PAIKEM

15
1 PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF MENYENANGKAN) PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF MENYENANGKAN A. Hakikat PAIKEM Istilah PAIKEM berawal dari kata PAKEM yang merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Menurut Depdiknas (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa PAKEM adalah proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun menyenangkan. Pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan potensi-potensi kreativitas yang dimiliki siswa secara optimal. Oleh karena itu, PAKEM kemudian dikembangkan menjadi PAIKEM. PAIKEM tersebut merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dari makna kata-kata yang terkandung di dalamnya dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses, cara dan perbuatan yang menjadikan seseorang belajar. Belajar merupakan proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses ini dapat dilakukan secara individu maupun bersama-sama dengan orang lain. Di sini guru berperan sebagai fasilitator yang mempermudah siswa dalam belajar. 2. Aktif Menurut Suparlan, Budimansyah dan Meirawan (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa yang dimaksud aktif adalah di dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data serta informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang memberikan

description

bbbbbbbbbbbbbbbbbbb

Transcript of PAIKEM

Page 1: PAIKEM

1

PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF

MENYENANGKAN)

PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF MENYENANGKAN

A. Hakikat PAIKEM

Istilah PAIKEM berawal dari kata PAKEM yang merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Menurut Depdiknas (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa

PAKEM adalah proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan

kreativitas sehingga efektif namun menyenangkan. Pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan

potensi-potensi kreativitas yang dimiliki siswa secara optimal. Oleh karena itu, PAKEM kemudian

dikembangkan menjadi PAIKEM. PAIKEM tersebut merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dari makna kata-kata yang terkandung di dalamnya dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1.Pembelajaran

Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses, cara dan

perbuatan yang menjadikan seseorang belajar. Belajar merupakan proses membangun makna atau

pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses ini dapat dilakukan secara individu maupun

bersama-sama dengan orang lain. Di sini guru berperan sebagai fasilitator yang mempermudah siswa

dalam belajar.

2.Aktif

Menurut Suparlan, Budimansyah dan Meirawan (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa yang

dimaksud aktif adalah di dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data serta

informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran aktif merupakan

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, melaksanakan pekerjaan.

Dalam proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa

dengan guru atau siswa dengan sumber belajar lainnya. Pada pembelajaran aktif ini, diharapkan akan

tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga akhirnya mereka dapat

mengoptimalkan hasil belajar mereka.

3.Inovatif

Menurut Hamzah dan Nurdin Mohamad (2011: 11) menyebutkan bahwa maksud inovatif di sini

adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator

belajar, tetapi juga siswa yang sedang belajar. Pembelajaran yang inovatif diwarnai dengan adanya

aktivitas, sumber belajar, media belajar dan sebagainya yang selalu memperkenalkan, memberikan,

Page 2: PAIKEM

2

memanfaatkan dan menemukan hal-hal baru. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang

mendorong aktivitas belajar.

4.Kreatif

Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa kreatif artinya memiliki daya cipta

(memiliki kemampuan untuk menciptakan), bersifat mengandung daya cipta. Kreatif dimaksudkan agar

guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga dapat memenuhi sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa. Pembelajaran yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran ini juga merupakan strategi yang

mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dipelajari. Pembelajaran yang kreatif sangat

penting untuk pembentukan generasi muda yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk

kepentingan dirinya dan orang lain.

5.Efektif

Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa efektif artinya ada efeknya (akibatnya,

pengaruh, kesannya), mujarab, manjur, dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan, Pembelajaran

yang efektif artinya pembelajaran yang mampu mencapai kompetensi dasar secara optimal dengan proses

yang mudah. Dengan strategi ini akan terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika

memberikan pembelajaran telah terbekali dengan karakteristik siswayang menjadi dasar penetapan metode

dan penggunaan media pembelajaran.

6.Menyenangkan

Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyenangkan artinya menjadikan senang, membuat

bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati, memuaskan, merasa senang, menyukai. Pembelajaran yang

menyenangkan berarti pembelajaran yang diciptakan dengan suasana nyaman, meriah, gembira, riang

yang membuat siswa merasa nyaman belajar, tidak merasa tertekan, tidak menakutkan dan tidak terpaksa.

Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada kegiatan belajar-mengajar di

kelasnya, sehingga curah perhatiannya lebih tinggi sehingga dapat membantu peserta didik meningkatkan

hasil belajarnya.

Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan, tetapi juga karena

terpenuhinya hasrat ingin tahu (need achievement) peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan

memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta penggunaan media pembelajaran, alat bantu dan/sumber

belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses pembelajaran

disesuaikan dengan karkteristik murid.

Pembelajaran berbasis PAIKEM diyakini dapat membantu siswa tidak hanya mampu menyerap

pengetahuan tetapi juga mampu menggunakan pengetahuannya dalam memecahkan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir

tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Dalam Permendiknas

Page 3: PAIKEM

3

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses diamanatkan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran harus

dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian yang

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan

secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Sehingga secara

yuridis, pembelajaran berbasis PAIKEM sudah menjadi suatu keharusan yang dilaksanakan dalam

pembelajaran di sekolah.

B. Strategi PAIKEM

PAIKEM sesuai dengan singkatannya, merupakan pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna,

aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini, memiliki

empat karakteristik yaitu:

1.Mengalami

Mengalami (pengalaman belajar) antara lain: melakukan pengamatan, melakuka percobaan,

melakukan penyelidikan, melakukan wawancara, siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman

langsung mengaktifkan banyak indera.

2.Komunikasi

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara antara lain mengemukakan pendapat, presentasi laporan,

memajangkan hasil kerja dan mengungkapkan gagasan.

3.Interaksi

Interaksi bentuknya meliputi diskusi, Tanya jawab, melempar kembali suatu pertanyaan, kesalahan

makna berpeluang terkoreksi, kualitas hasil belajar meningkat.

4.Refleksi

Kegiatan refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan, antara lain untuk

perbaikan gagasan atau makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang untuk melahirkan gagasan

baru.

Dari karakteristik tersebut, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan

haknya dalam membangun gagasan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan strategi

PAIKEM yaitu dengan cara memahami sifat-sifat yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan,

memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan kemampuan berpikir

kritis, kreatif dan kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan ruang kelas sebagi lingkungan

belajar yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang

baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

C. Strategi Pembelajaran, Pendekatan, Metode dan Teknik

1. Strategi Pembelajaran

Page 4: PAIKEM

4

Strategi pembelajaran merupakan suatu pola umum pembelajaran siswa yang tersusun secara

sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan

mengintegrasikan struktur (urutan langkah pembelajaran) pembelajaran, metode pembelajaran, media

pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan waktu yang diperlukan agar siswa dapat

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Strategi terkait dengan kebijaksanaan

guru dalam memilih pendekatan, metode, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran. Strategi ini

berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian apa

yang akan digunakan selama proses pembelajaran sebagai catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.

Menurut Hamzah dan Nurdin Mohamad (2011: 16) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran

adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih strategi kegiatan belajar yang akan

digunakan sepanjang proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan

situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2. Pendekatan

Pendekatan merupakan suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasarkan prinsip-

prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang terarah secara sistematis pada tujuan-

tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan

pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang

mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu.

Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.

Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan

tertentu. Menurut Roy Killen (dalam Dwi Yunanto, 2010) menyebutkan bahwa ada dua pendekatan dalam

pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan

yang berpusat pada siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru

menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran

ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi

pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

3. Metode

Metode merupakan prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang digunakan guru dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Metode adalah jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan bisa dijabarkan

ke dalam berbagai metode pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode

digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi tersebut menunjuk pada sebuah

perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk

melaksanakan strategi tersebut. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai

metode.

4. Teknik

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.

Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Sehingga, sebelum

Page 5: PAIKEM

5

seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya,

berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan

berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.

Teknik merupakan cara-cara konkrit yang dipakai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru

dapat berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat

diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.

D. Pembelajaran Terpadu

Menurut Prabowo (dalam Meilani Kasim, 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu

merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar

mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik

karena dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-

konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan

konsep lain yang sudah mereka pahami.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan

menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik (Developmentally Appropriate Practical).

Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan dan pengembangan topik atau

tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak peserta didiknya untuk bersama-sama memilih dan

mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian, peserta didik terlibat aktif dalam proses

pembelajaran dan pembuatan keputusan.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki

kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses

pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum dapat berakibat buruk terhadap

perkembangan anak. Hal tersebut tampak dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas

yang melebihi kapasitas dari kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar,

membaca dan sebagainya.

Menurut Hilda Karli dan Margaretha (dalam Meilani Kasim, 2011) mengemukakan beberapa ciri

pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:

1. Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari

beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.

2. Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang

dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan

masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.

3. Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta didik

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak

untuk belajar.

4.Model –Model Pembelajaran

Page 6: PAIKEM

6

Model Pembelajaran merupakan contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain,

diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran adalah contoh bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa

dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam PAIKEM yaitu dengan cara model

pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran inkuiri/penemuan, dan

model pembelajaran berbasis masalah.

1.      Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan

konsep dan perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif dengan ciri-ciri yaitu

transformasi dan keterampilan secara langsung, pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, materi

pembelajaran yang telah terstruktur, lingkungan belajar yang telah terstruktur. Pemikiran mendasar dari

model pembelajaran langsung yakni siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan

menirukan tingkah laku gurunya.

Menurut Slavin (dalam Mohammad Jauhar, 2011: 48) mengemukakan bahwa ada tujuh langkah

dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

a.       Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Pada tahap ini guru

menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa ang diharapkan.

b.      Mereview pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Pada tahap ini, guru mengajukan pertanyaan

untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

c.       Menyampaikan materi pelajaran. Pada tahap ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi,

memberikan contoh-contoh, mendemonstrasikan konsep dan sebagainya.

d.      Melaksanakan bimbingan dengan mengajukan pertanyan-pertanyaan untuk menilai tingkat

pemahaman siswa dan mengoreks kesalahan konsep.

e.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih

f.       Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik

g.      Memberikan latihan mandiri. Pada tahap ini, guru emberika tugas mandiri kepada siswa untuk

meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.

Beberapa situasi yang dapat digunakan untuk menerapkan model pembelajaran ini yaitu ketika guru

ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik, ketika guru ingin menyampaikan kerangka

parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau

individu dan ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau guru

tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.

Adapun yang menjadi kelebihan model pembelajaran langsung antara lain yaitu guru mengendalikan

isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai

apa yang harus dicapai siswa, dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil, dapat

digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa

Page 7: PAIKEM

7

sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan, secara umum. Ceramah adalah cara yang paling

memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para

siswa pemalu, tidak percaya diri dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup, tidak merasa dipaksa dan

dipermalukan.Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam model pembelajaran ini adalah sulit untuk

mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman,

gaya belajar serta ketertarikan siswa.jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan

membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahukan kepada mereka tentang semua yang perlu

mereka ketahui. Hal ini akan menyebabkan hilangnya rasa tanggung jawab pada pembelajaran mereka

sendiri. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk

mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat menimbulkan siswa menjadi kurang

paham atau salah paham.

2.      Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paha

konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai

anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda-beda. Tujuan pembelajaran kooperatif

adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran

penting yang dirangkum oleh Ibrahim (dalam Mohammad Jauhar, 2011: 55) yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap perbedaan individu dan pengembanga keterampilan sosial.

Pendekatan dalam pembelajaran kooperatif meliputi Student Teams Achievement Division (STAD),

investigasi kelompok, pendekatan struktural, Jigsaw, Team Games Tournament (TGT).

a.      Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan

merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pembagian kelompok dalam

pembelajaran tipe ini berdasarkan perbedaan kemampuan siswa, dalam satu kelompok terdapat 4 atau 5

orang. Model pembelajaran STAD ini berguna dalam mengkaji informasi dari pelajaran dan paling efektif

ketika pertanyaan memiliki jawaban yang benar secara tunggal.

b.      Investigasi Kelompok

Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam penerapan investigasi kelompok ini guru

membagi menjadi 5 atau 6 siswa heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan

mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya

siswa memilih topik untuk diselidiki, melakuka penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu.

Kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa dalam kelas. Langkah-

langkah metode investigasi kelompok secara singkat adalah menyeleksi topik, merencanakan kerja sama,

implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir dan evaluasi.

c.       Pendekatan Struktural

Page 8: PAIKEM

8

Pendekatan struktural ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan teman-temannya. Pendekatan ini

hampir sama dengan pendekatan yang lainnya, hanya saja pendekatan struktural menekankan pada

penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang

dikembangkan oleh Kagen ini, menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan

lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual. Ada dua macam struktur

yang terkenal yaitu Think-pair-share dan Numbered-head-together, yang dapat digunakan guru untuk

mengajarkan isi akademik atau mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active

listening dan time token merupakan dua contoh struktur yang yag dikembangkan untuk mengajarkan

keterampilan sosial.

d.      Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di

Universitas Texas, kemudian diadaptasi Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins.

Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru

dapat menuliskan topik yang akan dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point, dan

sebagainya. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut.

Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif peserta didik agar lebih

siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.

Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang bergantung pada jumlah

konsep yang terdapat pada topik yang akan dipelajari misalkan jumlah murid di dalam kelas tersebut 40

maka dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan masing-masing kelompok 10 orang. Setelah

kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap individu

dalam kelompok tersebut bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari guru.

Sesi berikutnya, guru membentuk expert teams (kelompok ahli). Setiap kelompok ahli

beranggotakan 10 orang yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok

ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan

memahami topik yang sedang dipelajari. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi kemudian mereka

kembali ke kelompok asalnya masing-masing. Kembalinya mereka ke kelompok asli berikan kesempatan

kepada mereka berdiskusi dengan maksud sebagai refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka

dapatkan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah

dipelajari.

e.       Team Games Tournament (TGT)

TGT merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan

karena melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa

sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan

permainan yang dirancang dalam pembelajarn kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar

lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan

belajar. Terdapat lima komponen utama dalam TGT yaitu penyajian kelas, kelompok (team), game,

turnamen, dan penghargaan kelompok (team recognize).

3.      Model Pembelajaran Inkuiri/Penemuan

Page 9: PAIKEM

9

Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-

kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-prosesberpikir reflektif. Secara umum,

inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan

pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,

merencanakan penyelidikan/investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau

eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data,

serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Peranan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

inkuiri adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator.

4.      Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupan siswa yang bermakna

baginya, peran guru di sini adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi

penyelidikan dan dialog. Kelebihan metode ini adalah siswa dilibatkan pada kegiatan belajar mengajar

sehingga pengetahuannya dapat diserap dengan baik, melatih siswa bekerja sama dengan siswa lain, dapat

memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari metode

pembelajaran ini yaitu bagi siswa yang malas maka tujuan dari metode ini tidak dapat tercapai,

membutuhkan banyak waktu dan dana, tidak semua pelajaran dapat diterapkan menggunakan metode ini.

F. Perbedaan Pembelajaran Partisipatori dengan Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran Partisipatori/Partispatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model

pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran. indikator pembelajaran partsipatif, yaitu (1) adanya keterlibatan emosional dan mental

peserta didik, (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan,

(3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik. Pengembangan pembelajaran

partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut:

1.      Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.

2.      Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan

3.      Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya.

4.      Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.

5.      Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.

6.      Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

7.      Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar

Sedangkan pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa

dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Pembelajaran ekspositori dapat juga digambarkan

dengan metode ceramah (kemampuan menjelaskan). Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah

penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta

didik. Peggunaan metode ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yag

berperan penuh dalam metode ceramah. Oleh karena itu kepiawaian guru dalam berbagai bidang sangat

menentuka keberhasilan metode ini.

Page 10: PAIKEM

10

Menurut Roy Killen (dalam Wina Sanjaya, 2011: 179) menamakan strategi ekspositori dengan

istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction), karena dalam strategi ini mata pelajaran

disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut. Materi pelajaran

seolah-olah sudah jadi. Oleh karena itu, strategi ekspositori lebih menakankan kepada prosedur bertutur,

sehingga sering dinamakan dengan istilah strategi chalk and talk.

Pengembangan pembelajaran ekspositori memiliki prosedur sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai

2. Menguasai materi pelajaran dengan baik

3. Mengenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampain. Ada beberapa

langkah dalam penerapan strategi ekspositori yaitu persiapan, penyajian, menghubungkan,

menyimpulkan, dan penerapan.