PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN...

107
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM DUKUH TENGAH KETANGGUNGAN BREBES SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : MUTOHIRIN NIM. 3102301 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN...

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN

KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM

DUKUH TENGAH KETANGGUNGAN BREBES

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata (S.1)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

MUTOHIRIN NIM. 3102301

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sepenuhnya kepada beliau yang sangat

berarti dan istimewa dihati, ayahhanda Sutrisno dan ibunda Aminatun

tersayang, atas segala keikhlasan, curahan kasih sayang dan do’anya yang

senantiasa mengiringi setiap langkahku dalam menyongsong masa depan. Dan

Adik-adikku Ahmad Syukron, Nur Azizah, dan Nur Asyiah yang telah

memberikan dorongan semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Keluarga besar Bapak Masykur Ketanen Kec. Trangkil Kab. Pati yang

telah memberikan motivasi, dan do’a restu selesainya skripsi ini dengan tulus.

Siti mustiah A.Ma; yang selalu mendampingi dengan sabar disetiap langkah

penulis dalam mencapai kesuksesan .Dan semua pihak yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

KATA PENGANTAR

هللا الرحمن الرحيماسم ب

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Azza wa jalla atas limpahan

rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna

memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Untaian Shalawat dan salam senantiasa tersemai kepada revolusioner

sejati Nabi Muhammad saw, yang telah membawa risalah Islam yang penuh

dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman, sehingga dapat

menjadi bekal hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Adalah suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat terselesaikan

dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas

yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam

proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis.

Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak

yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuannya yang tak mungkin dapat disebutkan saatu

persatu, hanya beberapa diantaranya.

Prof. Dr. H. Abdul Jamil, MA., selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang. Drs. Jasuri S, M.SI, selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan, saran, dan bimbingan

serta motivasi kepada penulis. Dan Dosen pengajar beserta staff karyawan di

lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Penguji Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, Dra. Miswari, M.Ag., Ridwan, M.Ag.,

dan Hamdani, M.Ag., yang banyak sekali memberikan saran dan masukan yang

berharga guna penyempurnaan skripsi ini.

Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Aminatun terhormat, adik-adikku Ahmad

Syukron, Nur Azizah, Nur Asyiah dan segenap keluarga Bani Taslam (Alm) yang

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

telah memberikan dukungan moral dan material dengan tulus hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini dan pendidikan Strata I (S.I) di Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Keluarga besar Bapak Masykur, Ibu Hartini, Ade’ Siti Mustiah, A.Ma.

dan Nurul Huda di Desa Ketanen Kec. Trangkil Kab. Pati yang telah memberikan

dukungan moral, bantuan material (komputer) dan do’a restu dengan tulus ikhlas

dalam penyelesaian skripsi ini.

Teman-teman seangkatan SMU Bulakamba – Brebes Khususnya Pugito,

Casmadi Kuming, A. Ali (Tauri) Nursofa yang senantiasa memberikan semangat

agar tergerak hati penulis dalam penyelesaian skripsi. dan teman-teman di kos di

A. Ibnu Nizar, M. Sofyan (Dawa) Wildani, S.Pd.I, Saefudin Rahmatullah

(Mamat), M. Irfan, S.H.I., keluarga besar kost SRIMA yang telah membantu

dalam pencarian buku referensi.

Keluarga besar KPMDB (Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah

Brebes ), Tim KKN PBA XLIX Desa Purworejo Kec. Ringinarum Kab. kendal,

Teman-teman PPL SMP 18 Semarang dan Komunitas Paket F (KOMPAK F) ’02

yang banyak memberikan bantuan, semangat yang berarti guna penulisan skripsi

ini. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Dan Penulis menyadari demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan

skripsi ini, penulis dengan rendah hati membuka serta menerima saran dan kritik

yang konstruktif dari berbagai pihak.

Sebelum penulis tutup, penulis hanya dapat mendo’akan mudah-mudahan

segala upaya, dan bantuan dari berbagi pihak dijadikan sebagai amal sholeh

mutaqobbalan dan mendapat balasan serta ridho dari Allah SWT. Dan akhirnya

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya. Amin

Semarang, 03 Januari 2008

Penulis

Mutohirin

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mutohirin

NIM : 3102301

Tempat/ Tanggal Lahir : Brebes, 01 Januari 1984

Alamat Asal : Jl. R.A. Kartini RT 02/RW III Dukuh Tengah

Kec. Ketanggungan Kab. Brebes 52263

Alamat Sekarang : Jl. Stasiun, Jrakah,Semarang

Jenjang Pendidikan :

1. MI. Mathlabul Ulum Dukuh Tengah lulus tahun 1996

2. MTs.Negeri Ketanggungan lulus tahun 1999

3. SMA Negeri Bulakamba lulus tahun 2002

4. IAIN Walisongo Semarang

Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI angkatan tahun 2002

Semarang, Januari 2008

Penulis

Mutohirin NIM. 3102301

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis mengatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian pula skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 03 Januari 2008

Deklarator

Mutohirin NIM. 3102301

x

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

MOTTO

tΑ$ s% Éb>u‘ ÷yu õ°$# ’ Í< “ Í‘ô‰ |¹

÷ Åc£ o„ uρ þ’Í< “ ÌøΒ r&

ö≅è= ôm$# uρ Zο y‰ø) ãã ⎯ÏiΒ ’ ÎΤ$ |¡ Ïj9

(#θßγ s) ø tƒ ’ Í<öθ s% 1

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku*

Dan mudahkanlah untukku urusanku,

Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,

Supaya mereka mengerti perkataanku,

*Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir'aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.

1 Departemen Agama Republik Indonesia “Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi

Baru Revisi Terjemah”, (Surabaya: CV. Mahkota, 2000), hal. 94

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

DEPARTEMEN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG

Alamat : Jl. Prof. Hamka Km.1(kampus II)Telp. (024) 7601295 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi saudara : MUTOHIRIN NIM : 3102301 Judul : Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Kualitas

Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuhtengah Ketanggungan Brebes

Telah di Munaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus pada tanggal :

03 Januari 2008

Dan dapat di terima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I pada Ilmu Tarbiyah tahun akademik 2007/2008

Semarang, 03 Januari 2008

Ketua Sidang Sekretaris Sidang Prof.DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed. Dra. Miswari, M.Ag NIP. 150 218 061 NIP. 150 274 337 Penguji I Penguji II Hamdani, M.Ag Ridwan, M.Ag NIP. 150 290 928 NIP. 150 282 132

Pembimbing

Jasuri M.SI. NIP. 150 036 755

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

ABSTRAKSI Mutohirin (NIM. 3102301), Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes, tahun ajaran 2006/2007. Penelitian Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Program Strata 1 (S.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1). Bagaimana mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes? 2). Bagaimana partisipasi masyarakat Dukuh Tengah dalam peningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di MIMU?

Penelitian ini masuk dalam kategori lapangan/field research bila ditinjau dari sudut tempatnya. Sementara bila ditinjau dari pendekatannya, termasuk jenis kualitatif. Dengan demikian yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan personil sekolah termasuk juga keseluruhan murid MIMU dan

masyarakat lingkungan Madrasah. mengingat personil madrasah berjumlah 14 orang maka menggunakan sampel populasi, untuk murid yang berjumlah 304

anak dan masyarakat lingkungan madrasah yang berjumlah 10.155 orang, maka peneliti mengambil10%nya atau siswa berjumlah 30 anak dan masyarakat

berjumlah 100. dan untuk memudahkan penelitian sampel siswa diambil dari kelas 6 sedangkan mayarakat diambil dari orang tua siswa dan komite sekolah. Berdasarkan hal ini maka tekhnik sampling yang digunakan adalah non random

sampling dangan jenis purposive sample. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data

yang terkumpul dianalisis menggunakan tekhnik analisa data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Selain itu peneliti juga

menggunkan evaluasi program dengan model program improvement.

Hasil penelitian ini mengungkapkan tiga temuan yaitu : pertama, usaha yang dilakukan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu PAI adalah,

menyekolahkan anak-anak ke TPA dan Madrasah Diniyah, menjadi ustadz dan ustadzah di TPA dan Madrasah Diniyah, mendorong anak-anaknya mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di MIMU, menjadi pelatih atau pembimbing kegiatan ekstra kurikuler seni baca al-Qur’an, ikut serta mensukseskan kegiatan PHBI di

MIMU, ikut serta mensukseskan proses pembelajaran secara umum, menyampaikan keluh kesahnya (kritik dan saran) mengenai tingkah laku,

prestasi siswa kepada MIMU. Kedua, walaupun usahanya belum maksimal tapi sudah menunjukan yang dapat dibanggakan, yaitu mutu pendidikan Pai di MIMU sudah mulai membaik dan ada peningkatan. Hal ini ditandai dengan

semain lancarnya proses belajar mengajar PAI, tingkah laku siswa/siswi hingga

vi

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

nilai rata-rata PAI meningkat dengan banyaknya siswa yang masuk ke Madrasah Diniyah dan giat mengikuti kegiatan ekstra kurikuler dan aktivitas

keagamaan masyrakat meningkat. Ketiga, hambatan yang dihadapi olah masyarakat dalam berpartisipasi meningkatkan Mutu PAI di bagi menjadi 2

kelompok yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatann internalnya terletak dalam hal tekhnik dan administrasi serta dalam diri pribadi masing-masing individu masyarakat. Hambatan dalam hal tekhnik dan administrasi

meliputi kurangnya sarana dan prasarana, tidak adanya dana karena kurangnya inisiatif dalam penggalian dana dari masyarakat, struktur kepengurusan dan

keanggotaan yang tergabung dalam komite sekolah kurang berfungsi dan komunikasi yang kurang efektif antara masyarakat dengan MIMU. Disamping itu hambatan dalam diri pribadi yaitu meliputi tingkat pengetahuan yang masih

rendah, tingkat perekonomian yang rendah (rata-rata menengah ke bawah). Dibalik semua itu masyrakat telah sadar akan pentingnya pendidikan sehingga dengan rendah hati memberikan partisipasinya terhadap MIMU baik berupa fisik maupun non fisik. Diantaranya dalam proses pembelajaran, kurikulum,

sarana dan prasaran, dan pendanaan atau pembiayaan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi kepala madrasah dan tenaga pengajar MIMU; dan masyarakat Dukuh Tengah agar lebih meningkatkan dan mengembangkan partisipasinya dalam peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam di MIMU supaya lebih maju; dan pihak madrasah selalu berupaya menjalin hubungan yang harmonis dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam.

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

DEKLARASI ................................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

ABSTRAKSI ................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Penegasan Istilah ..................................................................... 6

C. Rumusan Masalah .................................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 9

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9

F. Metode Penelitian ................................................................... 11

BAB II PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH A. Mutu Pendidikan Agama Islam................................................ 15

1. Mutu ................................................................................... 15

2. Pendidikan Agama Islam .................................................. 19

3. Mutu Pendidikan Agama Islam.......................................... 23

B. Partisipasi masyarakat dalam Pendidikan Agama Islam.......... 26

C. Partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan

Agama Islam ............................................................................

..................................................................................................

36

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

BAB III PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM DESA DUKUHTENGAH KEC. KETANGGUNGAN KAB. BREBES A. Kondisi umum masyarakat desa dukuh tengah kec.

Ketanggungan kab. Brebes ...................................................... 53

B. Kondisi umum Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa

Dukuhtngah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes ........................ 55

C. Partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan

Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa

Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes....................... 58

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM DESA DUKUH TENGAH KEC. KETANGGUNGAN KAB. BREBES A. Analisis Mutu Pendiidan Agama Islam di MIMU ................... 76

B. Analisis partisipasi masyarakat dalam peningktan mutu

pendidikan di MIMU ............................................................... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 91

B. Saran-saran............................................................................... 94

C. Penutup..................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

xii

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah suatu proses pemindahan pengetahuan atau pun

pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik untuk

mencapai perkembangan secara optimal serta membudayakan manusia melalui

proses transformasi nilai-nilai yang utama.1 Karena pendidikan merupakan

kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian

manusia.

Potensi-potensi yang dimiliki peserta didik adalah potensi dasar atau

fitrah manusia yang harus ditumbuhkembangkan dalam kehidupan nyata di

dunia ini melalui proses pendidikan, untuk selanjutnya dipertanggung-

jawabkan di hadapan Allah kelak di Akhirat.2 Artinya manusia memiliki

berbagai potensi yang harus dibimbing dan dilatih agar dapat tumbuh,

berkembang dengan baik dan sempurna. Salah satu usaha untuk

mengembangkan potensi manusia yaitu melalui pendidikan.

Proses transformasi utama tersebut, sebuah proses atau aktifitas yang

di tunjukan untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan pada perilaku

kehidupan manusia. Sebagaimana pengertian pendidikan yang diungkapkan

oleh F.J. Mc. Donald dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology :

“Education is a process or activity which is directed at producing desirable change in the behavior of human being.”3

Perkembangan potensi-potensi manusia dimulai dari keluarga. Dalam

pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT

kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara

serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima.

1 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset, 1996), cet. 1, hlm. 99. 2 Usman Abu Bakar – Surohim, Fungsi Ganda Lembaga Penidikan Islam (Respon Kreatif

Terhadap Undang-Undang Sisdiknas), (Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2005), cet. 1, hlm. 25. 3 F.J. McDonald, Educational Psycology, (San Fransisco, California, USA: Wadsworth

Publishing Co., Inc., 1959), hlm. 4

1

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

2

على الفطرة فأبواه يهودانه أوينصرا نه أوميجسا نه د ول يودول مكل )قىيهلب ااهرو(

Tiap–tiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kepada orangtuanyalah yang menjadikan mereka yahudi, nasrani dan majusi. (HR. Al-baihaqi)4

Seorang anak yang dilahirkan oleh orang tuanya (Ibu) dalam keadaan

fitrah atau suci. Bagaikan lembaran kain putih yang bersih dan belum terkena

debu maupun kotoran apapun. Tergantung si pemiliknya akan di buat atau di

model apa kain tersebut. Begitu juga anak, akan dijadikan Yahudi, Nasrani

maupun Majusi, merupakan tangung jawab orang tua mereka sendiri.

Adapun dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan pula bahwa orang tua dari anak usia wajib belajar

berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.5

Dan sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah SWT surat At-

Tahrim ayat 6:

$pκš‰ r'̄≈ tƒ t⎦⎪ Ï%©! $# (#θ ãΖ tΒ# u™ (# þθè% ö/ä3 |¡ àΡr& ö/ ä3‹Î= ÷δr& uρ # Y‘$ tΡ $yδߊθ è%uρ â¨$ ¨Ζ9 $# äο u‘$ yf Ït ø:$# uρ $pκ ö n= tæ îπ s3 Í×̄≈ n= tΒ ÔâŸξÏî

׊# y‰Ï© ω tβθ ÝÁ ÷ètƒ ©! $# !$tΒ öΝèδt tΒ r& tβθ è= yèø tƒ uρ $tΒ tβρ â s∆÷σ ム∩∉∪ 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6)

Menjaga diri artinya setiap orang harus dapat melakukan self

education dan melakukan pendidikan terhadap keluarganya untuk mentaati

Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi sesuatu yang mustahil dalam pandangan

Islam bila seseorang yang tidak berhasil mendidik dirinya sendiri akan dapat

melakukan pendidikan terhadap orang lain.

4 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Op. Cit, hlm. 104. 5 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

dan Penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), cet. 1, hlm. 14. 6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.

Alwaah, 1993), hlm. 951

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

3

Ketika anak semakin bertambah usianya dan membutuhkan

perkembangan potensi yang lebih, tidak semua orang tua mampu memberikan

pendidikan terhadap anaknya. Oleh karena itu orang tua (keluarga) memilih

sekolah/madrasah sebagai penanggung jawab pendidikan terhadap anaknya.

Orang tua memiliki banyak pilihan dalam menentukan pendidikan bagi

anaknya. Yaitu memilih pendidikan anaknya di sekolah dasar (SD), Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Pondok Pesantren atau Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Hal

ini di pengaruhi oleh minat dan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya. Dengan harapan agar anaknya berhasil dan memiliki kepribadian

yang baik.

Orang tua dan masyarakat dalam hubungannya dengan

penyelenggaraan pendidikan mempunyai peran yang penting yaitu sebagai

mitra sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Begitu juga

penyelenggaraan pendidikan keagamaan.

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau

kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.7 Dengan demikian penyelenggara pendidikan

keagamaan adalah pemerintah dalam hal ini Departemen Agama dan

kelompok masyarakat pemeluk agama, diantaranya organisasi keagamaam dan

yayasan pendidikan.

Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan yang lahir dari,

oleh dan untuk masyarakat. Keberadaannya sudah berjalan cukup lama

sekalipun berstatus sebagai swasta yang didirikan oleh pihak yayasan dan

sebagian lainnya dipegang oleh organisasi sosial keagamaan. Namun ada juga

Madrasah Ibtidaiyah yang notabene Negeri yang di kelola oleh pemerintah

akan tetapi masih relatif sedikit untuk memenuhi harapan masyarakat.

Masalah utama yang sering dihadapi oleh Madrasah Ibtidaiyah adalah

keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang masih rendah sehingga

mempengaruhi kualitas pendidikan. Seperti perbaikan gedung atau ruang kelas

7 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

dan Penjelasannya, Op. Cit, hlm. 23.

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

4

yang tertunda akibat tidak adanya biaya, tunjangan guru honorer yang sedikit

dan sering tertunda pembayarannya, kurangnya pengetahuan guru tentang

proses pembelajaran yang berkualitas. Meskipun banyak bantuan yang

diberikan oleh pemerintah seperti adanya tunjangan bagi guru honorer,

beasiswa bagi anak yang berkualitas baik dan anak dari keluarga miskin

maupun Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang berupa uang dan buku-

buku pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik

umum maupun pendidikan agama Islam.

Pengelolaan Madrasah sebagai pendidikan formal masih tertinggal

bila dibandingkan dengan pengelolaan pendidikan umum setingkat yang

berada dibawah penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu

kelemahannya yaitu terlalu banyaknya mata pelajaran yang diajarkan, kualitas

guru yang rendah, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang, serta para

siswa kebanyakan dari keluarga kurang mampu.8

Proses pendidikan di Madrasah dipengaruhi juga oleh adanya

lingkungan masyarakat yang kondusif. Artinya lingkungan masyarakat juga

memiliki peranan dalam pendidikan. Apabila lingkungan masyarakat

mendukung akan keberadaan Madrasah maka proses pendidikan akan berjalan

dengan efektif dan kualitas pendidikan, baik umum maupun agama Islam akan

lebih bagus. Sehingga pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam bisa

menjadi alternatif pendidikan modern.

Sejalan dengan arah kebijakan otonomi dan desentralisasi yang

ditempuh oleh pemerintah, maka tanggung jawab pemerintah daerah akan

lebih meningkat termasuk dalam bidang manajemen pendidikan.9 Dan juga

adanya perubahan paradigma pemerintah dari sentralisasi ke desentralisasi

tersebut menghendaki adanya partisipasi masyarakat untuk membantu

pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerah di bidang

pendidikan. Karena sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral

8 H.A.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.

147-148. 9 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

5

dari sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. Hal ini merupakan upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang merupakan pra

syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan dimana pendidikan

merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan mutu sumber daya

manusia.

Madrasah dalam hal ini Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

(MIMU) merupakan satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah yang berada di desa

Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Berdiri pada

tahun 1960, milik yayasan al Ma’arif dibawah naungan Departemen Agama

dan telah meluluskan banyak siswa yang telah melanjutkan ke jenjang

pendidikan selanjutnya.

Dalam beberapa periode MIMU mengalami peningkatan jumlah siswa

yang cukup banyak. Selain kepercayaan dari masyarakat, banyak orang tua

yang memindahkan anaknya dari SD ke MIMU tersebut. Hal ini disebabkan

karena adanya pungli (pungutan liar) dan kualitas pendidikan agama Islam

yang kurang di Sekolah Dasar.10

Semakin banyak siswa, maka akan semakin banyak tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana lain yang di butuhkan dalam proses

pembelajaran. Untuk itu MIMU membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia

atau tenaga kependidikan yang professional dan kepedulian masyarakat yang

sadar akan pendidikan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah

tersebut dengan berpartisipasi.

Dari gambaran ini, MIMU berupaya mempertahankan bahkan

meningkatkan (bukan hanya kepercayaan dari masyarakat) kualitas pendidikan

khususnya pendidikan agama Islam dengan melibatkan berbagai komponen

masyarakat. Yaitu dengan terbentuknya Komite Sekolah (KS) yang terdiri dari

unsur masyarakat Madrasah dan masyarakat lingkungan Madrasah yaitu

masyarakat desa Dukuhtengah.

10 Wawancara dengan Guru kelas satu Madrasah Ibtidaiyah Mathalabul Ulum Ibu

Wardini pada Tanggal 23 Mei 2007.

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

6

Berdasarkan gambaran di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih

dalam bagaimana Partisipasi masyarakat terhadap peningkatan mutu

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dalam

sebuah skripsi yang berjudul: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH

IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM DUKUHTENGAH

KETANGGUNGAN BREBES

B. PENEGASAN ISTILAH

Sebelum panulis membahas lebih lanjut dalam skripsi ini, kiranya

penting untuk dijelaskan judul penelitian ini dengan harapan agar dapat

dipahami, terarah, jelas dan tepat sasaran. Untuk itu perlu dikemukakan

batasan-batasan judul agar tidak terjadi kesalahpahaman serta salah tafsir.

1. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi menurut tata bahasanya berasal dari kata participate,

participation yang artinya ikut serta, pengambilan bagian, peran serta.

Peran artinya sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki

kedudukan dalam masyarakat. Sedangkan serta artinya ikut atau turut.

Dengan kata lain partisipasi adalah perhatian dan keikutsertaan seseorang

terhadap sesuatu yang berbentuk fisik maupun non-fisik.11

Maksud partisipsi disini adalah bentuk kepedulian, keterlibatan

masyarakat yang berkepentingan dalam bentuk fisik maupun non fisik

terhadap lembaga pendidikan (Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum)

sebagai obyek kajian penelitian. Dengan ini di maksudkan masyarakat

akan tegerak untuk ikut melakukan suatu pergerakan pada lembaga

pendidikan tersebut.

Adapun pengertian masyarakat, secara etimologis masyarakat

artinya pergaulan. Dalam bahasa latin socius dan berubah menjadi kata

sosial yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan

11 W.J.S. Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),

cet. 3, hlm. 667, 828

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

7

hidup.12 Dan secara terminologi, sosial dalam pandangan sosiologi berarti

wadah pergaulan hidup bersama manusia yang juga berfungsi sebagai

tempat persemaian dan pertumbuhan budaya manusia sebagai mahluk

sosial.13

Dalam masyarakat terdapat simbol-simbol, nilai-nilai dan norma-

norma, aturan-aturan dan tingkah laku yang bersifat normatif yang harus

dipertahankan dan ditaati bahkan diciptakan manusia sebagai anggota

masyarakat. Adapun maksud penulis, masyarakat dalam penelitian ini

adalah pejabat pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus

yayasan, guru, tenaga administrasi, komite sekolah dan anggota

masyarakat lainnya yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan

agama Islam di lembaga pendidikan tersebut. Partisipasi masyarakat

tersebut meliputi partisipasi masyarakat di bidang menajemen pendidikan

agama Islam, proses pembelajaran pendidikan agama Islam, kurikulum

pendidikan agama Islam, pembiayaan dan sarana prasarana pendidikan

agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum.

2. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam

Mutu pendidikan disebut sebagi nilai atau suatu keadaan secara

substantif. Mutu mengandung sifat dan taraf. Sifat adalah suatu yang

menerangkan keadaan, sedangkan taraf menunjukan kedudukan dalam

skala (Sanusi, 1995).14 Dalam konteksnya mutu yang dimaksud adalah

dalam konsep relatif.

Mutu pendidikan agama Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu proses belajar mengajar PAI, profesionalisme guru PAI, sarana

prasarana pembelajaran, kondisi lingkungan masyarakat.

Pendidikan agama Islam salah satu bidang studi yang wajib

diajarkan di Sekolah atau Madrasah dan merupakan usaha sadar untuk

12 H.M. Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 77 13 Syafari Imam As’ari, Sosiologi Kota dan Desa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993),

hlm. 32 14 Moh. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan (Teori,

Konsep dan Issu), (Bandung: Al-Fabeta, 2004), hlm. 51

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

8

meyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan

mengamalkan pengetahuan agama Islam melalui kegiatan bimbingan

pengajaran dan melatih dengan memperhatikan tuntutan menghormati

agama lain dalam hubungan antar umat beragama di masyarakat.

Peningkatan mutu pendidikan agama Islam disini adalah dengan

mengetahui komponen-komponen pendidikan agama Islam yang meliputi

manajemen, kurikulum, proses pembelajaran, pendanaan dan sarana

prasarana pendidikan agama Islam. Adapun Pendidikan Agama Islam di

dalamnya terdapat bidang studi Akidah Ahlak, Fiqh, SKI (Sejarah

Kebudayaan Islam), Al-Qur’an dan Hadits di pengaruhi oleh lingkungan

masyarakat.

3. Madrasah

Madrasah merupakan isim makan dari kata Darasa yang artinya

tempat duduk untuk belajar. Namun sekarang ini istilah madrasah menyatu

dengan istilah sekolah atau perguruan tinggi (terutama Perguruan Islam).15

Oleh karena itu Madrasah Ibtidaiyah adalah tempat pendidikan yang

memberikan pendidikan dan pengajaran yang berada di bawah naungan

Departemen Agama (DEPAG) seperti halnya dengan Madrasah

Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Mu’alimin, Mualimat maupun Diniyah.

Maksud Madrasah disini adalah Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul

Ulum (MIMU) yang dimiliki oleh yayasan Al-Ma’arif Ketanggungan yang

berada di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten

Brebes.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, agar penelitian ini terarah

dan mencapai tujuannya, maka penulis merumuskan permasalahan yang ada

sebagai berikut:

1. Bagaimana mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?

15 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintasan Sejarah dan

Perkembangan, (Jakaarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 160.

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

9

2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan

Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah

Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?

D. Tujuan dan Manfaat

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

maka tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab.

Brebes.

2. Untuk mengetahui bagaimana partisiasi masyarakat dalam meningkatkan

mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?

3. Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat dan Madrasah dalam

meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam.

Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar lebih meningkatkan

partisipasinya terhadap pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

Mathlabul Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes.

2. Memberikan motivasi kepada Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum agar

selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan agama Islam dengan

melibatkan masyarakat sekitar Madrasah.

E. Kajian Pustaka

Dengan tinjauan pustaka, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan atau pelengkap terhadap penelitian yang sudah ada untuk dijadikan

bahan perbandingan sekaligus acuan dalam penelitian ini. Karena tinjauan

pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang ada,

baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada sebelumnya. Rumusan

dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh para

ahli di bidang ilmu yang berhubungan dengan penelitian.16

16 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi

(Bidang Ilmu Agma Islam), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 17.

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

10

E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Manajemen Berbasis

Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, menjelaskan bahwa:

“Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah menuntut adanya dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk membangun motivasi kerja yang produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Untuk kepentingan tersebut diperlukan adanya partisipasi masyarakat melalui dewan sekolah/komite sekolah, orang tua dan masyarakat.”17 Hal ini menggambarkan betapa pentingnya partisipasi dari orang tua,

masyarakat dan komite sekolah dalam mendukung kinerja pihak sekolah agar

lebih produktif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan

di madrasah.

Syaiful Sagala dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah Dan

Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu, menjelaskan secara

singkat bagaimana sistem menajemen berbasis masyarakat dijalankan

dilembaga pendidikan dalam menyongsong mada depan. Dituliskan juga

mengenai tujuan pendidikan berbasis masyarakat, bagaimana memberdayakan

masyarakat dalam manajemen pendidikan di era otonomi daerah, serta bentuk

dukungan dan partisipasi masyarakat, hingga kendala pendidikan berbasis

masyarakat.

Sebuah istilah yang di kemukakan oleh Samsul Nizar “learning

society” yang dalam arti katanya masyarakat belajar. Dalam batasan ini yang

di maksud hal tersebut adalah memberdayakan peran masyarakat dan keluarga

dalam bidang pendidikan.18

Dalam prakteknya istilah ini sudah berjalan dengan baik, dimana orang

tua siswa telah memberikan sumbangan pembangunan yang diorganisir oleh

BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan). Berkaitan dengan

desentralisasi pendidikan BP3 sekarang ini di ganti dengan Komite sekolah.

Ifa Mustofiah (3101174) mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang dalam skripsinya yang berjudul “Peran Komite Sekolah

17 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 27-28 18 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. 1, hlm. 177

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

11

Dalam Manajemen Berbasis Sekolah Pada Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sultan Fatah Demak.” Dalam

skripsi ini kajiannya lebih memfokuskan pada peran komite sekolah dalam

manajemen berbasis sekolah dan menyimpulkan bahwa upaya yang dapat

dilakukan komite sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan

memberikan ide, gagasan, aspirasi, sarana, tenaga dan materi.

Dalam penelitian kali ini penulis lebih memfokuskan pada bentuk

partisipasi masyarakat dalam menunjang mutu Pendidikan Agama Islam, dan

upaya madrasah serta masyarakat dalam mengatasi problematika yang

berkaitan dengan proses pembelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul

Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan prosedur dan cara melakukan verifikasi

data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian.

Dengan kata lain, metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana

penelitian itu dilaksanakan.2019

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenisnya penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang mempunyai karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam

keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting), dengan

tidak merubah bentuk simbol atau angka dan bersifat deskriptif yang

didasarkan pada pertanyaan bagaimana.20 Yaitu menggambarkan peristiwa

maupun kejadian yang ada di lapangan tanpa mengubah menjadi angka

maupun symbol, kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai

penunjang.2221

Maksud penulis disini yaitu mengedepankan kategori-kategori yang

berkaitan dengan bagaimana partisipasi masyarakat dalam peningkatan

20 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 16.

20 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Media Widia Sarana, 2002), hlm. 19. 22 Sudarwan Danim, Menjadi Penliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), cet. 1, hlm. 61.

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

12

mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data-data penelitian

yang diperoleh dari beberapa sumber data yang antara lain pejabat

pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus yayasan, guru,

tenaga administrasi, komite sekolah dan anggota masyarakat lainnya

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologis,

yaitu kajian ilmiah yang untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial

anggotanya yang menjadikan masyarakat bersangkutan (society) dalam

berbagai kelompok dan kondisi.22 Dalam pendekatan sosiologis ini penulis

memilih teori fungsional yang lebih mementingkan penelaahan terhadap

fungsi dari masyarakat yang di bangun atas anggapan bahwa masyarakat

itu merupakan suatu organisasi biologis.23 Cara kerjanya yaitu dengan

melihat atau memahami suatu gejala tanpa melepaskan diri dari gejala

yang lain, sehingga antar gejala tersebut saling terkait antara satu dengan

yang lain.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan

beberapa metode untuk menggali data atau informasi yang dibutuhkan.

Metode-metode tersebut antara lain:

a. Metode Observasi

Obserasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana

peneliti mencatat sebagaimana yang disaksikan selama penelitian.24

22 Bachrein T. Sugihen, Sosiologi Pedesaan (Satuan Pengantar), (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005), hlm. 4. 23 Soleman B. Toneko, Struktur dan Prosedur Sosial, Suatu Pengantar Sosiologis

Pembangunan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), cet. 2, hlm. 24. 24 W. Gulo, Op. Cit, hlm. 116

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

13

Penyaksian fenomena-fenomena itu dilakukan dengan menggunakan

seluruh alat inderanya.25

Dalam penelitian kualitatif teknik pengamatan didasarkan atas

pengamatan secara langsung.26 Dan pengamatan dilakukan untuk

memperoleh data yang tidak dapat dilakukan dengan wawancara dan

dokumen.

Dalam hal ini digunakan untuk memperolah data yang berkaitan

dengan situasi umum masyarakat Desa Dukuh Tengah dan kondisi

umum Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum.

b. Metode Interview

Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab dalam

penelitian yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti

dengan subyek atau sampel.27 Hal ini dilakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.28

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan siswa,

keadaan guru, katatausahaan, prasarana, fasilitas dan manajemen,

bentuk dan stimulasi masyarakat dalam peningkatan kualitas

Pendidikan Agama Islam di MIMU Dukuh Tengah Ketanggungan

Brebes

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis.29 Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data melalui

peninggalan tertulis, arsip dan termasuk juga buku-buku tentang

25 Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Suatu Tujuan Dasar, (Surabaya: Sie Surabaya,

1995), hlm. 19 26 Lexi J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2001), hlm. 125 27 Winarno Surachmad, Dasar Dan Praktek Research, Pengantar Metodologi Ilmiah,

(Bandung: Tarsito, tt), hlm. 178 28 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet. 5,

hlm. 165. 29 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 149.

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

14

pendapat, teori, dalil, hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian.30

Dalam penelitian ini metode penelitian digunakan untuk memperoleh

data tentang kualitas proses pembelajaran dan bentuk-bentuk

partisipasi masyarakat.

5. Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan melalui tiga tahapan, tahap pertama setelah

pengumpulan data dianggap sudah selesai, maka dilakukan

pengorganisasian data. Tahap kedua dilakukan pengelompokan dan

pengkategorian data sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

Kemudian pada tahap berikutnya data disusun menjadi satuan-satuan,

yang selanjutnya dulakukan penafsiran-penafsiran terhadap data yang telah

tersusun sebelumnya.31

Dengan kata lain setelah data terkumpul, baik melalui observasi,

interview dan dokumentasi maka selanjutnya adalah menganalisis data

tersebut. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.32

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif

yaitu suatu metode penelitian dengan cara menggambarkan atau

melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.33 Metode ini digunakan

untuk menjelaskan keterangan-keterangan dari pihak lembaga dengan

selalu memperhatikan sisi mana suatu analisa dikembangkan secara

berimbang dengan melihat kelebihan dan kekurangan subyek yang diteliti.

30 S. Margono, Op. Cit, hlm. 165. 31 Lexy J. Moelong, Op. cit, hlm. 112. 32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, (Bandung: Affa Beta,

2006), hlm. 273-274. 33 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001), hlm. 181

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

BAB II

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH

A. Mutu Pendidikan Agama Islam

1. Mutu

Mutu/kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu;

kadar, derajat atau taraf ; mutu.1 Dengan kata lain keunggulan yang di

miliki oleh seseorang atau kelompok. Kualitas atau mutu mula-mula

digunakan oleh Plato dan Aristoteles untuk menyatakan esensi suatu benda

atau hal dan merupakan atribut yang membedakanya dengan benda/hal

lainnya.2 Adapun dalam kamus Webster New World Dictionary,

pengertian kualitas yaitu The degree of excelent of a thing.3

Pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi yaitu segi normatif dan

segi deskriptif.

a. Segi Normatif

Mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan kriteria intrinsik

dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik kualitas pendidikan

merupakan produk pendidikan yaitu manusia yang terdidik sesuai

dengan standar ideal. Sedangkan kriteria ekstrinsik, pendidikan

merupakan instrumen untuk mendidik yaitu tenaga kerja yang terlatih.

b. Segi Deskriptif

Mutu ditentukan berdasarkan kenyataannya semisal hasil

prestasi belajar. Menurut Nurkholis, menyebutkan bahwa kualitas

memiliki dua konsep yang berbeda antara konsep absolut dan relatif.

Dalam konsep absolut sesuatu (barang) disebut berkualitas bila

memenuhi standar tertinggi dan sempurna.4 Bila dipraktekan dalam

1Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), hlm. 533. 2 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 33. 3 David G. Burnalik, ed., Webster New World Dictionary, (New York: A Warner

Communication Company, 1984), hlm. 488. 4 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, : Teori, Mode dan Aplikasi, (Jakarta: Grasindo,

2003) hlm. 67

15

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

16

dunia pendidikan yang absolut ini bersifat etitis, karena hanya sedikit

lembaga pendidikan yang mampu menawarkan kualitas tinggi pada

peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu

membayarnya.

Dalam konsep relatif, kualitas bukanlah tujuan akhir,

melainkan alat ukur atas produk akhir dari standar yang telah

ditentukan. Mutu merupakan proses terstruktur yang membantu

seseorang menetapkan apakah sasaran yang diharapkan tercapai

dengan memperbaiki setiap proses pendidikan.

Mutu pendidikan disebut sebagi nilai atau suatu keadaan secara

substantif. Mutu mengandung sifat dan taraf. Sifat adalah suatu yang

menerangkan keadaan, sedangkan taraf menunjukan kedudukan dalam

skala (Sanusi, 1995).5 Dalam konteksnya mutu yang dimaksud adalah

dalam konsep relatif.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu

adalah suatu niai atau tindakan yang digunakan sebagai alat ukur atas

produk akhir dari standar yang telah ditentukan.

Adapun hakikat mutu dalam pendidikan sebagaimana diungkapkan

oleh Dr. W. Deming antara lain:6

a. Menciptakan konsistensi tujuan. Menciptakan konsistensi tujuan untuk

memperbaiki layanan dan siswa dimaksudkan untuk menjadikan

madrasah sebagai madrasah yang kompetitif dan berkelas dunia.

b. Mengadopsi filosofi mutu total. Pendidikan berada dalam lungkungan

yang benar-benar kompetitif dan hal tersebut dipandang sebagai salah

satu alasan mengapa Amerika kalah dalam keunggulan kompetitifnya.

c. Mengurangi kebutuhan pegujian. Mengurangi kebutuhan pengujian

dan inspeksi yang berbasis produksi massal dilakukan dengan

5 Moh. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan (Teori,

Konsep dan Issu), (Bandung: Al-Fabeta, 2004), hlm. 51 6 Jerom W. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan Dan Tata

Langkah Penerapan, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 85.

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

17

membangun mutu dalam layanan pendidikan. Memberikan lingkungan

belajar yang menghasilkan kinerja siswa yang bermutu.

a. Menilai bisnis sekolah dengan cara baru. Nilailah bisnis sekolah

dengan meminimalkan biaya total pendidikan. Pandanglah sekolah

sebagai pemasok siswa dari kelas satu sampai kelas-kelas

selanjutnya. Bekerja bersama orang tua siswa dan berbagai

lembaga untuk memperbaiki mutu siswa menjadi bagian system.

b. Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya.

Memperbaiki mutu dan produktivitas, sehingga mengurangi biaya,

dengan melembagakan proses “rencanakan/periksa/ubah”.

Gambarkan proses untuk memperbaiki, mengidentifikasi bidang-

bidang perbaikan; implementasikan perubahan, nilai dan ukur

hasilnya, dan dokumentasikan serta standarisasikan proses. Awali

siklusnya dari awal lagi untuk mencapai standar yang lebih tinggi

lagi.

c. Belajar sepanjang hayat. Mutu diawali dan diakhiri dengan latihan.

Bila anda mengharpkan orang mengubah cara bekerja mereka,

anda mesti memberi mereka perangkat yang diperlukan untuk

mengubah proses kerja mereka. Pelatihan memberikan perangkat

yang dibutuhkan untuk memperbaiki proses kerja.

d. Kepemimpinan dalam pendidikan. Merupakan tanggungjawab

manajemen untuk memberikan arahan. Para manajer dalam

menajemen mesti mengembangkan visi dan misi untuk wilayah,

sekolah atau jurusannya. Visi dan misi harus didukung oleh para

guru, staf, siswa, orang tua dan komunitas. Mutu mesti

terintegrasikan dalah pernyataan visi dan misi. Akhirnya,

manajemen mesti mau mendengan. Manajemen mesti mengajarkan

dan mempraktikan prinsip-prinsip mutu.

e. Mengeliminasi rasa takut. Lenyapkanlah bekerja karena dorongan

rasa takut dari wilayah. Sekolah, atau jurusan, maka setiap orang

akan bekerja secara efektif untuk perbaikan sekolah. Ciptakanlah

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

18

lingkungan yang akan mendiring orang lain untuk bebas berbicara.

Hubungan yang memandang orang lain sebagai lawan sudah

ketinggalan zaman dan kontra produktif.

f. Mengeliminasi hambatan keberhasilan. Manajemen

bertanggungjawab untuk menghilangkan hambatan yang

menghalangi orang mencapai keberhasilan dalam menjalankan

pekerejaannya. Menghalangkan ritangan diantara bagian. Orang

dibagian pengajaran, pendidikan luar biasa, akunting, kantin,

administrasi, pengembangan kurikulum, riset dan kelompok lain

harus bekerja sebagai sebuah tim. Mengembangkan strategi-

strategi gerakan: gerakan dari kompetisis menjadi kolaborasi

dengan kelompok lain, gerakan dari revolusi kalah-menang

menjadi menang-menang, gerakan dari mengisolasi pemecahan

masalah menjadi bersama-sama memecahkan maslah; gerakan dari

memegang informasi menjadi informasi; gerakan dari bertahan dari

perubahan menyambut baik perubahan.

g. Menciptakan budaya mutu. Ciptakanlah budaya mutu. Jangan

biarkan gerakan menjadi bergantung pada seseorang atau

sekelompok. Ciptakanlah budaya mutu yang mengembangkan

budaya tanggungjawab pada setiap orang.

h. Perbaikan proses. Tidak ada proses yang pernah sempurna, karena

itu, carilah cara terbaik, proses terbaik, terapkan tanpa pandang

bulu. Menemukan solusi harus didahulukan, dan bukan mencari-

cari kesalahan. Hargailah orang atau kelompok yang mendorong

terjadinya perbaikan.

i. Membantu siswa berhasil. Hilangkanlah rintangan yang merampok

hak siswa, guru atau adminstrator untuk memilik rasa bangga pada

hasil karyanya. Orang mesti berkeinginan untuk terlibat dan

pekerjaannya diselesaikan dengan baik. Tanggungjawab semua

administrator pendidikan mesti diubah dari kuantitasn menjadi

kualitas.

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

19

j. Komitmen. Manajemen mesti memiliki komitemen terhadap

budaya mutu. Manajemen mesti berkemauan untuk mendukung

memperkenalkan cara baru dalam mengerjakan sesuatu ke dalam

sesuatu ke dalam system pendidikan. Manajemen mesti

mendukung tujuan dengan memberikan sarana untuk mencapai

tujuan tersebutr atau resiko munculnya ketidaksenangan di dalam

system. “kerjakan dengan tepat pada kesempatan pertama”

merupakan tujuan utama. Para pegawai menjadi frustasi bila

manajemen tidak mau mengerti masalah yang dihadapi para

pegawai dalam mencapai tujuan atau tidak peduli untuk mencari

penyelesaian terhadap masalah.

k. Tanggung jawab. Birkanlah setiap orang disekolah untuk bekerja

menyelesaikan transformasi mutu. Transformasi merupakan tugas

setiap orang.

2. Pendidikan Agama Islam

Secara istilah, beberapa ahli pendidikan mendefinisikan pendidikan

Islam sebagai berikut:

a. Abdurrahman Saleh Abdullah

Pendidikan adalah proses yang dibangun oleh masyarakat

untuk membawa generasi-generasi baru ke arah kemajuan dengan

jalan-jalan terentu sesuai dengan kemampuan mereka yang berguna

untuk mencapai tingkat kemajuan yang paling tinggi.7

b. Shaikh Mustafa al-Ghulayani

اضلة ىف نفوس الناشئني وسقيها مباء اإلرشاد لفخالق األ غرس اهيتربية الضيلة واخلري وحب العمل الفامث تكون مثرا ةكلموالنصيحة حىت تصيح

8.نالوط عفلن

7 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an, terj.

H. M. Arifin dan Zainudin, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet. ke 3, hlm. 15. 8 Mustafa al-Ghulayani, Iddatun Nasyi’in, (Beirut: Maktabah Asriyah li al-Taba’at wa al-

Nasyr, 1953), hlm. 185.

