Isi Od Perio

download Isi Od Perio

of 24

description

oral diagnosis periodonsia oral diagnosis periodonsia oral diagnosis periodonsia oral diagnosis periodonsia oral diagnosis periodonsia

Transcript of Isi Od Perio

LAPORAN SKILLAB DIAGNOSA KLINIK PERIODONSIA

PEMBAHASAN KARTU STATUS PASIEN KLINIK PERIODONSIA

Tanggal Pemeriksaan : 11 Maret 2014Merupakan waktu pertama kali dilakukan pengambilan data pasien. NO. KARTU : 041378Nomor kartu pasien merupakan hal yang sangat penting, berisi rekamedik pasien. Berfungsi selain memberikan informasi mengenai pemeliharaan kesehatan dan pengobatan yang pernah dilakukan pasien juga dapat untuk membedakan antara pasien yang satu dengan yang lainnya karena nomer kartu masing-masing pasien berbeda.

I.IDENTITAS PASIEN

Nama

: Nn. Cholida Rachmatia

Pekerjaan/Telp: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UNEJ

Alamat/Telp

: Jl. Kalimantan no.72 lama-Jember/089627086447

Umur

: 18 tahun

Kelamin

: PerempuanPembahasan :

Data identitas pasien ini sangat penting, karena data tersebut sering berkaitan dengan masalah klinik maupun gangguan sistem atau organ tertentu. Misalnya penyakit tertentu, berkaitan dengan umur, jenis pekerjaan, jenis kelamin dan suku bangsa tertentu. Dari data identitas pasien, kita juga mendapatkan kesan mengenai keadaan sosial ekonomi, budaya dan lingkungan. Dengan informasi tersebut, kita dapat merencanakan pengelolaan pasien, baik untuk diagnostik maupun pengobatan yang lebih cepat, optimal dan sesuai dengan kondisi pasien secara menyeluruh.Dari wawancara yang telah dilakukan, pasien bernama Cholida Rachmatia, berjenis kelamin perempuan dan berusia 18 tahun sehingga dapat dipanggil dengan sebutan Nona. Umur pasien yang masih 18 tahun menunjukkan bahwa pasien masih dalam masa petumbuhan dan pertumbuhan gigi sudah masuk periode gigi tetap. Umur juga dapat menentukan dosis obat yang akan diberikan pada usia 18 tahun dan memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita pada umur 18 tahun karena beberapa penyakit khas untuk umur tertentu. Pasien dengan jenis kelamin perempuan biasanya lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karena itu perawatan harus dilakukan dengan cara yang lebih lemah lembut. Pencatatan alamat dan nomer telepon diperlukan agar operator dapat menghubungi pasien dengan cepat bila diperlukan. Pekerjaan pasien sebagai mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi memberikan informasi bahwa pasien lebih mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan kedokteran gigi dibandingkan masyarakat umum sehingga diharapkan pasien lebih kooperatif.

II.KONSUL DARI

Dari wawancara yang telah dilakukan, pasien datang dengan keinginannya sendiri untuk memperbaiki masalah gigi yang ada sehingga diketahui bahwa pasien bukan merupakan rujukan dari tempat atau bagian lain.III.ANAMNESE

1.Tujuan / Keluhan Utama Pasien

Keluhan utama pasien adalah pasien merasa gigi ngilu saat makan makanan panas sehingga menyebabkan pasien datang ke klinik periodonsia untuk dirawat. Dari keluhan tersebut diketahui apa yang sebenarnya pasien inginkan untuk mendapat perbaikan dari dokter gigi sehingga dokter gigi lebih fokus terhadap perawatan yang akan dilakukan.2.Regio / Sekstan

Regio pada rongga mulut pasien yang dirasa sakit adalah pada region Rahang Bawah.

3.Riwayat Kasus

Setelah mengetahui keluhan utama pasien, selanjutnya perlu juga diketahui mengenai riwayat penyakit pasien saat ini yang ditulis secara kronologis sesuai urutan waktu. Dari anamnesa yang telah dilakukan, diketahui pasien merasa gigi ngilu pada daerah rahang bawah yang masih dirasakan ketika makan makanan panas dan keluhan utama telah dirasakan sejak tiga bulan yang lalu. Keadaan sekarang tidak sakit. Keterangan ini dapat membantu dokter gigi dalam memecahkan masalah mengenai keluhan utama dan dalam melakukan perawatan, dimana perawatan harus dilakukan secara hati-hati karena gigi pasien sensitif terhadap perubahan suhu. Perkembangan keluhan utama yang sudah berjalan selama tiga bulan dan keadaan yang sekarang tidak sakit, dapat diperkirakan bahwa penyakit yang diderita pasien dalam keadaan kronis.4.Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut

Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut yang pernah dilakukan pasien :

Pernah perawatan orto di praktek swasta (6 tahun yang lalu)

Pernah dicabut gigi 14,24,34,44 (6 tahun yang lalu)

Pernah ditumpat amalgam pada gigi 26 dan 46 (6 tahun yang lalu)

Pernah scalling (6 tahun yang lalu)

Pernah perawatan candidiasis di RSGM UNEJ (2 bulan yang lalu)

Frekuensi menyikat gigi 3x/hari (waktu mandi pagi, mandi sore, dan sebelum tidur malam) dengan teknik memutar

Pembahasan :

Dari informasi yang telah dikumpulkan, diketahui mengenai kondisi rongga mulut pasien dimana jumlah keseluruhan gigi pasien tidak lengkap karena gigi premolar satu pasien pada semua regio sudah dicabut ketika melakukan perawatan orto dan sudah terjadi pergeseran dari gigi premolar dua hingga molar dua ke arah mesial karena tidak ditemukan diastema. Pemakaian perangkat orto 6 tahun yang lalu dicurigai dapat mengiritasi jaringan dan mempengaruhi kebersihan rongga mulut pasien. Selain itu adanya tumpatan amalgam pada gigi 26 dan 46 dicurigai dapat mempengaruhi jaringan sekitar gigi tersebut karena adanya benda asing yang sudah tertanam lama. Kebersihan rongga mulut pasien juga dapat diketahui dari anamnesa riwayat kesehatan gigi dan mulut, dimana waktu terakhir pasien scalling adalah 6 tahun yang lalu dan pernah mengalami candidiasis. Hal ini membuktikan bahwa kebersihan rongga mulut pasien kurang baik. Frekuensi pasien menyikat gigi 3x/hari dengan teknik memutaar juga tidak memberikan indikasi kualitas penyikatan gigi.

5.Riwayat Kesehatan Umum

Dari anamnesa yang dilakukan, diketahui pasien tidak dicurigai adanya penyakit sistemik. Hal ini memberikan informasi bahwa tidak diperlukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter medis sebelum melakukan perawatan dental, penderita dirasa aman selama dilakukan perawata dental, dan prognosa bisa dikatakan baik karena tidak ada penyakit sistemik yang menyertai.IV.PEMERIKSAAN

1.Keadaan Umum

A.Kondisi Fisik: BaikB.Tanda-tanda Vital

TD: 110 mmHg

R: 19

N: 70

T: 37 oC

BB: 60 kg

TB: 157 cm2.Ekstraoral: Normal3.Intraoral

A.Indeks CPITN

222

222

Pembahasan :

Berdasarkan hasil pemeriksaan keadaan umum pasien didapatkan kondisi fisik yang baik. Hal ini terlihat langsung dari keadaan pasien yang diketahui secara visual bahwa pasien dalam keadaan sehat. Hal ini didukung dari beberapa pemeriksaan tanda vital yang semuanya menunjukkan angka normal. Akan tetapi ketika dilakukan pemeriksaan langsung saat skill lab kemarin untuk tekanan darah dan suhu dikarenakan keterbatasan alat maka kami bertanya langsung kepada pasien keadaan rata-rata sehari-harinya bagaimana. Selain itu pasien tidak memiliki penyakit pada tubuhnya (penyakit sisemik). Sehingga jika nantinya pasien dilakukan perawatan mungkin tidak ada yang perlu dikhawairkan mengenai kondisi sistemiknya.

