Parkinson

108
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder ), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun Perawatan Penderita Penyakit Parkinson Pengobatan Penyakit Parkinson memiliki sejarah yang cukup panjang. Fakta menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar dopamin pada Penyakit Parkinson di awal tahun 1960-an, membawa dunia pengobatan kepada penemuan obat levodopa, suatu prekursordopamin, yang secara efektif dapat memperbaiki gejala- gejala pada Penyakit Parkinson (kajian oleh Barbeau 1962; Birkmayer & Hornikewicz 1962; serta Cotzias et al 1967). Namun levodopa tersebut tidak menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangan Penyakit Parkinson, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana laporan pendahuluan Parkinson? 1.2.2 Bagaiaman asuhan keperawatan Parkinson? 1.2.3 Bagaimana contoh tinjauan kasus Parkinson? 1.3 Tujuan Masalah 1.3.1 Untuk mengetahui laporan pendahuluan Parkinson 1.3.2 Untuk mengetahui asuhan keperawatan Parkinson 1.3.3 Untuk mengetahui contoh tinjauan kasus parkinson BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN 2.1 Definisi

Transcript of Parkinson

Page 1: Parkinson

BAB IPENDAHULUAN

1.1  Latar BelakangPenyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf

(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.

Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun Perawatan Penderita Penyakit Parkinson Pengobatan Penyakit Parkinson memiliki sejarah yang cukup panjang. Fakta menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar dopamin pada Penyakit Parkinson di awal tahun 1960-an, membawa dunia pengobatan kepada penemuan obat levodopa, suatu prekursordopamin, yang secara efektif dapat memperbaiki gejala-gejala pada Penyakit Parkinson (kajian oleh Barbeau 1962; Birkmayer & Hornikewicz 1962; serta Cotzias et al 1967).

Namun levodopa tersebut tidak menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangan Penyakit Parkinson, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita

1.2  Rumusan Masalah1.2.1   Bagaimana laporan pendahuluan Parkinson?1.2.2   Bagaiaman asuhan keperawatan Parkinson?1.2.3   Bagaimana contoh tinjauan kasus Parkinson?

1.3  Tujuan Masalah1.3.1   Untuk mengetahui laporan pendahuluan Parkinson1.3.2   Untuk mengetahui asuhan keperawatan Parkinson1.3.3   Untuk mengetahui contoh tinjauan kasus parkinson

BAB 2LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Definisi

Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik yang mucul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002).

Page 2: Parkinson

Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia nigra dengan korpus striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta mengatur gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).

2.2 EtiologiPenyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak

dan faktor-faktor lainnya seperti :1.        Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit

Parkinson,2.        Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau

penyebab lain yang tidak diketahui.

3.        Parkinson juga disebabkan oleh obat antara lain:reserpin (serpasil),phenithiszzives,butjrophenous (contohnya haloperidol)

2.3 PatofisiologiSecara tepat kelainan di batang otak,yaitu disubstansia nigra mesensefalon sebagai substrat

penyakit Parkinson.pemeriksaan makroskopik menunjukkan daerah yang pucat (depigmentasi )pada pars kompacta substansia nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyap atau berkurangnya jumlah sel-sel neuromelanin yang menghasilkan dopamine pada penyakit Parkinson.sedangkan pada pemeriksaan mikroskopik menunjukkan adanya badan-badan lewy yang merupakan incrusion body dan mendesak granula-granula neuromelanin yang tersisa ke tepi juga terlihat dekstruksi sel dengan fagositosis sisa sel dan pigmen,serta sel-sel yang masih ada akan menciut dan bervakuola.

Pada penyakit ini biasa muncul pada usia 10-60 tahun,dan factor genetif mempunyai peranan penting dalam keluarga.bila terjadi pada usia dibawah 40 tahun disebut parkinsonismus juvenilis

2.4 Tanda dan Gejala1.    Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan,2.    Tremor yang menetap ,3.    Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol,4.    Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik),5.    Depresi, demensia,6.    Wajah seperti topeng.

Page 3: Parkinson

2.5 Pemeriksaan DiagnostikObservasi gejala klinis dilakukan dengan mempelajari hasil foto untuk mengetahui gangguan.

2.6 KomplikasiKomplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu demensia, aspirasi, dan trauma karena jatuh.

2.7 Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:

1.    Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan dopamin.

2.    Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.

3.    Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.4.    Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.5.    Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan

ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PengkajianPengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan

meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian psikososial.

1.    Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.2.    Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.3.    Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.4.    Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.5.    Kaji tanda depresi.

3.1 Pemeriksaan Fisik

Page 4: Parkinson

1.    Mengkaji skelet tubuhAdanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor

tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.

2.    Mengkaji tulang belakangSkoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang

belakang bagian dada) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)

3.    Mengkaji system persendianLuas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya

benjolan, adanya kekakuan sendi4.    Mengkaji system otot

Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.

5.    Mengkaji cara berjalanAdanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih

pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).

6.    Mengkaji kulit dan sirkulasi periferPalpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari

lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.

7.    Mengkaji fungsional kliena.    KATZ Indeks Termasuk katagori yang mana: Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,

berpindah,dan mandi. Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas. Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.

Keterangan:Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.

b.    Indeks ADL BARTHEL (BAI)

Page 5: Parkinson

NO FUNGSI SKOR KETERANGAN

1 Mengendalikan rangsang pembuangan tinja

0

1

2

Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar).

Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu).

Terkendali teratur.

2 Mengendalikan rangsang berkemih

0

1

2

Tak terkendali atau pakai kateterKadang-kadang tak terkendali

(hanya 1x/24 jam)Mandiri

3 Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)

0

1

Butuh pertolongan orang lain

Mandiri

4 Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)

0

1

2

Tergantung pertolongan orang lainPerlu pertolonganpada beberapa

kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain.

Mandiri

5 Makan 01

2

Tidak mampuPerlu ditolong memotong makananMandiri

6 Berubah sikap dari berbaring ke duduk

01

2

3

Tidak mampuPerlu banyak bantuan untuk bias

dudukBantuan minimal 1 orang.

Mandiri

TOTAL SKORSkor BAI :20        : Mandiri12-19   : Ketergantungan ringan9-11     : Ketergantungan sedang

Page 6: Parkinson

5-8       : Ketergantungan berat0-4       : Ketergantungan total

3.3 Diagnosis keperawatan1.      Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan tremor

ditandai dengan: DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan  DO: tremor saat beraktivitas.

2.      Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan: DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang DO: kurus, berat badan kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan      membran mukosa pucat.

3.      Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan :DS: klien/keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicaraDO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku.

3.4    IntervensiDx.1  Tujuan : meningkatkan mobilitas

Kriteria Hasil:1.    Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau

berkebun.2.    Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk terapis.3.    Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi otot.4.    Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi.5.    Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan

saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.6.    Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.7.    Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan, menggunakan

sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang.8.    Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki sensorik.

Dx.2  Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.Kriteria Hasil:

1.    Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.

2.    Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut.

Page 7: Parkinson

3.    Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang kepala dan menelan secara periodik.

4.    Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan.5.    Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack).6.    Monitor berat badan.

Dx.3 Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.Kriteria Hasil:

1.    Jaga komplikasi pengobatan.2.    Rujuk ke terapi wicara.3.    Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki kata-kata,

volume, dan intonasi.4.    Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam

kalimat setiap bernafas.5.    Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam perekam

suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.

3.5  Evaluasi  Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari.  Klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada penurunan berat badan.  Tidak adanya kesulitan dalam berbicara, kata-kata dapat dipahami

BAB 4PENGKAJIAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PARKINSONDENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI KEPALA (PUSING)

PADA GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN

1.    PENGKAJIAN

Page 8: Parkinson

A.       IdentitasNama                          : Tn DUmur                           : 55thJenis kelamin               : laki-lakiSuku/bangsa                : Jawa/IndonesiaAgama                         : IslamPekerjaan                     : PensiunanPendidikan                  : SMAAlamat                         : cilacapTgl pengkajian             : 3 Maret 2011 pkl 10.00 wib

2.    RIWAYAT KEPERAWATANa.         Keluhan utama : pusingb.        Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah gombong dengan keluhan utama pusing.Tremor kedua kaki dan tangan,lemes.Penyakit yang dialami ini (tremor) sudah terjadi sejak 5 tahun yang lalu

c.         Riwayat penyakit sebelumnyaPasien mempunyai riwayat hipertensi sebelum mngalami penyakit seperti ini.

d.        Riwayat kesehatan keluargaDari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini,hanya dari kakek yang mempunyai riwayat tekanan darah tinggi.Persepsi keluarga terhadap kondisi penyakit yang dialami pasien diperlukan perawatan yang baik supaya cepat sembuh.Keluarga menyetujui terhadap tindakan apa saja yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengobatan pasien demi kesembuhan pasien setelah pasien dan keluarga mendapatkan penjelasan dari petugas.keluarga mengatakan tidak akan mempermasalahkan masalah biaya yang penting pasien segera ditangani.Selama dalam perawatan keluarga menyadari dan menerima proses pengobatan.

3.    OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIKa.    System pernafasan

Dada simetris,retraksi (+),RR 20 x/mnt,pernafasan vesikuler,suara tambahan(-),ronchi (-).whezing (-) inspirasi ekspirasi simetris,pernafasan cuping hidung (-), secret/lender (-), terpasang canule O2 3 l/mnt .

b.    System cardiovaskulerTekanan darah 210/110 mmHg,nadi 88 x/mnt ,suhu 36 0C,anemis (-)suara jantung gallop dan murmur (-),terpasang infuse RL 20 tpm

c.    System persarafanGCS 15 , tremor (+),reflek mata (+)

Page 9: Parkinson

Persepsi sensori:pendengaran (+), pengecapan (-) , penglihatan (+) mengeluh lemes,pusing (nyeri skala 4)

d.   System perkemihanTerpasang DC dengan produksi  jam 10.00 s/d 11.00 wib sebanyak 100 cc,warna kuning pekat,bau khas.Infeksi saluran kencing (-),oedem (-),scrotum (+),pubis (+)

e.    System pencernaanPerut supel,nyeri abdomen (-),peristaltic (+)

f.     System musculoskeletalTonus otot lembek tidak kaku,tremor ekstremitas atas (+)

g.    PsikososialPasien adalah seorang pensiunan tidak ada masalah dengan tetangga atau keluarganya,selama sakit pasien dirawat oleh keluarganya sendiri,harapan keluarga agar penyakitnya segera sembuh dan cepat pulang ke rumah.Hubungan pasien dan keluarga baik begitu juga dengan tetangga sekitar.

h.    SpiritualPasien beraga islam,keluarga yakin bahwa semua yang telah terjadi sudah ada yang mengatur kita hanya berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi semua kesulitan.keluarga yakin dengan berdoa kepada Tuhan YME bisa membantu proses kesembuhan pasien.

4.    PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium tgl 3/3/2011Al               : 9,74 /m3Erytrosit     :5,70/m3Hb              :17,3 gr%Ht               :47,3 vol%Mcv            :83,0 %Mch            :30,4%Mcac           : 36,6%Trombosit   :160 %Gol darah   : BGDS           : 111 mg/dlUreum        : 51,0Creatini       : 1.3HbSAg       : negativeTerapi medis tgl 3/3/11:

1.    Kalfoxim 2x12.    Dexa   3x13.    Acran  2x1

Page 10: Parkinson

4.    Kalmeco 2x15.    Angioten 1x16.    Zipras 0,5 2x1

Terapi tgl 4/3/11:1.    Kalfoxim (stop)2.    dexa (stop)3.    acran (stop)4.    diganti cernevit 1x1, panso(1x1)

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah1. DS: pasien mengatakan pusing

DO:nyeri pusing skala 4,tampak ekspresi sakit,TD:210/110

Peningkatan TIK,TD 210/110 mmhg

Nyeri

2. DS :pasien mengatakan tremornya terus menerus sehingga tidak bisa beraktifitas,badannya sulit digerakkan

DO: tampak tremor ekstremitas atas

Tremor berlebihan Tremor Berlebihan

DIAGNOSA KEPERAWATAN1.      Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK tidak adekuat2.      Gangguan mobilisasi berhubungan dengan tremor ekstremitas,otot lemah

INTERVENSI1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK ditandai dengan peningkatan TD 210/110,tampak ekspresi menahan rasa sakit kepala.Tujuan : nyeri hilang atau berkurangCriteria hasil :

a.         tekanan darah sistol: 120-140,Diastole:70-100

Page 11: Parkinson

b.         tidak menunjukkan ekspresi nyeriIntervensi :

a.       Kaji tingkat nyerib.      Kaji tekanan darah tiap jamc.       Kolaborasi diit rendah garamd.      Ajarkan tekhnik relaksasie.       Beri O2 3l/mntf.       Kolaborasi pemberian analgetikg.      Ciptakan ruangan tetap tenang

2. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan tremor ,kelemahan fisikTujuan : meningkatkan kemampuan mobilisasiCriteria hasil :

a.       Kebutuhan ADL terpenuhib.      Mampu memenuhi kebutuhan ADL mandiri tanpa dibantu orang lain

Intervensi :a.       Kaji kemampuan pemenuhan keb ADL pasienb.      Anjurkan istirahat cukup,kurangi aktifitasc.       Bantu pemenuhan kebutuhan ADL pasiend.      Beri pengaman di sekitar tempat tidure.       Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasienf.       Latih mobilisasi bertahapg.      Kolaborasi dengan bagian fisioterapi

Page 12: Parkinson

IMPLEMENTASI

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

Tgl 3/3/11 pkl 10.00 wibGangguan nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial

3/3/11 pkl 10.00 wibGangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan tremor dan kelemahan fisik

4/3/11,pkl 05.00Dx I

Pkl 10.00 wib1.        Mengkaji tingkat nyeri2.        Member O2 3l/mnt3.        Mengajarkan tekhnik relaksasi4.        Menciptakan suasana ruangan tetap

tenang5.        Member terapi zipras 0,5 mg6.        Memberi  diit  lunak rendah garam7.        Mengukur vital sign8.        Member terapi injeksi dan oral sesuai

programKalfoxim 1grDexa 5ampAcran 1 ampKalmeco tabZypras 0,5angioten

3/3/11 pkl 10.00 wib1. Mengkaji kemampuan pasien gerak pasien2. Membantu memenuhi kebutuhan ma/mi pasien3. Menganjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien4. Member pengaman di sekitar tempat tidur5. Mengkonsulkaan ke bagian fisioterapi

-Mengukur vital sign-memberi terapi sesuai program-memberi diit TKTP rendah garam-membersihkan tempat tidur pasien-membantu memandikan pasien

pkl 11.00 wibS: mengatakan nyeri berkurangO: masih tampak ekspresi nyeri,TD : 210/100A : masalah belum teratasiP:lanjutkan implementasi

Pkl 11.00 wibS: mengatakan ma/mi masih harus dibantuO: pasien masih tampak tiduran,ma/mi dibantu istrinya.kemampuan kebutuhan ADL tergantu ng pada orang lainA:masalah belum teratasiP:lanjutkan intervensi

         Pasien kooperatif

Page 13: Parkinson

Dx II

5/3/11PKL 05.00

07.00wib

11.00 wib

17.00 wib

20.00wib

         Mengkaji vital sign         Membantu memandikan pasien         Member terapi sesuai program         Melatih mobilisasi pasien

         Member diit lunak rendah garam         Menyambung infuse RL 20 tpm

         Pasien diberi fisioterapi         Mengukur vital sign dan mengkaji

keluhan pasien

         Member diit makan siang         Membantu pasien untuk makan

sendiri

         Membantu pasien mobilisasi         Member terapi sesuai program         Member diit sore(diit lunak rendah

garam)         Membantu memandikan pasien         Menyambung infuse

TD;140/80N:88 x/mntS:36 0CRR:20x/mnt

Pasien kooperatifDiit habis ½ porsi

Pasien kooperatif mengikuti instruksi

Habis ½ porsi

Pasien mengikuti instruksi

-pasien mengeluh pegel pada kakinya,dan pusing

CATATAN PERKEMBANGAN

TGL EVALUASI

3/3/11 PKL 11.00 WIBS:mengatakan masih lemes,gemetar,pusingO:tremor (+),ma/mi (+) habis setengah porsi,A:masalah dx I,II belum teratasi

Page 14: Parkinson

TGL 4/3/11

05/3/11

P:lanjutkan intervensiPKL 20.00 WIBS:mengatakan badan pegel-pegel,pusing berkurangO:nyeri skala 3,TD: 150/90,analgetik (+),ma/mi (+),kemandirian (-),tremor (+)A:masalah dx I,II teratasi sebagianP:lanjutkan intervensi,terapi sesuai program

PKL 08.00 WIBS:mengatakan masih lemes,pusing sedikitO:TD:170/100 mmhg,nyeri skala 2,ma/mi (+) masih dibantu keluarga,tremor (+)A:masalah  dx I,II teratasi sebagianP:lanjutkkan intervensi,beri diit nasi rendah garamPKL 11.00 WIBS: mengatakan kaki masih terasa tebal,pusing hilang timbulO: tremor (+),diit 1 porsi habis ¾,fisioterapi (+)latihan mobilisasi (+)A:dx I,II teratasi sebagianP:lanjutkan intervensi,bantu mobilisasi bertahapPKL 19.00 WIBS:mengatakan kaki terasa tebal,nyeri kepala,O:tremor (+)TD:170/90 mmhg,th(+),mobilisasi (+),diit (+)A:masalah dx I.II teratasi sebagianP:lanjutkan intervensi

PKL 08.00 WIBS: mengatakan pegel berkurang,pusing berkurangO:tremor (+),TD 130/80,diit (+),terapi (+)A:masalah dx I,II teratasi sebagianP:lanjutkan intervensiPKL 11.00WIBS:mengatakan pegel dan nyeri berkurang,nyeri skala 2O:tremor (+),TD:140/80 mmhg,s:36 0C,N:88x/mnt,RR20x/mnt,diit lunak (+)habis ¾ porsi,terapi (+) sesuai program,mobilisasi (+)A:masalah dx I,II teratasi sebagianP:lanjutkan intervensiPKL 19.00WIBS:mengatakan pusing ada tapi sedikit,pegel-pegelO:tremor (+),mobilisasi (+),fisioterapi(+),diit (+) habis ½

Page 15: Parkinson

porsi,ekstremitas bawah bengkakA:masalah teratasi sebagianP:anjurkan untuk mengganjal kedua kaki dengan bantal saat tidur/posisi kaki lebih tinggi

DAFTAR PUSTAKADOENGES,ME.2000,Rencana Asuhan Keperawatan,edisi 3,Jakarta:EGCWilkinson,JM,2007,buku saku diagnosis keperawatan,edisi 7,Jakarta:EGC

Hudak dan Gallo,1996,keperawatan kritis pendekatan holistic,edisi VI,volume     II,Jakarta:EGCCarpenito linda juall,1995,rencana asuhan dan dokumentasi keperawatn,penerbit buku kedokteran,jakarta

http//:perawatpsikiatri.id.comlong Barbara c,1996,perawatan medical bedah,bandung

Page 16: Parkinson

ASKEP PARKINSONA.   PENGERTIANPenyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik yang mucul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002).Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia nigra dengan korpus striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta mengatur gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).

