Reformation Era Indonesia 1998

31
Peran Pers Era Orde Baru dan Reformasi

description

Just another ppt from indonesian student

Transcript of Reformation Era Indonesia 1998

PowerPoint Presentation

Peran Pers Era Orde Baru dan Reformasi

Meet Our Team

Meet Our Team

AnggotaPers/prs/1usaha percetakan dan penerbitan;2usaha pengumpulan dan penyiaran berita;3penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, dan radio;4 orang yg bergerak dl penyiaran berita;5medium penyiaran berita, spt surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film;

Ada empat pilar pemelihara persatuan bangsa, salah satunya adalah kaum intelektual atau pers~Riswhanda ImawanPers Era Orde Baru

Orde BaruTidak bisa dipungkiri bahwa pers memiliki peran yang sangat penting di suatu negara. Tanpa pers, tidak ada informasi yang bisa tersalurkan baik dari rakyat ke pemerintahnya maupun sebaliknya. Singkat kata, pers memiliki posisi tawar yang tidak bisa diremehkan. Pada masa orde baru, pers bisa dikatakan tidak ada fungsinya untuk warga negara. Pers sangat terlihat hanya sebagai boneka penguasa. Tidak ada kebebasan berpendapat yang dijanjikan pemerintah pada awal awal kekuasaan orde baru. Keberadaan pers diawasi secara ketat oleh pemerintah di bawah naungan departemen penerangan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal hal buruk di dalam pemerintahan orde baru sampai di telinga masyarakat. Pers tidak bisa melakukan apapun selain patuh pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan teori yang dipaparkan tadi, jelas bahwa pers pada masa orde baru sangat dikendalikan oleh pemerintah. Kontrol pemerintah terhadap pers tidak dapat diragukan lagi, begitu juga dengan pegaruhnya. Kebijakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah orde baru sangat tidak mendukung keberadaan pers. Tidak hanya itu, 9 elemen dasar Bill Kovach mengenai jurnalisme yang seharusnya diamalkan oleh pers tidak terlaksana.

8Bill Kovach9 elemen dasar

Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaranLoyalitas utama jurnalisme adalah pada warga negaraEsensi utama jurnalisme adalah disiplin verifikasiJurnalis harus menjaga indepedensi dari objek liputannyaJurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaanJurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling kritik dan menemukan kompromiJurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevanJurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsionalJurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personelnya

pada saat orde baru bisa dikatakan pers telah kehilangan jati dirinya. Contoh kediktatoran pemerintah terhadap pers adalah peristiwa 21 Juni 1994. Saat itu beberapa media massa seperti Tempo, deTIK, dan editor dicabut surat izin penerbitannya atau dengan kata lain dibredel setelah mereka mengeluarkan laporan investigasi tentang berbagai penyelewengan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Negara.Sesungguhnya pada masa orde baru terdapat lembaga yang menaungi pers di Indonesia, yaitu Dewan Pers. Sesuai UU Pers Nomor 40 tahun 1999, dewan pers adalah lembaga independen yang dibentuk sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional. Berdasarkan amanat UU,

Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain, bisa pemerintah dan juga masyarakat

Melakukan pengkajian untuk pengembangan keidupan pers

Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik

Memberikan pertimbangan dan pengupayaan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers

Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah.

Memfasilitasi organisasi pers dalam menyusun peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi wartawan

Mendata persahaan pers7 FungsiDewan Pers

Namun sangat disayangkan bahwa dewan pers masa orde baru tidak melaksanakan fungsinya dengan efektif. Ironisnya, dewan pers justru tidak melindungi rekan sesama jurnalis. Hal tersebut terlihat saat peristiwa pembredelan media tahun 1994. Banyak anggota dewan pers yang tidak meyetujui pemberedelan tersebut, namun dewan pers dipaksa menyetujui langkah pemerintah tersebut. Tidak ada yang bisa dilakukan dewan pers selain mematuhi instruksi pemerintah. Menolak sama artinya dengan melawan pemerintah. Bisa disimpulkan keberadaan dewan pers masa orde baru hanya sebatas formalitas.

Next.Next..Next...Next.Next..Pers Era Reformasi

Reformasi

Tidak ada kebebasan pers pada masa orde baru. Namun, saat orde baru tumbang, pers seperti kehilangan kendali. Arus kebebasan dibuka lebar lebar secara spontan. Gelombang kebebasan pers tercipta secara besar besaran, bukan perlahan dengan proses yang seharusnya. Suatu kebijakan yang monumental karena dianggap sebagai tonggak dimulainya kebebesan pers di Indonesia yakni dikeluarkannya Permenpen No. 01/per/Menpen/1998, tentang Kententuan Ketentuan SIUPP. Pada Permenpen ini, sanksi pencabutan SIUPP maupun pembreidelan bagi pers ditiadakanPuncaknya adalah dikeluarkannya Undang- Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Terdapat pasal di dalam undang-undang ini yang menyatakan pencabutan semua undang- undang pers yang ada sebelumnya. Sejak saat itu, tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang memberatkan pers. Akibatnya, permintaan untuk izin penerbitan meningkat.Pers masa reformasi selalu dihubungkan dengan demokrasi. Yang mana demokrasi berarti kebebasan untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat. Salah satu indikator demokrasi adalah terciptanya jurnalisme yang independen.

