Parasit

13
CHAPTER I: INTRODUCTION Parasit (berdasarkan arti katanya, bhs Yunani) merupakan semua organism yang hidup menumpang pada organism lain (host/inang) untuk mendapat tempat hidup dan memenuhi kebutuhan nutriennya dengan mengambil nutrient inang. Dengan definisi tersebut, yang dimaksud parasit (secara luas) mencakup semua agen infeksius meliputi: virus, bakteri, jamur, protozoa, dan helminthes (cacing). Namun, praktisnya, saat ini bidang yang menelaah agen-agen infeksius terbagi atas mikrobiologi (bakteri, virus, jamur) dan parasitologi (protozoa, helminthes) 1.2 HETEROGENITAS AGEN-AGEN INFEKSIUS Namun, agen-agen infeksius tersebut terbagi menjadi 2 subdivisi: 1. Mikroparasit - Ukuran kecil (mikroskopik) - Kecepatan reproduksi tinggi - Bertendensi untuk menginduksi imunitas host untuk merespon adanya reinfeksi cenderung transien - Durasi infeksi pendek dibanding angka harapan hidup host 2. Makroparasit - Ukuran macros - Kecepatan reproduksi rendah pada Helminthes, reproduksi langsung pada tubuh host sejati tidak berlangsung

Transcript of Parasit

Page 1: Parasit

CHAPTER I: INTRODUCTION

Parasit (berdasarkan arti katanya, bhs Yunani) merupakan semua organism yang hidup

menumpang pada organism lain (host/inang) untuk mendapat tempat hidup dan memenuhi

kebutuhan nutriennya dengan mengambil nutrient inang.

Dengan definisi tersebut, yang dimaksud parasit (secara luas) mencakup semua agen infeksius

meliputi: virus, bakteri, jamur, protozoa, dan helminthes (cacing).

Namun, praktisnya, saat ini bidang yang menelaah agen-agen infeksius terbagi atas

mikrobiologi (bakteri, virus, jamur) dan parasitologi (protozoa, helminthes)

1.2 HETEROGENITAS AGEN-AGEN INFEKSIUS

Namun, agen-agen infeksius tersebut terbagi menjadi 2 subdivisi:

1. Mikroparasit

- Ukuran kecil (mikroskopik)

- Kecepatan reproduksi tinggi

- Bertendensi untuk menginduksi imunitas host untuk merespon adanya reinfeksi

cenderung transien

- Durasi infeksi pendek dibanding angka harapan hidup host

2. Makroparasit

- Ukuran macros

- Kecepatan reproduksi rendah

pada Helminthes, reproduksi langsung pada tubuh host sejati tidak berlangsung

- Cenderung persisten

Sesuai dengan perbedaan karakteristik itu, terjadi keberagaman (heterogenitas) sifat agen-agen

infeksius sehubungan dengan hal-hal berikut:

1. Siklus/ sistem transmisi masing-masing parasit

yang setidaknya terduru atas 9 komponen yang melibatkan antara lain:

a. Vektor

Page 2: Parasit

b. Host intermediate

c. Host reservoir

d. Tahap-tahap di luar tubuh vector/ host (lingkungan luar)

2. Lokalisasi dan migrasi parasit dalam tubuh manusia

Agen-agen infeksius tersebut dapat berpindah-pindah dalam tubuh manusia (migrasi)

dan menetap (terlokalisasi) pada:

a. Kulit

b. Traktus respiratorius

c. GI tract

d. Darah , dll

3. Infeksi dan disease pada manusia

Agen-agen infeksius masuk ke dalam tubuh manusia melalui bergam cara, kemudian

menimbulkan penyakit dan manifestasi klinis yang beragam pula. Dalam hal ini,infeksi

didefinisikan sebagai masuk dan hidupnya agen infeksius dalam tubuh inang. Sedangkan

disease dikatakan muncul dengan adanya manifestasi klinis berupa tanda dan gejala

akibat infeksi tersebut.

Heterogenitas pemunculan infeksi dan disease oleh masing-masing agen infeksius

dipengaruhi oleh:

a. Dari segi agen infeksius/ parasit virulens@22 222

Page 3: Parasit

b. Ú33<ri segi host resistensi host

CHAPTER 2 : HUBUNGAN PARASITOLOGI DENGAN ILMU LAIN

Dalam perkembanganya, parasitologi tentunya tidak lepas dari ilmu-ilmu yang lain, terkait pada

hal-hal berikut:

1. Taksonomi

Sebelum merambah ke disiplin ilmu yang lain, tentunya diperlukan adanya pengetahuan

mengenai subyek parasitologi itu sendiri. Yakni dengan mengidentifikasi dan

mengklasifikasi organisme parasit yang dipelajari dalam parasitologi menurut klasifikasi

yang diterapkan pada taksonomi.

2. Disiplin Ilmu social epidemiologi

Untuk memahami epidemiologi parasit, diperlukan pengetahuan menganai:

- Faktor social

- Iklim

- Budaya setempat

- Ekonomi global

3. Ekologi dan embriologi parasit

Dalam mengatasi masalah yang muncul oleh infeksi parasit ini, manusia berusaha untuk

menyembuhkan penderita (yang terinfeksi) dan mengeliminasi agen infeksius.

Untuk dapat melaksanakan usaha tersebut diperlukan pemahaman mengenai:

1. Ekological event pengetahuan tentang siklus hidup parasit yakni transmisi dari

satu host ke host lain beserta tahapan eksternalnya

2. Embriological event pengetahuan tentang reproduksi parasit (inget, blok nya dr

kadek: Occupational Health Care Service bab kedokteran agroindustri, membasmi

tahapan embrional parasit jauh lebih efektif daripada membasmi stadium

dewasanya)

4. Dasar-dasar biologi kehidupan biologi molekuler

Page 4: Parasit

Dasar biologi sel antara parasit dengan organisme bebas tidak berbeda, sehingga parasit

dapat digunakan untuk mempelajari genetika molekuler dan ekspresi gen, serta meneliti

metode diagnose penyakit infeksi dan pembasmian parasit.

Contoh: Trypanosoma, salah satu protozoa, digunakan untuk meriset genetika

molekuler dan ekspresi gen

5. Ilmu lain yang menelaah agen infeksius

Disiplin ilmu lain, bukan cabang ilmu dari parasitologi

- Virology

- Bakteriologi

- Mikologi

- Nematologi tumbuhan

CHAPTER 3: PARASITOLOGI DAN KEHIDUPAN MANUSIA

Penyakit infeksi masih menjadi ‘primary killers’ atau pembunuh utama manusia. Berbagai

macam isu dan permasalahan seputar infeksi parasit pada manusia yang tak kunjung usai

hingga saat ini dan masih menjadi perhatian utama dunia:

1. Mayoritas infeksi serius (dpt berujung pd kematian) umumnya terjadi di negara tropis

yang biasanya merupakan negara kurang maju atau negara berkembang

2. Ironisnya, perusahaan-perusahaan farmasi tidak bersedia membiayai penyediaan obat

untuk ‘orang-orang yang tidak mampu membayar’ termasuk negara terbelakang dan

berkembang yang biasanya mengalami problem financial

3. Negara-maju, terutama US, menganggap sebelah mata masalah penyakit infeksi ini

karena memiliki nosi bahwa ‘Amerika bebas cacing gitu lohhh..’ (hehe) dalam artian,

penyakit infeksius tidak lagi menjadi ‘burden disease’ (lagi-lagi inget, bok dr Kadek ttg

triple burden disease). Mereka menganggap penyakit infeksius bukan masalah mereka,

tapi masalah negara terbelakang-berkembang. Meski mayoritas penyakit infeksius

terjadi di negara berkembang-terbelakang, namun bukan berarti negara maju bebas

Page 5: Parasit

total dari penyakit infeksi. cacing kremi contohnya, menyerang semua kalangan

sosioekonomi (orang amrik juga bisa kremien tauk! :p)

4. Kurangnya pengetahuan mengenai parasit dan penyakit infeksius menimbulkan

kurangnya kesadaran akan bahaya parasit

5. Timbulnya ‘penyakit baru’ yang sebenarnya adalah ‘drug resistance’ atau kekebalan

terhadap obat tertentu, umumnya antibiotika dan obat yang digunakan pada pathogen

yang sudah lama dikenal.

6. Meningkatnya migrasi warga antar negara meningkatkan pula migrasi parasit (parasit

dibawa oleh manusia dan menular)

7. Munculnyan disease akibat infeksi tergantung pada kondisi tubuh host (lihat lagi chapter

2) sehingga malnutrisi dapat memperparah infeksi. Malnutrisi diakserbasi oleh:

a. Kerusakan lingkungan penurunan produksi pangan

b. Masalah financial ga duwe duit go tuku sego, cah!

8. Terbuangnya kalori yang dihasilkan intake makanan akibat demam yang terjadi pada

penyakit infeksius

9. Upaya peningkatan derajat hidup dan pembangunan negara dapat pula menimbulkan

masalah. Contoh kasus:

a. Pembangunan bendungan aswan menyebarkan penyakit-penyakit infeksi melalui

aliran airnya yang merata ke daerah-daerah

b. Peminjaman dana oleh bank dunia kpd brazil untuk membiayai penduduk kota

yang miskin supaya bertani di pedalaman tanpa panduan dari pihak agrikultur

menimbulkan masalah berupa penyebaran malaria ke dalam kota akibat terbawa

oleh para petani tersebut dari pedalaman kembali ke kota karena gagal bertani.

Hal-hal tersebut merupakan dilemma yang harus dipertimbangkan dalam mengatasi masalah

yang ditimbulkan parasit

CHAPTER 4: PARASiT PADA HEWAN LIAR DAN JINAK

Page 6: Parasit

1. Hewan liar lebih tahan terhadap infeksi parasit (infeksi tapi ga mudah disease) sehingga

disebut- epizootic

2. Parasit pada hewan liar dan jinak dapat menginfeksi manusia menimbulkan penyakit

Penyakit yang muncul disebut: zoonosis

3. Contoh:

Trichinella sp hidup pada siklus sylvatic yang terdiri atas hewan liar, jinak, dan manusia

Di samping sisi merugikan, parasit pada hewan juga dapat dimanfaatkan /mendatangkan

keuntungan, yakni sebagai pengendali populasi spesies tertentu. Parasit, sebagaimana predator

dan kompetisi antar spesies, memegang peranan dalam membatasi jumlah individu dalam

populasi spesies tertentu.

CHAPTER 5: APA ITU HEWAN PARASIT?

Parasitologi yang dipelajari kali ini membahas tentang: hewan yang bersifat parasit.

Secara awam, hewan parasit identik dengan hewan pembawa penyakit yang menjijikkan seperti

lalat, dsb. Sedangkan secara biologi, definisi parasit yang dapat bukan berdasarkan bahaya yang

ditimbulkan bagi host, namun lebih kepada hal yang lebih mendasar yaitu: cara hidup untuk

memenuhi kebutuhannya akan makanan. Cara hidup organism parasit ini disebut parasitisme.

Berdasarkan cara hidup tersebut, parasitisme harus dibedakan dengan yang lain:

1. Parasitisme vs Komensalisme

a. Parasitisme

i. Hewan parasit memenuhi kebutuhan nutriennya dengan cara mengambil

dari host

ii. Terjadi hubungan organic antara jaringan hewan parasit dengan host

(untuk transport makanan)

iii. Prinsip hubungan:

1. Infeksi hewan parasit membahayakan host dengan menimbulkan

kerusakan jaringan

2. Host melawan hewan parasit dengan membangun resistensi

Page 7: Parasit

Besarnya kedua aspek tersebut menentukan tingkat toleransi antara

hewan parasit dengan inang, dengan arti:

Infeksi > resistensi, host kalah

Infeksi < resistensi, hewan parasit kalah

b. Komensalisme

i. Hewan komensal dapat memenuhi kebutuhan nutrient tanpa mengambil

dari host

ii. Tidak ada hubungan organic antara jaringan hewan parasit dengan host

(untuk transport makanan)

iii. Prinsip hubungan

1. Hewan komensal tidak menimbukan kerusakan jaringan dan tidak

mengambil nutrient host

2. Tidak ada bahaya pada host

Baik pada parasitisme dan komensalisme, yang sama antara hewan parasit dan hewan

komensal adalah : “keduanya tidak dapat hidup tanpa host.”

2. Parasitisme vs Predator

a. Parasitisme : kebalikannya

b. Predator

i. Merusak tubuh mangsa & memakan jaringan tubuh mangsa

ii. Ukuran tubuh lebih besar dan lebih kuat dari mangsa

iii. Tidak menggunakan mangsa sebagai tempat hidup

Penggolongan parasit:

1. Berdasar letak

a. Endoparasit (internal parasite)

Hidup di permukaan tubuh host

b. Eksoparasit

Hidup di dalam tubuh (saluran maupun organ) host

2. Berdasar rentang waktu infeksi

a. Temporary parasite

Page 8: Parasit

Parasit yang tinggal pada tubuh host hanya pada saat butuh mengambil

nutrient.

Sebenarnya non-parasit, tapi karena memiliki ketergantungan mutlak pada host

untuk memenuhi makanan, maka digolongkan parasit. Contoh: nyamuk

b. Permanent parasite

Menghabiskan hampir seluruh waktu hidup di dalam tubuh host

3. Berdasar cara hidup

a. Facultative

Dapat hidup baik secara parasit maupun non parasit

b. Obligatory

Mutlak parasit

4. Jenis parasit lain

a. Hiperparasit

Parasit pada parasit lain

b. Wandering / aberrant parasite

Parasit yang berkelana (‘wandering’) ke jaringan lain yang tidak sesuai. Parasit

masuk ke tubuh host yang sesuai namun ‘nyasar’ ke jaringan lain dan mati

karena jaringannya tidak sesuai.

c. Occasional / accidental parasite

Parasit yang dapat menyerang organism yang tidak biasa digunakan sebagai host

nya (‘unusual host’). Contoh: fasciola hepatica yang biasa parasit pada domba

dapat menginfeksi dan bersifat parasit pada manusia.

d. Pseudoparasite

Parasit yang menginfeksi host melalui stadium yang sebenarnya tidak berbahaya.

Dari perbandingan-perbandingan itu, jelas bahwa:

‘parasit adalah makhluk hidup yang membangun hubungan fisiologik antar jaringan di

permukaan maupun di dalam tubuh individu spesies lain dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan nutrient parasit.’

Page 9: Parasit

JENIS-JENIS HEWAN PARASIT

Phylum hewan parasit:

1. Protozoa uniselular

2. Annelida cacing gelang

3. Nemathelminthes

4. Platyhelmynthes

5. Arthropoda

CHAPTER 7 DAUR HIDUP

1. Direct Life History

1 daur hidup 1 host, transmisi berlangsung dari 1 individu host ke individu lain

2. Indirect Life History

1 daur hidup 2 atau lebih host, dengan klasifikasi:

a. Intermediate host (larval host)

i. Host dimana larva tumbuh

b. Definitive host (final host)

i. Host dimana telur diproduksi oleh hewan dewasa

Selain itu, terdapat pula:

a. Transport host

Host yang hanya digunakan sebagai pembawa atau ‘kendaraan’ menuju host

yang lain. Yang perlu ditekankan: larva berada dalam tubuh transport host dalam

keadaan tidak mengalami pertumbuhan atau perkembangan

b. Alternative host

Satu jenis hewan parasit dapat hidup dan berkembang biak pada beberapa

spesies (memiliki beberapa spesies host final)

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, suatu jenis parasit dapat hidup pada:

1. Normal, usual, or principal host

Page 10: Parasit

Host yang biasa (normal) dipakai sbg tempat hidup, dan hewan parasit mampu

mengambil nutrient secara efektif

2. Abnormal, unusual, or occasional host

Host yang tidak biasa dipakai sbg tempat hidup, dan hewan parasit mengambil nutrient

tidak seefektif pd host normal

Untuk dapat mengurangi transmisi parasit, perlu diketahui spesifitas tiap-tiap jenis parasit

(hewan a spesifik pada host b, dll) dan juga host reservoir nya (host yang hanya digunakan

sebagai reservoir infeksi).

To be continued…