PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN...
-
Upload
nguyenhuong -
Category
Documents
-
view
216 -
download
1
Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN...
![Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/1.jpg)
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM
DUKUH TENGAH KETANGGUNGAN BREBES
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Dan Melengkapi
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
MUTOHIRIN NIM. 3102301
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
![Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/2.jpg)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sepenuhnya kepada beliau yang sangat
berarti dan istimewa dihati, ayahhanda Sutrisno dan ibunda Aminatun
tersayang, atas segala keikhlasan, curahan kasih sayang dan do’anya yang
senantiasa mengiringi setiap langkahku dalam menyongsong masa depan. Dan
Adik-adikku Ahmad Syukron, Nur Azizah, dan Nur Asyiah yang telah
memberikan dorongan semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Keluarga besar Bapak Masykur Ketanen Kec. Trangkil Kab. Pati yang
telah memberikan motivasi, dan do’a restu selesainya skripsi ini dengan tulus.
Siti mustiah A.Ma; yang selalu mendampingi dengan sabar disetiap langkah
penulis dalam mencapai kesuksesan .Dan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
![Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/3.jpg)
KATA PENGANTAR
هللا الرحمن الرحيماسم ب
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Azza wa jalla atas limpahan
rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna
memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Untaian Shalawat dan salam senantiasa tersemai kepada revolusioner
sejati Nabi Muhammad saw, yang telah membawa risalah Islam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman, sehingga dapat
menjadi bekal hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Adalah suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas
yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam
proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis.
Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak
yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya yang tak mungkin dapat disebutkan saatu
persatu, hanya beberapa diantaranya.
Prof. Dr. H. Abdul Jamil, MA., selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang. Drs. Jasuri S, M.SI, selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan, saran, dan bimbingan
serta motivasi kepada penulis. Dan Dosen pengajar beserta staff karyawan di
lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Penguji Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, Dra. Miswari, M.Ag., Ridwan, M.Ag.,
dan Hamdani, M.Ag., yang banyak sekali memberikan saran dan masukan yang
berharga guna penyempurnaan skripsi ini.
Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Aminatun terhormat, adik-adikku Ahmad
Syukron, Nur Azizah, Nur Asyiah dan segenap keluarga Bani Taslam (Alm) yang
![Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/4.jpg)
telah memberikan dukungan moral dan material dengan tulus hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini dan pendidikan Strata I (S.I) di Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Keluarga besar Bapak Masykur, Ibu Hartini, Ade’ Siti Mustiah, A.Ma.
dan Nurul Huda di Desa Ketanen Kec. Trangkil Kab. Pati yang telah memberikan
dukungan moral, bantuan material (komputer) dan do’a restu dengan tulus ikhlas
dalam penyelesaian skripsi ini.
Teman-teman seangkatan SMU Bulakamba – Brebes Khususnya Pugito,
Casmadi Kuming, A. Ali (Tauri) Nursofa yang senantiasa memberikan semangat
agar tergerak hati penulis dalam penyelesaian skripsi. dan teman-teman di kos di
A. Ibnu Nizar, M. Sofyan (Dawa) Wildani, S.Pd.I, Saefudin Rahmatullah
(Mamat), M. Irfan, S.H.I., keluarga besar kost SRIMA yang telah membantu
dalam pencarian buku referensi.
Keluarga besar KPMDB (Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah
Brebes ), Tim KKN PBA XLIX Desa Purworejo Kec. Ringinarum Kab. kendal,
Teman-teman PPL SMP 18 Semarang dan Komunitas Paket F (KOMPAK F) ’02
yang banyak memberikan bantuan, semangat yang berarti guna penulisan skripsi
ini. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Dan Penulis menyadari demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan
skripsi ini, penulis dengan rendah hati membuka serta menerima saran dan kritik
yang konstruktif dari berbagai pihak.
Sebelum penulis tutup, penulis hanya dapat mendo’akan mudah-mudahan
segala upaya, dan bantuan dari berbagi pihak dijadikan sebagai amal sholeh
mutaqobbalan dan mendapat balasan serta ridho dari Allah SWT. Dan akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya. Amin
Semarang, 03 Januari 2008
Penulis
Mutohirin
![Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/5.jpg)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Mutohirin
NIM : 3102301
Tempat/ Tanggal Lahir : Brebes, 01 Januari 1984
Alamat Asal : Jl. R.A. Kartini RT 02/RW III Dukuh Tengah
Kec. Ketanggungan Kab. Brebes 52263
Alamat Sekarang : Jl. Stasiun, Jrakah,Semarang
Jenjang Pendidikan :
1. MI. Mathlabul Ulum Dukuh Tengah lulus tahun 1996
2. MTs.Negeri Ketanggungan lulus tahun 1999
3. SMA Negeri Bulakamba lulus tahun 2002
4. IAIN Walisongo Semarang
Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI angkatan tahun 2002
Semarang, Januari 2008
Penulis
Mutohirin NIM. 3102301
![Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/6.jpg)
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis mengatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian pula skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 03 Januari 2008
Deklarator
Mutohirin NIM. 3102301
x
![Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/7.jpg)
MOTTO
tΑ$ s% Éb>u‘ ÷yu õ°$# ’ Í< “ Í‘ô‰ |¹
÷ Åc£ o„ uρ þ’Í< “ ÌøΒ r&
ö≅è= ôm$# uρ Zο y‰ø) ãã ⎯ÏiΒ ’ ÎΤ$ |¡ Ïj9
(#θßγ s) ø tƒ ’ Í<öθ s% 1
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku*
Dan mudahkanlah untukku urusanku,
Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
Supaya mereka mengerti perkataanku,
*Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir'aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.
1 Departemen Agama Republik Indonesia “Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi
Baru Revisi Terjemah”, (Surabaya: CV. Mahkota, 2000), hal. 94
![Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/8.jpg)
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG
Alamat : Jl. Prof. Hamka Km.1(kampus II)Telp. (024) 7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi saudara : MUTOHIRIN NIM : 3102301 Judul : Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuhtengah Ketanggungan Brebes
Telah di Munaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus pada tanggal :
03 Januari 2008
Dan dapat di terima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I pada Ilmu Tarbiyah tahun akademik 2007/2008
Semarang, 03 Januari 2008
Ketua Sidang Sekretaris Sidang Prof.DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed. Dra. Miswari, M.Ag NIP. 150 218 061 NIP. 150 274 337 Penguji I Penguji II Hamdani, M.Ag Ridwan, M.Ag NIP. 150 290 928 NIP. 150 282 132
Pembimbing
Jasuri M.SI. NIP. 150 036 755
![Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/9.jpg)
ABSTRAKSI Mutohirin (NIM. 3102301), Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes, tahun ajaran 2006/2007. Penelitian Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Program Strata 1 (S.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1). Bagaimana mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes? 2). Bagaimana partisipasi masyarakat Dukuh Tengah dalam peningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di MIMU?
Penelitian ini masuk dalam kategori lapangan/field research bila ditinjau dari sudut tempatnya. Sementara bila ditinjau dari pendekatannya, termasuk jenis kualitatif. Dengan demikian yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan personil sekolah termasuk juga keseluruhan murid MIMU dan
masyarakat lingkungan Madrasah. mengingat personil madrasah berjumlah 14 orang maka menggunakan sampel populasi, untuk murid yang berjumlah 304
anak dan masyarakat lingkungan madrasah yang berjumlah 10.155 orang, maka peneliti mengambil10%nya atau siswa berjumlah 30 anak dan masyarakat
berjumlah 100. dan untuk memudahkan penelitian sampel siswa diambil dari kelas 6 sedangkan mayarakat diambil dari orang tua siswa dan komite sekolah. Berdasarkan hal ini maka tekhnik sampling yang digunakan adalah non random
sampling dangan jenis purposive sample. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data
yang terkumpul dianalisis menggunakan tekhnik analisa data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Selain itu peneliti juga
menggunkan evaluasi program dengan model program improvement.
Hasil penelitian ini mengungkapkan tiga temuan yaitu : pertama, usaha yang dilakukan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu PAI adalah,
menyekolahkan anak-anak ke TPA dan Madrasah Diniyah, menjadi ustadz dan ustadzah di TPA dan Madrasah Diniyah, mendorong anak-anaknya mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di MIMU, menjadi pelatih atau pembimbing kegiatan ekstra kurikuler seni baca al-Qur’an, ikut serta mensukseskan kegiatan PHBI di
MIMU, ikut serta mensukseskan proses pembelajaran secara umum, menyampaikan keluh kesahnya (kritik dan saran) mengenai tingkah laku,
prestasi siswa kepada MIMU. Kedua, walaupun usahanya belum maksimal tapi sudah menunjukan yang dapat dibanggakan, yaitu mutu pendidikan Pai di MIMU sudah mulai membaik dan ada peningkatan. Hal ini ditandai dengan
semain lancarnya proses belajar mengajar PAI, tingkah laku siswa/siswi hingga
vi
![Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/10.jpg)
nilai rata-rata PAI meningkat dengan banyaknya siswa yang masuk ke Madrasah Diniyah dan giat mengikuti kegiatan ekstra kurikuler dan aktivitas
keagamaan masyrakat meningkat. Ketiga, hambatan yang dihadapi olah masyarakat dalam berpartisipasi meningkatkan Mutu PAI di bagi menjadi 2
kelompok yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatann internalnya terletak dalam hal tekhnik dan administrasi serta dalam diri pribadi masing-masing individu masyarakat. Hambatan dalam hal tekhnik dan administrasi
meliputi kurangnya sarana dan prasarana, tidak adanya dana karena kurangnya inisiatif dalam penggalian dana dari masyarakat, struktur kepengurusan dan
keanggotaan yang tergabung dalam komite sekolah kurang berfungsi dan komunikasi yang kurang efektif antara masyarakat dengan MIMU. Disamping itu hambatan dalam diri pribadi yaitu meliputi tingkat pengetahuan yang masih
rendah, tingkat perekonomian yang rendah (rata-rata menengah ke bawah). Dibalik semua itu masyrakat telah sadar akan pentingnya pendidikan sehingga dengan rendah hati memberikan partisipasinya terhadap MIMU baik berupa fisik maupun non fisik. Diantaranya dalam proses pembelajaran, kurikulum,
sarana dan prasaran, dan pendanaan atau pembiayaan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi kepala madrasah dan tenaga pengajar MIMU; dan masyarakat Dukuh Tengah agar lebih meningkatkan dan mengembangkan partisipasinya dalam peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam di MIMU supaya lebih maju; dan pihak madrasah selalu berupaya menjalin hubungan yang harmonis dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam.
![Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
DEKLARASI ................................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
ABSTRAKSI ................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Penegasan Istilah ..................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9
F. Metode Penelitian ................................................................... 11
BAB II PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH A. Mutu Pendidikan Agama Islam................................................ 15
1. Mutu ................................................................................... 15
2. Pendidikan Agama Islam .................................................. 19
3. Mutu Pendidikan Agama Islam.......................................... 23
B. Partisipasi masyarakat dalam Pendidikan Agama Islam.......... 26
C. Partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan
Agama Islam ............................................................................
..................................................................................................
36
![Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB III PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM DESA DUKUHTENGAH KEC. KETANGGUNGAN KAB. BREBES A. Kondisi umum masyarakat desa dukuh tengah kec.
Ketanggungan kab. Brebes ...................................................... 53
B. Kondisi umum Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa
Dukuhtngah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes ........................ 55
C. Partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa
Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes....................... 58
BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM DESA DUKUH TENGAH KEC. KETANGGUNGAN KAB. BREBES A. Analisis Mutu Pendiidan Agama Islam di MIMU ................... 76
B. Analisis partisipasi masyarakat dalam peningktan mutu
pendidikan di MIMU ............................................................... 79
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 91
B. Saran-saran............................................................................... 94
C. Penutup..................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
xii
![Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah suatu proses pemindahan pengetahuan atau pun
pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik untuk
mencapai perkembangan secara optimal serta membudayakan manusia melalui
proses transformasi nilai-nilai yang utama.1 Karena pendidikan merupakan
kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian
manusia.
Potensi-potensi yang dimiliki peserta didik adalah potensi dasar atau
fitrah manusia yang harus ditumbuhkembangkan dalam kehidupan nyata di
dunia ini melalui proses pendidikan, untuk selanjutnya dipertanggung-
jawabkan di hadapan Allah kelak di Akhirat.2 Artinya manusia memiliki
berbagai potensi yang harus dibimbing dan dilatih agar dapat tumbuh,
berkembang dengan baik dan sempurna. Salah satu usaha untuk
mengembangkan potensi manusia yaitu melalui pendidikan.
Proses transformasi utama tersebut, sebuah proses atau aktifitas yang
di tunjukan untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan pada perilaku
kehidupan manusia. Sebagaimana pengertian pendidikan yang diungkapkan
oleh F.J. Mc. Donald dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology :
“Education is a process or activity which is directed at producing desirable change in the behavior of human being.”3
Perkembangan potensi-potensi manusia dimulai dari keluarga. Dalam
pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT
kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara
serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima.
1 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset, 1996), cet. 1, hlm. 99. 2 Usman Abu Bakar – Surohim, Fungsi Ganda Lembaga Penidikan Islam (Respon Kreatif
Terhadap Undang-Undang Sisdiknas), (Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2005), cet. 1, hlm. 25. 3 F.J. McDonald, Educational Psycology, (San Fransisco, California, USA: Wadsworth
Publishing Co., Inc., 1959), hlm. 4
1
![Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/14.jpg)
2
على الفطرة فأبواه يهودانه أوينصرا نه أوميجسا نه د ول يودول مكل )قىيهلب ااهرو(
Tiap–tiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kepada orangtuanyalah yang menjadikan mereka yahudi, nasrani dan majusi. (HR. Al-baihaqi)4
Seorang anak yang dilahirkan oleh orang tuanya (Ibu) dalam keadaan
fitrah atau suci. Bagaikan lembaran kain putih yang bersih dan belum terkena
debu maupun kotoran apapun. Tergantung si pemiliknya akan di buat atau di
model apa kain tersebut. Begitu juga anak, akan dijadikan Yahudi, Nasrani
maupun Majusi, merupakan tangung jawab orang tua mereka sendiri.
Adapun dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan pula bahwa orang tua dari anak usia wajib belajar
berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.5
Dan sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah SWT surat At-
Tahrim ayat 6:
$pκš‰ r'̄≈ tƒ t⎦⎪ Ï%©! $# (#θ ãΖ tΒ# u™ (# þθè% ö/ä3 |¡ àΡr& ö/ ä3‹Î= ÷δr& uρ # Y‘$ tΡ $yδߊθ è%uρ â¨$ ¨Ζ9 $# äο u‘$ yf Ït ø:$# uρ $pκ ö n= tæ îπ s3 Í×̄≈ n= tΒ ÔâŸξÏî
׊# y‰Ï© ω tβθ ÝÁ ÷ètƒ ©! $# !$tΒ öΝèδt tΒ r& tβθ è= yèø tƒ uρ $tΒ tβρ â s∆÷σ ム∩∉∪ 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6)
Menjaga diri artinya setiap orang harus dapat melakukan self
education dan melakukan pendidikan terhadap keluarganya untuk mentaati
Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi sesuatu yang mustahil dalam pandangan
Islam bila seseorang yang tidak berhasil mendidik dirinya sendiri akan dapat
melakukan pendidikan terhadap orang lain.
4 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Op. Cit, hlm. 104. 5 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
dan Penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), cet. 1, hlm. 14. 6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.
Alwaah, 1993), hlm. 951
![Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/15.jpg)
3
Ketika anak semakin bertambah usianya dan membutuhkan
perkembangan potensi yang lebih, tidak semua orang tua mampu memberikan
pendidikan terhadap anaknya. Oleh karena itu orang tua (keluarga) memilih
sekolah/madrasah sebagai penanggung jawab pendidikan terhadap anaknya.
Orang tua memiliki banyak pilihan dalam menentukan pendidikan bagi
anaknya. Yaitu memilih pendidikan anaknya di sekolah dasar (SD), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Pondok Pesantren atau Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Hal
ini di pengaruhi oleh minat dan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan
anaknya. Dengan harapan agar anaknya berhasil dan memiliki kepribadian
yang baik.
Orang tua dan masyarakat dalam hubungannya dengan
penyelenggaraan pendidikan mempunyai peran yang penting yaitu sebagai
mitra sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Begitu juga
penyelenggaraan pendidikan keagamaan.
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.7 Dengan demikian penyelenggara pendidikan
keagamaan adalah pemerintah dalam hal ini Departemen Agama dan
kelompok masyarakat pemeluk agama, diantaranya organisasi keagamaam dan
yayasan pendidikan.
Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan yang lahir dari,
oleh dan untuk masyarakat. Keberadaannya sudah berjalan cukup lama
sekalipun berstatus sebagai swasta yang didirikan oleh pihak yayasan dan
sebagian lainnya dipegang oleh organisasi sosial keagamaan. Namun ada juga
Madrasah Ibtidaiyah yang notabene Negeri yang di kelola oleh pemerintah
akan tetapi masih relatif sedikit untuk memenuhi harapan masyarakat.
Masalah utama yang sering dihadapi oleh Madrasah Ibtidaiyah adalah
keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang masih rendah sehingga
mempengaruhi kualitas pendidikan. Seperti perbaikan gedung atau ruang kelas
7 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
dan Penjelasannya, Op. Cit, hlm. 23.
![Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/16.jpg)
4
yang tertunda akibat tidak adanya biaya, tunjangan guru honorer yang sedikit
dan sering tertunda pembayarannya, kurangnya pengetahuan guru tentang
proses pembelajaran yang berkualitas. Meskipun banyak bantuan yang
diberikan oleh pemerintah seperti adanya tunjangan bagi guru honorer,
beasiswa bagi anak yang berkualitas baik dan anak dari keluarga miskin
maupun Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang berupa uang dan buku-
buku pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik
umum maupun pendidikan agama Islam.
Pengelolaan Madrasah sebagai pendidikan formal masih tertinggal
bila dibandingkan dengan pengelolaan pendidikan umum setingkat yang
berada dibawah penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu
kelemahannya yaitu terlalu banyaknya mata pelajaran yang diajarkan, kualitas
guru yang rendah, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang, serta para
siswa kebanyakan dari keluarga kurang mampu.8
Proses pendidikan di Madrasah dipengaruhi juga oleh adanya
lingkungan masyarakat yang kondusif. Artinya lingkungan masyarakat juga
memiliki peranan dalam pendidikan. Apabila lingkungan masyarakat
mendukung akan keberadaan Madrasah maka proses pendidikan akan berjalan
dengan efektif dan kualitas pendidikan, baik umum maupun agama Islam akan
lebih bagus. Sehingga pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam bisa
menjadi alternatif pendidikan modern.
Sejalan dengan arah kebijakan otonomi dan desentralisasi yang
ditempuh oleh pemerintah, maka tanggung jawab pemerintah daerah akan
lebih meningkat termasuk dalam bidang manajemen pendidikan.9 Dan juga
adanya perubahan paradigma pemerintah dari sentralisasi ke desentralisasi
tersebut menghendaki adanya partisipasi masyarakat untuk membantu
pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerah di bidang
pendidikan. Karena sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral
8 H.A.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.
147-148. 9 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii
![Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/17.jpg)
5
dari sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. Hal ini merupakan upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang merupakan pra
syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan dimana pendidikan
merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia.
Madrasah dalam hal ini Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
(MIMU) merupakan satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah yang berada di desa
Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Berdiri pada
tahun 1960, milik yayasan al Ma’arif dibawah naungan Departemen Agama
dan telah meluluskan banyak siswa yang telah melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya.
Dalam beberapa periode MIMU mengalami peningkatan jumlah siswa
yang cukup banyak. Selain kepercayaan dari masyarakat, banyak orang tua
yang memindahkan anaknya dari SD ke MIMU tersebut. Hal ini disebabkan
karena adanya pungli (pungutan liar) dan kualitas pendidikan agama Islam
yang kurang di Sekolah Dasar.10
Semakin banyak siswa, maka akan semakin banyak tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana lain yang di butuhkan dalam proses
pembelajaran. Untuk itu MIMU membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia
atau tenaga kependidikan yang professional dan kepedulian masyarakat yang
sadar akan pendidikan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah
tersebut dengan berpartisipasi.
Dari gambaran ini, MIMU berupaya mempertahankan bahkan
meningkatkan (bukan hanya kepercayaan dari masyarakat) kualitas pendidikan
khususnya pendidikan agama Islam dengan melibatkan berbagai komponen
masyarakat. Yaitu dengan terbentuknya Komite Sekolah (KS) yang terdiri dari
unsur masyarakat Madrasah dan masyarakat lingkungan Madrasah yaitu
masyarakat desa Dukuhtengah.
10 Wawancara dengan Guru kelas satu Madrasah Ibtidaiyah Mathalabul Ulum Ibu
Wardini pada Tanggal 23 Mei 2007.
![Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/18.jpg)
6
Berdasarkan gambaran di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana Partisipasi masyarakat terhadap peningkatan mutu
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dalam
sebuah skripsi yang berjudul: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH
IBTIDAIYAH MATHLABUL ULUM DUKUHTENGAH
KETANGGUNGAN BREBES
B. PENEGASAN ISTILAH
Sebelum panulis membahas lebih lanjut dalam skripsi ini, kiranya
penting untuk dijelaskan judul penelitian ini dengan harapan agar dapat
dipahami, terarah, jelas dan tepat sasaran. Untuk itu perlu dikemukakan
batasan-batasan judul agar tidak terjadi kesalahpahaman serta salah tafsir.
1. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi menurut tata bahasanya berasal dari kata participate,
participation yang artinya ikut serta, pengambilan bagian, peran serta.
Peran artinya sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki
kedudukan dalam masyarakat. Sedangkan serta artinya ikut atau turut.
Dengan kata lain partisipasi adalah perhatian dan keikutsertaan seseorang
terhadap sesuatu yang berbentuk fisik maupun non-fisik.11
Maksud partisipsi disini adalah bentuk kepedulian, keterlibatan
masyarakat yang berkepentingan dalam bentuk fisik maupun non fisik
terhadap lembaga pendidikan (Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum)
sebagai obyek kajian penelitian. Dengan ini di maksudkan masyarakat
akan tegerak untuk ikut melakukan suatu pergerakan pada lembaga
pendidikan tersebut.
Adapun pengertian masyarakat, secara etimologis masyarakat
artinya pergaulan. Dalam bahasa latin socius dan berubah menjadi kata
sosial yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan
11 W.J.S. Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
cet. 3, hlm. 667, 828
![Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/19.jpg)
7
hidup.12 Dan secara terminologi, sosial dalam pandangan sosiologi berarti
wadah pergaulan hidup bersama manusia yang juga berfungsi sebagai
tempat persemaian dan pertumbuhan budaya manusia sebagai mahluk
sosial.13
Dalam masyarakat terdapat simbol-simbol, nilai-nilai dan norma-
norma, aturan-aturan dan tingkah laku yang bersifat normatif yang harus
dipertahankan dan ditaati bahkan diciptakan manusia sebagai anggota
masyarakat. Adapun maksud penulis, masyarakat dalam penelitian ini
adalah pejabat pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus
yayasan, guru, tenaga administrasi, komite sekolah dan anggota
masyarakat lainnya yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan
agama Islam di lembaga pendidikan tersebut. Partisipasi masyarakat
tersebut meliputi partisipasi masyarakat di bidang menajemen pendidikan
agama Islam, proses pembelajaran pendidikan agama Islam, kurikulum
pendidikan agama Islam, pembiayaan dan sarana prasarana pendidikan
agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum.
2. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
Mutu pendidikan disebut sebagi nilai atau suatu keadaan secara
substantif. Mutu mengandung sifat dan taraf. Sifat adalah suatu yang
menerangkan keadaan, sedangkan taraf menunjukan kedudukan dalam
skala (Sanusi, 1995).14 Dalam konteksnya mutu yang dimaksud adalah
dalam konsep relatif.
Mutu pendidikan agama Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu proses belajar mengajar PAI, profesionalisme guru PAI, sarana
prasarana pembelajaran, kondisi lingkungan masyarakat.
Pendidikan agama Islam salah satu bidang studi yang wajib
diajarkan di Sekolah atau Madrasah dan merupakan usaha sadar untuk
12 H.M. Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 77 13 Syafari Imam As’ari, Sosiologi Kota dan Desa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993),
hlm. 32 14 Moh. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan (Teori,
Konsep dan Issu), (Bandung: Al-Fabeta, 2004), hlm. 51
![Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/20.jpg)
8
meyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan pengetahuan agama Islam melalui kegiatan bimbingan
pengajaran dan melatih dengan memperhatikan tuntutan menghormati
agama lain dalam hubungan antar umat beragama di masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan agama Islam disini adalah dengan
mengetahui komponen-komponen pendidikan agama Islam yang meliputi
manajemen, kurikulum, proses pembelajaran, pendanaan dan sarana
prasarana pendidikan agama Islam. Adapun Pendidikan Agama Islam di
dalamnya terdapat bidang studi Akidah Ahlak, Fiqh, SKI (Sejarah
Kebudayaan Islam), Al-Qur’an dan Hadits di pengaruhi oleh lingkungan
masyarakat.
3. Madrasah
Madrasah merupakan isim makan dari kata Darasa yang artinya
tempat duduk untuk belajar. Namun sekarang ini istilah madrasah menyatu
dengan istilah sekolah atau perguruan tinggi (terutama Perguruan Islam).15
Oleh karena itu Madrasah Ibtidaiyah adalah tempat pendidikan yang
memberikan pendidikan dan pengajaran yang berada di bawah naungan
Departemen Agama (DEPAG) seperti halnya dengan Madrasah
Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Mu’alimin, Mualimat maupun Diniyah.
Maksud Madrasah disini adalah Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul
Ulum (MIMU) yang dimiliki oleh yayasan Al-Ma’arif Ketanggungan yang
berada di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten
Brebes.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, agar penelitian ini terarah
dan mencapai tujuannya, maka penulis merumuskan permasalahan yang ada
sebagai berikut:
1. Bagaimana mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah
Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?
15 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintasan Sejarah dan
Perkembangan, (Jakaarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 160.
![Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/21.jpg)
9
2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah
Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?
D. Tujuan dan Manfaat
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab.
Brebes.
2. Untuk mengetahui bagaimana partisiasi masyarakat dalam meningkatkan
mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?
3. Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat dan Madrasah dalam
meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam.
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar lebih meningkatkan
partisipasinya terhadap pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah
Mathlabul Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes.
2. Memberikan motivasi kepada Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum agar
selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan agama Islam dengan
melibatkan masyarakat sekitar Madrasah.
E. Kajian Pustaka
Dengan tinjauan pustaka, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan atau pelengkap terhadap penelitian yang sudah ada untuk dijadikan
bahan perbandingan sekaligus acuan dalam penelitian ini. Karena tinjauan
pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang ada,
baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada sebelumnya. Rumusan
dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh para
ahli di bidang ilmu yang berhubungan dengan penelitian.16
16 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi
(Bidang Ilmu Agma Islam), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 17.
![Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/22.jpg)
10
E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Manajemen Berbasis
Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, menjelaskan bahwa:
“Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah menuntut adanya dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk membangun motivasi kerja yang produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Untuk kepentingan tersebut diperlukan adanya partisipasi masyarakat melalui dewan sekolah/komite sekolah, orang tua dan masyarakat.”17 Hal ini menggambarkan betapa pentingnya partisipasi dari orang tua,
masyarakat dan komite sekolah dalam mendukung kinerja pihak sekolah agar
lebih produktif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan
di madrasah.
Syaiful Sagala dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah Dan
Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu, menjelaskan secara
singkat bagaimana sistem menajemen berbasis masyarakat dijalankan
dilembaga pendidikan dalam menyongsong mada depan. Dituliskan juga
mengenai tujuan pendidikan berbasis masyarakat, bagaimana memberdayakan
masyarakat dalam manajemen pendidikan di era otonomi daerah, serta bentuk
dukungan dan partisipasi masyarakat, hingga kendala pendidikan berbasis
masyarakat.
Sebuah istilah yang di kemukakan oleh Samsul Nizar “learning
society” yang dalam arti katanya masyarakat belajar. Dalam batasan ini yang
di maksud hal tersebut adalah memberdayakan peran masyarakat dan keluarga
dalam bidang pendidikan.18
Dalam prakteknya istilah ini sudah berjalan dengan baik, dimana orang
tua siswa telah memberikan sumbangan pembangunan yang diorganisir oleh
BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan). Berkaitan dengan
desentralisasi pendidikan BP3 sekarang ini di ganti dengan Komite sekolah.
Ifa Mustofiah (3101174) mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang dalam skripsinya yang berjudul “Peran Komite Sekolah
17 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 27-28 18 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. 1, hlm. 177
![Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/23.jpg)
11
Dalam Manajemen Berbasis Sekolah Pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sultan Fatah Demak.” Dalam
skripsi ini kajiannya lebih memfokuskan pada peran komite sekolah dalam
manajemen berbasis sekolah dan menyimpulkan bahwa upaya yang dapat
dilakukan komite sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan
memberikan ide, gagasan, aspirasi, sarana, tenaga dan materi.
Dalam penelitian kali ini penulis lebih memfokuskan pada bentuk
partisipasi masyarakat dalam menunjang mutu Pendidikan Agama Islam, dan
upaya madrasah serta masyarakat dalam mengatasi problematika yang
berkaitan dengan proses pembelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul
Ulum Dukuh Tengah Ketanggungan Brebes.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan prosedur dan cara melakukan verifikasi
data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian.
Dengan kata lain, metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana
penelitian itu dilaksanakan.2019
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenisnya penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang mempunyai karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam
keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting), dengan
tidak merubah bentuk simbol atau angka dan bersifat deskriptif yang
didasarkan pada pertanyaan bagaimana.20 Yaitu menggambarkan peristiwa
maupun kejadian yang ada di lapangan tanpa mengubah menjadi angka
maupun symbol, kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai
penunjang.2221
Maksud penulis disini yaitu mengedepankan kategori-kategori yang
berkaitan dengan bagaimana partisipasi masyarakat dalam peningkatan
20 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 16.
20 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Media Widia Sarana, 2002), hlm. 19. 22 Sudarwan Danim, Menjadi Penliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), cet. 1, hlm. 61.
![Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/24.jpg)
12
mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data-data penelitian
yang diperoleh dari beberapa sumber data yang antara lain pejabat
pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus yayasan, guru,
tenaga administrasi, komite sekolah dan anggota masyarakat lainnya
3. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologis,
yaitu kajian ilmiah yang untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya yang menjadikan masyarakat bersangkutan (society) dalam
berbagai kelompok dan kondisi.22 Dalam pendekatan sosiologis ini penulis
memilih teori fungsional yang lebih mementingkan penelaahan terhadap
fungsi dari masyarakat yang di bangun atas anggapan bahwa masyarakat
itu merupakan suatu organisasi biologis.23 Cara kerjanya yaitu dengan
melihat atau memahami suatu gejala tanpa melepaskan diri dari gejala
yang lain, sehingga antar gejala tersebut saling terkait antara satu dengan
yang lain.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan
beberapa metode untuk menggali data atau informasi yang dibutuhkan.
Metode-metode tersebut antara lain:
a. Metode Observasi
Obserasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti mencatat sebagaimana yang disaksikan selama penelitian.24
22 Bachrein T. Sugihen, Sosiologi Pedesaan (Satuan Pengantar), (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 4. 23 Soleman B. Toneko, Struktur dan Prosedur Sosial, Suatu Pengantar Sosiologis
Pembangunan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), cet. 2, hlm. 24. 24 W. Gulo, Op. Cit, hlm. 116
![Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/25.jpg)
13
Penyaksian fenomena-fenomena itu dilakukan dengan menggunakan
seluruh alat inderanya.25
Dalam penelitian kualitatif teknik pengamatan didasarkan atas
pengamatan secara langsung.26 Dan pengamatan dilakukan untuk
memperoleh data yang tidak dapat dilakukan dengan wawancara dan
dokumen.
Dalam hal ini digunakan untuk memperolah data yang berkaitan
dengan situasi umum masyarakat Desa Dukuh Tengah dan kondisi
umum Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum.
b. Metode Interview
Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab dalam
penelitian yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti
dengan subyek atau sampel.27 Hal ini dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.28
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan siswa,
keadaan guru, katatausahaan, prasarana, fasilitas dan manajemen,
bentuk dan stimulasi masyarakat dalam peningkatan kualitas
Pendidikan Agama Islam di MIMU Dukuh Tengah Ketanggungan
Brebes
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis.29 Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data melalui
peninggalan tertulis, arsip dan termasuk juga buku-buku tentang
25 Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Suatu Tujuan Dasar, (Surabaya: Sie Surabaya,
1995), hlm. 19 26 Lexi J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), hlm. 125 27 Winarno Surachmad, Dasar Dan Praktek Research, Pengantar Metodologi Ilmiah,
(Bandung: Tarsito, tt), hlm. 178 28 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet. 5,
hlm. 165. 29 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 149.
![Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/26.jpg)
14
pendapat, teori, dalil, hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.30
Dalam penelitian ini metode penelitian digunakan untuk memperoleh
data tentang kualitas proses pembelajaran dan bentuk-bentuk
partisipasi masyarakat.
5. Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan melalui tiga tahapan, tahap pertama setelah
pengumpulan data dianggap sudah selesai, maka dilakukan
pengorganisasian data. Tahap kedua dilakukan pengelompokan dan
pengkategorian data sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.
Kemudian pada tahap berikutnya data disusun menjadi satuan-satuan,
yang selanjutnya dulakukan penafsiran-penafsiran terhadap data yang telah
tersusun sebelumnya.31
Dengan kata lain setelah data terkumpul, baik melalui observasi,
interview dan dokumentasi maka selanjutnya adalah menganalisis data
tersebut. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.32
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif
yaitu suatu metode penelitian dengan cara menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.33 Metode ini digunakan
untuk menjelaskan keterangan-keterangan dari pihak lembaga dengan
selalu memperhatikan sisi mana suatu analisa dikembangkan secara
berimbang dengan melihat kelebihan dan kekurangan subyek yang diteliti.
30 S. Margono, Op. Cit, hlm. 165. 31 Lexy J. Moelong, Op. cit, hlm. 112. 32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, (Bandung: Affa Beta,
2006), hlm. 273-274. 33 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), hlm. 181
![Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/27.jpg)
BAB II
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH
A. Mutu Pendidikan Agama Islam
1. Mutu
Mutu/kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu;
kadar, derajat atau taraf ; mutu.1 Dengan kata lain keunggulan yang di
miliki oleh seseorang atau kelompok. Kualitas atau mutu mula-mula
digunakan oleh Plato dan Aristoteles untuk menyatakan esensi suatu benda
atau hal dan merupakan atribut yang membedakanya dengan benda/hal
lainnya.2 Adapun dalam kamus Webster New World Dictionary,
pengertian kualitas yaitu The degree of excelent of a thing.3
Pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi yaitu segi normatif dan
segi deskriptif.
a. Segi Normatif
Mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan kriteria intrinsik
dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik kualitas pendidikan
merupakan produk pendidikan yaitu manusia yang terdidik sesuai
dengan standar ideal. Sedangkan kriteria ekstrinsik, pendidikan
merupakan instrumen untuk mendidik yaitu tenaga kerja yang terlatih.
b. Segi Deskriptif
Mutu ditentukan berdasarkan kenyataannya semisal hasil
prestasi belajar. Menurut Nurkholis, menyebutkan bahwa kualitas
memiliki dua konsep yang berbeda antara konsep absolut dan relatif.
Dalam konsep absolut sesuatu (barang) disebut berkualitas bila
memenuhi standar tertinggi dan sempurna.4 Bila dipraktekan dalam
1Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hlm. 533. 2 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 33. 3 David G. Burnalik, ed., Webster New World Dictionary, (New York: A Warner
Communication Company, 1984), hlm. 488. 4 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, : Teori, Mode dan Aplikasi, (Jakarta: Grasindo,
2003) hlm. 67
15
![Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/28.jpg)
16
dunia pendidikan yang absolut ini bersifat etitis, karena hanya sedikit
lembaga pendidikan yang mampu menawarkan kualitas tinggi pada
peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu
membayarnya.
Dalam konsep relatif, kualitas bukanlah tujuan akhir,
melainkan alat ukur atas produk akhir dari standar yang telah
ditentukan. Mutu merupakan proses terstruktur yang membantu
seseorang menetapkan apakah sasaran yang diharapkan tercapai
dengan memperbaiki setiap proses pendidikan.
Mutu pendidikan disebut sebagi nilai atau suatu keadaan secara
substantif. Mutu mengandung sifat dan taraf. Sifat adalah suatu yang
menerangkan keadaan, sedangkan taraf menunjukan kedudukan dalam
skala (Sanusi, 1995).5 Dalam konteksnya mutu yang dimaksud adalah
dalam konsep relatif.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu
adalah suatu niai atau tindakan yang digunakan sebagai alat ukur atas
produk akhir dari standar yang telah ditentukan.
Adapun hakikat mutu dalam pendidikan sebagaimana diungkapkan
oleh Dr. W. Deming antara lain:6
a. Menciptakan konsistensi tujuan. Menciptakan konsistensi tujuan untuk
memperbaiki layanan dan siswa dimaksudkan untuk menjadikan
madrasah sebagai madrasah yang kompetitif dan berkelas dunia.
b. Mengadopsi filosofi mutu total. Pendidikan berada dalam lungkungan
yang benar-benar kompetitif dan hal tersebut dipandang sebagai salah
satu alasan mengapa Amerika kalah dalam keunggulan kompetitifnya.
c. Mengurangi kebutuhan pegujian. Mengurangi kebutuhan pengujian
dan inspeksi yang berbasis produksi massal dilakukan dengan
5 Moh. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan (Teori,
Konsep dan Issu), (Bandung: Al-Fabeta, 2004), hlm. 51 6 Jerom W. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan Dan Tata
Langkah Penerapan, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 85.
![Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/29.jpg)
17
membangun mutu dalam layanan pendidikan. Memberikan lingkungan
belajar yang menghasilkan kinerja siswa yang bermutu.
a. Menilai bisnis sekolah dengan cara baru. Nilailah bisnis sekolah
dengan meminimalkan biaya total pendidikan. Pandanglah sekolah
sebagai pemasok siswa dari kelas satu sampai kelas-kelas
selanjutnya. Bekerja bersama orang tua siswa dan berbagai
lembaga untuk memperbaiki mutu siswa menjadi bagian system.
b. Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya.
Memperbaiki mutu dan produktivitas, sehingga mengurangi biaya,
dengan melembagakan proses “rencanakan/periksa/ubah”.
Gambarkan proses untuk memperbaiki, mengidentifikasi bidang-
bidang perbaikan; implementasikan perubahan, nilai dan ukur
hasilnya, dan dokumentasikan serta standarisasikan proses. Awali
siklusnya dari awal lagi untuk mencapai standar yang lebih tinggi
lagi.
c. Belajar sepanjang hayat. Mutu diawali dan diakhiri dengan latihan.
Bila anda mengharpkan orang mengubah cara bekerja mereka,
anda mesti memberi mereka perangkat yang diperlukan untuk
mengubah proses kerja mereka. Pelatihan memberikan perangkat
yang dibutuhkan untuk memperbaiki proses kerja.
d. Kepemimpinan dalam pendidikan. Merupakan tanggungjawab
manajemen untuk memberikan arahan. Para manajer dalam
menajemen mesti mengembangkan visi dan misi untuk wilayah,
sekolah atau jurusannya. Visi dan misi harus didukung oleh para
guru, staf, siswa, orang tua dan komunitas. Mutu mesti
terintegrasikan dalah pernyataan visi dan misi. Akhirnya,
manajemen mesti mau mendengan. Manajemen mesti mengajarkan
dan mempraktikan prinsip-prinsip mutu.
e. Mengeliminasi rasa takut. Lenyapkanlah bekerja karena dorongan
rasa takut dari wilayah. Sekolah, atau jurusan, maka setiap orang
akan bekerja secara efektif untuk perbaikan sekolah. Ciptakanlah
![Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/30.jpg)
18
lingkungan yang akan mendiring orang lain untuk bebas berbicara.
Hubungan yang memandang orang lain sebagai lawan sudah
ketinggalan zaman dan kontra produktif.
f. Mengeliminasi hambatan keberhasilan. Manajemen
bertanggungjawab untuk menghilangkan hambatan yang
menghalangi orang mencapai keberhasilan dalam menjalankan
pekerejaannya. Menghalangkan ritangan diantara bagian. Orang
dibagian pengajaran, pendidikan luar biasa, akunting, kantin,
administrasi, pengembangan kurikulum, riset dan kelompok lain
harus bekerja sebagai sebuah tim. Mengembangkan strategi-
strategi gerakan: gerakan dari kompetisis menjadi kolaborasi
dengan kelompok lain, gerakan dari revolusi kalah-menang
menjadi menang-menang, gerakan dari mengisolasi pemecahan
masalah menjadi bersama-sama memecahkan maslah; gerakan dari
memegang informasi menjadi informasi; gerakan dari bertahan dari
perubahan menyambut baik perubahan.
g. Menciptakan budaya mutu. Ciptakanlah budaya mutu. Jangan
biarkan gerakan menjadi bergantung pada seseorang atau
sekelompok. Ciptakanlah budaya mutu yang mengembangkan
budaya tanggungjawab pada setiap orang.
h. Perbaikan proses. Tidak ada proses yang pernah sempurna, karena
itu, carilah cara terbaik, proses terbaik, terapkan tanpa pandang
bulu. Menemukan solusi harus didahulukan, dan bukan mencari-
cari kesalahan. Hargailah orang atau kelompok yang mendorong
terjadinya perbaikan.
i. Membantu siswa berhasil. Hilangkanlah rintangan yang merampok
hak siswa, guru atau adminstrator untuk memilik rasa bangga pada
hasil karyanya. Orang mesti berkeinginan untuk terlibat dan
pekerjaannya diselesaikan dengan baik. Tanggungjawab semua
administrator pendidikan mesti diubah dari kuantitasn menjadi
kualitas.
![Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/31.jpg)
19
j. Komitmen. Manajemen mesti memiliki komitemen terhadap
budaya mutu. Manajemen mesti berkemauan untuk mendukung
memperkenalkan cara baru dalam mengerjakan sesuatu ke dalam
sesuatu ke dalam system pendidikan. Manajemen mesti
mendukung tujuan dengan memberikan sarana untuk mencapai
tujuan tersebutr atau resiko munculnya ketidaksenangan di dalam
system. “kerjakan dengan tepat pada kesempatan pertama”
merupakan tujuan utama. Para pegawai menjadi frustasi bila
manajemen tidak mau mengerti masalah yang dihadapi para
pegawai dalam mencapai tujuan atau tidak peduli untuk mencari
penyelesaian terhadap masalah.
k. Tanggung jawab. Birkanlah setiap orang disekolah untuk bekerja
menyelesaikan transformasi mutu. Transformasi merupakan tugas
setiap orang.
2. Pendidikan Agama Islam
Secara istilah, beberapa ahli pendidikan mendefinisikan pendidikan
Islam sebagai berikut:
a. Abdurrahman Saleh Abdullah
Pendidikan adalah proses yang dibangun oleh masyarakat
untuk membawa generasi-generasi baru ke arah kemajuan dengan
jalan-jalan terentu sesuai dengan kemampuan mereka yang berguna
untuk mencapai tingkat kemajuan yang paling tinggi.7
b. Shaikh Mustafa al-Ghulayani
اضلة ىف نفوس الناشئني وسقيها مباء اإلرشاد لفخالق األ غرس اهيتربية الضيلة واخلري وحب العمل الفامث تكون مثرا ةكلموالنصيحة حىت تصيح
8.نالوط عفلن
7 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an, terj.
H. M. Arifin dan Zainudin, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet. ke 3, hlm. 15. 8 Mustafa al-Ghulayani, Iddatun Nasyi’in, (Beirut: Maktabah Asriyah li al-Taba’at wa al-
Nasyr, 1953), hlm. 185.
![Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/32.jpg)
20
Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa anak didik dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga menjadi tabiat jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi tanah air.
c. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang sempurna menurut ukuran-
ukuran Islam.9
Dari beberapa pengertian pendidikan Islam tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha untuk
membimbing pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis
supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga tercipta
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan kata lain yang harus
didahulukan dalam pembelajaran PAI adalah penanaman nilai keimanan
yang teguh. Sebab dengan adanya keimanan yang teguh akan
menghasilkan ketaatan dalam menjalankan kewajiban agama. Sesuai
dengan firman Allah SWT dalam Surat Adz-Dzaariyaat ayat 56:
$tΒ uρ àMø)n= yz £⎯Åg ø: $# }§ΡM} $# uρ ωÎ) Èβρ ߉ ç7÷èu‹ Ï9 ∩∈∉∪ 10
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
Disamping beribadah, setiap manusia memiliki cita-cita untuk
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Q.S. Al-Baqarah ayat 201
Ο ßγ ÷Ψ ÏΒuρ ⎯ ¨Β ãΑθ à)tƒ !$oΨ −/u‘ $oΨ Ï?#u™ ’Îû $u‹ ÷Ρ‘‰9$# Zπ uΖ |¡ym ’Îûuρ Íοt Åz Fψ$# Zπ uΖ |¡ym $oΨ Ï%uρ z># x‹ tã
Í‘$ ¨Ζ9$# ∩⊄⊃⊇∪1116
9 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif,
1980), hlm. 19. 10 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.
Alwaah, 1993), hlm. 62 11 16 Ibid
![Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/33.jpg)
21
“Dan diantara mereka ada yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”.
Kebaikan di dunia diartikan sebagai nikmat dan kebaikan di akhirat
diartikan sebagai surga. Sedangkan peliharalah kami dari siksa api neraka
yakni tidak memasukinya. Ini merupakan lukisan tentang keadaan orang-
orang musrik dan keadaan orang-orang yang beriman yang tujuannya ialah
supaya kita mencari makna kehidupan dunia dan akhirat.12
Namun pendidikan agama Islam disekolah/lembaga pendidikan
bukanlah pengajaran pengetahuan agama dan praktik ibadah semata, akan
tetapi yang terpenting adalah membentuk budi pekerti yang luhur,
sehingga pendidikan agama menekankan pada moral dan pendekatan
spiritual.13
Adapun dasar pendidikan agama Islam yaitu terdiri dari al-Qur'an
dan Sunnah nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan
ijtihad, al maslahah mursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya.
a. Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang berfungsi sebagai
mu’jizat yang di turunkan kepada nabi Muhammad yang di tulis dalam
mushaf, yang di riwayatkan secara mutawattir, dan membacanya
adalah ibadah14. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat
dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui
ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-Qur'an menyangkut
hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan sesamanya dan
hubungan dengan alam semesta.
Di dalam al-Qur'an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-
prinsip yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan.
Sebagai contoh dapat dibaca kisah Luqman mengajari anaknya, cerita
12 Imam Jalaludin al-Mahlly dan Imam Jalaludin As-Suyuti, Tafsir Jalalin, jilid I,
penerjemah: Balyan Abu Bakar, dkk, (Bandung: Sinar Baru, 1999), Cet. 1, hlm. 109. 13 Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran), (Bandung: Mizan, 1998),
cet. 5, hlm. 386 14 M. Nor Ichwan, Memasuki Dunia Al-Qur’an, (Semarang:Lubuk Raya, 2001), hlm. 37.
![Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/34.jpg)
22
ini menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah
iman, akhlak, ibadat dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan
tujuan hidup dan tentang nilai sesuatu kegiatan dan amal saleh. Itu
berarti kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut.
b. As-Sunnah
As-Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari nabi,
baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, perangai, budi pekerti,
perjalanan hidup baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun
sesudahnya15. Sunnah merupakan ajaran kedua sesudah al-Qur'an.
Seperti al-Qur'an Sunnah juga berisi aqidah dan syariah. Sunnah berisi
petunjuk (pedoman) kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek,
untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang
bertaqwa.
c. Ijtihad
Ijtihad adalah istilah fuqoha, yaitu berfikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki Islam untuk menetapkan atau
menentukan suatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata
belum tegas hukumnya oleh al-Qur'an dan Sunnah16. Ijtihad dalam hal
ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek
pendidikan.
Ijtihad dalam pendidikan harus tepat berpedoman pada al-
Qur'an dan Sunnah yang diolah oleh akal sehat dari para ahli
pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu tempat pada
kondisi dan situasi tertentu. Teori teori pendidikan baru hasil ijtihad
harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.17
15 Munzier Suparta, Ilmu Hadis,.(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 3, hlm 7. 16 Tengku Hasbi Ash-Shiddieqi, Pengantar Ilmu Fikih, (Semarang:Riski Putra,1999), cet.
2, hlm.200. 17 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. 3, hlm. 21-
22.
![Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/35.jpg)
23
3. Mutu Pendidikan Agama Islam
Proses pendidikan sebagai bagian yang sangat penting bagi
tercapainya pendidikan yang bermutu tinggi. Sebagaimana dikemukakan
oleh Umar Tirtorahardjo bahwa “permasalahan dari mutu pendidikan lebih
terletak pada masalah proses pendidikan”,18 karena terdapat komponen-
komponen yang akan sangat menentukan tercapainya suatu pendidikan
yang diharapkan.
Adapun beberapa komponen tersebut antara lain:
- Tujuan
Tujuan pendidikan dan pengajaran harus dipahami dan dimengerti, sebab
tujuan merupakan gambaran, sasaran, dan pengarah, bagi tindakan guru
untuk menjalankan fungsinya. Tujuan pendidikan dan pengajaran
membentuk manusia yang cakap, warga negara yang demokratis, dan
bertanggung jawab, tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.19
Di samping itu tujuan juga berfungsi sebagai kriteria dalam pemilihan dan
penentuan materi, alat, metode, dan evaluasi mengajar.
- Materi
Materi merupakan bahan yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar-
mengajar. Menurut Nasution, adalah tiga sumber, yaitu: masyarakat dan
budayanya; anak; dan disiplin ilmu.20
Sedangkan menurut Hida Taba sebagaimana dikutip oleh Nasution,
mengemukakan kriteria materi memenuhi validitas pengetahuan,
relevansi, keseimbangan keanekaragaman tujuan, kemampuan murid
serta kebutuhan dan minat murid.21
- Metode
18 Umar Tirtorahardjo, et. al., Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan bekerjasama dengan Rineka Cipta, 1998), hlm. 233. 19 Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Alamiah FT IAIN
Sunan Ampel, 1991), hlm. 13. 20 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), Cet.
5. hlm. 54. 21Ibid., hlm. 70.
![Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/36.jpg)
24
Metode merupakan suatu cara berfungsi sebagai penyampai
pengetahuan, keterampilan, sikap peserta didik.
- Alat
Alat merupakan sarana pengajaran berfungsi untuk membantu
tercapainya suatu tujuan, menjalin komunikasi yang harmonis antara
guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.
- Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari integral kegiatan belajarmengajar, harus
dilaksanakan secara kontinue untuk mencapai tujuan penddikan.
Evaluasi selain untuk siswa, juga untuk dirinya sendiri, agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.
- Manajemen yang efektif dan efisien
Menurut Dr. E. Mulyasa manajemen pendidikan mengandung arti
sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik dan
komprehensif untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.22
Manajemen, yang bermakna pengelolaan, merupakan komponen integral
dan tidak dapat dipisahkan dari suatu proses pendidikan secara
keseluruhan. Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan
dicapai secara optimal, efektif dan efisien. Manajemen yang efektif dan
efisien pada masa sekarang disebut dengan manajemen berbasis sekolah,
yaitu suatu manajemen yang memberikan wewenang penuh kepada
sekolah dan guru yang mengatur pendidikan dan pengajaran,
merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawab
kan, mengatur serta memimpin sumber daya insani serta barang-barang
untuk membantu pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
sekolah.23
- Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap
pakai
22 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hlm. 19. 23 Soebagio Admodiwirio, Manjemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Ardadizya
Jaya, 2000), hlm. 20.
![Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/37.jpg)
25
Hampir sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia, apalagi sekolah-
sekolah swasta cenderung kekurangan buku-buku pelajaran. Padahal
buku merupakan unsur esensial yang tidak bisa diabaikan untuk
meningkatkan mutu hasil belajar siswa. Pemerintah perlu berupaya
mengembangkan usaha-usaha pengadaan buku. Di antaranya
mendistribusikan buku untuk sekolah-sekolah di seluruh pelosok desa
dan mengadakan perpustakaan keliling.
- Fisik dan penampilan sekolah yang baik
Lingkungan sekolah sangat berperan dalam mendukung kegiatan belajar-
mengajar di sekolah. Menurut pengalaman, cenderung bula lingkungan
sekolah bersih dan nyaman anak-anak akan bersemangat untuk belajar.
- Partisipasi aktif masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan modal dasar atas keberhasilan sebuah
sekolah, baik fisik, psikologis, maupun hasil kelulusan sekolah, sebab
akan membentuk lingkungan yang kondusif, saling menjaga,
berinteraksi, dan saling membutuhkan demi peningkatan kualitas
sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan sebuah sarana yang
sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan
pribadi peserta didik di sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh
Mulyasa bahwa:
“Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat serta mengarahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan maupun yang akan datang, sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah”.24
24 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 51.
![Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/38.jpg)
26
- Hasil Pendidikan
Menurut Ahmad Sanusi dikutip oleh Sufyarma mengemukakan, bahwa
ada empat pengertian tentang hasil pendidikan yaitu:
a. Hasil pendidikan dengan arti layanan pendidikan, maksudnya banyak
layanan pendidikan yang dapat diciptakan atau diproduksi dan
ditawarkan.
b. Hasil pendidikan merupakan perolehan yang dicapai peserta didik
dari berbagai kegiatannya.
c. Hasil pendidikan dalam arti prestasi ekonomis-finansial yang
ditampilkan dan diterima peserta didik sesudah selesai mengikuti
program pendidikannya.
d. Hasil pendidikan merupakan out put sosial budaya yang diciptakan,
diproduksi dan diserahkan oleh para lulusannya kepada
masyarakat.25
Dari keempat pengertian tersebut dapat diketahui bahwa hasil pendidikan
tidak lepas dari kinerja sekolah berwujud hasil usaha atau prestasi yang dilakukan
sekolah.
B. Partisipasi Masyarakat Dalam Kualitas Pendidikan Agama Islam
Hubungan yang harmonis antara Madrasah Ibtidaiyah dengan
masyarakat yang sadar akan pendidikan sangat dibutuhkan. Masyarakat
disebut sebagai lingkungan pendidikan non formal yang memberikan
pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi
tidak sistematis.26 Dari hubungan tersebut diharapkan masyarakat mempunyai
derajat kepemilikian atau rasa memiliki.
Sekolah dan Madrasah sekarang ini senantiasa bekerja keras untuk
menarik minat dan motivasi masyarakat dengan meningkatkan mutu
pendidikan. Baik pada pendidikan yang bersifat umum maupun agamis
25 Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 209. 26 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Umum dan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1997), hlm. 157.
![Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/39.jpg)
27
(Pendidikan Agama Islam) dan menyelenggarakan pendidikan yang berbasis
masyarakat.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, menjelaskan bahwa “pendidikan berbasis masyarakat merupakan
penyelenggaran pendidiakan yang berdasarkan kekhasan agama, lingkungan
sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat”.27 Madrasah dengan
menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat (community based
education), mengharap kepada masyarakat agar merasa memiliki (sense of
belonging) terhadap pendidikan di madrasah.
Kepemilikan berimplikasi adanya pengendalian penuh terhadap
pengembalian keputusan, tatapi dalam konteks ini lebih jelas Syaiful Sagala
dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah dan
Masyarakat menekankan bahwa berbasis masyarakat bukan di artikan
memiliki atau menguasai, melainkan masyarakat menjadi bagian yang penting
dalam peningkatan mutu pendidikan.28 Untuk itu meningkatnya kualitas
pendidikan agama Islam khususnya, tidak terlepas dari adanya keikutsertaan
masyarakat dalam bertanggungjawab bersama mencapai tujuan pendidikan
yang hakiki.
Adapun partisipasi merupakan keterlibatan atau peran serta seseorang
baik dilakukan secara individu maupun kelompok dalam suatu kegiatan
tertentu. Menurut Santoso Sastropoetro di kutip dari Ilmuwan Keith Davis
mendefinisikan29:
“Participation can be defined as mental and emotional involvement of a person in a group situation wich incourages him to contribute to group goals and share responsibility in them”
Selanjutnya ia mengemukakan pula bahwa
“There are three ideas in this wich are important to manager who will practice the art of participation…”
27 Undang-Undang No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya,
(Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), Cet. 1, hlm. 36. 28 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah Dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu, (Jakarta: PT. Nimas Multima, 2004), hlm. 157 29 R.A. Santoso Sastropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional, (Bandung: Alumni, 1988), hlm. 13
![Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/40.jpg)
28
Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan
emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya
untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai
tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan, memiliki beberapa
tingkatan:
a. Derajat keterlibatan, mulai dari sekedar mengetahui adanya suatu usaha
sampai dengan ikut aktif menyumbangkan pikiran, tenaga, maupun materi.
b. Prakarsa keterlibatan, yang dapat dibedakan antara keterlibatan spontan
dengan persuasi atau melalui paksaan. Yaitu tingkat otoritas, yang pada
dasarnya memberikan wewenang kepada kelompok untuk memantapkan
keputusannya. Kewenangan tersebut dapat bersifat resmi kalau kelompok
memberikan kepada pimpinan konsep keputusan yang kemudian dapat
diresmikan.
c. Organisasi keterlibatan, yang dapat dibedakan menjadi keterlibatan
perseorangan atau secara kelompok. Hal ini dapat dikatakan sebagai
tingkat penasihatan/sugesti yang dibangun atas dasar saling mengerti. Oleh
karena itu para anggota kelompok pada hakekatnya sudah cenderung siap
untuk memberikan suatu usul atau saran kalau telah memahami masalah
atau situasi yang dihadapkan kepada mereka
d. Sikap dalam keterlibatan, mulai dengan yang mendukung, setuju sampai
yang menentang. Hal ini merupakan tingkat saling mengerti yang
tujuannya untuk membantu para anggota kelompok agar memahami
masing-masing fungsi dan sikap yang dapat mengembangkan kerja sama
yang lebih baik. Dengan demikian secara pribadi mereka akan lebih
banyak terlibat, bersikap kreatif dan juga lebih bertanggung jawab.
Sekolah-sekolah Islam seperti Madrasah Ibtdaiyah sebagian besar
masih sering menghadapi kekurangan biaya dalam mengaadakan alat
pengajaran. Dalam hal ini seringkali yayasan kurang memperhatikan unsur-
![Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/41.jpg)
29
unsur tersebut.30 Selain itu kondisi lingkungan yang kurang kondusif juga
mengganggu proses pembelajaran yang ada di madrasah.
Oleh karena itu masyarakat atau orang tua siswa sebagai mitra
madrasah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
penyelenggaran pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang di dasari dengan pendidikan keluarga. GBHN 1988 dengan jelas
menempatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;
pendidikan swasta sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional perlu terus
di dorong untuk meningkatkan pertumbuhan, peranan dan tanggung jawab
serta mutu pendidikannya yang tetap mengindahkan ciri-ciri khas perguruan
swasta yang bersangkutan serta syarat-syarat pendidikan secara umum.31
Masyarakat yang dimaksud adalah bukan hanya orang tua siswa akan
tetapi orang-orang atau golongan yang memiliki kepentingan bersama dalam
suatu tindakan tertentu dan konsekuensinya serta yang dipengaruhinya disebut
stakeholder.32
Beberapa macam stakeholder menurut konteks antara lain semua aktor
dalam konteks kelembagaan disebut sebagai stakeholder potensial. Yaitu
kelompok yang memiliki keputusan-keputusan yang akan dibuat berkenaan
dengan agenda pendidikan dan organisasi–organisasi yang berpartisipasi
dalam proses ketetapan pendidikan.
Sedangkan kelompok yang mengejar kepentingan mereka dalam
situasi (konteks) suatu organisasi tertentu dalam institusi disebut stakeholder
kinetik atau aktif.33 Ia terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan organisasi meningkatkan kemungkinan tindakan yang berhasil.
Pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan informasi
tentang cakupan perhatian, sasaran dan komitmen dari penerima keuntungan
dengan program yang diharapkan, serta tentang sarana alternatif untuk
30 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 94. 31 H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidian Nasional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999), cet. 4, hlm. 83. 32 N.Mc. Ginn-T.Welsh, Desentralisasi Pendidikan, (Jakarta: Logos, 2003), hlm. 86 33 Ibid, hlm. 87
![Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/42.jpg)
30
memenuhi sasaran dan perhatian tersebut sambil melanjutkan komitmen itu.
Misalnya keterlibatan orang tua dalam merancang suatu unit kurikulum baru
dapat menyiagakan para perancang dalam topik-topik sensitif yang harus
dihindari. Para guru mungkin dapat menyerahkan alternatif untuk
mengorganisir unit tersebut.
Desentralisasi merupakan suatu metode utama bagi keterlibatan
stakeholder. Akan tetapi dengan metode ini tidak semua masyarakat
berpartisipsi dengan intensitas yang sama di semua kesempatan. Sebagaimana
3 kategori stakeholder berikut:
1. Produsen
Suatu kategori stakeholder yang memperhatikan keputusan tentang
konsepsi dan rancangan proses pendidikan, pelatihan personal yang akan
dilibatkan, serta produksi fasilitas dan material yang akan digunakan.
Fokusnya adalah konstruksi atau produksi kapasitas untuk mendidik.
Stakeholder ini meliputi:
a. Perusahaan konstruksi
b. Perusahaan yang menghasilkan meteri pengajaran termasuk buku teks
c. Penjual pakaian seragam
d. Penulis buku teks dan kurikulum
Perhatian utama stakeholder ini ialah persediaan atau produksi
input ke proses pendidikan. Karena ekonomi skala kebanyakan organisasi
ini ialah organsasi-organisasi Nasional, bahkan di negara-negara yang
tingkat desentralisasinya tinggi sekalipun. Di AS, dimana distrik sekolah
bisa menggunakan buku teks apa saja yang mereka inginkan. Kebanyakan
distrik membeli satu set lengkap yang mencakup semua kelas dari salah
satu lima penerbit Nasional.34
2. Distibutor
Perangkat minat kedua terfokus pada lokasi keputusan tentang
distribusi produk yang ada. Keputusan ini mengenai akses kependidikan
dan proses pengajaran (termasuk penilaian belajar yang masuk dalam
34 Ibid, hlm. 89
![Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/43.jpg)
31
bagian dari pengajaran). Keputusan tentang dimana sekolah melibatkan
stakeholder yang berbeda-beda dibanding keputusan tentang apakah
sekolah akan dibangun, juga siapa yang akan dipertahankan.
Proses pengajaran itu sendiri memerlukan keputusan yang dibuat
terutama oleh para guru dengan tingkat kontrol tidak langsung yang
bermacam-macam oleh administratur, pengurus dan lain-lain. Kategori ini
meliputi:
a. Kelompok orang tua
b. Wakil guru (yaitu persatuan)
c. Manager sekolah dan
d. Kelompok-kelompok pengelola yang dibatasi dalam keputusan tentang
aplikasi kurikulum resmi
3. Pengguna
Perangakat stakeholder ketiga memperhatikan manfaat hasil
pendidikan yang dapat diambil. Pendidikan mentransformasikan individu,
memberi mereka pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai baru.
Transformasi ini dapat menguntukan individu-individu yang
ditransformasikan dan mereka yang dapat memperoleh keuntungan dari
pengetahuan yang meningkat, ketrampilan dan nilai-nilai. Para siswa dan
orang tua dapat menggunakan pengetahuan dan sertifikasi untuk
meningkatkan kualitas hidupnya.
Stakeholder ini lebih mengutamakan mutu pendidikan dan tentang
pembiayaannya. Perhatiannya didorong oleh bagaimana pendidikan
berhubungan dengan sasaran mereka dan terutama tidak berhubungan
dengan aspek teknis pendidikan itu sendiri.35
Dalam hal ini Madrasah yang menerapkan manajemen berbasis
sekolah memiliki karakteristik partisipasi warga sekolah dan masyarakat
yang tinggi. Hal ini dilandasi oleh kayakinan bahwa makin tinggi tingkat
partisipasi, makin besar rasa memiliki diikuti makin besar rasa tanggung
35 Ibid, hlm. 90.
![Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/44.jpg)
32
jawab dan seterusnya makin besar tingkat dedikasinya.36 Sebagai bagian
dari masyarakat, setiap individu dituntut peran sertanya dalam kegiatan-
kegiatan pembangunan di semua bidang pembangunan, terutama sekali
pada bidang masing-masing.37
Untuk itu Madrasah sebagai lembaga kemasyarakatan yang
mempunyai potensi keagamaan dan kependidikan yang mengakar dalam
kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dan masyarakat harus
dijadikan sebagai pendukung utama Madrasah (stakeholder atau user)
untuk meningkatkan kepentingan dalam mengembangkan pendidikan
yang berbasis masyarakat (community based education). Dengan kata
lain masyarakat yang bertanggung jawab terhadap kemajuan madrasah.38
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan agama Islam di
Madrasah sudah sepatutnya dilakukan khususnya oleh masyarakat yang
beragama Islam. Dalam Islam sendiri, partisipasi disebut sebagai jihad.
Karena hal ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap
berkembangnya agama Islam dan jihad fi sabilillah. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122.
$tΒuρ šχ% x. tβθ ãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# (#ρãÏΨ uŠÏ9 Zπ©ù !$Ÿ2 4 Ÿωöθ n= sù t xtΡ ⎯ ÏΒ Èe≅ä. 7π s%ö Ïù öΝåκ ÷]ÏiΒ ×πxÍ←!$sÛ (#θßγ ¤)xtGuŠ Ïj9
’Îû Ç⎯ƒ Ïe$!$# (#ρâ‘ É‹Ψ ãŠ Ï9uρ óΟßγ tΒ öθ s% # sŒÎ) (# þθãèy_ u‘ öΝÍκö s9 Î) óΟ ßγ ¯= yès9 šχρ â‘ x‹øt s† )39 ) 122 :التو بة
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubat: 122)
36 Syaiful Sagala, Op.Cit, hlm. 162. 37 Ali Yafie, Mengupas Fiqih Sosial Dari Sosial lingkungan Hidup: Asuransi Hingga
Ukhuwah, (Bandung: Mizan, 1995), cet. 3, hlm, 159. 38 Qodri A. Azizy, Pendidikan (Agama) Untuk Membangaun Etika Sosial (Mendidik Anak
Sukses Untuk Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat), (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003), hlm. 22.