Pemeriksan ekstraoral didapatkan hasil yang normal karena tidak ditemukan adanya pembangkakan atau kelainan yang lain dari pasien. Selanjutnya dari pemeriksaan intraoral digunakan indeks CPITN. Indeks CPITN ini untuk mengetahui berapa tingkat keparahan dari kondisi pasien. Berikut kriteria penilaian CPITN :

X=tidak dilakukan pemeriksaan

0=periodonsium sehat

1=perdarahan setelah probing

2=ada kalkulus supra atau subgingiva atau plak di sekeliling margin gingival, tanpa pocket dengan kedalaman lebih dari 3 mm

3=ada pocket 4 atau 5 mm

4=ada pocket lebih dari 6 mm

*=ada keterlibatan daerah furkasio atau terdaat loss attachment lebih dari 7 mm

Dari pemeriksaan yang didapat terhadap pasien bahwa dalam enam sekstan tersebut semua memiliki nilai 2 yang berarti terdapat kalkulus di supra dan atau subgingiva. Skor diambil dari keenam sekstan mana yang memiliki kondisi terparah dari masing-masing sekstan. Hal ini masih dalam prognosa baik asalkan tindak perawatan dan kooperatif pasien tepat.B.Indeks Kalkulus dan Stain (Calculus Stain Index)Kalkulus merupakan material keras dari garam anorganik yang terdiri dari kalsium karbonat dan fosfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme, dan sel epitel yang telah terdeskuamasi.

Skor CSI merupakan penghitungan yang dilakukan pada pemeriksaan objektif dengan maksud untuk menilai status kalkulus dan stain untuk keperluan penilaian tindakan scaling. Pemeriksaan dilakukan pada permukaan fasial (bukal) gigi, lingual, maupun palatal. Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, hanya 24 gigi yang dilakukan pemeriksaan. Gigi P1 (14, 24, 34, dan 44) tidak dilakukan pemeriksaan karena keempatnya telah diekstraksi untuk keperluan perawatan ortodontik 6 tahun lalu, sedangkan gigi M3 (18, 28, 38, dan 48) tidak dilakukan pemeriksaan karena sebagian gigi mengalami impaksi dan sebagian lainnya masih dalam keadaan partial erupsi. Kriteria penghitungan adalah sebagai berikut:a. Nilai 0, jika tidak terdapat kalkulus.b. Nilai 1, jika terdapat kalkulus supragingiva pada sepertiga permukaan gigi.c. Nilai 2, jika terdapat kalkulus supragingiva lebih dari sepertiga tetapi tidak lebih dari dua pertiga permukaan gigi atau terdapat titik kalkulus subgingiva pada servikal gigi.d. Nilai 3, jika terdapat kalkulus supragingiva lebih dari dua pertiga permukaan gigi atau terdapat kalkulus subgingiva di sepanjang servikal gigi.Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Pembahasan :

Selanjutnya setelah memeriksa masing-masing gigi, dilakukan penghitungan CSI. Penghitungan dilakukan dengan cara membagi jumlah total dari nilai kalkulus keseluruhan gigi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Maka didapatkan hasil 54:24 = 2,25. Berdasarkan teori yang ada, skor CSI bernilai baik jika berada di angka 0,0-1,2. Bernilai sedang jika skor 1,3-3,0, dan bernilai buruk jika skor 3,1-6,0. Maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki skor CSI yang sedang.C.Peta Keadaan Gigi dan Jaringan Periodontal

Keterangan Gambar :

D: Gigi Karies

X: Gigi telah dicabut

: Kontak Proximal tidak baik

IMP : Gigi ImpaksiPembahasan :

Pada pasien tidak didapatkan gigi 14,24,34,dan 44. Berdasarkan anamnesa pada pasien, gigi tersebut telah dicabut 6 tahun yang lalu dalam masa perawatan ortodontik. Pada pasien terdapat karies superfisial pada sisi bukal gigi 37. Pada pasien didapatkan malposisi gigi yakni adanya ektostem pada gigi 33 dan 43, serta gigi 42 mesioversi. Didapatkan kontak proximal yang tidak baik antara gigi 41 dan 42 serta 42 dan 43. Kemudian juga didapatkan kontak yang tidak baik antara gigi 32 dan 33.Restorasi Amalgam ; Pada pasien ditemukan adanya restorasi amalgam pada gigi 26 dan 46 dengan kondisi yang masih baik. Restorasi tersebut terletak pada bidang oklusal kedua gigi yang setelah dilakukan restorasi tersebut pasien tidak mengalami keluhan sehingga restorasi tersebut kondisinya masih baik.Pada pasien ditemukan gigi mengalami partial eruption pada gigi 18 dan 28. Hal ini dibuktikan dengan adanya operkulum pada bagian perikoronal kedua gigi tersebut dan bagian koronal dari mahkota kedua gigi tersebut. Selain itu, ditemukan pula fistula pada gigi 46 yang tampak seperti titik putih kecil pada gingiva bukal gigi tersebut.D.Pemeriksaan Periodontal (Klinis, Ro, dll)

1)Bukal Rahang Atas

a.Pemeriksaan GingivaWarna

Warna gingiva tampak normal coral pink pada regio palatal rahang atas dan tidak tidak terlihat adanya kemerahan.

