Patofisiologi Nyeri

12
PATOFISIOLOGI NYERI & NYERI NEUROPATI definisi Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam kerusakan tersebut. Berdasarkan durasinya nyeri dibedakan menjadi 2: 1. Nyeri akut 2.Nyeri kronis KLASIFIKASI NYERI Berdasarkan Letak Nyeri 1. Nyeri Neuropatik Perifer Pada nyeri neuropatik perifer Letak lesi di sistem perifer, mulai dari saraf tepi, ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalis Contoh: Diabetik Periferal Neuropati (DPN), Post Herpetik Neuralgia (PHN), Trigeminal neuralgia, CRPS tipe I, CRPS tipe II. Berdasarkan Letak Nyeri 2. Nyeri Neuropatik Sentral Letak lesi dari medula spinalis sampai ke korteks Contoh: Nyeri post stroke, Multiple Sclerosis, Nyeri post trauma medula spinalis Berdasarkan waktu terjadinya 1. Nyeri Neuropatik Akut Nyeri yang dialami kurang dari 3 bulan

description

Deskripsi nyeri

Transcript of Patofisiologi Nyeri

Page 1: Patofisiologi Nyeri

PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI

definisi

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam kerusakan tersebut

Berdasarkan durasinya nyeri dibedakan menjadi 2

1 Nyeri akut 2 Nyeri kronis

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik Perifer

Pada nyeri neuropatik perifer Letak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalis

Contoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik Sentral

Letak lesi dari medula spinalis sampai ke korteks

Contoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik Akut

Nyeri yang dialami kurang dari 3 bulan

Contoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

2 Nyeri Neuropatik Kronik

Nyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

Nyeri neuropatik kronis juga dibedakan menjadi

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus

penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa) Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid

idiopatik 2 Radiks dan ganglion

Diskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

3 Medula Spinalis

Transeksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

4 Batang Otak

Sindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

5 Talamus

Infark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

6 Korteks Sub korteks

Infark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Berdasarkan asalnya

1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain)

Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

MEKANISME NYERI NOSISEPTIF

Stimulasi

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeri

Contoh

prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada nyeri inflamasi

substance P CGRP (calcitonin gene-related peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat Tidak biasa Sering

Komponen psikologisUmumnya tidak

adaSering merupakan

masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Gejala dan tanda

Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik

Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik

Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata

Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

ISTILAH-ISTILAH YANG BRKAITAN KHUSUS DENGAN NYERI

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf

Pasien mungkin akan mengalami rasa terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 2: Patofisiologi Nyeri

Nyeri neuropatik kronis juga dibedakan menjadi

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus

penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa) Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid

idiopatik 2 Radiks dan ganglion

Diskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

3 Medula Spinalis

Transeksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

4 Batang Otak

Sindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

5 Talamus

Infark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

6 Korteks Sub korteks

Infark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Berdasarkan asalnya

1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain)

Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

MEKANISME NYERI NOSISEPTIF

Stimulasi

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeri

Contoh

prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada nyeri inflamasi

substance P CGRP (calcitonin gene-related peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat Tidak biasa Sering

Komponen psikologisUmumnya tidak

adaSering merupakan

masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Gejala dan tanda

Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik

Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik

Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata

Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

ISTILAH-ISTILAH YANG BRKAITAN KHUSUS DENGAN NYERI

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf

Pasien mungkin akan mengalami rasa terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 3: Patofisiologi Nyeri

Berdasarkan asalnya

1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain)

Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

MEKANISME NYERI NOSISEPTIF

Stimulasi

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeri

Contoh

prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada nyeri inflamasi

substance P CGRP (calcitonin gene-related peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat Tidak biasa Sering

Komponen psikologisUmumnya tidak

adaSering merupakan

masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Gejala dan tanda

Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik

Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik

Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata

Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

ISTILAH-ISTILAH YANG BRKAITAN KHUSUS DENGAN NYERI

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf

Pasien mungkin akan mengalami rasa terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 4: Patofisiologi Nyeri

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat Tidak biasa Sering

Komponen psikologisUmumnya tidak

adaSering merupakan

masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Gejala dan tanda

Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik

Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik

Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata

Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

ISTILAH-ISTILAH YANG BRKAITAN KHUSUS DENGAN NYERI

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf

Pasien mungkin akan mengalami rasa terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 5: Patofisiologi Nyeri

ISTILAH-ISTILAH YANG BRKAITAN KHUSUS DENGAN NYERI

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf

Pasien mungkin akan mengalami rasa terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 6: Patofisiologi Nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 7: Patofisiologi Nyeri

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 8: Patofisiologi Nyeri

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati

Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid

Terapi utamanya the tricyclic antidepressants (TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Review Mekanisme nyeri

Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge)

Transmisi efaptik

Sensitivitas terhadap katekolamin

Perubahan neuropeptida pada serabut aferen nosiseptif primer

Refleks spasme otot

Rangsangan pada nervi nervorum

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Page 9: Patofisiologi Nyeri

Sentral

Sensitisasi sentral

Perubahan fenotip

Sprouting serabut Ab ke lamina 2 rexed layer

Peningkatan jumlah reseptor (contoh a2δ di pre sinaptik medula spinalis

Perubahan pada gene related C-fos

Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi)

Lepas muatan epileptik dari neuron nosiseptif kortikal

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain