Evolusi Pasca Darwin

22
EVOLUSI PASCA DARWIN Charles Robert Darwin Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Inggris, 19 April 1882 pada umur 72 tahun). Pada tahun 1831 Dawin melakukan perjalanan lautnya ke seluruh dunia dengan kapal HMS Beagle selama lima tahun. Selama perjalanan tersebut ia banyak melakukan pengamatan dan mengumpulkan bahan dari berbagai jenis tanaman dan hewan dari berbagai penjuru dunia tulisan- tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis yang terkemuka dan penulis yang terkenal. (http://id.wikipedia.org/wiki/ Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp) Setelah kembali, Darwin mempelajari catatan dan koleksinya yang telah dikumpulkan selama 20 tahun. Dalam mempelajari tersebut,ia menemukan bukti yang dapat digunakan untuk menyusun pendapat umum. Maka pada bulan Juli 1858 dalam suatu pertemuan kelompok Linnaean Sociaty, untuk pertama kalinya diumumkan burupa ringkasan makalah yang kemudian dikenal dengan wawasan Darwin tentang perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. (Sihombing, dkk :2007) Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Wawasan Darwin yang tertuang secara lengkap dalam bukunya ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang

Transcript of Evolusi Pasca Darwin

Page 1: Evolusi Pasca Darwin

EVOLUSI PASCA DARWIN

Charles Robert Darwin

Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Inggris, 12 Desember 1809 –

meninggal di Downe, Inggris, 19 April 1882 pada umur 72 tahun). Pada tahun 1831

Dawin melakukan perjalanan lautnya ke seluruh dunia dengan kapal HMS Beagle

selama lima tahun. Selama perjalanan tersebut ia banyak melakukan pengamatan

dan mengumpulkan bahan dari berbagai jenis tanaman dan hewan dari berbagai

penjuru dunia tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis

yang terkemuka dan penulis yang terkenal.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp)

Setelah kembali, Darwin mempelajari catatan dan koleksinya yang telah

dikumpulkan selama 20 tahun. Dalam mempelajari tersebut,ia menemukan bukti

yang dapat digunakan untuk menyusun pendapat umum. Maka pada bulan Juli 1858

dalam suatu pertemuan kelompok Linnaean Sociaty, untuk pertama kalinya

diumumkan burupa ringkasan makalah yang kemudian dikenal dengan wawasan

Darwin tentang perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. (Sihombing, dkk :2007)

Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The

Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi

The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai

sekarang. Wawasan Darwin yang tertuang secara lengkap dalam bukunya ini

menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah

yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp Teori Evolusi

Darwin

Teori evolusi Darwin yang tertuang dalam bukunya The Origin of Species

disimpulkan sebagai berikut:

Bahwa spesies yang hidup sekarang ini walaupun telah mengalami perubahan-

perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang hidup di bumi pada masa

silam Bahwa evolusi terjadi karena seleksi alamiah.

(Sihombing, dkk :2007)

Page 2: Evolusi Pasca Darwin

Teori Evolusi Pasca Darwin

Pada abad ke-19, terutama semenjak penerbitan buku Darwin "The Origin of

Species", pemikiran bahwa kehidupan berevolusi mendapat banyak kritik dan

menjadi tema yang controversial. walaupun tidak membahas evolusi manusia secara

terang-terangan, bukunya mendapat tantangan keras.

Namun demikian, kontroversi ini pada umumnya berkisar dalam implikasi dari

teori evolusi di bidang sosial, dan agama. Di dalam komunitas ilmuwan, fakta bahwa

organisme berevolusi telah diterima secara luas dan tidak mendapat tantangan.

A. Teori Evolusi vs Agama

Banyak orang yang merasa terganggu dengan pemikiran bahwa alam organic

dan alam fisik masing-masing diatur oleh “hukum alam” yang pasti. Bukti-bukti

Darwin yang meyakinkan mengenai perubahan organic dan meningkatnya

pengertian mengenai asal usul, menyebutkan sebagian besar orang-orang sadar

bahwa alam dan agama mempelajari fenomena yang berbeda dan tujuan yang

berbeda. (Sihombing, dkk:2007).

