Pbl Blok 6 Cris 2

17
Hubungan Pharestesia dengan Gangguan Sistem Saraf Tepi Cristofher Sitanggang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana NIM : 102012281. E-mail : [email protected] Kelompok : E10 1. PEMBAHASAN 1.1 Latar belakang Pada tubuh manusia terdiri dari banyaknya saraf-saraf yang berfungsi untuk mengontrol tubuh manusia dengan mekanisme yang baik. Manusia dapat merasakan lapar, haus, marah, senang, dan juga segala jenis emosi dengan adanya campur tangan sari saraf yang mengatur. Pada tubuh manusia terdiri dari banyaknya tulang otot akan tetapi juga terdiri dari banyaknya saraf yang mempersyarafi. Saraf tersebut berpusat pada otak. Di otak saraf- saraf tersebut bekerja untuk mengendalikan sistem saraf pada manusia. Otak terdiri dari bagian otak besar, tengah dan bawah. Terdiri juga dengan medulla spinalis serta sistem saraf perifer dan sistem saraf otonom. Semua bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda akan tetapi saling berhubungan dan berkesinambungan. Kesemutan juga merupakan gangguan saraf yang lebih mengarah ke sistem saraf tepi. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang komplek, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan , dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya . sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakkan aktivitas sistem- sistem

Transcript of Pbl Blok 6 Cris 2

Hubungan Pharestesia dengan Gangguan Sistem Saraf TepiCristofher SitanggangMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaNIM : 102012281. E-mail : [email protected] Kelompok : E10

1. PEMBAHASAN1.1 Latar belakang Pada tubuh manusia terdiri dari banyaknya saraf-saraf yang berfungsi untuk mengontrol tubuh manusia dengan mekanisme yang baik. Manusia dapat merasakan lapar, haus, marah, senang, dan juga segala jenis emosi dengan adanya campur tangan sari saraf yang mengatur. Pada tubuh manusia terdiri dari banyaknya tulang otot akan tetapi juga terdiri dari banyaknya saraf yang mempersyarafi. Saraf tersebut berpusat pada otak. Di otak saraf-saraf tersebut bekerja untuk mengendalikan sistem saraf pada manusia. Otak terdiri dari bagian otak besar, tengah dan bawah. Terdiri juga dengan medulla spinalis serta sistem saraf perifer dan sistem saraf otonom. Semua bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda akan tetapi saling berhubungan dan berkesinambungan. Kesemutan juga merupakan gangguan saraf yang lebih mengarah ke sistem saraf tepi. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang komplek, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan , dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya . sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakkan aktivitas sistem- sistem tubuh yang lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran , ingatan, bahasa ,sensasi maupun sakit.1.2 Identifikasi istilah yang tidak diketahui Kesemutan Kesemutan atau parestesia adalah sensasi pada permukaan tubuh tertentu yang tidak dipicu rangsangan dari dunia luar atau sensasi rasa dingin atau panas di suatu bagian tubuh tertentu/ sensasi rasa dirambati sesuatu.1.3 Rumusan masalah a. Seorang ibu 50 tahun menderita kesemutan.

1.4 Hipotesisa. Paresthesia disebabkan oleh gangguan pada susunan saraf tepi.2. ISISkenario 6 :Ibu B usia 50 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan sering merasa kesemutan pada lengan kanannya.Ibu B menderita kencing manis dan pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90.

Anatomi secara MakroskopikSusunan Saraf Pusat terdiri atas otak dan medula spinal dan mengandung sel-sel saraf, atau neuron, dan sel-sel penyokong disebut neuroglia. Implus saraf keluar masuk SSP melalui cabang neuron panjang disebut akson. Susunan saraf tepi terdiri atas cabang-cabang ini yang berjalan dalam saraf kranial dan spinal dan kelompok neuron di luar terkait yang dikenal sebagai ganglia. SSP sendiri terdiri dari otak dan medula spinalis.1,2 Otak dan medula spinalis yang dikelilingi oleh tulang, dilindungi oleh lapisan atau selaput meninges, dan diselubungi oleh cairan serebrospinal. Otak dan medula spinalis merupakan struktur lanjutan yang ditemukan dalam tengkorak dan saluran spinal. Medula spinalis memiliki panjang kira-kira 17 inci (42 cm), dan berakhir pada bagian bawah tulang belakang. Serabut-serabut saraf keluar dari otak dan medula spinalis.1OtakOtak (Encephalon) adalah suatu masa jaringan saraf yang besar, lunak, dan berada di dalam tulang tengkorak. Otak terdiri atas bagian kelabu dan bagian putih. Bagian yang berwarna kelabu terdiri dari bada-badan sel saraf yang membentuk hubungan antara bagian otak yang satu dengan yang lain. Otak manusia manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen, dan menerima 1,5% curah jantung. Otak depan (prosencephalon) terbagi menjadi dua subdivisi yaitu telencephalon dan diencephalon; otak tengah (mesencephalon) terdiri dari pedunculus dan korpus quadrigemina; otak belakang (rhombencephalon) terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensephalon yang akan berubah menjadi pons dan serebelum, dan mielensephalon yang akan menjadi medula oblongata.3

