PBLblok 21 Struma Nontoksik

22
Struma Nodusa Nontoksik Lora Anggraeni Patoding 10-2009-154 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Struma nodosa atau strauma endenomatosa terutama di temukan di daerah pegunungan kerena defisiensi iodium dan merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Struma di temukan secara insidental atau pada keluarga tertentu. Etiologinya umumnya multifaktorial, biasanya tiroid sudah membesar sejak usia mudah dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Penderita struma biasanya tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, nodul mungkin tunggal, tetapi kebanyakan berkembang menjadi multinoduler yang tidak berfungsi. Degenerasi jaringan menyebabkan kista atau adenoma karena pertumbuhannya yang sering berangsur-angsur hingga struma 1

description

:)

Transcript of PBLblok 21 Struma Nontoksik

Page 1: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Struma Nodusa Nontoksik

Lora Anggraeni Patoding

10-2009-154

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Email: [email protected]

Pendahuluan

Struma nodosa atau strauma endenomatosa terutama di temukan di daerah

pegunungan kerena defisiensi iodium dan merupakan salah satu masalah gizi di

Indonesia. Struma di temukan secara insidental atau pada keluarga tertentu. Etiologinya

umumnya multifaktorial, biasanya tiroid sudah membesar sejak usia mudah dan

berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Penderita struma biasanya tidak

mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, nodul mungkin

tunggal, tetapi kebanyakan berkembang menjadi multinoduler yang tidak berfungsi.

Degenerasi jaringan menyebabkan kista atau adenoma karena pertumbuhannya yang

sering berangsur-angsur hingga struma menjadi besar tanpa gejalah kecuali benjolan di

leher, sebagian penderita dengan strauma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa

adanya gangguan. Struma merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan

menyerang 16% perempuan dan 4% laki-laki yang berusia antara 20 sampai 60 tahun

seperti yang telah dibuktikan oleh suatu penyelidikan.untuk itu haruslah tanggap dalam

menghadapi penyakit ini dengan melihat kondisi pada penderita. Penyembuhan penyakit

ini dilakukan dengan pengobatan dan terapi TSH oleh tiroksin serta pembedahan

dilakukan apabila struma menjadi besar.

1

Page 2: PBLblok 21 Struma Nontoksik

A. Anamnesis

Anamnesa selalu didahului dengan pengambilan data identitas pasien secara lengkap,

seperti nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat,pekerjaan dll, kemudian diikuti

dengan keluhan utama dan selanjutnya baru ditanyakan riwayat penyakit sekarang yang

dikeluhkannya, kemudian dinyatakan riwayat penyakit dahulu, dan riwayat kesehatan dan

penyakit dalam keluarga.

Alloanamnesis adalah anamnesis yang didapat dari informasi orang lain (dapat

keluarga, ataupun seseorang yang mengasuhnya). Pada pasien yang tidak sadar,

sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien

anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya. Pertama

yang dapat kita sebagai dokter lakukan adalah menanyakan data umum pasien

seperti nama, umur, alamat, dan sebagainya. Kemudian menanyakan keluhan

utama sampai dibawa kedokter, riwayat penyakit sekarang maupun yang dulu

atau sebelumnya pernah di alami. Selain itu juga kita dapat menanyakan riwayat

penyakit keluarga dan riwayat kebiasaan maupun sosial, sebab ada beberapa

penyakit yang dapat diturunkan atau karena lingkungan social.

Beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada pasien agar dapat mendiagnosis pasien

dengan baik:

• Sejak kapan benjolan timbul

• Rasa nyeri spontan atau tidak spontan ,berpindah atau tetap

• Cara membesarkanya : cepat atau lambat

• Pada awalnya berupa satu benjolan yang membesar menjadi beberapa benjolan atau

hanya pembesaran leher saja

• Riwayat keluarga

• Riwayat penyinaran daerah pada waktu kecil/muda

• Perubahan suara

• Gangguan menelan ,sesak nafas

• Penurunan berat badan

• Keluhan tirotoksikosis

2

Page 3: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Didapati gejala-gejala sesuai dengan manifestasi klinis disertai pembengkakan kelenjar

tiroid.

B. Pemeriksaan fisik

• Umum

• Lokal ;

Inspeksi

Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada

posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika terdapat

pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran,

jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien diminta untuk

menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan.

Palpasi

Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam

posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan

menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Lalu kita juga mengukur

lingkar leher pasien atau pengukuran dimensi benjolan/nodul.

Auskultasi

Melaporkan apakah terdengar bunyi bruit pada tepi atau pinggir pembengkakan.