Kontur

Kontur margin gingiva normal tetapi kontur pada daerah interdental ditemukan membulat pada daerah diantara gigi 12 dan 13 hal ini mungkin dikarenakan pada daerah di antara gigi 12 dan 13 muncul sedikit tanda inflamasi berupa penebalan jaringan fibrotic dan oedema tetapi belum parah sehingga belum terjadi tanda adanya kemerahan pada gingiva.Tekstur Gingiva

Untuk tekstur dari gingiva bukal rahang atas normal dan ditemukan adanya stipling.Konsistensi Gingiva

Konsistensi gingiva bagian bukal rahang atas kenyal karena unsur utama kandungan gingiva adalah kolagen sehingga kondisi gingiva yang normal adalah kenyalPosisi Margin Gingiva

Pada daerah bukal rahang atas tidak ditemukan adanya penurunan margin gingiva.Pemeriksaan Palpasi

Pemeriksan palpasi yang dilakukan tidak terasa sakit yang berarti bahwa kondisi gingiva normal dan belum terjadi inflamasi.b.Diagnosa : Tidak dicurigai adanya penyakit periodontalPmx1716151413121121222324252627

BOP

PD2mm2mm

Pembahasan :

Setelah dilakukan pemeriksaan BOP (Bleeding on Probing) dari gigi 18-28, didapatkan hasil negatif. Hasil negatif ini menunjukkan bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan probe, tidak terjadi perdarahan. Hasil pemeriksaan probing depth pada gigi 12 dan 13 yang mengalami perubahan kontur yakni membulat, menggunakan probe yang dimasukkan ke dalam sulkus menunjukkan kedalaman sulkus sebesar 2 mm. Hal ini menunjukkan kedalaman sulkus normal.Diagnosa juga didasarkan dari pemeriksaan klinis baik warna, kontur, tekstur, dan konsistensi normal, serta tidak terjadi penurunan margin gingiva. Akan tetapi, didapatkan kontur membulat pada interdental papilla gigi 12 dan 13. Hal ini menunjukkan edema yang mungkin merupakan tahap awal dari inflamasi.c.Etiologi : Bakteri PlakPlak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut. Berdasarkan letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival. Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingival mempermudah kerusakan jaringan. Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik. Bakteri dapat menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh, mengurangi pertahanan jaringan tubuh, menggerakkan proses immuno patologi. Bakteri plak dental pada gingivitis kronis terdiri dari 56% spesies gram positif dan 44% gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies yang anaerob. Spesies gram positif yang dominan meliputi Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus intermedius, Streptococcus oralis, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan Peptostreptococcus microsd.Faktor Predisposisi : Adanya kalkulus dan cara menyikat gigi yang salahHal ini berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis pada pasien. Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah. Kalkulus merupakan pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada orang dewasa, kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat pada permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva secara tidak langsung.

Cara menyikat gigi yang salah juga dapat mempengaruhi terjadinya gingivitis karena terdapat gigi-gigi tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi sehingga terdapat sisa makanan yang masih menempel pada gigi. Makanan yang masih melekat pada gigi ini yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri.2)Palatal Rahang Atas

a.Pemeriksaan GingivaWarna

Warna gingiva tampak normal coral pink pada regio palatal rahang atas dan tidak tidak terlihat adanya kemerahan.

Kontur

Kontur margin gingiva terlihat normal pada region palatal rahang atas dimana pada saat pemeriksaan terlihat margin gingival menipis pada bagian koronal. Sedangkan, kontur interdental papilla terlihat membulat pada gigi 11 dan 12 hal ini terjadi karena adanya respon keradangan pada gingiva.

Tekstur Gingiva

Tekstur gingiva pada region palatal rahang atas adalah normal. Terdapat stippling yang merupakan bentukan bintik-bintik seperti kulit jeruk pada permukaan gingiva cekat yang merupakan gambaran normal pada gingiva.

