UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM...

75
UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN (Studi di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : Mei Ilmayani 3103001 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Transcript of UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM...

Page 1: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

i

UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN

(Studi di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

Mei Ilmayani 3103001

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2008

Page 2: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

ii

Drs. Ridwan, M. Ag. Jl. Jatisari Baru I Mijen Semarang (024) 76672646 / 08122551296

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi

An. Sdri. Mei Ilmayani

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari:

Nama : Mei Ilmayani Nomor Induk : 3103001 Judul : Upaya Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam

Menghafal al-Qur’an (Studi di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 03 Januari 2008 Pembimbing, Drs. Ridwan, M.Ag. NIP. 150 276 925

Page 3: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

iii

DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp. (024) 7601295 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi Saudari : Mei Ilmayani NIM : 3103001 Judul : Upaya Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam Menghafal al-

Qur’an (Studi di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang)

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal:

17 Januari 2008

Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 tahun akademik 2007/2008

Semarang, 21 Januari 2008

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. Dra. Siti Mariam, M.Pd. NIP. 150 267 028 NIP. 150 257 372

Penguji I Penguji II

Drs. H. Raharjo, M.Ed.St. Drs. H. Mursid, M.Ag. NIP. 150 246 873 NIP. 150 318 583

Pembimbing

Drs. Ridwan, M. Ag. NIP. 150 282 132

Page 4: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

iv

MOTTO

عن ىبا ومىس يرعشألا ضري هللا عنه نع يبنلا لص هللا لعهي ولسم لاق : تاعهاود نآرقلا يذلاوف , فنس محدم هديب وهل دشأ لفتات نم لبإلا ىف لقعاه ( هاور ىراخبلا )*

Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a., dari Nabi SAW, “Peliharalah al-Qur’an itu. Sebab, demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, al-Qur'an itu lebih cepat terlepas daripada unta yang terikat dalam tambatannya.” (HR. Bukhari)

* Abi Abdullah Muhammad bin Ismail al Bukhari, Matan Musykul al-Bukhori,

(Libanon : Darul Fikr, t.th.), hlm. 233

Page 5: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

v

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh

orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi

satupun pikiran-pikiran orang lain. Kecuali informasi yang terdapat

dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 03 Januari 2008

Deklarator,

Mei Ilmayani NIM.3103001

Page 6: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

vi

ABSTRAK Mei Ilmayani (NIM: 3103001). Upaya Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam Menghafal al-Qur’an (Studi di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang). Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana interferensi

retroaktif dalam menghafal al-Qur’an di PPTQ, (2) mengetahui bagaimana upaya santri PPTQ untuk mengatasi interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian berupa teknik analisis deskriptif, yaitu analisis data yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif dengan cara berpikir induktif.

Dari hasil penelitian dapat diketahui dua hal sebagai berikut. Pertama, Interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an dialami oleh semua santri yang menghafalkan al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang. Hal ini dapat terlihat ketika santri membaca hafalan al-Qur'an sering mengalami kekeliruan membaca antara ayat satu dengan ayat lain yang mirip. Mereka tidak sadar berpindah atau menyambung pada ayat atau surah yang lain. Problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an lebih sering dialami santri PPTQ ketika memurojaah sendiri hafalannya. Ada santri yang mengalaminya pada saat mentashih di hadapan pembimbing dan ada juga yang mengalami pada saat simaan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya intereferensi retrikatif dalam menghafal al-Qur'an di PPTQ adalah (1) Faktor dari al-Qur'an itu sendiri, (2) Faktor dari santri yang menghafal al-Qur'an, dan (3) Faktor lingkungan.

Kedua, upaya santri Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso mengatasi interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an meliputi; a. Melakukan pengulangan terhadap ayat-ayat yang mirip yang sering membuat

kekeliruan melanjutkan bacaan selanjutnya. b. Mengelompokkan ayat-ayat yang mirip menjadi kelompok-kelompok kecil

yang memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip kemudian dicari perbedaan-perbedaan yang ada pada ayat tersebut.

c. Mengingat-ingat letak maupun posisi ayat-ayat yang mirip dengan menggarisbawahi, apakah terletak pada bagian kanan mushaf atau bagian kiri, pada pojok atas atau bawah, ataukah terletak pada pertengahan.

d. Memperdengarkan hafalan ataupun mendengarkan bacaan santri lain, saling simak-menyimak secara tartil, mendengarkan kaset-kaset murotal sambil menirukan.

e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum menghafal al-Qur'an.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan dan khazanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi serta masukan bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 7: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala usaha, tekad dan iringan do’a akhirnya skripsi ini dapat

terwujud. Sebuah anugerah terindah ketika dapat mempersembahkan karya ini kepada orang-orang terkasih.

1. Ayahanda Muhadi dan Ibunda Marfuah

Berkat curahan kasih sayang, doa yang tak pernah putus dan ikhtiarmu yang tak kenal lelah, akhirnya putrimu dapat melewatinya. Cucuran air keringat dan darahmu tak akan terlupakan sepanjang hayat demi menjadikan anak yang berarti.

2. Kakak-kakakku dan adikku tercinta Terima kasih atas nasihat dan dorongannya dan sehingga penulis menjadi seperti sekarang ini. Semoga ilmu yang didapat bermanfaat dan barokah.

3. Pelita hatiku, mutiara hidupku, calon pendamping dalam hidupku

Semoga engkau yang terbaik bagiku

4. Keluarga besar PPTQ Terima kasih atas kebersamaannya baik suka maupun duka serta bantuannya.

5. Semua sahabatku

Yang selalu setia menemani, menasehati, memotivasi dan mendo’akan penulis.

Akhirnya kupersembahkan karya sederhana ini untuk segala ketulusan dan kebaikan kalian semua. Semoga yang menjadi harapan kan jadi kenyataan. Amin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Page 8: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

viii

KATA PENGANTAR

مسب هللا نمحرلا ميحرلا

Segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna

memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Shalawat, salam, rindu, do’a dan seluruh pahala kebaikan penulis haturkan

kepada beliau Sayyidina wa Habibina wa Syafi’ina wa Qurrati A’yunina wa

Maulana Muhammad saw yang telah membawa risalah yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita, baik di dunia dan di akhirat kelak.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang

sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih ini terutama penulis

sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Drs. Ridwan, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan

arahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai

pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Ayahanda Muhadi dan Ibunda Marfuah tercinta yang selama ini memberikan

dukungan dan do’a baik moral maupun materiil dengan tulus, ikhlas, dan

mereka adalah ruh bagiku.

5. Kakak-kakakku dan adikku tersayang yang selalu memberikan dorongan dan

semangat sehingga penulis selalu optimis dalam mengarungi hidup.

6. Hj. Umi Aufa Abdullah Umar, AH selaku pengasuh PPTQ yang telah

memberikan ijin tempat dalam pembuatan skripsi.

Page 9: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

ix

7. Sahabat-sahabat, teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan

dorongan baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Pada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain

untaian rasa terima kasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT

membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai

kesempurnaan dalam arti seluruhnya. Namun demikian, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada

umumnya. Amiin.

Semarang, 03 Januari 2008 Penulis

Mei Ilmayani NIM: 3103001

Page 10: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….…………

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………….…………

PENGESAHAN ……………………………………………………………………

MOTTO ……………………………………………………………………….……

DEKLARASI ………………………………………………………………………

ABSTRAK …………………………………………………………………………

PERSEMBAHAN …………………………………………………………….……

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….……

BAB I PENDAHULUAN ….………………………………….……………...

A. Latar Belakang Masalah ……………………………..…………....

B. Penegasan Istilah ……………………………………….…………

C. Rumusan Masalah ……………………………………….………..

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………

E. Kajian Pustaka …..………………………………………….……..

F. Metode Penelitian …………………………………………….…….

BAB II INTERFERENSI RETROAKTIF DAN MENGHAFAL AL-

QUR’AN………………..……..…….……………………...................

A. Interferensi Retroaktif…………………..…………………………..

1. Pengertian Interferensi Retroaktif ...............................................

2. Faktor Penyebab terjadinya Interferensi Retroaktif ….………...

3. Proses terjadinya Interferensi Retroaktif….…………………….

B. Menghafal Al-Qur'an…………….………………………………..

1. Pengertian Menghafal al-Qur'an ……………………………….

2. Dasar, Tujuan dan Hikmah Menghafal Al-Qur’an …………….

3. Syarat Menghafal Al-Qur’an …………………………………..

4. Problematika dalam menghafal Al-Qur’an …….………………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

1

1

5

7

8

8

9

12

12

12

14

15

18

18

19

21

25

Page 11: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

xi

C. Hubungan Interferensi Retroaktif dengan Menghafal Al-Qur’an ....

D. Upaya Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam Menghafal

al-Qur'an……………………………………………………………

BAB III INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM MENGHAFAL AL-

QUR'AN DAN UPAYA MENGATASINYA DI PONDOK

PESANTREN TAHAFUZUL QUR’AN PURWOYOSO

NGALIYAN SEMARANG ……………………………....…………...

A. Profil Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan

Semarang ..………………………………………………..………

1. Sejarah Berdirinya PPTQ………………………………………

2. Kondisi Ustadz …………………………………………………

3. Kondisi Santri …………………………………………………

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahafuzul Qur`an …….

5. Aktivitas Santri Pondok Pesantren Tahafuzul Qur`an ..………..

B. Interferensi Retroaktif dalam Menghafal al-Qur’an dan Upaya

Mengatasinya di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso

Ngaliyan Semarang ……………………………………………….

BAB IV ANALISIS UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF

DALAM MENGHAFAL AL-QUR'AN DI PONDOK PESANTREN

TAHAFUZUL QUR’AN PURWOYOSO NGALIYAN

SEMARANG………………………………………..…………………

A. Analisis Interferensi Retroaktif dalam Menghafal al-Qur'an di

Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan………..

B. Analisis Upaya Santri Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam

Menghafal al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an

Purwoyoso Ngaliyan……………………………………………….

BAB V PENUTUP………………………………………………………………..

A. Kesimpulan …………………………………………………………..

26

27

33

33

33

35

37

38

39

41

50

50

53

58

58

Page 12: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

xii

B. Saran-saran …………………………………………………………..

C. Penutup……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

60

60

Page 13: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghafal al-Qur’an tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Kerumitan di dalamnya yang menyangkut ketepatan pengucapan dan

redaksionalnya tidak bisa diabaikan begitu saja, sebab kesalahan sedikit saja

adalah suatu dosa. Apabila hal tersebut dibiarkan dan tidak diproteksi secara

ketat maka kemurnian al-Qur’an menjadi tidak terjaga dalam setiap aspeknya.1

Sudah dimaklumi bersama dan sudah sangat jelas, bahwa menghafal

al-Qur’an bukanlah tugas yang mudah, sederhana serta bisa dilakukan

kebanyakan orang tanpa meluangkan waktu khusus, kesungguhan

mengerahkan kemampuan dan keseriusan.2

Kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa menghafal al-Qur’an

itu berat dan melelahkan. Hal ini dikarenakan banyak problematika yang harus

dihadapi para penghafal al-Qur’an untuk mencapai derajat yang tinggi di sisi

Allah SWT. Mulai dari pengembangan minat, penciptaan lingkungan,

pembagian waktu sampai kepada metode menghafal itu sendiri.3

Para penghafal al-Qur’an banyak yang mengeluh bahwa menghafal

itu susah. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan-gangguan, baik

gangguan-gangguan kejiwaan maupun gangguan lingkungan.4 Mereka juga

mengeluh karena semula hafalannya baik dan lancar tetapi pada suatu saat

hafalan tersebut hilang dari ingatannya. 5 Dengan kata lain ayat-ayat yang

sudah dihafal lupa lagi.

1 Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, (Bandung :

Syaamil Cipta Media, Cet. IV, 2004), hlm. 40 2 Raghib As-Sirjani, Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an, (Solo : AQWAM, Cet. 1, 2007), hlm.

53 3 Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000),

hlm. 41 4 Ibid., hlm. 43 5 Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Bandung : Mujahid Press,

2004), hlm. 100

Page 14: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

2

Selain itu, ditinjau dari aspek makna, lafal dan susunan atau struktur

bahasanya diantara ayat-ayat dalam al-Qur’an banyak terdapat keserupaan

antara satu dengan yang lainnya. Ada yang benar-benar sama, ada yang hanya

berbeda dalam dua atau tiga huruf saja, ada pula yang berbeda susunan

kalimatnya saja.6 Banyak sekali ayat-ayat yang serupa dalam al-Qur’an.

Mengenai ayat-ayat yang serupa, hal ini telah disinyalir dalam firman

Allah :

ل أحزن اهللا نوشخي نالذي لودج همن عرقشت ثانىا مابهشتا مابث كتديالح نس

مهقلوبو مهلودج لنيت م ثمهب4ر’n< Î) Ìø.ÏŒ «!$# 4 y7Ï9≡sŒ “y‰èδ «!$# “‰öκu‰ هب ⎯tΒ â™!$t± o„ 4

⎯ tΒuρ È≅Î= ôÒムاهللا $yϑ sù çµ s9 ô⎯ÏΒ >Š$ yδ )٢٣: الزمر(

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (Q.S. Az-Zumar: 23).7

Keberadaan ayat-ayat yang serupa lebih dari dua ribu ayat.8 Sebagai

contoh:

1. Firman Allah SWT. dalam surah Al-Baqarah ayat 48

(#θà) ¨? $#uρ $YΒ öθ tƒ ω “ Ì“ øgrB ë§ ø tΡ ⎯ tã <§ ø ¯Ρ $ \↔ ø‹ x© Ÿωuρ ã≅t6ø) ム$ pκ÷]ÏΒ ×π yè≈x x© Ÿωuρ ä

‹ s{ ÷σ ム$ pκ ÷]ÏΒ ×Αô‰ tã Ÿωuρ öΝ èδ tβρ ã|ÁΖム)9)٤٨ :البقرة

Serupa dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 123

sebagai berikut:

6 Ahsin W. Op.Cit., hlm. 69 7 Fadhal A.R., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya : Mekar, 2004), hlm. 662 8 Raghib As-Sirjani, Op.Cit., hlm. 114 9 Al-Qur’anul Karim, (Semarang : Toha Putra, 1999), hlm. 8

Page 15: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

3

(#θà) ¨? $#uρ $YΒ öθ tƒ ω “ Ì“ øgrB ë§ ø tΡ ⎯ tã <§ ø ¯Ρ $ \↔ ø‹ x© Ÿωuρ ã≅t6ø) ム$ pκ÷]ÏΒ ×Αô‰tã Ÿωuρ $ yγ ãèxΖs? ×π yè≈x x© Ÿωuρ öΝ èδ tβρç |ÇΖム)10)١٢٣ :البقرة

2. Firman Allah SWT. dalam surah Ali Imran ayat 23

óΟ s9r& ts? ’n< Î) š⎥⎪ Ï% ©! $# (#θè?ρ é& $ Y7Š ÅÁtΡ z⎯ ÏiΒ É=≈tGÅ6ø9$# tβ öθtãô‰ãƒ 4’n< Î) É=≈ tF Å2 «! $#

zΝ ä3 ósuŠ Ï9 óΟ ßγ oΨ÷ t/ ¢Ο èO 4’< uθtGtƒ ×,ƒÌ sù óΟ ßγ÷ΨÏiΒ Ν èδ uρ tβθ àÊÌ ÷è•Β )11)٢٣ :عمران ال

Serupa dengan firman Allah SWT dalam surah Annisa ayat 44 sebagai

berikut:

öΝ s9r& ts? ’n< Î) t⎦⎪ Ï% ©! $# (#θè?ρé& $Y7ŠÅÁ tΡ z⎯ÏiΒ É=≈tGÅ3 ø9$# tβρçtI ô± o„ s's#≈n=Ò9$# tβρ߉ƒÌãƒuρ

β r& (#θ=ÅÒ s? Ÿ≅‹ Î6¡¡9$# )12)٤٤ :نساءال

Serupa dengan firman Allah SWT dalam surah Annisa ayat 51 sebagai

berikut:

öΝ s9r& ts? ’n< Î) š⎥⎪ Ï% ©! $# (#θè?ρ é& $ Y7Š ÅÁtΡ z⎯ ÏiΒ É=≈tGÅ6ø9$# tβθ ãΨÏΒ÷σ ムÏMö6Éfø9$$Î/

ÏNθäó≈©Ü9$#uρ tβθ ä9θà) tƒ uρ t⎦⎪Ï% ©# Ï9 (#ρ ãx x. Ï™Iωàσ ¯≈yδ 3“ y‰÷δ r& z⎯ ÏΒ t⎦⎪ Ï% ©! $# (#θãΨtΒ#u™ ¸ξ‹ Î6y™

13)٤٤ :نساءال(

Ayat-ayat yang serupa tersebut menjadi problem tersendiri bagi para

penghafal al-Qur’an. Sehingga ayat-ayat yang serupa kadang-kadang suka

menjengkelkan bagi para penghafal al-Qur’an.14 Hal ini dikarenakan, pada

saat memperdengarkan ayat, mereka sering keliru antara ayat satu dengan ayat

lain yang mirip. Padahal terdapat pada surah yang berbeda. Ketika

memperdengarkan ayat berlangsung, mereka tidak sadar berpindah atau

10 Ibid., hlm. 20 11 Ibid., hlm. 54 12 Ibid., hlm. 86 13 Ibid., hlm. 87 14 Abdul Aziz Abdul Rauf, Op.Cit., hlm. 85

Page 16: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

4

menyambung pada surah yang kedua. Bahkan apabila ada banyak yang mirip

terkadang pindah pada surah yang ketiga atau keempat.15 Problem ini tidak

hanya dialami oleh sebagian kecil penghafal al-Qur’an, namun hampir seluruh

para penghafal al-Qur’an mengalaminya.

Pada awalnya hal ini cukup mudah, tetapi ketika jumlah hafalan

semakin banyak, maka akan merasa kesulitan untuk membedakan dan

menguasai ayat tersebut jika tidak memperhatikan perbedaan ayat-ayat yang

serupa ini.16

Bagi penghafal al-Qur’an yang sudah belajar uslub bahasa dengan

mendalami bahasa Arab dengan segala aspeknya sebelum dia menghafal, hal

tersebut bisa segera diantisipasi. Namun bagi penghafal yang belum

mengetahui tentang seluk beluk ulumul Qur’an, gaya bahasa, atau makna yang

terkandung di dalamnya, selain hanya bisa membacanya dengan baik sesuai

dengan tajwidnya, mereka akan merasa sangat kesulitan dalam menghafal

ketika bertemu dengan ayat-ayat yang serupa tapi tak sama tersebut.

Kondisi di saat para penghafal al-Qur’an mengalami kekeliruan

dalam mengingat dan mereproduksi hafalan lama dikarenakan adanya

kemiripan bunyi ayat dengan hafalan baru, sehingga yang keluar selalu bunyi

ayat yang baru dihafal. Inilah dalam istilah psikologi yang disebut dengan

Interferensi Retroaktif.

Secara umum, Interferensi Retroaktif seringkali terjadi karena bahan-

bahan yang dipelajari banyak persamaannya. 17 Hal ini dikemukakan oleh

Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Belajar. Begitu pula dalam proses

menghafal al-Qur’an.

Di dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang serupa sehingga

problem interferensi retroaktif ini merupakan problem yang paling sering

dialami oleh para penghafal al-Qur’an. Interferensi retroaktif ini dapat

menghancurkan hafalan al-Qur’an yang sudah dimiliki. Padahal hafalan al-

15 Ilham Agus Sugianto, Op.Cit., hlm. 85 16 Raghib As-Sirjani, Op.Cit., hlm. 106 17 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 176

Page 17: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

5

Qur’an yang sudah dimiliki tersebut wajib dijaga agar tidak hilang atau terlupa

oleh para penghafal al-Qur’an.18

Atas dasar inilah maka problem interferensi retroaktif atau gangguan

retroaktif yang dapat menghancurkan hafalan yang telah dimiliki harus

dicarikan upaya untuk mengatasinya. Maka berdasarkan latar belakang yang

telah dikemukakan di atas, penulis merasa perlu untuk mengkajinya lebih

mendalam ke dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Upaya Mengatasi

Interferensi Retroaktif dalam Menghafal Al-Qur’an” (Studi di PP Tahafuzul

Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang).

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan

masukan bagi para penghafal al-Qur’an yang sedang mengalami problem

interferensi retroaktif seiring dengan banyaknya problematika menghafal al-

Qur’an yang lain.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul

skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah kunci sebagai berikut:

1. Upaya

Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar.19

Jadi arti upaya di sini adalah usaha yang dilakukan santri PPTQ

untuk memecahkan persoalan tentang interferensi retroaktif atau gangguan

retroaktif dalam al-Qur’an.

2. Mengatasi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, “mengatasi” diartikan

menghindarkan atau melintasi kesulitan. 20 Yang dimaksud mengatasi

dalam penulisan ini adalah usaha santri PPTQ untuk melintasi kesulitan

mengenai problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an.

18 Ahsin W., Op.Cit., hlm. 70 19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), hlm. 1109 20 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarata : Balai Pustaka,

1976), hlm. 64

Page 18: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

6

3. Interferensi Retroaktif

Interferensi Retroaktif berasal dari dua kata yaitu; Interferensi dan

Retroaktif. Interferensi berarti gangguan; rintangan; hambatan.21 Retroaktif

artinya aktif kembali.22 Jadi interferensi retroaktif artinya gangguan atau

hambatan untuk aktif kembali.

Dalam buku Pengantar Psikologi Umum yang ditulis oleh Prof. Dr.

Bima Walgito dijelaskan bahwa interferensi retroaktif ialah interferensi

yang terjadi karena materi yang dipelajari kemudian dapat

menginterferensi atau mengganggu materi yang dipelajari lebih dahulu.23

Maksudnya bahwa materi yang baru dipelajari menyebabkan usaha

mengingat kembali materi yang lalu menjadi sulit.24 Hal ini dikarenakan

bahan-bahan yang dipelajari banyak persamaannya.25

Arti Interferensi retroaktif dalam skripsi ini adalah suatu kondisi

dimana para penghafal al-Qur’an mengalami kekeliruan dalam mengingat

dan mereproduksi hafalan lama dikarenakan adanya kemiripan bunyi ayat

dengan hafalan baru, sehingga yang keluar selalu bunyi ayat yang baru

dihafal.

4. Menghafal Al-Qur’an

a. Menurut Etimologi

Kata menghafal berasal dari kata dasar hafal yang dalam bahasa

Arab dikatakan “al-hifdz” dan memiliki arti ingat.26 Dari pengertian di

atas maka kata menghafal juga dapat diartikan dengan mengingat.

b. Menurut Terminologi

Dalam terminologi, pada istilah menghafal ini mempunyai arti

sebagai tindakan yang : “berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar

21 Pius A. Partanto, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola, 1994), hlm. 265 22 Ibid., hlm. 676 23 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta : Andi Offset, 2003), hlm.

158 24 Linda L. Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Erlangga, 1988), hlm. 335 25 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 176 26 Muhammad Idris Al-Marbawiy, Kamus Idrsi Al-Marbawiy, (Indonesia : Dar Ihya’ Al

Kutub Al-‘Aqrabiyah, t.th), hlm. 140

Page 19: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

7

selalu ingat”.27 Sedangkan istilah menghafal yang dimaksudkan oleh

penulis adalah menghafal al-Qur’an (kitab suci agama Islam) yaitu

dengan menghafalkan semua surat dan ayat yang terdapat di dalamnya

untuk kemudian dapat mengucapkan dan mengungkapkannya kembali

secara lisan pada semua surat dan ayat tersebut, tanpa melihat pada

mushaf sebagai aplikasi menghafal al-Qur’an.

Istilah menghafal al-Qur’an dalam skripsi ini lebih difokuskan

pada menghafal ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki kesamaan atau

kemiripan bunyi ayat atau redaksi kalimat.

Adapun yang dimaksud “Upaya Mengatasi Interferensi Retroaktif

dalam Menghafal Al-Qur’an (Studi di PP Tahafuzul Qur’an Purwoyoso

Ngaliyan Semarang)” adalah suatu usaha yang dilakukan santri PPTQ dalam

memecahkan persoalan interferensi retroaktif atau gangguan retroaktif yaitu

suatu kondisi suatu kondisi dimana para penghafal al-Qur’an mengalami

kekeliruan dalam mengingat dan mereproduksi hafalan lama dikarenakan

adanya kemiripan bunyi ayat dengan hafalan baru, sehingga yang keluar selalu

bunyi ayat yang baru dihafal.

C. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana

yang diharapkan, penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an di Pondok

Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang?

2. Bagaimana upaya santri PPTQ Purwoyoso Ngaliyan Semarang untuk

mengatasi interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an?

27 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), hlm. 291

Page 20: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana interferensi retroaktif dalam menghafal

al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan

Semarang.

b. Untuk mengetahui upaya santri PPTQ Purwoyoso Ngaliyan Semarang

untuk mengatasi interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan solusi dan masukan

mengenai upaya mengatasi interferensi retroaktif yang menjadi kendala

menghafal al-Qur’an.

Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi satu acuan

bagi santri tahfiz yang lain dalam rangka mengatasi interferensi retroaktif

yang menjadi kendala menghafal al-Qur’an.

E. Telaah Pustaka

Sebelum penulis mengadakan penelitian “Upaya Mengatasi

Interferensi Retroaktif dalam Menghafal Al-Qur’an (Studi di PP Tahafuzul

Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang)”, penulis dengan segala kemampuan

yang ada berusaha menelusuri dan menelaah berbagai hasil kajian antara lain:

Skripsi yang ditulis Iffah Alawiyah (3100191) lahir di Kudus, tanggal

15 Desember 1981 lulus tahun 2004. Skripsi tersebut berjudul “Efektifitas

Penghafalan Al-Qur’an (Studi Kasus di Pesantren Anak-Anak Yambu’ Al-

Qur’an Krandon Kudus Jawa Tengah)”. Hasil skripsi tersebut lebih

memfokuskan pada efektifitas penghafalan al-Qur’an di kalangan anak-anak.

Hasil penelitian yang ditulis oleh Dzikrotun Nafisah (3199082) lulus

tahun 2004, berjudul “Studi Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-

Qur’an di PP Roudhatul Jannaj Kudus”, dalam skripsi tersebut hanya

membahas tentang penerapan metode takrir atau metode pengulangan.

Page 21: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

9

Buku yang berjudul “Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an” ditulis oleh Dr.

Raghib As-Sirjani dan Dr. Abdul Rahman Abdul Khaliq, terbitan tahun 2007.

Buku ini berisi tentang tuntunan praktis menghafal dan mengamalkan al-

Qur’an secara global.

Setelah menelaah berbagai karya tulis berupa hasil penelitian yang

ada dan buku-buku yang sudah diterbitkan, penulis berkeyakinan bahwa

skripsi yang berjudul “Upaya Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam

Mengahafal Al-Qur’an (Studi di PP Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan

Semarang)” memang benar-benar belum pernah diujikan pada penelitian-

penelitian sebelumnya. Karena fokus dalam penelitian ini adalah usaha santri

mengatasi problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an di PP

Tahafuzul Qur’an. Dengan demikian penulis yakin dalam penelitian ini masih

relevan untuk diterima.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam hal ini penulis menggunakan deskriptif kualitatif yaitu

mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,

dokumen dan sebagainya kemudian dideskripsikan sehingga dapat

memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.28

2. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan obyek kajian skripsi ini, maka penelitian ini adalah

penelitian lapangan atau field research, yakni penelitian yang langsung

dilakukan di lapangan atau pada responden.29

Dalam hal ini penelitian difokuskan pada upaya mengatasi

interferensi retroaktif dalam menghafal Al-Qur’an di PP Tahafuzul Qur’an

Purwoyoso Ngaliyan Semarang.

28 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997),

hlm. 66 29 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta :

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11

Page 22: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

10

3. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah “subyek

dari mana data diperoleh”.30

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Santri Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an

b. Pengasuh Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Observasi

Observasi atau disebut pula dengan pengamatan meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indera. 31 Metode ini digunakan untuk

mengamati secara langsung terhadap upaya apa yang dilakukan santri

PPTQ untuk mengatasi gangguan retroaktif dalam menghafal al-

Qur’an, serta keadaan umum di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an.

b. Interview

Interview adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh info dari terwawancara

(interviewee).32 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang

usaha-usaha yang telah dilakukan santri PPTQ untuk mengatasi

interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data otentik

yang bersifat dikumentasi, baik data ini berupa catatan harian, memori

dan catatan penting. Dokumentasi ini dimaksudkan adalah semua data

yang tertulis.33 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang

30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002), Cet. 12, hlm. 107 31 Ibid., hlm. 146 32 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali, 1987), hlm. 126 33 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet. VII, (Jakarta : Sarasin,

1996), hlm. 104

Page 23: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

11

berkaitan dengan topik kajian yang berasal dari dokumen-dokumen

Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an.

5. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi yang lain, sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan

berupaya mencari makna (meaning).34

Data yang telah terkumpul dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif kemudian dianalisis dengan langkah-langkah :

a. Menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber.

b. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi yaitu

usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan-pernyataan

yang perlu.

c. Menyusun data dalam satuan-satuan atau mengorganisasikan pokok-

pokok pikiran tersebut dengan cara cakupan fokus penelitian dan

mengujikannuya dengan deskriptif.

d. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data atau memberi makna pada

hasil penelitian dengan cara menghubungkan teori.

e. Mengambil kesimpulan.35

Untuk itu dalam analisis kualitatif deskriptif ini penulis gunakan

untuk menganalisis tentang upaya mengatasi interferensi retroaktif dalam

menghafal al-Qur’an di PPTQ dari hasil observasi lapangan, wawancara,

dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian.

34 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996),

Cet. 7, hlm. 124 35 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),

hlm. 190

Page 24: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

12

BAB II

INTERFERENSI RETROAKTIF DAN MENGHAFAL AL-QUR’AN

A. Interferensi Retroaktif

1. Pengertian Interferensi Retroaktif

Interferensi retroaktif merupakan fenomena psikologis, suatu

proses yang terjadi di dalam kehidupan mental. Berbicara tentang

interferensi retroaktif maka ada hubungan erat dengan masalah “lupa”.

Bagi masyarakat istilah interferensi retroaktif mungkin masih asing. Akan

tetapi jika berbicara masalah lupa maka masyarakat langsung faham. Oleh

karena itu untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian

tentang interferensi retroaktif sebagai berikut:

Inteferensi retroaktif artinya peristiwa hilangnya daya menyimpan

dan mengingat sebagai akibat dari suatu materi belajar yang baru, yang

berpengaruh kembali dan menghambat jejak-jejak atau kesan-kesan dari

materi belajar yang lama.1

Menurut Irwanto, interferensi retroaktif diartikan sebagai suatu

proses memori di mana informasi yang baru diterima menyebabkan

sulitnya mencari informasi yang sudah ada dalam memori.2 Sedangkan

menurut Ngalim Purwanto, interferensi retroaktif adalah peristiwa

terdesaknya pelajaran atau isi jiwa yang terdahulu karena terhambat oleh

pelajaran yang baru atau isi jiwa yang baru yang disebabkan bahan-bahan

yang dipelajari banyak persamaannya.3

Secara etimologis, kata interferensi retroaktif berasal dari Bahasa

Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu “interference” dan “retroactive”.

1 JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.

434 2 Irwanto, dkk., Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 1991), hlm.

151 3 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 112

Page 25: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

13

Interference artinya gangguan.4 Retroactive berarti berlaku surut.5 Maka

interferensi retroaktif dapat diartikan proses gangguan memori yang

berlaku surut. Retro juga berarti mundur, dalam hal ini bahan yang baru

dipelajari bekerja mundur dan mengganggu kemampuan mengikat

pengalaman atau bahan yang dipelajari di masa lampau. Sehingga

interferensi retroaktif berarti bahwa informasi yang baru mengganggu

usaha mengingat data yang lalu menjadi sulit.6

Ahmad Rofi’ ‘Usmani, mengemukakan bahwa interferensi

retroaktif adalah peristiwa melemahnya ingatan kita akan materi-materi

yang telah kita pelajari sebelumnya dikarenakan kita belajar materi-materi

yang baru, di mana materi yang telah kita pelajari terdapat kesamaan

dengan materi yang baru.7

Dalam al-Qur’an, jenis lupa ini (interferensi retroaktif) diisyaratkan

dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat al-A’la:

š èÎø) ãΖy™ Ÿξsù #© |¤Ψs?.

Kami akan membacakan (al-Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa. (Q.S. al-A’la : 6).8

Merle J. Moskowitz dalam bukunya General Psychology

menyebutkan bahwa retroactive interference is the interference in the

recall of learned material by later learning.9 (interferensi retroaktif adalah

gangguan dalam mengingat kembali materi pelajaran terdahulu

dikarenakan adanya materi yang dipelajari kemudian).

Senada dengan hal itu, Camille B. Wortman mengemukakan

bahwa retroactive interference is when information learned later

4 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : PT.

Gramedia, 2000), hlm. 327 5 Ibid., hlm. 483 6 Linda L. Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Erlangga, 1998), hlm. 333 7 Ahmad Rofi’ ‘Usmani, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung : Pustaka, 2000), hlm.

229 8 Al-Qur’an al-Karim dan Terjemah, (Kudus : Menara Kudus, 2006), hlm. 591 9 Merle J. Moskowitz, General Psychology, (Boston: Houghton Miffin Company,

t.th.), hlm. 153

Page 26: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

14

interferes with information learned earlier.10 (interferensi retroaktif adalah

suatu peristiwa ketika informasi belajar yang kemudian mengganggu

informasi belajar yang terdahulu).

Dari beberapa pengertian tentang interferensi retroaktif di atas

dapat diambil kesimpulan bahwa secara harfiah interferensi retroaktif

berarti gangguan memori yang bekerja mundur sehingga mengganggu

kemampuan mengingat bahan pelajaran yang telah lalu. Sedangkan secara

istilah interferensi retroaktif berarti peristiwa melemahnya ingatan sebagai

akibat dari materi yang baru dipelajari mengganggu atau menghambat

pemanggilan kembali materi yang terdahulu dikarenakan bahan-bahan

yang dipelajari banyak persamaannya sehingga usaha untuk mengingat

materi yang lalu menjadi sulit.

2. Faktor Penyebab terjadinya Interferensi Retroaktif

Adapun faktor penyebab terjadinya interferensi retroaktif yaitu

sebagai berikut :

a. Kesan-kesan yang dicamkan tidak dibantu dengan penyuaraan.

b. Pikiran subyek tidak terkonsentrasi kepada kesan-kesan itu.

c. Teknik menghafal yang dipakai oleh subyek tidak efektif.

d. Subyek tidak menggunakan titian ingatan dalam menghafal.11

Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan bahwa faktor penyebab

terjadinya interferensi retroaktif karena adanya ketidaksadaran di saat

menghafal. Hal ini dikarenakan kondisi lelah dan jenuh dalam

menghafal.12

Menurut Nasution, faktor yang mempengaruhi terjadinya

interferensi retroaktif antara lain:

a. Banyaknya jumlah hal yang dihafalkan dalam waktu tertentu.

10 Camille B. Wortman, Psichology, (New York : Alfred A. Knopf, t.th), hlm. 181 11 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm. 29 12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 166

Page 27: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

15

b. Adanya kegiatan-kegiatan lain sesudah menghafal, yang merupakan

“interference” yang mengganggu apa yang diingat itu.

c. Lamanya waktu yang lewat setelah berlangsungnya aktivitas

menghafal, yang juga dapat mengandung kegiatan yang mengganggu.

d. Materi yang telah dihafalkan belum mantap atau belum kuat.

e. Terdapat kesamaan dalam rangkaian materi yang dihafalkan.

f. Misalnya teks lagu; “bangunlah-jiwanya, bangunlah badannya”.13

Sedangkan Hartati berpendapat bahwa masalah interferensi

retroaktif tidak lain dikarenakan tidak adanya atensi (perhatian) terhadap

materi yang telah dihafalkan. 14 Kurangnya kadar pengulangan juga

menjadi penyebab terjadinya interferensi retroaktif .15 Oleh karena itu,

terjadinya interferensi retroaktif dalam menghafal tergantung pada;

a. Apa yang diamati

b. Bagaimana situasi dan proses pengamatan itu berlangsung

c. Apakah yang terjadi dalam jangka waktu berselang itu, dan

d. Bagaimana situasi ketika berlangsungnya ingatan itu.16

3. Proses terjadinya Interferensi Retroaktif

Proses terjadinya interferensi retroaktif dapat dijelaskan sebagi

berikut;17 objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera

atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses

kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera

diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut dengan proses

fisiologis.

13 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2000), hlm. 161 14 Hartati, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 77 15 Nur Faizin, Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2001), hlm. 149 16 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 111 17 Ricard F. Thomson dan Stephen A. Madigan, MEMORY, (Jakarta: Trans Media,

2007), hlm. 114-116

Page 28: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

16

Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran

sehingga individu menyadari apa yang dilihat atau apa yang didengar, atau

apa yang diraba. Proses yang dalam otak atau dalam pusat kesadaran ini

disebut sebagai proses psikologis. Setelah individu menyadari tentang apa

yang dilihat, atau apa yang didengar atau apa yang diraba berarti telah

terjadi proses persepsi. Sebagai akibat dari adanya persepsi adalah

timbulnya repon.

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian. Hal tersebut karena

keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh suatu

stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagi macam stimulus yang

ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya.

Namun demikian, tidak semua stimulus mendapatkan respon

individu, karena tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.

Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

St St

St St

Fi Fi Fi Fi

St : Stimulus (faktor luar, termasuk lingkungan)

Fi : Faktor intern (faktor dalam, termasuk perhatian, minat, konsentrasi)

Sp : Struktur pribadi individu

Skema tersebut memberikan gambaran bahwa individu menerima

bermacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Tetapi tidak

semua stimulus akan diperhatikan atau akan diberikan respon. Di sini

berperannya perhatian sangat penting.

Respon terhadap apa yang dipersepsi itu masuk dalam ingatan, dan

dalam waktu yang singkat apa yang dipersepsi itu dapat ditimbulkan

kembali sebagai memory output. Ini yang disebut sebagai short-term

memory (memori jangka pendek).

Sp RESPON

Page 29: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

17

Namun di samping itu apa yang dipersepsi dapat pula tidak segera

ditimbulkan dalam alam kesadaran sebagai memori output, tetapi disimpan

dalam ingatan melalui encoding. Pada suatau waktu apabila diperlukan

melalu retrieval apa yang ada dalam gudang atau ingatan itu ditimbulkan

kembali sebagai memori output. Retrieval merupakan kebalikan dari

encoding, yaitu mencari informasi yang ada dalam gudang ingatan.

Dengan kata lain apa yang dipersepsi atau dipelajari itu disimpan dalam

ingatan dalam waktu yang lama, dan apabila dibutuhkan dapat ditmbulkan

kembali dalam alam kesadaran. Ini yang disebut sebagai long term

memory (memori jangka panjang).

Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di atas apabila seseorang

memasukkan sesuatu dalam ingatannya, adanya tahapan atau stage tertentu

dalam seseorang mengingat hal tersebut. Hal itu dapat dijelaskan dengan

salah satu model seperti dalam bagan berikut.

Memory output

Sensory Input

Short-term Long-term

memory memory

lupa Interferensi Retroaktif

Penyimpanan informasi dalam long-term memory (memori jangka

panjang) dapat berlangsung secara permanen. 18 Selain itu kapasitas

memori jangka panjang juga amat besar. Informasi atau kesan-kesan yang

tersimpan dalam long-term memory itu berdesak-desakan. Informasi atau

kesan-kesan yang lama akan terdesak oleh informasi atau kesan-kesan

18 Irwanto, Op.Cit., hlm. 149

Sensory Register

Rehearsal Guffer

A, A’, A”, etc

B, B’, B”, etc Etc Etc

Page 30: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

18

yang baru. Kesan-kesan yang lama karena terdesak oleh informasi atau

kesan-kesan yang baru, maka terdorong kea lam ambarng sadar, dan

akhirnya mengendap ke dalam alam bawah sadar. 19 Jika tidak segera

dilakukan pengulangan maka kesan-kesan yang telah tersimpan dalam

long-term memory (memori jangka panjang) akan melemah dan menjadi

samara-samar atau kabur kemudian rusak sejalan dengan waktu.20

Pada suatu saat ketika akan dilakukan pemanggilan kembali kesan-

kesan tersebut setelah memasukkan kesan-kesan yang baru di mana kesan-

kesan yang lama dengan kesan-kesan yang baru terdapat kesamaan,

sehingga yang keluar selalu kesan-kesan yang baru dan usaha mengingat

kesan-kesan yang lama menjadi sulit maka terjadilah Interferensi

Retroaktif.

Berikut ini model eksperimen interferensi retroaktif:21

Kelompok I Belajar A Istirahat Mengingat kembali A

Kelompok II Belajar A Belajar B Mengingat B

B. Menghafal Al-Qur’an

1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an

Menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi di

dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksi (diingat) kembali

secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Menghafal merupakan

proses mental untuk mencamkan dan menyimpan kesan-kesan, yang

nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali ke alam

sadar.22

Menurut etimologi, kata “menghafal” berasal dar kata dasar “hafal”

yang dalam bahasa Arab dikatakan al-hifdz dan memiliki arti ingat. 23

19 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), hlm.

65 20 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta : ANDI, 2004), hlm. 90 21 Ricard F. Thompson dan Stephen A. Madigan, Op.Cit., hlm. 115 22 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 29 23 Muhammad Idris al-Marbawy, Kamus Idris al-Marbawy, (Indonesia : Dar Ihya’ al-

Kutub al-“Arabiyah, t.th.), hlm. 140

Page 31: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

19

Maka kata menghafal juga dapat diartikan dengan mengingat. Mengingat,

menurut Wasty Soemanto berarti menyerap atau meletakkan pengetahuan

dengan jalan pengecaman secara aktif. 24 Sedangkan menurut Irwanto,

mengingat adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat

digunakan lagi di masa yang akan datang. 25 Muhibbin Syah

mendefinisikan menghafal sebagai proses mental yang meliputi

pengkodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi dan

pengetahuan.26

Dalam pandangan terminologi, istilah menghafal ini mempunyai

arti sebagai, tindakan yang berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar

selalu ingat. 27 Sedangkan istilah menghafal yang dimaksudkan oleh

penulis di sini adalah menghafal Al-Qur’an (kitab suci agama Islam) yaitu

dengan menghafalkan semua surat dan ayat yang terdapat di dalamnya

untuk kemudian dapat mengucapkan dan mengungkapkannya kembali

secara lisan pada semua surat dan ayat tersebut, sebagai aplikasi

menghafal Al-Qur’an.

2. Dasar, Tujuan dan Hikmah Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu sikap dan aktivitas yang

mulia, dengan menggabungkan Al-Qur’an dalam bentuk menjaga serta

melestarikan semua keaslian Al-Qur’an baik dari tulisan maupun pada

bacaan dan pengucapan atau teknik melafalkannya. Sikap dan aktifitas

tersebut dilakukan dengan dasar dan tujuan sebagai berikut:

a. Dasar Menghafal Al-Qur’an

Dalam Fiqih dikatakan bahwa menghafal Al-Qur’an hukumnya

adalah “wajib kifayah bagi umat Islam”. 28 Sehingga apabila ada

24 Wasty Soemanto, Op.Cit., hlm. 28 25 Irwanto, Op.Cit., hlm. 142 26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 160 27 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta : Balai Pustaka, 1998), hlm. 291 28 Aunur Rafiq Shalih Tamhid, Apa itu Al-Qur’an , terj. Imam as-Suyuthi, (Jakarta :

Gema Insani Press, Cet. 6, 1992), hlm. 83

Page 32: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

20

sejumlah orang yang menghafalkan Al-Qur’an dengan mencapai

jumlah muttawatir (mencakup semua bilangan ayat dan surat yang ada

dalam Al-Qur’an), maka gugurlah kewajiban tersebut dari yang

lainnya.

Pada sisi yang lain, Rasulullah Saw merupakan “hafiz

(penghafal) Al-Qur’an pertama kali dan merupakan contoh paling baik

bagi para sahabat dalam menghafalnya”.29 Oleh karena Rasululah Saw

memberikan contoh dalam sikap beliau dengan wujud menghafalkan

Al-Qur’an, maka tindakan menghafal Al-Qur’an yang dilakukan oleh

umat Rasulullah Saw baik sejak beliau masih hidup maupun sampai

sekarang, juga merupakan sunnah yang diikuti dari beliau.

b. Tujuan Menghafal Al-Qur’an

Kaum msulimin baik dalam wajib kifayah maupun sunnah,

dalam mengahafal Al-Qur’an dikarenakan dengan dilatarbelakangi

oleh beberapa tujuan, yang diantaranya ialah:

1) Agar tidak terjadi penggantian atau pengubahan pada Al-Qur’an,

baik pada redaksionalnya (yaitu pada ayat-ayat dan suratnya)

maupun pada bacaannya. 30 Sehingga Al-Qur’an tetap terjamin

keasliannya seperti segala isinya sebagaimana ketika diturunkan

Allah dan diajarkan oleh Rasulullah Saw.

2) Agar dalam pembacaan Al-Qur’an yang diikuti dan dibaca kaum

muslimin tetap dalam satu arahan yang jelas sesuai standar yaitu

mengikuti ahli qiraat yang mutawatir31, (yaitu mereka yang telah

menerima periwayatannya melalui periwayatan yang jelas dan

lengkap yang termasuk dalam qiraat sab’ah sesudah sahabat yang

terdiri dari “Nafi’ bin Abdur Rahman di Asfahan, Ibnu Katsir di

Makkah, Abu Amr di Basrah, Abdullah bin Amir al-Yahshaby di

29 Mudzakir, AS., Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an , terj. Manna Khalil al-Qattan, (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, Cet. 4, 1998), hlm. 179

30 Bambang Saiful Ma’arif, Teknik Menghafal Al-Qur’an, terj. Abdurrab Nawabuddin, (Bandung : Sinar Baru, 1991), hlm. 19

31 Tajul Arifin, Kajian Al-Qur’an di Indonesia, terj. Howard M. Federspiel, (Bandung : Mizan, Cet. 2, 1996), hlm. 200

Page 33: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

21

Damaskus, Asm bin Abi Najwad di Kufah, hamzah bin Habib At

Taimy di Halwa dan Al-Kisai di Kuffah.”32

Adapun yang dimaksud dengan qira’ah sab’ah menurut

Muhammad Ali Ash Shabuny, ialah:

33اليمن إن السبعة هي لغة قريش وهذيل وثقيف وهوازن وكناية وتميم و

Tujuh qira’at tersebut ialah pengucapannya orang Quraisy, orang Huzail, orang TsAl-Qur’anif, orang Hawazim, orang Kinayah, orang Tamim dan orang Yaman.

3) Agar kaum muslimin yang sedang menghafal Al-Qur’an atau yang

telah menjadi hafiz (penghafal Al-Qur’an) dapat mengamalkan Al-

Qur’an, berperilaku dan berakhlak sesuai dengan isi Al-Qur’an.34

c. Hikmah Menghafal Al-Qur’an

Dalam menghafal Al-Qur’an terdapat beberapa hikmah yang

dapat diperoleh bagi para penghafal Al-Qur’an (hafiz) sebagaimana

yang disebutkan oleh Abdurrab Nawabuddin yaitu:

1) Kemenangan di dunia dan akhirat, jika disertai dengan amal saleh

dan menghafalnya.

2) Tajam ingatannya dan cemerlang pemikirannya.

3) Bahtera ilmu.

4) Memiliki identitas yang baik dan berperilaku yang jujur.

5) Fasih berbicara, ucapannya benar dan dapat mengeluarkan fonetik

Arab dari landasannya secara tab’i (alami).35

3. Syarat Menghafal Al-Qur’an

Sebelum memulai untuk menghafal Al-Qur’an, seorang penghafal

hendaknya memenuhi beberapa syarat yang berhubungan dengan naluri

insaniyah. Adapun syarat-syarat tersebut sebagai berikut:

32 Aunur Rafiq, Op.Cit., hlm. 76-79 33 Muhammad Ali Ash Shabuny, Al-Tibyan fi Ulum Al-Qur’an, (Jakarta : Dinamika

Berkah Utama, 1930 H), hlm. 210 34 Bambang Syaiful Ma’arif, Op.Cit, hlm. 16 35 Ibid., hlm. 27

Page 34: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

22

a. Persiapan pribadi (menata niat)

Diantara persiapan pribadi yakni niat yang ikhlas dari calon

penghafal, keinginan, motivasi dan usaha keras serta tanpa adanya

paksaan dari siapa pun.36 Sebab jika hal ini sudah benar-benar tertanam

di lubuk hati, tentu saja segala macam kesulitan yang menghalanginya

akan dapat ditanggulangi dengan mudah.

Dengan demikian niat atau motivasi dalam menghafal Al-Qur’an

merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki.

الح يطلق فقد على صطا) دافع(فكلمة , يجلا من ناحيه املعىن السكوأمة أو الباطنية والدوافع ذا املعىن اخلص عبارة عن قوة داخليالبواعث الذاتية

37اخل الفردونقصد بذالك إنه ينشأ د, موجهة

Dalam psikologi, motivasi adalah salah satu istilah yang digunakan untuk mendorong, baik dorongan yang bersifat fisik maupun psikis. Motivasi dalam arti khusus merupakan ungkapan kekuatan dalam (psikis) yang tampak. Maksudnya motivasi tersebut tumbuh dalam pribadi seseorang.

Dalam sebuah hadis Rasulullah menjelaskan bahwa perbuatan

sangat ditentukan oleh niat.

ل با النيات وانما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إىل اعما األ منإ او يصيبهارسوله فهجرته إلى اهللا ورسوله ومن كانت هجرته لدنيااهللا و38)متفق عليه(ة ينكحها فهجرته الى ما هاجر اليه امرأ

Dari hadits di atas diketahui bahwa niat merupakan titik tolak

permulaan dalam segala amal. Niat yang ikhlas mempunyai peranan

yang sangat penting dalam menghafal Al-Qur’an karena sebagai motor

dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan yakni menghafal Al-Qur’an.

36 Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Bandung : Mujahid, 2004), hlm. 52

37 Musthafa Fahmi, Stikulujah al-Ta’lim, (Mesir : Maktabah Misriyah, t.th), hlm. 136 38 Abi ‘Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhori, Matan Masykul al- Bukhori,

(Libanon : Darul Fikr, t.th), hlm. 156

Page 35: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

23

b. Bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar

Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode menghafal,

seharusnya ia terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar

bacaannya. 39 Di dalam menghafal Al-Qur’an, diutamakan memiliki

kemampuan baca yang benar dan baik. Suatu bacaan itu rata dan

diutamakan berlagu (berirama). Dengan demikian, Insya Allah akan

menghasilkan suatu hafalan yang benar dan baik pula.40

c. Memiliki keteguhan dan kesabaran

Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat

penting bagi orang yang sedang menghafal Al-Qur’an. Hal ini

disebabkan karena dalam proses menghafal Al-Qur’an akan banyak

sekali ditemui berbagai macam kendala, mungkin jenuh, mungkin

gangguan lingkungan karena bising atau gaduh, mungkin gangguan

batin atau mungkin karena menghadapi ayat-ayat tertentu yang

dirasakan sulit menghafalnya.41

d. Istiqomah

Yang dimaksud dengan istiqomah yaitu konsisten, yakni tetap

menjaga keajegan dalam proses menghafal Al-Qur’an. 42 Menghafal

Al-Qur’an harus istiqomah dalam arti memiliki kedisiplinan baik

disiplin waktu, tempat maupun disiplin terhadap materi-materi hafalan.

Sang penghafal hendaknya tak mersa bosan dalam mengulang-ulang

hafalan. Sang penghafal dianjurkan memiliki waktu-waktu khusus,

baik untuk menghafal materi baru maupun untuk mengulang

(muraja’ah/takrir)yang waktu tersebut tidak boleh diganggu oleh

kepentingan lain.43

39 Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000),

hlm. 54 40 Ilham Agus Sugianto, Op.Cit., hlm. 53 41 Ahsin W., Op.Cit., hlm. 50 42 Ibid., hlm. 51 43 Mahbub Junaidi, Menghafal Al- Qur’an Itu Mudah, (Solo : CV Angkasa, 2006),

hlm. 154

Page 36: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

24

e. Menjauhkan diri dari maksiat dan sifat-sifat tercela

Perbuatan maksiat dan perbuatan yang tercela merupakan suatu

perbuatan yang harus dijauhi karena keduanya mempunyai pengaruh

besar terhadap perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati

sehingga akan menghancurkan istiqomah dan konsentrasi yang telah

terbina dan terlatih sedemikian bagus44.

f. Izin orang tua, wali atau suami

Hal ini juga ikut mendukung dalam keberhasilan penghafal Al-

Qur’an. Dengan izin mereka, maka sang penghafal akan dapat dengan

leluasa memanfaatkan waktunya untuk menghafal Al-Qur’an.45

g. Sanggup memelihara hafalan

Al-Qur’an boleh jadi dikatakan mudah dihafal. Namun juga

sangat mudah hilang jika tanpa adanya pemeliharaan. Oleh karena itu

perlu adanya pemliharaan hafalan. Bilamana tidak, maka akan sia-sia

dalam usaha dalam mengahafal Al-Qur’an.46

h. Memiliki mushaf sendiri

Di dalam proses menghafal Al-Qur’an usahakan mempunyai

mushaf sendiri, tidak ganti-ganti mulai awal menghafal hingga khatam.

Agar bilamana ada kesalahan dalam menghafal atau ada kesamaan

ayat, dapat digaris bawahi sebagai tanda. Al-Qur’an yang biasa

digunakan oleh para penghafal adalah “Al-Qur’an Bahriyah” atau yang

sering disebut dengan “Al-Qur’an sudut” (Al-Qur’an pojok). Yakni Al-

Qur’an yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri.

Adapun ciri tersebut diantaranya; awal halaman pasti awal ayat,

akhir halaman pasti akhir ayat, setiap juz terdiri dari 20 halaman dan

setiap halaman tediri dari 15 baris. Al-Qur’an tersebut biasanya

diterbitkan di negara-negara Timur Tengah atau yang sudah diterbitkan

di Indonesia diantaranya terbitan “Menara Kudus”. Al-Qur’an

semacam ini sangat diperlukan dalam rangka proses menghafal.

44 Ahsin W, Op.Cit., hlm. 52 45 Ilham Agus Sugianto, Op.Cit., hlm. 53 46 Ibid., hlm. 54

Page 37: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

25

Karena biasanya yang sering terjadi, seorang penghafal mengingat-

ingat letak maupun posisi ayat yang dihafalkannya, apakah terletak

pada bagian kanan mushaf atau bagian kiri, pada pojok atas atau

bawah.47

4. Problematika dalam menghafalkan Al- Qur’an

Ilham Agus Sugianto menyebutkan bahwa problematika dalam

menghafal Al- Qur’an yaitu:48

a. Ayat-ayat yang sudah dihafalkan lupa lagi

b. banyak ayat serupa tetapi tidak sama

c. gangguan asmara

d. sukar menghafal

e. melemahnya semangat menghafal Al-Qur’an

f. tidak istiqomah

Ahsin menambahkan bahwa banyaknya kesibukan juga merupakan

problematika dalam menghafalkan Al-Qur’an.49 Sedangkan Abdul Aziz

mengelompokkan problematika menghafalkan Al-Qur’an menjadi dua:50

a. Problematika internal yang antara lain:

1) Kurang berminat

2) Tidak adanya perhatian terhadap hafalan Qur’an

3) Cinta dunia dan terlalu sibuk dengannya

4) Tidak dapat merasakan kenikmatan Al-Qur’an

5) Hati yang kotor dan terlalu banyak maksiat

6) Tidak sabar, malas berputus asa

7) Semangat dan keinginan yang lemah

8) Niat yang tidak ikhlas

9) Lupa

47 Ibid., hlm. 55 48 Ilham Agus Sugianto, Op.Cit., hlm. 103 49 Ahsin W., Op.Cit., hlm. 41 50 Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, (Bandung :

Syaamil Cipta Media, 2004), hlm. 64-80

Page 38: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

26

b. Problematika eksternal yang diantaranya;

1) Tidak mampu membaca dengan baik.

2) Penghafal yang tidak mampu membaca dengan baik dan belum

lancar, akan merasakan dua beban ketika menghafal, beban

membaca dan beban menghafal.

3) Tidak mampu mengatur waktu

4) Pengulangan yang sedikit

5) Tidak ada muwajjih (pembimbing)

6) Tasyabuhul ayat (ayat-ayat yang mirip dengan ayat yang lain).

C. Hubungan Interferensi Retroaktif dengan Menghafal Al-Qur’an

Adapun hubungan interferensi retroaktif dengan menghafal Al-Qur’an

adalah interferensi retroaktif sebagai problematika dalam menghafal Al-

Qur’an. Pada dasarnya interferensi retroaktif adalah peristiwa terdesaknya

materi yang terdahulu karena terhambat oleh adanya materi yang baru,

disebabkan oleh bahan-bahan atau materi-materi yang sudah dalam memori.51

Interferensi retroaktif merupakan gangguan dalam menghafal

(cramming)¸termasuk menghafal Al-Qur’an. Interferensi retroaktif dalam

menghafal Al-Qur’an mengakibatkan hafalan Al-Qur’an yang semula baik dan

lancar tetapi pada suatu saat hafalan tersebut hilang dari ingatan. Hal ini

terlihat ketika seorang penghafal Al-Qur’an sedang memperdengarkan ayat,

mereka sering keliru antara ayat yang satu dengan ayat lain yang mirip.

Padahal terdapat pada surah yang berbeda. Ketika memperdengarkan ayat

berlangsung, mereka tidak sadar berpindah atau menyambung pada surah yang

lain. Tentunya hal ini disebabkan karena banyaknya ayat-ayat yang serupa

dalam Al-Qur’an selain itu juga didukung oleh sedikitnya pengulangan

(rehearsal)¸ tidak adanya konsentrasi waktu membaca hafalan, kurangnya

perhatian (atensi) terhadap hafalan dan faktor-faktor penyebab yang lainnya.

Dengan demikian interferensi retroaktif dalam menghafal Al-Qur’an

yang dimaksudkan penulis adalah suatu kondisi dimana para penghafal Al-

51 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hlm. 113

Page 39: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

27

Qur’an mengalami kekeliruan dalam mengingat dan mereproduksi hafalan

lama karena adanya kemiripan bunyi ayat dengan hafalan baru, sehingga yang

keluar selalu bunyi ayat yang baru dihafal. Pendek kata, “salah ucap”.

Problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur’an berawal

dari pelekatan hafalan ayat-ayat yang serupa belum mencapai kemapanan.

Selain itu, kesibukan yang terus menerus menyita perhatian, tenaga dan waktu

sehingga tanpa disadari telah mengabaikan upaya untuk memelihara hafalan

terhadap al-Qur’an. Ayat-ayat yang terlalu lama ditinggalkan jika tidak segera

dilakukan pengulangan maka akan melemah dan menjadi samar-samar atau

kabur kemudian rusak atau hilang sejalan dengan waktu.

Seiring dengan bertambahnya hafalan baru maka sudah seharusnya

hafalan yang lama harus lebih dimantapkan atau diperkuat. Akan tetapi jika

hafalan yang lama sifatnya kabur atau samar-samar, maka penghafal al-Qur’an

akan merasa kesulitan dan mengalami kekeliruan dalam menghadapi ayat-ayat

yang mirip bunyinya.

Sehingga biasanya ketika ingin membaca kembali (nderes) hafalan

lama justru yang selalu muncul atau terucap adalah hafalan baru yang memiliki

kesamaan bunyi ayat dengan hafalan lama. Maka terjadilah interferensi

retroaktif dalam menghafal al-Qur’an yang mengakibatkan para penghafal al-

Qur’an mengalami kesalahan atau kekeliruan melanjutkan bacaan berikutnya.

D. Upaya Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam Menghafal al-Qur'an

Di balik adanya problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-

Qur’an maka perlu adanya upaya untuk mengatasinya. Sebagaimana pendapat,

ahli psikologi Margaret W. Matlin yang dikutip oleh Desmita, menyebutkan

empat macam strategi penting untuk mengatasi problem interferensi retrokatif,

yaitu: pengulangan (rehearsal), pengelompokkan (organization), pembayangan

(imagery), pemunculan kembali (retrieval).52

52 Desmita, Psikologi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 158

Page 40: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

28

1. Pengulangan (rehearsal)

Pengulangan (rehearsal) adalah salah satu strategi mengatasi

interferensi retroaktif dengan cara menglangi, berkali-kali materi setelah

dihafal.53 Dalam hal ini adalah ayat-ayat yang sudah dihafal fokusnya pada

ayat-ayat yang serupa al-Qur’an menggmbarkan pentingnya pengulangan

dalam surah al-Dzariyat:

الذكرى فإن وذكر فعمنني تنؤ٥١ : الذاريات (الم(

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin. (QS. Al-Dzariyat: 55).54

Ketika membaca ayat yang satu, pindah (menyambung) pada ayat

yang lain karena ayat tersebut mirip, hal ini dapat diperbaiki dengan

mengulang dua kalimat dari masing-masing ayat yang terlupa tadi, berkali-

kali hingga benar. Pengulangan ayat yang terlupa tidak boleh kurang dari

sepuluh kali.55 Lebih banyak pengulangan lebih baik.

Semakin banyak pengulangan maka semaki kuat pelekatan hafalan

dalam ingatan. 56 Penguatan akan lebih terwujud lagi dengan cara

overlearning (belajar lebih), maksudnya meskipun ayat yang dihafal sudah

lancar dan dikuasai akan tetapi masih terus diulang-ulang sebagai upaya

penguatan.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kita akan mengingat

suatu informasi lebih lama setiap kali kita mengulanginya. Jika kita ingin

mengingat sesuatu yang baru, maka harus segera mengulangi lagi setelah 24

jam, lalu setelah satu minggu, satu, setelah dua minggu, setelah satu hulan

dan setelah 6 bulan. Setelah itu kita akan mampu mengingatnya terus jika

kita mengulanginya lagi setiap bulan. Ketika mengulangi, ucapkanlah

53 Ibid. 54 Al-Qur’an al Karim dan Terjemah, Op.Cit., hlm. 523 55 M. Taqiyul Islam Qori, Cara Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta : Gema Insani,

1998), hlm. 27 56 Mahesh Kapadia, Memperkuat Memori, (Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer, 2006),

hlm. 39

Page 41: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

29

dengan suara keras. Hal ini akan menambah asosiasi indra terhadap hal

tersebut sehingga akan mendapatinya lebih mudah untuk diingat.57

Lisan pun akan membentuk gerak refleks sehingga seolah-olah ia

tidak berfikir lagi untuk melafalkannya. Dengan banyaknya pengulangan

maka pola hafalan dalam ingatan semakin mencapai tingkat kemapanan

yang baik. 58 Dengan kata lain, tingkat pengulangan menentukan

keberhasilan. Ketekunan dan kesabaran sangat diperlukan dalam hal ini.

2. Pengelompokkan (organization)

Maksud kiat pengelompokkan ialah menata ulang item-item menjadi

kelompok-kelompok kecil yang memiliki signifikansi dan lafal yang sama

atau sangat mirip.59

Ketika menghafal, kemudian menemukan ayat-ayat yang mirip maka

ayat-ayat yang mirip tersebut ditulis dalam catatan khusus kemudian

dikelompokkan, bisa juga dengan menggunakan tabel. Melalui tabel

tersebut, kemudian dicatat ayat yang mirip itu terdapat pada halaman berapa,

surat apa, juz berapa dan ayat keberapa. Setelah itu dibandingkan, dicari

perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya. Dengan melihat hasil

pengelompokkan dari tabel tersebut akan terlihat kalimat apa yang sama dan

kalimat apa yang berbeda.60

Ayat-ayat yang serupa harus mendapatkan perhatian khusus agar

tidak terjadi kesalahan berulang kali dalam membacanya. Salah satu bentuk

perhatian (atensi) itu adalah dengan mencatatnya. Alasan utama untuk

mencatat adalah meningkatkan daya ingat.61

Al-Qur’an juga telah mendorong kita agar menggunakan indra

penglihatan untuk memperhatikan perbedaan-perbedaan antar segala

sesuatu. Atas dasar ini kita dapat menggunakan indra penglihatan sebaik-

57 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung : KAIFA,

2003), hlm. 240 58 Ahsin W., Op.Cit., hlm. 67 59 Desmita, Op.Cit., hlm. 159 60 Ablah Jawwad Al-Harsy, Kecil-kecil Hafal Al-Qur’an, (Jakarta : Hikmah, 2006),

hlm. 158 61 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Op.Cit., hlm. 167

Page 42: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

30

baiknya untuk memperhatikan perbedaan-perbedaan antara ayat-ayat yang

mirip. Sehingga tidak terjadi percampuran dalam menghafal ayat-ayat

tersebut. Penggunaan indra penglihatan untuk menghafal ayat-ayat tersebut

bisa diaplikasikan dengan menuliskan dua ayat yang serupa dan

memperhatikan perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya melalui

TULISAN.62

Para psikolog, menyebutkan bahwa menulis atau mencatat poin-poin

penting yang ingin dihafalkan oleh seseorang dapat meningkatkan kesadaran

untuk berkosentrasi dalam menentukan perbedaan-perbedaan. 63 Kegiatan

menulis dan mencatat disamping dianggap sebagai latihan bagi kemapuan-

kemampuan akal, juga merupakan media yang ampuh untuk memperkuat

ingatan.64

Strategi pengelompokkan, sebagai upaya mengatasi interferensi

retroaktif ini lebih sering digunakan karena perbedaan-perbedaan yang ada

dalam ayat-ayat yang serupa selain terlihat jelas juga mudah diingat.

Memahami pengertian, kisah atau asbabun nuzul yang terkandung

dalam ayat-ayat yang mirip merupakan unsur yang sangat mendukung dalam

upaya mengatasi problem interferensi retroaktif ini. Pemahaman itu sendiri

akan lebih memberi arti bila didukung dengan pemahaman terhadap makna

kalimat, tata bahasa dan struktur kalimat dalam suatu ayat.65

Dengan demikian maka penghafal yang menguasai bahasa Arab dan

memahami struktur bahasanya, akan dengan mudah mengatasi problem

interferensi retroaktif ini.

Selain itu bisa dengan cara sering menelaah atau mempelajari kitab-

kitab yang khusus membahas mengenai berbagai jenis ayat-ayat yang

serupa. Diantaranya yang cukup popular:

62 Abdurrahman Abdul Kholiq, Bagaimana Menghafal Al-Qur'an , (Jakarta : Pustaka

Al Kautsar, 2006), hlm. 21 63 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), hlm. 26 64 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1995), hlm. 111 65 Ahsin W., Op.Cit., hlm. 70

Page 43: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

31

1) Darurat At-Tanzil wa Ghurrat Al-Ta’wil dil Bayan Al-Ayat Al-

Mutasyabihat fil Kitabillah Al-Aziz, karya Al-Kitab Al-Iskafi.

2) Asrar Al-Tikrar fil Al-Qur’an, karya Mahmud bin Hamzah bin Nashir

Al-Karmani.66

3. Pembayangan (imagery)

Yaitu tipe strategi dengan karakteristik pembayangan dari seseorang.

Maksud pembayangan di sini adalah penggunaan gambaran mental. Dari

hasil pencitraan mental visual pada memori kognisi manusia.67

Strategi ini digunakan karena biasanya yang sering terjadi, seorang

penghafal mengingat-ingat letak maupun posisi ayat-ayat yang serupa,

apakah terletak pada bagian kanan mushaf atau bagian kiri; pada pojok atas

atau bawah, ataukah terletak pada pertengahan. Oleh karena itu

menggunakan satu jenis mushaf menjadi sangat penting

Hal ini perlu diperhatikan, karena dengan bergantinya penggunaan

satu mushaf kepada mushaf yang lain akan membungungkan pola hafalan

dalam bayangannya.68 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek

visual sangat mempengaruhi dalam pembentukan pola hafalan.

Cara kerja strategi ini adalah dengan memberikan tanda-tanda visual

pada ayat-ayat yang memiliki kemiripan bunyi.69 Misalnya dengan memberi

garis bawah (underlining) dengan warna tinta yang kontras agar tampak

sangat berbeda dengan ayat yang lain sehingga mudah diingat. Selain itu

juga bisa dengan cara memberi catatan pinggir pada al-Qur’an yang dipakai

untuk menghafal bahwa ayat tersebut sama dengan halaman berapa, atau

surat apa, juz berapa.70

Kiat ini dipandang cukup strategis karena para penghafal al-Qur’an

bisa langsung mengetahui letak ayat yang memiliki kemiripan dengan ayat

66 Abdurrahman Abdul Kholiq, Op.Cit., hlm. 32-33 67 Desmita, Loc.Cit. 68 Anas Ahmad Karzun, 15 Kiat Menghafal Al-Qur'an, (Jakarta : PT. Mizan Publika,

2004), hlm. 43 69 Raghib as-Sirjani, Cara Cerdas Menghafal Al- Qur’an, (Solo: AQWAM, 2007),

hlm. 101 70 Ilham Agus Sugianto, Op.Cit., hlm. 105

Page 44: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

32

lain. Hal ini didasarkan pada metode lokasi yang mengaktifkan pada

penggunaan ingatan pandangan (the mind’s eye). Kemampuan kita untuk

memvisualisasikan objek-objek dan tempat-tempat dengan membentuk

gambaran mental perlu ditingkatkan. Penggunaan gambaran mental sebagai

alat bantu mengingat ini merupakan fungsi-fungsi penting pencitraan mental

visual pada memori dan kognisi manusia.71

Akan lebih baik lagi apalagi dibantu dengan tanda-tanda visual

dengan warna yang kontras, yang dapat mengingatkan langsung bahwa ayat

yang bertanda itu sering membuat kesalahan atau kekeliruan. Dengan

demikian ketika mengulang hafalan lama, melalui stretegi pembayangan ini,

para penghafal al-Qur’an bisa membayangkan tanda tersebut. Sehingga lebih

berhati-hati dan konsentrasi penuh saat membaca ayat-ayat yang serupa itu.

4. Pemunculan kembali (retrieval)

Retrieval merupakan strategi yang digunakan sebagai upaya untuk

mengatasi problem interferensi retroaktif. Retrieval adalah proses

mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan.72

Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah mengulang kembali hafalan-

hafalan lama. Aplikasi dari strategi ini dapat dilakukan dengan tekun

memperdengarkan atau mendengarkan bacaan orang lain, bisa dengan cara

saling simak-menyimak (mudarosah) secara tartil bersama teman. 73

Mendengarkan kaset-kaset murotal sambil menirukan juga bisa dilakukan.74

Aktivitas-aktivitas tersebut memberikan arti yang besar sekali

terhadap pelekatan hafalan. Disamping itu cara ini mempunyai arti ganda,

yakni untuk mencocokkan ayat-ayat yang dihafal dengan ayat-ayat yang

didengar atau dibaca. Jika ada kekeliruan dalam membaca ayat-ayat yang

serupa maka bisa langsung diketahui. Ayat-ayat yang terlupa tadi harus

diulang-ulang sampai benar (tidak ada yang salah) agar tidak terlupa lagi di

kemudian hari.

71 Ricard F. Thomson dan Stephen A. Madigan, Op.Cit., hlm. 44 72 Desmita, Op.Cit., hlm. 160 73 Mahbub Junaidi, Op.Cit., hlm. 141 74 Anas Ahmad Karzun, Op.Cit., hlm. 45

Page 45: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

33

BAB III

INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM MENGHAFAL AL-QUR'AN

DAN UPAYA MENGATASINYA DI PONDOK PESANTREN

TAHAFUZUL QUR’AN PURWOYOSO NGALIYAN SEMARANG

A. Profil Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan

Semarang

1. Sejarah Berdirinya PPTQ

Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an berdiri atas inspirasi dari KH.

Abdullah Umar, AH. Menurut cerita, konon rumah yang dijadikan sebagai

pondok pesantren itu adalah milik seorang penghulu yang bernama

Ramelan yang telah lama dihuni oleh fakir miskin yang tidak jelas arah

tujuan hidupnya. Rumah tersebut terletak hanya sekitar beberapa meter

dari Masjid Besar Kauman Semarang. Melihat hal itu, kemudian KH.

Abdullah Umar, AH mempunyai gagasan untuk membeli rumah tersebut

dengan maksud tujuan untuk menjadikan rumah tersebut sebagai pondok

pesantren yang khusus untuk menghafalkan al-Qur'an. Yang menjadi

alasannya adalah bahwa beliau sangat menyayangkan apabila rumah yang

letaknya tidak jauh dari masjid itu hanya digunakan untuk hal-hal kurang

bermanfaat. Jadi alangkah lebih baik lagi apabila digunakan untuk hal-hal

yang lebih bermanfaat yaitu untuk meramaikan dan memakmurkan masjid

dengan ayat-ayat suci al-Qur'an, karena selain meramaikan masjid dan

memakmurkan masjid berarti juga sekaligus melestarikannya.

Tujuan lain dari gagasan tersebut adalah untuk membantu para

santri yang sungguh-sungguh berkeinginan dan bercita-cita ingin

menghafal al-Qur'an tetapi terbentur biaya (dalam arti tidak ada biaya

untuk melanjutkan pondok), maka di tempat inilah nantinya mereka bisa

melanjutkannya. Akhirnya karena maksud dan tujuannya sangat mulia

tersebut, akhirnya pemilik rumah mengizinkan kalau rumah tersebut dibeli

oleh KH. Abdullah Umar, AH.

Page 46: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

34

Kemudian pada tahun 1972, berdirilah pondok pesantren tersebut

yang kemudian diberi nama Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an (PPTQ),

dimana KH. Abdullah Umar, AH sendirilah yang bertindak sebagai tenaga

pengajarnya. Jumlah santri pertama kali pada waktu itu ada sekitar 20

orang dan kesemuanya adalah putra yang dahulunya bertempat di rumah

penghulu tersebut.

Pada tahun 1973, baru pertama kalinya Pondok Pesantren

Tahafuzul Qur’an menerima santri putri yang jumlahnya juga tidak lebih

dari santri putra. Untuk santri putri mengambil tempat di kampung Malang

tetapi itu hanya sementara karena pada tahun 1985, semua berpindah ke

belakang Masjid Besar Kauman Semarang.

Sejak saat itu banyak santri yang berdatangan dari berbagai daerah.

Di tahun pertama kebanyakan mereka berasal dari Jawa Tengah, antara

lain dari Kabupaten Demak, Purwodadi, Salatiga dan sekitarnya. Tetapi di

tahun-tahun berikutnya semakin meluas dan tidak hanya dari Jawa Tengah

saja melainkan dari Jawa Barat, Jawa Timur bahkan ada juga yang berasal

dari luar Jawa.

Selanjutnya dalam usaha untuk mengembangkan Pondok Pesantren

Tahafuzul Qur’an ini, KH. Abdulah Umar, AH., menambah bangunan

gedung di Jl. Raya Ngaliyan – Boja yang kemudian mulai Oktober 1991,

gedung tersebut sudah dapat ditempati oleh santri putri, sedangkan yang

semula ditempati oleh santri putri kini ditempati oleh santri putra.1

Sejak tahun 2000, pondok pesantren ini baru menerima santri

mahasiswa yang berminat untuk belajar dan menghafal al-Qur'an karena

santri pondok semakin lama semakin berkurang dan pondok pun menjadi

kelihatan sepi. Maka untuk meramaikan dan menghidupkannya kembali,

pondok pesantren memerlukan santri yang lebih banyak, sehingga mulai

tahun itulah pondok pesantren dibuka untuk para santri mahasiswa

meskipun sebelumnya KH. Abdullah Umar, AH beranggapan bahwa santri

mahasiswa yang mondok di sini tidak bersungguh-sungguh dalam

1 Data diambil dari dokumen berupa buku induk PPTQ

Page 47: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

35

menghafal al-Qur'an sehingga tidak diizinkan bertempat tinggal di pondok

ini.

Karena letak gedung santri putra dan putri yang terpisah jauh,

maka untuk mengurusnya beliau mempercayakan Gus Musthofa adik laki-

lakinya untuk mengurus dan mengasuh, sedangkan pondok putri beliau

serahkan pada putra beliau, KH. Azka, AH. Semakin lama jumlah santri

yang mondok semakin banyak.2

Pada awal tahun 2006 pengasuh pondok putri KH. Azka, AH

meningggal dunia dan sebagai penggantinya adalah istri beliau yaitu Siti

Jamzatur Rahmah, AH. Namun pada tahun 2007 pengasuh pondok putri

adalah KH. Muhibbin selaku menantu dari KH Abdullah Umar, AH.

Sekarang ini mayoritas santri PPTQ adalah dari kalangan mahasiswa.

Demikianlah keadaan dan sejarah Pondok Pesantren Tahafuzul

Qur`an yang mempunyai letak geografis dan lokasi pondok yang terbagi

menjadi dua tempat yaitu ; pertama di belakang Masjid Agung Kauman

Semarang sebelah utara sebagai pondok pesantren Qur`an bagian putra dan

yang kedua di Segaran Baru RT 03 RW Purwoyoso Ngaliyan Semarang

sebagai pondok pesantren TahafuZul Qur`an bagian putri. Dalam hal ini

yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah khusus bagian putri yang

berlokasi di Kelurahan Purwoyoso Ngaliyan Semarang.3

2. Kondisi Ustadz

Ustad (guru) memegang peranan yang sangat menentukan dalam

proses kegiatan belajar mengajar. Para ustadz menjadi tumpuan bagi para

santri untuk memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi. Selain

itu mereka dituntut untuk berperan menggantikan fungsi orang tua santri,

mengingat keberadaan para santri di pondok yang sangat berjauhan dengan

orang tuanya.

2 Wawancara dengan Umi Aufa, pengasuh santri putri PPTQ pada tanggal 15

November 2007 3 Observasi yang dilakukan pada tanggal 14 November 2007

Page 48: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

36

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfuzul Qur’an yang bernama KH.

Azka Abdullah Umar telah meninggal dua tahun yang lalu, kemudian

kedudukan beliau digantikan oleh kakaknya yang bernama KH. Amna

Abdullah Umar AH yang kini berkediaman di Pegandon, Kendal. Adapun

untuk mengawasi pondok, beliau tidak bisa sepenuhnya mengelola karena

beliau juga memiliki jama’ah pengajian. Jadi hanya sesekali saja dalam

sebulan beliau sempatkan untuk mengajar.

Ustadz yang mengasuh di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an

bagian putri pada saat sekarang ini ada 5 orang, yang asli berasal dari

dalam ada 3 orang sedang yang berasal dari luar pondok ada 2 orang.

Adapun daftar nama ustadz yang mengajar di Pondok Pesantren Tahafuzul

Qur’an bagian putri ini adalah sebagai berikut :

TABEL 1

DAFTAR NAMA USTADZ PPTQ

NO NAMA KETERANGAN

1 Bp. KH. Amna Umar AH Pengasuh / ustadz

2 Umi Aufa Abdulah Umar AH Pengasuh / ustadzah

3 Bp. KH. Muhibbin Pengasuh / ustadz

4 Bp. Zuhri Ustadz

5 Bp. KH. Ali Musyafa’ Ustadz

Pembagian ustadz telah dipilih sendiri oleh KH. Amna Umar AH.

Beliau menaruh kepercayaan kepada adiknya Umi Aufa Abdullah Umar

AH yang mengajar al-Qur'an setiap hari kepada para santri. Beliau juga

menaruh kepercayaan kepada para pengajar, diantaranya kepada Bp. KH.

Muhibbin sebagai pengajar kitab Tafsir al-Jalalain, BP. Zuhri sebagai

pengajar kitab Nihayah al-Zain serta Bp. KH. Ali Musyafa’ sebagai

pengajar kitab Tanbih al-Ghofilin dan Kitab Ta’lim al-Muta’alim.

Sedangkan KH. Amna Umar mengajar kitab Mabadi’ al-Fiqh, tapi

Page 49: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

37

waktunya tidak tentu, hal ini dikarenakan padatnya jadwal beliau sebagai

ustadz di berbagai daerah.4

3. Kondisi Santri

Santri yang belajar di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an pada

tahun 2007 ini sebanyak 72 orang yang tidak hanya berasal dari Jawa

Tengah (Semarang) saja, tetapi mereka datang dari berbagai penjuru

daerah. Selain berasal dari Jawa Tengah, mereka juga ada yang berasal

dari Jawa Timur, Jawa Barat, bahkan ada juga yang berasal dari luar Jawa.

Adapun daftar nama-nama santri tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL I DAFTAR NAMA SANTRI PPTQ

NO. NAMA NO. NAMA 1. Siti Mukaromah 37. Yuyun Yusnawati 2. Himatul Aliyah 38. Atik Mahfudhoh 3. Rifqotul Baroroh 39. Inayatul Muamaroh 4. Nurul Farida 40. Tsani Rahmawati 5. Mifrohatun 41. Duriyatus Sa’diyah 6. Tahzinul Azkiyah 42. Duriyatun Nazikhah 7. Nur Hidayah 43. Durrotun Nahdiyah 8. Mursidah 44. Muhimatul Ulya 9. Mahmudah 45. Reva Fauziyah 10. Munawaroh 46. Siti Inayah 11. Fitri 47. Susianti 12. Mei Ilmayani 48. Ulya Mu’alina 13. Madania Ahmad 49. Nur Alfu Laila 14. Yuyun Arifah 50. Titim Mahfudhoh 15. Neila Zulfa 51. Dwi Wahyuni 16. Binti Maziyah 52. Ismaunah 17. Neili Sa’adah 53. Zahirotul Maimunah 18. Siti Zulaekha 54. Nashirotus Sa’adah 19. Rumaisah Ulfa 55. Nur Hayati 20. Inarotuz Zakiyah 56. Lailatus Sa’adah 21. Fazad Husna 57. Siti Zuhriyah 22. Ulfa Saidah 58. Siti Maunah 23. Novi Fitriani 59. Iddah Lailiyyah 24. Aliyah Jannah 60. Siti Asturiyah

4 Wawancara dengan Sani Rahmawati selaku ketua Pondok PPTQ pada tanggal 15

November 2007

Page 50: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

38

25. Fatin Hamama 61. Sofia Rani 26. Siti Munfarida 62. Ning Farikhah Nur 27. Umah Farida 63. Hidayatul Muniroh 28. Durrotun Nikmah 64. Nikmah Maulida 29. Wildan Maghfiroh 65. Ika Aulia 30. Munadhiroh 66. Elly Nur Rohmah 31. Samrotul Azizah 67. Rosita 32. Dwi Arini 68. Istiqomah 33. Laili Maghfiroh 69. Siti Ruhanah 34. Nailal Muna 70. Koirun Nisa 35. Eko Murdiyah 71. Umi Hanifah 36. Dede Hartinah 72. Zainul Masruroh.5

Para santri yang belajar di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an ini

mayoritas adalah dari kalangan mahasiswa. Di pondok tersebut para santri

dalam kesehariannya dibiasakan untuk hidup mandiri dan tidak selalu

menjadi beban orang lain, termasuk orang tua. Mereka juga dibiasakan

untuk senantiasa mau berkorban, saling tolong menolong, memiliki

kepedulian terhadap lingkungan serta peka terhadap kondisi umat.

