Modul Kulit Integumen Smstr 5

61
SKILLS LAB FK UNIZAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZAR LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK (SKILLS LAB) Gd. Skills Lab lt.3 Jl. Unizar No.20 Turida, Cakranegara Mataram BUKU PEGANGAN MAHASISWA SEMESTER 5

Transcript of Modul Kulit Integumen Smstr 5

Page 1: Modul Kulit Integumen Smstr 5

SKILLS LAB FK UNIZAR

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZARLABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK(SKILLS LAB)Gd. Skills Lab lt.3Jl. Unizar No.20 Turida, Cakranegara Mataram

BUKU PEGANGAN MAHASISWA SEMESTER 5

Page 2: Modul Kulit Integumen Smstr 5

1. PEMERIKSAAN FISIK KULIT, RAMBUT DAN KUKU

2. CRYOTHERAPY (TERAPI KOMPRES DINGIN/ TERAPI ES), TERAPI KOMPRES

TERBUKA DAN TERTUTUP

3. JERAWAT, TERAPI KOMEDO

4. VARICOSE VEINS, COMPRESSIVE BANDAGE THERAPY (TERAPI BANDAGE

KOMPRESIF UNTUK VARISES)

5. SENI MENULIS RESEP

MODUL KULIT INTEGUMEN

Page 3: Modul Kulit Integumen Smstr 5

1. Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan kulit, rambut dan kuku

2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kulit, rambut dan kuku

3. Mahasiswa dapat mengintepretasikan hasil pemeriksaan kulit, rambut dan kuku

1. Flashlight/ lampu senter

2. Loop/ kaca pembesar

3. Sarung tangan disposibel

SISTEM INTEGUMEN

Kata ini berasal dari bahasa latin "integumentum", yang berarti "penutup“. Sistem integumen

merupakan organ terbesar tubuh dan sistem organ yang membedakan, memisahkan,

melindungi terhadap lingkungan sekitarnya.

Sistem Integumen terdiri atas: kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat dan produknya

(keringat).

A. KULIT

Kulit adalah bagian paling luar & terluas dari organ tubuh (kira kira 1,5-2 m 2), sebagai

barier antara bagian internal tubuh dan eksternal tubuh, menahan berbagai modalitas:

sentuhan, suhu tekanan dan lain-lain.

Ciri-Ciri Kulit

1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.

2. Alat tubuh yang terberat : 15% dari berat badan.

3. Luas : 1,50 - 1,75 m.

4. Tebal rata-rata : 1,22 mm.

PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT, KUKU

TUJUAN SKILL LAB

ALAT DAN BAHAN

TEORI

Page 4: Modul Kulit Integumen Smstr 5

5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan telapak kaki

Lapisan Kulit

Kulit terbagi menjadi 3 lapisan :

1. Lapisan epidermis

- Terbagi atas 4 lapisan :

a. Lapisan Tanduk/ stratum corneum

b. Lapisan Granular/ stratum granulosum

c. Lapisan Malphigi/ stratum spinosum

d. Lapisan Basal/ stratum germinativum

- Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3 - 4 minggu.

- Dalam epidermis terdapat 3 sel yaitu :

i. Sel merkel.

Fungsinya belum dipahami dengan jelas tapi diyakini berperan dalam

pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.

ii. Sel langerhans.

Berperan dalam respon-respon antigen kutaneus. Epidermis akan

bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan

antara epidermis dan dermis disebut reteridge yang berfungsi sebagai

tempat pertukaran nutrisi yang essensial.

iii. Sel melanosit

Memproduksi pigmen melanin yang memberi warna kulit.

2. Lapisan dermis (korium)

- Merupakan lapisan dibawah epidermis.

- Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:

Pars papilaris terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen.

Retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah, limfe, dan akar

rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.

3. Lapisan hipodermis (subcutis subkutan)

- Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan

banyak lemak.

- Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan struktur

internal seperti otot dan tulang.

- Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.

- Sebagai bantalan terhadap trauma.

Page 5: Modul Kulit Integumen Smstr 5

Kelenjar-Kelenjar pada Kulit

1. Kelenjar sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara

folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga

menjadi halus lentur dan lunak.

2. Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 kategori:

a. Kelenjar Ekrin terdapat di semua kulit.

Melepaskan keringat sebagai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu

tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik. Contoh

pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh

terhadap stress, nyeri dan lain-lain.

b. Kelenjar Apokrin.

Terdapat di aksila, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folikel

rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar.

Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu

yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada

telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut Kelenjar

seruminosa yang menghasilkan serumen (wax).

Fungsi Kulit Secara Umum

1. Berfungsi sebagai proteksi.

- Masuknya benda-benda dari luar (benda asing, invasi bakteri).

- Melindungi dari trauma yang terus menerus.

- Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.

- Menyerap berbagai senyawa lipid, vitamin A dan D yang larut lemak.

- Memproduksi melanin, mencegah dari UV.

2. Berfungsi sebagai pengontrol/ pengatur suhu.

- Vasokonstriksi pada suhu dingin dan dilatasi pada kondisi panas peredaran

darah meningkat terjadi penguapan keringat.

- 3 proses hilangnya panas dari tubuh:

Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.

Konduksi: pemindahan panas dari tubuh ke benda lain yang lebih dingin

yang bersentuhan dengan tubuh.

Evaporasi: membentuk hilangnya panas lewat konduksi.

- Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit.

Page 6: Modul Kulit Integumen Smstr 5

3. Berfungsi sebagai pengindera (sensibilitas)

- Mengindera suhu

- Rasa sakit

- Sentuhan

- Rabaan

4. Menjaga keseimbangan air

- Stratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air

serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan

mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.

- Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata) + 600 ml / hari untuk

dewasa.

5. Produksi vitamin

Kulit yang terpajan sinar ultaviolet akan mengubah substansi untuk mensintesis

vitamin D.

Kulit dan Homeostasis

1. Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh meningkat,

hipothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar keringat dan

menyebabkan pelepasan air sekitar 1-2 liter perjam untuk mendinginkan tubuh.

2. Hipothalamus juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit membuat

lebih banyak darah mengalir ke area tersebut.

3. Saat suhu tubuh menurun, kelenjar keringat mengkerut dan produksi keringat

berkurang. Jika suhu tubuh terus menerus berkurang, tubuh akan menjaga

thermogenesis, dengan cara meningkatkan laju metabolisme dan dengan

menggigil.

4. Kehilangan air lewat kulit berlangsung dalam dua cara:

- Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal maka diperlukan

regulasi suhu tubuh.

- Pusat pengatur panas dalam tubuh yaitu hipothalamus (terletak di bawah

otak).

Hipotalamus anterior : pelepasan panas

Hipotalamus posterior : penyimpanan panas

Suhu tubuh normal menurut WHO adalah 36,5O C – 37,5O C

Faktor yg mempengaruhi suhu tubuh:

Page 7: Modul Kulit Integumen Smstr 5

o Basal Metabolisme Rate (BMR) BMR naik produksi panas naik,

suhu tubuh naik.

o Aktivitas otot Menggigil dapat produksi panas 5x.

o Termogenesis kimia melalui sirkulasi norepineprin-epineprin akan

mempengaruhi hati dan otot. Peningkatan hormon tiroksin.

o Demam Setiap peningkatan 1oC suhu tubuh 12%. Peningkatan

reaksi kimia.

o Hormon kelamin Hormon kelamin pria akan meningkatkan

kecepatan matabolisme basal 15-20% dari normal. Pada wanita lebih

berfluktuasi karena dipengaruhi oleh hormon progesteron yang terjadi

saat ovulasi (0,3 - 0,6C diatas suhu basal).

o Status gizi Malnutrisi cukup lama dapat meningkatkan kecepatan

metabolisme 20 -30%.

o Lapisan lemak sedikit.

o Hormon pertumbuhan Meningkatkan kecepatan metabolisme

sebesar 15-20%.

o Gangguan organ Trauma, keganasan, adanya zat pirogen, jumlah

kelenjar keringat yang sedikit fluktuasi suhu tubuh.

o Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan

lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang. Suhu tubuh :

a. Suhu tubuh inti (core temperature): suhu tubuh yang berada pada

jaringan dalam (kranial, thoraks, rongga abdomen, rongga pelvis).

b. Suhu tubuh permukaan (surface temperature): suhu tubuh yang

berada pada permukaan (kulit, subcutan, lemak).

Morfologi Lesi Kulit

1. Efloresensi/ Ujud Kelainan Kulit Primer

- Makula : Perubahan warna kulit

- Papula : Benjolan kecil < ½ cm

- Nodula : Masa padat dibawah dermis

- Tumor : Benjolan >1 cm

- Plak : Penonjolan kulit flat >1cm

- Urtika : Edema pada dermis

- Vesikula : Gelembung berisi cairan < ½ cm

Page 8: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Bula : Vesikula yang besar

- Pustul : Vesikula berisi nanah

- Abses : Kumpulan nanah didalam jaringan kutis/ subkutis.

- Kista : Rongga berisi cairan sisa sel

2. Efloresensi/ Ujud Kelainan Kulit Sekunder

- Skuama : Sisik/ lapisan stratum korneum yang lepas

- Krusta : Kerak/ cairan badan yang mengering

- Erosi : Kehilangan jaringan tidak melampaui stratum basalis

- Ekskoriasi : Kehilangan jaringan dibawah epidermis

- Ulkus : Kehilangan jaringan lebih dalam dari ekskoriasi punya tepi,

dinding, dasar dan isi

- Sikatrik : Jaringan yang tak utuh, rilef kulit tak normal, permukaan licin

tak ada adneksa kulit

Beberapa Istilah :Ukuran-Susunan Kelainan-Lokalisasi

Ukuran

- Miliar : sebesar jarum pentul

- Lentikuler : sebesar biji jagung

- Numuler : sebesar uang logam

- Plakat : lebih besar numuler

Susunan kelainan

- Linier : seperti garis lurus

- Sirsinar: seperti lingkaran

- Arsinar: seperti bulan sabit

- Polisiklis: bentuk pinggiransambung menyambung

- Korimbiformis: lesi indukdikelilingi lesi yg lebih kecil

Penyebaran dan lokalisasi

- Sirkumskrip : berbatas tegas

- Difus : tidak berbatas tegas

- Generalisata : hampir seluruh tubuh

- Regional : mengenai baerah badan tertentu

- Universalis : seluruh tubuh

- Soliter : hanya satu lesi kulit.

- Herpetiformis : bergerombol

- Konfluens : menyatu / bergabung

Page 9: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Diskret : terpisah satu dengan yang lain

- Simetrik : mengenai belahan badan yang sama

- Bilateral : mengenai kedua belah

- Unilateral : mengenai sebelah badan

B. RAMBUT

Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal

jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2 jenis rambut:

a. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek).

b. Rambut velus (pendek, halus dan lembut).

Penampang Rambut

Penampang rambut terdiri atas:

1. Kutikula: terdiri atas lapisan keratin

2. Korteks: terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan,

lapisan ini mengandung pigmen

3. Medula: terdiri atas 3 - 4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak,

dan rongga udara, rambut velus tidak mempunyai medula

Fungsi Rambut

1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, contoh: alis mata melindungi mata dari

keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).

2. Menyaring udara.

3. Pengatur suhu.

4. Pendorong penguapan keringat.

5. Indera peraba yang sensitif.

Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel keratin)

Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.

Pertumbuhan Rambut

Terdapat 3 fase :

1. Fase pertumbuhan (Anagen)

Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi. Rambut janggut tercepat diikuti kulit

kepala. Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-

sel lebih tua keatas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90 % dari 100.000 folikel

rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan.

2. Fase Peralihan (Katagen)

Page 10: Modul Kulit Integumen Smstr 5

Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut.

Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya.

3. Fase Istirahat (Telogen)

Berlangsung ± 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut

rontok dalam tiap harinya.

Gerak merinding jika terjadi trauma, stress, disebut Piloereksi. Warna

rambut ditentukan oleh jumlah melanin. Pertumbuhan rambut pada daerah

tertentu dikontrol oleh hormon seks (rambut wajah, janggut, kumis, dada,

punggung, di kontrol oleh H. Androgen).

C. KUKU

Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki terdapat lempeng kreatin yang keras

dan transparan yang tumbuh dari akar yang disebut kutikula.

Berfungsi mengangkat benda-benda kecil.

Pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/ hari.

Pembaruan total kuku jari tangan: 170 hari dan kuku kaki: 12-18 bulan.

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.

Bagian kuku terdiri dari:

- Matriks kuku : merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru

- Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian

pinggir dan atas

- Dasar kuku (nail bed) : merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku

- Alur kuku (nail grove) : merupakan celah antar dinding dan dasar kuku

- Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi

dinding kuku

- Lunula : merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar

kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit

- Eponikium (kutikula) : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya

menutupi bagian permukaan lempeng kuku

- Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free

edge) menebal

PROSEDUR KERJA

a. Kulit

Inspeksi

Page 11: Modul Kulit Integumen Smstr 5

1. Warna kulit (normal, hipopigmentasi, hiperpigmentasi, eritema)

2. Vaskularisasi (normal, venektasi, spider nevi)

3. Keringat (normal, hiperhidrasi, anhidrasi)

4. Edema (positif/ negatif)

5. Perlukaan/ lesi pada kulit (efloresensi/ UKK)

Palpasi

1. Perubahan dalam suhu/ temperature (normal, panas, dingin)

2. Kelembaban (kering/ lembab)

3. Tekstur ( halus atau kasar)

4. Turgor (baik/ tidak)

b. Rambut

Inspeksi

- Distribusi (normal) : kulit kepala, muka, hidung, leher, aksila, dada anterior,

punggung, bahu, lengan, kaki, gluteal, area pubis, dan sekitar nipple.

- Kuantitas :

▪ Peningkatan pertumbuhan rambut (hirsutisme, hipertrikosis, hipotrikosis dan

atrikosis kongenital).

▪ Rambut rontok (efluvium), botak (alopecia).

▪ Kelainan bentuk (trikoleksis nodosa, moniletriks, dan lain-lain) dan warna

rambut (pili anulati, kanitis).

Palpasi

- Kualitas :

▪ Texture : kasar, halus, lurus, keriting, sangat kusut, kuat, berkilauan, mudah

rontok.

▪ Warna : bervariasi mulai dari putih bercahaya sampai hitam. Perubahan warna

dipengaruhi oleh usia, nutrisi, penyakit, dan lain-lain.

c. Kuku

Inspeksi

- Bentuk : normal, anonychia (tidak mempunyai kuku), koilonikia/ spoon nails

(kuku tipis dan berbentuk cembung dengan pinggir meninggi), onikauksis (kuku

menebal tanpa kelainan bentuk), pakionikia (penebalan pada lempeng kuku),

onikolisis (terpisahnya kuku dari dasarnya terutama bagian distal atau lateral).

- Warna : normal (pink), green nails, black nails, brown nails, blue nails, yellow

nails, white nails.

Page 12: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Kelengkungan : normal (datar atau sedikit lengkung), clubbing finger/ jari tabuh.

Palpasi

- Permukaan kuku : normal (lembut dan datar), kuku kasar

- Ketebalan : normal (kuku jari tangan 0,5 mm, jari kaki dua kali lebih tebal), kuku

tipis, kuku tebal.

- Adhesi : normal (kuat tidak mudah dicabut), kuku rapuh dan pecah (onikoreksis),

kuku tipis, lunak dan mudah sobek (hapalonikia).

Check List

Aspek Penilaian Nilai

0 1 2 3

Mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan

Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

INSPEKSI

a. Melakukan inspeksi kulit

Warna kulit, vaskularisasi, keringat, edema, perlukaan/

lesi pada kulit

b. Melakukan inspeksi rambut

Kuantitas: peningkatan pertumbuhan, rambut rontok

(efluvium)/ botak (alopecia), kelainan bentuk dan

warna rambut.

c. Melakukan inspeksi kuku

Bentuk, warna, dan kelengkungan

PALPASI

a. Melakukan palpasi kulit

Suhu/ temperature, kelembaban, tekstur, turgor

b. Melakukan palpasi rambut

CHECKLIST & PENILAIAN

Page 13: Modul Kulit Integumen Smstr 5

Kualitas: texture, warna

c. Melakukan palpasi kuku

Permukaan kuku, ketebalan

Membuat catatan pemeriksaan beserta interprestasinya

Menyampaikan hasil pemeriksaan

Mengucapkan Hamdallah

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

KETERAMPILAN KLINIK

Nilai:

0 = tidak melakukan

1 = melakukan sebagian

2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna

3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

KOMUNIKASI:

Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent)

Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal (ramah,

tebuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon)

Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti

Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:

0 = tidak melakukan poin komunikasi

1 = melakukan 1 poin komunikasi

2 = melakukan 2-3 poin komunikasi

3 = melakukan semua poin komunikasi

PERILAKU PROFESIONAL:

Melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan

pasien dan diri sendiri

Memperhatikan kenyamanan pasien

Melakukan tindakan sesuai dengan prioritas

Menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:

0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional

Page 14: Modul Kulit Integumen Smstr 5

1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional

2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional

3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

1. Djuanda, A.: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, pp. 253-259 (Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2005)

2. Slemens, H.W.:General Diagnosis and Therapy of Skin Diseases. Translated from the

German Edited by Kurt Wiener (The University of Chicago Press, Chicago 1968)

PENULIS & KONSULTAN

REFERENSI

TERAPI KOMPRES PANAS DAN DINGIN (CRYOTHERAPY), TERAPI KOMPRES TERBUKA DAN TERTUTUP

TUJUAN SKILL LAB

Page 15: Modul Kulit Integumen Smstr 5

1. Mahasiswa mampu merencanakan dan mempersiapkan alat atau bahan

untukmelakukan terapi kompres panas dan dingin (cryotherapy), terapi kompres

terbuka dan tertutup

2. Mahasiswa dapat melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan

3. Mahasiswa dapat memahami indikasi dan cara melakukan terapi kompres panas dan

dingin (cryotherapy), terapi kompres terbuka dan tertutup

4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan terapi kompres panas dan dingin (cryotherapy),

terapi kompres terbuka dan tertutup

A. KOMPRES HANGAT

Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40 – 46 c)

Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai

Kasa perban atau kain segitiga

Perlak

Sarung tangan bersih di tempatnya

Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan

Pinset anatomi 2 buah

Korentang

B. KOMPRES DINGIN

Alat:

- Bengkok

- Handuk kering

- Kom

Bahan:

- Es batu

- Kom berisi potongan-potongan kecil es serta satu sendok teh garam agar es

tidak cepat mencair

ALAT DAN BAHAN

Page 16: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Air dalam kom

Perlengkapan:

- Baki dan alas

- Perlak kecil atau handuk kecil

- Tempat cuci tangan

- Alat tulis dan buku catatan

- Tempat sampah basah

- Tempat sampah kering

- Baskom

Terapi panas dan dingin

Kompres panas dan dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan

pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres

dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut, kompres panas tentu saja

akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas atau dingin menghasilkan

perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area

permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi

kompres juga mempengaruhi respons.

            Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat berbentuk kering dan basah. Kompres

panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan

botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas

disposabel. Kompres panas basah dapat diberikan, melalui konduksi, dengan cara kompres

kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi. Kompres kering dingin diberikan untuk

mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, kolar es, sarung tangan es, dan

kemasan pendingin disposabel. Kompres basah dingin diberikan pada bagian tubuh untuk

memberi efek lokal; mandi spons hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik.

Kompres dingin sering kali digunakan untuk meredahkan pendarahan dengan cara

mengkonstriksi pembuluh darah; meredakan inflamasi dengan vasokonstriksi; dan meredakan

nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja

sebagai counterirritant.

         

TEORI

Page 17: Modul Kulit Integumen Smstr 5

EFEK FISIOLOGI KOMPRES PANAS DAN DINGIN

KOMPRES PANAS KOMPRES DINGIN

- Vasodilatasi

- Meningkatkan permeabilitas kapiler

- Meningkatkan metabolisme selular

- Merelaksasi otot

- Meningkatkan inflamasi; meningkatkan aliran

darah ke suatu area

- Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot

- Efek sedatif

- Mengurangi kekakuan sendi dengan

menurunkan viskositas cairan synovial

- Vasokonstriksi

- Menurunkan permeabilitas kapiler

- Menurunkan metabolisme selular

- Merelaksasi otot

- Memperlambat pertumbuhan bakteri,

mengurangi inflamasi

- Meredakan nyeri dengan membuat area

menjadi mati rasa, memperlambat aliran inpuls

nyeri, dan meningkatkan ambang nyeri

- Efek anastesi lokal

- Meredakan pendarahan

INDIKASI PILIHAN KOMPRES PANAS DAN DINGIN

Indikasi Efek Panas Efek Dingin

Spasme

Otot

Merelaksasi otot dan meningkatkan

kontraktilitasnya

Merelaksasi otot dan menurunkan

kontraktilitasnya

Inflamasi Meningkatkan aliran darah,

melunakkan eksudat

Vasokontriksi menurunkan permeabilitas

kapiler menurunkan aliran darah,

memperlambat metabolisme soluler

Nyeri Meredakan nyeri, kemungkinan dengan

meningkatkan relaksasi otot,

meningkatkan sirkulasi, meningkatkan

relaksasai psikologis, dan merasa

nyaman; bekerja sebagai

counterirritant

Meredakan nyeri dengan memperlambat

kecepatan konduksi saraf dan menghambat

inpuls saraf, menyebabkan mati rasa,

bekerja sebagai counterirritant,

meningkatkan ambang nyeri.

