Makalah Pancasila

26
TUGAS INDIVIDU PANCASILA (M-503) Dosen Pengampu : Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Rangkuman Modul Perkuliahan 1 – 7 Di susun Oleh : Adi Nuki Nugraha | 41814120146 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

description

Rangkuman Dari Modul Pancasila

Transcript of Makalah Pancasila

Page 1: Makalah Pancasila

TUGAS INDIVIDU PANCASILA (M-503)Dosen Pengampu : Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

Rangkuman Modul Perkuliahan 1 – 7

Di susun Oleh : Adi Nuki Nugraha | 41814120146

FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 2: Makalah Pancasila

MODUL 1 : Pancasila sebagai bagian dari Mata kuliah Pengembangan Kepribadian

Pancasila yang merupakan bagian dari matakuliah pengembangan kepribadian dalam pendidikan nasional di Indonesia dan tak akan pernah lepas dari perkembangan kondisi ketatanegaraan Republik Indonesia, khususnya pada masa reformasi ini yang setiap insan Indonesia berhak memiliki kebebasan berpikir dan berpendapat, namun bertanggung jawab.Nilai kerohanian (dasar Negara) yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 akan berperan mengantarkan bangsa Indonesia menuju suatu cita-cita kehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka mencapai suatu masyarakat berkesejahteraan dan berkeadilan, dan melepaskan diri dari segenap kehidupan yang penuh penderitaan dan kemiskinan.

1. Pancasila sebagai Dasar dan Etika kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas masalah baik dan buruk. Ranah pembahasannya meliputi kajian praktis dan refleksi filsafat atas moralitas secara normative. Kajian praktis menyentuh moralitas sebagai perbuatan sadar yang dilakukan dan didasarkan pada norma-norma masyarakat yang mengatur perbuatan baik (susila) atau buruk (asusila). Sedangkan refleksi filsafat tentang ajaran moral filsafat, mengajarkan bagaimana moral tersebut dapat dijawab secara rasional dan bertanggung jawab.Pancasila sebagai dasar etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diberdayakan melalui kebebasan akademik untuk mendasari suatu sikap mental atau attitude. Kebebasan akademik adalah hak dan tanggung jawab seseorang akademisi.

Hak dan tanggung jawab itu terkait pada susila akademik, yaitu sebagai berikut : Curiosity, dalam arti terus menerus mempunyai keinginan untuk

mengetahui hal-hal baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tidak mengenal titik henti yang dampak dan pengaruhnya dengan sendirinya juga terhadap pengembangan etika.

Wawasan, luas dan mendalam dalam arti bahwa nilai-nilai etika sebagai norma dasar dari kehidupan suatu bangsa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak terlepas dari unsur-unsur budaya yang hidup dan berkembang dengan cirri-ciri khas yang membedakan bangsa itu dari bangsa lain.

Terbuka, dalam arti luas bahwa kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang tentatif, bahwa kebenaran ilmiah bukanlah sesuatu yang hanya sekali ditentukan dan bukan sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat, yang implikasinya ialah bahwa pemahaman suatu norma etika tidak hanya tekstual melainkan juga kontekstual untuk diberi makna baru sesuai dengan kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 3: Makalah Pancasila

Open Mindedness, dalam arti rela dan dengan rendah hati (modest) bersedia menerima kritik dari pihak lain terhadap pendirian atau sikap inteletualnya.

Jujur, dalam arti menyebutkan setiap sumber dan informasi yang diperoleh dari pihak lain dalam mendukung sikap atau pendapatnya.

Independen, dalam arti bertanggung jawab atas sikap dan pendapatnya, bebas dari tekanan atau “kehendak yang dipesankan” oleh siapapun dan dari manapun.

2. Pendidikn Pancasila Sebagai Dasar Nilai dan Pedoman Berkarya bagi Lulusan.

Konferensi Dunia tentang pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh UNESCO di Paris pada tahun 1988, yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 140 negara termasuk Indonesia, menyepakati perubahan pendidikan tinggi ke masa depan yang bertumpu pada pandangan bahwa tanggung jawab pendidikan tinggi adalah :

Selain meneruskan nilai-nilai, transfer ilmu pengetahuan teknologi dan seni, juga melahirkan warga Negara yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan;

Mempersiapkan tenaga kerja masa depan yuang produktif dalam konteks yang dinamis; dan

Mengubah cara berpikir, sikap hidup dan perilaku berkarya individu maupun kelompok masyarakat dalam rangka memprakarsai perubahan social yang berkaitan dnegan perubahan ke arah kemajuan, adil dan bebas.

