PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

62
PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN NUMLIL KHAIRA RUSDI, MSi, Apt

description

PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN. NUMLIL KHAIRA RUSDI, MSi, Apt. ENDOKRINOLOGI. GANGGUAN PADA KELENJAR ENDOKRIN : Gangguan kelenjar hipofisis Gangguan kelenjar tiroid Gangguan hipersekresi adrenal Insufisiensi adrenal Pankreas; metabolisme glukosa dan Diabetes melitus. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Page 1: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

NUMLIL KHAIRA RUSDI, MSi, Apt

Page 2: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

ENDOKRINOLOGI

GANGGUAN PADA KELENJAR ENDOKRIN :

• Gangguan kelenjar hipofisis• Gangguan kelenjar tiroid• Gangguan hipersekresi adrenal• Insufisiensi adrenal• Pankreas; metabolisme glukosa dan Diabetes

melitus

Page 3: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

• System endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensintesis dan mensekresi zat-zat yang disebut hormone

• Organ –organ endokrin yang seluruhnya berhubungan dengan produksi hormone adalah: hifofisis/Pituitari, adrenal, pankreas, tiroid, ovari dan testis

• Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus/saluran, oleh karena itu ia akan merembeskan hormon secara terus menerus ke dalam aliran darah

Page 4: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gambar kelenjar Endokrin yang ada didalam tubuh

Page 5: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

1. HORMON KELENJAR HIPOFISIS

• Merupakan kelenjar utama, karena berfungsi sebagai hormon Trof/hormon perangsang dimana kelenjar ini akan merembeskan sejumlah hormon yang akan merangsang perembesan hormon lain ke dalam darah

• Dibagi atas :

– Adenohipofisis /Anterior pituitary : FSH, LH, hormon adrenokortikotrof (ACTH),

– Neurohipofisis/Posterior pytuitary : oksitosin, ADH, GH, prolaktin, TSH

Page 6: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hormon-hormon hipotalamus antara lain:• ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon• ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon• TRH : Tyroid Releasing Hormpn• TIH : Tyroid Inhibiting Hormon• GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon• GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon• PTRH : Paratyroid Releasing Hormon• PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon• PRH : Prolaktin Releasing Hormon• PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon• GRH : Growth Releasing Hormon• GIH : Growth Inhibiting Hormon• MRH : Melanosit Releasing Hormon• MIH : Melanosit Inhibiting Hormon

Page 7: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hormone Major target organ(s) Major Physiologic Effects

Anterior

Pituitary

Growth hormone Liver, adipose tissue

Promotes growth (indirectly), control of

protein, lipid and carbohydrate

metabolism

Thyroid-stimulating hor

mone

Thyroid gland Stimulates secretion of thyroid

hormones

Adrenocorticotropic hor

mone

Adrenal gland (cortex) Stimulates secretion of glucocorticoids

Prolactin Mammary gland Milk production

Luteinizing hormone Ovary and testis Control of reproductive function

Follicle-stimulating horm

one

Ovary and testis Control of reproductive function

Posterior

Pituitary

Antidiuretic hormone Kidney Conservation of body water

Oxytocin Ovary and testis Stimulates milk ejection and uterine

contractions

Page 8: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Contoh : beberapa gangguan pada Kelenjar Hipofisis

• Gigantisme• Akromegali• Hipotuitarisme• dll

Page 9: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Adenoma pada Hormon Pertumbuhan (growth Hormone)

• Suatu tumor yang disebabkan oleh hipersekresi hormon pertumbuhan, disertai dengan keadaan Akromegali pada orang dewasa atau Gigantisme pada anak-anak.

Page 10: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Tanda dan gejala :

gigantisme ditandai oleh peningkatan ukuran tubuh secara menyeluruh dengan lengan dan tungkai yang memanjang secara tidak proporsional.

Jika peningkatan GH terjadi pada orang dewasa, yang timbul adalah akromegali dengan pembesaran kepala, tangan, kaki, rahang, lidah, dan jaringan lunak.

Page 11: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Akromegali pada orang dewasa

Gigantisme pada anak

Page 12: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

2. Kelenjar Adrenal

Kelenjar ini terletak di superior ginjal.Gangguan Kelenjar Adrenal• Sindrom cushing• Hiper Aldosteronisme, syndrom Conn’s• Adreno Genital Sindrom : Hirsutisme• Hipo Adrenal : penyakit Addison• Feokromositoma

Page 13: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Tiga kelompok Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal :

1. mineralokortikoid, yaitu aldosteron.Efek aldosteron adalah meningkatkan jumlah natrium (retensi Na) dan menurunkan jumlah kalium dalam cairan ekstraseluler, selama proses pembentukan urine.

2. glukokortikoid, yaitu kortisol.Peran kortisol:

a. Mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.

b. Membantu menolak efek destruktif dari stres mental dan fisik.

Page 14: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

3. hormon seks adrenal (androgen dan estrogen) yang identik dengan yang dihasilkan gonad.

androgen dan estrogen adrenal menimbulkan efek maskulinitas dan feminitas.

Page 15: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Efek berlebihnya kadar aldosteron:

a. Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan menurunnya konsentrasi kalium dalam plasma darah sampai di bawah nilai normal.

b. Penderita mengalami kelemahan otot yang berat. Efek rendahnya kadar aldosteron:

a. Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler meningkat sampai jauh di atas nilai normal.

b. Peningkatan 60 – 100% dari nilai normal menyebabkan keracunan jantung. Peningkatan di atas itu, menyebabkan gagal jantung.

Page 16: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

– Kortisol yang berlebih menyebabkan timbulnya sindrom Cushing yang ditandai oleh:

a. Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia), menurunnya protein, dan meningkatnya timbunan lemak.

b. Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip dengan DM sehingga disebut ‘Diabetes Adrenal’.

c. Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di atas bahu dan wajah, sehingga disebut ‘punuk kerbau’ (buffalo hump) dan ‘muka bulan’ (moon face).

Page 17: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya androgen adrenal.

a. Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:1) Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh

pria.2) Suara berat3) Otot lengan dan tungkai berkembang4) Payudara mengecil5) Menstruasi mungkin terhenti

Page 18: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

b. Pseudohermafroditisme pada bayi perempuan yang ditandai dengan pertumbuhan genetalia eksternal pria.

c. Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.

Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan pembentukan sperma atau aktivitas gonad karena testis masih berada dalam status pra-pubertas non-fungsional.

Gejala pubertas prekoks, antara lain:1) Suara menjadi berat2) Tumbuh jenggot3) Penis membesar

Page 19: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

PENYAKIT ADDISON ( HIPOADRENALISME )

Penyebab :• Pada 30% penderita, kelenjar adrenal mengalami

kerusakan akibat kanker, amiloidosis, infeksi (misalnya tuberkulosis), dan penyakit lainnya. Pada 70% penderita lainnya, penyebabnya tidak diketahui tetapi para ahli menduga bahwa kelenjar adrenal mengalami kerusakan akibat reaksi autoimun.

• Penekanan kelenjar adrenal juga terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi kortikosteroid (misalnya prednison).

Page 20: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

• Untuk mengkompensasi kekurangan kortikosteroid, kelenjar hipofisa menghasilkan lebih banyak kortikotropin (hormon yang dalam keadaan normal merangsang kelenjar adrenal).

Karena kortikotropin juga mempengaruhi pembentukan melanin, maka kulit dan lapisan mulut penderita Penyakit Addison seringkali menjadi lebih gelap. Pigmentasi yang berlebihan ini biasanya terdapat dalam bentuk bercak-bercak.

Page 21: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Bercak kulit pada addison

Page 22: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gejala penyakit Addison• Segera setelah terjadinya Penyakit Addison penderita akan merasakan

lemah, lesu, dan pusing jika bangkit dari duduk atau berbaring. • Kulit menjadi lebih gelap; bintik-bintik hitam bisa timbul di kening, wajah

dan bahu; pewarnaan hitam kebiruan bias muncul disekitar , bibir, mulut, rektum, kantung zakar atau vagina.

• mengalami penurunan berat badan, mengalami dehidrasi, nafsu makan hilang, sakit otot, mual, muntah dan diare.

• Banyak penderita yang menjadi tidak tahan cuaca dingin. Jika penyakitnya tidak terlalu berat, gejalanya cenderung timbul hanya pada saat penderita mengalami stres.