B.   ETIOLOGISebagian besar penyebab kasus ini dianggap tidak diketahui atau idiopatik. Parkinsonisme idiopatik adalah penyakit Parkinson atau paralisis angitans. Merupakan suatu penyakit progresif lambat yang menyerang usia pertengahan atau lanjut, dengan awitan ( onset ) khas pada usia lima puluhan dan enam puluhan. Tidak ditemukan sebab genetic yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya.Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya seperti :1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

C.   TANDA DAN GEJALABerikut ini 10 tanda awal penyakit Parkinson: 1. Hilangnya indera penciumanHilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa. Dopamin adalah pengantar kimia yang membawa sinyal antara otak dan otot dan saraf di seluruh tubuh. Seperti yang memproduksi dopamin sel mati, indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan seperti isyarat bau tidak sampai."Pasien mengatakan mereka berada di pesta dan semua orang berkomentar tentang seberapa kuat parfum salah seorang wanita, dan dia tidak bisa mencium baunya," kata Rezak            2. Sulit tidurAhli saraf tetap waspada terhadap kondisi tidur cepat yang dikenal sebagairapid eye-movement behavior disorder (RBD). Orang dengan RBD mungkin berteriak, menendang, atau menggemeretakkan gigi mereka. Mereka bahkan dapat menyerang pasangan tidur mereka. Sebanyak 40 persen orang dengan RBD akhirnya mengembangkan Parkinson paling tidak 10 tahun kemudian, kata, Rezak.Dua masalah tidur lainnya yang umumnya berkaitan dengan Parkinson adalah sindrom kaki gelisah (kesemutan atau rasa tusukan di kaki dan perasaan bahwa Anda harus memindahkan mereka) dan tiba-tiba berhenti bernapas sejenak saat tidur (sleep apnea). Tidak semua pasien dengan kondisi ini memiliki Parkinson, tapi sejumlah besar pasien Parkinson--hingga 40 persen dalam kasus sleep apnea--memiliki kondisi ini.

3. Mengalami sembelit dan problem berkemihSalah satu tanda awal yang paling umum dari Parkinson--dan yang paling diabaikan karena ada banyak kemungkinan penyebab--adalah sembelit dan kentut. Ini hasil dari penyakit Parkinson yang mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur aktivitas otot halus seperti yang bekerja perut dan kandung kemih. Usus dan kandung kemih dapat menjadi kurang sensitif dan memperlambat proses

Page 17: Parkinson

pencernaan keseluruhan. Salah satu cara untuk mengenali perbedaan antara sembelit biasa dan sembelit disebabkan oleh Parkinson adalah bahwa yang terakhir sering disertai dengan perasaan kenyang, bahkan setelah makan sangat sedikit.4. Kurangnya ekspresi wajahKehilangan dopamin dapat mempengaruhi otot-otot wajah, membuat mereka kaku dan lambat dan mengakibatkan kurangnya karakteristik ekspresi. "Beberapa orang menyebutnya sebagai wajah batu atau wajah poker," kata ahli saraf Pam Santamaria, ahli Parkinson di Nebraska Medical Center di Omaha. 

5. Nyeri pada leherTanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan tremor dan kekakuan. Nyeri leher ini sifatnya terus berlanjut, tidak seperti kram otot biasa yang hilang setelah satu atau dua hari. Pada beberapa orang, muncul mati rasa dan kesemutan.

6. Lambat saat menulisSalah satu gejala Parkinson, yang dikenal sebagai bradykinesia, adalah perlambatan dan hilangnya gerakan spontan dan rutin. Tulisan tangan adalah salah satu tempat yang paling umum untuk mengenai tanda bradykinesia. Mencuci dan berpakaian juga digunakan untuk menandai kemunculanbradykinesia. Seseorang mungkin butuh waktu lama untuk berdandan atau berurusan dengan ritsleting dan pengencang lainnya.7. Perubahan suara Suara mulai berubah, sering menjadi jauh lebih lembut dan lebih monoton. Ini adalah tanda yang sering dilupakan dokter yang mendiagnosis seseorang dengan penyakit ini. Otot-otot wajah yang kaku membuatnya lebih sulit mengatakan sesuatu dengan jelas. "Beberapa pasien mulai mengalami kesulitan membuka mulut mereka," kata Rezak. 

8. Lengan tidak berayun bebasLengan tak bisa direntangkan dengan bebas, sehingga untuk meraih vas bunga di rak tertinggi akan mengalami kesulitan. Bisa juga, salah satu lengan tak bebas berayun seperti lengan lainnya.

9. Berkeringat secara berlebihanKetika Parkinson mempengaruhi sistem saraf otonom, ia kehilangan kemampuannya untuk mengatur tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan kelenjar keringat. Beberapa orang menemukan diri mereka berkeringat secara tak terkendali ketika tidak ada alasan yang jelas, seperti panas atau kecemasan. Bagi seorang wanita, serangan ini kabur dengan gejala menopause. Istilah resmi untuk gejala ini adalah hiperhidrosis.

10. Perubahan suasana hati dan kepribadianPara ahli tidak yakin mengapa, tapi ada berbagai perubahan kepribadian terkait dengan yang datang dengan Parkinson, termasuk kecemasan diucapkan dalam situasi baru, penarikan sosial, dan depresi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalaminya adalah tanda pertama pada kebanyakan pasien Parkinson.

Adapun gejala penyakit Parkinson antara lain:a.    Gemetaran. Seseorang penderita penyakit Parkinson pada saat istirahat atau pada saat tidak melakukan aktivitas akan mengalami gemetaran. Gemetaran yang timbul dapat terjadi pada tangan, kaki, rahang atau kepala.b.    Kekakuan. Penderita akan mengalami rasa kaku pada otot, rasa sakit pada bahu,leher dan sendi-sendi hingga sulit untuk bergerak.c.    Hilangnya reflex postural. Penderita akan mengalami gangguan keseimbangan tubuh,d.    Kebekuan. Gejala ini mengacu terhadap ketidakmampuan untuk melakuakn pergerrakan yang aktif. Ketika akan berjalan, memutar, berjalan melalui jalan yang sempit penderita akan sulit untuk melakukannya.e.    Gejala nonmotor (tidak berhubungan dengan pergerakan). Gejala ini juga timbul pada penderita penyakit Parkinson antara lain penderita merasakan sakit seperti terbakar, perasaan geli, hilangnya

Page 18: Parkinson

motifasi, susah tidur ataupun merasakan tekanan. Kebanyakan gejala ini akan memperparah penderita penyakit Parkinson.

D.   KOMPLIKASIAdapun komplikasi pada penyakit Parkinson ini dapat dilihat dari imobilisasi seperti pneumonia infeksi saluran perkemihan dan jika penderita terjatuh dapat menyebabkan kematian.Selain itu penyakit Parkinson dapat menyebabkan komplikasi gangguan fungsi pernafasan, gangguan okulomotorius (pandangan yang kabur). Kelelahan dan nyeri otot juga dialami penderita Parkinson.

E.   PENATALAKSANAAN MEDISSasaran tindakan adalah untuk meningkatkan transmisi dopamine. Tetapi obat-obatan mencakup antihistamin, antikolinergik, amantidin, levodopa, anhibitormmonoamin oksodasi (MAO), dan antidepresi. Beberapa obat-obat ini menyebabkan efek samping psikiatrik pada lansia meliputi:v  AntihistaminAntihistamin mempunyai efek sedative dan antikolinergik pusat ringan, dapat membantu dalam menghilangkan tremor.v  Terapi antikolinergikAgen antikolinergik (triheksifenidil, prosiklidin, dan benzotropin mesilat) efeksif untuk mengontrol tremor dan kekakuan Parkinson. Obat-obatan ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan levodopa. Agen ini menghilangkan aksi asetilkolin pada sistem saraf pusat. Efek samping mencakup penglihatan kabur, wajah memerah, ruam pada wajah, konstipasi, retensi urine, dan kondisi akut. Tekanan intraocular dipantau ketat karena obat-obat ini kontraindikasi pada klien dengan glaucoma meskipun glaucoma yang dialami klien hanya sedikit. Klien dengan hyperplasia prostatic dipantau terhadap adanya tanda-tanda retensi urine.v  Amantadin hidrokhloridaAmantadin hidrokhlorida (symmetrel), agen antivirus yang digunakan pada awal pengobatan penyakit Parkinson untuk menurunkan kekakuan, tremor, dan bradikinesia. Agen ini diperkirakan bekerja melalui pelepasan dopamine dari daerah penyimpanan didalam saraf. Reksi efek samping terdiri atas gangguan psikiatrik (perubahan perasaan hati, konfusi, halusinasi), muntah, adanya tekanan pada epigastrium, pusing, dan gangguan penglihatan.v  Terapi levodopaWalaupun levodopa bukan untuk pengobatan, saat ini merupakan agen tang paling efektif untuk pengobatan penyakit Parkinson. Levodopa diubah dari (MD4)-dopa menjadi dopamine pada basal ganglia. Seperti disebutkan diatas dopamine dengan konsentrasi normal yang terdapat didalam sel-sel subtansia nigra menjadi hilang pada klien dengan penyakit Parkinson. Gejala yang hilang juga dapat terjadi akibat  kadar dopamine yang lebih tinggi akibat pemberian levodopa.v  Derivate Ergoet-Agonis DopaminAgen-agen ini (bromoktriptin dan pergolid) dianggap sebagai agonis reseptor dopamine. Agen ini bermanfaat bila ditambahkan pada levodopa dan pada klien yang mengalami reaksi on-off terhadap fruktuasi klinis yang ringan.v  Inhibitor MAOEldepril adalah salah satu perkembangan dalam farmakoterapi penyakit Parkinson. Obat iniu menghambat pemecahan dopamine. Sehingga peningkatan jumlah dopamine tercapai, tidak seperti bentuk terapi lain, agen ini secara nyata memperlambat kemajuan penyakit.v AntidepresenAntidepresen trisiklik dapat diberikan untuk mengurangi depresi yang juga terbiasa terjadi pada penyakit Parkinson.v  Intervensi pembedahanMeskipin banyak pendekatan yang berbeda saat ini, penatalaksanaan pembedahan terhadap penyakit Parkinson masih menjadi bahan penelitian dan controversial. Pada beberapa klien yang cacat tremor atau diskinesia akibat levodopa berat, pembedahan dapat dilakukan. Walaupun pembedahan dapat mengurangi gejala pada klien tertentu, namun hal ini menunjukkan adanya perubahan perjalanan penyakit atau perkembangan kearah permanen. Prosedur pembedahan stereotaktik dapat dilakukan berupa subtalamotomi dan palidotomi.

Page 19: Parkinson

Pendekatan lain mencakup transplantasi jaringan saraf kedalam basal ganglia dalam upanya membuat pelepasan kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal klien kedalam basal ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Transplantasi sel-sel saraf mengunakan jaringan fetus telah dicoba, bagaimanapun prosedur ini masih diperdebatkan. Penelitian tentang hal ini dan pembedahan lain pendekatan yang tidak melaui pembedahan lain serta pendekatan yang tidak melalui pembedahan masih terus dilakukan.

F.    ASUHAN KEPERAWATAN1.    PengkajianPengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian psikososial.2.    AnamnesisIdentitas klien meliputi nama,umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-an dan 60-an),jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register,diagnosis medis.

Keluhan utama yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh,kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural.

Riwayat penyakit saat iniPada anamnesis, sering klien mengeluh adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Karakteristik tremor dapat berupa lambat,gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari seolah-olah memutar sebuah pir di antara jari-jari. Keadaan ini meningkat bila klien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul pada saat klien istirahat.Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah,sikap tubuh dan gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserebrasi, berkeringa,kulit berminyak dan sering menderita dermatitis seboroik, sulit mewnelan, konstipasi, dan gangguan kandung kemih yang diperberat oleh obat-obat antikolinergik dan hipertrofi prostat.

                Pertanyaan yang bias di sampaikan pada klien pada pengkajian ini  meliputi:

·         Apakah anda mengalami kekakuan tangan atau kaki ?·         Apakah anda mengalami sentakan tidak teratur pada tangan atau kaki?·         Apakah anda mengalami”beku” atau terpaku dan tidak mampu bergerak?·         Apakah air liur anda berlebihan?·         Pernakah anda (orang lain) melihat anda meringis atau membuat gerakan wajah atau mengunyah?·         Aktivitas fisik apa yang sulit anda lakukan?

Riwayat penyakit dahuluPengkajian yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang adanya riwayat hipertensi,diabetes mellitus,penyakit jantung, anemia,penggunaan obat-obat antokoagulan aspirin,vasodilator, dan penggunaan obat anti kolinergik dalam jangka waktu lama.

Riwayat penyakit keluargaWalaupun tidak ditemukan adanya hubungan penyakit Parkinson dengan sebab genetic yang jelas, perawat perlu melakukan pengkajian riwayat penyakit pada keluarga. Pengkajian dilakukan dengan menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.

3.    Pengkajian psiko-sosio-spiritualPengkajian mekanisme koping yang digunakan klien perlu dilakukan untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya,perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat, dan respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ata pun dalam masyarakat.

Page 20: Parkinson

Apakah klien mengalami dampak yang timbul akibat penyakit seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal,dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).Adanya perubahan hubungan dan peran disebabkan oleh karena klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri yang ditemukan adalah klien merasa tidak berdaya,tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif.Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson adalah persepsi dan penurunan memori(ingatan). Beberapa manifestasi psikiatrik(perubahan kepribadian,psikosis,demensia,konfusi akut) umumnya terjadi pada lansia.

4.    Pemeriksaan fisikSetelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari pengajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per system ( B1-B6) dan terarah dengan focus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 dan dihubungkan dengan keluhan klien.

5.    Keadaan umumKlien dengan penyakit Parkinson umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada tanda vital, yaitu brakikardi,hipotensi,dan penurunan frekuensi pernafasan.

B1 (BREATHING)Gangguan fungsi pernafasan yang terjadi berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.Inspeksi,ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan kemampuan untuk batuk efektif,peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu nafas.Palpasi, ditentukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.Perkusi, ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapang paru.Auskultasi, ditemukan bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi,stridor,ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering ditemukan pada klien inaktivitas.

B2(BLOOD)Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga gangguan pada pengatur tekanan darah oleh system saraf otonom.               B3(BRAIN)Pengkajian B3 (BRAIN) merupakan pemeriksaan focus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada system lainnya.Pada inspeksi umum ditemukan perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan.

6.    Tingkat kesadaranTingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung pada penurunan aliran darah serebri regional mengakibatkan perubahan pada status kognitif klien.