39 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Alwaah, 1993), hlm. 301.
![Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/45.jpg)
33
Dari ayat ini mengandung arti bahwa umat Islam dituntut untuk
mendukung jalannya pendidikan sebagaimana ayat di atas bahwa
menuntut ilmu itu juga penting sebagaimana berjihad di medan perang.
Dukungan itu dapat dilakukan dengan cara memberikan segala
kemampuan yang dimilikinya ke jalan Allah SWT. Maka dari itu
sumbangsih masyarakat Islam terhadap pendidikan juga dapat disebut
sebagai jihad. Yang dimaksud jihad disini adalah bukan semata-mata
mengangkat senjata, melainkan dengan sungguh-sungguh usaha dan
kegiatan menuju ke arah kemajuan dan kesempurnaan di jalan Allah
yang terkenal dengan tugas amar ma’ruf nahi mungkar. Firman Allah
dalam surat Al-Imron ayat 110
öΝçGΖ ä. uöyz >π ¨Β é& ôM y_Ì ÷z é& Ĩ$ ¨Ψ=Ï9 tβρ â ß∆ù' s? Å∃ρ ã ÷èyϑø9 $$ Î/ šχ öθ yγ ÷Ψ s?uρ Ç⎯ tã Ì x6Ζ ßϑø9 $#
tβθ ãΖ ÏΒ ÷σè?uρ «!$$ Î/ 3 öθ s9 uρ š∅tΒ# u™ ã≅÷δr& É=≈ tGÅ6 ø9$# tβ% s3 s9 # Zöyz Νßγ ©9 4 ãΝ ßγ ÷ΖÏiΒ šχθãΨ ÏΒ÷σ ßϑø9$#
ãΝ èδçsYò2 r& uρ tβθ à)Å¡≈ xø9$# )40) 110:اال مران
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.(Q.S. al-Imron:110)
Pada dasarnya partisipasi masyarakat memiliki 3 konsep yang
mana madrasah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai
aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, yaitu:
a. Sekolah/Madrasah dengan masyarakat merupakan satu keutuhan
dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta
didik.
b. Sekolah/Madrasah dengan tenaga kependidikan menyadari pentinya
kerjasama dengan masyarakat, bukan hanya dalam melakukan
pembaruan tetapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan
dampaknya, serta mencari alternatif pemecahannya.
40 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit, hlm. 94
![Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/46.jpg)
34
c. Sekolah/Madrasah dengan masyarkat sekitar memiliki andil dan
mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di
Sekolah/Madrasah, untuk mengembangkan berbagai potensi yang
ada sesuai dengan harapan peserta didik.
Para pendidik profesional setuju bahwa masyarakat dan terutama
orang tua memberikan sumbangan penting bagi pekerjaan mereka.
Partisipasi yang diminta biasanya berupa dukungan dari masyarakat atas
apa yang sedang di coba dilakukan Madrasah. Yakni para guru dan kepala
Madrasah dukungannya pun berupa penyediaan tenaga kerja dan meterial
bangunan dan pemeliharaan gedung yang menjamin bahwa para siswa
mengerjakan pekerjaan rumah mereka.
Oleh karena itu tingkat partisipasi masyarakat yang rendah
dianggap sebagai kegagalan masyarakat untuk menghargai nilai
pendidikan. Pendidikan harus dikaitkan kepada kebutuhan-kebutuhan
produksi masyarakat, sekolah-sekolah membantu memikul biaya
operasionalnya sendiri dan menjadi bagian integral dalam komunitas yang
mereka layani.41
Sebagai umat Islam dituntut untuk selalu berjuang/berjihad dengan
sungguh-sungguh di jalan Allah, sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Apabila mampu dengan tangannya hendaklah mau dengan
ikhlas menyumbangkan tenaganya, apabila mampu dengan lisannya, maka
mereka harus berani mengatakan dengan tegas yang hak dan yang bathil,
mencarikan solusi yang baik untuk kebenaran di jalan Allah seperti
sebagai ustadz, guru, dan lain-lain.dan apabila hanya mampu dengan
hatinya, maka mereka harus meyakini dengan seyakain-yakinnya apa yang
diperintah-Nya dan apa yang dilarang-Nya. Sebagaimana sabda Nabi
Saw.:
41 Philip Robinson, Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali,
1986), hlm. 341.
![Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/47.jpg)
35
مسعت رسول اهللا صلى اهللا عليه : عن ابوا سعيد بن احلدري رضي اهللا عنه قالفإن . فإن مل يستطع فبلسا نه. من رأى منكم منكرا فليغيره بيده: وسلم يقول
42)رواه مسلم(وذلك اضعف االميان . مل يستطع فبقلبه
Dari Abu Sa’id bin Khudri, r.a., berkata: saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: barang siapa mengetahui barang yang mungkar, maka hendaklah mengubah dengan tangannya, bila tidak mampu hendaklah dengan lisannya, bila tidak mampu hendaklah dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan iman yang paling lemah. (H.R. Muslim)
Menurut pandangan Islam, pada dasarnya manusia memiliki dua
bentuk kemampuan yang dapat dipergunakan untuk berpartisipasi (jihad)
di jalan Allah, yaitu berupa harta dan jiwa. Sebagaimana firman Allah Swt
dalam surat Al-Hujurat ayat 15 :
$yϑ̄ΡÎ) šχθãΨ ÏΒ ÷σ ßϑø9 $# t⎦⎪ Ï% ©!$# (#θãΖ tΒ# u™ «! $$Î/ ⎯Ï& Î!θß™ u‘ uρ §ΝèO öΝs9 (#θ ç/$ s?ötƒ (#ρ߉yγ≈ y_ uρ öΝÎγ Ï9≡uθøΒ r'Î/
óΟ Îγ Å¡ àΡr& uρ ’Îû È≅‹ Î6 y™ «! $# 4 y7 Í× ¯≈ s9'ρ é& ãΝèδ šχθ è%ω≈ ¢Á9$# ∩⊇∈∪
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar. (Q.S. Al-Hujurat: 15)
Beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam ikut
berpartisipasi terhadap pendidikan di Madrasah yaitu: 43
a) Minat dan motivasi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Dengan mengenyam pendidikan masyarakat berharap memiliki
kemampuan membaca, menulis, berhitung dan mendapatkan
pengetahuan terhindar dari kemiskinan, mendapatkan kedudukan
sosial dan percaya terhadap diri sendiri.
b) Penginterpretasian yang dangkal terhadap agama. Dengan
mendapatkan pendidikan agama di Madrasah mereka berharap dapat
bertingkah laku dengan baik sesuai dengan kepribadiannya.
42 Imam Abi Khusain Muslim bin Al-Khajaj, Shakhih Muslim 2, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993),
hlm. 45-46 43 R.A. Santoso Sastropoetro, Op. Cit, hlm. 22
![Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/48.jpg)
36
c) Kecendrungan untuk menyalah artikan motivasi dan kepentingan
organisasi penduduk yang biasanya mengarah kepada timbulnya
persepsi yang salah terhadap keinginandan motivasi serta organisasi
penduduk dapat halnya terjadi di beberapa Negara.
d) Tersedianya kesempatan kerja yang lebih baik di luar pedesaan.
Masyarakat beranggapan bahwa hidup di luar (kota) lebih terjamin dari
pada kehidupan di desa.
e) Tidak terdapatnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam hal
pembangunan.
Adapun sifat dan ciri-ciri partisipasi masyarakat tersebut antara
lain:
- Partisipasi bersifat sukarela
- Berbagai issu dan masalah haruslah disajikan dan dibicarakan secara
jelas dan objektif
- Kesempatan untuk berpartisipasi haruslah mendapat
keterangan/informasi ang jelas dan memadai tentang setiap segi atau
aspek dari program yang akan didiskusikan.
- Partisipasi masyarakat dalam rangka menentukan kepercayaan
terhadap diri sendiri haruslah menyangkut berbagai tingkatan dan
berbagai sektor, bersifat dewasa, penuh arti, berkesinambungan dan
aktif.
C. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan Agama
Islam di Madrasah
1. Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.44
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” –
pengelolaan-, sedang pelaksanaannya disebut manager atau pengelola.45
44 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), cet. 3, hlm. 1. 45 G.R. Terry dan L.W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. 8,
hlm. 1.
![Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/49.jpg)
37
Dalam bukunya yang berjudul Management, Peter P. Schoderbeck
mengatakan “Management is a process of achieving organizational goals
through others”.46
Dengan demikian manajemen lebih ditekankan pada upaya untuk
mempergunakan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin. Adapun
tujuan utama dari manajemen menurut Nanang Fattah adalah produktivitas
dan kepuasan. Produktivitas sendiri diartikan sebagai ukuran kuantitas dan
kualitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya.47
Menurut E. Mulyasa, istilah manajemen memiliki banyak
arti,bergantung pada orang yang mengartikannya. Istilah manajemen
sekolah capkali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah.
Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama,
mengartikan administrasi lebih luas daripada manajemen (manajemen
merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas
daripada administrasi dan ketiga; pandangan yang menganggap bahwa
manajemen identik dengan administrasi.48
Secara leksikal, manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari
tiga kata, yaitu manajemen, berbasis dan sekolah. Manajemen adalah
proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah
adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan
memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka MBS
dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berdasarkan pada
sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran.49
Menurut Mallen, Ogawa dan Kranz, sebagaimana dikutip oleh
Ibtisam Abu Duhou, secara konseptual manajemen berbasis sekolah dapat
46 Peter P. Schoderbeck, et.al., Management, (London: Harcourt Brace Jovanovich
Publisher, 1988), hlm. 8. 47 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), hlm. 15. 48 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, dan Implementasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 19.
49 Nurkolis, Op. Cit, hlm. 1.
![Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/50.jpg)
38
digambarkan sebagai suatu perubahan formal struktur penyelenggaraan,
sebagai suatu bentuk desentralisasi yang mengidentifikasi sekolah itu
sendiri sebagai unit utama peningkatan serta bertumpu pada redistribusi
kewenangan pembuatan keputusan sebagai sarana penting yang dengannya
peningkatan apat didorong dan ditopang.50
MBS diterjemahkan dari istilah School Based Management (SBM),
istilah ini pertama kali pada tahun 1970-an di Amerika Serikat sebagai
alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah.51
Reformasi tersebut diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah
dan memenuhi tuntutan perubahan lingkungan sekolah, seperti tuntutan
terhadap peningkatan mutu pendidikan dan tuntutan terhadap mutu lulusan
yang relevan dengan dunia kerja.
Meskipun sebenarnya MBS telah cukup lama berkembang dan
diterapkan di Mancanegara, namun di Indonesia gagasan untuk
menerapkan konsep tersebut baru muncul seiring dengan pelaksanaan
otonomi daerah yang juga berarti otonomi dalam hal pengelolaan sekolah.
“Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menyebut
MBS dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS)”.52 MPMBS itu pada hakekatnya merupakan otonomi yang
diberikan kepada kepala sekolah untuk secara aktif serta mandiri
mengembangkan dan melakukan berbagai program peningkatan mutu
pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri.53
Definisi MPMBS yang dikemukakan oleh Sugiyono adalah:
“Sebagai pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan
secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses
50 Ibtisan Abu Duhou, School-Based Management, terj. Noryamin Aini, dkk., (Jakarta:
Logos, 2002), hlm. 16. 51 Nurkolis, Op. Cit., hlm. 1-2. 52 Ibid., hlm. 9. 53 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), hlm. 82.
![Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/51.jpg)
39
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau
untuk mencapai tujuan sekolah dalam rangka kebijakan nasional”54
MPMBS merupakan model pengelolaan sekolah di era
desentralisasi yang memberikan kewenangan yang lebih luas kepada
sekolah untuk menyediakan pendidikan yang bermutu kepada peserta
didik. Dengan adanya kewenangan tersebut, maka sekolah memiliki
kesempatan yang lebih luas pula untuk meningkatkan kinerja para
personel sekolah dan melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses
perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan.
Berbagai pengertian tentang konsep manajemen berbasis sekolah
yang telah dijelaskan, maka dari semuanya merupakan satu bentuk
keragaman corak berfikir secara ilmiah, akan tetapi yang jelas MBS
merupakan suatu pemberian wewenangan bagi sekolah untuk menggali,
mengelola, mengembangkan dan mempunyai tanggung jaab atas semua
yang dimiliki oleh sekolah. Akibatnya, dalam upaya pencapaian
keunggulan masyarakat dalam hal penguasaan ilmu dan teknologi akan
mudah dicapai. Akan tetapi yang jelas manajemen berbasis sekolah
merupakan suatu pemberian wewenang bagi sekolah untuk menggali,
mengelola, mengembangkan, dan mempunyai tanggung jawab atas semua
yang dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian dalam upaya pencapaian
keunggulan masyarakat dalam hal penguasaan ilmu dan teknologi akan
mudah dicapai.
Ciri utama dari manajemen berbasis sekolah adalah kemandirian
sekolah dalam segala aspek untuk mampu menentukan arah
pengembangan, yang semua itu disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan
lingkungan masyarakat setempat. Jadi walaupun ada beberapa pengertian
berbeda dari beberapa tokoh mengenai pengertian manajemen berbasis
sekolah, namun perbedaan itu tidak perlu diperdebatkan secara signifikan,
karena dari perbedaan pengertian tersebut mempunyai pengertian yang
54 Sugiyono, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: 2002), hlm. 1.
![Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/52.jpg)
40
sama bahwa manajemen berbasis sekolah adalah pengelolaan sumber daya
sekolah secara mandiri, di mana sumber daya ada dua macam, yaitu:
sumber daya sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, sarana dan lainlain)
dan sumber daya manusia luar sekolah (wali siswa, pengguna prasarana
lulusan), inilah yang menjadi ciri atau pengertian dari MBS.
2. Hubungan Masyarakat Dengan Pendidikan
Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat mencakup
hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah
setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan sekolah dengan
masyarakat pada umumnya.55 Hubungan yang terjalin diharapkan
menghasilkan keuntungan satu sama lain. Dan semua hubungan itu
merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis, dan
produktif.
Oleh sebab itu hubungan madrasah dengan masyarakat sangat
penting dan menjadi bagian dari manajemen pendidikan, dalam hal ini
dijalankan oleh kepala Madrasah Ibtidaiyah. Adapun tujuannya adalah:56
a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang
diperlukan bagi sekolah.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan
program sekolah.
d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
e. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan
sekolah dalam mendidik anak-anak.
Dari gambaran di atas dapat diratikan bahwa hendaknya
Sekolah/Madrasah dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi atau
55 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
cet. 1, hlm. 160. 56 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 188.
![Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/53.jpg)
41
instansi-instansi lain di dalam masyarakat yang mempunyai tugas dan
kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak. Misalnya dengan
lembaga-lembaga keagamaan, organisasi pramuka, kesenian dan lain-lain.
Hal lain yang dapat dilakukan oleh masyarakat Madrasah ialah
kepala Madrasah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk dapat
bekerja sama dan memanfaatkan sumber-sumber di dalam masyarakat
yang diperlukan untuk memperkaya program di madrasah. Dengan
memandang masyarakat itu sebagai laboratorium untuk belajar, berarti
penting bagi guru-guru untuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa yang
tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan dalam belajar, seperti minat
masyarakat terhadap industri yang merupakan faktor masyarakat yang
sangat penting diketahui dalam hubungannya dengan program belajar yang
community life centered.57
Kepala sekolah dan tenaga kependidikan senantiasa meggalang
partisipasi masyarkat secara continue, karena pasang surutnya kualitas
pendidikan baik umum maupun pendidikan agama Islam tidak lain karena
adanya keterlibatan masyarakat. Beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan kepala sekolah dan tenaga kependidikan dalam menggalang
partisipasi masyarakat yaitu:58
a. Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di
Madrasah yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial,
perpisahan, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Nasional, dan
pentas seni. Pelibatan masyarakat disesuaikan dengan hobi,
kemampuan dan pekerjaan mereka dengan program dan kegiatan yang
akan dilakukan Sekolah.
b. Mengidentifikasi tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu
mempengaruhi masyarakat pada umumnya. Tokoh tersebut yang
pertama kali harus dihubungi, diajak kompromi, konsultasi, dan
diminta bantuan untuk menarik masyarakat berpartisipasi dalam
57 Ibid, hlm. 191. 58 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesioanal dalam Konteks Menykseskan MBS
dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3,, hlm. 173-174
![Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/54.jpg)
42
program dan kegiatan sekolah. Tokoh-tokoh tersebut mungkin berasal
dari orang tua peserta didik, figure masyarakat (Kyai), olahragawan,
seniman, informal leader, psikolog dan lain sebagainya.
c. Melibatkan tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai program dan
kegiatan sekolah yang sesuai dengan minatnya
d. Memilih waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan
kondisi dan perkembangan masyarakat.
Peran masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu
sebagai Pemberi pertimbangan (advisory), Pendukung (suporting agency),
Pengontrol (controlling agency), Mediator antara pemerintah (eksekutif).
Oleh karena itu masyarakat dapat memberikan partisiasinya sebagaimana
perannya dalam tabel berikut:
Peran Masyarakat
Fungsi Manajemen Pendidikan
Partisipasi Yang Dapat Diberikan Oleh Masyarakat
Badan Pertimbangan (Advisory Agency)
1. Perencanaan Sekolah
a. Identifikasi sumber daya pendidikan dalam masyarakat
b. Memberikan masukan untuk penyusunan RAPBS
c. Menyelenggarakan rapat RAPBS (sekolah, orang tua siswa, masyarakat)
d. Memberikan pertimbangan perubahan RAPBS
e. Ikut mengesahkan RAPBS bersama kepala sekolah.
2. Pelaksanaan Program
a. Kurikulum b. PBM c. Penilaian
a. Memberikan masukan terhadap proses
b. Pengelolaan pendidikan di sekolah
Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada para guru
3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan a. SDM b.S/P c. Anggaran
a. Identifikasi potensi sumber daya pendidikan dalam masyarakat
b. Memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat
![Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/55.jpg)
43
diperbaharui di sekolah. c. Memberikan pertimbangan
tentang sarana dan prasarana yang dapat diperbantukan di sekolah.
d. Memberikan pertimbangan tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah
Badan Pendukung (Supporting Agency)
1. Pengelolaan Sumber Daya
a. Memantau kondisiketenagaan pendidikan di sekolah
b. Mobilisasi guru sukarelawan untuk menanggulangi kekurangan guru di sekolah
c. Mobilisaasi tenaga kependidikan non guru untuk mengisi kekurangan di sekolah
2. Pengelolaan Sarana dan
Prasarana
a. Memantau kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah
b. Mobilisaasi bantuan sarana dan prasaran sekolah
c. Mengkoordinasi dukungan sarana dan prasarana sekolah
d. d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan sarana dan prasarana sekolah
3. Pengelolaan Anggaran
a. Memantau kondisi
anggaran pendidikan di sekolah
b. Mobilisaasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah
c. Mengkoordinasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah
d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran di sekolah
![Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/56.jpg)
44
Badan Pengontrol (Controlling Agency)
1. Mengontrol Perencanaan Pendidikan di Sekolah
a. Mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah
b. Mengontrol kualitas kebijakan di sekolah
c. Mengontrol proses perencanaan pendidikan di sekolah
d. Pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah
e. Pengawasan terhadap kualitas program sekolah
2. Memantau pelaksanaan
program sekolah
a. Memantau organisasi sekolah
b. Memantau penjadwalan program sekolah
c. Memantau alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah
d. Memantau partisipasi stake-holder pendidikan dalam pelaksanaan program sekolah
3. Memantau out put
pendidikan
a. Memantau Hasil Ujian Akhir
b. Memantau Angka Partisipasi Sekolah
c. Memantau Angka Mengulang Sekolah
d. Memantau angka bertahan di sekolah
Badan Penghubung (Mediator Agency)
1. Perencanaan
a. Menjadi penghubung antara komite sekolah dengan masyarakat, komite sekolah dengan sekolah, dan komite sekolah dengan dewan pendidikan
b. Mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan
c. Membuat usulan kebijakan
![Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/57.jpg)
45
dan program pendidikan kepada sekolah
2. Pelaksanaan Program
a. Mensosialisasikan
kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat
b. Memfasilitasi berbagai masukan kebijakan program terhadap sekolah
c. Menampung pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah
d. Mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan masyarakat terhadap sekolah
3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan
a. Mengidentifikasi kondisi sumber daya di sekolah
b. Mengidentifikasi sumber-sumber daya masyarakat.
c. Memobilisasi bantuan masyarakat untuk pendidikan di sekolah
d. Mengkoordinasikan bantuan masyarakat.
Melihat madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang
rasional, dan madrasah sendiri didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat,
maka tidak mungkin masyarakat tidak memperdulikan keberadaan
Madrasah. Untuk itu diperlukan wadah partisipasi masyarakat untuk dapat
menampung partisipasi masyarakat dan membantu madrasah dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam khusunya dan pendidikan
pada umumnya. Karena terbentuknya wadah partisipasi masyarakat dalam
pendidikan sekarang ini, seperti Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negeri ini dengan melalui
berbagai fungsi yang dapat di perankan.59
59 Suyanto, Optimalisasi Peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan, (Semarang:
Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan, 2003), hlm. 1.
![Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/58.jpg)
46
1. HUMAS (Hubungan Masyarakat) / Public Relations
Menurut Ibnu Syamsi sebagaimana dikutip oleh Suryosubroto
Humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan
sadar dan sukarela.60 Dengan hubungan yang harmonis ini maka akan
menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi di Madrasah Ibtidaiyah.
