Patofis Thorax Patologis

6
PATOFIS PNEUMONIA Penyakit ini hanya akan terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Ada beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai permukaan saluran napas: 1. Inokulasi langsung 2. Penyebaran melalui pembuluh darah 3. Inhalasi bahan aerosol 4. Kolonisasi pada permukaan mukosa Dari keempat cara tersebut di atas yang terbanyak adalah kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, infeksi mikroorganisme atipikal, infeksi mikobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5-2,0 mm melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi mikroorganisme pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran pernapasan bagian bawah dan terjadi inokulasi , maka hal ini merupakan awal dari permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi yaitu 10 8-10 /ml sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001-1,1 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia. Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis dari eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan lekosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian difagositir.

Transcript of Patofis Thorax Patologis

Page 1: Patofis Thorax Patologis

PATOFIS PNEUMONIA

Penyakit ini hanya akan terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Ada beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai permukaan saluran napas:

1.    Inokulasi langsung2.    Penyebaran melalui pembuluh darah3.    Inhalasi bahan aerosol4.    Kolonisasi pada permukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut di atas yang terbanyak adalah kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, infeksi mikroorganisme atipikal, infeksi mikobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5-2,0 mm melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi.

Bila terjadi kolonisasi mikroorganisme pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran pernapasan bagian bawah dan terjadi inokulasi , maka hal ini merupakan awal dari permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru.

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi yaitu 108-10/ml sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001-1,1 ml)  dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia.

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis dari eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan lekosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian difagositir. Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan terdapat 4 zona pada daerah parasitik tersebut, yaitu:

1.    Zona luar: Alveolar yang terisi dengan kuman dan cairan edema 2. Zona permulaan konsolidasi: terdiri dari sel-sel PMN dan beberapa eksudasi sel darah

merah. 3. Zona konsolidasi yang luas: daerah dimana terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah sel

PMN yang banyak 4. Zona Resolusi: daerah di mana terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, lekosit,

dan alveolar makrofag.

Daerah perifer dimana terdapat edema dan perdarahan pada gambar A disebut “Red hepatization”. Sedang daerah konsolidasi yang luas pada gambar B disebut gray “hepatization”.

Page 2: Patofis Thorax Patologis

TRANSUDAT N EKSUDATEksudat adalah apabila radang yang terjadi mengisi jaringan dan terjadi gelembung,

mengandung banyak protein, berat jenisnya lebih tinggi dari plasma normal, dapat membeku karena mengandung fibrinogen.

ð  Transudat adalah Cairan jaringan yang terjadi karena hal lain daripada radang, misalnya karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit protein, berat jenisnya rendah dan tidak membeku, cairan ini disebut transudat. Transudat pada dasarnya ultrafiltrasi cairan plasma dengan sel dan protein.

TB EFUSI PLEURAPenularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan

keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar UV, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat , ia akan menempel pada jalan napas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 mikrometer. Kuman akan di hadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang trakeo bronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, ia bertambah dan berkembangbiak dalam sitoplasma makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru-paru akan berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil yang disebut sarang primer atau afek primer atau sarang (fokus) Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura.

Mekanisme terjadinya penumpukan cairan di dalam rongga pleura salah satunya disebabkan oleh : bertambahnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah.Peradangan pleura akan menyebabkan permeabiliti dinding kapiler meningkat sehingga cairan dan protein yang melewati dinding itu meningkat maka terbentuk efusi pleura.Pada radang akut terjadi vasodilatasi, eksudasi dan perpindahan leukosit ke daerah radang terutama netrofil. Histamin dan kinin yang dikeluarkan proses radang meningkatkan permiebiliti kapiler sehingga akan meningkatkan eksudasi plasma.Pada tuberkulosis efusi pleura timbul karena reaksi hipersensitiviti terhadap tuberkuloprotein, sehingga meningkatkan permeabiliti dinding pembuluh darah pleura.