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahafuzul Qur`an

Struktur organisasi yang dimaksud di sini adalah seluruh tenaga

yang berkecimpung dalam kepengurusan di Pondok Pesantren Tahafuzul

Qur`an ini. Adapun struktur personalia kepengurusan di Pondok Pesantren

Tahafuzul Qur`an bagian putri tahun 2007/2008 adalah sebagai berikut :

Pengasuh : KH. Amna Umar, AH

KH. Muhibbin Syah dan Umi Aufa, AH

a. Ketua pengurus : Tsani Rahmawati

Wakil ketua : Durrotun Nahdliyah

b. Sekertaris : Yuyun Yusnawati

c. Bendahara : Atiq Mahfudho

d. Seksi-seksi

1. Seksi Pendidikan : Laili Magfiroh

Nayla Zulfa

5 Data diambil dari dokumen berupa buku induk PPTQ

Page 51: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

39

2. Seksi Keamanan : Eko Mudiyah

3. Seksi Kebersihan : Fitri

Aliyati Jannah

4. Seksi Perlengkapan : Binti Maziyah.6

5. Aktifitas Santri Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an

Para santri di pondok pesantren tahafuzul Qur’an telah memiliki

jadwal kegiatan mereka sehari-hari yang harus dilaksanakan dan dipatuhi

selama mereka berada di pondok. Adapun daftar jadwal kegiatan tersebut

adalah sebagai berikut :

TABEL II JADWAL KEGIATAN SANTRI

PONDOK PESANTREN TAHAFUZUL QUR’AN

Hari Waktu Kegiatan

Ba’da Subuh Mengaji al-Qur’an

Jam 09.00 Shalat dhuha bersama

Ba’da Dhuhur Ngaji Kitab Nihayatuzzen

Ba’da Ashar Ngaji al-Qur’an khusus bil ghoib

Ba’da Isya’ - Ngaji Qur’an

- Simaan al-Qur’an bagi bil ghoib

- Tartilan bagi bin nadhar

21.00 – 23.00 Istirahat dan belajar

Ahad

03.00 – selesai Membaca asma’ul husna

Ba’da subuh - Ngaji Qur’an

- Ngaji kitab Tafsir Jalalain

Ba’da Ashar Ngaji Qur’an

Ba’da Isya’ Membaca shalawat Nariyah

21.00 – 23.00 Istirahat dan belajar

Senin

03.00 – selesai Membaca asma’ul husna

6 Monografi PPTQ Purwoyoso Ngaliyan Semarang tahun 2007

Page 52: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

40

Ba’da Subuh Ngaji Qur’an

Ba’da Ashar Ngaji Qur’an

Ba’da Isya’ Ngaji Qur’an khusus bil ghoib

21.00 – 23.00 Istirahat dan belajar

Selasa

03.00 – selesai Membaca asma’ul husna

Ba’da Subuh Ngaji Qur’an

Ba’da Ashar Ngaji Qur’an

Ba’da Isya’ - Ngaji Qur’an khusus bil ghoib

- Mukhadaroh (latihan khitobah /

pidato) tiap 2 minggu sekali

21.00 – 23.00 Istirahat dan belajar

Rabu

03.00 – selesai Membaca asma’ul husna

Ba’da Subuh - Ngaji Qur’an

- Ngaji Kitab Tafsir Jalalain

Ba’da Ashar Ngaji al-Qur’an

Ba’da Isya’ Ngaji Qur’an khusus bil ghoib

21.00 – 23.00 Istirahat dan belajar

Kamis

03.00 – selesai Membaca asma’ul husna

Ba’da Subuh - Membaca surat Yasin, surat

Waqi’ah dan Shalawat Nabi 1000x

- Tartilan

Ba’da Ashar Ngaji Qur’an

Ba’da Isya’ Ngaji Qur’an khusus bil ghoib

21.00 – 23.00 Istirahat dan belajar

Jum’at

03.00 – selesai Membaca asma’ul husna

Ba’da Subuh Ngaji Qur’an

Ba’da Ashar Ngaji Qur’an

Ba’da Isya’ Ngaji Qur’an khusus bil ghoib

21.00 – 23.00 Istirahat dan belajar

Sabtu

03.00 – selesai Membaca asma’ul husna

Page 53: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

41

B. Interferensi Retroaktif dalam Menghafal al-Qur’an dan Upaya

Mengatasinya di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso

Ngaliyan Semarang

Santri yang penulis teliti ada 11 orang dari berbagai angkatan.

Penelitian dilakukan mengggunakan metode observasi dan wawancara,

informan diperoleh melalui teknik snowball sampling.

Dari hasil wawancara dengan responden, dapat diketahui bahwa

upaya untuk mengatasi interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur`an di

PPTQ masing-masing itu berbeda satu sama lain. Hal itu dapat diketahui dari

hasil wawancara dan dilihat dari perilaku santri dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini, peneliti akan memaparkan dalam bentuk laporan.

Zahirotul Maimunah (Demak). Muna dibesarkan kedua orangtuanya

di lingkungan pesantren. Sejak kecil dia sudah terbiasa membaca al-Qur`an.

Sehingga ketika dia lulus Aliyah, dia juga sudah selesai mengkhatamkan al-

Qur`an secara bil-ghoib. Muna berkeinginan untuk melanjutkan kuliah di

IAIN Walisongo Semarang dan memilih Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an

sebagai tempat tinggalnya. Alasan dia memilih tinggal di pesantren karena

ingin tetap menjaga hafalannya. Muna juga melakukan puasa dalail sebagai

usaha untuk memelihara hafalannya.

Di PPTQ, Muna tinggal melancarkan hafalannya karena sudah

khatam. Meskipun demikian dia belum bisa istiqomah jumlah hafalan dalam

mengaji. Padahal, Muna sudah mentarget kuantitas (banyaknya) nderes

hafalan tiap harinya. Akan tetapi apa yang telah ditargetkan terbengkalai

dengan aktivitas-aktivitas yang lain. apabila Muna banyak tugas kuliah yang

harus dikerjakan, maka Muna mengurangi waktu nderesnya. Sebaliknya, jika

tidak ada tugas kuliah maka dia nderes sebanyak-banyaknya.

Kondisi seperti ini membuat hafalan Muna yang semula lancar

menjadi tidak lancar. Hal ini dirasakan Muna saat mengulang hafalan (nderes),

banyak mengalami kekeliruan atau kesalahan. Terutama kekeliruan bacaan

pada ayat-ayat yang mirip atau serupa tapi tak sama. Ayat-ayat yang serupa

tersebut membuat Muna kesulitan untuk melanjutkan bacaan selanjutnya.

Page 54: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

42

Sehingga aktivitas nderesnya terhenti dan Muna harus membuka kembali al-

Qur’an.

Hal ini dialami Muna berulang kali. Oleh karena itu Muna berupaya

mengatasi problem interferensi retroaktif ini agar tidak terulang lagi di

kemudian hari. Adapun cara Muna dalam mengatasi problem interferensi

retroaktif adalah dengan dihitung dulu ayat-ayat yang serupa tersebut,

selanjutnya mengetahui pada surat apa, juz berapa dan ayat berapa kemudian

ditulis dalam buku dan diperbandingkan serta diberi garis bawah. Selanjutnya

mengulang-ulang sampai benar.

Titim Mahfudhoh (Indramayu). Titim hanya mempunyai sedikit

waktu dalam menghafal karena selain santri dia juga aktivis kampus. Dia

dalam memuroja’ah (nderes) lebih senang dengan cara mendengarkan hafalan

al-Qur'an dari kaset-kaset. Di samping mendengarkan, dia juga menirukan

dengan tujuan mengoreksi hafalan al-Qur'annya. Ketika terjadi kekeliruan atau

ketidaksamaan dengan kaset, dia segera mematikan walkman. Kemudian

mengambil al-Qur'an dan mencocokkannya. Penghentian bacaan hafalan ini

tidak lain disebabkan oleh adanya ayat-ayat yang serupa sehingga terjadi

kekeliruan dan aktivitas nderes menjadi kacau. Upaya Titim mengatasi hal ini

dengan cara mempelajari terjemahan ayat-ayat yang serupa dan

menggarisbawahi ayat tersebut serta mengulang-ulanginya.

Uma Farida (Kendal). Uma termotivasi menghafal al-Qur'an setelah

semester tiga. Selain motivasi itu tumbuh dari dalam dirinya, motivasi itu juga

ia dapatkan dari orang tuanya. Maka mulailah Uma menghafal al-Qur'an. Saat

ini Uma sudah mendapatkan hafalan tujuh juz. Setelah juz tujuh akhir selesai,

Uma memilih untuk mengulangi lagi dari juz satu. Hal ini dia lakukan karena

merasa hafalan lamanya menjadi kabur atau samar-samar. Kadar pengulangan

yang sedikitlah yang membuat hafalan al-Qur'an Uma seperti sekarang ini.

Selain itu juga karena kesibukan-kesibukan membuat tugas kuliah dan

seringnya ngobrol dengan teman.

Pada saat mengaji, Uma sering mengalami kekeliruan ketika

dihadapkan pada ayat-ayat yang serupa. Untuk mengaasi hal ini, Uma

Page 55: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

43

mengingat-ingat tempat ayat-ayat yang mirip dan memberi garis bawah pada

ayat-ayat tersebut. Selain itu dia juga memberi tanda visual pada halaman

yang terdapat ayat-ayat yang mirip. Dengan mengetahui tempat ayat-ayat yang

mirip ini sangat membantu dia dalam memperkuat daya ingatnya, sehingga

dapat mencegah dari kekeliruan di kemudian hari.

Siti Noor Hidayah (Pati). Hidayah mengatakan bahwa ia juga

mengalami problem retroaktif dalam mengahafal al-Qur`an. Hal ini

dialaminya ketika membaca surat Al-Baqoroh ayat 58, dia keliru membaca

surat Al-a`raf ayat 161. Upaya hidayah dalam mengatasi hal tersebut dengan

menuliskan dua ayat yang serupa dan memperhatikan perbedaan-perbedaan

yang ada diantara keduanya melalui tulisan. Aplikasi upaya Hidayah dalam

mengatasi problem interferensi retroaktif dapat dijelaskan sebagai berikut:

Surah Al-Baqarah ayat 58 :

سجدا الباب وادخلوا رغدا شئتم حيث منها فكلوا القرية هذه ادخلوا قلنا وإذ)۵٨ : البقرة (المحسنني وسنزيد خطاياكم لكم نغفر حطة وقولوا

Surah Al-A’raf ayat 161 :

وادخلوا حطة وقولوا شئتم حيث منها وكلوا القرية هذه اسكنوا لهم قيل وإذابدا البجس فرغن لكم طيئاتكمخ يدزنس سننيح١٦١ : األعراف (الم(

Setelah Hidayah meneliti ayat tersebut kemudian mencatat

perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya sebagai berikut:

Ayat 161 sari Surah Al-A’raf Ayat 58 Surah Al-Baqarah

قيل وإذاسكنوا شئتم حيث

(tanpa kata )غدار حطة وقولوا

(sebelum لواخاد ابدا البجس )

قلنا وإذادخلوارغدا شئتم حيث

سجدا الباب ادخلوا (sebelum قولواحطة و )

Page 56: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

44

طيئاتكمخيدزنس سننيحالممنها وكلوا

اكمطايخزيدنسو سننيحالممنها فكلوا

Laili Maghfiroh (Jepara). Problem interferensi retroaktif dalam

menghafal al-Qur'an merupakan kendala bagi Laili untuk meneruskan

muroja’ah hafalan al-Qur'annya. Kondisi tersebut terjadi berulang kali ketika

dia menghafal surah Al-Mukmin yang dimulai dengan aH mim Dia .( حم )

mengatakan bahwa kekeliruan dalam bacaan dikarenakan ada 7 surah yang

diawali dengan حم sehingga dia selalu menyambung pada surah-surah yang

lain. upaya Laili mengatasi problem ini dengan cara mencatat ayat-ayat

tersebut, meneliti kemudian merenungkannya. Setelah itu dia membuat

catatan-catatan hasil dari perenungannya. Upaya Laili dalam mengatasi

problem interferensi retroaktif dapat dilihat sebagai berikut:

Pertama, dia menulis surah-surah yang dimulai dengan aH mim

1. Surah Al-Mukmin

التوب وقابل الذنب غافر )٢( العليم العزيز الله من الكتاب تنزيل )١( حم)٣( المصري إليه هو إلا إله ال ولالط ذي العقاب شديد

2. Surah Fushshilat

لقوم عربيا قرآنا آياته فصلت كتاب) ٢ (الرحيم الرحمن من تنزيل) ١ (حم)٣ (يعلمون

3. Surah Asy-Syura

العزيز الله قبلك من الذين وإلى إليك ييوح كذلك )٢( عسق )١( حمكيم٣( الح(

4. Surah Al-Jaziyah

)٣( تعقلون لعلكم عربيا قرآنا جعلناه إنا )٢( المبني والكتاب )١( حم

Page 57: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

45

5. Surah Az-Zuhruf

)٣( منذرين كنا إنا مباركة ليلة في أنزلناه اإن )٢( المبني والكتاب )١( حم

6. Surah Al-Jaziyah

والأرض السماوات في إن )٢( الحكيم العزيز الله من الكتاب تنزيل )١( حم)٣( للمؤمنني لآيات

7. Surah Al-Ahqaf

والأرض السماوات خلقنا ما )٢( الحكيم العزيز الله من الكتاب لتنزي )١( حم)٣( معرضون أنذروا عما كفروا والذين مسمى وأجل بالحق إلا بينهما وما

Kedua, Laili merenungkannya dan mencatat hal-hal sebagai berikut:

1. Setiap surah di atas diawali dengan aH mim .( حم )

2. Permulaan ayat kedua dari surah Al-Mukmin serupa dengan permulaan ayat

kedua dari surah Al-Ahqaf. Perbedaannya, ayat kedua dari surah Al-

Mukmin diakhiri dengan ( العليم العزيز ). Sedangkan ayat kedua dari surah Al-

Ahqaf diakhiri ( مالحكي العزيز ).

3. Ada persamaan antara ayat kedua surah Al-Jatsiyah dan ayat kedua surah

Al-Ahqaf keduanya adalah زيلناب تالكت زيز الله منكيم العالح

4. Ada persamaan antara ayat kedua surat Az-Zuhruf dan ayat kedua surah

Ad-Dukhan. Kedua surah ini beriringan dalam urutan mushaf. Kedua ayat

tersebut adalah ابالكتبني والم

Naila Zulfa (Kudus). Berbeda dengan santri yang lain. Naila termasuk

santri yang diberi kelebihan oleh Allah SWT berupa daya ingat yang kuat.

Dalam membuat hafalan baru, dia hanya membutuhkan beberapa menit saja

setelah shalat subuh untuk disetorkan pada saat mengaji. Sedangkan hafalan

lamanya hanya dibaca secara bin-nadzor setiap harinya. Saat ini Naila sudah

mendapatkan hafalan dua puluh juz. Kelebihan daya ingat Naila ini terbukti

Page 58: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

46

bahwa dia mampu membaca kedua puluh juz tersebut secara bil-ghoib.

Artinya, kedua puluh juz tersebut telah tersimpan dalam ingatannya.