Konsistensi Gingiva

Konsistensi gingiva pada region palatal rahang atas adalah normal yaitu kenyal. Gingiva melekat ke struktur bawahnya dan tidak terdapat lapisan submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.

Posisi Margin Gingiva

Posisi margin gingiva pada region palatal rahang atas adalah normal dan tidak terjadi resesi gingiva. Dimana, posisi margin gingiva yang normal adalah sedikit kearah koronal sampai pada cemento enamel junction (CEJ).

Pemeriksaan Palpasi

Pemeriksan palpasi yang dilakukan pada bagian palatal rahang atas tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien.b.Diagnosa : Tidak dicurigai adanya penyakit periodontalPmx1716151413121121222324252627

BOP

PD2mm2mm

Pembahasan :

Pada pemeriksaan gingiva tidak terdapat kemerahan pada margin gingiva, interdental papil serta kontur margin gingiva yang normal, tekstur gingiva normal berstipling, konsistensi kenyal, tidak terdapat penurunan margin gingiva, dan palpasi tidak sakit, sehingga tidak dilakukan tes BOP (Bleeding On Probing). Kontur membulat pada interdental papil gigi 11 dan 12 namun PD normal (2mm). Kontur membulat dapat terjadi karena proses awal inflamasi atau keradangan.c.Etiologi : Bakteri PlakPlak gigi adalah suatu lapisan lunak terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di atas suatu matriks, terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan, merupakan salah satu faktor terjadinya inflamasi jaringan lunak dan proses karies. Plak terbagi menjadi supra gingival yang berada disekitar tepi gingiva dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival. Bakteri plak dental pada gingivitis kronis terdiri dari 56% spesies gram positif dan 44% gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies yang anaerob. Spesies gram positif yang dominan meliputi Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus intermedius, Streptococcus oralis, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan Peptostreptococcus micros.

d.Faktor Predisposisi : Cara menyikat gigi yang salahCara menyikat gigi yang kurang tepat atau tidak menjangakau seluruh permukaan gigi dapat menyebabkan sisa makanan terakumulasi pada gigi dan memicu terakumulasinya bakteri pada sisa makanan sehingga terbentuknya plak gigi.3)Bukal Rahang Bawah

a.Pemeriksaan GingivaWarna

Perlu diketahui bahwa gingiva yang sehat berwarna coral pink atau merah muda pucat. Akumulasi plak dan kalkulus pada gigi akan menimbulkan reaksi inflamasi pada gingiva. Inflamasi gingiva dimulai dari interdental papila yang kemudian menyebar ke daerah tepi. Adanya inflamasi ini akan membuat pembuluh darah mengalami dilatasi (vasodilatasi) atau pembesaran pembuluh darah, sehingga gingiva akan terlihat kemerahan.Pada pemeriksaan klinis gingiva, terlihat gingiva berwarna kemerahan pada margin gingiva gigi 42 dan 43, sementara pada interdental papila semua gigi pada regio bukal rahang bawah tidak ditemukan adanya perubahan warna menjadi kemerahan (normal).Kontur

Sementara itu, kontur normal gingiva ialah tepi gingiva yang knife-edge atau berbentuk scallop. Namun pada interdental papila gigi 33-32, 32-31, 41-42, dan 42-43 ditemukan adanya perubahan kontur gingiva menjadi membulat, sementara pada margin gingiva semua gigi regio bukal rahang bawah tidak ditemukan adanya perubahan kontur (normal). Kontur yang membulat disebabkan karena pembengkakan pada gingiva yang berisi eksudat inflamasi (oedema). Adanya inflamasi dapat membuat pembuluh darah bocor dan kolagen perivaskular mulai hilang, yang kemudian digantikan dengan beberapa sel inflamatorik, sel plasma, dan limfosit (terutama limfosit T), cairan jaringan, dan protein serum, sehingga terbentuklah oedem, pembesaran jaringan yang berisi cairan.Tekstur Gingiva

Pembesaran pada jaringan gingiva yang berisi cairan juga menyebabkan permukaan gingiva menjadi halus dan mengkilat sehingga kehilangan stippling-nya.Pada pemeriksaan tekstur gingiva, setelah gingiva dikeringkan terlebih dahulu dengan tampon untuk melihat adanya stippling atau tidak, ditemukan tekstur gingiva yang membulat pada interdental papila gigi 42-43.Konsistensi Gingiva

