Pasca Reformation

71
Sejarah Bab 2 Kelas XII Semester 1 PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA REFORMASI XII IPA 1 SMA NEGERI 2 REMBANG

Transcript of Pasca Reformation

Page 1: Pasca Reformation

Sejarah Bab 2Kelas XII

Semester 1

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIAPADA MASA REFORMASI

XII IPA 1SMA NEGERI 2 REMBANG

Page 2: Pasca Reformation

Kelompok :

1. NIDA TSUROYA(20) 2. NOVA ANGGRAINI NURSITA(12) XII IPA 1

SMA NEGERI 2 REMBANG

2014/2015

Page 3: Pasca Reformation

STANDAR KOMPETENSI

Merekonstruktif perjuangan bangsa Indonsia sejak masa proklamasi sampai masa reformasi

KOMPETENSI DASAR

Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Reformasi

Page 4: Pasca Reformation

Krisis Politik

Masa Keruntuhan Orde Baru

Mulai dari tahun 1990-anterjadi berbagai krisis di Indonesia

Krisis Hukum

Krisis Kepercayaan(Sosial)

Keruntuhan Orde Baru

Krisis Ekonomi

Page 5: Pasca Reformation

Krisis PolitikBanyaknya anggota MPR yang melakukan ikatan kekeluargaan (nepotisme).

Adanya gerakan reformasi oleh para mahasiswa.Kehidupan politik Indonesia mulai memanas sejak pertengahan tahun 1996. Golkar yang selama lima kali Pemilu meraih kemenangan berusaha sekuat tenaga dengan segala upaya untuk tetap memenangkan Pemilu pada bulan Mei 1997. Dilain pihak tekanan terhadap pemerintahan Orde Baru di dalam masyarakat semakin berkembang.

Keberadaan PPP, Golkar, dan PDI dianggap tidak mampu lagi memenuhi aspirasi politik sebagian masyarakat.

Page 6: Pasca Reformation

Krisis HukumTerdapat banyak ketidak adilan.Hukum sering dijadikan sebagai alat pembenaran tindakan pemerintah.Tuntutan adanya reformasi di bidang hukum.

Page 7: Pasca Reformation

Krisis Ekonomi

Krisis moneter di negara-negara asia tenggara sejak bulan juli 1996

Kurs rupiah Rp.17.000/dolar AS Utang luar negeri US$ 138 miliar Pro kontra IMF Penandatanganan perjanjian IMF Menaikan harga BBM & listrik Harga bahan pokok meningkat

Page 8: Pasca Reformation

Krisis KEPERCAYAAN (Sosial) Tragedi trisakti memunculkan solidaritasan para

mahasiswa & masyarakat yang menentang kebijakan pemerintah yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.

Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah menimbulkan ketimpangan sosial ekonomi yang lebih besar, monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, serta ketidakmampuan menghilangkan kemiskinan pada sebagian besar masyarakat.

Krisis moneter yang diikuti dengan berbagai krisis yang lain menghilangkan kepercayaan rakyat terhadap orde baru.

Page 9: Pasca Reformation

Faktor kemunduran Orde Baru

Dalam negeri

Luar negeri

Pemerintahan otoriter

Pemerintahan

sentralistisPerekonomian nasional

Dwi fungsi ABRI KKN

Krisis moneter di Asia TenggaraDesakan kaum liberal AS agar

Soeharto turun

Page 10: Pasca Reformation

A. Faktor-Faktor Munculnya Reformasi

Krisis Ekonomi

& MoneterKrisis

Sosial & PolitikGerakan

anti pemerint

ah

Konsep kebijak

an reforma

si

Penolakan

Soeharto di Pemilu

1997

Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden

Situasi Politik

semakin memanas

Soeharto mundur

dari jabatannya

Reformasi

Page 11: Pasca Reformation

a. Faktor Ekonomi

• Krisis ekonomi & moneter yang berkepanjangan sulit diatasi karena besarnya hutang luar negeri Indonesia

1• Timbul kecemburuan sosial

akibat tajamnya kesenjangan ekonomi2

• Pelaksanaan pembangunan sosial dan ekonomi menguntungkan kelas menengah keatas sehingga timbul watak kapitalisme