Ketika suatu kelompok agama berusaha menyambungkan ajaran mereka

dengan teori evolusi melalui berbagai konsep evolusi, banyak pendukung

ciptaanisme yang percaya bahwa evolusi berkontradiksi dengan mitos penciptaan

yang ditemukan pada ajaran agama mereka.Seperti yang sudah diprediksi oleh

Darwin, permasalahan yang paling kontroversial adalah asal usul manusia.

Dalam konteks agama, debat mengenai benar atau tidaknya teori ini memang

sangat terkait dengan keyakinan agama bahwa Tuhan adalah pencipta semua

makhluk hidup di dunia ini, sementara teori evolusi menyangkal terjadinya fenomena

penciptaan tersebut dan menggantikannya dengan suatu konsep evolusi.

(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada-penolakan-terhadap-

teori-evolusi-darwin/)

Di beberapa negara, terutama di Amerika Serikat, pertentangan antara

agama dan sains telah mendorong kontroversi penciptaan-evolusi, konflik

keagamaan yang pada akhirnya berfokus pada politik dan pendidikan. Disamping itu

juga bidang-bidang sains lainnya seperti kosmologi dan ilmu bumi sebenarnya juga

bertentangan dengan interpretasi literal banyak teks keagamaan, namun biologi

evolusionerlah yang lebih signifikan terlebih menyangkut asal usul manusia dimana

menurut teori evolusi manusia bersal dari kera.

(http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/teori-evolusi.html)

Page 3: Evolusi Pasca Darwin

Pandangan beberapa agama terhadap teori evolusi Darwin:

1. Islam Bagi darwin dan darwinian teori evolusi kejadian alam dan kehidupan terjadi

secara kebetulan dan jika dilihat dalam agama islam itu merupakan hal yang salah

besar. Karena berdasarkan keyakinan umat Islam yang tertera dalam kitab sucinya

asal-usul kejadian manusia maupun alam adalah sebagai berikut:

● Asal mula kejadian alam

Pada proses penciptaan alam di dalam al Qur’an surat fust-shilat ayat 9-12

Dalam surat tersebut di sebutkan allah menciptakan alam dengan sebaik2nya dan di

sebutkan bahwa alam tercipta dari satu menjadi banyak.

Dalam ilmu logis berarti

Pada awal proses penciptaan alam, Allah ciptakan dari lentuman besar atau

big bang sehingga bongkahan yang menyatu berhamburan memenuhi langit dengan

kecepatan yang amat sangat tinggi.

Pecah-pecahan tersebut mengembang ke segenap penjuru.

Pecahan itu yang terdiri dari ruang, materi dan radiasi, kemudian bercampur aduk

menjadi lebur (dalam sains di sebut sup kosmos). Lentuman tersebut telah di tulis di

sural al-anbiya ayat 30.

Proses selanjutnya adalah suhu bubur kosmos menurun pada tahap ini,

jumlah inti atom mulai terbentuk kemudian terjadilah pengelompokan materi. Sinar

atau cahaya mulai muncul dari pengelompokan tadi. Cahaya yang muncur akan

mengurangi elektron dari big bang tadi.

Bumi dan planet2 lainnya adalah bagian dari pecahan matahari. Dulu planet

dan bumi sangat panas.. Ketika suhu turun kulit planet mengeras, dan akhirnya

menjadi daratan. Terjadinya laut karena bercampurnya hidrogen dan oksigen

sehingga menghasilkan air. Sementara kulit bumi terus bergerak maka terciptalah

gunung, bukit, dataran tinggi dsb. Selama kerak keras bumi mengalami pergeseran

air mengikir bumi. Lalu terik matahari menguapkan air yang ada di laut, lalu uap air

tersebut jadi awan, lalu jadi air hujan, air hujan jatuh membuat tanah jadi subur. Lalu

allah menciptakan tumbuhan, hewan(1pasang tapi berpasang2), manusia (1orang

adam). Lalu allah menciptakan adam tanpa ibu dan ayah. Setelah itu allah

menciptakan hawa. Akhirnya adam dan hawa melakukan berkembang biak. Hingga

akhirnya menjadi banyak dan banyak. Jadi, menurut pandangan Islam salah jika

darwin mengatakan kalau spesies yang ada yang sekarang ini walaupun telah

mengalami perubahan-perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang

Page 4: Evolusi Pasca Darwin

hidup di muka bumi pada masa silam. Seperti manusia yang menurut Darwin adalah

keturunan dari kera. Menurut Islam semua ini ada karena ada yang menciptakan.