Karena adanya perubahan kontur gingiva menjadi membulat yang disebabkan karena pembesaran jaringan yang berisi cairan, maka konsistensi gingiva yang seharusnya kenyal akan menjadi lunak.Posisi Margin Gingiva

Pada gigi 35 dan 36 terjadi penurunan margin gingiva sebesar 1 mm, serta penurunan margin gingiva sebesar 1,5 mm pada gigi 45.Pemeriksaan Palpasi

Pemeriksan palpasi yang dilakukan pada bagian bukal rahang bawah tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien.b.Diagnosa : Gingivitis Kronis pada gigi 43,42,41,31,32,33Pmx4746454443424131323334353637

BOP++

PD2mm2mm2mm2mm2mm2mm

Pembahasan :Dari hasil pemeriksaan BOP (Bleeding on probing), didapatkan hasil positif pada gigi 43 dan 42 dan hasil negatif pada gigi 41,31,32,33. Perdarahan yang terjadi saat dilakukan pemeriksaan menggunakan probe pada gigi 43 dan 42 mungkin disebabkan oleh karena kapiler yang membesar, penuh berisi darah, rapuh dan terdesak oleh cairan dan sel radang ke arah permukaan. Selain itu, perdarahan saat dilakukan pemeriksaan dengan probe mungkin juga diakibatkan oleh epitel sulkular yang menipis dan degenerasi sehingga berkurang fungsi protektifnya, akibatnya dengan sentuhan ringan kapiler darah sudah pecah dan menimbulkan pendarahan. Sedangkan pada hasil negative menunjukkan bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan probe, tidak terjadi perdarahan pada gigi 41, 31, 32, 33.

Hasil pemeriksaan probing depth pada gigi 43, 42, 41, 31, 32, 33 menggunakan probe yang dimasukkan ke dalam sulkus menunjukkan kedalaman sulkus sebesar 2 mm pada keenam gigi yang diperiksa. Ini menunjukkan kedalaman sulkus normal. Sulcus gingiva terdapat di daerah gingiva bebas dan berperan penting dalam penyakit periodontal, berbentuk huruf V dan dalam keadaan normal atau sehat dalamnya berkisar antara nol sampai dua millimeter. Selain itu, keadaan ini juga menunjukkan bahwa gingiva tidak mengalami kehilangan perlekatannya pada gigi.Diagnosa gingivitis kronis dapat didasarkan pada pemeriksaan klinis didapatkan kemerahan pada margin gingiva pada gigi 42 dan 43. Kontur membulat juga ditemukan pada interdental papilla gigi 43, 42, 41, 31, 32, 33. Selain itu, terjadi perubahan tekstur menjadi halus mengkilat pada gigi 42 dan 43. Konsistensi lunak pada gigi 42, 41, 31,32. Penurunan margin gingiva sebesar 1 mm pada gigi 35 dan 36 serta penurunan sebesar 1,5 mm pada gigi 45. Penurunan margin ini bukan merupakan suatu tanda klinis adanya keradangan seperti gingivitis atau periodontitis karena pada gigi 35, 36 dan 45 hanya dijumpai penurunan margin tanpa disertai tanda-tanda keradangan seperti kemerahan, pembengkakan, perubahan kontur dan lain-lain. Saat dilakukan palpasi tidak sakit dan tidak terjadi kegoyangan gigi saat dilakukan tes kegoyangan gigi dengan menggunakan handle dari alat hand instrument. Gingivitis merupakan peradangan pada gingiva yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gingiva bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gingiva. Gingivitis yang paling sering kronis dan tanpa sakit. Keparahannya dinilai berdasarkan perubahan-perubahan dalam warna, kontur, konsistensi, adanya perdarahan. Gingivitis kronis menunjukkan tepi gingiva membengkak merah dengan interdental menggelembung mempunyai sedikit warna merah ungu. Stippling hilang ketika jaringan-jaringan tepi membesar. Keadaan tersebut mempersulit pasien untuk mengontrolnya, karena perdarahan dan rasa sakit akan timbul oleh tindakan yang paling ringan sekalipun. Tahapan-tahapan dari timbulnya keadaan klinis tersebut yaitu :Initial Lesion-Perubahan vaskular ditandai dengan dilatasi kapiler dan peningkatan flow darah yang merupakan respon pertama - Secara klinis belum tampak tanda-tanda kelainan

- Secara histologi : gambaran klasik keradangan akut pada jaringan ikat dibawah Junctional Epitelium, dan peningkatan PMN pada jaringan ikat Junctional Epitelium dan sulkus gingiva

Akumulasi PMN mengakibatakan peningkatan aliran cairan gingival

Setelah 2 hari - 1 minggu akumulasi plak, terjadi peningkatan netrofil pada pembuluh darah

Early Lesion- Secara klinis : kemerahan dan proliferasi kapiler

- Bleeding on probing

- Secara histologi :

Inflitrasi lekosit pada jaringan ikat di bawah Junctional Epitelium, netrofil, makrofag, sel-sel plasma dan monosit

PMN keluar dari pembuluh darah

Respon keradangan lebih besar dari initial lesion

70% kolagen rusak oleh karena infiltrasi seluler

Pembentukan kolagen oleh fibroblas menurun

Serabut sirkular dan dentogingiva rusak

Established Lesion-secara klinis perubahan warna, ukuran, tekstur, tanda dari gingivitis kronis

-Gingiva merah gelap pecahnya hemoglobin dan ekstravasasi SDM kejaringan

-Secara histologis :

tampak reaksi keradangan yang lebih hebat antara lain meningkatnya sel-sel plasma

ditemukan inflitrasi seluler yang merusak komponen jaringan

aktivitas kolagenolitik meningkat

keradangan moderate sampai dengan severe

c.Etiologi : Bakteri PlakPlak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut. Berdasarkan letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival. Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingival mempermudah kerusakan jaringan. Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik. Bakteri dapat menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh, mengurangi pertahanan jaringan tubuh, menggerakkan proses immuno patologi. Bakteri plak dental pada gingivitis kronis terdiri dari 56% spesies gram positif dan 44% gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies yang anaerob. Spesies gram positif yang dominan meliputi Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus intermedius, Streptococcus oralis, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan Peptostreptococcus micros.d.Faktor Predisposisi : Kalkulus, cara menyikat gigi yang salah, malposisi gigiIni berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis pada pasien. Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah. Kalkulus merupakan pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada orang dewasa, kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat pada permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva secara tidak langsung.

Cara menyikat gigi yang salah juga dapat mempengaruhi terjadinya gingivitis karena terdapat gigi-gigi tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi sehingga terdapat sisa makanan yang masih menempel pada gigi. Makanan yang masih melekat pada gigi ini yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri.

Malposisi yang ditemukan pada gigi 43, 42, dan 33 juga mempengaruhi terjadinya gingivitis ini. Impaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa makanan) merupakan keadaan awal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal. Gigi yang berjejal atau versi merupakan tempat penumpukan sisa makanan dan juga tempat terbentuknya plak, sedangkan gigi dengan oklusi yang baik mempunyai daya self cleansing yang tinggi.

4)Lingual Rahang Bawaha.Pemeriksaan GingivaWarnakemerahan pada margin gingival pada gigi 33, 32, 31, 41, 42, 43. Akan tetapi tidak terlihat kemerahann pada interdental papilla. Dalam keadaan normal, warna gingival adalah coral pink. Hal ini disebabkan oleh adanya pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin epithelium serta sel-sel pigmen. Warna ini bervariasi untuk setiap orang erat hubungannya dengan pigmentasi kutaneous. Kemerahan yang terjadi dapat disebabkan karena adanya respon inflamamasi yang mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah pada gingival dan menyebabkan warna kemerahan pada gingival.Kontur Kontur margin gingiva dan interdental papila normal. Karena pada pemeriksaan menunjukkan margin gingival menipis pada bagian koronal. Jika ditemukan kontur gingival yang membulat, hal ini menunjukkan adanya respon keradangan pada gingiva.Tekstur Gingiva