Manfaat hubungan yang harmonis sebagai hasil Hubungan
Masyarakat:
a. Adanya saling pengertian antara organisasi atau instansi dengan
pihak luar.
b. Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti
dan pentingnya peranan masing-masing.
c. Adanya kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan
merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya usaha pihak lain.61
d. Jadi dengan adanya hubungan masyarakat yang terbentuk dalam
organisasi sekolah maka akan memperlancar partisipasi masyarakat
terhadap Madrasah Ibtidaiyah. Dan juga hubungan sekolah dengan
masyarakat ini terjadi karena saling membutuhkan satu sama lain,
membuat kemungkinan terbentuknya badan kerja sama yang relatif
permanen.62
2. Komite Sekolah
Komite sekolah terdiri dari unsur masyarakat yang antara lain:
orang tua, tokoh masyarakat (ulama), tokoh pendidikan, alumni, siswa
dan dunia usaha. Badan ini berperan sebagai :
a. Pemberi pertimbangan (advisory), membantu partner sekolah
dalam merancang kurikulum, menyediakan fasilitas belajar,
memperbesar dana pendidikan dan mengevaluasi program serta
hasil pendidikan dan mengawasi hasil pendidikan.
60 B. Suryosubroto, Op, Cit, hlm. 155 61 Ibid, hlm. 157. 62 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. I, hlm. 174.
![Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/59.jpg)
47
b. Pendukung (suporting agency), baik berwujud finansial,
pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
disekolah.
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah.
d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di
sekolah
3. Dewan Sekolah atau Dewan Pendidikan
Dewan sekolah suatu lembaga yang perlu di bentuk dalam
rangka pelaksanaan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Dengan
tujuan untuk membantu menyukseskan kelancaran proses belajar
mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanan, pelaksanaan
maupun penilaian. Dan agar apa yang dilaksanakan di sekolah sejalan
dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.63
Dewan pendidikan adalah suatu badan yang bersifat mendiri
dan otonom yang menganut azas kebersamaan yang diatur oleh AD
dan ART. Keanggotaan dewan pendidikan ini terdiri atas 2 unsur:
pertama, unsur masyarakat yang dapat meliputi Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM); Tokoh masyarakat, anggota masyarakat yang
mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan termasuk
pendidikan agama Islam; yayasan penyelenggara pendidikan, dunia
usaha dan organisasi profesi serta perwakilan dari komite sekolah yang
disepakati. Kedua, unsur birokrasi sebagai unsur tambahan seperti
unsur Dinas Pendidikan setempat dan dari unsur Legislatif yang
membidangi pendidikan, dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan
Pendidikan maksimal 4-5 orang.
Peran Dewan Pendidikan hampir sama dengan Komite Sekolah
yaitu pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung,
(supporting agency), dan pengontrol (controlling agency) dan mediator
63 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, Op. Cit, hlm.175
![Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/60.jpg)
48
antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(legislative) dengan masyarakat
Sudah menjadi konsep umum bahwa proses belajar yang baik tidak
cukup hanya dilaksanakan di sekolah saja, melainkan sebaiknya diperluas
ke lapangan atau masyarakat. Dengan belajar di masyarakat, peserta didik
dapat mengamati pemandangan yang wajar atau yang asli di alam terbuka.
Hal ini akan dapat meningkatkan mereka, menghindari kebosanan, melihat
dengan jelas manfaat pelajaran tersebut, dan lebih mudah berlatih karena
fasilitas tersedia. Adapun salah satu bentuk belajar di masyarakat adalah
karyawisata.
Hal yang dapat dilakukan orang tua/masyrakat dalam membantu
peningkatan kualitas pendidikan agama Islam khususnya dan pendidikan
umum pada umumnya yaitu:64
a. Menciptakan budaya belajar di rumah. Pada jam-jam belajar, orang tua
sebaiknya ikut belajar, misalnya membaca al-Qur’an, membaca
majalah, menulis puisi, dan menulis program kerja sehingga tercipta
budaya belajar.
b. Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan
pembelajaran di Sekolah/Madrasah. Jika banyak kegiatan yang
dilakukan anak, maka utamakan yang terkait dengan tugas
pembelajaran.
c. Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi
sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun yang bersifat ekstra
kurikuler.
d. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan gagasan,
ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar.
e. Menciptakan situasi yang demokratis di rumah, agar terjadi tukar
pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan.
64 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, Op. Cit, hlm. 167-168
![Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/61.jpg)
49
f. Memahami apa yang telah, sedang dan akan dilakukan
Sekolah/Madrasah, dalam mengembangkan potensi anaknya.
g. Menyediakan sarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan
orang tua dan kebutuhan sekolah.
3. Bentuk partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan
Agama Islam
Adapun bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan agama
Islam yang terimplementasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
antara lain:65
b) Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. Dalam pendidikan,
masyarakat mengadakan bimbingan keagamaan yang diprakarsai oleh
tokoh ulama setempat.
c) Sumbangan spontan berupa uang dan barang. Sumbangan ini didasari
atas musyawarah seluruh komponen masyarakat yang berkepentingan.
Seperti kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, tokoh
masyarakat, tokoh ulama dan perangkat desa.
d) Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari
sumbangan individu, kelompok, dan instansi yang berada di luar
lingkungan desa.
e) Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya
oleh komuniti, biasanya diputuskan oleh rapat komunitas sekolah yang
menentukan anggarannya.
f) Sumbangan dalam bentuk kerja, biasanya dilakukan oleh tenaga ahli
setempat
g) Aksi massa atau gotong royong.
h) Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri
i) Membangun proyek komunitas yang bersifat otonom
Bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam Pendidikan
Nasional tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 39/1992 pasal 4 dan
kaitannya dengan partisipasi masyarakat dalam Pendidikan Agama Islam:
65 R.A. Santoso Sastropoetro, Op. Cit, hlm. 16.
![Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/62.jpg)
50
1. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua
jenis pendidikan kecali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang
pendidikan di jalur pendidikan sekolah.
2. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk
melaksanakan atau membantu pelaksanaan pengajaran, pembim-
bingan, dan/pelatihan peserta didik. Dalam hal ini masyarakat/orang
tua yang kebetulan memiliki keahlian (profesi) dan waktu luang
sebagai tenaga pengajar, diharapkan dapat membantu sebagai tenaga
pengajar baik sebagai guru bidang studi, guru kelas, maupun guru
pembimbing khusus.
3. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan/atau penelitian dan
pengembangan. Hal ini dapat di katakan bagi masyarakat/orang tua
yang memiliki keahlian (profesi) di bidang agama Islam atau lainnya
yang relevan dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus,
diharapkan dapat membantu untuk mengidentifikasi, melakukan
asasemen dan atau memberikan pembelajaran, pelatihan bagi anak-
anak yang memiliki kebutuhan khusus.
4. Pengadaan dan atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum
diadakan dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah untuk menunjang
pendidikan nasional. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan dapat
menyelenggarakan antara lain pusat-pusat sumber (Resources Center),
pusat-pusat rehabilitasi, dan sejenisnya, yang dapat memberikan
pelayanan/bimbingan bagi anak-anak yang memilki kebutuhan khusus
5. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf,
hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis.
Hal ini dapat berarti bahwa masyarakat diharapkan dapat memberikan
bantuan baik berupa dana, wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman,
beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis untuk kepentingan pendidikan
anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan.
![Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/63.jpg)
51
6. Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung dan tanah untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, masyarakat
diharapkan dapat memberikan bantuan, baik berupa dana dan atau
prasarana pendidikan untuk pelaksanaan belajar mengajar di madrasah.
7. Pengadaan dana dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan
pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Disini
dapat berarti bahwa masyarakat diharapkan dapat memberikan
bantuan, baik berupa dana dan atau bantuan buku-buku pelajaran yang
dibutuhkan serta sarana pendidikan untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di Madrasah.
8. Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja. Dapat
berarti para pengusaha dan atau masyarakat industri diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan
khusus dapat magang dan atau latihan kerja di instansinya.
9. Pemberian manajemen bagi penyelenggara satuan pendidikan dan
pengembangan pendidikan nasional. Dapat diartikan bahwa
masyarakat dapat melibatkan diri dalam: membantu (a) merencanakan
(palnning), (b) mengorganisasikan (organizing), (c) mengarahkan
(directing), (d) mengkordinasikan (coordinating), (e) mengawasi
(controlling), (f) mengevaluasi (evaluation) di madrasah.
10. Pemberian bantuan dan kerja sama dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan. Dalam hal ini masyarakat diharapkan dapat
memberikan bantuan dan/atau kerja sama dalam kegiatan penelitian
dan pengembangan pendidikan agama Islam. Keikutsertaan dalam
program pendidikan dan atau penelitian yang diselenggarakan oleh
pemerintah di dalam dan/atau di luar Negeri
Dari gambaran bentuk partisipasi masyarakat diatas dapat disimpulkan
dalam beberapa aspek yang erat kaitannya dengan peningkatan kualitas
pendidikan. Khususnya pendidikan agama Islam, yaitu:
1. Partisipasi masyarakat dalam manajemen.
![Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/64.jpg)
52
Partisipasi dalam manajemen meliputi partisipasi masyarakat dalam
menyusun pengurus madrasah dan partisipasi masyarakat dalam
pengangkatan kepala sekolah, pembentukan komite sekolah dan lain-
lain..
2. Partisipasi masyarakat dalam kurikulum.
Partisipasi masyarakat dalam kurikulum mencakup partisipasi
masyarakat dalam melaksanakan kurikulum muatan lokal, dan
partisipasi masyarakat dalam penentuan hari libur.
3. Partisipasi masyarakat dalam perekrutan siswa.
Partisipasi masyarakat dalam perekrutan siswa dilakukan oleh
dilakukan oleh beberapa tokoh masyarakat bekerja sama dengan guru,
sebelum atau menjelang ajaran tahun baru.
4. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan dana, sarana dan prasarana.
Partisipasi masyrakat dalam penyediaan dana, sarana dan prasarana
mencakup dana untuk biaya pelaksanaan pendidikan untuk pengadaan
sarana dan prasarana.
5. Partisipasi masyarakat dalam berlangsungnya kehidupan beragama di
madrasah. Partisipasi ini berupa partisipasi tokoh masyarakat dalam
kegiatan beragama di Madrasah.
6. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan lapangan kerja.
![Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/65.jpg)
BAB III
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH
MATHLABUL ULUM DUKUHTENGAH KEC. KETANGGUNGAN KAB. BREBES
A. Kondisi Umum Masyarakat Desa Dukuhtengah Ketanggungan Brebes
1. Aspek Geografi dan Demografi
Desa Dukuh Tengah masuk ke dalam wilayah Kecamatan
Ketanggungan Kabupaten Brebes. Berada di dataran rendah, dengan luas
sekitar 480 Ha. Berdiri di atas 15 m dari permukaan laut. Dengan batas
wilayah :
o Sebelah Barat : Desa Jagapura Kec. Kersana
o Sebelah Selatan : Desa Karang Malang Kec. Ketanggungan
o Sebelah Timur : Desa Ketanggungan Kec. Ketanggungan
o Sebelah Utara : Desa Limbangan Kec. Kersana
Terbagi menjadi 5 (lima) Rukun Warga (RW) dan 33 Rukun Tetangga
(RT) dengan jumlah warga 10.155 jiwa. Terdiri dari 5.163 berjenis
kelamin laki-laki dan 4.992 berjenis kelamin perempuan. Agama
mayoritas yang dianut masyarakat desa Dukuhtengah adalah agama Islam,
meskipun ada penganut agama lain seperti Kristen, Katholik, Budha, dan
Hindu.
Sarana perhubungan di desa ini meliputi kendaraan angkutan
umum dan kendaraan angkutan pribadi. Kendaraan angkutan umum
berupa mini bus dan becak. Sedangkan kendaraan pribadi berupa mobil,
motor dan sepeda genjot. Sarana komunikasi di daerah ini mengikuti
perkembangan zaman yang ada yaitu telepon umum, telepon pribadi, hand
pone, televisi dan radio. Orbitasi desa Dukuhtengah meliputi: jarak dengan
Kecamatan Ketanggungan yaitu sekitar 2 Km, dengan kota/kabupaten
sekitar 27 Km, dengan provinsi sekitar 236 Km dan dengan pusat sekitar
350 Km.
![Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/66.jpg)
54
2. Aspek Pendidikan
Desa Dukuhtengah terdapat 4 (empat) buah Sekolah Dasar (SD)
berstatus Negeri dan 1 (satu) Madrasah, yaitu Madrasah Ibtidaiyah
Mathlabul Ulum berstatus swasta yang di miliki oleh yayasan al-Ma’arif
Ketanggungan. Pendidikan nonformal diantaranya ada 4 buah yaitu
Madrasah Diniyah Mathlabul Ulum, TPQ Nurul Islam, TPQ al Hidayah
dan TPQ Babussalam. pendidikan rata-rata lulusan tingkat pertama
(SLTP).1
3. Aspek Ekonomi
Penduduk desa Dukuh Tengah rata-rata berpenghasilan sebagai
pedagang dan petani. Karena di desa ini terdapat pasar yang cukup besar
yaitu berada di RW I yang terkenal dengan nama pasar Ketanggungan.
Pasar Ketanggungan merupakan ikon jalannya perekonomian di
Kecamatan Ketanggungan khususnya Desa Dukuhtengah. Selain itu
berpenghasilan sebagai petani, Dukuh Tengah sebagian dikelilingi oleh
persawahan yang sekaligus menjadi batas antar desa. Hasil pertanian
warga berupa tanaman palawija dan bawang merah.
4. Aspek Keberagamaan
Mayoritas penduduka desa Dukuh Tengah beragama Islam.
Terbagi dalam dua unsur organisasi keagamaan yaitu organisasi
Muhammadiyah dan organisasi Nahdatul Ulama (NU).
Selain itu warga desa Dukuh Tengah terdapat kelompok
keagamaan diantaranya Jam’iyah al-Murabithah (setiap malam
senin(remaja laki-laki)), Jamiyah Nur-Hidayah (setiap malam Jum’at
(bapak-bapak)), jam’iyah al-Masithah (Jum’at siang (remaja perempuan))
dan lain sebagainya yang hampir setiap hari ada kegiatan keagamaan di
desa Dukuh Tengah
Melihat kondisi yang seperti ini, yaitu masyarakat desa Dukuh Tengah
merupakan masyarakat agamis, maka sudah seharusnya masyarakat peduli
dan ikut melancarkan kemajuan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul
1 Wawancara dengan Kepala Desa Bpk. Sudarso pada Tanggal 24 Mei 2007.
![Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/67.jpg)
55
Ulum, dimana satu-satunya madrasah yang ada di desa. Dengan cara
meningkatkan partisipasinya baik fisik maupun non fisik terhadap pendidikan
yang ada di Madrasah demi tercapainya kualitas pendidikan khususnya
pendidikan agama Islam yang semakin baik dan bermutu.
B. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuhtengah
Ketanggungan Brebes
1. Sejarah MIMU
Sebagaimana penulis jelaskan di atas bahwa Madrasah Ibtidaiyah
Mathlabul Ulum merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang
berbasis pendidikan agama Islam di Desa Dukuhtengah. Madrasah ini
berdiri sejak tahun 1960 yang diprakarsai oleh H. Yasin (Alm) seorang
tokoh masyarakat dan diteruskan oleh H. M. Anwar Rosyidi Sebagai
Ketua Yayasan Al-Ma’arif Ketanggungan.
MIMU berdiri di atas tanah seluas 1525 m2, dengan rincian
penggunaan bangunan seluas 536 m2, lapangan olah raga 605 m2, dan
belum digunakan 383 m2. Status tanah adalah hak milik yayasan yang
dihasilkan dari wakaf.
Dalam perjalanan MIMU ini mengalami 2 kali pergantian kepala
Madrasah. Yang pertama adalah Bapak H. Slamet Tadi yang di ganti pada
Tahun 2006 oleh Bapak Suhud Ali. Pergantian kepala Madrasah pertama
dikarenakan masa pensiun.
Kepemimpinan H. Slamet mengalami mengalami pasang surut
yang signifikan, hingga sekitar tahun 2001-2006 baru mampu menyerap
aspirasi, minat, motivasi dan partisipasi masyarakat yang tinggi terhadap
keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Hal ini ditunjukan
dengan banyaknya orang tua yang menyekolahkan anaknya ke Madrasah.
![Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/68.jpg)
56
2. Struktur Kepengurusan
SUSUNAN KEPENGURUSAN MI MATHLABUL ULUM
DUKUHTENGAH KETANGGUNGAN BREBES
Pelindung : Kepala Desa Dukuhtengah
Ketua : H. M. Anwar Rosyidi, S.H.
Sekretaris : Nursidin, S.Pd.I.
Bendahara : Masykuri Rasban, BA.
Seksi Pembangunan :1. saeful Hadi, S.Pd.I.
2. Hery Heryanto, A.Ma.
3. Tenaga pendidik dan tenaga administrasi
No. NAMA JABATAN ALAMAT 1 Suhud Ali, S.Pd Kepala Madrasah Dukuh Tengah 2 Wardini, A.Ma. Guru Kelas 1 A Dukuh Tengah 3 Sudiyati, A.Ma. Guru Bid. Studi Ketanggungan 4 Muniroh Guru Bid. Studi Dukuh Tengah 5 Neneng Sumiyati Guru kelas 2 Dukuh Tengah 6 Nur Eka Guru kelas 5 B Dukuh Tengah 7 Sri Utami, A.Ma. Guru kelas 4 A Dukuh Tengah 8 Saeful Hadi, S.Pd.I. Guru kelas 5 A Dukuh Tengah 9 Iwan Santoso, S.Ps. Guru Bid. Studi Dukuh Tengah 10 Hery Heryanto, A.Ma. Guru olah raga Dukuh Tengah 11 Yuliatin Guru kelas 1 B Dukuh Tengah 12 Aisyah Guru kelas 3 Dukuh Tengah 13 Desi Wahyuni KH Guru kelas 4 B Dukuh Tengah 14 Erni Mulyati, S.Ag. Guru Bid. Studi Dukuh Tengah
4. Keadaan siswa
Jumlah siswa dari tahun 2000 sampai dengan 2007 dapat di ketahui
sebagai berikut:
Jumlah Siswa Ket Kelas 00/01 ½ 02/02 03/04 04/05 05/06 06/07 I 44 56 64 75 65 53 63 II 43 43 45 45 73 64 38 III 39 40 38 41 47 64 48 IV 25 37 36 42 49 43 57 V 24 26 22 32 30 45 56 VI 24 25 22 23 28 29 42
Jumlah 199 227 227 258 263 298 304
![Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/69.jpg)
57
5. Kehidupan beragama di madrasah
Banyaknya kegiatan-kegiatan keagamaan di MIMU seperti, pelatihan seni
baca al-Qur’an (qira’) dan rebana, Baca Tulis Al-Qur’an (BTA), shalat
Dzuhur berjamaa’ah, peringatan hari-hari besar Islam dan lain-lain ini
membuktikan bahwa keberagamaan dimadrasah sangat baik dan didukung
oleh masyrakat MIMU maupun Masyarakat sekitarnya.
6. Sarana dan prasarana
Dengan banyaknya siswa maka dibutuhkan pula sarana dan
prasarana yang mendukung seperti: ruangan kelas, tenaga kependidikan
buku perpustakaan dan komputer sesuai dengan perkembangan zaman
yang semakin maju. Hal ini tidak lain bertujuan agar kualitas pendidikan
lebih maju dengan adanya sarana dan prasarana yang cukup.
Alhasil dengan bertambahnya sisiwa madrasah ini mendapatkan
bantuan rehabilitasi gedung dan penambahan ruang kelas serta buku-buku
perpustakaan, meskipun belum optimal.
Dari hasil observasi penulis, terdapat satu bangunan yang belum
selesai yang rencananya akan dugunakan sebagai ruang perpustakaan dan
komputer, oleh karena itu MIMU membutuhkan bantuan yang cukup
besar. Bantuan tersebut dapat diperoleh dari orang tua siswa, masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat di desa Dukuhtengah.
Pada periode Tahun 2006-2007 masa kepemimpinan Suhud Ali,
MIMU mendapatkan sumbangan dari masyarakat dan orang tua siswa
berupa 2 unit komputer. Hal yang sama diutarakan oleh pihak MIMU dan
orang tua murid bahwa selain kepercayaan orang tua atau masyarakat
terhadap pendidikan agama Islam di Madrasah ini semakin banyaknya
siswa/siswi di MIMU dipengaruhi karena adanya siswa yang pindah dari
SD Negeri ke Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Alasan orang tua
memindahkan anaknya ke Madrasah karena adanya faktor pemungutan
biaya dan mutu pendidikan yang menurun di SD Negeri tersebut.2
2 Wawancara dengan Bapak Kaerudin, orang tua siswa pada tanggal 20 Mei 2007 .
![Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/70.jpg)
58
Sarana dan prasarana yang ada antara lain 7 ruang kelas, 1 ruang
guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan. Tenaga kependidikan yang ada
sebanyak 13 orang tenaga pengajar dan 1 kepala sekolah.
C. Paritisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama
Islam di MIMU Dukuhtengah Ketanggungan Brebes
1. Mutu pendidikan agama Islam di MIMU
Mutu pendidikan agama Islam dapat di ketahui dari proses
pembelajaran, dengan indikator sebagai berikut:
a. Motivasi Belajar PAI Peserta Didik MIMU
Sebelum menarik kesimpulan tentang tinggi rendahnya kualitas
pembelajaran pendidikan agama Islam di MIMU yang meliputi SKI,
Al-qur’an Hadits, Aqidah Ahlak, fiqh. Terlebih dahulu akan penulis
sajikan data yang berhubungan dengan motivasi belajar berdasarkan
hasil angket penelitian sebagai berikut.
Data Angket Motivasi Belajar Siswa MIMU
Opsi Jawaban Skor Res.
