PBL 1 smstr 5

11
Karsinoma (kanker) buli-buli Kelemahan detrusor Batu kandung kemih Striktur urethra (penyempitan urethra) Kontraktur leher kandung kemih BPH GEJALA KLINIS a. Gejala Umum BPH :8,9 1. Sering kencing 2. Sulit kencing 3. Nyeri saat berkemih 4. Urin berdarah 5. Nyeri saat ejakulasi 6. Cairan ejakulasi berdarah 7. Gangguan ereksi 8. Nyeri pinggul atau punggung Gejala BPH dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu gejala obstruktif dan gejala iritatif.3 1. Gejala obstruktif meliputi hesitancy, pancaran kencing lemah (loss of force), pancaran kencing terputus-putus (intermitency), tidak lampias saat selesai berkemih (sense of residual urine), rasa ingin kencing lagi

description

12

Transcript of PBL 1 smstr 5

Karsinoma (kanker) buli-buli Kelemahan detrusorBatu kandung kemihStriktur urethra (penyempitan urethra)Kontraktur leher kandung kemih

BPHGEJALA KLINISa. Gejala Umum BPH :8,91. Sering kencing2. Sulit kencing3. Nyeri saat berkemih4. Urin berdarah5. Nyeri saat ejakulasi6. Cairan ejakulasi berdarah7. Gangguan ereksi8. Nyeri pinggul atau punggungGejala BPH dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu gejala obstruktif dan gejala iritatif.31. Gejala obstruktif meliputi hesitancy, pancaran kencing lemah (loss offorce), pancaran kencing terputus-putus (intermitency), tidak lampias

saat selesai berkemih (sense of residual urine), rasa ingin kencing lagisesudah kencing (double voiding) dan keluarnya sisa kencing pada akhirberkemih (terminal dribbling).2. Gejala iritatif adalah frekuensi kencing yang tidak normal (polakisuria),terbangun di tengah malam karena sering kencing (nocturia), sulitmenahan kencing (urgency), dan rasa sakit waktu kencing (disuria),kadang juga terjadi kencing berdarah (hematuria).

PEMERIKSAAN FISIKColok dubur atau digital rectal examina-tion(DRE) merupakan pemeriksaan yang penting pada pasien BPH, disamping pemerik-saan fisik pada regio suprapubik untuk mencari kemungkinan adanya distensi buli-buli. Dari pemeriksaan colok dubur ini dapat diperkirakan adanya pembesaran prostat, konsistensi prostat, dan adanya nodul yang merupakan salah satu tanda dari keganasan prostat. Mengukur volume prostat dengan DRE cenderung underestimate daripada pengukuran dengan metode lain, sehingga jika prostat teraba besar, hampir pasti bahwa ukuran sebenarnya memang besar. Kecurigaan suatu keganasan pada pemeriksaan colok dubur, ternyata hanya 26-34% yang positif kanker prostat pada pemeriksaan biopsi. Sensitifitas pemeriksaan ini dalam menentukan adanya karsinoma prostat sebesar 33%Perlu dinilai keadaan neurologis, status mental pasien secara umum dan fungsi neuromusluler ekstremitas bawah. Disamping itu pada DRE diperhatikan pula tonus sfingter ani dan refleks bulbokavernosus yang dapat menunjukkan adanya kelainan pada busur refleks di daerah sakralTerdapat dua pemeriksaan yang penting, yaitu darah dan urin.Pemeriksaan darah yang perlu dilakukan khusus untuk prostat adalahkreatinin serum, elektrolit (Natrium dan Kalium), dan PSA (Prostate SpesificAntigen). Pemeriksaan urin yang perlu dilakukan adalah sedimen urin dankultur. Nilai PSA 4-10 ng/ml dianggap sebagai daerah kelabu (gray area), perludilakukan penghitungan PSA Density (PSAD), yaitu serum PSA dibagidengan volume prostat. Apabila nilai PSAD > 0,15 perlu dilakukan biopsiprostat. Bila nilai PSAD < 0,15 tidak perlu dilakukan biopsi prostat. NilaiPSA > 10 ng/ml dianjurkan untuk dilakukan biopsi prostat. 27,28Di Indonesia, di mana rata-rata nilai PSA pada penderita BPH 12,9 -24,6 ng/ml, nilai normal PSA 8 ng/ml, sedangkan nilai daerah kelabu 8-30ng/ml. Untuk nilai PSAD > 0.20 baru perlu dilakukan biopsi prostat. DiTaiwan diperoleh angka nilai daerah kelabu 4,1-20,0 ng/ml dengan nilaiPSAD > 0,20 baru dilakukan biopsi. Tingginya angka PSA di Indonesiaberhubungan erat dengan kateterisasi dan volume prostat, mengingatsebagian besar pasien datang dalam keadaan retensi dan dalam volumeprostat yang besar.

