Patofisiologi sistem endokrin.ppt
Transcript of Patofisiologi sistem endokrin.ppt
Patofisiologi sistem endokrin
Esi Afriyanti, S.Kp.M.Kes
Review sistem hormon
Hormon adalah suatu zat yang: dihasilkan oleh satu sel atau sekelompok sel, dimasukkan ke cairan tubuh, dan memiliki kontrol fisiologis terhadap sel lain
Jenis menurut tempat kerja Hormon lokal dan umum (sistemik)
Jenis hormon Protein atau peptida Steroid Derivat tyrosin (suatu asam amino)
Kontrol Feedback Negatif:
untuk pertahanan kadar
Positif untuk
peningkatan cepat menuju keseimbangan baru
KELENJAR TARGET
HORMON
PRODUKmenghambat
merangsangA
KELENJARTARGET
PRODUK
HORMONmerangsang
merangsangB
Transport Hormon
Bebas katekolamin protein peptida
Terikat globulin khusus tiroid steroid
Bisa kembali ke sirkulasi melalui limfe
Syarat Kerja Hormon
Ada reseptor spesifik Terdapat ikatan hormon dengan reseptor Timbul sinyal intrasel yang membangkit
aktifitas spesifik di dalam sel
Penentu interaksi hormon-target
Kadar hormon Jumlah reseptor Kontak hormon-reseptor:
lama dan interval Keadaan intrasel:
kadar enzim, kofaktor, dan substrat Kehadiran hormon lain:
antagonis atau agonis
HORMON PANKREASHORMON PANKREAS
INSULIN
GLUKAGON
SOMATOSTATIN
POLIPEPTIDA PANKREAS
Hormon Insulin
- Dihasilkan oleh sel pulau-pulau Langerhans Pankreas (70 %)
- Polipeptida dengan rantai A (21 aa) dan rantai B
(30 aa) dihubungkan oleh 3 jembatan disulfida.
- Sintesis pertama dalam bentuk Preprohormon pada ribosom di retikulum endoplasmik kasar dan melalui aparatus Golgi dikeluarkan ke cairan ekstrasel secara eksositosis.
- Sekresi dipengaruhi oleh : Glukosa, hormon dan preparat farmakologik.
Patofisiologi Insulin :
A. Efek pada Transportasi membran.
- Memudahkan masuknya glukosa, galaktosa dan xilosa kedalam sel melalui difusi yang difasilitasi dan diperantarai oleh karier.(GLUT 1-4)
- Mendorong masuknya asam amino kedalam sel
- Meningkatkan gerakan ion K, Ca dan nukleosida serta fosfat anorganik
B. Efek terhadap Glukosa
1. Glikolisis (energi,50 %), aktifitas glukokinase, fosfofruktokinase dan piruvat kinase meningkat.
2. Glukosa lemak (30-40 %)
3. Glukosa glikogen (10 %)
4. Glukoneogenesis dihambat melalui inhibisi sintesis enzim PEPCK
5. Akhirnya menurunkan kadar Glukosa darah
B. Efek terhadap Lipid
1. Lipogenesis dan menghambat lipolisis
2. Menurunkan Asam lemak bebas
3. Peningkatan kadar VLDL dan LDL
C. Efek terhadap Protein
1. Merangsang sintesis protein
2. Meningkatkan ambilan asam amino netral oleh otot.
3. Perubahan mRNA untuk sintesis protein-
protein spesifik.
D. Efek terhadap Replikasi Sel
1. Merangsang proliferasi sel (sel fibroblast)
2. Meningkatkan aktifitas faktor pertumbuhan epidermis, prostaglandin dan vasopresin.
Faktor yang mengontrol sekresi insulin
Pendahuluan Masalah Diabetes masalah kesehatan
dunia Pada tahun 2003 terdapat sekitar 150 juta
kasus diabetes di dunia Pada tahun 2025 diperkirakan jumlahnya
meningkat dua kali lipat (WHO, 2003). Pada tahun itu, jumlah penderita diabetes
di Indonesia diprediksi mencapai 12 juta jiwa.
DEFENISI
Diabetes mellitus (dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis yang umum dikenal sebagai kencing manis
Sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defek sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya.
Dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.
Makanan glukosa darah
pankreas insulin sel
hiperglikemia
KLASIFIKASI
DM tipe 1 : Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
DM tipe 2 : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
DM tipe lainDM gestasional (GDM)
ETIOLOGI berdasarkan KLASIFIKASI ADA (American Diabetes Association)
• DM tipe 1DM tipe 1 Defisiensi insulin Defisiensi insulin absolut absolut akibat dekstruksi akibat dekstruksi selBetaselBeta Penyebab:Penyebab:
AutoimunAutoimun IdiopatikIdiopatik
Lanjutan etiologi
DM tipe 2 Defisiensi insulin relatif:
Defek sekresi insulin lebih dominan dari pada resistensi insulin (Reseptor berkurang atau hilang)
Resistensi insulin lebih dominan dari pada defek sekresi insulin (obesitas, insulin plasma tinggi)
Lanjutan etiologi
Defek genetik fungsi sel betaPenyakit eksokrin pankreas
PankreatitisPankreatektomi
EndokrinopatiAkromegaliCushingHipertiroidisme
• DM Tipe Lain
Lanjutan DM tipe lain Akibat obat
GlukokortikoidHormon tiroid
InfeksiCMV, rubella
ImunologiAntibodi anti insulin
Sindroma genetik lainSidroma Down, Klinefelter,
Turner
Lanjutan etiologi
DM gestasionalDM yang pertama kali
didiagnosis saat hamilResiko : Riwayat GDM,
BB > 4000 gr
FAKTOR RESIKO
Genetikkecendrungan memilikitipe antigen HLA
Imunologi (autoimun)
Lingkungan- virus
GenetikUsiaObesitasRiwayat
keluarga
KARAKTERISTIKDM TIPE 1
Kasus 5 – 10 % Onset akut Semua usia, < 30 thn (umur
muda) Kurus saat didiagnosis Pengobatan harus dengan
insulin Memiliki antibodi thdp insulin /
sel pulau langerhans Mudah teradi ketoasidosis
DM TIPE 2 Kasus 90 – 95 % Onset lambat > 30 tahunid Obesitas saat didiagnosis Pengobatan tidak tgt insulin Tidak ada antibodi spl Tidak mudah terjadi keto Penurunan produksi insulin,
peningkatan resistensi insulin
PATHOFISIOLOGI
RESISTENSI INSULIN
Insulin Tetap, GDR >> Insulin Informasi << Def.Pengt
Glikogenesis >>GDR
Hiperglikemia
Glukosa >> dariambang ginjal
Glukosaria
Diuresis Osmotik
Dehidrasi
Hiperosmolaritas
Hipertensi
Renal Blood
Shock, koma
Glikolisis
Glukosa hati trs darah
Resiko Infeksi
Kalori <<
lelah
Polifagia
Kronis
Gg. Nutrisi
Kelelahan
Transport glukosa <<
Eksre GlukosaPerlu air
Kehilangan air
Rangsang pusat rasa haus
Polidipsi
Kurang volume cairan tubuh
Glukosaneogenesis dari lemak dan protein
Lipolisis
As.Lemak bebas
Keton
Ketosis
AsidosisMetabolik
Mual, muntahGg nafas
Arterisklenosis
MikrovaskulerRetinopatiNeuropatiNefropati
Gg.Persepsi sensori
Pecah Protein
As amino hati
Urea darah naik
Hiperosmolaritas
MakrovaskulerKardiovaskuler
TANDA GEJALA DAN MANIFESTASI KLINIS
• Gejala Khas
Poliuria Polidipsi Polifagi
BB Menurun cepat tanpa Sebab yang jelas
Lanjutan gejala
Gejala tidak khas
Kesemutan, Cepat lelah, Mengantuk
Gatal didaerah genital, ISK, Keputihan
Pandangan mata kabur
RAGE (receptor for advanced glyco-
sylation end product)
molekul komponen caveolae DM RAGE mengikat molekul-molekul berubah bentuk rusak
akibat gula darah tinggi kronis
membran sel menjadi kurang
fluiditynya. ( rusak)
Akumulasi molekul abnormal pada RAGE membran sel sebelah
sitoplasma endotel
endotel rusak : retina ginjal
organ-organ lain
Hormon-hormon Tiroid
T3 dan T4 (tri- dan tetra-iodotironin)
Hormon utama metabolisme tubuh tiroid (-): turun 40-50%; (++++): naik 60-100%
Pembentukan: I2 MIT dan DIT (sel folikel) T3 dan T4 (koloid) sekresi melalui pinositosis ke sel, lalu difusi keluar butuh 50 mg/th: cukup 10 ppm I2 dalam NaCl
93% sekresi T4, yang paling aktif T3 (1,75x)
Pembentukan, Penyimpangan dan Sekresi Hormon Tyroid
Fungsi tiroid intrasel pembentukan protein sel dan transport AA