Jika pemerintah tersinggung dengan apa yang disampaikan oleh pers, jalan untuk melawannya bukan dengan memberedel pers, tetapi dengan memanfaatkan pers itu sendiri sebagai alat komunikasi yang efektif antara masyarakat dan pemerintah. Dengan kata lain, pers masa reformasi menempatkan dirinya sebagai perantara rakyat dan pemerintah supaya tidak terjadi perbedaan persepsi.

Pers VS PemerintahNamun, kebebasan pers yang tercipta pada masa reformasi bukan berarti tidak menimbulkan masalah apapun. Kebebasan pers masa reformasi terkadang terlewat batas. Terdapat ketidakseimbangan antara keinginan masyarakat dengan kepentingan pers. Pers cenderung menampilkan sesuatu yang berbau komersil dan hanya memikirkan keuntungan perusahaan. Tidak hanya itu, pers juga terkadang melanggar kode etik nya sendiri. Norma dan nilai yang ada di masyarakat diabaikan

Sebagai contoh, pers seharusnya fokus hanya pada masalah masalah yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, seperti kebijakan pemerintah, akan tetapi pers menambahkannya dengan urusan pribadi sebagai sumber berita.

Contoh sampah1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain.2.Mengkaji pengembangan kehidupan pers.3.Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik.4.Mempertimbangkan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat.5.Mengembangkan komunikasi antarpers, masyarakat, dan pemerintah.6.Memfasilitasi organisasi organisasi dalam menyusun aturan-aturan pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan.7. Menginterventaris data-data perusahaan pers.TUJUAN PEMBENTUKAN DEWAN PERS YANG INDEPENDEN

1.Menyajikan berita secara berimbang dan adil2.Mengutamakan kecermatan dan ketepatan serta tidak mencampuradukkan fakta dan opini sendiri.3.Menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan berita, tulisan, atau gambar yang merugikan nama baik atau perasaan seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.4.Pemberitaan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hukum atau proses peradilan harus menghormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian berimbang.5.Memberitahukan kejahatan susila dengan tidak menyebutkan nama dan identitas korban.6.Menlis judul yang mencerminkan isi berita.7.Menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk memeroleh bahan berita, gambar, atau tulisan dan selalu menyatakan identitasnya kepada sumber berita.ATURAN KODE ETIK JURNALISTIK / KODE ETIK WARTAWAN INDONESIAPersatuan wartawan indonesia (PWI) telah menetapkan kode etik jurnalistik yang harusditaati oleh seluruh anggotanya, sebagai berikut.

Peranan Pers Dalam Peristiwa Revolusi Mei 1998", dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peranan pers dalam peristiwa revolusi Mei 1998 serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pers dalam menjalankan peranannya tersebut. Pers selama orde baru senantiasa dibatasi ruang geraknya oleh pemerintah, dengan kata lain dilakukannya kontrol yang ketat oleh pemerintah terhadap pers, namun dalam situasi dan kondisi seperti itu pers tetap mampu berperan dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia, khususnya dalam peristiwa revolusi Mei 1998Kendala-kendala yang di hadapi pers

Pers yang bebas dan bertanggung jawab merupakan konsep yang didambakan dalam pertumbuhan pers di Indonesia . Pers yang bebas dan merdeka di sini bukan bebas yang sebebas-bebasnya. Bebas dan merdeka dapat diartikan terbebas dari segala tekanan, paksaan atau penindasan dari pihak manapun termasuk pemerintah negara atau pihak-pihak tertentu. Dengan demikian, pers dapat bebas dan berekspresi tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun teta[i tidak mengabaikan etika, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, serta memegang teguh kode etik jurnalistik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

PERS YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa kebebasan pers pada masa orde baru sangat berbeda dengan kebebasan pers pada masa reformasi. Pada masa orde baru pergerakan pers sangat dibatasi dan hanya sebagai boneka pemerintah untuk melanggengkan kepentingannya. Sedangakan pada masa reformasi, kebebasan pers sangat terjamin. Ruang gerak pers menjadi sangat luas, walaupun terkadang masih dimanfaatkan sebagai alat penguasa serta pemilik modal. Kebebasan pers masa reformasi juga bukan berarti tanpa masalah, banyak masalah yang timbul akibat dari kebebasan pers itu

KesimpulanSUMBERhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pers_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Pershttp://pwi.or.id/http://google.co.idhttp://brainly.comhttp://ghinhaselamanya.blogspot.com/2012/12/pers-di-masa-pemerintahan-orde-baru.html