Makalah pancasila

23
PERANAN PANCASILA DALAM KEBUDAYAAN SEKATEN DAN GREBEK MAULUD Disusun Oleh : Kelompok : ................................. ............... Nama / NIM : 1. Firda Sa’adah F. (H1E013045) 1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota” 2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Transcript of Makalah pancasila

Page 1: Makalah pancasila

PERANAN PANCASILA DALAM KEBUDAYAAN

SEKATEN DAN GREBEK MAULUD

Disusun Oleh :

Kelompok : ................................................

Nama / NIM : 1. Firda Sa’adah F. (H1E013045)

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2013 / 2014

LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS

SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

20131. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Page 2: Makalah pancasila

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

ISI

A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 2

C. Pembahasan …………………………………………………………... 2

D. Kesimpulan …………………………………………………………… 2

DAFTAR PUSTAKA

[Type text]

Page 3: Makalah pancasila

A. LATAR BELAKANG

Indonesia, negara kaya akan keanekaragaman budaya, etnis, suku

dan ras dengan lebih dari 389 suku bangsa yang memiliki adat istiadat,

bahasa, tata nilai dan budaya yang berbeda-beda. 1

Budaya sendiri adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk

sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,

bangunan, dan karya seni. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan juga

mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu

pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-

lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang

menjadi ciri khas suatu masyarakat. 2

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang

diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa

perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola

perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-

lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam

melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Salah satunya adalah tradisi

sekaten dan perayaan maulud yang berasal dari Kota Solo, Jawa Tengah.

Pancasila sebagai dasar falsafah Negara, pandangan hidup dan

moral bangsa Indonesia, yang terdiri dari nilai-nilai yang menjadi norma

atau pedoman tingkah laku manusia dan Negara Indonesia, adalah bagian

inti jiwa kebudayaan nasional Indonesia dan landasan ideal

pengembangannya.3 Namun, bagaimanakah pancasila tersebut dapat

menjadi inti jiwa dalam kebudayaan Indonesia, khususnya pada tradisi

sekaten dan perayaan maulud yang merupakan salah satu kebudayaan dari

kota solo ini. Hal inilah yang mendasari kami untuk membuat makalah

mengenai “PERANAN PANCASILA DALAM KEBUDAYAAN

SEKATEN DAN GREBEK MAULUD”. Tujuannya agar kita sebagai

1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Page 4: Makalah pancasila

bangsa Indonesia benar – benar memahami peranan pancasila tersebut

secara real di dalam kehidupan, khususnya budaya bangsa Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut muncul permasalah diantaranya :

1. Bagaimanakah peran pancasila dalam kebudayaan?

2. Apakah yang dimaksud dengan tradisi sekaten dan perayaan grebek

maulud?

3. Bagaimana pengaruh budaya sekaten dan grebek maulud terhadap

masyarakat kota solo?

C. PEMBAHASAN

1. Peranan Pancasila dalam Kebudayaan

1.1 Pancasila Inti Kebudayaan Indonesia

Dalam artinya yang lengkap kebudayaan adalah keseluruhan

pikiran, karya dan hasil karya manusia sebagai anggota masyarakatnya

yang tidak berakar pada nalurinya dan hanya dapat dikuasai atau

dihasilkannya dalam suatu proses belajar. Dalam arti ini kebudayaan

adalah ungkapan kehidupan manusia dan masyarakatnya yang mengolah

alam lingkungannya untuk mempertahankan dan mengembangkan

eksistensinya dan mencakup segala perbuatan manusia. Dengan demikian

kebudayaan bukanlah semata-mata sekumpulan barang dan karya

kesenian, buku, bangunan dan lain sebagainya, melainkan juga dan

pertama-tama kegiatan manusian membuat alat-alat dan benda-benda

tersebut, adat-istiadat, tata cara, cara mengasuh anak, sistem-sistem sosial,

pranata-pranata sosial dan lain sebagainya. Termasuk pula kegiatan

manusia mengadakan pembaruan-pembaruan di segala bidang guna

meningkatkan mutu hidupnya. Ciri khasnya ialah kemampuan manusia

untuk belajar dan menemukan sesuatu baru demi perbaikan hidupnya.