A B C D 4 3 2 1 Jumlah
1 12 3 0 0 48 9 0 0 57 2 10 5 0 0 40 15 0 0 55 3 10 5 0 0 40 15 0 0 55 4 8 7 0 0 32 21 0 0 53 5 8 7 0 0 32 21 0 0 53 6 6 8 1 0 24 24 0 0 48 7 12 3 0 0 48 9 0 0 57 8 7 7 1 0 28 21 2 0 51 9 9 5 0 1 36 15 0 1 52 10 4 7 4 0 16 21 8 0 55 11 4 5 3 3 16 15 6 3 40 12 3 6 6 0 12 18 12 0 42 13 4 6 5 0 16 18 10 0 44 14 5 3 4 3 20 9 8 3 40 15 2 10 3 0 8 30 6 0 44 16 10 4 1 0 40 12 2 0 54 17 11 0 3 1 44 0 6 1 51 18 5 6 2 2 20 18 4 2 44 19 5 10 0 0 20 30 0 0 50 20 7 5 3 0 28 15 6 0 49
![Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/71.jpg)
59
21 9 4 1 1 36 12 2 1 51 22 5 8 2 0 20 24 4 0 48 23 7 8 0 0 28 24 0 0 52 24 12 3 0 0 48 9 0 0 57 25 3 10 2 0 12 30 4 0 46 26 9 6 0 0 36 18 0 0 54 27 6 9 0 0 24 36 0 0 60 28 6 9 0 0 24 36 0 0 60 29 6 9 0 0 24 36 0 0 60 30 3 7 5 0 12 21 10 0 42
Kualifikasi nilai Motivasi belajar PAI dengan cara mencari
Range (R) dan interval
R = H – L + 1 i = R/k
= 60 – 40 + 1 = 21/4
= 20 + 1 = 5.3
= 21
Ket: R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
i = Interval
k = Opsi jawaban
Interval Kualifikasi56 – 60 51 – 55 46 – 50 40 – 45
Istimewa Tinggi Sedang Rendah
Intervel X F FX P 56 – 60 51 – 55 46 – 50 40 – 45
58 53 48 43
6 12 5 7
348 636 240 301
15% 43% 15% 27%
Jumlah 20 1525
Nilai rata-rata (mean) motivasi belajar PAI dapat dicari dengan
rumus:
![Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/72.jpg)
60
NFX∑ =
301525 = 50.83
dari data tersebut diketahui bahwa nilai motivasi belajar PAI siswa
Madrash Ibtidaiyah Mathlabul Ulum adalah sebagai berikut:
Dari 30 responden, 7 siswa (27 %) masuk kategori rendah, 5 siswa (15%)
masuk kategori sedang, 12 siswa (43%) masuk kategori tinggi dan 6 siswa
(15%) masuk kategori Istimewa. Adapun nilai rata-tara (mean) dari data
motivasi belajar PAI tersebut adalah 50.83 (51) pada kategori tinggi.
Tingginya motivasi siswa ini pun tidak lain karena adanya dorongan orang
tua terhadap anaknya untuk belajar lebih giat baik di rumah maupun di
Madrasah dan adanya kepedulian masarakat.
b. Keterlibatan Siswa Secara Aktif
Pelaksanaan proses pembelajaran perlu disediakan lingkungan
kondusif dan serasi, agar aktivitas pembelajaran menuju ke arah tujuan
yang diinginkan. Dalam hal ini guru bertindak sebagai organisator bagi
siswa dan menyajikan bahan pembelajaran dengan kemasan yang
menuntut keaktifan dan keterlibatan siswa.
Sebagian dari pelaksanaan pembelajaran di MIMU, belum
menuntut siswa untuk terlibat secara aktif mengikuti jalannya proses
pembelajaran. Sebagai ilustrasi berdasarkan hasil observasi pada
pelaksanaan proses pembelajaran aqidah ahlak di kelas IV, guru
menyajikan bahan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
secara monoton. Sehingga siswa tidak tertuntut untuk terlibat secara aktif,
dan mereka cenderung membuat suasana gaduh dengan bercerita satu
sama lain dan bercanda dengan teman sebangku.
Kondisi yang sama terjadi pada materi pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di kelas V. Karena guru terlalu sering memberikan
catatan, maka siswa cenderung bosan dan melakukan hal-hal di luar
dugaan guru. Seperti menggambar, mencoret-coret buku catatan dan lain
sebagainya. Bahkan sebagian mereka ingin cepat pulang atau
menyelesaikan pelajaran.
![Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/73.jpg)
61
Observasi pun dilakukan di kelas II pada waktu materi pelajaran
Fiqh. Pembelajaran dilakukan dengan memberikan ceramah dengan tanya
jawab. Suasana kelas nampak tenang akan tetapi hanya beberapa siswa
yang kelihatan antusias mengikuti pelajaran dengan bertanya dan
menjawab pertanyaan guru. Dan sebagian mereka lebih senang bersenda
gurau.
Situasi yang berbeda terdapat pada siswa kelas 6 pada materi
pelajaran al-Qur’an Hadits. dimana siswa tampak bersemangat mengikuti
pelajaran. Disini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membacakan ayat al-Qur’an sementara itu yang lain menyimak apa yang
di bacakan oleh teman mereka. Di tengah bacaan seringkali guru
memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan al-Qur’an tersebut,
seperti asal kata, makna dan hukum bacaannya (tajwid). Bila ada bacaan,
atau makna yang salah guru langsung menjelaskan dimana letak
kesalahannya, dan bagi siswa yang ditunjuk mendapatkan poin.
Dalam proses ini siswa mengikuti pelajaran dengan antusias dan
tertib. Dan hampir seluruh siswa terlibat secara aktif. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil dari guru yang dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang menuntut keaktifan dan
keterlibatan siswa.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa
perekrutan tenaga kependidikan (guru) dilakukan karena adanya
kekosongan guru. Di sisi lain tidak memperhatikan kualitas sumber daya
manusianya. Dan tidak melalui seleksi yang sesuai dengan profsionalisme
guru.3 Hingga proses pembelajaran kurang efektif.
c. Variasi dan metode yang di gunakan Guru dalam pembelajaran PAI.
Variasi metode pembelajaran merupakan beberapa macam cara
yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan. Semakin
banyak metode yang digunakan dalam proses pembelajaran oleh guru
maka akan semakin efektif.
3 Wawancara dengan kepala Madrasah Bpk Suhud Ali pada tanggal 21 Mei 2007
![Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/74.jpg)
62
Adanya variasi metode dalam pembelajaran hanya peneliti
temukan pada pembelajaran al-Qur’an Hadits yaitu menggunakan metode
demonstrasi, ceramah dan kerja kelompok yang terjadi di kelas V. Pada
awal pembelajaran guru mendemonstrasikan ayat al-Qur’an dan Hadits
dengan membagikan lembaran kertas kepada siswa. Kemudian
memberikan ceramah tentang arti ayat dan Hadits tersebut. Dan para siswa
diberi tugas kelompok untuk menganalisa tentang makna atau maksud
yang terkandung dalam al-Qur’an dan Hadits yang sedang mereka pelajari.
Adanya variasi metode pembelajaran ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kemonotonan dalam pembelajaran. Dan variasi
metode ditentukan berdasarkan kreatifitas guru. Namun berdasarkan
pengamatan peneliti walaupun telah diberi kebebasan dalam menggunakan
metode dan pendekatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran sebagian
besar tenaga kependidikan di MIMU kebanyakan menggunakan satu
metode pembelajaran yaitu metode ceramah. Hal ini disebabkan
pandangan mereka terhadap metode ceramah dianggap metode yang
praktis, mudah dan sudah dilakukan sejak dari dulu.
Adanya peningkatan mutu pendidikan agama Islam juga dapat
diketahui dari adanya sarana prasarana pendidikan yang bertambah,
banyaknya lulusan MIMU yang diterima di sekolah lanjutan di tingkat
pertama seperti di MTs Negeri dan MTs Al-Ma’rif Ketanggungan, SMP
Negeri 1 Ketanggungan, SMP Negeri 2 Bulakelor, SMP Negeri 1
Kersana.4
Selain itu siswa/siswi atau alumi MIMU dapat diterima dengan
baik di lingkungan masyarakat Dukuhtengah. Banyaknya siswa/siswai
atau alumni yang mengikuti atau menjadi bagian dari kegiatan yang ada di
masyarakat seperti mengikuti pengajian harian, membaca tilawah al-
Qur’an dan lain sebagainya.
Hal ini yang menjadi daya tarik masyarakat Dukuhtengah untuk
ikut mengambil bagian dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam
4 Ibid
![Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/75.jpg)
63
di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Yaitu dengan memberikan
paritisipasinya dalam bidang manajemen pendidikan agama Islam,
kurikulum dan proses pembelajaran agama Islam, pembiayaan madrasah
dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan agama Islam agar
kualitas pendidikan agama Islam semakin bertambah meningkat.
Mutu pendidikan agama Islam dapat dilihat dari adanya sarana
prasarana yang cukup baik. Setidaknya MIMU memiliki sarana prasarana
yang telah dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan agama Islam
seperti ruang perpustakaak, komputer, buku penunjang pelajaran pendidikan
agama Islam (Akidah Ahlaq, al-Qura’an Hadits, Sejarah Islam, dan Bahasa
Arab), fasilitas ruangan kelas, dan gedung yang cukup baik berdiri kokoh.
Sehingga proses pembelajaran menjadi nyaman.
Selain itu mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh adanya partisipasi
masyarakat yang peduli dan sadar akan pentingnya pendidikan umum maupun
pendidikan agama Islam dalam kehidupan baik individu maupun kelompok.
Masyarakat lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dalam beberapa
periode seperti ahir tahun (kenaikan kelas) memberikan partisipasinya berupa
uang sebesar Rp. 10.000. hal ini dilakukan oleh donatur-donatur tetap MIMU
yang dikelola oleh komite madrasah.
Sesuai dengah hasil obeservasi terhadap situasi dan kondisi masyarakat
desa Dukuh Tengah bahwa MIMU adalah satu-satunya madrasah yang ada di
desa ini dan menjadi bagian dari lembaga pendidikan Nasional. Dimana
memiliki tujuan dan visi, misi dalam pelaksanaan pendidikannya harus
bersaing dengan 3 (tiga) Sekolah Dasar (SD) yang notabene Negeri baik
dalam kepercayaan masyarakat maupun kualitas pendidikan.
Tujuan dan visi, misi MIMU adalah sebagai berikut:
- Tujuan
Secara umum tujuan MIMU adalah meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan dasar
tersebut MIMU memiliki tujuan sebagai berikut:
![Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/76.jpg)
64
a. Mengembangkan proses pembelajaran yang bervariasi dan berkualitas.
b. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui
guru kelas dan kegiatan ekstra kurikuler.
c. Membiasakan siswa berperilaku Islami di lingkungan Madrasah.
d. Meningkatkan prestasi akademik siswa di atas 6.00.
e. Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang mata pelajaran
umum dan agama melalui lomba mata pelajaran.
f. Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olah raga
melalui kejuaraan dan kompetisi
- Visi dan Misi
MIMU sebagai lembaga pendidikan dasar yang berciri khas Islam
perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga
pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya.
Dan juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di era reformasi dan globalisasi
yang sangat cepat. MIMU memiliki visi “terwujudnya peserta didik yang
unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku dan tekun dalam
beribadah”.
Indikator pada visi yang ada di MIMU:
1. Terwujudnya generasi umat yang tekun melaksanakan ibadah wajib
maupun sunnah.
2. Terwujudnya umat yang santun dalam bertutur dan berperilaku
3. Terwujudnya generasi umat yang unggul dalam prestasi akademik
sebagai bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya atau pun
hidup mandiri.
Adapun misi MIMU yaitu :
- Mengembangkan pendidikan dan pembelajaran umum dan agama
Islam yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing serta
produktivitas siswa
- Mengembangkan pendidikan agama Islam agar siswa memiliki
cakrawala pandang yang bersifat universal
![Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/77.jpg)
65
- Terciptanya pembiasaan diri siswa mengamalkan sifat-sifat terpuji
Untuk itu Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum berusaha
semaksimal mungkin, dengan berbagai cara diantaranya memberikan
kepercayaan penuh kepada masyarakat, melibatkan masyarakat dalam
setiap pemecahan masalah yang ada di madrasah, dan melibatkan
masyarakat dalam setiap rencana kegiatan yang ada di madrasah,
pembentukan komite sekolah agar partisipasi masyarakat lebih meningkat
dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan
khususnya pendidikan agama Islam. Mengikutsertakan masyarakat dalam
merencanakan kebijakan dan program sekolah adalah penting bagi
perkembangan pendidikan, dan berarti pula bagi kesadaran masyarakat
tentang kewajiban dan tenggung jawabnya terhadap pendidikan pada
umumnya.5
Masyarakat Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum khususnya
kepala Madrasah, sadar betul bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat
pada hakikatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam membina
dan mengembangkan pribadi peserta didik di Madrasah.6 Dalam rangka
desentralisasi dan demokrasi pendidikan, partisipasi masyarakat sangat
diperlukan. Masyarakat harus sebagai partner dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran, karena kerjasama ini sangat penting dalam
membentuk pribadi peserta didik.7
2. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
di MIMU
a. Bentuk partisipasi masyarakat
Dari hasil observasi dan wawancara penulis, baik dengan
masyarakat Madrasah maupun masyarakat desa Dukuhtengah bahwa
5 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), cet. 10, hlm. 191-192 6 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada Tanggal 10 Juni 2007, “Saya tahu, bahwa
adanya madrasah tanpa adanya kerjasama dengan masyarakat tidak akan maju, apalagi dengan pribadi murid yang beda karakter.
7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah ProfesionalDalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm. 171.
![Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/78.jpg)
66
selama ini bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat terhadap
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dalam meningkatkan kualitas
mayoritas masih secara umum. Artinya partisipasi yang diberikan tidak
langsung kepada peningkatan kualitas pendidikan agama Islam akan
tetapi partisipasi tersebut erat kaitannya dengan peningkatan kualitas
pendidikan agama Islam yaitu partisipasi masyarakat dalam
kepemimpinan, pembelajaran (sebagai tenaga pengajar, penentuan
mata pelajaran, kurikulum muatan lokal), pembiayaan dan
perlengkapan sarana prasarana pendidikan agama Islam.
- Partisipasi masyarakat dalam kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah konsep manajemen dalam
kehidupan organisasi. Dimana kepala madrasah sebagai
supervisor8 yang memiliki banyak peranan penting dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
Kepala Madrasah sebagai pemimpin di lembaga pendidikan
(Madrasah) harus menjadi figur yang sangat diperlukan dalam
mengambil keputusan dan menerapkan kebijakan, sehingga
berbagai persoalan dapat di atasi. Selain itu keterlibatan
masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan sangat di
perlukan.Yaitu masyarakat yang tergabung dalam Komite Sekolah
dimintai pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebagaimana
fungsi dan tujuan pembentukan komite sekolah. Dan dalam
penyusunan pengurus senantiasa melibatkan masyarakat seperti
tokoh masyarakat (Ulama/Kyai, ketua RW), aparat desa (kepala
desa), orang tua siswa di lingkungan MIMU Dukuh Tengah. Hal
8 Supervisor-Supervisi adalah salah satu komponen yang mempunyai peranan penting
dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dimana dalam pelaksanaannya supervisi merupakan pelaynan, pembinaan, bimbingan serta bantuan kepada para guru agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan agama Islam pada khususnya, dengan harapan agar mampu meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di sekolah. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Haji Mas Agung, 1989), hlm. 104
![Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/79.jpg)
67
ini dilakukan satu kali dalam satu semester yaitu akhir tahun
ajaran.9
Adapun partisipasi yang diberikan dalam menentukan
kepemimpinan madrasah yang dilakukan dalam jangka waktu lima
tahun sekali adalah pemberian izin/restu dari para ulama/kyai
setempat. Hal ini merupakan forum tertinggi yang melibatkan
pengurus yayasan, pengurus madrasah, kepala desa, tokoh
masyarakat (ulama) setempat dan perwakilan dari komite
sekolah.10
Partisipasi masyarakat dalam manajemen lainnya terbukti dengan
makin banyaknya siswa-siswi MIMU dalam setiap ajaran baru. Hal
ini membuktikan bahwa minat dan motivasi masyarakat terhadap
pendidikan agama Islam khususnya sangat tinggi disamping
masyarakat Dukuhtengah merupakan masyarakat agamis.
Sebagaimana di utarakan oleh Bapak Darso; “pendidikan agama
Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum lebih bagus dan
mumpuni (Jawa: mencukupi) dibanding dengan pendidikan agama
Islam di SD yang sedikit”.11
- Partisipasi masyarakat dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam
a. Sebagai tenaga pengajar (Guru)
Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari adanya
seorang guru atau pengajar. Kepedulian warga masyarakat
dukuh tengah sangat besar. Hal ini teraplikasi dalam partisipasi
masyarakat sebagai tenaga pendidik (guru) di MIMU dengan
kualifikasi 80% tenaga pendidik lingkungan madrasah sendiri
(lokal) 14 guru dan kepala sekolah yang ada. Selain
9 Wawancara dengan kepala yayasan al-ma’arif ketanggungan bapak H.M. Anwar
Rosyidi pada tanggal 10 Juni 2007. 10 Wawancara dengan Bapak Munawir (ketua komite Madrasah) pada tanggal 10 Juni
2007. 11 Wawancara dengan Bapak Darso, orang tua siswa kelas satu pada tanggal 11 Juni 2007
![Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/80.jpg)
68
peningkatan jumlah siswa yang cukup banyak masyarakat
sendiri merasa bahwa dengan keberadaan MIMU maka
masyarakat memiliki tanggung jawab terhadap
pendidikannya.12
Sistem pendidikan di MIMU dilaksanakan dengan
menggunakan sistem paket, yaitu sistem penyelenggaraan
pendidikan dimana peserta didik diwajibkan mengikuti seluruh
program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
sedang digunakan.
Setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan
dalam bentuk satuan pelajaran yang meliputi kegiatan tatap
muka, penugasan yang terstruktur, dan kegiatan mandiri yang
tak berstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Sedangkan bentuk penugasan
terstruktur yaitu pemberian tugas individu, pemberian tugas
kelompok, melakukan riset sederhana dan lain sebagainya.
Kegiatan mandiri tak berstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi, berbentuk seperti pekerjaan
rumah, tugas kegiatan ramadhan, pelaksanaan shalat jama’ah
dan lain-lain.
Kegiatan belajar mengajar di MIMU yaitu:
Kelas 1 : dimulai jam 07.00 sampai jam 10.00
Kelas II : dimulai jam 07.00 sampai jam 11.00
Kelas III : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.00
Kelas IV : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.00
12 Wawancara dengan guru kelas IV, Ibu Eka pada tanggal 11 Juni 2007
![Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/81.jpg)
69
Kelas V : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.30
Kalas VI : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.30
Adapun pada hari Jum’at kelas 1-II dimulai jam 07.00
sampai jam 09.00 dan kelas III-VI dimulai jam 07.00 sampai
jam 11.00.
- Sebagai penentu mata pelajaran kurikulim Muatan Lokal (Mulok)
Mata pelajaran yang ada dalam kurikulum semuanya ditentukan
oleh Madrasah atas kesepakatan Komite Sekolah yang sebelumnya
juga telah melibatkan orang tua siswa dan juga pengurus Yayasan.
Namun keputusan dalam kurikulum tetap ada pada pihak Madrasah
atas saran atau masukan Komite Sekolah.
Secara umum pendidikan di MIMU dapat di gambarkan sebagai
berikut:
a. MIMU memiliki struktur kurikulum yang terdiri atas
komponen mata pelajaran, komponen muatan lokal (Mulok)
dan komponen pengembangan diri.
Komponen mata pelajaran terdiri dari lima kelompok
mata pelajaran yaitu:
1. Kelompok mata pelajaran agama Islam
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani.
Komponen muatan lokal dimaksudkan untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas Madrasah dan kompetensi daerah, termasuk keunggulan
daerah yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Diantaranya adalah bahasa Jawa dan
baca tulis al-Qur’an
Komponen pengembangan diri dimaksudkan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
![Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/82.jpg)
70
mengembangkan dan mengapresiasikan diri sesuai kebutuhan,
bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
Madrasah. Misalnya pramuka, tartil al-Qur’an, tilawat al-
Qur’an.
b. MIMU memiliki muatan kurikulum yang terdiri atas komponen
mata pelajaran, komponen muatan lokal, komponen
pengembangan diri.
Komponen mata pelajaran meliputi pendidikan agama
Islam; al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqh, Sejarah
Kebudayaan Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Bahasa Arab, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam,
Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan
Jasmani, olah raga dan kesehatan. Komponen muatan lokal di
MIMU meliputi pelajaran Bahasa Jawa dan Baca Tulis Al-
Qur’an (BTA).
Sedangkan bentuk komponen pengembangan diri di
MIMU meliputi kegiatan shalat Duha dan Dhuhur berjamaah,
tadarus al-Qur’an, tartil al-Qur’an, tilawat al-Qur’an, layanan
bimbingan dan konseling, kepramukaan, drum band, rebana.
- Partisipasi dalam pembiayaan dan penyedia sarana dan prasarana
Pendidikan Agama Islam di MIMU
Peran masyarakat untuk menyediakan dana sarana dan prasarana,
mencakup dana untuk biaya pelaksanaan pendidikan dan dana
untuk pengadaan sarana dan prasarana. Dana untuk biaya
operasional pendidikan diperoleh dari Departemen Agama Kab.
Brebes, BOP, DBO, serta tata usaha yang dilakukan oleh Madrasah
tersebut. Selain itu MIMU mendapatkan Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dari pemerintah, baik berupa uang atau buku
pelajaran.
Pendanaan yang diperoleh MIMU selain tersebut di atas, juga di
dapat dari para donatur tetap yang terdiri dari para pengusaha dan
![Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/83.jpg)
71
pedagang. Baik orang tua siswa maupun masyarakat pada
umumnya. Setiap tahun ajaran baru maupun akhir Tahun ajaran,
para donatur memberikan sumbangan minimal Rp. 10.000. Yang
dilakukan oleh panitia penerima sumbangan MIMU.13 Dana yang
telah terkumpul dikelola oleh Komite Sekolah yang kemudian
digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang belum ada
atau sudah rusak, gaji guru honorer dan pembangunan fisik
lainnya..
3. Problematika Partisipasi Masyarakat Desa Dukuh Tengah
Dengan melihat berbagai partisipasi masyarakat yang diberikan
terhadap MIMU dalam peningkatan kualitas pendidikan, khususnya
pendidikan agama Islam, tentunya ada faktor-faktor yang menghambat
adanya aktivitas tersebut. Adapun faktor yang melatarbelakangi partisipasi
masyarakat Desa Dukuhtengah antara lain
a. Komitmen terhadap agama
Masyarakat desa Dukuhtengah mayoritas beragama Islam,
sebagai konsekuensi terhadap keberagamaannya yaitu dengan
mengamalkan ajaran agama Islam seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya. Dengan demikian mereka selalu berusaha
menjalankan perintah agama demi kemajuan agama Islam.