Na, K, ATPase: untuk transport Na dan K sel protein struktural dan fungsional (otak)
pemecahan protein otot Efek umum
termogenesis (kecuali otak, gonad, limpa) konsumsi O2: Tir(-) 150, (N) 250, (+) 400 mL/1’ suhu, aliran darah, keringat, ventilasi paru, eritrosit naik
pulse pressure naik sistole naik (stroke volume), diastole turun (resistensi)
suplai substrat untuk produksi energi penyerapan glukosa penguatan efek katekolamin, glukagon, kortisol, GH
glukoneogenesis, proteolisis, lipolisis, ketolisis pembuatan dan penggunaan kolesterol untuk empedu
sinergi dengan katekolamin growth and development
perkembangan tubuh dan otak
Sekresi diatur TSH: iodide uptake, iodinasi tiroglobulin, MIT-DIT coupling pembesaran ukuran dan aktifitas folikel
Klinis Hipertiroidime:
TSI merangsang folikel dan produksi T3-T4 TSH turun karena feedback negatif tidak terdapat feedback negatif ke TSI efek khas dengan peningkatan metabolisme eksoftalmus akibat edema retroorbita
Hipotiroidisme: goiter koloid endemik: I2 kurang, T3-T4 turun, TSH naik non-toksik idiopatik: tioriditis metabolisme turun, miksedema, kretinisme
HIPERTIROIDISME
Pendahuluan
Penyakit endokrin ke 2 setelah DM Lima kali lebih banyak menyerang
wanita daripada laki-laki.Insiden pada usia 30 dan 40 tahun
Review Sistem EndokrinKELENJAR
ENDOKRIN1. Pineal2. Hipotalamus3. Hipofisis4. Tiroid5. Paratiroid6. Timus7. Adrenal8. Langerhans9. Ovarium10.Testis
Kelenjar Tiroid
TSH
Neurotrasmiter
Hipotalamus
Tiroid
Hati
T4
T3
Target organ Jantung, GI dll
hipofisis
DefenisiSekresi hormon tiroid yang berlebih
diduga akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglobulindalam darah
ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder.
WANTED
Lanjutan Defenisi
Penyakit Graves (goiter difusa toksika )antibodi sekresi tiroid >>
Goiter Noduler Toksikahormon tiroid >> di dlm tiroid,
TSHHipertiroidisme sekunder
Tumor hifofisis sekresi TSH >> kelenjar tiroid hormon tiroid >>
Etiologi
Imunologisdefek sistem pengawasan antibodi
TiroiditisAdenoma Tiroid toksik
PatofisiologiKelenjar tiroid
T3 T4
Iodine
Kalsitonin
Kalsium ditulang Terikat TBG 75 ALB &GLB
metabolisme
hipotalamus
HipofisisTSH
TRH
Perb otak Pert normal
Enzim
Lanjutan Pathway keperawatanPe T3/T4
Me use O2 selCO
takikardi
Pe kontra
hipertensipalpitasi
Pe CO
Metabolisme
S.saraf Tremor
imsomnia
R.cidera
gg.Pola tdr
Pe intakenutrisi gg. nutrisi
Pe massa otot Pe energi kelelahan
Suhu hipertemi
Tanda, Gejala dan Manifestasi klinis
Hiperaktivitas metabolismeGelisah, lelah, penurunan BB (asupan cukup)tidak tahan dengan suhu panas, eksresi keringat berlebihan, gugup, cemas, tremor, eksotalmos(tirotoksikosis)
Perubahan pada sistem kardiovaskulerpalpitasi, takikardi, hipertensi. Dekom
Amenore, konstipasi dan dare
Komplikasi
Krisis Tiroid suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari
kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. merupakan suatu keadaan darurat yang
sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.
Lanjutan
terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh: - infeksi - trauma - pembedahan - diabetes yang kurang terkendali - ketakutan - kehamilan atau persalinan - tidak melanjutkan pengobatan tiroid - stres lainnya.
Lanjutan Krisis Tyroid Ditandai dengan - demam
- takikardi yang ekstreme- kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa - kegelisahan - perubahan suasana hati - kebingungan - perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma) - pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.