TB ATELEKTASIS

Page 3: Patofis Thorax Patologis

Altelektasis absorpsi terjadi jika saluran pernapasan sama sekali tersumbat sehingga udara tidak dapat memasuki bagian distal parenkim. Udara yang telah tersedia secara lambat laun memasuki aliran darah, disertai dengan kolapsnya alveoli. Tergantung dari tingkat obstruksi saluran udara, seluruh paru, merupakan lobus yang lengkap, atau bercak segmen dapat terlibat. Penyebab tersering dari kolaps absorbsi adalah abstruksi bronchus oleh suatu sumbatan mucus. Hal ini sering terjadi pasca operasi. Asma bronchial, bronkiektasis dan bronchitis akut serta kronis, dapat pula menyebabkan obstruksi akut serta kronis. Dapat pula menyebabkan obstruksi akut serta kronis, dapat pula menyebabkan obstruksi karena sumbatan bahan mukopurulen. Kadang-kadang obstruksi disebabkan oleh aspirasi benda asing atau bekuan darah, terutama pada anak atau selama operasi rongga mulut atau anestesi. Saluran udara dapat juga ter sumbat oleh tumor, terutama karsinoma bronkogenik dengan pembesaran kelenjar getah bening (seperti pada tuberculosis, contohnya) dan oleh aneurisma pembuluh darah.

TB PNEUMOTHORAXMekanisme terjadinya pneumotoraks spontan sekunder adalah akibat peningkatan tekanan alveolar melebihi tekanan interstisial paru dan menyebabkan udara dari alveolus berpindah ke rongga interstisial kemudian menuju hilus dan menyebabkan pneumomediastinum. Kemudian udara akan berpindah melalui pleura parietalis pars mediastinal ke rongga pleura sehingga menimbulkan pneumotoraks. Peningkatan tekanan alveolus ini terjadi pada penyakit penyerta pada pneumotoraks spontan sekunder, antara lain dapat dilihat pada tabel 1. Di Indonesia, TB paru menjadi penyebab terbanyak dan perlu dipikirkan bila terjadi pada penderita usia muda.PATOFIS EFUSI PLEURA

Efusi pleura merupakan penumpukan cairan yang berlebihan di dalam rongga pleura berupa transudat atau eksudat, bukan suatu diagnosis, melainkan suatu tanda kelainan penyakit.

TB paru merupakan suatu penyakit menular yang paling sering (sekitar 80 % terjadi di paru-paru, penyebabnya adalah suatu basil gram positif tahan asam dengan pertumbumbuhan sangat lambat, yakni Mycobacterium tuberculosis.

KLASIFIKASI Secara umum efusi pleura dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :1.      Efusi pleura transudat

Efusi pleura jenis ini terbentuk bila ada peninggian tekanan kapiler sirkulasi sistemik atau penurunan tekanan onkotik plasma. Jumlah efusi pleura akan bertambah tinggi sampai tercapai keseimbangan yang baru dimana penyerapan kembali cairan pleura = pembentukannya.Transudat sering terbentuk bilateral. Penumpukan cairan di dalam rongga toraks disebut juga hidrotoraks. Efusi pleura transudat dijumpai pada kelainan

Page 4: Patofis Thorax Patologis

ekstrapulmonal, dimana selaput pleura masih utuh dan kurang permeabel terhadap protein.

2.      Efusi Pleura eksudatEfusi pleura eksudat terbentuk karena bertambahnya permeabilitas lapisan pleura

terhadap protein.Pada efusi jenis ini bisa lebih dari 10 gr protein masuk ke dalam rongga pleura tiap 24 jam, sehingga tekanan onkotik transpleura menurun. Proses ini akan terus berlangsung sampai penyerapan kembali protein melalui saluran getah bening sama dengan rotein yang masuk ke dalam rongga pleura. Efusi pleura jenis eksudat megandung protein lebih besar dari pada jenis transudat.Faktor lain yang menyebabkan terbentuknya eksudat adalah pengurangan aliran getah bening dari ronnga pleura.Peningkatan kadar protein di dalam rongga pleura akan lebih menambah volume cairan pleura. Gangguan aliran getah bening akan mempermudah terjadinya efusi pleura pada penerita keganasan atau pleuritis TB.Eksudat sering ditemukan unilaterl, berbeda dengan transudat sering ditemukan bilateral.

PATOFIS EMFISEMA

Emfisema paru merupakan suatu pengembangan paru disertai perobekan alveolus-alveolus yang tidak dapat pulih, dapat bersifat menyeluruh atau terlokalisasi, mengenai sebagian atau seluruh paru (12).Pengisian udara berlebihan (O/k bronchitis kronis yang mnybbkn hipertrofi bronkus yg irreversible dan hiperplasi kelenjar mucus) dengan obstruksi terjadi akibat dari obstruksi sebagian yang mengenai suatu bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari dalam alveolus menjadi lebih sukar dari pada pemasukannya. Dalam keadaan demikian terjadi penimbunan udara yang bertambah di sebelah distal dari alveolus