3

Page 12: Pasca Reformation

• Kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah Orde Baru cenderung terpusat dan tidak adil5

• Sumber-sumber keuangan negara terlalu bergantung pada pinjaman luar negeri sehingga utang semakin besar.6

• Pelaksanaan pembangunan ekonomi kerakyatan tidak berjalan efektif karena kurang pengawasan pemerintah

7

•Pelaksanaan pembangunan nasional

tidak merata sehingga menimbulkan

kekecewaan

4

Page 13: Pasca Reformation

b. Faktor Politik

1• Sistem pemerintahan yang

dijalankan bersifat sentralistik dan cenderung otoriter

2

• Kekuasaan legislatif dan yudikatif terlalu dibatasi oleh eksekutif sehingga lembaga negara kurang berfungsi optimal

3• TNI ditempatkan sebagai alat

pemerintah sehingga tokoh militer mendominasi jabatan penting dalam pemerintah

Page 14: Pasca Reformation

4• Golkar terlalu dilindungi dan

diarahkan sebagai alat kekuasaan sehingga banyak jabatan yang diduduki tokoh Golkar

5• Timbul pertentangan antarelite

politik karena memperebutkan jabatan dan kedudukan dalam pemerintah

6• Terjadinya peristiwa Trisakti dan

Semanggi yang menimbulkan jatuh korban di pihak mahasiswa, menyulut terjadinya kerusuhan sosial.

Page 15: Pasca Reformation

c. Faktor Sosial

1.Menajamnya

kesenjangan sosial antara si kaya dan si

miskin menimbulkan kecemburuan

sosial dan gerakan sosial

2. Meningkatnya ketidakpercay

aan rakyat terhadap

pemerintahan pusat

dibawah kepemimpina

n Presiden Soeharto

3. Timbulnya gerakan

mahasiswa yang

didukung oleh elite

politik menuntut turunnya Soeharto

dan pembubaran

golkar

4. Situasi ibukota yang kacau balau mendorong tokoh masyarakat mendatangi istana dan menyuruh soeharto meletakkan jabatannya

Page 16: Pasca Reformation

GERAKAN REFORMASI

Kepercayaan terhadap kepemimpinan presiden Soeharto yang terpilih kembali sejak adanya pemilu tahun 1997 semakin berkurang, gelombang aksi mahasiswa semakin tak terbendung. Mereka menuntut segera dilaksanakan reformasi total.

Page 17: Pasca Reformation

Bentrokan antara mahasiswa dengan aparat keamanan tak terelakan, sehingga terjadilah tragedi Semanggi pada tanggal 12 Mei 1998 yang membawa korban 4 mahasiswa Trisakti.

Elang Mulyana Hery Hartanto Hendrawan Lesmana Hafidin Royan

Page 18: Pasca Reformation

Peristiwa Semanggi memicu terjadinya kerusuhan, penjarahan yang memuncak pada tanggal 13 – 14 Mei 1998 di Jakarta dan Surakarta.

Page 19: Pasca Reformation

Pada tanggal 18 Mei 1998 aksi mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR, para mahasiswa terus mengumandangkan agenda-agenda reformasi, yang berisi :

1. Adili Soeharto dan kroninya2. Amandemen UUD 19453. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI4. Otonomi daerah yang seluas-luasnya

5. Supremasi Hukum6. Pemerintahan yang bersih dari KKN.

Page 20: Pasca Reformation

Gedung DPR diduduki puluhan ribu mahasiswa, kaum intelektual, swadaya masyarakat.

KH. Alie Yafie, Nurcholis Majid, Abdurahman Wahid dan Yusril Ihza Mahendra meminta agar Soeharto mundur.

Page 21: Pasca Reformation

Dengan lengsernya Soeharto,

maka berakhirlah rezim Orde Baru

TUNTUTAN REFORMASI

namun sayang sekali tindakan itu tidak mendapat respon yang positif…

Karena desakan gelombang tuntutan reformasi yang sedemikian kuat, pada

tanggal…

Presiden Soeharto mengundurkan diri.21 Mei 1998 pukul 10.00

WIB

Pada tanggal 18 Mei , mahasiswa mulai merangsek ke gedung DPR/MPR karena merasa aspirasi

menuntut reformasi kurang ditanggapi. Dua hari kemudian, jumlah mahasiswa diperkirakan

mencapai lebih dari 30 ribu orang.

Page 22: Pasca Reformation

B. Perkembangan Pemerintahan

pada Masa Reformasi

Page 23: Pasca Reformation

a. Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie

Page 24: Pasca Reformation

Presiden Habibie diangkat pada 21 Mei 1998

Tugas : mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.

22 Mei 1998, B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.

Page 25: Pasca Reformation

Prosesi Pelantikan B.J

Habibie menjadi Presiden

Page 26: Pasca Reformation

1. Kebebasan menyampaikan pendapat2. Reformasi dalam bidang politik

4. Mengatasi masalah Dwifungsi ABRI

3. Mengadakan sidang istimewa tanggal 10-13 November 1998 yang diadakan MPR berhasil menetapkan 12 ketetapan

5. Mengadakan reformasi di bidang hukum

Kebijakan -

kebijakan

Page 27: Pasca Reformation

Kebebasan Berpendapat

Siapapun boleh menyampaikan pendapat. Khusus demontrasi, setiap organisasi hendaknya mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan demontrasi tersebut. Ini dilakukan karena pihak kepolisian mengacu kepada UU No.28 tahun 1997 tentang Kepolisian Republik Indonesia.

Ketika menghadapi pengunjuk rasa, pihak kepolisian sering menggunakan pasal yang berbeda. Ini dapat dimaklumi karena untuk menangani penunjuk rasa belum ada aturan hukum jelas.

Untuk menjamin kepastian hukum,DPR merampungkan UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Page 28: Pasca Reformation

Reformasi dalam bidang Politik

Mengadakan Pemilu yang langsung, bebas, rahasia, jujur, adil pada tanggal 7 Juni 1999 . Diikuti oleh 48 partai politik.

Membebaskan tahanan politikMencabut larangan berdirinya Serikat Buruh Independen.

Page 29: Pasca Reformation

Mengadakan Sidang Istimewa

Sidang Istimewa dilaksanakan pada 10- 13 November 1998, hasilnya 12 ketetapan:

1. Tap No. VII/MPR/1998. Perubahan dan tambahan atas Tap I/ MPR/1983 tentang perubahan tata tertib MPR.

2. Tap No.VII/MPR/1998.pencabutan Tap IV/MPR/1983 tentang referendum.

3. TAP NO.IX/MPR/1998.pencabutan Tap II/ MPR/1998 tentang garis-garis besar haluan negara (GBHN)

Page 30: Pasca Reformation

4. TAP NO.X/MPR/1998. pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara.

5. TAP NO.XI/MPR/1998. penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi,kolusi,dan nepotisme.

6. TAP NO.XII/MPR/1998. pencabutan Tap V/MPR/1998 tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepeda presiden/ mandatarasi MPR dalam rangka penyuksesan dan pengamanan pembagunan nasional sebagai pengalaman pancasila.

Page 31: Pasca Reformation

7. TAP NO. XIII/MPR/1998. pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden republik indonesia.

8. TAP NO. XIV/MPR/1998. perubahan dan tambahan atas Tap III/MPR/1998.tentang pemilu.

9. TAP NO. XV/MPR/1998. penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangankeuangan pusat dan daerah dalam rangka negara kesatuan republik indonesia.

Page 32: Pasca Reformation

10. TAP NO.XVI/MPR/1998. politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi.

11.TAP NO. XVII/MPR/1998. hak asasi manusia.

12.TAP NO. XVIII/MPR/1998. pencabutan Tap II/MPR/1978. pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (EKAPRASETYA PANCA KARSA) dan penetapan pancasila sebagai dasar negara.

Page 33: Pasca Reformation

Bidang ekonomi1. Merekapitulasi perbankan.2. Merekonstruksi perekonomian

indonesia.3. Melikuidasi beberapa bank

bermasalah4. Menaikan nilai tukar rupiah terhadap

dolar amerika hingga di bawah Rp.10.000,-

5. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF

Page 34: Pasca Reformation

Mengatasi Masalah dwifungsi ABRI

Polri memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI

Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang di tempuh adalah ABRI semula terdiri dari empat angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999 hanya Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Page 35: Pasca Reformation

Mengadakan reformasi di bidang Hukum

Target reformasi di bidang hukum:

Substansi hukum Aparatur penegak hukum

yang bersih dan berwibawa

Instansi peradilan yang independen.

