Diet Pasca Bedah

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana menangani masalah. Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam penyakit yang mungkin sudah ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit, penangananya serta pola gizi melalui diet yang tepat. Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini menjadi hal yang penting baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan. Anggapan masyarakat mengenai sistem diet selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk itu kita perlu memberi kesadaran yang komprehensif dari cara, macam diet, tujuan diet, dll Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan penjahitan luk. Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari

Transcript of Diet Pasca Bedah

Page 1: Diet Pasca Bedah

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya

mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana menangani masalah.

Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam penyakit yang mungkin sudah ada

yang bisa diketahui penyebabnya ataupun dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit,

penangananya serta pola gizi melalui diet yang tepat.

Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini menjadi hal yang penting

baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan. Anggapan masyarakat mengenai sistem

diet selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk itu kita perlu memberi kesadaran yang

komprehensif dari cara, macam diet, tujuan diet, dll

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara

invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidajat

& Wim de Jong, 2005). Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah

bagian yang ditangani ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan

penutupan dan penjahitan luk. Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima

makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses

pencernaan dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Tahap-

tahap Pembedahan terdiri dari Tahap pra bedah (pre opersi), Tahap pembedahan (intra operasi),

Tahap pasca bedah (post operasi),

Kondisi tubuh pada Pembedahan tubuh sengaja dibuat luka sehingga terjadi stres yang

menyebabkan perubahan metabolik akibat reaksi endokrin yang kompleks. Akibat dari luka

terjadi proses penyembuhan luka yang merupakan proses kompleks dan banyak yang terkait.

Kebutuhan kalori, protein, lemak dan elektrolit sangat diperlukan untuk kebugaran fisik dan

penyembuhan luka pasca bedah.

Puasa merupakan hal yang rutin pada pembedahan berencana. Puasa lebih dari 24 jam akan

terjadi proses katabolik yang menghabiskan cadangan glycogen hati dan otot. Badan manusia

tanpa asupan nutrisi membutuhkan 25 kkal/kg/hari (kilokalori). Cadangan kalori habis memicu

terjadi gluconeogenesis yang diambil dari proteolisis otot juga dari protein viseral yang

Page 2: Diet Pasca Bedah

mengakibatkan menurunnya integritas sel, sistem imunitas dan enzim. Puasa panjang dengan

mengistirahatkan saluran pencernaan diperlukan asupan nutrisi yang memadai.

Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa yang paling sulit, sebab rasa nyeri dan

tidak nyaman, padahal pasien ingin melakukan pekerjaan sehari-harinya. Hormone-hormon yang

ada juga dapat mengacaukan emosi, membuat pasien pasca operasi mudah menangis dan lelah.

Penting untuk pasien untuk melanjutkan latihan-latiham karena hal itu dapat meningkatkan

movbilitas yang akan mmpermudah saat pulang ke rumah nantinya. Sebelum meninggalkan

rumah sakit, perlu untuk memastikan bahwa semua hal sudah siap bagi pasien dan aka nada

cukup bantuan saat pasien pulang kerumah. Setelah operasi, rasanlya nyaris mustahil untuk

melakukan hal-hal yang paling sederhana sekalipun. Ada gerakan-gerakan tertentu yang

mungkin sulit untuk dilakukan sendiri.

Pengaruh pembedaan terhadap metabolisme pascabedah tergantung berat ringannya

pembedaan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan terhadap kemampuan

pasien untuk mencerna dan mengabsorsi zat-zat gizi.

Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekresi nitrogen dan natrium yang dapat

berlansung selama 5-7 hari atau lebih pascabedah. Peningkatanekresi kalsium terjadi setelah

operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setalah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam

meningkatkan kebutuhan energy, sedangkan luka dan pendarahan meningkatkan kebutuhan

protein, zat besi, dan vitamin C. cairan yang hilang perlu diganti.

Page 3: Diet Pasca Bedah

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian penyakit

      Pra Bedah

Pra bedah atau Praoperasi merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan

yang dimulai sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien berada di

meja bedah.

Diet Pre bedah adalah pengaturan makanan yang diberikan kepada pasien yang akan

mengalami pembedahan.

      Pasca Bedah

Pasca bedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan yang

dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah

menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam

pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek

melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet

pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.

B.     Penyebab Pra dan Pasca Bedah

Penyebab dilakukan pembedahan dikarenakan adanya suatu penyakit didalam tubuh yang

perlu di angkat dengan cara pembedahan. Contohnya Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat

dibagi menjadi :

1.      Pembedahan diagnostik, ditujukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala dari penyakit,

seperti biopsy, eksplorasi, dan laparatomi.

2.      Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit, misalnya pembedahan

apendiktomi.

3.     Pembedahan restorative, dilakukan untuk memperbaiki deformitas atau menyambung daerah

yang terpisah.

4.     Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan penyakit.

5.    Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk bagian tubuh seperti rhinoplasti.

Page 4: Diet Pasca Bedah

         Macam – macam penyakit yang membutuhkan Pembedahan

Disini kita diharapkan mengetahui macam-macam penyakit yang membutuhkan pembedahan

yaitu antara lain sebagai berikut :

a.  Penyakit yang paling utama membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerna, jantung,

ginjal, saluran pernapasan dan tulang.

b. Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan hipertensi.

C.    Hasil laboratorium/penegakan diagnosa

Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan bedah adalah radiografi thoraks,

kapasitas vital, fungsi paru, dan analisis gas darah pada pemantauan sistem respirasi, kemudian

pemeriksaan elektrokardiogram, darah, leukosit, eritrosit, hematokrit, elektrolit, pemeriksaan air

kencing, albumin blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, dan lain-lain untuk menentukan

gangguan sistem renal dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk mendeteksi

gangguan metabolisme.

D.    Penatalaksanaan penyakit ( pengobatan )

Sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat- obatan pre

medikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Obat-

obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau diazepam. Antibiotik profilaksis

biasanya di berikan sebelum pasien di operasi. Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan

tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis

biasanya di berikan 1- 2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bedah 2- 3 kali.

Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1 gram dan lain-lain sesuai indikasi pasien.

Premedikasi adalah pemberian obat 1-2 jam sebelum tindakan induksi anestesia --

tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar sehingga memungkinkan

dimulainya anestesi dan pembedahan.

Pemberian obat premedikasi bisa diberikan secara oral (mulut) maupun intravena

(melalui vena). Sedangkan pemberian dosis obatnya dipengaruhi banyak faktor seperti usia, suhu

tubuh, emosi, nyeri dan jenis penyakit yang sedang dialami pasien.

Obat-obat yang sering digunakan dalam premedikasi adalah obat antikolinergik, obat

sedatif (penenang) dan obat analgetik narkotik (penghilang nyeri). Karena khasiat obat

Page 5: Diet Pasca Bedah

premedikasi yang berlainan tersebut, dan praktik sehari-hari dipakai kombinasi beberapa obat

untuk mendapat hasil yang diinginkan, antara lain:

1. Obat Antikolinergik

Pemberian obat antikolinergik ini bertujuan untuk mengurangi sekresi (pengeluaran)

kelenjar seperti salivar (air ludah), kelenjar saluran cerna, kelenjar saluran nafas, mencegah

turunnya nadi, mengurangi pergerakan usus, mencegah spasme (kaku) pada laring dan bronkus.

Obat yang sering digunakan adalah sulfas atropine yang bisa diberikan intramuscular maupun

intravena.

2. Obat Sedatif

Pemberian obat sedatif atau penenang memberikan penurunan aktivitas mental dan

berkurangnya reaksi terhadap rangsang. Pemberian obat premedikasi berefek amnesia. Artinya,

pasien tidak dapat mengingat kejadian yang baru terjadi setelah pembedahan, selain itu pasien

dapat menerima kejadian sebelum dan sesudah pembedahan tanpa gelisah.

Kebanyakan pasien yang telah direncanakan untuk menjalani operasi akan lebih baik jika

diberikan hipnotis malam sebelum hari operasi, karena rasa cemas, hospitalisasi atau keadaan

sekitar yang tidak biasa dapat menyebabkan insomnia.

Obat golongan ini berefek anticemas dan antitakut, menimbulkan rasa kantuk, memberikan

suasana nyaman dan tenang sebelum pembedahan. Obat yang sering digunakan adalah derivate

(turunan), fenothiazin, derivate benzodiazepine, derivate butirofenon, derivate barbiturate dan

antihistamin.

Untuk derivate fenothiazin yaitu prometazin yang berkhasiat sebagai sedatif, antimuntah,

antikolinergik, antihistamine. Derivat benzodiazepine yang sering digunakan adalah diazepam

yang selain sebagai sedatif (penenang) juga bisa sebagai antikejang. Sedangkan untuk derivate

butirofenon adalah dihidrobenzperidol yang berkhasiat juga sebagai antimuntah. Derivat

barbiturate adalah pentobarbital yang sering digunakan pada anak-anak.

3. Obat Analgenik Narkotik

Obat analgenik narkotik atau opioid dapat digolongkan menjadi opioid natural seperti

morfin dan kodein, derivate semisintetik seperti heroin, dan derivate sintetik seperti metadon,

petidin. Yang sering digunakan adalah petidin dan morfin. Narkotik selain memberikan efek

Page 6: Diet Pasca Bedah

analgesi (antinyeri) juga memberikan efek sedatif (penenang). Penggunaan narkotik harus hati-

hati pada anak-anak dan orang tua karena bisa menimbulkan depresi pusat nafas dan akan

semakin parah pada orang yang dalam keadaan buruk.

Obat-obat pra anaesthesi diberikan untuk mengurangi kecemasan, memperlancar induksi

dan untuk pengelolaan anaesthesi. Sedative biasanya diberikan pada malam menjelang operasi

agar pasien tidur banyak dan mencegah terjadinya cemas. Pengobatan-pengobatan setelah

operasi :

         Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin.

         Perlu kebebasan saluran nafas.

         Antisipasi pengobatan.

E.     Penatalaksanaan diet

1.      Jenis Diet, Bentuk Makanan dan lama Pemberian Diet

      Pra bedah

                        Pemberian diet pra bedah yang harus diperhatikan didalam pemberian Diet Pra

Bedah ialah tergantung  pada :

a. Keadaan umum pasien

Disini kita harus memperhatikan apakah keadaan umum dari pasien tersebut normal atau

tidak dalam hal status gizi, gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal,

dan suhu tubuh pasien.

b.Macam Pembedahan

Disini kita harus mengetahui apakah pasien terssebut akan melakukan bedah minor atau

bedah mayor.

c. Sifat operasi

Disini kita harus mengetahui apakah sifat operasi pasien tersebut bersifat segera/dalam

keadaan darurat atau bersifat berencana /elektif.

d. Macam penyakit

Page 7: Diet Pasca Bedah

Disini kita harus mengetahui apakah macam dari penyakit pasien tersebut,penyakit

utama/penyakit penyerta.

                       

Indikasi diet pra bedah Sesuai dengan jenis dan sifat pembedahan, Diet Pra Bedah

diberikan dengan indikasi sebagai berikut :

1.        Pra bedah darurat atau cito, sebelum pembedahan tidak diberikan diet tertentu

2.        Pra bedah berencana atau elektif,

Pra bedah minor atau bedah kecil, seperti tonsilektomi tidak membutuhkan diet

khusus. Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum pembedahan. Sedangkan pada pasien

yang akan menjalani apendiktomi, herniatomi, hemoroidektomi, dan sebagiannya

diberikan Diet Sisa Rendah sehari sebelumnya.

Pra bedah mayor atau bedah besar, seperti :

-          Pra bedah besar saluran cerna diberikan Diet Sisa Rendah selama 4-5 hari dengan tahapan:

a.       Hari ke-4 sebelum pembedahan diberi Makanan Lunak

b.      Hari ke-3 sebelum pembedahan diberi Makanan Saring

c.       Hari ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberikan Formula Enteral Sisa Rendah

-          Pra bedah besar di luar saluran cerna diberi Formula Enteral Sisa Rendah selama 2-3 hari.

Pemberian makanan terakhir pada pra bedah besar dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan,

sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya.

      Pasca bedah

1.        Diet Pasca-Bedah I (DPB I)

Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah : Pasca-bedah kecil setelah sadar dan

rasa mual hilang, Pasca-bedah besar setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda

usus mulai bekerja

Cara Memberikan Makanan yaitu Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang

diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan

ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu

diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

Page 8: Diet Pasca Bedah

2.        Diet Pasca-Bedah II (PDB II)

Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai

perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.

Cara Memberikan Makanan yaitu diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu

jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur.

Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan

makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat

gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk

dan minuman yang mengandung karbondioksida.

3.        Diet Pascabedah III (DPB III)

DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai

perpindahan dari DPB II.

 Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairan

hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat diberikan Makanan Parenteral bila

diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB III adalah makanan dengan bumbu tajam

dan minuman yang mengandung karbondioksida.

4.      Diet pasca bedah IV ( DPB IV)

DPB IV diberikan kepada pasien pascabedah  kecil setelah Diet Pasca Bedah I, dan pada

pasien pasca bedah besar setelah Diet Pasca Bedah III.

Makanan yang diberikan berupa Makanan Lunak  yang dibagi dalam 3 kali makanan

lengkap atau pokok dan 1 kali makanan selingan. Makanan yang dihindari Disesuaikan dengan

kondisi pasien Misalnya : Pada pasien Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol,

Pada pasien Kencing manis mengurangi konsumsi gula, dan pasien yang alergi terhadap

makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang harus dihindari.

2.      Tujuan Diet

      Pra bedah

Tujuan Diet Pra Bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam

keadaan optimal pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stres dan

penyembuhan luka.

Page 9: Diet Pasca Bedah

      Pasca Bedah

Tujuan Diet Pasca Bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera

kembali normal, untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh

pasien, dengan cara sebagai berikut :

1.        Memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi dan protein )

2.        Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain

3.        Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya operasi,

keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk

mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.

Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat

berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi

setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi).

Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan

kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.

3.         Syarat Diet

      Pra bedah

1.   Energi

      Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB

      Bagi pasien yang status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan energi normsl

      Bagi pasien yang status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambah

faktor stres sebesar 15% dari AMB ( Angka Metabolisme Basal )

      Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan penyakinya.

2.   Protein

      Bagi pasien yang status gizi kurang, anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl) diberikan protein

tinggi 1,5-2,0 g/kg BB

Page 10: Diet Pasca Bedah

      Bagi pasien yang ststus gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB

      Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakinya

3.   Lemak cukup, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan penyakit tertentu

diberikan sesuai dengan penyakinya

4.   Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari

hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai dengan

penyakitnya

5.   Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk sumplemen

6.   Mineral cukup, bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen

7.   Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga tidak

menggangu proses pembedahan  ( tidak buang air besar atau kecil dimeja operasi)

      Pasca bedah

Diet yang disarankan adalah :

1.      Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi

2.      Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita

3.      Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)

4.      Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin

5.      Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan

penderita.

6.      Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair,

saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam

pembedahan dan keadaan pasien, seperti :

-       Pasca Bedah Kecil, Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal.

-       Pasca Bedah Besar, Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan

pasien untuk menerimanya.

