Laporan Embrio Ayam

25
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM Oleh: Nama : Zahra Rahmawati NIM : B1J012064 Rombongan : VIII Kelompok : 2 Asisten : Muhimatul Umami LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

description

Referensi Laporan struktur perkembangan hewan

Transcript of Laporan Embrio Ayam

PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

Oleh:Nama: Zahra RahmawatiNIM: B1J012064Rombongan: VIIIKelompok: 2Asisten: Muhimatul Umami

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2013I. PENDAHULUANA. Latar BelakangAyam tergolong dalam hewan Amniota, karena janinnya mempunyai selaput embrional yang dinamakan amnion. Tipe telur ayam adalah telolechital, tetapi karena yolknya yang sangat banyak, maka dinamakan megalechital. Kandungan yolk yang sangat banyak ini kemungkinan untuk mengantisipasi kebutuhan makanan yang dibutuhkan embrionya secara keseluruhan harus dipenuhi oleh tempat telur dia berkembang kecuali oksige. Ayam sering digunakan dalam mempelajari embriologi di laboratorium karena proses diferensiasi awal dari sistem organ dan proses dasar pembentukan tubuhnya mudah dimengerti. Telur ayam mewakili karakteristik pembelahan telur dengan yolk banyak. Prosesnya merupakan bentuk intermediet antara Pisces dan Amphibia (Syahrum, 1994). Perkembangan embrio pada ayam (termasuk kelas Aves) seperti halnya pada Pisces, Amphibi, Reptil dan Mamalia juga berlangsung setahap demi setahap dan membutuhkan waktu tertentu. Perkembangan tersebut dimulai dengan pembentukan sel kelamin jantan dan betina, kemudian dilanjutkan dengan proses pembuahan (berfusinya gamet) yang diikuti dengan cleavage (pembelahan segmentasi) yang meliputi morula, blastula dan gastrula serta pembentukan organ (organogenesis) hingga berkembang menjadi individu yang identik dengan induknya. Rangkaian perkembangan embrio pada ayam dapat dilakukan dengan cara pembuatan preparat wholemount embrio ayam dan mengamatinya di bawah mikroskop (Soeminto, 2000).Menurut Djuanda (1981), telur ayam terdiri dari tiga lapisan, yaitu :1. Bungkus telur primer, yaitu membrana vitelin yang dihasilkan oleh ooplasma.2. Bungkus telur sekunder, yaitu bungkus telur yang disusun oleh ovarium yang terdiri dari sel-sel folikel yang disebut korona radiata dan zona pelusida.3. Bungkus telur tersier, yaitu bungkus telur yang dihasilkan dari sekresi kelenjar-kelenjar pada dinding saluran genitalia betina (oviductus dan uterus).Bungkus telur tersier ada tiga macam, yaitu albumen yang dibentuk oleh oviductus, membran testae atau selaput cangkang yang dibentuk oleh uterus, dan cangkang dari Ca yang dibentuk oleh uterus. Bagian yang aktif pada pembelahan sel telur ayam adalah keping lembaganya (blastodiscus). Pembelahan sudah dimulai sewaktu telur melalui oviduct, disini telur mendapat albumen atau selaput-selaput lainnya. Albumen yang terpelintir disebut kalaza, yang berfungsi untuk menjaga agar sel telur tetap terletak sentral di dalam albumen dan keping lembaganya selalu menghadap keatas (Yatim, 1982).Praktikum kali ini menggunakan preparat embrio ayam umur 24 jam, 48 jam dan 72 jam karena saat waktu tersebut sudah mulai bisa untuk diamati struktur serta perkembangannya.

B. TujuanTujuan dari praktikum ini untuk dapat mengamati perkembangan embrio ayam dan mengidentifikasi struktur yang terbentuk pada embrio ayam mulai 24 jam, 48 jam dan 72 jam inkubasi.

II. MATERI DAN METODEA. MateriAlat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kamera digital dan mikroskop cahaya.Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah preparat embrio ayam umur 24 jam, 48 jam dan 72 jam.

B. Metode1. Preparat embrio ayam umur 24 jam, 48 jam dan 72 jam diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya.2. Preparat bumbung syaraf diamati dengan mikroskop.3. Preparat yang sudah diamati, difoto menggunakan kamera digital dan digambar.4. Preparat yang sudah digambar, diberi keterangan.

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

21

543

76A

111098

1

32

74B

65

1421

13129

113

1054

876C

1

DE2

3

F

Gambar 3.1 Embrio Ayam 24 jam (A), Embrio Ayam 48 jam (B), dan Embrio Ayam 72 jam (C), Pembentukan Neural Plate (D, E, F).Keterangan Gambar A : primitive streak (1), area opaca (2), somites (3), area pellucid (4), anterior intestinal portal (5), morgin of foregut (6), lipatan kepala (head fold) (7). Keterangan Gambar B : mesencepalon (1), prosencepalon (2), eye (3), heart (4), AIP (5), PIP (6), primitive streak (7), leg bud (8), somites (9), wing bud (10), rombencepalon (11). Keterangan Gambar C : telencepalon (1), diencepalon (2), mesencepalon (3), metencepalon (4), mylencepalon (5), somites (6), PIP (7), tail bud (8), leg bud (9), spinal cord (10), wing bud (11), AIP (12), heart (13), optic cup and lens (14). Keterangan Gambar D, E, dan F : ektoderma (1), neural fold (2), neural tube (3).B. PembahasanPerkembangan embrional dimulai sejak terjadinya fertilisasi dan berakhir pada saat penetasan atau kelahiran. Periode pertumbuhan awal sejak zigot mengalami pembelahan berulangkali sama saat embrio memiliki bentuk primitive yaitu bentuk dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana dan kasar. Bentuk dan susunan tubuh embrio umumnya terdapat pada jenis hewan vertebrata. Periode ini terdiri atas 4 tahapan yaitu tahap pembelahan, tahap blastula, tahap gastrula dan tahap tubulasi (Yatim, 1982). Telur ayam yang dikeluarkan dari tubuh induknya, tahapan perkembangan embrionalnya telah mencapai stadium blastula akhir ataupun gastrula awal dengan jumlah sel sekitar 20.000 (Kosasih, 1975).Praktikum kali ini menggunakan telur yang berumur 1-3 hari (umur 24-72 jam), karena pada umur ini masih dapat dibedakan dengan jelas antara albumen, membran cangkang, yolk putih, yolk kuning, rongga udara, blastoderma dan membran viteline. Umur 1-3 hari merupakan titik awal perkembangan embrio ayam sebelum terbentuknya pembeda yang jelas antara kepala, leher, badan dan kaki (Sagi, 1981).Blastula terdiri dari blastoderm central dengan batasan jelas. Bagian tersebut bebas dari vitelus sehingga bening dan disebut area pellucida. Bagian tepi berhubungan dengan vitelus sehingga tampak keruh dan disebut area opaca. Bagian posterior pada perbatasan antara area pellucida dan area opaca terdapat penebalan blastoderm yang terdiri dari tiga lapis sel atau lebih disebut embryonic shield. Perkembangan embrio pada tahap berikutnya akan dimulai apabila telur tersebut dierami oleh induknya atau dalam inkubator dengan temperatur sekitar 37oC (Nelson, 1953).Menurut Anonim (2009), perkembangan embrio ayam selama inkubasi adalah sebagai berikut :Tabel 3.1 Perkembangan Embrio AyamHari Ke-Tahap Perkembangan

1Sejumlah proses pembentukan sel permulaan mulai terjadi. Sel permulaan untuk sistem pencernaan mulai terbentuk pada jam ke-18. pada jam-jam berikutnya, secara berturut-turut sampai dengan jam ke-24, mulai juga terbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel permulaan untuk jaringan tulang belakang, formasi hubungan antara jaringan otak dan jaringan syaraf ,formasi bagian kepala, sel permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf mata.

2Embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan saluran darah mulai terlihat pada bagian kuning telur. Perkembangan sel dari jam ke-25 sampai jam ke-48secara berurutan adalah pembentukan formasi pembuluh darah halus dan jantung, seluruh jaringan otak mulai terbentuk, selaput cairan mulai terlihat,dan mulai juga terbentuk formasi tenggorokan.

3Dimulainya pembentukan formasi hidung, sayap, kaki, dan jaringan pernafasan. Pada masa ini, selaput cairan juga sudah menutup seluruh bagian embrio.

4Sel permulaan untuk lidah mulai terbentuk. Pada masa ini, embrio terpisah seluruhnya dari kuning telur dan berputar ke kiri. Sementara itu, jaringan saluran pernafasan terlihat mulai menembus selaput cairan.

5Saluran pencernaan dan tembolok mulai terbentuk. Pada masa ini terbentukpula jaringan reproduksi. Karenanya sudah mulai dapat juga ditentukan jeniskelaminnya.

6Pembentukan paruh dimulai. Begitu juga dengan kaki dan sayap. Selain itu,embrio mulai melakukan gerakan-gerakan.

7,8, dan 9Jari kaki dan sayap terlihat mulai terbentuk. Selain itu, perut mulai menonjol karena jeroannya mulai berkembang. Pembentukan bulu juga dimulai. Pada masa-masa ini, embrio sudah seperti burung, dan mulutnya terlihat mulai membuka.

10 dan 11Paruh mulai mengeras, jari-jari kaki sudah mulai sepenuhnya terpisah, danpori-pori kulit tubuh mulai tampak.

12Jari-jari kaki sudah terbentuk sepenuhnya dan bulu pertama mulai muncul.

13 dan 14Sisik dan kuku jari kaki mulai terbentuk. Tubuh pun sudah sepenuhnya ditumbuhi bulu. Pada hari ke-14, embrio berputar sehingga kepalanya tepatberada di bagian tumpulnya telur.

15Jaringan usus mulai terbentuk di dalam badan embrio.

16 dan 17Sisik kaki, kuku, dan paruh semakin mengeras. Tubuh embrio sudah sepenuhnya tertutupi bulu yang tumbuh. Putih telur sudah tidak ada lagi, dan kuning telur meningkat fungsinya sebagai bahan makanan yang sangat pentingbagi embrio. Selain itu, paruh sudah mengarah ke rongga kantung udara, selaput cairan mulai berkurang, dan embrio mulai melakukan persiapan untuk bernafas.

18 dan 19Pertumbuhan embrio sudah mendekati sempurna. Kuning telur mulai masukke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat. Embrio juga semakin besar sehingga sudah memenuhi seluruh rongga telur kecuali rongga kantung udara.

20Kuning telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio. Embrio yanghampir menjadi anak ayam ini menembus selaput cairan, dan mulai bernafas menggunakan udara di kantung udara. Saluran pernafasan mulai berfungsi dan bekerja sempurna.

21Anak ayam menembus lapisan kulit telur dan menetas.kutipan artikel dari infovet dan UKP/YR.

Gastrulasi pada ayam, sel-sel didaerah area pellucida yang berhadapan dengan albumen membentuk epiblas sedangkan sel-sel yang berhadapan dengan ruang subgerminal mengalami delaminasi dan bermigrasi secara individual ke rongga subgerminal dan membentuk hipoblas primer. Selanjutnya sel-sel dari zona marginal posterior bermigrasi kearah anterior dan bergabung dengan hipoblas primer untuk membentuk hipoblas sekunder. Epiblas dan hipoblas bertemu pada daerah area opaca dan rongga yang berada diantara epiblas dan hipoblas disebut blastosol. Ciri khas gastrulasi ayam adalah pembentukan stria primitiva. Pembentukan stria primitiva mulai terjadi 8 jam dalam pengeraman. Stria primitiva adalah bangunan alur delanik mediana yang terdiri dari alur primitive dan disebelah kanan kirinya terdapat peninggian sepasang dan disebut plica primitiva (Sagi, 1981).Adapun beberapa tahapan perlakuan pada praktikum Wholemount. Telur ayam kampung yang telah diinkubasi selama 1-3 hari dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis hangat (temperatur 40 0C = panas suam-suam kuku) sampai permukaan atas cangkangnya berada dibawah permukaan larutan garam fisiologis tersebut. Telur didiamkan dalam larutan selama 5 menit atau sampai telur tersebut mengapung diatas permukaan larutan garam fisiologis. Terapungnya telur dalam larutan garam fisiologis disebabkan karena berat jenis yang dimiliki oleh larutan garam fisiologis lebih besar daripada berat jenis telur. Bagian atas cangkang telur yang mengapung ditandai dengan menggunakan pensil.Berikut ini merupakan gambar-gambar tahap perkembangan embrio ayam dan penjelasannya menurut Djuhanda (1981):

Gambar 1. Mikroskopis danSkematis Embrio Ayam umur 24 jamEmbrio ayam yang telah diinkubasi selama 24 jam dapat dibedakan antara daerah intra embrional dengan daerah ekstra embrional. Daerah ekstra embrional terdiri dari area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan (zone of over growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral lalu daerah kepala agak terangkat dan melipat ke posterior. Hal ini diikuti oleh lipatan entoderm, terbentuklah kantung buntu sebelah anterior yang membuka, disebut anterior intestinal portal. Kantung buntu disebelah anterior adalah fore gut (usus depan), sedangkan ke sebelah posterior endoderm masih lurus sampai ke primitive streak. Celah di sebelah ventral kepala akibat terjadinya lipatan kepala disebut subcephalic pocket. Lapisan tepi yang membatasi fore gut disebut margin of intestinal portal (Syahrum, 1994).Sesuai dengan bertambah tuanya usia embrio, terjadilah penutupan neural fold secara bertahap mulai dari daerah di atas AIP ke arah anterior dan ke posterior. Terbentuklah tabung otak, namun di bagian paling anterior, neural fold tidak segera menutup, daerah ini dimanakan anterior neuropore, bagian posterior neural fold sebagian besar masih belum menutup (Syahrum, 1994). Jumlah pasangan somit yang dibentuk oleh terjadinya segmentasi mesoderm di kiri kanan notokor adalah 5 pasang. Somit disebut juga dorsal mesoderm yang akhirnya mengalami diferensiasi ke lateral menjadi intermediate mesoderm dan lateral mesoderm. Selanjutnya lateral mesoderm juga mengalami pemisahan, sebagian mendekati ektoderm, disebut somatic mesoderm dan sebagian mendekati entoderm disebut splanchnic mesoderm (Syahrum, 1994).Inkubasi 24 jam ternyata splanchnic mesoderm di daerah AIP mengalami penebalan yang nantinya akan berkembang menjadi buluh jantung, sedangkan di daerah opaka mesoderm berkelompok (memberi gambaran gelap secara mikroskopik) disebut blood island dan area opaca sekarang dinamakan area vasculosa. Pembuluh darah merupakan derivat mesoderm. Di daerah ekstra embrional, pembuluh darah disusun oleh kelompok-kelompok mesoderm yang disebut blood island dengan membentuk jaringan pembuluh darah halus kemudian bersatu akhirnya terbentuklah pembuluh balik ke badan embrio yaitu vena vitelina yang bermuara di dalam sinus venosus (Syahrum, 1994).

Gambar 2. Mikroskopis dan Skematis Embrio ayam Umur 48 JamOrgan-organ yang terbentuk pada inkubasi umur 48 jam yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Ketiga bagian otak mengalami deferensiasi, prosensefalon menjadi telensefalon dan diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang kemudian terbentuk tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ektoderma luar dan menginduksi primordial lensa pada ektoderma yang merupakan suatu penebalan ekstra. Embrio nampak jalur pertama pada blastoderm, diantara ekstra embrionik annexis nampak membran vitelin yang memiliki peran utama dalam nutrisi embrio (Djuhanda, 1981).Kemudian embrio ayam juga akan terbentuk khorda di bawah lipatan neural pada sumbu embrio tengah. Khorda ini tidak timbul karena delaminasi mesoderm seperti pada embrio katak, tetapi berasal dari sel-sel yang tidak mengalami diferensiasi diantara kedua lapisan mesoderm, ini disebabkan karena perbanyakan sel-sel muka pada daerah nodus hensen. Mesoderm tumbuh kesamping, ke bagian belakang stria primitiva dan juga tumbuh ke bagian kiri kanan dari keping neural.sesudah terbentuk lipatan kepala, mesoderm tumbuh pada bagian kanan dan kiri notochorda (Shoston, 1988).