Kontraktur Mengurangi kontraktur dan

meningkatkan rentang pergerakan

sendi dengan lebih memungkinkan

terjadinya sintesis otot dan jaringan

penyambung.

Page 18: Modul Kulit Integumen Smstr 5

Kaku

Sendi

Mengurangi kaku sendi dengan

menurunkan viskositas dan

meningkatkan distensibilitas

Cedera

Traumatik

Meredakan pendarahan dengan konstriksi

pembuluh darah, meredakan edema dengan

mengurangi permeabilitas kapiler

1. Terapi Panas

Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Sedangkan kompres adalah

salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak demam

yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit yang

berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan

melancarkan aliran darah.

a. Tujuan Terapi Panas

Terapi panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan

jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres

panas akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan

perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler,

area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme

jaringan. Durasi kompres juga memengaruhi respons.

b. Jenis

Kompres panas pada tubuh berbentuk:

1. Kering

Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas,

dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan

akuatermia, atau kemasan pemanas disposabel.

2. Basah

Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres

kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi.

c. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan :

1.  Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada pasien

Page 19: Modul Kulit Integumen Smstr 5

2. Mudah dan praktis

3. Memberikan rasa hangat

4. Mengurangi dan membebaskan rasa nyeri

Kerugian :

1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan

perdarahan dan pembengkakan.

2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan

perdarahan.

3. Edema non inflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan

edema.

4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,

pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat

metastase (tumor sekunder).

5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas

dapan membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

d. Indikasi

Indikasi Pemberian Kompres Panas

- Pasien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah/hipotermi)

- Pasien dengan perut kembung

- Pasien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian

- Spasme otot

- Adanya abses, hematoma

- Pasien dengan suhu tubuh yang tinggi / hipertermi

- Pasien dengan batuk dan muntah darah

- Pasca tonsilektomi

- Radang, memar

e. Kontraindikasi

Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:

1. Kulit yang bengkak dan terjadi perdarahan, karena panas akan meningkatkan

perdarahan dan pembengkakan yang semakin parah.

2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan

perdarahan.

3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

Page 20: Modul Kulit Integumen Smstr 5

4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,

pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat

metastase (tumor sekunder).

5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat

membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

2. Terapi Dingin

a. Pengertian

Terapi dingin dikenal sebagai cryotherapy yang bekerja pada prinsip pertukaran

panas. Hal ini terjadi ketika menempatkan objek pendingin dalam kontak langsung

dengan objek suhu yang lebih hangat, seperti es terhadap kulit. Objek dingin akan

menyerap panas dari objek yang lebih hangat. Setelah cedera, pembuluh darah akan

memberikan oksigen dan nutrisi kepada sel-sel yang rusak. Sel-sel di sekitar cedera

meningkatkan metabolisme dalam upaya mengkonsumsi lebih banyak oksigen.

Ketika seluruh oksigen digunakan, sel-sel akan mati serta pembuluh darah yang

rusak tidak bisa membuang sampah. Sel darah dan cairan meresap ke dalam ruang

di sekitar otot yang mengakibatkan pembengkakan dan memar. Saat es ditempelkan

akan menyebabkan suhu jaringan yang rusak menurun melalui pertukaran panas dan

menyempitkan pembuluh darah lokal. Hal ini memperlambat metabolisme dan

konsumsi oksigen, sehingga mengurangi laju kerusakan. Proses tersebut

menghentikan transfer impuls ke otak yang mendaftar sebagai nyeri. Kebanyakan

terapis dan dokter menyarankan untuk tidak menggunakan terapi panas setelah

cedera, karena hal ini akan memiliki efek sebaliknya dari terapi dingin. Panas

meningkatkan aliran darah dan melemaskan otot-otot. Hal itu baik untuk meredakan

ketegangan otot, tetapi hanya akan meningkatkan rasa sakit dan pembengkakan

cedera dengan mempercepat metabolisme. Terapi dingin harus selalu digunakan

sesegera mungkin setelah cedera terjadi.Terapi dingin dilakukan sekitar 15 hingga

20 menit selama 48 jam.

b. Tujuan

- Mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh

darah

- Mengurangi rasa sakit

- Mengurangi kejang otot

- Mengurangi kerusakan jaringan

- Mengurangi pembengkakakan

Page 21: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Mengurangi pembentukan udema (pembekuan darah di bawah kulit)

c. Jenis-jenis

1. Kantong Es

Teknik ini menggunakan tas sederhana seperti kantong plastik, botol air panas,

kemasan dingin kimia atau sayuran beku. Caranya dengan menerapkan kain

handuk kering di atas area tersebut untuk mencegah kontak langsung es untuk

kulit. Kulit akan melewati empat tahapan sensasi dalam 10-15 menit. Sensasi

ini dalam rangka adalah:

- Dingin kulit

- Merasa Burning

- Sakit

- Kekebasan

2. Pijat Es

Es merupakan material dari teknik terapi dingin. Es adalah sebuah air bersih

yang dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan didalam lemari es sampai

benar-benar beku. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini

yaitu sedikit demi sedikit membuka es lalu pijatkan ke area yang sakit dengan

menggunakan gerakan melingkar konstan. Jangan meletakkan es di satu daerah

selama lebih dari 3 menit karena hal ini dapat menyebabkan radang dingin.

Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa mati rasa.

d. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan:

- Alat dan bahan mudah ditemukan dan digunakan di rumah.

- Murah.

- Persiapan yang sedikit.

- Baik untuk luka ringan yang hanya memerlukan terapi dingin untuk satu

sampai dua hari.

Kerugian:

- Es sebagai bahan dari terapi dingin mudah jatuh sendi serta sulit untuk

menjaga es di tempat.

- Es cepat mencair dan dapat membuat berantakan terutama jika melakukan

terapi dingin di tempat tidur.

- Es diterapkan pada permukaan sendi secara terbatas.

Page 22: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Tidak ada kompresi yang diterapkan.

- Hanya dapat diterapkan untuk jangka waktu yang singkat (10-20 menit).

- Sulit digunakan untuk cedera yang lebih besar atau setelah operasi karena

berbagai alasan.

e. Pemeriksaan Pendahuluan

Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal

yang perlu diketahui dari pasien antara lain:

Kondisi patologis pasien yaitu berkaitan dengan tingkat keparahan kondisi

patologis pasien (akut atau kronis). Di samping itu juga apakah kondisi

patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan terapi yang akan

diberikan.

Gangguan sensibilitas yang dimaksud adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk

mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas

panas-dingin, seperti berikut:

- Sediakan 2 buah tabung/ kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air

panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es).

- Kedua tabung tersebut diujikan satu per-satu ke bagian tubuh pasien yang

normal sambil mengenalkan rasa/ sensasi yang dirasakan oleh pasien (pasien

diminta untuk melihat pengujian/ pengenalan ini).

- Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujian sensasi yang sebenarnya

dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang

abnormal. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan

cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya.

f. Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi

- Trauma muskuloskeletal : sprain, strain, tendinitis, tenosinovitis, bursitis,

tendinitis,

- Myofacial pain

- Penurunan spastisitas

- Pengobatan emergency luka bakar ringan

Kontra Indikasi

Page 23: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Hipersensitivitas terhadap dingin

- Cryoglobulinemia

- Intoleransi terhadap dingin

- Raynaud’s phenomen

- Paroxysmal cold hemoglobinuria

- HPT

- Gangguan kognitif atau komunikasi

KOMPRES TERBUKA DAN TERTUTUP

a. Kompres terbuka

• Dasar : penguapan cairan kompres disusul absorpsi eksudat atau pus

• Indikasi:

- Dermatitis madidans

- Infeksi kulit dengan eritema yang mencolok, misalnya erispelas.

- Ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta

• Efek pada kulit:

- Kulit yang semula eksudatif menjadi kering

- Permukaan kering menjadi dingin

- Vasokonstriksi

- Eritema berkurang

b. Kompres tertutup (kompres impermeabel)

• Dasar : vasodilatasi (bukan penguapan)

• Indikasi : kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma venerium

Kompres Hangat

No. Aspek Penilaian Nilai

0 1 2 3

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

CHECKLIST & PENILAIAN

Page 24: Modul Kulit Integumen Smstr 5

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

4. Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

5. Cuci tangan

6. Atur posisi pasien yang nyaman

7. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres

8. Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban.

Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong.

9. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu

masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.

10. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan

pada area yang akan dikompres.

11. Bila pasien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/

dilapisi dengan kasa kering, selanjutnya dibalut dengan kasa

perban atau kain segitiga.

12. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit

13. Lepaskan sarung tangan

14. Atur kembali posisi pasien dengan posisi yang nyaman

15. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali

16 Cuci tangan

17. Mengucapkan Alhamdulillah

Kompres Terbuka

No. Aspek penilaian Nilai

0 1 2 3

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan

4. Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

Page 25: Modul Kulit Integumen Smstr 5

5. Cuci tangan

6. Atur posisi pasien yang nyaman

7. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres

8. Kain kasa dicelupkan ke dalam cairan kompres dan diperas

9. Kain kasa tersebut kemudian dibalutkan ke bagian kulit yang

sakit

10. Balutan didiamkan selama 3 jam

11. Kompres dilakukan 2 kali sehari

12. Mengucapkan Alhamdulillah

Kompres Tertutup

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan

4. Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

5. Cuci tangan

6. Atur posisi pasien yang nyaman

7. Bagian yang sakit dibalut dengan pembalut tebal

8. Kemudian ditutup dengan bahan impermeabel, misalnya

selofan atau plastik

9. Mengucapkan Alhamdulillah

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB TERAPI KOMPRES PANAS DAN DINGIN

(CRYOTHERAPY), TERAPI KOMPRES TERBUKA DAN TERTUTUP

KETERAMPILAN KLINIK

Nilai:

0 = tidak melakukan

1 = melakukan sebagian

2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna

3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

Page 26: Modul Kulit Integumen Smstr 5

KOMUNIKASI:

Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent)

Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal (ramah,

tebuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon)

Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti

Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:

0 = tidak melakukan poin komunikasi

1 = melakukan 1 poin komunikasi

2 = melakukan 2-3 poin komunikasi

3 = melakukan semua poin komunikasi

PERILAKU PROFESIONAL:

Melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan

pasien dan diri sendiri

Memperhatikan kenyamanan pasien

Melakukan tindakan sesuai dengan prioritas

Menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:

0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional

1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional

2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional

3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

PENULIS & KONSULTAN

REFERENSI

Page 27: Modul Kulit Integumen Smstr 5

1. Adhi Djuanda : Pengobatan topikal dalam bidang dermatologi (Yayasan penerbitan

Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta 1994)

2. Griffiths, W.A.D. and Wilkinson, J.D.Z.: Topical therapy ; in Rook, A.; Wilkinson,

D.S. and Ebling, F.J.G.

1. Mahasiswa dapat memahami langkah-langkah terapi jerawat dan komedo

2. Mahasiswa dapat melakukan langkah-langkah terapi jerawat dan komedo

JERAWAT, TERAPI KOMEDO

TUJUAN SKILL LAB

ALAT DAN BAHAN

Page 28: Modul Kulit Integumen Smstr 5

Alat dan Bahan

1. Baskom kecil

2. Waslap / handuk kecil

3. Air bersih

4. Fascial foam anti jerawat (non scrub)

5. Peeling (sulfur 4-8%; resorsinol 1-5%; asam salisilat 2-5%; peroksida benzoil 2,5-

10%; asam vitamin A 0,025-0,1%; asam azeleat 15-20%)

6. Antibiotik topikal (oksi tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindamisin fosfat 1%)

7. Anti bakteri sistemik (tetrasiklin 250 mg-1,0 g/hr; eritromisin 4x 250 mg/hr;

doksisiklin 50 mg/hr; trimetroprim 3x 100 mg/hr)

No. Aspek Penilaian 0 1 2 3

1. Mengucapkan salam

2. Melakukan inform consent dan membaca Basmallah

2. Posisikan pasien (berbaring rilex menggunakan 1 bantal)

3. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun antiseptik

4. Basahi wajah menggunakan handuk kecil yang sudah di

basahi

5. Gunakan facial foam anti jerawat non scrub, pijat perlahan

6. Bersihkan dengan waslap hingga bersih

7. Oleskan peeling ke seluruh wajah, biarkan 15-30 menit,

kemudian gosok perlahan

8. Bersihkan dengan waslap hingga bersih

9. Oleskan antibiotik topikal pada jerawat (tipis-tipis)

10. Berikan anti bakteri sistemik (per oral)

11. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun antiseptik

12. Mengucapkan Hamdallah

CHECKLIST & PENILAIAN

Page 29: Modul Kulit Integumen Smstr 5

Kelenjar Minyak

Kulit manusia memiliki berbagai kelenjar yang dapat menghasilkan cairan yang berfungsi

untuk melindungi kulit dari berbagai kuman.Salah satu kelenjar itu adalah kelenjar

minyak. Pada orang dengan tipe kulit berminyak, produksi minyak dari kelenjar minyak

akan bertambah sehingga kulit akan tampak berminyak terutama di daerah yang

mengandung banyak kelenjar minyak seperti di daerah wajah. Minyak inilah yang apabila

tersumbat di bawah kulit akan menyebabkan komedo terbentuk. Pada mulanya minyak

yang tersumbat ini akan berwarna putih, namun ketika sampai ke permukaan kulit akan

bereaksi dengan oksigen sehingga akan berwarna hitam seperti komedo yang sehari-hari

kita jumpai. Selain karena tipe kulit yang berminyak, produksi kelenjar minyak juga bisa

berlebihan karena pengaruh hormon seks (karena inilah jerawat biasanya muncul pada

saat pubertas), stres psikologis, makanan tinggi lemak, sering berkeringat, dan lain-lain.

Pembentukan Komedo

Mengapa minyak ini dapat tersumbat sehingga akhirnya menjadi komedo? Minyak pada

kulit yang normal akan keluar ke permukaan kulit melalui suatu yang bermuara tepat di

atas permukaan kulit. Hal apapun yang dapat menyebabkan saluran keluar ini tersumbat

akan menyebabkan minyak tersumbat di bawah permukaan kulit dan membentuk

komedo. Yang tersering adalah karena pertumbuhan kulit ari (kulit yang berada di

permukaan paling luar) yang berlebihan sehingga kulit menjadi bertumpuk dan akhirnya

menyumbat muara saluran kelenjar minyak. Penyebab lain adalah karena pemakaian

kosmetik seperti bedak, blush-on, foundation yang berlebihan sehingga menyumbat

saluran kelenjar minyak. Debu dan polusi udara juga dapat menyumbat muara saluran

kelenjar minyak ini.

Pembentukan Jerawat

Lalu mengapa sebuah komedo yang kehitaman  dapat berubah menjadi jerawat yang

merah dan menjendol? Hal ini disebakan karena adanya kuman di kulit yang jumlahnya

akan meningkat apabila terdapat komedo. Kuman ini dikenal dengan nama

Propiobacterium acnes disingkat P. acnes yang memiliki sifat dapat memakan minyak

yang terkandung di dalam komedo. Adanya kuman ini di permukaan kulit akan

menyebabkan komedo-komedo tersebut mengalami reaksi peradangan (merah, nyeri,

bengkak, dan dapat bernanah) . Komedo yang mengalami reaksi peradangan inilah yang

TEORI

Page 30: Modul Kulit Integumen Smstr 5

kita lihat sehari-hari dalam bentuk jerawat. Beratnya peradangan yang terjadi akan

menentukan bentuk jerawat yang muncul, apakah hanya bintik merah saja, atau sampai

bernanah seperti sebuah bisul.

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB JERAWAT, TERAPI KOMEDO

KETERAMPILAN KLINIK

Nilai:

0 = tidak melakukan

1 = melakukan sebagian

2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna

3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

KOMUNIKASI:

Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent)

Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal (ramah,

tebuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon)

Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti

Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:

0 = tidak melakukan poin komunikasi

1 = melakukan 1 poin komunikasi

2 = melakukan 2-3 poin komunikasi

3 = melakukan semua poin komunikasi

PERILAKU PROFESIONAL:

Melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan

pasien dan diri sendiri

Memperhatikan kenyamanan pasien

Melakukan tindakan sesuai dengan prioritas

Menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:

0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional

1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional

2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional

Page 31: Modul Kulit Integumen Smstr 5

3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

1. Wasitaatmadja, S.M.: Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, pp. 181-188 (Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta 1997)

2. Djuanda, A.: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, pp. 253-259 (Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2005)

1. Mahasiswa dapat memahami cara terapi bandage kompresif untuk varises

2. Mahasiswa dapat melakukan terapi bandage kompresif untuk varises

REFERENSI

VARICOSE VEINS, COMPRESSIVE BANDAGE THERAPY (TERAPI BANDAGE KOMPRESIF UNTUK VARISES)

TUJUAN SKILL LAB

ALAT DAN BAHANALAT DAN BAHAN

PENULIS DAN KONSULTAN

Page 32: Modul Kulit Integumen Smstr 5

1. Handscoon

2. Garmen elastic

A. Defenisi Varises

Varises adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah balik/ vena membesar dan

berkelok-kelok. Istilah varises umumnya ditujukan pada daerah tungkai meskipun

sebenarnya dapat terjadi pada daerah-daerah yang lain.

Varises berhubungan erat dengan kelemahan struktur tonus otot pembuluh darah

balik atau vena. Pada dasarnya vena tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong

darah kembali ke peredaran, karena arah alirannya keatas. Untuk membantu darah

bergerak keatas, vena dilengkapi katup. Katup terbuka untuk membiarkan darah mengalir,

kemudian katup menutup kembali setelah darah melaluinya. Jika tonus otot di sekitar

pembuluh vena kurang kekuatannya/ lemah, maka terjadilah stasis (aliran darah terhenti)

dan darah cenderung berkumpul didasar vena, sehingga vena melebar. Akibatnya, timbul

pengendapan-pengendapan darah pada pembuluh vena yang kemudian membentuk

tonjolan-tonjolan besar berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan, yang kemudian kita kenal

sebagai varises.

Istilah varises lebih sering digunakan untuk tungkai bawah. Meskipun demikian

varises dapat juga terjadi pada tempat lain seperti pada funikulus spermatikus (varikokel),

esofagus (varises esofagus), anorektal (hemoroid). Pemicu varises sangat berkaitan

dengan keturunan. Varises juga erat kaitannya dengan hormonal. Kejadian varises

meningkat pada masa menstruasi, kehamilan trimester I dan II serta penggunaan obat-

obat kontrasepsi. Dimana keadaan tersebut diatas, diduga menyebabkan tonus vena

menjadi berkurang. Selain itu obesitas juga dapat memicu timbulnya varises karena pada

obesitas, struktur vena menjadi kurang baik dan terjadi peningkatan volume darah. Faktor

usia/ penuaan juga menjadi pemicu varises. Pada usia tua terjadi fibroelastis pembuluh

darah vena, elastisitas berkurang dan tonus otot juga berkurang. Pada orang yang banyak

bekerja sambil berdiri, ada unsur gravitasi yang menyebabkan tonus harus bekerja keras

untuk mengembalikan darah ke atas. Ini juga sebab lain yang dapat memicu timbulnya

TEORI

Page 33: Modul Kulit Integumen Smstr 5

varises. Pemicu varises lainnya adalah pernah mengalami cedera pada kaki dan

mengalami keadaan dimana tekanan dalam perut meningkat. Penegakan diagnosa varises

ditandai dengan adanya gambaran pembuluh darah balik/ vena yang melebar dan

berkelok-kelok. Selain itu dijumpai tanda-tanda sebagai berikut : gatal, kaki terasa berat,

pegal dan cepat lelah (terutama pada malam hari dan setelah melakukan aktifitas).

Pembengkakan pada pergelangan kaki, biasanya akan berkurang bila kaki dielevasi/

ditinggikan. Nyeri kaki terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai berjalan.

Kram pada malam hari. Perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang mengalami

gangguan. Kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada area kulit yang terkena

sering dikenal dengan istilah stasis dermatitis atau venous eczema. Jika terjadi trauma

ringan pada daerah yang mengalami gangguan maka dapat terjadi perdarahan lebih

banyak dari normal dan atau mengalami proses penyembuhan yang lebih lama. Sering

pada kulit diatas pergelangan kaki menjadi mengeras. Pemeriksaan lain misalnya pasien

diminta untuk berdiri selama 5-10 menit, maka varises akan terlihat. Selain itu ada

pemeriksaan lain yang dapat dilakukan misalnya beberapa test seperti Test Brodie-

trendelenburg yang prinsipnya menilai aliran vena kembali jika sebelumnya dilakukan

penekanan pada vena. Apakah diameter vena akan tidak berubah/ tetap atau akan

bertambah besar atau justru besarnya vena berkurang/ hilang. Ultrasonografi dapat

mendeteksi adanya varises, dengan cara menilai anatomi vena yang terkena. Doppler

ultrasound, dapat mendeteksi aliran darah vena sehingga dapat memberikan informasi

kompetensi aliran darah yang menuju katup terutama pada vena-vena yang dalam.

Tindakan ini bermanfaat dilakukan sebelum tindakan operasi. Penatalaksanaan :

1. Non Operatif

Prinsipnya adalah menurunkan aliran darah dan tekanan darah dalam vena. Dan

membuat pembuluh darah vena superfisial menjadi kempes. Dengan cara  :

- Balut tekan

- Elastic stocking/ bebat elastik sepanjang hari kecuali tidur. Jalan-jalan dianjurkan

tapi duduk serta berdiri dalam waktu yang lama harus dhindari.