(http://kumpulan17.wordpress.com/2009/08/31/pertentangan-teori-darwin-pada-

pandangan-islam-bab-penciptaan-alam-semesta/).

2. Kristen

Tahun 1860 terjadi perdebatan antara Louis Agassiz (ilmuwan yang dianggap

banyak berjasa dalam membangun ilmu pengetahuan Amerika) yang menentang

validitas dari argumentasi Darwin dengan Asa Gray yang mencoba menemukan

rekonsiliasi antara Darwinisme dengan ajaran agama Kristen.

Agassiz meyakini bahwa makhluk hidup (spesies) diciptakan oleh Tuhan dan

tidak berubah menjadi spesies lain. Menurutnya teori Darwin hanya merupakan

suatu dugaan belaka, tanpa dukungan fakta, dan adanya tingkatan kemajuan bentuk

hidup dari pengamatan fosil dari suatu strata ke strata berikutnya menunjukkan

adanya perencanaan dalam penciptaan makhluk hidup dan bukan merupakan

perubahan alami akibat adanya tekanan dari lingkungan.

Sementara itu Asa Gray berpandangan bahwa teori seleksi alam yang

diajukan Darwin merupakan instrumen Tuhan dalam penciptaan. Pandangan Gray

ini sendiri sebetulnya bertentangan dengan pandangan Darwin yang tidak

mempercayai adanya peran Tuhan dalam pembentukan makhluk hidup.

Dalam Alkitab atau kitab suci umat kristiani sendiri mengatakan, dalam

Malachi 2: 10: "Have we not all one father? hath not one God created us? why do we

deal treacherously every man against his brother, by profaning the covenant of our

fathers?" (KJV). Semua manusia berasal dari satu sumber, Bapa sang pencipta, dan

Dia hidup tidak hanya 3000 juta tahun yang lalu, bahkan Dia hidup sebelum waktu

diciptakan, karena waktu adalah ciptaan daripada Tuhan. Waktu adalah ukuran

ruang dan waktu, dan waktu adalah bagian dari alam. Tuhan ada sebelum waktu.

"Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal

dan Yang Akhir." (Wahyu 22: 13).

(http://www.soulcast.com/post/show/74541/Evolusi-dan-Agama).

Jadi jelas lah bahwa teori Darwin sangat bertentangan dengan paham yang

dianut beberapa agama (diantaranya Islam dan Kristen) tentang penciptaan

manusia. Namun sedikit disesalkan ketika sampai saat ini masih saja ada umat

beragama yang menolak keberadaan dari suatu teori ilmu pengetahuan hanya

Page 5: Evolusi Pasca Darwin

karena ada perbedaan dengan yang tertulis di dalam kitab suci tanpa adanya telaah

yang lebih mendalam dari ayat yang bertentangan itu.

Teori evolusi Charles Darwin, sampai sekarang masih menjadi bahan

pertentangan. Terlepas benar tidaknya teori itu, Charles Darwin hanyalah seorang

manusia yang tak luput dari kesalahan, namun ilmu tetaplah harus dihormati dan

sudah sangat banyak jasanya bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu

biologi.

Permasalahan utamanya terlihat pada istilah ‘ kera ‘. Ketika Charles Darwin

mengatakan nenek moyang manusia adalah kera ( yang berjalan tegak ), mungkin

benar pada saat itu dia sedang mengejek agama, dan dengan membabi buta

golongan agama menolaknya. Mungkin kalau Charles Darwin lebih halus dengan

tidak mengatakan golongan kera sebagai nenek moyang manusia, mungkin seluruh

dunia akan menerimanya

Tentunya Charles Darwin mengemukakan teori itu atas hasil usaha kerasnya

selama bertahun-tahun dan bukan tanpa dasar.Penemuan-penemuan baru yang

membuka kesalahan teori lama sudah hal yang biasa dalam ilmu pengetahuan,

tetapi pembantahan terhadap suatu ilmu dengan tanpa dasar dan kurangnya

pendalaman penafsiran adalah hal yang tidak bisa diterima dalam kajian ilmu

pengetahuan.