C. Pemeriksaan Penunjang

Tes Fungsi Hormon

Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara tes-tes fungsi tiroid

untuk mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya kadar total tiroksin dan triyodotiroin

serum diukur dengan radioligand assay. Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin

dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif. Kadar TSH plasma dapat diukur dengan

assay radioimunometrik.

Kadar TSH plasma sensitif dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Kadar tinggi

pada pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan berada di bawah normal pada pasien

3

Page 4: PBLblok 21 Struma Nontoksik

peningkatan autoimun (hipertiroidisme). Uji ini dapat digunakan pada awal penilaian

pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid. Tes ambilan yodium radioaktif (RAI)

digunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan mengubah

yodida.

Foto Rontgen leher

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat struma telah menekan atau menyumbat

trakea (jalan nafas).

Ultrasonografi (USG)

Alat ini akan ditempelkan di depan leher dan gambaran gondok akan tampak di layar TV.

USG dapat memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan adanya kista/nodul yang

mungkin tidak terdeteksi waktu pemeriksaan leher. Kelainan-kelainan yang dapat

didiagnosis dengan USG antara lain kista, adenoma, dan kemungkinan karsinoma.

Sidikan (Scan) tiroid

Caranya dengan menyuntikan sejumlah substansi radioaktif bernama technetium-99m

dan yodium125/yodium131 ke dalam pembuluh darah. Setengah jam kemudian berbaring

di bawah suatu kamera canggih tertentu selama beberapa menit. Hasil pemeriksaan

dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama adalh fungsi

bagian-bagian tiroid.

Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsi aspirasi

jarum tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian

pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat.

Selain itu teknik biopsi kurang benar dan pembuatan preparat yang kurang baik atau

positif palsu karena salah intrepertasi oleh ahli sitologi.1,2

D. Diagnosis kerja

Struma nodosa non toksik merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang teraba sebagai

suatu nodul, tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme.

Berdasarkan jumlah nodul: Struma mononodosa non toksik dan Struma multinodosa

nontoksik

Berdasarkan kemampuan menangkap iodium radioaktif, nodul dibedakan menjadi: nodul

dingin, nodul hangat,nodul panas.

4

Page 5: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Sedangkan berdasarkan konsistensinya, nodul dibedakan menjadi: nodul lunak, nodul

kistik, nodul keras, nodul sangat keras.

E. Diagnosis banding

Ca Tiroid

Defenisi

Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,

folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran

kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian

besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.

Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi

kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak

hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.5

Etiologi

Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well

differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis

meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk

kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari

perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan

jenis folikuler dua kali lebih besar.

Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada

anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain.

Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi

TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko

lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok

menahun.4,5

5

Page 6: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma

berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan

penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan

kemungkinan fatal.

1. Karsinoma papilaris

Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui

saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional.

2. Karsinoma folikuler

Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara

progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya

secara histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium

radioaktif. Cara metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru

dan tulang.

3. Karsinoma meduler

Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti sel prekursornya, maka

tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat,

tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini.

Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan

organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini.

Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin

serum

4. Karsinoma anaplastik

Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk.

Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur

disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.

6

Page 7: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Manifestasi klinik

1. Nyeri

Dapat Dihubungkan dengan adanya desakan / pembengkakan oleh nodule tumor.

Kemungkinan dibuktikan dengan :

1. Adanya keluhan nyeri daerah leher, bisa menyebar ke daerah orbital.

2. Skala nyeri 0 – 10

3. Tampak menahan nyeri

4. Adanya nyeri telan dan kesulitan menelan

2. Bersihan jalan nafas tak efektif

Dapat Dihubungkan dengan adanya Obstruksi trachea akibat desakan massa tumor,

spasme Laringeal, Penumpukan sekret. Kemungkinan dibuktikan dengan :

1. Kesulitan bernafas

2. Kesulitan mengeluarkan secret

3. Mengeluh sesak nafas

4. Respirasi diatas normal

3. Kerusakan Komunikasi Verbal

Dapat Dihubungkan dengan adanya Cedera Pita suara, Kerusakan saraf laryngeal, Edema

jaringan. Kemungkinan dibuktikan dengan : Bicara parau / tidak dapat berbicara dan

kerusakan artikulasi

F. Etiologi

Penyebab pasti pembesaran kelenjar tiroid pada struma tidak diketahui, namun sebagian

besar pendetita menunjukkan gejalah-gejalah tiroiditis ringan, oleh karena itu diduga

tiroiditis ini menyebabkan hipotiroidisme ringan, yang selanjutnya menyebabkan

peningkatan sekresi TSH dan pertumbuhan yang progresif dari bagian kelenjar yang

tidak meradang.

7

Page 8: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Beberapa penderita struma di dalam kelenjar tiroidnya timbul kelainan pada sistem enzim

yang dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroid. Biasanya tiroid mulai membesar

pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Karena

pertumbuhannya berangsur-angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejalah kecuali

benjolan di leher. Sebagian besar penderita dengan srtuma nodosa dapat hidup dengan

strumanya tanpa keluhan. Walaupun sebagian struma tidak mengganggu pernafasan

karena menonjol ke bagian depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea

bila pembesarannya bilateral. Struma unilateral dapat menyebabkan pendorongan sampai

jauh ke arah pernafasan. Pendorongan demikian mengkin mengakibatkan gangguan

pernafasan.3,4

F. Epidemiologi

Data rekam medis Divisi Ilmu Bedah RSU Dr. Soetomo tahun 2001-2005 struma nodusa

non toksik terjadi pada 495 orang diantaranya 60 orang laki-laki (12,12 %) dan 435 orang

perempuan (87,8 %) dengan usia terbanyak yaitu 31-40 tahun 259 orang (52,3 2%),

struma multinodusa toksik yang terjadi pada 1.912 orang diantaranya 17 orang laki-laki

(8,9 %) dan 174 perempuan (91,1%) dengan usia yang terbanyak pada usia 31-40 tahun

berjumlah 65 orang (34,03 %).

Penelitian Ersoy di Jerman pada tahun 2009 dilakukan palpasi atau pemeriksaan benjolan

pada leher dengan meraba leher 1.018 anak ditemukan 81 anak (8,0%) mengalami struma

endemis atau gondok.35 Penelitian Tenpeny K.E di Haiti pada tahun 2009 menemukan

PR struma endemis 26,3 % yang dilakukan pemeriksaan pada 1.862 anak usia 6-12

tahun.36

Penelitian Arfianty di Kabupaten Madiun tahun 2005 dengan sampel 40 anak yang terdiri

dari 20 anak penderita gondok dan 20 anak bukan penderita gondok menunjukan PR

GAKY 31,9 % di Desa Gading (daerah endemik) dan 0,65 % di Desa Mejaya (daerah

non endemik). Kasus struma lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki

namun dengan bertambah beratnya endemik, perbedaan seks tersebut hampir tidak ada.

Struma dapat menyerang penderita pada segala umur namun umur yang semakin tua akan

meningkatkan resiko penyakit lebih besar. Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh

8

Page 9: PBLblok 21 Struma Nontoksik

dan imunitas seseorang yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Struma endemik sering terdapat di daerah-daerah yang air minumya kurang sekali

mengandung yodium. Daerah-daerah dimana banyak terdapat struma endemik adalah di

Eropa, pegunungan Alpen, pegunungan Andes, Himalaya di mana iodinasi profilaksis

tidak menjangkau masyarakat. Di Indonesia banyak terdapat di daerah Minangkabau,

Dairi, Jawa, Bali dan Sulawesi.

G. Patofisiologi

Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan hormon

tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukan TSH

oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam

jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan

tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh

makin lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi

peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar

tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram.

Selain itu struma dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yang menghambat

sintesa hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (goitrogenic agent),

proses peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves. Pembesaran yang

didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa hormon tiroid oleh

obat-obatan misalnya thiocarbamide, sulfonylurea dan litium, gangguan metabolik

misalnya struma kolid dan struma non toksik (struma endemik).1,2

G. Manifestasi klinik

Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat. Awalnya kelenjar 

ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika struma cukup besar, akan menekan

area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga esofhagus

tertekan sehingga terjadi gangguan menelan. Klien tidak mempunyai keluhan karena

9

Page 10: PBLblok 21 Struma Nontoksik

tidak ada hipo atau hipertirodisme. Benjolan di leher. Peningkatan metabolisme karena

klien hiperaktif dengan meningkatnya denyut nadi. Peningkatan simpatis seperti; jantung

menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan

kelelahan. Pada pemeriksaan status lokalis struma nodosa, dibedakan dalam hal :

1. Jumlah nodul; satu (soliter) atau lebih dari satu (multipel).

2. Konsistensi; lunak, kistik, keras atau sangat keras

3. Nyeri pada penekanan; ada atau tidak ada

4. Perlekatan d e n g an sekitarnya; ada atau tidak ada.

5. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid : ada atau tidak ada

H. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi umumnya tidak ada tetapi bias terjadi perubahan kearah

keganasan, dan komplikasi pasca operasi/pembedahan dapat mengakibatkan

hipertiroidisme.

