Panduan Diskusi Kembar Siam

6
Panduan diskusi III: Kasus Kembar Siam TUGAS KELOMPOK : Buatlah solusi etik dan atau solusi etikolegal setelah diskusi kelompok berjalan dan terdapat pendapat kelompok. Ikutilah daftar tilik berikut ini. Jelaskan isu etik (bukan isu medik) dari kasus Pinguina/i dalam setting (tata letak) sebagai berikut : Isilah matriks di atas sesuai dengan kisi-kisinya. Matriks dibuat sesuai panduan (horizontal), dicatat dari kolom kiri ke kanan secara konsisten (lihat metode modifikasi Howard Brody dan atau etikolegal AP). Pendapat kelompok sesuai dengan teori etik utama yang disepakati kelompok. Self assesment : adalah pendapat pribadi mahasiswa (bukan pendapat sbg aktor role play) yang menilai kembali pendapat kelompok. Isinya analisis pendapat pribadi tadi thd pendapat kelompok (kritik sesuai KDB dan sesuai teori etik yang diyakini). Verification : suatu value clarification Reason : alasan kenapa pendapat akhir kelompok menjadi demikian.

description

ethum

Transcript of Panduan Diskusi Kembar Siam

Page 1: Panduan Diskusi Kembar Siam

Panduan diskusi III: Kasus Kembar Siam

TUGAS KELOMPOK :

Buatlah solusi etik dan atau solusi etikolegal setelah diskusi kelompok berjalan dan terdapat pendapat kelompok. Ikutilah daftar tilik berikut ini.

Jelaskan isu etik (bukan isu medik) dari kasus Pinguina/i dalam setting (tata letak) sebagai berikut :

Isilah matriks di atas sesuai dengan kisi-kisinya. Matriks dibuat sesuai panduan (horizontal), dicatat dari kolom kiri ke kanan secara konsisten (lihat metode modifikasi Howard Brody dan atau etikolegal AP). Pendapat kelompok sesuai dengan teori etik utama yang disepakati kelompok. Self assesment : adalah pendapat pribadi mahasiswa (bukan pendapat sbg aktor role play) yang menilai kembali pendapat kelompok. Isinya analisis pendapat pribadi tadi thd pendapat kelompok (kritik sesuai KDB dan sesuai teori etik yang diyakini).Verification : suatu value clarification Reason : alasan kenapa pendapat akhir kelompok menjadi demikian.Tulislah hasil kelompok. Siapkan presentasi kelompok (tugas kelompok). Pertahankan argumen atau nilai-nilai etis kelompok anda terhadap argumen kelompok penyanggah.

Setelah diskusi ini, anda akan diberi tugas analisis individu yang harus anda unggah ke SCeLE.

Page 2: Panduan Diskusi Kembar Siam

Kasus Etik Tim Medis Pemisahan Bayi Kembar Siam

RS Hus-hus Sha-sha Dha-dha (HSD) paling terkenal peralatannya. Lokasinya di P. Jelita Kepulauan Seribu Jakarta. Serba baru. Investor sekaligus pemiliknya adalah seorang mantan bankir yang pernah mendekam di penjara 1 tahun penjara akibat korupsi, namun kini telah tobat. Dalam rangka promosinya, ia berhasil mengkontrak belasan dokter terkenal se Indonesia selama 1 tahun ini untuk bekerja purna waktu dengan honor yang ”pantas”. Ia mengumumkan di koran dan segenap media elektronik, termasuk fitur infotainment, bahwa RS HSD siap melayani pelbagai kasus rujukan apapun, termasuk bayi kembar siam. Bila perlu bagi yang tak mampu, gratis.

Pinguina-Pinguini adalah seorang bayi kembar dempet thoraco-cephalo complex usia 3 bulan yang resmi menjadi pasien pertama untuk dipisahkan. Pinguina berjenis kelamin laki-laki, sedangkan Pinguini perempuan. Ia adalah anak pasangan buruh tani di desa Minuta Kabupaten Akte Lampung Utara. Kebetulan kembar siam Pinguina-Pinguini makin ngetop ketika ada putaran kampanye terakhir pemilihan calon Kades setempat. Dua calon Kades tadi sama-sama berjanji akan membawa ke RS HSD untuk operasi pemisahan Pinguina-Pinguini.

Dr. Camar, SH, SpF, direktur RS HSD membentuk Tim Operasi Pemisahan Pinguina-Pinguini (TOP Pa-Pi) yang diketuainya sendiri. Ada 4 bidang dalam TOP Pa-Pi tersebut, yakni A. Bedah, B. Medik dan C. Intensive Care dan D. Etikolegal. Ia merangkap Ketua Bidang Etikolegal yang mengurus tentang informed-consent, asuransi kesehatan istimewa Pinguina-Pinguini, surat keterangan medis pascabedah, publikasi dan keamanan. Anggotanya adalah KH. Beo, MHum (ustadz), Ms Prenjak MPsi, PhD (psikolog klinis anak), Manyar MSi, M.Kom (humas).

Sementara itu Ketua Tim Bedah adalah Prof.Dr. Cucakrowo SpBA (K) dengan wakil Kutilang SpBS (K) dan anggota adalah dr. Nuri SpBT PhD, dr. Belibis SpBP (K), dr. Kepodang SpTHT-KL (K), drg. Jalak SpBM. Ketua Tim Medik adalah Prof.dr. Merpati SpA (K) ahli saraf anak, dengan anggota Prof. Dr. Gagak SpGK, dr. Elang B SpRad (K), dr. Hantu, SpRM (K). Sedangkan Ketua Tim C (Intensive Care) adalah Prof. dr. Kutilang SpAn (K-I), dengan anggota spesialis patologi klinik, spesialis farmakologi klinik, sub-spesialis radiologi anak, sub-spesialis jantung anak, dan spesialis pulmonologi. Di dalam Tim masing-masing terdapat perawat ahli, yang didatangkan dari Malaysia dan Jakarta.

Dalam pemeriksaan prabedah, nampak bahwa secara MRI dan radiologis, esofagus dan trakea hingga bronkhus kanan kembar siam tadi terpisah. Hanya bifurkasio trakea ke arah bronkus kiri masih belum jelas terpisah antara Pinguina dan Pinguini. Demikian pula ada lobus paru kiri yang melengket antara Pinguina dan Pinguini. Dr. Camar didampingi para ketua bidang TOP Pa-Pi amat waspada dengan hal ini dan telah menyampaikan secara jelas ke orangtua bayi dempet bahwa kemungkinan terburuk adalah keduanya tak tertolong. Kemungkinan berikutnya adalah salah satu bayi akan “dikorbankan” bila paru dan bronkus kiri yang melengket tadi tak bisa dipisahkan. Orangtua mengangguk-angguk saja, termasuk dua balon Kades Minuta yang sama-sama mendampingi mereka. Camar dalam wawancara

Page 3: Panduan Diskusi Kembar Siam

pers dalam dan luar negeri mengatakan operasi akan berjalan 9 jam dan “mohon doa restu” masyarakat. Dua balon Kades, secara terpisah di depan wartawan berjanji akan sama-sama membantu finansial warganya.

***

Operasi tengah berlangsung 3 jam. Perlengketan salah satu bronkus sudah 80% dilepas. Tiba-tiba terjadi komplikasi, jaringan distal bronkus dan paru kiri yang “menyatu” tadi begitu rapuh. Tim bedah berkonsul dengan Tim Medik dan ICU di meja operasi. Disimpulkan saat itu tim klinis akan memilih salah satu bayi, sedangkan yang lain “akan dikorbankan”. Camar dan tim lain yang tak berada di meja operasi harus menjelaskan ke orangtua untuk memilih mana bayinya yang diprioritaskan. Kedua orangtua bingung, bahkan menangis, tak kuasa menyampaikan keputusan. Kebetulan ayah si bayi didampingi oleh si Polan, balon Kades laki-laki sedusun di Minuta yang ingin lebih mempertahankan Pinguina, sementara Ibu si bayi didampingi oleh si Fulan, balon Kades perempuan yang sama-sama dari desa tetangganya, yang lebih membela Pinguini.

Merespon perkembangan, Polan beradu pendapat dengan Fulan, merasa sebagai “wakil orangtua”, di depan TOP Pa-Pi, namun tidak segera kunjung selesai. Nyaris terjadi baku hantam antar dua balon Kades tersebut. Camar dkk sempat bingung memilih siapa yang berhak. Keributan tadi terdengar oleh semua anggota TOP Pa-Pi yang berada di dalam kamar operasi. Namun anehnya, keributanpun menjalar. Cucakrowo “ribut” terhadap Merpati karena Cucak lebih memilih Pinguina utk diselamatkan karena prognosis dari sudut bedah lebih baik (posisi anatomis-fisiologis), sementara Merpati memilih Pinguini karena dari sudut medik ia lebih baik (mencegah status imuno-kompromais). Atas usul Camar, mereka sepakat menunda pembedahan di atas meja operasi selama maksimal 15 menit – dalam kondisi masih dibius - untuk menetapkan skala prioritas. “Sudahlah, utamakan Pinguini aja!!!”, teriak dr. Belibis SpBP. “Kosmetis lebih elok kalo dia hidup nantinya” lanjut spesialis bedah plastik tersebut menghenyakkan perdebatan Cucakrowo – Merpati. Semuanya setuju. Camarpun bersiap untuk memberitahu keluarganya - bahwa Pinguinilah yang diutamakan untuk diselamatkan.

***

“Baik dok, Pinguini yang diutamakan. Saya terima,” ujar ibunya spontan, segera setelah Camar memberitahukan keputusan tim dokter intra-operatif. Sang ibu kembar siam sambil melirik ke suaminya yang masih nampak kebingungan. “Gimana Pak?” tanya Camar ke bapaknya. Tiba-tiba Polan memotong :”Kok alasannya kosmetis sih dok? Saya belum terima !!”, kata balon Kades yang seolah berfirasat dirinya bakal kalah. Belum sempat Camar menjelaskan, tiba-tiba TS spesialis patologi klinik dari Tim C menghampirinya. “Mas, Pinguini HIV-nya positif!!”, ujarnya meyakinkan sambil menjelaskan hasil tersebut baru saja (7 jam masa berlangsungnya operasi) diperoleh sebagai pelengkap kondisi imuno-kompromaisnya.

Camar segera masuk kembali ke ruang operasi. Disitu ia melihat Prof. Kutilang tengah mondar mandir. Ketika dihampirinya, Kutilang membisikinya: “Saya bingung, hasil lab HIV (+) ini baru kuterima.

Page 4: Panduan Diskusi Kembar Siam

Namun anda lihat sendiri, operasi sudah tinggal menutup jahitan luar saja secara jahitan plastik-rekonstruksi”. Kutilang dan Camar sama-sama tahu bahwa seharusnya pilihan prioritas dijatuhkan kepada Pinguina.

Camar juga terhenyak. bingung mau memberitahu hasilnya kepada ortu ketika tim bedah sudah mau menutup operasinya dengan operasi plastik masing2.

Camar juga bingung ketika mau memberi tahu balon kades.