Pancasila

24
1 Kata Pengantar Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Undang- Undang Dasar 1945”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Demikian makalah ini penulis buat semoga bermanfaat, Pekanbaru, 22 November 2011 Penulis

Transcript of Pancasila

Page 1: Pancasila

1

Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Undang-Undang Dasar 1945”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan

tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila di UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Demikian makalah ini penulis buat semoga bermanfaat,

Pekanbaru, 22 November 2011

Penulis

Page 2: Pancasila

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………… 1

Daftar Isi………………………………………………………………………………. 2

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………….. 3

A. Latar Belakang………………………………………………………………... 3

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 3

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………. 4

A. Pengertian Undang-Undang Dasar…………………………………………… 4

B. Hukum Dasar Tertulis………………………………………………………… 4

C. Hukum Dasar Tidak Tertulis…………………………………………………. 5

D. Konstitusi……………………………………………………………………. 6

E. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945………………… 7

F. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945………………………………………… 12

G. Hubungan antara Lembaga-Lembaga Negara berdasarkan UUD 1945……… 17

H. Hak Asasi Manusia menurut UUD 1945…………………………………….. 19

Bab III Penutup……………………………………………………………………….. 23

Kesimpulan……………………………………………………………………. 23

Daftar Pustaka………………………………………………………………………... 24

Page 3: Pancasila

3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang dasar 1945 memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia. Peranannya dapat dilihat dari kandungan yang terdapat di dalamnya. UUD 1945 mengandung cita- cita dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, yang

tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan diikat oleh pasal dan ayat yang dijelaskan didalam batang tubuh UUD 1945.

Dalam perkembangannya, batang tubuh UUD 1945 telah diamandemen sebanyak empat kali. Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, atau untuk membentuk suatu hukum yang belum dijelaskan, demi

penyempurnaan UUD 1945. Dengan dilakukannya amandemen UUD 1945 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hukum dalam pelaksanaan ketatanegaraan. Sehingga tidak ada celah

untuk melakukan pelanggaran terhadapnya. Pemikiran untuk melaksanakan amandemen didasarkan pada kenyataan yang terjadi

selama masa pemerintahan orde lama dan baru yang bersifat multi interpretable, sehingga

kehidupan ketatanegaraan berjalan secara sentralisasi kekuasaan sepenuhnya ditangan presiden. Karena latar belakang inilah, UUD 1945 menjadi suatu peraturan dasar yang tidak

dapat diganggu gugat. Amandemen UUD 1945 dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,

amandemen pertama dilaksanakan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap 9

pasal UUD 1945. Selanjutnya amandemen kedua dilaksanakan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilaksanakan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir dilaksanakan pada tahun 2002

dan disahkano pada tanggal 10 Agustus 2002. Amandemen UUD 1945 mengawali kehidupaan ketatanegaraan baru bagi rakyat

Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan kehidupan rakyat. Disamping itu, Sebagai

warga negara, kita hendaknya memahami UUD 1945. Sehingga kita dapat menjalankan fungsi kita sebagi seorang intelek yang dapat mengkritik jalannya pemerintahan. Untuk itu,

penulis membahas makalah yang bertemakan UUD 1945, yang berisi mengenai hukum dasar tertulis dan tidak tertulis,konstitsi, struktur pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945, isi pokok batang tubuh UUD 1945, hubungan antar lembaga-lembaga negara dan hak asasi

manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Undang-Undang Dasar?

2. Apa yang dimaksud dengan Hukum Dasar Tertulis?

3. Apa yang dimaksud dengan Hukum Dasar tidak Tertulis?

4. Apa yang dimaksud dengan Konstitusi?

5. Bagaimana Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945?

6. Apa isi pokok dari Batang Tubuh UUD 1945?

7. Bagaimana Hubungan antara Lembaga-Lembaga Negara berdasarkan UUD 1945?

8. Bagaimana Hak Asasi Manusia menurut UUD 1945?

Page 4: Pancasila

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Undang-Undang Dasar

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menterjemahkan kata Inggris “constitution” dengan kata Indonesia “Undang-Undang Dasar”. Pemakaian istilah undang-undang dasar ditafsirkan sebagai suatu naskah tertulis, karena undang-undang merupakan hal yang tertulis .

Dalam praktek penyelenggaraan negara Indonesia, pemakaian istilah undang-undang dasar memiliki arti yang berbeda dengan konstitusi, sebab dalam Penjelasan Undang-Undang

Dasar 1945 dikatakan: “Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di sampingnya Undang-Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah

aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak ditulis”.

Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar merupakan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dalam menentukan mekanisme kerja badan-badan tersebut seperti eksekutif, yudikatif dan legislatif yang berbentuk naskah tertulis. Undang-

undang dasar merupakan suatu hukum dasar tertulis, contohya Undang-Undang Dasar 1945, yang memiliki fungsi sebagai pengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga

masyarakat, warga negara Indonesia yang memuat norma-norma atau aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan.

