Paper Liquid Hydrogen - Kelompok 4 Fixed

download Paper Liquid Hydrogen - Kelompok 4 Fixed

of 40

description

kriogenik

Transcript of Paper Liquid Hydrogen - Kelompok 4 Fixed

  • Paper Teknologi Kriogenik

    Pencairan Gas Hidrogen

    Kelompok 4

    Aditya Kristianto / 1206249681

    Gabriella Putri N / 1206239983

    Julius Ferdinand T / 1206254731

    Laras Novitasari / 1106070930

    Muhammad Perdana / 1406582846

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2014

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-

    Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Paper mengenai pencairan gas hidrogen

    ini dibuat sebagai salah satu bentuk tugas akhir untuk mata kuliah Teknologi Kriogenik.

    Tugas ini pun tidak akan terealisasi tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

    penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Dr. Ir. Nelson Saksono, M.T., selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknologi Kriogenik

    yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan dan nasehat dalam

    penyusunan paper ini

    2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan semangat

    kepada penulis.

    3. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung

    selama proses penyelesaian paper ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Ada pepatah yang mengatakan bahwa Tiada gading yang tak retak. Penulis-pun juga menyadari

    bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan paper ini. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf

    apabila terjadi kesalahan teknis maupun non teknis di dalam paper ini. Kritik dan saran yang membangun

    sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada penulisan berikutnya.

    Akhir kata, penulis berharap agar paper menenai pencairan hidrogen ini dapat menjadi sumber

    referensi di bidang Teknik Kimia yang bermanfaat bagi banyak pihak.

    Terima kasih.

    Depok, 22 Desember 2014

    Penulis

  • 3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 3

    ABSTRAKSI ........................................................................................................................................... 4

    BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5

    BAB II : PROSES PENCAIRAN ........................................................................................................... 7

    BAB III : PERALATAN UTAMA PROSES ........................................................................................ 18

    BAB IV : INSTRUMENTASI ............................................................................................................... 22

    BAB V : KESELAMATAN, PENANGANAN DAN PENYIMPANAN ........................................... 29

    BAB VI : TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI ................................................................................ 36

    BAB VII : KESIMPULAN .................................................................................................................... 39

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 40

  • 4

    ABSTRAK

    Paper ini membahas mengenai proses pencairan gas hidrogen yang melibatkan siklus pencairan hidrogen

    tekanan tinggi dan rendah, dengan tahap awal purifikasi hidrogen, dilanjutkan dengan aliran resirkulasi

    hidrogen dan sirkulasi aliran pendingin nitrogen cair, sampai diperoleh hidrogen cair. Teknologi terbaru

    menggunakan katalis juga dibahas dalam paper ini. Peralatan utama proses yang digunakan adalah

    centrifugal hydride guided rotor compressor, plate-fin heat exchanger, Joule-Thomson Valve, dan

    Expansion Turbine (Expander). Instrumentasi yang digunakan adalah fibre-optic detector untuk level,

    termophile untuk temperatur, turbine-flow meter untuk laju alir, dan bellows untuk tekanan. Untuk

    keselamatan, penanganan, dan penyimpangan liquid-hydrogen, dibahas mengenai hazard yaitu

    kecenderungan bocor, rapuh, terbakar, dan timbul ledakan, safety yaitu ventilasi, alarm, dan pertolongan

    darurat, storage yaitu untuk gas dan liquid, handling yaitu component control, dan silinder hidrogen.

    Untuk transportasi dan distribusi liquid-hydrogen, menggunakan trailer truck untuk jarak jauh, dan akan

    dikembangkan stasiun pengisian hidrogen di masa yang akan datang seiring perkembangan kendaraan

    hidrogen.

    Kata kunci : liquid-hydrogen, purifikasi, pencairan, katalis, compressor, heat-exchanger, JT valve, fibre-

    optic, termophile, turbile-flow meter, bellows, hazard, safety, storage, handling, distribusi,

  • 5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hidrogen adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan merupakan gas

    yang mudah meledak namun tidak beracun. Hidrogen adalah gas paling ringan di antara gas lainnya.

    Hidrogen mempunyai dua isomer, yaitu orto-hidrogen dan para-hidrogen. Sebagai suatu gas, hidrogen

    terdiri dari campuran 75% orto-hidrogen dan 25% para-hidrogen pada temperatur ruang. Tabel 1

    menunjukkan karakteristik fisik dari pada hidrogen.

    Tabel 1. Karakteristik fisik hidrogen

    Hidrogen mempunyai banyak karakteristik yang secara signifikan berbeda dari bahan bakar gas pada

    umumnya seperti natural gas dan liquefied petroleum gases. Oleh karena itu, akan ada hazard yang timbul

    ketika terjadi proses transportasi dan juga penyimpanan. Selain itu, desain, konstruksi, dan fasilitas operasi

    dan handilng juga memiliki perbedaan. Berikut adalah Tabel 2 yang menunjukan perbedaan karakteristik

    dari gas hidrogen sebagai bahan bakar dan juga natural gas serta liquefied petroleum gas.

  • 6

    Tabel 2. Perbandingan Karakteristik

  • 7

    BAB II

    PROSES PENCAIRAN

    Saat ini, proses pencairan hidrogen memiliki perkembangan yang pesat. Hal ini dikarenakan

    kegunaan hidrogen yang luas membuat permintaan hidrogen semakin meningkat sehingga dibutuhkan

    proses pencairan yang dapat menghasilkan hidrogen dalam skala besar. Salah satu kegunaannya adalah

    penggunaan hidrogen cair pada bahan bakar roket. Pencairan untuk mendapatkan hidrogen murni dalam

    skala kecil telah dikembangkan melalui beberapa penelitian supaya hasil penelitian tersebut dapat

    digunakan pada produksi yang berskala besar.

    Proses pencairan gas untuk mendapatkan hidrogen cair menggunakan prinsip dasar kriogenik, yang

    dimana suhu operasinya berada dibawah 0. Produksi hidrogen cair terdiri dari beberapa proses yang

    dikombinasikan supaya dapat meningkatkan efisiensi proses.Selain itu, pencairan hidrogen juga terdiri

    dari dua sistem pencairan. Kedua sistem pencairan tersebut berasal dari dua aliran yang berbeda

    diantaranya adalah aliran awal yang belum melalui proses likuifaksi dan resirkulasi aliran hidrogen yang

    tidak ikut mencair.

    Zat pendingin yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran yang akan dicairkan yaitu berasal dari

    nitrogen cair. Penggunaan nitrogen cair disirkulasikan secara tertutup pada sistem proses pencairan

    hidrogen. Sementara itu, proses pencairan hidrogen terbagi menjadi dua jenis proses berdasarkan tekanan

    operasi yang digunakan. Kedua jenis proses tersebut adalah proses pencairan tekanan tinggi dan proses

    pencairan tekanan rendah. Maka dari itu, terdapat tiga sistem yang terlibat dalam proses pencairan

    hidrogen. Berikut adalah penjelasan ketiga sistem yang terlibat dalam proses pencairan.

    A. Pencairan Inlet Feed Gas Awal

    Proses pencairan hidrogen pada sistem ini melibatkan aliran masukan awal sebelum melalui proses

    pencairan. Aliran ini akan melalui tiga tahap pendinginan. Pendinginan tahap pertama akan didinginkan

    oleh pendingin nitrogen. Setelah melewati tahap pendinginan pertama, aliran ini dialirkan menuju unit

    purifikasi yang menggunakan proses adsorpsi supaya impurity yang terdapat pada aliran dapat terserap

    pada adsorben. Sehingga kadar impurity yang terdapat pada aliran dapat lebih berkurang dan dapat

    dilanjutkan menuju proses berikutnya.

    Aliran yang keluar dari kolom adsorpsi masuk kedalam tahap pendinginan kedua. Pada tahap

    pendinginan kedua, pendingin yang digunakan adalah nitrogen cair dan aliran yang didinginkan adalah

    aliran keluaran adsorber dan aliran resirkulasi hidrogen. Tahap pendinginan terakhir menggunakan aliran

  • 8

    balik dari hidrogen yang tidak ikut mencair sebagai aliran untuk mendinginkan aliran yang keluar dari

    tahap pendinginan kedua.

    Gambar 1. Siklus pencairan hidrogen tekanan tinggi

    Setelah melalui tiga tahapan proses pendinginan, aliran memasuki JT-Valve sehingga hasil keluaran

    yang dihasilkan mulai terbentuk cairan. Namun, hasil keluaran dari JT-Valve masih berupa fasa campuran

    liquid dan gas. Liquid yang dihasilkan setelah melalui proses pada JT-Valve sudah memiliki kandungan

    hidrogen murni. Oleh karena itu, liquid yang dihasilkan akan disimpan langsung pada tangki

    penyimpanan. Sedangkan, fasa gas yang dipisahkan akan kembali menuju pendinginan tahap akhir.

  • 9

    Gambar 2. Siklus pencairan hidrogen tekanan rendah

    B. Pencairan Aliran Resirkulasi Hidrogen

    Aliran resirkulasi hidrogen ini dihasilkan dari pemisahan aliran yang berfasa gas yang dikembalikan

    lagi menuju tahap pendinginan terakhir. Akan tetapi, aliran ini digunakan sebagai aliran untuk

    mendinginkan aliran yang baru masuk. Aliran resirkulasi yang keluar dari pendinginan tahap akhir akan

    masuk kedalam Heat Exchanger lainnya. Namun, aliran yang keluar dari tahap pendinginan terakhir

    memiliki peranan yang berbeda saat memasuki Recovery Heat Exchanger.

    Aliran yang menuju Recovery Heat Exchanger pada pencairan bertekanan tinggi berperan sebagai

    aliran pendingin. Selanjutnya, aliran resirkulasi akan dikompres dan didinginkan kembali pada Recovery

    Heat Exchanger. Setelah melewati Recovery Heat Exchanger, aliran menuju ke tahap pendinginan kedua

    dengan nitrogen cair. Aliran yang keluar dari pendinginan kedua terbagi menjadi dua aliran. Aliran

    pertama menuju ekspander untuk diturunkan kembali suhunya dan digunakan sebagai pendingin pada

    tahap pendinginan ketiga yang akan ikut bercampur dengan aliran berfasa gas yang telah dipisahkan dari

    hidrogen cair. Aliran kedua yang keluar dari tahap pendinginan kedua langsung menuju tahap pendinginan

    ketiga hingga mulai terbentuk cairan setelah keluar dari JT-Valve. Cairan yang terbentuk setelah keluar

  • 10

    dari JT-Valve akan dipisahkan dengan aliran yang masih dalam fasa gas untuk langsung disimpan dalam

    tangki penyimpanan hidrogen cair.

    Sedangkan, aliran resirkulasi terpecah menjadi dua aliran yang menuju Primary Recovery Heat

    Exchanger dan Secondary Recovery Heat Exchanger pada pencairan bertekanan rendah. Selain itu, aliran

    yang memasuki kedua Recovery Heat Exchanger akan didinginkan. Hasil keluaran dari kedua Recovery

    Heat Exchanger diteruskan untuk diekspansi sebanyak dua kali. Hasil keluaran ekspansi pertama, aliran

    terpecah menjadi dua aliran. Aliran pertama akan kembali menuju Secondary Recovery Heat Exchanger.

    Sedangkan, aliran kedua menuju tahap ekspansi selanjutnya dan kembali menuju Primary Recovery Heat

    Exchanger.Aliran yang kembali menuju Recovery Heat Exchanger akan mendinginkan aliran baliknya

    sehingga mengalami sedikit peningkatan suhu. Walaupun terjadi sedikit peningkatan suhu pada hasil

    keluaran Recovery Heat Exchanger, aliran ini masih mampu mendinginkan Inlet Feed Gas pada tahap

    pendinginan kedua yang diikuti tahap pendinginan ketiga.

    Aliran resirkulasi pada tahap pendinginan ketiga terbagi menjadi dua aliran sesuai dengan asal

    aliran yang dimana berasal dari Primary Recovery Heat Exchanger dan Secondary Recovery Heat

    Exchanger. Aliran resirkulasi yang berasal dari Primary Recovery Heat Exchanger akan langsung

    melewati JT-Valve untuk dapat membentuk cairan. Sedangkan, aliran resirkulasi yang berasal dari

    Secondary Recovery Heat Exchanger akan keluar dan menuju ekspander. Hasil keluaran ekspander akan

    bergabung dengan aliran berfasa gas yang telah dipisahkan dari cairan yang terbentuk setelah keluar dari

    JT-Valve.

    C. Sirkulasi Aliran Pendingin

    Aliran pendingin yang digunakan pada pencairan hidrogen adalah nitrogen cair. Aliran nitrogen cair

    ini disirkulasikan dengan sistem tertutup. Nitrogen cair digunakan sebagai fluida pendingin pada tahap

    pendinginan pertama dan tahap pendinginan kedua. Setelah mendinginkan aliran yang akan dicairkan,

    fluida nitrogen menuju kompresor sehingga tekanan fluida meningkat. Tekanan yang meningkat akan

    mempermudah terbentuknya fasa liquid saat keluar JT-Valve. Tekanan yang meningkat akan

    menyebabkan suhu nitrogen ikut meningkat. Oleh karena itu, nitrogen akan didinginkan pada Nitrogen

    Heat Exchanger.

    Hasil keluaran Nitrogen Heat Exchanger terbagi menjadi dua aliran. Aliran pertama akan keluar

    menuju ke ekspander dan dikembalikan lagi ke Nitrogen Heat Exchanger, untuk digunakan sebagai

    pendingin aliran nitrogen yang keluar dari kompresor. Setelah mendinginkan nitrogen yang keluar dari

    kompresor, Aliran ini akan bergabung menjadi satu aliran dengan aliran nitrogen yang baru digunakan

    sebagai pendingin untuk aliran Inlet Feed Gas yang akan dicairkan. Aliran kedua yang keluar dari

    Nitrogen Heat Exchanger menuju JT-Valve untuk dapat membentuk fasa liquid. Fasa liquid yang

  • 11

    terbentuk akan disimpan pada tangki penyimpanan nitrogen cair. Sedangkan, fasa gas yang terpisahkan

    akan bergabung pada aliran yang keluar dari ekspander dan masuk menuju Nitrogen Heat Exchanger.

    Akan tetapi, cairan yang telah dipisahkan dari fasa gas nya akan dilewatkan JT-Valve lagi supaya suhu

    nitrogen semakin menurun dan dapat digunakan kembali sebagai pendingin aliran yang akan dicairkan.

    Berdasarkan tiga sistem yang berada pada proses keseluruhan pencairan hidrogen dapat diketahui

    bahwa ada beberapa titik perbedaan antara proses pencairan bertekanan rendah dan proses pencairan

    bertekanan tinggi. Perbedaan tersebut terletak pada tahap pendinginan kedua, tahap pendinginan ketiga

    dan resirkulasi aliran hidrogen. Berikut adalah table perbandingan dari kedua sistem tersebut

    Tabel 3. Perbandingan Sistem bertekanan rendah dan tinggi

    No Proses

    Pembanding

    Pencairan Bertekanan

    Rendah

    Pencairan Bertekanan

    Tinggi

    1

    Tahap Pendinginan Kedua

    Jumlah Aliran 3 4

    terdiri dari : terdiri dari :

    1 aliran pendingin nitrogen, 1

    aliran utama dan 1 aliran

    resirkulasi hidrogen

    1 aliran pendingin nitrogen, 1

    aliran utama dan 2 aliran

    resirkulasi hidrogen

    2

    Tahap Pendinginan Ketiga

    Jumlah Aliran 3 4

    terdiri dari : terdiri dari :

    1 aliran pendingin nitrogen, 1

    aliran utama dan 1 aliran

    resirkulasi hidrogen

    1 aliran pendingin nitrogen, 1

    aliran utama dan 2 aliran

    resirkulasi hidrogen

    3

    Ekspansi

    Resirkulasi

    Hidrogen

    Aliran yang akan diekspansi

    setelah melalui tahap

    pendinginan ketiga

    Aliran yang akan diekspansi

    setelah melalui tahap

    pendinginan kedua

    4

    Resirkulasi Aliran Hidrogen

    Jumlah

    Recovery Heat

    2 (primary dan secondary heat

    exchanger) 1

  • 12

    Exchanger

    Proses Setelah

    Melewati

    Recovery Heat

    Exchanger

    Ekspansi dua tahap Kompresi satu tahap

    D. Advanced Technology

    Berdasarkan konsentrasi kesetimbangan, hydrogen memiliki kandungan 99.8% para-hidrogen dan

    0.2% ortho-hidrogen. Semakin tinggi suhu hydrogen, maka kandungan para-hidrogen juga akan semakin

    berkurang. Berikut adalah kurva kesetimbangan hydrogen yang dapat dilihat.

    Gambar 3. Grafik konversi orto-para

    untuk dapat meningkatkan jumlah para-hidrogen dilakukan konversi orto-hidrogen menjadi para-hidrogen.

    Namun, konversi dari orto ke para-hidrogen memerlukan bantuan katalis supaya dapat mempercepat

    reaksi. Karena apabila hanya mengandalkan teknologi pendinginan, reaksi berlangsung sangat lambat.

    Katalis yang digunakan dapat berupa Ni powder, Ru/Al2O3 dan Fe(OH)3. Teknologi dengan menggunakan

    katalis ini telah diterapkan di Jerman. Berikut adalah diagram proses yang menggunakan katalis.

  • 13

    Hydrogen Liquefaction in Leuna

    Gambar 4. Skema proses menggunakan katalis

    Proses pencairan hydrogen meliputi tahap pendinginan pertama, tahap purifikasi, tahap pendinginan

    kedua, tahap pendinginan ketiga dan tahap akhir pencairan. Aliran yang masuk pada tahap pendinginan

    pertama akan didinginkan oleh nitrogen cair dan hydrogen cair. Pendingin nitrogen cair ini di sirkulasikan

    secara tertutup yang dengan kata lain, nitrogen cair tidak turut bercampur dengan proses yang terlibat

    didalamnya.

    Tahap purifikasi dilakukan untuk menyerap zat pengotor yang terkandung dalam aliran awal.

    Purifikasi dilakukan dengan metode adsorpsi. Pada tahapan adsorpsi, adsorben yang menyerap pengotor

    akan mengalami fasa titik jenuh dalam penyerapan pengotor sehingga dalam proses ini dibutuhkan dua

    kolom adsorber yang dimana berjalan secara parallel. Salah satu adsorber akan bekerja untuk menyerap

    zat pengotor dan lainnya untuk meregenerasi adsorben. Regenerasi adsroben memerlukan nitrogen cair

    untuk dapat menyerap pengotor yang ada didalam adsorben supaya adsorben dapat kembali bersih dan

    bisa digunakan.

    Tahap pendinginan kedua meliputi tahap pendinginan yang dilakukan oleh hydrogen cair. Hydrogen

    cair yang berperan sebagai pendingin ini akan disirkulasikan secara secara tertutup sama dengan sirkulasi

  • 14

    pendingin nitrogen pada tahap pendinginan awal. Selain itu, proses yang dilibatkan pada tahap

    pendinginan kedua ini juga meliputi proses konversi orto-hidrogen ke para-hidrogen. Adanya konversi ini

    mempermudah dalam penurunan suhu yang drastis hingga mencapai suhu -247.

    Hasil output dari Heat Exchanger-7 akan masuk kedalam ejector. Pada tahapan proses di ejector ini

    akan menggabungkan dua aliran yang berasal dari Heat Exchanger ke 7 dan hydrogen yang tidak ikut

    mencair supaya di flash menuju tahap pendinginan akhir. Pada tahap pendinginan akhir ini suhu akan

    turun menjadi -251 dan hanya melibatkan 1 heat exchanger. Oleh karena itu, suhu keluaran yang

    mendekati suhu titik didih ini akan masuk kedalam JT-Valve supaya dapat menurunkan suhu sehingga

    mulai terbentuk liquid. Liquid yang terbentuk akan dipisahkan dengan aliran yang masih dalam fasa gas.

    Aliran dalam fasa gas ada yang dialirkan kembali menuju proses, namun ada juga yang diperuntukkan

    sebagai produk gas hydrogen murni sehingga disimpan pada tabung gas bertekanan tinggi. Sedangkan,

    produk liquid yang terbentuk akan disimpan pada tangki penyimpanan.

    Hydrogen Liquefaction in Ingolstadt

    Pencairan hydrogen yang diterapkan di Ingolstadt memiliki sedikit perbedaan dengan pencairan yang

    diterapkan di Leuna. Perbedaan diantara keduanya merupakan sistem pendingin saat precooled process

    yang digunakan. Sistem pendingin pada plant yang ada di Leuna akan sirkulasi kembali dan dikembalikan

    kedalam sistem untuk membantu proses pendinginan. Sedangkan, pendingin yang digunakan pada sistem

    pencairan Ingolstadt akan langsung dibuang ke atmosfer, karena pendingin yang digunakan merupakan

    senyawa nitrogen murni.

    Untuk membantu proses konversi dari ortho-hydrogen ke para-hydrogen, plant Ingolstadt

    menggunakan katalis Fe(OH)3 dalam sistem coldbox. Selain itu, hydrogen yang masih dalam fasa gas

    setelah keluar dari JT-Valve akan dikembalikan lagi kedalam sistem untuk membantu proses pendinginan

    aliran bahan baku utama yang akan dicairkan. Hal lain yang membedakan proses pencairan yang ada di

    Ingolstadt dengan Leuna adalah penggunaan JT-Valve. Aliran utama akan melewati tahap pencairan

    sebanyak dua kali. Hal ini dikarenakan pada tahap pencairan pertama, didalam tangki penyimpanan

    hydrogen cair masih terdapat katalis.Namun pada tahap pencairan kedua, gidrogen telah tertampung pada

    tangki penyimpanan yang tidak terdapat katalis lagi dan siap didistribusikan.

    Berikut adalah skema proses pada plant yang ada di Ingolstadt.

  • 15

    Gambar 5. Skema pencairan hidrogen di Ingolstadt

    Raw material yang digunakan pada plant Ingolstadt merupakan gas hydrogen yang telah mengandung

    hydrogen dengan tingkat impurity yang rendah, yaitu 4 ppm. Impurity yang terkandung pada aliran ini

    terdiri dari Nitrogen dan Metana. Kedua impurity tersebut akan dipurifikasi dengan menggunakan metode

    adsorpsi hingga mencapai kurang dari 1 ppm saat keluar dari adsorber. Berikut adalah data kondisi operasi

    dari precooled process hingga proses adsorpsi.

  • 16

    Tabel 4. Kondisi operasi dari proses precooled sampai adsorpsi (tanpa katalis)

    Operating Condition

    Flow inlet 3300 Nm3/h

    P 20 bar

    T in 290 K

    T out 80 K

    Para Content 75 %

    Impurities (N2, CH4)

    In 4 ppm

    Out 95 %

    Namun, aliran yang keluar dari JT-Valve masih ada kandungan hydrogen dalam fasa gas.

    Hydrogen yang belum tercairkan akan dikembalikan lagi kedalam sistem untuk membantu penurunan

    suhu pada aliran utama. Selanjutnya, gas hydrogen ini akan dicairkan kembali sehingga tekanan gas

  • 17

    hydrogen akan dinaikkan kembali dengan menggunakan dua kompresor. Berikut adalah kondisi operasi

    dari kedua kompresor.

