PBL BM2

11
MM peran Oksigen dalam respirasi sel Pentingnya Respirasi Seluler aerobik. Respirasi selular aerobik mengacu pada proses di mana sel-sel menggunakan oksigen untuk membantu mengubah makanan menjadi energi yang tersimpan. Tanpa transfer energi ini, sel- sel tidak dapat melakukan tugas-tugas penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bila oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat melakukan respirasi anaerobik, ini jenis respirasi menghasilkan energi jauh lebih sedikit. Tujuan Respirasi Seluler aerobik Respirasi Seluler Aerobik Tujuan dari respirasi selular aerobik adalah untuk menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi sel ‘. Sel membutuhkan energi untuk melakukan berbagai tugas dalam tubuh, termasuk menggerakkan otot, menjaga organ vital bekerja, dan pembelahan sel dan replikasi. Saat Oksigen Tidak Tersedia Jika oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat melakukan respirasi anaerobik untuk waktu terbatas. Misalnya, ketika berolahraga kadang oksigen habis lebih cepat daripada yang dapat dikembalikan. Dalam situasi ini, sel-sel otot melakukan respirasi anaerob, yang menyebabkan asam laktat untuk dibangun pada otot. Di penumpukan asam laktat menyebabkan kelelahan otot. Penipisan oksigen penurunan Oksigen akhirnya dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kematian. Pada tingkat sel, oksigen diperlukan untuk menghasilkan ATP, tanpa sel ATP tidak akan memiliki energi untuk berfungsi. Sinyal saraf penting seperti sinyal menyebabkan jantung berdebar dan paru-paru untuk memperluas dan kontrak tidak dapat dikirim ke sumsum tulang belakang tanpa ATP.

description

SKENARIO Biomedik 2

Transcript of PBL BM2

Page 1: PBL BM2

MM peran Oksigen dalam respirasi sel

Pentingnya Respirasi Seluler aerobik. Respirasi selular aerobik mengacu pada proses di

mana sel-sel menggunakan oksigen untuk membantu mengubah makanan menjadi energi yang

tersimpan. Tanpa transfer energi ini, sel-sel tidak dapat melakukan tugas-tugas penting yang

dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bila oksigen tidak tersedia, beberapa sel

dapat melakukan respirasi anaerobik, ini jenis respirasi menghasilkan energi jauh lebih sedikit.

Tujuan Respirasi Seluler aerobik

Respirasi Seluler Aerobik

Tujuan dari respirasi selular aerobik adalah untuk

menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi

sel ‘. Sel membutuhkan energi untuk melakukan

berbagai tugas dalam tubuh, termasuk menggerakkan

otot, menjaga organ vital bekerja, dan pembelahan sel

dan replikasi.

Saat Oksigen Tidak Tersedia

Jika oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat

melakukan respirasi anaerobik untuk waktu terbatas.

Misalnya, ketika berolahraga kadang oksigen habis

lebih cepat daripada yang dapat dikembalikan. Dalam

situasi ini, sel-sel otot melakukan respirasi anaerob,

yang menyebabkan asam laktat untuk dibangun pada

otot. Di penumpukan asam laktat menyebabkan

kelelahan otot.

Penipisan oksigen

penurunan Oksigen akhirnya dapat menyebabkan

ketidaksadaran dan kematian. Pada tingkat sel,

oksigen diperlukan untuk menghasilkan ATP, tanpa

sel ATP tidak akan memiliki energi untuk berfungsi.

Sinyal saraf penting seperti sinyal menyebabkan

jantung berdebar dan paru-paru untuk memperluas

dan kontrak tidak dapat dikirim ke sumsum tulang

belakang tanpa ATP.

Respirasi Seluler aerobik dalam Tanaman

Banyak orang secara keliru percaya bahwa tanaman tidak membutuhkan oksigen. Perbedaan

antara tumbuhan dan hewan adalah bahwa tumbuhan membuat makanannya sendiri melalui

fotosintesis, yang kemudian diubah menjadi energi melalui respirasi sel, hewan mendapatkan

makanan dengan memakan tumbuhan atau hewan lainnya.

Page 2: PBL BM2

Tanaman melakukan baik fotosintesis dan respirasi aerobik siang hari. Pada malam hari,

fotosintesis berhenti tetapi respirasi aerobik terus.

Kekurangan oksigen menyebabkan kematian pada tanaman maupun hewan.

Apakah Tujuan Respirasi Sel

Dasar-dasar Sel

Sebuah sel adalah blok bangunan dasar untuk semua organisme hidup. Hal ini dianggap

sebagai unit terkecil dari entitas yang hidup dan dapat menciptakan bentuk kehidupan uniseluler

(misalnya bakteri) atau kehidupan yang lebih rumit Sel dibagi menjadi dua kategori (misalnya

manusia.): Prokariotik dan eukariotik. Sel memiliki desain dasar yang mencakup membran yang

memberi struktur sel, inti yang menyediakan lokasi sentral untuk DNA dan sitoplasma, yang

merupakan lingkungan cairan sel itu sendiri. Sel-sel tumbuh, mati dan memetabolisme partikel

makanan untuk energi, fungsi dan divisi.

Tujuan Respirasi Sel

Respirasi Seluler adalah salah satu cara sel memperoleh energi. Ini adalah fungsi dari

metabolisme sel. Respirasi selular mengubah partikel makanan ke dalam air dan karbon

dioksida. Sejumlah energi dilepaskan selama proses bahwa sel menggunakan untuk kegiatan-

kegiatannya. Respirasi selular dipecah menjadi dua fase – glycoslysis dan oksidasi. Dalam

glikolisis, sel memecah molekul glukosa makanan menjadi asam piruvat. Proses ini terjadi tanpa

memerlukan oksigen untuk reaksi dan itu adalah langkah pertama dalam aerobik dan anaerobik

reaksi pengumpulan energi. Hal ini terjadi dalam sitoplasma (lingkungan cairan sel) dan fungsi

metabolisme semua organisme.

Sementara glycosis terjadi dalam sitoplasma sel, bagian dari proses juga terjadi di mitokondria.

Mitokondria adalah bagian khusus dari sel yang didedikasikan untuk konversi energi adenosin

trifosfat, atau ATP, dari makanan. Pasokan energi mitokondria untuk fungsi sel, termasuk sel

spesialisasi, komunikasi selular, pertumbuhan, kematian sel dan pembelahan sel.

Dalam oksidasi, asam piruvat diubah menjadi air dan karbon dioksida. Asam piruvat

menciptakan NADH dari molekul sendiri seperti yang teroksidasi. NADH adalah koenzim juga

dikenal sebagai adenin dinukleotida nicotinamide, juga digunakan oleh sel untuk proses.

ATP

ATP adalah molekul yang digunakan sel untuk penyimpanan dan transportasi energi. ATP

dibentuk sebagai bahan pangan yang dipecah pada tingkat molekuler. Sebuah molekul ATP

terdiri dari beberapa fosfat. Ketika fosfat rusak, energi dilepaskan untuk reaksi endergonik. ATP

juga adalah molekul yang digunakan untuk sinyal sel, proses di mana sel-sel mengirimkan

informasi.

http://www.sridianti.com/pentingnya-respirasi-seluler-aerobik-bagi-organisme.html

Page 3: PBL BM2

1.1 Struktur Oksigen Oksigen atau zat   asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi..

A. Struktur Oksigen Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektrontriplet spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen. Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi pertukaran negatif antara molekul O2yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.

Oksigen Singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin elektronnya berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai sumber oksigen aktif.Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.

http://donamantiara.blogspot.com/2011/04/pengertian-oksigen.html

1.2 Metabolisme ATP yang berhubungan dengan sel

Energi matahari merupakan sumber mula energi dalam sel hidup. Aliran energi yang dimulai dari sinar matahari ditangkap sel yang berfotosintesis, lalu diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH), yang selanjutnya dipakai oleh sel heterotrop untuk melangsungkan segala macam kegiatan didalam sel seperti proses kontraksi, proses pengangkutan, dan proses biosintesis, dan akhirnya didegradasi menjadi bentuk energi yang tak terpakai lagi, seperti panas yang dilepaskan alam ke lingkungannya.