Setiap undang-undang dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai hal-hal berikut:

1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatfif eksekutif, dan yudikatif.

2. Hak-hak asasi manusia (biasanya disebut Bill of Rights kalau berbentuk naskah tersendiri).

3. Prosedur mengubah undang-undang dasar

4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar. Hal ini biasanya terdapat jika para penyusun undang-undang dasar ingin menghindari

terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi, seperti misalnya munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu monarki.1

B. Hukum Dasar Tertulis

Berdasakan pengertian undang-undang dasar sebelumnya bahwa Undang-undang dasar

adalah sebuah hukum tertulis. Maka Hukum dasar tertulis (UUD) merupakan kerangka dan

tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dalam menentukan mekanisme

kerja badan-badan tersebut seperti eksekutif, yudikatif dan legislatif. Jadi, pada prinsipnya

mekanisme dan dasar dari pelaksanaan pemerintahan diikat dan diatur oleh undang-undang

dasar. Jika dilihat dari sudut pandang kekuasaan, maka undang-undang dasar dapat dilihat

sebagai sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa

lembaga kenegaraan, misalnya antara badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

1 Prof. Miriam Budiardjo,Dasar-Dasar Ilmu Politik,Jakarta,Gramedia Pustaka Utama,2003,hlm. 101.

Page 5: Pancasila

5

Indonesia memiliki hukum dasar tertulis yaitu Undan-Undang Dasar 1945. Dalam

penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan

supel (elastic). UUD 1945 hanya memuat 37 pasal, dan pasal-pasal lain hanya memuat aturan

peralihan dan aturan tambahan. Pernyataan ini mengandung makna:

1. Undang-Undang Dasar telah cukup hanya memuat aturan-aturan pokok dan garis-

garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah Pusat dan lain-lain penyelenggara

negara dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara dan menciptakan

kesejahteraan sosial. , lebih baik hukum dasar tertulis lebih baik hanya memuat

aturan-aturan pokok, sedang aturan-aturan untuk menyelenggarakan aturan pokok itu

disandarkan pada undang-undang yang lebih mudah untuk dirubah dan diganti.

2. UUD 1945 bersifat supel memiliki arti bahwa undang-undang dasar dapat

berkembang dan mengikuti kebutuhan masyarakat akan suatu hukum dasar yang jelas

untuk mengatur kegiatan penyelenggaraan negara. Namun tidak menghilangkan sifat

dari hukum dasar yaitu mengikat pelaksanaan ketatanegaraan.

C. Hukum Dasar Tidak Tertulis

Hukum dasar tidak tertulis atau konvensi adalah hukum yang timbul dan terpelihara

dalam praktik penyelenggara negara secara tidak tertulis. . Konvensi merupakan pelengkap

dari aturan-aturan dasar yang belum tercantum dalam Undang-Undang Dasar dan diterima

oleh seluruh rakyat dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

Konvensi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Merupakan kebiasaan yang muncul berulang kali dan terpelihara dalam praktik

penyelenggaraan negara.

2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar.

3. Dapat diterima oleh seluruh rakyat.

4. Bersifat sebagai pelengkap yang tidak terdapat di dalam undang-undang dasar.

Konvensi misalnya terdapat pada praktik penyelenggara negara yang sudah menjadi

hukum dasar yang tidak tertulis seperti:

a. Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam

siding Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

b. Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada minggu pertama Bulan Januari

setiap tahunnya.

c. Pidato pertanggungjawaban presiden dan Ketua Lembaga Negara lainnya dalam sidang

Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang dimulai sejak tahun 2000.

d. Mekanisme pembuatan GBHN.

Page 6: Pancasila

6

Keempat hal tersebut secara tidak langsung merupakan realisasi UUD 1945 (merupakan

pelengkap). Yang berwenang mengubah konvensi menjadi rumusan yang bersifat tertulis

adalah MPR, dan rumusannya bukan berupa hukum dasar melainkan tertuang dalam

ketetapan MPR.

D. Konstitusi

Secara etimologis antara kata “konstitusi”, “konstitusional”, dan “konstitusionalisme”

inti maknanya sama, namun penggunaa atau penerapan katanya berbeda. Konstitusi adalah

segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan (Undang-Undang,dsb), atau undang-

undang dasar suatu negara. Dengan kata lain, segala tindakan atau perilaku seseorang

maupun penguasa berupa kebijakan yang tidak didasarkan atau menyimpangi konstitusi ,

berarti tindakan (kebijakan) tersebut adalah tidak konstitusional. Berbeda halnya dengan

konstitusionalisme yaitu suatu paham mengenai pembatasan kekuasaan dan jaminan hak-hak

rakyat melalui konstitusi.2

Istilah Konstitusi berasal dari bahasa inggris “constitution” atau bahasa belanda

“Constitutie” yang berarti undang-undang dasar. Terjemahan kata konstitusi tersebut sesuai

dengan tata bahasa orang Belanda dalam percakapan sehari-hari yaitu “Grondwet”. Perkataan

wet diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia undang-undang, dan Grond berarti tanah atau

dasar. Jadi kedua-duanya menunjukkan naskah tertulis.

Pada dasarnya konstitusi memiliki makna yang berbeda dengan undang-undang dasar.

Konstitusi memiliki makna yang lebih luas. Konstitusi terdiri atas hukum dasar yang tertulis

dan tidak tertulis. Namun, pandangan orang tentang konstitusi lebih sering mengsama-artikan

antara konstitusi dan undang-undang dasar. Karena pengaruh paham kodifikasi yang

menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis, demi mencapai kesatuan hukum,

kesederhanaan hukum dan kepastian hukum.

Konstitusi dibedakan atas konstitusi tertulis (undang-undang dasar) dan konstitusi tidak

tertuli (konvensi atau adat istiadat). Karena tidak ada konstitusi yang seluruhnya tak tertulis,

demikian pula tidak ada konstitusi yang seluruhnya tertulis. Konstitusi memiliki fungsi dan

tujuan sebagai berikut:

1. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national document) yang mengandung

perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan tentang politik, hukum, pendidikan,

budaya, ekonomi, kesejahteraan dan aspek fundamental yangmenjadi tujuan Negara.

2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran (a birth certificate of new state).

3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.

4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambing persatuan

5. Konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan

6. Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga Negara.

2 Tim Penyusun Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Balai

Pustaka,Jakarta,1991, hlm.521.

Page 7: Pancasila

7

E. Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945

1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Hasil

Amandemen 2002

Demokrasi Indonesia merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, dalam arti rakyat

sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan untuk mewujudkan suatu cita-citanya. Demokrasi di Indonesia sebagaiman tertuang dalam

UUD 1945 mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak juga mengakui perbedaan serta keanekaragaman mengingat Indonesia adalah " Bhineka Tunggal Ika ". Secara filosofi

bahwa Demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat. Secara umum sistem pemerintahan yang demokratis mengandung unsur-unsur penting yaitu :

a. Ketertiban warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

b. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara. c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga negara. d. Suatu sistem perwakilan.

e. Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.3

Dengan unsur -unsur diatas maka demokrasi mengandung ciri yang merupakan patokan bahwa warga negara dalam hal tertentu pembuatan keputusan-keputusan politik, baik secara

langsung maupun tidak langsung adanya keterlibatan atau partisipasi.

Oleh karena itu didalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, selalu menemukan adanya supra struktur politik dan infra struktur politik sebagai pendukung tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep Montesquiue maka supra struktur politik

meliputi lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif. Di Indonesia dibawah sistem UUD 1945 lembaga-lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara adalah :

a. Majelis Permusyawaratan Rakyat b. Dewan Perwakilan Rakyat c. Presiden d. Mahkamah Agung e. Badan Pemeriksa Keuangan

Alat perlengkapan diatas juga dinyatakan sebagai Supra Struktur Politik. Adapun Infra Struktur Politik suatu negara terdiri lima komponen sebagai berikut :

a. Partai Politik b. Golongan Kepentingan (Interest Group) c. Golongan Penekan (Preassure Group) d. Alat Komunikasi Politik (Mass Media) e. Tokoh-tokoh Politik

3 H.Kaelan,M.S : Pendidikan Pancasila, Paradigma,Yogyakarta,2004, hlm. 181.

Page 8: Pancasila

8

2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Pasca Amademen 2002

Berdasrakan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut maka penjabaran demokrasi dalam

ketatanegaraan Indonesia dapat ditemukan dalam Pembukaan UUD1945 sebagai”staats

fundamentalnorm "yaitu :”...Suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan

Rakyat...”,dan kemudian dilanjutkan dll pasal 1 yang berbunyi”negara Indonesia ...yang

terbentuk Republik (ayat 1).”kedaulatan adalah di tangan rakyat ...”(ayat 2) ,selanjutnya di

dalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan Negara angka Romawi III di

jelaskan “kedaulatan rakyat ...”

Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunujukan bahwa kedudukan rakyatlah yang

tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai

tujuaan kekuasaan negara. Oleh karna itu “rakyat” adalah merupakan paradigma sentral

kekuasaan negara .Adapun rincian struktual ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan

demokrasi menurut undang-undang 1945 adalah sebagai berikut :

(a) Konsep kekuasaan

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai

berikut:

(1)Kekuasaan di tangan rakyat

a. Pembukaan UUD 1945 alinea IV b. Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

c. Undang-undang Dasar 1945 pasal 1 (1) d. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (2)

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat di simpulkan bahwa dalam negara Republik

Indonesia pemengang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah di tangan rakyat

dan realisasinya di atur dalam Undang-Undang Dasar negara. Sebelum di lakukan

amandemen kekuasaan tertinggi di lakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(2) Pembagian kekuasaan

Sebagaimana di jelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat dan di

lakukan menurut UUD1945 , oleh karna itu pembagian kekuasaan menurut demokrasi

sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:

a. Kekuasaan Eksekutif ,didelegasikan kepada presiden (pasal 4 ayat(1) UUD 1945

b. Kekuasaan legislatif ,didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD(pasal 5) ayat (1),pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945)

c. Kekuasaan Yudikatif , didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal 24 ayat (1) UUD

1945)

Page 9: Pancasila

9

d. Kekuasaan Inspektif ,atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)dan Dewan Perwakilan Rakyat .

e. Dalam UUD 1945 hasil amademen tidak ada kekuasaan Konsultatif, yang dalam UUD lama didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA).(pasal 16

UUD1945).Dengan lain perkataan UUD 1945 hasil amademen telah menghapuskan lembaga dewan pertimbangan Agung ,karna hal ini berdasarkan kenyataan pelaksana kekuasaan negara fungsinya tidak jelas.

(3) Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasan menurut konsep UUD 1945 ,dapat diliat melalui proses atau

mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD1945 sebagai berikut:

a. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 “kedaulatan di tangan Rakyat ...”.kedaulatan politik rakyat

dilaksanakan lewat pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali. b. Majelis permusyawaratan rakyat memilih kekuasaan melakukan perubahan

terhadapUUD,melantik presiden dan wakil presiden ,serta melakukan impeachment terhadap presiden jikalau melanggar konstitusi

c. Pasal 20 ayat (1) memuat “Dewan Perwakilan Rakyat memilki fungsi pengawasan , yang

berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan oleh presiden dalam jangka waktu 5 tahun”.

d. Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.

Dalam pembatasan kekuasaan menurut konsep mekanisme 5 tahun kekuasan

sebagaimana tersebut diatas ,menurut UUD 1945 mencakup antara lain:periode kekuasaan ,

pengawasan kekuasaan dan pertanggung jawaban kekuasaan

(b) Konsep Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut:

1. Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III , yaitu”...Oleh karena itu sistem negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan .memang aliran ini sesuai dengan sifat

masyarakat indonesia ”. 2. Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak,misalnya

pasal 7B ayat (7).

Ketentuan-ketentuan tersebut diatas mengandung pokok pikiran bahwa konsep

pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tatanegara indonesia adalah berdasarkan

1. Keputusan di dasarkan pada suatu musyawarah sebagai asanya ,artinya segala keputusan

yang diambil sejauh mungkin diusahakan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat . 2. Namun demikian jikalau mufakat itu tidak tercapai ,maka di mungkinkan pengambilan

keputusan itu melalui suara terbanyak.

Page 10: Pancasila

10

(C) Konsep Pengawasan

Konsep pengawasan menurut UUD1945 ditentukan sebagai berikut :

1. Pasal 1 ayat (2),” kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-

Undang Dasar”.Dalam penjelasan terhadap pasal 1 ayat(2) UUD 1945 disebutkan bakwa

rakyat memiliki kekuasan tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasrkan

UUD.

2. Pasal 2 ayat (1) ,:majelis Permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota dewan perwakilan

rakyat dan anggota dewan Perwakilan Daerah .

3. Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat ,disebut :”kecuali

itu anggota-anggota DPR semuanya merangkap menjadi anggota majelis

Permusyawaratan Rakyat.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas maka konsep pengawasan menurut demokrasi

indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada dasar nya adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan oleh seluruh warga negara ,karena kekuasan didalam sistem ketatanegaraan

Indonesia adalah ditangan rakyat.

2. Secara formal ketatanegaraan pengawasan berada pada DPR.

(d).Konsep partisipasi

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945

”segala warganegara bersama kedudukannya didalam hukum dan perintahan dan wajib

menjunjung hukum dan pemerintahan itudengan tiada kecualinya”.

2. Pasal 28 UUD 1945

“kemerdekaan berserikat dan berkumpul ,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan

dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.”

3 .Pasal 30 ayat 1 UUD1945

“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.

Berdasarkan ketentuan sebagai termuat dalam UUD 1945 tersebut diatas ,maka konsep

partisipasi menyakut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dan

partisipasi itu terbuka untuk seluruh warga negara indonesia (thaib,1994:100-112)

Page 11: Pancasila

11

3.Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen

Sebelum adanya amandemen terhadap UUD 1945, dikenal dengan Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara, namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami suatu perubahan.

Oleh karena itu sebagai Studi Komparatif sistem pemerintahan Negara menurut UUD 1945 mengalami perubahan.

a. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat ).

Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtstaat ), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtstaat), mengandung arti bahwa negara, termasuk didalamnya pemerintahan dan lembaga - lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.

b. Sistem Konstitusi

Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolut (kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuan - ketentuan konstitusi dan juga oleh ketentuan-

ketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional.

c. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR dan DPR. Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, Presiden penyelenggara pemerintahan

tertinggi disamping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat. UUD 1945 pasal 6 A ayat 1, jadi menurut UUD 1945 ini Preiden tidak lagi merupakan mandataris MPR,

melainkan dipilih oleh rakyat.

d. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

e. Menteri Negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR. Presiden dalam melaksanakan tugas dibantu oleh menteri-menteri negara, pasal 17 ayat 1 (hasil amandemen).

f. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas, meskipun Kepala negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan "Diktator" artinya kekuasaan tidak terbatas, disini Presiden adalah sudah tidak lagi merupakan mandataris MPR, namun demikian ia

tidak dapat membubarkan DPR atau MPR.

3. Negara Indonesia adalah Negara Hukum

Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa negara Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat). Oleh karena itu negara

tidak boleh melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan belaka, teapi harus berdasarkan hukum.

Selanjutnya penjelasan UUD 1945 itu menerangkan bahwa pemerintahan berdasar atas

sistem konstitusional (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang terbatas), Karena kekuasaan eksekutif dan administrasi di Indonesia berada dalam satu tangan, yaitu ada pada presiden maka administrasi harus berdasar atas sistem konstitusional tidak bersifat

Page 12: Pancasila

12

absolute. Artinya presiden dalam menjalankan tugasnya dibatasi oleh peraturan perundang-undangan.

Menurut Ismail Suny dalam brosurnya Mekanisme Demokrasi Pancasila mengatakan,

bahwa negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:

1. Menjunjung tinggi hukum. 2. Adanya pembagian kekuasaan

3. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi procedural untuk mempertahankannya

4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi4

Ciri-ciri suatu negara hukum adalah :

a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak

memihak. c. Jaminan kepastian hukum.

c. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002

UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuat 37 pasal akan tetapi dibagi menjadi 26

bab, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Selain jumlah bab bertambah juga

banyak pasal yang dikembangkan.

1. Bab I Bentuk dan Kedaulatan

Pasal 1 (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.

(2) Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Bab II Majelis Permusyawaratan Rakyat Pasal 2

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-undang.

(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di Ibukota Negara.

(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan sura yang terbanyak

Pasal 3

Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-undang Dasar dan garis-garis besar daripada haluan Negara.

4 Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H dkk, Hukum Tata Negara Republik Indonesia 1, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 90

Page 13: Pancasila

13

3. Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara

Pasal 4 (1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintahan

menurut Undang-undang Dasar. (2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

Pasal 5 (1) Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-undang dengan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (2) Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya.

Pasal 6 (1) Presiden ialah orang Indonesia

(2) Presiden dan wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara yang terbanyak.

Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.

Pasal 8 Jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden

sampai habis waktunya. Pasal 9

Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :

Sumpah Presiden (Wakil Presiden ): "Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik

Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar dan menjalankan segala Undang-undang dan Peraturannya dengan seluas-luasnya serta

berbakti kepada Nusa dan Bangsa." Janji Presiden (Wakil Presiden ):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar

dan menjalankan segala Undang-undang dan Peraturannya dengan seluas-luasnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.

Pasal 10 Presiden memegang kekuasan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Pasal 11 Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,

membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain. Pasal 12

Presiden menyatakan keadaan bahaya.Syarat-syarat dan akibatnya keadaan

bahaya ditetapkan dengan Undang-undang. Pasal 13

(1) Presiden mengangkat Duta dan Konsul.

Page 14: Pancasila

14

(2) Presiden menerima Duta negara lain. Pasal 14

Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi. Pasal 15

Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan.

4. Bab V Kementerian Negara Pasal 17

(1) Presiden dibantu oleh Menteri-menteri Negara. (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.

5. Bab VI Pemerintah Daerah

Pasal 18 Pembagian Daerah atas Daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-undang dengan memandang dan

mengingat dasar permusyawaratan dalam sidang Pemerintahan Negara dan hak-hak asal-usul dalam daerah yang bersifat Istimewa.

6. Bab VII Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 19

(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan Undang-undang. (2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

Pasal 20 (1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

(2) Jika suatu rancangan Undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat , maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan

lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. Pasal 21

(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan

rancangan Undang-undang. (2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Pasal 22

(1) Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-undang.

(2) Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan berikutnya. (3) Jika tidak mendapat persetujuan maka Peraturan Pemerintahan itu

harus dicabut.

7. Bab VIII Hal Keuangan Pasal 23

(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan

Undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjalankan

anggaran tahun yang lalu.

Page 15: Pancasila

15

(2) Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-undang. (3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-undang.

(4) Hal keuangan Negara selanjutnya diatur dengan Undang-undang. (5) Untuk memeriksa tanggung-jawab tentang keuangan negara diadakan

suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-undang. Hal pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

8. Bab IX Kekuasaan Kehakiman

Pasal 24 (1) Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuahMahkamah Agung dan lain-lain Badan Kehakiman menurut Undang-undang.

(2) Susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman itu diatur dengan Undang-undang.

Pasal 25 Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhentikan sebagai Hakim ditetapkan dengan Undang-undang.

9. Bab X Warganegara

Pasal 26 (1) Yang menjadi Warganegara ialah orang-orang Bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai

Warganegara. (2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan

Undang-undang. Pasal 27

(1) Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan

Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.

10. Bab XI Agama Pasal 29

(1) Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

11. Bab XII Pertahanan Negara Pasal 30

(1) Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara (2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.

Page 16: Pancasila

16

12. Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31

(1) Tiap-tiap Warganegara berhak mendapat pengajaran (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem

pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang. Pasal 32

Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

13. Bab XIV Kesejahteraan Sosial

Pasal 33 (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai

oleh Negara (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Pasal 34

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara. 14. Bab XV Bendera dan Bahasa

Pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.

Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

15. Bab XVI Perubahan Undang-Undang Dasar Pasal 37

(1) Untuk mengubah Undang-undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir. (2) . Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3

daripada jumlah anggota yang hadir. 17. Aturan Peralihan

Pasal I Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan menyelenggarakan kepidahan Pemerintahan kepada Pemerintah Indonesia.

Pasal II Segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih langsung berlaku,

selama belum diadakan yang baru menurut Undang-undang Dasar ini. Pasal III

Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia

Persiapan Kemerdekaan Kemerdekaan Indonesia. Pasal IV

Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional.

Page 17: Pancasila

17

18. Aturan Tambahan (1) Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia Timur Raya,

Presiden Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam Undang-undang Dasar ini.

(2) Dalam enam bulan sesudah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkan Undang-undang Dasar.

G. Hubungan Antara Lembaga-lembaga Negara Berdasarkan Undang-

Undang Dasar 1945

1. Hubungan Antara MPR dan Presiden

Berdasarkan ketentuan dalam UUD 1945 bahwa baik Presiden maupun MPR dipilih

langsung oleh rakyat,pasal 2 ayat (1) dan pasal 6A ayat (1). Sesuai dengan ketentuan UUD

1945 hasil amandemen 2002, maka Presiden dapat diberhentikan sebelum habis masa

jabatannya baik karena permintaan sendiri atau karena tidak mampu melakukan

kewajibannya maupun diberhentikan oleh MPR. Pemberhentian Presiden oleh MPR sebelum

masa jabatan berakhir,hanya mungkin dilakukan jika Presiden telah melanggar hokum berupa

pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat,atau perbuatan

tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden/wakil

Presiden,pasal 7A.

2. Hubungan Antara MPR dan DPR

Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota dewan Perwakilan Rakyat,

dan anggota-anggota DPR yang dipilih melalui Pemilu. Dengan demikian maka seluruh

anggota MPR menurut UUD 1945 dipilih melalui pemilu.

Oleh karena anggota DPR seluruhnya merangkap anggota MPR,maka MPR

menggunakan DPR sebagai tangan kanannya dalam melakukan pengawasan pelaksanaan

kebijakan yang dilakukan oleh Presiden sebagaimana ditetapkan oleh MPR. Dalam hal ini

DPR menggunakan hak-hak tertentu yang dimilikinya seperti, hak angket, hak amandemen,

hak interpelasi, hak budget, hak Tanya inisiatif, pasal 20A.

MPR mempunyai tugas yang sangat luas, melalui wewenang DPR,MPR mengemudikan

pembuatan UU serta peraturan-perturan lainnya agar UU serta peraturan-peraturan itu sesuai

dengan UUD 1945.

3. Hubungan Antara DPR dan Presiden

Sebagai sesame lembaga dan anggota badan legislatif maka Presiden dan DPR bersama-

sama mempunyai tugas antara lain:

a. Membuat UU (pasal 5 ayat 1, 20 dan 21),dan

b. Menetapkan UU tentang Anggaran (pendapatan dan belanja Negara (pasal 23 ayat 1).

Page 18: Pancasila

18

Membuat UU berarti menentukan kebijakan politik yang diselenggarakan oleh Presiden

(pemerintah). Menetapkan budget Negara pada hakekatnya berarti menetapkan rencana kerja

tahunan. DPR melalui Anggaran Belanja yang ttelah disetujui dan mengawasi pemerintahan

dengan efektif. Sesudah DPR bersama Presiden menetapkan UU dan RAP/RAB Negara maka

didalam pelaksanaannya DPR berfungsi sebagai pengawas terhadap pemerintah. Presiden

bertanggung jawab kepada DPR dalam arti partnership.

a. Menurut UUD 1945.

1. Hak budget, yaitu hak untuk menyusun rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan

Negara (pasal 23 ayat 1).

2. Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengusulkan RUU (pasal 21 ayat 1).

b. Menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 pasal 20A ayat (2) dan (3).

1. Hak amandemen (mengadakan perubahan).

2. Hak interpelasi (meminta keterangan)

3. Hak bertanya

4. Hak angket (hak untuk mengadakan suatu penyelidikan)

4. Hubungan Antara DPR dengan Menteri-menteri

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh

presiden (pasal 17 ayat (2),sedangkan dalam penjelasannya dikemukakan bahwa menteri-

menteri itu tidak bertanggung jawab kepada DPR . seperti juga halnya denagn presiden,

menteri-menteri tidak dapat dijatuhkan atau diberhentikan oleh DPR,akan tetapi sebagai

konsekuensinya yang wajar dari tugas dan kedudukannya, ditambah pula ketentuan dalam

penjelasan mengatakan bahwa presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

Oleh karena itu menteri-menteripun juga tidak terlepasdari keberatan-keberatan DPR,yang

berakibat diberhentikannya menteri oleh presiden.

5. Hubungan Antara Presiden dengan menteri-menteri

Presiden mengangkat dan menghentikan menteri-menteri Negara (pasal 17 ayat 2) dan

menteri-menteri itu formal tidak bertanggung jawab kepada DPR, akan tetapi tergantung

kepada presidan. Mereka adalah pembantu presiden (pasal 17 ayat 1). Berhubungan dengan

itu menteri mempunyai pengaruh besar terhadap presiden dalam menuntun politik Negara

yang menyangkut departemennya.

6. Hubungan antara Mahkamah Agung dengan lembaga Negara lainnya.

Dalam pasal 24 ayat 1 UUD 1945 di sebut bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh

sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain. Badan Kehakiman menurut susunan dan kekuasaan

Badan-badan Kehakiman tersebut diatur menetapkan hubungan antara mahkamah agung

dengan lembaga-lembaga lainnya. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa kekuasaan

kehakiman adalah kekuasaan pemerintah ataupun kekuasaan serta kekuatan lainnya. Negara

Page 19: Pancasila

19

Republik Indonesia adalah Negara yang berdasar pada hokum pancasila. Berhubung dengan

itu kekkuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hokum dan keadilan berdasarkan pancasila. Ketentuan ini

menunjukan bahwa di Negara Indonesia di jamin perlindungan hak-hak asasi manusia dan

bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar tindakan penguasa.

7. Hubungan Antara BPK dengan DPR.

Badan Pemeriksaan Keuangan bertugas memeriksa langsung tanggung jawab tentang

keuangan Negara dan hasil pemeriksaannya itu diberitahukan kepada DPR, Dewan

Perwakilan Daerah, DPRD (pasal 23E ayat 2) untuk mengikuti dan menilai kebijaksanaan

ekonomis financial pemerintah yang dijalankan oleh aparatur administrasi Negara yang

dipimpin oleh pemerintah.

BPK bertugas untuk memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan Negara

dan memeriksa semua pelaksanaaan APBN. Sehubungan dengan penunaian tugas BPK

berwenang meminta keteranngan yang wajib di berikan oleh setiap orang, badan/instansi

pemerintah atau badan swasta, sepanjang tidak bertentangan dengan UU. 5

H. Hak Asasi Manusia Menurut Undang-Undang Dasar 1945

1. Pengertian HAM

Menurut Jan Materson (komisi Ham PBB) dalam Teaching Human Right, United Nation

sebagaimana dikutip oleh Baharuddin Lopa menyebutkan bahwa “Human right could be

generally defined as those right which are inherent in our nature and whitout which can not

live as human being” (secara umum Hak Asasi dapat didefinisikan sebagai semua hak yang

melekat pada diri manusia, yang tanpanya manusia tidak dapat hidup sebagai manusia).

Semantara dalam pandangan islam, hak asasi dipandang sebagai huquq al-insan ad-

daruriyyah dan huquq Allah (hak manusia dan hak Allah). Dalam UU no.39 tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat

hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia bsebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi, dan

dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta

perllindungan harkat dan martabat manusia.

5 .H.Kaelan,M.S : Pendidikan Pancasila, Paradigma Yogyakarta,2004, hal. 211.

Page 20: Pancasila

20

Berdasarkan rumusan HAM diatas maka dapat diketahui ciri pokok dari hakikat HAM

yaitu :

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli atau diwarisi, ia adalah bagian dari manusia secara

otomatis.

2. HAM berlaku untuk seemua orang tanpa memandang jenis kel;amin, ras, agama,

etnis, pandangan politik atau asl-usul social dan bangsa.

3. HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun yang berhak untuk membatasi dan

melanggar hak orang lain. Setiap orang tetap mempunyai HAM, walaupun ia seorang

anak jalanan, orang gila, pengemis, negri jajahan dan sebagainya.6

2. Rincian Hak-Hak Asasi Manusia dalam Pasal UUD 1945

HAK ASASI MANUSIA

Pasal 28A

“ Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.**)”

Pasal 28B

(3) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

yang sah. **)

(4) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.**)

Pasal 28C

(3) Setiap orang berhak membanggakan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak

mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,seni dan

budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.**)

(4) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif

untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.**)

Pasal 28D

(5) Setiap berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hokum yang adil

serta perlakuan yang sama di hadapan hokum.**)

(6) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan

layak dalam hubungan kerja.**)

(7) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerinta han.**)

6 . M.Ihsan : Membentuk manusia pancasilais, hal. 145.

Page 21: Pancasila

21

(8) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.**)

Pasal 28E

(4) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih

pendidikan dan pengajaran,memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat

tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya serta berhakkembali.**)

(5) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap

sesuai dengan hati nuraninya.**)

(6) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul, danmengeluarkan pendapat.**)

Pasal 28F

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperolehinformasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis

saluran yang tersedia.**)

Pasal 28G

(3) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan

harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari

ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.**)

(4) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan

derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari Negara lain.**)

Pasal 28H

(5) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.**)

(6) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.**)

Pasal 28I

(6) Hak untuk hidup,hak untuk disiksa,hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak

beragama,hak untuk diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hokum,hal

untuk tidak dituntut atas dasar hokum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak

dapat dikurangi dalam keadaan apapun.**)

(7) Setiap orang berhakbebas dari perlakuan yang bersifatvdiskriminatif atas dasar apapun

dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.**)

(8) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan

zaman dan peradapan.**)

Page 22: Pancasila

22

Pasal 28J

(4) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan

bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.**)

(5) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan

yang ditetapkan dengan undang-undangan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan

serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tututan yang adil

sesuai dengan pertimbangan moral,nilai-nilai agama,keamanan,dan ketertiban umum dalam

suatu masyarakat demokratis.**)

Page 23: Pancasila

23

BAB III

KESIMPULAN

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang bertindak sebagai

pengatur dan pengikat jalannya pemerintahan. Setiap kebijakan yang dibuat tidak boleh

bertentangan dengan UUD 1945. Suatu kebijakan yang bertentangan dengan UUD 1945

disebut sebagai suatu kebijakan yang tidak konstitusional. Namun UUD 1945 memiliki sifat

elastic, dengan pengertian bahwa undang-undang dasar dapat berkembang dan mengikuti

kebutuhan masyarakat akan suatu hukum dasar yang jelas untuk mengatur kegiatan

penyelenggaraan negara dengan tidak mengabaikan sifat dari hukum dasar yaitu mengikat

pelaksanaan ketatanegaraan. Selain UUD 1945, berlaku juga hukum dasar tertulis, yaitu

aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara,

meskipun tidak tertulis. UUD 1945 memuat ketentuan-ketentuan mengenai soal-soal:

1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatfif eksekutif,

dan yudikatif. 2. Hak-hak asasi manusia (biasanya disebut Bill of Rights kalau berbentuk naskah

tersendiri). 3. Prosedur mengubah undang-undang dasar 4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang

dasar. Hal ini biasanya terdapat jika para penyusun undang-undang dasar ingin menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi, seperti misalnya

munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu monarki.

Page 24: Pancasila

24

Daftar Pustaka

Adam, Azwarni. Prinsip-Prinsip Dasar SIstem Hukum Indonesia.2007.Pekanbaru:Alaf Riau.

Budiardjo, Miriam.Dasar-Dasar Ilmu Politik.2005.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Kaelan.Pendidikan Pancasila.2004.Yogyakarta:Paradigma.

Kansil,dkk.Hukum Tata Negara Republik Indonesia.2000.Jakarta:RIneka Cipta.

Thaib, Dahlan,dkk. Teoti dan Hukum Konstitusi.2003.Jakarta:Raja Grafindo Persada.