patogenesis HSV.docx
Transcript of patogenesis HSV.docx
-
7/28/2019 patogenesis HSV.docx
1/2
Replikasi virus
Virus masuk ke dalam sel melalui fusi antara glikoprotein selubung virus dengan
reseptornya yang terdapat di membran plasma. Selanjutnya nukleokapsid pindah dari sitoplasma
ke inti sel. Setelah kapsid rusak, genom virus dilepas di dalam inti sel, berubah dari liniar
menjadi sirkular. Sebagian gen langsung ditranskripsikan dan produk RNA-nya dipindahkan ke
sitoplasma. Pada tahap akhir, dengan bantuan protein beta, terjadi transkripsi dan translasi late
genes menjadi protein gamma.
Transkripsi DNA virus terjadi sepanjang siklus replikasi di dalam sel dengan bantuan
enzim RNA polimerase sel pejamu dan protein virus lain. Transkrip dalam bentuk DNA virus
selanjutnya dirakit menjadi virion pada membran inti sel. Virion selanjutnya dilepaskan ke luar
inti sel melalui proses eksositosis. Satu kali siklus replikasi berlangsung sekitar 18 jam untuk
herpes simpleks.
Replikasi HSV di dalam sel akan menghambat sintesis DNA dan protein selular sejak fase dini
replikasi. Virus baru yang terbentuk akan dilepaskan dari sel dan menginfeksi sel lain.
Infeksi Laten
Infeksi laten oleh sel virus merupakan infeksi yang tidak disertai pembentukan virion.
Infeksi dimulai pada epitel orolabial atau genital, selanjutnya infeksi menyebar ke akson terminal
syaraf sensorik dan terjadi translokasi retrograd virus ke akson. Pada sel neuron, infeksi dapat
bersifat produktif maupun laten.
Latensi tersering terjadi pada ganglion trigeminus. Jika ada
stimulus, infeksi laten pada neuron berubah menjadi infeksi produksi terbatas dan selanjutnya
menyebar ke jaringan yang dipersyarafinya.
PATOGENESIS
Infeksi terjadi melalui inokulasi virus pada permukaan mukosa yang rentan. Virus akan
melekat pada sel epitel kemudian masuk dengan cara meleburkan diri di dalam membran. Sekali
di dalam sel, terjadi replikasi yang menghasilkan lebih banyak virion yang menyebabkan
kematian sel.
Virus juga memasuki ujung saraf sensorik. Virion kemudian ditransportasi ke intisel neuron di ganglia sensorik. Virion dalam neuron yang terinfeksi akan bereplikasi
menghasilkan progeni atau virus akan memasuki keadaan laten tak bereplikasi. Neuron yang
terinfeksi akan mengirim balik virus progeni ke lokasi kulit tempat dilepaskannya virion
sebelumnya dan menginfeksi sel epitel yang berdekatan dengan ujung saraf, sehingga terjadi
penyebaran virus dan jejas sel. Infeksi oleh HSV-1 dan HSV-2 akan menginduksi glikoprotein
-
7/28/2019 patogenesis HSV.docx
2/2
yang berhubungan pada permukaan sel-sel yang terinfeksi. Setelah terjadi infeksi, sistem
imunitas humoral dan selular akan terangsang oleh glikoprotein antigenik untuk menghasilkan
respon imun. Respon imun dapat membatasi replikasi virus sehingga infeksi akut dapat
membaik. Respon ini tidak dapat mengeliminasi infeksi laten yang menetap dalam ganglia
seumur hidup pejamu. Latensi semata tidak menimbulkan penyakit, namun infeksi laten dapat
mengalami reaktivasi sehingga menghasilkan virion yang bila dilepas dari ujung saraf dapat
menginfeksi sel epitel di dekatnya untuk menghasilkan lesi kulit rekurens atau pelepasan virus
asimtomatik.
Reaktivasi HSV-1 sering terjadi dari ganglion trigeminus, sedangkan HSV-2 dari
ganglion sakralis.
Faktor pemicu terjadinya reaktivasi dapat berupa demam, kelelahan, sinar ultra violet,
trauma mekanik, bahan kimia, hormon, menstruasi, hubungan seksual, stres emosional, dan
keadaan imunokompromais.
Penularan lesi orolabial terjadi melalui droplet dan kontak langsung dengan lesi atau
saliva yang mengandung virus. Penularan lesi genital dimulai bila sel epitel mukosa saluran
genital pejamu yang rentan terpajan virus yang terdapat dalam lesi atau sekret genital orang yang
terinfeksi. Walaupun herpes orolabialis paling sering disebabkan oleh HSV-1 dan herpes
genitalis terutama disebabkan oleh HSV-2, kadang-kadang HSV-2 dapat mengakibatkan lesi-lesi
oral, demikian pula HSV-1 dapat menyebabkan lesi genital. Hal ini dikaitkan dengan aktivitas
seksual secara orogenital.