Gambar 3. Skematis Embrio Ayam umur 72 jamEmbrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam memiliki 35 pasang somit. Embrio mengalami pelekukan servikal, sehingga daerah rhombencephalon berada di sebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold (berkembang ke arah anterior), dan lateral body fold semakin menutup. Mata terletak lebih ke arah kaudal dari pada otosis. Di daerah ventro-lareral rhombencephalon berkembang derivat neural crest berupa pasangan ganglion saraf-saraf kranial. Di daerah setinggi AIP, terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud atau wing bud, merupakan primordia sayap. Sedangkan di daerah kauda dibentuk lower bud yaitu primordia kaki (Huettner, 1961).Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu, keberhasilan gastrulasi dan kondisi lingkungan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Namun, perkembangan emrio ayam juga memiliki suhu optimal inkubasi. Apabila suhu terlalu tinggi maka akan merusak embrio tersebut. Kekurangan mineral dapat memperlambat pertumbuhan, pembentukan organ yang tidak sempurna dan embrio akan mati pada keadaan ekstrim (Vieira, 2007). Keberhasilan pada gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio selanjutnya karena gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu perkembangan embrio ayam (Patten, 1958).

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan dan pembahsan dapat disimpulkan bahwa :1. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 24 jam terdapat area opaca, lipatan kepala, morgin of foregut, area pellucid, anterior intestinal portal, somites dan primitive streak.2. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 48 jam terdapat mesencepalon, rombencepalon, prosencepalon, eye, heart, AIP, PIP, primitive streak, leg bud, tail bud, somites dan wing bud.3. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam terdapat telencepalon, diencepalon, mesencepalon, metencepalon, mylencepalon, spinal cord, somites, wing bud, PIP, tail bud, leg bud, AIP, heart, optic cup dan lens.

B. SaranSebaiknya preparat yang terlihat bisa seluruh tubuh dari embrio ayam tidak terpotong karena terlalu besarnya preparat namun lensa okulernya kecil.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2009. Stages in Chick Embryo Development. http://msucares.com.html.

Djuanda. 1981. Embriologi Perbandingan. C.V. Armico. Bandung.

Huettner, A. F. 1961. Fundamentals of Comparative Embryology of The Vertebrates. The Mc Millan Company. New York.

Kalthoff, K. 1996. Analysis of Biological Development. McGraw-Hill. USA.

Kosasih, G. 1975. Embriologi Kedokteran. CV EGC, Jakarta.

Natekar, P. E. 2007. Methotrexate Induced Gross Malformations in Chick Embryos. Volume 3. Halaman 223-226.

Nelson, O. R. 1953. Comparative Embryology of The Vertebrates. The Blankston Co. Inc, New York.

Patten, B.M. 1958. Foundations of Embyology. Mc Graw Hill-Book. New York.

Sagi, M. 1981. Embriologi Perbandingan Vertebrata. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Shoston, S. 1988. Embryologi. Harper Collins Publisher. New York.Soeminto, Y., Sistina dan G.E. Wijayanti. 2000. Embriologi Vertebrata. Fakultas Biologi Unsoed. Purwokerto. Syahrum, M. H. 1994. Reproduksi dan Embriologi : Dari Satu Sel Menjadi Organisme. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.

Viera S.L. 2007. Chicken Embryo Utilization of Egg Micronutrients. Brazilian Journal of Poultry Science. 09 : 01-08.

Yatim, W. 1982. Embriologi dan Reproduksi. Tarsito. Bandung.