ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL...

17
1 ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL NEURALGIA Nella Abdullah KSM Anestesiologi, RSUP Fatmawati, Jakarta Abstrak: Trigeminal neuralgia adalah nyeri yang hebat disebabkan oleh injury atau kerusakan syaraf. Tumor, vascular malformasi, sakit gigi, sinusitis mungkin jadi penyebab trigeminal neuralgia, tapi sebagian besar etiologinya tidak diketahui. Trigeminal neuralgia kelainan yang gampang diketahui dengan karakteristik unilateral, nyeri berat paroksismal, singkat, seperti listrik didaerah region trigeminal. Seorang perempuan 68 tahun, datang ke pain klinik RSUP Fatmawati dengan nyeri hebat di pinggir lidah dan sepertiga bibir kiri terutama seminggu ini. Pada status lokalis ditemukan nyeri tengah lidah sampai kepinggir lidah kiri. Nyeri hebat sepertiga lidah kiri kadang- kadang ke pipi kiri. Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. Nyeri sering pagi hari jarang siang dan malam. Ditegakkan Diagnosis Trigeminal Neuralgia V 2-3 dan telah dilakukan penatalaksanaan terapi dengan ablasi menggunakan radio frekuensi. Kata kunci: trigeminal neuralgia, ablasi, radiofrekuensi Pendahuluan Trigeminal Neuralgia terdiri dari dua kata yaitu trigeminal dan neuralgia.Neuralgia berasal dari bahasa Yunani yaitu “neuron “dan algia (nyeri) Trigeminal neuralgia adalah nyeri yang hebat disebabkan oleh injury atau kerusakan syaraf. Tumor, vascular malformasi, sakit gigi, sinusitis mungkin jadi penyebab Korespondensi: Nella Abdullah KSM Anestesiologi, RSUP Fatmawati Email: trigeminal neuralgia, tapi sebagian besar etiologinya tidak diketahui. Nervus trigeminal adalah nervus kranial kelima. Nervus Trigeminal memberikan impuls sensory kewajah, mulut, lidah dan kulit kepala. (1, 2) Nervus trigeminal terdiri dari tiga cabang, divisi ophthalmik, divisi maxilla dan divisi mandibular.Divisi mandibular dari nervus trigeminal

Transcript of ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL...

Page 1: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

1

ABLASI RADIO FREQUENSI PADA

TRIGEMINAL NEURALGIA

Nella Abdullah

KSM Anestesiologi, RSUP Fatmawati, Jakarta

Abstrak:

Trigeminal neuralgia adalah nyeri yang hebat disebabkan oleh injury atau kerusakan syaraf.

Tumor, vascular malformasi, sakit gigi, sinusitis mungkin jadi penyebab trigeminal neuralgia, tapi

sebagian besar etiologinya tidak diketahui. Trigeminal neuralgia kelainan yang gampang

diketahui dengan karakteristik unilateral, nyeri berat paroksismal, singkat, seperti listrik didaerah

region trigeminal. Seorang perempuan 68 tahun, datang ke pain klinik RSUP Fatmawati dengan

nyeri hebat di pinggir lidah dan sepertiga bibir kiri terutama seminggu ini. Pada status lokalis

ditemukan nyeri tengah lidah sampai kepinggir lidah kiri. Nyeri hebat sepertiga lidah kiri kadang-

kadang ke pipi kiri. Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. Nyeri sering pagi hari

jarang siang dan malam. Ditegakkan Diagnosis Trigeminal Neuralgia V 2-3 dan telah dilakukan

penatalaksanaan terapi dengan ablasi menggunakan radio frekuensi.

Kata kunci: trigeminal neuralgia, ablasi, radiofrekuensi

Pendahuluan

Trigeminal Neuralgia terdiri

dari dua kata yaitu trigeminal dan

neuralgia.Neuralgia berasal dari

bahasa Yunani yaitu “neuron “dan

algia (nyeri) Trigeminal neuralgia

adalah nyeri yang hebat disebabkan

oleh injury atau kerusakan syaraf.