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

20

Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa anak didik dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga menjadi tabiat jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi tanah air.

c. Ahmad D. Marimba

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh

si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak si terdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang sempurna menurut ukuran-

ukuran Islam.9

Dari beberapa pengertian pendidikan Islam tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha untuk

membimbing pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis

supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga tercipta

kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan kata lain yang harus

didahulukan dalam pembelajaran PAI adalah penanaman nilai keimanan

yang teguh. Sebab dengan adanya keimanan yang teguh akan

menghasilkan ketaatan dalam menjalankan kewajiban agama. Sesuai

dengan firman Allah SWT dalam Surat Adz-Dzaariyaat ayat 56:

$tΒ uρ àMø)n= yz £⎯Åg ø: $# }§ΡM} $# uρ ωÎ) Èβρ ߉ ç7÷èu‹ Ï9 ∩∈∉∪ 10

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Disamping beribadah, setiap manusia memiliki cita-cita untuk

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Q.S. Al-Baqarah ayat 201

Ο ßγ ÷Ψ ÏΒuρ ⎯ ¨Β ãΑθ à)tƒ !$oΨ −/u‘ $oΨ Ï?#u™ ’Îû $u‹ ÷Ρ‘‰9$# Zπ uΖ |¡ym ’Îûuρ Íοt Åz Fψ$# Zπ uΖ |¡ym $oΨ Ï%uρ z># x‹ tã

Í‘$ ¨Ζ9$# ∩⊄⊃⊇∪1116

9 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif,

1980), hlm. 19. 10 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.

Alwaah, 1993), hlm. 62 11 16 Ibid

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

21

“Dan diantara mereka ada yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”.

Kebaikan di dunia diartikan sebagai nikmat dan kebaikan di akhirat

diartikan sebagai surga. Sedangkan peliharalah kami dari siksa api neraka

yakni tidak memasukinya. Ini merupakan lukisan tentang keadaan orang-

orang musrik dan keadaan orang-orang yang beriman yang tujuannya ialah

supaya kita mencari makna kehidupan dunia dan akhirat.12

Namun pendidikan agama Islam disekolah/lembaga pendidikan

bukanlah pengajaran pengetahuan agama dan praktik ibadah semata, akan

tetapi yang terpenting adalah membentuk budi pekerti yang luhur,

sehingga pendidikan agama menekankan pada moral dan pendekatan

spiritual.13

Adapun dasar pendidikan agama Islam yaitu terdiri dari al-Qur'an

dan Sunnah nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan

ijtihad, al maslahah mursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya.

a. Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang berfungsi sebagai

mu’jizat yang di turunkan kepada nabi Muhammad yang di tulis dalam

mushaf, yang di riwayatkan secara mutawattir, dan membacanya

adalah ibadah14. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui

ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-Qur'an menyangkut

hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan sesamanya dan

hubungan dengan alam semesta.

Di dalam al-Qur'an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-

prinsip yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan.

Sebagai contoh dapat dibaca kisah Luqman mengajari anaknya, cerita

12 Imam Jalaludin al-Mahlly dan Imam Jalaludin As-Suyuti, Tafsir Jalalin, jilid I,

penerjemah: Balyan Abu Bakar, dkk, (Bandung: Sinar Baru, 1999), Cet. 1, hlm. 109. 13 Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran), (Bandung: Mizan, 1998),

cet. 5, hlm. 386 14 M. Nor Ichwan, Memasuki Dunia Al-Qur’an, (Semarang:Lubuk Raya, 2001), hlm. 37.

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

22

ini menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah

iman, akhlak, ibadat dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan

tujuan hidup dan tentang nilai sesuatu kegiatan dan amal saleh. Itu

berarti kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut.

b. As-Sunnah

As-Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari nabi,

baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, perangai, budi pekerti,

perjalanan hidup baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun

sesudahnya15. Sunnah merupakan ajaran kedua sesudah al-Qur'an.

Seperti al-Qur'an Sunnah juga berisi aqidah dan syariah. Sunnah berisi

petunjuk (pedoman) kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek,

untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang

bertaqwa.

c. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah fuqoha, yaitu berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki Islam untuk menetapkan atau

menentukan suatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata

belum tegas hukumnya oleh al-Qur'an dan Sunnah16. Ijtihad dalam hal

ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek

pendidikan.

Ijtihad dalam pendidikan harus tepat berpedoman pada al-

Qur'an dan Sunnah yang diolah oleh akal sehat dari para ahli

pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang

berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu tempat pada

kondisi dan situasi tertentu. Teori teori pendidikan baru hasil ijtihad

harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.17

15 Munzier Suparta, Ilmu Hadis,.(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 3, hlm 7. 16 Tengku Hasbi Ash-Shiddieqi, Pengantar Ilmu Fikih, (Semarang:Riski Putra,1999), cet.

2, hlm.200. 17 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. 3, hlm. 21-

22.

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

23

3. Mutu Pendidikan Agama Islam

Proses pendidikan sebagai bagian yang sangat penting bagi

tercapainya pendidikan yang bermutu tinggi. Sebagaimana dikemukakan

oleh Umar Tirtorahardjo bahwa “permasalahan dari mutu pendidikan lebih

terletak pada masalah proses pendidikan”,18 karena terdapat komponen-

komponen yang akan sangat menentukan tercapainya suatu pendidikan

yang diharapkan.

Adapun beberapa komponen tersebut antara lain:

- Tujuan

Tujuan pendidikan dan pengajaran harus dipahami dan dimengerti, sebab

tujuan merupakan gambaran, sasaran, dan pengarah, bagi tindakan guru

untuk menjalankan fungsinya. Tujuan pendidikan dan pengajaran

membentuk manusia yang cakap, warga negara yang demokratis, dan

bertanggung jawab, tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.19

Di samping itu tujuan juga berfungsi sebagai kriteria dalam pemilihan dan

penentuan materi, alat, metode, dan evaluasi mengajar.

- Materi

Materi merupakan bahan yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar-

mengajar. Menurut Nasution, adalah tiga sumber, yaitu: masyarakat dan

budayanya; anak; dan disiplin ilmu.20

Sedangkan menurut Hida Taba sebagaimana dikutip oleh Nasution,

mengemukakan kriteria materi memenuhi validitas pengetahuan,

relevansi, keseimbangan keanekaragaman tujuan, kemampuan murid

serta kebutuhan dan minat murid.21

- Metode

18 Umar Tirtorahardjo, et. al., Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan bekerjasama dengan Rineka Cipta, 1998), hlm. 233. 19 Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Alamiah FT IAIN

Sunan Ampel, 1991), hlm. 13. 20 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), Cet.

5. hlm. 54. 21Ibid., hlm. 70.

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

24

Metode merupakan suatu cara berfungsi sebagai penyampai

pengetahuan, keterampilan, sikap peserta didik.

- Alat

Alat merupakan sarana pengajaran berfungsi untuk membantu

tercapainya suatu tujuan, menjalin komunikasi yang harmonis antara

guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.

- Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari integral kegiatan belajarmengajar, harus

dilaksanakan secara kontinue untuk mencapai tujuan penddikan.

Evaluasi selain untuk siswa, juga untuk dirinya sendiri, agar dapat

mencapai hasil yang maksimal.

- Manajemen yang efektif dan efisien

Menurut Dr. E. Mulyasa manajemen pendidikan mengandung arti

sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik dan

komprehensif untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.22

Manajemen, yang bermakna pengelolaan, merupakan komponen integral

dan tidak dapat dipisahkan dari suatu proses pendidikan secara

keseluruhan. Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan

dicapai secara optimal, efektif dan efisien. Manajemen yang efektif dan

efisien pada masa sekarang disebut dengan manajemen berbasis sekolah,

yaitu suatu manajemen yang memberikan wewenang penuh kepada

sekolah dan guru yang mengatur pendidikan dan pengajaran,

merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawab

kan, mengatur serta memimpin sumber daya insani serta barang-barang

untuk membantu pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

sekolah.23

- Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap

pakai

22 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hlm. 19. 23 Soebagio Admodiwirio, Manjemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Ardadizya

Jaya, 2000), hlm. 20.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

25

Hampir sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia, apalagi sekolah-

sekolah swasta cenderung kekurangan buku-buku pelajaran. Padahal

buku merupakan unsur esensial yang tidak bisa diabaikan untuk

meningkatkan mutu hasil belajar siswa. Pemerintah perlu berupaya

mengembangkan usaha-usaha pengadaan buku. Di antaranya

mendistribusikan buku untuk sekolah-sekolah di seluruh pelosok desa

dan mengadakan perpustakaan keliling.

- Fisik dan penampilan sekolah yang baik

Lingkungan sekolah sangat berperan dalam mendukung kegiatan belajar-

mengajar di sekolah. Menurut pengalaman, cenderung bula lingkungan

sekolah bersih dan nyaman anak-anak akan bersemangat untuk belajar.

- Partisipasi aktif masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan modal dasar atas keberhasilan sebuah

sekolah, baik fisik, psikologis, maupun hasil kelulusan sekolah, sebab

akan membentuk lingkungan yang kondusif, saling menjaga,

berinteraksi, dan saling membutuhkan demi peningkatan kualitas

sekolah.

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan sebuah sarana yang

sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan

pribadi peserta didik di sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh

Mulyasa bahwa:

“Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat serta mengarahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan maupun yang akan datang, sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah”.24

24 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 51.

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

26

- Hasil Pendidikan

Menurut Ahmad Sanusi dikutip oleh Sufyarma mengemukakan, bahwa

ada empat pengertian tentang hasil pendidikan yaitu:

a. Hasil pendidikan dengan arti layanan pendidikan, maksudnya banyak

layanan pendidikan yang dapat diciptakan atau diproduksi dan

ditawarkan.

b. Hasil pendidikan merupakan perolehan yang dicapai peserta didik

dari berbagai kegiatannya.

c. Hasil pendidikan dalam arti prestasi ekonomis-finansial yang

ditampilkan dan diterima peserta didik sesudah selesai mengikuti

program pendidikannya.

d. Hasil pendidikan merupakan out put sosial budaya yang diciptakan,

diproduksi dan diserahkan oleh para lulusannya kepada

masyarakat.25

Dari keempat pengertian tersebut dapat diketahui bahwa hasil pendidikan

tidak lepas dari kinerja sekolah berwujud hasil usaha atau prestasi yang dilakukan

sekolah.

B. Partisipasi Masyarakat Dalam Kualitas Pendidikan Agama Islam

Hubungan yang harmonis antara Madrasah Ibtidaiyah dengan

masyarakat yang sadar akan pendidikan sangat dibutuhkan. Masyarakat

disebut sebagai lingkungan pendidikan non formal yang memberikan

pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi

tidak sistematis.26 Dari hubungan tersebut diharapkan masyarakat mempunyai

derajat kepemilikian atau rasa memiliki.

Sekolah dan Madrasah sekarang ini senantiasa bekerja keras untuk

menarik minat dan motivasi masyarakat dengan meningkatkan mutu

pendidikan. Baik pada pendidikan yang bersifat umum maupun agamis

25 Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 209. 26 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Umum dan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1997), hlm. 157.

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

27

(Pendidikan Agama Islam) dan menyelenggarakan pendidikan yang berbasis

masyarakat.

Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menjelaskan bahwa “pendidikan berbasis masyarakat merupakan

penyelenggaran pendidiakan yang berdasarkan kekhasan agama, lingkungan

sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat”.27 Madrasah dengan

menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat (community based

education), mengharap kepada masyarakat agar merasa memiliki (sense of

belonging) terhadap pendidikan di madrasah.

Kepemilikan berimplikasi adanya pengendalian penuh terhadap

pengembalian keputusan, tatapi dalam konteks ini lebih jelas Syaiful Sagala

dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah dan

Masyarakat menekankan bahwa berbasis masyarakat bukan di artikan

memiliki atau menguasai, melainkan masyarakat menjadi bagian yang penting

dalam peningkatan mutu pendidikan.28 Untuk itu meningkatnya kualitas

pendidikan agama Islam khususnya, tidak terlepas dari adanya keikutsertaan

masyarakat dalam bertanggungjawab bersama mencapai tujuan pendidikan

yang hakiki.

Adapun partisipasi merupakan keterlibatan atau peran serta seseorang

baik dilakukan secara individu maupun kelompok dalam suatu kegiatan

tertentu. Menurut Santoso Sastropoetro di kutip dari Ilmuwan Keith Davis

mendefinisikan29:

“Participation can be defined as mental and emotional involvement of a person in a group situation wich incourages him to contribute to group goals and share responsibility in them”

Selanjutnya ia mengemukakan pula bahwa

“There are three ideas in this wich are important to manager who will practice the art of participation…”

27 Undang-Undang No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya,

(Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), Cet. 1, hlm. 36. 28 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah Dan Masyarakat Strategi Memenangkan

Persaingan Mutu, (Jakarta: PT. Nimas Multima, 2004), hlm. 157 29 R.A. Santoso Sastropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional, (Bandung: Alumni, 1988), hlm. 13

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

28

Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan

emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya

untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai

tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan, memiliki beberapa

tingkatan:

a. Derajat keterlibatan, mulai dari sekedar mengetahui adanya suatu usaha

sampai dengan ikut aktif menyumbangkan pikiran, tenaga, maupun materi.

b. Prakarsa keterlibatan, yang dapat dibedakan antara keterlibatan spontan

dengan persuasi atau melalui paksaan. Yaitu tingkat otoritas, yang pada

dasarnya memberikan wewenang kepada kelompok untuk memantapkan

keputusannya. Kewenangan tersebut dapat bersifat resmi kalau kelompok

memberikan kepada pimpinan konsep keputusan yang kemudian dapat

diresmikan.

c. Organisasi keterlibatan, yang dapat dibedakan menjadi keterlibatan

perseorangan atau secara kelompok. Hal ini dapat dikatakan sebagai

tingkat penasihatan/sugesti yang dibangun atas dasar saling mengerti. Oleh

karena itu para anggota kelompok pada hakekatnya sudah cenderung siap

untuk memberikan suatu usul atau saran kalau telah memahami masalah

atau situasi yang dihadapkan kepada mereka

d. Sikap dalam keterlibatan, mulai dengan yang mendukung, setuju sampai

yang menentang. Hal ini merupakan tingkat saling mengerti yang

tujuannya untuk membantu para anggota kelompok agar memahami

masing-masing fungsi dan sikap yang dapat mengembangkan kerja sama

yang lebih baik. Dengan demikian secara pribadi mereka akan lebih

banyak terlibat, bersikap kreatif dan juga lebih bertanggung jawab.

Sekolah-sekolah Islam seperti Madrasah Ibtdaiyah sebagian besar

masih sering menghadapi kekurangan biaya dalam mengaadakan alat

pengajaran. Dalam hal ini seringkali yayasan kurang memperhatikan unsur-

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

29

unsur tersebut.30 Selain itu kondisi lingkungan yang kurang kondusif juga

mengganggu proses pembelajaran yang ada di madrasah.

Oleh karena itu masyarakat atau orang tua siswa sebagai mitra

madrasah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam

penyelenggaran pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, yang di dasari dengan pendidikan keluarga. GBHN 1988 dengan jelas

menempatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;

pendidikan swasta sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional perlu terus

di dorong untuk meningkatkan pertumbuhan, peranan dan tanggung jawab

serta mutu pendidikannya yang tetap mengindahkan ciri-ciri khas perguruan

swasta yang bersangkutan serta syarat-syarat pendidikan secara umum.31

Masyarakat yang dimaksud adalah bukan hanya orang tua siswa akan

tetapi orang-orang atau golongan yang memiliki kepentingan bersama dalam

suatu tindakan tertentu dan konsekuensinya serta yang dipengaruhinya disebut

stakeholder.32

Beberapa macam stakeholder menurut konteks antara lain semua aktor

dalam konteks kelembagaan disebut sebagai stakeholder potensial. Yaitu

kelompok yang memiliki keputusan-keputusan yang akan dibuat berkenaan

dengan agenda pendidikan dan organisasi–organisasi yang berpartisipasi

dalam proses ketetapan pendidikan.

Sedangkan kelompok yang mengejar kepentingan mereka dalam

situasi (konteks) suatu organisasi tertentu dalam institusi disebut stakeholder

kinetik atau aktif.33 Ia terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan

perencanaan organisasi meningkatkan kemungkinan tindakan yang berhasil.

Pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan informasi

tentang cakupan perhatian, sasaran dan komitmen dari penerima keuntungan

dengan program yang diharapkan, serta tentang sarana alternatif untuk

30 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 94. 31 H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidian Nasional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1999), cet. 4, hlm. 83. 32 N.Mc. Ginn-T.Welsh, Desentralisasi Pendidikan, (Jakarta: Logos, 2003), hlm. 86 33 Ibid, hlm. 87

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

30

memenuhi sasaran dan perhatian tersebut sambil melanjutkan komitmen itu.

Misalnya keterlibatan orang tua dalam merancang suatu unit kurikulum baru

dapat menyiagakan para perancang dalam topik-topik sensitif yang harus

dihindari. Para guru mungkin dapat menyerahkan alternatif untuk

mengorganisir unit tersebut.

Desentralisasi merupakan suatu metode utama bagi keterlibatan

stakeholder. Akan tetapi dengan metode ini tidak semua masyarakat

berpartisipsi dengan intensitas yang sama di semua kesempatan. Sebagaimana

3 kategori stakeholder berikut:

1. Produsen

Suatu kategori stakeholder yang memperhatikan keputusan tentang

konsepsi dan rancangan proses pendidikan, pelatihan personal yang akan

dilibatkan, serta produksi fasilitas dan material yang akan digunakan.

Fokusnya adalah konstruksi atau produksi kapasitas untuk mendidik.

Stakeholder ini meliputi:

a. Perusahaan konstruksi

b. Perusahaan yang menghasilkan meteri pengajaran termasuk buku teks

c. Penjual pakaian seragam

d. Penulis buku teks dan kurikulum

Perhatian utama stakeholder ini ialah persediaan atau produksi

input ke proses pendidikan. Karena ekonomi skala kebanyakan organisasi

ini ialah organsasi-organisasi Nasional, bahkan di negara-negara yang

tingkat desentralisasinya tinggi sekalipun. Di AS, dimana distrik sekolah

bisa menggunakan buku teks apa saja yang mereka inginkan. Kebanyakan

distrik membeli satu set lengkap yang mencakup semua kelas dari salah

satu lima penerbit Nasional.34

2. Distibutor

Perangkat minat kedua terfokus pada lokasi keputusan tentang

distribusi produk yang ada. Keputusan ini mengenai akses kependidikan

dan proses pengajaran (termasuk penilaian belajar yang masuk dalam

34 Ibid, hlm. 89

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

31

bagian dari pengajaran). Keputusan tentang dimana sekolah melibatkan

stakeholder yang berbeda-beda dibanding keputusan tentang apakah

sekolah akan dibangun, juga siapa yang akan dipertahankan.

Proses pengajaran itu sendiri memerlukan keputusan yang dibuat

terutama oleh para guru dengan tingkat kontrol tidak langsung yang

bermacam-macam oleh administratur, pengurus dan lain-lain. Kategori ini

meliputi:

a. Kelompok orang tua

b. Wakil guru (yaitu persatuan)

c. Manager sekolah dan

d. Kelompok-kelompok pengelola yang dibatasi dalam keputusan tentang

aplikasi kurikulum resmi

3. Pengguna

Perangakat stakeholder ketiga memperhatikan manfaat hasil

pendidikan yang dapat diambil. Pendidikan mentransformasikan individu,

memberi mereka pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai baru.

Transformasi ini dapat menguntukan individu-individu yang

ditransformasikan dan mereka yang dapat memperoleh keuntungan dari

pengetahuan yang meningkat, ketrampilan dan nilai-nilai. Para siswa dan

orang tua dapat menggunakan pengetahuan dan sertifikasi untuk

meningkatkan kualitas hidupnya.

Stakeholder ini lebih mengutamakan mutu pendidikan dan tentang

pembiayaannya. Perhatiannya didorong oleh bagaimana pendidikan

berhubungan dengan sasaran mereka dan terutama tidak berhubungan

dengan aspek teknis pendidikan itu sendiri.35

Dalam hal ini Madrasah yang menerapkan manajemen berbasis

sekolah memiliki karakteristik partisipasi warga sekolah dan masyarakat

yang tinggi. Hal ini dilandasi oleh kayakinan bahwa makin tinggi tingkat

partisipasi, makin besar rasa memiliki diikuti makin besar rasa tanggung

35 Ibid, hlm. 90.

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

32

jawab dan seterusnya makin besar tingkat dedikasinya.36 Sebagai bagian

dari masyarakat, setiap individu dituntut peran sertanya dalam kegiatan-

kegiatan pembangunan di semua bidang pembangunan, terutama sekali

pada bidang masing-masing.37

Untuk itu Madrasah sebagai lembaga kemasyarakatan yang

mempunyai potensi keagamaan dan kependidikan yang mengakar dalam

kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dan masyarakat harus

dijadikan sebagai pendukung utama Madrasah (stakeholder atau user)

untuk meningkatkan kepentingan dalam mengembangkan pendidikan

yang berbasis masyarakat (community based education). Dengan kata

lain masyarakat yang bertanggung jawab terhadap kemajuan madrasah.38

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan agama Islam di

Madrasah sudah sepatutnya dilakukan khususnya oleh masyarakat yang

beragama Islam. Dalam Islam sendiri, partisipasi disebut sebagai jihad.

Karena hal ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap

berkembangnya agama Islam dan jihad fi sabilillah. Sebagaimana firman

Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122.

$tΒuρ šχ% x. tβθ ãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# (#ρãÏΨ uŠÏ9 Zπ©ù !$Ÿ2 4 Ÿωöθ n= sù t xtΡ ⎯ ÏΒ Èe≅ä. 7π s%ö Ïù öΝåκ ÷]ÏiΒ ×πxÍ←!$sÛ (#θßγ ¤)xtGuŠ Ïj9

’Îû Ç⎯ƒ Ïe$!$# (#ρâ‘ É‹Ψ ãŠ Ï9uρ óΟßγ tΒ öθ s% # sŒÎ) (# þθãèy_ u‘ öΝÍκö s9 Î) óΟ ßγ ¯= yès9 šχρ â‘ x‹øt s† )39 ) 122 :التو بة

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubat: 122)

36 Syaiful Sagala, Op.Cit, hlm. 162. 37 Ali Yafie, Mengupas Fiqih Sosial Dari Sosial lingkungan Hidup: Asuransi Hingga

Ukhuwah, (Bandung: Mizan, 1995), cet. 3, hlm, 159. 38 Qodri A. Azizy, Pendidikan (Agama) Untuk Membangaun Etika Sosial (Mendidik Anak

Sukses Untuk Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat), (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003), hlm. 22.