Oleh sebab itu kebudayaan dapat dibatasi sebagai keseluruhan penemuan

manusia demi perbaikan hidup manusiawi. Kebudayan harus selalu

[Type text]

Page 5: Makalah pancasila

mempunyai nilai hidup, artinya harus selalu mengabdi kepada kehidupan

manusiawi. Dalam rangka meningkatkan mutu hidup itu, manusia

menciptakan teknik-teknik dan organisasi-organisasi termasuk negara

untuk meningkatkan efisiensi kerja guna mencapai hasil sebanyak

mungkin dengan tenaga yang tersedia. Manusia selalu berusaha

memperbaiki keduanya itu dalam pembaruan-pembaruan dan penemuan-

penemuan baru.

Setiap kebudayaan terdiri atas banyak unsur yang biasa dibagi

dalam tujuh kelompok yang disebut universalia budaya (cultural

universals) karena bersifat universal, yaitu peralatan dan perlengkapan

hidup manusia atau teknologi, mata pencarian dan sistem-sistem

ekonomi,sistem-sistem sosial, bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan dan

religi termasuk moralnya. Berkat semuanya itu manusia dapat hidup aman

dan mengembangkan dirinya serta mewujudkan kesejahteraan lahir

batinnya.

Dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945 ditandaskan bahwa

“kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha

budinya rakyat Indonesia seluruhnya.” Dengan perkataan lain, subyek

kebudayaan nasional Indonesia adalah seluruh bangsa Indonesia, bukan

suku bangsa ini atau suku bangsa itu. Secara tersirat itu berarta bahwa

kebudayaan nasional Indonesia baru muncul dengan terbentuknya bangsa

Indonesia. Sebelumnya yang ada ialah kebudayaan-kebudayaan daerah.

Dengan demikian kebudayaan nasional Indonesia masih muda dan sedang

pada tahap penyusunan dan pengembangan, biarpun unsur-unsurnya sudah

tua. “Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak

kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai

kebudayaan bangsa,” demikian penjelasan pasal 32 UUD 1945 tersebut

lebih lanjut. Artinya, kebudayaan nasional Indonesia terdiri atas unsur-

unsur kebudayaan daerah yang dapat dinilai sebagai puncak-puncaknya.

Unsur-unsur yang baik diambil alih dan dikembangkan, sedangkan unsur-1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Page 6: Makalah pancasila

unsur yang kurang baik secara berangsur-angsur disingkirkan. Dalam

GBHN 1978 ditetapkan sehubungan dengan Wawasan Nusantara : “

Bahwa Budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu; sedangkan corak

ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan Budaya Bangsa yang

menjadi modal dan landasan pengembangan Budaya Bangsa seluruhnya.”

Dengan demikian kebudayaan nasional Indonesia adalah bhineka tunggal

ika, satu tetapi beraneka ragam.4

Nilai-nilai moral yang tekandung dalam Pancasila adalah bagian

inti kebudayan nasional Indonesia itu. Moral Pancasila bukanlah semata-

mata satu bagian di samping bagian-bagian lain kebudayaan kita,

melainkan bagian inti dan jiwanya. Moral Pancasila mengarahkan

kebudayaan kita pada tujuannya dan memberikan dimensi manusiawi

kepadanya. “Bentuk-bentuk kebudayaan sebagai pengejawantahan Pribadi

Manusia Indonesia harus benar-benar menunjukkan nilai hidup dan makna

kesusilaan yang dijiwai Pancasila,” demikian ditetapkan dalam GBHN

1978 tersebut. Berkat peranan Pancasila itu kebudayaan nasional Indonesia

akan dapat memegang peranan yang diharapkan, yaitu sebagai panglima

kehidupan bangsa Indonesia. Dalam arti ini kebudayaan nasional dapat

berfungsi sebagai strategi kehidupan masyarakat dan negara Indonesia dan

secara demikian menjamin tercapainya tujuan-tujuan nasional kita.

1.2 Pancasila Dasar Pengembangan Kebudayaan

Oleh sebab itu Moral Pancasila adalah juga dasar atau landasan

ideal pengembangan kebudayaan nasional Indonesia. Sesuai dengan itu

dalam GBHN 1978 “Kebudayaan nasional terus dibina atas dasar norma –

norma Pancasila dan diarahkan pada penerapan nilai – nilai yang tetap

mencerminkan kepribadian bangsa dan meningkatkan nilai – nilai luhur”.

Pertama – tama hal itu berarti bahwa Moral Pancasila merupakan

pedoman evaluasi dan seleksi atau penyaringan unsur- unsur budaya yang

digunakan untuk menyusun dan mengembangkan kebudayaan kita. Unsur

– unsur dari kebudayaan daerah yng bertentangan dengan Pancasila harus

[Type text]

Page 7: Makalah pancasila

ditolak dan disingkirkan secara berangsur – angsur, sedangkan unsur –

unsurnya yang sesuai dengan sila – silanya dipelihara dan dikembangkan.

Oleh sebab itu ditandaskan dalam GBHN bahwa “perlu ditiadakan dan

dicegah nilai – nilai sosial budaya yang bersifat feudal dan kedaerahan

yang sempit”. Hal itu juga berlaku bagi unsur – unsur kebudayaan –

kebudayaan asing. Dalam pembentukan kebudayaan nasional Indonesia

kita harus terbuka. Dalam penjelasan pasa 32 UUD1945 ditandaskan

bahwa usaha kebudayaan kita “tidak menolak bahan – bahan baru dari

kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya

kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan

bangsa Indonesia”. Dengan perkataan lain, kita harus menolak unsur –

unsur yang bertentangan dengan Pancasila tetapi bersedia menyerap unsur

– unsur positif yang sesuai dengan sila – silanya. Sehubungan dengan itu

dalam GBHN 1978 ditandaskan “Dengan tumbuhnya kebudayaan nasional

yang berkeribadian dan berkesadaran maka sekaligus dapat ditanggulangi

pengaruh kebudayaan asing yang negatif, sedang di lain pihak

ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap

nilai – nilai dari luar yang positif dan yang memang diperlukan bagi

pembaharuan dalam proses pembangunan.

Semuanya itu berarti bahwa kita harus terbuka untuk akulturasi.

Dari sejarah kita tahu bahwa kebudayaan yang menutup dirinya dan

menolak pertukaran dengan kebudayaan – kebudayaan lain biasanya macet

dan ketinggalan jaman. Akulturasi adalah perlu bagi setiap kebudayaan,

tidak hany untuk berkembang tetapi juga untuk bertahan. Pancasila adalah

hasil akulturasi serupa itu seperti ditandaskan oleh Presiden Soeharto pada

Hari Ulang Tahun ke-24 Parkindo di Surabaya tanggal 15 Nopember

1969: “Pancasila sebenarnya bukan lahir secara mendadak pada tahun

1945, melainkan telah melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh

sejarah perjuangan Bangsa kita sendiri, melihat pengalaman bangsa –

bangsa lain, diilhami oleh ide – ide besar dunia, dengan tetap berakar pada 1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Page 8: Makalah pancasila

kepribadian Bangsa kita sendiri dan ide besar Bangsa kita sendiri”.

Dengan perkataan lain, Pancasila adalah pusaka lama yang tumbuh dari

jiwa dan kebudayaan bangsa Indonesia, tetapi telah berkembang di bawah

ilham ide – ide besar dunia sehingga dapat menjadi dasar falsafat negara

modern, lagi pula berfungsi sebagai pangkal pembaruan lebih lanjut untuk

membangun masadepan bangsa yang lebih baik. Pancasila menolak

pendirian sempit yang enggan mengambil unsur – unsur asing, tetapi juga

menolak pendirian ekstrem lainnya, yang terlalu bersemangat untuk

meniru segala sesuatu yang datang dari dunia Barat dan mengacaukan

modernisasi dengan westernisasi. Hal ini ditandaskan oleh Presiden

Soeharto pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-25 Univesitas

Gajah Mada tanggal 19 Desember 1974 sebagai berikut: “Dan jika

dikatakan bahwa pembangunan memerlukan pembaharuan, maka

pembaharuan”

2. Tradisi Sekaten dan Perayaan Maulud

2.1 Tradisi Sekaten

Kota Solo yang memiliki nama resmi Pemerintahan Kota Surakarta

adalah satu dari dua kota tujuan wisata, Solo dan Jogja, dengan potensi

budaya Jawa terbesar. Di dalam kota yang terletak di dataran rendah

sebelah barat Gunung Lawu itu masih hidup dan lestari berbagai seni,

tradisi, dan budaya masyarakat yang telah berlangsung selama ratusan

tahun.5

Faktor keraton atau kerajaan yang juga masih hidup di dalam

masyarakat Kota Solo adalah pengaruh terbesarnya. Karena bagaimana

pun juga, keraton adalah pusat dari segala ilmu tentang seni, tradisi, dan

budaya Jawa. Karena itu, tidak sedikit wisatawan lokal hingga asing selalu

menjadikan Kota Solo tujuan wisata utama saat ingin menemukan

pemandangan budaya Jawa. Wisata budaya Kota Solo tidak hanya terpatok

[Type text]

Page 9: Makalah pancasila

pada artefak berupa bangunan atau berbagai benda pusaka yang disimpan

dalam museum saja dengan nilai-nilai sejarahnya.

Wisata budaya Kota Solo juga sangat kental dengan wisata adat

budaya berupa prosesi atau ritual dan juga upacara adat. Sebagaimana

terdapat dua kerajaan di Solo, Keraton Surakarta dan Mangkunegaran,

ritual adat keraton Surakarta juga telah lama menjadi objek wisata budaya

di Kota Solo.6

Pelaksanaa Sekaten Solo diawali bersamaan dengan mulai

ditabuhnya gamelan pusaka di bangsal Pradangga Masjid Agung Solo,

ratusan orang di kompleks masjid yang sebagian besar kaum perempuan,

serta merta mengunyah kinang. Seperangkat kinang yang terdiri dari

sejumput tembakau, satu buah kembang kantil dan beberapa helai daun

sirih ini jika dikunyah pada saat gamelan pusaka ditabuh, diyakini akan

membawa berkah kesehatan, awet muda dan kelancaran rejeki.7 Oleh

karenanya, pada hari gamelan ditabuh pertama kali, para penjual kinang

berdatangan dan menggelar dagangannya di pelataran kompleks masjid

Agung. Satu perangkat kinang yang dimasukkan dalam wadah berupa

conthong (kerucut) dari daun pisang, kini dijual seharga 500 rupiah.

Selain tradisi nginang, sebagian besar warga juga punya

kepercayaan bahwa pecut (cambuk) yang dibeli saat itu dapat membuat

hewan-hewan ternak mereka lebih produktif. Sehingga selain penjual

kinang, para penjual pecut juga memenuhi kompleks pelataran masjid

Agung. Karena adanya kepercayaan ini serta demi kemudahan pengaturan

dan tetap terjaganya kerapian masjid, pihak keraton membuat peraturan

bahwa pedagang yang boleh berjualan di dalam kompleks masjid hanya

pedagang kinang, pecut , 4 macam makanan tradisional khas sekaten yakni

cabuk rambak, wedang ronde, telor asin dan nasi liwet serta mainan

tradisional gangsingan.8

1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Page 10: Makalah pancasila

Tabuhan gamelan pusaka menandai dimulainya perayaan maleman

sekaten Solo . Gamelan yang ditabuh adalah Kyai Guntur Madu dan Kyai

Guntur Sari dengan gending utama Rambu dan Rangkur. Tabuhan

gamelan sekaten ini konon adalah kreasi wali sanga pada sekitar abad ke

15, untuk menarik perhatian warga dan melakukan syiar Islam. Karena

ditujukan untuk menarik perhatian, gamelan yang dibuat pada jaman

kerajaan Majapahit ini oleh wali sanga dirombak menjadi lebih besar dari

ukuran gamelan biasa agar suara yang dihasilkan bisa terdengar sampai

jauh.9

Maleman Sekaten sendiri oleh wali sanga ditujukan untuk

mengenalkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW kepada para warga,

sebagai awal untuk mengenalkan agama Islam. Sekaten berasal dari kata

Syahadatain (dua kalimat syahadat tanda KeIslaman). Kalimat Syahadat

pertama yang menyatakan kepercayaan kepada ke-Esa-an Tuhan (Asyhadu

an laa Illaaha Ilallah) disimbolkan dengan Kyai Guntur Madu, sedangkan

kalimat kedua yang mengakui kenabian Rasulullah Muhammad SAW (wa

Asyhadu anna Muhammaddarrasulullah) dilambangkan dengan Kyai

Guntur Sari. Sebelum gamelan ditabuh, para wali biasanya memberi

pencerahan tentang Islam kepada para warga yang telah berdatangan. Dan

hasilnya tidak sedikit orang-orang yang langsung bisa mengucapkan

kalimat syahadat begitu gamelan mulai mengalunkan gending. Syiar

tentang keIslaman ini terus dilakukan selama Maleman Sekaten digelar

selama 7 hari. Oleh karenanya, gamelan pusaka juga terus dimainkan

selama itu.10

Kini, selain tetap memelihara syiar Islam, Maleman Sekaten juga

ditujukan untuk kepentingan ekonomi dan pariwisata. Rangkaian ritual

adat sekaten atau lebih dikenal sebagai Grebeg Maulud tetap dipelihara

dengan baik sebagai tradisi leluhur juga sebagai acara untuk menarik para

wisatawan. Sementara Maleman sekaten diperpanjang menjadi satu bulan

[Type text]

Page 11: Makalah pancasila

untuk memberi keuntungan ekonomi bagi para pedagang dan masyarakat

sekitar.

2.2 Perayaan Grebeg Maulud

Rangkaian ritual adat Grebeg Maulud secara lengkap adalah :

1.Tabuhan Gamelan Pusaka Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari.

Memboyong gamelan pusaka dari keraton ke Masjid Agung Solo

kemudian menabuh gending Rambu dan Rangkur sebagai prosesi

Pembuka Maleman Sekaten. Ritual ini dilakukan pada tanggal 5

Mulud (Tahun Jawa). Kedua gamelan terus ditabuh hingga menjelang

pelaksanaan Grebeg Gunungan Sekaten tujuh hari kemudian.

2. Jamasan Meriam Pusaka Kyai Setomi

Menjamasi (membersihkan) meriam pusaka yang terletak di

Bangsal Witono, sitihinggil utara Keraton Kasunanan Surakarta.

Dilakukan 2 hari sebelum Grebeg Gunungan Sekaten.

3. Pengembalian Gamelan Pusaka ke dalam Keraton.

Pagi hari sebelum pemberian sedekah Raja, para abdi dalem

keraton memboyong kembali gamelan pusaka dari Masjid Agung..

Gamelan Kyai Guntur Madu langsung dimasukkan ke dalam ruang

pusaka, sedangkan Kyai Guntur Sari dibawa ke depan Sasana Sewaka.

Kyai Guntur Sari akan dibawa dan ditabuh kembali untuk mengiringi

Hajad Dalem Gunungan Sekaten ke Masjid Agung

4. Pemberian sedekah Raja berupa gunungan di Masjid Agung

Raja Sinuhun Pakoeboewono memberikan sedekah kepada

rakyatnya berupa makanan tradisional dan hasil bumi yang disusun

dalam bentuk gunungan jaler (laki-laki) dan estri (perempuan).

Gunungan ini akan diarak menuju Masjid Agung diiringi oleh seluruh

sentana dan abdi dalem, para prajurit serta gamelan Kyai Guntur Sari

1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Page 12: Makalah pancasila

yang dimainkan sambil berjalan. Gunungan ini akan didoakan oleh

ulama Keraton di masjid Agung kemudian dibagikan kepada seluruh

warga. Grebeg Gunungan digelar bersamaan dengan hari kelahiran

Nabi Muhammad SAW yakni tanggal 12 Mulud (Tahun Jawa).11

3.Pengaruh Budaya Sekaten dan Grebek Mulud terhadap Masyarakat Kota

Solo

3.1 Pengaruh Budaya Sekaten

Budaya sekaten dan grebeg berpengaruh pada masyarakat baik

secara langsung maupun tidak. Sekaten merupakan pencerminan nilai-nilai

pancasila yakni sila ke-1, ke-3 dan ke-4. Pengaruh secara langsung adalah

masyarakat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang berjualan

di daerah sekitar Sekaten di selenggarakan.12 Sedangkan pengaruh tidak

langsungnya adalah merukunkan masyarakat Solo karena masyarakat Solo

bersama-sama berkumpul di dalam acara tahunan tersebut. Selain itu,

Sekaten juga memperkenalkan budaya Solo kepada masyarakat luas.

Selain berpengaruh pada masyarakat Solo, Sekaten juga

mencerminkan beberapa sila Pancasila. Yang paling dominan adalah sila

pertama, ketiga, dan kelima.

Pencerminan sila ke-1

Dengan budaya sekaten, masyarakat Solo memperingati hari

kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Selain itu, sekaten merupakan salah

satu wujud rasa syukur masyarakat Solo atas rahmat Allah S.W.T.

Pencerminan sila ke-3

Masyarakat Solo bahu-membahu dalam mendirikan pasar malam

tahunan ini. Pasar malam itu menyatukan masyarakat solo dari berbagai

daerah, hal ini dapat mempererat tali silaturahmi diantara mereka.

Pencerminan sila ke-5

[Type text]

Page 13: Makalah pancasila

Sekaten merupakan acara yang disengelarakan oleh Kesultanan

Surakarta, dan bersifat terbuka untuk umum dimana semua warga dari

mulai raja, punggawa, dan rakyat biasa hadir dan turut meramaikan acara

tersebut. Hal ini menunjukan pihak Kesultanan berlaku adil bagi seluruh

rakyat Solo.

3.2 Pengaruh grebeg maulud

Grebeg Mulud yang dinilai paling berprospek juga dipercaya akan

kesakralannya. Karena itu tak sedikit dari pengunjung yang datang dalam

puncak perayaan ini untuk ikut berebut sesaji gunungan yang mereka

percaya memiliki tuah atau juga berkah.

D. KESIMPULAN

1. Peran pancasila dalam kebudayaan adalah Pancasila sebagai Inti

Kebudayaan Indonesia dan Dasar Pengembangan Kebudayaan

Indonesia.

2. Tradisi sekaten adalah tradisi mengadakan pasar yang hanya menjual

barang – barang tertentu yang mempunyai landasan filsafat yang

dalam seperti kinang, pecut, cabuk rambak, wedang ronde, telor asin

dan nasi liwet serta mainan tradisional gangsingan. Sedangkan

perayaan grebek maulud adalah perayaan puncak dari acara sekaten

dimana sang raja akan berkenan memberikan sedekahnya berupa

gunungan kembar.

3. Pengaruh budaya sekaten dan grebeg maulud terhadap masyarakat

Kota Solo tercermin dalam pancasila terutama lebih condong sila ke-

1, 3, dan 5. Karena pancasila merupakan inti dari seluruh

kebudayaan Indonesia.

1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Page 14: Makalah pancasila

DAFTARA PUSTAKA

Irsyadafrianto. 2011. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunan. Online.

http://wwwirsyadafrianto.blogspot.com/2011/03/tradisi-sekaten-di-keraton-

kasunanan.html

Judhanto, Reni. 2009. Grebeg Maulud Nabi. Online.

http://renijudhanto.blogspot.com/2009/03/grebeg-maulud-nabi.html

Muhtarom. 2011. NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SIMBOL

SEKATEN (di Keraton Surakarta Hadiningrat). Online.

http://muhtaromslo.blogspot.com/2011/01/nilai-nilai-pendidikan-dalam-

simbol.html

Prasojo, Prapto. 2013. Kebudayaan Daerah Solo. Online.

http://praptoprasojo.wordpress.com/2013/07/02/kebudayaan-daerah-solo/

Qurratu, Nadiya A.Z. 2013. Makalah DAMPAK AKULTURASI

BUDAYA ISLAM TERHADAP PERGESERAN NILAI BUDAYA HINDU-

BUDDHA DI INDONESIA. Malang: Universitas Negeri Malang

Rahman,arif . 2013 . Kebudayaan Kota Surakarta . Online.

http://wisatasolo.netne.net/budaya.html

S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI

KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI PENATAAN RUANG. Jakarta:

Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang

dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan

Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Surajah, wawan. 2013. Makalah Upacara Adat Di Kota Surakarta. Online.

http://chic-id.com/upacara-adat-di-kota-surakarta/

Sutarso, Joko. 2011. MENGGAGAS PARIWISATA BERBASIS

BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL. SURAKARTA: FKI UMS

[Type text]

Page 15: Makalah pancasila

Widjaja, H.A.W., Prof. Drs.2000. PENERAPAN NILAI-NILAI

PANCASILA DAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA. Jakarta: Rineka

Cipta

Zhaqia, Farah. 2013. Makalah Pancasila sebagai Paradigma

Pengembangan Kebudayaan. Online.

http://farahzhaqia.blogspot.com/2012/10/pancasila-sebagai-paradigma.html

1. (Asian Brain, 2010) dari S. Ernawi, Ir. Imam, MCM., MSc. 2011. Makalah HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI

PENATAAN RUANG. Jakarta: Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”

2. Saddhono, Kundharu. 2009. Tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta. UNNES : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan