Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

42
Dalam Rangka Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru-guru se-Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh PPS Unnes Semarang Disusun Oleh : Drs. Nur Kholiq SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010 0

Transcript of Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

Page 1: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

Dalam Rangka Mengikuti Lomba Karya Tulis IlmiahBagi Guru-guru se-Jawa Tengah

yang diselenggarakan oleh PPS Unnes Semarang

Disusun Oleh :Drs. Nur Kholiq

SMA NEGERI 1 KEMBANG

KABUPATEN JEPARA

PROPINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2010

0

Page 2: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

KATA PENGANTAR

Puji syukur “Al-Hamdulillah” kami panjatkan kepada Allah Swt, karena atas limpahan karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tulisan tentang “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAIKEM”.

Karya Tulis Makalah berjudul : “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAIKEM ini adalah sebagai suatu upaya untuk mendalami bentuk-bentuk metode pembelajaran mutakahir / modern yang tengah berkembangan saat ini dan menawarkan kepada rekan-rekan guru yang masih kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Inovatif, .

Atas terselesaikannya Karya tulis Makalah ini tidak lepas dari berbagai bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih, terutama kepada ;

1. Rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Kembang, yang dengan segala kekurangan dan kelebihannya mengimspirasikan kepada kami untuk menulis karya tulis seperti judul di atas.

2. Anak-anak dan istri kami tercinta yang selalu memberikan dorongan yang kuat untuk penyelesaian karya tulis makalah ini

3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.Kepada mereka semua, penulis hanya dapat berdo’a dan berharap semoga semua bentuk bantuannya akan mendapatkan balasan yang terpilih dihadapan Allah Swt.

Akhirnya mudah-mudahan karya tulis ini meski hanya senoktah akan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.

Kembang,20 Mei 2010Penulis,

1

Page 3: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

Drs. Nur KholiqNIP.19630108 198703 1 004

DAFTAR ISI

Kover Depan …………………………………………………………….

Kata Pengatar ……………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………..

Abstraksi ………………………………………………………………..

BAB I : Pendahuluan ………………………………………….

A. Latar Belakang …………………………………...

B. Rumusan Masalah ……………………………….

C. Tujuan Penulisan ………………………………...

BAB II : Pembahasan ………………………………………….

A. Teori Pembalajaran PAIKEM ……………………

B. Pemahaman Proses Pembelajaran PAIKEM …….

C. Amplikasi model pembelajaran PAIKEM dalam

proses belajar mengajar ………………………….

BAB III : Penutup ………………………………………………

2

Page 4: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

A. Kesimpulan ………………………………………

B. Saran-saran ………………………………………

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

terutama teknologi informasi, menyebabkan arus

informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini

berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan,

tanpa kecuali bidang pendidikan. Lembaga pendidikan

sebagai bagian dari sistem kehidupan telah berupaya

mengembangkan struktur kurikulum, sistem

pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan

efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia

yang berkualitas (Sudjatmiko,2003). Untuk

menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan

pendidikan yang meberikan kecakapan hidup (life

skill), yaitu memberikan keterampilan dan keahlian

dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life skill

diharapkan nantinya peserta didik dapat betahan

3

Page 5: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

dalam suasana yang selalu akan berubah dan

berkembang.

Pendidikan merupakan kunci untuk semua

kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab

dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua

potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai

warga masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dapat

ditengarai bahwa aspek proses dan hasil pembelajaran

merupakan salah satu penyebab perlunya ditingkatkan

mutu pendidikan. Kualitas proses dan hasil belajar

mengajar yang rendah menunjukkan bahwa interaksi

antara siswa dengan sumber belajar seperti dengan

guru dan lingkungan, tidak berjalan efektif sehingga

hasil belajar yang dicapai tidak optimal (Purwanti,

2004). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran

diupayakan agar lingkungan belajar dapat mendukung

berlangsungnya pembelajaran efektif dan berpusat

pada siswa.

Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi

multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan

yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas

dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya

pembelajaran tidak terbatas pada tempat dinding

4

Page 6: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan

dalam artian bahwa potensi dan karakteristik

wilayah/daerah akan digali dan dimanfaatkan oleh

siswa sebagai darana pembelajaran, dan selanjutnya

akan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta

didik untuk berkreasi berfikir.

Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan

lingkungan sekitar, pembelajaran menjadi bermakna.

Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep

dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan

membekas dalam ingatannya. Dari proses pendidikan

dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada

lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan

terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran

dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam

realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang

melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan

lingkungan. Model pembelajaran dengan pendekatan

lingkungan, bukan merupakan pendekatan

pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan

populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang

dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu

strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan

dimana telah diketahui potensi dari suatu

wilayah/daerah untuk dikembangkan sebagai sasaran

5

Page 7: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal

tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan

masalah yang ada pada lingkungan dan untuk

menanamkan sikap pada diri anak didik tersebut (Karli

dan Yuliaritiningsih, 2002).

Model dan metode mengajar adalah suatu

pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan oleh guru agar materi pelajaran dapat

ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan

baik. Metode mengajar yang digunakan hendaknya

metode yang dapat memotivasi siswa agar mampu

menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan

suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk tujuan

agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan

pendapatnya sendiri dalam menghadapi masalah.

Model dan metode yang dikembangkan tidak

terlepas dari kurikulum nasional yang berlaku dalam

hal ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Dalam prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa

pendidikan yang diselenggarakan harus (1) berpusat

pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan

kepentingan peserta didik dan lingkunganya (2)

beragam dan terpadu (3) tanggap terhadap

6

Page 8: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

perkembangan iptek dan seni (4) relefan dengan

kebutuhan pendidikan (5) menyeluruh dan

berkesenambungan (6) belajar sepanjang hayat (7)

seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah (BSNP 2006).

Berdasarkan tujuh prinsip pengembangan KTSP di

atas maka pendidikan yang diselenggarakan dan

dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

daerah untuk membangun yang di sesuikan dengan

potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman

karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah

memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik

daerah dan pengalaman kehidupan sehari-hari, dimana

pengembangan kurikulumnya (perangkat

pembelajaran) dilakukan dengan melibatkan

memangku kepentingan atau (stacheholders) untuk

menjamin relefansi pendidikan dengan kebutuhan

kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan

kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh

karena itu pengembangan pribadi, ketrampilan berfikir,

ketrampilan sosial, ketrampolan akademik, dan

ketrampilan vokasional perlu di tingkatkan.

Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model

7

Page 9: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam

untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan

pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar

termasuk pemanfaatan lingkungan supaya

pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan

efektif.

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pada Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan

bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut

merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan

pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAKEM).

Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif,

Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM), dalam

pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan

harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya

sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19

8

Page 10: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan

inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar

siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah

memproduksi gagasan atau membangun makna baru

dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa.

Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi

gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses

pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai

fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM).

Dengan adanya latar belakang di atas, maka perlu

sebuah pembahasan secara mendalam dengan

mengembangkan perangkat pembelajaran yang

bercirikan model pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). dalam

mengatasi permasalahan pembelajaran biologi yang

terjadi di sekolah-sekolah pada umumya

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang

diajukan dalam makalah ini adalah

9

Page 11: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran

PAIKEM ?.

2. Bagaimanakah pemahaman proses belajar mengajar

dengan memakai model pembelajaran PAIKEM ?.

3. Bagaimana amplikasi model pembelajaran PAIKEM

dalam proses belajar mengajar ?.

3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran

PAIKEM Untuk mengetahui pemahaman proes

belajar mengajar dengan meakai model

pembelajaran PAIKEM ;

2. Untuk mengetahui amplikasi model pembelajaran

PAIKEM dalam proses belajar mengajar.

10

Page 12: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Pembelajaran PAIKEM

Pengertian Pembelajaran PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif

dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru

harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga

siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan

mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa

mengadaptasi dari model pembelajaran yang

menyenangkan.

Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan

dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah

menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi

siswa yang pasif di kelas. Membangun metode

pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan

cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik

diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu

11

Page 13: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang

ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu

dengan menggunakan visual atau mengandalkan

kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan

mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus

disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi

otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan

proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa

percaya diri siswa.

Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan

kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan

adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan

sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara

penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya

(“time on task”) tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah

perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan

aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses

pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan

apa yang harus dikuasai siswa setelah proses

pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran

memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus

dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan

12

Page 14: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran

tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai

berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang

mengembangkan pemahaman dan kemampuan

mereka dengan penekanan pada belajar melalui

berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan

berbagai cara dalam membangkitkan semangat,

termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber

belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,

menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku

dan bahan belajar yang lebih menarik dan

menyediakan ‘pojok baca’

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih

kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar

kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya

sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk

mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa

dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

13

Page 15: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan

yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama,

gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang

perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan

tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh

kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

2. Pemahaman Proses Model Pembelajaran PAIKEM

Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

merupakan merupakan salah satu model pembelajaran

yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM),

siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam

pembelajaran berlangsung dengan pendekatan

lingkungan sekitar. Begitu pula guru dengan berbagai

ide segar dan menarik yang dilengkapi dengan contoh

praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran.

Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat

membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa

dengan lebih bermakna.

Meskipun yang diharapkan pertama dan utama

adalah keaktifan dan kekreatifitasan peserta didik,

namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan

kreatif. Agar pembelajaran model ini dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru

14

Page 16: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

harus merancang pembelajaran dengan baik,

melaksanakannya, dan akhirnya menilai hasilnya.

Student centered mengandung pengertian

pembelajaran menerapkan strategi pedagogi

mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada situasi

yang bermakna, kontekstual, dunia nyata dan

menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi

pebelajar ketika meraka mengembangkan

pengetahuan tentang materi pelajaran yang

dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan

masalah. Paradigma yang menempatkan guru/dosen

sebagai pusat pembelajaran (teaching) dan siswa

sebagai objek, seharusnya diubah dengan

menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar

secara aktif membangun pemahamannya (Learning)

dengan jalan merangkai pengalaman yang telah

dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai.

Pengalaman nyata dari lingkungan sekitar

menunjukkan bahwa minat dan prestasi siswa dalam

bidang sains meningkat secara drastis pada saat:

mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara

informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman

(pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau

mereka kuasai.

15

Page 17: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-

masalah aktual, otentik, relevan dan bermakna bagi

siswa. Pembelajaran yang berbasis subjek seringkali

tidak relevan dan tidak bermakna bagi siswa sehingga

tidak menarik perhatian siswa. Pembelajaran yang

dibangun berdasarkan subjek seringkali terlepas dari

kejadian aktual di masyarakat. Akibatnya

siswa/mahasiswa tidak dapat menerapkan konsep/teori

yang dipelajarinya di dalam kehidupan nyata sehari-

hari. Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah

maka siswa/mahasiswa belajar suatu konsep atau teori

dan prinsip sekaligus memecahkan masalah. Dengan

demikian sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar

yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah (Produk)

dan cara memecahkan masalah (proses).

Kemampuan tentang pemecahan masalah lebih

dari sekedar akumulasi pengetahuan dan hukum/teori,

tetapi merupakan perkembangan kemampuan

fleksibilitas, strategi kognitif yang membantu mereka

menganalisis situasi tak terduga dan mampu

menghasilkan solusi yang bermakna.

Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya,

pembelajaran PAKEM adalah salah satu contoh

16

Page 18: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

1. Aktif

pengembang pembelajaran ini beranggapan

bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai

pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru.

Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar

mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori

belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat

pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini

secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak.

Di dalam implementasinya, seorang guru

harus merancang dan melaksanakan kegiatan-

kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi

siswa berperan secara aktif di dalam proses

pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus

mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20%

dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50%

dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita

ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan

kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan

kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya

17

Page 19: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh

individu tersebut.

2. Inovativ

Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari

model pembelajaran yang menyenangkan. Learning

is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam

pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah

menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada

lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode

pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan

cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik

diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu

masing-masing orang. Contohnya saja sebagian

orang ada yang berkemampuan dalam menyerap

ilmu dengan menggunakan visual atau

mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory

atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan

hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya

penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang

akan mengakibatkan proses renovasi mental,

diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.

3. Kreatif

18

Page 20: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

pembelajaran PAKEM juga dirancang untuk

mampu mengembangkan kreativitas. Pembela

haruslah memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian

siswa sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologisnya.

Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah

merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua

bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap

orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri

seorang pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu

secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran

tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu

memilih strategi belajar tertentu untuk

menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor

keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi

untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai

masalahnya terselesaikan.

4. Efektif

Menyiratkan bahwa pembelajaran harus

dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua

hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil

belajar itu beragam, karkteristik efektif dari

pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan

19

Page 21: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

berbagai strategi yang relevan dengan hasil

belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa

berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk

PAKEM seringkali tidak efisien (memakan waktu)

lebih lama dibandingka dengan pembelajaran

tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat

mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM

banyak hasil belajar yang dicapai sehingga

memerlukan waktu yang lama, sementara pada

pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai

hanya pada tataran kognitif saja.

5. Menyenangkan

Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah

dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana

belajar yang menyenangkan. Mengapa

pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan

Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif

jika suasana pembelajarannya menyenangkan.

Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi

pengetahuannya memerlukan dukungan suasana

dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang

menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang

sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk

belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling

20

Page 22: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

efektif pada saat mereka sedang bermain atau

melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut

penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk

belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin

dihubungkan dengan pengalaman mereka dan

disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang

dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya

dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan

disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia

guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika

disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam

belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan ciri

pembelajaran kontekstual. Dengan demikian

pembelajaran PAKEM sebenarnya juga pembelajaran

kontekstual.

PAIKEM merupakan pembelajaran yang tidak

hanya terpaku menggunakan satu pendekatan saja,

tetapi dengan menggunakan berbagai pendekatan

dan model. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai

kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang

sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan

yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan

keadaan tersebut.

21

Page 23: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

3. Amplikasi model pembelajaran PAIKEM dalam

proses belajar mengajar

1. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran

Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa

dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui

pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif

dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat

terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu

yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi

empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar

untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk

menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk

mengerjakan sesuatu) dan learning to life together

(belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan

melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan

yang dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar supaya

pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

Dari empat pilar pendidikan dan kelima komponen

prinsip PAIKEM (Mengalami, Pembaruan, Berinteraksi,

Komunikasi, Berekspresi, dan Melakukan Refleksi),

komponen ’Mengalami’, ’Pembaruan’, dan ’Berkspresi’

berkaitan dengan bagaimana guru mengolah

bahan/materi pelajaran. Artinya, bagaimana guru

22

Page 24: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

mengolah materi pelajaran sehingga siswa mengalami

dan mengekspresikan gagasannya. Untuk komponen

interaksi, komunikasi dan refleksi berkaitan dengan

bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana

siswa harus dikelola (kerja kelompok, berpasangan,

ataukah individual) agar mereka berinteraksi satu sama

lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama

dan pada saat yang sama berkembang pula

kemampuan individualnya.

Cara mengolah materi sehingga tercipta komponen

’mengalami’ dan ’ekspresi’ untuk tiap-tiap mata

pelajaran akan berbeda satu sama lain sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.

Misalnya, dalam IPA dikenal rumus POE: Predict

(prediksi), Observe (amati), Explain (jelaskan). Suatu

cara mengolah materi IPA di mana guru merumuskan

pertanyaan untuk siswa sehingga siswa melakukan

prediksi (atas jawbaan pertanyaan tersebut),

melakukan pengamatan/percobaan untuk menjawab

pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan hasil

pengamatan/percobaan terkait dengan prediksi yang

mereka buat sebelumnya. Nuansa materi PAIKEM

dalam pembelajaran matematika, diolah sedemikian

rupa sehingga siswa diarahkan untuk melakukan

Penyelidikan, Penemuan, dan/atau Pemecahan Masalah

23

Page 25: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

2. Pembelajaran IPA

Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains

diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam atau

lingkungan sekitar.

Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains

sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin

(1993:3) mendefinisikan science sebagai The activity of

questioning and exploring the universe and finding and

expressing it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan

24

Page 26: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan

penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia

alam.” Sains mengandung makna pengajuan

pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman jawaban,

penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun

karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis

(Depdiknas,2002a: 1). Belajar sains tidak sekedar

belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip,

hukum dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’, akan

tetapi belajar sains juga belajar tentang cara

memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi

bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural,

termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode

ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasar pada definisi yang telah dikemukakan di

atas maka dapat disimpulkan bahwa sains selain

sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Pernyataan di atas selaras

dengan pendapat Carin (1993:3) yang menyatakan

bahwa sains sebagai produk atau isi mencakup fakta,

konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori sains. Fakta

merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam sains

dan konsep, prinsip, hukum-hukum, teori merupakan

kegiatan-kegiatan analisis di dalam sains. Sebagai

proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu

25

Page 27: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

yang harus dilakukan dan diteliti yang dikenal dengan

proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan

menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi,

mengukur, menggunakan keterampilan spesial,

mengkomunikasikan, memprediksi, menduga,

mendefinisikan secara operasional, merumuskan

hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol

variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains

dipandang sebagai sikap ilmiah yang mencakup rasa

ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi

skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif,

menerima kegagalan sebagai suatu hal yang positif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada

hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu

produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya

terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang

dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses

aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia

gejala alam.

IPA (sains) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan

secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara

26

Page 28: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

kelestarian lingkungan. Di tingkat SMA/MA diharapkan

ada penekanan pembelajaran Salingkemas (Sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu

yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk

merancang dan membuat suatu karya melalui

penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah

secara bijaksana.

Mata pelajaran IPA di SMA/MA bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan

Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan

dan keteraturan alam ciptaanNya

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai

macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan

kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi,

dan masyarakat

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah

serta berkomunikasi

27

Page 29: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta

dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan

lingkungan serta sumber daya alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam

dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaan Tuhan

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Dengan demikian proses pembelajaran IPA harus

dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Proses

pembelajaran yang baik sudah ditegaskan oleh BSNP

(2007) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik

memberikan keteladanan.

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses

28

Page 30: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya

proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam

hal ini guru tertantang dan harus mampu untuk dapat

memberlangsungkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif sekaligus Menyenangkan (PAIKEM).

29

Page 31: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam

untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan

pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar

termasuk pemanfaatan lingkungan supaya

pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan

efektif.

2. Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

merupakan merupakan salah satu model

pembelajaran yang ideal. Dengan metode

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan

ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung

dengan pendekatan lingkungan sekitar

30

Page 32: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

3. Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM

yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa

keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di

lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar

pendidikan yakni learning to know (belajar untuk

mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi

jati dirinya), learning to do (Belajar untuk

mengerjakan sesuatu) dan learning to life together

(belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan

melalui pembelajaran dengan pendekatan

lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh

guru, agar supaya pembelajaran tersebut dapat

terlaksaana sesuai dengan tujuan pembelajaran.

B. Saran

Dari hasil pemikiran di atas maka dapat

disarankan bahwa dalam rangka memberdayakan

kemampuan bernalar siswa, para guru dapat

mempertimbangkan untuk menerapkan model PAIKEM

dan memvariasinya dalam pelaksanaannya sesuai

kebutuhan.

31

Page 33: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:DepDikNas

BSNP. 2007. Standar Nasional Pendidikan Indonesia untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Metodologi Pengajaran. Bandung :Tarsito

Sudjatmiko,2003. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta, Rineka Cipta

Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta.

http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html

32

Page 34: Implementasi Pembelajaran Paikem 10 (Lomba)

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkan masalah. html

http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2008/09/pakem-pembelajaran-aktif-kreatif_24.html

http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan menyenangkan

33