PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH … · Embrio adalah struktur yang terbentuk dari...
Transcript of PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH … · Embrio adalah struktur yang terbentuk dari...
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
(AGH 250)
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2019
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN I
STRUKTUR BENIH
Pendahuluan
Latar Belakang :
Benih terdiri atas tiga komponen, yaitu kulit benih, embrio dan cadangan makanan.
Kulit benih,yang merupakan lapisan terluar benih, dapat terdiri atas testa atau testa dan
lapisan lain. Testa adalah lapisan yang berasal dari integumen, misalnya pada benih
kedelai, kacang tanah dll.Pada kariopsis (misalnya padi dan jagung) testa bersatu dengan
perikarp.Kulit benih sangat bervariasi dalam warna, tekstur serta ada atau tidaknya struktur
tambahan seperti sayap, karunkula dll.
Embrio adalah struktur yang terbentuk dari fertilisasi (bersatunya antara sel telur
dan sperma).Struktur utama embrio (poros embrio) terdiri atas radikula (bakal akar),
plumula (bakal daun) dan hipokotil (bakal batang).Pada benih dikotil, umumnya embrio
mempunyai kotiledon.
Cadangan makanan dalam benih sangat penting untuk proses perkecambahan. Pada
monokotil (misalnya familia Gramineae)cadangan makanan dalam benih berupa
endosperma yang terbentuk dari bersatunya sperma dan inti polar, disebut sebagai benih
endospermik.Pada benih demikian endosperma merupakan bagian terbesar dari struktur
benih.Pada dikotil (misalnya familia Leguminosae dan Cucurbitaceae)umumnya benih
tidak mengandung endosperma (benih non-endospermik), dan cadangan makanan untuk
perkecambahannyaadalah kotiledon, yang merupakan bagian dari embrio, dan kotiledon
merupakan bagian terbesar dari struktur benih.Akan tetapi ada juga dikotil yang
mempunyai endosperma (misalnya familia Euphorbiaceae).Pada benih demikian
endosperma yang merupakan bagian terbesar struktur benih berfungsi sebagai cadangan
makanan untuk perkecambahan, bukan kotiledon yang merupakan jaringan tipis.
Tujuan :
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari variasi struktur benih tanaman beberapa
familia.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Bahan dan Metode :
Benih dari beberapa familia tanaman: Gramineae (jagung, padi), Leguminosae (kacang
tanah, kedele, kacang merah, lamtoro), Solanaceae (tomat, cabe, terong), Eophorbiacea
(jarak kepyar, jarak pagar, karet) dan lainnya yang tersedia.
1. Benih yang kering dilembabkan dahulu selama 24 jam supaya lunak,
mempermudah diiris atau dikupas
2. Iris benih dengan arah vertikal sehingga seluruh bagian internal dapat diamati
3. Amati warna, tekstur kulit benih serta adanya struktur tambahan
4. Gambar benih utuk dan struktur internalnya, beri keterangan masing masing
bagian benih
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN II
Penetapan Kadar Air Benih
Pendahuluan
Latar Belakang
Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada
kegiatan pemanenan, pengolahan, penyimpanan dan pemasaran benih. Kadar air benih
sangat menentukan ketepatan saat panen, tingkat kerusakan mekanis saat pengolahan,
kemampuan benih mempertahankan viabilitasnya selama penyimpanan sehingga
pengukuran kadar air benih harus dilakukan dalam pengujian mutu benih (termasuk uji
rutin).
Ada dua metode pengukuran kadar air yang dapat dilakukan, yaitu metode langsung
dan metode tak langsung. Pada metode langsung kadar air benih dihitung secara langsung
dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air dari dalam benih. Sedangkan secara
tidak langsung kadar air dapat diukur tanpa mengeluarkan air dalam benih, tetapi dengan
memanfaatkan hambatan listrik dalam benih yang kemudiaan dikorelasikan dengan kadar
air.
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air benih menggunakan
metoda langsung dengan oven suhu tinggi (1300C).
Bahan dan Metode
Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan adalah dua lot benih padi. Alat yang digunakan adalah oven,
timbangan, cawan porselen, grinder dan desikator
A. Metode langsung
Cara oven suhu tinggi :
1. Ambil benih padi untuk masing-masing lot 5 g, kemudian dihancurkan dengan
menggunakan grinder selama 1 menit .
2. Timbang cawan dan tutup (M1), kemudian masukkan benih yang sudah
dihancurkan ke dalam cawan dan timbang kembali (M2).
3. Masukan cawan tersebut kedalam oven 130-1350C, waktu sesuai komoditas dengan
kondisi cawan terbuka.
4. Setelah satu jam tutup dan cawan kemudian dikeluarkan dari oven, kemudian
dimasukkan kedalam desikator selama 30 menit hingga dingin.
5. Timbang benih, cawan dan tutup yang telah di oven tadi (M3).
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
6. Hitunglah kadar air benih dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(M2 – M3)
KA= -------------- X 100%
(M2-M1)
Keterangan :
KA = Kadar air benih
M1 = Berat cawan + tutup kosong
M2 = Berat cawan + tutup + benih sebelum dipanaskan
M3 = Berat cawan + tutup + benih setelah dipanaskan
7. Penetapan kadar air benih kedelai dilakukan dengan metode yang sama dengan
padi.
8. Lakukan pengukuran kadar air benih masing-masing perlakuan sebanyak 3
ulangan.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN III
Efisiensi Alat Pembersih dan Pemilah Benih
Pendahuluan
Latar Belakang
Pembersihan benih sangat penting karena benih yang kotor tidak baik bila disimpan
lama, secara tidak langsung akan mempengaruhi viabilitas benih karena tersumbatnya
ruang antara benih yang akan menimbulkan panas dan kelembaban tinggi sehingga menjadi
tempat bersarangnya cendawan maupun hama.
Proses pembersihan benih bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran fisik
maupun biji-bijian lain yang mencampuri suatu kelompok benih. Kotoran fisik antara lain
yaitu pecahan-pecahan biji, benih-benih yang berukuran kurang sempurna (keriput,
inferior, membatu akibat kurang masak atau terserang penyakit), pecahan-pecahan batu
maupun ranting-ranting yang terbawa pada waktu proses pemanenan.
Dalam proses pembersihan dapat terjadi kerusakan fisik atau kurang sempurna
proses pembersihannya sehingga diperoleh hasil yang tidak bersih 100%. Prinsip kerja dari
alat pembersih ini adalah, memisahkan benih berdasarkan perbedaan ukuran/bentuk dan
berat benih .
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari efisiensi alat pembersih benih model clipper.
Bahan dan Metode
Benih yang di gunakan sebanyak tiga macam yang berbeda untuk masing-masing
ditimbang 100 g.campur dengan kotoran fisik yang berupa daun kering sebanyak 10 g,
biji lain sebanyak 20 g dan kotoran batu kerikil sebanyak 20 g aduk menggunakan alat
pengaduk IPB 72-3 benih di bersihkan dengan alat clipper.
Pisahkan dengan alat tersebut sehingga kembali menjadi komponen masing-masing
seperti sebelum di campur dan gambar alat tersebut secara skematis.
Laporan Percobaan
Clipper ; pintu pemisah komponen ada…………………..buah.
Masing-masing untuk memisahkan sebagai berikut =
Pintu 1 =
Pintu 2 =
Pintu 3 =
Pintu 4 =
Pintu 5 =
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Pintu 6 =
Terdapat 3 set campuran benih yang masing-masing terdiri dari
Set 1 = a)….…;b)…….;c)……..;d)…………
Set 2 = a)….…;b)…….;c)……..;d)…………
Set 3 = a)….…;b)…….;c)……..;d)…………
Dengan screen ukuran……(atas) dan ukuran…….(bawah) maka =
Set no. 1 akan mampu dipisahkan di masing-masing pintu berikut =
Pintu 1 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 2 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 3 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 4 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 5 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 6 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Kotoran fisik jatuh masing-masing =
Daun kering di pintu…….,……..,……,……
Batu kerikil di pintu……..,………,…….,……
Dengan screen ukuran…….(atas) dan ukuran…….(bawah) maka =
Set no. 2 akan mampu dipisahkan di masing-masing pintu berikut =
Pintu 1 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 2 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 3 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 4 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 5 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 6 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Kotoran fisik jatuh masing-masing =
Daun kering di pintu…….,……..,……,……
Batu kerikil di pintu……..,………,…….,……
Dengan screen ukuran…….(atas) dan ukuran…….(bawah) maka =
Set no. 3 akan mampu dipisahkan di masing-masing pintu berikut =
Pintu 1 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 2 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 3 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 4 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 5 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Pintu 6 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%
Kotoran fisik jatuh masing-masing =
Daun kering di pintu…….,……..,……,……
Batu kerikil di pintu……..,………,…….,……
Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN IV
Pengaruh Bentuk Benih terhadap Efisiensi Pemilahan
dengan Spiral Separator
Pendahuluan
Latar Belakang
Pemilahan benih dilakukan untuk mendapatkan mutu fisik benih yang seragam
bentuk maupun ukurannya. Proses pembersihan dan pemilahan dapat dilakukan sekaligus
dengan mesin tertentu. Namun beberapa mesin hanya dapat digunakan untuk pemilahan
saja.
Spiral separator merupakan alat pemilah benih yang prinsip kerjanya berdasarkan
kemampuan menggelinding benih pada alat tersebut. Perbedaan bentuk benih akan
mempengaruhi kecepatan menggelinding, sehingga benih-benih tersebut dapat dipilah.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bentuk benih terhadap
efisiensi pemilahan
Bahan dan Metode
Buat campuran benih dengan komposisi sbb:
1. 300 g kedelai dan 10 g jagung
2. 300 g kedelai dan 10 g kacang hijau
Buat campuran dengan komposisi tersebut untuk tiga ulangan.Selanjutnya masukkan
campuran benih tersebut ke dalam alat spiral separator. Amati efisiensi pemilahan dan
berikan pembahasannya.
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Campuran benih ulangan Benih yang tidak terpisah Efisiensi pemilahan
Kedelai +
jagung
Rata-rata
1
2
3
Kedelai +
kc.hijau
Rata-rata
1
2
3
Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN V
Uji Kemurnian Benih Padi
Pendahuluan
Latar belakang
Kemurnian benih merupakan mutu genetik yang merupakan tolok ukur pengujian
rutin untuk pengisian label sertifikasi benih. Tingkat kemurnian benih sangat menentukan
keseragaman pertumbuhan tanaman di lapang dan kualitas produk pertanian yang
dihasilkan.
Benih murni adalah benih murni yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara
dominan ditemukan dalam contoh benih termasuk semua benih varietas tanaman dan
kultivar dari spesies tersebut, seperti:
1. Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut, dan benih sedikit
rusak.
2. Benih terserang penyakit atau benih yang mulai berkecambah, tetapi benih tersebut
masih bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud. Jika sudah berubah dalam bentuk
terlihat sebagai cendawan sclerotia, smut balls atau nematoda galls maka termasuk
sebagai kotoran benih.
3. Pecahan benih dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran benih aslinya.
Untuk caryopsis (Poaceae/Graminae: jagung, padi): bagian dari caryopsis yang berukuran
lebih besar dari setengah ukuran aslinya. Untuk Fabaceae (Leguminosae) yang terkelupas
seluruh benihnya termasuk kriteria kotoran benih. Pada Leguminosae jika kotiledon
terpisah termasuk kotoran benih.
Benih tanaman lain (other seeds)
Benih tanaman lain adalah unit benih tanaman spesies lain yang terbawa selain benih
murni. Penentuan benih tanaman lain sebagai kotoran benih sama seperti penentuan benih
murni.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Kotoran benih (inert matter)
Kotoran benih meliputi benih dan semua bahan-bahan lain dan struktur yang bukan bagian
dari benih, seperti tersebut di bawah ini:
a. Benih dan bagian benih:
Untuk Fabaceae (Leguminosae) dengan kulit benih yang sudah terkelupas semua
(tanpa kulit benih) atau kotiledon terpisah.
Bagian dari unit benih yang pecah atau rusak dan berukuran kurang dari setengah
ukuran aslinya.
Benih rusak tanpa lembaga/kotiledon (rusak berat).
Gabah hampa.
Sekam, cangkang benih, kulit benih dan lain-lain.
b. Bahan-bahan lain dan struktur yang bukan merupakan bagian dari benih seperti
tanah, pasir, batu, batang jerami, daun, tangkai bunga, galls, sklerotia, smut balls, lemma,
palea dan fungi.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan persentase komposisi (berdasarkan berat)
contoh yang diuji dan mengidentifikasi berbagai spesies benih dan kotoran benih dalam
contoh benih.
Bahan dan Metode
Analisis kemurnian dilakukan pada contoh kerja yang diambil dari contoh kirim.
Pengambilan contoh kerja untuk analisis kemurnian dilakukan dengan cara pengurangan
contoh kirim dengan menggunakan alat pembagi mekanik atau cara paruhan. Pengambilan
contoh kerja untuk padi sebagai berikut.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
700 g Contoh kerja analisis kemurnian benih padi: a + b + d = 71,2 g
350 g 350 g
175 g 175 g
87,5 g 87,5 g
(a) 43.8 g 43,8 g
(b) 21,9 g 21,9 g
(c) 10,9 g 10,9 g
(d) 5,5 g 5,5 g
Lakukan analisis kemurnian dengan memisahkan contoh kerja dalam komponen
benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih dengan cara sebagai berikut:
a. Contoh kerja ditebarkan di meja kerja
b. Setiap benih diidentifikasi satu per satu secara visual berdasarkan penampakan
morfologi (bentuk, ukuran, warna, kilap, tekstur luar).
c. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan dari benih murni.
Setiap komponen ditimbang dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sama
dengan contoh kerja.
Perhitungan dan Penulisan Hasil
1. Berat ketiga komponen (benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih)
dijumlahkan dan kemudian dibandingkan dengan berat contoh kerja awal. Jika
terdapat kehilangan berat >5% berat awal contoh kerja, maka harus dilakukan
analisis ulang.
2. Masing-masing komponen dihitung persentasenya dalam satu desimal.
3. Persentase ketiga komponen dijumlah, dengan total harus 100,0%. Jika jumlah
persentase tidak 100,0% (99,9% atau 100,1%) maka dilakukan penambahan atau
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
pengurangan 0,1% pada persentase tertinggi (biasanya pada fraksi benih murni).
Apabila lebih dari 0,1% maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kesalahan.
4. Rumus perhitungan persentase:
BM
BM = ---------------------- x 100% BM: benih murni
(BM + BTL + KB)
BTL
BTL = ---------------------- x 100% BTL: benih tanaman lain
(BM + BTL + KB)
KB
KB = ---------------------- x 100% KB: kotoran benih
(BM + BTL + KB)
Faktor kehilangan yang diperbolehkan maksimal 5%, dihitung dengan rumus:
CK – (BM + BTL + KB)
------------------------------ x 100% ≤ 5% CK: contoh kerja
CK
Semua penimbangan dinyatakan dalam satuan gram.
5. Penulisan/ pelaporan hasil
Hasil analisis kemurnian ditulis dalam persentase dengan satu desimal. Jumlah
persentase berat dari semua komponen harus 100,0%. Nama ilmiah benih murni dan
benih tanaman lain serta macam kotoran benih harus dilaporkan.
Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN VI
Teknik Pematahan Dormansi Benih
Pendahuluan
Latar Belakang
Dormasi benih merupakan suatu kondisi dimana benih tidak berkecambah
walaupun ditanam dalam kondisi yang optimum.Salah satu keuntungan sifat dormansi
pada benih yaitu untuk melestarikan spesies tersebut. Namun dormansi dapat menjadi
masalah karena saat konsumen benih akan menanam benih yang masih dorman tidak
tumbuh dengan seragam, selain itu juga mengacaukan interpretasi dalam pengujian benih.
Beberapa jenis benih tidak dapat berkecambah karena adanya hambatan dari kulit
benih yang impermeabel terhadap air dan gas, kulit benih yang tebal dan keras. Sebagian
jenis benih yang lain tidak mampu berkecambah ketika baru dipanen dan baru dapat
berkecambah setelah melampaui periode penyimpanan kering. Kasus tersebut disebut
after-fipening.
Beberapa metode pematahan dormansi telah dikembangkan berdasarkan kasus
penyebab dormansi benihnya, karena metode yang efektif untuk suatu kasus belum tentu
efektif untuk kasus dormansi lainnya.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik pematahan dormansi yang tepat pada
kasus dormansi fisiologi (salah satunya after-ripening) dan dormansi fisik.
Bahan dan Metode
Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan adalah benih padi yang baru dipanen, benih saga pohon, 0.2 %
KNO3, air panas (mendidih), aquades, kertas merang, plastik, label dan pasir.
Alat yang digunakan adalah glassjar, box perkecambahan benih serta alat pengecambah
benih tipe IPB 73-2A/B dan Scarifier.
Metode Percobaan dilakukan secara terpisah untuk benih padi dan benih saga pohon.
Teknik pematahan dormansi benih padi yaitu : kontrol (P0); perendaman KNO3 0.2 %
selama 24 jam (P1); perendaman dengan air selama 24 jam (P2). Untuk benih sengon :
kontrol (P0); perendaman KNO3 0.2 % selama 24 jam (P1) dan Skarifikasi fisik (P2).
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
1. Teknik pematahan dormansi benih padi
Masing-masing 4x100 butir benih dimasukkan ke dalam glassjar yang berisi larutan
0.2 % KNO3 dan aquades, biarkan selama 24 jam.
Tiriskan dan tanam pada substrat kertas merang, demikian juga untuk perlakuan
kontrol (tanpa perlakuan).
Amati daya berkecambahnya
2. Teknik pematahan dormansi benih sengon. Lakukan seperti pada benih padi, kecuali
untuk perlakuan P2 yaitu diskarifikasi menggunakan scarifier.
Tabel 2. Pengamatan daya berkecambah benih saga
Ulangan Perlakuan
Kontrol Skarifikasi KNO3 0.2 %
1
2
3
4
Tabel 3. Pengamatan potensi tumbuh maksimum benih saga
Ulangan Perlakuan
Kontrol Skarifikasi KNO3 0.2 %
1
2
3
4
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Tabel 4. Pengamatan persentase kecambah normal benih padi
Periode
simpan
(minggu)
Ulangan Perlakuan
Kontrol KNO3 Air
0 1
2
3
1 1
2
3
2 1
2
3
3 1
2
3
4 1
2
3
5 1
2
3
6 1
2
3
7 1
2
3
8 1
2
3
9 1
2
3
10 1
2
3
Catatan : Laporan praktikum lengkap (Pendahuluan, Bahan dan Metoda secara rinci,
Hasil pembahasan dan kesimpulan) oleh setiap grup.
Catatan : Laporan praktikum lengkap disusun oleh setiap grup.Laporan meliputi
Pendahuluan, Bahan dan Metoda secara rinci, Hasil pembahasan dan kesimpulan
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN VII
Pengujian Daya Berkecambah Benih
Pendahuluan
Latar Belakang
Viabilitas benih dapat diketahui dengan melakukan pengujian benih.Berbagai macam
metode pengujian benih dibuat untuk mendeteksi parameter viabilitas benih.Pengujian
daya berkecambah benih digunakan untuk mendeteksi parameter viabilitas potensial
benih.Daya berkecambah atau daya tumbuh benih adalah tolok ukur bagi kemampuan
benih untuk tumbuh normal dan berproduksi normal pada kondisi lingkungan yang
optimum.
Sesuai dengan tujuan pengujian yaitu untuk mendeteksi viabilitas benih dalam kondisi
optimum, kondisi pengujian daya berkecambah benih dibuat serba optimum dan standar.
Media untuk menumbuhkan benih digunakan : kertas merang dan pasir, kertas saring atau
kertas koran bila benih dikecambahkan dalam alat pengecambah benih. Media pasir, serbuk
gergaji atau arang sekam digunakan bila benih ditumbuhkan diruang persemaian (lath
house). Ukuran media kertas atau boks plastik yang digunakan harus standar untuk
menanam sejumlah benih tertentu , pelembaban media harus optimum karena media terlalu
kering atau terlalu basah akan menyebabkan kondisi menjadi tidak optimum.
Metode penanaman benih dalam uji daya berkecambah yang menggunakan media kertas:
benih ditanam diatas media kertas (UDK), diantara media kertas (UAK), diantara media
kertas kemudian digulung (UKD) , bila dilapisi plastik dibagian luarnya adalah UKDdp.
Ciri lain dan khas dari pengujian daya berkecambah benih adalah pengamatan terhadap
benih yang tumbuh normal dilakukan dua kali. Pengamatan pertama biasa disebut hitungan
pertama, dilakukan pada hari ketiga setelah tanam untuk benih jagung, kedelai; kacang
tanah; benih padi pada hari kelima dan untuk benih cabe, tomat dan terong pada 7 hari
setelah benih ditanam.Pengamatan pertama ditujukan untuk optimalisasi media, benih
yang telah tumbuh menjadi kecambah normal dihitung, dicatat jumlahnya, setelah itu
dikeluarkan dari media.Benih yang busuk, bercendawan juga disingkirkan.Bila media
kering ditambah kelembabannya.Benih yang belum berkecambah atau kecambah belum
tumbuh normal dibiarkan dalam media tanam hingga akhir pengujian.
Pengamatan kedua atau hitungan kedua semua kecambah normal, kecambah abnormal,
benih mati dan benih segar tidak tumbuh diamati. Penentuan daya berkecambah benih
adalah jumlah kecambah normal hitungan satu dan dua dibagi jumlah benih yang diuji
dikali 100%.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Kriteria kecambah normal yang digunakan bagi bermacam jenis tanaman juga harus
standar. Untuk tanaman dikotil bagian kecambah yang harus diperhatikan ialah : perakaran
yang terdiri akar primer dan sekunder, hipokotil yaitu calon batang yang terletak di bawah
kotiledon, kedua kotiledon, epikotil dan plumula. Untuk kecambah monokotil bagian yang
diperhatikan : akar seminal primer dan sekunder, mesokotil, koleoptil, dan plumula.
Tujuan
Setelah mengikuti praktikum Pengujian Daya Berkecambah Benih mahasiswa dapat
melakukan beberapa metode uji daya berkecambah benih serta dapat mendeteksi viabilitas
potensial suatu lot benih dengan tolok ukur daya berkecambah benih
Bahan dan Metode
Bahan dan Alat
Benih yang digunakan : jagung, caisin, bawang, Cabe, kangkung dan timun
Media yang digunakan : kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm, kertas
merang bentuk bulat diameter 10 cm, media pasir
Alat yang digunakan : alat pengecambah benih tipe : IPB 72-1; IPB 73-2A/B, IPB 73-2A.
Alat pengepres kertas merang IPB 75-1.
Metode Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UDK (Uji Diatas Kertas)
Cawan petri diameter 10 cm dilapisi tiga lembar media kertas merang bentuk bulat
Diatas kertas merang ditetesi air hingga merata. Cawan dimiringkan sehingga air yang
berlebih terkumpul di bagian bawah. Air berlebih dibuang.
Benih yang ditanam dengan metode UDK ialah benih yang berukuran kecil : caisin,
bawang, cabe.
Jumlah benih yang ditanam satu cawan petri 25 butir.
Cawan petri ditutup, diletakkan dalam alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A.
Setelah benih mulai berkecambah, tutup cawan dibuka.
Pengamatan terhadap jumlah kecambah nornal dilakukan pada :
Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam
Plastik) :
Kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm direndan dalam air.
Setelah lembab diangkat dan diriskan airnya menggunakan alat pengepres kertas
merang IPB 75-1
Benih ditanam diatas 3 media kertas merang yang dibawahnya dilapisi plastik,
untuk media ukuran 20X30 ditanam 25 butir benih ukuran sedang-besar (jagung,
timun dan kangkung). Setelah benih ditanam, ditutup dengan 3 lembar media
lembab, kemudian digulung.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Gulungan kertas merang diletakan dalam alat pengecambah benih tipe IPB 72-1.
Pengamatan dilakukan pada hari ke 3 dan ke 5 setelah tanam
Pengujian UKDdp untuk padi digunakan media kertas merang ukuran 20X30 cm
dilipat jadi dua sejajar panjangnya. Diatas media ditanam 25 butir benih padi, media
setengahnya ditutupkan, kemudian media digulung. Alat pengecambah benih yang
digunakan Tipe IPB 73-2A/B.
Tabel 5. Pengamatan Daya Berkecambah Benih
Komoditi Ulangan ∑ Kecambah
Normal
∑ Kecambah
Abnormal
∑ Benih
Mati
% Daya
Berkecambah
Timun 1
2
3
Jagung 1
2
3
Kangkung 1
2
3
Caisin 1
2
3
Bawang 1
2
3
Cabe 1
2
3
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN VIII
Uji Vigor Benih dengan NaCl
Pendahuluan
Latar Belakang
Vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih menjadi tanaman berproduksi normal dalam
kondisi subobtimum. Beberapa kondisi suboptimum di lapang misalnya ; kondisi
kekeringan, tanah salin, tanah asam, tanah berpenyakit, dsb. Benih yang mampu mengatasi
kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor tinggi.
Pengujian ketahanan benih terhadap kekeringan dapat dilakukan secara simulasi di
Laboratorium menggunakan larutan NaCl. Pada konsentrasi tinggi larutan ini tidak hanya
memberikan cekaman akibat tekanan osmotiknya sehingga benih mengalami hambatan
dalam proses imbibisi, tetapi juga memberikan cekaman terhadap kondisi salin. Pada
kondisi tersebut hanya benih vigor yang mampu tumbuh dengan baik.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari uji vigor kekuatan tumbuh benih terhadap
kekeringan (VKTkekeringan).
Bahan dan Metode
Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan adalah dua lot benih kedelai yang berbeda vigornya, kertas merang,
plastik, label, larutan NaCl 1% dan aquades.
Alat yang dibutuhkan adalah alat pengecambah benih IPB 72-1, gelas ukur, beaker glass,
pengaduk gelas, timbangan serta alat penunjang yang lain.
Metode
Prosedur pelaksanaan
1. Tanam masing-masing lot benih kedelai sebanyak 50 butir pada substrat kertas
merang yang sudah dilembabkan dengan larutan NaCl 1%. Untuk kontrol substrat
perkecambahan dilembabkan dengan aquades. Lakukan sebanyak 4 ulangan untuk
masing-masing perlakuan pada kedua lot benih.
2. Simpan pada alat pengecambah benih IPB 72-1.
3. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 setelah tanam terhadap kecambah normal,
abnormal dan mati (isikan pada Tabel ). Bandingkan bagaimana pertumbuhan
kecambah pada kedua substrat (kontrol dan perlakuan NaCl) pada kedua lot benih.
4. Bahas dan buat kesimpulannya.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Tabel 6. Hasil pengamatan uji vigor dengan media yang dilembabkan larutan NaCl
Lot Perlakuan Ulangan Kecambah
Normal
Kecambah
abnormal
mati
Tinggi Kontrol 1
2
3
4
Rata-rata
NaCl 1
2
3
4
Rata-rata
Rendah Kontrol 1
2
3
4
Rata-rata
NaCl 1
2
3
4
Rata-rata
Catatan.: Laporan oleh masing-masing mahasiswa
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN IX
Uji Cepat Viabilitas Benih dengan Tetrazolium
Pendahuluan
Latar Belakang
Uji tetrazolium juga disebut uji biokhemis benih atau uji cepat viabilitas. Disebut uji
biokhemis karena uji tetrazolium mendeteksi adanya proses biokimia yang berlangsung di
dalam sel-sel benih khususnya sel-sel embrio. Disebut uji cepat viabilitas karena indiksi
yang diperoleh dari pengujian tetrazolium bukan berupa perwujudan kecambah, melainkan
pola-pola pewarnaan pada embrio, sehingga waktu yang diperlukan untuk pengujian
tetrazolium tidak sepanjang waktu yang diperlukan untuk pengujian yang indikasinya
berupa kecambah.
Pengujian tetrazolium menggunakan senyawa indikator 2.3.5 Trifenil tetrazolium klorida
yang larut dalam air untuk mengindikasi adanya sel-sel yang hidup. Bila indikator
diimbibisi oleh benih kedalam sel-sel benih yang hidup dengan bantuan enzim
dehidrogenase akan terjadi proses reduksi sehingga terbentuk endapan formazan yang
berwarna merah. Pada sel-sel yang mati tidak terjadi reduksi, sehingga warnanya
tetap.Adanya pola-pola warna merah pada bagian-bagian penting pada embrio benih
mengindikasikan benih mampu menumbuhkan embrio menjadi kecambah yang normal.
Kegunaan uji tetrazolium cukup banyak : untuk mengetahui viabilitas benih yang segera
akan ditanam, untuk mengetahui viabilitas benih dorman, untuk mengetahui hidup atau
matinya benih segar tidak tumbuh dalam pengujian daya berkecambah benih. Uji
tetrazolium sebagai uji vigor bila dilakukan, dengan cara membuat penilaian benih lebih
dapat dikembangkan ketat untuk katagori benih vigor diantar benih viabel.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam uji tetrazolium ialah : penyiapan benih yang
akan diuji dengan menghitung jumlahnya, pelembaban benih untuk aktivasi enzim dan
pelunakan jeringan benih, pembukaan jaringan benih untuk pewarnaan ( penusukan,
pemotongan, pengupasan testa, pengeluaran embrio), penyiapan larutan tetrazolium, suhu
dan lama perendaman, penilaian benih viabel dan benih non viabel.
Bahan dan Metode
1. Benih jagung masing-masing 50 butir dilembabkan selama 1 malam.
2. Belah bagian embrio untuk mempercepat masuknya larutan tetrazolium ke dalam
benih. Rendam benih tersebut dengan larutan Tetrazolium secukupnya sampai
benih terendam seluruhnya. Untuk mempercepat proses pewarnaan bisa dipakai
suhu 400C selama 1 jam
3. Evaluasi/Pengamatan
Setelah proses pewarnaan biji harus segera diamati :
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Tuang larutan tetrazolium dengan menggunakan saringan teh, cuci benih
dengan air mengalir sampai bersih (bebas dari larutan tetrazolium).
Rendam dalam air bersih.
Amati benih satu per satu dengan kaca pembesar, klasifikasikan sesuai dengan
gambar 1 – 10. Gambar dan hitung persentase benih viabel.
Apabila perlu gunakan mikroskop stereo
Gambar 1. Pola pewarnaan Tetrazolium untuk benih /biji jagung yang hidup dan
yang mati
Kriteria dalam interpretasi hasil uji tetrazolium pada biji jagung.Bagian gambar yang
berwarna hitam menunjukkan adanya pewarnaan merah dari jaringan yang hidup; bagian
yang berwarna putih adalah bagian yang tidak berwarna yang berarti jaringannya mati.
No.1 Biji dapat tumbuh (Germinable)
Seluruh embrio berwarna merah cemerlang
No.2-4 Biji dapat tumbuh (Germinable)
Bagian ujung dari skutelum tidak berwarna
No.5-6 Biji dapat tumbuh (Germinable)
Bagian ujung dari skutelum tidak berwarna;dan bagian yang tidak kritis dari radikula
(calon akar) juga tidak berwarna
No.7-8 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Bagian di mana tempat akar seminal berasal (pada struktur biji) tidak ada pewarnaan
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
No.9 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Plumula tidak terjadi pewarnaan (kadar jaringannya mati)
No.10 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Bagian tengah dari skutelum dan bagian dari tempat pertumbuhan akar seminal tidak
berwarna
No.11 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Plumula dan radikula tidak berwarna
No.12 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Bagian bawah skutelum dan radikula sampai ke bagian tempat tumbuh akar seminal tidak
berwarna
No.13 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Skutelum seluruhnya tidak berwarna
No.14 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Skutelum dan radikula tidak berwarna
No.15 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Pewarnaan embrio merah muda yang sangat redup
No.16 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)
Seluruh embrio tidak berwarna
Gambar 2. Benih/biji dan struktur bibit jagung
Keterangan:
A. Penampang luar kariopsis
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
a. Pericap
b. Embrio
c. Endosperm
B. Penampang membujur dari luar
a. Skutelum
b. Koleoptil
c. Plumula
C. Bibit
a. Akar seminal
b. Radikula
c. Koleoriza
Hasil Pengamatan Uji Cepat Viabilitas Benih dengan Tetrazolium
Tabel 7. Hasil pengamatan uji tetrazolium dan Uji Daya Berkecambah
Jumlah
benih
Ulangan Lot Viable
(%)
Komentar
5 1 TZ
DB
5 2 TZ
DB
5 3 TZ
DB
5 4 TZ
DB
Rata-rata
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
PERCOBAAN X
Pengaruh Kondisi Simpan terhadap Daya Simpan Benih
Pendahuluan
Latar belakang
Penyimpanan benih merupakan suatu upaya untuk mempertahankan viabilitas
benih sampai benih saat ditanam tetap tinggi. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
daya simpan benih adalah faktor internal dan faktor eksternal (lingkungan simpan).
Faktor internal mencakupsifat-sifat benih secara genetik, faktor kondisi benih
meliputi kadar air dan vigor awal, kebersihan, tingkat kerusakan mekanis. Faktor
lingkungan meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik mencakup RH, suhu dan gas.
Pada praktikum ini akan dipelajari pengaruh kondisi ruang simpan terhadap daya
simpan benih kedelai dan padi . Kondisi ruang simpan yang digunakan adalah kondisi
kamar dan AC.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kondisi simpan AC dan
kamar terhadap viabilitas benih kedelai dan padi
Bahan dan Metode
1. Siapkan kedelai dan padi dalam kemasan plastic berlubang-lubang , setiap kantong
berisi 50 g benih kemudian simpan pada kondisi kamar dan AC.
2. Setiap minggu dilakukan pengujian daya berkecambah benih dan kadar air benih
3. Amati bagaimana daya berkecambah benih dan kadar air benih sampai akhir periode
penyimpanan. Berikan kesimpulan pengaruh kondisi ruang simpan terhadap daya
simpan benih.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
Tabel 8.Pengamatan kadar air (KA) dan daya berkecambah benih (DB)
Periode
simpan
(minggu)
Ulangan Perlakuan
AC Kamar
KA DB KA DB
0 1
2
3
1 1
2
3
2 1
2
3
3 1
2
3
4 1
2
3
5 1
2
3
6 1
2
3
7 1
2
3
8 1
2
3
9 1
2
3
10 1
2
3
Catatan : Laporan praktikum disusun secara lengkap (Pendahuluan, bahan dan metoda
secara rinci, hasil pembahasan dan kesimpulan). Laporan dibuat oleh setiap grup.
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih Semester ganjil 2019/2020
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa hadir tepat waktu di lokasi praktikum sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Keterlambatan 15 menit tidak diijinkan mengikuti praktikum.
2. Menggunakan jas lab pada saat praktikum
3 Mahasiswa dapat mengikuti praktikum susulan atas ijin coordinator praktikum,
membawa surat pengantar praktikum susulan tersebut ke pembimbing praktikum
pada hari yang telah ditentukan
4 Membersihkan tempat kerja, dan mengembalikan peralatan yang digunakan
kepada pembimbing setelah praktikum selesai. Kerusakan alat yang disebabkan
oleh kecerobohan praktikan, maka praktikan harus mengganti alat tersebut
5 Mengumpulkan tugas terstruktur dan laporan tepat waktu sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan
6 Mengikuti praktikum dengan disiplin dan tertib