KEHAMILAN PATOLOGIS

22
a. Pengertian kehamilan Proses kehamilan merupakan mata rantai yang saling berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implementasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 1998, p. 95). Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2006, p. 89). Jadi dapat disimpulkan kehamilan adalah pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). 22 b. 1) Tanda dan gejala kehamilan Tanda-tanda presumtif a) Amenorea (tidak dapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal haid pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP).

description

DS

Transcript of KEHAMILAN PATOLOGIS

Page 1: KEHAMILAN PATOLOGIS

a. Pengertian kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang saling berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implementasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 1998, p. 95). Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2006, p. 89).

Jadi dapat disimpulkan kehamilan adalah pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa).

22

b.

1)

Tanda dan gejala kehamilan

Tanda-tanda presumtif

• a)  Amenorea (tidak dapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal haid pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP).

• b)  Mual dan muntah (nausea and vomiting)Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.

• c)  Mengidam (ingin makanan khusus)Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.

• d)  Tidak tahan suatu bau-bauan

Page 2: KEHAMILAN PATOLOGIS

• e)  Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.

f)Tidak ada selera makan (anoreksia)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian

nafsu makan timbul kembali. g) Lelah (fatigue)

23

h) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.

i)Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

j)Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.

k) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).

l)Epulis : hipertofi dari papil gusi.m) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis,

dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir. 2) Tanda-tanda kemungkinan hamil

• a)  Perut membesar

• b)  Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.

• c)  Tanda hegar : perubahan pada isthmus uteri (rahim) yang

Page 3: KEHAMILAN PATOLOGIS

menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak.

24

• d)  Tanda Chadwick : vulva dan vagina tampak merah dan kebiru- biruan.

• e)  Tanda Piscaseck : pertumbuhan rahim yang sangat cepat di daerah implantasi plasenta sehingga rahim bentuknya tidak sama.

f)Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang= Braxton Hicks

• g)  Teraba Ballotement

• h)  Reaksi kehamilan positif

3) Tanda pasti (tanda positif)

• a)  Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba, juga bagian- bagian janin.

• b)  Denyut jantung janin :

(1)  Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

(2)  Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

(3)  Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

(4)  Dilihat pada ultrasonografi

• c)  Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen (Mochtar, 1998, p. 43-45).

c. Perubahan fisiologik wanita hamil

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat

Page 4: KEHAMILAN PATOLOGIS

(Saifudin, 2009, p. 175). Otot polos rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi,

25

disamping itu serabut-serabut kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pertumbuhan janin (Manuaba,1998, p. 106).

2) Seviks

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hiper vaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lebih lunak (Saifudin, 2009, p. 177).

• 3)  Vagina dan vulva Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda chadwick (Mochtar, 1998, p. 36).

• 4)  Ovarium (indung telur)Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korialis yang mengeluarkan hormon

26

korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik

hipofisis anterior (Manuaba, 1998, p. 108).

Page 5: KEHAMILAN PATOLOGIS

1. 5)  Kulit Pada daerah kulit terjadi hiperpigmentasi yaitu pada muka yang disebut cloasma gravida, putting susu dan areola payudara, perut disebut linea nigra striae dan juga pada vulva (Mochtar, 1998, p. 38). Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya (Saifudin, 2009, p. 179).

2. 6)  Dinding perut (abdominal wall)Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastis dibawah kulit, sehingga timbul strie gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra (Mochtar, 1998, p. 36).

3. 7)  Tulang dan gigiPersendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen- ligamen melunak (softening). Juga tejadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang- tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila

27

konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium

(Mochtar, 1998, p. 38).

• 8)  Payudara (mammae) Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning (Mochtar, 1998, p. 40).

• 9)  Sirkulasi darahPeredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah

Page 6: KEHAMILAN PATOLOGIS

sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro- plasenter dan pengaruh hormon estrogen dan progesteron meningkat (Manuaba, 1998, p. 108-109).

• 10)  Sistem pencernaanKarena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum dan progesteron menimbulkan gerak usus

28

makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi (Manuaba, 1998,

p. 109).11) Sistem pernapasan

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selau bernapas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernapasan dada (thoracic breathing) (Mochtar, 1998, p. 38).

Page 7: KEHAMILAN PATOLOGIS

KEHAMILAN PATOLOGISDr. Suparyanto, M.Kes

KEHAMILAN PATOLOGIS.

• Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Patologi merupakan

Page 8: KEHAMILAN PATOLOGIS

cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologis tubuh.

• Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di banyak negri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.

• Patologi anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pameriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk menvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan dikelilingi sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperolah informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama. Ada beberapa macam patologi kebidanan yang harus di antisipasi oleh setiap bidan dan tenaga kesehatan lainnya : patologi kehamilan, patologi persalinan, patologi nifas, asuhan kebidanan patologi. Patologi kehamilan terdiri atas : Mola hidatidosa, Ketuban pecah dini, Abortus, Kehamilan lewat waktu, Persalinan preterm, Kehamilan ektopik, Solusio plasenta, Pre eklamsia, Eklamsia, Plasenta previa (Sujiatini, 2009).

TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER I• Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).

1. PERDARAHAN PERVAGINAM

1. Abortus

a. Definisi• Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram

Page 9: KEHAMILAN PATOLOGIS

(Murray,2002).b. Etiologi• Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut :4.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelaina kromosom, lingkungan

nidasi kurang sempurna, dan pengaruh luar.5.Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.6.Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks

berlebihan, robekan serviks, dan retroversion uterus.7.Kelainan plasenta.c. Klasifikasi• Klasifikasi abortus dalah sebagai berikut :1.Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks.

2.Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

3.Abortus inkompletus adalah pengeliaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus.

4.Abortus kompletus adalan abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan.

5.Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uterus ekternum yang tidak membuka, sehinga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding.

6.Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

7.Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali.

8.Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

d. Manifestasi klinis• Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi

mengeluh tentang perdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat rasa mulas dan keluhan rasa perut nyeri bagian bawah.

e. Penatalaksanaan• Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter apabila perdarahan terjadi

selama kehamilan. Ibu harus istirahat total dan di anjurkan untuk

Page 10: KEHAMILAN PATOLOGIS

relaksasi. Tetapi intravena atau transfusi darah dapat dilakukan bila diperlukan. Pada kasus aborsi inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan. Begitu juga dengan kasus missed abortion jika janin tidak keluar spontan. Jika penyebabnya adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang pasti untuk memulai terapi antibiotik (Mitayani, 2009:22-23).

2. Kehamilan ektopik

a. Definisi• Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar

cavum uterus. Implantasi dapat terjadi dituba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002).

b. Etiologi• Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui, kemungkinan faktor

yang memegang peranan adalah sebagai berikut.1.Faktor dalam lumen tuba : endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.2.Faktor dinding lumen tuba : endometriosis tuba, diventrikel tuba

congenital.3.Faktor di luar dinding lumen tuba : perlengketan pada tuba, tumor.4.Faktor lain : migrasi ovarium, fertilisasi in vitro.c. Manifestasi klinik• Manifestasi klini pada pasien dengan kehamilan ektopik adalah senagai

berikut :1.Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada

umumnya ibu menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vagina, uterus membesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual.

2.Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya.

3.Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk dalam syok.

4.Perdarahan per vaginam merupakan salah satu tanda penting yang

Page 11: KEHAMILAN PATOLOGIS

kedua pada kehamilan ektopik tergamggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin.

5.Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi (Mitayani, 2009:30).

d. Penatalaksanaan• Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi.dalam

tindakan demikian,beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:

1.Kondisi ibu pada saat itu2.Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.3.Lokasi kehamilan ektopik.4.Kondisi anatomis organ pelvis.5.Kemampuan teknik bedah mikro dokter.6.Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.• Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan

salpingektomi pada kehamilan tuba Atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apabila kondisi ibu buruk, misalnya dalam keadaan syok , lebih baik dilakukan salpigektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belim pecah biasanya ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan (Mitayani, 2009:29-31).

3. Mola Hidatidosa

a. Definisi• Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh

berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan (Moctar, Rustam, dkk, 1998:238 dalam Sujiatini,2009).

• Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik. Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumot jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin” sehingga terbentuk jaringan permukaan membrane (villi) mirip gelombolan buah anggur (Sujiatini,2009).

b. Etiologi• Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor

Page 12: KEHAMILAN PATOLOGIS

penyebabnya adalah :1.Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi

terlambat dikeluarkan.2.Imunoselektif dari tropobalast.3.Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi.4.Kekurangan protein.5.Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas (Moctar, Rustam,

1998: 238 dalam Sujiyatini,2009).c. Patofisiologi• Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :1.Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.2.Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.• Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan pathogenesis

dari penyakit trofoblast : teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung. Teori neoplasma dari park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsobsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung. Studi dari hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat dari akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komlpit pada minggu ke tiga dan kelima. Adanya sirkulasi maternal yang terus-menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berpoliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan (Silvia, Wilson, 2000:467 dalam Sujiatini, 2009).

d. Gambaran klinik• Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan “mola

hidatidosa” adalah:1.Amenore dan tanda-tanda kehamilan.2.Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat.

Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola.3.Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.4.Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ

sekalipun uterus membesar setinggi pusat atau lebih.5.Preekalmsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu

(Mansjoer, Arif, dkk, 2001:266 dalam sujiyatini, 2009).e. Penatalaksanaan Medik1.Penanganan yang biasa dilakukan pada pasien mola hidatidosa adalah :

Diagnosis dini kan menguntungkan prognosis.

Page 13: KEHAMILAN PATOLOGIS

2.Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis dini akan menguntungkan prognosis. Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan evaluasi klinik dengan focus pada : a.Riwayat haid terakhir dan kehamilan, b.Perdarahan tidak teratus atau spotting, c.Perbesaran abnormal uterus, d.Perlunakan servik dan korpus uteri. Kaji uji kehamilan dengan pengenceran urin, pastikan tidak ada janin (Ballotement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis.

3.Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.4.Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau pervorasi

uterus).5.Lakukan pengmatan lanjut hingga minimal 1 tahun (Sujiatini, 2009:8-9).

2. NYERI PERUT• Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin

gejala utama pada kehamilan ektopik dan abortus (Kusmiyati, 2010:161).

3. MUAL DAN MUNTAH BERLEBIHAN

1. Hiperemesis Gravidarum

a. Definisi• Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga

mengganggu pekerjaan sehari hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trismeter 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani, 2009:40).

b. Etiologi• Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun

diduga dipengarui oleh berbagai faktor berikut ini:1.Faktor presdisposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan

ganda.2.Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi,

perubahan metabolic akibat kehamilan,dan resistensi ibu yang menurun.

3.Faktor psikologisc. Patofisiologi• Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang

Page 14: KEHAMILAN PATOLOGIS

meningkat dalam darah sehingga mempengarui sitem pencernaan, tetapi mual muntah yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,hiponatremia, hipokloromia, serta penurunan klorida urine yang selanjutnya mengakibatkan hemokosentrasi yang mengurangi perfusi darah kejaringan dan menyebabkan tertimbunya zat toksik.

• Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.Selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-weiss),sehingga terjadi pendarahan gastrointestinal (Mitayani, 2009:40-41).

d. Manifestasi klinis• Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi

menjadi tiga tingkatan:1. Tingkat I• Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan

umum,menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali/menit,tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering, dan mata cekung.

2. Tingkat II• Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu

tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan nafas bau aseton.

3. Tingkat III• Kesadaran ibu turun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi

cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin turun.

e. Penatalaksanaan• Bila pencegahan tidak berhasil, maka diprlukan pengobatan dengan

tahapan sebagai berikut:1.Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran

udara yang baik. Kalori diberiakan secara perenteral dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehahri.

2.Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.3.Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum

sedikit demi sedikit.4.Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.5.Pada keadaan lebih berat, diberikan antiemetic seperti metoklopramid,

Page 15: KEHAMILAN PATOLOGIS

disiklomin hidroklorida, atau klopromazin.6.Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bias

disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang melatarbelakangi hiperemasis (Mitayani,2009:40-41).

DAFTAR PUSTAKA

1.Arikunto Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.

2.Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

3.Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

4.Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.5.Mubarok, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta :

Salemba Medika.6.Maulana, Heri. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC7.Morgan, Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik.

Jakarta: EGC.8.Monika. 2009. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku.

http://www.infowikipedia.com. diakses pada tanggal 15 Juni 20109.Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.10. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta.11. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.12. Sujiyatini, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jakarta: Nuha

Medika.13. Sulistyani, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.

Jakarta: Salemba Medika.14. Saminem. 2009. Kehamilan normal. Jakarta: EGC.15. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta:

Graha Ilmu16. Salmah.2006. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC.17. Suyanto dan Ummi Salamah. 2009. Riset Kebidanan Metodologi

dan Aplikasi. Jogjakarta: Mitra Cendekia.18. Varney, Helen. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta: EGC.

Page 16: KEHAMILAN PATOLOGIS

19. Varney, Hellen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1.Jakarta: EGC.

20. Wawan, dkk. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

21. Yeyeh, Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV Trans Info Media.