Otak dibagi menjadi:1. Serebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak. Bagian luarnya berbentuk lipatan-lipatan yang disebut gyrus dan terbagi menjadi lobus-lobus yang dinami sesuai dengan tulang tengkorak yang mengelilinginya. Bagan luar disebut cortex cerebri, tersusun atas badan-badan sel saraf dan tampak berwarna abu-abu. Bagian dalam, tersusun dari akson dan dendrit sehingga berwarna putih. Semua aktivitas mental-berpikir, gerakan-gerakan tak disadari, interpretasi dan emosi diatur oleh serebrum. Aktivitas tertentu berpusat pada lobus tertentu.2. Serebellum, ditemukan di bawah lobus occipital serebrum. Serebellum juga memiliki bagian luar yang terdiri atas badan sel kelabu. Bagian ini berfungsi dalam koordinasi gerak otot dan keseimbangan. Permukaan serebelum berlipat-lipat membentuk folia yang dipisahkan oleh fisura-fisura. Serabut yang berasal dari atau meninggalkan cerebelum bersifat ipsilateral (berasal dari sisi tubuh yang sama).3 Cerebellum terdiri dari 2 hemispherium cerebelli. Hemispherium cerebelli dibagi menjadi 3, yaitu lobus anterior, lobus posterior, dan lobus flocculonodular. Lobus anterior terletak di depan fissure primarius. Fungsi utama bagian ini adalah untuk regulasi tonus otot dan mempertahankan sikap badan. Lobus anterior menerima input dari muscle spindle dan organon golgi. Lobus posterior terletak antara fissure primarius dengan fissure posterolateralis. Fungsi utama bagian ini adalah koordinasi berbagai gerakan lincah yang diawali dari korteks cerebri. Lobus flocculonodular termasuk archicerebellum. Fungsi utama bagian ini adalah mempertahankan keseimbangan.

Gambar 3. Otak kecil

3. Batang otak, daerah yang paling tua dan paling kecil di otak bersambungan dengan korda spinalis. Fungsi umum adalah untuk perilaku otomatis, jalur masuk utama semua serabut dan cerebrum dan medulla spinalis dan sebaliknya. Selain itu, memberi ineversi bagi wajahdan kepala (nervi craniales X dan XII). Melekat ke bagian atas ke belakang dari otak adalah serebelum, yang berkenaan dengan posisi tubuh dalam ruang yang sesuai dan koordinasi bawah sedar aktivitas motoric (gerakan). Di atas batang otak , terselip di dalam interior serebrum adalah diensefalon yang mengandung dua komponen otak yaitu hipotalamus yang mengontrol banyak fungsi homeostasis yang penting untuk mempertahankan stabilitas lingkungan internal. Keduanya ialah thalamus yang melakukan sebagian pengolahan sensorik primitive.Terdiri dari mesenchepalon, pons, dan medula oblongata. Mesenchepalon, merupakan bagian encephalon yang terkecil, yang menghubungkan diencephalon dengan pons. Pada permukaan dorsal mesenchepalon terlihat empat tonjolan kecil yang dikenali sebagai corpora quadrigemina ( nuclei terbesar) yang terbagi menjadi colliculus rostralis (superior) yaitu nuclei yang berperan pada reflex visual dan colliculus caudalis (inferior)yang berperan dalam reflex terhadap suara. Brachium colliculi caudalis (inferior) menghubungkan colliculuc caudalis dengan corpus geniculatum mediale manakala brachium colliculi rostralis (superior) menghubungkan colliculus rostralis dengan corpus geniculatum laterale. Nervus trochlearis (N.IV) muncul di caudal dari sepasang colliculus caudalis (inferior) kemudian mengelilingi mesencephalon. Subtansia grisea periaquaductural mengelilingi aquaductus cerebri. Fungsi utama adalah untuk fight-and-flight reaction dan menghubungkan respon terhadap nyeri visceral. Potongan mesenchepalon setinggi colliculus rostralis superior, tampak jelas pada tegmentum adalah nucleus ruber.Nukleus ini terdiri atas dua bagian yaitu pars magrocellularis dan pars parcocellularis. Pada bagian depan subtansia gricea centralis terdapat nucleus occulomotorius (N.III) menembus nucleus ruber sebelum muncul pada bagian medial crus cerebri. Colliculus rostralis superior berserta daerah ini di rostralnya, yang disebut pretectum merupakan stasiun relay untuk impuls visual.4

Pada bagian paling ventral dari tegmentum terdapat subtansia niagra yang terdiri dari pars compacta pada bagian ini neuron berpigmen neuromelanin. Pigmen ini merupakan sampingan pembuatan dopamine. Dopamin disini digunakan pada lintasan dopaminergi nigrotriastal. Pars reticularis terletak di bagian ventral pars compacta, mengandung neuron tak berpigmen.

Gambar 3. Batang otak (mesenchepalon) tampak posterior8

Pons, merupakan bagian rostral dari rhombenchepalon.Terletak di antara mesencephalon dan medulla oblongata. Mengandung nuclei dari nervi craniales N. Trigeminus (N.V), N. Abduscens ( N.VI) dan N. Facialis (N. VII) .Pada linea mediana terdapat sulcus basilaris yang ditempati oleh a.basilaris.Tempat perlekatan N.Trigeminus merupakan tanda perbatasan pons dengan pedinculus cerebellaris medius (pontinus).Permukaan dorsal pons ditutupi oleh cerebellum.4Medulla oblongata, Merupakan bagian paling caudal dari encephali, membentang dari foramen sampai sulcus bulbopontinus dan berlanjut menjadi medulla spinalis. Pada permukaan ventral (anterior) terlihat fissura mediana ventralis di linea mediana, pyramis terlatak di kanan kirinya. Pyramis mengandung seluruh tractus sulcus corticospinalis. Manakala pada permukaan lateral sebelah inferior didapatkan lobus coeruleus inferior dimana sebelah profundanya ditempati oleh nucleus spinalis nervi trigemini yang tampak dari luar (terutama pada bayi) karena tractus spinalis trigemini belum mengalami mielinisasi. Di sini, Nervus craniales VIII-XII keluar dari medulla oblongata.

Medula SpinalisKorda jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebra yang memanjang dari medula batang otak sampai ke area vertebra lumbal pertama disebut medula spinalis. Medula spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus ascendens dan descendens. Medula spinalis terletak dalam canalis vertebralis, dilindungi oleh tulang, meninges, dan LCS. Durameter pada medula spinalis hanya selapis. Ada dua sulcus sepanjang medula spinalis yaitu sulcus mediana posterior dan sulcus mediana anterior.3 Struktur umum medula spinalis:Medula spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medula spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-ratanya 42 cm. Pada medula spinalis, terdapat dua pembesaran yaitu pembesaran lumbal dan serviks yang menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Ada 31 pasang saraf spinal yang keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral. Korda berakhir di bagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua. Saraf spinal bagian bawah yang keluar sebelum ujung korda mengarah ke bawah, disebut korda ekuina, muncul dari kolumna spinalis pada foramina intervertebral lumbal dan sakral yang tepat. Lapisan meninges yang melapisi otak, juga melapisi korda.Fisura median anterior (ventral) dalam dan fisura posterior (dorsal) yang lebih dangkal menjalar di sepanjang korda dan membaginya menjadi bagian kanan dan kiri.3

Susunan Saraf Tepi (SST)Tersusun atas saraf kranial, saraf spinal, dan saraf otonom yang mempunyai dua divisi utama yaitu sistem saraf simpatis (torakolumbar) dan sistem saraf parasimpatis (kraniosakral).3Saraf Kranial12 pasang saraf kranial menghantarkan pesan-pesan motoris dan sensoris, atau kedua-duannya, terutama antara otak dan batang otak serta leher dan kepala. Semua saraf kranial, kecuali saraf olfaktorius dan optikus, keluar dari batang otak, pons, atau medula oblongata dari batang otak.

Saraf Spinal4Saraf-saraf spinal pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45 cm dan lebar 14 m. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang dangkal secara longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan bagian yang paling dalam dari anterior berupa fisura.Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masung memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramina intervertebrales. Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demakian, terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya & vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigeal. Mikroskopik Jaringan SarafAda 4 jaringan dasar dalam tubuh manusia yaitu jaringan epitel, jaringan penyambung, jaringan otot, dan jaringan saraf. Jaringan saraf adalah salah satu dari 4 jaringan dasar dalam tubuh kita yang disusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong saraf (neuroglia) yang berfungsi untuk komunikasi.5Secara embriologi, jaringan saraf berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan saraf mengintegrasikan dan mengkoordinasikan fungsi-fungsi jaringan lain dalam tubuh. Jaringan saraf terdiri atas macam-macam jenis sel neuron dan sel glia yang berasal dari neuroepitel embrional.7Sel saraf atau neuron merupakan unsur dasar sel sistem saraf. Neuron memiliki struktur yang bercabang-cabang. Melalui cabang-cabang tersebut berbagai bagian tubuh dihubungkan dan aktivitasnya diatur. Neuron terdiri dari badan sel dan prosesus/juluran. Badan sel neuron disebut perikarion yang terdiri dari nukleus, sitoplasma, dan organel-organel; sementara prosesus/juluran terdiri dari 1 akson dan beberapa dendrit. Akson/neurit adalah penjuluran sitoplasma yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron yang lainnya. Sementara dendrit adalah penjuluran sitoplasma yang berperan dalam menerima sinyal dari neuron lain dan meneruskannya ke badan sel saraf.6Berdasarkan fungsinya, sel saraf /neuron dapat dibedakan menjadi neuron motorik, neuron sensorik, dan neuron interneuron. Neuron motorik berperan dalam mengawasi organ efektor seperti otot dan kelenjar; menghantarkan impuls-impuls saraf dari saraf pusat ke organ-organ efektor seperti serabut-serabut otot, kelenjar eksokrin, dan kelenjar endokrin. Neuron sensorik berperan dalam menerima rangsang sensoris eksteroseptif dan interoseptif; serta menyampaikan impuls-impuls saraf dari lingkungan ke saraf pusat. Neuron interneuron berperan sebagai penghubung atau penghantar impuls-impuls saraf dari satu sel saraf ke sel saraf lain atau dari sel saraf motorik ke sel saraf sensorik.6Sel glia atau neuroglia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel glia mempunyai kemampuan bermitosis atau berdegenerasi dan terdapat di substansia kelabu dan substansia alba. Sel glia merupakan 70% - 80% dari seluruh sel yang ada di sistem saraf pusat dan umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus dendrit dan neurit sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal. Selain itu, sel glia mempunyai fungsi untuk membantu sel saraf melakukan fungsi integratif dan komunikatifnya.7 Macam-macam sel glia antara lain: mikroglia yang berasal dari mesoderm dan berfungsi sebagai fagositosis di sistem saraf pusat, oligodendroglia yang berasal dari ektoderm dan berfungsi untuk membentuk selubung mielin di sistem saraf pusat dan sebagai sel penyokong, astrosit fibrosa yang berasal dari ektoderm dan berperan pada metabolisme energi dalam korteks serebri, astrosit protoplasmatis yang dominan di substansia kelabu, sel ependim yang berasal dari ektoderm dan merupakan sel yang melapisi rongga ataau ruang ventrikel dan kanalis sentralis pada medula spinalis, sel schwann yang menghasilkan mielin di sistem saraf tepi, dan sel satelit yang berada dalam ganglia sistem saraf tepi.7Hubungan antara satu saraf dengan saraf lainnya disebut dengan sinaps. Ada 2 jenis sinaps yaitu chemical sinaps dan electrical sinaps. Pada chemical sinaps, impuls diteruskan melalui substansia kimiawi yaitu neurotransmitter atau neuromedulator; misalnya penerusan impuls saraf dari dendrit sel saraf ke otot. Sementara pada electrical sinaps, impuls diteruskan dari neuron yang satu ke neuron yang lainnya dengan cara melintas bebas melewati gap junctions; misalnya di retina dan korteks serebrum.5Jaringan saraf bergabung membentuk sistem saraf dalam tubuh. Fungsi dasar dari sistem saraf yang menurun kepada yang lain adalah komunikasi yang tergantung pada sifat kimiawi dan listrik khusus dari sel-sel saraf dan cabang sel yang panjang. Sifat-sifat ini mencerminkan dua ciri fundamental protoplasma: iritabilitas yaitu kemampuan bereaksi secara bertingkat terhadap rangsang fisik atau kimiawi, dan konduktivitas yaitu kemampuan menghantar rangsang dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain.2