I. Penatalaksanaan

Penyuntikan lipidol

Sasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang tinggal di daerah endemik diberi

suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang dewasa dan anak di atas enam

tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun diberi 0,2 cc – 0,8 cc.

Tindakan operasi

Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi bila

pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya : penekanan pada organ sekitarnya,

indikasi, kosmetik, indikasi keganasan yang pasti akan dicurigai. Pembedahan

menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering dibandingkan dengan yodium

radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien hipotiroidisme yang tidak mau

10

Page 11: PBLblok 21 Struma Nontoksik

mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-obat anti

tiroid. Reaksi-reaksi yang merugikan yang dialami dan untuk pasien hamil dengan

tirotoksikosis parah atau kekambuhan. Pada wanita hamil atau wanita yang menggunakan

kontrasepsi hormonal (suntik atau pil KB), kadar hormon tiroid total tampak meningkat.

Hal ini disebabkan makin banyak tiroid yang terikat oleh protein maka perlu dilakukan

pemeriksaan kadar T4 sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid.

Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid, sebelum pembedahan

tidak perlu pengobatan dan sesudah pembedahan akan dirawat sekitar 3 hari. Kemudian

diberikan obat tiroksin karena jaringan tiroid yang tersisa mungkin tidak cukup

memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat dan pemeriksaan laboratorium untuk

menentukan struma dilakukan 3-4 minggu setelah tindakan pembedahan.

Yodium Radioaktif

Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid

sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka pemberian

yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif tersebut

berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap jaringan

tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau kelainan

genetik35 Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus

diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi,

sebelum pemberian obat tiroksin.

Tiroksin dan obat Anti-Tiroid

Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bahwa

pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu untuk menekan

TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk

mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Obat

anti-tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTU) dan

metimasol/karbimasol.5

11

Page 12: PBLblok 21 Struma Nontoksik

J. Pencegahan

Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari

berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah

terjadinya struma adalah :

a. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan

memasyarakatkan pemakaian garam yodium

b. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut

c. Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak,

tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya

yodium dari makanan

d. Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan

keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas

dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa,

yodida yang diberikan dalam air yang mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan

air minum.

e. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik

berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun

dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah

endemis berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur dan

kelamin.

f. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali

dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang

dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.

Pencegahan Sekunder

12

Page 13: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Pencegahan sekunder adalah upaya mendeteksi secara dini suatu penyakit,

mengupayakan orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit

yang dilakukan melalui beberapa cara yaitu :

1. melakukan diagnosis yang tepat dan akurat sebuah struma

2. melakuka tatalaksana yang adekuat dan berkesinambungan

3. mencegah progresifitas dan memperbaiki quality of life

Pencegahan Tertier

Pencegahan tersier bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental, fisik dan sosial

penderita setelah proses penyakitnya dihentikan. Upaya yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut :

a. Setelah pengobatan diperlukan kontrol teratur/berkala untuk memastikan dan

mendeteksi adanya kekambuhan atau penyebaran.

b. Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan

c. Melakukan rehabilitasi dengan membuat penderita lebih percaya diri, fisik segar dan

bugar serta keluarga dan masyarakat dapat menerima kehadirannya melalui melakukan

fisioterapi yaitu dengan rehabilitasi fisik, psikoterapi yaitu dengan rehabilitasi kejiwaan,

sosial terapi yaitu dengan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi aesthesis yaitu yang

berhubungan dengan kecantikan.4

K. Prognosis

Prognosis dari struma nodosa nontoksik adalah baik (dubia et bonam)

Kesimpulan

13

Page 14: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Seorang laki-laki berusia 70 tahun dengan keluhan terdapat benjolan dileher bagian

depan yang kian hari kian membesar, sukar bernafas, sukar menelan dan suara serak

menderita penyakit struma nodosa nontoksik.

14

Page 15: PBLblok 21 Struma Nontoksik

Daftar Pustaka

1. Junadi, Purnawan, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, edisi ke III, penerbit FKUI,

Jakarta.

2. Price, Sylvia A. Wilson Lorraine M, (1995) "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke

II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

3. Kariadi KS Sri hartini, Sumual A., Struma Nodosa Non Toksik &

Hipertiroidisme: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga, Penerbit FKUI,

Jakarta, 1996 : 757 – 778.

4. Widjosono – Garjitno, (1997) Sistem Endokrin : Buku Ajar Ilmu Bedah. Editor

Syamsuhidayat R.Jong WB, Edisi Revisi, EGC,Jakarta, : 925 – 952.

5. Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus, dkk, (2009) Buku ajar Ilmu

Penyakit Dalam, jilid III edisi V. Internal publishing, Jakarta.

15