Pendidikan nasional Indonesia melakukan penyesuaian yang dituangkan dalam Ketetapan MPR No. VII Tahun 2001, bahwa visi Indonesia 2020 adalah bertujuan terwujudnya masyarakat Indonesia yang religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara. Masyarakat Indonesia yang memanifestasikan wujud visi Indonesia 2020 disebut juga sebagai “masyarakat madani” yaitu suatu masyarakat yang memiliki “keadaban demokratis” atau masyarakat yang berkarakter sebagai berikut :

Beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Pancasila Demokratik, berkeadaban, menghargai perbedaan, keragaman, pendapat

dan pandangan Mengakui dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), kesetaraan

dan tidak diskriminatif Sadar serta tunduk pada hukum dan ketertiban Mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan public, memiliki

keahlian, keterampilan, kompetitif dengan solidaritas universal

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 4: Makalah Pancasila

Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang mengakar pada masyarakat beradab dan demokratis

Belajar yang berlangsung sepanjang hayat, membangun warga Negara berkeadaban

MODUL 2 : Dasar-dasar,Tujuan Penyelenggaraan, Capaian dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila

Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr. Drs. Notonagoro, SH. dalam bukunya Pancasila secara Ilmiah Populer (1975) menyebutkan adanya beberapa macam asal mula atau sebab-musabab Pancasila dapat dipakai sebagai falsafah Negara, yakni causa materialis, causa formalis, sebagai sambungan dari causa formalis dan causa finalis, causa efisien atau asal mula.

Causa MaterialisCausa materialis, artinya asal mula bahan, yaitu bangsa Indonesia sebagai bahan terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.

Causa FormalisCausa formalis, artinya asal mula bentuk atau bangun dari causa finalis atau asal mula tujuan, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pembentuk Negara, BPUPKI adalah asal mula bentuk atau bangun dan asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat Negara.

Sebagai Sambungan dari Causa Formalis dan Causa FinalisSebagai sambungan dari causa formalis dan causa finalis, adalah sembilan orang anggota BPUPKI termasuk Bung Karno dan Bung Hatta, sebagai asal mula sambungan dalam asal mula bentuk maupun asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat Negara. Dengan cara lain menyusun rencana Pembukaan Pancasila UUD 1945, yang di dalamnya terdapat Pancasila dan juga BPUPKI menerima rencana tersebut dengan perubahan.

Causa Efisien atau Asal Mula KaryaCausa efisien atau asal mula karya adalah Panitia Perisapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI yang menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara (sebelum ditetapkan PPKI, istilahnya masih calon dasar filsafat Negara).

Selanjutnya dijelaskan bahwa berdasarkan teori causa materialis dapat digambarkan pada kenyataan, yaitu kondisi sebelum diproklamirkannya Negara, perumusan menjadi dasar kerohanianatau dasar filsafat Negara RI pada masa perjuangan kemerdekaan dengan dimulainya siding-sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) melalui penyampaian konsep dasar Negara oleh para tokoh-tokoh di antaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Soepomo dan Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 31 Mei dan 1 Juni 1945.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 5: Makalah Pancasila

1. Landasan Pendidikan PancasilaLandasan pendidikan Pancasila, antara lain landasan filosofis, landasan kultural, landasan historis dan landasan yuridis.

Landasan FilosofisLandasan filosofis adalah filsafat Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional maka pendidikan Pancasila dilandasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila sebagai dasar kerihanian dan Dasar Negara tercantum tercantum pada paragraph ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, melandasi jalannya pemerintahan Negara, melandasi hukumnya, dan melandasi setiap kegiatan operasional dalam Negara termasuk pendidikan nasional di dalamnya, serta pendidikan Pancasila dan segenap pendidikan matakuliah yang lainnya.

Landasan Kultural Landasan Kultural adalah landasan yang digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa yang sudah ada semenjak berabad-abad lamanya di Indonesia.Pancasila diambil dari nilai kehidupan nenek moyang yang telah menyatu dalam pandangan hidup atau kepribadian bangsa serta terpelihara secara baik sebagai milik bangsa yang sangat berharga, seperti nilai-nilai kemanusiaan, kegotong-royongan, nilai persatuan-kesatuan, dan toleransi tinggi dalam perbedaan pendapat maupun pergaulan dalam hidup bermasyarakat sampai kepada nilai-nilai religious dan keagamaan.

Landasan HistorisLandasan historis adalah landasan sejarah, terutama dalam rangka perjuangan bangsa dalam membebaskan diri dari segenap penderitaan selama berabad-abad dalam penjajahan. Dengan berjalannya waktu, masih dalam kondisi kehidupan yang serba sulit, melalui berbagai cara yang ditempuh dan dilakukan oleh para tokoh pejuang bangsa bersama seluruh rakyat berusaha terus untuk bisa bangkit melepaskan diri dari cengkeraman penjajah. Selain itu, berjuang menegakkan kehidupan yang bebas dalam Negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat dengan mendasarkan kepada suatu landasan kerohanian yang akan disusun dengan diilhami oleh fakta sejarah perjuangan bangsa yang dialami bangsa selama ini, dengan tetap berpegang pada kepribadian dan karakter bangsa secara keseluruhan.

Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila

a) Pasal 31 ayat 1 UUD 1945, “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”

b) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” (Negara RI).

c) Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 43/Dikti/Kep/2006, tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 6: Makalah Pancasila

2. Tujuan Pendidikan PancasilaSebagai bagian dari pendidikan nasional, pendidikan Pancasila mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan bermartabat agar :

Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;

Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggung jawab sesuai hati nurani;

Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan

berkesejahteraan bagi bangsanya.

3. Tinjauan Pancasila dari Berbagai Segi

EtimologisBerdasarkan asal kata (etimologis), istilah Pancasila (pancasyila) berasal dari bahasa Sansekerta (India) yang mengandung dua macam arti, seperti berikut :Pancasyila : panca artinya lima, sedangkan syila dengan huruf i yang dibaca pendek, artinya dasar, batu sendi atau alas sehingga pancasyila memiliki arti lima dasar. Pancasyila : panca artinya lima, sedangka syiila dengan huruf ii yang dibaca panjang, artinya peraturan tingkah laku yang penting sehingga pancasyiila memiliki arti lima aturan tingkah laku yang penting.

HistorisBerdasarkan catatan sejarah tentang Buddha, sehubungan dengan Pancasila telah dikenal istilah sila, artinya moralitas dan berkembang pada masyarakat yang memeluk agama Buddha. Sila mengandung maksud melindungi orang lain dari penderitaan (Ashin Janakabhivamsa, 2005 : 179 - 183).Dijelaskan lebih lanjut bahwa sila juga bermakna menjalankan lima sila, melalui fungsi sila-sila, yakni menghindari membunuh (panditipata-virati), menghindari mencuri (adinnadana-virati), menghindari berbuat asusila (kamesu-micchacara virati), dan menghindari minum yang memabukkan (surapana-virati). Apabila saling menyadari dan benar-benar bisa menjalankan kelima aturan moral atau kelima sila di atas, manusia dapat menyelamatkan dunia dari kesengsaraan dan keresahan. Itulah ajaran tentang sila yang bermakna moralitas, yang sangat ditaati oleh mereka yang benar-benar melaksanakan ajaran Buddha.

Istilah ResmiIstilah resmi adalah “Pancasila” bagi “lima dasar” diusulkan oleh Ir. Soekarno pada Sidang Pertama BPUPKI hari terakhir tanggal 1 Juni 1945

Yuridis

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 7: Makalah Pancasila

Segi yuridis (hukum) adalah pengertian Pancasila dalam sila-sila atau kelima sila dari Pancasila yang tata urutan/rumusannya tercantum pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945.

4. Hakikat Nilai Sila-Sila Pancasila

Sila Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa / Yang Maha Tunggal, tiada sekutu, esa dalam zatnya, esa dalam perbuatannya. Jadi, Ketuhanan YME mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan YME, pencipta alam semesta beserta isinya.Sila Kemanusiaan yang Adil dan BeradabKemanusiaan berasal dari kata manusia yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi piker, rasa, karsa dan cipta karena berpotensi menduduki (memiliki) martabat yang tinggi. Dengan akal budinya manusia berkebudayaan dan dengan budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma.Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang obyektif, tidak subyektif apalagi sewenang-wenang dan otoriter.Beradab berasal dari kata adab, memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam kehidupan manusia. Jadi beradab berarti berkebudayaan yang lama berabad-abad, bertatakedopanan, berkesusilaan (bermoral) adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadapdiri pribadi, sesame manusia, terhadap alam dan Sang Pencipta.Sila Persatuan IndonesiaPersatuan, berasal dari kata satu, berarti utuh tidak terpecah belah, mengandung bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam yang bersifat kedairahan menjadi satu kebulatan secara nasional, juga persatuan segenap unsur NKRI dalam mewujudkan secara nyata bhineka tunggal ika yang meliputi wilayah, sumber daya alam, dan sumber daya manusia dalam satu kesatuan yang utuh. Selain itu, persatuan bangsa yang bersifat nasional mendiami seluruh wilayah Indonesia, bersatu menuju kehidupan bangsa yang berbudaya bebas dalam wadah Negara RI yang merdeka dan berdaulat, menuju terbentuknya suatu masyarakat madani.Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/PerwakilanKerakyatan, berasal dari kata rakyat berarti sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah tertentu, kerakyatan, berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, disebut pula kedaulatan rakyat (rakyat yang berdaulat dan berkuasa) atau demokrasi (rakyat yang memerintah).Hikmat kebijaksanaan, berarti penggunaan pikiran (ratio) yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan, kesatuan bangsa, kepentingan rakyat, dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 8: Makalah Pancasila

Permusyawaratan, artinya suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat (mufakat).Perwakilan, artinya suatu system dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain, dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaKeadilan sosial, berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan, baik material maupun spiritual.Seluruh rakyat Indonesia, artinya setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI maupun WNI yang berada di luar negeri. Jadi setiap bangsa Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, politik, social, ekonomi dan kebudayaan.

5. Pancasila Suatu Pilihan BangsaPancasila bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan Negara khususnya

sebagai dasar Negara juga sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia. Pada masa Orde Baru Pancasila melalui P4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) diberikan pengertian yang bermacam ragam, di samping dasar Negara juga diberikan sebutan pandangan hidup, perjanjian luhur bangsa, tujuan yang hendak dicapai, moral pembangunan, kepribadian bangsa Indonesia.

MODUL 3 - 4 : Pancasila dalam kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Masa Penjajahan Belanda di IndonesiaSetelah masuknya Islam di Indonesia dan berakhirnya kejayaan Majapahit, masuklah bangsa Barat ke Indonesia, seperti Portugis dan Spanyol. Kemudian menyusul bangsa Belanda pada abad XVI/1596 menginjakkan kakinya melalui Banten di bawah pimpinan Cornelis de Hotman. Belanda mencapai negeri-negeri Timur penghasil rempah-rempah akibat larangan untuk memasuki pelabuhan Lisboa oleh Portugis.Belanda cukup berhasil menguasai Indonesia, kemudian mengembangkan diri dengan mendirikan perkumpulan dagang yang bernama VOC atau Verenigde Oost Indische Compagnie. Selain melakukan eksploitasi ekonomi, di antaranya juga menerapkan penetrasi kebudayaan dengan pengaruh yang besar terhadap sikap kehidupan rakyat terjajah. Akhirnya penghisapan ekonomi telah mencapai puncaknya saat pemerintah Belanda menerapkan system monopoli lewat Tanam Paksa, di bawah pemerintahan Gubernur Jendral Van den Boch.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 9: Makalah Pancasila

Mengenai system Tanam Paksa (cultur stelsel) dijelaskan lebih lanjut bahwa hal tersebut harus dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengingat beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

System pajak tanah/sewa tanah yang diterapkan selama ini mengalami kegagalan

Diperlukan hasil tanaman ekspor untuk dijual di pasaran Eropa dengan keuntungan yang tinggi

Belanda masih mencari banyak dana penutup utang perangHal tersebut di atas telah mengakibatkan terjadinya puncak penderitaan bagi bangsa Indonesia sehingga mengalami penderitaan dalam bentuk kemiskinan, kemelaratan, kelaparan dan kebodohan.Gerakan Boedi Oetomo tahun 1908, (melalui pendidikan disebutkan sebagai lahirnya Kebangkitan Nasional Generasi ’08). Kemudian dilanjutkan dengan lahirnya Serikat Dagang Islam pada tahun 1909 pimpinan H. Samanhudi, 1911 berubah menjadi Serikat Islam di bawah HOS Tjokroaminoto. Tahun 1915 lahirlah Indische Party terdiri atas 3 serangkai dr. Tjipto Mangunkusumo, Ki Hadjar Dewantara, Dan Douwes Deker. Kemudian tahun 1920 Indische Sosial Demokratische Partij atau ISDP dan mantan Serikat Islam berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Berikutnya tahun 1927 berdirilah Partai Nasional Indonesia (PNI) dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan tujuan yang tegas yaitu Indonesia merdeka. Tahun 1928 lahirlah Sumpah Pemuda, golongan pemuda yang menghendaki persatuan, bertujuan memancangkan cita-cita kemerdekaan dan memperjuangkan Indonesia merdeka.Pencetus sumpah pemuda adalah Perhimpunan Indonesia Nederland, Partai Nasional Indonesia, dan Pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda sangat berperan dalam mendorong perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan semakin tegas memperkuat persatuan nasional sebagai bekal yang makin kuat dalam alam pikiran bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Penjajahan Jepang di IndonesiaJepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942 melalui Tarakan, Minahasa dan Sulawesi, Balikpapan, Ambon, Batavia (Jakarta) dan Bandung. Belanda menyerah kalah terhadap Jepang pada tanggal 9 Maret 1942.

Pertama kali datang di Indonesia, Jepang berpropaganda sebagai berikut ; Jepang mengaku sebagai saudara tua Jepang akan membebaskan bangsa Asia dari penjajahan Barat Jepang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Barat

Namun hal tersebut adalah taktik Jepang agar bangsa Indonesia bersedia membantu perangnya melawan Sekutu dalam perang Asia Timur Raya. Bangsa Indonesia diberi kekuasaan untuk mempropagandakan Indonesia merdeka, boleh menyanyikan lagu Indonesia Raya dan boleh mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 10: Makalah Pancasila

Dalam perkembangan selanjutnya antara tahun 1944-1945 posisi Jepang di lautan Teduh semakin terdesak oleh operasi tentara Sekutu, sedangkan rakyat Indonesia sebagai bangsa terjajah tetap melakukan perlawanan melalui gerakan di bawah tanah. Bulan September 1944 Jepang mengumumkan berniat memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dengan sementara memberikan kebebasan-kebebasan seperti yang pernah diberikan sebelumnya. Di samping itu oleh Jepang dibentuk sebuah badan yang dinamakan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokuritsu Junbi Choosakai) pada tanggal 29 April 1945, dan yang diresmikan/dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dengan tugas untuk menyelidiki kemungkinan Indonesia merdeka.

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Sidang BPUPKI dilaksanakan selama 2 kali yaitu : Tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 Tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945

Peresmian dilakukan oleh Saikoo Sikikan (pembesar pemerintah bala tentara Jepang) dan pada hari berikutnya 29 Mei 1945 dimulailah sidangnya yang pertama. Badan ini ditugasi untuk mempelajari hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menyelenggarakan Negara baru yang merdeka.Adapun badan ini terdiri atas 63 anggota, termasuk satu ketua dan dua orang wakilnya ialah Dr. Radjiman Wediodiningrat, dengan Wakil Ketua Ichibangase, seorang warga Jepang dan w Wakil Ketua II R. Pandji Suroso.

Proses Perumusan Dasar Negara dan Pembukaan Undang-Undang Dasar

Mr. Moh Yamin di dalam bukunya yang berjudul Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 mengemukakan pada hari pertama siding 1, BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 mengenai Asas dan Dasar Negara Indonesia merdeka yang akan dibentuk, yaitu Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.Disamping usulan secara lisan tersebut di atas, juga mengusulkan usulan tertulis, seperti berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Kebangsaan Persatuan Indonesia3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo juga mengajukan usulan mengenai asas dan dasar Negara Indonesia merdeka sebagai berikut :

1. Persatuan/nasionalisme2. Kekeluargaan

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 11: Makalah Pancasila

3. Takluk kepada Tuhan4. Musyawarah5. Keadilan rakyat

Pada malam hari tanggal 22 Juni 1945, di rumah Bung Karno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Panitia Sembilan rapat dan dapat berhasil merumuskan suatu naskah “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar”, yang kemudian oleh Mr Moh. Yamin dinamakan “Jakarta Charter” atau “Piagam Jakarta”.Di dalam Rancangan Mukadimah Hukum Dasar itu tercantum tumusan Pancasila pada paragraph keempat, yang tata urutannya adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selain itu, paragraf IV Piagam Jakarta diangkat menjadi bagian rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar.

Proses Perumusan Rancangan Hukum DasarProf. Soepomo dalam laporannya tentang dasar dari rancangan hukum dasar mengemukakan beberapa isinya, antara lain sebagai berikut :

a) Kedaulatan dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Rakyat yang bersidang sekali lima tahun

b) Buat sehari-hari presidenlah yang merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat, yang dibantu oleh wapres dan menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada presiden

c) Ada Dewan Pertimbangan Agung yang membantu presiden d) Dalam membentuk undang-undang (UU), presiden harus semupakat

dengan DPRe) Berdasarkan UUD, hak-hak dasar tidak perlu dimasukkan

Pengesahan Pembukaan UUD, Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Pada awal bulan Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan, sebagai penggantinya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 7 Agustus 1945, sesuai dengan usul BPUPKI sendiri.PPKI bertugas menentukan dan menyelesaikan bentuk Negara dan menuntaskan Rancangan Hukum Dasar selanjutnya. Di samping itu, juga akan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia serta menyelenggarakan Negara Indonesia merdeka di atas hukum dasar Negara yang sedang disusun.Dengan demikian menurut UUD 1945 Pancasila berbunyi sebagai berikut :

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 12: Makalah Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusayawaratan Perwakilan5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

MODUL 5 : Pancasila sebagai Dasar Negara

Dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda, philosophisce grandslag bagi Indonesia merdeka.Philosophisce grandslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar Negara dengan istilah “weltanschauung” atau pandangan hidup. Susunan nilai atau prinsip yang menjadi fundamen atau dasar Negara pada masa sidang pertama BPUPKI tersebut berbeda-beda. Usul Soekarno mengenai dasar Negara yang disampaikan dalam pidato 1 Juni 1945 terdiri atas lima dasar. Menurut Ismaun, sebagaimna dikutip oleh Bakry (2010: 31), setelah mendapatkan masukan dari seorang ahli bahasa yaitu Muhammad Yamin yang pada saat waktu persidangan duduk di samping Soekarno, lima dasar tersebut dinamakan oleh Soekarno sebagai “Pancasila”.Setelah sidang BPUPKI berakhirpada 17 Juli 1945, maka pada 9 Agustus 1945 badan tersebut dibubarkan oleh pemerintah Jepang dan dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsi Zyumbi Inkai yang kemudian dikenal dengan “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (PPKI) dengan mengangkat Soekarno sebagai sebagai ketua dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua.Panitia ini memiliki peranan yang sangat penting bagi pengesahan dasar Negara dan berdirinya Negara Indonesia yang merdeka. Panitia yang semula dikenal sebagai “Buatan Jepang” untuk menerima “hadiah” kemerdekaan dari Jepang tersebut, setelah takluknya Jepang di bawah tentara Sekutu pada 14 Agustus 1945 dan proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia, berubah sifat menjadi “Badan Nasional” Indonesia yang merupakan jelmaan seluruh bangsa Indonesia.

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945

Berdasarkan ajaran stuffen theory dari Hans Kelsen, menurut Abdullan (1984: 71), hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat digambarkan sebagai berikut :

Pancasila (Rechts Idee)

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 13: Makalah Pancasila

Gambar yang berbentuk piramida di atas menunjukkan Pancasila sebagai suatu cita-cita hukum yang berada di puncak segitiga. Pancasila menjiwai seluruh bidang kehidupan bangsa Indonesia. Dengan kata lain, gambar piramida tersebut mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ceriminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegaradan yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita hukum inilah yang mengarahkan hukum pada cita-cita bersama bangsa Indonesia. Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara sesame warga bangsa.Hubungan Pancasila dengan Pembukaan secara material UUD 1945 adalah menunjuk pada materi pokok atau isi Pembukaan yang tidak lain adalah Pancasila. Oleh karena kandungan material Pembukaan UUD 1945 yang demikian itulah maka Pembukaan UUD 1945 dapat disebut sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental. Proses perumusan Pancasila dan Pembukaan ditinjau kembali maka secara kronologis materi yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila, baru kemudian Pembukaan. Setelah sidang pertama selesai, BPUPKI membicarakan Dasar Filsafat Negara Pancasila dan berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia Sembilan yang merupakan wujud pertama Pembukaan UUD 1945.

Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945Pembukaan UUD mengandung empat pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam pasal-pasal. Keempat pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan” yaitu : “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan Sosial” yaitu : “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”.

3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat” yaitu : “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”.

4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa” yaitu : “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 14: Makalah Pancasila

Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan Negara dalam Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam

Berdasarkan penjabaran pokok pikiran persatuan tersebut, maka implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan Negara dalam bidang pertahanan keamanan harus diawali dengan kesadaran bahwa Indonesia adalah Negara hukum. Dengan demikian, dan demi tegaknya hak-hak warga Negara, diperlukan peraturan perundang-undangan Negara untuk mengatur ketertiban warga Negara dan dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara.Pertahanan dan keamanan Negara diatur dan dikembangkan menurut dasar kemanusiaan bukan kekuasaan. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan Indonesia berbasis pada moralitas.kemanusiaan sehingga kebijakan yang terkait dengannya harus terhindar dari pelanggaran hak-hak asasi manusia.MODUL 6 : Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Secara etimologi, kata falsafah berasal dari bahasa Yunani, yaitu : philosophia, philo/philos/philein yang artinya cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti kebijakan / wisdom / kearifan / himah / hakikat kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran.Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal, untuk mencari hakikat sesuatu. Pada umumnya, terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.Nilai-nilai pancasila sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila, baik sebagai filsafat maupun sebagai pandangan hidup. Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala sesuatu dalam mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki).

Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang dituangkan dalam suatu system. Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan,

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 15: Makalah Pancasila

norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana, dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila menurut Soeharto telah mengalami Indonesianisasi. Semua sila dalam Pancasila adalah asli diangkat dari budaya Indonesia dan selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci ke dalam butir-butir Pancasila. Filsafat Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat Pancasila tidak hanya mengandung pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat.Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideology yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, antar manusia, manusia dengan masyarakat atau bangsanya, dan manusia denganalam lingkungannya. Alasan yang principal mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsinya tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada di luar diri manusia menjadi pencipta serta mengatur penguasa alam semesta

2. Keseimbangan dalam hubungan, keserasian-keserasian dan untuk menciptakannya perlu mengendalikan diri

3. Dalam mengatur hubungan, peranandan kedudukan bangsa sangat penting, Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan nilai sentral

4. Kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk mufakat dijadikan sendi kehidupan bersama

5. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bersamaIsi pemikiran filsafat Pancasila sebagai suatu pemikiran filsafat tentang Negara, bahwa Pancasila memberikan jawaban yang mendasar dan menyeluruh atas masalah-masalah asasi filosofis tentang Negara yang terpusat pada lima masalah keadilan.

a) Masalah pertama, Apa Negara itu? Masalah ini dijawab dengan prinsip kebangsaan Indonesia

b) Masalah kedua, Bagaimana hubungan antar bangsa/antar Negara? Masalah ini dijawab dengan prinsip perikemanusiaan

c) Masalah ketiga, Siapakah sumber dan pemegang kekuasaan Negara? Masalah ini dijawab dengan prinsip demokrasi

d) Masalah keempat, Apa tujuan Negara? Masalah ini dijawab dengan prinsip Negara kesejahteraan

e) Masalah kelima, Bagaimana hubungan antar agama dan Negara? Masalah ini dijawab dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa

Hakikat Sila-sila PancasilaNilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya berikut ini:

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 16: Makalah Pancasila

Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, pada dasarnya memuat pengakuan akan eksistensi Tuhan sebagai sumber dan pencipta. Pengakuan iin sekaligus memperlihatkan hubungan antara yang diciptakan terhadap yang mencipta.

Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, sesungguhnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari sila pertama, Sila ini memperlihatkan secara mendasar dari Negara atas martabat manusia dan sekaligus komitmen untuk melindunginya. Manusia, mempunyai kedudukan yang khusus di antara ciptaan-ciptaan lainnya, mempunyai hak dan kewajiban untuk mengembangkan kesempatan untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Dengan demikian, manusia dengan akal dan budinya mempunyai kewajiban untuk mengembangkan dirinya menjadi person yang bernilai.

Sila Ketiga, Persatuan Insonesia, secara khusus meminta perhatian setiap warga Negara akan hak dan kewajiban dan tanggung jawabnya pada Negara, khususnya dalam menjaga eksistensi Negara dan bangsa.

Sila Keempat, demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, memprlihatkan pengakuan segara serta perlindungannya terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dalam iklim “musyawarah dan mufakat”. Dalam iklim keterbukaan untuk saling mendegarkan, mempertimbangkan satu sama lain dan juga sikap belajar serta saling menerima dan memberi. Hal ini berarti bahwa setiap orang diakui dan dilindungi haknya untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.

Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, secara istimewa menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Setiap warga Negara harus bisa menikmati keadilan secara nyata, tetapi iklim keadilan yang merata hanya bisa dicapai apabila struktur social masyarakat sendiri adil. Keadilan social, terutama menurut informasi struktur-struktur social, yaitu struktur ekonomi, politik, budaya dan ideology kea rah yang lebih akomodatif terhadap kepentingan masyarakat.

Dalam susunan hirarkies dan pyramidal, sial Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya.Dari setiap sila-sila, kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat dan intinya, maka selanjutnya kita cari hakikat pokok-pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia, dalam hubungannya dnegan Tuhan, masyarakat dan alam semesta.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 17: Makalah Pancasila

2. Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara, seperti yagn diatur oleh UUD 1945.

3. Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945, dan merupakan urutan terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.

4. Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan yang utuh.

5. Jiwa pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

6. Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, UUD menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 pada pasal-pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 menjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan diri jiwa Pancasila.

7. Berhubung dengan itu, kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.

8. Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia dan belum tertampung dalam pembukaan UUD 1945, perlu diselidiki untuk memperkuat dan memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 dengan ketentuan sebagai berikut :a) Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat

dan bernegara dapat dita terima, asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau pemilihan presiden secara langsung.

b) Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-nilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat dihakimi massa atau penjarahan.

c) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima sebagai nilai-nilai Pancasila.

MODUL 7 : Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk, yaitu idea dan logos, yang berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana ideologi berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat. Dalam arti kata luas, istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normative.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 18: Makalah Pancasila

Dalam praktik orang menganut dan mempertahankan ideologi sebagai cita-cita, karena ideology merumuskan cita-cita hidup. Oleh karena itu ideology dapat dirumuskan sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ideology berada satu tingkat lebih rendah dari filsafat. Berbeda dengan filsafat yang digerakkan oleh kecintaan kepada kebenaran dan sering tanpa pamrih apapun juga, maka ideologi digerakkan oleh tekad untuk mengubah keadaan yang tidak diinginkan menuju kearah keadaan yang diinginkan. Dalam ideologi sudah ada suatu komitmen, sudah terkandung wawasan masa depan yang dikehendaki dan hendak diwujudkan dalam kenyataan.Di dalam ideologi orang tidak mempermasalahkan nilai kebenaran internalnya. Ideology dipandang sebagai belief system, sedangkan ilmu, filsafat ataupun teologi merupakan pemikiran yang bersifat refleksif, kritis, dan sistematik, dimana pertimbangan utamanya adalah kebenaran pemikiran. Karena perbedaan itu ideologi disebut-sebut sebagai suatu system pemikiran yang sifatnya tertutup.Dalam perkembangan itu ideologi mempunyai arti yang berbeda. Pertama, ideology diartikan sebagai weltanschuung, yaitu pengetahuan yang mengandung pemikiran-pemikiran besar, cita-cita besar, mengenai sejarah, manusia, masyarakat, Negara (science of ideas). Dalam pengertian ini kerap kali ideologi disamakan artinya dengan ajaran filsafat.Kedua, ideologi diartikan sebagai pemikiran yang tidak memperhatikan kebenaran internal dan kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh berdasarkan pertimbangan kepentingan tertentu dank arena itu ideologi cenderung menjadi bersifat tertutup.Ketiga, ideologi diartikan sebagi suatu belief system dan karena itu berbeda dengan ilmu, filsafat, atau pun teologi yang secara formal merupakan suatu knowledge system (bersifat refleksif, sistematis dan kritis).

Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Ideologi adalah istilah yang sejak lama dipakai dan menunjukkan beberapa arti. Ideologi mempuyai arti orientasi yang menempatkan seseorang dalam lingkungan ilmiah dan sosial. Dalam orientasi ini ideologi mempunyai pandangan tentang alam, masyarakat, manusia, dan segala realitas yang dijumpai serta dialami semasa hidupnya.

Terdapat empat tipe ideologi, yaitu sebagai berikut :a) Ideologi konservatif, yaitu ideology yang memelihara keadaan yang ada

(status quo), setidak-tidaknya secara umum, walaupun membuka kemungkinan perbaikan dalam hal-hal teknis.

b) Kontra ideologi, yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat sebagai yang sesuai dan malah dianggap baik.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 19: Makalah Pancasila

c) Ideologi reformis, berkehendak untuk mengubah keadaan.d) Ideologi revolusioner, yaitu ideologi yang bertujuan mengubah seluruh

sistem nilai masyarakat itu.

Pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai ideology yang memuat ajaran, doktrin, teori, dan/atau ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya. Pancasila sebagai ideologi nasional, dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan Negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.

Pancasila dan Ideologi DuniaProses yang dilalui Pancasila sedikit khusus, praktis sebelum ada pemikiran fiosofis sebelum tahun 1945 yang secara sistematis menguraikan pemikirannya secara mendalam mengenai ideologi untuk Negara yang hendak dibentuk, pemikiran mengapa kita merdeka, tetapi belum ada wawasan terpadu mengenai bagaimana konsepsi masa depan yang hendak dibangun itu.

1. Ideologi Liberalisme, Ajaran liberalism bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, kecuali dengan persetujuannya. Hak asasi tersebut memiliki nilai-nilai dasar (intrinsic), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Ancaman dari paham liberalism hampir tidak dapat digolongkan dalam uraian sejarah sebagaimana tergambar dalam ancaman golongan komunis.

Pancasila dan LiberalismeIndonesia tidak menerima Liberalisme dikarenakan individualism Barat yang mengutamakan kebebasan makhluknya, sedangkan paham integralistik yang kita anut memandang manusia sebagai individu dan sekaligus juga makhluk sosial. Negara demokrasi model Barat lazimnya bersifat sekuler, dan hal ini tidak dikehendaki oleh segenap elemen bangsa Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Kaelan yang menyebutkan bahwa Negara liberal memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Berbeda dengan Pancasila, dengan rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa telah memberikan sifat yang khas kepada Negara Indonesia, yaitu bukan merupakan Negara sekuler yang memisah-misahkan agama dengan Negara.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 20: Makalah Pancasila

2. Ideologi Sosialisme, Ajaran komunis didasarkan atas kebendaan. Oleh karena itu komunisme tidak percaya kepada Tuhan. Bahkan agama dikatakannya sebagai racun bagi masyarakat. Ajaran tersebut jelas bertolak belakang dengan ajaran Pancasila.

Pancasila dan AgamaTuhan menurut terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak terbagi, yang maknanya sejalan dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan bahkan juga animism, asal mula Pancasila secara langsung slah satunya asal mula bahan (kausa materialis) yang menyatakan bahwa “Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, … yang digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religious yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia”.Secara lengkap pentingnya dasar Ketuhanan ketikda dirumuskan oleh founding fathers Negara kita dapat dibacapada pidato Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945, ketika berbicara mengenai dasar Negara (philosophische groundslag) yang menyatakan “Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan, Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masih, yang Islam menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semua ber-Tuhan. Hendaknya Negara Indonesia ialah Negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa. Secara kebudayaan yakni dengan tiada “egoisme agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan.

Pernyataan ini mengandung dua arti pokok : a) pengakuan akan eksistensi agama-agama di Indonesia yang menurut Ir.

Soekarno, “mendapat tempat yang sebaik-baiknya”.b) posisi Negara terhadap agama, Ir. Soekarno menegaskan bahwa “Negara

kita akan ber-Tuhan”. Bahkan dalam bagian akhir pidatonya Ir. Soekarno mengatakan “hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Jelaslah bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam. Jelaslah pula bahwa sila pertama Pancasila yang merupakan prima causa atau sebab pertama itu (meskipun istilah prima kausa tidak terlalu tepat, sebab Tuhan terus menerus mengurus makhluknya), sejalan dengan beberapa ajaran tauhid Islam, dalam hal ini ajaran tentang tauhidus-shifat dan tauhidul-af’al, dalam pengertian bahwa Tuhan itu Esa dalam sifatNya dan perbuatanNya. Ajaran ini juga diterima oleh agama-agama lain di Indonesia.Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya dapat berjalan saling menunjang dan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak boleh dipertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligus membuang dan menanggalkan yang lain.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA

Page 21: Makalah Pancasila

Pancasila menjamin umat beragama dalam menjalankan ibadahnya. Dalam kata-kata “Negara menjamin” tidak dapat diartikan sekuler karena apabila demikian Negara atau pemerintah harus hands off dari segala pengaturan kebutuhan hukum bagi para pemeluk agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Agama tetap menjadi referensi umum bagi Pancasila, dan agama-agama harus memperhitungkan eksistensi Pancasila sebagai “polisi lalu lintas” yang menjamin semua pihak dapat menggunakan jalan raya kehidupan bangsa tanpa terkecuali.

Hubungan Negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah sebagai berikut :

Negara adalah berdasark atas ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang

Maha Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakekatnya manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.

Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.

Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil paksaan bagi siapapun juga.

Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam Negara.

Segala aspek dalam melaksanakan danmenyelenggarakan Negara harus sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, terutama norma-norma positif maupun norma moral baik moral agama maupun moral para penyelenggara Negara.

Negara pada hakikatnya adalah merupakan “….berkat rahmat Allah Yang Maha Esa”.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious. Religious bangsa Indonesia ini secara filosofis merupakan nilai fundamental yang meneguhkan eksistensi Negara Indonesia sebagai Negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar kerohanian bangsa dan menjadi penopang utama bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka menjamin keutuhan NKRI.

TUGAS INDIVIDU PANCASILA | ADI NUKI NUGRAHA