Gambar 4. Jaringan saraf

Sistem SensorikSistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsi suatu ransang. Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksi tubuh. Sistem ini dapat juga di maknai sebagai perasaan tubub atau sensibilitas. Dalam sensorik kita mengenal istilah reseptor. Reseptor merupakan sel atau organ yang berfungsi menerima ransang atau stimulus. Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam serta luar. Setiap reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan metranduksi energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf. Menurut letaknya, reseptor di bagi menjadi exteroseptor, proprioseptor, interoseptor. Exteroseptor adalah perasaan tubuh permukaan (kulit) seperti sensasi nyeri, suhu dan raba. Prorioseptor merupakan perasaan tubuh dakam seperti pada otot, sendi dan tendo. Interoseptor adalah perasaan tubub pada alat viscera atau alat-alat dalam seperti jantung, lambung, usus. Menurut tipe dan jenis stimulus di bagi menjadi mekanoreseptor, thermoreseptor, nociseptor, chemoreseptor dan photoreseptor. Pada mekanoreseptor merupakan kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka, persendian dan organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan). Chemoreseptor merupakan reseptor sensorik untuk mendeteksi ransang kimiawi seperti bau-bauan yang di terima oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah. Proses hantaran impuls sensorisProses hantaran impuls dimulai saat rangsangan datang. Rangsangan datang yang berasal dari luar dan dalam. Rangsang ini diterima dari organ-organ sensoris seperti, telinga, mata, kulit, dll. Lalu organ-organ tersebut akan melajutkan impuls ke reseptor-reseptor rangsang. Reseptor rangsang tersebut akan merubah energi mekanik yang dihantarkan oleh organ-organ tersebut menjadi energi listrik dalam bentuk potensial reseptor. Jika potensial reseptor dapat mencapai firing level maka akan timbul potensial aksi dan diteruskan ke sepanjang akson dan akan terus dilanjutkan ke saraf berikutnya. Perpindahan potensial aksi ini terjadi di sinaps. Sinaps adalah titik komunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya. Macam-macam sinaps ada 2 yaitu sinaps kimiawi dan sinaps listrik. Sinaps kimiawi yaitu impuls diteruskan melalui substansi kimiawi sedangkan sinaps listrik yaitu impuls diteruskan dari neuron yang satu kelainnya melintas bebas melewati gap junctions. Pada sinaps terdapat beberapa neurotransmitter yang berguna untuk menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis, pada proses perpindahan saraf ini terjadi perlambatan sebanyak beberapa kali, pada akhir jalur afferens akson akan masuk ke medulla spinalis, naik ke medula oblongata, naik ke pons lalu ke mesensefalon lalu ke thalamus. Di thalamus akan diterima oleh nuklei-nuklei yang bersangkutan dengan impulsnya dan dari situ akan langsung disalurkan ke pusat sensoris yaitu broadman 3,1,2 tepatnya di gyrus postcentralis.

Gambar 5. Mekanisme sistem sensoris

Daftar Pustaka

1. Hegner BR, Caldwell E. Budhi JF, ahli bahasa. Asisten keperawatan suatu pendekatan proses keperawatan. Edisi 6. 2003. Jakarta: EGC. h.72-6.2. Bloom, Fawcett DW. Tambayong J, ahli bahasa. Buku ajar histologi. Edisi 12. 2002. Jakarta: EGC. h.277.3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2003.h.154,163,166,168-178.4. Iskandar Japari. Cairan Serebrospinal. Universitas Sumatera Utara : Fakultas Kedokteran bagian bedah; 2010.5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h.95-7.6. Liawati E. Ilmu biologi manusia. Jakarta: Gramedia; 2007.h.58-9.7. Johnson KE. Histologi dan biologi sel. Jakarta: Binarupa Aksara; 2004.h.215,218-19.8. Sumber Gambar: http://www.aktivasiotak.com