4.         Rencana atau Evaluasi Pra dan Pasca Bedah

      Pra Bedah

Page 11: Diet Pasca Bedah

                        1. Rencana Tindakan

                         Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut, dapat dilakukan persiapan

psikologis pada pasien melalui pendidikan kesehatan, penjelasan tentang peristiwa yang

mungkin akan terjadi, seterusnya.

                        Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau cedera lainnya dapat dilakukan

dengan persiapan prabedah seperti diet, persiapan perut, kulit, persiapan bernapas dan latihan

batuk, persiapan latihan kaki, latihan mobilitas, dan lain-lain.

                        2. Persiapan Diet

                        Pasien yang akan dibedah memerlukan persiapan khusus dalam hal pengaturan

diet. Pasien boleh menerima makanan biasa sehari sebelum bedah, tetapi 8 jam sebelum bedah

tidak diperbolehkan makan, sedangkan cairan tidak diperbolehkan 8 jam sebelum bedah, sebab

makanan atau cairan dalam lambung dapat menyebabkan terjadinya aspirasi.

3. Evaluasi

                        Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat dinilai dari adanya

kemampuan dalam memahami masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intra dan

pascabedah. Tidak ada tanda kecemasan, ketakutan, serta tidak ditemukannya risiko komplikasi

pada infeksi atau cedera lainnya.

        Pasca Bedah

1. Rencana Tindakan

a.  Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat dilakukan

dengan cara merawat luka dan memperbaiki asupan makanan yang tinggi protein dan vitamin C.

protein dan vitamin C dapat membantu pembentukan kolagen, dan mempertahankan integritas

dinding kapiler.

b.  Mempertahankan respirasi  yang sempurna dengan cara latihan napas, yakni tarik napas yang

dalam dengan mulut terbuka, tahan selama 3 detik, kemudian hembuskan. Atau, dapat pula

Page 12: Diet Pasca Bedah

dilakukan dengan cara menarik napas melalui hidung dengan menggunakan diafragma,

kemudian keluarkan napas perlahan-lahan melalui mulut yang dikuncupkan.

c.  Mempertahankan sirkulasi, dengan cara menggunakan stocking pada pasien yang berisiko

tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki

pada tempat duduk guna memperlancar vena balik.

d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memberikan cairan sesuai

dengan kebutuhan pasien dan monitor asupan dan output serta mempertahankan nutrisi yang

cukup.

e.  Mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan dan out put serta mencegah

tejadnya retensi urine .

f. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum ambulatory.

g. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik.

2.  Evaluasi

          Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan

dalam mempertahankan status kesehatan, seperti adanya peningkatan proses penyembuhan luka,

sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem

eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan.

5.         Penanganan  pasca Operasi

Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan sampai ia sadar harus dijaga

supaya jalan pernapasan tetap bebas. Pada umunya, setelah dioperasi, penderita ditempatkan

dalam ruang pulih(recovery room) dengan penjagaan terus-menerus sampai ia sadar. Selama

beberapa hari sampai dianggap tiidak perlu lagi, suhu, nadi, tensi, dan dieresis harus diawasi

terus-menerus. Sesudah penderita sadar, biasanya ia mengeluh kesakitan.

 Rasa sakit ini dalam beberapa hari berangsur kurang. Pada hari opersai dan esok harinya ia

biasnya memerlukan obat tahan nyeri, seperti petidin; kemudian, biasanya dapat diberikan

analgetikum yang lebih ringan.

Penderita yang mengalami operasi - kecuali operasi kecil- keluar dari kamar operasi dengan

infuse intravena yang terdiri atas larutan NaCl 0,9%, atau glukosa 5%, yang diberikan berganti –

ganti menurut rencana tertentu. Di kamar operasi(atausesudah keluar dari situ)ia, jika perlu,

diberi transfuse darah.

Page 13: Diet Pasca Bedah

Pada waktu operasi penderita kehilangan sejumlah cairan, sehingga ia meninggalkan kamar

operasi dengan defisit cairan. Maka, khususnya apabila pada pascaoperasi minum air perlu

dibatasi, perlulah diawasi benar keseimbangan antara cairan yang masuk dengan infus, dan

cairan yang keluar. Perlu dijaga jangan sampai terjadi dehidrasi, tetapi sebaliknya juga jangan

juga jangan terjadi kelebihan dengan akibat edema paru – paru. Untuk diketahui, air yang

dikeluarkan dari badan dalam 24 jam, air kencing dan cairan yang keluar dengan muntah harus

ditambah dengan evaporasi dari kulit dan pernapasan. Dapat diperkirakan bahwa dalam 24 jam

sedikit-dikitnya 3 liter cairan harus dimasukkan untuk mengganti yang keluar.

Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien.

pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:

1.             Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah. 

2.    Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor dan

sejenisnya. 

3.    Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari. 

4.    Usahakan cukup istirahat. 

5.    Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat

6.    makin bagus. 

7.      Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari. 

8.      Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh. 

9.      Minum obat sesuai anjuran dokter. 

Page 14: Diet Pasca Bedah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

                   Dilihat dari paparan / penjelasan diatas,maka dapat ditarik kesimpulan. Diet tindakan bedah

itu terdiri dari 2 yaitu diet tindakan pra bedah dan diet tindakan pasca bedah . Tujuan diet pra

bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat

pembedahan,sehinggan tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan penyembuhan luka.

Sedangkan tujuan dari diet pasca bedah ialah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera

kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh

pasien dengan cara memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi, protein ),menggantikan

kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan gizi lain, dan memperbaiki ketidakseimbangan

elektrolit dan cairan.

Pembedahan terdiri dari 2 macam yaitu bedah minor dan bedah mayor. Dan operasi terdiri

dari 2 sifat yaitu bersifat segera dalam keadaan darurat atau cito dan bersifat berencana atau

elektif. Macam-macam penyakit yang membutuhkan pembedahan yaitu antara lain penyakit

yang paling utama membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerna, jantung, ginjal,

saluran pernapasan dan tulang serta penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes

melitus, jantung, dan hipertensi. 

Indikasi Diet Pasca Bedah ini terbagi atas 4  yaitu Diet Pasca Bedah I    ( DPB ), Diet Pasca

Bedah II  ( DPB  II), Diet Pasca Bedah III (DPB III), dan Diet Pasca Bedah IV (DPB IV). Diet

Page 15: Diet Pasca Bedah

Pasca Bedah Lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan

khusus seperti koma, terbakar, gangguan psikis. Makanan harus diberikan lewat pipa lambung

(enteral) atau Naso Gastrik Tube (NGT). Sedangkan Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum ialah

dengan cara makanan diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan

lambung dan tidak merangsang jejenum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes

demi tetes secara perlahan ,aga tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini juga diberikan pada waktu

yang singkat karena kurang energi, protein, vitamin, dan zat besi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

         Almatsier,Sunita (Ed).2006. Penuntun Diet Edisi Baru . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

         Mahaji Putri, Rona Sari. Tanpa tahun. Gizi dan Terapi Diet. Malang

         http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-sebelum-operasi-

dapat-mempercepat-masa-pemulihan

         http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet

         Uliyah musrifatul. 2008, Ketrampilan Dasar Praktek Klinik untuk kebidanan.Jakarta: salemba

medika

          G-Mundy, Chrissie. 2005, Pemulihan Pascaoperasi Caesar (Hal: 32), Jakarta : Erlangga

         C. Rothrock, Jane. 1999, Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif (Hal: 543), Jakarta:

EGC

          Cameron, John L. 1997, Terapi Bedah Mutakhir (Hal: 576), Jakarta: Binarupa Aksara

         http://nuy2008.blogspot.com/2008/12/diet-pasca-operasi_19.html

         http://cakmoki86.wordpress.com/2007/08/11/makan-bergizi-pasca-operasi/

         http://tutorialkuliah.onsugar.com/Diet-Pasca-operasi-13748043