PBL B9 dysphagia

18
Dysphagia dan Kaitannya dengan Sistem Kerja Tractus Disgetivus Reynaldo 10.2011.197 Jl. Mandala Tengah no. 25 Tomang [email protected] FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA 2013 Pendahuluan Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati dan pankreas. Pola makan yang tidak teratur dapat menimbulkan kegemukan dan akhirnya dapat terjadi hipertensi. Hipertensi men-trigger terjadinya stroke yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan seperti dysphagia sehingga apabila sudah kronis dapat dilakukan sonde lambung agar dapat memasukkan makanan serta cairan dari luar tubuh ke dalam saluran pencernaan (khusunya lambung). Dysphagia biasanya merujuk pada gangguan dalam proses penelanan. Disfagia dapat menjadi ancaman yang serius terhadap kesehatan seseorang karena adanya resiko malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, dan sumbatan jalan napas. Beberapa 1

description

y

Transcript of PBL B9 dysphagia

Dysphagia dan Kaitannya dengan

Sistem Kerja Tractus Disgetivus

Reynaldo

10.2011.197

Jl. Mandala Tengah no. 25 Tomang

[email protected] FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA 2013

Pendahuluan

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplekdiubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati dan pankreas. Pola makan yang tidak teratur dapat menimbulkan kegemukan dan akhirnya dapat terjadi hipertensi. Hipertensi men-trigger terjadinya stroke yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan seperti dysphagia sehingga apabila sudah kronis dapat dilakukan sonde lambung agar dapat memasukkan makanan serta cairan dari luar tubuh ke dalam saluran pencernaan (khusunya lambung). Dysphagia biasanya merujuk pada gangguan dalam proses penelanan. Disfagia dapat menjadi ancaman yang serius terhadap kesehatan seseorang karena adanya resiko malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, dan sumbatan jalan napas. Beberapa penyebab telah ditujukan terhadap disfagia pada populasi dengan kondisi neurologis dan non-neurologis. Gangguan yang menyebabkan disfagia dapat mempengaruhi fase oral, faringeal, atau esofageal dari fase menelan. Sonde adalah pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Sonde lambung adalah alat khusus untuk memasukkan cairan makanan pada pasien yang tidak bisa makan sendiriyaitu dengan memasukkan makanan cair ke dalam lambung dengan menggunakan sonde lambung yang steril melalui hidung atau mulut. Tujuan dari pembuatan tinjauan pustaka ini ialah untuk mengedukasi khalayak mengenai tingginya prevalensi kejadian penyakit stroke akibat hipertensi yang berdampak pada nonaktivasi sistem tubuh, salah satunya pencernaan. Pengenalan lebih jauh lebih dalam kaitan fisiologis yang akan dibahas baik Struktur Makro/Mikroskopis Saluran Pencernaan, Fungsi Organ Pencernaan, Mekanisme Pencernaan, dan Mekanisme Menelan yang berlangsung di dalam tubuh. Mulut

Rongga oral adalah jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum terletak di antara gigi, bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah dan orofaring di bagian belakang.

Bibir

Tersusun dari otot rangka (orbicularis oris) dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.1a. permukaan luar bibir, dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar keringat serta kelenjar sebasea

b. Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.

c. Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa. Bagian frenulum labia melekatkan membrane mukosa pada gusi di garis tengah.

Gigi

Tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibular dan maxilla. Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup (overlap) gigi bawah.1Manusia memiliki 2 susunan gigi:1a. Gigi primer (gigi susu), dalam setengah lengkung gigi (dimulai dari ruang diantara dua gigi depan) terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua geraham (molar), total menjadi 20 gigi.

b. Gigi sekunder (permanen) mulai keluar pada usia lima sampai enam tahun. Setengah dari lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu tarinng, dua premolar (biskupid), dan tiga geraham (tricuspid). Total menjadi 32 buah. Gerahan ketiga disebut gigi bungsu.

Lidah

Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsic lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, dan akhirnya mendorong masuk ke faring.2Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung kebelakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.2Lidah terdiri dari 3 bagian utama:

a. Radix linguae

Merupakan bagian lidah yang paling belakang. Radix linguae memperlihatkan permukaan tidak rata.

b. Dorsum linguae

Mukosa dorsum tidak dapat bergerak difiksasi oleh aponeurosis linguae yang kuat. Sulcus terminalis yang berbentuk V memisahkan dorsum dan radix linguae. Terdapat sejumlah papila yang sebagian berfungsi pengecap dan sebagian berfungsi mekanikdan taktil.

c. Apex linguae

Merupakan ujung depan lidah. Lidah terikat oleh ligament halus yang disebut frenulum linguae. Letaknya di tengah-tengah membrane mukosa pada inferior lidah.Palatum

Atau nama sering disebut dengan langit-langit terdiri atas dua bagian, yaitu palatum durum (keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris, dan lebih kebelakang terdiri atas 2 tulang palatum.

Dibelakang terdapat palatum molle (lunak). Yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak dan yang terdiri atas jaringan fibrus dan selaput lendir.

Di tengah palatum molle menggantung ke luar sebuah prosesus berbentuk kerucut, yaitu uvula.2 Kelenjar Saliva

Mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mucus.1Ada tiga pasang kelenjar saliva:

a. Kelenjar parotid

kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid (stensen) menuju suatu elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.2b. Kelenjar submandibularis

Kurang lebih sebesar kacang kenari dan terletak di permukaan dalam pada mandibular serta membuka melalui duktus Wharton menuju dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.2c. Kelenjar sublingua

terletak di bawah membrane mukosa dasar mulut dan tertutup di bawah bagian depan lidah. Kelenjar ini memiliki sekitar 12 saluran kecil yang membuka ke dalam dasar mulut.3Pharynx

Pharynx adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi 3 bagian:2a. Nasofaring: bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal.b. Orofaring: gabungan sistem respirasi dan pencernaan, makanan masuk dari mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru. Orofaring berhubungan ke bawah dengan (c)laringofaring, merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di belakang laring dan dengan ujung atas esofagus.

Oesophagus

Oesophagus adalah suatu pipa muscular sepanjang 25 cm, yang merupakan lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra thorakal X-XI.3Fungsi dari oesophagus adalah menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.Oesophagus agak menyempit pada:3 Ujung atas oesophagus

Tempat bronkus menyilangi oesophagus

Tempat oesophagus melewati diafragmaTerdiri dari tunika mukosa, mempunyai epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.Tunika muskularis mukosanya hanya mempunyai satu lapis longitudinal. Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks yang merupakan perluasan kelenjar kardia. Tunika submukosa. Terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelenjar submukosa atau oesophageal glands. Tunika muscularis pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik. 1/3 bagian tengah terdiri dari campuran otot polos dan lurik. 1/3 distal seluruhnya otot polos. 4

Fungsi lambung

1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran.

2. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.

3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.

4. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.

5. Produksi faktor intrinsik

a. Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal.

b. Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorpsi.

6. Absorpsi. Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorpsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas.

Fungsi Organ pencernaan lainnya, antara lain;5 Usus halus memiliki fungsi mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati. Usus Besar memiliki fungsi menyimpan dan eliminasi sisa makanan; menjaga keseimbangan dan elektrolit dengan cara menyerap air, dan mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses. Hati, memiliki fungsi antara lain:1. Menetralisir racun sehingga tidak membahayakan tubuh, kemudian racun ini dikeluarkan melalui urine.2. Menyimpan dan melepaskan gula darah (glukosa) untuk energy3. Memilih dan mengolah vitamin dan mineral4. Mendaur ulang sel darah yang tua. Pankreas1. Pencernaan (eksokrin)

Cairan pankreas bersifat basa dan menetralkan asam dari lambung. Getah ini mengandung beberapa enzim yang bersifat sebagai katalis dalam pemecahan bahan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana yang kemudian diserap melalui usus halus dan masuk ke dalam pembuluh darah.

2. Mengatur kadar gula darah (endokrin)Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang berperan dalam pengaturan tingkat kadar glukosa darah. Glukosa merupakan energi pokok yang digunakan oleh tubuh.Mekanisme PencernaanFungsi utama sistem pencernaan adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses berikut:6a. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.

b. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan.

c. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

d. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.

e. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.

f. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.Fase Menelan

Deglutition adalah tindakan menelan, dimana bolus makanan atau cairan dialirkan dari mulut menuju faring dan esofagus ke dalam lambung. Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal.a. Fase OralFase persiapan oral merujuk kepada pemrosesan bolus sehingga dimungkinkan untukditelan, dan fase propulsif oral berarti pendorongan makanan dari rongga mulut ke dalam orofaring. Prosesnya dimulai dengan kontraksi lidah dan otot-otot rangka mastikasi. Otot bekerja dengan cara yang berkoordinasi untuk mencampur bolus makanan dengan saliva dan dan mendorong bolus makanan dari rongga mulut di bagian anterior ke dalam orofaring, dimana reflek menelan involunter dimulai. b. Fase FaringealFase faringeal adalah sangat penting karena, tanpa mekanisme perlindungan faringeal yang utuh, aspirasi paling sering terjadi pada fase ini. Fase ini melibatkan rentetan yang cepat dari beberapa kejadian yang saling tumpang tindih. Palatum mole terangkat. Tulang hyoid dan laring bergerak keatas dan kedepan. Pita suara bergerak ke tengah, dan epiglottis melipat ke belakang untuk menutupi jalan napas. Lidah mendorong kebelakang dan kebawah menuju faring untukmeluncurkan bolus kebawah. lidah dubantu oleh dinding faringeal, yang melakukan gerakan untuk mendorong makanan kebawah. Sphincter esophageal atas relaksasi selama fase faringeal untuk menelan dan dan membuka oleh karena pergerakan os hyoid dan laring kedepan. Sphincter akan menutup setelah makanan lewat, dan struktur faringeal akan kembali ke posisi awal. Fase faringeal pada proses menelan adalah involunter dan kesemuanya adalah reflek, jaditidak ada aktivitas faringeal yang ter jadi sampai reflek menelan dipicu. c. Fase EsophagealPada fase esophageal, bolus didorong kebawah oleh gerakan peristaltik. Sphincter esophageal bawah relaksasi pada saat mulai menelan, relaksasi ini terjadi sampai bolus makanan mecapai lambung. Tidak seperti sphincter esophageal bagian atas, sphincter bagian bawahmembuka bukan karena pengaruh otot-otot ekstrinsik. Medulla mengendalikan reflek menelan involunter ini, meskipun menelan volunter mungkin dimulai oleh korteks serebri. Pencernaan KarbohidratPencernaan karbohidrat di mulai dari mulut. Makanan berkarbohidrat yang diperoleh kemudian dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase. Amilase menguraikan karbohidrat menjadi glukosa. Bila berada di dalam mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase di ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral.