Setiap hari Naila melakukan sholat taubah sebanyak delapan raka’at

sehabis shalat maghrib. Di malam hari dia selalu terbangun untuk melakukan

shalat tahajud. Naila juga jarang berkumpul dengan teman-temannya untuk

ngobrol. Dia memilih mencari tempat sepi, menyendiri untuk nderes. Pada

saat di kampus, jika ada jam kosong, Naila mencari ruangan yang sepi. Jika

tidak ada maka dia pergi ke masjid untuk nderes.

Untuk menjaga hafalan dari kekeliruan bacaan, Naila mencari teman

untuk diajak simak-menyimak (mudarrosah) al-Qur'an. Sehingga ketika

terjadi kesalahan baca dalam nderes al-Qur'an yang disebabkan oleh

kemiripan ayat bisa langsung segera diantisipasi.

Tsani Rahmawati (Rembang). Tsani dalam menghafal al-Qur`an

menggunakan waktu pagi dan sore untuk muroja`ah (nderes) sedangkan untuk

menghafal baru selalu dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Baik waktu

memuroja`ah hafalan (nderes) maupun di saat menambah hafalan baru, dia

selalu membawa buku tulis khusus untuk persiapan mencatat. Apabila

menemui ayat-ayat yang serupa dia langsung mencatatnya dalam buku

tersebut. Adapun ayat-ayat yang tertulis dalam buku khusus tersebut salah

satunya adalah:

QS. Al-Baqarah ayat 57

اخل والسلوى المن عليكم وأنزلنا الغمام عليكم وظللنا Serupa dengan surah Al-A’raf ayat 160

اخل والسلوى المن عليهم وأنزلنا الغمام عليهم وظللنا

Upaya Tsani untuk mengatasi interferensi retroaktif adalah dengan

mencatat ayat-ayat yang serupa dalam buku khusus.

Durrotun Nahdliyah (Kendal). Sebelum berangkat menghafal al-

Qur`an di PPTQ, dia terlebih dulu mondok di pesantren kitab. Di sana dia

mempelajari uslub bahasa dengan mendalami bahasa Arab dengan segala

aspeknya. Setelah merasa cukup memahami tentang bahasa Arab dan banyak

Page 59: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

47

mempelajari kitab-kitab sebagai pendukung dalam proses menghafal al-

Qur`an maka ia pun mulai menghafal al-Qur`an. Cara seperti ini memberikan

banyak keuntungan dan kemudahan bagi Durrotun dalam memahami isi

kandungan ayat, tata bahasa dan struktur kalimat dalam ayat-ayat yang serupa.

Sehingga upaya Durrotun untuk mengatasi problem interferensi retroaktif

dalam menghafal al-Qur`an yaitu dengan membandingkan kedua ayat tersebut

secara detail dan mencermati perbedaan antara kedua ayat tersebut. Kemudian

mengambil buku tafsir untuk melihat faktor penyebab terjadinya perbedaan

yang sangat tipis antara kedua ayat tersebut.

Siti Inayah (Purwodadi). Pada awalnya alasan Inayah menghafal al-

Qur'an karena menghafal al-Qur'an merupakan persyaratan untuk masuk

Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an. Akan tetapi lama kelamaan Inayah

mempunyai minat yang tinggi untuk bersungguh-sungguh menghafal al-

Qur'an. Minat tersebut tumbuh karena seiring dengan berjalannya waktu,

Inayah telah merasakan kenikmatan menghafal al-Qur'an. Meskipun terbentur

dengan tugas-tugas kuliah, dia tetap tidak merasa terbebani dengan aktivitas

menghafalnya.

Inayah mampu mengatur waktunya dengan baik. Tugas-tugas kuliah

dia selesaikan bersama-sama di kost temannya. Setelah pulang ke pondok, dia

menghabiskan waktunya nderes di musholla. Dia selalu tidur larut malam

karena harus mempersiapkan hafalan baru untuk disetorkan keesokan harinya.

Dia tidak akan tidur sebelum hafalan barunya jadi.

Pada saat mengaji, dia menarget untuk setoran hafalan baru satu

halaman dan muraja’ah hafalan lama satu juz. Inayah sering mengeluh pada

saat muraja’ah mengalami kekeliruan bacaan. Padahal sebelum ditasmikan

sudah dideres terlebih dahulu. Tetapi tetap saja masih sering keliru jika

bertemu dengan ayat-ayat yang serupa. Sehingga juga keliru dalam

melanjutkan bacaan selanjutnya. Kondisi seperti ini sangat menyebalkan bagi

Inayah. Oleh karena itu Inayah berupaya mengatasi problem interferensi

retroaktif dalam menghafal al-Qur'an yang dipakai untuk menghafal al-Qur'an

bahwa ayat tersebut sama dengan halaman berapa, atau surat apa, juz berapa

Page 60: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

48

dan ayat keberapa, kemudian ayat-ayat tersebut digarisbawahi dengan

menggunakan bolpoin warna merah.

Samrotul Azizah (Demak). Samroh mendapat amanah dari orang

tuanya agar dia selain kuliah juga menghafalkan al-Qur'an. Dia

merealisasikannya dengan tinggal di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an.

Dorongan dari kedua orang tuanya menjadikan Samroh ingin cepat selesai

dalam menghafal al-Qur'an. Dia bersemangat dan merasa malas untuk

mengulang hafalan lama. Bacaannya pun terkesan tergesa-gesa.

Pada saat dia mendapat giliran untuk simaan di pondok, dia baru

menyadari bahwa hafalan lamanya amburadul. Dia harus betul-betul

mempersiapkan untuk simaan karena tidak bisa digantikan oleh santri lain

kecuali dia sedang berhalangan. Hal ini tidak terlalu bermasalah baginya

karena dia dapat mengatasinya dalam waktu yang singkat. Dia termasuk santri

yang cerdas. Dia mengatakan bahwa setiap menemui ayat-ayat yang mirip, dia

akan menulis dan membandingkan ayat tersebut serta mempelajari asbabun

nuzul kedua ayat itu sekaligus mengetahui makna yang terkandung di

dalamnya. Selain itu dia juga menelaah atau mempelajari kitab-kitab yang

khusus membahas mengenai jenis ayat-ayat serupa.

Rosita Maryatul Qibtiyah (Semarang). Rosita adalah santri satu-

satunya yang menghafal al-Qur'an secara takhasus di Pondok Pesantren

Tahafuzul Qur’an. Berbeda dengan santri yang lain. dia menghafal al-Qur'an

mulai dari juz tiga puluh. Sebelum dia mondok di Pondok Pesantren

Tahafuzul Qur’an ini, dia mondok di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’anil

Aziziyyah. Di sana dia sudah sampai juz enam belas. Gangguan dari lawan

jenis merupakan kendala yang menghambat proses menghafalanya di sana.

Akhirnya dia pindah ke Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an. Alasan dia

memilih PPTQ karena PPTQ merupakan pondok khusus putri.

Keinginan menlanjutkan ke juz lima belas di PPTQ hanya bisa

tersimpan dalam hati. Dia mengurungkan niatnya karena hafalan yang selama

ini dia peroleh tidak membekas dalam ingatannya. Saat pertama kali mengaji

di PPTQ, dia mengulang lagi dari juz tiga puluh. Itu pun masih banyak yang

Page 61: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

49

salah. Kesalahan atau kekeliruan melanjutkan bacaan berikutnya sering dia

alami ketika menemui ayat-ayat yang serupa, sehingga tanpa disadari

menyambung pada surah yang lain. Dia tidak menginginkan kondisi seperti ini

terulang lagi pada dirinya. Oleh karena itu jika dia mengalami kekeliruan

karena tidak sadar menyambung pada surah yang lain disebabkan keserupaan

bunyi ayat, maka dia akan mengulangi kedua ayat yang serupa tersebut,

masing-masing ayat sebanyak 41 kali.

Page 62: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

50

BAB IV

ANALISIS UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF

DALAM MENGHAFAL AL-QUR'AN DI PONDOK PESANTREN

TAHAFUZUL QUR’AN PURWOYOSO NGALIYAN SEMARANG

Sebagaimana yang telah tertera dalam bab I bahwa tujuan penulisan

skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaiamana problem interferensi retroaktif

dalam menghafal al-Qur'an dan upaya mengatasinya di Pondok Pesantren

Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang. Untuk itu, dalam bab IV ini

penulis menganalisis dua hal tersebut sesuai dengan metode yang digunakan yaitu

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Dalam hal ini penulis menganalisis dua aspek. Pertama, mengenai

interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an. Kedua, tentang upaya santri

mengatasi problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an. Upaya

mengatasi problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an di Pondok

Pesantren Tahafuzul Qur’an meliputi pengulangan (rehearsal), pengelompokkan

(organization), pembayangan (imagery) dan pemunculan kembali (retrieval).

A. Analisis Interferensi Retroaktif dalam Menghafal al-Qur'an di Pondok

Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan

Sesuai dengan asal katanya retroactive interference yang artinya

gangguan atau hambatan untuk aktif kembali, maka interferensi retroaktif

dalam menghafal al-Qur'an diartikan sebagai suatu kondisi dimana para

penghafal al-Qur'an mengalami kekeliruan dalam mengingat dan

mereproduksi hafalan lama dikarenakan adanya kemiripan bunyi ayat dengan

hafalan baru, sehingga yang keluar selalu bunyi ayat yang baru dihafal.

Interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an mengakibatkan

hafalan al-Qur'an yang semula baik dan lancar tetapi pada suatu saat hafalan

tersebut menjadi samar-samar atau kabur. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang penulis lakukan di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso

Ngaliyan Semarang mengenai interferensi retroaktif dalam menghafal al-

Qur'an yang dialami oleh santri. Problem interferensi retroaktif dalam

Page 63: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

51

menghafal al-Qur'an ini dialami oleh setiap santri yang menghafal al-Qur'an di

Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an.

Problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an terlihat

ketika santri Tahafuzul Qur’an melakukan aktivitas menghafal al-Qur'an.

Sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan, dari kesebelas santri yang

penulis wawancarai, ada tujuh santri yang sering mengalami problem

interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an setiap mengulang hafalan

lama (memurajaah).

Problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an juga sering

dialami santri saat mengaji di hadapan pembimbing (muwajjih) dan pada saat

santri mendapat giliran untuk simaan al-Qur'an. Hal ini terlihat ketika santri

sedang memperdengarkan ayat, santri tersebut mengalami kekeliruan bacaan

antara ayat satu dengan ayat lain yang mirip. Padahal terdapat pada surah yang

berbeda. Ketika memperdengarkan ayat berlangsung, santri tersebut tidak

sadar berpindah atau menyambung pada surah yang lain.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, meskipun kesebelas

santri mengalami problem yang sama akan tetapi disebabkan oleh faktor yang

berbeda. Problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an berawal

dari pelekatan hafalan ayat-ayat yang serupa belum mencapai kemapanan

dikarenakan sedikitnya kadar pengulangan yang dilakukan.

Hal ini diakui oleh delapan santri dari sebelas santri yang penulis

wawancarai, bahwa mereka jarang mengulang-ulang hafalan lama karena

kesibukan yang terus menerus menyita perhatian, tenaga dan waktu. Sebagai

contoh, kesibukan mengerjakan tugas-tugas kuliah dan kesibukan dalam

menghadiri kegiatan-kegiatan di kampus.

Ayat-ayat yang terlalu lama ditinggalkan jika tidak segera dilakukan

pengulangan maka akan melemah dan menjadi samar-samar atau kabur

kemudian rusak atau hilang sejalan dengan waktu. Seperti pengakuan salah

satu santri di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an yang mengatakan bahwa dia

bersemangat menambah hafalan baru dan malas untuk mengulang hafalan

lama sehingga dia mengalami kesulitan dalam mengingat hafalan lamanya.

Page 64: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

52

Menghafal dengan cara melihat mushaf sambil diam, mendengarkan

kaset bacaan al-Qur'an tanpa menirukan, merasa cukup membacanya dengan

suara yang pelan juga menjadi faktor terjadinya problem interferensi retroaktif

dalam menghafal al-Qur'an.

Seperti kasus yang terjadi pada santri yang penulis teliti, dia sering

mengalami problem interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an karena

cara menghafalnya dengan melihat mushaf sambil diam. Meskipun dia sudah

pandai dalam manajemen waktunya, kalau dia menghafal tanpa penyuaraan,

tidak konsentrasi dan tanpa titian ingatan maka interferensi retroaktif dalam

menghafal al-Qur'an akan selalu dialaminya.

Faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi retroaktif dalam

menghafal al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an ini sesuai dengan

yang dikemukakan Wasty Soemanto bahwa penyebab terjadinya interferensi

retroaktif adalah sebagai berikut :

a. Kesan-kesan yang dicamkan tidak dibantu dengan penyuaraan.

b. Pikiran subjek tidak terkonsentrasi kepada kesan-kesan itu.

c. Teknik menghafal yang dipakai oleh subjek tidak efektif.

d. Subjek tidak menggunakan titian ingatan dalam menghafal.

Hal in juga senada dengan yang dikemukakan Nasution, bahwa faktor

yang mempengaruhi terjadinya interferensi retroaktif antara lain :

a. Banyaknya jumlah hal yang dihafalkan dalam waktu tertentu.

b. Adanya kegiatan-kegiatan lain sesudah menghafal, yang merupakan

interference yang mengganggu apa yang diingat itu.

c. Lamanya waktu yang lewat setelah berlangsungnya aktivitas menghafal,

yang juga dapat mengandung kegiatan yang mengganggu.

d. Materi yang telah dihafalkan belum mantap atau belum kuat.

e. Terdapat kesamaan dalam rangkaian materi yang dihafalkan.

Demikian analisis yang dapat penulis sampaikan terkait dengan

interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an di Pondok Pesantren

Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan.

Page 65: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

53

B. Analisis Upaya Santri Mengatasi Interferensi Retroaktif dalam

Menghafal al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso

Ngaliyan

1. Pengulangan (rehearsal)

Aktivitas pengulangan ayat-ayat yang serupa, yang terlupa,

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh kesebelas santri yang

diwawancarai sebagai upaya untuk mengatasi problem interferensi

retroaktif dalam menghafal al-Qur'an.

Akan tetapi jumlah pengulangan yang dilakukan berbeda antara

santri yang satu dengan yang lainnya. Semakin banyak pengulangan

semakin lancar pula hafalannya. Perbedaan jumlah pengulangan

dikarenakan kesibukan-kesibukan dan pemanfaatan waktu masing-masing

santri berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, santri yang menempuh

program khusus menghafal al-Qur'an dapat mengoptimalkan seluruh

kemampuan dan memaksimalkan seluruh kapasitas waktu yang dimilikinya

karena tidak menghadapi kendala dari kegiatan-kegiatan lainnya sehingga

waktu mengulang hafalan lebih banyak.

Sebaliknya, bagi santri yang menghafal al-Qur'an disamping kuliah,

menghadapi kendala banyaknya tugas-tugas kuliah, kegiatan-kegiatan

kampus dan kesibukan lain yang menyita banyak waktu. Adapun waktu

yang tersisa hanya bisa digunakan untuk menambah hafalan baru, sehingga

tidak ada waktu untuk memurojaah hafalan.

Bagi santri yang menghafal al-Qur'an di samping kuliah, banyaknya

tugas-tugas kuliah tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak memurojaah

hafalan, karena segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Niat yang ada

pada diri santri sangat berpengaruh dalam upaya menjaga hafalan al-

Qur'annya. Niat besar berupa dorongan hati untuk berbuat, melaksanakan

atau mendatangkan sesuatu yang bermanfaat dan bisa pula berupa

mencegah dan menghindari sesuatu yang berbahaya dan membawa

kerusakan (madhorot).

Page 66: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

54

Menurut ulama kita al-Mawardi : “Niat adalah keinginan yang

disertai dengan pelaksanaannya”. Jadi niat bukan sekedar sesuatu yang

terbersit atau terlintas dalam hati kemudian hilang sekejap mata. Namun

lebih dari itu niat merupakan keinginan yang sungguh-sungguh dan

dilaksanakan dalam bentuk tindakan atau usaha untuk mencapainya.

Besarnya niat dapat diukur dan dilihat sampai dimana usaha yang

santri lakukan untuk mengatasi problem interferensi retroaktif dalam

menghafal al-Qur'an. Adapun untuk mengukur keberhasilan yang akan

didapatkan sama halnya dengan cara mengukur niat dengan besarnya usaha.

Dari usaha yang santri laksanakan akan dapat dilihat sebesar apa

keberhasilan yang santri raih karena hasil yang santri dapatkan akan

berbanding lurus dengan usaha yang telah santri lakukan.