Page 36: Pasca Reformation

Lepasnya Timor Timur

Tragedi Semang

gi I

Masalah

Tragedi Semang

gi II

Page 37: Pasca Reformation

Lepasnya Timor Timur

Rakyat Timor Timur yang Pro Kemerdekaan semakin gencar menuntut pelaksanaan referendum.

B.J. Habibie memberikan dua opsi kepada rakyat Timor Timur, yaitu Otonomi Luas dan menolak Otonomi Luas.

Jajak pendapat dilaksanakan pada 31 Agustus 1999

Page 38: Pasca Reformation

PBB membentuk UNAMET (United Nations Assistance Mission East Timor) yang bertugas sebagai panitia pelaksana jajak pendapat di Timor Timur.

Hasil jajak pendapat diumumkan pada 4 September 1999, hasilnya pihak pro-kemerdekaan sebagai pemenang.

Masyarakat pro-Integrasi mengungsi ke Atambua dan Kupang.

Pada 28 Oktober 1999, secara resmi Indonesia menyerahkan Timor Timur kepada PBB.

Page 39: Pasca Reformation

Pengungsian saat

peristiwa Timor Timur

Page 40: Pasca Reformation

Tragedi Semanggi I & II

Diadakan sidang Istimewa tanggal 10 -13 November 1998 guna mempersiapkan jalan bagi liberalisasi politik.

Tanggal 13 November 1998 mahasiswa berkeinginan untuk menduduki kembali gedung DPR/MPR RI.

Mereka terhalang oleh pengamanan yang ketat aparat keamanan sehingga terjadi bentrok fisik.

Page 41: Pasca Reformation

Kejadian tersebut berlangsung di jembatan Semanggi sehingga disebut Tragedi Semanggi

Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998, menyebabkan tewasnya 17 warga sipil

Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999, menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta & 217 korban luka luka.

Page 42: Pasca Reformation

Peristiwa Tragedi Semanggi

Page 43: Pasca Reformation

b. Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

Page 44: Pasca Reformation

Masa pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid atau yang sering kita sebut dengan Gus Dur dimulai pada tanggal 20 Oktober 1999.

Pasangan Gus Dur dan Megawati membentuk Kabinet Persatuan Nasional pada 28 Oktober 1999

Departemen Penerangan dan Departemen Sosial dihapus dalam kabinet ini

Page 45: Pasca Reformation

Kebijakan

Meneruskan kehidupan

yang demokratis

seperti pemerintahan sebelumnya.

Merestrukturisasi lembaga

pemerintahan seperti

menghapus departemen yang

dianggap tidak efisien

Ingin memenfaatkan jabatannya sebagai Panglima Tertinggi dalam militer dengan mencopot Kapolri

yang tidak sejalan dengan keinginan Gus Dur

Page 46: Pasca Reformation

Masalah

Referendum Aceh

Kasus Buloggate

Kasus Bruneigate

Page 47: Pasca Reformation

Kasus Buloggate Kasus Buloggate melibatkan nama Badan Urusan Logistik (Bulog) serta jajaran pimpinannya sejak lama sudah mengemuka. Kasus ini melibatkan Yanatera (Yayasan Bina Sejahtera) Bulog yang dikelola oleh mantan Wakabulog Sapuan. Sapuan akhirnya divonis 2 tahun penjara dan terbuksi bersalah menggelapkan dana non bujeter Bulog sebesar 35 milyar rupiah.

Keterlibatan Presiden Gus Dur baru terungkap secara terbatas, yaitu adanya pertemuan antara Presiden dan Sapuan di Istana. Dalam pertemuan itu, Presiden menanyakan dana nonbudgeter Bulog dan kemungkinan pengunaannya. Sapuan mengatakan, dana nonbudgeter itu ada, tetapi penggunaannya harus melalui keppres (keputusan presiden).

