Paper Efusi Pleuratgyhjvb
description
Transcript of Paper Efusi Pleuratgyhjvb
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pleura adalah membrane tipis yang terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura visceral dan
pleura parietal.kedua lapisan ini bersatu didaerah hilus arteri dan mengadakan
penetrasi dengan cabang bronkus,arteri dan vena bronkialis,serabut saraf dan
pembuluh limfe.
Secara histologis kedua lapisan ini berasal darisel mesotelial,jaringan ikat,pembuluh
darah kapiler dan pembuluh getah bening.
Pleura sering kali mengalami pathogenesis seperti terjadinya efusi cairan,misalnya
hidrothoraks dan pleuritis eksudativa karna infeksi,hematothoraks bilarongga pleura
berisi darah,kilothoraks (cairan limfe),piothoraks atau ampiema thoracis bila berisi
nanah,pneumothoraks bila berisi udara.
Penyebab kelainan patologi rongga pleura bermacam-macam terutama karena infeksi
tuberkulosis atau non tuberkulosis,keganasan,trauma dan lain-lain.
Efusi pleura tuberkulosis sering ditemukan di negara berkembang termasuk di
Indonesia meskipun diagnosis pasti sulit ditegakkan. Efusi pleura timbul sebagai
akibat dari suatu penyakit, sebab itu hendaknya dicari penyebabnya. Dengan sarana
yang ada, sangat sulit untuk menegakkan diagnosis efusi pleura tuberkulosis sehingga
sering timbul anggapan bahwa penderita tuberkulosis paru yang disertai dengan efusi
pleura, efusi pleuranya dianggap efusi pleura tuberkulosis, sebaliknya penderita
bukan tuberkulosis paru yang menderita efusi pleura, efusi pleuranya dianggap bukan
disebabkan tuberkulosis. Gambaran klinik dan radiologik antara transudat dan
eksudat bahkan antara efusi pleura tuberkulosis dan non tuberkulosis hampir tidak
dapat dibedakan, sebab itu pemeriksaan laboratorium menjadi sangat penting.
Setelah adanya efusi pleura dapat dibuktikan melalui pungsi percobaan,
kemudian diteruskan dengan membedakan eksudat dan transudat dan akhirnya dicari
etiologinya.1
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Definisi
Efusi pleura TB adalah efusi pleura yang disebabkan oleh M. TB yang dikenal
juga dengan nama pleuritis TB.27 Peradangan rongga pleura pada umumnya secara
klasik berhubungan dengan infeksi TB paru primer. Berbeda dengan bentuk TB di
luar paru, infeksi TB pada organ tersebut telah terdapat kuman M. TB pada fase
basilemia primer. Proses di pleura terjadi akibat penyebaran atau perluasan proses
peradangan melalui pleura viseral sebagai proses hipersensitiviti tipe lambat
Gambar 1. Efusi Pleura
2.2. Epidemiologi
TB masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian utama khususnya di negara-
negara berkembang. Karena itu TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan TB sebagai
2
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
“Global Emergency”. Menurut data yang dilaporkan WHO tahun 2008 diperkirakan
sebanyak 9.2 juta kasus baru TB yang terjadi di seluruh dunia pada
tahun 2006 (139 per 100.000), termasuk sekitar 4.1 juta (62 per 100.000) kasus baru
dengan apusan BTA positif. Diantara kasus baru itu diperkirakan 709 000 (7.7%)
dengan HIV-positif. Asia mencapai 55% dari seluruh kasus di dunia, dan Afrika
sekitar 31%. Menurut laporan WHO tahun 2004 diperkirakan angka kematian akibat
TB adalah 8000 setiap hari dan 2-3 juta setiap tahun di seluruh dunia, dimana jumlah
terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia Tenggara yaitu 625 orang atau angka
mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortalitas tertinggi terdapat
di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, prevalensinya meningkat seiring dengan
peningkatan kasus HIV.
Indonesia masih menempati urutan ke-3 setelah India, dan China dengan angka
insiden TB tertinggi di dunia. Di Indonesia setiap tahun terdapat ± 250.000 kasus
baru dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Di Indonesia TB adalah pembunuh
nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor 3
setelah penyakit jantung dan pernafasan akut pada seluruh kalangan usia.
TB sering bermanifestasi ke organ-organ lain. Manifestasi ke pleura berupa
pleuritis atau efusi pleura merupakan salah satu manifestasi TB ekstraparu yang
paling sering terjadi selain limfadenitis TB.4,5 Sekitar ± 30% infeksi aktif M. TB
bermanifestasi ke pleura. Menurut Jing dkk efusi pleura TB terjadi pada 10%
penderita yang tidak diobati, dimana hasil tes tuberkulin positif dan sebagai
komplikasi dari TB paru primer. Menurut Siebert dkk efusi pleura dapat terjadi pada
5% pasien dengan TB. Biasanya efusi pleura yang disebabkan oleh TB selain bersifat
eksudatif juga bersifat limfositik.
3
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
2.3. Etiologi
Penyakit Efusi Pleura tuberculosis disebabkan mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, namun dapat juga menimbulkan kelainan
di organ tubuh lain.
Mycobacterium tuberculosis (MTB)Mycobacterium berbentuk batang, tidak bergerak
dan tidak memiliki spora, berukuran panjang 1 – 10 (biasanya 3-5) lebar 0,2 – o,6.
Setengah berat keringnya terdiri dari lipid berfungsi sebagai cadangan energy,
membuatnya bersifat hidrofobik, resisten terhadap jejas, termasuk berbagai golongan
antibiotika, bersifat tahan asam dan pertumbuhan yang lambat. MTB dapat hidup
intraseluler atau ekstra seluler pada kavitas. Kuman TB cepat mati oleh sinar matahari
langsung, tetapi dapat juga bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab.
Didalam daringan tubuh, kuman ini dapat dormant selama beberapa tahun.
Struktur dinding sel Bagian dalam dari dinding sel mycobacteria terdiri dari lapisan
peptidoglikan. Terikat secara kovalen pada peptidoglikan tersebut adalah
arabinogalactan ( suatu polisakarida yang memiliki ujung luar teresterifikasi oleh
suatu molekul asam lemak yang disebut asam mikolik. Terdapat struktur-struktur
yang tertancap secara transversal pada seluruh bungkus (envelope) mulai dari
membrane plasma sampai bagian luar dinding yaitu suatu glikolipid seperti fosfatidil
mioinositol monosida, lipomanan (LM) dan arabinomanan (LAM).
4
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Gambar 2.mycobacterium tuberkulosis
Pertumbuhan MTB membelah setiap 12-24 jam pada kedaan optimal. Waktu yang
sangat lambat bila dibandinkan bakteri lain yang berduplikasi dalam 15 menit sampai
1 jam. Pertumbuhan lambat ini diakibatkan impermeabilitas dinding sel terhadap
asupan nutrient. Hal ini memperjelas keadaan sub akut dari perjalanan alami penyakit
tuberculosis dan waktu yang diperlukan untuk menumbuhkannnya pada media.
Harshey dan Ramakrishnan menemukan bahwa sintesis RNA menjadi faktor utama
yang berhubungan dengan lamabatnya pertumbuhan. Mereka berhasil
memperlihatkan bukti bahwa rasio RNA terhadap DNA dengan laju elogasi rantai
RNA sepuluh kali lebih lambat jika dibandingkan E.Coli.
2.4. Patogenenis
Pada orang normal, cairan di rongga pleura sebanyak 1-20 ml. Cairan di dalam
rongga pleura jumlahnya tetap karena ada keseimbangan antara produksi oleh pleura
viseralis dan absorpsi oleh pleura parietalis. Keadaan ini dapat dipertahankan karena
adanya keseimbangan tekanan hidrostatik pleura parietalis sebesar 9 cmH20 dan
tekanan koloid osmotik pleura viseralis sebesar 10 cm H20.
5
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Efusi pleura TB adalah efusi pleura yang disebabkan oleh M. TB suatu keadaan
dimana terjadinya akumulasi cairan dalam rongga pleura. Mekanisme terjadinya efusi
pleura TB bisa dengan beberapa cara:
1. Efusi pleura TB yang dapat disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
yang dapat masuk melalui saluran nafas menuju alveoli ,sehingga terjadi
infeksi primer,maka akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus dan juga di ikuti dengan pembesaran kelenjar getah bening hilus.
Peradangan pada saluran getah bening akan mempengaruhi permeabilitas
membrane. Permebealitas akan meningkat dan menimbulkan akumulasi cairan
dalam rongga pleura.
2. Efusi pleura TB ini diduga akibat pecahnya focus perkijuan subpleura paru
sehingga bahan perkijuan dan kuman M. TB masuk ke rongga pleura dan
terjadi interaksi dengan Limfosit T yang akan menghasilkan suatu reaksi
hipersensitiviti tipe lambat. Limfosit akan melepaskan limfokin yang akan
menyebabkan peningkatan permeabilitas dari kapiler pleura terhadap protein
yang akan menghasilkan akumulasi cairan pleura. Cairan efusi umumnya
diserap kembali dengan mudah. Namun terkadang bila terdapat banyak kuman
di dalamnya, cairan efusi tersebut dapat menjadi purulen
2. Hipotesis terbaru mengenai pleuritis TB primer menyatakan bahwa pada 6-12
minggu setelah infeksi primer terjadi pecahnya fokus kaseosa subpleura ke
kavitas pleura. Antigen mikobakterium TB memasuki kavitas pleura dan
berinteraksi dengan sel T yang sebelumnya telah tersensitisasi mikobakteria,
hal ini berakibat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang
menyebabkan terjadinya eksudasi oleh karena meningkatnya permeabilitas dan
menurunnya klirens sehingga terjadi akumulasi cairan di kavitas pleura. Cairan
efusi ini secara umum adalah eksudat tapi dapat juga berupa serosanguineous
dan biasanya mengandung sedikit basilTB.6
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
3. Cairan yang dibentuk akibat penyakit paru pada orang dengan usia lebih
lanjut. Efusi pleura ini terjadi akibat proses reaktivasi yang mungkin terjadi
jika penderita mengalami imuniti rendah.
Pada kasus Pleuritis TB rekativasi, dapat dideteksi TB parenkim paru secara
radiografi dengan CT scan pada kebanyakan pasien. Infiltrasi dapat terlihat
pada lobus superior atau segmen superior dari lobus inferior. Bekas lesi
parenkim dapat ditemukan pada lobus superior, hal inilah yang khas pada TB
reaktivasi. Efusi yang terjadi hampir umumnya ipsilateral dari infiltrat dan
merupakan tanda adanya TB parenkim yang aktif. Efusi pada pleuritis TB
dapat juga terjadi sebagai akibat penyebaran basil TB secara langsung dari lesi
kavitas paru, dari aliran darah dan sistem limfatik pada TB post primer
Gambar 3. Efusi Pleura Tuberkulosis
7
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
2.5. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala
1. Batuk
2. Dispnea bervariasi
3. Adanya keluha nyeri dada (nyeri pleuritik)
4. Pada efusi yang berat terjadi penonjolan ruang intercostal
5. Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang mengalami efusi
6. Perkusi meredup diatas efusi pleura
7. Egofoni diatas paru yang tertekan dekat efusi
8. Suara nafas berkurang di atas efusi pleura
9. Fremitus fokal dan raba berkurang
10. Jari tabuh merupakan tanda fisik yang nyata dari karsinoma bronkogenik,
bronkiektasis, abses dan TB Paru
Gejala Umum :
1. Demam
2. Keringat malam
3. Nafsu makan menurun
4. Penurunan berat badan
5. Rasa lelah
2.6. Diagnostik Fisik
a.anamnesis
Berdasarkan manifestasi klinik:
1.Adanya nyeri dada
2.sesak nafas
3.Adanya gejala-gejala penyakit penyebab,seperti :
-demam
-sub febris (tb)8
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
-banyak keringat
-batuk
b.Pemeriksaan fisik
1.inspeksi:-nampak sakit,gerak dada sisi sakit tertiggal,Nampak lebih cembung
(barrel chest)
2.palpasi :gerak dada sisi sakit tertingal,fremitus dada sisi sakit menurun
3.perkusi :suara ketok sisi sakit redup pada bagian bawah garis ells damolseau
4.auskultasi :suara nafas sisi sakit turun sampai menghilang
2.7 Pemeriksaaan penunjang
1. Rontgen Thorak
Gambaran radiologi efusi pleura tuberkulosis :
posterior anterior (PA) terdapat kesuraman pada hemithorax yang terkena efusi, dari
foto thorax lateral dapat diketahui efusi pleura di depan atau di belakang, sedangkan
dengan pemeriksaan lateral dekubitus dapat dilihat gambaran permukaan datar cairan
terutama untuk efusi pleura dengan cairan yang minimal.
Gambar 4. Radiologi Efusi Pleura Tuberkulosis
9
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Gambaran efusi pleura secara umum :
1.>300 cc secara fisik tidak ada perubahan
-pada foto PA sinus masih Nampak lancip
-foto lateral :sinus tampak mulai tumpul
2.>500 cc gerak dada atau fremitus suara atau fremitus raba menurun,suara ketok
redup
3.>1000 cc dada cembung,egofoni positif lebih dari 2000 cc mediastinum
terdorong.
2. USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang
jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan
3. Analisis Cairan Pleura
Analisis cairan pleura ini bermanfaat dalam menegakkan diagnosis efusi pleura
TB. Sering kadar protein cairan pleura ini meningkat > 5 g/dl. Pada pasien
kebanyakan hitung jenis sel darah putih cairan pleura mengandung limfosit > 50%.
Pada pasien dengan gejala < 2 minggu, hitung jenis sel darah putih menunjukkan
PMN lebih banyak. Pada torakosentesis serial yang dilakukan, hitung jenis lekosit ini
menunjukkan adanya perubahan ke limfosit yang menonjol. Pada efusi pleura TB
kadar LDH cairan pleura > 200 U, kadar glukosa sering menurun. Kadar pH cairan
pleura yang rendah dapat kita curigai suatu efusi pleura TB.
Aspirasi cairan pleura,berguna sebagai sarana diagnostic atau
terapiotik.Pelaksanaanya dilakukan pada pasien posisi duduk .Aspirasi dilakukan di
bagian bawah paru,sela iga garis aksilaris posterior dengan memakai jarum abocad no
14 atau 16.Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000-1500.
10
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
4 . Pemeriksaan BTA Sputum
- Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS) :
1. Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
2. Pagi (keesokan harinya)
3. Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi) atau setiap pagi
3 hari berturut-turut.
2.8. Diagnosis Banding
1. Efusi Pleura transudat
2. Efusi Pleura neoplasma
3. Atelektasis
2.9.Penatalaksanaan
Pada efusi pleura yang terinfeksi perlu segera dikeluarkan dengan memakai
pipa intubasi melalui selang iga. Pengobatan secara sistemik hendaknya segera
dilakukan, tetapi terapi ini tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan
yang adequate.
Torakosentesis
Torakosentesis adalah pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang
dimasukkan diantara sel iga ke dalam rongga dada di bawah pengaruh
pembiusan lokal dalam dan berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun
terapeutik. Pelaksanaan torakosentesis sebaiknya dilakukan pada penderita
dengan posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru di sela iga IX
garis aksilaris posterior dengan memakai jarum abbocath nomor 14 atau 16.
Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000 – 1500 cc pada setiap
kali aspirasi
11
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Torakosentesis bertujuan untuk mmengambil atau membuang cairan yang
berlebih pada pleura, serta dapat di gunakan sebagai bahan analisa.
Gambar 5. Torakosentesis
Mengobati penyakit yang mendasari
Pada Efusi Pleura Tuberkulosis , penyebab nya adalah basil tuberculosis. Maka
pengobatan yang di lakukan adalah pengobatan Tuberkulosis.
Saat ini terdapat 10 obat yang disetujui oleh Food and Drug Administration
(FDA) Amerika Serikat sebagai terapi tuberculosis. Sebagi tambahan, golongan
fluroquinolon, meskipun tidak disetujui oleh FDA untuk terapi tuberculosis,
sering digunakan mengobati tuberculosis yang mengalami tuberculosis resistensi
untuk pasien yang intoleran terhadap beberapa obat lini pertama.
Obat anti tuberculosis ( OAT) harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa
jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Pemakaian OAT kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan untuk menjamin kepatuhan pasien dalam
menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed 12
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Treatment) oleh seorang pengawas Menelan Obat (PMO). Pengobatan TB
diberikan dalam dua tahap yaitu intensif dan lanjutan.
Tahap awal (intensif)
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap
intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA + menjadi BTA –
(konversi) dalam 2 bulan.
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman
persisten sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Paduan OAT yang digunakan Indonesia
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberculosis
di Indonesia:
- Kategori 1 : 2(HRZE)/4 (HR)3
- Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
- Kategori anak : 2HRZ/4HR
- Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resisten obat di Indonesia
terdiri dari OAT lini kedua.
2.10. komplikasi
1. Fibrothoraks, efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan
drainase yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan
pleura visceralis. Keadaan ini disebut dengan fibrothoraks. Jika fibrothoraks
meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-
13
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan pengupasan (dekortikasi)
perlu dilakukan untuk memisahkan membran-membran pleura tersebut.
2. Atalektasis, pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh
penekanan akibat efusi pleura tuberkulosis
3. Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan
sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan.
Pada efusi pleura, atelectasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan
penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
.
2.11. prognosis
Prognosis sangat bervariasi dan tergantung pada faktor penyebab dan ciri
efusi pleura. Pada Efusi Pleura Tuberkulosis , prognosis tergantung dari
pengobatan dan tindakan.
Mengobati penyebab efusi merupakan langkah awal dalam megobati efusi
pleura. Pasien yang mencari pertolongan medis lebih dini karena penyakitnya
dan dengan diagnosis yang tepat serta penatalaksanaan yang tepat pula memiliki
angka komplikasi yang lebih rendah.
14
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Efusi Pleura TB adalah TB ekstraparu kedua terbanyak setelah limfadenitis
TB. Anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru (ekstrapulmonari)
dibanding TB paru-paru dengan perbandingan 3:1. Infeksi dapat terjadi karena M.
tuberculosis dan M. bovis. Efusi pleura terbentuk sebagai reaksi hipersensitivitas tipe
lambat antigen kuman TB dalam rongga pleura. Efusi Pleura TB dapat merupakan
manifestasi dari tuberkulosis primer atau tuberkulosis post primer (reaktivasi)
Efusi pleura Tuberkulosis adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan
dalam pleura berupa cairan eksudat atau dapat berupa darah . Adapun tanda dan
gejala efusi pleura tuberkulosis adalah dispnea/sesak napas, nyeri dada, ruang
interkostal menonjol, suara nafas dan fremitis berkurang. Untuk memastikan diagnosa
medis ini, maka dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu : foto
thoraks, ultrasonograpy, torakosentesis dan kultur cairan pleura, pemeriksaan Sputum
BTA . Sedangkan untuk penatalaksanaan medisnya dapat dilakukan aspirasi cairan
pleura, serta pemberian OAT sesuai dengan anjuran yang berlaku. Kategori 1 :
2(HRZE)/4 (HR)3, Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Daftar Rujukan
15
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.
RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
1. Darmanto djojodibroto.respirologi.2009:EGC
2. Departemen Ilmu penyakit paru FK UNAIR. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru.
2010 : Surabaya . 111-21
3. Harison. Buku Saku Harrison Pulmonologi. 2013. Karisma Publishing Group :
Jakarta. 88-92
4. Tabrani Rab. Penyakit Pleura. 2010. Trans Info Medika : Jakarta . 218-35
5. Zulkarnain dahlan, dkk.tatalaksana penyakit respirasi dan kritis
paru.2012.Bandung:Perpari(perhimpunan respirologi indonesia.jilid 1
16
Judul : Efusi Pleura TuberkulosisOleh : Tiara Larasati,Juviza Melia Farma,Nurul Laili,Syafrimeldi,Lidia Putri Adelti,Barkah Adina Putra.