    Tabel 6. Kondisi operasi kompresor

    Operating Condition

    (Main Compressor)

    P in 3 bar

    P out 20 bar

    Electric Power 1500 kW

    Total Stage 2

    Tekanan hydrogen yang telah dinaikkan akan dicairkan kembali. Namun, sebagian dari aliran resirkulasi

    ini diekspansi untuk dikembalikan kembali pada sistem pendinginan untuk membantu proses penurunan

    suhu aliran utama dan aliran resirkulasi yang akan dicairkan.

    Operating Condition

    (First Compressor)

    P in 1.3 bar

    P out 3 bar

    Electric Power 57 kW

    Total Stage 1

  • 18

    BAB III

    PERALATAN UTAMA PROSES

    Pada proses utama pencairan hidrogen, terdapat beberapa peralatan utama proses, yaitu :

    1. Compressor

    Untuk pencairan hidrogen, compressor yang digunakan adalah jenis Centrifugal Hydride Guided Rotor.

    Sebenarnya ada beberapa pilihan buat compressor untuk proses pencairan hidrogen seperti tertera dalam

    bagan berikut :

    Gambar 6. Jenis-jenis kompresor

    Dalam gambar diatas, kita melihat bahwa untuk proses pencairan hidrogen kita dapat memilih

    compressor yang diberikan warna hijau dan kuning, yaitu reciprocating, screw, dan centrifugal guided

    rotor. Compressor centrifugal guided rotor merupakan gabungan dari compressor jenis centrifugal dan

    guided rotor. Berikut adalah perbandingan spesifikasi dari ketiga jenis compressor tersebut :

  • 19

    Tabel 7. Perbandingan Spesifikasi Jenis-Jenis Kompresor

    Kompresor sentrifugal merupakan tipe axial ataupun radial. Kompresor radial digunakan untuk

    suction volume antara 0.5 dan 70 m3/s, sedangkan kompresor axial digunakan untuk volum laju alir yang

    sangat besar dimulai dari 20 m3/s hingga lebih dari 280 m3/s.

    Untuk desain tekanan tinggi dan rapat, beberapa kompresor axial harus memiliki impeler yang

    tertempel pada shaft. Diaphgram digunakan untuk memisahkan stage-stage individual dan juga untuk

    mengontrol ketinggian dan arah gas menuju ke stage berikutnya. Tekanan dan aliran dikontrol melalui

    guide vanes, yang tertempel pada masukkan dari tiap-tiap impeler.

    Menggunakan bearing yang sesuai adalah sangat penting dalam meningkatkan operasi mekanis

    dari sebuah kompresor turbo. Untuk kompresor kecil dengan kecepatan putar diatas 10,000 rpm, biasanya

    digunakan ruas bearing dengan bantalan miring.

    2. Heat Exchanger

    Dalam proses pencairan hidrogen, jenis heat exchanger yang dipakai adalah plate-fin heat exchanger. HE

    Plat-Fin umumnya mempunyai susunan plat alumunium bergelombang dimana aliran-aliran panas/dingin

    dialirkan pada celah gelombang tersebut. Setiap lapisan gelombang dibatasi dengan plate pemisah

    (separator plate). Bentuk Plat-Fin ini sembilan kali lebih lebih kecil dibanding HE Shell & tube

    konvensional untuk luas permukaan yang sama.

  • 20

    Gambar 7. Plate-Fin Heat Exchanger

    3. JT-Valve

    JT valve adalah alat proses yang digunakan untuk menghasilkan JT-effect sehingga nantinya gas hidrogen

    yang keluar dari valve ini akan berbentuk liquid, tetapi mungkin tidak 100% liquid. Efek Joule-Thomson

    sangat bergantung pada penyimpangan kecil dari gas ideal yang diberikan oleh gaya antarmolekul.

    Sebagaimana gas yang mengembang, jarak rata-rata antara molekul akan bertambah. Karena tarikan dari

    gaya antarmolekul, ekspansi menyebabkan peningkatan energi potensial gas. Jika tidak ada usaha dari luar

    yang bekerja dalam proses dan tidak ada panas yang dipindahkan, energi total gas tetap sama karena

    terdapat kekekalan energi. Peningkatan energi potensial menyebabkan penurunan energi kinetik sehingga

    suhu gas juga turun.

    Gambar 8. JT Valve

  • 21

    Apabila gas yang masuk di bawah suhu inversi Joule-Thomson, maka efek JT akan menyebabkan

    penurunan suhu. Apabila suhu gas yang masuk di atas suhu inversi, maka molekul gas bergerak lebih

    cepat dan saling bertabrakan dan menyebabkan penurunan energi potensial sehingga energi kinetik akan

    bertambah dan menyebabkan kenaikan suhu sehingga gas yang keluar JT valve akan lebih panas.

    Gambar 9. Arah aliran gas

    4. Expansion Turbine (Expander)

    Fungsi utama dari peralatan ekspansi kriogenik adalah untuk mengurangi suhu gas yang sedang

    diekspansi untuk menyediakan kebutuhan akan pendingin. Sebuah ekspander merupakan alat mekanik

    untuk merubah sebagian energi dari sebuah aliran proses menjadi suatu kerja mekanis yang berguna,

    sehingga menghasilkan penurunan pada suhu dan tekanan fluida proses. Ada dua daerah aplikasi untuk

    pengembalian daya ekspander dan pendinginan. Dalam pengembalian daya, tujuannya adalah untuk

    menghasilkan energi listrik dari panas buangan/waste heat, sedangkan dalam pendinginan (atau

    pencairan) tujuannya adalah untuk mendinginkan fluida proses, dan kerja yang dihasilkan merupakan

    kepentingan sekunder.

  • 22

    BAB IV

    INSTRUMENTASI

    4.1 Level Indicator : Fibre Optic Liquid Level Detector

    Gambar 10. Contoh fiber optic detector dan prinsip kerja secara umum

    Fiber optik ini menggunakan metode interface sensing untuk mengukur tinggi cairan dengan

    parameter jumlah Liquid-Vapor (L-V) dan Liquid-Liquid (L-L), terutama untuk cairan yang sulit ditangani

    seperti nitrogen, oksigen, hidrogen, dan helium cair. Alat fiber optik mendeteksi tinggi cairan,

    menggunakan prinsip refraksi, dan alat ini dapat mendeteksi tinggi non-invasif pada kecepatan tinggi.

    Detektor fiber optik ini dikembangkan oleh ISRO-IISc (Indian Space Research Organizatoion Indian

    Institute of Science), memanfaatkan prisma berongga yang berisi ruang berongga ketat yang terperangkap

    diantara pasangan lempengan dielektrik

    Salah satu lempengan dielektrik ini disusun pada sudut miring, sebuah sinar optik ditembakkan ke

    prisma berongga, menunjukkan perilaku refraktif baru, dimana merupakan dasar dari prinsip kerja dari

    detektor tinggi baru. Sinar optik ini akan menyimpang ke fiber kedua jika keluaran dari prisma berongga

    pada udara, dan akan kembali ke fiber pertama jika keluaran dari prisma berongga pada liquid.

    Spesifikasi :

    Medium : Cairan transparan pada cahaya

    Mode deteksi : Deteksi diskrit dari L-V interface

    Akurasi : 0,1 mm

    Tekanan maksimal operasi : sampai dengan 10 bar

    Jangkauan temperatur operasi : 320 K 4,2 K

    Kelebihan dan fitur :

  • 23

    Dengan penggunaan prisma berongga, proses pendeteksian hanya bergantung pada indeks refraksi dari

    liquid, kan dari temperatur dan tekanan liquid, dimana akan berubah secara dinamik dalam lingkungan

    liquid kriogenik.

    Konstruksi sederhana, kuat dalam operasi, mudah diproduksi dalam skala besar, layak untuk industri.

    Produk tidak harus memerlukan permukaan optik untuk mendapatkan akurasi tinggi

    Waktu respon yang ientik untuk pendeteksian tinggi liquid, ketika operasi pengisian dan pengeluaran

    liquid

    4.2 Temperature Indicator : Termophile

    Respon waktu dari sensor temperatur proporsional dengan sensor massa dan secara invers

    proporsional pada luas permukaan. Maka, sensor temperatur dibatasi pada satuan dimana mempunyai

    rasio massa dengan luas permukaan yang rendah. Pada hasil yang didapat, ada tiga jenis sensor yang dapat

    digunakan, yaitu : resistor karbon, sensor resistansi platinum, dan termokopel. Dari ketiga jenis ini, yang

    terpilih untuk sensor temperatur liquid hidrogen adalah termokopel, karena resistor karbon memiliki

    batasan jangkauan temperatur, dan sensor resistansi platinum memiliki respon waktu yang lama, serta

    harga yang cukup mahal.

    Termokopel, memiliki jangkauan temperatur yang luas dan meningkatkan output seiring temperatur

    dinaikkan. Namun, termokopel memiliki batasan, yaitu tingkat sinyal yang rendah (memerlukan alat

    pembaca yang sensitif), dan memiliki pengulangan yang buruk pada sinyal keluaran. Namun, batasan ini

    dapat diatasi dengan menggunakan gabungan dari termokompel, dinamakan termofil. Penggunaan

    termofil mengurangi kebutuhan alat pembaca yang sensitif, dan meningkatkan sinyal. Secara teoritis,

    sebuah 2n elemen termofil (n merupakan rangkaian termokopel) menghasilkan n kali gaya elektromotif

    dari satu termokopel. Keuntungan utama dari menggunakan termofil adalah mempunyai waktu respon

    yang dapat dihitung, sekitar lebih rendah dari resistor karbon dan platinum.

    Material

    Terdapat tiga kombinasi material yang dipertimbangkan, yaitu gold-cobalt-copper, copper-

    constantan, chromel-constantan. Ketiga kombinasi ini mempunyai sensitivitas yang sama, yaitu 9-10%

    per 0K pada 200K, dan 0,4-0,6% per 0K pada 3000K

    Sinyal dari gold-cobalt-copper hampir tiga kali dari copper-constantan pada 200K, namun

    memiliki error 10% jika menggunakan tabel kalibrasi daripada mengkalibrasi setiap termokopel,

    disebabkan karena deviasi daya elektrik antara kabel dari berbagai bagian. Untuk copper-constantan,

    mempunyai stabilitas termoelektrik lebih baik, meskipun memiliki sinyal yang lebih rendah. Chromel-

    constantan dipilih sebagai material termokopel, karena memiliki sinyal 50% lebih besar dari copper-

  • 24

    constantan, dan juga kombinasi ini memiliki konduktivitas termal yang kecil, sehingga tingkat error dapat

    diminimalisir.

    Konstruksi

    Gambar 11. Termokopel (kiri) dan termofil (kanan)

    Dengan menyusun termokopel, rangkaian dari pengukuran temperatur diferensial dapat dibuat. Perbedaan

    temperatur yang kecil dapat diukur dengan menjaga reference junction didalam tangki dan dekat dengan

    jangkauan temperatur dari measuring junction. Jarak antara reference dengan measuring junction kira-kira

    7,62 sentimeter. Penyusunan diatur agar tidak terjadi tegangan pada kabel. Perbedaan temperatur aktual

    tetap mengandalkan besar temperatur absolut, menggunakan sensor resistansi platinum dengan jangkauan

    suhu 200K sampai 390K.

  • 25

    Aplikasi

    Gambar 12. Instrumentasi Termofil (kiri) dan Perhitungan Suhu (kanan)

    Peletakan termofil pada tangki dapat dilihat pada gambar. Setiap kabel dari termokopel akan dihubungkan

    menjadi satu, dilanjutkan dengan dihubungkan dengan matching panel kemudian dibaca dengan

    oscillograph. Profil temperatur dapat dilihat pada gambar 11 kanan, yaitu berupa grafik naik orde dua,

    gabungan dari pembacaan perbedaan suhu dari setiap termokopel. Temperatur absolut (TK) didapat dengan

    :

    1. Menentukan voltase referensi dengan kurva kalibrasi chromel-constantan dari temperatur sensor platinum

    2. Tambahkan voltase dari setiap termokopel

    3. Temperatur dapat dilihat dalam referensi sesuai dengan voltase (Referensi tidak tercantum dalam sumber)

    Perhitungan disimpulkan dengan persamaan pada gambar 11 kanan, dengan K adalah banyaknya

    termokopel yang digunakan.

  • 26

    4.3 Flow Measurement : Turbine-flow meter

    Gambar 13. Penampang melintang dari turbine-meter

    Turbin meter terdiri dari baling-baling yang akan berputar jika ada aliran fluida. Putaran baling-

    baling memenuhi lubang aliran. Kecepatan rotasi akan sebanding dengan laju alir fluida, diukur dengan

    kumparan elektromagnetik. Baling-baling terbuat dari bahan paramagnetik, sehingga ketika melewati 1

    putaran, akan menghasilkan voltase pada kumparan. Untuk dapat beroperasi pada kondisi kriogenik,

    kumparan dilapisi dengan zener barrier (semacam fuse untuk menghindari kelebihan voltase akibat suhu

    rendah)

    Gambar 14. Proses penghasilan voltase

    Untuk mendapatkan akurasi tinggi, dalam temperatur bervariasi, dibutuhkan koreksi otomatis temperatur.

    Untuk melindungi kehilangan sinyal pada kumparan, menggunakan pulse comparator, yaitu penggunaan

  • 27

    dua kumparan sekaligus. Penggunaan magnet pada poros rotor dibandingkan pada rotor bertujuan agar

    proses transfer magnet lebih stabil, karena posisi poros yang tidak berubah. Keterlambatan sinyal sedikit

    saja akan mempengaruhi pembacaan laju alir. Berikut adalah tabel untuk kapasitas aliran.

    Tabel 8. Kapasitas aliran untuk turbine-meter

    4.3 Pressure Measurement : Bellows

    Untuk pengukuran tekanan dari liquid hydrogen, menggunakan instrumen Bellows.

    Gambar 15. Struktur Bellows.

    Gas (ullage) dari dalam tangki akan masuk ke dalam alat, dan akan menekan bellows jika tekanan diatas

    tekanan atmosfer. Skala tekanan akan terbaca dari konversi tekanan yang diterima oleh bellows. Bahan

  • 28

    yang digunakan untuk bellows adalah stainless steel, karena tahan dengan suhu rendah. Suhu rendah dapat

    merusak bellows jika tidak dilapisi. Berikut dilampirkan tabel rentangan dari bellows dengan diameternya,

    Tabel 9. Rentangan bellows

    Berikut adalah gambar dari instrumen bellows pada laboratorium liquid hydrogen :

    Gambar 16. Contoh bellows pada laboratorium percobaan liquid-hydrogen

  • 29

    BAB V

    KESELAMATAN, PENANGANAN DAN PENYIMPANAN

    Hidrogen dapat dicairkan pada temperatur 20 K (2530C) Secara konseptual, pembangunan sistem

    ekonomi hidrogen memerlukan infrastruktur yang terdiri dari: 1) produksi, 2) penyimpanan dan distribusi,

    dan 3) pengguna akhir. Gambar dibawah ini mengilustrasikan contoh suatu infrastruktur suplai energi

    dengan impor energi "bersih" hidrogen. Dalam sistem ini, hidrogen diumpankan ke dalam sistem

    suplai dengan cara seperti seperti gas alam saat ini. Dalam kasus Jerman, hidrogen yang

    diperlukan akan diimpor melalui pipa gas atau LH2 tanker dari negara-negara tetangga, di mana

    hidrogen dihasilkan dari energi terbarukan yang murah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki

    potensi sumber energi terbarukan yang tersebar di luar pulau Jawa. Hidrogen dalam jumlah besar

    dapat diproduksi dari sumber energi terbarukan melalui proses elektrolisa air di luar pulau jawa.

    Selanjutnya, hidrogen (baik cair dan gas) yang kemudian disimpan dalam skala besar pada terminal

    penyimpanan stasioner untuk memperoleh keseimbangan musiman. Penyimpanan bawah tanah (seperti

    aquifer) dapat digunakan untuk menyimpan gas hidrogen dalam besar, dan cryogenic tank stasioner skala

    besar untuk penyimpanan hidrogen cair. Sebagian kecil hidrogen dapat diproduksi dari pembangkit

    listrik regional (pada saat luar beban puncak), konversi gas alam ke hidrogen (reformer), elektrolisa

    air, maupun sebagai produk samping pabrik-pabrik kimia.

    Gambar 17. Alur penanganan gas hidrogen

  • 30

    5.1 Hazard

    Hazard yang ditimbulkan oleh hidrogen cair ditemukan dalam tiga gejala, yaitu:

    1. Temperatur rendah

    Bahan-bahan untuk pipa dan perlengkapan diperlukan tidak hanya cocok untuk hidrogen, misalnya

    untuk ketahanan embrittlement, tetapi juga cocok untuk suhu rendah. Pertimbangan juga harus diberikan

    kepada perubahan suhu yang cukup besar dan kontraksi peralatan bila terkena suhu sekitar suhu fluktuasi

    LH2.Sistem perpipaan misalnya digunakan untuk mentransfer cairan dari kapal tanker ke kapal

    penyimpan dimana kapal tersebut harus mampu menahan perubahan suhu LH2 dari sekitar suhu 280

    derajat dan juga temperatur boil-off gas, yang berubah dari fasa cairan. Suhu yang tinggi dapat

    menghasilkan luka bakar yang berat (mirip dengan luka bakar termal) dengan kulit. Jaringan Halus,

    seperti mata, dapat terluka oleh paparan dingin atau kontak dengan bagian tubuh yang tidak terlindungi.

    Hidrogen cair dapat menyebabkan cold burn.

    Kemungkinan lainnya yang timbul dari keberadaan temperature rendah adalah kebocoran.

    Walaupun merembes dari tanki, hidrogen cair yang akan dengan cepat menguap menjadi gas hidrogen dan

    akan sangat dingin, khususnya jika ada kebocoran yang signifikan. Gas, sampai ia menghangat, akan lebih

    padat daripada udara dan mulai terkonsentrasi pada level rendah.

    Ketika dingin cairan kontak dengan cairan panas, yang pada suhu di atas titik didih dari cairan yang

    dingin, ada kemungkinan tercipta ledakan dari tahap transisi yang cepat (RPT). RPT timbul karena proses

    fisik vaporisasi bahan dari cairan yang dingin, dan bukannya suatu reaksi kimia dan energi yang

    dilepaskan biasanya kecil dibandingkan dengan ledakan bahan kimia.

    2. Boil-Off

    Fenomena ini terjadi dimana tercipta gas dengan volume tertentu atau lebih besar dari cairan per

    hari dan hal ini akan mengurangi volume penyimpanan. Penyimpanan berbahan bakar hidrogen cair cukup

    menantang karena relatif rendah vaporisasi panasnya dan rendah titik didih.walaupun cairan hidrogen

    disimpan dalam wadah sangat terisolasi. Tidak ada isolasi sempurna dan akan ada beberapa transfer panas

    ke dalam cairan dan dengan itu terjadi fenomena ini. Volume penyimpanan dalam tangki bahan bakar

    pada sebuah mobil tidak dirancang untuk menahan tekanan tinggi yang akan timbul jika cairan

    tervaporisasi. Penyimpanan cairan biasanya beroperasi pada tekanan tidak lebih dari 5 bar. Vaporisasi

    hidrogen cair ke gas pada kondisi standar dalam suatu luasan mencapai sekitar 845 kali. Jika gas hidrogen

    benar-benar dikurung dalam wadah bervolume tetgap dan mempertimbangkan kompresibilitas hidrogen,

    transisi ini dapat menyebabkan tekanan akhir mencapai 172 MPa dari tekanan awal 0,101 MPa (tekanan

    atmosfer). Dengan itu LH2 storage tank dilengkapi dengan perangkat bantuan.

    3. Kondensasi

  • 31

    Akibat lain dari hidrogen cair adalah bahwa, dengan pengecualian helium, semua gas akan

    terkondensasi dan memperkuat hidrogen. Udara akan mudah merembes dari katup udara, gasket cakram,

    sendi, dll ke dalam sistem berisi hidrogen cair dapat menyebabkan beberapa bahaya. Udara dapat

    memperkuat plug pipa dan pelbagai lubang dan selai katup. Pengurangan dalam volume kondensasi udara

    dapat membuat yang debu tertarik dalam udara yang lebih banyak, disebut cryopumping. Hal ini

    memperkuat udara menumpuk dan mengikat hidrogen cair.

    Kontainer penyimpanan dan kontainer lain harus dipelihara di bawah tekanan positif untuk

    mencegah udara masuk. Partikel nitrogen solid menyebabkan kerusakan komponen atau menyebabkan

    kegagalan seperti membuat katup dari sepenuhnya menutup.Ini dapat dihindari jika membersihkan

    nitrogen tersebut. Kita dapat membersihkannya dengan helium namun harga helium cukup mahal.

    Kondensasi Awal dapat menyebabkan konsentrasi enrichments hingga 50 % oksigen dan

    selanjutnya penguapan gas alam yang dapat menyebabkan konsentrasi oksigen lebih tinggi. Sistem harus

    dirawat, untuk menghidari akibat tekanan tinggi dan oksigen campuran mudah terbakar.

    5.2 Safety

    5.2.1 Ventilasi dan alarm

    Karena ukuran molekul kecil, hidrogen dapat memasuki celah yang sempit. Ventilasi

    dengan jumlah besar dari udara adalah sangat penting untuk meminimalisir kebocoran kecil

    hidrogen yang mudah terbakar di udara. Bila memungkinkan, hidrogen harus disimpan dan

    digunakan di luar, dengan ventilasi alami, atau di bawah dengan atap nonpeaked dan tidak ada

    tembok. Kolam dalam lokasi harus cukup memadai untuk menangani kebocoran hidrogen. Kipas

    Saluran udara harus tahan ledak. Apabila hidrogen digunakan di dalam ruangan, sistem pendeteksi

    gas harus disetel untuk bereaksi ketika konsentrasi hidrogen mencapai 30 % dari batas bawah

    mudah terbakar. Sensor harus diletakkan di atas atau di tempat-tempat tinggi di atas titik untuk

    antisipasi kebocoran. Alarm harus dikondisikan setiap tahun (atau lebih sering, tergantung pada

    risiko).

    5.2.2 Pertolongan darurat

    Pertolongan darurat diberikan ketika terjadi cold burn, kebocoran, atau ledakan. Ketika

    hidrogen mengenai bagian tubuh, maka orang tersebut harus dilarikan ke bagian medis. Oleh

    karena itu, sebaiknya selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika berurusan dengan

    hidrogen. Ketika terjadi kebocoran, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengevakuasi

    orang - orang ke daerah yang telah ditetapkan. Setelah itu, matikanlah sistem dari mana hidrogen

    tersebut bocor dan usahakan ventilasi udara tetap terjaga. Gunakan exhaust fan jika

    memungkinkan. Jika terjadi kebakaran, matikan sistem sumber hidrogen. Setelah itu, biarkan

  • 32

    proses pembakaran terjadi dan selesai. Apabila api terlalu besar dan berbahaya, gunakan pemadam

    api atau water spary.

    5.3 Storage

    1. Ventilasi dan alarm

    Karena ukuran molekul kecil, hidrogen dapat memasuki celah yang sempit. Ventilasi dengan

    jumlah besar dari udara adalah sangat penting untuk meminimalisir kebocoran kecil hidrogen yang mudah

    terbakar di udara. Bila memungkinkan, hidrogen harus disimpan dan digunakan di luar, dengan

    ventilasi alami, atau di bawah dengan atap nonpeaked dan tidak ada tembok. Kolam dalam lokasi harus

    cukup memadai untuk menangani kebocoran hidrogen. Kipas Saluran udara harus tahan ledak.

    Apabila hidrogen digunakan di dalam ruangan, sistem pendeteksi gas harus disetel untuk bereaksi

    ketika konsentrasi hidrogen mencapai 30 % dari batas bawah mudah terbakar. Sensor harus diletakkan di

    atas atau di tempat-tempat tinggi di atas titik untuk antisipasi kebocoran. Alarm harus dikondisikan setiap

    tahun (atau lebih sering, tergantung pada risiko).

    2. Pertolongan darurat

    Pertolongan darurat diberikan ketika terjadi cold burn, kebocoran, atau ledakan. Ketika hidrogen

    mengenai bagian tubuh, maka orang tersebut harus dilarikan ke bagian medis. Oleh karena itu, sebaiknya

    selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika berurusan dengan hidrogen. Ketika terjadi kebocoran,

    maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengevakuasi orang - orang ke daerah yang telah

    ditetapkan. Setelah itu, matikanlah sistem dari mana hidrogen tersebut bocor dan usahakan ventilasi udara

    tetap terjaga. Gunakan exhaust fan jika memungkinkan. Jika terjadi kebakaran, matikan sistem sumber

    hidrogen. Setelah itu, biarkan proses pembakaran terjadi dan selesai. Apabila api terlalu besar dan

    berbahaya, gunakan pemadam api atau water spary.

    3. Liquid Storage

    Penyimpanan gas alam cair kriogenik yang terbukti dan diuji teknologi adalah dengan liquid

    storage ini. Hidrogen cair pertama kali oleh J. Dewar pada tahun 1898 oleh Samuel Bronstein.

    Dibandingkan Dengan dipadatkan gas, kepadatan gas alam cair atau liquefied gas sangat tinggi. Di sisi

    lain, purifikasi, penyimpanan dan penanganan yang menaikan titik didih cairan kriogenik memerlukan

    energi serta sistem tangki kompleks dan infrastruktur yang baik. Selain itu, purifikasi proses,

    thermodynamic analisis yang berbahan bakar hidrogen cair dengan infrastruktur storage tank dan proses

    pengisian sangat diperhatikan. Sistem tangki yang canggih dengan wadah debu dan tekanan isolasi

    berpengatur juga sangat diperlukan.

  • 33

    Ada tiga hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan tangki penyimpanan liquid ini, yaitu

    pengisian, kenaikan tekanan, dan boil-off. Oleh karena itu, perpindahan energi yang terjadi cukup

    signifikan dan untuk mencegah terlalu besar maka sebisa mungkin dihindari perpindahan baik secara

    konduksi, konveksi, maupun radiasi. Maka, tangki penyimpanan memiliki suatu sisitem insulasi yang

    cukup tebal dengan menggunakan Multi Layer Insulation (MLI).

    5.4 Handling

    1. Component control

    a. Pressure relief valve

    Dalam sistem tekanan, setiap komponen dari sistem harus memiliki tekanan yang sama dengan

    tekanan luar atau melebihi maksimal yang diizinkan tekanan kerja (MAWP). MAWP adalah tekanan

    maksimum pada sistem yang aman untuk beroperasi. Ini adalah tekanan maksimum untuk pengaturan

    perangkat bantuan tekanan utama.

    Silinder hidrogen harus dilengkapi dengan perangkat untuk melepaskan gas di atau di bawah

    MAWP. Kapasitas yang meringankan perangkat harus cukup untuk mencegah tekanan sistem meningkat

    lebih dari 10 % di atas MAWP. Jenis bantuan dari perangkat yang digunakan terdiri dari frangible disk

    digabungkan dengan logam fusible low melting point yang dirancang untuk pecah di bawah suatu

    kombinasi dari suhu tinggi dan tekanan berlebihan.

    Perangkat juga diperlukan pada semua volume di mana berbahan bakar hidrogen cair atau gas

    hidrogen yang terperangkap, dan pada isolasi debu di sekeliling ruang hidrogen cair. Sangat penting

    bahwa perangkat memiliki ventilasi di luar ruangan dengan cara yang bergerak berlawanan dari gas pada

    peralatan, struktur, atau personel.

    Untuk memungkinkan kegiatan perawatan dan tanggap darurat, pengasingan katup yang diperlukan.

    Isolasi katup akan diinstal pada sebuah lokasi dalam sebuah jalur pipa aliran hidrogen sehingga dapat

    dimatikan bila diperlukan.

    Jenis khusus dari isolasi ini adalah katup-katup isolasi darurat (EIV), yang otomatis atau manual

    untuk menghentikan aliran hidrogen dalam keadaan darurat. EIV digunakan pada sistem di mana cabang

    atau beberapa jalur distribusi fasilitas berbeda, dan berada di luar setiap bangunan untuk keadaan darurat

    dari sistem isolasi.

    Dalam beberapa sistem, kelebihan katup perlu untuk memastikan bahwa laju aliran hidrogen gas

    tidak melebihi spesifikasi. Katup mencegah aliran terbalik, yang dapat menyebabkan pencemaran sistem

    gas hidrogen. Semua katup di bagian ini harus tahan gas dan terbuat dari bahan cocok untuk digunakan

    dengan hidrogen.

  • 34

    b. Regulator

    Katup mematikan alat yang dengan gas datang namun tidak dapat digunakan untuk mengontrol laju

    muatan gas tersebut. Peralatan tambahan yang diperlukan untuk aliran gas hidrogen termasuk regulator

    meteran dengan tekanan. Katup dan pipa bahan harus digunakan menjaga aliran gas hidrogen.Semua

    komponen volume berisi hidrogen, harus diutilisasi atau dibersihkan dengan nitrogen atau gas inert

    sebelum dan setelah digunakan. Efektivitas membersihkan harus diverifikasi.

    c. Peralatan listrik

    Karena gas hidrogen dan udara merupakan campuran yang mudah terbakar, pengguna harus

    berhati-hati ketika menggunakan hidrogen di sekitar peralatan listrik. Sistem selang dan sistem pipa harus

    ditanahkan. Keselamatan Kerja dan Administrasi Kesehatan telah men-spesifikasi peralatan listrik untuk

    digunakan di dalam ruangan gas hidrogen sistem dengan volume gas lebih dari 400 kaki kubik.

    2. Silinder Hidrogen

    a. Penggunaan

    Sangat penting untuk semua silinder gas berada di posisi tegak lurus sehingga mereka tidak mudah

    rusak. Silinder gas hidrogen tidak digunakan jika tekanan belum dikurangi sesuai dengan tekanana di

    silinder regulator, atau di outlet-katup header dari silinder. Penggunaan regulator dimaksudkan untuk

    menyiapkan hidrogen di dalam wadah. Tidak diperbolehkan membuka katup silinder untuk membersihkan

    debu atau kotoran sebelum memasang regulator. Setelah regulator terpasang, pastikan bahwa regulator

    menyesuaikan baut dalam posisi tutup sebelum membuka katup silinder. Saat membuka katup, putar

    tangan roda dengan lambat sehingga hidrogen tidak masuk regulator secara tiba -tiba. Tidak

    diperbolehkan menggunakan kunci pas, palu, atau alat lain untuk membuka atau menutup tangan roda.

    Saat membuka katup silinder untuk mengeluarkan isi, putar tangan roda terbuka dan kemudian kembali ke

    posisi salah satu kwartal ditutup kembali. Ketika selesai, putar katup kembali tertutup dan pastikan

    tertutup.

    b. Pemindahan

    Sebelum bergerak dari silinder yang sebelumnya, ganti posisi katup silinder. Memindahkan silinder

    harus pada kereta atau dengan alat lain yang resmi ditujukan. Tidak diperbolehkan menggelindingkan atau

    menjatuhhkan silinder karena dapat menyebabkan cidera atau kerusakan pada silinder. Sebelum bergerak,

    lepaskan regulator dan katup pelindung, kecuali silinder adalah bagian dari sistem mobile (seperti sebuah

    gerobak-mount). Jika silinder adalah bagian dari sistem mobile, tutup katup silinder dan keluarkan

    tekanan dari regulator dan selang. Tidak diperbolehkan untuk mengangkat silinder. Gunakan sepatu

    keselamatan atau perlindungan.

  • 35

    c. Penyimpanan tabung

    Tabung hidrogen harus disimpan dan dijauhkan dari pintu, jendela, atau bagian bangunan yang

    terhubung langsung ke luar. Silinder harus dihindari dari panas, udara yang korotif, hujan, salju, dan sinar

    matahari langsung. Tempat penyimpanan harus kering dan mudah diakses oleh kereta dan transportasi dari

    truk ke daerah penyimpanan. Lalu, silinder hidrogen harus disimpan jauh dari silinder gas yang mudah

    teroksidasi sejauh 20 ft dan dengan ketinggian 5 ft.

  • 36

    BAB VI

    TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI

    Masalah transportasi hidrogen berhubungan langsung dengan masalah penyimpanan hidrogen.

    Secara umum, untuk transportasi dan distribusi penyimpanan hidrogen bentuk kompak yang lebih

    ekonomis daripada bentuk-bentuk difusi. Teknologi untuk pengiriman hidrogen dalam jumlah besar

    telah dikembangkan dalam industri kimia. Hidrogen cair dikirimkan oleh truk atau kereta api selama

    jarak hingga beberapa ratus mil. Jaringan pipa gas hidrogen terkompresi (sampai panjang beberapa

    ratus kilometer) saat ini digunakan secara komersial untuk membawa hidrogen ke pengguna

    industri besar seperti kilang. Untuk sistem energi hidrogen skala besar, akan lebih murah untuk

    transportasi sumber energi primer (seperti gas alam atau batubara) ke pabrik hidrogen yang terletak di

    "gerbang kota", daripada membuat hidrogen di ladang gas atau tambang batubara dan

    mengirimkannya (pipa) ke pusat kota.

    Dalam jangka panjang, tampaknya jaringan pipa hidrogen benua tidak mungkin, kecuali ada

    alasan kuat untuk membuat hidrogen di lokasi tertentu yang jauh dari permintaan.

    Gambar 19. Contoh distribusi hidrogen menggunakan trailer tabung gas

    Saat ini, hidrogen tekanan tinggi dapat dikirimkan dalam trailer tabung gas pada tekanan hingga 200

    bar. Kekurangan dari metoda ini: harga mahal dan menggunakan tabung 33 kg J.Ilm.Tek.Energi Vol. 1

    No. 9 Agustus 2009: 1-14 untuk penyimpanan 2 kg hidrogen, dan ini tidak mahal untuk jarak lebih

    dari 200 mil. Peneliti sedang menginvestigasi teknologi-teknologi yang dapat mereduksi berat

  • 37

    tabung dan mengijinkan tube trailers untuk beroperasi pada tekanan tinggi (hingga 600 bar), yang dapat

    mereduksi biaya dan pengembangan utilitas dari opsi distribusi ini.

    Untuk jarak jauh, hidrogen dapat dikirimkan dalam bentuk hidrogen cair dalam suatu tangki truk

    kriogenik terinsolasi. Hidrogen gas dicairkan (didinginkan hingga di bawah -253oC) dan disimpan

    pada plant pencairan dalam tangki terinsolasi yang besar. Untuk jarak yang panjang, pengiriman via

    truk dapat menampung sejumlah besar hidrogen dibandingkan dangan trailer tabung gas. Tetapi ini

    mengambil energi untuk mencairkan hidrogen, yang dengan teknologi saat ini, pencairan mengkonsumsi

    30% isi energi hidrogen dan ini sangat mahal.

    Gambar 20. Opsi untuk distribusi hidrogen

    Stasiun Pengisian Hidrogen

    Perkembangan kendaraan hidrogen (fuel cell atau ICE) di masa yang akan datang

    memerlukan jumlah stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH) yang memadai. Berdasarkan

    data 2007, jumlah SPBH hidrogen di dunia sebanyak 80 unit (Tabel 7). Data terbaru [8] menunjukkan

    hingga awal tahun 2009 telah dibangun lebih dari 200 unit SPBH di seluruh dunia, dan masih bertambah

    lagi karena sudah direncanakan pembangunannya.

  • 38

    Tabel 11. Perusahaan dan teknologi SPBH di dunia

    Linde AG (Jerman) mengusulkan untuk menyiapkan 40 stasiun pengisian bahan bakar

    hidrogen (SPBH) di sepanjang jalan tol (yang dikenal dengan Hidrogen Autobahn) pada Hari Hidrogen

    Internasional, di Berlin pada 24 Februari 2005. Ini memungkinkan untuk mengemudi bebas polusi

    antara semua kota-kota besar di Jerman. SPBH ini membentuk "cincin hidrogen," sepanjang 1800

    kilometer menghubungkan Berlin, Munich, Stuttgart dan Cologne, dengan satu SPBH tiap 50 kilometer.

  • 39

    BAB VII

    KESIMPULAN

    Berdasarkan paper yang telah kami buat, dapat disimpulkan beberapa hal :

    1. Pencairan gas hidrogen dapat menggunakan siklus pencairan tekanan tinggi, tekanan rendah, dan

    teknologi katalis

    2. Peralatan utama yang digunakan adalah centrifugal hydride guided rotor compressor, plate-fin heat

    exchanger, Joule-Thomson Valve, dan Expansion Turbine (Expander)

    3. Instrumentasi yang digunakan adalah fibre-optic detector untuk level, termophile untuk temperatur,

    turbine-flow meter untuk laju alir, dan bellows untuk tekanan

    4. Dalam keselamatan, penanganan, dan penyimpangan liquid-hydrogen, untuk hazard yaitu kecenderungan

    bocor, rapuh, terbakar, dan timbul ledakan, untuk safety yaitu ventilasi, alarm, dan pertolongan darurat,

    storage yaitu untuk gas dan liquid, untuk handling yaitu component control dan silinder hidrogen

    5. Transportasi dan distribusi liquid-hydrogen, menggunakan trailer truck untuk jarak jauh, dan akan

    dikembangkan stasiun pengisian hidrogen di masa yang akan datang seiring perkembangan kendaraan

    hidrogen.

  • 40

    DAFTAR PUSTAKA

    Air Products. 2014. Safetygram-9, Liquid Hydrogen. [online] Tersedia di :

    http://www.airproducts.co.id/~/media/Files/PDF/company/safetygram-9.pdf (diakses pada Minggu,

    21 Desember 2014)

    Bhavan, Antariksh. 2009. Fibre Optic Liquid Level Detector. Interest Exploration Note

    (TT/12/01/LPSC-IISc)

    Denton, W.H. and C. M. Nicholls. 1964. Technology and Uses of Liquid Hydrogen. New York :

    Pergamon Press Ltd.

    Liptak, Bela G. 2003. Instrument Engineers Handbook, Volume 1, Fourth Edition. USA : CRC Press

    Rosyid, Oo Abdul dan M.A.M Oktaufik. 2009. Infrastruktur Hidrogen untuk Aplikasi Fuel Cell dalam

    Era Ekonomi Hidrogen. Jurnal Ilm.Tek.Energi Vol.1 No. 9 Agustus 2009 : 1-14

    Stochl, Robert J. And Richard L. DeWitt. 1968. Temperature and Liquid-Level Sensor for Liquid-

    Hydrogen Pressurization and Expulsion Studies. Washington D.C. : NASA Technical Note

    Wolfinbalger Jr, L. Et al . 1996. Advances in Cryogenic Engineering, Volume 41, Part A. New York :

    Plenum Press