Jika penyakit ini tidak diobati bisa terjadi nyeri perut yang hebat, kelemahan yang luar biasa, tekanan darah yang sangat rendah, gagal ginjal, dan syok terutama jika penderita mengalami stres (cedera, pembedahan, atau infeksi berat).

Page 23: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Diagnosa penyakit addison

• Pemeriksaan darah menunjukkan adanya kekurangan kortikosteroid (terutama kortisol), kadar natrium yang rendah dan kadar kalium yang rendah.

• Penilaian fungsi ginjal (misalnya pemeriksaan darah untuk nitrogen dan kreatinin), biasanya menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik. Rontgen dan CT scan perut bisa menunjukkan adanya pengapuran pada kelenjar adrenal.

Page 24: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Diagnosanya...

• mengukur kadar cortisol yang mungkin rendah, dan kadar corticotropin yang mungkin tinggi. Tetapi, perlu ditegaskan diagnosanya dengan mengukur kadar cortisol terlebih dahulu setelah pemberian satu injeksi corticotropin.

• Jika kadar cortisol rendah, tes lebih jauh diperlukan untuk memutuskan jika masalah adalah penyakit Addison atau kekurangan adrenal sekunder.

Page 25: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Pengobatannya..• Apapun penyebabnya, Penyakit Addison bisa berakibat fatal dan harus

diobati dengan kortikosteroid. Biasanya pengobatan bisa dimulai dengan pemberian prednison per-oral (ditelan). Jika sakitnya sangat berat, pada awalnya diberikan kortisol intravena kemudian dilanjutkan dengan tablet prednison.

Sebagian besar penderita juga harus mengkonsumsi 1-2 tablet fludrokortison/hari untuk membantu mengembalikan ekskresi natrium dan kalium yang normal. Pada akhirnya pemberian fludrokortison bisa dikurangi atau dihentikan, diganti dengan prednison yang diberikan setiap hari sepanjang hidup penderita.

Jika tubuh mengalami stres (terutama karena penyakit), mungkin diperlukan dosis prednison yang lebih tinggi. Pengobatan harus terus dilakukan sepanjang hidup penderita, tetapi prognosisnya baik.

Page 26: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gangguan kelenjar tiroid

• Hypertiroid, cth nya penyakit Grave, penyakit gondok, goiter

• hypotyroid

Page 27: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Anatomi

Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah kedua sisi laring, sebelah anterior trakea, yaitu posisi yang tepat untuk pemasangan dasi kupu-

kupu.

Page 28: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gambar Kelenjar Thyroid

Page 29: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hormon TiroidHormon tiroid berperan dalam mempengaruhi

kecepatan metabolisme tubuh (meningkatkan kecepatan reaksi kimia di hampir seluruh sel tubuh).

Sel-sel dalam kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang dapat dibedakan atas:

1. Tetraiodotironin (T4)▪ Tersusun atas 4 atom iodium.▪ Seringkali disebut dengan ‘Tiroksin’.

2. Triiodotironin (T3)▪ Tersusun atas 3 atom iodium.

Page 30: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar tiroid mensekresikan 93% tiroksin dan 7% triiodotironin.

Tiroksin maupun triiodotironin mempunyai peran dan kualitas yang sama.

Perbedaan tiroksin dan triiodotironin: Triidotironin mempunyai kecepatan dan intensitas

kerja yang 4 kali lebih kuat dari tiroksin. Jumlah triiodotironin jauh lebih sedikit dari tiroksin. Keberadaan triiodotironin dalam darah jauh lebih

singkat dibanding tiroksin.

Page 31: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Fungsi Hormon Tiroid• Meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen melalui aktivasi reseptor inti

sel.• Meningkatkan aktivitas metabolisme selular melalui peningkatan jumlah

dan aktivitas sel mitokondria dan peningkatan transport aktif ion-ion melalui membrane sel (Na+-K+-ATPase).

• Berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan.• Efek-efek spesifik: Meningkatkan metabolisme karbohidrat dan

pengangkutan lemak; menurunkan konsentrasi kolestrol, fosfolipid, dan trigliserida dalam darah namun meningkatkan asam lemak bebas; meningkatkan kebutuhan vitamin karena meningkatkan jumlah berbagai enzim tubuh; meningkatkan laju metabolism basal hingga 60-100% di atas nilai normal; menurunkan berat badan.

Page 32: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Lanjutan...

Kardiovaskuler: Meningkatkan aliran darah dan curah jantung, frekuensi denyut jantung, kekuatan denyut jantung akibat timbulnya katabolisme, menormalkan tekanan arteri.

Meningkatkan pernapasan. Merangsang sistem saraf pusat Menimbulkan reaksi otot dan tremor otot. Membuat sulit tidur tapi menyebabkan kelelahan. Meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar

endokrin lain. Menstabilkan / menormalkan fungsi seksual.

Page 33: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hipotiroidisme Penyebab:

Autoimunitas terhadap kelenjar tiroid yang justru menyebabkan peradangan pada kelenjar tiroid (tiroiditis).

Dampak Hipotiroidisme berdampak pada timbulnya ‘goiter tiroid’ (pembengkakan

kelenjar tiroid). Gejala goiter tiroid

1. Rasa lelah dan mengantuk yang sangat sehingga penderita tidur selama 12 – 14 jam dalam sehari.

2. Kelemahan otot yang ekstrem3. Kecepatan denyut jantung menurun4. Berkurangnya volume darah5. Kadangkala diikuti kenaikan berat badan6. Konstipasi

Dampak dari goiter tiroid adalah miksedema dan kretinisme.

Page 34: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Miksedema

• Biasanya diderita oleh orang dewasa.• Ditandai dengan meningkatnya jumlah total

cairan interstisial pada tubuh (yang bersifat seperti gel).

• Berat badan meningkat.• Penderita terlihat gemuk tetapi tidak sintal.

Page 35: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Kretinisme

• Kretinisme adalah suatu keadaan, dimana individu mengalami hipotiroidisme yang ekstrem selama kehidupan janin, bayi, dan masa kanak-kanak.

• Tanda-tanda:1. Tubuh cebol/kerdil2. Retardasi mental3. Gejala-gejala defisiensi tiroksin umum lainnya

Page 36: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hipertiroidisme

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah.

PenyebabAdenoma tiroid, yaitu suatu tumor yang tumbuh di

dalam jaringan tiroid dan mensekresikan banyak sekali hormon tiroid.

Page 37: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gejala-Gejala Hipertiroid

Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan kecepatan metabolisme tubuh.

Gejala-gejala umum termasuk: • Keringat berlebihan • Ketidaktoleranan panas • Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat • Gemetaran • Kegelisahan; agitasi • Denyut jantung yang cepat

Page 38: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gejala …• Kehilangan berat badan • Kelelahan • Konsentrasi yang berkurang • Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit • Pada pasien-pasien yang lebih tua, irama-irama

jantung yang tidak teratur dan gagal jantung dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya, hipertiroid yang tidak dirawat mungkin berakibat pada "thyroid storm," suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi, demam, dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental,

Page 39: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Tujuan Pengobataan Hipertiroidisme

Membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

Page 40: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Diagnosis

• kadar T4 dan FT4 yang tinggi

Page 41: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gangguan Kelenjar Pankreas

• Contoh : Penyakit Diabetes Mellitus

Page 42: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hormon yang dihasilkan oleh sel pankreas : Sel-sel beta (60%) hormon insulinSel-sel alpha (25%) hormon glukagonSel-sel D (10%) somatostatinSel-sel F atau PP Pancreatic polypeptide

(parakrin)

Page 43: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FUNGSI INSULIN

1. Menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar jaringan.

2. Menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif

3. Menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot dan mencegah penguraian glikogen,

4. Menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.`

Page 44: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

2. Glucagon

Glucagon memiliki peran utama dalam mempertahankan konsentrasi normal glukosa dalam darah, dan sering digambarkan mempunyai efek berlawanan dengan insulin. Yakni, glukagon meningkatkan kadar glukosa darah

Efek utama glukagon ialah menstimulir peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah

Glukagon menstimulir pemecahan glikogen yang tersimpan di hati

Glukagon mengaktifkan hepatic gluconeogenesis

Page 45: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

3. SOMATOSTATIN• Merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta,

tersusun dari polipeptida mini dari 14 asam amino.

• Sekresinya dirangsang oleh peningkatan glukosa, asam amino atau asam lemak darah post prandial (setelah makan).

Page 46: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

• Efek lokal didalam pulau langerhans adalah menghambat dan menurunkan kecepatan sekresi insulin atau glukagon.

• Efek jauhnya adalah mengurangi mobilitas lambung, usus dan kantung empedu.

• Efek sekresi umumnya untuk memperlambat masuknya nutrien dari makanan dan membuat produk asimilasi tersedia untuk waktu yang lebih lama.

• Somatostatin juga dihasilkan oleh sel – sel di hipotalamus, yang berfungsi untuk mengurangi sekresi hormon penumbuh oleh somatotrof dari hipofisis anterior.

Page 47: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

4. Sel f (pankreatik polipeptida)

• Sangat sedikit jumlahnya dalam pulau langerhans, menghasilkan polipeptidase pankreatik.

• Hingga kini belum banyak diketahui tentang fungsinya atau yang mengendalikan sekresinya.

Page 48: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hiperglikemia Diabetes Melitus

Adalah suatu penyakit yang disebabkan gangguan hormonal (hormon insulin yang dihasilkan pankreas)& melibatkan metabolisme karbohidrat, dimana seseorang tidak dapat cukup memproduksi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik

Page 49: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Patofisiologi• Pasien DM mengalami defisiensi insulin menyebabkan

glukagon meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru (glukoneogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat sehingga terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis). Terjadi peningkatan keton didalam plasama menyebabkan ketonuria (keton didalam urin) sehingga kadar natrium dan PH serum menurun yang menyebabkan asidosis.

• Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa pada sel menurun sehingga kadar glukosa darah tinggi pada plasma (hiperglikemia). Jika parah dan melebihi ambang ginjal terjadi glikosuria.

Page 50: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Glikosuria dapat menyebabkan :• Poliuri, pengeluaran air seni berlebih akibat diuretik

osmotik.• Polidipsi, rasa haus yang berlebihan sehingga terjadi

dehidrasi.• Polifagfi, keseimbangan kalori negatif sehingga

menimbulkan rasa lapar yang berlebihan.• Penggunaan glukosa oleh sel menurun sehingga

produksi metabolisme energi menurun sehingga tubuh menjadi lemah.

Page 51: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

• Hiperglikemia dapat mempengaruhi arteri kecil sehingga suplai makanan dan oksigen menjadi berkurang yang menyebabkan infeksi, ganggren/ulkus dan luka menjadi tidak sembuh – sembuh, pandangan menjadi kabur.

Page 52: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Diagnosa :

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

• Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

• Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L) • Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam

kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).

Page 53: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Contoh Gangguan Sistem Reproduksi

• Wanita : – Gangguan menstruasi– Kanker genitalia– endometriosis– Fertilisasi

• Laki-laki :– Hipogonadisme– kriptorkidisme

Page 54: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Gangguan pada reproduksi wanitaI. Gangguan Menstruasi

a. Amenore

Ada dua jenis amenore:

- Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.

Patologi :

Disfungsi hipotalamus, disfungsi hipofisis, kegagalan ovarium.

- Amenore sekunder berarti tidak terjadi.menstruasi selama 3 bulan atau lebih pada orang mengalami siklus menstruasi.

Patologi :

Disfungsi endometrium, disfungsi ovarium, disfungsi hipotalamus, disfungsi hipofisis

Page 55: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Diagnosa:Mengukur FSH serum, pemeriksaan radiogram, CT scan dll.Terapi: * hormon untuk merangsang ovulasi:

- Clomiphen: merangsang hypotalamus.- Gonadotrophin sebagai substitusi terapi.

* iradiasi dari ovarium.* kesehatan umum harus diperbaiki.

Page 56: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

b. Sindrom Pramenstruasi Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah gabungan dari gejala-gejala fisik dan psikologis yang terjadi selama fase sebelum memnstruasi dan menghilang setelah menstruasi dimulai. Gejala fisik: perut kembung, jerawat, payudara membesar dan lunak, diare, sakit kepala, dan berat badan bertambah. Gejala emosional dan mental: kecemasan, depresi, letih, terus ingin makan, tidak dapat berkonsentrasi, insomia, mudah tersinggungg, sering panik dan lelah.

Penyebab PMS tidak diketahui. Untuk pengobatannya dapat menggunakan obat-obat penghilang rasa nyeri.

Page 57: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

II. Infeksi Organ Reproduksi1. Endometritis Endometritis adalah infeksi atau radang pada endometrium (rahim), miometrium (otot rahim) yang dapat menjalar ke jaringan parametrium. Umumnya penyebabnya akibat adanya infeksi pada saluran reproduksi bagian bawah. Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.

Gejala: - Demam.- keluar fluor.- terjadi peradangan.

Terapi: - istirahat.- antibiotika.- endometritis perlu dikuret

Page 58: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hormon-Hormon Pada Reproduksi Pria• Proses spermatogenesis distimulasi oleh hormon-hormon :

– Testoteron : Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

– LH (Luteinizing Hormone) : LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

– FSH (Follicle Stimulating Hormone) : FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

– Estrogen : Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

– Hormon Pertumbuhan : Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Page 59: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Hipogonadisme• Definisi : Penurunan abnormal dari aktivitas fungsional testis. Dibagi

menjadi dua, hipogonadisme primer dan sekunder. Hipogonadisme primer karena disfungsi sel-sel leydig sedangkan sekuner dari disfungsi unit hipotalamus-hipofisis.

• Etiologi :– Hipogonadisme primer atau kegagalan testis terjadi akibat penyakit sisitemik , gagal

ginjal dan serosis.orkitis , radioterapi gonad atau obat-obat sistemik anti kanker(jarang terjadi ) , adanya sindrom knilfelter(kariotipeXXY) , terjadi 1 pada 1000 kelahiran.

– Hipogonadisme sekunder dapat disebabkan oleh penyakit berat atau malnutrisi, penyakit hipofisis, hiperprolaktinemia, Sindrom Kallmann (sindrom genetic terkait kromosom X yang menyebabkan kegagalan hypothalamus mensekresikan Gonadotropin Releasiing Hormon).

• Patofisiologi : Hipogonadisme primer terjadi ketika disfungsi testis, sedangkan

hipogonadisme sekunder ketika ptituary – hipotalamus disfungsi.

Page 60: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

• Manifestasi Klinis : Hipogonadisme primer dapat dicurigai saat lahir jika testis dan penis kecil. Hal ini belum disadari sampai saat mencapai pubertas ciri kelamin sekunder belum berkembang. Penis dan skrotum tetap infantil dan mungkin hampir tersembunyikan oleh lemak.

• Diagnosis : Penegakkan diagnosis hipogonadisme dilakukan berdasarkan – Anamnesa, pemeriksaan fisik. Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti

dengan memperhatikan perubahan keadaan hormonal.– Gejala klinis yang timbul. Gangguan ereksi, lemah syahwat, suara melengking,

badan tinggi dengan tidak disertai tulang kuat.– Penilaian laboratorium

• Kadar testosterone serum (nilai normal serum : 3-10 ng /ml).• Kadar gonadotropin serum.• Kadar FSH dan LH.• Stimulasi Klomifen. Klomifen merupakan senyawa non steroid yang bila

berikatan dengan estrogen akan meningkatkan sekresi hormon LH dan FSH. Apabila LH tidak terbentuk, maka terjadi gangguan ptituary.

Page 61: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Tugas PatofisiologiBuat powerpoint ttg penyakit / gangguan pada sistem endokrin. Ada 7

kelompok yang membahas ttg: 1. Gangguan kelenjar hipofisis2. Gangguan kelenjar tiroid3. Gangguan hipersekresi adrenal4. Insufisiensi adrenal5. Pankreas; metabolisme glukosa dan Diabetes melitus6. Gangguan reproduksi wanita7. Gangguan reproduksi laki-lakiBahas tentang : beberapa penyakit yang berhubungan dengan

gangguan kelenjar diatas yaitu:

Page 62: PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Misal :gangguan pada kelenjar pankreas

• Pendahuluan : hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan fungsi normalnya,

• gangguan pada kelenjar pankreas yaitu penyakit DM. jelaskan ttg :– yaitu definisi penyakit dan hormon yang terlibat,– Penyebab penyakit tsb, – tanda, – patofisiologi, – diagnosa klinis.