Page 4: PBL BM2

Daur Energi di dalam SelMolekul kimia organik yang kompleks, seperti glukosa, mempunyai energi potensial yang

besar karena keteraturan strukturnya. Ketidakteraturannya ataupun entropinya relatif rendah. Bila glukosa dioksidasi oleh oksigen dihasilkan 6 molekul CO2 dan 6 H2O, serta energi yang dilepaskan dalam bentuk panas dan atom karbonnya mengalami ketidakteraturan. Dalam hal ini atom karbon tersebut terpisah-pisah dalam bentuk CO2 sehingga menghasilkan bertambahnya posisi yang berbeda dari molekul yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini menyebabkan naiknya entropi dan turunnya energi bebas.

Dalam sistem biologi, khususnya dalam sel hidup, panas yang dihasilkan oleh proses oksidasi tersebut tidak dapat dipakai sebagai sumber energi. Proses pembakaran dalam sistem biologi berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang rendah. Energi bebas yang terkandung di dalam molekul organik diubah dan disimpan dalam nentuk energi kimia, yaitu dalam struktur ikatan kovalen dari gugus fosfat dalam molekul adenosin triphosfat (ATP), yang terbentuk dengan perantaraan enzim dari adenosin diphosfat (ADP) dan senyawa phosfat anorganik (Pi). Reaksi ini merupakan reaksi perpindahan gugus phosfat yang secara kimia dikaitkan dengan tahap reaksi oksidasi khas yang berlangsung dalam katabolisme. ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap bagian dalam sel yang memerlukan energi. Dalam hal ini ATP berperan sebagai alat pangankut energi bebas. Sebagian dari energi kimia yang terkandung dalam ATP itu dipindahkan bersama dengan gugus phosfat ujungnya, ke molekul penerima energi lain yang khas, sehingga molekul ini menjadi senyawa berenergi kimia dan dapat berperan sebagai sumber energi untuk proses biokimia yang lainnya.

Proses pengangkutan energi kimia lainnya di dalam sel berlangsung dengan proses pengangkutan elektron dengan perantaraan enzim, dari reaksi penghasil energi (kabolisme) ke reaksi pemakai energi (anabolisme) melalui suatu senyawa koenzim pembawa elektron. Nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) dan nikotinamida adenin dinukleotida phosfat (NADP) adalah dua koenzim terpenting yang berperan sebagai molekul pengankut elektron berenergi tinggi dari reaksi katabolisme ke reaksi anabolisme yang membutuhkan elektron.Daur ATP

Peranan ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme di dalam sel berlangsung dengan suatu mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam reaksi katabolisme keberbagai proses reaksi dalam sel ayng membutuhkan energi seperti proses biosintesis, proses pengangkutan proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam sistem syaraf, dan proses pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu, seperti kunang-kunang.

ATP terbentuk dari ADP dan Pi dengan suatu reaksi phosforilasi yang dirangkaikan dengan proses oksidasi molekul penghasil energi. Selanjutnay ATP yang terbentuk ini dialirkan ke proses reaksi yang membutuhkan energi dan dihidrolisis menjadi ADP dan phosfat anorganik (Pi). Demikian seterusnya sehingga terjadilah suatu mekanisme daur ATP-ADP secara continue dan berkeseimbangan.

Dalam hal ini gugus phosfat ujung pada molekul ATP secara kontinu dipindahkan ke molekul penerima gugus phosfat dan secara kontinu pula diganti oleh gugus phosfat lainnya selama katabolisme.

http://novadwiprasetiyo.blogspot.com/2011/12/peranan-atp-dalam-metabolisme.html

1.3 Oksidasi dan reduksi

Semua sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida. Namun respirasi adalah lebih dari sekedar pertukaran gas-

Page 5: PBL BM2

gas. Respirasi adalah proses oksidasi reduksi yang mengoksidasi senyawa-senyawa menjadi karbondioksida, sedangkan oksigen yang diserap direduksi menjadi air (H2O). Proses utama respirasi adalah mobilitas senyawa organik dan oksidasi senyawa-senyawa tersebut secara terkendali untuk menghasilkan energi bagi pemeliharaan dan perkembangan tumbuhan.Fisiologi tumbuhan merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses-proses metabolisme ini dipengaruhi oleh (dan dapat pula tergantung pada) faktor-faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut. Fotosintesis dan respirasi merupakan proses metabolisme dasar yang terjadi di dalam sel hidup.http://nhikenpermata.blogspot.com/2014/01/makalah.html

MM tentang Hipoksia

2.1 Definisi

HipoksiaHipoksia merupakan kondisi di mana berkurangnya suplai oksigen ke jaringan di bawah

level normal yang tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.

Terdapat 4 macam klasifikasi hipoksia berdasarkan Best danTaylor:

1. Hipoksia hipoksik, merupakan bentuk tersering dari hipoksia, terjadi ketika terdapat

gangguan pertukaran oksigen di paru-paru. Beberapa penyebabnya antara lain:

Kondisi di mana tekanan parsial oksigen menurun seperti pada ketinggian tertentu dari

permukaan laut;

Kondisi yang memblokade pertukaran oksigen pada tingkat alveolus dengan pembuluh

darah kapiler, seperti: pneumonia (radang paru), asma, tenggelam;

Lain-lain, seperti penjeratan leher, terhirupnya asap (pada kebakaran), penyakit jantung

bawaan sepertiTetralogy of Fallot.

2. Hipoksia anemik, terjadi ketika tubuh tidak mampu mengangkut oksigen yang tersedia

ke jaringan target. Penyebab hal ini antara lain:

Anemia berat karena kehilangan darah baik akut maupun kronis. Anemia yang bersifat

ringan-sedang tidak akan menyebabkan hipoksia anemik karena tubuh masih dapat

mengkompensasi walaupun pasien akan tetap mengalami hipoksia jika melakukan

aktivitas;

Keracunan karbon monoksida (CO);

Obat-obatan seperti aspirin, sulfonamid, nitrit;

Methemoglobinemia (kondisi di mana terdapatnya methemoglobin, suatu pigmen darah

hemoglobin yang tidak normal, pada darah);

Penyakit seperti anemia sel sabit, anemia defisiensi besi, anemia aplastik, anemia

hemolitik.

Page 6: PBL BM2

3. Hipoksia stagnant, terjadi ketika tidak adanya aliran darah yang cukup ke jaringan

target. Organ yang paling terpengaruh adalah ginjal dan jantung karena mereka memiliki

kebutuhan oksigen yang tinggi. Penyebab hal ini antara lain:

Gagal jantung;

Menurunnya volume darah yang bersirkulasi;

Melebarnya pembuluh darah vena;

Darah vena yang tidak bisa mengalir baik akibat G-forces (seperti yang dialami oleh para

pengemudi pesawat-pesawat tempur atau aerobatik).

4. Hipoksia histotoksik, terjadi ketika jaringan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen

yang sudah dialirkan ke mereka. Kasus ini bukan merupakan hipoksia sebenarnya karena

tingkat oksigenisasi jaringan dapat normal atau lebih dari normal. Penyebab hal ini

sebagian besar berupa racun, antara lain:

Keracunan sianida;

Konsumsi alkohol;

Narkotika.

 

GEJALAGejala dan tanda utama dari hipoksia adalah adanya peningkatan frekuensi napas lebih

dari normal,sianosis, dan gejala-gejala (yang karena terjadi gangguan pada) otak.

Peningkatan frekuensi napas terjadi ketika reseptor (saraf penerima) di pembuluh darah

tepi terangsang karena rendahnya tekanan oksigen di (pembuluh darah) arteri. Hal ini

juga dapat terjadi pada hipoksia hipoksik dan histotoksik. Akan tetapi, peningkatan

frekuensi napas ini tidak terlihat pada hipoksia anemik karena tekanan oksigen di arteri

normal dan juga pada hipoksia stagnant karena tekanan pada reseptor di pembuluh

darah tepi tinggi (bahkan lebih tinggi dari normal).

Sianosis merupakan perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir.

Keadaan ini terjadi ketika kadar hemoglobin yang tidak mengikat oksigen lebih dari 5

g/dL. Terdapat 2 tipe sianosis: perifer dan sentral. Sianosis perifer terlihat pada kuku dan

mengarah pada hipoksia stagnant. Bagian terluar dari tubuh (seperti ujung-ujung jari)

sangat kurang mendapat aliran darah ketika tekanan darah rendah dan melepaskan

oksigen dalam jumlah besar dari hemoglobin, sehingga

kadar deoksihemoglobin meningkat.

Sianosis sentral terlihat pada selaput lendir seperti ujung lidah dan bibir dan cuping

telinga, di mana kulit sangat tipis. Area-area ini merupakan area yang biasanya

menerima darah dalam jumlah besar dan menjadi sianosis jika kadar oksigen dalam

darah rendah seperti pada hipoksia hipoksik.

Gejala-gejala otak karena hipoksia mirip dengan mereka yang sedang dalam keadaan

keracunan alkohol seperti pertimbangan yang terganggu, mengantuk atau terlalu

gembira, sensitivitas terhadap nyeri yang berkurang, disorientasi, dan sakit kepala.

Gejala lain seperti mual, muntah, denyut nadi yang meningkat, dan tekanan darah yang

tinggi.

Page 7: PBL BM2

Jari tangan atau kaki yang berbentuk seperti tabuh juga merupakan tanda yang dapat

ditemui. Akan tetapi, jari tabuh ini juga dapat disebabkan oleh kondisi lain

baik idiopatik (tidak diketahui), bawaan, atau didapat meliputi: penyakit jantung bawaan,

infeksi dinding jantung dan katupnya, kondisi paru-paru (penyebaran dari kanker

paru, abses paru, fibrosis kistik, mesothelioma, bronkiektasis), dan juga penyakit-

penyakit saluran cerna (sirosis hati, penyakit radang saluran cerna).

Akan tetapi, gejala-gejala di atas muncul sesuai dengan tingkatan dari hipoksia. Waktu

yang dihabiskan seseorang dalam satu tingkat dalam keempat tingkat ini berbeda-beda

antara masing-masing orang. Biasanya tingkat hipoksia ini dipakai oleh bagian

penerbangan.  Empat tingkat hipoksia adalah:

1. Tidak Bergejala

Orang biasanya tidak awas akan efek dari hipoksia pada tingkat ini. Gejala biasanya

adalah berkurangnya pandangan saat malam hari dan berkurangnya penglihatan warna.

Biasanya perubahan ini dapat terjadi pada ketinggian sedang (serendah 4000 kaki) dan

terutama sangat signifikan untuk pilot saat malam hari. Kadar oksigen dalam darah

biasanya antara 90-95%.

2. Kompensasi

Pada orang sehat, tingkat ini terjadi pada ketinggian antara 10.000-15.000 kaki. Tubuh

masih dapat mengkompensasi dengan peningkatan frekuensi dan kedalaman napas dan

curah jantung (volume darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit).

Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 80-90%.

3. Perburukan / Gangguan

Pada tingkat ini, tubuh sudah tidak dapat mengkompensasi kekurangan oksigen.

Sayangnya, tidak semua orang dapat merasakan gejala dan tanda yang berhubungan

pada tingkat ini. Jika tidak bergejala, tentunya orang tidak dapat melakukan untuk

mengoreksi masalah ini. Berikut beberapa gejala yang dapat terjadi pada tingkat

ini: sianosis (perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir),

mengantuk, sakit kepala, agresif, pertimbangan yang terganggu, inkoordinasi (kekikukan

gerakan), kesulitan melakukan tugas sederhana, berkurangnya penglihatan, kesemutan,

napas pendek, dsb. Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 70-80%.

4. Kritis

Tingkat ini merupakan tingkat terakhir yang dapat menyebabkan kematian. Orang tidak

berdaya secara fisik dan mental pada tingkat ini. Gejala seperti kehilangan kesadaran,

kejang, henti napas, hingga kematian dapat terjadi. Kadar oksigen dalam darah biasanya

di bawah 70%.

PENYEBABPenyebab hipoksia dapat dilihat dari penyebab terjadinya sianosis sentral dan perifer.