Pemeriksaan fungsi serebriStatus mental: biasanya mengalami perubahan yang berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi,dan penurunan memori baik jangka pendek dan memori jangka panjang.

Pemeriksaan saraf cranialSaraf I.Biasanya pada klien cedera tulang belakang tidak ditemukan kelainan dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.

Page 21: Parkinson

Saraf II.hasil uji ketajaman pengelihatan mengalami perubahan sesuai tingkat usia, biasanya klien lanjut usia dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan ketajaman pengelihatan.Saraf III,IV,dan VI.gangguan saraf okulomotorius:sewaktu melakukan konvergensi pengelihatan menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata.Saraf V.pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya ditemukan perubahan pada otot wajah.adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien mengalami penurunan,saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata).Saraf VII.persepsi pengecapan dalam batas normalSaraf VIII.adanya tuli konduksi dan tuli persepsi yang berhubungan dengan proses senilis dan penurunan aliran darah regional.Saraf IX dan X. Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan.Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.Saraf XII.lidah simetris,tidak di temukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi.indra pengecap normal.

System motorik·         Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan. klien sering mengalami rugiditas deserebrasi.·         Tonus otot, ditemukan meningkat·         Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan karena adanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan kuku pada seluruh gerakan.

Pemeriksaan refleksTerdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri,klien akan berdiri dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti di dorong. kesulitan dalam berputar dan hilangnya keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat menimbulkan sering jatuh.

Sistem sensorokSesuai berlanjutnya usia,klien dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensorik yang ada merupakan hasil dari neuropati.

B4(BLADDER)Penurunan refleks kandung kemih perifer di hubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum. Klien mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidak mampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidak mampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan postural. Selama priode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril.

B5(BOWEL)Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurangf karena kelemahan fisik umum, kelelahan otot, dan adanya tremor menyeluruh. Klien sering mengalami konstipasi karena penurunan aktivitas.

B6(BONE)Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot,tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-hari.Adanya gannguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakan Karena perubahan pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas7.    Intervensi pembedahanMeskipun banyak pendekatan yang berbeda saat ini, penatalaksanaan pembedahan terhadap penyakit Parkinson masih menjadi bahan penelitian dan controversial. Pada beberapa klien yang cacat treamor atau diskinesia akibat levodopa berat, pembedahan dapat di lakukan. Walaupun pembedahan dapat mengurangi gejala pada klien tertentu, namun hal ini tidak menunjukan adanya perubahan perjalanan

Page 22: Parkinson

penyakit atau perkembangan kea rah permanen. Prosedur pembedahan streotatik dapat di lakukan berupa subtalamotomi dan palidotomi.Pendekatan lain mencangkup transplantasi jaringan saraf ke dalam basal ganglia dalam upaya membuat pelepasan kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal klien ke dalam basal; ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Tranplantasi sel-sel saraf menggunakan jaringan fetus di coba: bagaimanapun prosedur ini masih diperdebatkan. Penelitian tentang hal ini dan pembedahan lain serta yang tidak melalui pembedahan masih terus dilakukan.1.    Diagnosis keperawatan

1.      Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.2.      Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neoromuskular, menurunnya kekuatan, kehilangan control otot/koordinasi.3.      gangguan eleminasi alvi (konstipasi)yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan aktivitas.4.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor, pelambatan dalam proses makan,kesulitan mengunyah dan menelan.5.      Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, pelambatan bicara, ketidak mampuan menggerakan otot-otot wajah.6.      Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena perkembangan penyakit.7.      Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi prosedur perawatan rumah yang tidak adekuat.

1.    Rencana intervensiSasaran yang ingin dicapai adalah klien mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, mencapai eliminasi usus adekuat, mencapai dan mempertahankan kepuasan status nutrisi, pencapaian komunikasi, dan pengembangan mekanisme koping.

Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.Tujuan: klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya dalam waktu 2x 24 jamkriteria hasil:klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur sendi, bertambahnya kekuatan otot, klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.Intervensi RasionalKaji mobilitas yang ada dan observasi peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.

Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

Lakukan program latihan yang meningkatkan kekuatan otot.

Meningkatkan koordinasi dan ketangkasan,menurunkan kekuatan otot dan mencegah kontraktur bila otot tidak di gunakan.

Lakukan latihan postural Latihan postural untuk melawan kecendrungan kepala dan leher tertarik ke depan dan belakang.

Ajarkan teknik khusus:·  Ajarkan untuk berkonsentrasi pada berjalan tegak,memandang lurus ke depan, dan menggunakan cara berjalan dengan dasar lebar(misalnya berjalan dengan kaki terpisah).·  Klien dianjurkan untuk latihan berjalan

Teknik berjalan khusus dapat dipelajari untuk mengimbangi gaya berjalan menyeret dan kecendrungan tubuh condong ke depan.

Page 23: Parkinson

dengan diiringan music marching band atau lagu, karena hal ini memberikan rangsangan sensorik.·  Latihan bernafas sambil berjalan membantu untuk menggerakan rangka tulang rusuk dan transpor oksigen untuk mengisi bagian paru-paru yang kadar oksigennya rendah.·  Melakukan periode istirahat yang sering untuk membantu pencegahan frustasi dan kelelahan.Anjurkan mandi hangat dan masase otot Mandi hangat dan masase membantu

otot0otot rileks saat melakukan aktivitas pasif dan aktif dan mengurangi nyeri otot akibat spasme yang mengakibatkan kekakuan.

Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri, sesuai toleransi.

Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

Kolaborasi dengan ahli fisioterapis untuk latihan fisik klien.

Peningkatan kemampuan dalam mobilitas ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik oleh tim fisioterapis.

Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neoromuskular, menurunnya kekuatan, kehilangan control otot/koordinasiTujuan: Perawatan diri klien terpenuhi dalam waktu 2x24 jamkriteria hasil:klien dapat menunjukan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuannya, mengindentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu.

Intervensi RasionalMandiriKaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0-4 untuk melakukan ADL

Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individual.

Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.

Menghindari klien dari keadaan cemas dan ketergantungan untuk mencegahfrustasi dan harga diri klien rendah

Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas Dukungan pada klien selama aktivitas kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan perawatan diri

Rencanakan tindakan untuk mengatasi keterbatasan pengelihatan seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat, dekatkan tempat tidur ke dinding.

Klien akan mampu melihat dan memakan makanan, akan mampu melihat keluar masuknya orang ke ruangan.

Modifikasi lingkungan Modifikasi lingkungan diperlukan untuk mengompensasi ketidak mampuan fungsi.

Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur. Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur baik tempat tidur di rumah sakit dan di rumah,atau sebuah tali yang diikatkan pada kaki tempat

Page 24: Parkinson

tidur untuk member bantuan dalam mendorong diri untuk bangun tanpa bantuan orang lain.

Kaji kemampuan komunikasi untuk buang air kecil, kemampuan menggunakan urinal,pispot, antarkan ke kamar mandi bila kondisi memungkinkan.

Ketidakmampuan berkomunikasi dengan perawat dapat menimbulkan masalah pengosongan kandung kemih oleh karena masalah neurogenik.

Identifikasi kebiasaan buang air besar, anjurkan minum dan meningkatkan aktivitas.

Meningkatkan latihan dan menolong mencegah konstipasi.

Kolaborasi pemberian supositoria dan pelumas feses/pencahar

Pertolongan utama terhadap fungsi bowel atau buang air besar.

Konsultasi ke dokter terapi okupasi. Untuk mengembangkan terapi dan melengkapi kebutuhan khusus.

Gangguan eleminasi alvi (konstipasi)yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan aktivitas.

Tujuan: kebutuhan eleminasi alvi terpenuhi dalam waktu 2x24 jamkriteria hasil: klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat,konsistensi feses lembek, tidak teraba massa pada kolon, bising usus normal (15-30x/menit)Intervensi RasionalMonitor adanya konstipasi Klien Parkinson mempunyai masalah

konstipasi berat. Factor-faktor yang menyebabkan kondisi ini adalah melemahnya otot-otot yang digunakan dalam defikasi, kurangnya latihan, tidak adekuatnya asupan cairan, dan penurunan aktivitas system saraf otonom dan obat-obatan digunakan untuk mengobati penyakit, juga menghambat sekresi normal usus.

Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi

Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi.

Modifikasi defekasi yang teratur. Anjurkan pada klien untuk makan makanan yang mengandung serat

Defekasi yang teratur dan rutin dapat membangun semangat klien untuk mengikuti pola yang teraur, sadar untuk meningkatkan asupan cairan dan makanan yang mengandung serat.diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristatik dan eleminasi regular.

Atur posisi toilet Dudukan toilet ditinggikan untuk memudahkan aktivitas toileting karena klien sulit bergerak dari posisi berdiri ke posisis duduk

Page 25: Parkinson

Bila klien mampu minum,berikan asupan cairan yang cukup (2liter/hari)jika tidak ada kontraindikasi

Asupan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi regular.

Kolaborasikan dengan tim dokter dalam pelunakanan feses (laksatif,supositoria,enema)

Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air pada usus yang melunakakan massa feses dan membantu eliminasi.

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor, pelambatan dalam proses makan,kesulitan mengunyah dan menelan.

Tujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jamkriteria hasil:Intervensi RasionalEvaluasi kemampuan makan klien Klien mengalami kesulitan dalam

mempertahankan berat badan mereka.mulut mereka kering akibat obat-obatan dan mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Klien berisiko mengalami aspirasi akibat penurunan refleks batuk.

Obserevasi /timbang berat badan jika memungkinkan

Tanda kehilangan berat badan (7-10%) dan kekurangan asupan nutrisimenunjang terjadinya masalah katabolisme, kandung glikogen dalam otot, dan kepekaan terhadap pemasangan ventilator

Manajemen mencapai kemampuan menelan1.    Gangguan menelan disebabkan oleh tremor pada lidah,ragu-ragu dalam memulai menelan, kesulitan dalam membentuk makanan dalam bentuk bolus.2.    Makanan setengah padat dengan sedikt air memudahkan untuk menelan3.    Klien dianjurkanuntuk menelan secara berurutan4.    Klien di ajarkan untuk meletakkan makanan di atas lidah, menutup bibir dan gigi dan menelan.5.    Klien di ajurkan untuk mengunyah pertama kali pada satu sisi mulut dan kemudian kesisi lain.6.    Untuk mengontrol air liur, klien di anjurkan untuk menahan kepala tegak dan membuat keadaan sadr untuk menelan7.    Masase otot wajah dan leher sebelum makan dapat membantu.

Meningkatkan kemampuan klien dalam menelan dan dapat membantu pemenuhan nutrisi klien melalui oral.tujuan lain adalaha mencegah terjadinya kelelahan, memudahkan masuknya makanan dan mencegah gangguan pada lambung.

Page 26: Parkinson

8.    Beriikan makanan kecil dan lunak

Monitor pemakaian alat bantu Pemasangan elektrik digunakan untuk menjaga makanan tetap hangat dan klien diizinkan untuk istirahat selama waktu yang di tetapkan untuk makan,alat-alat khusus juga membantu makan.Penggunaan piring yang stabil,cangkir yang tidakpecah bila jatuh, dan alat-alat makan yang dapat digenggam sendiri digunakan sebagai alat bantu.

Kaji fungsi system gastrointestinal meliputi suara bising usus,catat terjadinya perubahan di dalam lambung seperti mual, muntah.observasi perubahan pergerakan usus misalnya diare, konstipasi

Fungsi system gastrointestinal sangat penting untuk asupan makanan. Ventilator dapat menyebabkan kembung pada lambung dan pendarahan lambung.

Anjurkan pemberian cairan 2500cc/hari selama tidak terjadi gangguan jantung.

Mencegah terjadinya dehidrasi akibat penggunaan ventilator selama klien tidak sadar dan mencegah terjadinya konstipasi

Lakukan pemeriksaan laboratorium yang diindikasikan, seperti serum,transferin, BUN/kreatinin dan glukosa

Memberikan informasi yang tepat tentang keadaan nutrisi yang dibutuhkan klien.

Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, pelambatan bicara, ketidak mampuan menggerakan otot-otot wajahTujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jamkriteria hasil:Intervensi RasionalKaji kemampuan klien untuk berkomunikasi Gannguan bicara ditemukan pada banyak klien

dengan penyakit Parkinson. Bicara mereka yang lemah, monoton, dan terdengar halus mmenuntut kesadaran berupaya untuk bicara dengan dengan lambat, dengan penekanan perhatian pada a[a yang mereka katakan.

Menentukan cara-cara komunukasi seperti mempertahankan kontak mata,memberikan pertanyakan dengan jawaban ya dan tidak, menggunakan kertas dan pensil /bolpoin, gambar, atau papan tulis, bahasa isyarat, perjelas arti dari komunikasi yang disampaikan.

Mempertahankan kontak mata akan membuat klien tertarik selama komunikasi.jika klien dapat menggerakan kepala, mengedipkan mata atau senang dengan isyarat-isyarat sederhana,lebih baik dengan menggunakan pertanyaan ya/tidak.Kemampuan menulis kadang-kadang melelahkan klien, selain itu dapat mengakibatkan frustasi dalam upaya memenuhi kebutuhan komunikasi. Keluarga dapat bekerja sama untuk membantu memenuhi kebutuhan klien.

Pertimbangkan bentuk komunikasi bila Kateter intervena yang terpasng di tangan akan

Page 27: Parkinson

terpasang kateter intravena mengurangi kebebasan klien dalam menulis atau member isyarat

Letakkan bel pemanggil dalam jangkauan klien dan berikan penjelaskan cara menggunakannya.jawab panggilan tersebut dengan segera. Penuhi kebutuhan klien.katakan kepada klien bahwa perawat siap membantu jika dibutuhkan.

Ketergantungan klien pada ventilator akan membuat klien lebih baik dan rileks, merasa amat, dan mengerti bahwa selama menggunakan ventilator, perawat akan memenuhi segala kebutuhannya.

Buatlah catatan di kantor perawatan tentang keadaan klien yang tak dapat berbicara.

Mengingatkan staf perawat untuk berespons dengan klien selama memberikan perawatan.

Buat rekaman pembicaraan klien. Rekaman pembicaraan klien dalam pita kaset secara periodic dibutuhkan dalam memantau perkembangan klien. Ampilifier kecil membantu bila klien mengalami kesulitan mendengar.

Anjurkan keluarga/ orang lain dekat dengan klien untuk berbicara dengan klien, memberikan informasi tentang keluarganya, dan keadaan yang sedang terjadi.

Keluarga dapt merasa akrab dengan klien dan berada dekat klien selama berbicara. Pengalaman ini dapat membantu atau mempertahankan kontak nyata seperti merasakan kehadiran anggota keluarga yang dapat mengurai perasaan kaku.

Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa. Ahli terapi wicara bahasa dapat membantu dalam membentuk peningkatan latihan percakapan dan membantu petugas kesehatan untuk mengembangkan metode komunikasi untuk memenuhi kebutuhan klien.

Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena perkembangan penyakit.

Tujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jamkriteria hasil:Intervensi RasionalKaji perubahan gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan

Menentukan bantuaan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi

Dukung kemampuan koping klien Kepatuhan terhadap program latihan dan berjalan membantu memperlambat kemajuan penyakit.dukungan dan sumber bantuan dapat diberikan melalui ketekunan berdoa dan penekanan keluar terhadap aktivitas dengan mempertahankan partisipasi aktif

Catat ketidak klien menyatakan sekarat atau mengingkari dan menyatakan inilah kematian.

Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh atau perasaan negative terhadap gambaran tubuh dan kemampuan yang menunjukkan kebutuhan dan intervensi serta dukungan

Page 28: Parkinson

emosional.Pernyataan pengakuan terhadap penolakan tubuh, mengingatkan kembali fakta kejadian tentang realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat

Membantu klien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.

Beri dukungan psikologis secara menyeluruh. Klien penyakit Parkinson sering malu,apatis, tidak adekuat,bosan,dan sering sendiri.perasaan ini dapat disebabkan akibat keadaan fisik yang lambat dan upaya yang besar dibutuhkan terhadap tugas-tugas kecil. Klien harus aktif berpartisipasi dalam program terapi yang mencangkup program social dan rekreasi.

Bantu dan ajarkan perawatan yang baik dengan memperbaiki kebiasaan.

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.

Buat rencana program aktivitas harian pada keseluruhan hari

Program aktivitas pada keseluruhan hari mencegah waktu tidur yang terlalu banyak yang dapat mengarah pada tidak adanya keinginan beraktivitas.

Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya.

Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu perkembangan harga diri serta mempengaruhi proses rehabilitasi.

Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.

Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa datang.

Monitor gangguan tidur,peningkatan kesulitan konsentrasi, letargi, dan penolakan.

Dapat mengindikasikan terjadinya depresi.depresi umumnya terjadi sebagai pengaruh dari stroke yang memerlukan intervensi dan evaluasi lebih lanjut.

Kolaborasi :rujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.kerja sama fisioterapi,psikoterapi,terapi obat-obatan dan dukungan partisipasi kelompok dapat menolong mengurangi depresi yang sering muncul dalam ke adaan ini.

Diposkan oleh ARIEF LUKMAN HAKIM PRATAMA di 04.20 

Page 29: Parkinson

BAB I

PENDAHULUAN1.1   LATAR BELAKANG

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidak teraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saa t istirahat, kesulitan pada

saatmemulai pergerakan, dan kekakuan otot. (Arif Muttaqin, 2009)

Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Didalam tulisannya, James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khasyakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty).

Penyakit Parkinson bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-ratausia mulai terkena penyakit Parkinson

adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal padausia 40 tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit Parkinson's diperkirakan antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk Amerika.

Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.

Beberapa orang ternama yang mengidap penyakit Parkinson diantaranya adalah Bajin (sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenalChina), Muhammad Ali(mantan peninju terkenal A.S.), Michael J Fox (seorang bintang

film Hollywood terkenal) yang kini aktif dengan The Michael J Fox Foundation For Parkinson¶s Research.

1.2  Rumusan Masalah

Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Parkinson.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Parkinson.

2. Untuk mengetahui etiologi dari Parkinson.

3. Untik mengetahui patofisiologi dari perkinson.

4. Untuk mengetahui klasifikasi dari Parkinson.

5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari Parkinson.

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Parkinson.

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari Parkinson.

Page 30: Parkinson

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PENYAKIT PARKINSON

Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf progresif yang berdampak terhadap respon mesenfalon dan pergerakan regulasi. Penyakit ini ini bersifat lambat yang menyerang usia pertengahan atau lanjut, dengan onset pada umur 50 sampai 60an.Tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya. Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor nukelus.

Parkinsonism adalah sindrom neurologis yang ditandai dengan tremor, kekakuan, instabilitas postural, dan hypokinesia (penurunan gerakan tubuh). Sindrom A adalah asosiasi fitur klinis beberapa dikenali, tanda-tanda, gejala,

Page 31: Parkinson

fenomena atau karakteristik yang sering terjadi bersama-sama. Penyakit Parkinson adalah penyebab paling umum dari Parkinsonisme. Sederhananya - Parkinsonisme termasuk tanda-tanda dan gejala yang menyerupai penyakit Parkinson.

Menurut kamus medis Medilexicon Parkinsonism adalah:

1. Sebuah sindrom neurologis biasanya dihasilkan dari kekurangan dopamin neurotransmitter sebagai konsekuensi dari perubahan degeneratif, pembuluh darah, atau peradangan di ganglia basal, ditandai dengan tremor otot ritmik, kekakuan gerakan, festination, postur murung, dan fasies masklike.

2. Sebuah sindrom serupa dengan parkinson. Beberapa fitur terlihat dengan penyakit Parkinson yang terjadi dengan gangguan lainnya (palsy supranuclear progresif) atau sebagai efek samping obat tertentu (obat antipsikotik).

2.2 ANATOMI FISIOLOGI

1. Otak

a. Selaput otak (Meninges)

Durameter

Arakhnoid

Piameter

b. Otak besar (cerebrum)

Terdiri atas 2 hemisfer, yang dihubungkan oleh bagian putih yang disebut korpus kolosum. Setiap hemisfer terbagi menjadi 4 lobus, yaitu :

1) Lobus Frontal

a) Lobus pre frontal

Berfungsi mengontrol emosi, kepribadian, penilaian, penafsiran, tingkah laku yang dipelajari dan perkembangan pikiran.

b) Area pre sentral (korteks motorik utama )

Terletak persis di bagian anterior sulkus sentral. Rangsangan menimbulkan pergerakan otot yang spesifik di sisi tubuh yang lain

2) Lobus Parietal

a) Area sensori somatic primer

Menempati area setelah gyrus sentral, area ini menerima input sensori mayor, seperti rasa nyeri, suhu, sentuhan, fibrasi dan posisi dari sisi kontra leteral tubuh.

b) Area yang berhubungan dengan sensori

Fungsi utama dari area ini adalah mengintegrasikan informasi sensori, misalnya, ukuran, bentuk dan tekstur dari obyek

3) Lobus Temporal

Page 32: Parkinson

Area ini memungkinkan kita menerima dan mengintepretasikan pendengaran, pembauan dan rasa, dan juga menerima serta menyimpan memori yang singkat, memberikan integrasi somatic area auditori dan area yang berhubungan dengan penglihatan. Jenis pemikiran yang dialami merupakan memori pengalaman masa lalu yang sangat terperinci, seni, musik dan rasa.

4) Lobus Oksipital

a) Area visul primer

Menerima input dari sebagian psilateral retina bagian temporal dan sebagian konralateral retina bagian basal.

b) Area visual sekunder

Mengelilingi area visual primer, memungkinkan kita menginterpertasikan apa yang kita lihat dan mengenali makna kerja. Setiap hemisfer serebral/serebrum memproses informasi terhadap sisi tubuh yang berlawanan, misalnya korteks serebral kiri mengontrol pergerakan tangan kanan.

c. Basal ganglia

Memegang peranan penting fungsi-fungsi motorik tubuh yang berhubungan dengan gerakan-gerakan otomatis dan halus.

d. Otak kecil (cerebelllum)

Sebagai pusat reflek yang berfungsi memepertahankan keseimbanagan dan sikap badan.Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di bawah lapisan durameter Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya terdapat batang otak. Berat cerebellum sekitar 150 gr atau 8-8% dari berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat dibagi menjadi hemisper cerebelli kanan dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi cerebellum pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.

e. Batang otak

Terdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata. Merupakan tempat berbagai macam pusat vital seperti pusat pernafasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung dan pusat muntah, bersin dan batuk.

1) Diensepalon

Terdiri atas 4 bagian, yaitu :

a) Talamus

Merupakan stasiun penerima yang penting dalam otak dan pengintegrasian.

b) Hipotalamus

Merupakan pusat pengatur susunan saraf otonom.

c) Subtalamus

Belum diketahui fungsinya secara jelas

d) Epitalamus

e) Mempunyai peran sebagai

Page 33: Parkinson

Pendorong emosi dasar seseorang, integrasi informasi olfaktorius, pengaturan sirkadian tubuh, penghambat hormon gonad

2) Mensefalon

Merupakan bagian pendek batang otak yang terletak di atas spons, yang terbagi atas dua bagian, yaitu :

a) Bagian anterior

b) Bagian posterior

Bagian ini bercabang mejadi dua lagi, yaitu : Kolikulus inferior dan kolikulus superior. Kolikulus superior mengurusi masalah penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan

3) Pons

Sebagai penghubung antara hemisfer serebri, serebelum dan mensensepalon dan penghubung kortikosereberalis, yaitu menghubungkan antara hemisfer serebri dengan serebelum

4) Medulla oblongata

Merupakan pusat refleks pada jantung, pernafasan, bersin/batuk, menelan, dan pengeluaran air liur dan muntah

f. Sumsum Tulang Belakang

Berfungsi sebagai pusat reflek spinal dan sebagai jalan impuls yang berjalan dari dan ke otak.

2. Sistem Saraf Perifer

a. Saraf aferen

Berfungsi membawa informasi sensorikbaik disadari maupun tidak, dari kepala, pembeluluh darah dan ekstermitas

b. Saraf eferen

Menyampaikan rangsangan dari luar ke pusat

c. Saraf otonom

Terbagi atas :

1) Saraf simpatis

Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan pernafasan serta menurunkan aktifitas saluran cerna

2) Saraf parasimpatis

Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis

Komponen Saraf Kranial

a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII

b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII

Page 34: Parkinson

c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X

d. Komponen motorik viseral

Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X. Komponen eferen viseral yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam sistem saraf otonom tergolong pada divisi parasimpatis kranial.

12 Saraf Kranial

a. N. Olfactorius

Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.

b. N. Optikus

Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.

c. N. Oculomotorius

Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata

d. N. Trochlearis

Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique yang berfungsi memutar bola mata

e. N. Trigeminus

Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan saraf mandibularis yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.

f. N. Abducens

Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada Strabismus konvergen.

g. N. Facialias

Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.

h. N. Statoacusticus

Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan

i. N. Glossopharyngeus

Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori khusus mengurus pengecapan di lidah.

Page 35: Parkinson

Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.

j. N. Vagus

Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c) komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.

k. N. Accesorius

Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus.

l. Hypoglosus

Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.

2.3 ETIOLOGI

Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya seperti :

1.      Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon

gejala penyakit Parkinson,

2.      Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik,

toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

2.4 Manifestasi Klinis

TANDA DAN GEJALA

Penyakit Parkinson memiliki gejala klinis sebagai berikut:

1.Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan,

2.Tremor yang menetap ,

3.Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol,

4.Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik,

5.Depresi, demensia,

Page 36: Parkinson

6.Wajah seperti topeng.

2.5 PATOFISIOLOGI

            Dua hipotesis yang disebut juga sebagai mekanisme degenerasi neuronal ada penyakit Parkinson ialah: hipotesis radikal bebas dan hipotesis neurotoksin. 1.Hipotesis Radikal Bebas Diduga bahwa oksidasi enzimatik dari dopamine dapat merusak neuron nigrotriatal, karena proses ini menghasilkan hidrogren peroksid dan radikal oksi lainnya. Walaupun ada mekanisme pelindung untuk mencegah kerusakan dari stress oksidatif, namun pada usia lanjut mungkin mekanisme ini gagal.2.Hipotesis Neurotoksin Diduga satu atau lebih macam zat neurotoksik berpera pada proses neurodegenerasi pada Parkinson. Pandangan saat ini menekankan pentingnya ganglia basal dalam menyusun rencana neurofisiologi yang dibutuhkan dalam melakukan gerakan, dan bagian yang diperankan oleh serebelum ialah mengevaluasi informasi yang didapat sebagai umpan balik mengenai pelaksanaan gerakan. Ganglia basal tugas primernya adalah mengumpulkan program untuk gerakan, sedangkan serebelum memonitor dan melakukan pembetulan kesalahan yang terjadi seaktu program gerakan diimplementasikan. Salah satu gambaran dari gangguan ekstrapiramidal adalah gerakan involunter.

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada setiap kunjungan penderita :

1.Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk mendeteksi hipotensi ortostatik.

2.Menilai respons terhadap stress ringan, misalnya berdiri dengan tangan diekstensikan, menghitung surut dari angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang sangat, berarti belum berespon terhadap medikasi.

3.Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu follow up berikutnya. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)-CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks vakuo)

2.7 KOMPLIKASI

Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu demensia, aspirasi, dan trauma karena jatuh.

2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:

1.Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan dopamin.

2.Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.

3.Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.

4.Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.

2.9 ASUHAN KEPERAWATAN

Page 37: Parkinson

1. Pengkajian

Anamnesis

Anamnesis pada Parkinson meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan pengkajian psikososial.

a. Identitas Klien.

b. Meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-60 tahun), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan. Alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk RS, nomor register, dan diagnosa medis.

c. Keluhan Utama

Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural.

d. Riwayat penyakit saat ini

Klien mengeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Adanya perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserebrasi, berkeringat, kulit berminyak dan sering menderita dermatitis seboroik, sulit menelan, konstipasi.

e. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat antikoagulan, aspirin, vasodilator, dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka waktu yang lama.

f. Riwayat penyakit keluarga

Menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes melitus.

g. Pengkajian psiko-sosio-spiritual

Menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat,dan respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

Adanya perubahan pada tanda vital,yaitu bradikardi,hipotensi,dan penurunan frekuensi pernapasan

B1 (Breathing)

Inspeksi: penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum,sesak napas,dan penggunaan otot bantu napas.

Palpasi: ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.

Perkusi: ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.

Page 38: Parkinson

Auskultasi: ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, stridor, ronkhi.

B2 (Blood)

Hipotensi postural.

B3 (Brain)

Perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan kaku pada seluruh gerakan.

Tingkat kesadaran

Biasanya compos mentis

Pemeriksaan fungsi serebri

Status mental : penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan memori baik jangka pendek dan memori jangka panjang.

Pemeriksaan saraf kranial

Saraf I: Fungsi penciuman tidak ada kelainan

Saraf II: Penurunan ketajaman penglihatan

Saraf III,IV,dan VI: Sewaktu melakukan konvergensi penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata.

Saraf V: Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien mengalami penurunan,saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata)

Saraf VII: Persepsi pengecapan dalam batas normal

Saraf VIII : Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan dengan proses senilis dan penurunan aliran darah regional

Saraf IX dan X: Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan

Saraf XI : Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius

Saraf XII: Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi.

Sistem motorik

Inspeksi gaya berjalan,tremor dan kaku pada seluruh gerakan tonus otot, ditemukan meningkat.

Keseimbangan dan koordinasi,ditemukan mengalami gangguan karena adanya kelemahan otot,kelelahan,perubahan pada gaya berjalan,tremor dan kaku pada seluruh gerakan.

Sistem Sensorik

Mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif

B4 (Bladder)

Page 39: Parkinson

Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum. Ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural.

B5 (Bowel)

Penurunan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang karena kelemahan fisik umum dan kesulitan dalam menelan,konstipasi karena penurunan aktivitas.

B6 (Bone)

Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot, tremor dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas

2. Diagnosa Keperawatan

a. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.

b. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuscular, menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol otot/koordinasi.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungsn dengan termor, pelambatan dalam proses makan serta kesulitan menelan dan mengunyah

d. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan volume bicara, perlambatan bicara, ketidakmampuan menggerakan otot-otot wajah.

e. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena perkembangan penyakit.

INTERVENSI

HAMBATAN MOBILITAS FISIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAKUAN DAN KELEMAHAN OTOT(Arif Muttaqin, 2008)

   : klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.

   :   Klien   dapat   ikut   serta   dalam   program   latihan,   tidak   terjadi   kontraktur   sendi,   bertambahnya kekuatan otot, dan klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas. 

INTERVENSI RASIONALISASI

Kajian  mobilitas   yang  ada  dan  observasi terhadap   peningkatan   kerusakan.   Kaji secara teratur fungsi motorik.

Mengetahui   tingkat   kemampuan   klien   dalam melakukan aktivitas.

Lakukan   program   latihan   meningkatkan kekuatan otot.

Meningkatkan   koordinasi   dan   ketangkasan, menurunkan   kekakuan   otot,   dan   mencegah 

Page 40: Parkinson

kontraktor bila otot tidak digunakan.

Lakukan latihan postural. Latihan   postural   untuk   melawan   kecenderungan kepala dan leher tertarik ke depan dan ke bawah.

Ajarkan teknik berjalan khusus :

      Ajarkan   untuk   berkonsentrasi   pada berjalan   tegak,   memandang   lurus   ke depan,   dan  menggunakan   cara   berjalan dengan   dasar   lebar   (misalnya   berjalan dengan kaki terpisah);

      Klien   dianjurkan   untuk   latihan   berjalan serupa   dengan   barisan   music   marching atau suara dengan birama lagu, karena hal ini memberikan rangsangan sensori;

      Latihan   bernapas   sambil   berjalan membantu   untuk   menggerakkan   rangka tulang rusuk dan transpor oksigen untuk mengisi   bagian   paru-paru   yang   miskin oksigen;

      Periode   istirahat   yang   sering   untuk membantu   pencegahan   frustasi   dan kelelahan.

Teknik  berjalan   khusus  dapat   juga  dipelajari   untuk mengimbangi   gaya   berjalan   menyeret   dan kecenderungan tubuh condong ke depan.

Anjurkan mandi hangat dan masase otot. Mandi hangat dan masase membantu otot-otot rileks pada aktivitas pasif dan aktif serta mengurangi nyeri otot akibat spasme yang mengakibatkan kekakuan.

Bantu   klien   melakukan   latihan   ROM, perawatan diri sesuai toleransi.

Untuk   memelihara   fleksibitas   sendi   sesuai kemampuan.

Kolaborasi   dengan   ahli   fisioterapi   untuk latihan fisik klien.

Peningkatan   kemampuan   dalam   mobilisasi ekstremitras dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dan tim fisioterapis.

DEFISIT PERAWATAN DIRI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELEMAHAN NEUROMUSCULAR, MENURUNNYA KEKUATAN, KEHILANGAN KONTROL OTOT/KOORDINASI. (Arif Muttaqin, 2008)

   : keperawatan diri klien terpenuhi.

   :   klien  dapat  menunjukkan  perubahan  gaya  hidup  untuk  kebutuhan  merawat  diri,   klien  mampu melakukan   aktivitas   perawatan   diri   sesuai   dengan   tingkat   kemampuan,   dan   mengidentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu.

Page 41: Parkinson

INTERVENSI RASIONALISASI

Kaji   kemampuan   dan   tingkat   penurunan dalam skala 0-4 untuk melakukan ADL.

Membantu   dalam   mengantisipasi   dan merencanakan pertemuan kebutuhan individu

Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.

Klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal  ini dilakukan  untuk  mencegah   frustasi   dan  harga  diri klien.

Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas. Dukungan   pada   klien   selama   aktivitas   kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan perawatan diri.

Rencanakan   tindakan   untuk   defisit penglihatan   seperti   tempatkan   makanan dan   peralatan   dalam   suatu   tempat, dekatkan tempat tidur ke dinding.

Klien akan mampu melihat dan memakan makanan, akan   mampu  melihat   keluar   masuknya   orang   ke ruangan.

Modifikasi lingkungan Modifikasi   lingkungan   diperlukan   untuk mengompensasi ketidak mampuan fungsi.

Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur Penggunaan   pagar   di   sekeliing   tempat   tidur,   baik tempat tidur di rumah sakit maupun di rumah, atau sebuah   tali   yang  diikatkan  pada  kaki   tempat  tidur untuk memberi bantuandalam mendorong diri untuk bangun tanpa bantuan orang lain.

Kolaborasi :

Pemberian supositoria dan pencahar;

konsul ke dokter terapi okupasi

Pertolongan   utama   terhadap   fungsi   usus   atau defekasi.   Untuk   mengembangkan   terapi   dan melengkapi kebutuhan khusus.

PERUBAHAN NUTRISI, KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TREMOR, PELAMBATAN DALAM PROSES MAKAN, SERTA KESULITAN MENGUNYAH DAN MENELAN. (Arif Muttaqin, 2008)

   : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

   : mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. Memperhatikan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium.

INTERVENSI RASIONAL

Evaluasi kemampuan makan klien Klien   mengalami   keslitan   dalam mempertahankan  berat  badan  mereka.  Mulut mereka   kering   akibat   obat-obatan   dan mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Klien berisiko terjadi aspirasi akibat penurunan 

Page 42: Parkinson

reflex batuk.

Observasi/timbang   berat   badan jika  memungkinkan.

Tanda   kehilangan   berat   badan   (7-10%)   dan kekurangan intake nutirsi menunjang terjadinya masalah   katabolisme,   kandungan   glikogen dalam   ototo,   dan   kepekaan   terhadap pemasangan ventilator.

Manajemen mencapai kemampuan menelan

      Gangguan menelan disebabkan oleh tremor pada lidah,   ragu-ragu   dalam   memulai   menelan, kesulitan   dalam   membentuk   makanan   dalam bentuk  bolus.

      Makanan   setengah   padat   dengan   sedikit   air memudahkan untuk menelan.

      Klien dianjurkan untuk menelan secara berurutan.

      Klien diajarkan untuk meletakkan makanan di atas lidah, menutup bibir dan gigi, dan menelan.

      Klien   dianjurkan   untuk  mengunyah  pertama   kali pada satu sisi  mulut dan kemudian ke sisi lain.

      Untu   kmengontrol   saliva,   klien  dianjukrna  untuk menahan   kepala   tetap   tegak   dan   membuat keadaan sadar untuk menalan.

      Masase   otot   wajah   dan   leher   sebelum   makan dapat membantu

      Berikan makanan kecil dan lunak.

Meningkatkan   kemampuan   klien   dalam menelan   dan   dapat   membantun   pemenuhan nutrisi klien via oral.

Tujuan   lain   adalah   mencegah   terjadinya kelelahan,   memudahkan   masuknya   makanan, dan mencegah gangguan pada lambung.

Monitor pemakaian alat bantu Pemanas   elektrik   digunakan   untuk   menjaga makanan tetap hangat dank lien dizinkan untuk istirahat  selama waktu  yang  ditetapkan  untuk makan, alat-alat khusus juga membantu makan.

Penggunaan   piring   yang   stabil,   cangkir   yang tidak pecah bila jatuh, dan alat-alat makan yang dapat digenggam sendiri digunakan sebagai alat bantu.

Kajilah   fungsi   system   gastrointerstinal,   yang meliputi suara bising usus, catat terjadi perubahan di   dalam   lambung   serprti   mual,   dan   muntah. Observasi   perubahan   pergerakan   usus,  misalnya diare, konstipasi.

Fungsi   system   gastrointestinal   sangat   penting untuk memasukkan makanan. Ventilator dapat menyebabkan   kembung   pada   lambung   dan perdarahan lambung.

Page 43: Parkinson

Anjurkan  pemberian  cairan  2.500 cc/hari   selama tidak terjadi ganggungan jantung.

Mencegah   terjadinya   dehidrasi   akibat penggunaan ventilator selama tidak sadar dan mencegah terjadinya  konstipasi.

Lakukan   pemeriksaan   laboratorium   yang diindikasikan,   seperti   :   serum,   transferrin, BUN/kreasinin dan glukosa

Memberikan   informasi   yang   tepat   tentang keadaan nutrisi yang dibutuhkan klien.

KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENURUNAN VOLUME BICARA, PERLAMBATAN BICARA, KETIDAKMAMPUAN MENGGERAKKAN OTOT-OTOT WAJAH. (Arif Muttaqin, 2008)

  : klien mampu membuat teknik/metode komunikasi yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

  : klien dapat berkomunikasi dengan sumber kemampuan yang ada.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi Gangguan   bicara   ada   pada   banyak   klien   yang mengalami   penyakit   Parkinson.   Bicara   mereka yang lemah, monoton, halus menuntut kesadaran berupaya   untuk   bicara   dengan   lambat,   dengan penekanaan   perhatian   pada   apa   yang   mereka katakan.

Menentukan   cara-cara   berkomunikasi, seperti   mempertahankan   kontak   mata, pertanyaan   denga   jwaban   ya   atau   tidak, menggunakan   kertas   dan   pensil/bolpoin, gambar   atau   papan   tulis,   bahasa   isyarat, perjelas   arti   dari   komunikasi   yang disampaikan.

Mempertahankan   kontak   mata   akan   membuat klien interes selama komunikasi.  Jika klien dapat menggerakkan   kepala,  mengedipkan  mata,   atau senang   dengan   isyarat-isyarat   sederhana,   lebih baik dengan menggunakan pertanyaan ya/tidak.

Pertimbangkan   bentuk   komunikasi   bila terpasang intravenous kateter.

Kateter intravena yang terpasang di tangan akan mengurangi kebebasan menulis/memberi isyarat.

Letakkan   bel/lampu   panggilan   di   tempat yang   mudah   dijangkau,   dan   berikan penjelasan   cara   menggunakannya.   Jawab panggilan   tersebut   dengan   segera.   Penuhi kebutuhan   klien.   Katakana   kepada   klien bahwa   perawat   siap   membantu   jika dibutuhkan.

Ketergantungan klien  pada ventilator  akan  lebih baik   dan   rileks,   persaan   aman,   dan   mengerti bahwa saelaam menggunakan ventilator, perawat akan memenuhi segala kebutuhannya.

Buatlah   catatan   di   kantor   perawatan tentang   keadaan   klien   yang   tak   dapat 

Mengingatkan   staf   perawatan   untuk   berespons dengan klien selama memberikan perawatan.

Page 44: Parkinson

berbicara.

Buat rekaman pembicara klien. Rekaman   pembicaraan   untuk   beresons   dengan klien selama memberikan perawatan.

Anjurkan   keluarga/orang   lain   yang   dekat dngan   klien   untuk   brbicara   dengan   klien, memberikan informasi tentang keluarganya dan keadaan yang sedang terjadi.

Keluarga   dapat   merasakan   akrab   dengan   klien berada   dekat   klien   selama   berbicara,   denga npengalaman   ini   dapat membantu/mempertahankan   kontak   nyata seperti merasakanan kehadiran anggota keluarga yang dapat mengurangi perasaan kaku.

Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa. Ahli terapi wicara bahasa dapat membantu dalam membentuk peningkatan latihan percakapan dan membantu   petugas   kesehatan   untuk mengembangkan   metoda   komunikasi   untuk memenuhi kebutuhan klien.

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI DAN DISFUNGSI KARENA PERKEMBANGAN PENYAKIT (Arif Muttaqin, 2008)

   : koping individu menjadi efektif.

   :  mampu  menyatakan   atau  mengomunikasikan   dengan   orang   terdekat   tentang   situasi   dan perubahan   yang   sedang   terjadi,   mampu   menyatakan   penerimaan   diri   terhadap   situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.

INTERVENSI RASIONALISASI

Kaji   perubahan   dari   gangguan   persepsi   dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan

Menentukan   bantuan   individual   dalam menyusun   rencana   perawatan   atau pemilihan intervensi.

Dukung kemampuan koping Kepatuhan   terhadap  program  latihan  dan berjalan   membantu   memperlambat kemajuan  penyakit.  Dukungan dansumber bantuan dapat diberikan melalui ketekunan berdoa   dan   penekanan   keluar   terhadap aktivitas   dengan   mempertahankan parsitpasi aktif.

Catat   ketika   klien   menyatakan   terpengaruh seperti   sekarat   atau   mengingkari   dan menyatakan inilah kematian

Mendukung   penolakan   terhadap   bagian tubuh   atau   perasaan   negative   terhadap gambaran   tubuh   dan   kemampuan   yang menunjukkan   kebutuhan   dan   intervensi serta dukungan emosional.

Page 45: Parkinson

Pernyataan   pengakuan   terhadap   penolakan tubuh,   mengingatkan   kembali   fakta   kejadian tentang   realitas   bahwa   masih   dapat menggunakan   sisi   yang   sakit   dan   belajar mengontrol sisi yang sehat.

Membantu   klien   untuk   melihat   bahwa peawat   menerima   kedua   bagian   sebagai bagian   dari   seluruh   tubuh.   Mengizinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.

Beri dukungan psikologis secara menyeluruh Klien   penyakit   Parkinson   sering   merasa malu,   apatis,   tidak   adekuat,   bosan,   dan merasa   sendiri.   Perasaan   ini   dapat disebakan   akibat   kedaan   fisik   yang   labat dan upaya yang besar dibutuhkan erhadap tugas-tugas   kecil.   Klien   dibantu   dan dudukung   untuk   mencapai   tuuan   yang ditatpkan (seperti meningkatkan mobilitas). Oleh   karena   Parkinson   mengarah   akan menunjukkan   menarik   diri   dan   depresi, klien   harus   aktif   berpartisasi   dalam program   trapi   yang   mencakup   program sosial dan rekreasi.

Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dengan memperbaiki kebiasan

Membantu   peningkatan   perasaan   harga diri   dan  mengontrol   lebih   dari   satu   area kehidupan.

Bentuk program aktivitas pada keseluruhan hari Bentuk program aktivitas pada keseluruhan hari   untuk   mencegah   waktu   tidur   yang terlalu banyak yang dapat mengarah pada tidak   adanya   keinginan   danapatis.   Setia upaya   dibuat   untuk   mendukung   klien keluar   dari   tugas-tugas   yang   termasuk koping   dengan   kebutuhan  mereka   setiap hari  dan untuk membentuk klien mandiri. Apa   pun   yang   dilakukan   hanya   untuk keamanan   sewaktu   mencapai   tujuan dengan meningkatnya kemampuan koping.

Anjurkan   orang   yang   terdekat   untuk mengizinkan kelian melakukan sebanyak-banyak hal-hal untuk dirinya.

Menghidupkan   kembali   perasaan kemandirian   dan   membantu perkembangan   harga   diri   serta memengaruhi proses rehabilitasi.

Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat   atau   partisipasi   dalam   aktivitas rehabilitasi.

Klien   dapat   beradaptasi   terhadap perubahan  dan  pengertian   tentang  peran individu masa mendatang.

Monitor   gangguan  tidur   peningkatan   kesulitan konsentrasi, letargi, dan menarik diri

Dapat  mengindikasikan   terjadinya  depresi umumnya   terjadi   sebagai   pengaruh   dari stroke di mana memerlukan intervensi dan 

Page 46: Parkinson

evaluasi lebih lanjut.

Kolaborasi : rujuk, pada ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting   untuk   perkembangan   perasaan. Kerja   sama   fisioterapi,   psikoterapi,   terapi obat-obatan,   dan   dukungan   partisipasi kelompok   dapat   menolong   mengurangi depresi   yang   juga   sering   muncul   pada keadaan ini.

Page 47: Parkinson

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada

saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.Penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahuii, meskipun penelitian mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.

3.2 SARAN

1. Berikan penjelasan yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya dan untuk

mencegah terjangkitnya penyakit Parkinson dan mempercepat penyembuhan.2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil

yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.

Page 48: Parkinson

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/cystitis.htm (Diakses pada 28 Januari 2013 Jam 21.15 WIB)

www.perawatpintar.web.id (Diakses pada 28 Januari 2013 Jam 21.40 WIB)

http://nursingbegin.com/askep-klien-dengan-penyakit-parkinson/ (Diakses pada 28 Januari 2013 Jam 21.41 WIB)

Page 49: Parkinson

BAB II

1.1  PENGERTIAN.

Penyakit parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif yang mengenai

pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur

gerakan.Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (perlambatan

gerakan),tremor,dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare,2002)

2.2  ETIOLOGI.

1. parkinsonisme primer/idiophatik → penyebabnya tak diketahui

2. parkinsonisme sekunder

∙          post infeksi

∙          post CVA (Arteriosklerotik)

∙          obatan (drug induced) → reserpin,obat-2 psikiatri

∙          keracunan gas CO,Mn

∙          neurosyphilis

∙          post trauma kapitis

1.2  Gejala Parkinson.

Banyak buku yang menjelaskan  tentang Parkinson, namun pada prinsipnya dapat

disimpulkan tentang gejala-gejala Parkinson sebagai berikut:

1. Gangguan berupa bradikinesia dan akinesia

Bradikinesia berarti berkurangnya gerakan sedangkan akinesia  berarti suatu keadaan

dimana seseorang  lambat  dalam melakukan gerakan. Kedua hal tersebut merupakan

karateristik ketidakmampuan dalam bergerak kaitannya dengan gangguan posturnya.

Secara mikroskopi dapat diketahui melalui EMG.

Page 50: Parkinson

1. Gangguan berupa rigidity yang merupakan gejala khas.

Parkinson dengan wujud “lead pipe” atau Cuogh wheel”. Hal ini terjadi karena kerja otot

yang tidak seimbang antara agonis dan antagonis yang disebabkan oleh A agamma

dan A alpa berada pada level yang sama.

1. Tremor atau resting tremor dengan ritmic 4 – 7 beat/second yang dilihat

pada EMG.

2. Gejala perubahan atau postural alterztion. Patologi dari perubahan

postur ini merupakan  akibat dari bradikinesia, sehingga perubahan

postur semakin jauh dari normal.

3. Gangguan berjalan dan Gait.

Hal tersebut di kenal dengan “Fasting gait” berupa langkah-langkah kecil-kecil, tetapi

cepat  dan susah untuk di hentikan.

1. Parkinson’s postur

Akibat timbulnya rigidity, bradikinesia dan akinesia pada penderita Parkinson, maka

akan terjadi perubahan postur mulai dari postur pada neek yaitu sedikit antefleksi trunk

dan hip juga dalam keadaan antefleksi serta dengan gangguan titik kesimbangan

sampai terjadi perubahan kemampuan keseimbangan.

1. Terjadi rigidity dan hipertoni.

akibat tonus yang meninggi tadi di sertai dengan gangguan keseimbangan antara

agonis dan antagonis sehingga terjadi gerak yang sedikit, sedangkan tremor yang di

kenal dengan resting  tremor terkait dengan posisi ketika akan bergerak tremornya

terutama pada extremitas superior, sedangkan akinesia dan bradikinesia terjadi bila dia

melakukan suatu kegiatan  yang bersamaan dengan hilangnya gerakan automatis,

tersebut.

Penderita Parkinson dapat melakukan seluruh aktivitas ADL kasar, dan sebagian ADL

halus, karena itu maka prognosis Parkinson dinyatakan apabila otot-otot

pernapasannya terserang bradikinesia dan akinesia.

Secara grafis besar gejala yang muncul, yaitu berupa :

Gangguan postur atau sikap seperti kyposis, yakni posisi badan

membungkuk ke depan, leher ante fleksi dan hip antefleksi.

Page 51: Parkinson

Hilangnya atau berkurangnya keseimbangan

Gangguan bentuk pada tubuh

Untuk kondisi Parkinson orang amerika membaginya dalam empat stadium, yaitu :

Stadium I : sedikit unilateral mengalami gangguan keseimbangan dan perasa, tetapi

seluruh ADL setiap hari dapat di lakukan dengan baik.

Stadium II : bilateral gangguan keseimbangan dan perasa  terutama pada badan

sehingga mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari terutama dalam

menyelesaikan aktivitas tersebut masih dapat dilakukan.

Stadium III ; semua gejala Parkinson muncul, sehingga pasien mengalami kesulitan

dalam aktivitas sehari-hari terutama dalam berjalan.

Stadium IV : pasien tidak bisa lagi berjalan namun masih dapat duduk dan berdiri

sehinggga semua

semua  ADL harus di bantu.

