Pembahasan

download Pembahasan

of 13

description

Pembahasan Makalah Pancasila

Transcript of Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah. Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia sekaligus sebagai pandangan hidup. Pancasila dalam hal ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat khususnya pada hal ini sebagai sudut pandang dalam paradigma pembangunan dan pembentukan karakter. Pancasila dalam bagian-bagiannya terdapat nilai-nilai yang terkandung pada setiap baginannya tersebut, nilai-nilai inilah yang dijadikan sebagai pedoman, tolak ukur, dasar dan kerangka acuan dalam segenap aspek pembangunan dan pembangunan karakter. Tujuan dari penggunaan Pancasila sebagai dasar atau tolak ukur dalam pembangunan tentunya bertujuan agar arah pembangunan jelas dan tepat sasaran sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang diinginkan dari adanya pembangunan tersebut adalah berupa kemajuan disegenap aspek kehidupan manusia karena pada periode sebelumnya yaitu orde baru yang berlangsung selama 32 tahun tidak menunjukan adanya kemajuan dalam bidang atau aspek kehidupan manusia khususnya aspek kehidupan manusia atau individu Indonesia. Hal ini menunjukan adanya kegagalan dalam program pembangunan pada saat itu dimana pada periode yang cukup lama pemerintah tidak dapat mewujudkan peningkatan pada setiap bidang yang mencakup aspek kehidupan masyarakatnya atau rakyatnya serta ditambah dengan karakter individu atau masyarakat yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila Pancasila. Dengan berpandangan pada hal tersebut, maka pada sangat diharapkan pada setiap komponen negara untuk selalu berpedoman, berdasar, beracuan dan bertolak ukur pada Pancasila agar apa yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembangunan tersebut dapat tercapai.

1

2. Tujuan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah : Agar pembaca pada umunya dan penyelenggara negara pada khususnya dapat mengetahui pentingnya Pancasila sebagai dasar atau acuan atau tolak ukur dalam pembangunan pada bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia Indonesia termasuk pada pembentukan karakter bangsa atau individu. 3. Rumusan Masalah. Sesuai dengan penjelasan pada latar belakang masalah dan tujuan penulisan makalah, maka rumusan masalahnya adalah : Dengan dijadikannya Pancasila sebagai dasar atau tolak ukur dalam pembangunan, maka hal-hal apa saja yang akan berubah dari sebelumnya pada setiap bidang pembangunan ketika Pancasila digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pembangunan tersebut ?

2

BAB II PEMBAHASAN

Paradigma dikemukakan pertama kali oleh Thomas Khun yang pada awalnya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan, ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan pada waktu tertentu didominasi oleh paradigma. Paradigma merupakan pandangan dasar para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma mengandung sudut pandang dan kerangka acuan. Pada pengembangan selanjutnya istilah paradigma berkembang tidak hanya pada bidang ilmu pengetahuan tetapi bidang lainnya seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Pengertian paradigma juga mengalami perkembangan dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolak ukur, parameter, arah dan tujuan.

1.1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan. Pancasila sebagai paradigma pembangunan berarti nilai-nilai secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan serta menjadi tolak ukur setiap aspek pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya pengakuan Bangsa Indonesia yang mengakui Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Adapun hakekat manusia menurut Pancasila adalah mahluk monopluralis yaitu mono yang dimaksud adalah bangsa Indonesia dan pluralis adalah masyarakat majemuk atau beraneka ragam seperti agama, suku bangsa, bahasa daerah, adat istiadat dan kebudayaan yang artinya manusia berbangsa satu Indonesia yang didalamnya memiliki berbagai keberagaman. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut : Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga, Sifat kodrat manusia adalah individu dan sosial, Kedudukan kodrat manusia adalah sebagai mahluk pribadi dan mahluk Tuhan.

3

Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan manusia secara totalitas yiatu, sebagai upaya untuk meningkatkan harkat martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial dan ketuhanan. Pembangunan diharapkan mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia melalui pembangunan diberbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Adapun pembangunan yang dimaksud meliputi pembangunan pada bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan. Pembangunan merupakan usaha sadar dan terencana yang merupakan pengamalan Pancasila. Terciptanya kualitas manusia Indonesia yang maju dalam suasana tentram dan sejahtera baik lahir maupun batin, dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila, serta dalam suasana kehidupan yang seimbang dan selaras dalam kehidupan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan yang dalam agama Hindu dikenal dengan ajaran Tri Hita Karana. Dengan adanya pembangunan diharapkan dapat meningkatkan : Kualitas manusia Indonesia yang maju yang meliputi : Aspek pribadi, Aspek kemasyarakatan, Aspek ekologi, Aspek kewarganegaraan, Aspek kekaryaan. Kualitas masyarakat yang maju yang meliputi : Kualitas orientasi atau wawasan masyarakat, Kualitas kelembagaan masyarakat. Suasana tentram dan sejahtera lahir dan batin yang menjamin suasana : Psikologis, Fisik dan lingkungan, Sosial, Politik, Ekonomi, Pertahanan dan pertahanan, Intelektual,

4

Pendidikan, Budaya, Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila yang meliputi tatan kehidupan : Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Masyarakat, bangsa dan negara, Pengembangan sumber daya manusia, Pelestarian flora dan fauna, Pertahanan dan keamanan. Suasana kehidupan bangsa dalam serba keseimbangan dan selaras sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana yang meliputi adanya dan berkembangnya kesadaran : Hukum, Lingkungan, Kebersamaan, Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan, Pemerataan memperoleh keadilan, Kemakmuran, Berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pembangunan yang berdasarkan pada Pancasila tersebut meliputi pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan.

a. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik. Setiap individu selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subyek politik yaitu turut serta dalam politik bukan hanya sebagai objek politik yaitu sebagai sasaran politik saja. Jika dilihat Pancasila bertolak dari kodrat manusia, maka diharapkan pembangunan di bidang politik dapat

5

meningkatkan harkat dan martabat manusia selain itu, dalam sistim pemeritahan di Indonesia harus mampu menempatkan manusia pada kekuasaan tertinggi yaitu kekuasaan pada rakyat di mana yang dimaksud adalah kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan hal tersebut, sistem politik di Indonesia dimana Pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter. Berdasarkan pada hal tersebut, sistem politik Indonesia harus dikembangkan berdasarkan pada nilai moral yang terdapat pada Pancasila. Perilaku politik sebagai warga negara maupun penyelenggara negara juga harus dikembangkan sesuai dengan nilai moral tersebut sehingga dapat menghasilkan prilaku berpolitik yang santun dan bermoral dalam

pelaksanaannya.

b. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi. Sesuai dengan paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada Pancasila. Sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan dan kemanusiaan. Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dan humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk Tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar Pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa memperhatikan pada individu lainnya. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu atau perorangan. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas atau manusia secara keseluruhan dan manusia sebagai subjek atau penyelenggara. Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem ekonomi dan pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Sistem ekonomi yang berdasar Pancasila adalah sistem ekonomi

6

kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan pada warga negara. c. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya. Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang Pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas sangat bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab. Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, namun juga non fisik yaitu manusia harus mampu meningkatkan derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat

mengembangkan dirinya dari tingkat homo menjadi human. Berdasar sila Persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan metidakadilan sosial. d. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan Keamanan. Salah satu tujuan negara Indonesia yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1954 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Indonesia tidak hanya dilaksanakan oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat7

Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut, sistem pertahanan dan keamanan di Indonesia mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut

untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari rakyat ( individu ) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima oleh bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 1.2. Faktor yang mempengaruhi proses pembangunan. Dalam proses pembangunan tersebut terdapat beberapa faktor yang kemungkinan dapat menghambat proses pembangunan tersebut, yang meliputi : Pertumbuhan penduduk, Kelestarian lingkungan dalam pemberrdayaan sumber daya alam, Pengaruh globalisasi, Susutnya cadangan sumber daya alam, Menurunnya ekspor bahan mentah tertentu, Tidak seimbangnya impor dan ekspor,

8

-

Banyaknya penyelundupan, Meningkatnya tuntutan akan hak politik rakyat, Meningkatnya kesadaran akan mutu pendidikan sedangkan sarana dan prasarana pendidikan masih sangat kurang,

-

Tingkat pendapatan masyarakat yang sebagian masih rendah.

2.

Perspektif Pacasila dalam Pembangunan Karakter. Karakter merupakan kualitas pribadi yang unik yang menjadikan sikap

dan perilaku seseorang berbeda dengan orang lain. Karakter muncul ketika seseorang melakukan interaksi dengan orang lain atau dengan manhluk ciptaan Tuhan lainnya. Secara psikologis konsepnya adalah konsep individual, jika kemudian terbentuk suatu karakter bangsa, maka diperlukan suatu acuan. Dalam hal ini konsep individual tersebut menjadi konsep kemasyarakatan dan lebih luas lagi menjadi bangsa. Untuk itu diperlukan suatu alat evaluasi yaitu kebudayaan dimana secara singkat kebudayaan tersebut berisi nilai, norma dan kepercayaan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa yang digali dari budaya bangsa. Jika kita berpegangan pada hal tersebut, yaitu berpegangan pada Pancasila maka karakter bangsa Indonesia adalah Pancasilais. Karena merupakan krisatalisasi nilai-nilai luhur bangsa, maka kelima sila tersebut merupakan suatu kesatuan. Untuk dapat membentuk karakter bangsa Pancasilais diperlukan upaya pembangunan karakter yang berpangkal pada nilai-nilai yang terdapat di dalam Pancasila. Pendidikan merupakan suatu wahana atau sarana penting dalam upaya pembangunan karakter yang berlandaskan Pancasila. Dimana pendidikan merupakan tempat penanaman nilai-nilai yang terdapat pada setiap sila Pancasila baik pendidikan pada lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Adapun nilai-nilai pada setiap sila Pancasila yang dimaksud adalah sebagai berikut : Ketuhanan Yang Maha Esa. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Toleransi antar umat beragama,

9

-

Tidak memaksakan agama kepada orang lain, dst.

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengakui dan menjunjung tinggi kesamaan harkat, derajat, dan martabat manusia sebagai mahluk yang beradab, Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak semena-mena terhadap sesama manusia, Berani membela kebenaran dan kejujuran, Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, Tolong menolong sesama manusia.

-

Persatuan Indonesia. Menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, Bangga sebagai bangsa Indonesia, Berjiwa nasionalisme dan patriotisme.

-

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Menjunjung tinggi azas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang beradab, Menghormati pendapat orang lain dalam musyawarah, Melaksanakan hasil putusan musyawarah dengan penuh tanggung jawab, Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, Gotong royong.

-

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Bersikap adil, Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, Tidak bergaya hidup mewah/hidup sederhana, Menciptakan ketertiban hidup.

Nilai-nilai pokok yang terdapat di dalam Pancasila adalah Religiusitas, Humanisme, Nasionalisme, Demokrasi dan Keadilan Sosial. Nilai pada sila-sila

10

tersebutlah yang perlu ditanamkan untuk membentuk / membangun karakter bangsa Pancasilais. Dalam pembangunan karakter ini melibatkan beberapa pihak seperti : Keluarga merupakan lingkungan pertama seorang anak atau individu dimana pada lingkungan inilah ditanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang pada akhirnya akan mencerminkan karakter seseorang tersebut. Lingungan sosial adalah lingkungan yang cukup memberikan pengaruh terhadap kualitas karakter seseorang dimana di lingkungan inilah karakter individu juga dibentuk. Lembaga keagamaan yang berperan dalam membekali dan

membimbing umatnya dengan peyadaran akan kemajemukan, toleransi dan kebersamaan sebagai bangsa yang memiliki persamaan pengalaman historis, persaan senasib dan sepenanggungan. Lembaga pendidikan formal seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi diharapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Media masa memiliki peran penting dalam menumbuh kembangkan rasa nasionalisme dan pembentukan karakter bangsa melalui publikasipublikasi yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan dan

nasionalisme. Partai politik dengan anggota dan kader-kadernya ikut turut serta dalam upaya membangunan karakter bangsa melalui agenda kegiatan politik. Dengan mengikut sertakan pihak-pihak tersebut diharapkan proses pembangunan karakter tersebut menjadi lebih optimal.

11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah di paparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembangunan manusia yaitu dalam upaya peningkatan harkat dan martabat manusia melalui berbagai bidang yang melingkupi secara keseluruhan aspek kehidupan manusia tersebut diperlukan adanya suatu kerangka acuan yaitu Pancasila yang bertujuan apa yang menjadi tujuan pembangunan tersebut dapat tercapai dan kegagalan pada masa pemerintahan sebelumnya yang dalam upaya pembangunan tidak terulang kembali. Selain dalam pembangunan pada bidang yang melingkupi aspek kehidupan manusia, pembangunan karakter bangsa juga memerlukan suatu acuan yaitu Pancasila yang bertujuan untuk membentuk karakter Pancasilais. Dimana karakter ini merupakan penjabaaran dari nilai yang terdapat di dalam sila-sila Pancasila dan nilai tersebut digali dari budaya bangsa. Pendidikan Pancasila sangat pennting dalam upaya pembangunan karakter yang mana pembangunan Indonesia harus mengarah pada pembentukan manusia yang seutuhnya yang berarti tidak hanya pada fisiknya saja melainkan juga pada kualitas manusia tersebut.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://psp.ugm.ac.id/sarasehan-nasional-%E2%80%9Cnasionalisme-danpembangunan-karakter-bangsa%E2%80%9D.html http://kesehatan.myhendra.web.id/2010/08/membangun-karakter-bangsa5.html+pembangunan+karakter+berdasar+pancasila http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1478 http://www.islamtimes.org/vdcg3t9w.ak93w4i1ra.html http://wijianto.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/Filsafat-Pancasila-Rev2/ http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/pancasila-sebagai-paradigmapembangunan/ http://www.tugaskuliah.info/ Sucipta, I Made. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Bali

13