Paper Salmonella Pada Feses

33
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI “PEMERIKSAAN SALMONELLA PADA FESES” OLEH KELOMPOK 4 DAN 9 : 1. I.A Dita Puspita Putri (P07134012007) 2. Ni Wayan Sintya Dewi (P07134012008) 3. I Nyoman Gede Ngardiana (P07134012017) 4. Luh Gede Ruwidianingsih (P07134012018) 5. A.A Ayu Tirtamara (P07134012027) 6. Ni Kadek Manik Sugianti (P07134012028) 7. D.A Ari Purwaningsih (P07134012037) 8. Ulinnnuha Nur Imamah (P07134012038) 9. I Gst Ngr Dahana Dinata (P07134012047) 10. Luh Putu Devi (P07134012048) KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

Transcript of Paper Salmonella Pada Feses

Page 1: Paper Salmonella Pada Feses

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

“PEMERIKSAAN SALMONELLA PADA FESES”

OLEH

KELOMPOK 4 DAN 9 :

1. I.A Dita Puspita Putri (P07134012007)

2. Ni Wayan Sintya Dewi (P07134012008)

3. I Nyoman Gede Ngardiana (P07134012017)

4. Luh Gede Ruwidianingsih (P07134012018)

5. A.A Ayu Tirtamara (P07134012027)

6. Ni Kadek Manik Sugianti (P07134012028)

7. D.A Ari Purwaningsih (P07134012037)

8. Ulinnnuha Nur Imamah (P07134012038)

9. I Gst Ngr Dahana Dinata (P07134012047)

10. Luh Putu Devi (P07134012048)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D III JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2014

Page 2: Paper Salmonella Pada Feses

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai

sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus).

Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia

termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernapasan,

keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya. Feses (tinja) juga merupakan hasil

pemisahan dan terdiri dari : sisa – sisa makanan; air; bakteri; zat warna empedu.

Salmonella sp. dapat menginfeksi manusia melalui air dan makanan, serta lalat yang

hingga pada makanan yang tercemar. Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran

pencenaan sampai rusaknya dinding usus. Salmonella sp. tertelan bersama makanan dan

minuman yang terkontaminasi kemudian bersarang di jaringan limfoid pada dinding usus

sebagian ada yang ikut keluar bersama feses. Aliran limfa membawa organisme ini ke dalam

duktustorak kemudian ke dalam darah. Dari darah bakteri ini masuk ke ginjal dan melewati

glomerulus, selanjutnya terbawa bersama urin.

Masuknya bakteri Salmonella sp. kedalam tubuh dan dikeluarkan melalui feses, maka

dari itu dilakukan identifikasi Salmonella sp. pada sampel feses. Indikasi sebelum pemeriksaan

Salmonella sp. Pada sampel feses dilakukan adalah dilihat dari gejala penyakit yang timbul,

yaitu: adanya diare dan konstipasi, adanya icterus, adanya gangguan pencernaan, adanya lendir

dalam tinja, kecurigaan penyakit gastrointestinal, dan adanya darah dalam tinja.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pemeriksaan Salmonella dalam sampel feses ?

1.2.2 Bagaimana hasil identifikasi Salmonella pada sampel feses ?

Page 3: Paper Salmonella Pada Feses

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melakukan identifikasi Salmonella pada sampel feses secara

mikrobiologi melalui identifikasi secara makroskopis, biokimia, dan mikroskopis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui pemeriksaan Salmonella pada sampel feses.

1.3.2.2 Untuk mengetahui hasil identifikasi Salmonella pada sampel feses.

1.4 Manfaat

Dari praktikum dan dengan pembuatan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

mahasiswa sebagai tambahan referensi sehinggadapat menambah keterampilan di bidang

mikrobiologi khususnya mengenai teknik identifikasi Salmonella dalam sampel feses.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1.4.2.1 Memperluas pengetahuan mahasiswa dalam teknik identifikasi

Salmonelladalam sampel feses.

1.4.2.2 Menjadi referensi di bidang ilmu mikrobiologi mengenai

teknik identifikasi Salmonella dalam sampel feses.

Page 4: Paper Salmonella Pada Feses

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tinja

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai

sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus).

Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia

termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernapasan,

keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya. Feses (tinja) juga merupakan hasil

pemisahan dan terdiri dari : sisa – sisa makanan; air; bakteri; zat warna empedu. (Uliyah

Musrifatul dan A.Aziz Alimatul Hidayat. 2008)

Perkiraan Komposisi Tinja tanpa Air Seni

Komponen Kandungan (%)

Air

Bahan organik (dari berat kering)

Nitrogen (dari berat kering)

Fosfor (sebagai P2O5) (dari berat kering)

Potasium (sebagai K2O) (dari berat kering)

Karbon (dari berat kering)

Kalsium (sebagai CaO) (dari berat kering)

C/N rasio (dari berat kering)

66-80

88-97

5,7-7,0

3,5-5,4

1,0-2,5

40-55

4-5

5-10

Kuantitas Tinja dan Air Seni

Tinja/Air SeniGram/orang/hari

Berat Basah Berat Kering

Tinja 135-270 35-70

Air Seni 1.000-1.300 50-70

Jumlah 1.135-1.570 85-140

Page 5: Paper Salmonella Pada Feses

2.2 Tujuan Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama dikenal

untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit.Pemeriksaan dengan bahan feses

bertujuan untuk mendeteksi adanya kuman seperti Salmonella, Escherichia coli,

Staphylococcus,Sigela, dan lain-lain.Salmonella adalah bakteri penyebab typhoid atau dalam

masyarakat dikenal dengan tipes yaitu penyakit infeksi akut usus halus C. Sinonim dari penyakit

ini adalah typhoid dan paratyphoid abdominalis..Staphylococcus adalah kelompok dari bakteri-

bakteri, secara akrab dikenal sebagai Staph, yang dapat menyebabkan banyak penyakit sebagai

akibat dari infeksi beragam jaringan tubuh.Bakteri-bakteri Staph dapat menyebabkan penyakit

tidak hanya secara langsung oleh infeksi (seperti pada kulit), namun juga secara tidak langsung

dengan menghasilkan racun-racun yang bertanggung jawab dalam keracunan makanan dan toxic

shock syndrome.Penyakit yang berhubungan dengan Staph dapat mencakup dari ringan dan tidak

memerlukan perawatan sampai berat/parah dan berpotensi fatal.Eschericiacoli adalah bakteri

yang melepaskan racun yang bernama Shiga dan racun tersebut sering menyebabkan masalah

perut dan usus misalnya diare dan muntah.(Chayatin Nurul Ns dan Wahit Iqbal Mubarak. 2007)

2.3 Indikasi Pemeriksaan Feses

a.     Adanya diare dan konstipasi

Tipe-Tipe Diare

Diare dibagi menjadi tiga tipe.Tipe-tipe tersebut adalah diare noninflamatori

(noninflammatory diarrhea), diare inflamatori (inflammatory diarrhea), dan diare pada penyakit

sistemik. Istilah lain untuk diare noninflamatori adalah diare sekretori (secretory diarrhea) dan

diare encer (watery diarrhea). Sinonim diare inflamatori adalah diare berdarah (bloody

diarrhea)dan disenteri (dysentery).

1)      Diare Noninflamatori

DiareNoninflamatori melibatkan usus halus proksimal. Penyebab Diare Noninflamatori

adalah Norovirus, Rotavirus, Adenovirus Enterik, Astrovirus, ETEC, EAggEC, Vibrio cholerae,

Clostridium perfringens, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Giardia lamblia,

Cryptosporidium parvum, Isospora belli, Cyclospora cayetensis, dan mikrosporidia.

Page 6: Paper Salmonella Pada Feses

2)      Diare Inflamatori

Diare Inflamatori melibatkan usus besar.Mikroba yang menyebabkan Diare Inflamatori

bersifat invasif terhadap usus (enteroinvasive microorganisms).Penyebab Diare Inflamatori

adalah Entamoeba histolytica, Shigella spp., EIEC, EHEC, Salmonella enteridis, Campylobacter

jejuni, Vibrio parahaemolyticus, dan Clostridium difficile.Sampai saat ini, virus belum terbukti

sebagai penyebab Diare Inflamatori.

3)      Diare Pada Penyakit Sistemik

Salah satu contoh Diare Pada Penyakit Sistemik adalah Demam Enterik. Istilah lain

untuk Demam Enterik adalah Demam Tifoid. Diare Pada Penyakit Sistemik melibatkan usus

halus distal. Penyebab Diare Pada Penyakit Sistemik adalah Salmonella typhi, Slamonellanon-

typhi, Yersinia enterocolitica, dan Campylobacter spp..Virus dan parasit belum terbukti secara

empiris sebagai penyebab Diare Pada Penyakit Sistemik.

a. Adanya ikterus

b. Adanya gangguan pencernaan                       

c. Adanya lendir dalam tinja

d. Kecurigaan penyakit gastrointestinal             

e. Adanya darah dalam tinja

2.4 Pengertian Media

         Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-

zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme

memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun

komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi

kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media harus

mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro

seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.Media untuk

membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan.Berdasarkan fungsi/sifatnya beberapa

macam medium, antara lain medium umum, medium selektif dan medium diferensial.