B. Teori evolusi dan teori keilmuan

Teori evolusi darwin adalah suatu hipotesis atau dugaan yang harus di

buktikan kebenarannya dengan di dukung penelitian atau penemuan ilmiah seperti

menemukan fosil yang mendukung teori tersebut atau penelitian yang membuktikan

bahwa mutasi kromoson atau mutasi gen yang menyongkong teori ini dapat di

buktikan kebenarannya. (http://darwinexpired.blogspot.com/2009/09/mahluk-hidup-

menurut-darwin.html)

Hugo De Vries (1848-1935)

Hugo Vries adalah seorang ahli botani Belanda terkenal karena studi tentang

mutasi. Dia adalah salah satu dari tiga ilmuan yang secara mandiri menemukan

kembali dan mengukuhkan hukum hereditas sebagaimana yang disampaikan oleh

Gregor Mendel.

Page 6: Evolusi Pasca Darwin

Ia menjadi profesor botani di Universitas Amsterdam pada tahun 1878. Ia

menemukan bentuk-bentuk baru di antara tampilan Evening Primrose Oenothera

lamarcklana tumbuh liar di padang rumput limbah. Hal ini menyebabkan dia percaya

bahwa evolusi mungkin akan dipelajari oleh metode eksperimental baru. Metode

baru ini menganggap sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan dan

menghasilkan suatu pendekatan baru untuk evolusi dan zaman baru dalam

sejarahnya.. Nama "mutasi" itu diberikan kepada metode baru menghasilkan spesies

baru dan varietas (kultivar) yang ia menunjukkan timbul tidak terduga.

(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.hcs.ohio-

state.edu/hort/history/119.html)

Menurut Hugo, evolusi itu berlangsung karena munculnya suatu seri

perubahan dalam plasma benih (perubahan-perubahan) genetic yang di sebut

mutasi. Perubahan-perubahan itu mungkin sangat besar atau sangat kecil, tetapi

perubahan-perubahan itu tidak ekivalen (setara dengan variasi individual. Sejak

tahun 1875 para ahli botani mempelajari prose’s-proses dalam plasma sel benih dan

hubungannya dengan reproduksi. Dari hasil penelitian diperoleh asal-usul dari

variasi yang diwariskan dan sitogenik atau proses-proses genetic yang semuanya

penting dalam pengertian prose’s evolusi. Pokok-pokok mutasi itu dapat digolongkan

sebagai berikut:

Kromosom-kromosom dalam inti sel mengandung gen-gen ultramikroskopis

dan tersusun Linier. Gen-gen itu bertanggung jawab tentang perkembangan

karakteristik dalam tiap individu. Meosis memisahkan anggota pasangan kromosom

yang homolog dan membagi dua jumlah total untuk tiap gamet. Fertilisasi persatuan

secara ranom 2 gamet, berasal dari kelamin yang berbeda, menyatukan kromosom-

kromosom yang terpisah secara pilihan yang berasal dari orang tuanya,

menghasilkan individu-individu yang berbeda kombinasi gennya.

Ini merupakan perubahan dalam plasma sel benih atau ada mutasi dalam

gen-gen dan ada penataan kembali kromosom. Kedua proses itu menghasilkan

perubahan pemilihan karakteristik yang diteruskan pada generasi berikutnya.

Mutasi ini dapat dengan jelas terlihat pada lalat buah, dan jelas berlangsung

dalam alam. Ini berarti selalu terjadi mutasi, muncul individu-individu baru, sehingga

populasi spesies itu akan menjadi heterozigot tinggi. (Sihombing, dkk :2007)

Seorang ahli biologi belanda bernama Hugo de Vries pada tahun 1886

menemukan beberapa individu dan keturunan tumbuhan Oenothera lamarkiana,

Page 7: Evolusi Pasca Darwin

sangat berbeda dari tanaman individu induknya dan juga antara sesamanya.