Usaha serta upaya seseorang akan selalu berbanding lurus dengan

niat yang ada dalam hatinya. Akan tetapi niat yang baik belum bisa

menggantikan manajemen waktu yang baik, yaitu bagaimana dan sampai

dimana kepandaian santri mengatur dan menggunakan waktu dalam

keseharian dengan sebaik-baiknya sehingga tidak banyak waktu yang

terbuang sia-sia sehingga bisa melahirkan dan membangun aktivitas pribadi

yang rutin dan kontinu.

Hal ini terbukti, dari hasil penelitian, ada santri yang menghafal al-

Qur'an disamping kuliah tetap bisa istiqomah dalam menambah hafalan

baru dan memurojaah hafalannya. Niat yang sungguh-sungguh terbukti

dengan manajemen waktunya yang baik.

Berbeda dengan santri yang menghafal al-Qur'an atas dasar

keterpaksaan, akan cenderung untuk santai karena tugasnya untuk

menghafal al-Qur'an dirasakan sebagai suatu beban kehidupan sehingga

cenderung semaunya serta kurang atau tidak bertanggung jawab atas

hafalan-hafalan yang sudah dikumpulkan di hatinya dalam beberapa waktu,

yang pada akhirnya hafalan-hafalannya tersebut akan rusak dan tidak lancar.

Page 67: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

55

2. Pengelompokkan (organization)

Sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan, dari kesebelas santri

yang penulis wawancarai, ada empat santri yang menggunakan strategi

pengelompokkan sebagai upaya mengatasi interferensi retroaktif dalam

menghafal al-Qur'an. Strategi pengelompokkan ini digunakan oleh santri

yang sudah memiliki bekal ilmu nahwu sorof karena berlatar belakang dari

pesantren kitab. Penulis sangat setuju dengan santri yang terlebih dahulu

mempelajari uslub bahasa dengan mendalami bahasa Arab dengan segala

aspeknya sebelum menghafal. Hal ini terbukti banyak memberi keuntungan

dan kemudahan pada santri ketika menemui ayat-ayat yang serupa.

3. Pembayangan (imagery)

Kemampuan dan kekuatan hafalan setiap santri berbeda-beda.

Namun memanfaatkan sejumlah indra akan memudahkan penghafalan dan

menguatkan ingatan. Masing-masing indra memiliki cara tersendiri untuk

menyampaikan informasi ke otak. Apabila caranya banyak, maka hafalan

akan kuat dan mendalam. Membaca dengan nyaring ketika menghafal,

melihat hafalan yang sedang dibaca dengan teliti dan diulang-ulang,

memberi tanda visual pada ayat-ayat yang serupa yang sering membuat

kekeliruan bacaan dapat membentuk gambaran mental, bentuk halaman itu

tergambar dalam ingatan. Pendengaran pun ikut membantu melekatnya

hafalan.

Mengingat-ingat letak ayat-ayat yang serupa merupakan cara efektif

yang dilakukan oleh empat santri dari kesebelas santri yang telah

diwawancarai sebagai upaya mengatasi interferensi retroaktif dalam

menghafal al-Qur'an. Santri tersebut menggunakan strategi pembayangan

dengan mengingat-ingat letak ayat-ayat yang serupa, menggarisbawahi,

memberi tanda visual karena cara ini dapat memberikan kesan yang

membekas dalam ingatan.

Hal ini sesuai dengan teori metode lokasi yang mengaktifkan pada

penggunaan ingatan pandangan (the mind’s eye). Teori ini menjelaskan

bahwa kemampuan kita untuk memvisualisasikan objek-objek dan tempat-

Page 68: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

56

tempat dengan membentuk gambaran mental sebagai alat bantu mengingat

ini merupakan fungsi-fungsi penting pencitraan mental visual pada memori

dan kognisi manusia.

Menggunakan satu macam mushaf mempunyai pengaruh yang besar

kaitannya dengan teori tersebut. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan

satu macam mushaf, gambaran tentang letak-letak ayat yang serupa akan

terpampang jelas dalam memori otak sebagaimana kebiasaan yang

dilihatnya. Jika santri sering berganti mushaf maka akan membingungkan

pola hafalan dalam bayangannya.

4. Pemunculan kembali (retrieval)

Seseorang yang sedang menghafal al-Qur'an tidak boleh

mempercayakan hafalannya terhadap dirinya sendiri. Melainkan dia harus

tekun memperdengarkan hafalannya kepada seorang hafizh lain atau dengan

mencocokannya pada al-Qur'an. Sekalipun dia itu sudah termasuk seorang

hafizh yang sangat teliti dan cermat. Hal ini dimaksudkan akan

mengingatkan kemungkinan masih adanya bacaan yang terlupakan sehingga

kesalahan itu tanpa sadar selalu diulang-ulang terus.

Seringkali terjadi seorang santri menghafal satu surat yang

sebenarnya dalam hafalannya itu ada yang salah. Akan tetapi hal itu tidak

disadari padahal dia sudah melihat al-Qur'an. Sebab, harus diakui banyak

sekali bacaan yang luput dari penglihatan. Seorang santri sudah berusaha

mencocokkan hafalannya dengan al-Qur'an, tetapi bisa jadi dia tidak

menyadari letak kesalahan bacaannya. Oleh karena itu, memperdengarkan

hafalan al-Qur'an kepada orang lain merupakan upaya koreksi untuk

mengetahui kesalahan-kesalahan tersebut dan untuk mengingatkan terus

hafalannya.

Mengoreksi hafalan merupakan faktor penting dalam menghafal al-

Qur'an untuk menghindari kesalahan hafalan. Hal ini dikarenakan adanya

ayat-ayat yang mempunyai kemiripan antara ayat satu dengan yang lainnya

bahkan kesamaan dalam ayat-ayat al-Qur'an sering menjadi penyebab

kesalahan baca dalam memurojaah hafalan. Untuk mendapatkan hafalan

Page 69: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

57

yang awet diperlukan ketartilan dalam membaca dan mengulang-ulanginya.

Mengulang-ulang hafalan sebaiknya dilakukan setelah mengoreksi hafalan

dan setelah membacanya di depan orang lain sehingga tidak ada kesalahan

yang tidak diketahui.

Adanya guru pembimbing (muwajjih) sangat penting dalam upaya

mentashih bacaan dan hafalan yaitu dengan cara membaca atau

mentashihkan hafalan di hadapan guru tersebut. Di samping adanya guru

diperlukan pula adanya teman untuk saling membantu mengoreksi hafalan

masing-masing dengan cara melakukan mudarrosah atau simaan bersama

teman.

Simaan bersama teman akan mendapatkan banyak keuntungan. Hal

ini diakui oleh salah satu santri dari kesebelas santri yang diwawancarai.

Misalnya bisa saling menegur bagi siapa yang salah bacaannya, saling

memberi dukungan satu sama lainnya, menciptakan persaingan yang sehat.

Menghafal sendirian membuka peluang kepada kesalahan baca. Terkadang

kesalahan itu berlangsung dalam waktu yang sangat lama, tanpa ada yang

mengingatkannya. Barulah ketika membacakan hafalannya di hadapan

seorang guru atau teman, kesalahan tersebut tampak.

Page 70: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “Upaya Mengatasi

Interferensi Retroaktif dalam Menghafal Al-Qur'an (Studi di Pondok

Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang)” dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an dialami oleh semua

santri yang menghafalkan al-Qur'an di Pondok Pesantren Tahafuzul

Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang. Hal ini dapat terlihat ketika santri

membaca hafalan al-Qur'an sering mengalami kekeliruan membaca antara

ayat satu dengan ayat lain yang mirip. Mereka tidak sadar berpindah atau

menyambung pada ayat atau surah yang lain. Problem interferensi

retroaktif dalam menghafal al-Qur'an lebih sering dialami santri PPTQ

ketika memurojaah sendiri hafalannya. Ada santri yang mengalami

problem interferensi retroaktfi dalam menghafal al-Qur'an pada saat

mentashih di hadapan pembimbing. Ada juga yang mengalami problem ini

pada saat santri membaca hafalannya ketika mendapat giliran untuk

simaan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya intereferensi

retrikatif dalam menghafal al-Qur'an di PPTQ adalah sebagai berikut:

a. Faktor dari al-Qur'an

Al-Qur'an sangat memiliki potensi yang besar untuk menyebabkan

terjadinya interferensi retroaktif bagi seseorang yang menghafal al-

Qur'an. Karena, ditinjau dari aspek makna, lafal dan susunan atau

struktur bahasanya, diantara ayat-ayat dalam Al-Qur’an banyak

terdapat keserupaan antara satu dengan yang lainnya. Ada yang benar-

benar sama, ada yang hanya berbeda dalam dua atau tiga huruf saja,

ada pula yang berbeda susunan kalimatnya saja.

b. Faktor dari santri yang menghafal al-Qur'an

Faktor dari dalam pribadi santri yang menghafal al-Qur'an antara lain:

Page 71: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

59

1) Niat menghafal yang kurang sungguh-sungguh, sehingga sering

menyebabkan tidak istiqomah, tidak sabar serta mudah putus asa

dalam menghafal al-Qur'an.

2) Kurangnya perhatian terhadap hafalan yang telah diperoleh

sehingga jarang melakukan pengulangan dan melakukan simaan

dengan santri lain.

3) Lemahnya manajemen waktu di tengah padatnya aktifitas sehari-

hari.

c. Faktor lingkungan

Selain dua faktor di atas, faktor lingkungan juga memiliki andil cukup

besar terjadinya interferensi rekroaktif dalam menghafal al-Qur'an di

PPTQ Purwoyoso, yakni:

1) Dekatnya pondok dengan jalan raya dan swalayan “Aneka Jaya”

sehingga menimbulkan suasana yang kurang kondusif untuk

berkonsentrasi menghafal al-Qur'an.

2) Banyaknya santri yang tidak menghafal al-Qur'an sehingga cukup

mempengaruhi semangat santri yang menghafal al-Qur'an.

2. Upaya santri Pondok Pesantren Tahafuzul Qur’an Purwoyoso mengatasi

interferensi retroaktif dalam menghafal al-Qur'an meliputi;

a. Melakukan pengulangan terhadap ayat-ayat yang mirip yang sering

membuat kekeliruan melanjutkan bacaan selanjutnya.

b. Mengelompokkan ayat-ayat yang mirip menjadi kelompok-kelompok

kecil yang memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip

kemudian dicari perbedaan-perbedaan yang ada pada ayat tersebut.

c. Mengingat-ingat letak maupun posisi ayat-ayat yang mirip dengan

menggarisbawahi, apakah terletak pada bagian kanan mushaf atau

bagian kiri, pada pojok atas atau bawah, ataukah terletak pada

pertengahan.

Page 72: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

60

d. Memperdengarkan hafalan ataupun mendengarkan bacaan santri lain,

saling simak-menyimak (mudarrosah) secara tartil, mendengarkan

kaset-kaset murotal sambil menirukan.

e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum menghafal al-

Qur'an.

B. Saran-saran

1. Bagi santri yang sering mengalami kesalahan bacaan ketika menemui ayat-

ayat yang mirip (problem inteferensi retroaktif) hendaknya berupaya

mengatasinya sesuai dengan karakteristik pribadi atau sesuai kebutuhan.

2. Setelah mengetahui bahwa problem interferensi retroaktif dialami oleh

sebagian besar santri yang sedang menghafal al-Qur'an diharapkan para

pembimbing lebih jeli dalam mendengarkan bacaan santri ketika

memperdengarkannya hafalannya, terutama pada ayat-ayat yang mirip.

C. Penutup

Demikianlah tulisan ini diakhiri dengan mengucapkan syukur

alhamdulillah, mudah-mudahan tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi siapapun yang dapat memetik ilmu, hikmah dan

pengetahuan tulisan ini.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penelitian ini dari awal hingga akhir. Semoga bantuan yang

telah diberikan mendapatkan balasan dan dapat diterima sebagai amal baik di

hadapan Allah SWT.

Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan demi

kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah Ta’ala kita

memohon ampun atas segala dosa dan kehidupan, dan hanya kepada-Nya kita

berserah diri, teriring do’a sehingga usaha dan amal baik kita selalu berbuah

keridhaan-Nya.

Page 73: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

DAFTAR PUSTAKA A.R., Fadhal, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Surabaya, Mekar, 2004. Abdul Kholiq, Abdurrahman, Bagaimana Menghafal Al-Qur'an, Jakarta, Pustaka

Al Kautsar, 2006. Abdul Rauf, Abdul Aziz, Kiat Sukses menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, Bandung,

Syaamil Cipta Media, Cet. IV, 2004. Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2004. Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur'an, Jakarta, Bumi Aksara, 2000.

Al-Harsyi, Ablah Jawwad, Kecil-kecil Hafal al-Qur’an, Jakarta, Hikmah, 2006. al-Marbawy, Muhammad Idris, Kamus Idris al-Marbawy, Indonesia, Dar Ihya’ al-

Kutub al-“Arabiyah, t.th.. Al-Qur’an al-Karim dan Terjemah, Kudus, Menara Kudus, 2006. Al-Qur’anul Karim, Semarang, Toha Putra, 1999. Arifin, Tajul, Kajian Al-Qur'an di Indonesia, terj. Howard M. Federspiel,

Bandung, Mizan, Cet. 2, 1996. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,

Rineka Cipta, 2002, Cet. 12. Ash Shabuny, Muhammad Ali, Al-Tibyan fi Ulum Al-Qur’an, Jakarta, Dinamika

Berkah Utama, 1930 H. As-Sirjani, Raghib, Cara Cerdas Menghafal Al- Qur’an, Solo, AQWAM, 2007. Chaplin, JP., Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2006. Davidoff, Linda L., Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, Erlangga, 1998. De Porter, Bobbi, dan Hernacki, Mike, Quantum Learning, Bandung, KAIFA,

2003. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991). Desmita, Psikologi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2002. Echols, John M., dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta, PT.

Gramedia, 2000.

Page 74: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

Fahmi, Musthafa, Stikulujah al-Ta’lim, Mesir, Maktabah Misriyah, t.th. Faizin, Nur, Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an, Yogyakarta, Mitra Pustaka,

2001. Hakim, Masykur, Berdialog dengan Al-Qur'an, Bandung, Mizan, 1997. Hartati, Islam dan Psikologi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya,

Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002. Irwanto, dkk., Psikologi Umum, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Umum, 1991. Junaidi, Mahbub, Menghafal Al- Qur’an Itu Mudah, Solo, CV. Angkasa, 2006. Kapadia, Mahesh, Memperkuat Memori, Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer, 2006. Karzun, Anas Ahmad, 15 Kiat Menghafal al-Qur’an, Jakarta, PT Mizan Publika,

2004.

Kholiq, Abdurrahman Abdul, Bagaimana Menghafal Al-Qur’an, Jakarta, Pustaka Al Kautsar, 2006.

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet. VII, Jakarta,

Sarasin, 1996. Ma’arif, Bambang Saiful, Teknik Menghafal Al-Qur'an, terj. Abdurrab

Nawabuddin, Bandung, Sinar Baru, 1991. Moloeng, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,

2001. Moskowitz, Merle J., General Psychology, Boston, Houghton Miffin Company,

t.th. Mudzakir, AS., Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an , terj. Manna Khalil al-Qattan, Bogor,

Pustaka Litera Antar Nusa, Cet. 4, 1998.

Muhammad bin Ismail al-Bukhori, Abi ‘Abdullah, Matan Masykul al- Bukhori, Libanon, Darul Fikr, t.th.

Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta,

PT. Bumi Aksara, 2000. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rake Sarasin,

1996, Cet. 7. Partanto, Pius A., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya, Arkola, 1994.

Page 75: UPAYA MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl-meiilmayan... · e. Belajar uslub bahasa Arab dan segala aspeknya sebelum

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1976.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2000. Shalih Tamhid, Aunur Rafiq, Apa itu al-Qur'an , terj. Imam as-Suyuthi, Jakarta,

Gema Insani Press, Cet. 6, 1992. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka

Cipta, 1995. Soemanto, Wasty,Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1998. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali, 1987. Sudarmanto, YB., Tuntunan Metodologi Belajar, Jakarta, Grasindo, 1995. Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

1997. Sugianto, Ilham Agus, Kiat Praktis Menghafal al-Qur'an, Bandung, Mujahid,

2004. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung.

PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Thomson, Ricard F., dan Madigan, Stephen A., MEMORY, Jakarta, Trans Media,

2007. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta, Balai Pustaka, 1998. ‘Usmani, Ahmad Rofi’, al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Bandung, Pustaka, 2000. W., Ahsin, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta, Bumi Aksara, 2000. Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, Andi Offset, 2003. Wortman, Camille B., Psichology, New York, Alfred A. Knopf, t.th. Ya’qub, Ali Mustofa, Nasihat Nabi Kepada Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an,

Jakarta, Gema Insani, 1996.