Pencernaan karbohidrat di dalam usus halus dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida.

Monosakarida glukosa, ruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif, tapi bisa konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.7Pencernaan Protein

Pencernaan protein dimulai di lambung yaitu oleh bantuan enzim pepsin dan disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen. Kondisi lambung yang asam akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin memecah protein menjadi polipeptida.

Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum. Enzim-enzim pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif. Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya, tripsin akan mengubah enzim-enzim lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptide.

Enzim brush border seperti karbosipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase memecah peptide dan dipeptida menjadi asam amino. Setiap harinya sekitar 50 g asam amino harus diabsorpsi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu sintesis protein (nitrogen) melebihi kecepatan pemecahan dan pembuangannya. Keseimbangan nitrogen negatif berarti pemecahan protein melebihi sintesisnya, hal ini terhadi pada waktu sakit, misalnya infeksi atau luka bakar.

Asam amino kemudian diabsorpsi ke dalam kapiler darah usus halus. Protein yang tidak dapat terurai bersamaan dengan yang lainnya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon atau usus besar.8Pencernaan Lemak

Di dalam tubuh, lemak mengalami metabolisme. Lemak akandihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuanenzim lipase. Proses ini berlangsung dalam saluran pencernaan.Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi dengan garam-garamempedu membentuk senyawa seperti sabun, selanjutnyasenyawa seperti sabun akan diserap jonjot usus. dan akan teruraimenjadi asam lemak dan garam empedu. Asam lemak tersebut akanbereaksi dengan gliserol membentuk lemak, kemudian diangkutoleh pembuluh getah bening usus menuju pembuluh getah beningdada kiri, selanjutnya ke pembuluh balik bawah selangka kiri.

Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalambentuk lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol.Selanjutnya gliserol akan diubah menjadi gula otot atau glikogendan asam lemak akan diubah menjadi asetil koenzim

Dysphagia

Dysphagia didefinisikan sebagai kesulitan makan. Dysphagia adalah perkataan yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kesulitan atau gangguan, dan phagia berarti makan. Disfagia berhubungan dengan kesulitan makan akibat gangguan dalam proses menelan. Kesulitan menelan dapat terjadi pada semua kelompok usia, akibat dari kelainan kongenital, kerusakan struktur, dan/atau kondisi medis tertentu. Masalah dalam menelan merupakan keluhan yang umum didapat di antara orang berusia lanjut, dan insiden disfagia lebih tinggi pada orang berusia lanjut dan pasien stroke. Kurang lebih 51-73% pasien stroke menderita disfagia. Penyebab lain dari disfagia termasuk keganasan kepala- leher, penyakit neurologik progresif seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, atau amyotrophic lateral sclerosis, scleroderma, achalasia, spasme esofagus difus, lower esophageal (Schatzki) ring, striktur esofagus, dan keganasan esofagus. Disfagia merupakan gejala dari berbagai penyebab yang berbeda, yang biasanya dapat ditegakkan diagnosanya dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya, di antaranya pemeriksaan radiologi dengan barium, CT scan, dan MRI.Kesimpulan

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplekdiubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Pola makan yang tidak teratur dapat menimbulkan kegemukan dan akhirnya dapat terjadi hipertensi. Hipertensi terjadinya stroke yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan seperti dysphagia sehingga apabila sudah kronis dapat dilakukan sonde lambung agar dapat memasukkan makanan cair ke dalam lambung. Dysphagia adalah gangguan proses menelan yang merupakan salah satu dari mekanisme pencernaan.Daftar Pustaka

1. 1. Sloane E. Anatomi dan Fisiolofi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2004.h.98.2. Pearce E. Anatomi dan Fisiolofi untuk Paramedis. Jakarta: Pt. Gramedia; 2003.h.116.3. Gibson J. Fisiologi dan Anatomi untuk Perawat. Edisi ke-2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2002.h.190.4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas saluran cerna. Jakarta: EGC; 2007.h.278-307.5. Parker S. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga; 2009.h.176-9.6. Slone E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.281-3.

7. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002.h.373-4.

8. James, Joyce. 2006. Principles of Science For Nurses. Jakarta. Penerbit: Erlangga; 287.PAGE 11