Pasien Hipertensi Pd Perio

download Pasien Hipertensi Pd Perio

of 3

Transcript of Pasien Hipertensi Pd Perio

  • 5/26/2018 Pasien Hipertensi Pd Perio

    1/3

    PENGARUH PENYAKIT HIPERTENSI DENGAN PERAWATAN PERIODONTAL

    Banyak pasien yang berkunjung ke dokter gigi memiliki kondisi atau riwayat medis signifikan yang

    dapat merubah keadaan oral dan terapi perawatan dental health. Hal ini terjadi khususnya padapasien yang sudah tua. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit sistemik dengan prevalensi

    paling tinggi seiring dengan bertambahnya usia pada beberapa negara. Riwayat medis atau

    kesehatan pasien perlu diperiksa dengan teliti karena dapat berhubungan dengan kesehatan

    jaringan periodontal dan terapi yang akan dilakukan. Pada penyakit kardiovaskular meliputi

    hipertensi, angina pectoris, myocardial infraction (MI), riwayat operasi jantung, riwayat

    cerebrovascular accident (CDA), congestive heart failure (CHF), adanya cardiac pacemakers atau

    automatic cardioverter-defibrillators, dan infective endocarditis (IE). Pasien seharusnya

    dikonsultasikan, terutama apabila mengalami stress atau membutuhkan perawatan jangka panjang.

    Pertemuan atau kunjungan singkat dan santai, lingkungan yang tenang dapat membantu

    meminimalisasi stress dan meningkatkan stabilitas hemodinamik.

    HIPERTENSI

    Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling sering terjadi atau penyakit dengan

    prevalensi tertinggi. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment

    of High Blood Pressure (JNC7) memiliki klasifikasi hipertensi dengan fokus pada tekanan darah

    distolik dan menekankan pentingnya saat tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mm Hg.

    Tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mm Hg dianggap memiliki faktor resiko penyakit

    kardiovaskular lebih besar daripada pasien dengan tekanan darah distolik yang meningkat. Orang-

    orang dengan tekanan darah sistolik antara 120 hingga 139 mm Hg atau tekanan darah distolik

    antara 80 hingga 89 mm Hg diklasifikasikan sebagaiprehypertensive atau high normal.

    Tingkat hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu :

  • 5/26/2018 Pasien Hipertensi Pd Perio

    2/3

    1. Stage 1 hypertension : tekanan sistolik 140-159 mm Hg, tekanan distolik 90-99 mm Hg.2. Stage 2 hypertension : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mm Hg, tekanan distolik lebih

    besar dari 100 mm Hg.

    Hipertensi tidak didiagnosis hanya dengan satu data kenaikan tekanan darah, tetapi dihitung rata-

    rata dari dua atau lebih tekanan darah pada dua atau lebih pertemuan. Pada awal hipertensi, pasien

    tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik. Tetapi jika tidak diidentifikasi atau didiagosis segera,

    hipertensi dapat bertahan dan meningkat keparahannya, sehingga memicu terjadinya penyakit arteri

    jantung atau coronary artery, angina, MI, CHF, CVA, atau kegagalan ginjal. Oleh karena itu, dokter

    gigi dapat berperan penting dalam mendeteksi penyakit hipertensi dan meningkatkan perawatan

    pasien dengan penyakit hipertensi. Pada kunjungan pertema, dokter gigi dapat melakukan

    pemeriksaan tekanan darah dua kali dengan rentang waktu 10 menit yang dirata-ratakan dan

    digunakan sebagai data dasar. Pembacaan tekanan darah dilakukan minimal dua kali pertemuan,

    sebelum dokter gigi merujuk pasien ke dokter karena meningkatnya tekanan darah. Kecuali apabila

    pengukuran meningkat secara ekstrim, seperti tekanan sistolik lebih besar dari 180 mm Hg atau

    tekanan distolik lebih besar dari 100 mm Hg.

