1
PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF
MENYENANGKAN)
PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF MENYENANGKAN
A. Hakikat PAIKEM
Istilah PAIKEM berawal dari kata PAKEM yang merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Menurut Depdiknas (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa
PAKEM adalah proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan
kreativitas sehingga efektif namun menyenangkan. Pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan
potensi-potensi kreativitas yang dimiliki siswa secara optimal. Oleh karena itu, PAKEM kemudian
dikembangkan menjadi PAIKEM. PAIKEM tersebut merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dari makna kata-kata yang terkandung di dalamnya dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1.Pembelajaran
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses, cara dan
perbuatan yang menjadikan seseorang belajar. Belajar merupakan proses membangun makna atau
pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses ini dapat dilakukan secara individu maupun
bersama-sama dengan orang lain. Di sini guru berperan sebagai fasilitator yang mempermudah siswa
dalam belajar.
2.Aktif
Menurut Suparlan, Budimansyah dan Meirawan (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa yang
dimaksud aktif adalah di dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data serta
informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran aktif merupakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, melaksanakan pekerjaan.
Dalam proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru atau siswa dengan sumber belajar lainnya. Pada pembelajaran aktif ini, diharapkan akan
tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga akhirnya mereka dapat
mengoptimalkan hasil belajar mereka.
3.Inovatif
Menurut Hamzah dan Nurdin Mohamad (2011: 11) menyebutkan bahwa maksud inovatif di sini
adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator
belajar, tetapi juga siswa yang sedang belajar. Pembelajaran yang inovatif diwarnai dengan adanya
aktivitas, sumber belajar, media belajar dan sebagainya yang selalu memperkenalkan, memberikan,
2
memanfaatkan dan menemukan hal-hal baru. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang
mendorong aktivitas belajar.
4.Kreatif
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa kreatif artinya memiliki daya cipta
(memiliki kemampuan untuk menciptakan), bersifat mengandung daya cipta. Kreatif dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga dapat memenuhi sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Pembelajaran yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran ini juga merupakan strategi yang
mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dipelajari. Pembelajaran yang kreatif sangat
penting untuk pembentukan generasi muda yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
5.Efektif
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa efektif artinya ada efeknya (akibatnya,
pengaruh, kesannya), mujarab, manjur, dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan, Pembelajaran
yang efektif artinya pembelajaran yang mampu mencapai kompetensi dasar secara optimal dengan proses
yang mudah. Dengan strategi ini akan terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika
memberikan pembelajaran telah terbekali dengan karakteristik siswayang menjadi dasar penetapan metode
dan penggunaan media pembelajaran.
6.Menyenangkan
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyenangkan artinya menjadikan senang, membuat
bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati, memuaskan, merasa senang, menyukai. Pembelajaran yang
menyenangkan berarti pembelajaran yang diciptakan dengan suasana nyaman, meriah, gembira, riang
yang membuat siswa merasa nyaman belajar, tidak merasa tertekan, tidak menakutkan dan tidak terpaksa.
Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada kegiatan belajar-mengajar di
kelasnya, sehingga curah perhatiannya lebih tinggi sehingga dapat membantu peserta didik meningkatkan
hasil belajarnya.
Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan, tetapi juga karena
terpenuhinya hasrat ingin tahu (need achievement) peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan
memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta penggunaan media pembelajaran, alat bantu dan/sumber
belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses pembelajaran
disesuaikan dengan karkteristik murid.
Pembelajaran berbasis PAIKEM diyakini dapat membantu siswa tidak hanya mampu menyerap
pengetahuan tetapi juga mampu menggunakan pengetahuannya dalam memecahkan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir
tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Dalam Permendiknas
3
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses diamanatkan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran harus
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian yang
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Sehingga secara
yuridis, pembelajaran berbasis PAIKEM sudah menjadi suatu keharusan yang dilaksanakan dalam
pembelajaran di sekolah.
B. Strategi PAIKEM
PAIKEM sesuai dengan singkatannya, merupakan pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna,
aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini, memiliki
empat karakteristik yaitu:
1.Mengalami
Mengalami (pengalaman belajar) antara lain: melakukan pengamatan, melakuka percobaan,
melakukan penyelidikan, melakukan wawancara, siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman
langsung mengaktifkan banyak indera.
2.Komunikasi
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara antara lain mengemukakan pendapat, presentasi laporan,
memajangkan hasil kerja dan mengungkapkan gagasan.
3.Interaksi
Interaksi bentuknya meliputi diskusi, Tanya jawab, melempar kembali suatu pertanyaan, kesalahan
makna berpeluang terkoreksi, kualitas hasil belajar meningkat.
4.Refleksi
Kegiatan refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan, antara lain untuk
perbaikan gagasan atau makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang untuk melahirkan gagasan
baru.
Dari karakteristik tersebut, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan
haknya dalam membangun gagasan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan strategi
PAIKEM yaitu dengan cara memahami sifat-sifat yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan,
memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif dan kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan ruang kelas sebagi lingkungan
belajar yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang
baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
C. Strategi Pembelajaran, Pendekatan, Metode dan Teknik
1. Strategi Pembelajaran
4
Strategi pembelajaran merupakan suatu pola umum pembelajaran siswa yang tersusun secara
sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan
mengintegrasikan struktur (urutan langkah pembelajaran) pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan waktu yang diperlukan agar siswa dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Strategi terkait dengan kebijaksanaan
guru dalam memilih pendekatan, metode, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran. Strategi ini
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian apa
yang akan digunakan selama proses pembelajaran sebagai catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
Menurut Hamzah dan Nurdin Mohamad (2011: 16) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih strategi kegiatan belajar yang akan
digunakan sepanjang proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
2. Pendekatan
Pendekatan merupakan suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasarkan prinsip-
prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang terarah secara sistematis pada tujuan-
tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan
pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang
mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu.
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan
tertentu. Menurut Roy Killen (dalam Dwi Yunanto, 2010) menyebutkan bahwa ada dua pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
3. Metode
Metode merupakan prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang digunakan guru dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Metode adalah jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan bisa dijabarkan
ke dalam berbagai metode pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi tersebut menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi tersebut. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai
metode.
4. Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Sehingga, sebelum
5
seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya,
berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan
berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
Teknik merupakan cara-cara konkrit yang dipakai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru
dapat berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat
diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.
D. Pembelajaran Terpadu
Menurut Prabowo (dalam Meilani Kasim, 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar
mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik
karena dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-
konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik (Developmentally Appropriate Practical).
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan dan pengembangan topik atau
tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak peserta didiknya untuk bersama-sama memilih dan
mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian, peserta didik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki
kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum dapat berakibat buruk terhadap
perkembangan anak. Hal tersebut tampak dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas
yang melebihi kapasitas dari kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar,
membaca dan sebagainya.
Menurut Hilda Karli dan Margaretha (dalam Meilani Kasim, 2011) mengemukakan beberapa ciri
pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:
1. Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari
beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
2. Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang
dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan
masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.
3. Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta didik
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak
untuk belajar.
4.Model –Model Pembelajaran
6
Model Pembelajaran merupakan contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain,
diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran adalah contoh bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam PAIKEM yaitu dengan cara model
pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran inkuiri/penemuan, dan
model pembelajaran berbasis masalah.
1. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
konsep dan perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif dengan ciri-ciri yaitu
transformasi dan keterampilan secara langsung, pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, materi
pembelajaran yang telah terstruktur, lingkungan belajar yang telah terstruktur. Pemikiran mendasar dari
model pembelajaran langsung yakni siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan
menirukan tingkah laku gurunya.
Menurut Slavin (dalam Mohammad Jauhar, 2011: 48) mengemukakan bahwa ada tujuh langkah
dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
a. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Pada tahap ini guru
menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa ang diharapkan.
b. Mereview pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Pada tahap ini, guru mengajukan pertanyaan
untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
c. Menyampaikan materi pelajaran. Pada tahap ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi,
memberikan contoh-contoh, mendemonstrasikan konsep dan sebagainya.
d. Melaksanakan bimbingan dengan mengajukan pertanyan-pertanyaan untuk menilai tingkat
pemahaman siswa dan mengoreks kesalahan konsep.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
f. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik
g. Memberikan latihan mandiri. Pada tahap ini, guru emberika tugas mandiri kepada siswa untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.
Beberapa situasi yang dapat digunakan untuk menerapkan model pembelajaran ini yaitu ketika guru
ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik, ketika guru ingin menyampaikan kerangka
parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau
individu dan ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau guru
tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Adapun yang menjadi kelebihan model pembelajaran langsung antara lain yaitu guru mengendalikan
isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai
apa yang harus dicapai siswa, dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil, dapat
digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa
7
sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan, secara umum. Ceramah adalah cara yang paling
memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para
siswa pemalu, tidak percaya diri dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup, tidak merasa dipaksa dan
dipermalukan.Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam model pembelajaran ini adalah sulit untuk
mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman,
gaya belajar serta ketertarikan siswa.jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan
membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahukan kepada mereka tentang semua yang perlu
mereka ketahui. Hal ini akan menyebabkan hilangnya rasa tanggung jawab pada pembelajaran mereka
sendiri. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk
mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat menimbulkan siswa menjadi kurang
paham atau salah paham.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paha
konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda-beda. Tujuan pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran
penting yang dirangkum oleh Ibrahim (dalam Mohammad Jauhar, 2011: 55) yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap perbedaan individu dan pengembanga keterampilan sosial.
Pendekatan dalam pembelajaran kooperatif meliputi Student Teams Achievement Division (STAD),
investigasi kelompok, pendekatan struktural, Jigsaw, Team Games Tournament (TGT).
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan
merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pembagian kelompok dalam
pembelajaran tipe ini berdasarkan perbedaan kemampuan siswa, dalam satu kelompok terdapat 4 atau 5
orang. Model pembelajaran STAD ini berguna dalam mengkaji informasi dari pelajaran dan paling efektif
ketika pertanyaan memiliki jawaban yang benar secara tunggal.
b. Investigasi Kelompok
Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam penerapan investigasi kelompok ini guru
membagi menjadi 5 atau 6 siswa heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya
siswa memilih topik untuk diselidiki, melakuka penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu.
Kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa dalam kelas. Langkah-
langkah metode investigasi kelompok secara singkat adalah menyeleksi topik, merencanakan kerja sama,
implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir dan evaluasi.
c. Pendekatan Struktural
8
Pendekatan struktural ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan teman-temannya. Pendekatan ini
hampir sama dengan pendekatan yang lainnya, hanya saja pendekatan struktural menekankan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang
dikembangkan oleh Kagen ini, menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan
lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual. Ada dua macam struktur
yang terkenal yaitu Think-pair-share dan Numbered-head-together, yang dapat digunakan guru untuk
mengajarkan isi akademik atau mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active
listening dan time token merupakan dua contoh struktur yang yag dikembangkan untuk mengajarkan
keterampilan sosial.
d. Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di
Universitas Texas, kemudian diadaptasi Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins.
Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru
dapat menuliskan topik yang akan dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point, dan
sebagainya. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut.
Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif peserta didik agar lebih
siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.
Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang bergantung pada jumlah
konsep yang terdapat pada topik yang akan dipelajari misalkan jumlah murid di dalam kelas tersebut 40
maka dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan masing-masing kelompok 10 orang. Setelah
kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap individu
dalam kelompok tersebut bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari guru.
Sesi berikutnya, guru membentuk expert teams (kelompok ahli). Setiap kelompok ahli
beranggotakan 10 orang yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok
ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan
memahami topik yang sedang dipelajari. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi kemudian mereka
kembali ke kelompok asalnya masing-masing. Kembalinya mereka ke kelompok asli berikan kesempatan
kepada mereka berdiskusi dengan maksud sebagai refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka
dapatkan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah
dipelajari.
e. Team Games Tournament (TGT)
TGT merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan
karena melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajarn kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar
lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar. Terdapat lima komponen utama dalam TGT yaitu penyajian kelas, kelompok (team), game,
turnamen, dan penghargaan kelompok (team recognize).
3. Model Pembelajaran Inkuiri/Penemuan
9
Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-
kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-prosesberpikir reflektif. Secara umum,
inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan
pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
merencanakan penyelidikan/investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data,
serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Peranan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
inkuiri adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator.
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupan siswa yang bermakna
baginya, peran guru di sini adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog. Kelebihan metode ini adalah siswa dilibatkan pada kegiatan belajar mengajar
sehingga pengetahuannya dapat diserap dengan baik, melatih siswa bekerja sama dengan siswa lain, dapat
memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari metode
pembelajaran ini yaitu bagi siswa yang malas maka tujuan dari metode ini tidak dapat tercapai,
membutuhkan banyak waktu dan dana, tidak semua pelajaran dapat diterapkan menggunakan metode ini.
F. Perbedaan Pembelajaran Partisipatori dengan Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran Partisipatori/Partispatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran. indikator pembelajaran partsipatif, yaitu (1) adanya keterlibatan emosional dan mental
peserta didik, (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan,
(3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik. Pengembangan pembelajaran
partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut:
1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.
2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan
3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya.
4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.
5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar
Sedangkan pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Pembelajaran ekspositori dapat juga digambarkan
dengan metode ceramah (kemampuan menjelaskan). Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah
penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta
didik. Peggunaan metode ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yag
berperan penuh dalam metode ceramah. Oleh karena itu kepiawaian guru dalam berbagai bidang sangat
menentuka keberhasilan metode ini.
10
Menurut Roy Killen (dalam Wina Sanjaya, 2011: 179) menamakan strategi ekspositori dengan
istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction), karena dalam strategi ini mata pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut. Materi pelajaran
seolah-olah sudah jadi. Oleh karena itu, strategi ekspositori lebih menakankan kepada prosedur bertutur,
sehingga sering dinamakan dengan istilah strategi chalk and talk.
Pengembangan pembelajaran ekspositori memiliki prosedur sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
2. Menguasai materi pelajaran dengan baik
3. Mengenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampain. Ada beberapa
langkah dalam penerapan strategi ekspositori yaitu persiapan, penyajian, menghubungkan,
menyimpulkan, dan penerapan.
Top Related