PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA...

98
PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA TERHADAP SIKAP MANDIRI ANAK (Studi atas Siswa Kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : AFIZUL CHUSNA 3103053 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2008

Transcript of PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA...

Page 1: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA TERHADAP SIKAP MANDIRI ANAK

(Studi atas Siswa Kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

AFIZUL CHUSNA

3103053

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

2008

Page 2: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

ii

ABSTRAK

Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective Orang Tua Terhadap Sikap Mandiri Anak (Studi atas Siswa Kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang). Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2008.

Adanya orang tua yang bersikap overprotective terhadap anak, yakni orang tua yang mencurahkan kasih sayangnya secara berlebihan sehingga akan memberikan perlindungan, serta penjagaan yang melampui batas kepada anak. Perilaku ini akan memungkinkan seorang anak tumbuh dengan rasa ingin terus bergantung pada orang lain dan kurangnya kemandirian dalam diri anak tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimanakah sikap overprotective orang tua siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang (X), 2) Bagaimanakah sikap mandiri siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang (Y), 3) Apakah terdapat pengaruh sikap overprotective orang tua (X) terhadap sikap mandiri siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang (Y).

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik korelasional. Subyek penelitian sebanyak 72 responden, menggunakan 2 tahap pengambilan sampel. Pertama, pra sampel yang diberikan kepada seluruh populasi yaitu orang tua siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang (X) dan siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang (Y). Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi orang tua yang bersikap overprotective terhadap anaknya. Kedua, dari pelaksanaan tahap pertama diketahui bahwa jumlah orang tua yang bersikap overprotective terhadap anaknya sebanyak 72 orang, sehingga responden yang menjadi penelitian ini berjumlah 72 responden. Karena jumlah responden kurang dari 100 orang, maka penelitian ini disebut dengan penelitian populasi.

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipótesis penelitian menggunakan analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa: rxy=0,804>rtabel pada taraf signifikansi r0,01 = 0,306 dan r0,05 = 0,235. Kemudian koefisien determinasinya adalah 0,6464. Hal ini menunjukkan bahwa 64,64% variasi nilai sikap mandiri anak ditentukan oleh sikap overprotective orang tua, melalui fungsi taksiran persamaan garis regresi Y=0,908 X + 4,336. Sedangkan dari hasil analisis regresi diperoleh Freg = 128,061 > Ftabel pada taraf signifikansi F0,01=7,08 dan F0,05=4,00. Meskipun rxy>rt dan Freg>Ft tetapi tidak dapat dikatakan signifikan, karena dari pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh prediktor seharusnya hasil uji hipotesisnya berupa signifikan negatif dan bukan signifikan positif. Sehingga dalam penelitian ini, dinyatakan bahwa hipotesis tidak diterima.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, orang tua, para tenaga pengajar, para peneliti pendidikan dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 3: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

iii

Drs. Abdul Wahid, M.Ag.

Jl. Candi Prambanan VI/1444

Kalipancur Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. Afizul Chusna

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

ini saya kirim naskah skripsi Saudara:

Nama : Afizul Chusna

Nomor Induk : 3103053

Judul : PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE

ORANG TUA TERHADAP SIKAP MANDIRI

ANAK (Studi atas Siswa Kelas V dan VI SD

Islam al-Azhar 25 Semarang).

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera

dimunaqasyahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 6 Januari 2008

Pembimbing

Drs. Abdul Wahid, M.Ag NIP. 150 268 214

Page 4: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

iv

DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG

PENGESAHAN

Skripsi Saudara :

Nomor Induk :

Judul :

Afizul Chusna

3103053

PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA

TERHADAP SIKAP MANDIRI ANAK (Studi atas Siswa

Kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang).

telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal :

17 Januari 2008

Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 tahun

akademik 2007/2008.

Semarang, 24 Januari 2008 Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. Dra. Siti Mariam, M.Pd. NIP:150267028 NIP:150257372

Penguji I Penguji II

Drs. H. Rahardjo, M.Ed. ST. Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd. NIP:150246873 NIP:150170474

Pembimbing

Drs. Abdul Wahid, M.Ag. NIP:150 268 214

Alamat: Jl. Prof. DR. Hamka Km. 1 (Kampus II), Telp/Fax. 024 7601295, 7615387

Page 5: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

v

MOTTO

χÎ) ©! $# Ÿω ç Éitó ム$ tΒ BΘ öθs) Î/ 4©®L ym (#ρ çÉitó ム$ tΒ öΝ ÍκŦ àΡr' Î/ 3 ∩⊇⊇∪

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri”.

(Q.S. ar-Ra’du: 11)1

β r&uρ }§øŠ©9 Ç⎯≈|¡ΣM∼ Ï9 ω Î) $ tΒ 4©tëy™ ∩⊂®∪

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”.

(Q.S. an-Najm: 39)2

1 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:

Diponegoro, 2005), Cet. 9, hlm. 250. 2 Ibid, hlm. 527.

Page 6: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

vi

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini, penulis persembahkan untuk :

இ Bapak dan Ibu tercinta (Abdul Rokhim dan Maslakhah).

இ Kakakku (A. Riyadi) tercinta.

இ Adikku Ami, serta saudaraku Atiq tersayang.

இ Rekan-rekan Angkatan 2003 Fak. Tarbiyah.

இ Teman-teman Rekor 07.

Page 7: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

vii

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran

orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan,

Semarang, 6 Januari 2008

Deklarator,

Afizul Chusna NIM. 3103053

Page 8: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Tiada untaian kata yang layak dan pantas penulis ungkapkan selain bacaan

"Alhamdulillahirabbil ‘alamin” atas segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE

ORANG TUA TERHADAP SIKAP MANDIRI ANAK (Studi atas Siswa Kelas V

dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang)” ini disusun untuk memenuhi tugas dan

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 dalam Ilmu

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Penulis merasa sangat bahagia karena dalam penulisan skripsi ini banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Maka, kiranya menjadi suatu kewajiban atas

diri penulis untuk menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya serta

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya, teriring do’a jazakumullah

khairan bi khairil jaza`, jaza`an katsiiran kepada:

1. Prof. DR. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang beserta para staff.

2. Drs. Abdul Wahid, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan

arahan, saran, serta motivasi yang sangat berharga kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajarkan ilmunya dengan ikhlas

kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

4. Budiyarno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah, seluruh guru serta karyawan SD

Islam al-Azhar 25 Semarang yang telah berkenan memberikan izin,

informasi dan bantuan yang sangat membantu penulis sehingga penelitian

dapat berjalan lancar.

Page 9: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

ix

5. Bapak dan ibu wali murid serta siswa-siswi kelas V dan VI SD Islam

al-Azhar 25 Semarang yang senantiasa meluangkan waktu dan tenaga

untuk memberikan informasi melalui pengisian angket yang telah peneliti

buat.

6. Bapak dan ibu tercinta yang telah mengasuh, membimbing, mencurahkan

segala kasih sayang dan perhatian, memberi bantuan baik materil maupun

immateril, dan do’a kepada penulis.

7. Kakakku (A. Riyadi) dan adikku (M. Amiqul Haq) yang senantiasa

memberi dorongan, semangat serta do’a kepada penulis.

8. Rekan-rekan mahasiswa senasib seperjuangan yang telah memberikan

masukan dan bantuan selama pembuatan skripsi.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian

skripsi ini.

Semoga Allah Swt membalas segala budi baik mereka dengan pahala yang

lebih besar dari yang telah mereka berikan pada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Demi perbaikan dan

penyempurnaan penulisan skripsi ini, penulis dengan rendah hati membuka serta

menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah

pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Semarang, 6 Januari 2008

Penulis

Afizul Chusna

Page 10: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

ABSTRAK PENELITIAN......................................................................... ii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

HALAMAN DEKLARASI........................................................................ vii

KATA PENGANTAR................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 5

D. Perumusan Masalah ........................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS........... 9

A. Deskripsi Teori ................................................................... 9

1. Sikap Overprotective Orang Tua.................................. 9

a. Pengertian Sikap Overprotective Orang Tua.......... 9

b. Ciri-Ciri Sikap Overprotective Orang Tua ............. 13

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Overprotective Orang Tua...................................... 18

d. Dampak Sikap Overprotective Orang Tua ............. 19

Page 11: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

xi

2. Sikap Mandiri Anak ..................................................... 20

a. Pengertian dan Dasar Sikap Mandiri Anak ............ 20

b. Ciri-Ciri Sikap Mandiri .......................................... 22

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya

Sikap Mandiri......................................................... 27

3. Pengaruh Sikap Overprotective Orang Tua terhadap

Sikap Mandiri Anak ..................................................... 32

B. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................... 35

C. Pengajuan Hipotesis ........................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 37

A. Tujuan Penelitian................................................................ 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................. 37

C. Variabel Penelitian ............................................................. 38

D. Metode Penelitian .............................................................. 38

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel. ........ 39

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 41

G. Teknik Analisis Data .......................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 46

A. Hasil Temuan Data Penelitian ............................................ 46

1. Gambaran Umum SD Islam al-Azhar 25 Semarang .... 46

a. Tinjauan Historis.. .................................................. 46

b. Visi dan Misi. ......................................................... 46

c. Letak Geografis. ..................................................... 47

d. Struktur Organisasi................................................. 49

e. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa.................... 49

f. Sarana dan Prasarana.............................................. 51

g. Latar Belakang Orang Tua Siswa........................... 52

2. Deskripsi Data.............................................................. 53

a. Data tentang Sikap Oveprotective Orang Tua. ....... 53

Page 12: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

xii

b. Data tentang Sikap Mandiri Anak. ......................... 60

B. Pengujian Hipotesis............................................................ 66

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 73

D. Keterbatasan Penelitian...................................................... 75

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP .................................... 77

A. Simpulan ............................................................................ 77

B. Saran................................................................................... 78

C. Penutup............................................................................... 79

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kualifikasi Sikap Overprotective Orang Tua .............................. 41

Tabel 3.2 Rumus Analisis Regresi .............................................................. 44

Tabel 4.1 Keadaan Siswa Dalam Setiap Tahun........................................... 50

Tabel 4.2 Sarana SD Islam al-Azhar 25 Semarang..................................... 51

Tabel 4.3 Rekapitulasi Jawaban Angket Sikap Overprotective Orang Tua 53

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Overprotective Orang Tua ............... 58

Tabel 4.5 Kualifikasi dan Interval Sikap Overprotective Orang Tua.......... 59

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Angket Sikap Mandiri Anak .................... 60

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Mandiri Anak................................... 64

Tabel 4.8 Kualifikasi dan Interval Sikap Mandiri Anak ............................. 65

Tabel 4.9 Tabel Kerja Koefisien antara Sikap Overprotective Orang Tua

dan Sikap Mandiri Anak ........................................…….. .......... 66

Tabel 4.10 Uji Signifikansi dengan r tabel .................................................. 70

Tabel 4.11 Rumus Analisis Variansi Regresi Satu Prediktor ........................ 72

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Analisis Variansi Regresi Satu Prediktor ......... 73

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis.. .................................................. 74

Page 14: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Denah lokasi SD Islam al-Azhar 25 Semarang........................ 48

Gambar 4.2 Histogram Sikap Overprotective Orang Tua............................ 58

Gambar 4.3 Histogram Sikap Mandiri Anak. .............................................. 64

Page 15: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Instrumen Angket

2. Angket Sikap Overprotective Orang Tua

3. Angket Sikap Mandiri Anak

4. Hasil Uji SPSS di Lab. Matematika Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo.

5. Surat Penunjukan Pembimbing

6. Surat Izin Riset dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

7. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala SD Islam al-Azhar 25 Semarang

8. Riwayat Pendidikan Penulis

Page 16: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi orang yang

berkembang secara sempurna. Bagi sebuah keluarga, anak merupakan salah

satu rahmat dan karunia Allah yang patut disyukuri. Selain itu, anak juga

amanat dari Allah kepada kedua orang tua yang wajib dipertanggung

jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidak kecil. Secara

umum inti tanggung jawab itu ialah penyelenggaraan pendidikan bagi anak-

anak dalam rumah tangga.1

Berbicara tentang tanggung jawab orang tua dalam keluarga, maka

erat kaitannya antara pendidikan keluarga dengan perkembangan jiwa anak.

Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada

lingkungan sekolah saja, yang secara sadar seorang pendidik memberikan

bimbingan kepada anak didiknya. Pendidikan dalam pengertian luas yaitu life

is education and education is life, sehingga benar adanya jika Lodge

menyatakan bahwa “pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman”.2

Lingkungan keluarga merupakan pengalaman pertama yang didapat oleh

seorang anak sebelum mengenal dunia luar. Oleh karena itu, orang tua harus

menanamkan hal-hal yang positif sedini mungkin, sesuai dengan sabda Rasul

yang berbunyi,

ن قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم ما م: عن ايب هريرة رضي اهللا عنه قالرواه (مولود إال يولد على الفطرة فا بواه يهودانه او ينصرانه او يمجسا نه

3 )البخاري

1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994), Cet. 2, hlm. 160. 2 Ibid., hlm. 25. 3 Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz I,

(Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiah, t.th), hlm. 413.

Page 17: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

2

Dari abu Hurairah r.a dia berkata, bersabda Rasulullah Saw., “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapaknyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi”. (H.R al-Bukhari) Sehubungan dengan hadits di atas, maka semakin jelas bahwa orang

tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik iman dan perilaku

anak. Islam mengajarkan bahwa pendidik pertama dan utama yang paling

bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

adalah kedua orang tua. Seperti pernyataan Ibrahim Nasir dalam kitabnya

Muqaddimah fi at-Tarbiyah,

البيت أو االسرة هي البيئة التربوية االوىل للطفل وهي اليت تشكله حسب الروح 4السائدة بني االفراد املكونني هلذه االسرة

Rumah atau keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak dan keluarga tersebut akan sulit menciptakan jiwa yang mulia bagi anaknya bila dilakukan perorangan tanpa disertai dengan adanya bantuan dari seluruh keluarga.

Berdasarkan pernyataan di atas, jelas bahwa perkembangan jiwa

anak sangat dipengaruhi oleh kedua orang tua bahkan seluruh anggota

keluarga. Seperti halnya Islam yang juga memerintahkan kedua orang tua

untuk mendidik diri dan keluarganya terutama anak-anaknya.5 Tanggung

jawab orang tua ini didasarkan pada Firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat

6, yang berbunyi:

$ pκ š‰r'≈tƒ t⎦⎪ Ï% ©! $# (#θãΖ tΒ#u™ (# þθè% ö/ä3|¡ àΡr& ö/ä3‹ Î=÷δ r&uρ # Y‘$tΡ... ∩∉∪

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ... (Q.S. at-Tahrim : 6)6

4 Ibrahim Nasir, Muqaddimah fi at-Tarbiyah, Mudkhal ila at-Tarbiyah (Aman al-

Ardan: al-Jami’ah at-Tarbiyah, t.th), hlm. 182. 5 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2000), hlm. 42. 6 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:

Diponegoro, 2005), Cet. 9. hlm. 560.

Page 18: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

3

Kewajiban orang tua ini sebenarnya dapat dilaksanakan dengan

mudah dan wajar karena orang tua memang mencintai anaknya. Hal ini

merupakan sifat manusia yang dibawanya sejak lahir.7 Bila orang tua memang

mencintai anaknya, tentunya mereka tidak akan merasa kesulitan untuk

mendidik anaknya. Pendidikan berdasarkan kasih sayang ini terkadang juga

dapat mendatangkan bahaya, karena kasih sayang yang diberikan orang tua

terhadap anak terkadang terlampau berlebihan (overprotective) dan berubah

menjadi pemanjaan kepada anak.

Mendidik anak melalui cara yang keras dan kaku dampaknya akan

sama dengan menyikapi anak secara masa bodoh dan meremehkan. Di sisi

lain, sikap memanjakan yang kelewat batas juga akan memberikan hasil yang

tidak memuaskan.8 Orang tua memiliki kewajiban untuk menolong anak-anak

dalam memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi mereka tidak boleh berlebih-

lebihan dalam menolong itu. Sehingga anak-anak mereka tidak kehilangan

kemampuan untuk berdiri sendiri.9

Anak yang manja jika dewasa cenderung tidak memiliki

kemandirian, karena mereka selalu melibatkan campur tangan orang tua dalam

menyelesaikan persoalan, baik sederhana maupun rumit. Mereka tidak dapat

berdiri sendiri dan selalu menggantungkan diri pada orang lain. Oleh karena

pentingnya penanaman sikap mandiri pada anak, maka orang tua harus

memulainya sejak dini. Meskipun tidak berarti bahwa orang tua melepas

begitu saja dan membiarkannya tumbuh dengan sendirinya.

Pendidikan yang didasarkan pada kasih sayang yang terlampau

berlebihan (overprotective) akan memberikan dampak negatif terhadap anak

itu sendiri, yang justru akan menghambat kepribadiannya. Pendidikan seperti

ini merupakan pendidikan yang salah dalam sebuah keluarga. Bila demikian,

maka pendidikan yang benar dalam persoalan kasih sayang terhadap anak

7 Ahmad Tafsir, loc. cit. 8 A. Choiran Marzuki, Anak Saleh dalam Asuhan Ibu Muslimah, (Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2000), Cet. 3. hlm. 127. 9 Abdul Aziz el-Quussy, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, Jilid I, Alih Bahasa

Zakiah Daradjat (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), hlm. 220.

Page 19: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

4

adalah dengan menjaga keseimbangan “khairul umur ausatuha” dan menjauhi

ifrath dan tafrith (melebihkan dan mengurangi).10

Merupakan hal yang manusiawi bila orang tua selalu berusaha

menghindari tindakan yang membuat anak mereka sedih. Mereka berfikir

bahwa mereka dapat membahagiakan anak dengan cara memenuhi semua

kebutuhannya. Maka tidak dipungkiri lagi, bila orang tua dari golongan kelas

atas (Upper Class) mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak.11

Oleh karena itu, penulis mengambil lokasi di SD Islam al-Azhar 25 Semarang

yang kebanyakan siswanya berasal dari keluarga menengah ke atas.

Berdasarkan realita bahwa terkadang orang tua tidak sadar bila

mendidik anak dengan berlimpahan kasih sayang (overprotective) dapat

mengantarkan anak mereka kepada pengaruh yang negatif di masa mendatang.

Hal inilah yang menjadikan penulis merasa tertarik untuk mengkajinya lebih

dalam lagi dan berusaha memberanikan diri untuk mencoba mengamati,

mengkaji, menelaah, menganalisis dan kemudian menulisnya dalam bentuk

skripsi yang berjudul: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG

TUA TERHADAP SIKAP MANDIRI ANAK (Studi atas Siswa Kelas V

dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang).