Media selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang

ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan

Page 7: Paper Salmonella Pada Feses

mikroba lain sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang

mengandung kristal violet pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan

bakteri gram positif tanpa mempengaruhi bakteri gram negatif. Media ini selain

mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut

dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba

yang diinginkan. Berdasarkan komposisi kimianya, dikenal

medium alami, medium semi sintetik, dan medium sintetik. Media ini dipakai

untuk menyeleksi mikrorganisme sesuai dengan yang diinginkan, jadi hanya satu

jenis mikrorganisme saja yang dapat tumbuh dalam media ini atau hanya satu

kelompok tertentu saja.

Sedangkan media diferensial adalah media untuk mengklasifikasikan kelompok

jenis bakteri. Media ini digunakan oleh ahli mikrobiologi untuk mengidentifikasi

jenis bakteri tertentu.)

Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi

prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi.Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik

dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan. Untuk

mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu: metode agar

cawan dengan goresan dan metode agar tuang.

2.4.1 Media Mac Conkey Agar

Mac Conkey Agar adalah salah satu jenis media yang digunakan untuk identifikasi

mikroorganisme.Mac Conkey agar termasuk dalam media selektif dan diferensial bagi mikroba.

Jenis mikroba tertentu akan membentuk koloni dengan ciri tertentu yang khas apabila

ditumbuhkan pada media ini. Persenyawaan utama dalam media ini adalah laktosa, garam

empedu, dan merah netral sebagai indikator warna. Media ini akan menghambat pertumbuhan

bakteri gram positif dengan adanya garam empedu yang akan membentuk kristal violet. Bakteri

gram negatif yang tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya memfermentasikan

laktosa.Koloni bakteri yang memfermentasikan laktosa berwarna merah bata dan dapat

dikelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa

menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam empedu.

Page 8: Paper Salmonella Pada Feses

Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya bersifat patogen.Golongan bakteri

ini tidak memperlihatkan perubahan pada media. Ini berarti warna koloninya sama dengan warna

media. Warna koloni dapat dilihat pada bagian koloni yang terpisah. Beberapa contoh

pertumbuhan koloni pada Mac Conkey Agar:

Salmonella dan Shigella : serupa media

Escherichia coli: merah dikelilingin zona keruh

Enterobacter dan Klebsiella : merah muda dan mukoid

Enterococcus dan Staphylococcus : kecil dan tidak terang tembus

2.4.2 Salmonella Shigella Agar Plate (SS)

Salmonella Shigella Agar Plate digunakan untuk isolasi organisme basil enterik patogen,

terutama mereka yang termasuk ke dalam genus Salmonella (penyebab penyakit thypus).Media

ini tidak dianjurkan untuk isolasi utama spesies Shigella. Bakteri yang dapat memfermentasi

laktosa seperti Escherichia coli atau Klebsiella pneumoniae muncul sebagai koloni kecil merah

muda atau  merah. Bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa seperti spesies Salmonella,

Proteus spesies dan spesies Shigella muncul sebagai koloni yang tidak berwarna.Produksi H2S

oleh spesies Salmonella mengubah pusat koloni menjadi berwarna hitam. Kontrol organisme:

Salmonella typhi: Koloni tak berwarna dengan bagian tengah berwarna hitam.

2.4.3 SCB (Selenite Cystine Broth)

Media ini merupakan media pengkaya, Media diperkaya adalah media yang mengandung

komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba.Media diperkaya juga bersifat selektif untuk

mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi

sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks. Media SCB yang

telah dibuat memiliki warna kuning jernih, merupakan media tabung. Media ini melalui proses

sterilisasi pada autoclave dan dipipet lalu dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.

2.5 Karakteristik Salmonella

Salmonella merupakan suatu jenis mikroorganisme yang termasuk dalam golongan

bakteri gram negatif, bakteri yang tidak menghasilkan spora dan bakteri yang berbentuk batang.

Page 9: Paper Salmonella Pada Feses

Mikroba ini termasuk dalam family Enterobacteriaceae.Salmonella adalah satu-satunya

penyebab penyakit gastroenteritis dan mikroba yang sangat penting dalam

peternakan. Salmonellosis merupakan salah satu bentuk infeksi “zoonotic” yang dapat

berpindah/menular dari hewan ke manusia. Pengkelasan Salmonella dapat dibagi menjadi 2 kelas

yaitu  S. enteric dan S. bongori. Genus Salmonella ini dapat dibagi lagi menjadi serotypes yang

jumlahnya lebih dari 2500. Beberapa serotypes yang dapat mengakibatkan penyakit pada

manusia adalah Salmonella Enteriditis  PT4 yang banyak terdapat pada telur, kemudian S.

Typhimurium dan S. Virchow  (Lawley et al, 2008).

Menurut Cox (2000), genus Salmonella  merupakan salah satu

family Enterobacteriaceae yang merupakan bakteri gram negative dan berbentuk batang dengan

ukuran (0.7 – 1.5 x 2-5 µm). Mikroba jenis ini termasuk dalam mikroba fakultatif anaerobic.

Menurut Jay (2000), jenis Salmonella yang dapat menginfeksi manusia adalah S. typhi, A.

paratyphi A, A. parathphi C. Kelompok ini merupakaan agen yang dapat menyebabkan demam

typhoid dan paratyphoid. Demam typhoid ini memiliki masa indkubasi yang panjang, sehingga

mampu menghasilkan suhu badan yang tinggi dan merupakan penyebab kematian tertinggi. S.

typhi dapat diisolasi dari darah, feses maupun urine dari seseorang yang menderita deman

enteric. Genus Salmonella merupakan anggota dari family  Enterobacteriaceae.

Salmonella termasuk dalam kelompok bakteri gram negatif yang berbentuk batang, tidak

berspora, motil (kecuali Salmonella Pullorum dan S. Gallinarum), memiliki flagela peritrikus,

bersifat anaerob fakultatif, tumbuh pada suhu antara 5- 45 °C, dengan suhu optimum 35-37°C.

Salmonella mampu tumbuh pada pH rendah dan umumnya sensitif pada kadar garam yang

meningkat. Salmonella membentuk rantai filamen yang panjang jika dibiakkan/ditumbuhkan

pada suhu ekstrim 4-8 °C atau 44 °C, serta pada pH 4.4 atau 9.4. Semua Salmonella merupakan

patogen intraselular fakultatif dan bersifat patogen, serta dapat menyerang makrofag, sel-sel

dendrit, dan epitel (Bhunia 2008). Menurut Bhunia (2008), Salmonella adalah bakteri yang

mudah tumbuh, bakteri ini dapat menyesuaikan dengan berbagai bentuk keadaan

lingkungan. Salmonella akan tetap tumbuh bahkan setelah didinginkan walau dalam kecepatan

yang lebih lambat (Meggitt 2003).

Page 10: Paper Salmonella Pada Feses

2.6 Penyakit yang ditimbulkan oleh Salmonella

Penyakit yang  disebabkan karena infeksi Salmonella disebut dengan Salmonellosis. Hal

ini dapat terjadi karena mengkonsumsi makan makanan yang tercemar oleh bakteri

tersebut.orang yang terinfeksi oleh bakteri ini biasanya akan mengalami sakit kepala, demam,

kejang perut, diare, mual, dan muntah. Gejala ini dapat timbul 6 – 72 jam setelah terjadinya

infeksi. Gejala penyakit ini biasanya akan berlanjut selama 4 – 7 hari. Menurut Dharmojono

(2001), beberapa penyakit yang dapat disebabkan karena adanya infeksi dari Salmonella adalah

sbeagai berikut :

Gastroenteritis

Penyakit ini bisa timbul dikarenakan infeksi Salmonella pada usus dan terjadi lebih dari

18 jam setelah bakteri pathogen tersebut masuk ke dalam host (inang). Ciri-ciri yang

ditimbulkan oleh penyakit ini adalah penderita akan mengalami demam, sakit kepala,

muntah, diare, terasa sakit pada abdomen (abdominal pain) selama 2-5 hari. Spesies yang

sering menjadi penyebab penyakit ini adalah S. typhimurium.

Septisemia

Penyakit akibat infeksi ini ditunjukkan dengan beberapa cirri-ciri seperti deman,

anoreksia, dan anemia. Infeksi ini dapat terjadi dalam waktu yang sangat lama.Jenis

spesies yang sering menyebabkan penyakit septisemia ini adalahS.cholera-suis.

Demam enteric

Demam enteric yang dapat terjadi dan sangat serius adalah demam tifoid.Jenis spesies

yang dapat menyebabkan demam ini adalah S. typhi. Namun, disisi lain, S. paratyphi juga

dapat menyebabkan demam ini namun resiko kematian akibat demam ini lebih rendah

dan tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan demam enteric yang diakibatkan

oleh S.typhi. Penyakit demam ini dapat ditunjukkan dengan beberapa cirri-ciri yaitu lesu,

anoreksia, menderita sakit kepala dan selanjutnya diikuti demam.

Penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella termasuk dalam golongan infeksi.Bakteri

patogen dapat menginfeksi korbannya melalui pangan yang dikonsumsi.Dalam hal ini, penyebab

sakitnya seseorang adalah akibat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh melalui konsumsi

pangan yang telah tercemar bakteri.Untuk menyebabkan penyakit, jumlah bakteri yang tertelan

harus memadai.Hal itu dinamakan dosis infeksi.Sakit yang diakibatkan oleh

Page 11: Paper Salmonella Pada Feses

bakteri Salmonella dinamakan salmonellosis.Cara penularan yang utama adalah dengan menelan

bakteri dalam pangan yang berasal dari pangan hewani yang terinfeksi. Pangan juga dapat

terkontaminasi oleh penjamah yanng terinfeksi, binatang peliharaan dan hama, atau melalui

kontaminasi silang akibat higiene yang buruk. Penularan dari satu orang ke orang lain juga dapat

terjadi selama infeksi Dharmojono (2001).

Page 12: Paper Salmonella Pada Feses

BAB III

METODE

Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Selasa, 21 April 2014

Waktu : 11.00 WITA

Tempat : Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan

3.1 Alat, Bahan dan Media / Reagen

3.1.1 Alat

1. Neraca analitik

2. Gelas beker

3. Spatel

4. Gelas ukur

5. Pengaduk kaca

6. Botol semprot

7. Erlenmeyer

8. Kompor listrik

9. Pipet ukur

10. Tabung reaksi dan rak tabung

11. Tabung durham

12. Api Bunsen

13. Autoclave

14. Ball pipet

15. Botol steril

16. Benang pulung

17. Inkubator

18. Ose

19. Jarum

20. Plate

Page 13: Paper Salmonella Pada Feses

3.1.2 Bahan

1. Sampel feses

2. Aluminium foil

3. Kapas berlemak

4. Label

3.1.3 Media / Reagen

1. MCA (Mac Conkey Agar)

2. SSA (Salmonella Shigella Agar)

3. SCB (Selenite Cystine Broth)

4. Aquadest

5. Alkohol 70%

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Pembuatan Media SCB (19 g/l)

1. Media SCB dibuat sebanyak 200 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa media

yang ditimbang yaitu :

191000

x200=3,8 g

2. Ditimbang 3,8 gram bubuk SCB OXOID CM0699 pada neraca analitik dengan

menggunakan gelas beker.

3. Dilarutkan dengan aquadest dan diaduk hingga homogen.

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya

mencapai 200 ml.

5. Lalu ditutup dengan aluminium foil.

6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik.

7. Dipipet dengan pipet ukur masing-masing sebanyak 10 ml kedalam 20 buah

tabung reaksi yang telah diisi label sebelumnya.

8. Ditutup dengan kapas lemak.

9. Media siap digunakan.

Page 14: Paper Salmonella Pada Feses

3.2.2 Pembuatan Media SSA (63 g/l)

1. Media SCB dibuat sebanyak 300 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa media

yang ditimbang yaitu :

631000

x300=18,9 g

2. Ditimbang 18,9 gram bubuk SSA OXOID CM0099 pada neraca analitik dengan

menggunakan gelas beker.

3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogen.

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya

mencapai 300 ml.

5. Lalu ditutup dengan aluminium foil.

6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik.

7. Dituang kedalam 20 palte sebanyak 15-20 ml (40-500C).

8. Media siap digunakan.

3.2.3 Pembuatan Media MCA (51,5 g/l)

1. Media SCB dibuat sebanyak 300 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa media

yang ditimbang yaitu :

51,51000

x300=15,3 g

2. Ditimbang 15,3 gram bubuk MCA OXOID CM0137 pada neraca analitik dengan

menggunakan gelas beker.

3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogen.

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya

mencapai 300 ml.

5. Lalu ditutup dengan aluminium foil.

6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik.

7. Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210 C selama 15 menit.

8. Dituang kedalam 20 palte sebanyak 15-20 ml (40-500C).

9. Media siap digunakan.

3.2.4 Penanaman biakan ( feses ) pada media SCB

1. Disiapkan sampel feses yang akan diperiksa.

Page 15: Paper Salmonella Pada Feses

2. Ose steril dicelupkan pada sampel feses 2 – 3 kali, kemudian dimasukkan pada

media SCB.

3. Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C selama 18-24 jam.

3.2.5 Penanaman biakan ke media MCA dan SSA

1. Disiapkan media MCA dan SSA yang sudah diberi label.

2. Dari tabung media SCB , diinokulasikan/digoreskan dengan ose steril ke media

MCA dan SSA dengan metode gores kuadran (4 kuadran).

3. Media yang telah digoreskan tersebut diinkubasi pada suhu 370C selama 18-24

jam.

3.2.6 Pengamatan pada media MCA dan SSA

Diamati koloni yang tumbuh pada media MCA dan SSA secara makroskopis,

dibandingkan dengan ciri-ciri koloni untuk bakteri Salmonella sp. pada media

MCA dan SSA.

Page 16: Paper Salmonella Pada Feses

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1.

a

b

c

Dilakukan pembuatan media SSA (a),

MCA (b) dan SCB (c).

2.

Penanaman biakan feses pada media

SCB dengan mencelupkan ose yang

telah dicelupkan pada sampel feses

sebanyak 2-3 kali. Media yang telah

terisi sampel feses tersebut diinkubasi

pada suhu 370C selama 24 jam.

Page 17: Paper Salmonella Pada Feses

3.

Penanaman biakan feses ke media

MCA dan SSA dilakukan dengan cara

mencelupkan ose steril, kemudian ose

digoreskan pada media MCA dan SSA

dengan metode kuadran. Kemudian

media diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam.

4.

Sampel Feses

Pada media SSA : koloni merah,

bentuk bulat, halus, elevasi timbul,

tepian licin, warna media tidak

berubah.

Pada media MCA : mempunyai ciri-

ciri yang sama dengan koloni pada

media SSA.

4.2 Pembahasan

Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang dimakan lalu

dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna. Tinja atau feses atau dalam bahasa kasarnya

disebut tahi adalah produk buangan saluran pencernaan hewan yang dikeluarkan melalui anus

atau kloaka. Pada manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada

individu dan kondisi) antara sekali tiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari.

Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas bakteri. Bakteri menghasilkan

senyawa seperti indole, skatole, dan thiol (senyawa yang mengandung belerang), dan juga

gas hydrogen sulfide. Bakteri yang umumnya ada pada feses adalah bakteri Eschericia colli

yang merupakan flora normal dalam usus manusia, yang membantu proses pembusukan

makanan dalam metabolisme pencernaan di usus.

Page 18: Paper Salmonella Pada Feses

Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama

dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit. Meskipun saat ini

telah berkembang berbagai pemeriksaan laboratorium modern, dalam beberapa kasus

pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan lain.

Pemeriksaan feses dapat dilakukan secara mikroskopis, makroskopis, kimia, dan

bakteriologis. Salah satu contoh kegunaan pemeriksaan feses adalah untuk membantu

menegakkan diagnosis demam tipoid, bila ditemukan bakteri Salmonella sp. dalam biakan

feses. Maka, tujuan dari praktikum kami kali ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

cemaran bakteri Salmonella dan Shigella sp. pada sampel feses dengan pemeriksaan secara

bakteriologis.

4.2.1 Preparasi Sampel

Sebelum melakukan pengujian, perlu dilakukan berbagai tahap persiapan

sampel dan alat yang akan digunakan. Dalam pemeriksaan bakteriologi alat-alat yang

digunakan sebaiknya telah berada dalam kondisi steril agar tidak terjadi kontaminasi yang

justru akan menyebabkan hasil yang tidak sesuai atau tidak menggambarkan kondisi yang

sesungguhnya dari sampel yang diuji.

a. Pembuatan Media

Media yang digunakan dalam uji Salmonella sp. ini antara lain; Media

Selenite Cystine Broth (SCB), Media Mac Conkey Agar (MCA), dan

Media Salmonella dan Shigella Agar (SSA).

Media Selenite Cystine Broth (SCB) merupakan media cair yang

digunakan sebagai media pemupuk untuk memperbanyak dan

menggemukkan kuman atau bakteri dalam sampel.

Media Mac Conkey Agar (MCA), dan Media Salmonella dan Shigella

Agar (SSA) merupakan media padat atau agar selektif differensial yang

nantinya digunakan untuk menumbuhkan kuman yang ada dalam sampel.

kuman atau bakteri yang dapat tumbuh di media ini-pun hanya kuman atau

bakteri tertentu saja yaitu bakteri golongan Enterobacteriaceae. Pada

media-media inilah kita dapat mengamati cirri-ciri dan morfologi masing-

masing bakteri yang tumbuh.

b. Preparasi Sampel

Page 19: Paper Salmonella Pada Feses

Umumnya, di setiap awal uji, selalu ada preparasi sampel tujuannya

untuk menghomogenkan sampel, untuk memisahkan agar bakteri terlepas

dari sampel atau zat lain yang mengikatnya sehingga di dapat jumlah dan

bakteri yang sesuai. Sampel padat dapat di hancurkan terlebih dahulu

dengan mortar dan pestle, sedangkan sampel cair dan feses dapat langsung

digunakan.

4.2.2 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengolahan Sampel

1. Penggunaan media pada pemeriksaan ini harus dipastikan dalam keadaan yang

steril karena akan sangat berpengaruh pada hasil pengamatan dimana dapat

menghambat pertumbuhan bakteri yang dikehendaki.

2. Teknik aseptis harus diperhatikan dalam semua proses untuk menekan terjadinya

kontaminasi pada sampel yang diinokulasikan.

4.2.3 Pengerjaan dan Hasil

a. Penanaman Pada Media Pemupuk

Pengejaan awal dengan menanamkan kuman atau bakteri dalam sampel

feses ke dalam media pemupuk Selenite Cystine Broth (SCB). Dengan

menggunakan ose, sampel diambil dan di celupkan ke dalam Selenite Cystine

Broth (SCB) sejumlah 1-2 ose. Pengerjaan inokulasi sampel harus dilakukan di

dekat api Bunsen, agar sampel dan media selalu dalam keadaan steril sehingga

dapat diperoleh hasil yang valid nantinya. Tabung kemudian digoyang-

goyangkan agar sampel feses menyebar rata keseluruh bagian media. Media

kemudian diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam. Inkubasi dilakukan untuk

memberikan waktu bagi bakteri untuk tumbuh berkembang serta melakukan

aktivitas metabolisme.

b. Isolasi Pada Media Selektif

Setelah diinkubasi 24 jam, Selenite Cystine Broth (SCB) dikeluarkan dari

incubator, dan siap di isolasi pada media selektif Mac Conkey Agar (MCA), dan

Salmonella dan Shigella Agar (SSA). Isolasi adalah mengambil mikroorganisme

yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu Isolasi pada agar cawan,

Isolasi pada medium cair, dan Isolasi pada sel tunggal (dengan cara penggoresan

atau penaburan).

Page 20: Paper Salmonella Pada Feses

Pada praktikum ini kami menggunakan cara isolasi bakteri metode isolasi sel

tunggal dengan penggoresan. Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk

menghasilkan koloni-koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel

yang pekat. Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dengan latihan.

Pengoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.

Dari tabung SCB, diambil 1 ose dan digoreskan ke dalam media Mac

Conkey Agar (MCA), dan Salmonella dan Shigella Agar (SSA) lalu di inkubasi

selama 24-48 jam pada suhu 37C. Dari empat teknik goresan yang ada, yaitu

Goresan T, Goresan Kuadran, Goresan Radian, dan Goresan Sinambung, kami

memilih penggoresan metode kuadran dimana penggoresan ini terbagi menjadi 4

kuadran. Kuadran pertama goresan diisi penuh atau rapat. Kuadran kedua sedikit

renggang, kuadran ketiga lebih renggang dan terkahir kuadran ke-empat sangat

renggan. Hal ini dilakukan dengan saling meneruskan goresan dari tahap 1 hingga

4. Tujuan goresan yang berbeda kerapatannya agar pada kuadran 4 nantinya di

dapat koloni bakteri tunggal dan memudahkan apabila akan di pindahkan lagi ke

media gula-gula, selainkan memudahkan dalam identifikasi dan pembuatan

preparat.

c. Pembacaan Hasil

Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C hasil yang menunjukkan

adanya bakteri Salmonella pada media Mac Conkey Agar (MCA), koloni tidak

berwarna, jernih keping, sedang, bulat, dan smooth. Sedangkan pada media

Salmonella dan Shigella Agar (SSA), koloni tidak berwarna, kecil-kecil, keeping,

smooth, dan bulat.

Dari hasil praktikum ini, didapat hasil isolasi bakteri sebagai berikut;

Pada Media Mac Conkey Agar (MCA)

Warna : koloni berwarna merah, sedangkan media tidak berubah tetap

berwarna merah.

Ukuran : ukuran koloni sedang.

Bentuk : bentuk koloni bulat, keeping, smooth, dengan elevasi timbul, dan

tepian yang nyata dan licin.

Bau : tidak berbau.

Interpretasi : Positif Enterobacteriacea

Page 21: Paper Salmonella Pada Feses

Negatif Salmonella-Shigella

Pada Media Salmonella dan Shigella Agar (SSA)

Warna : koloni berwarna merah, sedangkan media pada bagian tepinya

berubah warna menjadi kuning bening.

Ukuran : ukuran koloni kecil.

Bentuk : bentuk koloni bulat, keeping, smooth, dengan elevasi timbul, dan

tepian yang nyata dan licin.

Bau : tidak berbau.

Interpretasi : Positif Enterobacteriacea

Negatif Salmonella-Shigella

Data diatas diperoleh setelah inkubasi media MCA dan SSA selama kurang

dari 24 jam. Kedua media agar tersebut member hasil positif terdapat bakteri dari

golongan Enterobacteriacea yang merupakan bakteri Escherichia colli dengan

berdasarkan warna koloni yang terbentuk yaitu merah. Sedangkan pada media SSA, koloni

berwarna merah yang dicurigai E.colli namun warna media di bagian tepi berubah menjadi

kuning bening yang diduga apabila inkubasi sempurna dimungkinkan warna koloni dan

sebagian media juga akan berubaha menjadi kuning, karena saat pembacaan media belum

dalam waktu inkubasi yang sempurna (belum memenuhi syarat pembacaan), hal ini

dikarenakan keterbatasan waktu praktikum. Koloni E.colli yang terdapat dalam kultur

merupakan hal yang wajar, karena bakteri ini merupakan flora normal dalam pencernaan

manusia.

Dan dari hasil diatas, diketahui bahwa dalam sampel feses pasien bernama Luh

De Trisna Dewi (19th) positif terdapat bakteri dari golongan Enterobacteriaceae.

Sedangkan untuk hasil Salmonella-Shigella dinyatakan negatif.

Page 22: Paper Salmonella Pada Feses

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pemeriksaan Salmonelaa yang telah dilakukan pada sampel feses maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah

lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit.

Pemeriksaan feses dapat dilakukan secara mikroskopis, makroskopis, kimia,

dan bakteriologis. Salah satu contoh kegunaan pemeriksaan feses adalah untuk

membantu menegakkan diagnosis demam tipoid, bila ditemukan bakteri

Salmonella sp. dalam biakan feses.

2. Hasil identifikasi salmonella sp. pada sampel feses yaitu sebagai berikut :

a. Media Mac Conkey Agar (MCA)

Interpretasi : Positif Enterobacteriacea dan Negatif Salmonella-Shigella

b. Media Salmonella dan Shigella Agar (SSA)

Interpretasi : Positif Enterobacteriacea

Negatif Salmonella-Shigella

5.2 Saran

Oleh karena bakteri Salmonella sp. dapat menginfeksi manusia melalui air dan

makanan, serta lalat yang hinggap pada makanan yang tercemar. Akibat yang

ditimbulkan adalah peradangan pada saluran pencenaan sampai rusaknya dinding

usus. Salmonella sp. Dan dapat menimbulkan gejala penyakit, yaitu : adanya diare

dan konstipasi, adanya icterus, adanya gangguan pencernaan, adanya lendir dalam

tinja, kecurigaan penyakit gastrointestinal, dan adanya darah dalam tinja. Agar

terhindar dari gejala penyakit tersebut, maka harus menjaga higiniesnitas makanan

Page 23: Paper Salmonella Pada Feses

atau minuman yang akan dikonsumsi dan tentu saja harus mencuci tangan sebelum

makan.

DAFTAR PUSTAKA

Bhunia A. 2008. Foodborne Microbial Pathogens. New York: Springer

Chayatin Nurul Ns dan Wahit Iqbal Mubarak. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

EGC

Dharmojono. 2001. Lima belas Penyakit Menular dari Binatang ke Manusia. Milenia

Populer. Jakarta.

Dinas Kesehatan Padang. 2008. Hasil pemeriksaan sampel makanan penyebab keracunan

makanan pada karyawan setelah mengkonsumsi nasi bungkus karena Staphylococcus

aureus. Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

Jay, J.M. 2000.Modern Food Microbiology 6th.Ed. Aspen Publisher, Inc. Maryland.

Lawley, R., Curtis, L., & Davis, J., 2008. The Food Safety Hazard Guidebook.Royal Society

of Chemistry. London. UK

Meggitt, C., 2003. Food Hygiene and Safety.Heinemann Educational Publishers. Oxford.

Uliyah Musrifatul dan A.Aziz Alimatul Hidayat. 2008. Praktikum Keterampilan Dasar

Praktek Klinik. Jakarta : Salemba Medika

Page 24: Paper Salmonella Pada Feses