Tumor, vascular malformasi, sakit

gigi, sinusitis mungkin jadi penyebab

Korespondensi: Nella Abdullah

KSM Anestesiologi, RSUP Fatmawati

Email:

trigeminal neuralgia, tapi sebagian

besar etiologinya tidak diketahui.

Nervus trigeminal adalah nervus

kranial kelima.

Nervus Trigeminal memberikan

impuls sensory kewajah, mulut, lidah

dan kulit kepala. (1, 2)

Nervus trigeminal terdiri dari

tiga cabang, divisi ophthalmik, divisi

maxilla dan divisi mandibular.Divisi

mandibular dari nervus trigeminal

Page 2: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

2

juga mensupply otot mengunyah

seperti temporalis, masseter dan otot

pterygoid.Sensasi sepanjang

ophthalmik, maxilla dan mandibular

dari nervus trigeminal bisa di test

dengan suhu, pinprick dan sentuhan

ringan. (1, 2)

Trigeminal neuralgia kelainan yang

gampang diketahui dengan

karakteristik unilateral, nyeri berat

paroksismal, singkat, seperti listrik

didaerah region trigeminal.

Insiden trigeminal neuralgia

4/100000 penduduk, biasa pada laki -

laki lebih dari 50 tahun, wanita dua

kali lebih sering dari laki-

laki.Trigeminal neuralgia dua kali

lebih sering disebelah kanan (60%)

dan sebelah kiri 39%.Nyeri biasanya

di divisi maxilla (20%), mandibular

17%, divisi ophthalmik hanya 2%.

Kombinasi ophthalmik dan maxilla

14 %, kombinasi maksila dan

mandibular 42%,Kombinasi ketiga

divisi 5%.Trigeminal neuralgia tidak

ada faktor geografik dan etnis.Secara

patofisiologi 90% dari kasus adalah

pembuluh darah arteri kontak dengan

nervus trigeminal di root entry zone

saat keluar dari pons. (1, 2)

Trigeminal neuralgia

biasanya didiagnosis berdasarkan

historis klinis dengan kriteria

diagnostik spesifik yang diterima

secara luas .

Case report ini membahas seorang

pasien wanita trigeminal neuralgia

yang dilakukan management pain

dengan ablasi radiofrequensi.

Ilustrasi Kasus

Seorang perempuan 68 tahun, datang

ke pain klinik RSUP Fatmawati tanggal

24 Agustus 2015 dengan nyeri hebat di

pinggir lidah dan sepertiga bibir kiri

terutama seminggu ini. Pasien sejak 2,5

tahun yang lalu nyeri tepi lidah sebelah

kiri.Nyeri tiba-tiba, berjalan dari

tengah lidah keujung sebelah kiri.

Page 3: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

3

Awal nyeri hanya sekali-kali lama-

lama semakin kuat nyerinya. Setahun

pertama pasien berobat kedokter gigi

bedah mulut, dilakukan perawatan

tidak ada perubahan malahan nyeri

semakin bertambah sulit bicara tapi

masih bisa makan biasa.

Karena tidak sembuh akhirnya

pasien shopping dokter dari internis,

bedah onkologi, neurolog sampai

psikiater.Neurolog memberi obat

tegretol 2 x 100 mg dan obat anti

depresi. Karena refrakter pain

akhirnya neurolog konsulkan ke

neurologi intervensi.

Setelah di intervensi menurut

keluarga pasien tambah parah sampai

tidak bisa makan hanya bisa makan

cair. Pernah juga dilakukan

akupunktur tapi tetap tidak ada

perubahan. Terakhir pasien minum

tegretol 2 x 200 mg kalau nyeri

sekali 2 x 400 mg.Semua

pemeriksaan penunjang normal, tapi

pasien belum pernah di CT Scan.

Status Lokalis.