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

penelitian dapat diidentifikasikan antara lain sebagai berikut:

1. Sikap overprotective orang tua pada dasarnya merupakan wujud dari kasih

sayang orang tua, akan tetapi cinta serta kasih sayang yang mereka

berikan terlalu berlebihan. Sehingga menimbulkan adanya penjagaan serta

perlindungan yang kelewat batas. Mendidik dengan cinta memang tidak

disalahkan, tetapi orang tua harus memberi batasan-batasan sampai di

mana mereka boleh memperhatikan dan melindungi anaknya.

10 Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, (Jakarta: Lentera, 1999), hlm. 150. 11 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

1995), Cet. 3, hlm. 64.

Page 20: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

5

2. Sikap mandiri merupakan suatu keadaan seseorang untuk dapat berdiri

sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Pandangan bahwa masa

kanak-kanak merupakan masa bermain yang pada umumnya masih belum

bisa berdiri sendiri, tetapi bukan berarti mereka dibiarkan begitu saja.

Kemandirian seorang anak tidak datang dengan sendirinya, tetapi sikap

mandiri dapat terbentuk dengan adanya latihan-latihan dan juga kebiasaan.

Sebagai langkah awal orang tua dapat membimbing kemandirian anak

sejak mereka masih kecil.

3. Pada dasarnya orang tua tidak boleh memberikan kasih sayang, perhatian

dan pemeliharaan secara berlebihan kepada anak, karena hal ini akan

menimbulkan sifat ketergantungan pada orang lain. Pada akhirnya, hal ini

akan meninggalkan pengaruh negatif di masa mendatang, karena mereka

sudah terbiasa sejak kecil ada orang yang selalu menjaga dan

melindunginya.

C. PEMBATASAN MASALAH

Beranjak dari latar belakang yang telah diungkap di muka, maka

penulis akan lebih mempertegas serta membatasi ruang lingkup yang ada

sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman serta kerancuan dalam

menafsirkan judul yang ada. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

1. Pengaruh

Pengaruh berarti “daya yang ada/timbul dari sesuatu (orang, benda) yang

ikut membentuk watak, kepercayaan/perbuatan seseorang“12 Jadi, yang

dimaksud pengaruh di sini adalah daya/kekuatan yang timbul dari sikap

overprotective orang tua dalam membentuk sikap mandiri seorang anak.

12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), Edisi Ketiga, Cet. 3, hlm. 849.

Page 21: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

6

2. Sikap Overprotective

Overprotective berasal dari kata overprotection yang berarti: over proteksi;

perlindungan, pembelaan, penjagaan berlebih-lebihan.

Memberi perhatian yang sangat berlebih-lebihan terhadap seorang anak.

Kaum ibu yang melaksanakan hal seperti ini cenderung merintangi

anaknya untuk memiliki sifat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada

orang lain13

kemudian, sikap overprotective yang dimaksud oleh penulis adalah sikap

orang tua yang memberi kasih sayang dengan sangat berlebihan terhadap

anak, sehingga cenderung untuk memanjakannya.

3. Orang Tua

Orang tua artinya 1. Ayah dan Ibu, 2. (orang tua) Orang yang dianggap tua

(cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), orang-orang yang dihormati

(disegani di kampung).14 Atau, orang tua adalah “orang yang bertanggung

jawab dalam satu keluarga/rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-

hari lazim disebut bapak ibu”.15

Jadi, orang tua yang dimaksud di sini adalah orang yang sepenuhnya

bertanggung jawab terhadap anak dan dalam kehidupan sehari-hari biasa

dipanggil dengan sebutan ayah/ibu.

4. Sikap Mandiri

Kata sikap yang dalam bahasa Inggris adalah attitude mempunyai arti

“perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan;

perilaku, gerak-gerik”.16 Mandiri mempunyai arti “keadaan dapat berdiri

sendiri, tanpa tergantung pada orang lain”17 Sedangkan menurut Zakiah

13 Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya, 1987), hlm.

329. 14 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 802. 15 Thamrin Nasution dan Nurhalizah Nasution, Peran Orang Tua dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 1989), hlm. 1. 16 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 1063. 17 Ibid., hlm. 710.

Page 22: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

7

Daradjat “mandiri adalah kecenderugan anak untuk melakukan suatu yang

diingininya tanpa minta bantuan orang lain”.18

Adapun yang dimaksud dengan sikap mandiri di sini adalah suatu

kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang diingininya tanpa minta

tolong pada orang lain atau tergantung pada orang lain.

D. PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan judul yang telah diangkat, maka dapat dirumuskan

beberapa pokok permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini

yaitu:

1. Bagaimanakah sikap overprotective orang tua siswa kelas V dan VI SD

Islam al-Azhar 25 Semarang?

2. Bagaimanakah sikap mandiri siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25

Semarang?

3. Bagaimanakah pengaruh sikap overprotective orang tua terhadap sikap

mandiri siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang?

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1. Secara teoritis

a. Sebagai kontribusi wacana keilmuan dan khazanah intelektual tentang

cara mengasuh anak.

b. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti lain yang hendak

mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Secara praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para orang tua untuk lebih

meningkatkan serta memperhatikan pendidikan dan pengasuhan dalam

sebuah keluarga.

18 Zakiah Daradjat, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987),

hlm. 130.

Page 23: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

8

b. Sebagai bahan masukan bagi para orang tua dalam mendidik anak-

anak mereka, agar mereka juga memperhatikan pendidikan dari segi

kejiwaan anak sehingga nantinya anak mereka dapat hidup mandiri.

c. Sebagai bahan renungan bagi para siswa agar mereka memiliki sikap

mandiri dan lebih meningkatkan kualitas kepribadiannya, sehingga

mampu mengaktualisasikan dirinya pada masyarakat.

Page 24: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

9

BAB II

LANDASAN TEORI

SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA DAN SIKAP MANDIRI ANAK

A. DESKRIPSI TEORI

1. Sikap Overprotective Orang Tua

a. Pengertian Sikap Overprotective Orang Tua

Kata “sikap” yang dalam bahasa Inggris adalah attitude

mempunyai arti “sikap atau perilaku”.1 Atau sikap yang berarti perbuatan

dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan, perilaku,

gerak-gerik.2 Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Clifford T Morgan

sebagai berikut “an attitude is a tendency to respond positively (favorably)

or negatively (unfavorably) to certain persons, objects or situation”.3

Sikap adalah sebuah kecenderungan untuk memberikan tanggapan positif (menyenangkan) atau negatif (tidak menyenangkan) terhadap orang, benda/keadaan.

Kata overprotective berasal dari kata overprotection yang terdiri

dari kata over dan protection. Kata over yang berarti lebih, sangat4 dan

protection yang berarti perlindungan, pembelaan, penjagaan.5

Overprotective (overly protective) yang berarti “overprotective parents”.

Protective yang berarti pula intended or adapted to afford protection of

some kind. 6 (keinginan atau kebiasaan untuk memberikan perlindungan

akan berbagai hal).

1 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

1992), Cet. 20, hlm. 45. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), Edisi Ketiga, Cet. 3, hlm. 1063. 3 Clifford T. Morgan and Richard A. King, Introduction to Psychology, (Singapore:

Mc. Graw Hill, 1971), Fourth Edition, hlm. 244. 4 John M. Echols dan Hassan Shadily, op. cit., hlm. 411. 5 Ibid, hlm. 453. 6 WordNet Home Page, “Overprotective Parents”,

http:www.wordnet.Princeton.edu/perl/webwn?02=&00=protective.

Page 25: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

10

Kartini Kartono dan Dali Gulo mendefinisikan Overprotection

dengan:

over proteksi, perlindungan, pembelaan, penjagaan berlebih-lebihan. Maksudnya adalah memberi perhatian yang sangat berlebih-lebihan terhadap seorang anak. Kaum ibu yang melaksanakan hal seperti ini cenderung merintangi anaknya untuk memiliki sifat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada orang lain.7

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka sikap

overprotective orang tua dapat diartikan dengan sikap orang tua yang

memberikan kasih sayang dengan sangat berlebihan terhadap anak,

sehingga kasih sayang tersebut akan menimbulkan perhatian, perlindungan

serta kekhawatiran yang sangat berlebih-lebihan terhadap seorang anak.

Mendidik pada hakekatnya bersifat melindungi, yaitu melindungi

anak dari ketidakmampuannya bergaul dengan lingkungan pergaulannya,

melindungi dari sergapan pengaruh yang tidak baik yang mungkin dapat

mengancamnya dari lingkungan hidupnya, lebih-lebih dalam kehidupan

dewasa ini yang serba kompleks.8 Sehingga yang dimaksud memberikan

perlindungan kepada anak bukanlah dengan cara memberikan perhatian

atau perlindungan yang berlebihan dengan menonjolkan kekhawatiran

akan segala sesuatu yang berhubungan dengan anak.

Memberikan kasih sayang dan perhatian kapada anak adalah

kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang tua, supaya mental si

anak dapat tumbuh sehat. Hal itu disebabkan kasih sayang orang tua

sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Anak yang tumbuh sehat

mentalnya akan mudah untuk dididik dengan nilai-nilai keislaman,

dibimbing pada jalan kebenaran dan ditanami ideology ketauhidan,

sebagaimana yang diinginkan oleh orang tuanya.9 Kecintaan pada anak

hendaknya jangan sampai melewati batas hingga melupakan segalanya,

7 Kartini Kartono & Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya, 1987), hlm.

329. 8 M. I. Soelaeman, Pendidikan Dalam Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 1994), hlm. 92. 9 Fuad Kauma, Buah Hati Rasulullah, Mengasuh Anak Cara Nabi, (Jakarta: Hikmah,

2003), hlm. 159.

Page 26: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

11

karena hal ini merupakan perilaku yang keliru, yang dituntut adalah

keadaan yang wajar, yaitu tengah-tengah antara berlebihan dan

berkekurangan (ifrath & tafrith).10 Al-Qur’an al-Karim menggambarkan

keadaan ini dalam surat al-Furqon ayat 67.

t⎦⎪ Ï% ©! $#uρ !# sŒÎ) (#θà) xΡ r& öΝ s9 (#θèùÌó¡ ç„ öΝ s9uρ (#ρçI ø) tƒ tβ%Ÿ2 uρ š⎥÷⎫ t/ š Ï9≡sŒ $YΒ#uθs% ∩∉∠∪

Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secar wajar.11

Selain itu Rasulullah Saw. juga memperingatkan agar dalam

mencintai anak jangan sampai melewati batas. Jika hal itu dilakukan maka

keimanannya tidak akan sempurna. Hal ini dijelaskan dalam sabdanya

اليؤمن أحدكم حتى أكون : عن أنس قال قال النيب صلى اهللا عليه وسلم نعيماس أجالنلده ووالده وو ه منالي ب12)رواه البخاري(أح

Dari Anas dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak beriman salah seorang diantara kalian sehingga kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya”. (H.R al-Bukhari)

Sebagaimana hadits Rasulullah yang telah disebutkan di atas, hal

yang sama juga dijelaskan oleh Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya`

‘Ulum ad-Din yaitu,

فأحد أسباب ضعف حب اهللا فى القلوب قوةحب الدنياومنه حب األهل 13والمال والولد واألقارب والعقار والدواب والبساتين والمتنزهات

Maka salah satu sebab lemahnya rasa cinta kepada Allah dalam hati adalah kuatnya rasa cinta kepada dunia termasuk di dalamnya cinta kepada istri, harta, anak, keluarga, sawah ladang, binatang ternak, kebun-kebun, dan tempat-tempat hiburan.

10 Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, (Jakarta: Lentera, 1999), hlm. 163. 11 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:

Diponegoro, 2005), Cet. 9. hlm. 365. 12 Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz I,

(Libanon: Dar al-Fikr, t.th), hlm. 12. 13 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum ad-Din, Juz IV,

(Semarang: Toha Putra, t.th.), hlm. 307.

Page 27: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

12

Berdasarkan hadits Rasulullah dan pernyataan Imam al-Ghazali

di atas, jelas bahwa dalam mencintai Allah dan Rasul-Nya harus di atas

segala-galanya. Jika cintanya kepada Allah dan Rasul masih kalah dengan

anak, berarti dirinya adalah orang yang lemah imannya dan rapuh

akidahnya sehingga menomorduakan Allah dan Rasul-Nya. Padahal

keberadaan anak di dunia ini hanya bersifat sementara.14

Telah diketahui bahwa, memperlakukan anak dengan penuh

kelembutan dan kasih sayang merupakan prinsip dasar pendidikan anak

dalam islam. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi orang tua untuk

memberi hukuman ketika mereka berbuat salah. Sebagaimana penjelasan

Abdullah Ulwan dalam kitabnya Tarbiyatul Aulad bahwa,

:والطرق اليت فتح معاملها املعلم األول عليه الصالة والسالم هياالرشاد اىل اخلطا بالتوجيه، االرشاد اىل اخلطا باملالطفة، االرشاد اىل اخلطا باالشارة، االرشاد اىل اخلطا بالتوبيخ، االرشاد اىل اخلطا باهلجر، االرشاد اىل

15واعظة اخلطا بالضرب، االرشاد اىل اخلطا بالعقوبة ال

Cara-cara yang telah dilakukan oleh Rasulullah Saw. Dalam mengatasi dan memperbaiki kesalahan anak, antara lain:

Memberitahu kesalahan diiringi dengan bimbingan, menyalahkan dengan lembut, menyalahkan dengan isyarat, menyalahkan dengan taubih (menjelekkan), memperbaiki kesalahan dengan meninggalkannya (tidak mengajak bicara padanya), memperbaiki kesalahan dengan memukul, menyadarkan kesalahan dengan sanksi yang keras.

Semakin jelas bahwa, dalam mendidik seorang anak tidak hanya

mengagungkan kasih sayang, tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsip

pendidikan lain yang tidak kalah pentingnya dengan pemberian kasih

sayang.

14 Fuad Kauma, op. cit., hlm. 160. 15 Abdullah Ulwan, Tarbiyatul Aulad fi al-Islam, Juz II, (Beirut: Dar as-Salam, 1893),

hlm. 763-766.

Page 28: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

13

Salah satu gambaran orang tua yang sangat mencintai anaknya

tanpa melupakan cintanya kepada Allah adalah Nabi Ibrahim a.s. Beliau

adalah figur yang patut kita contoh, oleh karena itu, sebagai orang tua

seyogyanya tidak melampui batas-batas yang lazim dalam menyayangi

dan melindungi anaknya.

b. Ciri-ciri Sikap Overprotective Orang Tua.

Sikap overprotective orang tua dapat dilihat dari perlakuan-

perlakuan orang tua di bawah ini:

1) Perhatian yang Berlebihan

Perhatian orang tua merupakan kebutuhan dasar bagi anak,

karena dengan adanya perhatian tersebut, anak akan merasa

mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Orang tua yang

memberikan perhatian cukup, sangat membantu perkembangan

kepribadian anak. Perhatian tersebut dapat ditunjukkan dengan

berbagai bentuk, misalnya cara orang tua memenuhi kebutuhan dan

keinginan anak, sikap orang tua ketika anak sedang belajar atau

bermain, respon orang tua atas kemampuan yang dimiliki anak baik

kemampuan motorik, intelektual maupun emosional, dan lain-lain.

Memberikan perhatian dan menerima anak sebagaimana

adanya adalah esensial dalam kehidupan anak. Namun, kasih sayang

yang diberikan itu harus diterjemahkan dalam bentuk tindakan

memelihara dan mengasuh anak sebaik-baiknya, seperti memberi

makan dan minum, memandikan, memakaikan baju ketika masih bayi.

Jika anak bertambah besar, orang tua wajib memberikan berbagai

rangsangan yang dapat membantu perkembangan anak. Kewajiban

orang tua adalah mengembangkan keterampilan berinteraksi dengan

anak, sehingga dapat mengekspresikan kasih sayang dan kehangatan

mereka terhadap anak.16 Tetapi, kebanyakan orang tua mengartikannya

16 Shinta Ratnawati, Keluarga, Kunci Sukses Anak, (Jakarta: Kompas, 2001), Cet. 3,

hlm. 56.

Page 29: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

14

dengan cara memberikan perhatian kepada anak akan segala hal-hal

yang dibutuhkan mereka.

Terkadang orang tua mempunyai tuntutan yang tinggi,

bahkan tidak realistis. Mereka menuntut dirinya menjadi orang tua

yang dapat memenuhi semua keinginan anaknya, memberikan kasih

sayang, bekerja mati-matian untuk memenuhi kebutuhan anak, dan

sebagainya. Tuntutan yang berlebihan ini justru akan menghambat

tugas mereka sebagai orang tua.

Pendidikan dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan

perhatian penuh dengan mengikuti perkembangan aspek aqidah dan

moral anak. Misalnya, orang tua memperhatikan sikap jujur anak. Jika

anak ditemukan telah berdusta, maka orang tua berkewajiban untuk

membimbingnya agar tidak mengulanginya lagi. Jika hal ini dibiarkan,

kemungkinan besar ia akan terbiasa untuk berdusta.17 Selain itu, orang

tua juga harus memperhatikan tata cara seorang anak bermasyarakat

dan bergaul dengan orang lain. Jika terdapat satu keganjilan baik

dalam sopan santun makan, memberi salam, bergaul, berbicara atau

tata cara bermasyarakat lainnya, maka orang tua harus berusaha keras

seoptimal mungkin untuk menanamkan dan membiasakan tata krama

bermasyarakat dan bergaul yang islami.18

Teramat jelas bahwa perhatian kepada anak bukan hanya

ditekankan pada pemenuhan kebutuhan materi anak saja, di mana

segala sesuatu yang diminta dan diinginkannya selalu dituruti, tetapi

lebih ditekankan pada aspek agama yang akan menjadi landasan utama

untuk kehidupannya mendatang.

2) Pemberian Bantuan Secara Terus-menerus

Peran orang tua sebagai penolong dan pembantu adalah

memberikan bantuan kepada anak, karena ia masih memiliki

17Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, Kaidah-kaidah Dasar,

Alih Bahasa Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 144. 18 Ibid., hlm. 150.

Page 30: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

15

keterbatasan dan kelemahan baik fisik, psikis, maupun ruhaniahnya.

Yang dimaksud membantu adalah membawa anak kepada keadaan

yang wajar dan mandiri. Bantuan itu berupa tindakan-tindakan yang

mempercepat kedewasaan, dalam bentuk perawatan fisik, penggunaan

anggota badan dan pemeliharaan ruhani.

Sebelum ada kemampuan untuk berdiri sendiri, anak tentu

membutuhkan pertolongan orang dewasa. Orang tua memiliki

kewajiban untuk menolong anak-anaknya dalam memenuhi kebutuhan

mereka, tetapi mereka tidak boleh berlebih-lebihan dalam menolong

anak, sehingga nantinya anak mereka tidak akan kehilangan

kemampuan untuk berdiri sendiri.19

Seorang anak lahir ke dunia sebagai makhluk yang

independen dan kompleks. Makhluk independen yang dimaksud dalam

hal ini ialah ciptaan Allah yang berdiri sendiri, memiliki takdir

tersendiri dan merupakan individu yang terlepas dari individu lain

termasuk orang tuanya sekalipun.