Page 48: Pasca Reformation

Kasus Bruneigate Bruneigate => kasus penyaluran dana Sultan Brunei yang

diserahkan kepada pengusaha yang dekat dengan Presiden Wahid, yaitu Ario Wowor. Keterlibatan Presiden Wahid hanya memberi pertimbangan kepada Ario Wowor tentang pendistribusian dana. Saat itu memang Ario melaporkan kepada Presiden tentang dana yang diperolehnya dari Brunei. Ketika itu Gus Dur meenyarankan dana tersebut untuk dibagikan kembali ke LSM yang membutuhkan. Selain itu kedutaan Besar Brunei di Indonesia telah menyatakan dana Rp 2 juta dolar adalah uang pribadi Sultan, dan bukan uang negara. Kejakgung saat itu sudah menyimpulkan tak ada keterlibatan Presiden Gus Dur.

Walaupun tidak terbukti melalui pengadilan, skandal ini mengakibatkan kredibilitas rakyat terhadap presiden semakin turun. Serta perekonomian yang tidak berkembang meskipun mempunyai ahli ekonomi yang handal. Karena Gus Dur sibuk pergi ke luar negeri

Page 49: Pasca Reformation

C. Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri

Page 50: Pasca Reformation

Tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.

Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia.

Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003.

Page 51: Pasca Reformation

Kebijakan

Menjaga keutuhan NKRI

Meluruskan otonomi daerah

Membangun tatanan

politik baru

Melanjutkan Amandemen

UUD 1945

Page 52: Pasca Reformation

Lepasnya Pulau Sipadan dan

Ligitan

Terorisme (Pemboman)

Tidak ada upaya

pemberantasan korupsi

Masalah

Page 53: Pasca Reformation

Pulau Sipadan

Bom di Bursa Efek Jakarta

Page 54: Pasca Reformation

C. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Page 55: Pasca Reformation

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden pertama yang pemilihannya dilakukan secara langsung oleh rakyat.

Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai presiden ke- 6 Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004.

Bersama Jusuf Kalla membentuk kabinet yang melaksanakan sistem desentralisasi kepada sektor 440 otoritas pemerintahan lokal di Indonesia, yang memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengatur pemerintahannya melalui otonomi daerah.

Page 56: Pasca Reformation

• Anggaran Pendidikan ditingkatkan menjadi 20%

• Konversi minyak tanah ke gas• Pemberantasan korupsi melalui KPK

1• Memberikan BLT (Bantuan Langsung

Tunai)• Pembayaran utang secara bertahap

kepada badan PBB• Memudahkan Investor asing untuk

berinvestasi di Indonesia

2• Buy back saham BUMN• Pelayanan UKM(Usaha Kecil Menengah)

bagi rakyat kecil• Subsidi BBM

3

Kebijakan

Page 57: Pasca Reformation

MASALAH

Pembangunan ekonomi yang ala kadarnya sangat memprihatinkan. Angka

pengangguran dan kemiskinan tetap tinggi

Penanganan becana alam yang datang bertubi-tubi

berjalan lambat.

Masalah politik dan keamanan cukup stabil, namun belum menghasilkan sistem demokrasi yang pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan.

Masalah korupsi, mulai dari dasar

hukumnya sampai proses peradilan,

terjadi perdebatan yang semakin mempersulit

pembersihan Republik Indonesia dari

koruptor-koruptor perampok kekayaan

bangsa Indonesia

Page 58: Pasca Reformation

C. Perubahan yang Terjadi pada Era

Reformasi

Page 59: Pasca Reformation

Dilaksanakannya Otonomi Daerah berdasarkan UU No 32

tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.

Pemerintahan dijalankan berdasarkan sistem desentralisasi dan sesuai dengan pancasila dan UUD

1945.

Lembaga-lembaga tinggi negara, seperti presiden, BPK, MA, MK,

DPR, DPD, dan MPR ditempatkan sesuai dengan fungsi dan

peranannya masing-masing sesuai dengan ketentuan UUD

1945 yang telah diamandemen.

Pemerintah dijalankan

berdasarkan prinsip-prinsip

Otonomi Daerah.

Pemerintah daerah yang meliputi provinsi, kabupaten dan kota

difungsikan sebagai daerah otonom yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam

mengurus dan mengatur pemerintahan di daerahnya masing-masing.

Page 60: Pasca Reformation

Keadaan Kondisi Ekonomi Masyarakat Indonesia

Tingkat Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987 sampai 1997 dapat menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, aktivitas bank sangat sederhana, hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhya menciptakan gangguan ekonomi.