Nyeri tengah lindah sampai

kepinggir lidah kiri.Nyeri hebat

sepertiga lidah kiri kadang-kadang

ke pipi kiri.Nyeri rasa ditusuk/perih

kadang-kadang rasa terbakar.

Nyeri sering pagi hari jarang siang

dan malam.Diangnosa Trigeminal

Neuralgia V2-3. Management

therapy : Ablasi dengan radio

frekuensi.

Gambar 1 : Wajah pasien VAS 78

Gambar 2 : Pasien menunjukkan lokasi nyeri

Page 4: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

4

ABLASI RADIO FREKUENSI NERVUS MAXILLA

Gambar 3 : Submenta View

Gambar 4 : Landmark 2,5cm dari sudut bibir kiri mengarah ke tengah pupil mata

kiri

Pasien di pasang intra vena

catheter no. 20

Dipasang monitor EKG, NIBP,

HR, SaO₂.

Diberikan analgetik dan sedasi :

Midazolam 1 – 2 mg (IV)

Fentanyl 25 – 50 ug (IV)

Gambar 5 : Fluoroscopy jarum

Page 5: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

5

Gambar 6 : Tangan satu lagi guiding

dari dalam bibir agar jarum tidak

masuk kedalam mulut

Gambar 8 : Lateral view

Gambar 7: Fluoroscopy tunnel vision

jarum

Gambar 9 : Fluoroscopy jarum diforamen

ovale, LCS (+)

Page 6: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

6

ABLASI PULSED RADIO FREKUENSI NERVUS MANDIBULA

Teknik dan cara sama hanya beda pada saat tes sensorik dan motorik

Gambar 10 : Dilakukan tes sensorik dan

motorik ada nyeri daerah pipi

Gambar 11 : RF dengan suhu 65° c

selama 60 detik

Page 7: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

7

Follow up

Hari ke tiga nyeri di pipi hilang,

nyeri dilidah dan bibir tetap

Hari ke sepuluh nyeri di lidah

berkurang sudah bisa makan bubur

tapi nyeri di bibir tetap

Hari ke dua puluh nyeri di bibir

berkurang tapi belum hilang dan

pasien merasa jauh lebih baik.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Trigeminal Neuralgia terdiri

dari dua kata yaitu trigeminal dan

neuralgia. Neuralgia berasal dari

bahasa Yunani yaitu “neuron“ dan

algia (nyeri)”. Penyakit syaraf yang

ditandai oleh nyeri hebat

paroksismal, singkat, unilateral pada

satu atau lebih cabang nervus

trigeminus. (2, 5)

Anatomi

Nervus trigeminus adalah syaraf

kranial kelima yang punya tiga

cabang yaitu ophthalmik,maxilla dan

mandibular mempunyai serabut

sensorik pada ophthalmik dan

maxilla serta serabut motorik dan

sensorik pada cabang mandibular.

Inti motoriknya terletak di pons yang

mempersyarafi masseter , temporalis,

pterigoideus internus et eksternus.

Serabut motorik bergabung dengan

serabut sensorik nervus trigeminus

yang berasal dari ganglion Gasseri. (3,

5)

Serabut sensorik menghantar impuls

nyeri, suhu, raba dan perasaan

proprio septif.

Gambar 12 : Dilakukan tes sensorik tidak ada nyeri daerah lidah dan bibir, tes motorik twicing otot masseter (+)

Gambar 13 : PRF pada nervus mandibula

Page 8: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

8

Trigeminal Neuralgia mempunyai

lima tanda klinis utama : (2, 5, 7)

1. Nyeri paroksismal

2. Nyeri terbatas pada region

nervus trigeminal .

3. Unilateral

4. Secara klinis pemeriksaan

sensory normal.

5. Nyeri mungkin terprovokasi

oleh sentuhan ringan di wajah

.(trigger zone).