39 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Alwaah, 1993), hlm. 301.

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

33

Dari ayat ini mengandung arti bahwa umat Islam dituntut untuk

mendukung jalannya pendidikan sebagaimana ayat di atas bahwa

menuntut ilmu itu juga penting sebagaimana berjihad di medan perang.

Dukungan itu dapat dilakukan dengan cara memberikan segala

kemampuan yang dimilikinya ke jalan Allah SWT. Maka dari itu

sumbangsih masyarakat Islam terhadap pendidikan juga dapat disebut

sebagai jihad. Yang dimaksud jihad disini adalah bukan semata-mata

mengangkat senjata, melainkan dengan sungguh-sungguh usaha dan

kegiatan menuju ke arah kemajuan dan kesempurnaan di jalan Allah

yang terkenal dengan tugas amar ma’ruf nahi mungkar. Firman Allah

dalam surat Al-Imron ayat 110

öΝçGΖ ä. uöyz >π ¨Β é& ôM y_Ì ÷z é& Ĩ$ ¨Ψ=Ï9 tβρ â ß∆ù' s? Å∃ρ ã ÷èyϑø9 $$ Î/ šχ öθ yγ ÷Ψ s?uρ Ç⎯ tã Ì x6Ζ ßϑø9 $#

tβθ ãΖ ÏΒ ÷σè?uρ «!$$ Î/ 3 öθ s9 uρ š∅tΒ# u™ ã≅÷δr& É=≈ tGÅ6 ø9$# tβ% s3 s9 # Zöyz Νßγ ©9 4 ãΝ ßγ ÷ΖÏiΒ šχθãΨ ÏΒ÷σ ßϑø9$#

ãΝ èδçsYò2 r& uρ tβθ à)Å¡≈ xø9$# )40) 110:اال مران

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.(Q.S. al-Imron:110)

Pada dasarnya partisipasi masyarakat memiliki 3 konsep yang

mana madrasah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai

aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, yaitu:

a. Sekolah/Madrasah dengan masyarakat merupakan satu keutuhan

dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta

didik.

b. Sekolah/Madrasah dengan tenaga kependidikan menyadari pentinya

kerjasama dengan masyarakat, bukan hanya dalam melakukan

pembaruan tetapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan

dampaknya, serta mencari alternatif pemecahannya.

40 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit, hlm. 94

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

34

c. Sekolah/Madrasah dengan masyarkat sekitar memiliki andil dan

mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di

Sekolah/Madrasah, untuk mengembangkan berbagai potensi yang

ada sesuai dengan harapan peserta didik.

Para pendidik profesional setuju bahwa masyarakat dan terutama

orang tua memberikan sumbangan penting bagi pekerjaan mereka.

Partisipasi yang diminta biasanya berupa dukungan dari masyarakat atas

apa yang sedang di coba dilakukan Madrasah. Yakni para guru dan kepala

Madrasah dukungannya pun berupa penyediaan tenaga kerja dan meterial

bangunan dan pemeliharaan gedung yang menjamin bahwa para siswa

mengerjakan pekerjaan rumah mereka.

Oleh karena itu tingkat partisipasi masyarakat yang rendah

dianggap sebagai kegagalan masyarakat untuk menghargai nilai

pendidikan. Pendidikan harus dikaitkan kepada kebutuhan-kebutuhan

produksi masyarakat, sekolah-sekolah membantu memikul biaya

operasionalnya sendiri dan menjadi bagian integral dalam komunitas yang

mereka layani.41

Sebagai umat Islam dituntut untuk selalu berjuang/berjihad dengan

sungguh-sungguh di jalan Allah, sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya. Apabila mampu dengan tangannya hendaklah mau dengan

ikhlas menyumbangkan tenaganya, apabila mampu dengan lisannya, maka

mereka harus berani mengatakan dengan tegas yang hak dan yang bathil,

mencarikan solusi yang baik untuk kebenaran di jalan Allah seperti

sebagai ustadz, guru, dan lain-lain.dan apabila hanya mampu dengan

hatinya, maka mereka harus meyakini dengan seyakain-yakinnya apa yang

diperintah-Nya dan apa yang dilarang-Nya. Sebagaimana sabda Nabi

Saw.:

41 Philip Robinson, Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali,

1986), hlm. 341.

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

35

مسعت رسول اهللا صلى اهللا عليه : عن ابوا سعيد بن احلدري رضي اهللا عنه قالفإن . فإن مل يستطع فبلسا نه. من رأى منكم منكرا فليغيره بيده: وسلم يقول

42)رواه مسلم(وذلك اضعف االميان . مل يستطع فبقلبه

Dari Abu Sa’id bin Khudri, r.a., berkata: saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: barang siapa mengetahui barang yang mungkar, maka hendaklah mengubah dengan tangannya, bila tidak mampu hendaklah dengan lisannya, bila tidak mampu hendaklah dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan iman yang paling lemah. (H.R. Muslim)

Menurut pandangan Islam, pada dasarnya manusia memiliki dua

bentuk kemampuan yang dapat dipergunakan untuk berpartisipasi (jihad)

di jalan Allah, yaitu berupa harta dan jiwa. Sebagaimana firman Allah Swt

dalam surat Al-Hujurat ayat 15 :

$yϑ̄ΡÎ) šχθãΨ ÏΒ ÷σ ßϑø9 $# t⎦⎪ Ï% ©!$# (#θãΖ tΒ# u™ «! $$Î/ ⎯Ï& Î!θß™ u‘ uρ §ΝèO öΝs9 (#θ ç/$ s?ötƒ (#ρ߉yγ≈ y_ uρ öΝÎγ Ï9≡uθøΒ r'Î/

óΟ Îγ Å¡ àΡr& uρ ’Îû È≅‹ Î6 y™ «! $# 4 y7 Í× ¯≈ s9'ρ é& ãΝèδ šχθ è%ω≈ ¢Á9$# ∩⊇∈∪

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar. (Q.S. Al-Hujurat: 15)

Beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam ikut

berpartisipasi terhadap pendidikan di Madrasah yaitu: 43

a) Minat dan motivasi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Dengan mengenyam pendidikan masyarakat berharap memiliki

kemampuan membaca, menulis, berhitung dan mendapatkan

pengetahuan terhindar dari kemiskinan, mendapatkan kedudukan

sosial dan percaya terhadap diri sendiri.

b) Penginterpretasian yang dangkal terhadap agama. Dengan

mendapatkan pendidikan agama di Madrasah mereka berharap dapat

bertingkah laku dengan baik sesuai dengan kepribadiannya.

42 Imam Abi Khusain Muslim bin Al-Khajaj, Shakhih Muslim 2, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993),

hlm. 45-46 43 R.A. Santoso Sastropoetro, Op. Cit, hlm. 22

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

36

c) Kecendrungan untuk menyalah artikan motivasi dan kepentingan

organisasi penduduk yang biasanya mengarah kepada timbulnya

persepsi yang salah terhadap keinginandan motivasi serta organisasi

penduduk dapat halnya terjadi di beberapa Negara.

d) Tersedianya kesempatan kerja yang lebih baik di luar pedesaan.

Masyarakat beranggapan bahwa hidup di luar (kota) lebih terjamin dari

pada kehidupan di desa.

e) Tidak terdapatnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam hal

pembangunan.

Adapun sifat dan ciri-ciri partisipasi masyarakat tersebut antara

lain:

- Partisipasi bersifat sukarela

- Berbagai issu dan masalah haruslah disajikan dan dibicarakan secara

jelas dan objektif

- Kesempatan untuk berpartisipasi haruslah mendapat

keterangan/informasi ang jelas dan memadai tentang setiap segi atau

aspek dari program yang akan didiskusikan.

- Partisipasi masyarakat dalam rangka menentukan kepercayaan

terhadap diri sendiri haruslah menyangkut berbagai tingkatan dan

berbagai sektor, bersifat dewasa, penuh arti, berkesinambungan dan

aktif.

C. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan Agama

Islam di Madrasah

1. Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.44

Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” –

pengelolaan-, sedang pelaksanaannya disebut manager atau pengelola.45

44 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2004), cet. 3, hlm. 1. 45 G.R. Terry dan L.W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. 8,

hlm. 1.

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

37

Dalam bukunya yang berjudul Management, Peter P. Schoderbeck

mengatakan “Management is a process of achieving organizational goals

through others”.46

Dengan demikian manajemen lebih ditekankan pada upaya untuk

mempergunakan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin. Adapun

tujuan utama dari manajemen menurut Nanang Fattah adalah produktivitas

dan kepuasan. Produktivitas sendiri diartikan sebagai ukuran kuantitas dan

kualitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya.47

Menurut E. Mulyasa, istilah manajemen memiliki banyak

arti,bergantung pada orang yang mengartikannya. Istilah manajemen

sekolah capkali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah.

Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama,

mengartikan administrasi lebih luas daripada manajemen (manajemen

merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas

daripada administrasi dan ketiga; pandangan yang menganggap bahwa

manajemen identik dengan administrasi.48

Secara leksikal, manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari

tiga kata, yaitu manajemen, berbasis dan sekolah. Manajemen adalah

proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah

adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan

memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka MBS

dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berdasarkan pada

sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran.49

Menurut Mallen, Ogawa dan Kranz, sebagaimana dikutip oleh

Ibtisam Abu Duhou, secara konseptual manajemen berbasis sekolah dapat

46 Peter P. Schoderbeck, et.al., Management, (London: Harcourt Brace Jovanovich

Publisher, 1988), hlm. 8. 47 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001), hlm. 15. 48 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, dan Implementasi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003), hlm. 19.

49 Nurkolis, Op. Cit, hlm. 1.

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

38

digambarkan sebagai suatu perubahan formal struktur penyelenggaraan,

sebagai suatu bentuk desentralisasi yang mengidentifikasi sekolah itu

sendiri sebagai unit utama peningkatan serta bertumpu pada redistribusi

kewenangan pembuatan keputusan sebagai sarana penting yang dengannya

peningkatan apat didorong dan ditopang.50

MBS diterjemahkan dari istilah School Based Management (SBM),

istilah ini pertama kali pada tahun 1970-an di Amerika Serikat sebagai

alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah.51

Reformasi tersebut diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah

dan memenuhi tuntutan perubahan lingkungan sekolah, seperti tuntutan

terhadap peningkatan mutu pendidikan dan tuntutan terhadap mutu lulusan

yang relevan dengan dunia kerja.

Meskipun sebenarnya MBS telah cukup lama berkembang dan

diterapkan di Mancanegara, namun di Indonesia gagasan untuk

menerapkan konsep tersebut baru muncul seiring dengan pelaksanaan

otonomi daerah yang juga berarti otonomi dalam hal pengelolaan sekolah.

“Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menyebut

MBS dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS)”.52 MPMBS itu pada hakekatnya merupakan otonomi yang

diberikan kepada kepala sekolah untuk secara aktif serta mandiri

mengembangkan dan melakukan berbagai program peningkatan mutu

pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri.53

Definisi MPMBS yang dikemukakan oleh Sugiyono adalah:

“Sebagai pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan

secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok

kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses

50 Ibtisan Abu Duhou, School-Based Management, terj. Noryamin Aini, dkk., (Jakarta:

Logos, 2002), hlm. 16. 51 Nurkolis, Op. Cit., hlm. 1-2. 52 Ibid., hlm. 9. 53 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,

2003), hlm. 82.

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

39

pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau

untuk mencapai tujuan sekolah dalam rangka kebijakan nasional”54

MPMBS merupakan model pengelolaan sekolah di era

desentralisasi yang memberikan kewenangan yang lebih luas kepada

sekolah untuk menyediakan pendidikan yang bermutu kepada peserta

didik. Dengan adanya kewenangan tersebut, maka sekolah memiliki

kesempatan yang lebih luas pula untuk meningkatkan kinerja para

personel sekolah dan melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses

perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan.

Berbagai pengertian tentang konsep manajemen berbasis sekolah

yang telah dijelaskan, maka dari semuanya merupakan satu bentuk

keragaman corak berfikir secara ilmiah, akan tetapi yang jelas MBS

merupakan suatu pemberian wewenangan bagi sekolah untuk menggali,

mengelola, mengembangkan dan mempunyai tanggung jaab atas semua

yang dimiliki oleh sekolah. Akibatnya, dalam upaya pencapaian

keunggulan masyarakat dalam hal penguasaan ilmu dan teknologi akan

mudah dicapai. Akan tetapi yang jelas manajemen berbasis sekolah

merupakan suatu pemberian wewenang bagi sekolah untuk menggali,

mengelola, mengembangkan, dan mempunyai tanggung jawab atas semua

yang dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian dalam upaya pencapaian

keunggulan masyarakat dalam hal penguasaan ilmu dan teknologi akan

mudah dicapai.

Ciri utama dari manajemen berbasis sekolah adalah kemandirian

sekolah dalam segala aspek untuk mampu menentukan arah

pengembangan, yang semua itu disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan

lingkungan masyarakat setempat. Jadi walaupun ada beberapa pengertian

berbeda dari beberapa tokoh mengenai pengertian manajemen berbasis

sekolah, namun perbedaan itu tidak perlu diperdebatkan secara signifikan,

karena dari perbedaan pengertian tersebut mempunyai pengertian yang

54 Sugiyono, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: 2002), hlm. 1.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

40

sama bahwa manajemen berbasis sekolah adalah pengelolaan sumber daya

sekolah secara mandiri, di mana sumber daya ada dua macam, yaitu:

sumber daya sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, sarana dan lainlain)

dan sumber daya manusia luar sekolah (wali siswa, pengguna prasarana

lulusan), inilah yang menjadi ciri atau pengertian dari MBS.

2. Hubungan Masyarakat Dengan Pendidikan

Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat mencakup

hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah

setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan sekolah dengan

masyarakat pada umumnya.55 Hubungan yang terjalin diharapkan

menghasilkan keuntungan satu sama lain. Dan semua hubungan itu

merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis, dan

produktif.

Oleh sebab itu hubungan madrasah dengan masyarakat sangat

penting dan menjadi bagian dari manajemen pendidikan, dalam hal ini

dijalankan oleh kepala Madrasah Ibtidaiyah. Adapun tujuannya adalah:56

a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

b. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang

diperlukan bagi sekolah.

c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan

program sekolah.

d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

e. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan

sekolah dalam mendidik anak-anak.

Dari gambaran di atas dapat diratikan bahwa hendaknya

Sekolah/Madrasah dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi atau

55 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),

cet. 1, hlm. 160. 56 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 188.

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

41

instansi-instansi lain di dalam masyarakat yang mempunyai tugas dan

kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak. Misalnya dengan

lembaga-lembaga keagamaan, organisasi pramuka, kesenian dan lain-lain.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh masyarakat Madrasah ialah

kepala Madrasah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk dapat

bekerja sama dan memanfaatkan sumber-sumber di dalam masyarakat

yang diperlukan untuk memperkaya program di madrasah. Dengan

memandang masyarakat itu sebagai laboratorium untuk belajar, berarti

penting bagi guru-guru untuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa yang

tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan dalam belajar, seperti minat

masyarakat terhadap industri yang merupakan faktor masyarakat yang

sangat penting diketahui dalam hubungannya dengan program belajar yang

community life centered.57

Kepala sekolah dan tenaga kependidikan senantiasa meggalang

partisipasi masyarkat secara continue, karena pasang surutnya kualitas

pendidikan baik umum maupun pendidikan agama Islam tidak lain karena

adanya keterlibatan masyarakat. Beberapa pendekatan yang dapat

dilakukan kepala sekolah dan tenaga kependidikan dalam menggalang

partisipasi masyarakat yaitu:58

a. Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di

Madrasah yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial,

perpisahan, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Nasional, dan

pentas seni. Pelibatan masyarakat disesuaikan dengan hobi,

kemampuan dan pekerjaan mereka dengan program dan kegiatan yang

akan dilakukan Sekolah.

b. Mengidentifikasi tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu

mempengaruhi masyarakat pada umumnya. Tokoh tersebut yang

pertama kali harus dihubungi, diajak kompromi, konsultasi, dan

diminta bantuan untuk menarik masyarakat berpartisipasi dalam

57 Ibid, hlm. 191. 58 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesioanal dalam Konteks Menykseskan MBS

dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3,, hlm. 173-174

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

42

program dan kegiatan sekolah. Tokoh-tokoh tersebut mungkin berasal

dari orang tua peserta didik, figure masyarakat (Kyai), olahragawan,

seniman, informal leader, psikolog dan lain sebagainya.

c. Melibatkan tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai program dan

kegiatan sekolah yang sesuai dengan minatnya

d. Memilih waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan

kondisi dan perkembangan masyarakat.

Peran masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu

sebagai Pemberi pertimbangan (advisory), Pendukung (suporting agency),

Pengontrol (controlling agency), Mediator antara pemerintah (eksekutif).

Oleh karena itu masyarakat dapat memberikan partisiasinya sebagaimana

perannya dalam tabel berikut:

Peran Masyarakat

Fungsi Manajemen Pendidikan

Partisipasi Yang Dapat Diberikan Oleh Masyarakat

Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

1. Perencanaan Sekolah

a. Identifikasi sumber daya pendidikan dalam masyarakat

b. Memberikan masukan untuk penyusunan RAPBS

c. Menyelenggarakan rapat RAPBS (sekolah, orang tua siswa, masyarakat)

d. Memberikan pertimbangan perubahan RAPBS

e. Ikut mengesahkan RAPBS bersama kepala sekolah.

2. Pelaksanaan Program

a. Kurikulum b. PBM c. Penilaian

a. Memberikan masukan terhadap proses

b. Pengelolaan pendidikan di sekolah

Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada para guru

3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan a. SDM b.S/P c. Anggaran

a. Identifikasi potensi sumber daya pendidikan dalam masyarakat

b. Memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

43

diperbaharui di sekolah. c. Memberikan pertimbangan

tentang sarana dan prasarana yang dapat diperbantukan di sekolah.

d. Memberikan pertimbangan tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah

Badan Pendukung (Supporting Agency)

1. Pengelolaan Sumber Daya

a. Memantau kondisiketenagaan pendidikan di sekolah

b. Mobilisasi guru sukarelawan untuk menanggulangi kekurangan guru di sekolah

c. Mobilisaasi tenaga kependidikan non guru untuk mengisi kekurangan di sekolah

2. Pengelolaan Sarana dan

Prasarana

a. Memantau kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah

b. Mobilisaasi bantuan sarana dan prasaran sekolah

c. Mengkoordinasi dukungan sarana dan prasarana sekolah

d. d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan sarana dan prasarana sekolah

3. Pengelolaan Anggaran

a. Memantau kondisi

anggaran pendidikan di sekolah

b. Mobilisaasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah

c. Mengkoordinasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah

d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran di sekolah

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

44

Badan Pengontrol (Controlling Agency)

1. Mengontrol Perencanaan Pendidikan di Sekolah

a. Mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah

b. Mengontrol kualitas kebijakan di sekolah

c. Mengontrol proses perencanaan pendidikan di sekolah

d. Pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah

e. Pengawasan terhadap kualitas program sekolah

2. Memantau pelaksanaan

program sekolah

a. Memantau organisasi sekolah

b. Memantau penjadwalan program sekolah

c. Memantau alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah

d. Memantau partisipasi stake-holder pendidikan dalam pelaksanaan program sekolah

3. Memantau out put

pendidikan

a. Memantau Hasil Ujian Akhir

b. Memantau Angka Partisipasi Sekolah

c. Memantau Angka Mengulang Sekolah

d. Memantau angka bertahan di sekolah

Badan Penghubung (Mediator Agency)

1. Perencanaan

a. Menjadi penghubung antara komite sekolah dengan masyarakat, komite sekolah dengan sekolah, dan komite sekolah dengan dewan pendidikan

b. Mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan

c. Membuat usulan kebijakan

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

45

dan program pendidikan kepada sekolah

2. Pelaksanaan Program

a. Mensosialisasikan

kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat

b. Memfasilitasi berbagai masukan kebijakan program terhadap sekolah

c. Menampung pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah

d. Mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan masyarakat terhadap sekolah

3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan

a. Mengidentifikasi kondisi sumber daya di sekolah

b. Mengidentifikasi sumber-sumber daya masyarakat.

c. Memobilisasi bantuan masyarakat untuk pendidikan di sekolah

d. Mengkoordinasikan bantuan masyarakat.

Melihat madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang

rasional, dan madrasah sendiri didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat,

maka tidak mungkin masyarakat tidak memperdulikan keberadaan

Madrasah. Untuk itu diperlukan wadah partisipasi masyarakat untuk dapat

menampung partisipasi masyarakat dan membantu madrasah dalam

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam khusunya dan pendidikan

pada umumnya. Karena terbentuknya wadah partisipasi masyarakat dalam

pendidikan sekarang ini, seperti Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negeri ini dengan melalui

berbagai fungsi yang dapat di perankan.59

59 Suyanto, Optimalisasi Peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan, (Semarang:

Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan, 2003), hlm. 1.

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

46

1. HUMAS (Hubungan Masyarakat) / Public Relations

Menurut Ibnu Syamsi sebagaimana dikutip oleh Suryosubroto

Humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang

harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan

sadar dan sukarela.60 Dengan hubungan yang harmonis ini maka akan

menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi di Madrasah Ibtidaiyah.

Manfaat hubungan yang harmonis sebagai hasil Hubungan

Masyarakat:

a. Adanya saling pengertian antara organisasi atau instansi dengan

pihak luar.

b. Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti

dan pentingnya peranan masing-masing.

c. Adanya kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan

merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya usaha pihak lain.61

d. Jadi dengan adanya hubungan masyarakat yang terbentuk dalam

organisasi sekolah maka akan memperlancar partisipasi masyarakat

terhadap Madrasah Ibtidaiyah. Dan juga hubungan sekolah dengan

masyarakat ini terjadi karena saling membutuhkan satu sama lain,

membuat kemungkinan terbentuknya badan kerja sama yang relatif

permanen.62

2. Komite Sekolah

Komite sekolah terdiri dari unsur masyarakat yang antara lain:

orang tua, tokoh masyarakat (ulama), tokoh pendidikan, alumni, siswa

dan dunia usaha. Badan ini berperan sebagai :

a. Pemberi pertimbangan (advisory), membantu partner sekolah

dalam merancang kurikulum, menyediakan fasilitas belajar,

memperbesar dana pendidikan dan mengevaluasi program serta

hasil pendidikan dan mengawasi hasil pendidikan.

60 B. Suryosubroto, Op, Cit, hlm. 155 61 Ibid, hlm. 157. 62 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. I, hlm. 174.

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

47

b. Pendukung (suporting agency), baik berwujud finansial,

pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan

disekolah.

c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah.

d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di

sekolah

3. Dewan Sekolah atau Dewan Pendidikan

Dewan sekolah suatu lembaga yang perlu di bentuk dalam

rangka pelaksanaan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Dengan

tujuan untuk membantu menyukseskan kelancaran proses belajar

mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanan, pelaksanaan

maupun penilaian. Dan agar apa yang dilaksanakan di sekolah sejalan

dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.63

Dewan pendidikan adalah suatu badan yang bersifat mendiri

dan otonom yang menganut azas kebersamaan yang diatur oleh AD

dan ART. Keanggotaan dewan pendidikan ini terdiri atas 2 unsur:

pertama, unsur masyarakat yang dapat meliputi Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM); Tokoh masyarakat, anggota masyarakat yang

mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan termasuk

pendidikan agama Islam; yayasan penyelenggara pendidikan, dunia

usaha dan organisasi profesi serta perwakilan dari komite sekolah yang

disepakati. Kedua, unsur birokrasi sebagai unsur tambahan seperti

unsur Dinas Pendidikan setempat dan dari unsur Legislatif yang

membidangi pendidikan, dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan

Pendidikan maksimal 4-5 orang.

Peran Dewan Pendidikan hampir sama dengan Komite Sekolah

yaitu pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung,

(supporting agency), dan pengontrol (controlling agency) dan mediator

63 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS

dan KBK, Op. Cit, hlm.175

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

48

antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(legislative) dengan masyarakat

Sudah menjadi konsep umum bahwa proses belajar yang baik tidak

cukup hanya dilaksanakan di sekolah saja, melainkan sebaiknya diperluas

ke lapangan atau masyarakat. Dengan belajar di masyarakat, peserta didik

dapat mengamati pemandangan yang wajar atau yang asli di alam terbuka.

Hal ini akan dapat meningkatkan mereka, menghindari kebosanan, melihat

dengan jelas manfaat pelajaran tersebut, dan lebih mudah berlatih karena

fasilitas tersedia. Adapun salah satu bentuk belajar di masyarakat adalah

karyawisata.

Hal yang dapat dilakukan orang tua/masyrakat dalam membantu

peningkatan kualitas pendidikan agama Islam khususnya dan pendidikan

umum pada umumnya yaitu:64

a. Menciptakan budaya belajar di rumah. Pada jam-jam belajar, orang tua

sebaiknya ikut belajar, misalnya membaca al-Qur’an, membaca

majalah, menulis puisi, dan menulis program kerja sehingga tercipta

budaya belajar.

b. Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan

pembelajaran di Sekolah/Madrasah. Jika banyak kegiatan yang

dilakukan anak, maka utamakan yang terkait dengan tugas

pembelajaran.

c. Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi

sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun yang bersifat ekstra

kurikuler.

d. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan gagasan,

ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar.

e. Menciptakan situasi yang demokratis di rumah, agar terjadi tukar

pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan.

64 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam konteks Menyukseskan MBS

dan KBK, Op. Cit, hlm. 167-168

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

49

f. Memahami apa yang telah, sedang dan akan dilakukan

Sekolah/Madrasah, dalam mengembangkan potensi anaknya.

g. Menyediakan sarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan

orang tua dan kebutuhan sekolah.

3. Bentuk partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan

Agama Islam

Adapun bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan agama

Islam yang terimplementasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam

antara lain:65

b) Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. Dalam pendidikan,

masyarakat mengadakan bimbingan keagamaan yang diprakarsai oleh

tokoh ulama setempat.

c) Sumbangan spontan berupa uang dan barang. Sumbangan ini didasari

atas musyawarah seluruh komponen masyarakat yang berkepentingan.

Seperti kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, tokoh

masyarakat, tokoh ulama dan perangkat desa.

d) Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari

sumbangan individu, kelompok, dan instansi yang berada di luar

lingkungan desa.

e) Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya

oleh komuniti, biasanya diputuskan oleh rapat komunitas sekolah yang

menentukan anggarannya.

f) Sumbangan dalam bentuk kerja, biasanya dilakukan oleh tenaga ahli

setempat

g) Aksi massa atau gotong royong.

h) Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri

i) Membangun proyek komunitas yang bersifat otonom

Bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam Pendidikan

Nasional tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 39/1992 pasal 4 dan

kaitannya dengan partisipasi masyarakat dalam Pendidikan Agama Islam:

65 R.A. Santoso Sastropoetro, Op. Cit, hlm. 16.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

50

1. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur

pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua

jenis pendidikan kecali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang

pendidikan di jalur pendidikan sekolah.

2. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk

melaksanakan atau membantu pelaksanaan pengajaran, pembim-

bingan, dan/pelatihan peserta didik. Dalam hal ini masyarakat/orang

tua yang kebetulan memiliki keahlian (profesi) dan waktu luang

sebagai tenaga pengajar, diharapkan dapat membantu sebagai tenaga

pengajar baik sebagai guru bidang studi, guru kelas, maupun guru

pembimbing khusus.

3. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan/atau penelitian dan

pengembangan. Hal ini dapat di katakan bagi masyarakat/orang tua

yang memiliki keahlian (profesi) di bidang agama Islam atau lainnya

yang relevan dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus,

diharapkan dapat membantu untuk mengidentifikasi, melakukan

asasemen dan atau memberikan pembelajaran, pelatihan bagi anak-

anak yang memiliki kebutuhan khusus.

4. Pengadaan dan atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum

diadakan dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah untuk menunjang

pendidikan nasional. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan dapat

menyelenggarakan antara lain pusat-pusat sumber (Resources Center),

pusat-pusat rehabilitasi, dan sejenisnya, yang dapat memberikan

pelayanan/bimbingan bagi anak-anak yang memilki kebutuhan khusus

5. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf,

hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis.

Hal ini dapat berarti bahwa masyarakat diharapkan dapat memberikan

bantuan baik berupa dana, wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman,

beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis untuk kepentingan pendidikan

anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan.

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

51

6. Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung dan tanah untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, masyarakat

diharapkan dapat memberikan bantuan, baik berupa dana dan atau

prasarana pendidikan untuk pelaksanaan belajar mengajar di madrasah.

7. Pengadaan dana dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan

pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Disini

dapat berarti bahwa masyarakat diharapkan dapat memberikan

bantuan, baik berupa dana dan atau bantuan buku-buku pelajaran yang

dibutuhkan serta sarana pendidikan untuk melaksanakan kegiatan

belajar mengajar di Madrasah.

8. Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja. Dapat

berarti para pengusaha dan atau masyarakat industri diharapkan dapat

memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan

khusus dapat magang dan atau latihan kerja di instansinya.

9. Pemberian manajemen bagi penyelenggara satuan pendidikan dan

pengembangan pendidikan nasional. Dapat diartikan bahwa

masyarakat dapat melibatkan diri dalam: membantu (a) merencanakan

(palnning), (b) mengorganisasikan (organizing), (c) mengarahkan

(directing), (d) mengkordinasikan (coordinating), (e) mengawasi

(controlling), (f) mengevaluasi (evaluation) di madrasah.

10. Pemberian bantuan dan kerja sama dalam kegiatan penelitian dan

pengembangan. Dalam hal ini masyarakat diharapkan dapat

memberikan bantuan dan/atau kerja sama dalam kegiatan penelitian

dan pengembangan pendidikan agama Islam. Keikutsertaan dalam

program pendidikan dan atau penelitian yang diselenggarakan oleh

pemerintah di dalam dan/atau di luar Negeri

Dari gambaran bentuk partisipasi masyarakat diatas dapat disimpulkan

dalam beberapa aspek yang erat kaitannya dengan peningkatan kualitas

pendidikan. Khususnya pendidikan agama Islam, yaitu:

1. Partisipasi masyarakat dalam manajemen.

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

52

Partisipasi dalam manajemen meliputi partisipasi masyarakat dalam

menyusun pengurus madrasah dan partisipasi masyarakat dalam

pengangkatan kepala sekolah, pembentukan komite sekolah dan lain-

lain..

2. Partisipasi masyarakat dalam kurikulum.

Partisipasi masyarakat dalam kurikulum mencakup partisipasi

masyarakat dalam melaksanakan kurikulum muatan lokal, dan

partisipasi masyarakat dalam penentuan hari libur.

3. Partisipasi masyarakat dalam perekrutan siswa.

Partisipasi masyarakat dalam perekrutan siswa dilakukan oleh

dilakukan oleh beberapa tokoh masyarakat bekerja sama dengan guru,

sebelum atau menjelang ajaran tahun baru.

4. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan dana, sarana dan prasarana.

Partisipasi masyrakat dalam penyediaan dana, sarana dan prasarana

mencakup dana untuk biaya pelaksanaan pendidikan untuk pengadaan

sarana dan prasarana.

5. Partisipasi masyarakat dalam berlangsungnya kehidupan beragama di

madrasah. Partisipasi ini berupa partisipasi tokoh masyarakat dalam

kegiatan beragama di Madrasah.

6. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan lapangan kerja.

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

BAB III

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH

MATHLABUL ULUM DUKUHTENGAH KEC. KETANGGUNGAN KAB. BREBES

A. Kondisi Umum Masyarakat Desa Dukuhtengah Ketanggungan Brebes

1. Aspek Geografi dan Demografi

Desa Dukuh Tengah masuk ke dalam wilayah Kecamatan

Ketanggungan Kabupaten Brebes. Berada di dataran rendah, dengan luas

sekitar 480 Ha. Berdiri di atas 15 m dari permukaan laut. Dengan batas

wilayah :

o Sebelah Barat : Desa Jagapura Kec. Kersana

o Sebelah Selatan : Desa Karang Malang Kec. Ketanggungan

o Sebelah Timur : Desa Ketanggungan Kec. Ketanggungan

o Sebelah Utara : Desa Limbangan Kec. Kersana

Terbagi menjadi 5 (lima) Rukun Warga (RW) dan 33 Rukun Tetangga

(RT) dengan jumlah warga 10.155 jiwa. Terdiri dari 5.163 berjenis

kelamin laki-laki dan 4.992 berjenis kelamin perempuan. Agama

mayoritas yang dianut masyarakat desa Dukuhtengah adalah agama Islam,

meskipun ada penganut agama lain seperti Kristen, Katholik, Budha, dan

Hindu.

Sarana perhubungan di desa ini meliputi kendaraan angkutan

umum dan kendaraan angkutan pribadi. Kendaraan angkutan umum

berupa mini bus dan becak. Sedangkan kendaraan pribadi berupa mobil,

motor dan sepeda genjot. Sarana komunikasi di daerah ini mengikuti

perkembangan zaman yang ada yaitu telepon umum, telepon pribadi, hand

pone, televisi dan radio. Orbitasi desa Dukuhtengah meliputi: jarak dengan

Kecamatan Ketanggungan yaitu sekitar 2 Km, dengan kota/kabupaten

sekitar 27 Km, dengan provinsi sekitar 236 Km dan dengan pusat sekitar

350 Km.

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

54

2. Aspek Pendidikan

Desa Dukuhtengah terdapat 4 (empat) buah Sekolah Dasar (SD)

berstatus Negeri dan 1 (satu) Madrasah, yaitu Madrasah Ibtidaiyah

Mathlabul Ulum berstatus swasta yang di miliki oleh yayasan al-Ma’arif

Ketanggungan. Pendidikan nonformal diantaranya ada 4 buah yaitu

Madrasah Diniyah Mathlabul Ulum, TPQ Nurul Islam, TPQ al Hidayah

dan TPQ Babussalam. pendidikan rata-rata lulusan tingkat pertama

(SLTP).1

3. Aspek Ekonomi

Penduduk desa Dukuh Tengah rata-rata berpenghasilan sebagai

pedagang dan petani. Karena di desa ini terdapat pasar yang cukup besar

yaitu berada di RW I yang terkenal dengan nama pasar Ketanggungan.

Pasar Ketanggungan merupakan ikon jalannya perekonomian di

Kecamatan Ketanggungan khususnya Desa Dukuhtengah. Selain itu

berpenghasilan sebagai petani, Dukuh Tengah sebagian dikelilingi oleh

persawahan yang sekaligus menjadi batas antar desa. Hasil pertanian

warga berupa tanaman palawija dan bawang merah.

4. Aspek Keberagamaan

Mayoritas penduduka desa Dukuh Tengah beragama Islam.

Terbagi dalam dua unsur organisasi keagamaan yaitu organisasi

Muhammadiyah dan organisasi Nahdatul Ulama (NU).

Selain itu warga desa Dukuh Tengah terdapat kelompok

keagamaan diantaranya Jam’iyah al-Murabithah (setiap malam

senin(remaja laki-laki)), Jamiyah Nur-Hidayah (setiap malam Jum’at

(bapak-bapak)), jam’iyah al-Masithah (Jum’at siang (remaja perempuan))

dan lain sebagainya yang hampir setiap hari ada kegiatan keagamaan di

desa Dukuh Tengah

Melihat kondisi yang seperti ini, yaitu masyarakat desa Dukuh Tengah

merupakan masyarakat agamis, maka sudah seharusnya masyarakat peduli

dan ikut melancarkan kemajuan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul

1 Wawancara dengan Kepala Desa Bpk. Sudarso pada Tanggal 24 Mei 2007.

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

55

Ulum, dimana satu-satunya madrasah yang ada di desa. Dengan cara

meningkatkan partisipasinya baik fisik maupun non fisik terhadap pendidikan

yang ada di Madrasah demi tercapainya kualitas pendidikan khususnya

pendidikan agama Islam yang semakin baik dan bermutu.

B. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuhtengah

Ketanggungan Brebes

1. Sejarah MIMU

Sebagaimana penulis jelaskan di atas bahwa Madrasah Ibtidaiyah

Mathlabul Ulum merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang

berbasis pendidikan agama Islam di Desa Dukuhtengah. Madrasah ini

berdiri sejak tahun 1960 yang diprakarsai oleh H. Yasin (Alm) seorang

tokoh masyarakat dan diteruskan oleh H. M. Anwar Rosyidi Sebagai

Ketua Yayasan Al-Ma’arif Ketanggungan.

MIMU berdiri di atas tanah seluas 1525 m2, dengan rincian

penggunaan bangunan seluas 536 m2, lapangan olah raga 605 m2, dan

belum digunakan 383 m2. Status tanah adalah hak milik yayasan yang

dihasilkan dari wakaf.

Dalam perjalanan MIMU ini mengalami 2 kali pergantian kepala

Madrasah. Yang pertama adalah Bapak H. Slamet Tadi yang di ganti pada

Tahun 2006 oleh Bapak Suhud Ali. Pergantian kepala Madrasah pertama

dikarenakan masa pensiun.

Kepemimpinan H. Slamet mengalami mengalami pasang surut

yang signifikan, hingga sekitar tahun 2001-2006 baru mampu menyerap

aspirasi, minat, motivasi dan partisipasi masyarakat yang tinggi terhadap

keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Hal ini ditunjukan

dengan banyaknya orang tua yang menyekolahkan anaknya ke Madrasah.

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

56

2. Struktur Kepengurusan

SUSUNAN KEPENGURUSAN MI MATHLABUL ULUM

DUKUHTENGAH KETANGGUNGAN BREBES

Pelindung : Kepala Desa Dukuhtengah

Ketua : H. M. Anwar Rosyidi, S.H.

Sekretaris : Nursidin, S.Pd.I.

Bendahara : Masykuri Rasban, BA.

Seksi Pembangunan :1. saeful Hadi, S.Pd.I.

2. Hery Heryanto, A.Ma.

3. Tenaga pendidik dan tenaga administrasi

No. NAMA JABATAN ALAMAT 1 Suhud Ali, S.Pd Kepala Madrasah Dukuh Tengah 2 Wardini, A.Ma. Guru Kelas 1 A Dukuh Tengah 3 Sudiyati, A.Ma. Guru Bid. Studi Ketanggungan 4 Muniroh Guru Bid. Studi Dukuh Tengah 5 Neneng Sumiyati Guru kelas 2 Dukuh Tengah 6 Nur Eka Guru kelas 5 B Dukuh Tengah 7 Sri Utami, A.Ma. Guru kelas 4 A Dukuh Tengah 8 Saeful Hadi, S.Pd.I. Guru kelas 5 A Dukuh Tengah 9 Iwan Santoso, S.Ps. Guru Bid. Studi Dukuh Tengah 10 Hery Heryanto, A.Ma. Guru olah raga Dukuh Tengah 11 Yuliatin Guru kelas 1 B Dukuh Tengah 12 Aisyah Guru kelas 3 Dukuh Tengah 13 Desi Wahyuni KH Guru kelas 4 B Dukuh Tengah 14 Erni Mulyati, S.Ag. Guru Bid. Studi Dukuh Tengah

4. Keadaan siswa

Jumlah siswa dari tahun 2000 sampai dengan 2007 dapat di ketahui

sebagai berikut:

Jumlah Siswa Ket Kelas 00/01 ½ 02/02 03/04 04/05 05/06 06/07 I 44 56 64 75 65 53 63 II 43 43 45 45 73 64 38 III 39 40 38 41 47 64 48 IV 25 37 36 42 49 43 57 V 24 26 22 32 30 45 56 VI 24 25 22 23 28 29 42

Jumlah 199 227 227 258 263 298 304

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

57

5. Kehidupan beragama di madrasah

Banyaknya kegiatan-kegiatan keagamaan di MIMU seperti, pelatihan seni

baca al-Qur’an (qira’) dan rebana, Baca Tulis Al-Qur’an (BTA), shalat

Dzuhur berjamaa’ah, peringatan hari-hari besar Islam dan lain-lain ini

membuktikan bahwa keberagamaan dimadrasah sangat baik dan didukung

oleh masyrakat MIMU maupun Masyarakat sekitarnya.

6. Sarana dan prasarana

Dengan banyaknya siswa maka dibutuhkan pula sarana dan

prasarana yang mendukung seperti: ruangan kelas, tenaga kependidikan

buku perpustakaan dan komputer sesuai dengan perkembangan zaman

yang semakin maju. Hal ini tidak lain bertujuan agar kualitas pendidikan

lebih maju dengan adanya sarana dan prasarana yang cukup.

Alhasil dengan bertambahnya sisiwa madrasah ini mendapatkan

bantuan rehabilitasi gedung dan penambahan ruang kelas serta buku-buku

perpustakaan, meskipun belum optimal.

Dari hasil observasi penulis, terdapat satu bangunan yang belum

selesai yang rencananya akan dugunakan sebagai ruang perpustakaan dan

komputer, oleh karena itu MIMU membutuhkan bantuan yang cukup

besar. Bantuan tersebut dapat diperoleh dari orang tua siswa, masyarakat,

lembaga swadaya masyarakat di desa Dukuhtengah.

Pada periode Tahun 2006-2007 masa kepemimpinan Suhud Ali,

MIMU mendapatkan sumbangan dari masyarakat dan orang tua siswa

berupa 2 unit komputer. Hal yang sama diutarakan oleh pihak MIMU dan

orang tua murid bahwa selain kepercayaan orang tua atau masyarakat

terhadap pendidikan agama Islam di Madrasah ini semakin banyaknya

siswa/siswi di MIMU dipengaruhi karena adanya siswa yang pindah dari

SD Negeri ke Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Alasan orang tua

memindahkan anaknya ke Madrasah karena adanya faktor pemungutan

biaya dan mutu pendidikan yang menurun di SD Negeri tersebut.2

2 Wawancara dengan Bapak Kaerudin, orang tua siswa pada tanggal 20 Mei 2007 .

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

58

Sarana dan prasarana yang ada antara lain 7 ruang kelas, 1 ruang

guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan. Tenaga kependidikan yang ada

sebanyak 13 orang tenaga pengajar dan 1 kepala sekolah.

C. Paritisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama

Islam di MIMU Dukuhtengah Ketanggungan Brebes

1. Mutu pendidikan agama Islam di MIMU

Mutu pendidikan agama Islam dapat di ketahui dari proses

pembelajaran, dengan indikator sebagai berikut:

a. Motivasi Belajar PAI Peserta Didik MIMU

Sebelum menarik kesimpulan tentang tinggi rendahnya kualitas

pembelajaran pendidikan agama Islam di MIMU yang meliputi SKI,

Al-qur’an Hadits, Aqidah Ahlak, fiqh. Terlebih dahulu akan penulis

sajikan data yang berhubungan dengan motivasi belajar berdasarkan

hasil angket penelitian sebagai berikut.

Data Angket Motivasi Belajar Siswa MIMU

Opsi Jawaban Skor Res.

A B C D 4 3 2 1 Jumlah

1 12 3 0 0 48 9 0 0 57 2 10 5 0 0 40 15 0 0 55 3 10 5 0 0 40 15 0 0 55 4 8 7 0 0 32 21 0 0 53 5 8 7 0 0 32 21 0 0 53 6 6 8 1 0 24 24 0 0 48 7 12 3 0 0 48 9 0 0 57 8 7 7 1 0 28 21 2 0 51 9 9 5 0 1 36 15 0 1 52 10 4 7 4 0 16 21 8 0 55 11 4 5 3 3 16 15 6 3 40 12 3 6 6 0 12 18 12 0 42 13 4 6 5 0 16 18 10 0 44 14 5 3 4 3 20 9 8 3 40 15 2 10 3 0 8 30 6 0 44 16 10 4 1 0 40 12 2 0 54 17 11 0 3 1 44 0 6 1 51 18 5 6 2 2 20 18 4 2 44 19 5 10 0 0 20 30 0 0 50 20 7 5 3 0 28 15 6 0 49

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

59

21 9 4 1 1 36 12 2 1 51 22 5 8 2 0 20 24 4 0 48 23 7 8 0 0 28 24 0 0 52 24 12 3 0 0 48 9 0 0 57 25 3 10 2 0 12 30 4 0 46 26 9 6 0 0 36 18 0 0 54 27 6 9 0 0 24 36 0 0 60 28 6 9 0 0 24 36 0 0 60 29 6 9 0 0 24 36 0 0 60 30 3 7 5 0 12 21 10 0 42

Kualifikasi nilai Motivasi belajar PAI dengan cara mencari

Range (R) dan interval

R = H – L + 1 i = R/k

= 60 – 40 + 1 = 21/4

= 20 + 1 = 5.3

= 21

Ket: R = Range

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

i = Interval

k = Opsi jawaban

Interval Kualifikasi56 – 60 51 – 55 46 – 50 40 – 45

Istimewa Tinggi Sedang Rendah

Intervel X F FX P 56 – 60 51 – 55 46 – 50 40 – 45

58 53 48 43

6 12 5 7

348 636 240 301

15% 43% 15% 27%

Jumlah 20 1525

Nilai rata-rata (mean) motivasi belajar PAI dapat dicari dengan

rumus:

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

60

NFX∑ =

301525 = 50.83

dari data tersebut diketahui bahwa nilai motivasi belajar PAI siswa

Madrash Ibtidaiyah Mathlabul Ulum adalah sebagai berikut:

Dari 30 responden, 7 siswa (27 %) masuk kategori rendah, 5 siswa (15%)

masuk kategori sedang, 12 siswa (43%) masuk kategori tinggi dan 6 siswa

(15%) masuk kategori Istimewa. Adapun nilai rata-tara (mean) dari data

motivasi belajar PAI tersebut adalah 50.83 (51) pada kategori tinggi.

Tingginya motivasi siswa ini pun tidak lain karena adanya dorongan orang

tua terhadap anaknya untuk belajar lebih giat baik di rumah maupun di

Madrasah dan adanya kepedulian masarakat.

b. Keterlibatan Siswa Secara Aktif

Pelaksanaan proses pembelajaran perlu disediakan lingkungan

kondusif dan serasi, agar aktivitas pembelajaran menuju ke arah tujuan

yang diinginkan. Dalam hal ini guru bertindak sebagai organisator bagi

siswa dan menyajikan bahan pembelajaran dengan kemasan yang

menuntut keaktifan dan keterlibatan siswa.

Sebagian dari pelaksanaan pembelajaran di MIMU, belum

menuntut siswa untuk terlibat secara aktif mengikuti jalannya proses

pembelajaran. Sebagai ilustrasi berdasarkan hasil observasi pada

pelaksanaan proses pembelajaran aqidah ahlak di kelas IV, guru

menyajikan bahan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

secara monoton. Sehingga siswa tidak tertuntut untuk terlibat secara aktif,

dan mereka cenderung membuat suasana gaduh dengan bercerita satu

sama lain dan bercanda dengan teman sebangku.

Kondisi yang sama terjadi pada materi pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di kelas V. Karena guru terlalu sering memberikan

catatan, maka siswa cenderung bosan dan melakukan hal-hal di luar

dugaan guru. Seperti menggambar, mencoret-coret buku catatan dan lain

sebagainya. Bahkan sebagian mereka ingin cepat pulang atau

menyelesaikan pelajaran.

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

61

Observasi pun dilakukan di kelas II pada waktu materi pelajaran

Fiqh. Pembelajaran dilakukan dengan memberikan ceramah dengan tanya

jawab. Suasana kelas nampak tenang akan tetapi hanya beberapa siswa

yang kelihatan antusias mengikuti pelajaran dengan bertanya dan

menjawab pertanyaan guru. Dan sebagian mereka lebih senang bersenda

gurau.

Situasi yang berbeda terdapat pada siswa kelas 6 pada materi

pelajaran al-Qur’an Hadits. dimana siswa tampak bersemangat mengikuti

pelajaran. Disini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membacakan ayat al-Qur’an sementara itu yang lain menyimak apa yang

di bacakan oleh teman mereka. Di tengah bacaan seringkali guru

memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan al-Qur’an tersebut,

seperti asal kata, makna dan hukum bacaannya (tajwid). Bila ada bacaan,

atau makna yang salah guru langsung menjelaskan dimana letak

kesalahannya, dan bagi siswa yang ditunjuk mendapatkan poin.

Dalam proses ini siswa mengikuti pelajaran dengan antusias dan

tertib. Dan hampir seluruh siswa terlibat secara aktif. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil dari guru yang dapat

menciptakan lingkungan pembelajaran yang menuntut keaktifan dan

keterlibatan siswa.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa

perekrutan tenaga kependidikan (guru) dilakukan karena adanya

kekosongan guru. Di sisi lain tidak memperhatikan kualitas sumber daya

manusianya. Dan tidak melalui seleksi yang sesuai dengan profsionalisme

guru.3 Hingga proses pembelajaran kurang efektif.

c. Variasi dan metode yang di gunakan Guru dalam pembelajaran PAI.

Variasi metode pembelajaran merupakan beberapa macam cara

yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan. Semakin

banyak metode yang digunakan dalam proses pembelajaran oleh guru

maka akan semakin efektif.

3 Wawancara dengan kepala Madrasah Bpk Suhud Ali pada tanggal 21 Mei 2007

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

62

Adanya variasi metode dalam pembelajaran hanya peneliti

temukan pada pembelajaran al-Qur’an Hadits yaitu menggunakan metode

demonstrasi, ceramah dan kerja kelompok yang terjadi di kelas V. Pada

awal pembelajaran guru mendemonstrasikan ayat al-Qur’an dan Hadits

dengan membagikan lembaran kertas kepada siswa. Kemudian

memberikan ceramah tentang arti ayat dan Hadits tersebut. Dan para siswa

diberi tugas kelompok untuk menganalisa tentang makna atau maksud

yang terkandung dalam al-Qur’an dan Hadits yang sedang mereka pelajari.

Adanya variasi metode pembelajaran ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya kemonotonan dalam pembelajaran. Dan variasi

metode ditentukan berdasarkan kreatifitas guru. Namun berdasarkan

pengamatan peneliti walaupun telah diberi kebebasan dalam menggunakan

metode dan pendekatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran sebagian

besar tenaga kependidikan di MIMU kebanyakan menggunakan satu

metode pembelajaran yaitu metode ceramah. Hal ini disebabkan

pandangan mereka terhadap metode ceramah dianggap metode yang

praktis, mudah dan sudah dilakukan sejak dari dulu.

Adanya peningkatan mutu pendidikan agama Islam juga dapat

diketahui dari adanya sarana prasarana pendidikan yang bertambah,

banyaknya lulusan MIMU yang diterima di sekolah lanjutan di tingkat

pertama seperti di MTs Negeri dan MTs Al-Ma’rif Ketanggungan, SMP

Negeri 1 Ketanggungan, SMP Negeri 2 Bulakelor, SMP Negeri 1

Kersana.4

Selain itu siswa/siswi atau alumi MIMU dapat diterima dengan

baik di lingkungan masyarakat Dukuhtengah. Banyaknya siswa/siswai

atau alumni yang mengikuti atau menjadi bagian dari kegiatan yang ada di

masyarakat seperti mengikuti pengajian harian, membaca tilawah al-

Qur’an dan lain sebagainya.

Hal ini yang menjadi daya tarik masyarakat Dukuhtengah untuk

ikut mengambil bagian dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam

4 Ibid

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

63

di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Yaitu dengan memberikan

paritisipasinya dalam bidang manajemen pendidikan agama Islam,

kurikulum dan proses pembelajaran agama Islam, pembiayaan madrasah

dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan agama Islam agar

kualitas pendidikan agama Islam semakin bertambah meningkat.

Mutu pendidikan agama Islam dapat dilihat dari adanya sarana

prasarana yang cukup baik. Setidaknya MIMU memiliki sarana prasarana

yang telah dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan agama Islam

seperti ruang perpustakaak, komputer, buku penunjang pelajaran pendidikan

agama Islam (Akidah Ahlaq, al-Qura’an Hadits, Sejarah Islam, dan Bahasa

Arab), fasilitas ruangan kelas, dan gedung yang cukup baik berdiri kokoh.

Sehingga proses pembelajaran menjadi nyaman.

Selain itu mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh adanya partisipasi

masyarakat yang peduli dan sadar akan pentingnya pendidikan umum maupun

pendidikan agama Islam dalam kehidupan baik individu maupun kelompok.

Masyarakat lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dalam beberapa

periode seperti ahir tahun (kenaikan kelas) memberikan partisipasinya berupa

uang sebesar Rp. 10.000. hal ini dilakukan oleh donatur-donatur tetap MIMU

yang dikelola oleh komite madrasah.

Sesuai dengah hasil obeservasi terhadap situasi dan kondisi masyarakat

desa Dukuh Tengah bahwa MIMU adalah satu-satunya madrasah yang ada di

desa ini dan menjadi bagian dari lembaga pendidikan Nasional. Dimana

memiliki tujuan dan visi, misi dalam pelaksanaan pendidikannya harus

bersaing dengan 3 (tiga) Sekolah Dasar (SD) yang notabene Negeri baik

dalam kepercayaan masyarakat maupun kualitas pendidikan.

Tujuan dan visi, misi MIMU adalah sebagai berikut:

- Tujuan

Secara umum tujuan MIMU adalah meletakan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan dasar

tersebut MIMU memiliki tujuan sebagai berikut:

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

64

a. Mengembangkan proses pembelajaran yang bervariasi dan berkualitas.

b. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui

guru kelas dan kegiatan ekstra kurikuler.

c. Membiasakan siswa berperilaku Islami di lingkungan Madrasah.

d. Meningkatkan prestasi akademik siswa di atas 6.00.

e. Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang mata pelajaran

umum dan agama melalui lomba mata pelajaran.

f. Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olah raga

melalui kejuaraan dan kompetisi

- Visi dan Misi

MIMU sebagai lembaga pendidikan dasar yang berciri khas Islam

perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga

pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya.

Dan juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di era reformasi dan globalisasi

yang sangat cepat. MIMU memiliki visi “terwujudnya peserta didik yang

unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku dan tekun dalam

beribadah”.

Indikator pada visi yang ada di MIMU:

1. Terwujudnya generasi umat yang tekun melaksanakan ibadah wajib

maupun sunnah.

2. Terwujudnya umat yang santun dalam bertutur dan berperilaku

3. Terwujudnya generasi umat yang unggul dalam prestasi akademik

sebagai bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya atau pun

hidup mandiri.

Adapun misi MIMU yaitu :

- Mengembangkan pendidikan dan pembelajaran umum dan agama

Islam yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing serta

produktivitas siswa

- Mengembangkan pendidikan agama Islam agar siswa memiliki

cakrawala pandang yang bersifat universal

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

65

- Terciptanya pembiasaan diri siswa mengamalkan sifat-sifat terpuji

Untuk itu Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum berusaha

semaksimal mungkin, dengan berbagai cara diantaranya memberikan

kepercayaan penuh kepada masyarakat, melibatkan masyarakat dalam

setiap pemecahan masalah yang ada di madrasah, dan melibatkan

masyarakat dalam setiap rencana kegiatan yang ada di madrasah,

pembentukan komite sekolah agar partisipasi masyarakat lebih meningkat

dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan

khususnya pendidikan agama Islam. Mengikutsertakan masyarakat dalam

merencanakan kebijakan dan program sekolah adalah penting bagi

perkembangan pendidikan, dan berarti pula bagi kesadaran masyarakat

tentang kewajiban dan tenggung jawabnya terhadap pendidikan pada

umumnya.5

Masyarakat Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum khususnya

kepala Madrasah, sadar betul bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat

pada hakikatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam membina

dan mengembangkan pribadi peserta didik di Madrasah.6 Dalam rangka

desentralisasi dan demokrasi pendidikan, partisipasi masyarakat sangat

diperlukan. Masyarakat harus sebagai partner dalam melaksanakan

pendidikan dan pembelajaran, karena kerjasama ini sangat penting dalam

membentuk pribadi peserta didik.7

2. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam

di MIMU

a. Bentuk partisipasi masyarakat

Dari hasil observasi dan wawancara penulis, baik dengan

masyarakat Madrasah maupun masyarakat desa Dukuhtengah bahwa

5 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), cet. 10, hlm. 191-192 6 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada Tanggal 10 Juni 2007, “Saya tahu, bahwa

adanya madrasah tanpa adanya kerjasama dengan masyarakat tidak akan maju, apalagi dengan pribadi murid yang beda karakter.

7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah ProfesionalDalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm. 171.

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

66

selama ini bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat terhadap

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dalam meningkatkan kualitas

mayoritas masih secara umum. Artinya partisipasi yang diberikan tidak

langsung kepada peningkatan kualitas pendidikan agama Islam akan

tetapi partisipasi tersebut erat kaitannya dengan peningkatan kualitas

pendidikan agama Islam yaitu partisipasi masyarakat dalam

kepemimpinan, pembelajaran (sebagai tenaga pengajar, penentuan

mata pelajaran, kurikulum muatan lokal), pembiayaan dan

perlengkapan sarana prasarana pendidikan agama Islam.

- Partisipasi masyarakat dalam kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah konsep manajemen dalam

kehidupan organisasi. Dimana kepala madrasah sebagai

supervisor8 yang memiliki banyak peranan penting dalam

peningkatan kualitas pendidikan.

Kepala Madrasah sebagai pemimpin di lembaga pendidikan

(Madrasah) harus menjadi figur yang sangat diperlukan dalam

mengambil keputusan dan menerapkan kebijakan, sehingga

berbagai persoalan dapat di atasi. Selain itu keterlibatan

masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan sangat di

perlukan.Yaitu masyarakat yang tergabung dalam Komite Sekolah

dimintai pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebagaimana

fungsi dan tujuan pembentukan komite sekolah. Dan dalam

penyusunan pengurus senantiasa melibatkan masyarakat seperti

tokoh masyarakat (Ulama/Kyai, ketua RW), aparat desa (kepala

desa), orang tua siswa di lingkungan MIMU Dukuh Tengah. Hal

8 Supervisor-Supervisi adalah salah satu komponen yang mempunyai peranan penting

dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dimana dalam pelaksanaannya supervisi merupakan pelaynan, pembinaan, bimbingan serta bantuan kepada para guru agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan agama Islam pada khususnya, dengan harapan agar mampu meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di sekolah. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Haji Mas Agung, 1989), hlm. 104

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

67

ini dilakukan satu kali dalam satu semester yaitu akhir tahun

ajaran.9

Adapun partisipasi yang diberikan dalam menentukan

kepemimpinan madrasah yang dilakukan dalam jangka waktu lima

tahun sekali adalah pemberian izin/restu dari para ulama/kyai

setempat. Hal ini merupakan forum tertinggi yang melibatkan

pengurus yayasan, pengurus madrasah, kepala desa, tokoh

masyarakat (ulama) setempat dan perwakilan dari komite

sekolah.10

Partisipasi masyarakat dalam manajemen lainnya terbukti dengan

makin banyaknya siswa-siswi MIMU dalam setiap ajaran baru. Hal

ini membuktikan bahwa minat dan motivasi masyarakat terhadap

pendidikan agama Islam khususnya sangat tinggi disamping

masyarakat Dukuhtengah merupakan masyarakat agamis.

Sebagaimana di utarakan oleh Bapak Darso; “pendidikan agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum lebih bagus dan

mumpuni (Jawa: mencukupi) dibanding dengan pendidikan agama

Islam di SD yang sedikit”.11

- Partisipasi masyarakat dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam

a. Sebagai tenaga pengajar (Guru)

Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari adanya

seorang guru atau pengajar. Kepedulian warga masyarakat

dukuh tengah sangat besar. Hal ini teraplikasi dalam partisipasi

masyarakat sebagai tenaga pendidik (guru) di MIMU dengan

kualifikasi 80% tenaga pendidik lingkungan madrasah sendiri

(lokal) 14 guru dan kepala sekolah yang ada. Selain

9 Wawancara dengan kepala yayasan al-ma’arif ketanggungan bapak H.M. Anwar

Rosyidi pada tanggal 10 Juni 2007. 10 Wawancara dengan Bapak Munawir (ketua komite Madrasah) pada tanggal 10 Juni

2007. 11 Wawancara dengan Bapak Darso, orang tua siswa kelas satu pada tanggal 11 Juni 2007

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

68

peningkatan jumlah siswa yang cukup banyak masyarakat

sendiri merasa bahwa dengan keberadaan MIMU maka

masyarakat memiliki tanggung jawab terhadap

pendidikannya.12

Sistem pendidikan di MIMU dilaksanakan dengan

menggunakan sistem paket, yaitu sistem penyelenggaraan

pendidikan dimana peserta didik diwajibkan mengikuti seluruh

program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan

untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang

sedang digunakan.

Setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan

dalam bentuk satuan pelajaran yang meliputi kegiatan tatap

muka, penugasan yang terstruktur, dan kegiatan mandiri yang

tak berstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran

oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk

mencapai standar kompetensi. Sedangkan bentuk penugasan

terstruktur yaitu pemberian tugas individu, pemberian tugas

kelompok, melakukan riset sederhana dan lain sebagainya.

Kegiatan mandiri tak berstruktur adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran

oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk

mencapai standar kompetensi, berbentuk seperti pekerjaan

rumah, tugas kegiatan ramadhan, pelaksanaan shalat jama’ah

dan lain-lain.

Kegiatan belajar mengajar di MIMU yaitu:

Kelas 1 : dimulai jam 07.00 sampai jam 10.00

Kelas II : dimulai jam 07.00 sampai jam 11.00

Kelas III : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.00

Kelas IV : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.00

12 Wawancara dengan guru kelas IV, Ibu Eka pada tanggal 11 Juni 2007

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

69

Kelas V : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.30

Kalas VI : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.30

Adapun pada hari Jum’at kelas 1-II dimulai jam 07.00

sampai jam 09.00 dan kelas III-VI dimulai jam 07.00 sampai

jam 11.00.

- Sebagai penentu mata pelajaran kurikulim Muatan Lokal (Mulok)

Mata pelajaran yang ada dalam kurikulum semuanya ditentukan

oleh Madrasah atas kesepakatan Komite Sekolah yang sebelumnya

juga telah melibatkan orang tua siswa dan juga pengurus Yayasan.

Namun keputusan dalam kurikulum tetap ada pada pihak Madrasah

atas saran atau masukan Komite Sekolah.

Secara umum pendidikan di MIMU dapat di gambarkan sebagai

berikut:

a. MIMU memiliki struktur kurikulum yang terdiri atas

komponen mata pelajaran, komponen muatan lokal (Mulok)

dan komponen pengembangan diri.

Komponen mata pelajaran terdiri dari lima kelompok

mata pelajaran yaitu:

1. Kelompok mata pelajaran agama Islam

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Kelompok mata pelajaran estetika

5. Kelompok mata pelajaran jasmani.

Komponen muatan lokal dimaksudkan untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri

khas Madrasah dan kompetensi daerah, termasuk keunggulan

daerah yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam

mata pelajaran yang ada. Diantaranya adalah bahasa Jawa dan

baca tulis al-Qur’an

Komponen pengembangan diri dimaksudkan untuk

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

70

mengembangkan dan mengapresiasikan diri sesuai kebutuhan,

bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

Madrasah. Misalnya pramuka, tartil al-Qur’an, tilawat al-

Qur’an.

b. MIMU memiliki muatan kurikulum yang terdiri atas komponen

mata pelajaran, komponen muatan lokal, komponen

pengembangan diri.

Komponen mata pelajaran meliputi pendidikan agama

Islam; al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqh, Sejarah

Kebudayaan Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Bahasa Arab, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam,

Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan

Jasmani, olah raga dan kesehatan. Komponen muatan lokal di

MIMU meliputi pelajaran Bahasa Jawa dan Baca Tulis Al-

Qur’an (BTA).

Sedangkan bentuk komponen pengembangan diri di

MIMU meliputi kegiatan shalat Duha dan Dhuhur berjamaah,

tadarus al-Qur’an, tartil al-Qur’an, tilawat al-Qur’an, layanan

bimbingan dan konseling, kepramukaan, drum band, rebana.

- Partisipasi dalam pembiayaan dan penyedia sarana dan prasarana

Pendidikan Agama Islam di MIMU

Peran masyarakat untuk menyediakan dana sarana dan prasarana,

mencakup dana untuk biaya pelaksanaan pendidikan dan dana

untuk pengadaan sarana dan prasarana. Dana untuk biaya

operasional pendidikan diperoleh dari Departemen Agama Kab.

Brebes, BOP, DBO, serta tata usaha yang dilakukan oleh Madrasah

tersebut. Selain itu MIMU mendapatkan Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dari pemerintah, baik berupa uang atau buku

pelajaran.

Pendanaan yang diperoleh MIMU selain tersebut di atas, juga di

dapat dari para donatur tetap yang terdiri dari para pengusaha dan

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

71

pedagang. Baik orang tua siswa maupun masyarakat pada

umumnya. Setiap tahun ajaran baru maupun akhir Tahun ajaran,

para donatur memberikan sumbangan minimal Rp. 10.000. Yang

dilakukan oleh panitia penerima sumbangan MIMU.13 Dana yang

telah terkumpul dikelola oleh Komite Sekolah yang kemudian

digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang belum ada

atau sudah rusak, gaji guru honorer dan pembangunan fisik

lainnya..

3. Problematika Partisipasi Masyarakat Desa Dukuh Tengah

Dengan melihat berbagai partisipasi masyarakat yang diberikan

terhadap MIMU dalam peningkatan kualitas pendidikan, khususnya

pendidikan agama Islam, tentunya ada faktor-faktor yang menghambat

adanya aktivitas tersebut. Adapun faktor yang melatarbelakangi partisipasi

masyarakat Desa Dukuhtengah antara lain

a. Komitmen terhadap agama

Masyarakat desa Dukuhtengah mayoritas beragama Islam,

sebagai konsekuensi terhadap keberagamaannya yaitu dengan

mengamalkan ajaran agama Islam seoptimal mungkin sesuai dengan

kemampuannya. Dengan demikian mereka selalu berusaha

menjalankan perintah agama demi kemajuan agama Islam.

MIMU sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan,

mengembangkan dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan

dilandasi pemahaman Islam seperti di atas tentunya sudah sewajarnya

menjadikan MIMU sangat diperhatikan oleh masyarakat desa

Dukuhtengah, karena menyangkut aspek-aspek pengamalan ajaran-

ajaran Islam.14

Komitmen terhadap agamalah yang sebenarnya merupakan hal

yang sangat penting dan utama, ini disebabkan komitmen agama akan

menjadi partisipasi ikhlas, artinya dalam mengerjakan sesuatu itu

13 Wawancara dengan Bpk. Karyo, orang tua siswa, pada tanggal 25 Juni 2007 14 Wawancara dengan Ustadz Cardi, anggota komite sekolah pada tanggal 15 Juli 2007

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

72

dengan kesadaran diri sendiri, tanpa pamrih dan mengharap ridlo dari

Allah SWT. Kepedulian masyarakat desa Dukuh Tengah terhadap

pendidikan agama islam di MIMU dipicu oleh kesadaran dari

masyrakat sebagai masyarakat muslim, dan rasa tanggung jawab dalam

pendidikan.

Adapun bentuk partisipasi masyarakat tersebut ialah menerima

dengan tulus keberadaan MIMU di desa Dukuh Tengah, memberikan

bimbingan keagamaan, mengikuti kegiatan keagamaan seperti

peringatan maulud Nabi, Penerimaan zakat fitrah, dan lain sebagainya.

b. Kehidupan beragama dimasyarakat

Kegiatan keagamaan di madrasah ikut mewarnai kehidupan

beragama di MIMU. Yaitu adanya Peringatan Hari Besar Islam

(PHBI), penerimaan zakat fitrah, latihan tilawah al-Qur’an, tartil al-

Qur’an dan pesantren kilat.

Kesadaran masyarakat desa Dukuh Tengah akan pendidikan

cukup tinggi. Oleh karenanya senantiasa memperhatikan pendidikan

anak-anaknya khsusnya yang mendapatkan pendidikan di MIMU.

Melihat kegiatan yang begitu banyak dalam hal keagamaan, banyak

orang tua dari siswa yang menyekolahkan anaknya di Madrasah

Diniyah. Hal ini semata-mata agar anaknya mendapatkan ilmu agama

Islam yang lebih dan dapat menunjang pendidikan agama Islam di

MIMU.

c. Peran ulama terhadap Madrasah

Peran ulama terhadap pendidikan di Madrasah, khususnya

pendidikan agama Islam sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.

Oleh karena itu MIMU dalam hal ini menganjurkan kepada setiap

orang tua siswa agar sepulang sekolah anak diberikan pendidikan

tambahan dengan menyuruh anaknya mengaji pada seorang ustadz.

Atau memasukannya di Madrasah Diniah. Dan secara kebetulan

MIMU digunakan sebagai Madrasah Diniyah Mathlabul Ulum di sore

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

73

harinya. Yang di ampu oleh ulama/ustadz setempat. Sehingga sebagian

santri Madrasah Diniah Mathlabul Ulum adalah siswa/siswi MIMU.15

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum memiliki kegiatan ekstra

kurikuler yang cukup banyak, diantaranya seni baca Al-Qur’an (tilawat

Al-Qur’an) yang yang dipercayakan kepada tokoh masyarakat yaitu

Ustadz Cardi sebagai pembimbing dan pelatih. Banyak siswa yang

antusias mengikuti kegiatan ini, diantaranya dari siswa kelas 4 sampai

kelas 6. terbukti pernah menjadi juala 1 putra dan putri di tingkat

kabupaten tahun 2006 dan juara 2 putra tingkat kecamatan. Kegiatan

seperti ini mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat desa

Dukuhtengah.

Selain itu dilihat dari sejarah berdirinya pun MIMU adalah atas

prakarsa para ulama yang mendapat dukungan dari masyarakat,

dengan ikut meberikan sumbangan pikiran, tenaga dan materi.

4. Upaya-upaya Madrasah dan Masyarakat Desa Dukuh Tengah dalam

meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam

Dalam membina pendidikan sekolah/madrasah, masyarakat dan

pemerintah sebagai mitra yang saling membantu dan saling harga

menghargai, dan bukan sebagai majikan terhadap pegawainya atau

malahan sebagai penguasa yang otoriter.16 Mitra, artinya ada kerja sama

yang saling menguntungkan antara pihak-pihak yang berkaitan di

dalamnya dan berjalan dengan harmonis untuk mencapai tujuan. Untuk

mengeratkan hubungan tersebut, dalam hal ini masyarakat Madrasah

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dan masyarakat desa Dukuhtengah, besama-

sama mengupayakan terjalinnya hubungan yang baik agar tercapai tujuan

yang diinginkan yaitu meningkatnya kualitas pendidikan pada umumnya

dan pendidikan agama Islam pada khususnya. Hal ini mengingat

15 Wawancara dengan Ust. Hasan, pada tanggal pada tanggal 25 Juli 2007 16 Maftichah Yusuf, Peran Perguruan Swasta Dalam Pembangunan, (Yogyakarta:

Lembaga Studi dan Inovasi Pendidikan, 2000), hlm.124.

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

74

masyarakat adalah pemilik Sekolah/Madrasah; Sekolah ada karena

masyarakat memerlukannya.17

Upaya-upaya yang dilakukan antara masyarakat MIMU dan

Masyarakat Dukuhtengah adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat Desa Dukuhtengah (orang tua siswa, tokoh masyarakat,

aparat desa, pengusaha)

Upaya yang dilakukan oleh masyarakat Dukuhtengah dalam

menjalin kerjasama dengan masyarakat MIMU untuk meningkatkan

kualitas pendidikan agama Islam antara lain:18

1. Menghadiri undangan rapat yang di adakan oleh Madrasah

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

2. Memberikan solusi pemecahan masalah yang ada di Madrasah

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

3. Memberikan bimbingan keagamaan kepada siswa siswi Madrasah

dalam kegiatan kurikuler maupun yang bersifat ekstra kurikuler.

4. Memberikan sumbangan baik berupa fisik maupun non fisik secara

sukarela yang dilandasi kesadaran akan pendidikan keagamaan di

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

b. Masyarakat Madarasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum (kepala sekolah,

tenaga kependidikan, siswa)

Upaya yang dilakukan oleh pihak Madrasah dalam menggalang

partisipasi masyarakat agar ikut meningkatkan kualitas pendidikan

adalah:19

1. Menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan orang tua

siswa, masyarakat lingkungan madrasah.

2. Mengadakan kegiatan perpisahan siswa kelas enem di ahir tahun

ajaran.

17 M. Ngalim Purwanto, Op. Cit, hlm. 188. 18 Wawancara dengan anggota Komite Sekolah Ibu. Hj. Mutmainah pada tanggal 17 Juli

2007 19 Wawancara dengan Kepala Madrasah Bpk. Suhud Ali, pada tanggal 15 Juli 2007

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

75

3. Ikut memperingati hari-hari besar Islam, seperti mengadakan

pengajian akbar yang dihadiri oleh Kyai/Ulama lokal maupun luar

daerah, takbir keliling, peringatan isra’ mi’raj Nabi Saw

4. Mengadakan kegiatan penerimaan zakat fitrah pada malam hari

raya Idul Fitri.

5. Mengikuti perlombaan-perlombaan tingkat desa, kecamatan,

maupun kabupaten. Beberapa hasil yang pernah diraih oleh siswa

siswi mimu antara lain juara 1 lomba MTQ tingkat kecamatan dan

kabupaten, juara 2 kemah bhakti pramuka, juara 3 lomba

pertandingan sepak bola tingkat kecamatan, dan lain sebagainya

6. melibatkan tokoh masyarakat yang menjadi figure masyarakat desa

Dukuhtengah

7. Membentuk organisasi Komite Sekolah untuk menampung adanya

simpati, aspirasi dan partisipasi masyarakat baik berupa materi

maupun non materi.

8. Melalui rapat bersama, sekolah/madrasah dapat mengundang

lembaga yayasan atau seseorang yang bersimpati terhadap

pendidikan untuk dapat mengadakan rapat bersama guna

membahas suatu masalah.20

9. menjalankan fungsi komite sekolah

20 E. Mulyasa, Op. Cit, hlm. 175-176

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

BAB IV

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH

MATHLABUL ULUM DUKUHTENGAH KETANGGUNGAN BREBES

A. Analisis Mutu Pendidikan Agama Islam MIMU Dukuhtengah

Ketanggungan Brebes

Orang tua, masyarakat dan dunia usaha yang merasa ikut membiayai

pendidikan tidak lagi rela menerima pendidikan yang diurus asal jadi atau

tidak bermutu. Kondisi objektif ini menuntut pendidikan untuk lebih berdaya

mengembangkan misinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peningkatan harapan masyarakat tersebut memberikan tantangan baru bagi

dunia pendidikan, yaitu bagi pemerintah dan yayasan penyelenggara

pendidikan, tidak bisa lagi hanya didasari asal sekolah itu berjalan apapun

keadaannya, tetapi pendidikan itu harus bermutu dan memiliki akuntabilitas

yang tinggi. Artinya, sekolah harus diurus atas dasar profesionalisme, bukan

asal jadi.1 Mengingat kualitas pendidikan di madrasah lebih banyak

dipengaruhi oleh:

1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran PAI di MIMU dipengaruhi oleh adanya motivasi

siswa dalam proses belajar mengajar, keterlibatan siswa secar aktif, dan

metode-metode pembelajaran yang dipakai oleh guru. Hal ini tidak lain

agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Guru sebagai tutor dalam ruang kelas meiliki berbagai metode dalam

penyampaian materi-materi pelajaran. Metode-metode yang digunakan

antara lain dengan demonstrasi, tanya jawab, tugas-tugas rumah, pelatihan

dan lin-lain. Lulusan MIMU banyak diterima di sekolah lanjutan tingkat

pertama dengan mudah, hal ini menunjukan usaha seorang guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran tercapai.

1 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan

Persaingan Mutu, Jakarta: PT. Nimas Multima), cet. 1, hlm. 162

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

77

2. Sarana prasarna pendidikan

Sarana dan prasarana yang semestinya menjadi rumah ke-2 bagi

setiap siswa dan warga sekolah menjadi faktor penting dalam pendidikan.

Keterbatasan pendanaan di madrasah ini mengakibatkan fasilitas sarana

dan prasarana pendidikan belum memadai sebagaimana yang diharapkan.

Sehingga melihat fasilitas yang ada ketertarikan dan keinginan masyarakat

untuk memiliki minat berpartisipasi seperti menyekolahkan anak-anaknya

ke Madrasah belum dapat tumbuh.

Kondisi siswa yang belum dapat tampil rapi dan kedisiplinan

warga sekolah yang masih rendah menjadikan madrasah ini bukanlah

sekolah pilihan pertama dan utama dalam masyarakat. Kepala sekolah,

guru dan pegawai sekolah yang menjadi modal dilingkungan sekolah

belum dapat maksimal memberikan pelayanan, karena pendanaan yang

ada ini belum dapat memberikan penghasilan yang lebih. Banyak guru

yang mengajar dengan honorarium Rp. 200.000 sampai dengan Rp.

300.000 per bulan atau kurang lebih mereka mendapatkan hasil

Rp.5000/jam. Sebuah penghasilan yang tidak bisa dihandalkan sebagai

penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal sehari-hari

yang layak. Dapat kita bayangkan dengan kondisi seperti itu, maka

kualitas out put yang bagaimana yang dapat dihasilkan oleh pendidikan di

madrasah seperti ini.

3. Kurikulum

MIMU mempunyai kebebasan untuk mengembangkan silabus namun tetap

berada dalam koridor isi kurikulum yang berlaku secara nasional.

Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan oleh

Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Dalam

implementasinya daerah dan sekolah diberi kewenangan untuk

mengembangkan silabus (memperdalam, memperkaya dan memodifikasi).

Adapun maksud dari kurikulum muatan lokal terutama adalah untuk

mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum

sentralisasi (kurikulum nasional) dalam pembelajaran agama Islam dengan

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

78

memasukkan muatan lokal berupa tentang materi BTA (Baca Tulis al-

Qur’an), Fasholatan dan mengaji. Pembelajaran agama Islam sendiri di

MI Sultan Fatah meliputi mata pelajaran Fiqih, Akidah Akhlak, Bahasa

Arab, Al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam. Untuk lebih

mencapai hasil pembelajaran agama Islam maka muatan isi kurikulum

ditambah dengan BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) fasholatan dan mengaji.

Pelaksanaan MBS dalam pembaharuan kurikulum muatan local

pembelajaran agama Islam di MIMU lebih mengarah pada rancangan

kurikulum yang dibuat oleh kepala sekolah dan guru sebagai pelaksana

muatan lokal pembelajaran agama Islam (meliputi: BTA, fasholatan,

mengaji)

Kelemahan pendidikan di Madrasah terletak pada hal-hal sebagai berikut:2

a. Mementingkan materi diatas metodologi

b. Mementingkan memori diatas analisis dan dialog

c. Mementingkan pikiran variabel diatas literal

d. Mementingkan penguatan pada otak kiri diatas otak kanan

e. Materi yang diberikan masih bersifat emosional belum menyentuh

aspek rasional

f. Penekanan yang berlebihan pada ilmu sebagai produk final bukan pada

prosesnya.

g. Mementingkan orientasi memiliki diatas menjadi.

Apa yang disampaikan Mastuhu dalam bukunya, merupakan hal yang

sangat memberatkan masyarakat yang memandang beban kurikulum

Madrasah lebih banyak dibandingkan dengan Sekolah Umum. Disamping

lulusan dari Madrasah masih belum maksimal dalam pemahaman

agamanya, karena kurikulum agama yang ada di madrasah masih bersifat

tradisional belum menyentuh aspek rasional. Sedangkan pemahaman

terhadap pelajaran umumnya juga masih jauh dari memuaskan, sehingga

pembelajaran di Madrasah belum dapat secara maksimal dan utuh

mendapatkan ilmu yang diharapkan.

2 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 58

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

79

Berangkat dari kondisi ini, maka sudah waktunya untuk dilakukan

reposisi pendidikan Madrasah dengan merumuskan kembali visi dan misi

serta tujuannya ke depan. Apakah orientasi akademis yang dilakukannya

selama ini sudah tepat dan tetap dipertahankan, padahal di posisi lain

beban masyarakat tidak hanya orientasi akademis semata. Tetapi realitas

keagamaan seseorang juga dituntut sebagai wujud dari hasil

pendidikannya di Madrasah, sehingga seorang siswa siap mengamalkan

pengetahuan yang telah ia dapatkan di Madrasah

4. Tenaga kependidikan.

Hal ini terbukti dengan adanya tenaga pengajar yang kurang mengetahui

tentang aspek-aspek pembelajaran seperti metode, strategi, rencana

pembelajaran dan lain-lain. Karena dalam merekrut tenaga kependidikan

kepala sekolah sering berbenturan dengan kebutuhan tenaga pengajar yang

mendesak sehingga perekrutan dilakukan tanpa melelui tes atau pun

sejenisnya. Oleh karena itu kepala Madrasah hendaknya sering

mengadakan latihan atau semacam seminar tentang kependidikan.

5. Partisipasi Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan sangat

penting dan masyarakat merupkan komponen yang tak dapat dipisahkan

dari pendidikan. Partisipasi masyarakat merupakan hasil dari adanya

hubungan kerja sama yang harmonis antara masyarakat dengan MIMU

dalam bidang pendidikan. hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan

solidaritas masyarakat terhadap pendidikan demi meningkatnya sebiah

mutu pendidikan agama Islam.

B. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuhtengah

Ketanggungan Brebes

Desa Dukuhtengah merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya

beragama Islam. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya ikut serta mendukung

keberadaan MIMU dan Pendidikan yang ada dengan tujuan meningkatnya

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

80

kualitas pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama Islam pada

khususnya.

Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan di MIMU

adalah bentuk partisipasi pertama dan utama. Tanpa adanya kesadaran dan

kepedulian tersebut maka MIMU tidak akan bisa mendapatkan kerjasama dan

melibatkan masyarakat dalam kegiatan di Madrasah. Karena dengan kerja

sama yang terjalin dengan baik antara masyarakat maupun pihak lain dan

Madrasah, maka perhatian dan kepedulian masyarakat akan lebih meningkat.

Setelah penulis melakukan penelitian, dapat diketahui bahwa

partisipasi masyarakat desa Dukuhtengah cukup baik terhadap peningkatan

kualitas pendidikan agama Islam, tidak hanya dalam bentuk fisik dan finansial

saja. Akan tetapi partisipasi lain seperti partisipasi dalam bentuk jasa dan

pikiran sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari kepercayaan masyarakat

yang besar dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk mendapatkan

pendidikan di MIMU, menjadi pembimbing dan pelatih kegiatan ekstra

kurikuler, menjadi tenaga pengajar dan lain-lain.

Berbagai partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Dukuhtengah

terhadap pendidikan di MIMU dengan tujuan meningkatnya kualitas

pendidikan agama Islam, dapat dikategorikan dalam 4 bentuk partisipasi yang

antara lain:

1. Partisipasi pikiran (psychological participation), yang berupa sumbangan

pengalaman atau pengetahuan yang diberikan dalam setiap pertemuan,

diskusi atau rapat yang melibatkan masyarakat sehingga menghasilkan

suatu kesepatan dan keputusan sesuai dengan mufakat.

2. Partisipasi tenaga (physical participation), yang berupa tenaga, waktu,

keahlian yang di berikan pada saat madrasah sedang maupaun akan

mengadakan kegiatan seperti rehabilitasi gedung madrasah.

3. Partisipasi barang (material participation), dalam hal ini partisipasi yang

di berikan dapat berupa barang-barang atau sarana prasarana yang

dibutuhkan oleh Madrasah tanpa melihat kuantitas dari partisipasi tersebut.

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

81

4. Partisipasi uang (money participation), masyarakat dapat berpartisipasi

dengan memberikan sejumlah uang baik diminta maupaun atas

kesadarannya sendiri.

Adapun partisipasi masyarakat dalam pendidikan di MIMU dapat

dijelaskan dalam beberapa jenis sesuai dengan bab di atas:

1. Partisipasi masyarakat dalam manajemen

Sesuai dengan kondisi MIMU bahwa partisipasi masyrakat dalam

manajemen terlihat dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam

menentukan visi, misi dan tujuan pendidikan, penentuan pengurus

madrasah dan penentuan kepala madrasah melalui rapat kordinasi. Hal ini

dilakukan madrasah dengan mengundang orang tua siswa, pengurus

yayasan, tokoh masyarakat yang tergabung dalam komite sekolah.

Di samping itu orang tua dan masyarakat selalu memperhatikan anak-anak

mereka di luar madrasah seperti memberikan pengajian dan mengikut

sertakannya dalam kumpulan keagamaan (Jam’iyah).

2. Partisipasi masyarakat dalam proses pembelajaran

Orang tua, madrasah dan masyarakat merupakan kunci utama

dalam pendidikan. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara menyebutnya

sebagai pusat pendidikan pertama dan utama dalam Tri Pusat Pendidikan (

keluarga, sekolah/madrasah dan masyarakat) yang memiliki tanggung

jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Ketiga unsur tersebut dituntut

kerjasamanya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan saling

menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-

sama.3

Untuk itu proses pembelajaran yang ada di MIMU tidak lepas dari

adanya campur tangan orang tua siswa dan masyarakat dukuh tengah.

Keterlibatan masyarakat dalam proses pembelajaran di MIMU sebagai

pendidik/pengajar melalui perekrutan sesuai dengan kebutuhan di

madrasah. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas

3 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.

37.

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

82

merencanakan dan melaksanakan pengajaran secara langsung dan formal.

Demikian juga orang tua atau keluarga di rumah sebagai pendidik utama

yang bersifat nonformal.

Dengan guru yang professional dan mengetahui kondisi

lingkungan madrasah diharapkan tujuan pendidikan agama Islam

khususnya tercapai dengan maksimal, baik dalam kerangka kognitif,

afektif maupun psikomorik siswa. Sehingga orang tua atau masyarakat

bahkan pemerintah bangga akan keberhasilan pendidikan melalui

pembelajaran yang efektif.

Sebagaimana deskripsi kualitas pembelajaran di atas, MIMU dalam

pelaksanaan proses pembelajaran PAI belum optimal. Hal ini dapat di lihat

dari adanya perekrutan guru yang hanya memandang dari sisi kebutuhan

pendidik. Artinya perekrutan guru tanpa adanya tes, ini menjadi hal yang

wajar karena keberadaan MIMU termasuk di wilayah pedesaan. Hingga

yang terjadi keprofesionalan seorang guru masih kurang. Untuk itu

hendaknya para guru diberi peluang semisal mengikuti seminar tentang

profesionalisme guru yang di dalamnya membahas hal hal yang berkaitan

dengan pembelajaran PAI.

Selepas dari madrasah masyarakat dalam hal ini orang tua

senantiasa memberikan pembelajaran tambahan dengan mengikutsertakan

anak-anaknya dalam kegiatan yang ada di madrasah. Yaitu sore hari anak-

anak masuk Madrasah Diniyah, pada hari munggu MIMU mengikuti

latihan tilawah al-Qur’an yang di bimbing oleh ulama lingkungan MIMU

atau kegiatan ekstra lainnya, dan masyarakat dengan memberikan

bimbingan dalam pengajian-pengajian. Diharapkan dengan banyaknya

dukungan seperti itu, kualitas atau mutu Penddikan Agama Islam akan

lebih meningkat dan mampu bersaing di era modern sekarang ini.

3. Partisipasi masyarakat dalam kurikulum

Tidak ada kurikulum yang dilaksanakan dengan efektif tanpa

adanya guru, peserta didik, metode pembelajaran, dan prasarana

pendidikan yang lengkap. ketersediaan sumber daya manusia yang terbatas

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

83

dan belum memenuhi syarat mengakibatkan kurangnya efeisiensi

kurikulum yang dipakai di Madrasah. Dalam peningkatan kualitas

pendidikan agama Islam melalui kurikulum, seharusnya madrasah

mempunyai kerangka dasar dan struktur kurikulum. Yaitu rambu-rambu

yang ditetapkan untuk dijadikan pedoman penyusunan kurikulum tingkat

Madrasah yeng terdiri dari:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi

d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

Konsep kurikulum demikian juga dimiliki oleh MIMU yang

mempunyai struktur kurikulum dan muatan kurikulum. Dimana keduanya

terdiri dari komponen mata pelajaran, komponen muatan lokal dan

komponen pengembangan diri.

Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas madrasah dan potensi daerah, termasuk

keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam

mata pelajaran yang ada. Diantaranya adalah pelajaran bahasa Jawa dan

Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Sedangkan untuk komponen pengembangan

diri di MIMU meliputi kegiatan shalat duha, shalat duhur berjamaah,

tadarus al-Qur’an, layanan bimbingan konseling, kepramukaan, seni baca

al-Qur’an dan seni rebana.

4. Partisipasi dalam pendanaan dan penyedia sarana prasarana pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum yang diharapkan di masa

depan adalah madrasah yang dapat mengelola pembiayaan pendidikan

terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal dengan

baik dan benar. Biaya investasi Madrasah meliputi biaya penyediaan

sarana prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja

tetap. Biaya operasional meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

84

oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur

dan berkelanjutan.

Biaya operasional Sekolah/Madrasah meliputi; gaji pendidik dan

tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, hahan

atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasional pendidikan

tak langsung berupa daya, air, jasa, telekomunikasi, pemeliharan sarana,

uang lembur, transformasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.

Partisipasi masyarakat yang demikian telah dilakukan oleh

masyarakat desa Dukuhtengah, bukan hanya menyekolahkan anak-anak ke

MIMU, akan tetapi karena proses pendidikan dilaksanakan dengan adanya

bantuan pemerintah (BOS), maka orang tua atau masyarakat sebagai

pendukung MIMU tidak banyak mengeluarkan biaya Sekolah/Madrasah

untuk anaknya ataupun sumbangan lainnya.

Meskipun banyaknya bantuan dari pemerintah, tidak sepenuhnya

masalah dapat terselesaikan. Oleh sebab itu ketika ada permasalah yang

berkaitan dengan masyarakat, MIMU dengan tangan terbuka menerima

kritik dan saran dengan mengadakan rapat bersama yang di hadiri oleh

perwakilan dari pengurus Yayasan, Komite Sekolah, orang tua siswa,

tokoh ulama setempat, dan masyarakat yang berkepentingan lainnya.

Semisal adanya renovasi gedung Madrasah, pembiayaan sarana prasarana

pendidikan dan gaji guru honorer.4

Penyelanggaraan pendidikan di MIMU tidak hanya membutuhkan

keahlian dan semangat yang tinggi, melainkan membutuhkan pendanaan

yang tidak sedikit. Dalam hal ini para donatur tidak sembarang orang,

yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap

pembiayaan pendidikan di MIMU.

Suatu kegiatan yang berhubungan dengan kerjasama antara Madrasah

dengan masyarakat (MIMU dengan Masyarakat Dukuhtengah) kaitannya

dengan partisipasi tidak mesti berjalan dengan baik dan lancar, ada hal-hal

yang perlu diperhatikan antara keduanya. Yaitu faktor-faktor yang

4 Wawancara dengan H. Slamet, mantan kepala MIMU pada tanggal 20 Juli 2007

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

85

menghambat adanya kerjasama yang mengakibatkan kurangnya partisipasi

masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Faktor-faktor

tersebut antara lain:

1. Komitmen masyarakat terhadap agama

MIMU sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan,

mengamalkan dan mengembangkan ajaran-ajaran Islam sudah sepatutnya

mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat Dukuhtengah sebagai

konsekuensi logis dari umat yang beragama Islam. Yaitu dengan

mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara optimal sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki. Sehingga mereka senantiasa berusaha

menjalankan perintah agama demi kemajauan pendidikan pada umumnya

dan pendidikan agama Islam pada khususnya yang menopang

keberagamaan masyarakat Islam.

Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap

muslim (laki-laki/perempuan). Hal ini dipandang sebagai perkembangan

alamiah manusia yaitu proses yang harus terjadi dalam diri manusia dan

merupakan pola perkembangan hidupnya yang telah ditentukan oleh

Allah, atau dapat dikatakan sebagai sunatullah.5

Melihat pentingnya pendidikan dalam beragama, masyarakat

Dukuhtangah memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap agama.

Diantaranya memasukan anak-anaknya ke Madrasah, mengikutsertakan

dalam pengajain, mendukung adanya kegiatan keagamaan di Madrasah

seperti tadarus al-qur’an, seni baca al-Qur’an dan lain sebagainya. Selain

itu kehidupan masyarakat Dukuhtengah hampir setiap hari selalu ada

kegiatan keagamaan yang berupa kelompok pengajian seperti pengajian

senenan ba’da shalat Isya (remaja), jam’iyah Selasanan (ibu-ibu), jam’iyah

Kemisan (ibu-ibu), jam’iyah Jum’atan siang (remaji)/jum’at malam

(bapak-bapak).6

5 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta Bumi Aksara, 2000), hlm. 59 6 Wawancara dengan Ust. Amad Khusaeri anggota komite sekolah pada tanggal 15 Juni

2007

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

86

2. Pandangan terhadap eksistensi Madrasah

Madrasah didirikan atas dasar dari masyarakat, oleh masyarakat,

untuk masyarakat. Masyarakat melahirkan lembaga-lembaga pendidikan

seperti Madrasah untuk kelangsungan hidup suatu masyarakat. Maka isi

pendidikan tersebut adalah nilai-nilai yang telah hidup dan dikembangkan

di dalam kebudayaan sebagai milik masyarakat.7

Dewasa ini Madrasah menggalakan pendidikan yang berbasis

masyarakat. Dengan ikut sertanya masyarakat di dalam penyelenggaraan

dan pengelolaan pendidikan, maka pendidikan tersebut betul-betul berakar

di dalam masyarakat dan di dalam kebudayaan.8

MIMU adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh masyarakat

dengan berciri khas pendidikan Islam. Akan tetapi bila pendidikan agama

Islam sendiri masih kurang, bagaimana pandangan masyarakat

Dukuhtengah terhadap eksistensi Madrasah tersebut. Karena tingginya

kualitas pendidikan agama Islam merupakan nilai jual yang utama bagi

MIMU.

Eksistensi Madrasah merupakan faktor yang sangat penting, hal ini

dikarenakan Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang sudah

barang tentu sangat dinantikan keberadaannya. Mengingat fungsi dan

peranannya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu

agama Islam dan ilmu umum. Untuk itu semua pengelola Madrasah

diharapkan dapat melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kualitas

pendidikan agama Islam. Yaitu bekerja sama dengan masyarakat agar

terjalin hubungan yang harmonis, sehingga partisipasi masyarakat dapat

lebih meningkat.

Disamping itu Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang lebih

menitik beratkan pada pendidikan agama Islam yang meliputi akhlak dan

budi pekerti, sudah barang tentu mendapatkan tempat tersendiri di hati

masyarakat. Karena dengan adanya Madrasah maka akan terbentuk siswa-

7 H.A.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. 1, hlm.175

8 Ibid

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

87

siswi yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan

bermoralitas tinggi sesuai dengan norma.norma agama.

3. Pandangan masyarakat terhadap ulama

Lembaga pendidikan Islam seperti MIMU dan pondok pesantren,

unsur Kyai atau Ulama mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mendirikan, memimpin dan juga memajukan madrasah atau pondok

pesantren. Hal itu dikarenakan seorang Ulama atau Kyai mempunyai

kharisma dan menjadi panutan bagi masyarakat di sekitarnya.

Dan sebagaimana Madrasah adalah model lembaga pendidikan

yang dalam sejarahnya bermula dari pondok pesantren. Di dalam pondok

pesantren terlihat dengan jelas bahwa seorang Kyai mempunyai pengaruh

yang besar sebagai pendiri sekaligus pemegang pimpinan tertinggi.

Pengaruh tersebut bukan hanya dirasakan oleh para santri atau murid

dalam pondok pesantren, tetapi juga sangat dirasakan oleh masyarakat

yang ada disekitar lingkunga pondok pesantren.9

Hampir setiap Madrasah yang didirikan masyarakat diprakarsai

oleh Ulama atau Kyai. MIMU sendiri didirikan atas prakarsa H. Yasin

seorang tokoh masyarakat desa Dukuhtengah, yang kemudian disambut

baik oleh masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu keberadaan Ulama/Kyai/

Ustad di tengah masyarakat sangatlah penting, khususnya dalam

penyelenggaraan pendidikan yang menjadi pemberdayaan masyarakat

agama Islam yang berkualitas.

Partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan di

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum tidak akan efektif tanpa adanya

dorongan dari pihak terkait, dalam hal ini adalah manajemen organisasi

pendidikan MIMU sendiri. Untuk itu penting bagi MIMU untuk bekerja sama

dengan masyarakat lingkungan madrasah seperti pejabat tingkat daerah, LSM,

kelompok agama, tokoh masyarakat, orang tua siswa dalam mengelola dan

meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di madrasah.

9 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Berbagai Solusi

Terhadap Berbagai Problem Social, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), cet. 2, hlm. 19.

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

88

Selain itu dibutuhkan adanya organsasi yang menampung aspirasi dan

partisipasi masyarakat. Seperti halnya dengan organisasi Humas, organisasi

Komite Sekolah/Madrasah maupun Dewan sekolah/Madrasah. yang memiliki

fungsi dan peranan masing-masing.

Hubungan atau kerja sama yang harmonis antara sekolah dengan

masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan akan menumbuhkan dan

memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi terhadap madrasah. Oleh sebab

itu kesadaran akan pentingnya kerjasama dalam peningkatan kualitas

pendidikan agama Islam antara satu sama lain sangat dibutuhkan. Bentuk

kesadaran tersebut adalah partisipasi dari masyarakat yang dapat berupa

tenaga, pikiran, jasa maupun materi (dana).

Jenis kerja sama tersebut antara lain:

1. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik siswa,

antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga

2. Hubungan kultural, ialah usaha kerja sama antara sekolah dengan

masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan

mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat madrasah itu berada.

3. Hubungan institusional yakni hubungan kerja sama antara sekolah dengan

lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain.10

Sebagaimana diungkapkan oleh Heslie yang di kutip oleh E. Mulyasa

dalam buku yang berjudul Menjadi Kepala Sekolah Profesional, bahwa:

School Public relation is process of comunication between the school and

community for purpose for increasing citizeen understanding of educational

needs and practice and encouraging intelegent citizen interest and co-

operation in the work of improving the school.

Artinya bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu

proses komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang

kebutuhan dan pratek serta mendorong minat dan kerja sama dalam usaha

10 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), Cet, 10, hlm. 194-195.

Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

89

memperbaiki sekolah.11 Karena komunikasi itu merupakan lintasan dua arah

yaitu dari sekolah terhadap masyarakat dan dari masyarakat terhadap

Madrasah.

Agar komunikasi dua arah tersebut berjalan dengan baik, fungsi wadah

partisipasi masyarakat harus di perhatikan. Karena dalam hal ini organisator

tersebut adalah komite sekolah yang lebih berperan, maka Komite sekolah

harus menjalankan fungsinya sebagai berikut:

1. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pertimbangan, dapat

memberikan pertimbangan pada sekolah dalam rangka pengembangan

kurikulum; memberikan masukan tentang proses pembelajaran kepada

guru sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan dalam

masyarakat madrasah; dan komite sekolah memberikan pertimbangan

tentang penambahan muatan lokal dalam kurikulum muatan lokal, yang

meliputi Baca Tulis Al-Qur’an (BTA), Tilawah Al-Qur’an, komputer,

pramuka dan drum band.

2. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pendukung, berupaya

memberikan dukungan terhadap perwujudan dan peningkatan faktor yang

mempengaruhi kualitas pendidikan agama Islam antara lain: tenaga

kependidikan, bahan pembelajaran, sarana dan prasarana, keuangan dan

lingkungan yang kondusif; menyediakan anggaran beasiswa bagi siswa

yang berprestasi; memberikan dukungan pemeriksaan kesehatan kepada

siswa; dan mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan komitmen

masyarakat.

3. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan penghubung. Berupaya

membina hubungan dan kerja sama dengan masyarakat, dunia usaha dan

industri

4. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pengontrol, upaya yang

dilakukan antara lain: mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau

insidental dengan kepala sekolah, dewan guru dan orang tua atau

11 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona Dalam Konteks Menyukseskan MBS

dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm 173.

Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

90

masyarakat; mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke Sekolah; meminta

penjelasan kepada Sekolah tentang hasil atau kualitas pendidikan agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum.

Untuk itu sekolah dapat menstimulasi masyarakat untuk meningkatkan

mutu pendidikan dalam hal ini pendidikan agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dengan cara:

a. Melibatkan tokoh masyarakat

b. Mengundang masyarakat dalam menentukan suatu kebijakan (rapat)

c. Melalui konsultasi

d. Melalui radio dan televisi

e. Melalui kegiatan pameran atau pementasan

f. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, misalnya kebersihan

lingkungan

g. Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat misalnya dalam

perayaan hari nasional dan keagamaan.12

Adapun hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat dukuh tengah sendiri

adalah dengan menghadiri undangan rapat yang diadakan oleh madrasah, ikut

terlibat sebagai anggota komite sekolah, mengawasi anak didik di masyarakat,

memberikan bimbingan baik yang bersifat kurikuler maupun ekstra kurikuler

di Madrasah dan memberikan gagasan pemikiran yang merupakan solusi dari

pemecahan masalah yang dihadapi oleh MIMU.

12 Ibid, hlm. 178

Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang partisipasi masyarakat dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dan masalah-masalah yang dijadikan penelitian ini

serta dari berbagai data yang telah dikumpulkan dan dianalisa, maka peneliti

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?

Secara umum mutu PAI di MIMU baik dan diperlukan

peningkatan yang konsisten. Hal tersebut dapat diamati dari beberapa

factor, yaitu proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada kelas I

dampai kelas IV yang relatif baik, sarana prasarana yang cukup memadai,

penggunaan kurikulum yang melibatkan masyarakat, kerjasama antara

madrasah dengan masyarakat yang menimbulkan adanya respon yang baik

berupa partisipasi masyrakat yang berkesinambungan.

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum adalah salah satu lembaga

pendidikan di tingkat dasar. Selain mengajarkan kepada siswa-siswinya

pelajaran-pelajaran umum sebagaimana Sekolah Dasar lain, madrsah juga

mengajarkan ilmu-ilmu tentang ajaran Islam yang lebih banyak kepada

peserta didik. Hal ini yang menjadi nilai jual Madrasah kepada masyarakat

yang membutuhkannya terlebih sebagai umat Muslim dalam

memberdayakan ajaran agama Islam.

2. Partisipasi mayarakat dalam peningkatan kualitas Pendidikan Agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah Kec.

Ketanggungan Kab. Brebes Masyarakat desa Dukuh Tengah

Partisipasi yang diberikan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu

pendidikan dilakukan secara sukrela dan ikhlas. Karena Madrasah

91

Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

92

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum berasal dari aspirasi masayrakat. Aspirai inilah

yang menjadi awal berdirinya MIMU yang kemudian mendapatkan respon

yang cukup baik dari masyarakat lain yang berupa pemberian tanah wakaf,

bahan bangunan dan lain sebagainya.

Masyarakat desa Dukuhtengah sebagai stakeholder, dalam perkembangan

dan kemajuan pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan

agama Islam sangat dibutuhkan partisipasinya. Sehingga dengan adanya

hubungan yang harmonis antara masyarakat MIMU dan masyarakat

Dukuh Tengah peningkatan mutu/kualitas pendidikan agama Islam akan

lebih mudah tercapai.

Bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Dukuh Tengah dalam

rangka peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di MIMU dapat

dilihat dari segi; pertama, partisipasinya dalam manajemen yaitu ikut serta

menentukan kepala sekolah, kurikulum pembelajaran pendidikan agama

Islam, ikut serta dalam pengurus Yayasan, Madrasah, dan Komite

Sekolah. Kedua, partisipasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,

yaitu ikut serta menjadi tenaga pengajar, tim evaluasi pembelajaran PAI,

memberikan bimbingan keagamaan. Ketiga, partisipasi dalam kurikulum

yang meliputi keikutsertaannya dalam penentuan penggunaan kurikulum

pendidikan agama Islam yang digunakan dalam proses pembelajaran

sesuai rapat komite sekolah dengan Madrasah dan pihak Yayasan al

Maarif Ketanggungan, meskipun pada dasarnya ditentukan oleh pihak

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Keempat, partisipasi dalam

pendanaan dan sarana prasarana pendidikan agama Islam, yaitu dengan

memberikan sumbangan pada ahir tahun ajaran dalam setap rapat yang di

adakan oleh madrasah, memberikan tanah wakaf, memberikan sumbangan

sarana dan prasarana pendidikan agama Islam seperti buku-buku

penunjang pelajaran, peralatan praktek shalat yang kesemuanya diberikan

dengan sukarela.

Kelemahan masyarakat dalam berpartisipasi untuk meningkatkan

pendidikan agama Islam di MIMU dikarenakan masyarakat Dukuhtengah

Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

93

hanya dalam periode tertentu, artinya tidak secara kontinuitas. Dan dapat

dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:

- Bentuk partisipasi masyarakat masih terbatas pada pengadaan dana

- Tidak sepenuhnya orang tua mendorong kegiatan belajar di rumah

masih membiarkan anak-anaknya senang bermain

- Wadah partisipasi masyarakat yang belum bekerja dengan baik sesuai

dengan peran dan fungsinya..

- Intensitas partisipasi masyarakat hanya terbatas pada priode tertentu,

seperti akhir kelulusan siswa kelas, ada dan tidaknya kekurangan

kebutuhan.

Sedangkan upaya Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dan masyarakat

desa Dukuhtengah dalam peningkatan kualitas pendidikan agama islam .

a. Stimulasi partisipasi masyarakat yang dilakukan madrasah sudah

berjalan dengan baik, namun perlu ditingkatkan lagi. Seperti kepala

Madrasah yang lebih memperhatikan keterlibatan tokoh masyarakat

(ulama, tokoh pendidikan), orang tua siswa dan masyarakat lain yang

berkepentingan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan

agama Islam, mempererat tali silaturahmi agar terjalin hubungan yang

harmonis, sering mengadakan kegiatan-kegiatan social yang

melibatkan masyarakat.

b. Masyarakat Dukuhtengah ikut menghadiri dan membantu berjalannya

kegiatan Islami yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam.

Memberikan pendidikan tambahan terhadap anaknya yang menjadi

siswa di MIMU dengan menyekolahkannya ke Madrasah Diniyah. Dan

memberikan bimbingan-bimbingan melalui pengajian-pengajian di

lingkungan madrasah. seperti pengajian harian (senin, rabu, kamis,

jum’at dan minggu)

Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

94

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang partisipasi masyarakat desa Dukuh

Tengah dalam peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di MIMU penulis

ingin mengajukan beberapa saran dan bahan masukan, antara lain:

1. Masyarakat Dukuhtengah hendaknya memiliki kesadaran yang tinggi

bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara Madrasah

Ibtidaiyah Mathlabul Ulum, masyarakat Dukuhtengah dan pemerintah.

2. Masyarakat Dukuhtengah hendaknya mengetahui kebutuhan Madrasah

dalam peningkatan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum

3. Masyarakat Dukuhtengah hendaknya tidak hanya berpartisipasi dalam

kurun waktu yang lama, akan tetapi dilakukan secara periodik atau

berkelanjutan.

4. Bentuk partisipasi masyarakat hendaknya tidak terbatas pada materi, akan

tetapi lebih condong kepada pikiran dan tenaga atau jasa.

5. Mayarakat hendaknya mengetahui tujuan dan manfaat dari partisipasi yang

telah diberikan

6. Dan masyarakat sekolah seperti kepala Madrasah, guru, karyawan dan

siswa juga sebaliknya memperhatikan kebutuhan masyarakat Dukuhtengah

akan pentingnya sebuah proses dalam peningkatan kualitas pembelajaran

PAI, dengan meningkatkan kompetensinya.

7. Peningkatan kualitas pendidikan agama Islam bukan semata mata

tanggung jawab sekolah akan tetapi juga merupakan tanggung jawab

masyarakat atau orang tua siswa.

8. Untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam, hendaknya

orang tua siswa selalu memotivasi anaknya dengan menemaninya belajar

di rumah, memasukan anak ke Madrasah Diniah Mathlabul Ulum untuk

menunjang pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul

Ulum. Dan

9. Memberikan pengajian di kala sore hari

Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai

95

10. Sosialisasi tentang bantuan pemerintah yang berkaitan dengan dana BOS

agar lebih terbuka oleh sekolah dan hendaknya masyarakat menerima

keterbukaan dari Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuh Tengah

Ketanggungan Brebes

11. Kepala Madrasah lebih banyak melibatkan tokoh masyarakat

(Ulama/Kyai, tokoh pendidikan) dalam pengelolaan Madrasah dan

peningkatan kualitas pendidikan.

12. Meningkatkan kegiatan sosial keagamaan yang melibatkan masyarakat

agar masyarakat terdorong untuk berpartisipasi.

13. Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti seminar

yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan

khususnya pendidikan agama Islam agar lebih profesional.

C. PENUTUP

Dengan mengucakan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat hidayah

dan rahmatnya akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari

kesempaurnaan. Menyadari atas keterbatasan tersebut, maka penulis

mengharap dengan sangat saran dan kritik yang konstruktif demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah jualah penulis berserah diri dan kepadanya

penulis memohon semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bermanfaat

bagi penulis dan pembaca pada umumnya.