Page 61: Pasca Reformation

Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 mengakibatkan manaikkan rupiah, menaikkan suku bunga domestik, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Indonesia dan IMF mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi ang dinilai merusak, antara lain Program Mobilan Nasional (Mobnas) dan monopoli yang melibatkan anggota keluarga presiden Soeharto.

Rupiah masih belum stabil, sampai pada akhirnya presiden Soeharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998.

Page 62: Pasca Reformation

LEMBAGA-LEMBAGA BARU

PADA MASA REFORMASI

Page 63: Pasca Reformation

KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

(KOMNAS HAM)

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia / Komnas HAM => lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya, fungsi melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia.

LATAR BELAKANG Berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Komnas HAM mempunyai kelengkapan : Sidang Paripurna dan Subkomisi, Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan.

Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun. Namun mulai 2013, ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu tahun. Saat ini Komnas HAM diketuai Siti Noor Laila.

TUGAS Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan

hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Page 64: Pasca Reformation

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN INSTRUMEN NASIONAL :

1. Undang Undang Dasar 19452. Tap MPR No. XVII/MPR/19983. UU No 5 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Convention Against Torture And Other Cruel,

Inhuman Or Degrading Treatment Or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan Dan Perlakuan Atau Penghukuman Lain Yang Kejam, Tidak Manusiawi, Atau Merendahkan Martabat Manusia)

4. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia5. UU No 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM6. UU No 11 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant On Economic, Social And

Cultural Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak – Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya)7. UU No 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant On Civil And Political

Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik)8. UU No 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis9. UU No 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan Convention On The Rights Of Persons With

Disabilities(Konvensi Mengenai Hak – Hak Penyandang Disabilitas)10.Peraturan perundang-undangan nasional lain yang terkait11.Keppres No. 50 tahun 1993 Tentang Komnas HAM12.Keppres No. 181 tahun 1998 Tentang Komnas Anti kekerasan terhadap Perempuan

INSTRUMEN INTERNASIONAL :1. Piagam PBB, 19452. Deklarasi Universal HAM 19483. Instrumen internasional lain mengenai HAM yang telah disahkan dan diterima oleh Indonesia

Page 65: Pasca Reformation

MAHKAMAH KONSTITUSI(MK)

Mahkamah Konstitusi ( MK) => lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama – sama dengan Mahkamah Agung.

LATAR BELAKANG Lembaran awal sejarah praktik pengujian Undang-undang (judicial

review) bermula di Mahkamah Agung (MA) (Supreme Court) Amerika Serikat saat dipimpin John Marshall dalam kasus Marbury lawan Madison tahun 1803. Kendati saat itu Konstitusi Amerika Serikat tidak mengatur pemberian kewenangan untuk melakukan judicial review kepada MA, tetapi dengan menafsirkan sumpah jabatan yang mengharuskan untuk senantiasa menegakkan konstitusi, John Marshall menganggap MA berwenang untuk menyatakan suatu Undang-undang bertentangan dengan konstitusi.

Adapun secara teoritis, keberadaan Mahkamah Konstitusi baru diintrodusir pertama kali pada tahun 1919 oleh pakar hukum asal Austria, Hans Kelsen (1881-1973). 

Hans Kelsel menyatakan bahwa pelaksanaan konstitusional tentang legislasi dapat secara efektif dijamin hanya jika suatu organ selain badan legislatif diberikan tugas untuk menguji apakah suatu produk hukum itu konstitusional atau tidak. Untuk itu perlu diadakan organ khusus yang disebut Mahkamah Konstitusi (constitutional court).

Berdirinya Mahkamah Konstitusi di Indonesia diawali dengan adanya Perubahan ketiga UUD 1945 dalam pasal 24 ayat 2, pasal 24C, dan pasal 7b yang disahkan pada 9 November 2001. Setelah melalui pembahasan mendalam, DPR dan pemerintah menyetujui secara bersama UU Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pada tanggal 13 Agustus 2003 dan disahkan presiden pada waktu itu.

Page 66: Pasca Reformation

TUGAS MK MENURUT UUD 1945 Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang

keputusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewewenangan lembaga Negara yang kewewenangannya diberikan oleh UUD1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.

Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

WEWENANG MK Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang

kewenangannya diberikan oleh UUD 1945 Memutus pembubaran partai politik Memutus perselisihan tentang hasil pemilu

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara

 Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316). Tanggal 13 Agustus 2003 inilah yang kemudian disepakati para hakim

konstitusi menjadi hari lahir MKRI.

Page 67: Pasca Reformation

KOMISI PEMBERANTAS KORUPSI

(KPK)

Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK => komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

LATAR BELAKANGOrde Lama

Kabinet Djuanda Di masa Orde Lama, tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan

korupsi. Yang pertama, dengan perangkat aturan Undang-Undang Keadaan Bahaya, lembaga ini disebut Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran).

Badan ini dipimpin oleh A.H. Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota, yakni Profesor M. Yamin dan Roeslan Abdulgani. Kepada Paran inilah semua pejabat harus menyampaikan data mengenai pejabat tersebut dalam bentuk isian formulir yang disediakan. Mudah ditebak, model perlawanan para pejabat yang korup pada saat itu adalah bereaksi keras dengan dalih yuridis bahwa dengan doktrin pertanggungjawaban secara langsung kepada Presiden, formulir itu tidak diserahkan kepada Paran, tapi langsung kepada Presiden. Diimbuhi dengan kekacauan politik, Paran berakhir tragis, deadlock, dan akhirnya menyerahkan kembali pelaksanaan tugasnya kepada Kabinet Djuanda.

Operasi Budhi Pada 1963, melalui Keputusan Presiden No. 275 Tahun 1963, pemerintah

menunjuk lagi A.H. Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan/Kasab, dibantu olehWiryono Prodjodikusumo dengan lembaga baru yang lebih dikenal dengan Operasi Budhi. Kali ini dengan tugas yang lebih berat, yakni menyeret pelaku korupsi ke pengadilan dengan sasaran utama perusahaan-perusahaan negara serta lembaga-lembaga negara lainnya yang dianggap rawan praktek korupsi dan kolusi.

Page 68: Pasca Reformation

ORDE BARU Pada masa awal Orde Baru, Soeharto terang-terangan mengkritik Orde Lama, yang

tidak mampu memberantas korupsi dalam hubungan dengan demokrasi yang terpusat ke istana. Hal itu seakan memberi harapan besar seiring dengan dibentuknya Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai Jaksa Agung. Namun, ternyata ketidakseriusan TPK mulai dipertanyakan dan berujung pada kebijakan Soeharto untuk menunjuk Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh tua yang dianggap bersih dan berwibawa, seperti Prof Johannes, I.J. Kasimo, Mr Wilopo, dan A. Tjokroaminoto, dengan tugas utama membersihkan Departemen Agama, Bulog, CV Waringin, PT Mantrust, Telkom, Pertamina, dan lain-lain.

Kemudian,  Laksamana Sudomo diangkat sebagai Pangkopkamtib, dibentuklah Operasi Tertib (Opstib) dengan tugas : juga memberantas korupsi. Perselisihan pendapat mengenai metode pemberantasan korupsi yang bottom up atau top down di kalangan pemberantas korupsi itu sendiri cenderung semakin melemahkan pemberantasan korupsi, sehingga Opstib pun hilang seiring dengan makin menguatnya kedudukan para koruptor di singgasana Orde Baru.

ERA REFORMASI Di era reformasi, usaha pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J. Habibie dengan

mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru, seperti Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), KPPU, atau Lembaga Ombudsman.

Abdurrahman Wahid, membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000. Namun, di tengah semangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim ini, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan logika membenturkannya ke UU Nomor 31 Tahun 1999.

Page 69: Pasca Reformation

TUGAS Koordinasi dengan instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi

Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi

Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Page 70: Pasca Reformation

DASAR PEMBENTUKAN HUKUM UU RI nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pida

na Korupsi Kepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calo

n Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi PP RI No. 19 Tahun 2000 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi UU RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih

dan Bebas Dari KKN UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi UU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 199

9 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi UU RI No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 200

2 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang PP RI No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Ma

syarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PP RI No. 109 Tahun 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 71: Pasca Reformation

Semoga ini dapat bermanfaat untuk kita