Resume Paper Kelompok Lukman Fahry, Nicko Satya, Bachtiar, Andreza, Kevin Prima
Paper Kelompok 4
-
Upload
tinny-sumardi -
Category
Documents
-
view
151 -
download
13
Transcript of Paper Kelompok 4
TUGAS TOKSIKOLOGI HASIL PERIKANAN
Anggota kelompok 4 :
MUNADLIROH K2F 009 092
A. SOFIE THARIQ K2F 009 093
ADITYA N. K2F 009 094
RANTO MULYA K2F 009 095
ARSYADIN A. K2F 009 096
ABDUL MAJID K2F 009 097
CANCER RIZKY T. K2F 009 098
FERIKA K. K2F 009 099
KARTIKA ANJAR K2F 099 100
AGUS TRI SETYO K2F 099 101
RONY WIDIANTORO K2F 099 102
ARDILA TRI M. 26030110130106
CHOIRUL ANAM 26030110141010
FERNANDO 260301101410009
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
TUGAS TOKSIKOLOGI HASIL PERIKANAN
Pada lautan didunia terdapat berbagai jenis ikan beracun. Zat racun yang mereka
hasilkan biasanya bukan bertujuan untuk mengancam manusia, tapi untuk mempertahankan
diri terhadap predator yang lebih besar.Kelenjar beracun merupakan modifikasi kelenjar
yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun berfungsi sebagai mempertahankan diri, untuk
menyerang danmencari makanan. Bahkan kelenjar beracun pada ikan dapat mematikan
manusia seperti racun ikan lepu tembaga (Synanceja horrida). Ikan-ikan yang sistem
integumennya mengandung kelenjar racun antaralain ikan-ikan yang hidup di sekitar
karang. Kelenjar racun umumnya dikeluarkan melalui jari-jari keras sirip punggung (dorsal
fin) dan dada (fectoral fin) atau sering disebut patil seperti pada ikan sembilang (Plotosus
canius), ikan lele (Clarias batrachus). Pada sirip ekor ikan pari (Dasyatis sp.) terdapat duri
tersusun dari bahan yang disebut yasodentine dan sepanjang kedua sisi duri tersebut terdapat
gerigi yang bengkok ke dalam (Djadja, 1980).
Contoh-contoh ikan berbisa yang dapat membahayakan manusia :
1. Ikan Pari (Dasyatis sephen)
2. Ikan Batu (Synanceia verrucosa)
3. Ikan Salendar cicit (Siganus valpinus)
4. Ular Laut (Pelamis platurus)
5. Ikan Lingkis (Siganus canaliculatus)
1. Ikan Pari (Dasyatis sephen)
(Sumber : http://biologikini.wordpress.com)
Klasifikasi Ikan Pari
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Elasmobranchii
Ordo : Batoidei
Family : Trygonidae
Genus : Dasyatis
Spesies : Dasyatis sephen
Morfologi Ikan Pari (Dasyatis sephen)
Sifat biologis ikan pari
Pada musim kawin, sejumlah ikan pari akan berkumpul untuk mencari pasangan
kawin. Beberapa manta jantan bisa saling bersaing untuk mendapatkan ikan pari
betina pasangannya. Ikan pari jantan yang berhasil mendapatkan ikan pari betina akan
berpegangan pada sirip pasangannya menggunakan giginya dan merapatkan perutnya,
lalu memulai perkawinan dengan cara memasukkan alat kelaminnya ke dalam lubang
kelamin betina. Perkawinan berlangsung selama kurang lebih 90 detik. Ikan pari
adalah ovovivipar di mana telur menetas saat masih berada di dalam tubuh induknya.
Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang disebut clasper yang terletak
di pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya memijah secara melahirkan anak (vivipar)
dengan jumlah anak antara 5-6 ekor (Djamali, 1994).
Ciri-ciri yang dimiliki ikan pari
a. Hidup di dasar laut
b. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid (sekelompok ikan bertulang rawan yang
mempunyai ekor seperti cambuk)
c. Memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala
d. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan
bergabung dengan kepala
e. Bagian tubuh sangat pipih
f. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies, dengan sebuah atau lebih duri
tajam di bagian ventral dan dorsal
Letak racun dan Bentuk tubuh ikan pari
Ikan pari memiliki racun yang terletak pada bagian ekor. Ikan pari mempunyai
bentuk tubuh gepeng melebar (depressed), sepasang sirip dada (pectoral fins) melebar
dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak
bawahnya terlihat bundar atau oval. Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi
duri penyengat sehingga disebut sting-rays. Mata ikan pari umumnya terletak di
bagian samping kepala. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal dan umumnya
bersifat predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill slits)
yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian bawah
(ventral).Ukuran ikan pari dewasa bervariasi dari ukuran yang relatif kecil, yaitu lebar
5 cm dengan panjang 10 cm sampai berukuran sangat besar yaitu lebar 610 cm
dengan panjang 700 cm (Sukiya, 2003).
Mekanisme cara pengeluaran bisa atau masuknya bisa ke dalam tubuh manusia
Ikan pari biasanya menyerang bila merasa terganggu, biasanya mereka terinjak
oleh kita dan ikan pari akan menusukan ekornya yang mengandung duri ke kaki
manusia. Ikan tersebut kadang mengubur dirinya dalam pasir laut yang digenangi air
yang dangkal. Tusukan oleh ikan pari menyebabkan luka tusukan dan deposit venom.
Bagian dari duri, organisme laut dan lendir yang beracun bisa menempel pada daerah
luka sehingga bisa menyebabkan infeksi. Salah satu jenis ikan pari yang berbisa
ialah blue dot stingray (Renindra, 1992).
Dampak racun ikan pari pada manusia
Rasa nyeri yang disebabkan oleh racun ikan pari sangatlah cepat dan hebat.
Pembengkakan juga terjadi sangat cepat. Racun yang terserap oleh tubuh dapat
menimbulkan efek sistemik, seperti pingsan, kelelahan, palpitasi, hipotensi, dan
gangguan irama jantung. Kematian sangat jarang, kecuali bila organ vital seperti
jantung terkena tusukan langsung seperti yang terjadi pada Steve Irwin, seorang ahli
reptile dari Australia yang meninggal karena tusukan stingray pada daerah dadanya.
Cara penanganan
Penanganan pertama pada kejadian ini bisa dilakukan dengan merendam luka
tusukan dengan air panas sekitar 45oC dan penyuntikan anastesi lokal bila di perlukan.
Luka harus dibersihkan untuk menghilangkan benda asing atau racun. Antibiotik lokal
atau oral (seperti Doksisiklin) harus diberikan untuk mencegah luka terinfeksi.
2. Ikan Batu (Synanceia verrucosa)
(Sumber: http://myfish-ku.blogspot.com)
Klasifikasi Ikan Batu
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Actinopterygii
Ordo : Scorpaeniformes
Family : Synanceiidae
Genus : Synanceia
Spesies : Synanceia verrucosa
Morfologi Ikan Batu (Synanceia verrucosa)
Sifat biologis ikan batu
Ikan batu (Synanceia verrucosa), adalah ikan karnivora yang memiliki duri-duri
beracun di punggungnya, tinggal di dasar terumbu karang, berkamuflase sebagai batu.
Ikan ini merupakan ikan paling beracun di dunia, sangat berbahaya bahkan bisa
mematikan manusia (Sukiya, 2003).
Ciri-ciri yang dimiliki ikan batu
Ikan batu ini memiliki panjang 30-40 cm, terdapat di sepanjang dekat pantai
lautan Indo-Pacific. Ikan ini tergolong ikan yang pasif. Ikan batu biasanya memiliki
warna seperti batu yang ada di laut. Ikan batu memiliki racun yang terletak pada
bagian sirip punggung dan sirip dada yang dilengkapi dengan duri-duri. Bentuk tubuh
dari ikan batu yaitu mirip seperti batu atau karang yang ada dilaut (Sukiya, 2003).
Mekanisme cara pengeluaran bisa atau masuknya bisa ke dalam tubuh manusia
Apabila manusia menginjak ikan batu yang mirip batu karang ini, maka kaki
akan terkena sengatan dan kemasukan racun yang berasal dari duri-durinya. Kejadian
sengatan racun dari ikan batu ini tidak saja terjadi di dalam air laut, namun dapat
terjadi dipantai, karena ikan batu bisa bertahan hidup selama 24 jam didaratan. Sering
kali orang tak mudah melihat ikan batu ini, karena bentuknya yang mirip seperti batu
atau karang (berkamuflase).
Dampak racun ikan batu pada manusia dan cara penanganan dampak racun
Ikan yang menyamar dengan koral atau lingkungan sekitarnya dapat
menyuntikan bisa melalui tulang belakangnya yang keras sehingga menembus kulit
korban. Gejalanya merupakan rasa nyeri yang hebat dengan adanya peradangan pada
jaringan yang berdekatan, dan kadang kadang bisa terjadi gejala yang lebih hebat
berupa shock, gangguan pernafasan, dan koma (Romalia, 1995).
Adapun cara penanganan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak
racun ikan batu yaitu dengan memasang ligatur lebar dan rasa sakit dikurangi dengan
menyuntikan anestetikum lokal pada kulit di sekitar luka. Bila tidak ada, dapat
dilakukan dengan cara merendam anggota tubuh yang terluka dengan air
panas (45 0C) selama 30 menit untuk mengurangi rasa sakit dan meringankan gejala
dengan menghancurkan racun.
3. Ikan Salendar cicit (Siganus valpinus)
(Sumber : http://ikanhias.blogspot.com)
Klasifikasi Ikan Salendar cicit
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Family : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : Siganus valpinus
Morfologi Ikan Salendar cicit (Siganus valpinus)
Sifat biologis ikan salendar cicit
Ikan salendar cicit pada habitat aslinya bereproduksi dengan cara bertelur. Pada
aquarium ikan ini terlihat aktif berenang di tempat terbuka dan meliuk menelusuri
lubang karang. Sikap agresif terhadap jenisnya sendiri tetapi sangat ramah dengan
ikan-ikan lain. Pada habitat aslinya ikan ini memakan bermacam-macam makanan
hidup seperti jentik-jentik nyamuk, cacing sutera, ganggang dan daun selada.
Ciri-ciri yang dimiliki oleh ikan salendar cicit
Warna badan ikan salendar bagian belakang kuning cerah dengan dilengkapi
sirip ekor dan sirip anus. Sedang bagian kepalanya belang hitam dan putih yang
mengesankan ikan ini mempergunakan topeng pada kepalanya. Mulut ikan salendar
agak runcing berbentuk tabung. Ragam warnanya dapat menyamarkan bentuk sejati
ikan ini (Djamali, 1994).
Letak racun dan bentuk ikan salendar cicit
Ikan salendar cicit memiliki racun pada tubuhnya yang terletak pada sirip
punggung dan sirip duburnya yang terdapat duri beracun. Ikan salendar cicit ini
memiliki tubuh agak besar dan berbentuk pipih tetapi terlihat lonjong apabila dilihat
dari samping.
Mekanisme cara pengeluaran bisa atau masuknya bisa ke dalam tubuh manusia
Ikan salendar cicit ketika merasa terganggu pada ujung sirip punggung ikan
akan berkembang menghadap ke arah penyerang dengan duri-duri yang mempunyai
kelenjar beracun akan membuat luka yang menyakitkan pada
manusia (Djamali, 1994).
Dampak racun ikan batu pada manusia dan cara penanganan dampak racun
Dampak yang ditimbulkan dari racun ikan salendar cicit yaitu berupa luka pedih
apabila terkena sirip punggung dan sirip duburnya dengan duri beracun.
Cara mengatasi dampak racun yang ditimbulkan ikan batu ini yaitu dengan cara
merendam bagian yang terkena duri yang mengandung racun dengan air hangat (suhu
450 C). Lama perendaman adalah 30 sampai 90 menit. Bila masih terasa sakit maka
perendaman ini dapat diulang kembali.
4. Ular Laut (Pelamis platurus)
(Sumber: http://id.ixarticle.com)
Klasifikasi Ular Laut
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Serpentes
Family : Elapidae
Genus : Pelamis
Spesies : Pelamis platurus
Morfologi Ular Laut (Pelamis platurus)
Sifat biologis ular laut
Meskipun banyak cara yang digunakan oleh ular laut untuk membuahi tetapi
utama di antara mereka adalah fertilizations internal. Hal ini dilakukan dengan
berpasangan, yaitu dengan cara hemipenis bercabang, yang disimpan, dan dipelihara
di bagian ekor jantan. Sebagian besar spesies ular bertelur, tetapi sebagian besar ular
meninggalkan telur setelah mereka bertelur. Namun, banyak dari mereka yang tinggal
atau berjaga-jaga di sekitar telur yang telah menetas untuk melestarikan dan
melindungi telur dari predator yang sama. Sebagian besar makanan ular laut termasuk
ikan, khususnya belut. Makanan ular laut kebanyakan mengandalkan udang dan ikan
dari berbagai dimensi, bahkan telurnya sendiri untuk bertahan hidup (Rosman, 2003).
Ciri-ciri yang dimiliki oleh ular laut
Ular laut memiliki ekor seperti dayung dan banyak memiliki tubuh melintang
padat yang terlihat jelas didalam laut. Tidak seperti ikan dan hewan laut lainnya, ular
laut tidak memiliki insang. Ular laut memiliki sifat yang lembut tetapi dapat juga
agresif untuk menggigit ketika dalam keadaan terancam.
Letak racun dan bentuk ular laut
Ular laut memiliki racun yang terdapat pada tubuhnya yaitu yang terletak pada
bagian gigi taring. Ular laut memiliki racun paling berbisa karena hanya satu tetes
yang sama akan cukup untuk membunuh tiga orang. Bentuk yang dimiliki oleh ular
laut kebanyakan kecil memanjang dengan garis-garis yang terdapat pada tubuhnya.
Mekanisme cara pengeluaran bisa atau masuknya bisa ke dalam tubuh manusia
Serangan dari ular laut sesungguhnya jarang terjadi. Sesuai sifat hewan ini, pada
umumnya ular laut tidak akan menyerang jika mereka tidak merasa terganggu atau
terprovokasi. Apabila ular laut merasa terganggu akan menggigit dan mengalirkan
racun yang terdapat pada gigi ular tersebut. Bisa ular laut sangat kuat karena memiliki
kekuatan 30 kali bisa ular cobra (bahkan ada ular laut yang kekuatan bisanya
mencapai 700 kali ular cobra). Meskipun memiliki racun sangat kuat, ular laut jarang
menggigit manusia dikarenakan mulutnya yang sangat kecil dibandingkan dengan
jenis ular lainnya. Biasanya manusia akan tergigit ular laut didaerah ujung jari. Ular
ini tidak dapat menggigit manusia di lengan, kaki, atau bagian tubuh lainnya karena
mulutnya yang kecil tersebut (Rosman, 2003).
Dampak racun ular laut pada manusia
Dampak yang disebabkan apabila digigit oleh ular laut, akan mengalami gejala
berupa kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontraksi otot yang disertai
kelemahan. Gejala-gejala pada orang yang terkena gigitan ular laut dapat muncul
dalam satu menit sampai 8 jam setelah gigitan. Kelumpuhan otot bisa menjalar ke
badan dan mengakibatkan kesukaran bernafas, akibatnya korban sering panik dan
bertindak kurang wajar. Reaksi yang lebih parah juga termasuk kelumpuhan, kelopak
mata terkulai, kejang mulut, bibir dan lidah biru bahkan dapat menyebabkan
kematian.
Cara penanganan dampak racun ular laut
Cara untuk mengatasi racun yang ditimbulkan oleh ular laut yaitu dengan cara
memasang ligatur lebar atau balutan diantara tubuh dengan luka gigitan, dan
keluarkan bisa dari luka. Penyayatan luka agar terjadi pendarahan juga dianjurkan.
Korban diminta untuk tenang dan diistirahatkan, mungkin juga diperlukan nafas
mulut ke mulut. Anti bisa dapat diberikan sesuai dengan petunjuk dokter.
5. Ikan Lingkis (Siganus canaliculatus)
(Sumber: http://asteroo.blogspot.com)
Klasifikasi Ikan Lingkis
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Acanthuroidei
Family : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : Siganus canaliculatus
Morfologi Ikan Lingkis
Sifat biologis ikan lingkis
Ikan lingkis biasa hidup berpasang-pasangan tetapi terkadang bergerombol. Ikan
ini biasa hidup dibawah terumbu karang. Reproduksi induk jantan mulai matang
kelamin pada ukuran panjang 27-38 cm, sedangkan ikan-ikan betina telah matang
kelamin pada ukuran 22 cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami induk
ikan lingkis dapat terjadi di lingkungan bak dengan lingkungan air laut dengan
salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 0C (Rahardjo, 1980).
Ciri-ciri yang dimiliki oleh ikan lingkis
Ukuran ikan lingkis yaitu 20-45cm dengan tubuh ditutupi sisik halus. Jumlah
duri sirip punggung yaitu 13, jumlah duri lunak sirip punggung yaitu 10, jumlah duri
sirip dubur yaitu 7. Badan berwarna keperakan di bagian punggung, putih pada bagian
perut dan dada. Ikan ini memiliki warna yang bervariasi pada punggung terdapat
bintik-bintik putih, coklat, kelabu atau keemasan. Makanan ikan lingkis yaitu rumput
laut dan algae.
Letak racun dan bentuk tubuh ikan lingkis
Ikan lingkis mempunyai racun yang terletak pada bagian sirip yang terdapat
pada tubuhnya. Bentuk ikan lingkis yaitu membujur dan memipih, dilindungi oleh
sisik-sisik yang kecil dengan duri-duri sirip yang tajam.
Mekanisme cara pengeluaran bisa atau masuknya bisa ke dalam tubuh manusia
Ikan lingkis biasanya menyerang bila merasa terganggu, dengan cara
menusukkan siripnya yang mengandung racun (Rahardjo, 1980).
Dampak dan cara penanganan racun yang disebabkan oleh ikan lingkis
Tusukan oleh ikan lingkis ini dapat menyebabkan rasa perih apabila terkena
siripnya. Cara mengatasi dampak racun ikan ini yaitu dengan cara merendam bagian
yang terkena duri yang mengandung racun dengan air hangat (suhu 450 C). Lama
perendaman adalah 30 sampai 90 menit. Bila masih terasa sakit maka perendaman ini
dapat diulang kembali. Apabila luka menjadi besar, dapat diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Djadja Subardjo Sjafei, dkk. 1989. Iktiologi. Fakultas Perikanan Jurusan ManajemenSumberdaya Perairan. IPB. Bogor.
Djamali, F. 1994. Pengetahuan Berbagai Jenis Ikan Beracun. IPB. Bogor.
Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan. IPB. Bogor.
Renindra, T. 1992. Spesifikasi Jenis Ikan Hias Untuk Dipelihara. PT. Gramedia. Jakarta.
Romalia, S.G. 1995. Pengenalan Nama-nama Ikan Beracun Yang Dapat Dikonsumsi. USU. Surakarta.
Rosman, A. 2003. Mengenal Jenis Ular Berbisa. USM. Semarang.
Sukiya, H. 2003. Identifikasi Bermacam-Macam Jenis Ikan. Universitas Negri Makassar. Makassar.
http://biologikini.wordpress.com)
http://myfish-ku.blogspot.com)
http://ikanhias.blogspot.com)
http://id.ixarticle.com)
http://asteroo.blogspot.com)