PBL Blok 2 Modul 2(1)

download PBL Blok 2 Modul 2(1)

of 13

description

PBL Blok 2 Modul 2

Transcript of PBL Blok 2 Modul 2(1)

Data SKDN pada Posyandu dan Kegiatan Posyandu di MasyarakatAndreas10.2013.013Mahasiswa Fakultas Kedokteran UkridaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta [email protected]

Abstraksi

Posyandu merupakan singkatan dari pos pelayanan terpadu. Posyandu merupakan program dari puskesmas yang dilaksanakan di masyarakat di daerah-daerah desa yang bertujuan untuk meningkatan atau mencegah penyakit di daerah tersebeut. Keberadaan Posyandu dengan kata lain untuk melaksanakan paradigma sehat dimana dilakukan upaya untuk peningkatan kesehatan(promotif) dan pencegahan penyakit(preventif). Posyandu karena keberadaannya melaksanakan paradigma sehat tentu saja memiliki strutur organisasi agar dapat berjalan dengan baik setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Posyandu biasanya ditemukan di daerah desa-desa mempunyai sasaran dan sasaran dari kegiatan Posyandu dapat dibedakan menjadi dua dimana Posyandu dapat melakukan kegiatannya ke perorangan ataupun kepada satu kelompok masyarakat yang ada di sekitarnya.

-Kata Kunci: posyandu, paradigma sehat, promotif, preventif

AbstractPosyandu is an acronym for integrated service post. Posyandu is a program of the clinic held in communities in rural areas which aim to improve health(porimotion) or prevent the disease(preventive) in the area tersebeut. Posyandu existence in other words to implement the health paradigm in which efforts for improvement and disease prevention. Posyandu for its existence implementing health paradigm certainly has strutur organization that can work well any activities that would be implemented. Posyandu is usually found in the villages have goals and objectives of the activities can be divided into two neighborhood health center where Posyandu can conduct its activities to the individual or to a group of people around him.

-Key Words: posyandu, health paradigm, promotion, preventive

Pendahuluan

Kesehatan merupakan hak semua orang tanpa terkecuali. Sebenarnya apa itu sehat? Sehat menurut undang-undang nomor dua puluh tiga tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh dua dan disempurnakan dengan undang-undang nomor tiga puluh enam tahun dua ribu sembilan.1 Kesehatan yang ada saat ini adalah tanggung jawab kita bersama atau bisa juga dibilang merupakan tangung jawab masyarakat dan pemerintah.

Karena itu pemerintah mencanangkan sebuah paradigma yang disebut paradigma sehat dimana merupakan paradigma yang menekankan pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang mendukung hal tersebut khususnya di bagian desa-desa membuat kegiatan yang di dukung oleh satu lembaga yang disebut puskesma dan kegiatan tersebut disebut Posyandu atau pos pelayanan terpadu. Dalam pembuatan makalah ini saya mempunyai tujuan untuk menerangkan mengenai paradigma sehat dan keberadaan Posyandu di masyarakat, agar bagi masyarakat yang belum mengetahui bisa mengetahuinnya dan mendukung program pemerintah ini dan dapat memajukan kesehatan.

Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan pemikiran yang diusulkan oleh presiden Indonesia yang ke tiga atau yang dikenal dengan BJ Habibie. Paradigma memiliki pengertian model dalam teori ilmu pengetahuan,2 dan sehat memiliki meurut undang-undan nomor dua puluh tiga tahun seribut sembilan ratus sembilan puluh dua mempunyai arti keadaan sejahtera jasmani, rohani, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi,3 sehingga dapat disimpulkan paradigma sehat memiliki pengertian: model kebijakan pembangunan baru yang bersifat holistik.3 Bersifat holistik memiliki arti dimana melihat kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Sekor yang dimaksud adalah seluruh sektor yang ada di Indonesia atau seluruh departemen yang ada di Indonesia. Dalam paradigma sehat di Indonesia lebih ditekankan kepada upaya pencegahan atau disebut dengan preventif dan peningkatan kesehatan atau disebut dengan promotif. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah individu masuk dalam fase sakit atau patogenesis. Patogenesis adalah mulai berkembangnya kondisi yang tidak wajar atau penyakit,4 sehingga dapat disimpulakan paradigma sehat adalah upaya peningkatan dan pencegahan kesehatan sebelum individu sakit upaya ini merupakan upaya pencegahan primer atau primary preventation.

Primary Preventation

Primary preventation atau pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan pada saat keadaan seseorang masih dalam keadaan sehat. tindakan primary preventation meliputi dua tindakan yaitu promosi kesehatan atau disebut dengan health promotion dan perlindungan secara spesifik atau sering disebut specific protection.3 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya fase patogenesis atau fase sakit. Bagian dari promosi kesehtan atau bisa juga disebut health promotion merupakan tindakan yang dilakukan pada saat keadaan sehat dengan mengggunakan pengetahuan seperti: berolahraga, mencuci tangan, mengkonsumsi makanan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, dan berbagai cara lainnya.3 Promosi kesehatan yang diakukan oleh Posyandu adalah pemberian penyuluhan kepada ibu seorang demi seorang dengan tidak beberapa ibu sekaligus.5 Pemberian penyuluhan dari individu kepada individu lainnya dalam hal ini adalah ibu-ibu yang dilakukan oleh Posyandu dilakukan agar ibu-ibu memahami dan bertindak untuk perbaikan gizi keluarganya.5 Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan beberapa penyakit yang dapat dilakukan dengan menggunakan promosi kesehatan seperti demam berdarah dengan gerakan tiga m, diare dengan mensanitasi lingkungan dan pengolahan sumber makanan dan air yang bersih, hepatitis alcoholic dengan menjaga dari minuman-minuman berakohol dan berbagai macam penyakit lainnya.Perlindungan Spesifik

Perlingdungan spesifik atau specific protection merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan pada waktu sehat dimana tindakan pencegahan atau preventif tersebut berbeda dengan tindakan prevetif promosi kesehatan dimana perlindungan spesifik merupakan perlindungan yang menggunakan alat atau alat khusus seperti: topi, baju, jaket tembus peluru, dan yang biasa dibagian kesehatan yaitu imunisasi.3 Untuk mewujdudkan kegiatan promotif dan preventif ini di Indonesia khususnya di daerah pedesaan, kelurahan, kecamatan, RT, RW biasanya digunakan Pos Pelayanan Terpadu atau biasa disingkat dengan Posyandu yang merupakan salah satu kegiatan puskesmas.

Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan akronim dari pos pelayanan terpadu. Posyandu memiliki arti salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat untuk memajukan kesehatan di daerahnya yang mempunyai sasaran untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi.6Struktur Organisasi Posyandu

Pos pelayanan terpadu atau Posyandu merupakan bagian dari kegiatan puskesmas. Posyandu merupakan satu kegiatan struktural yang dilaksanakan oleh puskesamas yang mempunyai struktur organisasi di dalamnya. Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukan Posyandu.6 Kepengurusan di Posyandu diatur oleh satu kelompok atau unit pengelola yang disebut dengan unit/kelompok pengelola Posyandu. Kelompok pengelola Posyandu terdiri dari beberapa anggota dan dikepalai oleh seorang ketua yang dipilih dari para anggotanya.6 Tugas dan tanggung jawab unsur pengelola Posyandu disepakati bersama masyarakat setempat.6 Dibawah unit pengelola Posyandu terdapat Posyandu-Posyandu yang terdapat di berbagai daerah(gambar 1).6

Posyandu yang terdapat di beberapa daerah tersebut terdapat kepengurusan yang fungsional dimana di dalam Posyandu minimal mempunyai ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu.6 Di dalam Posyandu terdapat tingkat perkembangan Posyandu yaitu: Posyandu pratama, Posyandu madya, Posyandu purnama, dan Posyandu mandiri.6 Di dalam setiap Posyandu terdapat bagian yang disebut kader posyadu. Kader Posyandu adalah penyelenggara kegiatan Posyandu secara sukarela, dan dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia.6 Kader Posyandu merupakan bagian dari organisasi Posyandu yang bersifat fungsional.Tujuan Didirikan Posyandu

Tujuan didirikannya Posyandu tentu saja untuk meningkatkan tingkat kesehatan yang ada di Indonesia khususnya di daerah-daerah pedalaman atau desa dengan cara menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.6 Terdapat dua jenis tujuan dalam posandu yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan khusus yaitu meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraannya, meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan.6 Tujuan umum dari Posyandu adalah percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi.6 Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau kegiatan pilihan.6 Kegiatan utama Posyandu ada lima yaitu kesehatan ibu dan anak atau bisa disingkat KIA, program keluarga berencana atau disingkat dengan istilah KB, program Imunisasi, program gizi dan program pencegahan dan penanggulangan diare dengan program PHBS(perilaku hidup bersih dan sehat).6 Program-program utama merupakan program-program yang dijalankan oleh Posyandu setiap kali ada individu datang ke Posyandu. Kegiatan yang terdapat di dalam Posyandu dilakukan dengan prinsip lima meja. Setiap maja memiliki tugasnya masing-masing. Meja pertama melayani bagian pendaftaran individu yang datang ke Posyandu, meja kedua melakukan penimbangan anak-anak balita, meja tiga tempak pencatatan hasil timbangan di kms, meja keempat dimana dilakukan penyuluhan, dan meja kelima melayani pemerikasaan kesehatan contoh: imunisasi, pemberian gizi tambahan, dan pelayanan kesehatan lainnya.6 Pada bagian pencatatan dikenal dengan istilah SKDN dimana S menyatakan semua anak yang ada di daerah Posyandu tersebut dilaksanakan, K menyatakan anak balita yang mempunyai KMS atau Kartu Menuju Sehat, D dimana menyatakan jumlah anak yang datang ke Posyandu dan ditimbang karena semua anak yang datang ke Posyandu pasti akan ditimbang karena pada bagian meja kedua dari lima meja merupakan tempat penimbangan, dan N dimana menyatakan jumlah individu yang berat badannya naik(hal ini dilakukan setiap bulan). Idealnya dari sebuah Posyandu jumlah S sama dengan jumal K sama dengan jumlah D sama dengan jumlah N.Pembahasan Skenario A dimana SKDN

Penimbangan berata badan ini merupakan salah satu kegiatan yang merupakan bagian dari promotif kesehatan/health promotion dimana tingkat kesehatan atau peningkatan kesehatan dari seorang balita dapat dilihat dari berat badannya apakah balita tersebut sehat, baik gizinya atau sakit dan asupan gizi balita tersebut kurang. Karena untuk memantu perkembangan kesehatan bayi tersebut Posyandu melakukan pencatatan data dari jumlah balita. Pada skenario A dapat kita liat data yang ada merupakan data kegiatan utama Posyandu yaitu KIA(kesehatan ibu dan anak) dimana yang didata adalah berat badan balita yang terdapat di Posyadu Melati SKDN padahal idealnya Posyandu memiliki data S=K=D=N.

Dari data penimbangan balita di Posyandu Melati terjadi keanehan data seperti pada bulan Januari dan Oktober dimana jumlah anak balita yang ada di daerah Melati lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anak balita yang memilik KMS di daerah melati tersebut ini dapat terjadi disebabkan beberapa hal yaitu mungkin saja di bulan Januari dan Oktober banyak balita yang pindah daerah seperti urbanisasi bersama orang tuanya atau pindah ke daerah lain, adanya anak balita mempunyai dua KMS hali ini bisa terjadi ada balita yang pergi ke dua posyandu yang berbeda dan masing-masing posyandu memberikan KMS, dan kemungkinan lainnya Balita dari tempat lain datang dengan membawa KMS.

Pada bulan November terjadi keanehan data dimana jumlah balita yang ditimbang di Posyandu lebih besar dibandingkan dengan jumlah balita yang ada di daerah Melati tersebut. Hal ini bisa terjadi dengan kemungkinan di daerah tersebut pada bulan November banyak balita dari luar daerah Melati yang datang untuk menimbang bayinya. Pada bulan Februari, Maret, Mei, November, dan Desember terjadi keanehan data antara jumlah balita yang memiliki KMS dan balita yang mempunyai KMS dengan balita yang datang untuk ditimbang dimana lebih banyak jumlah anak balita yang datang untuk ditimbang dibandingkan dengan balita yang mempunyai KMS. Selisih ini kemungkinan dikarenakan pada bulan-bulan tersebut banyaknya penduduk di luar daerah Melati datang untuk ditimbang atau bisa juga dikarenakan semua balita yang ada di daerah banyak yang belum mempunyai KMS tetapi datang ke Posyandu untuk ditimbang.