MIMU sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan,
mengembangkan dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan
dilandasi pemahaman Islam seperti di atas tentunya sudah sewajarnya
menjadikan MIMU sangat diperhatikan oleh masyarakat desa
Dukuhtengah, karena menyangkut aspek-aspek pengamalan ajaran-
ajaran Islam.14
Komitmen terhadap agamalah yang sebenarnya merupakan hal
yang sangat penting dan utama, ini disebabkan komitmen agama akan
menjadi partisipasi ikhlas, artinya dalam mengerjakan sesuatu itu
13 Wawancara dengan Bpk. Karyo, orang tua siswa, pada tanggal 25 Juni 2007 14 Wawancara dengan Ustadz Cardi, anggota komite sekolah pada tanggal 15 Juli 2007
![Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/84.jpg)
72
dengan kesadaran diri sendiri, tanpa pamrih dan mengharap ridlo dari
Allah SWT. Kepedulian masyarakat desa Dukuh Tengah terhadap
pendidikan agama islam di MIMU dipicu oleh kesadaran dari
masyrakat sebagai masyarakat muslim, dan rasa tanggung jawab dalam
pendidikan.
Adapun bentuk partisipasi masyarakat tersebut ialah menerima
dengan tulus keberadaan MIMU di desa Dukuh Tengah, memberikan
bimbingan keagamaan, mengikuti kegiatan keagamaan seperti
peringatan maulud Nabi, Penerimaan zakat fitrah, dan lain sebagainya.
b. Kehidupan beragama dimasyarakat
Kegiatan keagamaan di madrasah ikut mewarnai kehidupan
beragama di MIMU. Yaitu adanya Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI), penerimaan zakat fitrah, latihan tilawah al-Qur’an, tartil al-
Qur’an dan pesantren kilat.
Kesadaran masyarakat desa Dukuh Tengah akan pendidikan
cukup tinggi. Oleh karenanya senantiasa memperhatikan pendidikan
anak-anaknya khsusnya yang mendapatkan pendidikan di MIMU.
Melihat kegiatan yang begitu banyak dalam hal keagamaan, banyak
orang tua dari siswa yang menyekolahkan anaknya di Madrasah
Diniyah. Hal ini semata-mata agar anaknya mendapatkan ilmu agama
Islam yang lebih dan dapat menunjang pendidikan agama Islam di
MIMU.
c. Peran ulama terhadap Madrasah
Peran ulama terhadap pendidikan di Madrasah, khususnya
pendidikan agama Islam sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Oleh karena itu MIMU dalam hal ini menganjurkan kepada setiap
orang tua siswa agar sepulang sekolah anak diberikan pendidikan
tambahan dengan menyuruh anaknya mengaji pada seorang ustadz.
Atau memasukannya di Madrasah Diniah. Dan secara kebetulan
MIMU digunakan sebagai Madrasah Diniyah Mathlabul Ulum di sore
![Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/85.jpg)
73
harinya. Yang di ampu oleh ulama/ustadz setempat. Sehingga sebagian
santri Madrasah Diniah Mathlabul Ulum adalah siswa/siswi MIMU.15
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum memiliki kegiatan ekstra
kurikuler yang cukup banyak, diantaranya seni baca Al-Qur’an (tilawat
Al-Qur’an) yang yang dipercayakan kepada tokoh masyarakat yaitu
Ustadz Cardi sebagai pembimbing dan pelatih. Banyak siswa yang
antusias mengikuti kegiatan ini, diantaranya dari siswa kelas 4 sampai
kelas 6. terbukti pernah menjadi juala 1 putra dan putri di tingkat
kabupaten tahun 2006 dan juara 2 putra tingkat kecamatan. Kegiatan
seperti ini mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat desa
Dukuhtengah.
Selain itu dilihat dari sejarah berdirinya pun MIMU adalah atas
prakarsa para ulama yang mendapat dukungan dari masyarakat,
dengan ikut meberikan sumbangan pikiran, tenaga dan materi.
4. Upaya-upaya Madrasah dan Masyarakat Desa Dukuh Tengah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam
Dalam membina pendidikan sekolah/madrasah, masyarakat dan
pemerintah sebagai mitra yang saling membantu dan saling harga
menghargai, dan bukan sebagai majikan terhadap pegawainya atau
malahan sebagai penguasa yang otoriter.16 Mitra, artinya ada kerja sama
yang saling menguntungkan antara pihak-pihak yang berkaitan di
dalamnya dan berjalan dengan harmonis untuk mencapai tujuan. Untuk
mengeratkan hubungan tersebut, dalam hal ini masyarakat Madrasah
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dan masyarakat desa Dukuhtengah, besama-
sama mengupayakan terjalinnya hubungan yang baik agar tercapai tujuan
yang diinginkan yaitu meningkatnya kualitas pendidikan pada umumnya
dan pendidikan agama Islam pada khususnya. Hal ini mengingat
15 Wawancara dengan Ust. Hasan, pada tanggal pada tanggal 25 Juli 2007 16 Maftichah Yusuf, Peran Perguruan Swasta Dalam Pembangunan, (Yogyakarta:
Lembaga Studi dan Inovasi Pendidikan, 2000), hlm.124.
![Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/86.jpg)
74
masyarakat adalah pemilik Sekolah/Madrasah; Sekolah ada karena
masyarakat memerlukannya.17
Upaya-upaya yang dilakukan antara masyarakat MIMU dan
Masyarakat Dukuhtengah adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat Desa Dukuhtengah (orang tua siswa, tokoh masyarakat,
aparat desa, pengusaha)
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat Dukuhtengah dalam
menjalin kerjasama dengan masyarakat MIMU untuk meningkatkan
kualitas pendidikan agama Islam antara lain:18
1. Menghadiri undangan rapat yang di adakan oleh Madrasah
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
2. Memberikan solusi pemecahan masalah yang ada di Madrasah
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
3. Memberikan bimbingan keagamaan kepada siswa siswi Madrasah
dalam kegiatan kurikuler maupun yang bersifat ekstra kurikuler.
4. Memberikan sumbangan baik berupa fisik maupun non fisik secara
sukarela yang dilandasi kesadaran akan pendidikan keagamaan di
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
b. Masyarakat Madarasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum (kepala sekolah,
tenaga kependidikan, siswa)
Upaya yang dilakukan oleh pihak Madrasah dalam menggalang
partisipasi masyarakat agar ikut meningkatkan kualitas pendidikan
adalah:19
1. Menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan orang tua
siswa, masyarakat lingkungan madrasah.
2. Mengadakan kegiatan perpisahan siswa kelas enem di ahir tahun
ajaran.
17 M. Ngalim Purwanto, Op. Cit, hlm. 188. 18 Wawancara dengan anggota Komite Sekolah Ibu. Hj. Mutmainah pada tanggal 17 Juli
2007 19 Wawancara dengan Kepala Madrasah Bpk. Suhud Ali, pada tanggal 15 Juli 2007
![Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/87.jpg)
75
3. Ikut memperingati hari-hari besar Islam, seperti mengadakan
pengajian akbar yang dihadiri oleh Kyai/Ulama lokal maupun luar
daerah, takbir keliling, peringatan isra’ mi’raj Nabi Saw
4. Mengadakan kegiatan penerimaan zakat fitrah pada malam hari
raya Idul Fitri.
5. Mengikuti perlombaan-perlombaan tingkat desa, kecamatan,
maupun kabupaten. Beberapa hasil yang pernah diraih oleh siswa
siswi mimu antara lain juara 1 lomba MTQ tingkat kecamatan dan
kabupaten, juara 2 kemah bhakti pramuka, juara 3 lomba
pertandingan sepak bola tingkat kecamatan, dan lain sebagainya
6. melibatkan tokoh masyarakat yang menjadi figure masyarakat desa
Dukuhtengah
7. Membentuk organisasi Komite Sekolah untuk menampung adanya
simpati, aspirasi dan partisipasi masyarakat baik berupa materi
maupun non materi.
8. Melalui rapat bersama, sekolah/madrasah dapat mengundang
lembaga yayasan atau seseorang yang bersimpati terhadap
pendidikan untuk dapat mengadakan rapat bersama guna
membahas suatu masalah.20
9. menjalankan fungsi komite sekolah
20 E. Mulyasa, Op. Cit, hlm. 175-176
![Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/88.jpg)
BAB IV
ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH
MATHLABUL ULUM DUKUHTENGAH KETANGGUNGAN BREBES
A. Analisis Mutu Pendidikan Agama Islam MIMU Dukuhtengah
Ketanggungan Brebes
Orang tua, masyarakat dan dunia usaha yang merasa ikut membiayai
pendidikan tidak lagi rela menerima pendidikan yang diurus asal jadi atau
tidak bermutu. Kondisi objektif ini menuntut pendidikan untuk lebih berdaya
mengembangkan misinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peningkatan harapan masyarakat tersebut memberikan tantangan baru bagi
dunia pendidikan, yaitu bagi pemerintah dan yayasan penyelenggara
pendidikan, tidak bisa lagi hanya didasari asal sekolah itu berjalan apapun
keadaannya, tetapi pendidikan itu harus bermutu dan memiliki akuntabilitas
yang tinggi. Artinya, sekolah harus diurus atas dasar profesionalisme, bukan
asal jadi.1 Mengingat kualitas pendidikan di madrasah lebih banyak
dipengaruhi oleh:
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran PAI di MIMU dipengaruhi oleh adanya motivasi
siswa dalam proses belajar mengajar, keterlibatan siswa secar aktif, dan
metode-metode pembelajaran yang dipakai oleh guru. Hal ini tidak lain
agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Guru sebagai tutor dalam ruang kelas meiliki berbagai metode dalam
penyampaian materi-materi pelajaran. Metode-metode yang digunakan
antara lain dengan demonstrasi, tanya jawab, tugas-tugas rumah, pelatihan
dan lin-lain. Lulusan MIMU banyak diterima di sekolah lanjutan tingkat
pertama dengan mudah, hal ini menunjukan usaha seorang guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran tercapai.
1 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu, Jakarta: PT. Nimas Multima), cet. 1, hlm. 162
![Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/89.jpg)
77
2. Sarana prasarna pendidikan
Sarana dan prasarana yang semestinya menjadi rumah ke-2 bagi
setiap siswa dan warga sekolah menjadi faktor penting dalam pendidikan.
Keterbatasan pendanaan di madrasah ini mengakibatkan fasilitas sarana
dan prasarana pendidikan belum memadai sebagaimana yang diharapkan.
Sehingga melihat fasilitas yang ada ketertarikan dan keinginan masyarakat
untuk memiliki minat berpartisipasi seperti menyekolahkan anak-anaknya
ke Madrasah belum dapat tumbuh.
Kondisi siswa yang belum dapat tampil rapi dan kedisiplinan
warga sekolah yang masih rendah menjadikan madrasah ini bukanlah
sekolah pilihan pertama dan utama dalam masyarakat. Kepala sekolah,
guru dan pegawai sekolah yang menjadi modal dilingkungan sekolah
belum dapat maksimal memberikan pelayanan, karena pendanaan yang
ada ini belum dapat memberikan penghasilan yang lebih. Banyak guru
yang mengajar dengan honorarium Rp. 200.000 sampai dengan Rp.
300.000 per bulan atau kurang lebih mereka mendapatkan hasil
Rp.5000/jam. Sebuah penghasilan yang tidak bisa dihandalkan sebagai
penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal sehari-hari
yang layak. Dapat kita bayangkan dengan kondisi seperti itu, maka
kualitas out put yang bagaimana yang dapat dihasilkan oleh pendidikan di
madrasah seperti ini.
3. Kurikulum
MIMU mempunyai kebebasan untuk mengembangkan silabus namun tetap
berada dalam koridor isi kurikulum yang berlaku secara nasional.
Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Dalam
implementasinya daerah dan sekolah diberi kewenangan untuk
mengembangkan silabus (memperdalam, memperkaya dan memodifikasi).
Adapun maksud dari kurikulum muatan lokal terutama adalah untuk
mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum
sentralisasi (kurikulum nasional) dalam pembelajaran agama Islam dengan
![Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/90.jpg)
78
memasukkan muatan lokal berupa tentang materi BTA (Baca Tulis al-
Qur’an), Fasholatan dan mengaji. Pembelajaran agama Islam sendiri di
MI Sultan Fatah meliputi mata pelajaran Fiqih, Akidah Akhlak, Bahasa
Arab, Al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam. Untuk lebih
mencapai hasil pembelajaran agama Islam maka muatan isi kurikulum
ditambah dengan BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) fasholatan dan mengaji.
Pelaksanaan MBS dalam pembaharuan kurikulum muatan local
pembelajaran agama Islam di MIMU lebih mengarah pada rancangan
kurikulum yang dibuat oleh kepala sekolah dan guru sebagai pelaksana
muatan lokal pembelajaran agama Islam (meliputi: BTA, fasholatan,
mengaji)
Kelemahan pendidikan di Madrasah terletak pada hal-hal sebagai berikut:2
a. Mementingkan materi diatas metodologi
b. Mementingkan memori diatas analisis dan dialog
c. Mementingkan pikiran variabel diatas literal
d. Mementingkan penguatan pada otak kiri diatas otak kanan
e. Materi yang diberikan masih bersifat emosional belum menyentuh
aspek rasional
f. Penekanan yang berlebihan pada ilmu sebagai produk final bukan pada
prosesnya.
g. Mementingkan orientasi memiliki diatas menjadi.
Apa yang disampaikan Mastuhu dalam bukunya, merupakan hal yang
sangat memberatkan masyarakat yang memandang beban kurikulum
Madrasah lebih banyak dibandingkan dengan Sekolah Umum. Disamping
lulusan dari Madrasah masih belum maksimal dalam pemahaman
agamanya, karena kurikulum agama yang ada di madrasah masih bersifat
tradisional belum menyentuh aspek rasional. Sedangkan pemahaman
terhadap pelajaran umumnya juga masih jauh dari memuaskan, sehingga
pembelajaran di Madrasah belum dapat secara maksimal dan utuh
mendapatkan ilmu yang diharapkan.
2 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 58
![Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/91.jpg)
79
Berangkat dari kondisi ini, maka sudah waktunya untuk dilakukan
reposisi pendidikan Madrasah dengan merumuskan kembali visi dan misi
serta tujuannya ke depan. Apakah orientasi akademis yang dilakukannya
selama ini sudah tepat dan tetap dipertahankan, padahal di posisi lain
beban masyarakat tidak hanya orientasi akademis semata. Tetapi realitas
keagamaan seseorang juga dituntut sebagai wujud dari hasil
pendidikannya di Madrasah, sehingga seorang siswa siap mengamalkan
pengetahuan yang telah ia dapatkan di Madrasah
4. Tenaga kependidikan.
Hal ini terbukti dengan adanya tenaga pengajar yang kurang mengetahui
tentang aspek-aspek pembelajaran seperti metode, strategi, rencana
pembelajaran dan lain-lain. Karena dalam merekrut tenaga kependidikan
kepala sekolah sering berbenturan dengan kebutuhan tenaga pengajar yang
mendesak sehingga perekrutan dilakukan tanpa melelui tes atau pun
sejenisnya. Oleh karena itu kepala Madrasah hendaknya sering
mengadakan latihan atau semacam seminar tentang kependidikan.
5. Partisipasi Masyarakat
Keterlibatan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan sangat
penting dan masyarakat merupkan komponen yang tak dapat dipisahkan
dari pendidikan. Partisipasi masyarakat merupakan hasil dari adanya
hubungan kerja sama yang harmonis antara masyarakat dengan MIMU
dalam bidang pendidikan. hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan
solidaritas masyarakat terhadap pendidikan demi meningkatnya sebiah
mutu pendidikan agama Islam.
B. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan
Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuhtengah
Ketanggungan Brebes
Desa Dukuhtengah merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya
beragama Islam. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya ikut serta mendukung
keberadaan MIMU dan Pendidikan yang ada dengan tujuan meningkatnya
![Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/92.jpg)
80
kualitas pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama Islam pada
khususnya.
Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan di MIMU
adalah bentuk partisipasi pertama dan utama. Tanpa adanya kesadaran dan
kepedulian tersebut maka MIMU tidak akan bisa mendapatkan kerjasama dan
melibatkan masyarakat dalam kegiatan di Madrasah. Karena dengan kerja
sama yang terjalin dengan baik antara masyarakat maupun pihak lain dan
Madrasah, maka perhatian dan kepedulian masyarakat akan lebih meningkat.
Setelah penulis melakukan penelitian, dapat diketahui bahwa
partisipasi masyarakat desa Dukuhtengah cukup baik terhadap peningkatan
kualitas pendidikan agama Islam, tidak hanya dalam bentuk fisik dan finansial
saja. Akan tetapi partisipasi lain seperti partisipasi dalam bentuk jasa dan
pikiran sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari kepercayaan masyarakat
yang besar dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk mendapatkan
pendidikan di MIMU, menjadi pembimbing dan pelatih kegiatan ekstra
kurikuler, menjadi tenaga pengajar dan lain-lain.
Berbagai partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Dukuhtengah
terhadap pendidikan di MIMU dengan tujuan meningkatnya kualitas
pendidikan agama Islam, dapat dikategorikan dalam 4 bentuk partisipasi yang
antara lain:
1. Partisipasi pikiran (psychological participation), yang berupa sumbangan
pengalaman atau pengetahuan yang diberikan dalam setiap pertemuan,
diskusi atau rapat yang melibatkan masyarakat sehingga menghasilkan
suatu kesepatan dan keputusan sesuai dengan mufakat.
2. Partisipasi tenaga (physical participation), yang berupa tenaga, waktu,
keahlian yang di berikan pada saat madrasah sedang maupaun akan
mengadakan kegiatan seperti rehabilitasi gedung madrasah.
3. Partisipasi barang (material participation), dalam hal ini partisipasi yang
di berikan dapat berupa barang-barang atau sarana prasarana yang
dibutuhkan oleh Madrasah tanpa melihat kuantitas dari partisipasi tersebut.
![Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/93.jpg)
81
4. Partisipasi uang (money participation), masyarakat dapat berpartisipasi
dengan memberikan sejumlah uang baik diminta maupaun atas
kesadarannya sendiri.
Adapun partisipasi masyarakat dalam pendidikan di MIMU dapat
dijelaskan dalam beberapa jenis sesuai dengan bab di atas:
1. Partisipasi masyarakat dalam manajemen
Sesuai dengan kondisi MIMU bahwa partisipasi masyrakat dalam
manajemen terlihat dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam
menentukan visi, misi dan tujuan pendidikan, penentuan pengurus
madrasah dan penentuan kepala madrasah melalui rapat kordinasi. Hal ini
dilakukan madrasah dengan mengundang orang tua siswa, pengurus
yayasan, tokoh masyarakat yang tergabung dalam komite sekolah.
Di samping itu orang tua dan masyarakat selalu memperhatikan anak-anak
mereka di luar madrasah seperti memberikan pengajian dan mengikut
sertakannya dalam kumpulan keagamaan (Jam’iyah).
2. Partisipasi masyarakat dalam proses pembelajaran
Orang tua, madrasah dan masyarakat merupakan kunci utama
dalam pendidikan. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara menyebutnya
sebagai pusat pendidikan pertama dan utama dalam Tri Pusat Pendidikan (
keluarga, sekolah/madrasah dan masyarakat) yang memiliki tanggung
jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Ketiga unsur tersebut dituntut
kerjasamanya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan saling
menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-
sama.3
Untuk itu proses pembelajaran yang ada di MIMU tidak lepas dari
adanya campur tangan orang tua siswa dan masyarakat dukuh tengah.
Keterlibatan masyarakat dalam proses pembelajaran di MIMU sebagai
pendidik/pengajar melalui perekrutan sesuai dengan kebutuhan di
madrasah. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
3 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
37.
![Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/94.jpg)
82
merencanakan dan melaksanakan pengajaran secara langsung dan formal.
Demikian juga orang tua atau keluarga di rumah sebagai pendidik utama
yang bersifat nonformal.
Dengan guru yang professional dan mengetahui kondisi
lingkungan madrasah diharapkan tujuan pendidikan agama Islam
khususnya tercapai dengan maksimal, baik dalam kerangka kognitif,
afektif maupun psikomorik siswa. Sehingga orang tua atau masyarakat
bahkan pemerintah bangga akan keberhasilan pendidikan melalui
pembelajaran yang efektif.
Sebagaimana deskripsi kualitas pembelajaran di atas, MIMU dalam
pelaksanaan proses pembelajaran PAI belum optimal. Hal ini dapat di lihat
dari adanya perekrutan guru yang hanya memandang dari sisi kebutuhan
pendidik. Artinya perekrutan guru tanpa adanya tes, ini menjadi hal yang
wajar karena keberadaan MIMU termasuk di wilayah pedesaan. Hingga
yang terjadi keprofesionalan seorang guru masih kurang. Untuk itu
hendaknya para guru diberi peluang semisal mengikuti seminar tentang
profesionalisme guru yang di dalamnya membahas hal hal yang berkaitan
dengan pembelajaran PAI.
Selepas dari madrasah masyarakat dalam hal ini orang tua
senantiasa memberikan pembelajaran tambahan dengan mengikutsertakan
anak-anaknya dalam kegiatan yang ada di madrasah. Yaitu sore hari anak-
anak masuk Madrasah Diniyah, pada hari munggu MIMU mengikuti
latihan tilawah al-Qur’an yang di bimbing oleh ulama lingkungan MIMU
atau kegiatan ekstra lainnya, dan masyarakat dengan memberikan
bimbingan dalam pengajian-pengajian. Diharapkan dengan banyaknya
dukungan seperti itu, kualitas atau mutu Penddikan Agama Islam akan
lebih meningkat dan mampu bersaing di era modern sekarang ini.