Adapun disebut makhluk yang

kompleks karena seorang anak lahir dengan membawa karakter, bakat

serta kemampuan tertentu untuk dapat dikembangkan.20

Orang tua yang baik adalah orang tua yang mengakui

kemampuan anak, dia memandang anak sebagai individu yang sedang

berkembang.

Sehingga memberikan kesempatan kepadanya untuk

mengembangkan diri dengan segala kemungkinan yang dimilikinya.

Orang tua seperti ini memahami hakekat perkembangan anak yakni

mencapai kedewasaan fisik, mental, emosional dan sosial. Orang tua

yang memahami hal ini akan menanggapi secara positif seluruh

ekspresi anak dalam bentuk apapun, memberi kebebasan kepada anak

untuk berkreasi, mengembangkan bakatnya, serta mendukung seluruh

19 Abdul Aziz El-Quussy, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, Jilid I, Alih Bahasa

Zakiah Daradjat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), hlm. 220. 20 M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2001), hlm.19.

Page 31: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

16

keinginan anak yang positif, dengan terus memantau dan mengarahkan

anak agar jangan menyusuri jalan hidup yang sesat.

3) Mengawasi Kegiatan Anak Secara Berlebihan

Mengingat anak akan senantiasa terletak di bawah perhatian

dan pengawasan pendidikan, maka orang tua akan selalu

memperhatikan segala gerak-gerik, ucapan, perbuatan, bacaan dan

orientasinya. Pengawasan di sini bukan berarti bahwa orang tua selalu

mengawasi gerak-gerik atau segala kegiatan anaknya karena mereka

sangat khawatir bila anaknya akan ditimpa musibah.

Maksud dari pendidikan yang disertai pengawasan yaitu

mendampingi anak dalam upaya membentuk akidah dan moral, dan

mengawasinya mempersiapkan secara psikis dan sosial. Hal ini sesuai

dengan prinsip-prinsip Islam yang universal dan dengan peraturan

yang abadi, mendorong para orang tua, ibu-bapak untuk selalu

mengawasi dan mengontrol anak-anaknya dalam setiap segi kehidupan

dan pada setiap aspek kependidikan.21 Sesuai dengan firman Allah

dalam surat at-Tahrim ayat 6 yang berbunyi,

$ pκ š‰r'≈tƒ t⎦⎪Ï% ©! $# (#θãΖ tΒ# u™ (#þθè% ö/ä3|¡ àΡr& ö/ä3‹ Î=÷δ r& uρ #Y‘$ tΡ... ∩∉∪

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ... (Q.S. at-Tahrim : 6) 22

Berdasarkan nash tersebut kita dapat mengambil suatu

kesimpulan bahwa tiap anggota keluarga diharapkan untuk selalu

menjaga anggota keluarganya, bahkan bertanggung jawab atas mereka.

Hal penting lain yang perlu diketahui dan disadari seorang

pendidik bahwa pengawasan ini tidak terbatas pada satu atau dua aspek

pembentukan jiwa, tetapi juga mencakup berbagai segi; segi keimanan,

intelektual, moral, fisik, psikis, dan sosial kemasyarakatan. Sehingga

21 Abdullah Nashih Ulwan, op. cit., hlm. 128-129. 22 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, op. cit., hlm. 560.

Page 32: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

17

pendidikan ini akan memberi hasil positif dan insan muslim yang

seimbang dalam menunaikan tugas dan kewajibannya dalam hidup.23

4) Memecahkan Masalah Anak

Orang tua sering tidak memberi kepercayaan pada anak atas

kemampuan yang dimilikinya. Mereka sering turun tangan untuk

membantu memecahkan masalah mereka, padahal belum tentu bantuan

tersebut benar-benar dibutuhkan oleh seorang anak. Pada dasarnya

Allah Swt telah memberi karunia yang berupa intuisi pada setiap anak

agar mereka dapat memecahkan berbagai masalah, dan dengan

memecahkan masalah tersebut mereka dapat mengasah intuisinya

secara lebih tajam.24 Orang tua tidak sadar bahwa kemampuan

memecahkan masalah adalah bagian yang menyatu dalam proses

pertumbuhan anak.

Ada pula orang tua yang suka mencampuri urusan anak-

anaknya sampai kepada soal-soal yang kecil, misalnya mereka

mengatur jadwal kegiatan anak-anaknya, cara membelanjakan uang,

teman-teman bermain dan lain-lain. Anak-anak yang dibesarkan dalam

suasana seperti itu, jika mereka dewasa akan memiliki sifat ragu-ragu,

lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang

apa saja. Hal ini dikarenakan mereka belum pernah terlatih untuk

mengambil keputusan bagi dirinya sendiri, karena selama ini ada orang

yang selalu memikirkannya. Dalam hal ini mungkin orang tua lupa

bahwa seseorang akan belajar dari pengalamannya.

Orang tua harus mengajarkan anak-anaknya untuk

mempelajari segala sesuatu sendirian, artinya mereka akan merasakan

hasil perbuatan mereka sendiri baik yang menyenangkan atau yang

menyakitkan. Berawal dari pengalaman tersebut, anak akan belajar

untuk mengmbil keputusan, memecahkan masalah, serta memunculkan

ide-ide kreatif yang dimilikinya. Mereka akan mendapatkan pelajaran

23 Abdullah Nashih Ulwan, op. cit., hlm. 143. 24 Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, (Bekasi: Pustaka Inti, 2006), hlm. 47.

Page 33: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

18

tersendiri melalui pengalaman pribadinya secara langsung. Seperti

yang dikemukakan Stephanie Thornton dalam bukunya Children

Solving Problem, bahwa “pemecahan masalah yang berhasil tidak

begitu bergantung kepada kecerdasan si anak tetapi lebih pada

pengalaman mereka”.25

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Overprotective Orang Tua

Pada dasarnya, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi orang

tua untuk memberikan pemeliharaan serta penjagaan yang melampui batas

(overprotective) dalam membimbing anaknya, yaitu:

1) Sifat proteksi yang murni datang dari dalam orang tua sendiri, hal ini

dikarenakan mereka benar-benar menyayangi anak-anaknya. Perilaku

proteksi yang murni dari orang tua ini timbul dari beberapa hal di

antaranya:

a) Pengalaman orang tua di waktu kecil

b) Terlambatnya ibu mendapat anak

c) Adanya penderitaan saat melahirkan anak

d) Anak yang cacat/sakit-sakitan

e) Anak tunggal/anak sulung/anak bungsu26

2) Orang tua memproteksi anak untuk menutupi perasaan

bermusuhan/penolakan anak. Sehingga hal ini merupakan kompensasi

atas kesalahan orang tua.27

Dalam hal ini, orang tua biasanya sangat memanjakan anak sebagai

imbalan atas hilangnya waktu bersama anak akibat kesibukan orang

tua, bahkan mereka merasa sangat berdosa karena telah meninggalkan

anak seharian.

25 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, Alih Bahasa

Alex Tri Kantjono, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet. 4, hlm. 141. 26 Musthafa Fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, Jilid I,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 98-99. 27 Shinta Ratnawati, op. cit., hlm. 55.

Page 34: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

19

d. Dampak Sikap Overprotective Orang Tua

Setiap orang memulai kehidupannya dari dalam keluarga. Besar

ataupun kecil lingkungan keluarga akan tetap berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak diragukan lagi bahwa

perlakuan overprotective orang tua juga mempunyai pengaruh dalam

pribadi anak. Meskipun tidak semua anak itu akan mendapatkan akibat

yang sama. Hendaknya para orang tua perlu mengetahui bahwa sikap

overprotective bisa menimbulkan akibat-akibat yang buruk, antara lain:

1) Anak akan tumbuh dalam pribadi yang sangat lemah, kehilangan

kemampuan untuk mandiri. Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa

Parental overprotectivenees consist of excessive care and control over

the child. These fosters overdependency in children, dependency on all

people, not parents alone, lack of self confidence, and frustrations.28

perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan pengendalian anak yang berlebihan. Hal ini menumbuhkan ketergantungan yang berlebihan, ketergantungan pada semua orang, bukan pada orang tua saja, kurangnya rasa percaya diri dan frustasi.

2) Kurang mempunyai rasa tanggung jawab. Hal ini dikarenakan si anak

selalu mendapat pertolongan, sehingga mereka akan melimpahkan

segala urusan/kewajibannya kepada orang lain. Hal ini pula yang

membuat anak berusaha menghindari kesukaran serta tanggung jawab

yang dipikulnya.

3) Anak yang dibesarkan dalam pemeliharaan yang melampui batas dan

penjagaan yang berlebih-lebihan, akan sukar baginya untuk membuat

hubungan yang sukses (bersosialisasi) dengan orang lain karena ia

hanya dekat dengan orang tuanya saja.29

4) Anak akan kurang terlatih dalam menghadapi kesukaran, karena anak

sudah terbiasa terlindungi dan tidak pernah mengalami benturan dalam

28 Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (Singapore: Mc. Graw Hill, 1978), Sixth

Edition, hlm. 497. 29 Musthafa Fahmi, op. cit., hlm. 100.

Page 35: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

20

hidupnya. Orang tua tidak sadar bahwa dengan membiasakan anak

memperoleh segala yang dibutuhkannya tanpa usaha, berarti segala

kesulitan dalam kehidupan akan terpampang dihadapannya.

5) Potensi yang dimiliki anak akan terbunuh. Hal ini dikarenakan mereka

selalu mendapat kesenangan dan kepuasan tanpa bersusah payah,

sehingga potensi yang mereka miliki tidak terasah dan akhirnya tidak

akan muncul ke permukaan.30

6) Sikap overprotective orang tua juga bisa mempengaruhi perilaku anak

di kemudian hari, anak akan menghadapi kesukaran yang lebih besar

dari pada biasa dalam penyesuaian diri dengan alam luar. Perhatian

orang tuanya yang berlebihan, akan menyeret anak kepada harapan dan

bantuan dan perhatian dari orang lain.31 Hal ini dikarenakan semasa

kecilnya, anak tidak boleh dan tidak pernah menderita, susah dan

kesukaran. Sehingga mereka kurang terlatih dalam menghadapi hal-hal

yang sulit.

2. Sikap Mandiri Anak

a. Pengertian dan Dasar Sikap Mandiri

Pada dasarnya pengertian sikap mandiri itu dapat ditinjau dari

dua segi, yaitu pengertian secara etimologi (bahasa) dan pengertian secara

terminology (istilah).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “mandiri”

mempunyai arti “keadaan yang dapat berdiri sendiri, tanpa tergantung

pada orang lain”.32 Sedangkan pengertian mandiri secara istilah diartikan

oleh beberapa ahli antara lain: J.I.G.M. Drost, S.J menyatakan bahwa

“kemandirian adalah keadaan kesempurnaan dan keutuhan kedua unsur

(budi dan badan) dalam kesatuan pribadi, dengan kata lain manusia

30 Anik Pamilu, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, (Yogyakarta: Citra Media,

2006), hlm. 177. 31 Musthafa Fahmi, op. cit.,hlm. 111. 32 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit., hlm. 710.

Page 36: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

21

mandiri adalah pribadi dewasa yang sempurna”.33 Enung Fatimah

mendefinisikan mandiri (berdiri di atas kaki sendiri) dengan “kemampuan

seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain serta bertanggung jawab

atas apa yang dilakukannya”.34

Menurut Zakiah Daradjat, mandiri (berdiri sendiri) adalah

kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya tanpa minta tolong kepada orang lain. Juga mengukur kemampuannya untuk mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk kepada orang lain. Biasanya anak yang berdiri sendiri lebih mampu memikul tanggungjawab, dan pada umumnya mempunyai emosi yang stabil.35

Sedangkan Chabib Thoha mengartikan prilaku mandiri dengan

kebebasan seseorang dari pengaruh orang lain. Ini berarti orang yang berperilaku mandiri mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang harus dilakukan, menentukan dan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatan dan akan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi tanpa harus mengharapkan bantuan dari orang lain.36

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa sikap mandiri adalah sikap yang dapat berdiri sendiri

dan memiliki pribadi yang matang, sehingga dia mampu menentukan apa

yang harus dilakukannya secara bertanggung jawab, tanpa campur tangan

orang lain. Anak yang mandiri adalah anak yang tidak selalu bergantung

kepada orang lain, baik pada orang tua, guru, teman, maupun lingkungan.

Adapun dasar-dasar dari sikap mandiri adalah:

χ Î) ©! $# Ÿω çÉitóム$ tΒ BΘöθs) Î/ 4© ®L ym (#ρç Éitóム$tΒ Ν Íκ ŦàΡ r'Î/ 3 ∩⊇⊇∪

33 J.I.G.M. Drost S.J, Sekolah, Mengajar atau Mendidik ?, (Jakarta: Kanisius, 1998),

hlm. 39. 34 Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:

Pustaka Setia, 2006), hlm. 141. 35 Zakiah Daradjat, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987),

hlm. 130. 36

HM. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996), hlm. 122.

Page 37: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

22

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. ar-Ra’du: 11)

‘≅ ä. ¤§ø tΡ $ yϑÎ/ ôM t6|¡ x. îπ oΨ‹ Ïδ u‘ ∩⊂∇∪

Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. (Q.S. al-Mudatsir: 38)

‘≅ ä. ¤› Íö∆$# $ oÿ Ï3 |= |¡ x. ×⎦⎫Ïδ u‘ ∩⊄⊇∪

Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Q.S. at-Thur: 21)37

Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka jelas bahwa setiap diri

seseorang harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Oleh

karena itu, dia harus mampu memilih dan menentukan sendiri apa-apa

yang akan diperbuatnya. Sehingga seluruh perbuatannya akan menjadi

baik dan terhindar dari perbuatan yang salah.

Pandangan bahwa anak merupakan sosok pribadi yang masih

labil sudah merupakan pendapat umum dan kenyatannya memang

demikian. Segala sesuatu yang terdapat pada anak, sifatnya masih sulit

diidentifikasi secara jelas, karena dalam diri anak masih sering mengalami

perubahan-perubahan, seiring dengan perkembangan fisik dan mentalnya.

b. Ciri – ciri Sikap Mandiri

Orang yang mempunyai sikap mandiri akan dapat menemukan

sendiri apa yang harus dilakukan, menentukan dan memilih kemungkinan-

kemungkinan dari hasil perbuatan dan dapat menyelesaikan sendiri

masalah-masalahnya tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Begitu

juga kemandirian seorang anak, tentunya tidak akan terlepas dari faktor-

faktor dan juga ciri-ciri yang menandai bahwa seorang anak sudah bisa

dikatakan mandiri atau belum. Adapun ciri-ciri sikap mandiri adalah:

37 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, op. cit., hlm. 250, 576, 524.

Page 38: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

23

1) Disiplin

Salah satu ciri yang menandai sikap mandiri pada anak adalah

disiplin dalam segala perbuatan atau tingkah lakunya, sehingga setiap

anak yang mandiri mempunyai disiplin dalam segala perbuatan atau

tingkah lakunya agar tidak salah dalam melangkah atau menyesal atas

tindakannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin mempunyai

arti “ketaatan dan kepatuhan kepada aturan”.38 Sedangkan pengertian

disiplin secara istilah diartikan oleh beberapa ahli, di antaranya W.J.S

Poerwadarminta, menurutnya disiplin adalah “latihan batin dan watak

supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”.39

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

disiplin adalah kontrol diri terhadap perbuatan seseorang agar selalu

mentaati tata tertib dari orang lain maupun diri sendiri.

Dalam masalah disiplin ini Rasulullah juga memerintahkan

untuk mendidik anak dengan kedisiplinan sebagaimana yang beliau

sabdakan:

سول اهللا صلى اهللا قال ر: بن شعيب، عن أبيه، عن جده، قال عن عمرومروا أو الدكم بالصالة وهم أبناء سبع سنين، واضر بوهم : عليه وسلم

40 )رواه أبو داود(عليها وهم أبناء عشر، وفر قوا بينهم في المضاجع

Dari ‘Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Suruhlah anak-anakmu salat jika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka jika mereka meninggalkan salat, bila mereka telah berumur sepuluh tahun pisahkanlah mereka dari tempat tidur”. (HR. Abu Dawud).

38 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 268. 39 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1976), hlm. 254. 40 Abu Daud Sulaiman bin Asy’as as-Sajastani, Sunan Abu Dawud, Jus 1, (Libanon :

Darul Fikr, t.th), hlm. 133.

Page 39: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

24

Dengan disiplin anak dapat mengembangkan kendali atas

perilaku mereka sendiri sehingga mereka akan melakukan apa yang

benar, meskipun tidak ada penjaga yang mengancamnya dengan

hukuman jika mereka melakukan kesalahan. Sebab, fungsi utama

disiplin adalah untuk mendidik supaya dapat mengendalikan diri

dengan mudah, menghormati dan mematuhi peraturan yang ada.

Mengingat pentingnya sikap disiplin, maka seyogyanya orang

tua dapat menanamkan sikap disiplin pada anak sedini mungkin.

Karena disiplin merupakan kunci sukses dan dengan disiplin pula

orang dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tepat.

2) Mampu Memecahkan Masalah

Orang yang mandiri adalah orang yang apabila mendapat

masalah dapat menghadapinya dan menyelesaikannya dengan matang

dan bersikap dewasa, karena tanpa mampu memecahkan masalah,

seseorang tidak mungkin dapat bertindak sendiri dengan yakin.

Mampu memecahkan masalah merupakan salah satu sikap

mandiri, sebab tidak mungkin anak bertindak sendiri jika tidak mampu

memecahkan masalah terlebih dahulu. Sebagai anak yang mandiri

hendaknya selalu mencoba untuk menyelesaikan segala persoalan yang

ada, dihadapi sendiri tanpa minta bantuan orang lain. Hal ini sesuai

dengan pendapat Aryatmi yang mengatakan bahwa:

Keterampilan memecahkan masalah merupakan keterampilan yang sangat penting. Setiap orang pada saat-saat tertentu dalam hidupnya dihadapkan pada masalah yang harus dipecahkan. Jadi kemampuan dan keterampilan memecahkan masalah tidak hanya penting untuk menolong orang lain, tetapi juga menolong dirinya sendiri.41

Anak dapat belajar memecahkan masalahnya sendiri dengan

bantuan orang lain, khususnya orang tua. Orang tua harus

41 Aryatmi, “Ketrampilan Memecahkan Masalah”, dalam Kartini Kartono (ed.),

Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta : Rajawali, 1983), hlm. 137.

Page 40: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

25

membiasakan anaknya untuk selalu memecahkan masalahnya sendiri.

Kebiasaan ini harus diberikan pada anak supaya mereka terbiasa.

Selain memberikan latihan-latihan dan kebiasaan tentunya

orang tua harus memberikan pengawasan pada anak dalam

memecahkan masalah. Jadi, anak tidak dibiarkan begitu saja karena

anak masih membutuhkan bimbingan dan pengawasan dari orang tua

dalam memecahkan masalahnya.

3) Bertanggung Jawab

Agoes Soejanto mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

seorang anak telah mulai dapat bertanggung jawab, ialah:

ia telah mengerti tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang dilarang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang buruk, dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif.42

Bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang diperbuat

merupakan kunci menuju kemandirian. Tanggung jawab bukan sesuatu

yang tertanam sejak lahir, namun merupakan hasil dari latihan yang

perlahan-lahan atau merupakan sebuah proses panjang, yang

tergantung pada tingkat umur dan daya fikirnya. Dalam hal ini Zakiah

Daradjat berpendapat bahwa, “biasanya anak yang dapat berdiri

sendiri, lebih mampu memikul tanggung jawab dan pada umumnya

memiliki emosi yang stabil”.43

Berkenaan dengan rasa tanggung jawab ini, Allah telah

berfirman dalam surat al-Mudatsir ayat 38, yang berbunyi:

‘≅ ä. ¤§ ø tΡ $yϑ Î/ ôM t6 |¡ x. îπ oΨ‹ Ïδ u‘ ∩⊂∇∪

Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. (Q.S. al-Mudatsir: 38) 44

42 Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. 8,

hlm. 267. 43 Zakiah Daradjat, loc. cit. 44 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, loc. cit.

Page 41: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

26

Berdasarkan ayat tersebut, seseorang dapat meyakini bahwa

dirinya tidak akan dikenai beban atas perbuatan yang dilakukan orang

lain. Ia akan bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya

sendiri. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran dalam diri seseorang

akan sikap jujur dan kesatria, serta tidak akan melemparkan tanggung

jawab kepada orang lain.45 Bertanggung jawab terhadap segala

tindakan yang diperbuat merupakan kunci menuju kemandirian, karena

dengan bertanggung jawab (betapapun sakitnya) akan mengajarkan

anak untuk tidak mengulangi lagi hal-hal yang memberi dampak

negatif (tidak menyenangkan) bagi dirinya.

Dengan belajar bertanggung jawab, maka anak bisa

menunjukkan dirinya mampu dan mengontrol diri sendiri. Rasa

percaya diri pun akan tumbuh jika anak berhasil mengerjakan semua

tugasnya. Anak juga akan belajar bahwa hidup mempunyai

konsekuensi terhadap diri, keluarga, dan masyarakat.46

4) Bekerja Sendiri Tanpa Bantuan Orang Lain.

Secara umum kemandirian bisa diukur melalui bagaimana anak

bertingkah laku secara fisik, meskipun bisa juga terwujud dalam

perilaku emosional dan sosialnya. Ciri kemandirian yang dapat dilihat

dengan mudah adalah bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain, karena

hal ini bisa dilihat secara langsung dan oleh siapapun.

Dalam hal memenuhi kebutuhan sendiri ini, sesuai dengan

firman Allah dalam surat an-Najm ayat 39, yang berbunyi,

β r&uρ }§øŠ ©9 Çان|¡Σ M∼Ï9 ωÎ) $tΒ 4© tëy™ ∩⊂®∪

Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. (Q.S. an-Najm: 39)47

45 HM. Chabib Thoha, op. cit., hlm. 25. 46 Elly Risman “Melatih Anak Mandiri dan Bertanggung Jawab”,

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/01/Keluarga/mela21.htm, hlm. 2. 47 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, op. cit. hlm. 527.

Page 42: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

27

Pada dasarnya, setiap anak mempunyai keinginan untuk

memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan mereka berusaha untuk

mengerjakan segala sesuatu yang diinginkannya. Bila anak belajar

mengerjakan sendiri, mereka akan mengetahui sesuatu yang baru dan

akan mendapat pengalaman baru. Tetapi terkadang, orang tua malah

memutuskan usaha anaknya itu, karena mereka merasa tidak sabar

akan apa yang dikerjakan oleh anaknya dengan alasan menghemat

waktu. Berawal dari perilaku yang tidak disengaja ini akan

menimbulkan suatu kebiasaan terus bergantung pada orang tua bahkan

pada orang lain.

Bahwasanya, kemandirian dapat dimulai sejak anak masih

kecil, bahkan ketika anak masih bayi. Seorang anak hanya

membutuhkan suatu kepercayaan untuk melakukan suatu hal yang

mampu ia kerjakan sendiri, misalnya dengan memberikan tugas-tugas

rumah yang sederhana.

Pada umumnya, seorang anak akan mengerjakan/memenuhi

kebutuhannya sendiri dikarenakan ia sudah terbiasa. Kebiasaan ini

harus ditanamkan orang tua sedini mungkin, karena tanpa adanya

pembiasaan seorang anak akan merasa canggung bahkan malas untuk

melakukannya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap Mandiri

Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainnya, perkembangan

sikap mandiri ini juga bukan semata-mata merupakan pembawaan yang

melekat pada diri individu sejak lahir dan juga tidak datang dengan

sendirinya. Sikap mandiri ini akan terbentuk karena adanya faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi sikap

mandiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal ini merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri anak itu sendiri, antara lain:

Page 43: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

28

a) Faktor Umur

Bertambahnya umur anak akan mendorong tumbuhnya

kecenderungan untuk melepaskan diri dari ikatan orang tua. Anak

mulai mencoba tingkah lakunya dan berusaha dengan ketrampilan

motoriknya mengetahui hal-hal yang baru dalam pergaulan dan

lingkungannya.

Berpengaruhnya faktor umur dalam sikap mandiri

disebabkan anak mengalami perkembangan rohani dan

pertumbuhan jasmani pada umur-umur tertentu. Sebagaimana

perkataan Alfred Binet yang dikutip oleh Zakiah Daradjat, yaitu:

Bahwa kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak tidak sempurna perkembangannya sebelum mencapai usia 12 tahun. Dan kemampuan untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada, baru tampak pada umur 14 tahun. Itulah sebabnya maka pada umur 14 tahun itu, anak-anak telah dapat menolak saran-saran yang tidak dapat dimengertinya dan mereka sudah dapat mengkritik pendapat-pendapat tertentu yang berlawanan dengan kesimpulan yang diambilnya.

48

Berdasarkan pendapat tersebut teramat jelas bahwa, apabila

umur semakin bertambah, maka akan bertambah pula kecakapan-

kecakapan dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang anak,

sehingga secara otomatis sikap mandiri pada anak akan semakin

berkembang dan mantap.

Sebenarnya usia bukan patokan mutlak untuk menentukan

tahap perkembangan seorang anak, tetapi ketika anak menunjukkan

tanda-tanda ingin mandiri, berarti ia telah siap melangkah menjadi

anak yang mandiri.

b) Keturunan Orang Tua (Gen)

Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali

menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, faktor

keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang

48 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), hlm. 73.

Page 44: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

29

berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang

tuanya itu menurun kepada anaknya, melainkan sifat orang tuanya

muncul berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya.49

Hal ini sesuai dengan pernyataan Elizabeth B. Hurlock

bahwa “intrinsic maturing is the unfolding of characteristic

potentially present in the individual that come from the individual’s

genetic endowment”50 yang artinya proses kematangan intrinsic

adalah terbukanya karakteristik yang secara potensial ada pada

individu yang berasal dari warisan genetik individu.

c) Kekuatan Iman dan Ketaqwaan Kepada Allah Swt

Faktor dari dalam yang sangat menentukan perilaku

mandiri adalah kekuatan iman dan ketaqwaan kepada Allah Swt.

Bagi anak yang mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang kuat

terhadap agama, mereka cenderung untuk memiliki kemandirian

yang kuat terhadap agama. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa

ayat al-Qur’an sebagai berikut:

Ÿωuρ â‘ Ì“ s? ×ο u‘ Η#uρ u‘ ø—Íρ 2”t÷z é& 4 ∩⊇∇∪

Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Q.S. al-Fathir: 18)51

Sikap yang seperti ini juga telah disebutkan oleh Allah

dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 139 yang berbunyi:

Ÿωuρ (#θãΖ Îγ s? Ÿωuρ (#θçΡ t“ øt rB ãΝ çFΡr&uρ tβ öθn= ôãF{$# β Î) Ο çGΨä. t⎦⎫ ÏΖ ÏΒ÷σ •Β ∩⊇⊂®∪

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. (Q.S. Ali Imran: 139)52

49 Mohammad Ali, Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2004), hlm. 118. 50 Elizabeth B. Hurlock, op. cit., hlm. 28. 51 Departemen Agama R.I. al-Hikmah, op. cit., hlm. 436. 52 Ibid, hlm. 67.

Page 45: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

30

Ayat di atas menggambarkan bahwasanya, jika seseorang

itu benar-benar beriman kepada Allah maka tidak akan ada tempat

di hatinya untuk merasa khawatir, sedih dan putus asa.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak

tersebut, yang meliputi:

a) Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua merupakan cara terbaik yang dapat di

tempuh orang tua dalam mendidik anak. Hal ini merupakan salah

satu wujud dari rasa tanggung jawab orang tua pada anak dan

tanggung jawab untuk mendidik anak ini merupakan tanggung

jawab primer bagi orang tua.53 Pola asuh orang tua merupakan

faktor eksternal yang paling dominan, oleh karena itu orang tua

harus dapat membuat anak mereka berdiri sendiri secepat mungkin.

Dalam pandangan Islam, orang tua merupakan pendidik

yang pertama dan utama, maka sudah sewajarnya bila mereka

memikul tanggung jawab untuk mendidik anaknya. Pendidikan

keluarga merupakan awal dari segalanya, yakni pendidikan awal

yang menjembatani anak untuk bisa lebih maju dan hidup lebih

baik. Sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah hadits Rasul

yang berbunyi,

قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : عن ايب هريرة رضي اهللا عنه قال انه اورصني انه اودوهي اهوة فا بالفطر لىع لدود إال يلووم ا منم

54)رواه البخاري(يمجسا نه

Dari Abu Hurairah r.a dia berkata, bersabda Rasulullah Saw., “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan putih bersih maka kedua ibu bapaknyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi”. (H.R al-Bukhari)

53 HM. Chabib Thoha, op. cit., hlm. 109. 54 Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz I,

(Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiah, t.th), hlm. 413.

Page 46: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

31

Berdasarkan hadits di atas, menjadi teramat jelas bahwa

pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang sangat penting

dalam perkembangan jiwa anak, dan tanggung jawab ini secara

umum dibebankan kepada orang tua. Maka, tidak ada salahnya bila

orang tua mengajarkan kemandirian pada anak sedini mungkin,

karena kemandirian ini akan menghantarkan mereka pada masa

depan yang cemerlang.

Pada umumnya, seorang anak akan mengerjakan/memenuhi

kebutuhannya sendiri dikarenakan ia sudah terbiasa. Kebiasaan ini

harus ditanamkan orang tua sedini mungkin, karena tanpa adanya

pembiasaan dari orang tua seorang anak akan merasa canggung

bahkan malas untuk melakukannya.

b) Kebudayaan

Kebudayaan seseorang bertempat tinggal sangat

mempengaruhi kepribadian anak, termasuk aspek kemandirian.

Masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung

mendorong anak untuk hidup dalam situasi kompetitif, penuh

persaingan dan individualis dibandingkan dengan masyarakat yang

sederhana.

Masyarakat yang terbelakang cenderung bergantung pada

orang lain, berbeda dengan masyarakat yang maju dan kompleks

tuntutan hidupnya cenderung bersikap mandiri dibanding dengan

masyarakat yang kehidupannya ke arah sederhana.

c) Sistem Pendidikan Sekolah

Sistem pendidikan yang diterapkan sekolah khususnya

dalam proses belajar mengajar, penegakan peraturan sekolah,

bimbingan guru terhadap siswa, kegiatan ekstra kurikuler, dan lain-

lain, juga dapat menunjang perkembangan kemandirian siswa.

Proses pembelajaran atau pendidikan memungkinkan seseorang

menjadi lebih manusiawi (being humanize), sehingga disebut

Page 47: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

32

dewasa dan mandiri. Itulah visi atau tujuan dari proses

pembelajaran.55

Sekolah diharapkan dapat membantu orang tua

memandirikan anak mereka. Proses pendidikan di sekolah yang

banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman

(punishment) juga dapat menghambat perkembangan kemandirian

anak. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan

pentingnya penghargaan (reward) terhadap potensi anak serta

penciptaan kompetisi positif akan memperlancar perkembangan

kemandirian anak.56

3. Pengaruh Sikap Overprotective Orang Tua terhadap Sikap Mandiri

Anak

Tugas pendidik khususnya bagi orang tua adalah memandirikan

anak secepat mungkin. Apabila potensi kemandirian dikembangkan secara

cepat, maka kemandirian anak akan tumbuh sedini mungkin. Tetapi

apabila anak sejak kecil hingga dewasa selalu dimanja, maka kemandirian

itu akan terhambat perkembangannya.

Sikap orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku anak, serta

dalam pembentukan kepribadiannya. Hal ini sama dengan dua individu

yang saling berhadapan. Apabila seorang individu menunjukkan sikap

tertentu, maka individu lainnya akan memberi tanggapan atas sikap

individu yang pertama. Hal ini serupa dengan orang tua yang menghadapi

anak. Orang tua akan menunjukkan sikap tertentu kepada si anak dan si

anak akan menanggapinya sesuai dengan sikap orang tua. Demikian pula

sebaliknya, sikap anak akan ditanggapi secara tertentu pula oleh orang tua.

Hal ini berlangsung dalam bentuk proses interaksi mutualistik atau

interaksi timbal balik.57

55 Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, (Jakarta: Kompas, 2000), hlm. 37. 56 Mohammad Ali, op. cit., hlm. 119. 57 Monty P. Satiadarma, Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak, (Jakarta:

Pustaka Populer Obor, 2001), hlm. 51-52.

Page 48: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

33

Sikap orang tua yang dimaksud di sini adalah sikap overprotective

orang tua yang timbul dalam sebuah pola pengasuhan keluarga.

Pengasuhan orang tua yang menjadi landasan pokok untuk pijakan

seorang anak juga harus dibangun dengan kokoh. Bila orang tua

memberikan perlindungan kepada anak terlalu berlebihan (overprotective)

juga akan menimbulkan hal yang negatif kepada anak. Seperti pernyataan

Elizabeth B. Hurlock yang telah disebutkan di muka, bahwa sikap

overprotective dapat menumbuhkan suatu ketergantungan atau sikap tidak

mandiri pada seorang anak.58

Selain Elizabeth B. Hurlock, HM. Chabib Thoha juga menyatakan

bahwa “dalam praktek pemeliharaan anak, sikap orang tua yang selalu

melindungi anak, terutama seorang ibu akan menunjukkan perilaku anak

yang kurang mandiri, mereka lebih banyak bergantung”.59 Dari pernyataan

tersebut jelas bahwa mengasuh dengan proteksi yang berlebihan akan

berpengaruh buruk terhadap kemandirian seorang anak.

Ditinjau dari segi pendidikan, pemberian perlindungan yang tidak

diarahkan pada rasa aman seorang anak tidak begitu baik. Seperti

perlindungan yang diberikan seorang ibu yang memanjakan anaknya, agar

terhindar dari segala kesukaran, batapapun kecilnya, dapat mengakibatkan

anak tersebut terus-terusan merasa tergantung dan terikat kepada ibunya.60

Dalam contoh tersebut, jelas bahwa “perlindungan” yang diberikan dalam

rangka pemanjaan terhadap anak tidak dapat digolongkan dalam fungsi

proteksi keluarga, karena dapat menimbulkan dampak yang kurang baik

bagi perkembangan anak.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas bahwa sikap

overprotective orang tua dapat mempengaruhi kemandirian anak, maka

penulis akan memperinci setiap sikap dan akibat dari sifat overprotective

58 Elizabeth B. Hurlock, loc, cit. 59 HM. Chabib Thoha, op. cit., hlm. 125. 60 M. I. Soelaeman, op. cit., hlm. 93.

Page 49: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

34

orang tua yang dapat dilihat dari sifat-sifat kepribadian yang terbentuk, di

antaranya adalah:

Orang tua yang selalu mengawasi kegiatan anak secara berlebihan

akan mengakibatkan anak kurang mampu dalam mengontrol

dirinya sendiri (kurang disiplin).

Orang tua yang memberikan perhatian kepada anak secara

berlebihan, akan mengakibatkan kurangnya rasa tanggung jawab.

Hal ini dikarenakan si anak selalu mendapat pertolongan, sehingga

mereka akan melimpahkan segala urusan/kewajibannya kepada

orang lain.

Orang tua yang selalu memberikan bantuan tanpa memandang

besar kecilnya bantuan tersebut, akan mengakibatkan anak malas

untuk mengerjakan segala sesuatunya sendirian.

Orang tua yang selalu ikut memecahkan masalah anak, akan

mengakibatkan sang anak sulit untuk mengambil keputusan serta

kesulitan dalam memecahkan masalahnya sendiri.

Berdasarkan sebab serta akibat yang ditimbulkan dari sikap

overprotective orang tua, maka seyogyanya bagi orang tua untuk

mengasihi anaknya dengan sewajarnya. Karena dengan begitu, anak akan

belajar untuk mendewasakan dirinya sendiri.

Sehubungan dengan penelitian yang penulis angkat, penulis

menguji anak tingkat SD (Sekolah Dasar) untuk mengetahui tingkat

kemandirian mereka. Pada dasarnya, anak seusia mereka masih berada

dalam lingkup dunia bermain. Kendati masa kanak-kanak memang

merupakan masa bermain dan menemukan, anak-anak seharusnya diberi

tanggung jawab yang secara progresif mengajari mereka untuk mencukupi

diri mereka sendiri.61

61 Laura M. Ramirez, Mengasuh Anak dengan Visi, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,

2004), hlm. 319.

Page 50: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

35

Para orang tua yang menyelesaikan segala sesuatu bagi anak-

anaknya, tidak akan membantu kemandirian anak. Hal ini akan membuat

anak-anak menjadi orang dewasa yang tidak mengetahui cara untuk

merawat diri mereka sendiri. Cara efektif yang dapat membantu

mengembagkan rasa mandiri anak adalah dengan cara memberikan tugas

rumah sehari-hari kepada anak, dan tugas rumah ini dapat disesuaikan

dengan usia mereka.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Sejauh ini penulis belum pernah menemukan penelitian yang

mengkaji tentang permasalahan yang sama persis dengan permasalahan yang

penulis kaji. Meskipun demikian terdapat beberapa penelitian yang ada

relevansinya dengan penelitian yang penulis laksanakan dalam penelitian ini,

yang bahasannya berhubungan dengan permasalahan yang dibahas penulis.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis sebutkan beberapa peneliti dan hasil

penelitiannya, di antaranya adalah:

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soimah (3100138) yang

berjudul Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan Bimbingan Guru terhadap

Kemandirian Siswa di SMUN 08 Semarang, yang hasilnya terdapat pengaruh

positif antara pengasuhan orang tua dan bimbingan guru terhadap kemandirian

siswa. Dalam pembahasannya, penulis mengkaitkan antara pola pengasuhan

orang tua dengan bimbingan dari guru kepada anak. Hal ini sejalan dengan

keinginan orang tua dan juga guru yang berusaha membuat seorang anak agar

menjadi orang dewasa yang mandiri.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rif’atul Badriyah (3100162)

yang berjudul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan Pola Pembinaan

Orang tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa di SMP Hasanuddin 6

Semarang, hasilnya terdapat pengaruh positif antara latar belakang pendidikan

dan pola pembinaan orang tua terhadap kemandirian belajar siswa. Adapun

dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki

pengetahuan lebih banyak akan mempunyai metode yang banyak dalam

Page 51: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

36

mendidik, dan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka

akan lebih luas wawasannya dan memiliki pengetahuan yang luas dalam

mendidik anak khususnya dalam hal kemandirian belajar anak.

Berbeda dengan kedua penelitian yang pernah dibahas, karena

penelitian yang akan penulis lakukan adalah suatu penelitian yang akan

membahas tentang sikap overprotective orang tua terhadap sikap mandiri

anak.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.62

Atau hipotesis merupakan “jawaban terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya”.63

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengajukan

hipotesis/dugaan sementara bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara

sikap overprotective orang tua terhadap sikap mandiri anak. Artinya, semakin

tinggi sikap overprotective orang tua maka tingkat kemandirian seorang anak

akan semakin rendah.

62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), Cet. 12, hlm. 64. 63 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),

Cet. 14, hlm. 21.

Page 52: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sering disebut dengan metodologi. Metodologi adalah

cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang

dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur

yang reliabel dan terpercaya.1

Adapun dalam metodologi penelitian ini, diuraikan tentang tujuan

penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, metode penelitian,

populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan

teknik pengambilan sampel. Untuk mengetahui lebih jelas, dapat diuraikan

sebagai berikut:

A. Tujuan Penelitian

Secara umum, studi ini bertujuan mencari data dan informasi yang

kemudian dianalisis dan ditata secara sistematis dalam rangka menyajikan

gambaran yang semaksimal mungkin tentang pengaruh sikap overprotective

orang tua terhadap sikap mandiri anak di SD Islam al-Azhar 25 Semarang.

Beberapa tujuan yang ingin penulis capai adalah:

1. Untuk mengetahui sikap overprotective orang tua siswa kelas V dan VI

SD Islam al-Azhar 25 Semarang.

2. Untuk mengetahui tingkat kemandirian siswa kelas V dan VI SD Islam al-

Azhar 25 Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh sikap overprotective orang tua terhadap sikap

mandiri siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu penelitian selama + 25 hari yang terhitung mulai

tanggal 5 November 2007 – 26 November 2007 dan tempat yang dijadikan

penelitian adalah SD Islam al-Azhar 25 Semarang, yang beralamat di Jl. WR

Supratman Kav. 31-32 Semarang.

1 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kuantiatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 10.

Page 53: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

38

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian.2 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua

variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang berperan

memberikan pengaruh. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas (X)

yaitu sikap overprotective orang tua dengan indikator sebagai berikut :

a. Perhatian yang berlebihan

b. Pemberian bantuan secara terus menerus

c. Mengawasi kegiatan anak secara berlebihan

d. Memecahkan masalah anak

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (Dependent Variable) merupakan variabel yang mendapat

pengaruh. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah sikap

mandiri anak, dengan indikator sebagai berikut:

a. Disiplin

b. Mampu memecahkan masalah

c. Bertanggung jawab

d. Bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain

D. Metode Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, bersifat

kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey, yaitu dengan mengambil sampel dari suatu populasi di lapangan dan

menggunakan angket/kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.3

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2002), Cet. 12, hlm. 96. 3 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta:

LP3ES Indo, 1995), Cet.2, hlm. 3.

Page 54: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

39

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis korelasional dan teknik uji hipotesisnya menggunakan analisis

regresi satu prediktor. Metode korelasi ini bertujuan untuk menemukan ada

tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut dan apabila ada, seberapa

erat hubungannya serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.4 Sedangkan

teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu

prediktor dengan skor deviasi. Teknik analisis regresi ini digunakan untuk

memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel

(ubahan) kriterium dan prediktor. 5

Dalam penelitian ini teknik tersebut digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara sikap overprotective orang tua terhadap sikap mandiri anak

yang diadakan di SD Islam al-Azhar 25 Semarang.

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam penelitian adalah

menentukan subyek penelitian. Subyek yang akan diambil dalam penelitian

biasanya disebut dengan populasi. Populasi adalah "kelompok besar individu

yang mempunyai karakteristik yang sama".6 Dalam definisi lain, populasi

adalah “keseluruhan subjek penelitian”.7 Sedangkan Sutrisno Hadi

memberikan pengertian populasi adalah “semua individu untuk siapa

kenyataan–kenyataan yang diperoleh hendak digeneralisasikan”.8 Adapun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dan

VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah

165 siswa.

Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti.9 Atau

dapat dikatakan pula bahwa sampel adalah “kelompok kecil individu yang

4 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 239. 5 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 1. 6 Ibnu Hadjar, op, cit., hlm. 133. 7 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 108. 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2004), hlm. 77. 9 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 109.

Page 55: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

40

dilibatkan langsung dalam penelitian”.10 Apabila subjeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-

15% atau 20-25% atau lebih, tergantung pada keadaan.11 Untuk menentukan

sampel, peneliti menggunakan seluruh populasi (siswa kelas V dan VI SD

Islam al-Azhar 25 Semarang tahun ajaran 2007/2008) yang berjumlah 165

siswa untuk mencari orang tua yang bersikap overprotective terhadap

anaknya.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada siswa kelas V

dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang. Hal ini dikarenakan anak usia ± 12

tahun (kelas V dan VI Sekolah Dasar), dilihat dari segi psikologi sudah mulai

menunjukkan kemandiriannya. Selain itu, anak kelas V dan VI Sekolah Dasar,

bisa lebih memahami setiap item pertanyaan yang diajukan peneliti melalui

angket yang telah diberikan kepada mereka.

Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan melalui

dua tahap, yaitu:

1. Pra sampel, yang dilakukan dengan cara memberikan angket yang berisi

sejumlah pertanyaan diberikan kepada seluruh populasi, yaitu orang tua

serta siswa kelas V dan VI SD Islam al-Azhar 25 Semarang yang

berjumlah 165 orang.

Tahap pra sampel ini bertujuan untuk mengelompokkan orang tua yang

bersikap overprotective terhadap anaknya dan yang tidak bersikap

overperotective. Sehingga, dari sini akan diketahui secara lebih khusus

berapa jumlah orang tua yang bersikap overprotective terhadap anaknya.

Setelah angket yang diisi terkumpul, kemudian dilakukan penskoran dan

mengelompokkan hasil angket orang tua berdasarkan kategori sikap

overprotective. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

10 Ibnu Hadjar, loc, cit. 11 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 112.

Page 56: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

41

Tabel 3.1 Kualifikasi Sikap Overprotective Orang Tua

No. Skor Nilai Kualifikasi

1 76 ke atas Tidak overprotective

2 51 – 75 Sedang

3 50 ke bawah Overprotective

Berdasarkan pegelompokan tersebut, maka dapat diketahui

bahwa:

a. Jumlah prosentase untuk kategori pertama, merupakan orang tua

yang bersikap tidak overprotective terhadap anaknya, sebanyak 42

orang.

b. Jumlah prosentase untuk kategori kedua, merupakan orang tua

yang bersikap sedang, sebanyak 51 orang.

c. Jumlah prosentase untuk kategori ketiga, merupakan orang tua

yang bersikap overprotective terhadap anaknya, sebanyak 72

orang.

2. Berdasarkan pelaksanaan tahap pertama tersebut, diketahui bahwa jumlah

orang tua yang bersikap overprotective terhadap anaknya sebanyak 72

orang, sehingga yang menjadi responden atas penelitian ini berjumlah 72

orang. Karena jumlah responden kurang dari 100 orang, maka penelitian

ini disebut dengan penelitian populasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan,

maka dibutuhkan adanya teknik pengumpulan data. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

Page 57: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

42

1. Metode Angket

Metode angket (Questionnaires) adalah “sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya/hal-hal yang ia ketahui”.12

Metode ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

perhatian/kasih sayang orang tua terhadap anak sehingga mereka termasuk

dalam kategori orang tua yang bersifat overprotective atau tidak. Selain

itu, metode ini juga dapat dijadikan ukuran sejauh mana tingkat

kemandirian siswa. Adapun bentuk metode ini adalah angket tertutup,

dengan cara memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab responden

secara tertulis.

2. Metode Obervasi

Observasi biasa diartikan sebagai “pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam arti luas

observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang

dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung”.13

Metode observasi yang digunakan di sini adalah observasi

langsung yang dilakukan di SD Islam al-Azhar 25 Semarang, seperti letak

geografis, sarana dan prasarana.. Metode ini digunakan untuk

mendapatkan data yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu mencari

data yang tidak dapat diperoleh melalui metode lain.

3. Metode Interview

Metode interview/wawancara adalah “alat pengumpul informasi

dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab

secara lisan pula”.14 Ciri utama dari interview adalah kontak langsung

dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber

informasi (interviewee)

12 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 128. 13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid II, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2004), hlm.

151. 14 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.

2, hlm. 165.

Page 58: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

43

Metode ini digunakan sebagai metode pelengkap, yaitu sebagai alat

untuk mencari informasi yang tidak dapat diperoleh dengan metode lain,

selain itu juga untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu data.

4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Sedangkan metode dokumentasi ini berarti “mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.15

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data lain yang

didokumentasikan oleh sekolah, seperti: jumlah siswa, jumlah guru dan

karyawan, serta dokumen-dokumen mengenai orang tua siswa.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian

yang bersifat kuantitatif ini, maka penulis melanjutkan dengan analisis data

statistik.

Pertama kali, peneliti menganalisa data yang telah terkumpul dari

hasil angket yang masih berupa data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif.

Yaitu memberi nilai pada setiap item jawaban masing-masing pertanyaan

dalam angket untuk responden, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Penilaian untuk pertanyaan positif adalah:

a. Untuk alternatif jawaban A diberi skor 4

b. Untuk alternatif jawaban B diberi skor 3

c. Untuk alternatif jawaban C diberi skor 2

d. Untuk alternatif jawaban D diberi skor 1

Penilaian untuk pertanyaan negatif adalah:

a. Untuk alternatif jawaban A diberi skor 1

b. Untuk alternatif jawaban B diberi skor 2

c. Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3

d. Untuk alternatif jawaban D diberi skor 4

15 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 206.

Page 59: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

44

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang akan

mencari pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang

dicari dengan menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor, dengan

rumus RKresRKregregF =

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor dengan menggunakan

teknik korelasi momen tangkar dari Pearson dengan rumus sebagai

berikut: r xy = ( )( )∑∑∑

22 yx

xy

b. Menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak

c. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus

y = ax atau )( XXaYY −=−

di mana y = 2,xxyaYY

ΣΣ

=− dan XXx −=

d. Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor.

Rumus yang digunakan adalah:

Tabel 3.2 Rumus Analisis Regresi

Sumber Variasi Db JK RK F reg

Regresi (reg)

Residu (res)

1

N-2

2

2)(xxyΣΣ

2

22 )(

xxyyΣΣ

−Σ

dbregJKreg

dbresJKres

RKresRKreg

Total (T) N-1 2yΣ __ __

Page 60: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

45

Keterangan : N : Jumlah responden

Db : Derajat kebebasan

JK : Jumlah kuadrat

RK reg : Rerata kuadrat garis regresi

RK res : Rerata kuadrat residu

F reg : Harga bilangan F untuk garis regresi16

Setelah mengetahui harga F regresi maka dapat dilakukan uji

hipotesis dengan cara mengkorelasikan regresi dengan nilai tabel, dengan

kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

a. Jika Freg > dari Ft 1% dan Ft 5% maka signifikan, berarti hipotesis

diterima.

b. Jika Freg < dari Ft 1% dan Ft 5% maka non signifikan, berarti

hipotesis ditolak.

16 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, op. cit., hlm. 16.

Page 61: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan Data Penelitian

1. Gambaran Umum SD Islam al-Azhar 25 Semarang

a. Tinjauan Historis

SD Islam al-Azhar 25 Semarang berdiri pada tanggal 16 agustus

2001. Pada awalnya, sekolah ini berdiri atas permintaan wali murid TK

Islam al-Azhar 22 Semarang. Mereka mengharapkan adanya pendidikan

yang berkesinambungan dan berkelanjutan dari TK ke SD dalam satu

yayasan. Atas prakarsa wali murid tersebut, yayasan al-Fikri Semarang

bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Islam al-Azhar Jakarta

mendirikan SD Islam al-Azhar 25 Semarang, yang sebelumnya

bekerjasama dalam pendirian dan penyelenggaraan pendidikan di TK

Islam al-Azhar 22 Semarang.

Pendidikan Islam al-Azhar, pada mulanya adalah sebuah yayasan

yang bertempat di Jakarta dengan nama Yayasan Pesantren Islam al-

Azhar. Yayasan ini telah mendirikan berbagai sekolah dari TK sampai

perguruan tinggi sejak tahun 1963 di wilayah JABOTABEK. Kemudian,

karena dirasakan banyak kemajuan dan mendapat respon yang baik dari

masyarakat, maka diadakan perluasan wilayah di kota-kota besar lain di

Indonesia. Perluasan wilayah ini dilakukan dengan cara bekerjasama

dengan Yayasan Pendidikan Islam di daerah-daerah. Salah satu perluasan

tersebut adalah berdirinya TK Islam al-Azhar 22 Semarang dan SD Islam

al-Azhar 25 Semarang.1

b. Visi dan Misi SD Islam al-Azhar 25 Semarang

Sebagai lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Pendidikan

Islam Al-Azhar, SD Islam al-Azhar 25 Semarang dalam pengelolaannya

mengacu pada Visi dan Misi al-Azhar yaitu:

1 Wawancara dengan Wakil Kepala SD Islam al-Azhar 25 Semarang bidang

Kurikulum, Ruswanto pada tanggal 12 November 2007.

Page 62: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

47

Visi SD Islam al-Azhar 25 Semarang:

Mewujudkan peserta didik yang bertaqwa dan berakhlak mulia, sehat

jasmani dan rohani, cerdas, terampil, dan kreatif, mempunyai kemampuan

dasar yang memadai untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi dan

menghadapi era globalisasi.

Misi SD Islam al-Azhar 25 Semarang:

1) Menanamkan pendidikan agama sejak dini

2) Membiasakan membaca dan memahami al-Qur’an

3) Melatih sikap dan perilaku islami

4) Melatih dan membiasakan beribadah

5) Menanamkan dan melatih kemampuan dasar calistung

6) Menciptakan kegiatan yang dapat memberi kesempatan murid

berekspresi

7) Membantu peserta didik menyiapkan diri pada pendidikan yang lebih

tinggi

8) Menjadi sekolah unggulan di Semarang dan sekitarnya.2

c. Letak Geografis

SD Islam al-Azhar 25 Semarang didirikan pada tahun 2001 diatas

lahan seluas 1400 m2 dengan luas bangunan 1200 m2 dengan satu gedung

berlantai dua.

SD Islam al-Azhar 25 Semarang dilihat dari sudut lokasi sangat

strategis, yaitu berada di Jl. WR. Supratman Kav. 31-32 Semarang. Kira-

kira 50 meter arah utara dari bundaran Kalibanteng dan jalur utama

Surabaya-Jakarta, dan 500 meter arah utara dari bandara Ahmad Yani, di

samping itu juga tepat di seberang jalan kira-kira 20 meter terdapat

Museum Ronggowarsito, di seberang jalan samping kiri sekitar 150 meter

terdapat SMP/SMA Kesatrian Semarang.

2 Dokumen Visi dan Misi SD Islam al-Azhar 25 Semarang.

Page 63: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

48

Gambar 4.1 Denah Lokasi SD Islam al-Azhar 25 Semarang

7. Bandara Ahmad Yani 8. Jl. Arteri Arah ke

Surabaya

6. Arah ke Jakarta 9.Jl. Siliwangi arah Simpang lima

1. LOKASI SD ISLAM

AL-AZHAR 25 SMG 3. Museum Ronggowarsito

5. Jl. Abdurrahman Saleh 2. Jl. Wr. Supratman

4. SMP/SMA Kesatrian SMG U

B T Keterangan :

1. Lokasi / SD Islam al-Azhar 25 Semarang S 2. Jl. WR. Supratman 3. Museum Ronggowarsito 4. SMP/SMA Kesatrian Semarang 5. Jl. Abdurrahman Saleh 6. Arah ke Jakarta 7. Bandara Ahmad Yani 8. Jl. Arteri / arah ke Surabaya 9. Jl. Siliwangi arah ke Simpang Lima 10. Bundaran Kalibanteng

10. Bundaran Kalibanteng

Page 64: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

49

d. Struktur Organisasi

Secara umum SD Islam al-Azhar 25 Semarang bernaung di

bawah dua yayasan sekaligus yaitu Yayasan Pendidikan Islam al-Azhar

dan yayasan al-Fikri. Meskipun keberadaannya bernaung pada dua

yayasan, tetapi kebijakan-kebijakannya sudah terorganisir. Yayasan

Pendidikan Islam al-Azhar bertanggung jawab atas kurikulum dan

pembinaan tenaga kerja, atau dapat dikatakan bahwa proses dan sistem

pembelajaran serta SDM mengacu kepada kebijaksanaan Yayasan al-

Azhar, sedangkan kebutuhan sarana prasarana dan keuangan berada pada

kebijakan Yayasan al-Fikri. Oleh karena itu, di SD Islam al-Azhar 25

Semarang ada 2 (dua) struktur organisasi, yaitu:

1) Struktur organisasi Guru/SDM sebagai pelaksana proses pembelajaran,

yang secara umum program kerjanya mengacu pada kebijakan

Yayasan Pendidikan Islam al-Azhar.

2) Struktur organisasi Yayasan Pendidikan Islam al-Fikri sebagai yayasan

yang bertanggung jawab atas kelangsungan pendidikan.

e. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa

1) Keadaan Guru dan Karyawan

Dalam rangka menjaga mutu pendidikan, al-Azhar

memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap mutu tenaga

akademik maupun non akademik. SD Islam al-Azhar 25 Semarang

mengadakan seleksi yang cukup ketat untuk mendapatkan pengajar

yang berkualitas dan mampu membentuk cendekiawan sebagaimana

misi al-Azhar. Hal ini diwujudkan dalam ruang kelas dengan cara

menempatkan guru sesuai dengan kompetensi atau bidang akademik

yang dimilikinya, sehingga setiap guru akan mengajar sesuai dengan

mata pelajaran yang diampunya.