Pada bulan April, Juli, Agustus, September terjadi selisih yang cukup besar antar jumlah balita di posyandu dengan jumlah balita yang ditimbang sebagai contoh: pada bulan Agustus jumlah balita yang ada di daerah Melati 791 sedangkan jumlah balita yang ditimbang hanya 488 terjadi selisih yang cukup besar. Hal-hal tersebut dapat terjadi dimungkinkan karena Posyandu pada bulan-bulan tersebut kurang aktif atau sedikit dari masyarakat Melati yang pada bulan itu datang untuk menimbang. Di bulan Januarim Februari, Juni, Juli sepertinya terjadi kesalahan pencatatan data yang sepertinya sedikit fatal dikarenakan jumlah bayi yang naik berat badannya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bayi yang ditimbang.

Rata-rata jumlah balita yang ada di daerah melati pada satu tahun tersebut adalah 486,3. Rata-rata jumlah balita yang mempunyai kartu menuju sehat di daerah melati yaitu 404,7. Rata-rata jumlah balita yang ditimbang pada tahun tersebut yaitu 378,3 dan rata-rata jumlah balita yang naik berat badannya pada tahun tersebut adalah 323,9. Dengan menggunakan perbandingan antara rata-rata jumlah balita yang memiliki kartu menuju sehat dengan rata-rata jumlah balita yang ada di daerah Melati didapatkan tingkat keberhasilan pemerintah dalam menjalankan kartu menuju sehat di daerah melati. Dengan menggunakan perbandingan antara jumlah anak balita yang berat badannya naik dengan jumlah anak balita yang ditimbang dapat didapatkan presentase kecukupan gizi di daerah melati.Kesimpulan

Adanya kesalahan pencatatan data di Posyandu Melati terutama pada bulan Januari, Februari, Juni dan Juli dikarenakan tidak mungkin jumlah bayi yang naik berat badannya ditimbang dapat lebih banyak jumlahnya dibanding total bayi yang ditimbang. Tingkat keberhasilan penggunaan kartu menuju sehat di daerah melati adalah 83,2% hal ini berarti pelaksanaan kegiatan kartu menujua sehat cukup berhasil. Tingkat asupan gizi di daerah Melati mencapai 85,6% hal ini berarti asupan gizi pada tahun tersebut di daerah Melati cukup baik dan cukup banyak balita yang naik berat badannya. Daftar Pustaka

1. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta. PT Asdi Mahatsatya: 2012; h.1.

2. Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembang bahasa. Kamus besar bahasa indonesia. Edisi ke-4. Balai Pustaka: 1995; h.7293. Susanto A, Hendrata JH, Tamba E, E Irwandy T, Susanto DH, Tumilisar DL, et al. Paradigma sehat. Jakarta. Fakultas Kedokteran UKRIDA: 2011.4. Dorland WA, Frank J, Brady JP, et al, John P Friel, ed. Dorlands illustrated medical dictionary. 26th ed. Canada. W.B. Saunders Company: 1981; p.977.

5. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Buku pedoman petugas lapangan UPGK.Jakarta. Departemen Kesehatan: 1988; h.40-2.6. Azwar A, Wandaning, Karim F, Hermiyanti, Hernawati I, Minarto, et al. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta. Departemen Kesehatan: 2006; h.11-9.

Lampiran

Skenario A

Posyandu Melati menampilkan hasil penimbangan sebagai berikut

BulanSKDN

Januari335409304470

Februari548445487495

Maret502299410321

April481312210200

Mei460367377251

Juni382364351372

Juli513395311343

Agustus791673488416

September588415362349

Oktober320376315311

November421379473156

Desember495422452203

Istilah yang Tidak Diketahui

KMS: Kartu Menuju Sehat.5

Rumusan Masalah

1. Hasil penimbangan balita Posyandu melati

2. Ketidak sesuaian data dalam tabel

Analisis MasalahHipotesis

Ketidak sesuaian data pada hasil di Posyandu melati Gambar 1. Struktur Orgnaisasi Posyandu.6

Keterangan:

S= semua anak balita

K= semua anak balita yang memiliki KMS

D= semua anak balita yang ditimbang

N=semua anak balita yang naik berat badannya

1. Bagaimanakah hasil penimbangan balita posyandu melati

2. Jika dianggap kurang apakah penyebab masalahnya?

Posyandu

Paradigma

Sehat

Pengertian

Posyandu

Struktur Organisasi

Posyandu

Tujuan Posyandu

Kegiatan

Posyandu

Rumusan

Masalah

PAGE 1