Karsinoma Buli-buliGejala klinis :(1) tanpa disertai rasa nyeri (painless), (2) kambuhan (intermittent)(3) terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total)

Meskipun seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan gejala iritasi buli-buli 2,4. Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang meminta pertolongan karena lidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis 2.

Pemeriksaan Fisik:Palpasi BimanualPalpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR buli-buli. Jari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau colok vagina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli-buli di daerah suprasimfisis untuk memperkirakan luas infiltrasi tumor (T)

Pemeriksaan Penunjang LaboratoriumSelain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula: (1) sitologi urine yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urine, (2) antigen permukaan sel (cell surface antigen), dan flow cytometri yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel urotelium.PencitraanMagnetic resonance imaging (MRI) merupakan suatu pemeriksaan imaging yang cukup akurat dan non-invasif dalam mendiagnosis tumor buli, terutama dalam mengevaluasi perluasan tumor. MRI dapat mendeteksi tumor dengan ukuran 1,5 cm. Walaupun dikatakan bahwa MRI konvensional kurang akurat dalam mendeteksi suatu karsinoma insitu dan membedakan antara invasi mukosa, submukosa clan muskularis superfisial. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian kontras (gadolinium-enhanceddynamicMRI) 1. Akurasi MRI dalam mengevaluasi staging dari karsinoma buli sekitar kurang lebih 85%. MRI dikatakan lebih unggul daripada CT-Scan dan Ultrasonografi (USG). MRI dapat memperlihatkan tumor intramural, meskipun buli tidak terdistensi maksimal. Hal ini tidak bisa dievaluasi dengan CT-Scan dan USG. Selain itu MRI dapat memperlihatkan adanya pembesaran kelenjar limfe. Tavqes NJ dkk (1990) melaporkan bahwa MRI dalam mendeteksi karsinoma buli yang invasif ke muskularis mempunyai sensitivitas 97%, spesifisitas 83% dan akurasi 94%. Penggunaan MRI untuk deteksi karsinoma buli yang ekstensi ke ekstravesikal didapatkan sensitivitas 95%, spesifisitas 100% dan akurasi 97%. USG transabdominal dengan menggunakan tranducer 3,5-5,O mHz dapat mengevaluasi dinding buli pada keadaan buli terisi penuh (distended). USG berguna dalam menentukan tumor buli dan dapat menunjukkan perluasan ke ruang perivesikal atau organ yang berdekatan 1. Pemeriksaan PIV dapat mendeteksi adanya tumor buli-buli berupa filling defect dan mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter atau pielum. Didapatkannya hidroureter atau hidroneftosis merupakan salah satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter. CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya 2.