Tekstur gingival normal. Karena ditemukan stipling (tekstur seperti kulit jeruk) pada permukaan gingival ketika dilakukan pemeriksaan menggunakan sonde. Pada permukaan gingiva cekat normal akan nampak bintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-bintik ini disebut stipling. Stipling akan terlihat jelas jika permukaan gingiva dikeringkan. Stipling ini bervariasi dari individu ke individu yang lain dan pada permukaan yang berbeda pada mulut yang sama. Stipling akan lebih jelas terlihat pada permukaan vestibular dibandingkan dengan permukaan oral sedangkan pada permukaan marginal gingival tidak terdapat stipling. Apabila ditemukan tekstur yang halus mengkilat pada gingival ini memungkinkan karena adanya inflamasi yang terjadi sehingga bentukan stipling yang kasar menjadi halus dan lebih mengkilat disbanding gingival yang tidak mengalami peradangan.Konsistensi GingivaKonsistensi normal (kenyal). Pada keadaan normal Gingival melekat erat ke struktur di bawahnya dan tidak mempunyai lapisan submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.Posisi Margin GingivaTidak ditemukannya perubahan letak margin (resesi gingiva).Pemeriksaan Palpasi

Pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada gingival pasien tidak menimbulkan rasa sakit.b.Diagnosa : Gingivitis KronisPmx4746454443424131323334353637

BOP+

PD2mm2mm1mm1mm1mm2mm

Pembahasan :

Pemeriksaan BOP pada gigi lain di regio rahang bawah bagian lingual tidak ditemukan perdarahan (BOP -). Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan bleeding on probing gigi 42 (BOP +). Adanya BOP positif merupakan tanda awal keradangan. Oleh karena GCF (cairan crevicular gingival) tidak mampu menahan mikroorganisme, maka produk-produk mikroorganisme ini akan merusak epitel sulkular sehingga epitel sulcular menipis. Kapiler membesar (dilatasi) dan letaknya dekat dengan permukaan dalam, maka dengan sedikit rangsangan akan menjadi mudah berdarah.Pada pemeriksaan PD dilakukan pada regio anterior dan ditemukan kedalaman sulkus gingiva (probing depth) pada gigi 43 sedalam 2mm, gigi 42 sedalam 2mm, gigi 41 sedalam 1mm, gigi 31 sedalam 1mm, gigi 32 sedalam 1mm, dan gigi 33 sedalam 2mm. Hal ini menunjukkan sulkus gingival dalam keadaan normal. Apabila ditemukan kedalaman sulkus gingival yang lebih dari 3mm menunjukkan adanya poket periodontal (apabila tidak ada perubahan letak margin gingival kea rah koronal) atau poket gingival (apabila letak dasar sulkus tetap namun margin gingival mengalami perubahan letak ke arah koronal).Diagnosa sementara pasien adalah gingivitis kronis, karena pasien mengalami keluhan sejak 3 bulan yang lalu dan tidak diobati sedangkan pada saat pasien datang untuk melakukan pemeriksaan sudah tidak mengeluhkan rasa sakit lagi dan pada saat dilakukan pemeriksaan pada rongga mulut pasien ditemukan tanda-tanda keradangan berupa kemerahan pada gingiva. c.Etiologi : Bakteri PlakPlak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut. Berdasarkan letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival. Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingival mempermudah kerusakan jaringan. Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik. Bakteri dapat menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh, mengurangi pertahanan jaringan tubuh, menggerakkan proses immuno patologi. Bakteri plak dental pada gingivitis kronis terdiri dari 56% spesies gram positif dan 44% gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies yang anaerob. Spesies gram positif yang dominan meliputi Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus intermedius, Streptococcus oralis, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan Peptostreptococcus micros.

d.Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi yang memperparah peradangan pada pasien adalah kalkulus dan cara menyikat gigi yang salah.5)Rencana Perawatan

Rencana perawatan yang dapat dilakukan dari semua diagnosa yang kami sebutkan, antara lain :1. DHE (Dental Health Education)

Dental Health Education (DHE) atau yang biasa juga dikenal sebagai Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG) adalah suatu proses belajar yang timbul oleh karena adanya kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi yang baik. DHE ini diberikan sebagai modal awal dalam melakukan perawatan agar pasien terlebih dahulu tahu dan mengerti tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.2. ScallingScaling adalah usaha membersihkan semua deposit pada gigi, kalkulus supragingiva dan subgingiva,plak dan noda. Scaling harus dilakukan secara menyeluruh karena inflamasi akan menetap bila deposit gigi tidak dihilangkan seluruhnya. Perawatan scalling dipilih karena salah satu factor penyebab terjadinya gingivitis adalah bakteri plak dan adanya kalkulus.

24