Tenaga guru yang ada di SD Islam al-Azhar 25 Semarang

tahun pelajaran 2007/2008 baik guru tetap maupun tidak tetap

sebanyak 45 orang terdiri dari 16 guru pria dan 29 guru wanita.

Sedangkan jumlah karyawan di SD Islam al-Azhar 25 Semarang terdiri

Page 65: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

50

dari 14 orang, terdiri dari 5 orang satpam, 7 orang K3 dan 2 orang TU

dan semua itu adalah pegawai tetap.

2) Keadaan Siswa Siswa SD Islam al-Azhar 25 Semarang dari tahun ke tahun

semakin meningkat. Keadaan ini bisa dilihat melalui tabel di bawah

ini:

Tabel 4.1 Keadaan Siswa Dalam Setiap Tahun Dari Tahun 2001 – 2007

Tahun ke Tahun Pelajaran Jumlah Siswa

1 2001 – 2002 19 2 2002 – 2003 74 3 2003 – 2004 173 4 2004 – 2005 290 5 2005 – 2006 426 6 2006 – 2007 554 7 2007 – 2008 630

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa SD Islam al-

Azhar 25 Semarang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Masyarakat sangat berantusias untuk menyekolahkan anaknya ke

sekolah tersebut, karena mereka menginginkan anaknya mengenal

pengetahuan agama sekaligus pengetahuan umum, disertai dengan

adanya pengajaran yang baik serta fasilitas yang memadai. Tetapi,

masyarakat dengan ekonomi rendah memandang bahwa sekolah ini

terlalu mahal, baik dalam pendaftaran siswa baru maupun dalam biaya

pendidikan setiap bulannya. Oleh karena itu, sebagian besar anak yang

sekolah di SD Islam al-Azhar 25 Semarang rata-rata berasal dari

kalangan menengah keatas, mereka beralasan bahwa tidak ada yang

mahal untuk pendidikan dan masa depan anaknya.

Berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan,

diketahui bahwa jumlah tenaga pengajar yang ada di SD Islam al-

Azhar 25 Semarang berjumlah 45 orang, sedangkan jumlah siswa

tahun 2007/2008 sebanyak 630 anak. Bila diambil perbandingan antara

jumlah guru dan siswa, maka akan didapatkan seorang guru hanya

Page 66: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

51

menangani 14 orang siswa. Hal ini dapat dikatakan sangat baik/ideal,

ditambah lagi guru SD Islam al-Azhar merupakan guru bidang (mapel)

f. Sarana dan Prasarana

SD Islam al-Azhar 25 Semarang memiliki sarana dan prasarana

yang digunakan sebagai penunjang dalam kegiatan belajar secara umum,

dalam penelitian ini dikelompokan ke dalam bagian-bagian yang

merupakan sarana dan prasarana yang ada di SD Islam al-Azhar 25

Semarang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Sarana Pendidikan

a) Ruang kantor, perpustakaan / PSB (Pusat Sumber Belajar),

laboratorium komputer, mushola, lapangan olah raga, ruang karya

seni / teater.

b) Perlengkapan mengajar; papan tulis, komputer, meja, kursi dan alat

peraga.

2) Sarana Administrasi

a) Buku absensi guru

b) Daftar prestasi harian dan prestasi kolektif

c) Seperangkat alat kantor; meja, kursi, almari dan komputer

Tabel 4.2 Sarana SD Islam al-Azhar 25 Semarang

No. Nama Ruangan Jumlah Keterangan

1 Pos satpam / penjaga 2 Memadai 2 Masjid / tempat ibadah 1 Memadai 3 Kantor TU 1 Memadai 4 Ruang Kepala sekolah 1 Memadai 5 Ruang tamu 1 Memadai 6 Ruang guru 1 Memadai 7 Ruang UKS 1 Memadai 8 Ruang perpustakaan 1 Memadai 9 Laboratorium komputer 1 Memadai 10 Ruang PSB (Pusat Sumber

Belajar) 1 Memadai

11 Ruang kelas 22 Memadai 12 Ruang musik 1 Memadai 13 Ruang qiro’ati (ruang rapat) 1 Memadai 14 Kamar mandi WC 16 Memadai

Page 67: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

52

15 Dapur 1 Memadai 16 Gudang 2 Memadai

Mengenai sarana dan prasarana SD Islam al-Azhar 25 Semarang

ini, bisa dikatakan sangat memadai. Hal ini bisa dilihat dari ruangan-

ruangan yang ada, seperti: kantor TU, ruang kepala sekolah, ruang tamu,

ruang guru, ruang kelas, perpustakaan, dan ruang-ruang lain sangat bersih,

cukup penerangan dan hampir semuanya dilengkapi dengan fasilitas AC.

Masing masing kelas dilengkapi dengan rak sandal, rak tas dan

media pembelajaran berupa pajangan yang menempel pada dinding seperti

do’a sehari-hari, nasehat-nasehat, majalah dinding, dan papan informasi.

Untuk sarana belajar kelompok, kelas juga dilengkapi meja lantai bundar

yang bisa dikelilingi siswa dengan sistem lesehan. Ruang kelas terkesan

santai, pada saat PBM dimulai siswa bisa merubah posisi tempat duduk

mereka sesuai perintah guru. Hal ini mudah dilakukan karena siswa tidak

diperkenankan memakai alas kaki di ruang kelas.

Seluruh bagian sekolah di SD Islam al-Azhar merupakan ruang

belajar bagi siswa. Berbagai media pembelajaran yang menarik dapat

dilihat di berbagai ruang, seperti: do’a masuk kamar mandi dipajang di

depan toilet, asma’ al husna yang ditempel di dinding, papan informasi di

setiap sudut yang terlihat dan nasehat-nasehat dipasang di sudut ruang

yang ditulis menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan juga

Bahasa Inggris. 3

g. Latar Belakang Orang Tua Siswa

Berdasarkan teori yang telah penulis ungkap di muka, bahwa

keluarga dari golongan kelas atas (Upper Class) mempunyai

kecenderungan untuk memanjakan anaknya. Hal ini dapat dilihat dari latar

belakang pekerjaan orang tua yang sebagian besar merupakan pekerja

kantor, seperti: pegawai DEPAG, PNS, pertamina, pegawai bank, telkom,

indosat, pengacara, dosen, dokter, TNI AD, POLRI, notaris, dan lain-lain.

Hampir 80% dari orang tua siswa SD Islam al-Azhar 25 Semarang

3 Observasi, pada hari Sabtu, tanggal 10 November 2007.

Page 68: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

53

merupakan orang tua yang waktunya banyak tersita oleh pekerjaan.

Sehingga, ketika mereka berada di samping anak-anaknya, mereka tidak

akan menyia-nyiakan waktu yang ada dan akan mencurahkan segala kasih

sayangnya kepada anak.

Selain dari latar belakang pekerjaan orang tua, kasih sayang

orang tua yang berlebihan (overprotective) juga timbul dari seorang ibu

rumah tangga yang setiap hari selalu berada di rumah. Mereka memiliki

banyak waktu untuk mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya. Hal

ini dapat dilihat dari perilaku mereka yang selalu mengantar jemput anak

ketika sekolah, bahkan mereka rela untuk menunggui anaknya di sekolah,

terlebih lagi bila anak mereka merupakan anak tunggal.

2. Deskripsi Data

Untuk memperoleh data tentang sikap overprotective orang tua dan

sikap mandiri anak, maka dapat diperoleh dari hasil angket yang telah

diberikan kepada responden. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah orang tua yang bersikap overprotective terhadap anaknya.

Angket yang diberikan kepada responden, baik angket tentang

sikap overprotective orang tua maupun angket tentang sikap mandiri anak

terdiri dari 25 item pertanyaan positif dan negatif. Masing-masing

pertanyaan terdiri dari empat alternatif jawaban A, B, C, D dengan bobot

nilai 4, 3, 2, 1 untuk item pertanyaan positif dan bobot nilai 1, 2, 3, 4 untuk

pertanyaan negatif. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka data yang ada

akan didistribusikan sebagai berikut:

a. Data Tentang Sikap Overprotective Orang Tua

Tabel 4.3 Rekapitulasi Jawaban Angket Sikap Overprotective Orang Tua

Item Jawaban Nilai Positif 4 3 2 1 No.

Resp Negatif A B C D 1 2 3 4 Jumlah Total

Positif - 1 - - - 3 - - 3 1 Negatif 16 4 2 2 16 8 6 8 38 41

Positif - 1 - - - 2 - - 2 2 Negatif 15 6 3 - 15 12 9 - 36 38

Page 69: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

54

Positif - 1 - - - 2 - - 2 3 Negatif 19 1 3 1 19 2 9 4 34 36

Positif - - - 1 - - - 1 1 4 Negatif 17 3 2 2 17 6 6 8 37 38

Positif 1 - - - 4 - - - 4 5 Negatif 11 7 4 2 11 14 2 8 45 49

Positif - - 1 - - - 2 - 2 6 Negatif 16 5 2 1 16 10 6 4 36 38

Positif - 1 - - - 3 - - 3 7 Negatif 12 5 3 4 12 10 9 16 47 50

Positif - 1 - - - 3 - - 3 8 Negatif 19 3 1 1 19 6 3 4 32 35

Positif 1 - - - 4 - - - 4 9 Negatif 15 6 3 - 15 12 9 - 36 40

Positif - - 1 - - - 2 - 2 10 Negatif 20 1 2 1 20 2 6 4 32 34

Positif - - - 1 - - - 1 1 11 Negatif 18 3 1 2 18 6 3 8 35 36

Positif - - 1 - - - 2 - 2 12 Negatif 20 2 1 1 20 4 3 4 31 33

Positif - - - 1 - - - 1 1 13 Negatif 16 5 1 2 16 10 3 8 37 38

Positif 1 - - - 4 - - - 4 14 Negatif 10 9 3 2 10 18 9 8 45 49

Positif - 1 - - - 3 - - 3 15 Negatif 13 7 3 1 13 14 9 4 40 43

Positif - 1 - - - 3 - - 3 16 Negatif 17 3 1 3 17 6 3 12 38 41

Positif 1 - - - 4 - - - 4 17 Negatif 11 7 3 3 11 14 9 12 46 50

Positif - - 1 - - - 2 - 2 18 Negatif 14 7 1 2 14 14 3 8 39 41

Positif - - - 1 - - - 1 1 19 Negatif 17 3 2 2 17 6 6 8 37 38

Positif - 1 - - - 3 - - 3 20 Negatif 12 9 1 2 12 18 3 8 41 44

Positif - - - 1 - - - 1 1 21 Negatif 16 5 1 2 16 10 3 8 37 38

Positif 1 - - - 4 - - - 4 22 Negatif 13 6 3 2 13 12 9 8 42 46

Positif - - - 1 - - - 1 1 23 Negatif 15 6 1 2 15 12 3 8 38 39

Positif - - - 1 - - - 1 1 24 Negatif 20 2 1 1 20 4 3 4 31 32

Page 70: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

55

Positif - - 1 - - - 2 - 2 25 Negatif 19 2 1 2 19 4 3 8 34 36

Positif 1 - - - 4 - - - 4 26 Negatif 15 6 2 1 15 12 6 4 37 41

Positif - 1 - - - 3 - - 3 27 Negatif 11 7 5 1 11 14 15 4 44 47

Positif 1 - - - 4 - - - 4 28 Negatif 14 7 1 2 14 14 3 8 39 43

Positif - - 1 - - - 2 - 2 29 Negatif 19 3 1 1 19 6 3 4 32 34

Positif 1 - - - 4 - - - 4 30 Negatif 13 4 4 3 13 8 12 12 45 49

Positif - - 1 - - - 2 - 2 31 Negatif 18 2 3 1 18 4 9 4 35 37

Positif - - 1 - - - 2 - 2 32 Negatif 19 3 2 - 19 6 6 - 31 33

Positif - - - 1 - - - 1 1 33 Negatif 17 3 2 2 17 6 6 8 37 38

Positif 1 - - - 4 - - - 4 34 Negatif 12 9 1 2 12 18 3 8 41 45

Positif - - - 1 - - - 1 1 35 Negatif 14 6 2 1 14 12 6 4 36 37

Positif 1 - - - 4 - - - 4 36 Negatif 13 6 3 2 13 12 9 8 42 46

Positif - 1 - - - 3 - - 3 37 Negatif 14 6 2 2 14 12 6 8 40 43

Positif 1 - - - 4 - - - 4 38 Negatif 12 9 1 2 12 18 3 8 41 45

Positif - - 1 - - - 2 - 2 39 Negatif 15 5 3 1 15 10 9 4 38 40

Positif - - - 1 - - - 1 1 40 Negatif 16 5 2 1 16 10 6 4 36 37

Positif - - - 1 - - - 1 1 41 Negatif 13 7 3 1 13 14 9 4 40 41

Positif - 1 - - - 3 - - 3 42 Negatif 12 9 1 2 12 18 3 8 41 44

Positif - 1 - - - 3 - - 3 43 Negatif 14 7 1 2 14 14 3 8 39 42

Positif - - - 1 - - - 1 1 44 Negatif 18 4 1 1 18 8 3 4 33 34

Positif - - - 1 - - - 1 1 45 Negatif 16 5 1 2 16 10 3 8 37 38

Positif - 1 - - - 3 - - 3 46 Negatif 14 7 2 1 14 14 6 4 38 41

Page 71: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

56

Positif - - - 1 - - - 1 1 47 Negatif 13 4 4 3 13 8 12 12 45 46

Positif - - - 1 - - - 1 1 48 Negatif 18 3 1 2 18 6 3 8 35 36

Positif - 1 - - - 3 - - 3 49 Negatif 15 5 3 1 15 10 9 4 38 41

Positif 1 - - - 4 - - - 4 50 Negatif 10 9 3 2 10 18 6 8 45 49

Positif 1 - - - 4 - - - 4 51 Negatif 11 7 5 1 11 14 15 4 44 48

Positif - - 1 - - - 2 - 2 52 Negatif 16 3 4 1 16 6 12 4 38 40

Positif - - 1 - - - 2 - 2 53 Negatif 12 9 1 2 12 18 3 8 41 43

Positif 1 - - - 4 - - - 4 54 Negatif 14 7 1 2 14 14 3 8 39 43

Positif - - - 1 - - - 1 1 55 Negatif 16 4 2 2 16 8 6 8 38 39

Positif 1 - - - 4 - - - 4 56 Negatif 13 7 3 1 13 14 9 4 40 44

Positif 1 - - - 4 - - - 4 57 Negatif 17 4 2 1 17 8 6 4 35 39

Positif 1 - - - 4 - - - 4 58 Negatif 11 7 4 2 11 14 12 8 45 49

Positif - 1 - - - 3 - - 3 59 Negatif 18 3 2 1 18 6 6 4 34 37

Positif - - - 1 - - - 1 1 60 Negatif 15 6 3 - 15 12 9 - 36 37

Positif - 1 - - - 3 - - 3 61 Negatif 14 5 3 2 14 10 9 8 41 44

Positif - - - 1 - - - 1 1 62 Negatif 12 5 4 3 12 10 12 12 46 47

Positif - - - 1 - - - 1 1 63 Negatif 18 3 1 2 18 6 3 8 35 36

Positif - - 1 - - - 2 - 2 64 Negatif 17 2 3 2 17 4 9 8 38 40

Positif - - 1 - - - 2 - 2 65 Negatif 13 7 3 1 13 14 9 4 40 42

Positif - - 1 - - - 2 - 2 66 Negatif 16 3 3 2 16 6 9 8 39 41

Positif - - - 1 - - - 1 1 67 Negatif 18 3 2 1 18 6 6 4 34 35

Positif 1 - - - 4 - - - 4 68 Negatif 11 6 5 2 11 12 15 8 46 50

Page 72: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

57

Positif - - - 1 - - - 1 1 69 Negatif 15 5 2 2 15 10 6 8 39 40

Positif - - 1 - - - 2 - 2 70 Negatif 20 2 2 - 20 4 6 - 30 32

Positif - 1 - - - 3 - - 3 71 Negatif 17 3 3 1 17 6 9 4 36 39

Positif - - 1 - - - 2 - 2 72 Negatif 18 3 1 2 18 6 3 8 35 37

Berdasarkan tabel di atas, kemudian diadakan analisis sebagai

berikut:

1) Mencari Banyaknya Kelas Interval

k = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 72

= 1 + 3,3 (1,8573)

= 1 + 6,12909

= 7,12909 dibulatkan menjadi 7

jadi banyaknya kelas interval adalah 7

2) Menentukan Range

R = nilai tertinggi – nilai terendah

= 50 – 32

= 18

3) Menentukan Interval

I = kR dimana R = Range, dan k = kelas interval

= 12909,718

= 2,5249 dibulatkan menjadi 3

Kemudian hasil ini dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi

sekaligus untuk mencari mean dan standar deviasi sebagai berikut:

Page 73: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

58

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Overprotective Orang Tua

Interval x f x’ fx’ x’ 2 fx’ 2 Fr (%) 50 – 52 47 – 49 44 – 46 41 – 43 38 – 40 35 – 37 32 – 34

51 48 45 42 39 36 33

3 8 9 15 17 13 7

3 2 1 0 -1 -2 -3

9 16 9 0

-17 -26 -21

9 4 1 0 1 4 9

27 32 9 0 17 52 63

4,17 % 11,11 % 12,5 % 20,83 % 23,61 % 18,06 % 9,72 %

Jumlah 72 -30 200 100%

Berdasarkan data distribusi frekuensi sikap overprotective orang

tua siswa SD Islam al-Azhar 25 Semarang di atas, kemudian data

tersebut divisualisasikan dalam bentuk histogram pada gambar di bawah

ini:

5 14 84 54 23 93 63 3

2 0

1 0

0

1 5

5

Gambar 4.2

Histogram Sikap Overprotective Orang Tua

Untuk mencari rata-rata (mean) variabel pengaruh Sikap

Overprotective Orang Tua menggunakan rumus:

M = M’ + i N

fx∑ '

= 42 + 372

)30(−

= 42 + 3 (-0,4167)

= 42 - 1,2501

= 40,7499 Dibulatkan menjadi 41

Setelah diketahui distribusi skor mean, kemudian mencari nilai

standar deviasi yaitu dengan menggunakan rumus:

Page 74: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

59

SD = i )'

('2

Nfx

Nfx ∑∑ −

= 3 2)7230(

72200 −

= 3 2)4167,0(7778,2 −−

= 3 1736,07778,2 −

= 3 6042,2

= 3 (1,6138)

= 4,8414

Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala

lima

M + 1,5 SD = 40,7499 + 1,5 (4,8414) = 40,7499 + 7,2621 = 48,012

M + 0,5 SD = 40,7499 + 0,5 (4,8414) = 40,7499 + 2,4207 = 43,1706

M – 0,5 SD = 40,7499 – 0,5 (4,8414) = 40,7499 – 2,4207 = 38,3292

M – 1,5 SD = 40,7499 – 1.5 (4,8414) = 40,7499 – 7,2607 = 33,4878

Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan

kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.5 Kualifikasi dan Interval Sikap Overprotective Orang Tua

Nilai Interval Kualifikasi

48 ke atas

43 – 47

38 – 42

33 – 37

kurang dari 33

Rendah

Cukup

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Dari data yang telah lalu dapat diketahui bahwa mean dari

variabel sikap overprotective orang tua dari anak yang sekolah di SD

Islam al-Azhar 25 Semarang sebesar 40,7499. Hal ini berarti bahwa

sikap overprotective orang tua tersebut, terdapat dalam kategori sedang

yaitu berada pada interval 38 – 42.