Ca ProstatGejala KlinisKencing harus dengan mengejan 2. Pancaran kencing lemah/pendek 3. Kencing menetes 4. Kencing tidak puas 5. Sering kencing pada malam hari 6. Sulit tidur karena sering kencing 7. Tahap lanjut sulit atau tak bisa kencing8. Usia diatas 50 tahunPemeriksaan FisikCara terbaik untuk menyaring kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada penderita BPH.Jika pada pemeriksaan colok dubur ditemukan benjolan, maka dilakukan pemeriksaan USG. Dengan melakukan rontgen atau skening tulang, bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Analisa air kemih Sitologi air kemih atau cairan prostat Biopsi prostat.

BAB VIHipotesa Akhir

Berdasarkan gejala klinis dari pasien, kami menarik kesimpulan bahwa pasien didiagnosa terkena Ca prostat. Cara terbaik untuk menyaring kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada penderita BPH.Jika pada pemeriksaan colok dubur ditemukan benjolan, maka dilakukan pemeriksaan USG. Dengan melakukan rontgen atau skening tulang, bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Analisa air kemih Sitologi air kemih atau cairan prostat Biopsi prostat.

Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya: Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.Pembedahan untuk kanker prostat1. Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat).Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B. Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal. Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensia dan inkontinensia uri. Pada penderita yang kehidupan seksualnya masih aktif, bisa dilakukan potency-sparing radical prostatectomy.2. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian).Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit. Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah menyebar.Terapi penyinaran untuk pengobatan kanker prostatTerapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C.Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran.Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:1. Terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat inap.Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit (misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria.Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.2. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada jaringan prostat melalui sayatan kecil. Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.Pengobatan menggunakan obat1. Manipulasi hormonal.Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker.Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar.Obat sintetis yang fungsinya menyerupai LHRH (luteinizing hormone releasing hormone), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks. Obat ini menekan perangsangan testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis). Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia, osteoporosis dan impotensi.Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya testosteron pada sel-sel prostat.Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia (pembesaran payudara).2. KemoterapiKemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebal terhadap pengobatan hormonal. Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:- Mitoxantron- Prednisone- Paclitaxel- Dosetaxel- Estramustin- Adriamycin.Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.Pemantauan yang perlu dilakukan untuk kanker prostatApapun jenis pengobatan yang dijalaninya, penderita akan dipantau secara ketat mengenai perkembangan penyakitnya. Pemantauannya meliputi: Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar PSA (biasanya setiap 3 bulan 1 tahun). Skening dan/atau CT scan tulang untuk mengetahui penyebaran kanker. Pemeriksaan darah lengkap untuk memantau tanda-tanda dan gejala anemia. Pemantauan tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan perkembangan penyakit (misalnya kelelahan, penurunan berat badan, nyeri yang semakin hebat, penurunan fungsi usus dan kandung kemih serta kelemahan).

DAFTAR PUSTAKAAmalia Rizki, 2007. Faktor-Faktor Risiko TerjadinyaPembesaran Prostat Jinak. Semarang : Universitas Diponegoro1. Aschorijanto, A. dkk. 2006. Perbandingan Tingkat Ketepatan Staging Pada Karsinoma Buli Antara Magnetic Resonance Imaging (mri), Ultrasonografi Transabdominal dan Reseksi Transurethral Buli di RSU dr. Soetomo Surabaya. JURI . Vol. 13 No. 2.2. Purnomo, BB. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Sagung Seto. Jakarta. Hal 170-175.3. Staf Pengajar Sub-Bagian Radio Diagnostik, Bagian Radiologi, FKUI. Radiologi Diagnostik. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2000.4. Sjamsuhidajat R, Wim de jong, 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. Hal 780-7825. Tanagho A,Mcaninch Jack,2004. Smiths General Urology, edisi 16, Penerbit International Edition.Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesiahttp://www.iaui.or.id/ast/file/bph.pdfhttp://bedah-mataram.org/index.php?option=com_content&view=article&id=81:tumor-buli-buli&catid=43:regfrat-urologi&Itemid=81http://doktersehat.com/kanker-prostat/#ixzz27ZsycnBC