Sebagian berukuran jagur, yang lainnya cebol, dan warna bunga serta bentuk

daunnya juga berbeda. De Vries menemukan juga bahwa mutant atau individu baru

itu semuanya menurunkan sifatnya pada keturunannya. Hasil studi ini diterbitkan leh

De Vries dengan nama “teori mutasi” pada tahun 1901.

Dalam penjelasannya De Vries mempertentangkan teori mutasinya dengan

teori seleksi alam Darwin. Disimpulkan bahwa evolusi berlangsung dengan loncatan-

loncatan mutasi” secara tiba-tiba, sehingga tercipta spesies baru. Pandangan serupa

juga dikemukakan oleh William bateson (1894) dan inggris dan oleh S.I Korzhinsky

dan Rusia (1899), serta oleh Richard Goldsmith (1940) dari Amerika Serikat.

Pekerjaan De Vries telah disalah pahami oleh media masa pada zaman itu,

seolah-olah teri mutasinya telah membuktikan ketidakbenaran teori seleksi alam

Darwin, berlanjut dengan kesimpulan tak adanya evolusi itu sendiri. Akan tetapi

pada masa-masa selanjutnya telah berkembang teori gabungan yang disebut teori

sintesis atau Evolusi Modern, yang disebut juga teori Neo-Darwin.

Ludvig Wilhelm Johannsen

Wilhelm Johannsen (3 Februari 1857 – 11 November 1927) adalah seorang

Denmark botani, fisiologi tanaman dan genetika. Di masa mudanya, ia magang

kepada seorang apoteker dan bekerja di Denmark dan Jerman mulai tahun 1872

sampai lulus ujian apoteker-nya pada tahun 1879. Pada 1881, ia menjadi asisten di

Jurusan Kimia di Laboratorium Carlsberg di bawah kimiawan Johan Kjeldahl.

(http://www.answers.com/topic/wilhelm-johannsen)

Percobaan dengan buncis (1909) dilakukan oleh Johannsen membuktikan

bahwa seleksi alam tidak mempengaruhi populasi yang mengadakan silang dalam,

setelah beberapa generasi pertama karena variasi yang diturunkan dengan cepat

habis. T.H. Morgan salah satu perintis dalam menjalankan hereditas mendukung

pendapat bahwa pengetahuan yang lebih banyak mengenai sebab-sebab mutasi

akan dengan sendirinya menjelaskan evolusi.

Tahun 1930-an mulai timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari berbagai

bidang biologi. Penelitiaan Theodosius Donzhansky, George Gaylord Simpson dan

Erns Mayr serta para ahli lainnya lambat laun menyebabkan timbulnya teori evolusi

Page 8: Evolusi Pasca Darwin

sekarang ini yang disebut Neo Darwinisme karena seleksi alam merupakan kunci,

tetapi sama sekali bukan satu-satunya cara. (Sihombing, dkk:2007).

Gregor Mandel

Gregor Johann Mendel (20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang

Augustinian imam dan ilmuwan, yang memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika

untuk studi tentang warisan tertentu pada tanaman. Mendel menunjukkan bahwa

pewarisan sifat-sifat khusus, hukum, yang kemudian dinamai menurut namanya.

(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|idu=http://

en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel)

Pada abad ke-19 maka timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari

berbagai bidang-bidang biologi diantaranya bidang genetika. Gregor Mandel mulai

merumuskan dua hukum berdasarkan penyilangan tumbuhan kacang polong (Pisum

sativum) yang bertahun-tahun lamanya. Kedua hokum tersebut hingga kini menjadi

dasar bagi semua pengertian tentang genetika.

Hukum Mendel I

Hukum Mendel I disebut juga hokum segresi (Pemisahan gen sealel) .

Bunyi hokum Mendel I : “Pembentukan gamet-gamet kedua gen yang merupakan

pasangan akan diurai atau disegresi kedalam dua sel anak”.

Hukum Mendel II

Hukum Mendel II (Hukum Independen Assortment) menyatakan bahwa: “bila 2

individu disilangkan berbeda 1 sama lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka

diturunkannya sifat yang sepasng itu tidak tergantung dari pasangan sifat lain”.

(Sihombing,dkk : 2007)

Weismann

Agustus Weismann lahir pada 17 Januari 1834, di Frankfurt am Main. Ia

memasuki Universitas di Göttingen pada 1852 dan mengambil jurusan kedokteran

selama empat tahun.

Pada tahun 1858 ia pergi ke Baden dan ke Italia sebagai dokter tentara. Pada

tahun 1861 ia bekerja di Giessen selama 2 bulan di bawah Rudolf Leuckart,

Weismann yang sangat dikagumi dan dedikasinya kepada The plasma nutfah

Weismann kemudian memperoleh penunjukan sebagai dokter pribadi ke Stephen

Archduke dari Austria.

Page 9: Evolusi Pasca Darwin

Tahun 1863 Weismann bergabung dengan Universitas Freiburg im Breisgau

sebagai dozent di fakultas kedokteran, mengajar zoologi dan anatomi komparatif..

Pada tahun 1865 ia diangkat sebagai profesor luar biasa, dan berkat antusiasme,

sebuah zoologi lembaga dan museum, ia diangkat menjadi kepala, pada tahun 1874

ia diangkat sebagai profesor ordinarius di Freiburg, menjadi penghuni pertama kursi

di bidang zoologi di universitas, di mana ia tetap hingga pensiun pada tahun 1912. Ia

meninggal di Freiburg pada 5 November 1914.

Weismann mendukung kuat teori evolusi oleh seleksi alam, seperti yang

dikemukakan oleh Charles Darwin dan Alfred Wallace. Namun, Weismann merasa

perlu untuk tidak setuju pada bagian di mana teori Darwin telah menerima

pandangan Lamarck pewarisan karakter yang diperoleh. Weismann sangat tidak

setuju dengan konsep ini. Dia menunjukkan ketidakmungkinan mengusulkan sebuah

mekanisme di mana perubahan-perubahan dalam organ dan jaringan eksternal

binatang, yang disebabkan oleh lingkungan, akan disampaikan ke generasi

berikutnya.

(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

en.wikipedia.org/wiki/August_Weismann)

Weismann tidak menentang teori evolusi Darwin, justru menjelaskan teori

evolusi Darwin. Menurt Weismann, perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh

lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. (Izzudin :2004).

Weisman berpendapat bahwa evolusi menyangkut masalah bagaimana

pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Dengan kata lain evolusi adalah gejala

seleksi alam terhadap factor-faktor genetika.

Sifat leher panjang atu pendek pada jeraph dikendalikan oleh gen. Gen untuk

sifat leher panjang bersifat dominan, jerapah yang berleher pendek adalah turunan

yang bersifat homozigot resesif, karena jerapah yang berleher pendek tidak mampu

beradaptasi dengan lingkungannya maka akan punah. Berarti ang tersingkir adalah

sifat-sifat resesif. Karena jerapah yang berleher pendek adalah homozigot resesif

dan selalu tersingkir/ punah. (Sihombing,dkk :2007).

Kesadaran Darwin

Sebenarnya Darwin sendiri menyadari bahwa teori evolusinya itu sulit untuk

dibuktikan. Dalam bab Difficulties of the theory Darwin menulis:

Page 10: Evolusi Pasca Darwin

“ jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit

demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi dimanapun ?

Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita

lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya ?

Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar

tetapi: mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah

tidak terhitung ? Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan,

mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan

yang erat ? “Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya.”

(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada- penolakan-

terhadap-teori-evolusi-darwin/)

Hubungan Teori Evolusi dengan Palaenthologi

Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Seluk beluk

fosil dipelajari oleh seorang paleontologist. Fosil sendiri adalah jejak kehidupan

masa lalu.

( http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/).

Dalam Mempelajari evolusi tidak bisa meninggalkan fosil. Dahulu teori evolusi

banyak diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup

pada masa lalu. Bahkan ada kasus pemalsuan fosil (piltdown case), karena saking

pentingnya fosil dalam pengujian teori evolusi ini. Tetapi perlu diketahui juga bahwa

Charles Darwin ketika membuat buku “the origin of species” tidak diawali dengan

fosil namun lebih banyak memanfaatkan fenomena burung-burung di Galapagos.