Patofisiologi. (2, 5)

Sampai saat ini patofisiologi dan

etiologi belum ada penjelasan yang

pasti. Ada dua pendapat mengatakan

gangguan mekanisme perifer sebagai

penyebab trigeminal neuralgia dan

kedua mengatakan gangguan

mekanisme sentral.

Gangguan saraf tepi sebagai

penyebab trigeminal neuralgia

dengan klinis sebagai berikut :

1. Ditemukannya peregangan

atau kompresi nervus V.

2. Ditemukannya malformasi

vaskular pada beberapa

penderita trigeminal

neuralgia.

3. Adanya tumor dengan

pertumbuhan yang lambat.

Gambar 14 :

Gambar 15 :

Page 9: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

9

4. Adanya proses inflamasi pada

N.V.

Gangguan saraf sentral sebagai

penyebab trigeminal neuralgia

dengan klinis sebagai berikut :

1. Adanya periode laten yang

dapat diukur antara waktu

stimulus terhadap trigger

point dan onset trigeminal

neuralgia.

2. Serangan tak dapat

dihentikan apabila sudah

berlangsung.

3. Setiap serangan selalu diikuti

oleh periode refrakter dan

selama periode ini pemicu

apapun tidak dapat

menimbulkan serangan.

4. Serangan seringkali dipicu

oleh stimulus ringan yang

pada orang normal tidak

menimbulkan gejala nyeri.

5. Nyeri yang menyebar keluar

daerah yang diberi stimulus.

Kriteria diagnostik. (5, 6)

A. Serangan–serangan

paroxysmal pada wajah atau

nyeri di frontal yang

berlangsung beberapa detik

tidak sampai 2 menit.

B. Nyeri setidaknya bercirikan 4

sifat berikut:

1. Menyebar sepanjang satu

atau lebih cabang N

trigeminus, tersering pada

cabang mandibularis atau

maksilaris.

2. Onset dan terminasinya

terjadi tiba-tiba, kuat,

tajam, superficial, serasa

menikam atau membakar.

3. Intensitas nyeri hebat,

biasanya unilateral, lebih

sering disisi kanan.

4. Nyeri dapat timbul

spontan atau dipicu oleh

aktifitas sehari seperti

makan, mencukur,

bercakap cakap,

mambasuh wajah atau

menggosok gigi, area picu

dapat ipsilateral atau

kontralateral.

5. Diantara serangan, tidak

ada gejala sama sekali.

C. Tidak ada kelainan

neurologis.

D. Serangan bersifat stereotipik.

Page 10: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

10

E. Tersingkirnya kasus-kasus

nyeri wajah lainnya melalui

anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan khusus bila

diperlukan.

Differensial Diagnosa

• Specific facial pains

• Aspecific facial pains

• Temperomandibular arthrose

• Deviation teeth

• Vascular migraine

Managemen trigeminal neuralgia (1, 2,

3, 4, 5, 7)

a. Therapy Farmakologik.

Peneliti-peneliti dalam bidang

nyeri neuropatik telah

mengembangkan beberapa

pedoman terapi farmakologik.

Disarankan therapy trigeminal

neuralgia dengan carbamazepin

(200-1200mg sehari).

Oxcarbazepin (600-1800mg

sehari) sebagai terapi lini pertama.

Sedangkan terapai lini kedua

adalah baclofen dan lamotrigin.

Trigeminal neuralgia sering

mengalami remisi sehingga pasien

dinasehatkan untuk mengatur

dosis obat sesuai dengan

frekwensi serangannya. Studi

open label telah melaporkan

manfaat terapi obat-obatan anti

epilepsi yang lain seperti

clonazepam, gabapentin,

phenytoin dan valproat. Therapy

lini ketiga adalah lamotrigin dan

baclofen. Pregabalin yang telah

terbukti efektif dalam terapi nyeri

neuropatik mungkin juga

bermanfaat pada terapi trigeminal

neuralgia.

b. Therapy minimal invasif dan

surgery.

Therapy farmakologik umumnya

efektif akan tetapi ada juga pasien

yang tidak bereaksi atau timbul

efek samping yang tidak

diinginkan maka diperlukan

therapy pembedahan.

Tindakan operatif yang dapat

dilakukan adalah prosedur

ganglion gasseri, terapi gamma

knife dan dekompresi

mikrovaskuler. Pada prosedur

perifer dilakukan blok pada

trigeminus nervus bagian disatal

ganglion gasseri yaitu dengan

suntikan streptomisin, lidokain,

alkohol. Prosedur pada ganglion

gasseri ialah rhizotomi melalui

foramen ovale dengan

radiofrekwensi termoregulasi,

Page 11: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

11

suntikan gliserol atau kompresi

dengan balon ke dalam kavum

Meckel. Therapy gamma knife

merupakan therapy radiasi yang

difokuskan pada radiks trigeminus

nervus di fossa posterior.

Dekompresi mikrovaskuler adalah

kraniotomi sampai trigeminus

nervus difossa posterior dengan

tujuan memisahkan pembuluh

darah yang menekan trigeminus

nervus.

RADIO FREQUENSI (3, 4)

Radiofrequensi pertama kali

digunakan tahun 1931 ketika

Krischner menggunakannya untuk

thermocoagulation pada kasus

trigeminal neuralgia pada ganglion

gasseri..

Arus tegangan tinggi yang

dihasilkan oleh radiofrequensi

melalui sebuah generator dengan

sebuah elektoda yang dihubungkan

lewat grounding pad pada jaringan

tubuh sehingga terbentuk sistim

sirkuit yang lengkap. Perbedaan

diantara elektoda dan elekroda

penerima (receptive electroda)

adalah perbedaan tegangan. Medan

elektromagnetik disekitar ujung

elektoda menyebabkan jaringan

disekitarnya menjadi panas dan

terbentuk lesi jika temperatur

didalam jaringan neuron melebihi

40° C. Selanjutnya elektoda

menyerap panas dan mencapai

keseimbangan membutuhkan waktu

antara 30 sampai 60 detik.

Temperatur yang dimonitor pada

elektroda adalah temperatur yang

paling tinggi

Ukuran dari elektrode, lama

waktu radio frequensi temperatur

yang dihasilkan konfigurasi lesi dan

karasteristik jaringan setempat

menentukan ukuran lesi. Pada

jaringan yang kaya pembuluh darah

keseimbangan temperatur yang

dicapai membutuhkan waktu yang

lebih lama karena pembuluh darah

sifatnya cenderung

mentidakstabilkan keseimbangan ini,

dikarenakan panas yang dihasilkan

banyak yang terlepas. Metoda yang

paling tepat untuk mengontrol

ukuran lesi tersebut dengan

mempertahankan temperatur ujung

elektrode selama 1 sampai 2 menit.

Ukuran lesi juga tergantung pada

diameter elektroda dan panjang dari

ujung elekrode yang aktif

Page 12: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

12

(nonisulated). Cosman dan kawan

kawan pada tahun 1984 pertama kali

mengenalkan ujung elektrode aktif

yang dipanasi pada suhu 75 ° C,

ukuran lesi bertambah sekitar 20%

setelah diinduksi selama 30 detik.

Setelah dipanaskan selama 60 detik

ukuran dari lesi tidak bertambah lagi.

Bogduk dan rekan

melaporkan dalam penelitiannya, lesi

pada radiofrequensi tidak menyebar

ke arah distal dari elektrode

melainkan ke arah radial disekitar

ujung elektrode yang aktif, dalam

bentuk oblong spheroid dengan

radius maksimum 2 mm,

menggunakan elektrode ukuran 21

gauge (G) dengan ujung aktifnya

sepanjang 3 mm. Peneliti lainya telah

menyimpulkan bahwa ukuran lesi

tidak bertambah bermakna setelah 20

detik ketika lamanya waktu membuat

lesi berbeda dengan menggunakan

temperatur yang sama. lesi yang

dihasilkan berbentuk oval dan sejajar

dengan jarum yang biasanya tidak

melebihi dari ujung jarumnya, jadi

idealnya jarum sejajar dengan target

sarafnya, lengkungan 15° mungkin

akan lebih baik dalam mencapai

target saraf tersebut.

Setelah terjadi lesi diikuti

dengan terbentuknya scar di jaringan

lesi tersebut; pertama terjadi

coagulation, diikuti reaksi inflamasi

akut, nekrosis dan penumpukan

kolagen. Proses tersebut

membutuhkan waktu sekitar 3

minggu. Lamina basalis seringkali

terlindungi dan memungkinkan

untuk terjadinya regenerasi saraf .

Sudah menjadi wacana yang

luas kalau radiofrequensi ablasi

bekerja selektif pada serabut saraf C

dan Aδ, sementara itu serabut saraf

yang bermyelin serabut A dan AB

masih tetap intake, meskipun ini

masih perdebatan dan ada juga yang

ditolak pada penelitian penelitian

histological. Telah dinyatakan bahwa

yang mempengaruhi mekanisme

proses nyeri pada dorsal root

ganglion, dorsal horn dan level

molekular melalui perubahan

ekspresi gene pada neuron-neuron

yang memproses nyeri adalah medan

listrik (electric field) bukan

temperatur yang dihasilkan oleh

radio frequensi.

Pengelompokan Radiofrequensi (4)

Metoda radiofrequensi yang

digunakan didalam manajemen nyeri

Page 13: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

13

saat ini dapat dikelompokan melalui

karasteristik masing masing

berdasarkan bentuk physical dan

pertimbangan klinis :

1. Waveform / Set Temperature

Thermal radiofrequency

(TRF) : temperatur jaringan

dipertahankan lebih dari 42°

C. Continuos radiofrequency

(CRF) bentuk gelombang dan

temperatur jaringan biasanya

berkisar antara 70-90° C.

Tujuan klinis adalah ablasi

saraf dengan panas. Yang

termasuk dalam katagori ini

salah satunya adalah metoda

" cooled RF " dimana

elektroda didalamnya terjadi

pendinginan, tapi

menyebabkan neurolitik

dengan menginduksi

temperatur jaringan.

Pulsed radiofrequency (PRF)

: temperatur jaringan

dipertahankan rata-rata

dibawah 42° C. Arus yang

dialirkan berupa ledakan

yang mempunyai intensitas

tinggi dan pendek, sehingga

kekuatan medan listriknya

ditingkatkan tanpa

terbentunya panas. Tujuan

secara klinis adalah

modifikasi neural melalui

medan listrik dan suhu

(Cosman and Cosman, 2005),

tapi mekanisme dalam

menurunkan nyeri sampai

saat ini masih dalam

penelitian ilmiah.

2. Electode Polarity

Monopolar RF : Arus listrik

lewat diantara jarum elektoda

dan area disekitar ground

pad. Intensitas arus

radiofrequensi paling tinggi

didekat ujung jarum elektrode

yang aktif (uninsulated). Pada

termal RF yang monopolar

dibuat lesi panas berbentuk

ellips.

gambar

Bipolar RF : arus listrik

lewat diantara dua ujung

jarum elektoda dan kekuatan

arus sangat tinggi pada kedua

lokasi tersebut. olek

karenanya bipolar thermal RF

lmenghasilkan lesi yang

ditimbulkan oleh panas dekat

kedua ujung elektroda.

Ketika jarum jarum elektroda

Page 14: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

14

didekatkan secara paralel

maka medan listrik yang

dibentuk difokuskan diantara

kedua ujung jarum tersebut

dan terbentuklah lesi

berukuran lebih besar.

gambar

Monopolar thermal RF

adalah yang paling sering dan

merupakan dasar dari therapy

menggunakan radiofrequensi telah

sering digunakan secara luas untuk

pain management dan neurosurgery

sejak generator radiofrequensi

pertama kali dibuat oleh B.J.