3. Partisipasi masyarakat dalam kurikulum
Tidak ada kurikulum yang dilaksanakan dengan efektif tanpa
adanya guru, peserta didik, metode pembelajaran, dan prasarana
pendidikan yang lengkap. ketersediaan sumber daya manusia yang terbatas
![Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/95.jpg)
83
dan belum memenuhi syarat mengakibatkan kurangnya efeisiensi
kurikulum yang dipakai di Madrasah. Dalam peningkatan kualitas
pendidikan agama Islam melalui kurikulum, seharusnya madrasah
mempunyai kerangka dasar dan struktur kurikulum. Yaitu rambu-rambu
yang ditetapkan untuk dijadikan pedoman penyusunan kurikulum tingkat
Madrasah yeng terdiri dari:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Konsep kurikulum demikian juga dimiliki oleh MIMU yang
mempunyai struktur kurikulum dan muatan kurikulum. Dimana keduanya
terdiri dari komponen mata pelajaran, komponen muatan lokal dan
komponen pengembangan diri.
Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas madrasah dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam
mata pelajaran yang ada. Diantaranya adalah pelajaran bahasa Jawa dan
Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Sedangkan untuk komponen pengembangan
diri di MIMU meliputi kegiatan shalat duha, shalat duhur berjamaah,
tadarus al-Qur’an, layanan bimbingan konseling, kepramukaan, seni baca
al-Qur’an dan seni rebana.
4. Partisipasi dalam pendanaan dan penyedia sarana prasarana pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum yang diharapkan di masa
depan adalah madrasah yang dapat mengelola pembiayaan pendidikan
terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal dengan
baik dan benar. Biaya investasi Madrasah meliputi biaya penyediaan
sarana prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja
tetap. Biaya operasional meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
![Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/96.jpg)
84
oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan.
Biaya operasional Sekolah/Madrasah meliputi; gaji pendidik dan
tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, hahan
atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasional pendidikan
tak langsung berupa daya, air, jasa, telekomunikasi, pemeliharan sarana,
uang lembur, transformasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.
Partisipasi masyarakat yang demikian telah dilakukan oleh
masyarakat desa Dukuhtengah, bukan hanya menyekolahkan anak-anak ke
MIMU, akan tetapi karena proses pendidikan dilaksanakan dengan adanya
bantuan pemerintah (BOS), maka orang tua atau masyarakat sebagai
pendukung MIMU tidak banyak mengeluarkan biaya Sekolah/Madrasah
untuk anaknya ataupun sumbangan lainnya.
Meskipun banyaknya bantuan dari pemerintah, tidak sepenuhnya
masalah dapat terselesaikan. Oleh sebab itu ketika ada permasalah yang
berkaitan dengan masyarakat, MIMU dengan tangan terbuka menerima
kritik dan saran dengan mengadakan rapat bersama yang di hadiri oleh
perwakilan dari pengurus Yayasan, Komite Sekolah, orang tua siswa,
tokoh ulama setempat, dan masyarakat yang berkepentingan lainnya.
Semisal adanya renovasi gedung Madrasah, pembiayaan sarana prasarana
pendidikan dan gaji guru honorer.4
Penyelanggaraan pendidikan di MIMU tidak hanya membutuhkan
keahlian dan semangat yang tinggi, melainkan membutuhkan pendanaan
yang tidak sedikit. Dalam hal ini para donatur tidak sembarang orang,
yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap
pembiayaan pendidikan di MIMU.
Suatu kegiatan yang berhubungan dengan kerjasama antara Madrasah
dengan masyarakat (MIMU dengan Masyarakat Dukuhtengah) kaitannya
dengan partisipasi tidak mesti berjalan dengan baik dan lancar, ada hal-hal
yang perlu diperhatikan antara keduanya. Yaitu faktor-faktor yang
4 Wawancara dengan H. Slamet, mantan kepala MIMU pada tanggal 20 Juli 2007
![Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/97.jpg)
85
menghambat adanya kerjasama yang mengakibatkan kurangnya partisipasi
masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1. Komitmen masyarakat terhadap agama
MIMU sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan,
mengamalkan dan mengembangkan ajaran-ajaran Islam sudah sepatutnya
mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat Dukuhtengah sebagai
konsekuensi logis dari umat yang beragama Islam. Yaitu dengan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara optimal sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Sehingga mereka senantiasa berusaha
menjalankan perintah agama demi kemajauan pendidikan pada umumnya
dan pendidikan agama Islam pada khususnya yang menopang
keberagamaan masyarakat Islam.
Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim (laki-laki/perempuan). Hal ini dipandang sebagai perkembangan
alamiah manusia yaitu proses yang harus terjadi dalam diri manusia dan
merupakan pola perkembangan hidupnya yang telah ditentukan oleh
Allah, atau dapat dikatakan sebagai sunatullah.5
Melihat pentingnya pendidikan dalam beragama, masyarakat
Dukuhtangah memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap agama.
Diantaranya memasukan anak-anaknya ke Madrasah, mengikutsertakan
dalam pengajain, mendukung adanya kegiatan keagamaan di Madrasah
seperti tadarus al-qur’an, seni baca al-Qur’an dan lain sebagainya. Selain
itu kehidupan masyarakat Dukuhtengah hampir setiap hari selalu ada
kegiatan keagamaan yang berupa kelompok pengajian seperti pengajian
senenan ba’da shalat Isya (remaja), jam’iyah Selasanan (ibu-ibu), jam’iyah
Kemisan (ibu-ibu), jam’iyah Jum’atan siang (remaji)/jum’at malam
(bapak-bapak).6
5 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta Bumi Aksara, 2000), hlm. 59 6 Wawancara dengan Ust. Amad Khusaeri anggota komite sekolah pada tanggal 15 Juni
2007
![Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/98.jpg)
86
2. Pandangan terhadap eksistensi Madrasah
Madrasah didirikan atas dasar dari masyarakat, oleh masyarakat,
untuk masyarakat. Masyarakat melahirkan lembaga-lembaga pendidikan
seperti Madrasah untuk kelangsungan hidup suatu masyarakat. Maka isi
pendidikan tersebut adalah nilai-nilai yang telah hidup dan dikembangkan
di dalam kebudayaan sebagai milik masyarakat.7
Dewasa ini Madrasah menggalakan pendidikan yang berbasis
masyarakat. Dengan ikut sertanya masyarakat di dalam penyelenggaraan
dan pengelolaan pendidikan, maka pendidikan tersebut betul-betul berakar
di dalam masyarakat dan di dalam kebudayaan.8
MIMU adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh masyarakat
dengan berciri khas pendidikan Islam. Akan tetapi bila pendidikan agama
Islam sendiri masih kurang, bagaimana pandangan masyarakat
Dukuhtengah terhadap eksistensi Madrasah tersebut. Karena tingginya
kualitas pendidikan agama Islam merupakan nilai jual yang utama bagi
MIMU.
Eksistensi Madrasah merupakan faktor yang sangat penting, hal ini
dikarenakan Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang sudah
barang tentu sangat dinantikan keberadaannya. Mengingat fungsi dan
peranannya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu
agama Islam dan ilmu umum. Untuk itu semua pengelola Madrasah
diharapkan dapat melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan agama Islam. Yaitu bekerja sama dengan masyarakat agar
terjalin hubungan yang harmonis, sehingga partisipasi masyarakat dapat
lebih meningkat.
Disamping itu Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang lebih
menitik beratkan pada pendidikan agama Islam yang meliputi akhlak dan
budi pekerti, sudah barang tentu mendapatkan tempat tersendiri di hati
masyarakat. Karena dengan adanya Madrasah maka akan terbentuk siswa-
7 H.A.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. 1, hlm.175
8 Ibid
![Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/99.jpg)
87
siswi yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan
bermoralitas tinggi sesuai dengan norma.norma agama.
3. Pandangan masyarakat terhadap ulama
Lembaga pendidikan Islam seperti MIMU dan pondok pesantren,
unsur Kyai atau Ulama mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mendirikan, memimpin dan juga memajukan madrasah atau pondok
pesantren. Hal itu dikarenakan seorang Ulama atau Kyai mempunyai
kharisma dan menjadi panutan bagi masyarakat di sekitarnya.
Dan sebagaimana Madrasah adalah model lembaga pendidikan
yang dalam sejarahnya bermula dari pondok pesantren. Di dalam pondok
pesantren terlihat dengan jelas bahwa seorang Kyai mempunyai pengaruh
yang besar sebagai pendiri sekaligus pemegang pimpinan tertinggi.
Pengaruh tersebut bukan hanya dirasakan oleh para santri atau murid
dalam pondok pesantren, tetapi juga sangat dirasakan oleh masyarakat
yang ada disekitar lingkunga pondok pesantren.9
Hampir setiap Madrasah yang didirikan masyarakat diprakarsai
oleh Ulama atau Kyai. MIMU sendiri didirikan atas prakarsa H. Yasin
seorang tokoh masyarakat desa Dukuhtengah, yang kemudian disambut
baik oleh masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu keberadaan Ulama/Kyai/
Ustad di tengah masyarakat sangatlah penting, khususnya dalam
penyelenggaraan pendidikan yang menjadi pemberdayaan masyarakat
agama Islam yang berkualitas.
Partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan di
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum tidak akan efektif tanpa adanya
dorongan dari pihak terkait, dalam hal ini adalah manajemen organisasi
pendidikan MIMU sendiri. Untuk itu penting bagi MIMU untuk bekerja sama
dengan masyarakat lingkungan madrasah seperti pejabat tingkat daerah, LSM,
kelompok agama, tokoh masyarakat, orang tua siswa dalam mengelola dan
meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di madrasah.
9 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Berbagai Solusi
Terhadap Berbagai Problem Social, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), cet. 2, hlm. 19.
![Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/100.jpg)
88
Selain itu dibutuhkan adanya organsasi yang menampung aspirasi dan
partisipasi masyarakat. Seperti halnya dengan organisasi Humas, organisasi
Komite Sekolah/Madrasah maupun Dewan sekolah/Madrasah. yang memiliki
fungsi dan peranan masing-masing.
Hubungan atau kerja sama yang harmonis antara sekolah dengan
masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan akan menumbuhkan dan
memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi terhadap madrasah. Oleh sebab
itu kesadaran akan pentingnya kerjasama dalam peningkatan kualitas
pendidikan agama Islam antara satu sama lain sangat dibutuhkan. Bentuk
kesadaran tersebut adalah partisipasi dari masyarakat yang dapat berupa
tenaga, pikiran, jasa maupun materi (dana).
Jenis kerja sama tersebut antara lain:
1. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik siswa,
antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga
2. Hubungan kultural, ialah usaha kerja sama antara sekolah dengan
masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat madrasah itu berada.
3. Hubungan institusional yakni hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain.10
Sebagaimana diungkapkan oleh Heslie yang di kutip oleh E. Mulyasa
dalam buku yang berjudul Menjadi Kepala Sekolah Profesional, bahwa:
School Public relation is process of comunication between the school and
community for purpose for increasing citizeen understanding of educational
needs and practice and encouraging intelegent citizen interest and co-
operation in the work of improving the school.
Artinya bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu
proses komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang
kebutuhan dan pratek serta mendorong minat dan kerja sama dalam usaha
10 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet, 10, hlm. 194-195.
![Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/101.jpg)
89
memperbaiki sekolah.11 Karena komunikasi itu merupakan lintasan dua arah
yaitu dari sekolah terhadap masyarakat dan dari masyarakat terhadap
Madrasah.
Agar komunikasi dua arah tersebut berjalan dengan baik, fungsi wadah
partisipasi masyarakat harus di perhatikan. Karena dalam hal ini organisator
tersebut adalah komite sekolah yang lebih berperan, maka Komite sekolah
harus menjalankan fungsinya sebagai berikut:
1. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pertimbangan, dapat
memberikan pertimbangan pada sekolah dalam rangka pengembangan
kurikulum; memberikan masukan tentang proses pembelajaran kepada
guru sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan dalam
masyarakat madrasah; dan komite sekolah memberikan pertimbangan
tentang penambahan muatan lokal dalam kurikulum muatan lokal, yang
meliputi Baca Tulis Al-Qur’an (BTA), Tilawah Al-Qur’an, komputer,
pramuka dan drum band.
2. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pendukung, berupaya
memberikan dukungan terhadap perwujudan dan peningkatan faktor yang
mempengaruhi kualitas pendidikan agama Islam antara lain: tenaga
kependidikan, bahan pembelajaran, sarana dan prasarana, keuangan dan
lingkungan yang kondusif; menyediakan anggaran beasiswa bagi siswa
yang berprestasi; memberikan dukungan pemeriksaan kesehatan kepada
siswa; dan mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan komitmen
masyarakat.
3. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan penghubung. Berupaya
membina hubungan dan kerja sama dengan masyarakat, dunia usaha dan
industri
4. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pengontrol, upaya yang
dilakukan antara lain: mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau
insidental dengan kepala sekolah, dewan guru dan orang tua atau
11 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona Dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm 173.
![Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/102.jpg)
90
masyarakat; mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke Sekolah; meminta
penjelasan kepada Sekolah tentang hasil atau kualitas pendidikan agama
Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum.
Untuk itu sekolah dapat menstimulasi masyarakat untuk meningkatkan
mutu pendidikan dalam hal ini pendidikan agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dengan cara:
a. Melibatkan tokoh masyarakat
b. Mengundang masyarakat dalam menentukan suatu kebijakan (rapat)
c. Melalui konsultasi
d. Melalui radio dan televisi
e. Melalui kegiatan pameran atau pementasan
f. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, misalnya kebersihan
lingkungan
g. Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat misalnya dalam
perayaan hari nasional dan keagamaan.12
Adapun hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat dukuh tengah sendiri
adalah dengan menghadiri undangan rapat yang diadakan oleh madrasah, ikut
terlibat sebagai anggota komite sekolah, mengawasi anak didik di masyarakat,
memberikan bimbingan baik yang bersifat kurikuler maupun ekstra kurikuler
di Madrasah dan memberikan gagasan pemikiran yang merupakan solusi dari
pemecahan masalah yang dihadapi oleh MIMU.
12 Ibid, hlm. 178
![Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/103.jpg)
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dan masalah-masalah yang dijadikan penelitian ini
serta dari berbagai data yang telah dikumpulkan dan dianalisa, maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
Desa Dukuhtengah Kec. Ketanggungan Kab. Brebes?
Secara umum mutu PAI di MIMU baik dan diperlukan
peningkatan yang konsisten. Hal tersebut dapat diamati dari beberapa
factor, yaitu proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada kelas I
dampai kelas IV yang relatif baik, sarana prasarana yang cukup memadai,
penggunaan kurikulum yang melibatkan masyarakat, kerjasama antara
madrasah dengan masyarakat yang menimbulkan adanya respon yang baik
berupa partisipasi masyrakat yang berkesinambungan.
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum adalah salah satu lembaga
pendidikan di tingkat dasar. Selain mengajarkan kepada siswa-siswinya
pelajaran-pelajaran umum sebagaimana Sekolah Dasar lain, madrsah juga
mengajarkan ilmu-ilmu tentang ajaran Islam yang lebih banyak kepada
peserta didik. Hal ini yang menjadi nilai jual Madrasah kepada masyarakat
yang membutuhkannya terlebih sebagai umat Muslim dalam
memberdayakan ajaran agama Islam.
2. Partisipasi mayarakat dalam peningkatan kualitas Pendidikan Agama
Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Desa Dukuhtengah Kec.
Ketanggungan Kab. Brebes Masyarakat desa Dukuh Tengah
Partisipasi yang diberikan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu
pendidikan dilakukan secara sukrela dan ikhlas. Karena Madrasah
91
![Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/104.jpg)
92
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum berasal dari aspirasi masayrakat. Aspirai inilah
yang menjadi awal berdirinya MIMU yang kemudian mendapatkan respon
yang cukup baik dari masyarakat lain yang berupa pemberian tanah wakaf,
bahan bangunan dan lain sebagainya.
Masyarakat desa Dukuhtengah sebagai stakeholder, dalam perkembangan
dan kemajuan pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan
agama Islam sangat dibutuhkan partisipasinya. Sehingga dengan adanya
hubungan yang harmonis antara masyarakat MIMU dan masyarakat
Dukuh Tengah peningkatan mutu/kualitas pendidikan agama Islam akan
lebih mudah tercapai.
Bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Dukuh Tengah dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di MIMU dapat
dilihat dari segi; pertama, partisipasinya dalam manajemen yaitu ikut serta
menentukan kepala sekolah, kurikulum pembelajaran pendidikan agama
Islam, ikut serta dalam pengurus Yayasan, Madrasah, dan Komite
Sekolah. Kedua, partisipasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,
yaitu ikut serta menjadi tenaga pengajar, tim evaluasi pembelajaran PAI,
memberikan bimbingan keagamaan. Ketiga, partisipasi dalam kurikulum
yang meliputi keikutsertaannya dalam penentuan penggunaan kurikulum
pendidikan agama Islam yang digunakan dalam proses pembelajaran
sesuai rapat komite sekolah dengan Madrasah dan pihak Yayasan al
Maarif Ketanggungan, meskipun pada dasarnya ditentukan oleh pihak
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum. Keempat, partisipasi dalam
pendanaan dan sarana prasarana pendidikan agama Islam, yaitu dengan
memberikan sumbangan pada ahir tahun ajaran dalam setap rapat yang di
adakan oleh madrasah, memberikan tanah wakaf, memberikan sumbangan
sarana dan prasarana pendidikan agama Islam seperti buku-buku
penunjang pelajaran, peralatan praktek shalat yang kesemuanya diberikan
dengan sukarela.
Kelemahan masyarakat dalam berpartisipasi untuk meningkatkan
pendidikan agama Islam di MIMU dikarenakan masyarakat Dukuhtengah
![Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/105.jpg)
93
hanya dalam periode tertentu, artinya tidak secara kontinuitas. Dan dapat
dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
- Bentuk partisipasi masyarakat masih terbatas pada pengadaan dana
- Tidak sepenuhnya orang tua mendorong kegiatan belajar di rumah
masih membiarkan anak-anaknya senang bermain
- Wadah partisipasi masyarakat yang belum bekerja dengan baik sesuai
dengan peran dan fungsinya..
- Intensitas partisipasi masyarakat hanya terbatas pada priode tertentu,
seperti akhir kelulusan siswa kelas, ada dan tidaknya kekurangan
kebutuhan.
Sedangkan upaya Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum dan masyarakat
desa Dukuhtengah dalam peningkatan kualitas pendidikan agama islam .
a. Stimulasi partisipasi masyarakat yang dilakukan madrasah sudah
berjalan dengan baik, namun perlu ditingkatkan lagi. Seperti kepala
Madrasah yang lebih memperhatikan keterlibatan tokoh masyarakat
(ulama, tokoh pendidikan), orang tua siswa dan masyarakat lain yang
berkepentingan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan
agama Islam, mempererat tali silaturahmi agar terjalin hubungan yang
harmonis, sering mengadakan kegiatan-kegiatan social yang
melibatkan masyarakat.
b. Masyarakat Dukuhtengah ikut menghadiri dan membantu berjalannya
kegiatan Islami yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam.
Memberikan pendidikan tambahan terhadap anaknya yang menjadi
siswa di MIMU dengan menyekolahkannya ke Madrasah Diniyah. Dan
memberikan bimbingan-bimbingan melalui pengajian-pengajian di
lingkungan madrasah. seperti pengajian harian (senin, rabu, kamis,
jum’at dan minggu)
![Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/106.jpg)
94
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang partisipasi masyarakat desa Dukuh
Tengah dalam peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di MIMU penulis
ingin mengajukan beberapa saran dan bahan masukan, antara lain:
1. Masyarakat Dukuhtengah hendaknya memiliki kesadaran yang tinggi
bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara Madrasah
Ibtidaiyah Mathlabul Ulum, masyarakat Dukuhtengah dan pemerintah.
2. Masyarakat Dukuhtengah hendaknya mengetahui kebutuhan Madrasah
dalam peningkatan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum
3. Masyarakat Dukuhtengah hendaknya tidak hanya berpartisipasi dalam
kurun waktu yang lama, akan tetapi dilakukan secara periodik atau
berkelanjutan.
4. Bentuk partisipasi masyarakat hendaknya tidak terbatas pada materi, akan
tetapi lebih condong kepada pikiran dan tenaga atau jasa.
5. Mayarakat hendaknya mengetahui tujuan dan manfaat dari partisipasi yang
telah diberikan
6. Dan masyarakat sekolah seperti kepala Madrasah, guru, karyawan dan
siswa juga sebaliknya memperhatikan kebutuhan masyarakat Dukuhtengah
akan pentingnya sebuah proses dalam peningkatan kualitas pembelajaran
PAI, dengan meningkatkan kompetensinya.
7. Peningkatan kualitas pendidikan agama Islam bukan semata mata
tanggung jawab sekolah akan tetapi juga merupakan tanggung jawab
masyarakat atau orang tua siswa.
8. Untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam, hendaknya
orang tua siswa selalu memotivasi anaknya dengan menemaninya belajar
di rumah, memasukan anak ke Madrasah Diniah Mathlabul Ulum untuk
menunjang pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul
Ulum. Dan
9. Memberikan pengajian di kala sore hari
![Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Pati yang telah memberikan motivasi, ... Da n dapat di terima sebagai](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051507/5a787b987f8b9a7b698bb677/html5/thumbnails/107.jpg)
95
10. Sosialisasi tentang bantuan pemerintah yang berkaitan dengan dana BOS
agar lebih terbuka oleh sekolah dan hendaknya masyarakat menerima
keterbukaan dari Madrasah Ibtidaiyah Mathlabul Ulum Dukuh Tengah
Ketanggungan Brebes
11. Kepala Madrasah lebih banyak melibatkan tokoh masyarakat
(Ulama/Kyai, tokoh pendidikan) dalam pengelolaan Madrasah dan
peningkatan kualitas pendidikan.
12. Meningkatkan kegiatan sosial keagamaan yang melibatkan masyarakat
agar masyarakat terdorong untuk berpartisipasi.
13. Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti seminar
yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan
khususnya pendidikan agama Islam agar lebih profesional.
C. PENUTUP
Dengan mengucakan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat hidayah
dan rahmatnya akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari
kesempaurnaan. Menyadari atas keterbatasan tersebut, maka penulis
mengharap dengan sangat saran dan kritik yang konstruktif demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah jualah penulis berserah diri dan kepadanya
penulis memohon semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bermanfaat
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.