Perkembangan teori evolusi saat ini sudah menggunakan bermacam-macam

metode mutahir, tetapi jelas tidak hanya kearah masa kini dengan memanfaatkan

DNA saja. Fosil masih merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji, dan

menguji teori evolusi.

Banyak yang mengira kalau ketemu fosil dinosaurus itu berupa tulang yang

utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan itu hanyalah bagian dari tulang,

atau tulang-tulang yang berserakan. Penemuan fosil hanya secara kebetulan saja,

dan jarang sekali ditemukan fosil yang utuh seluruhnya. Hal demikian mudah kita

pahami karena banyak factor yang menyebakan hancurnya tubuh organisme yang

telah mati, misalnya karena berikut ini:

Page 11: Evolusi Pasca Darwin

1. Proses lipatan batu bumi

2. Pengaruh angin

3. Air

4. Bakteri Pengurai

5. Hewan pemakan bangkai

Menurut kajian struktur bumi struktur bumi berlapis-lapis dan pada setiap

lapisan kulit bumi mempunyai umur yang berbeda-beda. Pada umumnya lapisan

betu-batuan bumi yang lebih tua letaknya lebih dalam dari pada lapisan bumi yang

lebih muda, tetapi karena pengaruh tenaga endogen dan eksogen memungkinkan

tejadinya susunan yang sebaliknya. Dari berbagai lapisan ditemukannya adanya

fosil yang menunjukkan adanya perubahan struktur tubuh secara berangsur-

angsur.Dengan membandingkan struktur tubuh hewan sekarang, dapat diambil

kesimpulan keadaan lingkungan pada masa lampau berbeda-beda dengan masa

sekarang.

Jadi fosil-fosil yang ditemukan pada setiap lapisan batuan bumi

menggambarkan catatan sejarah perkembangan makhluk hidup yang dapat menjadi

petunjuk tentang adanya evolusi. Sebagai contoh fosil yang paling dikenal tentang

adanya perubahan-perubahan bentuk dari masa kemasa adalah fosil kuda, hal ini

disebabkan karena fosil-fosilnya ditemukan secara lengkap pada setiap zaman

geologi. (sihombing, dkk :2007)

Menurut paleontologist (ahli paleontologi) ada macam macam fosil tetapi

secara umum ada tiga macam jenis fosil yg perlu diketahui: – Yaitu bagian dari

organisme itu sendiri, Sisa-sisa aktifitasnya, juga ada fosil palsu (yaitu bentuknya

mirip fosil tetapi sebenarnya bukan).

(http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/)

Namun seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark

Czarnecki menyatakan: “Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian

teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang

terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah

menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan

Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan

keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung

penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark

Page 12: Evolusi Pasca Darwin

Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, 19 Januari 1981,

hal. 56)

Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah

ditemukan di belahan dunia mana pun "bentuk-bentuk transisi" yang diasumsikan

teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari spesies

primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan

bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-

ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek

moyang dan keturunannya.

(http://www.biologikomputer.co.cc/2009/09/teori-evolusi-darwin-masih-

berlakukah.html)

Hubungan Teori Evolusi dengan Teori Thomas Malthus

Thomas Malthus (1766-1834)

Mulanya dia tak lebih dari seorang pendeta yang samasekali tak dikenal.

Tetapi tahun 1798 pendeta Inggris yang namanya Thomas Robert Malthus itu

menerbikan sebuah buku walau tipis namun sangat berpengaruh. Judulnya An

Essay on the Principle of Population as it Affects the Future Improvement of Society.

Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk

cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam esainya yang

orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang,

penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4,

8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh

secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya).

Darwin sudah lama berpikir tentang evolusi bahwa semua species

berhubungan satu sama lain dan mempunyai "common ancestor" (berasal dari satu

garis keturunan) dan melalui mutasi species baru muncul. Namun dia masih

penasaran tentang mekanisme bagaimana proses itu terjadi. Secara kebetulan, ia

membaca tulisal-tulisan Thomas Malthus.

Malthus berpendapat bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat

daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama

lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.

Dengan gembira Darwin menggunakan mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya.