Cosman, S. Aranow, dan O.A Wyss

pada awal tahun 1950 an. Pada

tahun 1990 an monopolar Pulsed

Radiofrquency (PRF) telah

diperkenalkan oleh Sluijter, Cosman,

Rittman, dan Van Kleef (1998) dan

digunakan saat konvensional

Thermal RF kontraindikasi

digunakan untuk seperti neuropathic

pain atau berpotensi menyebabkan

bahaya seperti lesi pada dorsal root

ganglion. Bipolar Thermal RF telah

digunakan untuk pain management

pada akhir dekade ini (Ferate at al,

2001; Burnham et al, 2007) tapi

hanya yang terakhir ini yang bisa

menghasilkan ukuran lesi lebih besar

dan telah diterima penggunaannya

(Cosman dan Gonzales, 2011). Ruiz-

Lopes tahun 2008 telah menjadi

pioner dan melaporkan penggunaan

bipolar PRF khususnya pada

penanganan nyeri carpal tunnel

syndrome.

Cosman dan Gonzales

berpendapat dengan pengalaman

klinisnya, ada beberapa aturan dasar

yang seharusnya diketahui saat

menggunakan radiofrequensi yang

dapat menimbulkan lesi. Thermal RF

seharusnya hanya digunakan untuk

mengobati nyeri nosiseptif.

Radiofrequensi seharusnya tidak

digunakan pada pasien yang

memiliki beban psikologi yang berat

dan ketergantungan obat.

Radiofrequensi juga seharusnya tidak

digunakan pada pasien yang

mengalami nyeri diseluruh tubuh.

Kita sebagai dokter seharusnya bisa

menyakinkan kepada pasien agar

memilki harapan yang realistik

karena untuk menghilangkan nyeri

total adalah sesuatu yang mustahil.

Kita seharusnya mencari semua

alternatif tindakan lainnya yang non-

destructive dan mencapai

Page 15: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

15

kemanfaatan yang jelas dengan

menggunakan prognostic blocks.

Aplikasi radiofrequensi untuk

trigeminal neuralgia (7)

Van Zundert et al mempunyai

kasus berseri kecil sekitar lima

pasien dengan idiopathic trigeminal

neuralgia yang telah ditherapy

dengan PRF. Rata rata semua pasien

di follow up selama 19.2 bulan, dan

dilaporkan sebanyak tiga pasien

hasilnya sangat baik dan efek terapi

lama, efek yang sebagian sebanyak

satu pasien, dan satu pasien memiliki

efek therapy yang singkat. Erdin et al

melakukan penelitian acak

(RCT), prospektif dan dibandingkan

langsung antara PRF dengan RF

konvensional untuk gasserian

ganglion. Penelitian yang dilakukan

melibatkan 40 pasien dengan

diagnosa idiopatic trigeminal

neuralgia. Pada grup RF

konvensional rata-rata nilai VAS

pada bulan 0, 3, dan 6 adalah 1,0,5,

dan 0,5. Sementara pada grup PRF

rata rata nilai VAS pada bulan 0 dan

3 adalah 8, dan hanya 2 pasien yang

menurun nyeri secara bermakna

setelah 3 bulan. Semua pasien di

dalam grup PRF mengalami nyeri

intractable pada 3 bulan pertama, dan

RF konvensional dilakukan untuk

meringankan. Dalam penelitian ini

untuk kasus trigeminal neuralgia RF

konvensional jauh lebih unggul

dibandingkan PRF.

Convensional versus Pulsed

Radiofrequensi (4, 7

Pada type convensional

RFmemprokduksi lesi panas bisa di

tingkatkan sampai 85° C

Pada Pulsed RF medan listrik

menghasilkan lesi

Pada Pulsed RF temperatur tidak

lebih 42° C. Medan listrik

menghasilkan beberapa pukulan di

kapasitor serat nociceptive

berdiameter kecil, sehingga sinyal

transmisi dihentikan.

Pada convensional RF priode bebas

nyeri 3-4 tahun

Pada Pulsed RF priode bebas nyeri

4-24 bulan

Page 16: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

16

DISKUSI DAN KESIMPULAN

Menurut referensi therapy

farmakologi trigeminal neuragial

carbamazepin adalah lini pertama

dengan dosis titrasi 200-1200 mg,

pasien ini sudah mendapat

carbamazepin dengan dosis tidak

adekuat sehingga nyeri tidak

terkontrol. Dampak dari management

nyeri yang tidak adekuat membuat

pasien depresi sehingga pasien

shopping dokter sampai ke psikiater.

Pasien datang ke Pain klinik

RSUP Fatmawati dengan diagnosa

severe chronic pain ec trigeminal

neuralgia yang refrakter dengan

medikamentosa.

Direncanakan ablasi RF pada pasien,

penggunaan radiofrequensi untuk

pasien trigeminal neuralgia sudah

diketahui sejak tahun 1931 ketika

Krischner menggunakan

thermocoagulation pada kasus

trigeminal neuralgia.

Pada pasien ini untuk nervus

maxilla dilakukan RF tapi pada

nervus mandibula dilakukan PRF.

Van Zundert et all mempunyai lima

kasus dengan idiopathic trigeminal

neuralgia yang telah ditherapy

dengan PRF.Hasil penelitian untuk

kasus trigeminal neuralgia RF

konvensional jauh lebih unggul dari

PRF.

PRF pada kasus trigeminal neuralgia

bukan suatu kontra indikasi tapi

efektifitasnya masih perlu diteliti

lebih lanjut.

Alasan dilakukan PRF pada

nervus mandibula karena saat test

sensorik tidak meyakinkan pasien

tidak merasa nyeri dilidah dan

bibirnya, sedangkan test mototik

positif dengan twiching otot

masseter.

Dari literatur diatas kita tahu bahwa

PRF lebih minimal invasif dari RF

karena ablasinya pada suhu 42°C,

sehingga lebih aman untuk pasien.

Hasil follow up pasien ini cukup

puas dengan tindakan yang

dilakukan dengan berkurangnya

nyeri pipi, lidah walau bibir masih

nyeri sedikit.VAS bibir lebih kurang

3.

Kesimpulan pada pasien ini tindakan

ablasi syaraf cukup berhasil dan

pasien puas.

Page 17: ABLASI RADIO FREQUENSI PADA TRIGEMINAL …jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/ABLASIRADIOFREQUENSIPADA... · Nyeri rasa ditusuk/perih kadang-kadang rasa terbakar. ... patofisiologi 90%

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Joshi, Muralidar, Pain

Management, 2rd edition, 2009.

2. Benzon. Honorio T, Rathmell.

James P, Raj’s Paractical

Management Of Pain, 4th

edition, 2008.

3. Charles A. Gauci, Manual of RF

Techniques, 3rd edition, 2011

4. Steven D. Waldman, Pain

Management, second edition,

Elseiver Saunders copyright

2011.

5. Spencer C.J, Neubert J.K,

Gremillion H, et al : Toothache

or Trigeminal

Neuralgia : Treatment

Dilemmas, The Journal of Pain,

2008 ; vol 9, 9 : 767 – 770.

6. Erdine S, Ozyalcin NS, Cimen

A, et al. Comparison of pulsed

radiofrequency with

conventional radifrequency in

the treatment of idiopath ic

trigeminal neuralgia. Eur J Pain

2007; 11 (3) : 309-313

7. Wiffen PJ , Collins S, McQuay

HJ caroll D, Jadad A, Moore

RA. Anticonvulsant drugs for

acute and chornic pain.

Cochrane database Syst Rev.

2010