Sianosis sentral dapat disebabkan oleh:

Kondisi di mana kadar oksigen berkurang seperti: daerah ketinggian, fungsi paru-paru

yang sudah berkurang, hubungan yang tidak selaras antara oksigen yang masuk ke paru

dan oksigen yang dapat dialirkan oleh darah ke seluruh tubuh, beberapa tipe penyakit

jantung bawaan;

Page 8: PBL BM2

Hemoglobin dengan afinitas (ketertarikan) yang rendah terhadap oksigen;

Kelainan dari hemoglobin

seperti: methemoglobinemia, sulfhemoglobinemia, karboksihemoglobinemia.

Sedangkan sianosis perifer dapat disebabkan oleh:

Kondisi yang dapat menyebakan menurunnya curah jantung (volume darah yang

dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit);

Paparan terhadap dingin;

Sumbatan pada pembuluh darah arteri atau vena.

 

PENGOBATANPencegahan merupakan pengobatan terbaik. Evaluasi pasien secara lengkap merupakan

hal yang penting. Hipoksia merupakan hal yang perlu dihindari pada pasien dalam

keadaan sakit berat, keracunan, dananemia / kurang darah.

Penting untuk mengetahui sejak kapan pasien mengalami sianosis. Sianosis yang terjadi

sejak lahir mengarah ke suatu penyakit jantung bawaan. Sianosis sentral dan perifer

harus dibedakan karena penyebab yang berbeda-beda. Pemijatan atau penghangatan

pada ujung-ujung jari yang kebiruan (sianosis perifer)dapat meningkatkan aliran darah

dan menghilangkan sianosis tersebut, tetapi hal ini tidak terjadi pada kasus sianosis

sentral. Kadar oksigen di pembuluh darah arteri juga harus ditentukan dengan analisis

gas darah.

Pencegahan dan pengobatan hipoksia dapat dilakukan dengan pemberian oksigen.

Pemberian oksigen disesuaikan dengan kadar oksigen dalam darah dan diberikan

dengan aliran sedemikian sehingga kadar oksigen dalam darah di atas 90%.

Pengobatan umum untuk hipoksia histotoksik adalah oksigen hiperbarik. Pengobatan

khusus untuk keracunansianida adalah nitrit atau biru metilen dengan cara

membentuk methemoglobin dari hemoglobin yang selanjutnya akan menetralkan

sianida. Akan tetapi, penggunaan nitrit harus berhati-hati karena dapat menimbulkan

hipoksia anemik jika diberikan dalam jumlah besar.

Pemberian terapi oksigen juga perlu berhati-hati pada pasien dengan kegagalan

pernapasan yang berat seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Normalnya, laju

napas kita dipengaruhi oleh kadar karbondioksida dalam darah. Jika kadar

karbondioksida tinggi, otak akan mempercepat laju napas kita agar kadar oksigen naik

dan kadar karbondioksida turun.

Akan tetapi, pada pasien dengan PPOK, otak tidak sensitif lagi dengan kadar

karbondioksida yang tinggi dan laju napas justru dipengaruhi oleh kadar oksigen yang

rendah. Pemberian oksigen yang berlebihan tentunya dapat membuat otak mengurangi

laju napas sampai dapat terjadi henti napas.

Selain itu, oksigen 100% juga memiliki efek racun karena dapat memicu terbentuknya

radikal bebeas. Ketika diberikan lebih dari 8 jam, dapat mengiritasi saluran napas. Jika

diberikan lebih lama lagi dapat memicu kelainan pada paru dan mata. Selain itu, oksigen

hiperbarik 100% juga dapat memicu gejala seperti iritasi saluran napas, kedutan pada

otot, telinga berdenging, kejang, dan koma. Semakin besar tekanan oksigen yang

diberikan, semakin cepat gejala-gejala tersebut muncul.http://www.kerjanya.net/faq/6612-hipoksia.html

Page 9: PBL BM2

MM hemoglobin

Dalil menjaga kesehatan

Rasullah Saw bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh turmudzi  dari sa’ad

Artinya:Sesungguhnya   Allah   itu baik menyukai   yang baik, bersih  menyukai yang bersih,Murah menyukai kemurahan, dermawan menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman/pekarangan dan janganlah kamu meniru orang-orang yahudi.

Page 10: PBL BM2

Artinya: Kebersihan adalah sebagian dari ImanPada hadits lain Rasullah bersabda: