Laporan Mikroteknik Embrio Ayam
description
Transcript of Laporan Mikroteknik Embrio Ayam
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hewan yang menarik untuk di pelajari adalah ayam. Ayam
hewan vertebrata yang tergolong kedalam bangsa Aves. Salah satu ciri bangsa
Aves adalah memiliki bulu dan berkembang biak dengan bertelur. Telur di
hasilkan oleh ayam betina di dalam ovarium. Folikel-folikel akan berkembang
bergiliran menjadi sebuah telur yang sebelum keluar di saluran oviduct
dibungkus terlebih dahulu dengan zat kapur. Perkembangan embrio ayam
sangat menarik di pelajari, dimana dalam kurang lebih 21 hari pengeraman
anak ayam siap menetas. Dengan berat embrio 0,0002 gram pada hari pertama
dapat mencapai 30 21 gram. pada hari ke 20. Untuk dapat berkembang
menjadi individu baru, telur ayam perlu dierami. Perkembangan embrio pada
saat masa pengeraman adalah yang paling mudah diamati.
Oosit sebagai suatu sel mempunyai membran plasma, ooplasma, dan inti. Oosit
melakukan sintesisberbagai senyawa dan disimpan di dalam ooplasmanya, sehingga
terbentuk suatu pola organisasi di dalamsel telur, disebut polaritas telur, dalam hal polaritas
telur dikenal kutub anima dan kutub vegetal (kutubvegetatif). Inti sel telur lebih dekat ke
kutub anima (wilayah atas), sementara yolk sebagai bahancadangan nutrisi untuk
perkembangan embrio ditimbun di kutub vegetal (wilayah bawah). Ada telur yangyolknya
menyebar merata, maka ada ciri yang khas yaitu ketika oosit menyelesaikan meiosis, inti
terletak di kutub anima dan badan polar secara terpisah dilepaskan dekat wilayah kutub
anima. Telur telolesital,jumlah yolk agak banyak (lebih banyak daripada isolesital) dan
penyebarannya tidak merata, yolk terkumpul di wilayah kutub vegetal sehingga di wilayah
kutub anima mengandung lebih banyak ooplasma.Pada reproduksi seksual, individu-
individu berasal dari penyatuan dua perangkat informasi genetic(DNA). Biasanya setiap
perangkat ini tersimpan di dalam suatu sel khusus yaitu gamet. Agar dapatmenggabungkan
informasi genetiknya, kedua gamet tersebut pertama-tama harus melebur, prosesnyadisebut
dengan fertilisasi.Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.
Proses ini merupakantahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputipembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada
embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Embrio / Janin Proses embryogenesis pada
setiap organisme berbeda- beda, tergantung tingkatan individunya.Pada praktikum ini
dilakukan pengamatan telur katak dan telur ayam, untuk melihat tahapanperkembangan
embrio pada kedua kelas vertebrata tersebut. Selama ini kita sudah banyak mempelajariteori
tentang tahap perkembangan embrio secara teori.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum preparat Whole
mount yaitu bagaimana cara membuat preparat whole mount yang utuh ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum preparat whole mount yaitu
membat sediaan mikroskopi dari jaringan ikat longgar.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang akan diperoleh dari praktikum preparat whole mount
yaitu mahasiswa mampu membuat preparat utuh embrio ayam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Singkat
Embriogenesis merupakan proses perkembangan dari zigot dengan
perkembangan organ tubuh (organogenesis), sehingga terbentuk individu
yang fungsional, meliputi proses: pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan
neurulasi. Pembelahan merupakan suatu rangkaian proses mitosis yang
berlangsung berturut-turut setelah terjadi fertilisasi. Pembelahan zigot terjadi
secara cepat, sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan sel anak makin kecil
sesuai dengan tingkat perkembangannya dan agar pembelahan menghasilkan
sel anak yang anak disebut morula dan sel anak disebut blastomer. Besar
morula tidak jauh berbeda dengan besar zygot karena selama pembelahan
berlangsung, zona pelusida tetap utuh dan blastomer-blastomer saling terikat
oleh suatu kekuatan yang disebut tigmotaksis. Bila blastomer suatu blastula
katak dipisahkan secara mekanik, blastomer tersebut bergerak tidak menentu
dan akan melekat pada blastomer lain bila saling bersentuhan (Yatim,1994).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur,
amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat
menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah
diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois
berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu
mencerna albumen (Nurhayati,2004).
Ada empat membran utama telur, yaitu amnion, korion, alantois, dan
kantung kuning telur yang menyokonh embrio merupakan lembaran sel-sel
yang berkembang dari lembaran epitelium yang berada di sisi luar proper
embrio. Kantung kuning telur meluas di atas permukaan massa kuning telur.
Sel-sel kantung kuning telur akan mencerna kuning telur, dan pembuluh
darah yang berkembang di dalam mebran itu akan membawa nutrien ke
dalam embrio. Lipatan lateral jaringan ektraembrionik menjulur di atas
bagian atas embrio itu dan menyatu untuk membentuk dua membran
tambahan , yaitu amnion dan korion, yang dipisahkan oleh perluasan
ekstraembrionik selom. Amnion membungkus embrio dalam kantung yang
penuh cairan, yang melindungi embrio dari kekeringan, dan bersama-sama
dengan korion menyediakan bantalan bagi embrio agar terlidung dari setiap
guncangan mekanis. Membran alantois, berasal dari pelipatan keluar perut
belakang embrio. Alantois adalah kantung yang memanjang ke dalam selom
ekstraembrionik. Alantois berfungsi sebagai kantung pembuangan untuk
asam urat, yaitu limbah bernitrogen yang tidak larut dari embrio. Sementara
alantois terus mengembang, alantois menekan korion ke membran vitelin,
yaitu lapisan dalam cangkang sel telur. Bersama-sama, alantois dan korion
membentuk organ respirasi yang melayani embrio, (Campbell,2004).
Kecepatan pembelahan pada beberapa hewan ternak dapat diketahui
berdasarkan perkiraan jumlah waktu (jam/hari) setelah ovulasi. Proses
pembelahan terjadi di dalam tuba falopi dan pada akhirnya blastosis masuk ke
dalam tanduk rahim. Pada waktu embrio (blastosis) sampai terakhir, cairan
rahim mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan komposisi cairan
ampula atau isthmus. (Rasyaf, 1987).
Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau
cakram (diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
periblas hipoblas dan juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses
dari pembentukan stria primitif yang terdiri dari alur dan pematang primitif
berupa garis dilinea mediana, Stria primitif berbentuk sempurna pada
inkubasi telur 18 jam (Sugiyanto, 1996)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 25 Oktober 2012,
pukul 07.30 – 01.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Fisiologi Fakultas
MIPA Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum “Demo Membuat Sediaan Whole
Mount Embrio Ayam” dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan fungsi pada praktikum “Demo Membuat Sediaan Whole Mount Embrio Ayam”
No. Nama Alat Fungsi1. Kaca Benda Sebagai media whole mount embrio
ayam2. Gunting biasa Untuk menggunting bagian tumpul
dari cangkang telur3. Gunting kecil bengkok Untuk menggunting cangkang telur
dan bagian ekstra embrional4. Pinset kecil ujung runcing
lurusUntuk menusuk kulit telur
5. Pinset ujung runcing bengkok Untuk memisahkan embrio dari bagian ekstra embrionalnya
6. Pipet tetes Untuk mengeluarkan putih telur dan kuning telur serta untuk mengambil larutan yang akan digunakan
7. Gelas arloji besar Untuk menutup wadah dari embrio yang sedang direndam di dalam larutan
8. Gelas arloji kecil Wadah untuk merendam embrio 9. Pensil Untuk menandai bagian telur yang
akan dibuka10. Ember Wadah untuk merendam telur agar
dapat dipastikan telur yang baik dan tidak
11. Mikroskop stereo Untuk mengamati sediaan whole
mount embrio ayam12. Kamera digital Untuk memotret hasil pengamatan13. Stopwatch Untuk menghitung lamanya
perendaman
Bahan yang digunakan dalam praktikum Preparat Apus dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum “Demo Membuat Sediaan Whole mount embrio ayam”
No. Nama Bahan Kegunaan1. Telur yang telah dierami dan
berumur 3-7 hariSebagai objek pengamatan
2. Larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
Untuk membersihkan embrio
3. Larutan alkohol 70% Untuk mencuci (washing) dan dehidrasi pada embrio
4. Larutan alkohol 80%, 90%, 96%, dan 100%
Untuk proses dehidrasi pada embrio
5. Larutan eosin Y Untuk proses pewarnaan pada embrio6. Larutan xilol Untuk proses dealkoholisasi pada
embrio7. Canada balsam Untuk proses mounting pada embrio8. Air Untuk merendam telur agar dapat
dipilih telur yang baik
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum “ Demo Membuat Sediaan
Whole Mount Embrio Ayam” yaitu sebagai berikut:
