, air akan

meninggalkan tumbuhan melalui tiga cara, diantaranya melalui proses Transpirasi,

yaitu bagian yang paling mendiominasi dari penguapan air atau evaporasi. Dalam

daun air akan diuapkan dari dinding sel keruang antar sel. Dari sini didifusikan

keluar ke udara melalui lubang kecil di daun yang disebut stomata atau mulut

daun. Stomata – stomata ini akan terbuka pada siang hari dan menutup pada

malam hari. Fungsi utama stomata ini adalah untuk proses pertukaran gas antara

tumbuhan dan udara.

Jenis tumbuhan yang berbeda memerlukan jumlah air yang berbeda pula untuk

pertumbuhannya perbandingan antara produktivitas bersih dengan air yang di

transpirasikan merupakan efisiensi transpirasi dari tumbuhan. Biasanya

dinyatakan sebagai berat air yang ditranspirasikan dalam gram untuk

menghasilkan 1 gram berat organik kering. Misalnya efisiensi transpirasi dari

gandum adalah 507, kentang 408, dan tanaman di daerah kering adalah 250

(Pramudia, A.1989).

Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama disebut

evapotranspirasi atau kebutuhan air. Jika air yang tersedia dalam tanah cukup

banyak maka evapotranspirasi itu disebut evapotranspirasi potensial. Mengingat

faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi itu banyak dan lebih sulit

daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya evapotranspirasi

tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi evapotranspirasi adalah faktor

dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan

proses yang penting dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka telah banyak

jenis dan cara penentuannya yang telah diadakan.

Page 8: pembahasan evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah jumlah dari beberapa unsur seperti terlihat dalam

persamaan matematik dibawah ini.

ET = T + It + Es + Eo

Keterangan :

T   : Transpirasi

It : Intersepsi total

Es : Evaporasi dari tanah, batuan dan jenis permukaan lainnya

Eo : Evaporasi permukaan air terbuka seperti sungai, danau dan waduk

Untuk tegakan hutan Eo dan Es biasanya diabaikan dan ET = T + It. Bila unsur

vegetasi diabaikan maka ET = Es.

Evaporasi tanah (Es) adalah penguapan air langsung dari tanah mineral. Nilai Es

kecil dibawah tegakan hutan karena serasah dan tumbuhan menghalangi radiasi

matahari mencapai permukaan tanah mineral hutan dan mencegah gerakan udara

di atasnya. Es bertambah besar dengan makin berkurangnya tumbuhan dan jenis

penutup tanah lainnya.

Melalui proses transpirasi, vegetasi mengendalikan suhu agar sesuai dengan yang

diperlukan tanaman untuk hidup. Pada tingkat yang paling praktis, perhitungan

pemakaian air oleh vegetasi dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk memilih

jenis tanaman (pertanian) yang dapat tumbuh dengan baik di bawah kondisi curah

hujan yang tidak menentu. Perhitungan keperluan air irigasi untuk suatu tanaman

juga didasarkan pada besarnya evaportanspirasi vegetasi yang akan ditanam.

Faktor-faktor Penentu evapotranspirasi

Page 9: pembahasan evapotranspirasi

Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi besarnya

evapotranspirasi, maka evapotranspirasi perlu dibedakan menjadi evapotranspirasi

potensial (PET) dan evapotranspirasi aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh

faktor-faktor meteorologi, sementara AET lebih dipengaruhi oleh faktor fisiologi

tanaman dan unsur tanah. Uraian tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap

evapotranspirasi akan lebih ditekankan pada pengaruh faktor- faktor  tersebut

pada PET.

Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi PET adalah radiasi panas matahari

dan suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara umum besarnya PET akan

meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari, kelembaban, dan kecepatan angin

bertambah besar.

Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah melalui proses fotosíntesis.

Dalam mengatur hidupnya tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-

batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas (daun)

dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap vegetasi

yang bersangkutan.

Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara langsung berkaitan dengan

intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Namun demikian perlu dikemukakan

bahwa suhu yang akan mempengaruhi PET adalah suhu daun dan bukan suhu

udara disekitar daun(Allen, G. R, L. S. Pereira, D. Raes dan M. Smith. 1998).

Pengaruh angin terhadap PET adalah melalui mekanisme dipindahkannya uap air

yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar

pula laja evapotranspirasi yang dapat terjadi. Dibandingkan dengan pengaruh

radiasi panas matahari, pengaruh angin terhadap laju ET adalah lebih kecil.

Terbukanya stomata daun juga dianggap sebagai faktor dominan untuk

berlangsungnya ET. Ketika stomata daun terbuka, laju transpirasi ditentukan oleh

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi, demikian seterusnya

sampai stomata daun setengah tertutup. Pada keadaan ini tampak bahwa pengaruh

Page 10: pembahasan evapotranspirasi

fisiologi tanaman terhadap ET adalah dominan. Namur demikian proses terbuka

dan tertutupnya stomata ditentukan oleh faktor iklim terutama lama waktu

penyinaran (suhu udara). Suhu udara dapat mempengaruhi kecepatan membuka

dan menutupnya stomata. Sementara kelembaban disekitarnya membantu

memperpanjang lama waktu stomata tersebut terbuka. Hal inilah yang

menyebabkan proses ET terjadi terutama pada siang hari dan berkurang secara

drastis pada malam hari(Murdiyarso, Daniel. 1991).

Kelembaban tanah juga mempunyai peran untuk mempengaruhi terjadinya

evapotranspirasi. Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan

sedang tidak kekurangan suplai air. Dengan kata lain evapotranspirasi potensial

berlangsung ketika kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting point

dan field capacity.

Pengukuran Evapotranspirasi

1. Panci Evaporasi

Teknik pengukuran ET paling sederhana adalah dengan menggunakan Panci

untuk mendapatkan angka indeks potensial evapotranspirasi. Cara perhitungan ini

memerlukan statu angka koefisien yang harus dievaluasi tingkat ketepatannya.

PET = CeEp

Keterangan :

Ce  = angka koefisien panci

Ep  = evaporasi panci (mm/hari)

Standar panci yang umum digunakan adalah Panci Evaporasi klas A dengan

ukuran diameter 122 cm dan kedalaman 25 cm. Dalam pemakaiannya kedalaman

air dipertahankan antara 18 hingga 20 cm dan pengukuran dilakukan secara luas

untuk memprakirakan besarnya evaporasi danau atau badan air lainnya dengan

Page 11: pembahasan evapotranspirasi

angka koefisien (Ce) ditentukan antara 0,50 hingga 0,80. Angka koefisien panci

tahunan rata-rata yang biasa digunakan adalah 0,70 hingga 0,75, terutama untuk

tempat-tempat yang Belum pernah digunakan sebagai tempat percobaan(Usman.

1996).

Page 12: pembahasan evapotranspirasi

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Acara : Evapo-transpirasi

3.2 Waktu dan Tempat : Rabu, 09 November 2011; Laboratorium Biologi

3.3 Alat dan Bahan

Alat:

1. Bak plastik dengan ukuran tertentu

2. Timbangan

Bahan:

1. Tanah

2. Air

3.4 Cara Kerja

Mengisi bak plastik dengan tanah yang telah ditumbuhi oleh suatu vegetasi tertentu

Menyiram vegetasi yang telah stabil dengan sejumlah air tertentu

Menimbang pada kondisi setelah penyiraman tadi

Menimbang kembali setelah seperempat atau setengah jam kemudian

Page 13: pembahasan evapotranspirasi

Membandingkan percobaan dengan bak yang hanya diisi oleh tanah yang diambil dari tempat yang sama dengan percobaan diatas

Mengambil percobaan dari percobaan tersebut

Page 14: pembahasan evapotranspirasi

BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Variabel Berat Perlakuan Berat Selisih

Tanah dan

Tumbuhan+Air

597,4 gram Dibiarkan 15

menit

592,6 gram 4,8 gram

Kontrol Tanah

+Air

466,5 gram Dibiarkan 15

menit

466,5 gram 0

Ket: evapotranspirasi tidak terjadi dikarenakan air dalam kontrol tanah tidak

berkurang.

4.2 Pembahasan

Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan.

Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda, tergantung dari

kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Transpirasi dan evaporasi

dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi atau kebutuhan air.

Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut

evapotranspirasi potensial. Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi

evapotranspirasi itu banyak dan lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi

evaporasi maka banyaknya evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti.

Akan tetapi evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air

dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi.

Page 15: pembahasan evapotranspirasi

Oleh sebab itu maka telah banyak jenis dan cara penentuannya yang telah

diadakan.

Praktikum kami kali ini adalah mengenai evapotranspirasi, dimana tujuan

kami melakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui apa itu evapotransporasi,

bagaimana evapotranspirasi dapat terjadi, factor apa yang mempengaruhi

evapotranspirasi dan peranan apa yang dimiliki evapotranspirasi pada tanaman.

Pada percobaan kali ini kami memakai sampel tanah gedung biologi fakultas

FKIP universitas Jember dan tumbuhan yang ada disekitarnya, mula-mula kami

mengambil tanah dan disiran air, kemudian ditimbang beratnya. Lau tanah

tersebut kami biarkan selama 15 menit. Dilain pihak, kami juga mengambil tanah

dan tumbuhan, kami siram air dan kami timbang beratnya, lalu sama seperti tanah

di atas, kami biarkan 15 menit. Setelah 15 menit, berat dari tumbuhan dan tanah

yang kami cobakan mengalami penurunan yakni sekitar 4,8 gram, sedangkan

tanah setelah 15 menit, ditimbang, memiliki berat yang tetap. Hal ini berarti tidak

ada pengurangan air dari tanah pertama.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan, dapat dikatakan

bahwa tumbuhan yang ada pada tanah menunjukkan penurunan berat, yang berarti

selisih berat tersebut merupakan berat air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan.

Kita tahu bahwa tumbuhan melakukan transpirasi, selama tumbuhan itu hidup.

Transpirasi sendiri merupakan hilangnya air dalam bentuk uap air dari batang dan

daun tumbuhan hidup. Jumlah yang mengalami penguapan air dari batang

sangatlah sedikit, kehilangan air terbesar dari proses transpirasi terjadi melalui

daun(Lakitan, Benyamin. 2010).

Namun dalam praktikum kali ini evaporasi tidak terjadi, karena tanah yang

kami beri air dan kami biarkan selama 15 menit, tidak menunjukkan pengurangan

berat sama sekali, hal ini berarti pada tanah perlakuan kami tidak terjadi

evaporasi.

Page 16: pembahasan evapotranspirasi

Evaporasi sendiri merupakan proses perubahan molekul di dalam keadaan

cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air)( Nasir,

A.2002).

Keadaan ini dapat terjadi, karena pada saat itu, cuaca mendung dan gerimis,

sehingga kelembaban tinggi, dan cahaya matahari sedikit, akibatnya air dalam

tanah yang kami beri perlakuan tidak mengalami penguapan ke udara dalam

bentuk uap air. Evaporasi sendiri dapat terjadi apabila air dari dalam tanah

menguap ke udara dalam bentuk uap air dan disertai pula oleh air yang menguap

dari dalam tubuh tumbuhan akibat transpirasi yang terjadi, sehingga total jumlah

evapotranspirasi atau total jumlah air yang dievaporasikan adalah jumlah air yang

ditranspirasikan dan jumlah air yang dievaporasikan.

Namun dalam praktikum kali ini, yang kami dapatkan hanya jumlah air yang

ditranspirasikan oleh tumbuhan, sehingga percobaan kami kali ii mengenai

evapotranspirasi adalah gagal.

Proses evapotranspirasi sendiri dapat terjadi karena dipengaruhi oleh

beberapa factor, seperti: faktor-faktor meteorologi, faktor fisiologi tanaman dan

unsur tanah. Factor meteorology seperti :

Radiasi panas matahari

Pengaruh radiasi panas matahari adalah melalui proses fotosíntesis. Dalam

mengatur hidupnya tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-

batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas

(daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari

terhadap vegetasi yang bersangkutan (Chang, J. H. 1974). Selain itu,

radiasi panas matahari dapat mempercepat proses evaporasi atau

menguapnya air tanah dari dalam tanah yang bersangkutan, karena

semakin banyak intensitas radiasi panas matahari, maka kelembaban di

lingkungan berkurang adan air dalam tanah akan lebih mudah menguap

dari dalam tanah ke udara dalam bentuk uap air.

Page 17: pembahasan evapotranspirasi

Suhu

Intensitas cahaya matahari yang terus-menerus dapat meningkatkan suhu

lingkungan dan menurunkan kelembaban lingkungan, sehingga proses

transpirasi dari dalam tumbuhan akan semakin cepat berlangsung (untuk

tumbuhan, proses transpirasi yang terjadi akibat peningkatan suhu

lingkungan ditujukan untuk pendinginan organ-organ tumbuhan yakni

dengan jalan meningkatkan kelembaban di sekitar lingkungan tumbuhan)

Kelembaban atmosfer

kelambaban sangat berperan penting dalam hal evapotranspirasi, karena

kelembaban yang tinggi akan menghambat proses evapotranspirasi,

sedangkan apabila kelembaban rendah maka proses evapotransporasi akan

berjalan sangat cepat.

Angin

Pengaruh angin adalah melalui mekanisme dipindahkannya uap air yang

keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar

pula laju evapotranspirasi yang dapat terjadi.

Ketersediaan air dalam tanah

Ketersediaan atau daya tampung air dalam tanah, dapat menjadi factor

yang sangat menentukan berapa banyak air yang dapat

dievapotranspirasikan baik oleh tanaman, maupun oleh tanah.

Tekanan Udara

Ketinggian suatu tempat

(Yanwar, M. J. P. 2003)

Page 18: pembahasan evapotranspirasi

Selain itu terdapat pula factor-faktor dalam tanaman yang mempengaruhi proses

evapotranspirasi yang terjadi:

Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi

a. Penutupan stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata

karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit

transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih

lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air

ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata

Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata

dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.

b. Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi

oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit

terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata

c. Jumlah daun. Makin luas daerah permukaan daun, makin besar

evapotranspirasi.

d. Penggulungan atau pelipatan daun. Banyak tanaman mempunyai

mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi

apabila persediaan air terbatas

e. Membuka dan menutupnya stomata. Membuka dan menutupnya

stomata berpengaruh terhadap proses transpirasi karena semakin lebar

membukanya stomata maka semakin besar kemungkinan terjadinya proses

penguapan air dari daun tumbuhan. Membuka dan menutupnya stomata

tersebut dipengaruhi oleh cahaya matahari, adanya kalium, klorida, asam

malat, asam absisat, konsentrasi CO2 , dan kekurangan air.

(Usman. 1996)

Dalam hal ini peranan evapotranspirasi adalah penting bagi tanaman,

yakni berhubungan erat dengan ketersediaan air bagi tanaman. Kita tahu bahwa

Page 19: pembahasan evapotranspirasi

air merupakan nutrisi yang sangat penting bagi tanaman, evapotranspirasi yang

berlebihan di komunitas tanaman, dan ketersediaan air yang tidak banyak, dapat

mengancam kelangsungan hidup komunitas tanaman yang ada, karena tumbuhan

tidak dapat menyerap air dalam bentuk uap air. Sehingga tumbuhan kekurangan

air, dan tumbuhan dapat menjadi layu. Namun pada beberapa jenis tumbuhan

yang hidup di daerah dengan suhu, yang ekstrem dan keadaan tanah yang tidak

dapat menyimpan air terlalu banyak, telah beradaptasi dengan baik, sehingga

kekurangan air dari tumbuhan akibat evapotranspirasi dapat dihindarkan.

Page 20: pembahasan evapotranspirasi

BAB 5. KESIMPULAN

Evapo-transpirasi adalah air yang hilang berupa uap air akibat terjadinya

peguapan oleh tanah dan penguapan melalui aktivitas tumbuhan tanah dan

penguapan melalui aktivitas tumbuhan (Transpirasi). Dalam ekonomi air

evapo-transpirasi ini memegang peranan yang cukup penting. Evaporasi

dan transpirasi merupakan suatu prosees kehilangan air dari tanah dan

tanaman, tetapi keduanya melalui jalur yang berbeda, namun demikian

dapat dihitung sebagai suatu besaran

Proses evapotranspirasi dapat terjadi melalui proses penguapan air dari

dalam tanah menjadi uap air di dalam atmosfer dan prose penguapan air

dalam bentuk uap air dari dalam tumbuhan

Factor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah: factor

meteorology : radiasi panas matahari , Suhu, kelembaban atmosfer, Angin,

Ketersediaan air dalam tanah, Tekanan Udara, Ketinggian suatu tempat.

Factor tanaman: Penutupan stomata, Jumlah dan ukuran stomata, Jumlah

daun, Penggulungan atau pelipatan daun, Membuka dan menutupnya

stomata.

evapotranspirasi adalah penting bagi tanaman, yakni berhubungan erat

dengan ketersediaan air bagi tanaman. Semakin banyak evapotranspirasi

yang terjadi namun tidak diimbangi dengan ketersediaan air dalam tanah,

maka dapat membahayakan kelangsungan hidup suatu vegetasi yang

bersangkutan

Page 21: pembahasan evapotranspirasi

DAFTAR PUSTAKA

Allen, G. R, L. S. Pereira, D. Raes dan M. Smith. 1998. Crop Evapotranspiration; Guidelines for Computing Crop Water Requirements. Irrigation and Drainage Paper 56. FAO: Rome.

Boer, R., Irsal Las, dan Ahmad Bey. 1990. Metode Klimatologi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIIPA IPB: Bogor.

Chang, J. H. 1974. Climate and Agricultur: an Ecological Survey. Third Edition. University of Hawai. ALDINE publishing Company: Chicago.

Doorenbos, R.J. dan W.O. Pruit. 1976. Agrometeorological Field Station Irrigation and Drainage Paper no 27. FAO: Rome.

Haan, C. T. 1977. Statistical Method in Hydrology. The Iowa State University Press: Ames.

Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. PT. Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.

Islami, Titiek dan W. H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press: Semarang.

Jackson, I. J. 1977. Climate,Water, and Agriculture in Tropik. Longman: London.

Lakitan, Benyamin. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia

Murdiyarso, Daniel. 1991. Hubungan Air Tanaman; Kapita Selekta Dalam Agrometeorologi: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sasrodarsono, S. dan K. Takeda. 1978. Hidrologi Untuk Pengairan. PT. Pradnya

Paramita: Jakarta.

Tim Pembina Ekologi Tumbuhan. 2011. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.

Unej: Jember

Turyanti, Ana. 1995. Sebaran Indeks Kekeringan Wilayah Jawa Barat. Skripsi.

Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB: Bogor.

Page 22: pembahasan evapotranspirasi

Usman. 1996. Analisis Kepekaan Beberapa Metode Pendugaan Evapotranspirasi

Terhadap Perubahan Iklim. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB: Bogor.

Yanwar, M. J. P. 2003. Teknik Irigasi Permukaan. Diktat Kuliah. Program Stuudi Teknik Pendayagunaan Lahan dan Air. Fateta: IPB.

Zadry. 1984. Evaluasi Terhadap Kekeringan Bagi Landras Padi Gogo. Tesis. Pasca Sarjana: IPB