Stadium V : Pasien tinggal tidur di tempat tidur.

Adapun tanda lain yang Nampak pada penderita Parkinson, yaitu Nampak mimik wajah

kaku, pandangan kosong, tangan berputar-putar seperti memilin rokok yang di kenal

dengan istilah “pill rolling movement”. Wajah khas yang terdapat pada penderita

Parkinson di kenal dengan nama “Parkinson’mask”.

Fisioterapi penting dalam rangka memilihara ADL, pernapasan, ROM, koordinasi yang

ada dalam rangka menghambat progressifitasi yang ada dalam menghambat

progressitas gejala patologi atau tanda-tanda Parkinson tersebut, selain itu gangguan

patologis Nampak jelas berkaitan dengan keterbatasan ADL, dan tugas sehari-harinya.

2.3  PATOFISIOLOGI.

Dopamin memiliki konsentrasi yang tinggi di bagian-bagian otak tertentu,namun pada

penyakit parkinson konsentrasi dopamin menipis dalam substansianigra dan korpus

striatum.Penipisan kadar dopamin dalam basal ganglia yang berhubungan dengan

Page 52: Parkinson

adanya bradikinesia,kekakuan dan tremor.Parkinsonisme arteriosklerosis terlihat lebih

sering terjadi pada kelompok usia lanjut.Kondisi ini menyertai ensefalitis,keracunan,atau

toksisitas (mangan,karbon monoksida),hipoksia atau dapat akibat pengaruh obat.

2.4  MANIFESTASI KLINIS.

Karakteristik penyakit berupa kelemahan otot ekstrem dan mudah mengalami

kelelahan,yang umumnya memburuk setelah aktivitas dan berkurang setelah istirahat.

Pasien dengan penyakit ini mengalami kelelahan hanya karena penggunaan tenaga

yang sedikit seperti menyisir rambut, mengunyah dan berbicara, dan harus

menghentikan segalanya untuk istirahat. Berbagai gejala yang muncul sesuai dengan

otot yang terpengaruh. Otot-otot simestris terkena, umumnya itu dihubungkan dengan

syaraf kranil. Karena otot-otot okular terkena, maka gejala awal yang muncul adalah

Diplopia (penglihatan ganda) dan Ptosis (jatuhnya kelopak mata).

Ekspresi wajah pasien yang sedang tidur terlihat seperti patung, hal ini disebabkan

karna otot-otot wajah terkena. Pengaruhnya terhadap laring menyebabkan Disfonia

(gangguan suara) dalam membentuk bunyi suara hidung atau kesukaran dalam

pengucapan kata-kata. Kelemahan pada otot-otot bulbar menyebabkan masalah

mengunyah dan menelan dan adanya bahaya tersedak dan aspirasi. Beberapa pasien

sekitar 15% sampai 20% mengeluh lemah pada tangan dan otot-otot lengan, dan

biasanya berkurang, pada otot kaki mengalami kelemahan, yang membuat pasien

jatuh. Kelemahan diafragma dan otot-otot intrakostal progresif menyebabkan gawat

napas, yang merupakan keadaan darurat akut.

Umumnya Penderita Parkinson Mengalami Hal Sebagai Berikut:

a)      Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan.

b)      Tremor yang menetap.

c)      Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol.

d)     Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik).

e)      Depresi, demensia.

Page 53: Parkinson

f)       Wajah seperti topeng.

1)            Gejala Motorik

Tremor/Bergetar gejala penyakit Parkinson sering luput dari pandangan awam, dan

dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas

dari penyakit parkison adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun,

jika orang itu diminta melakukan sesuatu,getaran tersebut tidak terlihat lagi.

Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. Tremor terdapat pada

jari tangan, tremor kasar  pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti

menghitung logam atau memulung (pil rolling).pada sendi tanganfleksi-ekstensi atau

pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepalafleksi-ekstensi atau menggeleng,

mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat

dan menghebat waktuemosi terangsang (resting/ alternating tremor).

Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak

mata dan bolamata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang).

Semuaitu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita

bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar).Artinya, jika

disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu

sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisaterjadi pada kedua belah sisi.

2)            Rigiditas/Kekakuan

Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas).Jika kepalan tangan yang tremor tersebut

digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan

tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga

gerakkanya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki,

kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak

haluslagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan

dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusatgravitasinya agar

tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek. Adanya hipertoni pada

otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya

aktifitas motorneuronalfa, adanya fenomena roda bergigi (cogwheel phenomenon).

Page 54: Parkinson

3)            Akinesia/Bradikinesia

Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehinggatanda

akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serbalambat. Dalam

pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tandatangan yang semakin

mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran

masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stress) karena penyakit itu.

Wajah menjadi ekspresi.

Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleksmenelan berkurang,

sehingga sering keluar air liur. Gerakan volunter menjadi lambat sehingga

berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulituntuk bangun dari kursi, sulit memulai

berjalan, lambat mengambil suatuobyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi

lambat.

Bradikinesiamengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan

gerakanspontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan

mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari

mulut. Disamping itu, kulit muka seperti berminyak dan ludah sukakeluar dari mulut

karena berkurangnya gerak menelan ludah.

4)            Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah

Gejala lain adalah, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang

berjalan, atau berputar balik dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai

melangkah. Bisa juga terjadi seringkencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat

berpikir dan depresi. Bradikinesia mengakibatkan kurangnya ekspresi muka serta mimic

muka. Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson) berjalan dengan langkah kecil

menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit pas), stadium lanjut kepala

difleksikan ke dada, bahu membongkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan.

5)                  Bicara Monoton

Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, ototlaring,

sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monotondengan volume

suara halus ( suara bisikan ) yang lambat.

Page 55: Parkinson

6)                  Dimensia

Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengandeficit kognitif.

7)                  Gangguan Behavioral

Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap

kurang tegas,depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat

(bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu

yang cukup.

8)                  Gejala Lain

Kedua mata berkedip-kedipdengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya

(tanda Myerson positif).

Gejala non motorika:

1)            Disfungsi Otonom.

2)            Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama

inkontinensia dan hipotensi ortostatik.

3)            Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic.

4)            Pengeluaran urin yang banyak.

5)            Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat

seksual, perilaku, orgasme.

6)            Gangguan Suasana Hati, Penderita Sering Mengalami Depresi.

7)            Ganguan Kognitif, Menanggapi Rangsangan Lambat.

8)            Gangguan Tidur, Penderita Mengalami Kesulitan Tidur (Insomnia).

9)            Gangguan Sensasi.

Page 56: Parkinson

10)        Kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna.

11)        Penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension

orthostatic, suatu kegagaalan system saraf otonom untuk melakukan penyesuaian

tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan.

12)        berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau( microsmia atau

anosmia).

13)        Genetik

Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor

resikomenderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahundan

2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jikadisebabkan oleh

keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.

14)        Faktor Lingkungan.

Xenobiotik Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat

menmbulkankerusakan mitokondria.

1. Pekerjaan

Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.

1. Infeksi

Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi penyakit

parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian padahewan menunjukkan

adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardiaastroides.

1. Diet konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif,

salah satumekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson.

Sebaliknya,kopimerupakan neuroprotektif.

2. Trauma kepala Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit

parkinson, meski peranannya masih belum jelas benar.

3. Stress dan depresi

Page 57: Parkinson

Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik.Depresi

dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena padastress dan depresi

terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacustress oksidatif.

3        Manajemen Terapi

Terapi Obat-Obatan

Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:

1)      Antikolinergik.

Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk mengendalikan

gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan, mengontrol tremor dan

kekakuan.

2)      Carbidopa/levodopa.

Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejalaDerivat dopamin-

agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalamlevodopa untuk mempelancar fluktasi

klinis.

3)      Obat-obat antihistamin

untuk menghilangkan tremor.Preparat antivirus, Amantandin

hidroklorida,digunakan untuk mengurangikekakuan,tremor dan

bradikinestesia.

4)      Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine

5)      Obat-obat antidepresan

6)      Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-

benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderitamengalami

kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi(malnutrisi) pada

penderita. Makanan berserat akan membantu mengurangiganguan pencernaan yang

disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.

Page 58: Parkinson

7)      Amantadin hidroklorida (Symmetrel), agen antivirus yang digunakan padaawal

pengobatan penyakit Parkinson untuk menurunkan kekakuan, tremor dan bredikinesia.

Agen ini diperkirakan bekerja melalui pelepasan dopamindari daerah psikiatrik

(perubahan perasaan hati, konfusi, halusinasi), muntah,adanya tekanan pada

epigastrium, pusing, dan gangguan penglihatan.

Terapi

1)      Levodopa

Walaupun levodopa bukan untuk pengobatan, saat ini merupakan agen yang paling

efektif untuk pengobatan pada penyakit Parkinson. Levodopa diubahdari (MD4)L dan

(MD4)-dopa menjadi dopamin pada basal ganglia. Sepertidisebutkan diatas dopamin

dengan konsentrasi normal yang terdapat didalamsel-sel substansia nigra menjadi

hilang pada klien dengan penyakit Parkinson.Gejala yang hilang juga dapat terjadi

akibat kadar dopamin yang lebih tinggiakibat pemberian levodopa.

2)       Derivat Ergoet-Agonis Dopamin

Agen-agen ini (bromokriptin dan pergolid) dianggap sebagai reseptor dopamin; agen ini

bermanfaat bila ditambahkan dengan levodopa dan padaklien yang mengalami reaksi

on-off  terhadap fluktuasi klinis ringan.

3)      Inhibitor MAO.Eldepril adalah salah satu perkembangan dalam farmakoterapi

penyakitParkinson. Obat ini menghambat pemecahan dopamin; sehingga

peningkatan jumlah dopamin tercapai, tidak seperti bentuk terapi lain, agen ini

secaranyata memperlambat kemajuan penyakit.

4)      Antidepresan

 Antidepresan trisiklik dapat diberikan untuk mengurangi depresi yang juga biasa terjadi

pada penyakit Parkinson.

Terapi Fisik

Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik.Pasien

akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengandiberikan petunjuk

atau latihan contoh diklinik terapi fisik.

Page 59: Parkinson

Program terapifisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan

jenisterapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit,

misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.

Latihan fisik yangteratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam

menjagadan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas keseimbangan, dan range of motion.

Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi,mengunyah

keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut.

Terapi Suara

Perawatan yang paling besar untuk kekacauan suara yang diakibatkan oleh penyakit

Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment (LSVT).LSVT fokus untuk

meningkatkan volume suara.

Terapi Gen

Penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi gen yang

melibatkan penggunaan virus yang tidak berbahaya yang dikirim ke bagian otak yang

disebut subthalamic nucleus (STN). Gen yang digunakan memerintahkan untuk

mempoduksi sebuah enzim yang disebut glutamic acid decarboxylase (GAD) yang

mempercepat produksi neurotransmitter (GABA). GABA bertindak sebagai penghambat

langsung sel yang terlalu aktif di STN.

4        Diagnosis dan Intervensi Keperawatan.

1)      Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot

dan tremor ditandai dengan DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan, DO:

tremor saat beraktivitas.

Intervensi:

Tujuan : meningkatkan mobilitas.

Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda,

berenang, atau berkebun.

Page 60: Parkinson

Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai

petunjuk terapis.

Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk

membantu relaksasi otot.

Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari

kelemahan dan frustasi.

Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk

mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.

Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.

Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat

berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan

langkah memanjang.

Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu

memperbaiki sensorik.

Evaluasi : klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali

sehari.

2)      Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan

DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang DO: kurus, berat badan

kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan membran mukosa pucat.

Intervensi:

Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.

Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi

bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya,

kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil

mengangkat kepala ke belakang.

Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua

dinding mulut.

Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan

memegang kepala dan menelan secara periodik.

Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan

peralatan.

Page 61: Parkinson

Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan

(snack).

Monitor berat badan.

Evaluasi : klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada

penurunan berat badan.

3)      Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan

bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan : DS: klien/keluarga mengatakan

adanya kesulitan dalam berbicara DO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku.

Intervensi:

Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.

Jaga komplikasi pengobatan.

Rujuk ke terapi wicara.

Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk

memperbaiki kata-kata, volume, dan intonasi.

Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan

jumlah kata dalam kalimat setiap bernafas.

Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca

atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk memonitor

kemajuan.

4)      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.

Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam klien mampu melakukan aktivitas fisik sesuai dengan

kemampuannya.

Kriteria : klien dapat ikut srta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur

sendi,bertambahnya kekuatan otot dan klien menunjukkan tidakan untuk meninktkan

mobilitas.

Intervensi.

1. kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan

2. lakukan program latihan meningkatkan kekuatan otot.

3. anjurkan mandi hangan dan masase otot

4. bantu klien melakukan latihan ROM,perawatan diri sesuai toleransi

Page 62: Parkinson

5. kolaborasi ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.

Rasional.

1. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

2. Meningkatkan koordinasi dan ketangkasan,menurunkan kekakuan

otot,dan mencegah kontraktur bila otot tidak digunakan.

3. mandi hangan dan masase membantu otot – otot rileks pada aktifitas

pasif

dan aktif mengurangi nyeri otot yang mengakibatkan kekakuan otot

4.  untuk memelihara flexsibilitas sendi sesuai kemampuan

5.  peningkatan kemampuan dalamn mobilisasi ekstramitas dapat

ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisiotera

6. Defisit parawatan diri berhubungan dengan kelemahan

neuromuskular,menurunya kekuatan,kehilangan kontrol otot/koordinasi.

 

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian :

Pengumpulan data subyektif dan objektif pada klien dengan gangguan sistem

persyarafan meliputi anannesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan

diagnostik,dan pengkajian psikososial.

1)      Anamnesis.

Umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut,jeniskelamin (lebih banyak pada laki-

laki).Keluhan utama gangguan gerakan,kaku otot,tremor menyeluruh,kelemahan

otot,dan hilangnya refleks postural

2)      Riwayat penyakit saat ini.

Page 63: Parkinson

Klien mengeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan,kemudian ke

bagian yang lain,dan akhirnya bagian kepala,walaupun tremor ini tetap

unilateral.Adanya perubahan pada sensasi wajah,sikap tubuh,dan gaya

berjalan.Adanya keluhan rigiditas deserebrasi,berkeringat,kulit berminyak dan sering

menderita dermatitis seboroik,sulit menelan,konstipasi.

3)      Riwayat penyakit dahulu.

Riwayat hipertensi,diabetes melitus,penyakit jantung,anemia,penggunaan obat-obat

antikoagulan,aspirin,vasodilator,dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka

waktu yang lama

4)      Riwayat penyakit keluarga.

Menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan

diabetes melitus.

5)      Pengkajian psiko-sosio-spiritual.

Menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,perubahan peran klien

dalam keluarga dan masyarakat,dan respons atau pengaruhnya dalam kehidupan

sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat

6)      Pemeriksaan fisik.

Sebaiknya dilakukan per sistem (b1-b6) dan terarah dengan fokus pemeriksaan fisik

pada pemeriksaan b3 dan dihubungkan dengan keluhan klien

7)      Keadaan umum.

Adanya perubahan pada tanda vital,yaitu bradikardi,hipotensi,dan penurunan frekuensi

pernapasan.

a)      B1 (Breathing)

Page 64: Parkinson

∙          Inspeksi,penurunan kemampuan untuk batuk efektif,peningkatan produksi

sputum,sesak napas,dan penggunaan otot bantu napas.

∙          Palpasi,ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.

∙          Perkusi,ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.

∙          Auskultasi,ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas

berbunyi,stridor,ronkhi.

b)      B2 (Blood)

Hipotensi postural.

c)      B3 (Brain)

Perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan kaku pada

seluruh gerakan.

1. Tingkat kesadaran : Biasanya compos mentis.

2. Pemeriksaan fungsi serebri.

Status mental : penurunan status kognitif,penurunan persepsi,dan penurunan memori

baik jangka pendek dan memori jangka panjang

1. Pemeriksaan saraf kranial.

Saraf  I Fungsi penciuman tidak ada kelainan

Saraf  II Penurunan ketajaman penglihatan

Saraf  III,IV,dan VISewaktu melakukan konvergensi penglihatan

menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-

otot bola mata

Saraf  V Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi

wajah klien mengalami penurunan,saat bicara wajah seperti topeng

(sering mengedipkan mata)

Saraf  VII Persepsi pengecapan dalam batas normal

Saraf  VIII Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan

dengan proses senilis dan penurunan aliran darah regional

Page 65: Parkinson

Saraf  IX dan X Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan

Saraf XI Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius

Saraf XII Lidah simetris,tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan

tidak ada fasikulasi.

3.2   PENATALAKSANAAN.

1. Farmakologi.

Penatalaksanaan Miastenia gravis ditentukan dengan meningkatkan fungsi pengobatan

pada obat antikolinesterase dan menurunkan serta mengelurkan sirkulasi antibodi.

Teraapi mencakup agens-agens antikolinesterase dan terapi imunosupresif, yang terdiri

dari plasmaferesisdan timektomi.

Agens-agens antikolinesterase. Obat ini beraksi dengan meningkatkan konsentrasi

asetilkolin yang relative tersedia pada persimpangan neuromuscular. Mereka di berikan

untuk meningkatkan respons otot-otot terhadap impuls syaraf dan meningkatkan

kekuatan otot. Kadang-kadang mereka diberikan hanya mengurangi simtomatik.

Obat-obatan dalam pengobatan digunakan piridostigmin bromide (Mestinon),

ambenonium khlorida (Mytelase), dan neostigmin bromide (Prostigmine).

Banyak pasien lebih suka pada piridostigmin karena obat ini menghasilkan efek

samping yang sedikit. Dosis ditingkatkan berangsur-angsur sampai tercapai hasil

maksimal yang diinginkan (bertambahnya kekuatan, berkurangnya kelelahan),

walaupun kekuatan otot normal tidak dapat tercapai dan pasien akan mempunyai

kekuatan beradaptasi terhadap beberapa ketidakmampuan.

Obat-obat antikkolinesterase diberikan dengan susu, krekers, atau substansi

penyangga makanan lainnya.

Efek samping mencakup kram abdominal, mual, muntah, dan diare. Dosis kecil atrofin,

diberikan satu atau dua kali sehari, dapat menurunkan atau mencegah efek samping.

Efek sammping lain dari terapi antikolinesterase mencakup efek samping pada otot-otot

skelet, seperti adanya fasikulasi (kedutan halus), spasme otot dan kelemahan.

Pengaruh terhadap system saraf terdiri dari pasien cepat marah, cemas, insomnia

(tidak dapat tidur), sakit kepala, disatria (gangguan pengucapan), sinkope, atau pusing,

kejang dan koma. Peningkatan ekskresi saliva dan keringat, meningkatnya sekresi

bronchial dan kulit lembab, dan gejala-gejala ini sebaiknya juga dicatat.

Page 66: Parkinson

Terapi imunosupresif ditentukan untuk tujuan menurunkan produksi antibody

antireseptor atau mengeluarkan langsung melalui perubahan plasma. Terapi

imunosupresi mencakup kortikosteroid, plasmaferesis dan timektomi. Terapi

kostikosteroid dapat menguntungkan pasien dengan miastenia yang umumnya berat.

Kostikosteroid digunakan mereka dengan efek terjadinya penekanan respon imun

pasien , sehingga menurunkan jumlah penghabatan antibody.

Pertukaran plasma (plasmaferesis) adalah teknik yang memungkinkan pembuangan

selektif plasma dan komponen plasma pasien. Sel-sel yang sisa kembali dimasukan.

Penukaran plasma menghasilkan reduksi sementara dalam titer sirkulasi antibody.

1. Pembedahan.

Pasien dengan miastenia gravis dapat dilakukan timektomi

( pengangkatan timus ), yaitu mabuka stermun kerena selua limus harus dibuang.

Tindakan ini mecegah pembentukan pembentukan reseptor antibody.

Klisis miastenik adalah awitan tiba-tiba kelemahan otot pada pasienØ mistenia dan

biasanya akibat dari kekurangan medikasi atau tanpa medikasi kolinergik sama sekali.

Klinis kolinergik disebabkan oleh kelebihan obat-obatan kolinergikØ atau agens

antikholinesterase,selain itu pasien juga mengalami gangguan gastrointestinal seperti

mual.muntah,diare,berkeringat,peningkatan produksi saliva dan bradikardi

4        PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pasien miastenia gravis selalu dikelola di luar rumah sakit yang membutuhkan tes

diagnostic atau untuk penatalaksaan gejala atau komplikasi. Riwayat kesehatan dan

pengkajian berfokus pada klien dan pengetahuan keluarga tentang penyakit dan

program pengobatan perlu dikaji.

1. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian,diagnosa keperawatan potensial pasien meliputi hal

berikut :

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot

pernapasan

Page 67: Parkinson

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot-otot

volunteer

Resiko terhadap aspirasi berhubungan dengan kelemahan otot bulbar

Diagnosa lain mencakup resiko terjadinya cedera nerhubungan dengan

kelemahan otot volunteer,tidak toleran terhadap aktivitas;bersihan jalan

nafas tidak efektif;cemas,perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

dan gangguan cairan tubuh.

1. Intervensi Dan Implementasi Mandiri :

1. Memperbaiki fungsi pernapasan

2. Meningkatkan mobilitas fisik

3. Meningkatkan komunikasi

4. Memberikan perawatan mata

5. Mencegah aspirasi

6. Evaluasi

Hasil yang diharapkan :

Mencapai fungsi pernapasan yang adekuat

1. Menunjukakan frekuensi dan kedalaman pernapasan normal dan

kekuatan otot normal

2. Mentaati jadwal medikasi yang ditetapkan

3. Menyatakan bahwa tas resusitasi dan pengisapan portable digunakan di

rumah

4. Menghindari situasi yang dapat mencetuskan flu dan infeksi yang dapat

memperberat gejala

Beradaptasi pada kerusakan mobilitas

1. Menetapkan program istirahat dan latihan yang seimbang

2. Mengidentifikasi tindakan untuk menghemat energi : melakukan sendiri

3. Menggunakan alat-alat bantu

4. Menetapkan dan mentaati jadwal medikasi yang memaksimalkan

kekuatan otot

Tidak mengalami aspirasi

1. Menunjukkan bunyi nafas normal

2. Makan dengan lambat dan memilih diet ( lunak ) yang sesuai

3. Menetapkan jadwal medikasi yang sesuai dengan waktu makan

Mengalami pemulihan krisis miastenik dan kolinergik

1. Menyebutkan tanda dan gejela krisis

Page 68: Parkinson

2. Menaati program medikasi

3. Menggunakan gelang waspada medikasi

5        GEJALA PARKINSON

Banyak buku yang menjelaskan  tentang Parkinson, namun pada prinsipnya dapat

disimpulkan tentang gejala-gejala Parkinson sebagai berikut:

1. Gangguan berupa bradikinesia dan akinesia

Bradikinesia berarti berkurangnya gerakan sedangkan akinesia  berarti suatu keadaan

dimana seseorang  lambat  dalam melakukan gerakan. Kedua hal tersebut merupakan

karateristik ketidakmampuan dalam bergerak kaitannya dengan gangguan posturnya.

Secara mikroskopi dapat diketahui melalui EMG.

1. Gangguan berupa rigidity yang merupakan gejala khas

Parkinson dengan wujud “lead pipe” atau Cuogh wheel”. Hal ini terjadi karena kerja otot

yang tidak seimbang antara agonis dan antagonis yang disebabkan oleh A agamma

dan A alpa berada pada level yang sama.

1. Tremor atau resting tremor dengan ritmic 4 – 7 beat/second yang dilihat

pada EMG

2. Gejala perubahan atau postural alterztion. Patologi dari perubahan

postur ini merupakan  akibat dari bradikinesia, sehingga perubahan

postur semakin jauh dari normal.

3. Gangguan berjalan dan Gait

Hal tersebut di kenal dengan “Fasting gait” berupa langkah-langkah kecil-kecil, tetapi

cepat  dan susah untuk di hentikan.

1. Parkinson’s postur

Akibat timbulnya rigidity, bradikinesia dan akinesia pada penderita Parkinson, maka

akan terjadi perubahan postur mulai dari postur pada neek yaitu sedikit antefleksi trunk

dan hip juga dalam keadaan antefleksi serta dengan gangguan titik kesimbangan

sampai terjadi perubahan kemampuan keseimbangan.

1. Terjadi rigidity dan hipertoni

akibat tonus yang meninggi tadi di sertai dengan gangguan keseimbangan antara

agonis dan antagonis sehingga terjadi gerak yang sedikit, sedangkan tremor yang di

Page 69: Parkinson

kenal dengan resting  tremor terkait dengan posisi ketika akan bergerak tremornya

terutama pada extremitas superior, sedangkan akinesia dan bradikinesia terjadi bila dia

melakukan suatu kegiatan  yang bersamaan dengan hilangnya gerakan automatis,

tersebut.

Penderita Parkinson dapat melakukan seluruh aktivitas ADL kasar, dan sebagian ADL

halus, karena itu maka prognosis Parkinson dinyatakan apabila otot-otot

pernapasannya terserang bradikinesia dan akinesia.

Secara grafis besar gejala yang muncul, yaitu berupa :

Gangguan postur atau sikap seperti kyposis, yakni posisi badan

membungkuk ke depan, leher ante fleksi dan hip antefleksi.

Hilangnya atau berkurangnya keseimbangan

Gangguan bentuk pada tubuh

Untuk kondisi Parkinson orang amerika membaginya dalam empat stadium, yaitu :

Stadium I : sedikit unilateral mengalami gangguan keseimbangan dan perasa, tetapi

seluruh ADL setiap hari dapat di lakukan dengan baik.

Stadium II : bilateral gangguan keseimbangan dan perasa  terutama pada badan

sehingga mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari terutama dalam

menyelesaikan aktivitas tersebut masih dapat dilakukan.

Stadium III ; semua gejala Parkinson muncul, sehingga pasien mengalami kesulitan

dalam aktivitas sehari-hari terutama dalam berjalan.

Stadium IV : pasien tidak bisa lagi berjalan namun masih dapat duduk dan berdiri

sehinggga semua

semua  ADL harus di bantu.

Stadium V : Pasien tinggal tidur di tempat tidur.

Adapun tanda lain yang Nampak pada penderita Parkinson, yaitu Nampak mimik wajah

kaku, pandangan kosong, tangan berputar-putar seperti memilin rokok yang di kenal

Page 70: Parkinson

dengan istilah “pill rolling movement”. Wajah khas yang terdapat pada penderita

Parkinson di kenal dengan nama “Parkinson’mask”.

Fisioterapi penting dalam rangka memilihara ADL, pernapasan, ROM, koordinasi yang

ada dalam rangka menghambat progressifitasi yang ada dalam menghambat

progressitas gejala patologi atau tanda-tanda Parkinson tersebut, selain itu gangguan

patologis Nampak jelas berkaitan dengan keterbatasan ADL, dan tugas sehari-harinya.

Penatalaksanaan modifikasi program fisioterapi :

1. Anamnesia

2. Umum

Nama :

Umur :

Alamat :

Hoby :

Pekerjaan :

Sex :

1. Khusus

n Keluhan utama : adanya gangguan gerak pada lengan dan tungkai, serta badan

berupa gerakan yang lambat dan kaku, dan biasanya di sertai dengan tremor pada saat

istirahat. Juga adanya gangguan respirasi dan gangguan ADL seperti menulis dan lain-

lain.

Karena ini merupakan program modifikasi maka untuk mengungkap keluhan pasien,

maka pertanyaan yang di ajukan di arahkan kepada  masalah-masalah tertentu, yaitu

sebagai berikut :

Tentang kemampuannya dalam bergerak baik tungkai maupun lengan

Tentang kecepatannya dalam bergerak

Page 71: Parkinson

Tentang keadaan tungkai dan lengan pada saat istirahat

Tentang kemampuan respirasi atau pernapasan pasien

Tentang kemampuan aktivitas sehari-hari terutama ADL halus seperti

menulis

Tentang kemampuannya dalam merasakan atau membedakan antara

dua benda.

n  Lokasi keluhan : pada kedua tungkai, kedua lengan dan badan yang mengalami

keterbatasan gerak.

n  Sifat keluhan : pada kedua tungkai dan lengan mengalami resting tremor.

n  Riwayat perjalanan penyakit : satu tahun yang lalu pasien masuk rumah sakit, dan

oleh dokter didiagnosis bahwa pasien mengalami Parkinson akibat adanya tumor pada

cerebri. Setelah mengalami gangguan gerak 11 bulan, maka oleh dokter pasien di

konsul ke fisioterapi.

1. Infeksi

1. Statis

Pasien datang dengan posisi badan sedikit membungkuk (kyposis), bahu sedikit naik,

shoulder abduksi elbow fleksi, tangan bergerak seperti menggulung rok, kaki pasien

gemetar dan agak  menjijit, serta pengembangan paru tidak sempurna.

1. Dinamis

2. Tes orientasi

3. Tes motorik

4. Tes sensorik

5. Tes tonus

6. Tes refleks

7. Tes koordinasi

8. Tes kognitif

9. Tes psikis

10. Tes spesifik dan orthopaedic lainnya

1. Diagnose fisioterapi

Pasien pada saat membuka buku, maka tremor yang tadi agak terhenti

Pada saat pasien membca buku, untuk kalimat pertama pasien sulit

untuk memulai, dan apabila telah mulai maka sulit untuk di hentikan.

Page 72: Parkinson

Ketika pasien masuk dengan berjalan, maka terloihat jalannya lambat,

dengan langkah kecil.

Pasien di suruh untuk membaca , saat di perintahkan  maka pasien akan

sulit untuk memulai, tetapi setelah membaca maka pasien akan sulit di

hentikan

Pasien di suruh untuk memakai sisir, dan mengambil dompet dari

kantong belakang dari celana.

Pasien di perintahkan untuk berjongkok-berdiri

Reaksi ADL

Reaksi keseimbangan

Rekasi transfer

Reaksi asosiasi

Gerakan asosiasi

Tes kekuatan otot

Tes rasa sakit

Tes rasa posisi

Tes arah gerakan

Tes rasa gerakan

Tes gerak

Grove tes

Tes rasa beda titik

Tes rasa vibrasi

Tes gerak posis

 tes palpasi

KPR

APR

Biceps refleks

Triceps refleks

Brachio radialis refleks

Heel to knee

Finger to noice

Finger to eye’s

Tes respirasi

Rom tes

Tes kontraktur

Joint play movement

Page 73: Parkinson

Tes lingkar otot

Tes pengenalan tekstur

Tes tremor

Tes ambulasi

Gangguan aktivitas fungsi akibat Parkinson

1. Pembuatan resume pemeriksaan fisioterapi

N

o

Tangg

al Problematic spesifik FT Intervensi FT

Evalua

si

1 23/03/

12

A.Motorik

- kontraktur pada :

M. Bicepsbrachii

M. Ilioapsoas

- kelemahan pada :

M. Quadriceps

M. Glutues

- gangguan ADL pada aktivitas

berjalan dan berdiri

- gangguan keseimbangan

- gangguan postur

B. Sensorik

- parastesis

C. Gangguan tonus

Stretching

Strengthening

PNF

Walking exc.

PNF

Rolling balance exc.

Bugnet exc.

Mirror exc.

Kompres air hangat secara

bergantian

Hot pack

Frenkell exc.

Force passive movement

Dinamik fast ritmical

Page 74: Parkinson

- hipertonus

D.Gangguan koordinasi :

- resting tremor

- bradikinesia

- akinesia

E.Keterbatasan ROM pada

shoulder dan elbow joint

F.Gangguan pernapasan

G.Gangguan bicara

H.Gangguan ekspresi wajah

I.Gangguan kognitif

Traksi –translasi

Force passive movement

Breathing exc, abdominal,

Dan diafragma breathing.

Mobilisasi thorax

PNF

Terapi bicara

Miron exc.

Suppor mental

BAB IV

PENUTUP

IV.I.        Kesimpulan

          Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat

kronis progresif, merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia

basalisakibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra

keglobus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency). Penyakit

Parkinsonmerupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara holistik

meliputi berbagai bidang.

Page 75: Parkinson

Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan

operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Tanpa perawatan,gangguan yang terjadi

mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, seringdisertai dengan

ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.

Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda.Kebanyakan

pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, danlamanya gejala

terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadangdapat sangat parah.

Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan

perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini.Sekali terkena parkinson,

maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya.

IV.II.     Saran

Dengan adanya Tugas ini penulis dapat lebih memahami tentang bagaimana penyakit

meningitis dan dapat melakukan perawatan yang baik serta menegakkan asuhan

keperawatan yang baik dengan adanya hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bacaan untuk menambah wawasan dari ilmu yang telah di dapatkan dan lebih

baik lagi dari sebelumnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

1)      2009 – Kumpulan Asuhan Keperawatan, Wd. Nurhaeny Emba Saputri. Powered

by Blogger Templates created by Deluxe Templates WordPress Themes developed by

Templatelite.com.

2)      Muttaqin, Arief.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persyarafan Jakarta : Salemba Medika. 2008

3)      http://bamschalampa-askep.blogspot.com/2010/08/askep-

parkinson. html # uds – search -results diakses tanggal 20 Oktober 2011.

Page 76: Parkinson

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PARKINSONASKEP PARKINSON

A.DefinisiPenyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus)merupakan

suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum(striatal dopamine deficiency).

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor nukelus dari saraf kranial, sistem saraf otonom. 12

B. ETIOLOGIPenyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak dan faktor-faktor lainnya seperti :1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,

2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.Faktor Lingkungana.XenobiotikBerhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menmbulkan kerusakan mitokondriab.PekerjaanLebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.c.Infeksi

Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides.d.Diet

Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya,kopi merupakan neuroprotektif.e.Trauma kepala

Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya masih belum jelas benarf.Stress dan de.presi

Page 77: Parkinson

Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.C. TANDA DAN GEJALA

Meskipun gejala yang disampaikan di bawah ini bukan hanya milik penderita parkinson, umumnya penderita parkinson mengalami hal itu.

1.Gejala Motorik

/bergetar

Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur.

Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).

Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit,tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.

b.Rigiditas/kekakuanTanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor tersebut

digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek. Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi (cogwheel phenomenon).

c.Akinesia/BradikinesiaKedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda

akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-

Page 78: Parkinson

hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur.

Gerakan volunteer menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut.

d.Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk MelangkahGejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang

berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi.13Bradikinesia mengakibatkan kurangnya ekspresi muka serta mimic muka. Disamping itu, kulit muka seperti berminyak dan ludah suka keluar dari mulut karena berkurangnya gerak menelan ludah.

e.MikrografiaTulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini

merupakan gejala dini.f.Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson)Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit pas),

stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan.

g.Bicara monotonHal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga

bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara halus ( suara bisikan ) yang lambat.

h.DimensiaAdanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit kognitif.i.Gangguan behavioralLambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang

tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.

j.Gejala LainKedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya

(tanda Myerson positif)2.Gejala non motorika.Disfungsi otonom

Page 79: Parkinson

-Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik.-Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic-Pengeluaran urin yang banyak-Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual, perilaku, orgasme.b.Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresic.Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambatd.Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)e.Gangguan sensasi,- kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna,- penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan- berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia atau anosmia),

D. PATOFISIOLOGISecara patofisiologi diketahui bahwa pada penyakit parkinson terjadi

gangguan keseimbangan neuro-humoral di ganglia basal, khususnya traktur nigrostriatum dalam sistem ekstrapiramidal 5 . Ehringer dan Hornykiewiez mengungkapkan bahwa kemusnahan neuron di pars kompakta substansia nigra yang dopaminergik itu merupakan lesi utama yang mendasari penyaki parkinson .  Korpus striatum sebagian terdiri dari kolinergik. Komponen kolinergik yang merangsang dan komponen dopaminergik yang menghambat terdapat dalam suatu keseimbangan yang dinamis. Bilamana kondisi dopaminergik striatal lebih unggul daripada kondisi kolinergik striatal, yang berarti bahwa dalam striatum terdapat jumlah dopamin yang jauh lebih banyak dari asetilkolin, maka timbul sindrom yang menyerupai Korea Huntington, suatu gerak berlebihan dan tak bertujuan yang tidak dapat dikendalikan. Sebaliknya, bilamana terjadi disproporsi fungsional antara kedua komponen tersebut dengan meningkatnya fungsi komponen kolinergik akan menimbulkan sindrom Parkinson. Pada penyakit parkinson, baik yang idiopatik maupun yang simptomatik, konsentrasi dopamin di dalam korpus striatum dan substansia nigra sangat kurang sehingga kondisi di korpus striatum lebih kolinergik daripada dopaminergik. Menurunnya jumlah dopamin dan zat metabolitnya yang dinamakan Homovanilic Acid (HVA) di kedua bangunan itu berkolerasi secara relevan dengan derajat kemusnahan nneeeeuron di substansia nigra pars kompakta. 5 , 1 3

MPTP (N-metil-4-fenil-1,2,3,6-tetrahidropiridin), suatu senyawa komersial untuk sintesis organik, secara eksperimental pada primata menyebabkan sindrom serupa penyakit Parkinson. Parkinsonisme akibat MPTP

Page 80: Parkinson

serupa dengan parkinsonisme idiopatik dari segi patologi maupun biokimiawi dan memberikan espon baik terhadap levodopa. Diduga zat mirip MPTP tersebar luas di lingkungan dan pajanan berulang terhadap zat tersebut dalam jumlah kecil ditambah proses ketuaan menyebabkan terjadinya parkinsonisme. Kemudian diketahui bahwa yang bersifat toksik bukan MPTPsendiri melainkan metabolitnya ion 1-meti-4-fenil-piperidin (MPP +). Reaksi ini membutuhkan aktivasi oleh MAO-B (Mono-aminooksidase). 5

Hipotesis lain adalah mengenai radikal bebas yang di duga mendasari banyak penyakit degeneratif termasuk penyakit Parkinson. Hal ini disokong dengan ditemukannya penimbunan Fe di substansia nigra (ferum meningkatkan produksi radikal hidroksil). 5

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG-EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)-CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks vakuo)F. TERAPI OBATBeberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:a.Antikolinergik

Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.b.Carbidopa/levodopa

Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan diubah menjadi dopamine pada neuron dopaminergik oleh L-aromatik asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase). Walaupun demikian, hanya 1-5% dari L-Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanya dimetabolisme di sembarang tempat, mengakibatkan efek samping yang luas. Karena mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen. Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu mencegah metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik.

 Levodopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal. Obat ini diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya.

Sejak diperkenalkan akhir tahun 1960an, levodopa dianggap merupakan obat yang paling banyak dipakai sampai saat ini. Levodopa dianggap merupakan tulang punggung pengobatan penyakit parkinson. Berkat levodopa, seorang penderita parkinson dapat kembali beraktivitas secara normal. Banyak dokter menunda pengobatan simtomatis dengan levodopa sampai memang dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan dan tidak mengganggu, sebaiknya terapi dengan levodopa jangan dilakukan. Hal ini mengingat bahwa efektifitas levodopa berkaitan dengan lama waktu pemakaiannya.Levodopa melintasi sawar-darah-otak dan memasuki susunan saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamin. Dopamin menghambat aktifitas neuron di ganglia basal.Efek samping levodopa dapat berupa:1)Neusea, muntah, distress abdominal

Page 81: Parkinson

2)Hipotensi postural3)Sesekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine pada system konduksi jantung. Ini bias diatasi dengan obat beta blocker seperti propanolol.4)Diskinesia.Diskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota gerak, leher atau muka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik terhadap terapi levodopa. Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off yang sangat mengganggu karena penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak menjadi terhenti, membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak.5)Abnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum darah yang meningkat merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi levodopa. Efek samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah diskinesia yaitu gerakan motorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tubuh. Respon penderita yang mengkonsumsi levodopa juga semakin lama semakin berkurang.Untuk menghilangkan efek samping levodopa, jadwal pemberian diatur dan ditingkatkan dosisnya, juga dengan memberikan tambahan obat-obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda seperti dopamin agonis, COMT inhibitor atau MAO-B inhibitor. Jika kombinasi obat-obatan tersebut juga tidak membantu disini dipertimbangkan pengobatan operasi.Operasi bukan merupakan pengobatan standar untuk penyakit parkinson juga bukan sebagai terapi pengganti terhadap obat-obatan yang diminum.c.COMT inhibitorsEntacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Untuk mengontrol fluktuasi motor pada pasien yang menggunakan obat levodopa. Tolcapone adalah penghambat enzim COMT, memperpanjang efek L-Dopa. Tapi karena efek samping yang berlebihan seperti liver toksik, maka jarang digunakan. Jenis yang sama, entacapone, tidak menimbulkan penurunan fungsi liver.d.Agonis dopamineAgonis dopamin seperti bromokriptin (Parlodel), pergolid (Permax), pramipexol (Mirapex), ropinirol, kabergolin, apomorfin dan lisurid dianggap cukup efektif untuk mengobati gejala Parkinson. Obat ini bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan tetapi obat ini juga menyebabkan penurunan reseptor dopamin secara progresif yang selanjutnya akan menimbulkan peningkatan gejala Parkinson. Obat ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah mengalami serangan yang berfluktuasi dan diskinesia sebagai akibat dari levodopa dosis tinggi. Apomorfin dapat diinjeksikan subkutan. Dosis rendah yang diberikan setiap hari dapat mengurangi fluktuasi gejala motorik.e.MAO-B inhibitorsSelegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit Parkinson karena neuotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah perusakannya. Selegiline dapat pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu. Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Yaitu untuk mengaluskan pergerakan.Selegilin dan rasagilin mengurangi gejala dengan dengan menginhibisi monoamine oksidase B (MAO-B), sehingga menghambat

Page 82: Parkinson

perusakan dopamine yang dikeluarkan oleh neuron dopaminergik. Metabolitnya mengandung L-amphetamin and L-methamphetamin. Efek sampingnya adalah insomnia. Kombinasi dengan L-dopa dapat meningkatkan angka kematian, yang sampai saat ini tidak bisa diterangkan secara jelas. Efek lain dari kombinasi ini adalah stomatitis.f.Amantadine (Symmetrel)Berguna untuk perawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.g.Inhibitor dopa dekarboksilasi dan levodopaUntuk mencegah agar levodopa tidak diubah menjadi dopamin di luar otak, maka levodopa dikombinasikan dengan inhibitor enzim dopa dekarboksilase. Untuk maksud ini dapat digunakan karbidopa atau benserazide ( madopar ). Dopamin dan karbidopa tidak dapat menembus sawar-otak-darah. Dengan demikian lebih banyak levodopa yang dapat menembus sawar-otak-darah, untuk kemudian dikonversi menjadi dopamine di otak. Efek sampingnya umunya hampir sama dengan efek samping yang ditimbulkan oleh levodopa.Deep Brain Stimulation (DBS)Pada tahun 1987, diperkenalkan pengobatan dengan cara memasukkan elektroda yang memancarkan impuls listrik frekuensi tinggi terus-menerus ke dalam otak. Terapi ini disebutdeep brain stimulation (DBS). DBS adalah tindakan minimal invasif yang dioperasikan melalui panduan komputer dengan tingkat kerusakan minimal untuk mencangkokkan alat medis yang disebut neurostimulator untuk menghasilkan stimulasi elektrik pada wilayah target di dalam otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan.Terapi ini memberikan stimulasi elektrik rendah pada thalamus. Stimulasi ini digerakkan oleh alat medis implant yang menekan tremor. Terapi ini memberikan kemungkinan penekanan pada semua gejala dan efek samping, dokter menargetkan wilayah subthalamic nucleus(STN) dan globus pallidus (GP) sebagai wilayah stimulasi elektris. Pilihan wilayah target tergantung pada penilaian klinis. DBS kini menawarkan harapan baru bagi hidup yang lebih baik dengan kemajuan pembedahan terkini kepada para pasien dengan penyakit parkinson. DBS direkomendasikan bagi pasien dengan penyakit parkinson tahap lanjut (stadium 3 atau 4) yang masih memberikan respon terhadap levodopa.

Pengendalian parkinson dengan terapi DBS menunjukkan keberhasilan 90%. Berdasarkan penelitian, sebanyak 8 atau 9 dari 10 orang yang menggunakan terapi DBS mencapai peningkatan kemampuan untuk melakukan akltivitas normal sehari-hari. Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita. Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernaan yang disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.

Terapi FisikSebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit,

Page 83: Parkinson

misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut.

Terapi SuaraPerawatan yang paling besar untuk kekacauan suara yang diakibatkan oleh penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment ( LSVT ). LSVT fokus untuk meningkatkan volume suara. Suatu studi menemukan bahwa alat elektronik yang menyediakan umpan balik indera pendengar atau frequency auditory feedback (FAF) untuk meningkatkan kejernihan suara.

Terapi genPada saat sekarang ini, penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi gen yang melibatkan penggunaan virus yang tidak berbahaya yang dikirim ke bagian otak yang disebut subthalamic nucleus (STN). Gen yang digunakan memerintahkan untuk mempoduksi sebuah enzim yang disebut glutamic acid decarboxylase (GAD) yang mempercepat produksi neurotransmitter (GABA). GABA bertindak sebagai penghambat langsung sel yang terlalu aktif di STN. Terapi lain yang sedang dikembangkan adalah GDNF. Infus GDNF (glial-derived neurotrophic factor) pada ganglia basal dengan menggunakan implant kathether melalui operasi. Dengan berbagai reaksi biokimia, GDNF akan merangsang pembentukan L-dopa.

Pencangkokan syarafCangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau sel stem yang berubah menjadi sel memproduksi dopamine telah mulai dilakukan. Percobaan pertama yang dilakukan adalah randomized double-blind sham-placebo dengan pencangkokan dopaminergik yang gagal menunjukkan peningkatan mutu hidup untuk pasien di bawah umur.

OperasiOperasi untuk penderita Parkinson jarang dilakukan sejak ditemukannya levodopa. Operasi dilakukan pada pasien dengan Parkinson yang sudah parah di mana terapi dengan obat tidak mencukupi. Operasi dilakukan thalatotomi dan stimulasi thalamik.

Terapi neuroprotektifTerapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel yang diinduksi progresifitas penyakit. Yang sedang dikembangkan sebagai agen neuroprotektif adalah apoptotic drugs (CEP 1347 and CTCT346), lazaroids, bioenergetics, antiglutamatergic agents, dan dopamine receptors. Adapun yang sering digunakan di klinik adalah monoamine oxidase inhibitors (selegiline and rasagiline), dopamine agonis, dan complek I mitochondrial fortifier coenzyme Q10.

NutrisiBeberapa nutrient telah diuji dalam studi klinik klinik untuk kemudian digunakan secara luas untuk mengobati pasien Parkinson. Sebagai contoh, L- Tyrosin yang merupakan suatu perkusor L-dopa mennjukkan efektifitas sekitar 70 % dalam mengurangi gejala penyakit ini. Zat besi (Fe), suatu kofaktor penting dalam biosintesis L-dopa mengurangi 10%- 60% gejala pada penelitian terhadap 110 pasien. THFA, NADH, dan piridoxin yang merupakan koenzim dan perkusor koenzim dalam biosintesis dopamine menunjukkan efektifitas yang lebih rendah dibanding L-

Page 84: Parkinson

Tyrosin dan zat besi. Vitamin C dan vitamin E dosis tinggi secara teori dapat mengurangi kerusakan sel yang terjadi pada pasien Parkinson. Kedua vitamin tersebut diperlukan dalam aktifitas enzim superoxide dismutase dan katalase untuk menetralkan anion superoxide yang dapat merusak sel.  Belum lama ini, Koenzim Q10 juga telah digunakan dengan cara kerja yang mirip dengan vitamin A dan E. MitoQ adalah suatu zat sintesis baru yang memiliki struktur dan fungsi mirip dengan koenzim Q10.

Qigong

Terdapat dua penelitian mengenai qigong pada penyakit Parkinson. Dalam percobaan di Bonn, studi terhadap 56 pasien didapatkan peningkatan gejala motorik dan non-motorik di antara pasien yang melakukan latihan qigong terstruktur 1 kalin seminggu selama 8 minggu. Penulis berspekulasi bahwa gambaran aliran energy yang membantu peningkatan dalam movement pasien. Namun demikian studi kedua menunjukkan qigong tak efektif pada penyakit Parkinson. Dalam studi tersebut, peneliti menggunakan randomized cross-over trial untuk membandingkan latihan aerobic dengan qigong pada penyakit Parkinson tahap lanjut.dua kelompok pasien PD dinilai, kemudian melakukan 20 sesi baik latihan aeronik maupun qigong, dinilai lagi, kemudian setelah selang 2 bulan, ditukar dengan 20 sesi lainnya, kemudian dinilai lagi. Penulis mendapatkan peningkatan kemampuan motorikdan fungsi kardiorespirator setelah mengikuti latihan aerobic, tetapi tak mendapatkan manfaat setelah mengikuti qigong. Penulis juga menyimpulkan latihan aerobik tak memiliki manfaat terhadap kualitas hidup pasien.

BotoxBaru-baru ini, injeksi Botox sedang diteliti sebagai salah satu pengobatan non-FDA di masa mendatang.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATANPENGKAJIAN

1. Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.

2. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.

3. Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.

4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.

5. Kaji tanda depresi.

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan tremor ditandai dengan DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan, DO: tremor saat beraktivitas.IntervensiTujuan : meningkatkan mobilitas.

Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau berkebun. Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk terapis. Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi otot. Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi.

Page 85: Parkinson

Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.

Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka. Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan, menggunakan

sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang. Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki sensorik.

Evaluasi : klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari.2. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kesulitan:

menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang DO: kurus, berat badan kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan membran mukosa pucat.IntervensiTujuan : mengoptimalkan status nutrisi.

Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.

Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut. Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang kepala dan

menelan secara periodik. Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack). Monitor berat badan.

Evaluasi : klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada penurunan berat badan.

3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan : DS: klien/keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicara DO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku.IntervensiTujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.

Jaga komplikasi pengobatan. Rujuk ke terapi wicara. Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki kata-kata,

volume, dan intonasi.o Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam kalimat

setiap bernafas.o Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara

(tape recorder) untuk memonitor kemajuan.Evaluasi : tidak adanya kesulitan dalam berbicara, kata-kata dapat dipahami.