1. Membuat lingkaran dengan pensil tempat embrio yang akan dibuka.
Memasukkan telur ke dalam sebuah bejana berisi air, mengupayakan agar
telur tersebut tenggelam seluruhnya.
2. Menusuk bagian yang tumpul (rongga udara), sehingga gelembung-
gelembung udara keluar dan vitelus turun yang akan memudahkan
membuka kulit telur.
3. Menusuk bagian yang telah ditandai tadi dengan pinset, lalu menggunting
lingkaran pada kulit kapur dengan gunting bengkok kemudian mengangkat
kulit kapur tersebut dengan pinset agar embrio tampak.
4. Mengisap cairan disekitar embrio dengan pipet namun mengusahakan agar
blastoderm dan daerah ekstra embrional tidak ikut terisap. Setelah cairan
di sekitar embrio habis, memindahkan embrio di dalam gelas arloji kecil.
5. Menggunting membran vitelina, selanjutnya menggunting dengan gunting
kecil bengkok area embrional di luar sinus terminalis juga di bawah
blastoderm agar terlepas dari vitelus. Menarik blastoderm tersebut dengan
hati-hati menggunakan pinset.
6. Mencuci embrio dengan larutan garam fisiologis sampai bersih dengan
semprotan-semprotan pipet perlahan-lahan.
7. Memfiksasi embrio menggunakan larutan bouin secara hati-hati
menggunakan pipet tetes selama ± 10 menit tergantung pada besar
kecilnya embrio.
8. Washing:
Menempatkan embrio dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.
9. Pewarnaan:
Memasukkan embrio dalam larutan pewarna larutan pewarna Eosin Y
selama 2 menit.
10. Washing:
Memasukkan dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.
11. Dehidrasi:
Dalam alkohol 70% selama 5 menit
Dalam alkohol 80% selama 5 menit
Dalam alkohol 90% selama 5 menit
Dalam alkohol 96% selama 5 menit
Dalam alkohol 100% selama 5 menit
12. Dealkoholisasi (clearing):
Memasukkan embrio dalam xilol sampai kepala tampak jelas.
13. Mounting:
Meletakkan embrio pada kaca benda yang telah diberi canada balsam.
14. Pengamatan:
Mengamati dengan menggunakan mikroskop stereo kemudian
mengidentifikasi bagian-bagian embrio tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
Keterangan:
1. Bakal otak
2. Bakal kaki
3. Bakal mata
4. Bakal paruh
5. Bakal sayap
6. Bakal ekor
1
2
3
4
5
6
B. Pembahasan
Ayam sebagai salah satu anggota bangsa aves juga mengalami tingkat
perkembangan dari telur menjadi bentuk yang terdefinisi, yang pertama
Perbanyakan,yang kedua Blastulasi, Blastula di blastodiscus terdapat 2 bagian
yaitu Area pellucid (bagian tengah) diatas blastocoels, Area Opaca (bagian
yang dibawahnya terdapat yolk), Epiblash (bagian luar) selaput
ekstraembrional untuk melindungi dan memberikan makan embrio adalah
penebalan yang mula-mula terlihat dibagian tengah posterior dan area
pellucid, terjadi karena imigrasi sel-sel dari bagian lateral dari epiblast
posterior menuju ketengah, dan yang ketiga Gastrulasi Pada saat gastrulasi
embrio dilapisi oleh 3 lapisan benih masing-masing: ectoderm, mesoderm, dan
endoderm. Pada saat inkubasi terbentuk: Pipa ectoderm akan menghasilkan
jaringan epitel sebelah luar tubuh, kulit epidermis dan derivatnya yang terdiri
dari bahan tanduk, kuku, dll. Pipa mesoderm menghasilkan banyak jaringan
dan otot-otot lurik, otot polos dan otot jantung. Jaringan penunjang dan
jaringan pengikat juga merupakan derivate dari mesoderm. Pipa bagian atas
mesoderm membentuk otot daging tubuh columa vertebralis dan
menggantikan notochord, sel rusuk, tulang tengkorak dan tulang muka. Pipa
bagian tengah menghasilkan ginjal, gonad, dan saluran. Pipa bagian bawah
menghasilkan bagian dermis kulit, otot subsitis, dll. Pipa Endoderm menjadi
lapisan terdalam dan saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar misalnya
hati penkreas tumbuh dan pipa endoderm paru-paru berasal dari penonjolan
ventral endoderm didaerah pharink.Pipa syaraf menjadi otak di anterior
(caput) dan medulla spinalis ditengah dan di posterior. Saluran dengan pipa
dan mempunyai cara centralis pada batang saraf pada otak. Notochord
berkembang menjadi batang belakang.
Telur ayam yang diamati sudah dierami selama 2 hari, masa pengeraman
16 jam adanya pertumbuhan yang cepat akan terlihat suatu daerah lekukan
yang pinggirnya bertanggul pada daerah blastodiscus. Daerah ini disebut
daerah primitive embrio nantinya akan berkembang anterior dari garis ini.
Masa pengeraman 19-21 jam Pada stadium ini anterior dari nodus
hensen telah berkembang dari sistem syaraf yang masih berupa lekuk neural
dan terbentuk lekukan kepala, anterior dari lipatan kepala terlihat bening.
Masa pengeraman 24-26 jam telah terbentuk 1 pasang somit lateral notochord,
somid berikutnya akan terbentuk posterion dari yang pertama setiap jam,
sedangkan lipatan kepala yang diikuti oleh pembentukan usus depan. Pada
jam 35 akan terbentuk jantung yaitu dari mesoderm spandoris pada kaki, porta
usus depan. Masa pengeraman 33 jam jantung sudah mulai membelok
kekanan dan sudah terbentuk 1 pasang aorta dan vena vitelina, sistem-sistem
saraf juga sudah mulai berdiferensiasi.Masa pengeraman 45-50 jam perubahan
yang sangat jelas ditentukan adalah terjadinya torsi.
Tingkat yang keempat yaitu Tubulasi (pembentukan pipa-pipa), dan
yang kelima Diferensiasi, Penebalan menyempit membentuk garis primitive
dari posterior dan anterior sepanjang 60-75% area pellucid sumbu anterior dari
embrio nantinya membentuk lekukan primitive fungsinya seperti bibir
blastophorus pada katak, dimana terjadi modulasi dari sel kedalam blastocoels
ujung anterior garis primitive ditemukan tonjolan yang disebut nodus Hansen
yang sama dengan bibir blastophorus. Sel yang bermigrasi melalui nodus
hensen bergerak kearah anterior adalah sel mesoderm yang akan membentuk
notochord. Sel yang bermigrasi melalui lateral garis primitive akan
membentuk mesoderm dan endoderm embrio, Pengamatan ini didapatkan
hasil pengamatan embio ayam yang sudah menyerupai badan yang lengkap,
embrio yang diamati terdapat bakal otak, bakal mata, bakal kaki, bakal sayap,
bakal paruh, dan bakal ekor.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang diperoleh pada praktikum ini yaitu metode whole mount
digunakan untuk membuat sediaan utuh embrio ayam karena embrio ayam
yang diamati tidak melalui proses penyayatan atau pemotongan terlebih
dahulu.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu agar praktikum
selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan ilmu yang di dapatkan dapat di
aplikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,1994,Biologi Edisi Kelima Jilid 3,Erlangga,Jakarta.
Nurhayati,2004.Perkembangan Hewan, Biologi FMIPA URM,Makasar.
Rasyaf, 1987,Pengamatan Telur,Kanisius,Yogyakarta.
Sugiyanto, 1996,Vitro Fertilisasi Transfer Embrio dan Pembekuan Embrio,Pusat
Antar Universitas Bioteknologi IPB,Bogor.
Yatim,2004. Perkembangan Hewan. Fakulatas Biologi UGM: Yokyakarta.