Page 75: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

60

b. Data Tentang Sikap Mandiri Anak

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Angket Sikap Mandiri Anak

Item Jawaban Nilai Positif 4 3 2 1 No.

Resp Negatif A B C D 1 2 3 4 Jumlah Total

Positif - 2 10 5 - 6 20 5 31 1 Negatif 2 6 - - 2 12 - - 14 45

Positif 1 1 8 7 4 3 16 7 30 2 Negatif 7 1 - - 7 2 - - 9 39

Positif 1 1 2 13 4 3 4 13 24 3 Negatif 7 - 1 - 7 - 3 - 10 34

Positif 2 1 - 14 8 3 - 14 25 4 Negatif 6 1 1 - 6 2 3 - 11 36

Positif 3 1 12 1 12 3 24 1 40 5 Negatif 8 - - - 8 - - - 8 48

Positif 1 - 7 10 4 - 14 10 28 6 Negatif 8 - - - 8 - - - 8 36

Positif 3 1 9 4 12 3 18 4 37 7 Negatif - 6 2 - - 12 6 - 18 55

Positif - 4 1 12 - 12 2 12 26 8 Negatif 6 1 - 1 6 2 - 4 12 38

Positif 3 2 6 6 12 6 12 6 36 9 Negatif 4 2 1 - 4 4 3 - 11 47

Positif - 2 2 13 - 6 4 13 23 10 Negatif 7 - 1 - 7 - 3 - 10 43

Positif 1 - 3 13 4 - 6 13 23 11 Negatif 4 2 2 - 4 4 6 - 14 37

Positif - 2 2 13 - 6 4 13 23 12 Negatif 5 1 1 1 5 2 3 4 14 37

Positif - 1 9 7 - 3 18 7 28 13 Negatif 4 3 - 1 4 6 - 4 14 42

Positif 2 7 1 7 8 21 2 7 38 14 Negatif 4 2 2 - 4 4 6 - 14 52

Positif 3 2 3 9 12 6 6 9 33 15 Negatif 4 2 1 1 4 4 3 4 15 48

Positif 2 1 2 12 8 3 4 12 27 16 Negatif 7 - 1 - 7 - 3 - 10 37

Positif 4 2 3 8 16 6 6 8 36 17 Negatif 2 2 1 3 2 4 3 12 21 57

Positif 1 - 5 11 4 - 10 11 25 18 Negatif 5 2 - 1 5 4 - 4 13 38

Positif - 1 6 10 - 3 12 10 25 19 Negatif 8 - - - 8 - - - 8 33

Page 76: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

61

Positif 1 2 5 9 4 6 10 9 29 20 Negatif 2 4 2 - 2 8 6 - 16 45

Positif 1 1 3 12 4 3 6 12 25 21 Negatif 5 2 1 - 5 4 3 - 12 37

Positif 1 3 4 9 4 9 8 9 30 22 Negatif 4 1 1 2 4 2 3 8 17 47

Positif - 1 9 7 - 3 18 7 28 23 Negatif 2 7 - - 2 14 - - 16 44

Positif - 1 3 13 - 3 6 13 22 24 Negatif 4 3 - 1 4 6 - 4 14 36

Positif - 1 6 10 - 3 12 10 25 25 Negatif 5 2 1 - 5 4 3 - 12 37

Positif 3 1 1 12 12 3 2 12 29 26 Negatif 2 4 2 - 2 8 6 - 16 45

Positif - 4 1 12 - 12 2 12 26 27 Negatif 1 5 1 1 1 10 3 4 18 44

Positif 1 3 5 8 4 9 10 8 31 28 Negatif 4 3 - 1 4 6 - 4 14 45

Positif - 2 3 12 - 6 6 12 24 29 Negatif 3 5 - - 3 10 - - 13 37

Positif - 3 5 9 - 9 10 9 28 30 Negatif - 7 1 - - 14 3 - 17 45

Positif 2 1 5 9 8 3 10 9 30 31 Negatif 5 3 - - 5 6 - - 11 41

Positif 1 2 2 12 4 6 4 12 26 32 Negatif 6 2 - - 6 4 - - 10 36

Positif - 2 9 6 - 6 18 6 30 33 Negatif 7 - 1 - 7 - 3 - 10 40

Positif - 2 7 8 - 6 14 8 28 34 Negatif 1 7 - - 1 14 - - 15 43

Positif 1 3 - 13 4 9 - 13 26 35 Negatif 5 - 3 - 5 - 9 - 14 40

Positif - 2 11 4 - 6 22 4 32 36 Negatif 5 2 1 - 5 4 3 - 12 44

Positif 2 2 3 10 8 6 6 10 30 37 Negatif 2 4 2 - 2 8 6 - 16 46

Positif - 3 2 12 - 9 4 12 25 38 Negatif 1 7 - - 1 14 - - 15 40

Positif 3 - 1 13 12 - 2 13 27 39 Negatif 6 2 - - 6 4 - - 10 37

Positif 2 1 1 13 8 3 2 13 26 40 Negatif 5 1 1 - 5 3 2 - 10 36

Positif 1 3 4 9 4 9 8 9 30 41 Negatif 7 1 - - 7 2 - - 9 39

Page 77: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

62

Positif 4 1 3 9 16 3 6 9 34 42 Negatif 1 5 1 1 1 10 3 4 18 52

Positif 2 - 8 7 8 - 16 7 31 43 Negatif 5 2 1 - 5 4 3 - 12 43

Positif - 1 3 13 - 3 6 13 22 44 Negatif 6 2 - - 6 4 - - 10 32

Positif - 2 1 14 - 6 2 14 22 45 Negatif 5 1 2 - 5 2 6 - 13 35

Positif - 3 6 8 - 9 12 8 29 46 Negatif 8 - - - 8 - - - 8 37

Positif 2 - 6 9 8 - 12 9 29 47 Negatif 5 3 - - 5 6 - - 11 40

Positif - 2 3 12 - 6 6 12 24 48 Negatif 5 1 1 1 5 2 3 4 14 38

Positif - 3 5 9 - 9 10 9 28 49 Negatif 4 1 1 2 4 2 3 8 17 45

Positif - 4 8 5 - 12 16 5 33 50 Negatif 1 5 1 1 1 10 3 4 18 51

Positif 3 1 2 11 12 3 4 11 30 51 Negatif 2 6 - - 2 12 - - 14 44

Positif 1 3 3 10 4 9 6 10 29 52 Negatif - 8 - - - 16 - - 16 45

Positif 2 1 4 10 8 3 8 10 29 53 Negatif 4 4 - - 4 8 - - 12 41

Positif - 3 4 10 - 9 8 10 27 54 Negatif 5 1 2 - 5 2 6 - 13 40

Positif - 2 3 12 - 6 6 12 24 55 Negatif 2 5 - 1 2 10 - 4 16 40

Positif 2 1 5 9 8 3 10 9 30 56 Negatif 1 6 - 1 1 12 - 4 17 47

Positif 2 - 2 13 8 - 4 13 25 57 Negatif 6 1 1 - 6 2 3 - 11 36

Positif 2 2 5 8 8 6 10 8 32 58 Negatif 2 5 - 1 2 10 - 4 16 48

Positif 1 - 1 15 4 - 2 15 21 59 Negatif 6 1 1 - 6 2 3 - 11 32

Positif - 2 2 13 - 6 4 13 23 60 Negatif 1 7 - - 1 14 - - 15 38

Positif 2 1 3 11 8 3 6 11 28 61 Negatif 3 2 1 2 3 4 3 8 18 46

Positif 4 2 4 7 16 6 8 7 37 62 Negatif 5 2 1 - 5 4 3 - 12 49

Positif 1 - 3 13 4 - 6 13 23 63 Negatif 3 5 - - 3 10 - - 13 36

Page 78: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

63

Positif - 2 5 10 - 6 10 10 26 64 Negatif 5 1 - 2 5 2 - 8 15 41

Positif - 1 4 12 - 3 8 12 23 65 Negatif - 7 - 1 - 14 - 4 18 41

Positif - 3 5 9 - 9 10 9 28 66 Negatif 4 2 1 1 4 4 3 4 15 43

Positif - 2 3 12 - 6 6 12 24 67 Negatif 4 3 1 - 4 6 3 - 13 37

Positif 1 3 6 7 4 9 12 7 32 68 Negatif 4 2 1 1 4 4 3 4 15 47

Positif - 4 4 9 - 12 8 9 29 69 Negatif 7 1 - - 7 2 - - 9 38

Positif 1 - 3 13 4 - 6 13 23 70 Negatif 4 2 2 - 4 4 6 - 14 37

Positif - 3 5 9 - 9 10 9 28 71 Negatif 6 - 1 1 6 - 3 4 13 41

Positif 1 1 3 12 4 3 6 12 25 72 Negatif 2 6 - - 2 12 - - 14 39

Berdasarkan tabel di atas, kemudian diadakan analisis sebagai

berikut:

1) Mencari Banyaknya Kelas Interval

k = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 72

= 1 + 3,3 (1,8573)

= 1 + 6,12909

= 7,12909 dibulatkan menjadi 7

jadi banyaknya kelas interval adalah 7

2) Menentukan Range

R = nilai tertinggi – nilai terndah

= 57 – 32

= 25

3) Menentukan Interval

I = kR dimana R = Range, dan k = kelas interval

= 12909,725 = 3,5068 dibulatkan menjadi 4

Page 79: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

64

Kemudian hasil ini dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi

sekaligus untuk mencari mean dan standar deviasi sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Mandiri Anak

Interval x F x’ fx’ x’ 2 fx’ 2 Fr (%) 56 – 59 52 – 55 48 – 51 44 – 47 40 – 43 36 – 39 32 – 35

57,5 53,5 49,5 45,5 41,5 37,5 33,5

1 3 5

17 15 25 6

3 2 1 0 -1 -2 -3

3 6 5 0

-15 -50 -18

9 4 1 0 1 4 9

9 12 5 0

15 100 54

1,39 % 4,17 % 6,95%

23,61 % 20,83 % 34,72% 8,33 %

Jumlah 72 -69 195 100%

Berdasarkan data distribusi frekuensi sikap mandiri siswa SD

Islam al-Azhar 25 Semarang di atas, kemudian data tersebut

divisualisasikan dalam bentuk histogram pada gambar di bawah ini:

5 7 , 5 5 3 , 54 9 , 54 5 , 54 1 , 53 7 , 53 3 , 5

2 0

1 0

0

1 5

5

2 5

Gambar 4.3

Histogram Sikap Mandiri Anak

Untuk mencari rata-rata (mean) variabel sikap mandiri anak

menggunakan rumus:

M = M’ + i N

fx∑ '

= 45,5 + 472

)69(−

= 45,5 + 4 (-0,9583)

= 45,5 + (-3,8332)

= 41,6668 Dibulatkan menjadi 42

Page 80: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

65

Setelah diketahui distribusi skor mean, kemudian mencari nilai

standar deviasi yaitu dengan menggunakan rumus:

SD = i )'

('2

Nfx

Nfx ∑∑ −

= 4 2)7269(

72195 −

= 4 2)9583,0(7083,2 −−

= 4 9183,07083,2 −

= 4 79,1

= 4 (1,3379)

= 5,3516

Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala

lima

M + 1,5 SD = 41,6668 + 1,5 (5,3516) = 41,6668 + 8,0274 = 49,6942

M + 0,5 SD = 41,6668 + 0,5 (5,3516) = 41,6668 + 2,6758 = 44,3426

M – 0,5 SD = 41,6668 – 0,5 (5,3516) = 41,6668 – 2,6758 = 38,991

M – 1,5 SD = 41,6668 – 1,5 (5,3516) = 41,6668 – 8,0274 = 33,6394

Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan

kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.8 Kualifikasi dan Interval Sikap Mandiri Anak

Nilai Interval Kualifikasi

50 ke atas

44 – 49

39 – 43

34 – 38

kurang dari 34

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Cukup

Rendah

Dari data yang telah lalu dapat diketahui bahwa mean dari

variabel sikap mandiri anak di SD Islam al-Azhar 25 Semarang sebesar

Page 81: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

66

41,6668. Hal ini berarti bahwa sikap mandiri anak tersebut, terdapat

dalam kategori sedang yaitu berada pada interval 39 – 43.

B. Pengujian Hipotesis

Pembahasan ini digunakan peneliti untuk menguji hipotesis, yakni

terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap overprotective orang tua

terhadap sikap mandiri anak. Langkah awal yang harus ditempuh adalah

memasukkan data-data hasil angket ke dalam tabel kerja analisis regresi.

Tabel 4.9 Tabel Kerja Koefisien Antara Sikap Overprotective Orang Tua dan

Sikap Mandiri Anak

Resp. X Y X 2 Y 2 XY (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 41 45 1681 2025 1845 2 38 39 1444 1521 1482 3 36 34 1296 1156 1224 4 38 36 1444 1296 1368 5 49 48 2401 2304 2352 6 38 36 1444 1296 1368 7 50 55 2500 3025 2750 8 35 38 1225 1444 1330 9 40 47 1600 2209 1880 10 34 33 1156 1089 1122 11 36 37 1296 1369 1332 12 33 37 1089 1369 1221 13 38 42 1444 1764 1596 14 49 52 2401 2704 2548 15 43 48 1849 2304 2064 16 41 37 1681 1369 1517 17 50 57 2500 3249 2850 18 41 38 1681 1444 1558 19 38 33 1444 1089 1254 20 44 45 1936 2025 1980 21 38 37 1444 1369 1406 22 46 47 2116 2209 2162 23 39 44 1521 1936 1716 24 32 36 1024 1296 1152 25 36 37 1296 1369 1332 26 41 45 1681 2025 1845 27 47 44 2209 1936 2068 28 43 45 1849 2025 1935

Page 82: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

67

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 29 34 37 1156 1369 1258 30 49 45 2401 2025 2205 31 37 41 1369 1681 1517 32 33 36 1089 1296 1188 33 38 40 1444 1600 1520 34 45 43 2025 1849 1935 35 37 40 1369 1600 1480 36 46 44 2116 1936 2024 37 43 46 1849 2116 1978 38 45 40 2025 1600 1800 39 40 37 1600 1369 1480 40 37 36 1369 1296 1332 41 41 39 1681 1521 1599 42 44 52 1936 2704 2288 43 42 43 1764 1849 1806 44 34 32 1156 1024 1088 45 38 35 1444 1225 1330 46 41 37 1681 1369 1517 47 46 40 2116 1600 1840 48 36 38 1296 1444 1368 49 41 45 1681 2025 1845 50 49 51 2401 2601 2499 51 48 44 2304 1936 2112 52 40 45 1600 2025 1800 53 43 41 1849 1681 1763 54 43 40 1849 1600 1720 55 39 40 1521 1600 1560 56 44 47 1936 2209 2068 57 39 36 1521 1296 1404 58 49 48 2401 2304 2352 59 37 32 1369 1024 1184 60 37 38 1369 1444 1406 61 44 46 1936 2116 2024 62 47 49 2209 2401 2303 63 36 36 1296 1296 1296 64 40 41 1600 1681 1640 65 42 41 1764 1681 1722 66 41 43 1681 1849 1763 67 35 37 1225 1369 1295 68 50 47 2500 2209 2350 69 40 38 1600 1444 1520 70 32 37 1024 1369 1184 71 39 41 1521 1681 1599

Page 83: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

68

72 37 39 1369 1521 1443 Jumlah 2932 2975 121064 125051 122662

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa:

N = 72 ∑ 2X = 121064

∑ X = 2932 ∑ 2Y = 125051

∑Y = 2975 ∑ XY = 122662

Selanjutnya menghitung data di atas dengan memasukkan kedalam

rumus regresi dengan analisis regresi satu prediktor. Adapun langkah-

langkahnya adalah:

1. Mencari Korelasi Antara Kriterium dengan Prediktor

Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dapat dicari

melalui teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus

sebagai berikut:

r xy = ( )( )∑∑∑

22 yx

xy

Di mana ∑ xy = ( )( )

∑ ∑∑−N

YXXY

∑ 2x = ( )

∑ ∑−NX

X2

2

∑ 2y = ( )

∑ ∑−NY

Y2

2

Untuk mencari hasil dari masing-masing rumus di atas adalah

sebagai berikut:

∑ xy = ( )( )

∑ ∑∑−N

YXXY

= ( )( )72

29752932122662 −

= 72

8722700122662 −

= 122662 – 121148,6111

= 1513,3889

Page 84: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

69

∑ 2x = ( )

∑ ∑−NX

X2

2

= 72

29321210642

= 72

8596624121064 −

= 121064 – 119397,5556

= 1666,4444

∑ 2y = ( )

∑ ∑−NY

Y2

2

= 72

29751250512

= 72

8850625125051−

= 125051 – 122925,3472

= 2125,6528

Dengan demikian korelasi antara X dan Y adalah

r xy = ( )( )∑∑∑

22 yx

xy

= ( )( )6528,21254444,1666

3889,1513

= 205,3542282

3889,1513

= 0952,18823889,1513

= 0,80409 = 0,804

Jadi koefisien koreasi antara variabel X dan variabel Y sebesar

0,804. Besar koefisien korelasi determinasinya (Rsquare) = rxy2 adalah:

KP = rxy2 .100% = 0,804 2 .100% = 0,646416 . 100% = 64,6416%

2. Menguji Signifikansi Korelasi Antara Variabel X Dengan Variabel Y

Untuk menguji apakah harga r xy = 0,804 itu signifikan atau tidak,

maka dapat dikonsultasikan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi 1%

Page 85: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

70

dan 5%. Jika r xy > rtabel baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% ,

maka dinyatakan signifikan. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Uji Signifikansi dengan r tabel

rtabel N rxy

1% 5% Kesimpulan

72 0,804 0,306 0,235 Signifikan

3. Mencari Persamaan Garis Regresi

Setelah mengkorelasikan kedua variabel tersebut, langkah

selanjutnya adalah membuat persamaan garis regresi. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui bagaimana variabel dependent dapat diprediksikan

melalui variabel independent. Langkah-langkahnya adalah dengan

menggunakan rumus garis regresi satu prediktor yang sudah diketahui,

yaitu: Y = aX + k

Keterangan:

Y = kriterium

a = bilangan koefisien prediktor

X = prediktor

k = bilangan konstan

Dengan menggunakan metode skor deviasi harga-harga a dan k

dapat dicari dengan menggunakan persamaan y = ax

Di mana : y = Y Y− , x = X X− , dan a = ∑∑

2xxy

Jika data yang telah ditemukan dimasukkan kedalam rumus tersebut,

∑ xy = 1513,3889

∑ 2x = 1666,,4444

4444,16663889,1513

2 ==∑∑

xxy

a = 0,908157 = 0, 9082

Page 86: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

71

x = X X− di mana 7222,4072

2932=== ∑

NX

X

y = Y Y− di mana 3194,4172

2975=== ∑

NY

Y

Dari perhitungan di atas, maka persamaan garis regresinya dapat

diselesaikan dengan jalan

y = a x

YY − = ( )XXa −

Y – 41,3194 = 0,9082 (X – 40,7222)

Y – 41,3194 = 0,9082 X – 36,9839

Y = 0,9082 X – 36,9839 + 41,3194

Y = 0,9082 X + 4,3355

Y = 0,908 X + 4,336

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa persamaan garis

linier regresinya adalah Y = 0,908 X + 4,336.