    Perawatan dental pada pasien dengan hipertensi umumnya aman selama stress diminimalisasi. Jika

    pasien sekarang ini menerima terapi antihipertensi, konsultasikan degan dokternya, sehingga dapat

    diketahui status medis, tingkat stress, lama perawatan, medikasi, dan mengetahui bagaimana

    perencanaan perawatan periodontal dan manajemen pasien. Kunjungan pasien dengan hipertensi

    dapat dilakukan pada pagi hari, karena pada siang tekanan darah meningkat, dan menurun pada

    saat sore hari atau petang. Perawatan rutin tidak perlu dilakukan pada pasien hipertensi dan tidak

    dalam manajemen medis. Perawatan pada pasien dengan tekanan sistolik lebih besar dari 180 mm

    Hg dan distolik lebih besar dari 110 mm Hg harus dibatasi sampai hipertensi terkontrol. Analgesi

    digunakan untuk sakit (pain) dan antibiotik untuk infeksi. Operasi atau surgical field harus dibatasi

    karena dapat menyebabkan perdarahan berlebihan pada pasien dengan tekanan darah tinggi.

    Perawatan pasien hipertensi tidak boleh menggunakan lokal anastesi mengandung epinefrin

    konsentrasi 1:100,000 maupun vasopressor. Perlu diperhatikan dalam penggunaan resep atau

    mengeluarkan ibuprofen untuk pasien dengan hipertensi terkontrol oleh obat karena dapat

    mengganggu efektifitas obat pada treatment periodontal.

    Pengaruh penyakit hipertensi terhadap jaringan periodontal adalah adanya penggunaan obat atau

    medikasi pada pasien dengan penyakit hipertensi. Penyakit gingiva modifikasi medikasi

    prevalensinya meningkat karena penggunaan obat yang diketahui mengindukasi pembesarangingival. Seperti penggunaan obat antikovulsan yaitu phenytoin, immunosuppressive, cyclosporine,

    dan calcium channel blocker seperti nifedipine, veraparamil, diltiazem, dan sodium valproate.

    Meningkatnya keparahan pada pembesaran gingival merupakan respon atau raksi terhadap

    medikasi dan dipengaruhi oleh akumulasi plak yang tidak terkontrol seiring dengan meningkatnya

    hormon.

  • 5/26/2018 Pasien Hipertensi Pd Perio

    3/3

    Gambar : pasien dengan tanda klinis pembesaran gingiva. Pasien menggunakan calcium channel

    blocker sebagai obat untuk mengontrol hipertensi.

    Penggunaan calcium channel blockers dapat mengakibatkan pembesaran gingival, serta masalah

    pada kemampuan bicara, mastikasi, erupsi gigi, dan estetis. Perkembangan gingiva yang

    membengkak terjadi secara painless. Pembesaran pada papila interdental membentuk menyerupai

    manik (beadlike) kemudian meluas menuju ke fasial dan lingual margin gingival. Pembesaran

    marginal dan papila akan menyatu dan membentuk menjadi suatu lipatan jaringan yang menutupi

    sebagian porsi dari mahkota gigi, sehingga dapat menggangu oklusi. Saat tanpa komplikasi inflamasi,

    lesi berbentuk seperti mulberry, erat/tegas, merah muda pucat, dan elastis, dengan permukaan

    berlobus dan tidak cenderung berdarah. Namun, adanya pembesaran membuat kontrol plak

    menjadi sulit, sehingga sering menyebabkan terjadinya proses secondary inflammatory yang

    memperberat gingival overgrowth yang disebaban oleh penggunaan obat-obatan.

    Pembesaran gingival disebabkan oleh penggunaan obat dan komplikasi inflamasi disebabkan oleh

    adanya bakteri. Inflamasi sekunder tidak hanya menambah ukuran lesi yang disebabkan oleh obat

    tetapi juga menyebabkan diskolorasi merah, menghilangkan permukaan berlobus, dan

    meningkatkan kecenderungan pendarahan. Pembesaran biasannya menyeluruh pada mulut tetapi

    lebih parah pada regio gigi anterior pada maksila dan mandibula. Pembesaran ini terjadi pada area

    yang terdapat gigi.