Page 13: Evolusi Pasca Darwin

Ia menulis: "Manusia cenderung untuk bertambah dalam tingkat yang lebih

besar daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya, sesekali ia harus berjuang keras

untuk bertahan, dan seleksi alam akan mempengaruhi apa yang terletak di dalam

jangkauan ini." (Descent of Man, Ps.21) Ia menghubungkan hal ini dengan temuan-

temuannya mengenai spesies-spesies yang terkait dengan tempat-tempat,

penelitiannya tentang pengembang-biakan binatang, dan gagasan tentang "hukum

seleksi alam" (Natural Selection).

Menjelang akhir 1838 ia membandingkan ciri-ciri seleksi para peternak

dengan seleksi alam menurut teori Malthus dari varian-varian yang terjadi "secara

kebetulan" sehingga "setiap bagian dari struktur yang baru diperoleh sepenuhnya

dipraktikkan dan disempurnakan", dan menganggap bahwa ini adalah "bagian yang

paling indah dari teori saya" tentang bagaimana spesies-spesies itu bermula.

Sebagaimana kita ketahui inti sari dari teori seleksi Alamiah Darwin

didasarkan pada tiga pengamatan dan dua kesimpulan. Pengamatan I dari Darwin

adalah tanpa tekanan lingkungan, setiap jenis organisme hidup akan berkembang

biak sangat tinggi atau fertilitas setiap organisme hidup sangat tinggi. Dengan

demikian Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup itu berkembang biak secara

cepat, dan hal ini sesuai teori Thomas Robert Malthus di atas.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:

1. Teori evolousi Darwin dicetuskan Charles Robert Darwin pada tahun 1859 dalam

buku nya “The Origin of Species”. Teori evolusi Darwin disimpulkan sebagai berikut:

• Bahwa spesies yang hidup sekarang ini walaupun telah mengalami perubahan-

perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang hidup di bumi pada masa

silam

• Bahwa evolusi terjadi karena seleksi alamiah.

2. Evolusi Darwin mengalami kritikan dari teori penciptaan (agama). Karena teori

bertentangan dengan ajaran agama yang meyakini adanya Tuhan sang pencipta.

3. Teori evolusi darwin merupakan hipotesis atau dugaan yang harus di buktikan

kebenarannya dengan di dukung penelitian atau penemuan ilmiah oleh karenanya

banyak teori/ ilmuan melakukan penelitian pasca evolusi Darwin. Seperti:

Hugo De Vries (1848-1935) : Mutasi

Page 14: Evolusi Pasca Darwin

Wilhem Johannsen (1857-1927) : Seleksi Alam

Gregor Mendel (1822-1884) : Genetika

Weismann (1834-1914) : Pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya

4. Teori evolusi sangat berhubungan dengan Palaenthologi. Teori evolusi banyak

diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada

masa lalu yang tentunya melalui palaenthologi.

5. Teori Evolusi berhubungan dengan teori Malthus. Menurut Malthus populasi

manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga

menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan

dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.Kemudian Darwin menggunakan

mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya :Manusia cenderung untuk bertambah

dalam tingkat yang lebih besar daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya,

sesekali ia harus berjuang keras untuk bertahan, dan seleksi alam akan

mempengaruhi apa yang terletak di dalam jangkauan ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://darwinexpired.blogspot.com/2009/09/mahluk-hidup-menurut-darwin.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp

http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/teori-evolusi.html

http://kumpulan17.wordpress.com/2009/08/31/pertentangan-teori-darwin-pada-

pandangan-islam-bab-penciptaan-alam-semesta/

http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/

http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada-penolakan-terhadap-

teori-evolusi-darwin/

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.hcs.ohio-

state.edu/hort/history/119.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

en.wikipedia.org/wiki/August_Weismann

Page 15: Evolusi Pasca Darwin

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel

http://www.answers.com/topic/wilhelm-johannsen

http://www.soulcast.com/post/show/74541/Evolusi-dan-Agama

Izzudin,Fuad. Tadjuddin., (2004), Intisati Biologi, Penerbit Kawan Pustaka, Jakarta

Sihombing,P., Sinaga,E., Sitompul,D., Manalu,A., (2007),Evolusi, FMIPA Universitas

Negeri Medan

Yatim,W., (1983), Genetika, Penerbit Tarsito, Bandung.