4. Analisis Variansi Garis Regresi

Untuk menguji varians garis regresi, maka digunakan analisis

regresi bilangan F (uji F) dengan skor deviasi sebagai berikut:

res

regreg RK

RKF =

Keterangan:

F reg = Harga bilangan F untuk garis regresi

RK reg = Rerata kuadrat garis regresi

RK res = Rerata kuadrat residu

Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel

ringkasan garis regresi sebagai berikut:

Page 87: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

72

Tabel 4.11 Rumus Analisis Variansi Regresi Satu Prediktor

Sumber Varisi Db Jumlah Kuadrat

(JK) Rerata Kuadrat

(RK) F reg

Regresi (reg)

Residu (res)

1

N – 2

2

2)(

∑∑

x

xy

( )∑ ∑

∑− 2

22

xxy

y

reg

reg

dbJK

db res

resJK

RKRK

res

reg

Total (T) N - 1 ∑ 2y - -

Selanjutnya rumus-rumus di atas diaplikasikan ke dalam data yang

telah ada. Dari langkah-langkah yang terdahulu dapat diketahui bahwa:

N = 72

∑ 2x = 1666,4444

∑ 2y = 2125,6528

∑ xy = 1513,3889

untuk selanjutnya dapat dimasukkan kedalam rumus:

( )∑∑= 2

2

xxy

JK reg

= 4444,16663889,1513 2

= 4,1666963,2290345

= 1374,3909

( )∑ ∑

∑−= 2

22

xxy

yJK res

= 2125,6528 – 1374,3909

= 751,2619

Page 88: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

73

db reg

regreg

JKRK =

= 13909,1374

= 1374,3909

res

resres db

JKRK =

= 702619,751

= 10,7323

RKRkF

res

regreg =

= 7323,103909,1374

= 128,0612

Dari hasil perhitungan di atas telah diketahui bahwa harga Freg

diperoleh 128,0612. Agar lebih memudahkan mengetahui hasil analisis

variansi garis regresi, maka dapat dilihat dalam tabel ringkasan hasil

analisis regresi berikut ini:

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Analisis Variansi Regresi Satu Prediktor

Sumber Varisi Db Jumlah Kuadrat

(JK) Rerata Kuadrat

(RK) F reg

Regresi (reg)

Residu (res)

1

70

1374,3909

751,2619

1374,3909

10,7323

128,0612

Total (T) 71 2125,6528 - -

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Langkah berikutnya adalah analisis hipotesis yaitu untuk mengetahui

kebenaran hipotesis yang diajukan pada Bab II. Berdasarkan hasil perhitungan

statistik dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor yang telah dibahas

di muka, maka langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan hasil uji

Page 89: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

74

hipotesis. Nilai Frekuensi yang diperoleh oleh Freg = 128,0612 kemudian

dikonsultasikan dengan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 1% dan juga 5%

dengan kemungkinan sebagai berikut:

a. Jika Freg>Ftabel maka signifikan atau hipotesis diterima.

b. Jika Freg<Ftabel maka non signifikan atau hipotesis ditolak.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka uji hipotesis dengan kriteria,

Freg>Ftabel yaitu Freg = 128,0612. Sedangkan harga F pada tabel dinyatakan

dengan Fα (df1: df2), di mana df1 = k = 1 dan df2 = N - K – 1 = 70, sehingga

untuk taraf signifikansi 5% ditulis F0,05 (1:70) = 4,00, sedangkan pada taraf

1% ditulis F0,01 (1:70) = 7,08. Karena Freg > F0,05 dan F0,01, berarti

signifikan.

Setelah diadakan uji hipotesis melalui analisis regresi Freg dan

koefisien korelasi rxy sebagaimana pembahasan di atas, maka hasil yang

diperoleh dikonsultasikan pada Ftabel dan rtabel. Diketahui bahwa Freg dan

rxy hitung > Ftabel dan rtabel. Berdasarkan hasil konsultasi tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa: baik Freg maupun rxy adalah signifikan pada taraf

signifikansi 5% dan 1%, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Untuk

mengetahui lebih lanjut hasil uji hipotesis terhadap nilai Freg dan rxy maka

dapat dilihat pada tabel ringkasan berikut:

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Tabel Uji Hipotesis

Uji Hitung 5% 1%

Keterangan Hipotesis

Freg 128,0612 4,00 7,08

rxy 0,804 0,235 0,306 Signifikan Diterima

Page 90: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

75

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, baik

menggunakan analisis regresi (Freg) maupun menggunakan koefisien korelasi

(rxy) hasilnya dinyatakan signifikan. Dengan demikian, maka hipotesis yang

peneliti ajukan, yaitu “terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap

overprotective orang tua terhadap sikap mandiri anak” diterima. Hal ini

dibuktikan dengan diperolehnya harga F yang lebih besar dibanding dengan

harga F pada tabel dengan taraf signifikansi 5% dan 1%.

Berdasarkan pengujian hipotesis di atas dapat diketahui bahwa

hasilnya dinyatakan signifikan positif. Tetapi bila melihat adanya pengaruh

negatif yang ditimbulkan oleh variabel X (sikap overprotective orang tua)

terhadap variabel Y (sikap mandiri anak), maka seharusnya hasil yang

diperoleh dari pengujian hipotesis juga berbentuk negatif. Sedangkan hasil

analisis regresi yang diperoleh adalah Freg = 128,0612 (hasilnya berupa

positif). Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah diajukan tidak

diterima, karena hasilnya berupa signifikan positif dan bukan signifikan

negatif.

Hasil uji hipotesis yang tidak signifikan ini dapat terjadi karena

adanya beberapa hal, salah satunya karena angket. Hubungan antara variabel

X terhadap variabel Y dalam penelitian ini, bila digambar akan membentuk

suatu kurva normal. Sehingga dalam hal pembuatan angket sikap

overprotective orang tua, harus mengarah pada angket yang benar-benar kuat

atau berada pada titik tertinggi. Sedangkan dalam penelitian ini, terdapat suatu

kesalahan dalam penyusunan angket di mana angket untuk variabel X (sikap

overprotective orang tua) terdapat pada tingkat yang rendah (angket tidak

kuat). Dari pembuatan angket yang kurang maksimal ini, menyebabkan hasil

yang didapatkan juga tidak maksimal. Yakni hasil dari uji hipotesis yang

seharusnya berupa signifikan negatif, pada akhirnya hasil uji hipotesis berupa

signifikan positif.

Page 91: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

76

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak

kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan,

melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.

Beberapa hambatan yang dialami peneliti diantaranya:

1. Peneliti menyadari bahwa sebagai manusia biasa tentunya mempunyai

kekurangan-kekurangan di antaranya keterbatasan waktu, biaya dan

intelektual penulis. Dalam hal keterbatasan waktu, hal ini berkaitan dengan

penelitian yang hampir bersamaan dengan jadwal mid semester yang telah

ditetapkan oleh sekolah.

2. Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu di SD

Islam al-Azhar 25 Semarang, sehingga jika penelitian ini dilaksanakan di

tempat lain atau kepada orang tua lain dimungkinkan hasilnya akan

berbeda. Namun demikian, hasil penelitian ini setidak-tidaknya dapat

dijadikan sebagai sebuah simpulan sementara.

3. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan interview dan observasi langsung

terhadap orang tua siswa, sehingga tidak ada komunikasi langsung untuk

mengetahui sejauh mana sikap overprotective yang mereka lakukan

kepada anaknya. Peneliti hanya mengetahui sikap overprotective orang tua

dari angket yang telah dikembalikan. Tetapi, berdasarkan kenyataan yang

pernah peneliti lihat, dapat dibuktikan bahwa sikap overprotective orang

tua dapat menyebabkan kurangnya sikap mandiri anak.

4. Peneliti juga mengalami kesukaran dalam hal pengambilan angket dari

responden. Hal ini dikarenakan responden yang peneliti ambil adalah

orang tua dan anaknya, dan peneliti menyadari kesibukan orang tua akan

pekerjaan atau kegiatan-kegiatan mereka.

Selain itu masih ada kendala-kendala kecil yang peneliti alami dalam

hal penyusunan skripsi ini. Akan tetapi, hal ini tidak menjadi batu sandungan

yang mematahkan semangat peneliti. Bahkan segala kendala dan hambatan

tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti. Peneliti bersyukur bahwa

penelitian telah berhasil dengan sukses dan lancar.

Page 92: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

77

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh sikap overprotective orang

tua terhadap sikap mandiri anak (Studi atas siswa kelas V dan VI di SD Islam

al-Azhar 25 Semarang) sebagai mana telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Sikap overprotective orang tua dari anak yang sekolah di SD Islam al-

Azhar 25 Semarang termasuk dalam kategori “sedang”. Hal ini dibuktikan

dengan penghitungan rata-rata sikap overprotective orang tua sebesar

40,7499 yang terletak pada interval 38 – 42.

2. Sikap mandiri siswa kelas V dan kelas VI di SD Islam al-Azhar 25

Semarang termasuk dalam kategori “sedang”. Hal ini ditunjukkan dengan

penghitungan rata-rata akhlak remaja di desa tersebut sebesar 41,6668

yang terletak pada interval 39 – 43.

3. Ada pengaruh negatif yang signifikan antara sikap overprotective orang

tua terhadap sikap mandiri anak di SD Islam al-Azhar 25 Semarang. Dari

analisis koefisien korelasi diperoleh rxy=0,804 lebih besar dari rt

5%=0,235 dan rt1%=0,306 yang ditunjukkan dengan persamaan garis

regresi Y=0,908X+4,336. Sedangkan dari hasil analisis regresi diperoleh

Freg=128,061 lebih besar dari Ft 5% = 4,00 dan Ft 1% = 7,08. Meskipun

rxy>rt dan Freg>Ft tetapi tidak dapat dikatakan signifikan, karena dari

pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh prediktor seharusnya hasil uji

hipotesisnya juga berupa signifikan negatif.

Jadi hipotesis yang peneliti ajukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara sikap overprotective orang tua terhadap sikap mandiri

anak di SD Islam al-Azhar 25 Semarang tidak diterima.

Page 93: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

78

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh

negatif antara sikap overprotective orang tua terhadap sikap mandiri anak di

SD Islam al-Azhar 25 Semarang, maka penulis merasa perlu untuk

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi orang tua:

Bagi orang tua hendaknya selalu ingat bahwa anak merupakan salah satu

rahmat dan karunia dari Allah yang patut disyukuri, tetapi di samping itu

anak merupakan amanat dari Allah kepada kedua orang tuanya. Mereka

diberi tanggung jawab untuk mendidik, merawat, memperhatikan,

memberi kasih sayang serta memenuhi segala kebutuhannya. Memberikan

kasih sayang dan perhatian kepada anak merupakan kewajiban orang tua,

tetapi jangan sampai bersikap overprotective terhadap anak. Hal ini akan

berdampak negatif kepada anak yang akan menimbulkan kurangnya

kemandirian seorang anak. Orang tua hendaknya menyayangi dan

melindungi anak sewajarnya saja. Sehingga diharapkan nantinya anak

akan menjadi generasi penerus bangsa yang berguna bagi nusa, bangsa dan

agama serta berakhlaqul karimah.

2. Bagi anak:

Bagi anak hendaknya tidak terlalu terpengaruh oleh sikap overprotective

yang orang tua berikan. Seorang anak seharusnya bisa lebih mandiri dan

tidak terlalu menggantungkan segala hal pada orang tua atau bahkan orang

lain, karena hal ini akan menjadikan suatu kebiasaan yang berlarut-larut.

Mereka harus belajar berdiri sendiri tanpa terus mendapatkan bantuan dari

orang lain.

3. Bagi guru:

Bagi guru hendaknya lebih meningkatkan peran mereka sebagai seorang

pendidik, bukan hanya sebagai seorang pengajar. Sehingga, di samping

mentransfer ilmu pengetahuan juga mendidik para siswanya menjadi

Page 94: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

79

pribadi yang berakhlaqul karimah karena guru merupakan orang tua ke

dua dari para siswanya.

C. Penutup

Alhamdulillahi robbil alamin, berkat rahmat dan hidayah Allah

Swt, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai

pihak sangat penulis harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi

ini.

Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberi bantuan kepada peneliti, baik berupa tenaga maupun doa.

Semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Amin.

Ada pengaruh negatif yang signifikan antara sikap overprotective orang tua

terhadap sikap mandiri anak di SD Islam al-Azhar 25 Semarang, karena dari

hasil analisis regresi dan analisis koefisien korelasi diperoleh nilai Freg =

128,061 sedang Ft 5% = 4,00 dan Ft 1% = 7,08, dan rxy=0,804 sedang rt 5%

= 0,235 dan rt 1% = 0,306 yang berarti Freg>Ft baik dalam taraf signifikansi

5% maupun 1% begitu juga rxy > rt baik pada taraf signifikansi 5% maupun

1%. Hal ini ditunjukkan pula dengan persamaan garis regresi Y = 0,908 X +

4,336.

Page 95: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ali, Mohammad., Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Al-Bukhari, Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail., Shahih al-Bukhari,

Juz I, Libanon: Dar al-Fikr, t.th. __________, Shahih al-Bukhari, Juz I, Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiah, t.th. Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad., Ihya ‘Ulum ad-Din, Juz IV,

Semarang: Toha Putra, t.th. Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta, 2002, Cet. 12. Aryatmi, “Ketrampilan Memecahkan Masalah”, dalam Kartini Kartono (ed.),

Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, Jakarta : Rajawali, 1983. As-Sajastani, Abu Daud Sulaiman bin Asy’as., Sunan Abu Dawud, Juz I, Libanon:

Dar al-Fikr, t.th. Daradjat, Zakiah., Perawatan Jiwa Untuk Anak-anak, Jakarta: Bulan Bintang,

1987. __________, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1998. Departemen Agama R.I. al-Hikmah., Al-qur’an dan Terjemahnya, Bandung:

Diponegoro, 2005, Cet. 9. Drost S.J, J.I.G.M., Sekolah, Mengajar atau Mendidik ?, Jakarta: Kanisius, 1998. Echols, John M., dan Shadily, Hassan., Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:

Gramedia, 1992, Cet. 20. El-Quussy, Abdul Aziz., Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa/Mental, Jilid I, Alih

Bahasa Zakiah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang, 1983. Fahmi, Musthafa., Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, Jilid I, Jakarta: Bulan Bintang, 1977. Fatimah, Enung., Psikologi Perkembangan, Perkembangan Peserta Didik,

Bandung: Pustaka Setia, 2006.

Page 96: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi,Yogyakarta: Andi Offset, 2004. ___________, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Andi Ofset, 2004. ___________, Metodologi Research, Jilid II, Yogyakarta: Andi Ofset, 2004. Hadjar, Ibnu., Dasar-dasar Metode Penelitian Kuantiatif Dalam Pendidikan,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998. Halim, M. Nipan Abdul., Anak Saleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2001. Harefa, Andreas., Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, 2000. Hurlock, Elizabeth B., Child Development, Singapore: Mc. Graw Hill, 1978, Sixth

Edition. Istadi, Irawati., Mendidik dengan Cinta, Bekasi: Pustaka Inti, 2006. Kartono, Kartini., & Gulo, Dali., Kamus Psikologi, Bandung: Pionir Jaya, 1987. Kauma, Fuad., Buah Hati Rasulullah, Mengasuh Anak Cara Nabi, Jakarta:

Hikmah, 2003. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003,

Cet. 2. Marzuki, A. Choiran., Anak Saleh Dalam Asuhan Ibu Muslimah, Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2000, Cet. 3. Mazhahiri, Husain., Pintar Mendidik Anak, Jakarta: Lentera, 1999. Morgan, Clifford T., and King, Richard A., Introduction to Psychology, Singapore:

Mc. Graw Hill, 1971, Fourth Edition. Nasution, Thamrin., dan Nasution, Nurhalizah., Peran Orang Tua dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta: Gunung Mulia, 1989. Nasir, Ibrahim., Muqaddimah fi at-Tarbiyah, Mudkhal ila at-Tarbiyah, Aman al-

Ardan: al-Jami’ah at-Tarbiyah, t.th. Nizar, Samsul., Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan

Praktis, Jakarta: Ciputat Pers, 2000.

Page 97: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

Pamilu, Anik., Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, Yogyakarta: Citra Media, 2006.

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1976. Ramirez, Laura M., Mengasuh Anak dengan Visi, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,

2004. Ratnawati, Shinta., Keluarga, Kunci Sukses Anak, Jakarta: Kompas, 2001, Cet. 3. Risman, Elly., “Melatih Anak Mandiri dan Bertanggung Jawab”,

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/01/Keluarga/mela21.htm. Satiadarma, Monty P., Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak, Jakarta:

Pustaka Populer Obor, 2001. Shapiro, Lawrence E, Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, Alih

Bahasa Alex Tri Kantjono, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, Cet. 4.

Singarimbun, Masri., dan Effendi, Sofyan., Metodologi Penelitian Survey, Jakarta:

LP3ES Indo, 1995, Cet. 2. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, 1995, Cet. 3. Soejanto, Agoes., Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. 8. Soelaeman, M. I., Pendidikan Dalam Keluarga,Bandung: Alfabeta, 1994. Suryabrata, Sumadi., Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003. Tafsir, Ahmad., Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994, Cet. 2. Thoha, H.M. Chabib., Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2005, Edisi Ketiga, Cet. 3.

Page 98: PENGARUH SIKAP OVERPROTECTIVE ORANG TUA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · ii ABSTRAK Afizul Chusna (NIM. 3103053). Pengaruh Sikap Overprotective

Ulwan, Abdullah Nashih., Pendidikan Anak Menurut Islam, Kaidah-kaidah Dasar, Alih Bahasa Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992.

___________, Tarbiyatul Aulad fi al-Islam, Juz II, Beirut: Dar as-Salam, 1893. WordNet Home Page, “Overprotective Parents”,

http:www.wordnet.Princeton.edu/perl/webwn?02=&00=protective.