2. Skleroterapi (injeksi-kompresi)

Obat skleroterapi menyebabkan trombosis dan sklerosis. Biasanya dilakukan pada

varises dibawah lutut dan bukan untuk tindakan kosmetik karena akan menyebabkan

kulit berwarna lebih gelap.

3. Pembedahan - prosedur ligasi-eksisi, saphenous stripping

Indikasi pembedahan adalah :

Page 34: Modul Kulit Integumen Smstr 5

- Pernah mengalami perdarahan akibat ulkus varises

- Nyeri berulang akibat varises

- Pertimbangan kosmetik

Tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan tindakan injeksi dan pembedahan

seperti antara lain infeksi tromboflebitis akut, DVT, kehamilan, tumor pelvik. Pada

pre-operatif, lakukan evaluasi terhadap patensi dari sistim vena yang letaknya

didalam/ profunda. Kemudian dilanjutkan dengan ligasi pembuluh darah vena.

Tindakan minimal invasif seperti endovenous thermal ablation, meliputi endovenous

laser ablation (ELA) dan radiofrequency ablation (ERA) sepertinya belum popular

dilakukan di Indonesia.ELA dan ERA hanya dilakukan oleh dokter-dokter yang

berpengalaman dan membutuhkan peralatan yang khusus. Kekambuhan setelah

pembedahan, 10 % pasien mengalami varises kembali. Penyebab terbanyak adalah

kegagalan untuk meligasi/ mengikat seluruh vena-vena yang terlibat.

B. Gejala terjadinya varises

Ada beberapa gejala terjadinya varises antara lain yaitu :

1. Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas

dan sakit diseputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang

malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.

2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.

3.  Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).

4. Perubahan warna kulit (pigmentasi) diseputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran

darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.

5.  Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.

6. Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat

kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.

C. Penyebab varises

1. Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena

melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagaimana mestinya.

Aliran darah dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu

pembuluh darah harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya.

2. Rusaknya katup pembuluh vena, padahal katup atau klep ini bertugas menahan darah

yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak membuat

darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran

darah.

Page 35: Modul Kulit Integumen Smstr 5

Adapun pemicu terjadinya varises yaitu :

  Faktor keturunan

Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya

berat badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor

keturunan.

  Kehamilan

Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang

kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan

perut bagian bawah pun terhambat.

  Kurang gerak

Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah

vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.

  Merokok

Kandungan zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh darah menjadi kaku dan

terjadi penyempitan, sehingga dinding pembuluh tidak elastis lagi.

  Terlalu banyak berdiri

Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah

beban kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah.Bila profesi Anda

mengharuskan banyak berdiri, usahakan untuk tidak berdiri dengan posisi statis

(diam), tapi tetap bergerak.Misalnya dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai

dapat terus bekerja memompa darah ke jantung.

  Menderita kolesterol tinggi dan kencing manis

Kedua jenis penyakit ini berhubungan erat dengan masalah peredaran darah, kelainan

pembuluh darah dan kegemukan yang memicu terjadinya varises.

  Memakai sepatu hak tinggi

Hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang berfungsi membantu

kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.

D. Faktor risiko

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena varises, diantaranya :

1. Genetik : Varises merupakan penyakit keturunan yang berhubungan dengan faktor

kecenderungan lemahnya katup di pembuluh vena.

Page 36: Modul Kulit Integumen Smstr 5

2. Jenis kelamin : Perempuan dua kali lebih berisiko menderita varises dibanding laki-

laki. Fluktuasi hormon progesteron dan estrogen sangat berpengaruh terhadap

timbulnya urat-urat halus ini. Risiko ini umumnya lebih sering timbul pada

perempuan hamil, pre-menstruasi atau menopause, sedang mengkonsumsi pil KB

ataupun melakukan terapi sulih hormon.

3. Pekerjaan : Anda yang lebih sering berdiri dan selalu menggunakan high heels

dalam bekerja lebih berisiko terkena varises. Hal ini berpengaruh karena pembuluh

darah vena akan mendapat beban lebih lama hingga munculah varises.

4. Berat badan : Berat badan yang berlebih dapat membuat katup vena mendapat

tekanan berlebih sehingga fungsinya menurun. Inilah sebabnya mengapa orang yang

gemuk cenderung mudah terserang varises.

5. Usia : Semakin berumur maka vena akan makin kehilangan elastisitasnya sehingga

mudah meregang dan melebar. Namun bukan berarti Anda yang masih berusia muda

jauh dari penyakit ini. Bila Anda memiliki faktor-faktro risiko seperti di atas dan

ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat, varises pun dapat menghampiri Anda.

E. Jenis Varises

1.      Varises jenis spider navy.

Varises ini tergolong ringan, biasanya akibat suhu yang terlalu panas atau dingin,

terpapar sinar matahari terus menerus, sedang hamil, faktor keturunan, kebiasaan

makanan sarat rempah dan pedas, serta pengobatan hormonal.

Varises jenis ini bisa terjadi di beberapa tempat, yaitu di wajah, pangkal

lengan, paha, daerah lutut, pergelangan kaki dan tumit. Terapi yang digunakan

biasanya dengan memakai sinar laser, sehingga pembuluh darah mengering. Ada

juga terapi alat listrik dengan memasukkan zat tertentu ke dalam kulit, untuk

mengecilkan atau mengerutkan pembuluh darah.

2.      Varises dalam kulit

Varises ini terjadi pada pembuluh vena yang halus dan tipis di dalam kulit bagian

kaki. Mengobatinya, dokter memberi obat-obatan yang menguatkan dinding vena

dan memperlancar aliran darah, atau menggunakan stocking khusus varises.

Stocking ini berfungsi menekan pembuluh vena sehingga otot dan dinding

vena bisa kembali bekerja maksimal. Stocking mampu mencegah, mengurangi gejala

Page 37: Modul Kulit Integumen Smstr 5

awal, dan rasa sakit penderitanya meski hanya temporer. Jadi, tetap harus minum

obat.

3.      Varises Reticular Varicose Veins

Ini adalah varises yang lebih parah, karena terjadi di pembuluh vena bawah kulit.

Untuk mengobatinya, dokter akan melakukan beberapa tahap:

Memberi obat yang diminum untuk menguatkan dinding vena dan melancarkan

peredaran darah.

  Memberikan suntikan zat iritasi ke dalam pembuluh darah yang rusak atau

melebar.

  Obat tersebut akan membentuk jaringan ikat sekaligus menutup aliran darah,

sehingga pembuluh darah vena akan menyempit. Darah akan mencari 'jalan lain'

melalui pembuluh vena yang normal.

  Setelah disuntik, Anda harus menggunakan stocking varises dan tidak boleh

menggunakan sepatu hak tinggi.

  Olahraga yang dianjurkan adalah jalan kaki, berenang dan joging, agar otot kaki

mampu berkontraksi dengan baik.

F. Langkah Pencegahan Varises

Sebelum terjadi langkah atau cara mencegah munculnya Varises:

1. Untuk meningkatkan kekuatan otot kaki dan vena, lakukan olahraga yang teratur

2. Kurangi menggunakan sepatu hak tinggi karena penggunaan otot betis menjadi tidak

maksimal. Bila memang harus selalu menggunakan sepatu hak tinggi, sering istirahat

dan menggerakkan kaki setiap 15 menit.

3. Hindari berdiri terlalu lama. Bila tuntutan kerja mengharuskan anda banyak berdiri,

pindahkan beban dari satu kaki ke kaki yang lainnya setiap beberapa menit.

4. Jangan duduk sambil menyilangkan kaki terlalu lama karena dapat menghambat

peredaran darah

5. Jangan sering menggunakan pakaian ketat pada bagian pinggang, paha dan kaki

6. Biasakan mengkonsumsi vitamin C dan E sebab baik untuk pembuluh darah.

7. Banyak mengkonsumsi makanan berserat, buah dan sayur

8. Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakkan

9. Hindari makanan pedas karena dapat merangsang pelebaran pembuluh darah

10. Lakukan senam kaki. Sambil duduk putar pergelangan kaki searah jarum jam dan

sebaliknya

11. Angkat kaki saat beristirahat

Page 38: Modul Kulit Integumen Smstr 5

12. Berdiri tegak setiap 45 menit setelah anda duduk bekerja seharian

13. Mandi dengan air panas dan dingin bergantian sangat baik untuk peredaran darah.

Selain langkah diatas untuk mencegah terjadinya varesis dapat dilakukan dengan :

Batasi pemakaian “high heels”

Menghindari tumpuan berlebihan pada tungkai antara lain dengan mengatur berat

badan dan menghindari pemakaian sepatu tumit tinggi yang terlalu lama dan terlalu

sering. Bobot tubuh ekstra membuat kerja tungkai menjadi lebih berat daripada

normal, kerja otot-otot tungkai menjadi lebih giat. Imbasnya, arus aliran balik darah

dari tungkai menuju jantung menjadi lebih besar dan tekanannya menjadi semakin

meninggi.

Pemakaian sepatu tumit tinggi menambah jarak yang harus dicapai aliran

balik darah dan membuat beberapa otot tungkai bekerja lebih giat sehingga

kompensasinya tekanan arus aliran balik darah menjadi semakin meninggi.

Istirahatkan tungkai

Mengatur aktivitas tungkai dan mengatur posisi tungkai saat istirahat dengan

menyempatkan tungkai beristirahat di antara interval aktivitasnya. Julurkan tungkai

lurus dan ganjal dengan satu atau dua bantalan saat duduk istirahat atau saat

berbaring agar aliran arus balik darah mengalir dengan lancar dalam tekanan yang

normal. Dalam beberapa keadaan, memberi rendaman air hangat pada kaki dan

tungkai bawah dapat membantu lancarnya aliran balik darah.

Selalu bersih dan lembab

Jaga kebersihan dan kelembaban kulit tungkai untuk menghindari kemungkinan

perlukaan dan infeksi.

G. Penanganan varises

Jika penyakit varises telah terjadi dapat dilakukan penanganan dengan cara :

1. Pakai “stocking”

Pakailah garmen elastis khusus pada tungkai yang mampu memberi tambahan tekanan

pada pembuluh darah balik (vena) secara merata dari telapak kaki sampai ke pangkal

paha.Bentuk garmen elastis khusus ini biasanya seperti stocking atau celana panjang

ketat.

Page 39: Modul Kulit Integumen Smstr 5

2. Injeksi zat-zat skleroterapi

Ini dilakukan pada pembuluh-pembuluh darah balik (vena) yang tampak berkelok-

kelok dan bercabang-cabang untuk menciutkan rongga pembuluh darah balik (vena).

3. Pembedahan

Tindakan operasi stripping ini melepaskan pembuluh darah balik (vena) sepanjang

tungkai dari struktur sekitarnya, kemudian dibuang.

4. Kombinasi ketiga jenis penanganan tersebut

Penanganan varises yang telah terjadi dilakukan oleh dokter bedah plastik dan

memberi hasil yang cukup baik. Akan tetapi, bagaimanapun juga mencegah akan

lebih mudah dan murah dibandingkan dengan mengobati.

H. Pengobatan alernatif untuk varises

Selain dengan pengobatan dengan bidang kedokteran, dapat juga dengan pengobatan

alternative.

1. Minum jus campuran wortel, seledri dan peterseli; atau campuran wortel bayam dan

ketimun; campuran wortel, bit dan ketimun; campuran wortel, bayam dan seledri atau

jus selada air; yang berkhasiat memperlancar sirkulasi darah sekaligus memperkuat

dinding pembuluh darah.

2. Konsumsi makanan kaya lesitin, seperti kacang kedelai; peterseli, air jahe serta

pepermint yang bermanfaat memperlancar sirkulasi darah dan menguatkan dinding

pembuluh darah.

3. Minum teh herbal yang terbuat dari bunga jeruk nipis, mint, ginko biloba dan grape

seed (biji anggur).

4. Pijat aroma terapi dengan bahan minyak cypress yang berkhasiat merangsang

sirkulasi darah dan menguatkan dinding pembuluh darah. Pilihan lainnya: minyak

lavender, rosemary, mint atau lemon.

5. Berendam bergantian di air panas (suhu 41-43 derajat Celcius) dan air dingin (suhu 15

derajat Celcius), masing-masing selama 15-30 detik dan di ulang selama 30 menit,

untuk melancarkan peredaran darah serta menguatkan dinding pembuluh darah.

6. Atau semprotkan kaki secara bergantian, terutama di daerah betis bagian belakang,

dengan air panas dan air dingin seperti di atas.

7. Pijat refleksi di ujung saraf telapak kaki dapat membantu membuang tumpukan kristal

dari sisa metabolisme di ujung-ujung syaraf, atau lakukan akupunktur dan akupresur

di titik-titik tertentu

Page 40: Modul Kulit Integumen Smstr 5

No. Aspek Penilaian Nilai

0 1 2 3

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2. Menyampaikan inform consent

3. Membaca Basmallah

4. Memasang garmen elasticdari telapak kaki sampai

ke pangkal paha dengan cara smooth and gentle

5. Menjelaskan aturan pemakaian garmen elastic

(edukasi)

6. Membaca Hamdallah

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB TERAPI BANDAGE KOMPRESIF UNTUK

VARISES

KETERAMPILAN KLINIK

Nilai:

0 = tidak melakukan

1 = melakukan sebagian

2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna

3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

KOMUNIKASI:

Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent)

Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal (ramah,

tebuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon)

Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti

Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:

0 = tidak melakukan poin komunikasi

1 = melakukan 1 poin komunikasi

CEKLIST

Page 41: Modul Kulit Integumen Smstr 5

2 = melakukan 2-3 poin komunikasi

3 = melakukan semua poin komunikasi

PERILAKU PROFESIONAL:

Melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan

pasien dan diri sendiri

Memperhatikan kenyamanan pasien

Melakukan tindakan sesuai dengan prioritas

Menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:

0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional

1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional

2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional

3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

1. Wasitaatmadja, S.M.: Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, pp. 181-188 (Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta 1997)

REFERENSI

PENULIS DAN KONSULTAN

Page 42: Modul Kulit Integumen Smstr 5

2. Djuanda, A.: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, pp. 253-259 (Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2005)