p3kll.litbang.menlhk.go.idp3kll.litbang.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Laporan-Kine… ·...
Transcript of p3kll.litbang.menlhk.go.idp3kll.litbang.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Laporan-Kine… ·...
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 II
RINGKASAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan pada setiap instansi Pemerintah atas penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan ( P3KLL ) tahun 2019 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban P3KLL dalam mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja Tahun 2019 dan juga Rencana Strategis Tahun 2015-2019. Laporan Kinerja ini disusun sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik IndonesiaNo. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Rencana Strategis P3KLL 2015 – 2019 sebagai penjabaran dari Rencana Strategis Badan Penelitian Pengembagan dan Inovasi 2015 – 2019, memuat sasaran yang harus dicapai oleh P3KLL pada tahun 2019 sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani oleh Ka. P3KLL dengan Ka. BLI Indikator kinerja yang harus dicapai adalah : 1. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK:
Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk Indeks Pembangunan Berkelanjutan; dan Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian )
2. Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan);
3. Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi;
4. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pengembangan Iptek).
Capaian kinerja Tahun 2019 yang telah dicapai oleh P3KLL terhadap target di atas adalah sbb :
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 III
1. Tersedianya Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan telah tercapai seluruhnya, dengan dihasilkannya 3 sintesa IPTEK dari 3 RPPI yaitu RPPI 10, RPPI 11 dan RPPI 12. Capaian outcome kemanfaatan tahun 2019 adalah 85%.
2. Pencapaian target pada sasaran Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional tahun 2019 tercapai seluruhnya. Telah dilakukan pengkajian dan pengembangan metode parameter pegujian kualitas lingkungan yang mencakup media air, udara, limbah padat, toxicology dan biologi. Capaian kinerja kegiatan laboratorium rujukan tercapai 100%.
3. Kegiatan peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi dengan target 3 provinsi pada tahun 2019, tercapai sebanyak 3 provinsi, 2 laboratorium sudah mendaftar ke KAN untuk akreditasi sedangkan 1 laboratorium dalam persiapan untuk mendaftar. Capaiannya adalah 100%.
4. Pada Tahun 2019 kegiatan pengembangan IPTEK di bidang kualitas
lingkungan dengan targetmya adalah 1 paket pengembangan dapat terpenuhi sesuai target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja, dimana pada tahun 2019 telah dihasilkan lanskap mitigasi dampak pencemaran Pb di kawasan industri
Capaian kinerja P3KLL mencakup capaian kinerja organisasi berdasarkan rencana strategis dan perjanjian kinerja umumnya dapat tercapai dengan baik. Capaian kinerja keuangan adalah 97,16 % dari pagu DIPA revisi 10 (sepuluh ), P3KLL mendapatkan dana Realokasi antar program untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup pada bulan Agustus 2019 sebesar Rp.52.685.638.000. Anggaran realokasi tersebut mampu dikelola oleh P3KLL dengan baik dan terserap maximal dengan output yang memadai dalam waktu 4 bulan. Capaian tersebut antara lain didukung oleh penyiapan rencana pengelolaan waktu yang baik, SDM yang kapabel serta evaluasi berkala terhadap progres pelaksanaan kegiatan baik substansi maupun keuangan.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 IV
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) Tahun 2019 mengacu
pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan dan Tata Cara Reviuw atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja ini berisikan tentang capaian kinerja P3KLL tahun 2019
yang mencakup capaian tujuan dan sasaran sesuai Renstra BLI,
capaian berdasarkan perjanjian kinerja, capaian berdasarkan indikator
kinerja kegiatan (IKK), capaian kinerja keuangan, capaian outcome dan
capaian penting lainnya sebagai laboratorium rujukan nasional.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Laporan Kinerja P3KLL Tahun 2019.
Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran serta hasil yang diperoleh pada
tahun 2019 dijadikan sebagai tolak ukur untuk peningkatan dan
pencapaian kinerja P3KLL tahun 2020.
Semoga laporan kinerja ini bermanfaat dan dapat dijadikan bahan acuan
dan evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Serpong, Januari 2020 Kepala Pusat, Herman Hermawan NIP.19600722 198603 1 012
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 V
DAFTAR ISI
RINGKASAN .................................................................... …….. ii
KATA PENGANTAR ................................................................... iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… .. v
DAFTAR TABEL......................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Maksud Dan Tujuan ...................................................... 2
1.3 Aspek Strategik Organisasi ............................................ 2
1.4 Data Umum Organisasi ................................................. 4
A Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi ……………………… 4
B. Struktur Organisasi …………………………………………….. 8
C. Sumber Daya Manusia ………………………………………… 8
D. Sarana Litbang Dan Laboratorium Lingkungan ……… 10
1.5 Sistematika ………………………………….………………………….. 21
BAB II PERENCANAAN KINERJA ........................................... 22
2.1 Rencana Strategis 2014-2019 …………………………………….. 22
2.2 Rencana Kinerja ……………………………………………………….. 24
2.3 Perjanjian KInerja ……………………………………………………… 32
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................... 36
3.1 Capaian Kinerja ………………………………………………………… 36
3.2 Capaian Lainnya ……………………………………………………….. 68
3.3 Evaluasi Kinerja ………………………………………………………… 75
3.4 Akuntabilitas Anggaran ……………………………………………… 92
3.5 Saran Dan Tindak Lanjut ……………………………………………. 94
BAB IV. PENUTUP ................................................................. 96
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 VI
Daftar Tabel
Tabel 1. Pegawai P3KLL Berdasarkan Jabatan Per Desember 2019 …………… 9 Tabel 2. Gedung dan Bangunan P3KLL …………………………………………………. 11 Tabel 3. Fasilitas Laboratorium P3KLL …………………………………………………… 12 Tabel 4. Unit Kegiatan P3KLL pada Program Litbang LHK ……………………….. 21 Tabel 5. Matrik Rencana Kerja Tahun 2019 P3KLL ………………………………….. 25 Tabel 6 Kriteria Capaian Nilai Outcome pada setiap Kegiatan Penilaian ……. 35 Tabel 7. Capaian Penetapan Kinerja P3KLL Tahun 2019 …………………………. 36 Tabel 8. Capaian Outcome Hasil Penelitian ……………………………………………. 37 Tabel 9. Judul Penelitian RPPI 10 dari Tahun 2015-2018 …………………………. 41 Tabel 10. Formulasi yang dihasilkan oleh RPPI 10 ………………………………….. 42 Tabel 11. Capaian RPPI 11 Tahun 2015-2019 ……………………………………….. 50 Tabel 12. Judul Metode yang Dikembangkan Tahun 2019 ………………………. 56 Tabel 13. Daftar Metode Pengujian yang telah Mendapatkan SNI ……………. 57 Tabel 14. Capaian Kegiatan Pengembangan Metrologi dan Kalibrasi ………… 59 Tabel 15. Capaian Kegiatan Kalibrasi Tahun 2015-2019 ………………………….. 61 Tabel 16. Laboratorium yang dibina tahun 2019 …………………………………….. 63 Tabel 17. Capaian Kinerja Output ………………………………………………………….. 72 Tabel 18. Capaian kinerja Pengelolaan lab Rujukan th.2019 …………………….. 74 Tabel 19. Jumlah Propinsi yang telah dilakukan pembinaan ……………………. 80 Tabel 20. Jumlah Kab/kota yang telah dilakukan pembinaan ……………………. 81 Tabel 21. Realisasi anggaran per out put pada tahun 2019 ………………………. 90 Tabel 22. Realisasi anggaran per jenis belanja tahun 2019 ……………………… 90 Tabel 23. Realisasi anggaran per sumber dana tahun 2019 ……………………… 90
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 VII
Daftar Gambar
Gambar 1. Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan…………….……………… 10 Gambar 2. Jumlah pegawai berdasarkan jabatan dan golongan……………… 10 Gambar 3. Beberapa Peralatan laboratorium………………………………………… 13 Gambar 4. Perpustakaan P3KLL………………………………………………………….. 15 Gambar 5. Tampilan Lama Website P3KLL ….……………………………............ 17 Gambar 6. Tampilan Baru Website P3KLL …………………………………………… 19 Gambar 7. Kaitan RPPI 10 dan RPPI 11 …………………………....................... 40 Gambar 8. Kerangka Penyusunan Indikator Air RPPI 11………………………… 46 Gambar 9. SISKANA dan Pemanfaatannya…………………..……………………….. 48 Gambar 10. Peta Pembinaan Laboratorium 2015-2019…………………………… 63 Gambar 11. Acara sinergitas di provinsi Banten dan Kaltim…………………….. 68 Gambar 12. Acara sinergitas di provinsi Jatim dan Sumsel………………………. 69 Gambar 12. Acara Louncing Laboratorium……………………………………………… 71 Gambar 13. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Propinsi Th.2015 -2019… 80 Gambar 14. Peningkatan Kapasitas Laboartorium Kab.Kota …………..……… 81 Gambar 15. Perda Kota Depok ……………………………………………..…………. 83 Gambar 16. Peta Lanskap……………………………………………………………….... 84 Gambar 17. Hasil Pengukuran SRI ……………………………………………..………… 86 Gambar 18. Tata Letak Sumber bunyi…………………………………………………… 86 Gambar 19. Pengukuran Intensitas bunyi didalam ruang kelas…….…………… 87 Gambar 23. Rasio konsentrasi gas dalam deposisi kering........................... 88
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 VIII
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 1
1.1. Latar Belakang
Laporan Kinerja Puslitbang Kualitas dan laboratorium Lingkungan
(P3KLL) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada P3KLL atas penggunaan anggaran.
Penyusunan Laporan Kinerja P3KLL ini mengacu pada Peraturan
Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja P3KLL tahun 2019 dimaksudkan
sebagai perwujudan kewajiban P3KLL dalam mempertanggung
jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai
tujuan dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja
Tahunan, Penetapan Kinerja Tahun 2019 dan juga Rencana Strategis
tahun 2015-2019. Laporan ini juga digunakan sebagai umpan balik untuk
memicu perbaikan kinerja P3KLL di masa yang akan datang.
Perjanjian kinerja yang telah ditanda tangani antara Ka.P3KLL
dengan Ka. BLI, memuat 3 ( tiga ) sasaran kegiatan dengan 4 ( empat )
indikator kinerja yang harus dicapai pada tahun 2019, dimana target
yang ditetapkan merupakan akumulasi dari capaian pada tahun
sebelumnya. Dalam pelaksanaannya untuk mencapai target yang telah
ditetapkan, P3KLL dengan segala sumberdaya dan kemampuan yang
dimilki berupaya maksimal untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 2
Laporan kinerja P3KLL tahun 2019 menyajikan serangkaian
keberhasilan dan kegagalan atas pencapaian rencana, tindakan dan
kegiatan atas perencanaan dan perjanjian kinerja P3KLL dalam
mewujudkan birokrasi yang akuntabel, transparan, dan professional.
Pengukuran kinerja dan evaluasi serta analisis yang memadai terhadap
pengukuran kinerja tahun 2019. Penyajian laporan kinerja ini untuk
memberikan informasi kinerja yang terukur kepada kepala Badan Litbang
dan Inovasi atas kinerja yang telah dicapai, dan sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan bagi P3KLL untuk meningkatkan
kinerjanya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Laporan Kinerja P3KLL Tahun 2019 dimaksudkan sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi P3KLL
pada tahun 2019 dengan tujuan untuk memberikan informasi
mengenai akuntabilitas kinerja yang meliputi:
a. Evaluasi Kinerja Kegiatan yang meliputi masukan (inputs), luaran
(outputs) dan hasil (outcomes) P3KLL selama tahun 2019.
b. Evaluasi Kinerja Program P3KLL serta aspek pendukungnya baik
organisasi, SDM dan kepegawaian, pembiayaan dan pengelolaan
sarana dan prasarana serta administrasi dan kerjasama.
c. Umpan balik bagi pengambil keputusan dalam rangka pemantapan
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta upaya perbaikan
yang berkesinambungan guna peningkatan kinerja P3KLL di masa
mendatang.
1.3. Aspek Strategik Organisasi
Berkenaan dengan kebijakan baru yang dituangkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Jangka
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 3
Panjang Menengah Nasional 2015-2019; Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor: P.18 /MenLHK-II/2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta
Permen LHK no P.39/Menlhk-Setjen/2015 tentang Renstra KLHK Tahun
2015-2019, maka Arah Kebijakan P3KLL telah mengalami perubahan.
P3KLL perlu menentukan arah KEBIJAKAN selama tahun 2015-2019
berdasarkan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan untuk menunjang
Program Litbang LHK, sebagai berikut:
1) Melaksanakan Penelitian dan pengembangan integrative kualitas
lingkungan, guna membantu penyediaan IPTEK inovatif dalam
rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mengendalikan
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, memperkuat kapasitas
pengelolaan lingkungan hidup .
2) Melaksanakan pengelolaan laboratorium rujukan nasional untuk
memberikan informasi iptek bagi kegiatan pemantauan kualitas
lingkungan, penanganan kasus lingkungan dan pengembangan
metode pengujian dan kalibrasi lingkungan.
3) Melaksanakan Pengelolaan metrologi lingkungan, pembuatan bahan
acuan dan uji profisiensi, penyelenggaraan uji profisiensi serta
kalibrasi peralatan laboratorium.
4) Peningkatan kapasitas laboratorium daerah.
5) Melaksanakan Pengembangan IPTEK di bidang lingkunan hidup dan
kehutanan dengan menerapkan Hasil Iptek yang telah dicapai pada
wilayah KPH (Piloting dan Kegiatan Pengembangan lainnya).
6) Melaksanakan Kegiatan Program dan Evaluasi ; Kerjasama dan
Diseminasi ; Pengembangan data dan Tindaklanjut Penelitian; dan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 4
Administrasi Umum, Pengelolaan Sarana/Prasarana dan
Perlengkapan; serta Pengelolaan Kepegawaian.
7) Mengoptimalisasikan sumber-sumber pendanaan Penelitian dan
Pengembangan, agar Program dan Kegiatan yang direncanakan
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
1.4. Data Umum Organisasi
A. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi
P3KLL ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. P. 18/MENLHK-II/2015: tanggal 14 April 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. P3KLL didukung dengan 4 unit Eselon III dan 8 unit eselon
IV, serta kelompok jabatan fungsional. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan terdiri atas:
1. Bidang Program, Evaluasi dan Diseminasi;
2. Bidang Pengelolaan Laboratorium Lingkungan;
3. Bidang Metrologi dan Kalibrasi; dan
4. Bagian Tata Usaha.
Tugas pokok P3KLL adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan
di bidang lingkungan hidup dan kegiatan non penelitian yaitu
pengelolaan laboratorium lingkungan, kegiatan metrology, kalibrasi dan
kegiatan ketatausahaan. P3KLL menjalankan fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis penelitian, pengembangan dan inovasi
kualitas lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan;
2) Pelaksanaan tugas penelitian, pengembangan dan inovasi kualitas
lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan;
3) Pemantauan, evaluasi, diseminasi, kerjasama dan pelaporan
pelaksanaan tugas penelitian, pengembangan dan inovasi serta
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 5
sintesa hasil penelitian kualitas lingkungan dan pengelolaan
laboratorium lingkungan;
4) Pengelolaan laboratorium lingkungan rujukan nasional, pengujian
kualitas lingkungan, pelaksanaan pelayanan teknis laboratorium
lingkungan;
5) Pelaksanaan pengelolaan metrologi lingkungan, pembuatan bahan
acuan dan uji profesiensi, penyelenggaraan uji profesiensi serta
kalibrasi peralatan laboratorium ; dan
6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
Bidang Program, Evaluasi dan Diseminasi (PED), bertugas
melaksanakan penyusunan rencana, program, anggaran penelitian,
pengembangan dan inovasi, pembinaan dan pengendalian teknis,
pemantauan, evaluasi, diseminasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
penelitian, pengembangan dan inovasi kualitas lingkungan dan
pengelolaan laboratorium lingkungan. Bidang PED menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, anggaran
penelitian, pengembangan dan inovasi, pembinaan dan pengendalian
teknis, pemantauan, evaluasi, diseminasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas penelitian, pengembangan dan inovasi kualitas lingkungan dan
pengelolaan laboratorium lingkungan;
b. Penyiapan pelaksanaan tugas penyusunan rencana, program,
anggaran penelitian, pengembangan dan inovasi, pembinaan dan
pengendalian teknis, pemantauan, evaluasi, diseminasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas penelitian, pengembangan dan inovasi kualitas
lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan ; dan
c. Penyiapan pemantauan, evaluasi, diseminasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas penelitian, pengembangan dan inovasi serta
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 6
sintesa hasil penelitian, pengembangan dan inovasi kualitas
lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan.
Unit Eselon IV pada Bidang PED, mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Subbidang Program, Anggaran dan Kerja Sama mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pemantauan rencana, program, anggaran,
kerjasama penelitian, pengembangan dan inovasi kualitas lingkungan
dan pengelolaan laboratorium lingkungan.
b. Subbidang Informasi, Evaluasi, dan Diseminasi mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan pembinaan dan pengendalian teknis, pemantauan,
evaluasi, diseminasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas penelitian,
pengembangan dan inovasi kualitas lingkungan dan pengelolaan
laboratorium lingkungan
Bidang Pengelolaan Laboratorium Lingkungan (PLL), mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan laboratorium lingkungan rujukan nasional,
pengujian kualitas lingkungan, pelaksanaan pelayanan teknis
laboratorium lingkungan. Bidang PengelolaanLaboratorium Lingkungan
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan pengelolaan laboratorium
lingkungan rujukan nasional, pengujian kualitas lingkungan,
pelaksanaan pelayanan teknis laboratorium lingkungan, rencana
pengembangan laboratorium, pengembangan sistem manajemen
dan teknis laboratorium lingkungan serta pembinaan laboratorium
lingkungan;
b. Penyiapan pelaksanaan pengelolaan laboratorium lingkungan rujukan
nasional, pengujian kualitas lingkungan, pelaksanaan pelayanan
teknis laboratorium lingkungan, rencana pengembangan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 7
laboratorium, pengembangan sistem manajemen dan teknis
laboratorium lingkungan serta pembinaan laboratorium lingkungan.
Unit Eselon IV pada Bidang Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Subbidang Pengelolaan Laboratorium Rujukan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan kebijakan teknis dan pelaksanaan
pengelolaan laboratorium lingkungan rujukan nasional, pengujian
kualitas lingkungan, pelaksanaan pelayanan teknis laboratorium
lingkungan, rencana pengembangan laboratorium, pengembangan
sistem manajemen dan teknis laboratorium lingkungan serta
pembinaan laboratorium lingkungan ; dan
b. Subbidang Pembinaan Laboratorium mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan kebijakan teknis dan pelaksanaan
pengembangan sistem manajemen dan teknis laboratorium
lingkungan, serta pelaksanaan pembinaan laboratorium
lingkungan.
Bidang Metrologi dan Kalibrasi mempunyai tugas: melaksanakan
pengelolaan metrologi lingkungan, pembuatan bahan acuan dan uji
profesiensi, penyelenggaraan uji profesiensi serta kalibrasi peralatan
laboratorium. Bidang Metrologi dan Kalibrasi menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengelolaan
metrologi lingkungan, pembuatan bahan acuan dan uji profesiensi;dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengelolaan
kalibrasi peralatan laboratorium.
Unit Eselon IV Bidang Metrologi dan Kalibrasi mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Subbidang Metrologi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
kebijakan teknis dan pelaksanaan pengelolaan metrologi lingkungan,
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 8
pembuatan bahan acuan dan uji profesiensi, penyelenggaraan uji
profesiensi.
b. Subbidang Kalibrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
kebijakan teknis dan pelaksanaan pengelolaan kalibrasi peralatan
laboratorium.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan
ketatausahaan dan rumah tangga, kepegawaian dan ketatalaksanaan,
keuangan dan barang milik negara.
Unit Eselon IV Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan, ketatalaksanaan,
kerumahtanggaan, dan penyiapan bahan laporan serta urusan
kepegawaian.
b. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas
melakukan urusan administrasi keuangan, tindak lanjut hasil
pemeriksaan, penyusunan laporan keuangan, pengelolaan barang
milik Negara.
Kelompok Jabatan Fungsional di puslitbang KLL terdiri dari fungsional
peneliti dan fungsional Pedal. Pada tahun 2018 kegiatan penelitian
dilaksanakan oleh fungsional Peneliti dan Pedal .
B. Struktur Organisasi P3KLL
Struktur organisasi P3KLL dapat dilihat seperti di bawah ini :
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 9
C. Sumber Daya Manusia (SDM)
Tahun 2019 P3KLL memiliki 81 pegawai negeri sipil ( PNS ) yang
terdiri dari Pejabat struktural, fungsional peneliti, fungsional Pedal
dan Fungsional umum serta calon peneliti dan calon pedal. Guna
membantu kelancaran tugas dan fungsinya P3KLL juga merekrut tenaga
kontrak sebanyak 45 orang dengan kualifikasi Sarjana (S1) , Diploma
(D3), SMA dan SMP. Tenaga kontrak tersebut ditempatkan sebagai analis
laboratorium rujukan, staf administrasi, petugas keamanan (satpam) dan
pengemudi (driver) serta petugas kebersihan. Profil SDM PNS P3KLL
dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1 dibawah ini.
Tabel 1. Pegawai P3KLL berdasarkan Jabatan per Desember 2019
Jabatan Fungsional
Fungsional Pedal Fungsional Peneliti
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 10
NO JABATAN JUMLAH KET
1. Struktural 12 orang 2. Fungsional Pedal 16
Pedal Madya 5 orang
Pedal Muda 8 orang
Pedal Pertama - orang
Pedal Terampil Lanjutan 2 orang
Calon Pedal 1 orang
3. Fungsional peneliti 11 Peneliti Madya 1 orang
Peneliti Muda 6 orang
Peneliti Pertama 2 orang
Calon Peneliti 2 orang
4. Fungsional Umum 40 orang
5. Teknisi Litkayasa 2 orang
6 Tenaga PPNPN 45
Staf teknis 11 orang
Staf Pengemudi 5 orang
Staf Pengamanan 5 orang
Staf Tata Usaha dan adm 13 orang
Petugas Kebersihan 11 orang
Total Pegawai P3KLL per DES 2019 126 Orang
Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai P3KLL dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Gambar 1. Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 11
Gambar 2. Jumlah pegawai berdasarkan jabatan dan golongan
D.Sarana Litbang dan Laboratorium lingkungan
a. Gedung dan bangunan
P3KLL merupakan puslitbang yang unik berbeda dengan puslitbang
lainnya dimana memiliki dua fungsi yaitu penelitian, pengembangan dan
inovasi kualitas lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan.
Dalam menjalankan tugas fungsi tersebut haruslah ditunjang oleh
sarana dan prasarana yang memadai agar tupoksi dapat dijalankan
dengan optimal. P3KLL memilki berbagai sarana dan prasarana yang
meliputi gedung kantor, laboratorium dan peralatannya, sarana
transportasi, sarana komunikasi, sarana komputasi, serta sarana
pendukung lainnya, yang senantiasa dipelihara dan dilengkapi secara
bertahap. Gedung dan bangunan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 12
Tabel 2. Gedung dan Bangunan P3KLL
No Kode Barang Uraian Barang
Tahun Perolehan
Asal Perolehan
Rupiah Aset Kondisi
1 4.01.01.05.001
Bangunan Gedung Laboratorium Permanen
1993
Hibah
JICA
14,528,205,500 Baik
2 4.01.01.05.001
Bangunan Gedung Laboratorium Permanen
2006
CV.
Bintang
Selatan
295,500,000 Baik
3 4.01.01.14.001 Gedung Garasi/pool Permanen
2007 DIPA
315,858,400 Baik
b. Laboratorium
Dalam mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan serta
pengelolaan laboratorium lingkungan P3KLL memiliki laboratorium
lingkungan yang telah terakreditasi oleh KAN dan sebagai laboratorium
rujukan nasional yang memiliki peran penting dalam membantu
penyelesaian berbagai kasus lingkungan hidup . Laboratorium Pengujian
Kualitas Lingkungan telah memperoleh akreditasi dari KAN sebagai
laboratorium penguji (Sertifikat Akreditasi LP-082-IDN) dan Laboratorium
Kalibrasi (Sertifikat Akreditasi LK-193-IDN) . Jenis laboratorium P3KLL
dan peralatan yang tersedia sebagaimana Tabel 3 berikut ini.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 13
Tabel 3. Fasilitas Laboratorium P3KLL
No. Laboratorium Jenis Pengujian Alat yang tersedia
1. Laboratorium
Air
Air permukaan, air limbah dan air laut.
Gas Chromathographi (GC), High
Resolution Gas Chromathographi-ass
Spektra (HR-GCMS), Atomic Absorption
Spektrofotmetri (AAS), Inductive
Coupled Plasma (ICP), Mercury
Analyzer, High Performance Liquid
Chromathograpi (HPLC), Total Organic
Carbon (TOC), Ion Chromatographi,
Portable Sampling Instrument, Grab
Sampler. 2. Kualitas Udara
Ambien dan
Emisi
Udara ambien, udara emisi, penentuan
lokasi dan titik lintas untuk
pengambilan contoh uji partikulat dan
kecepatan linear, penentuan kecepatan
linear gas / berat molekul kering /kadar
uap air / penentuan pengambilan
contoh uji logam dalam emisi gas
buang sumber tidak bergerak, serta
penentuan opasitas.
Air Quality Monitoring System (AQMS),
Main Calibration System for AQMS, Gas
Chromathographi (GC), Atomic
Absorption Spektrofotmetri (AAS),
Emission Gas Analyzer, High Volume
Air Sampler (HVAS), Low Volume Air
Sampler (LVAS), Ambient Air Sampler,
Emission Air Sampler
3. Limbah B3 dan
B3
Tanah dan limbah padat serta sedimen Alat Toxicity Characteristic Leached
Procedure (TCLP), Kultur Daphnia, Gas
chromatography, Gc- MS 4. Uji Toksisity/
LD-50
Uji LD-50 dan LC-50 Kelengkapan preparasi dan analisi LD 50
. 5. Kebisingan dan
Getaran
Kebisingan likungan, ruangkerja,
sound intensity,noise kriteria,noise
control counter, emisi bising
kendaraan bermotor roda dua dan
empat, sound reduction in situ.
Sound Level Meter (SLM), Passbay
Noise, Vibration Level Meter, Hand Held
Sound Intensity
6. Biologi Air : fecal coliform,E.coli,Total
coliform,bentos,plankton,Cholofil
a,b,c fitoplankton, cholofil a
fitoplankton,
Ikan : Kandunga logam berat dalam
jaringan ikan
( Fe,Cu,Zn,Pb,Cd )
Microscope yang dilengkapi monitor,
Alat Sampler Bakteri, Coloni Counter,
laminar air flow.
7. Kalibrasi Accelerometer, Soundlevel
meter,Timbangan,enclosure,flowmeter
,transfer standard Vibration level meter
(accelerometer), Dilution stransfer
standard, Ozon transfer standard,
Sound level meter / noise dosimeter,
Suhu (enclosure), Timbangan analitik,
Volume transfer standard.
Low and Hight Frequency Calibration
System, Massa Standard, Multifunction
calibrator, Termokopel dan Scanning
Thermometer 12 Channel, Prymery Flow
calibrator, Buble Flow Standard.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 14
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 15
AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) Alat baru Th. 2019
HVAS Alat baru 2019
Mercury Analyzer Alat baru 2019
Gambar 3. beberapa Peralatan laboratorium yang lama dan baru
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 16
c. Perpustakaan
Perpustakaan P3KLL sebagai salah satu sarana penunjang dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian , pengembangan dan inovasi serta
pengelolaan laboratorium lingkungan. Koleksi buku perpustakaan
umumnya tentang lingkungan hidup . Dalam perkembangan terakhir
perpustakaan P3KLL hingga tahun 2019 memiliki koleksi sebanyak 9711
koleksi meliputi ilmu sosial, ilmu murni, teknik, dan lingkungan.
Perpustakaan berguna untuk menunjang kegiatan para peneliti
dan pedal dalam melaksanakan penelitiannya, bagi mahasiswa dan
masyarakat umum lainnya. Koleksi yang ada saat ini sangat kurang,
karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang terus
perpustakaan manual sudah mulai ditinggalkan oleh pengunjungnya, ini
dibuktikan dengan pengunjung di perpustakaan P3KLL yang semakin
menurun setiap tahun, saat ini semakin berkembang perpustakaan digital,
informasi semakin mudah diperoleh melalui media digital hanya dengan
sentuhan ujung jari semua informasi yang dibutuhkan didapat, untuk itu
perpustakaan P3KLL sudah selayaknya dikembangkan menuju
perpustakaan digital ( digital labrary ) yang telah diterapkan oleh
perguruan tinggi ternama di Indonesia dan Instansi pemerintah yang
fokus pada pengembangan perpustakaan..
Perpustakaan manual/ konvensional merupakan perpustakaan
yang memiliki koleksi buku dalam bentuk tercetak. yang menyebabkan
pengguna perpustakaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk
mencari sumber informasi yang di inginkan. Akses pengguna
perpustakaan terbatas pada waktu tertentu saja, informasi hanya bisa
didapat di lokasi perputakaan saja tidak dapat diakses dari tampat lain.
Guna mempercepat akses layanan perlunya sistem automatisasi
perpustakaan yang mudah diakses dari mana saja dan kapan saja. Agar
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 17
perpustakaan P3KLL dapat berfungsi dengan baik maka perlu
merevitalisasi perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan digital
yang memberikan akses kepada pemustaka secara jarak jauh dimanapun
dan kapanpun. Perpustakaan digital membutuhkan konten yang tentu saja
mudah diakses. Perangkat teknologi yang mumpuni menjadi kunci
pertama dalam perpustakaan digital untuk fasilitas belajar dan fasilitas
layananannya.
Gambar 4. Perpustakaan P3KLL
d. Website
Website P3KLL dibangun pada tahun 2009 dan dapat dioperasikan
pada tahun 2010, Website PUSARPEDAL merupakan Sub-Domain dari
website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan
alamat p3kll.litbang.menlhk.go.id. Sejak dibangun sampai saat ini website
tersebut belum pernah dikembangkan baik secara tampilan maupun
conten. Website saat ini hanya menampilkan informasi instansi secara
umum dan informasi pelaksanaan kegiatan, website tidak responsive dan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 18
interaktif dengan pengunjung, halaman tampak muka yang kaku sehingga
kurang menarik untuk dikunjungi. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi saat ini, website P3KLL sudah selayaknya untuk optimalisasi
baik secara conten, menu dan tampilan serta disediakannya ruang
konsultasi bagi laboratorium daerah mengingat fungsi P3KLL sebagai
laboratorium rujukan nasional.
Pada tahun anggaran 2019 P3KLL mendapatkan dana realokasi antar
program sehingga website P3KLL dilakukan revitalisasi secara menyeluruh
baik secara tampilan tampak muka , konten sehingga menjadi website
yang interaktif dapat berinteraksi dengan pengunjungnya bukan lagi
sebagai website yang pasif.
Semua yang telah dicapai oleh P3KLL dapat didesiminasikan melalui
website sehingga dapat diketahui oleh masayarakat luas dan dapat
dimanfaatkan oleh penggunanya.. Website dapat dimanfaatkan secara
optimal dalam penyampaian informasi kepada publik sehingga
peningkatan pelayanan informasi kepada public dapat terpenuhi.
Website merupakan suatu media yang tepat dalam penyebar luasan
informasi kepada publik dengan jangkauan yang lebih luas dan dapat
memuat informasi yang lengkap dan detail dengan tampilan yang lebih
menarik untuk dikunjungi. Website merupakan salah satu sarana
informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga dapat diakses di
seluruh dunia. Publikasi yang disampaikan melalui website membentuk
sebuah jaringan informasi yang sangat besar dengan jangkauan informasi
yang tidak terbatas.
P3KLL memiliki dua tupoksi utama yaitu penelitian dan
pengembangan kualitas lingkungan dan pengelolaan laboratorium
lingkungan. pengembangan website sangat dibutuhkan untuk
penyampaikan informasi capaian yang telah diperoleh kepada public agar
apa yang telah dihasilkan dapat berguna bagi kesejahteraan masyarakat.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 19
Capaian yang diperoleh tidak terbatas pada penelitian dan pengembangan
saja akan tetapi juga hasil capaian Pengelolaan laboratorium lingkungan
yang selama ini disampaikan pada pertemuan teknis saja dengan peserta
tertentu sehingga jangkauan informasinya juga terbatas, un P3KLL juga
melakukan fungsinya sabagai Pembina laboratorium daerah yang
melakukan pembinaan dan pendampingan menuju laboratorium
terakreditasi, saat ini ada 222 laboratorium lingkungan yang tersebar
diseluruh propinsi dan kabupaten/kota yang ada di Indonesia yang tidak
mungkin untuk dikunjungi satu persatu, untuk itu diperlukan suatu ruang
konsultasi bagi laboratorium daerah untuk melakukan diskusi atau
konsultasi atas permasalahan yang dihadapi baik dalam hal percepatan
akreditasi maupun permasalahan dalam pelaksanaan pengujian dan
kalibrasi, sarana untuk memuat hasil capaian penelitian dan
pengembangan, capaian pengelolaan laboratroium lingkungan serta
sarana konsultasi bagi laboratorium daerah akan dipasilitasi pada
revitalisasi website yang dibangun pada akhir tahun 2019.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mempunyai
komitmen kuat untuk memberikan pelayanan informasi publik yang prima,
menjamin pemenuhan hak warga negara untuk memperoleh akses
informasi. memberikan pelayanan informasi publik secara cepat, mudah,
dan wajar. Setiap informasi publik harus dapat diperoleh dengan cepat
dan tepat waktu. P3KLL sebagai salah satu unit kerja pada Badan Litbang
dan Inovasi ( BLI-KLHK ) mempunyai kewajiban untuk mendukung KLHK
dalam peningkatan pelayanan informasi kepada publik. Optimalisasi
Website sebagai salah satu sarana dalam penyampaian infromasi kepada
publik.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 20
Gambar 5. Tampilan Website P3KLL (lama)
Sampai dengan akhir tahun 2019 website lama masih beroperasi dalam
penyampaian informasi kepada publik, berita yang telah dimuat pada
website P3KLL selama tahun 2019 sebanyak 203 berita sedangkan berita
yang telah di muat di website BLI –KLHK sebanyak 14 berita/postingan.
Berita yang di muat di website P3KLL merupakan berita yang juga telah
ditayangkan pada Instagram P3KLL dengan format yang berbeda dimana
pada Instagram lebih menonjolkan dari sisi poto dan Video dengan ulasan
singkat, akan tetapi di website P3KLL ditampilkan dalam bentuk berita
yang panjang sesuai kaidah penulisan.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 21
Gambar 6. Tampilan baru Website P3KLL
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 22
Website baru P3KLL direncanakan beroperasi pada bulan Februari 2020 1.5. Sistematika
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Badan Litbang dan Inovasi tahun
2018 mengacu pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai
berikut:
BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang,
maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan
Kinerja, serta gambaran umum organisasi Puslitbang Kualitas
dan laboratorium Lingkungan ( P3KLL ).
BAB II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa
hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kerja
(dokumen penetapan kinerja).
BAB III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran-
sasaran organisasi, analisis pencapaian kinerja P3KLL dengan
pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran
strategis untuk tahun 2019.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 23
2.1. Rencana Strategis 2014 – 2019
Rencana Strategis (Renstra) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kualitas dan Laboratorium Lingkungan 2015 – 2019 merupakan
penjabaran dari Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
yang ditetapkan berdasarkan PermenLHK Nomor : P.39/MenLHK-II/2015
ditetapkan oleh Kepala P3KLL serta Renstra Badan Penelitian,
Pengembangan dan Inovasi 2015 -2019 yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Nomor :
P.1/Litbang-Setbadan/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Badan
Penelitian, Pengembangan dan Inovasi tahun 2015 – 2019. Sasaran
kegiatan dicapai melalui pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, yang diukur
melalui Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yaitu:
1. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan
IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan)
untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan
berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3
Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% hasil penelitian
termanfaatkan)
2. Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan
metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan)
3. Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium
lingkungan di daerah pada 15 provinsi
4. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 24
meningkat setiap tahun (1 Paket Pengembangan Iptek).
Untuk mencapai sasaran kegiatan yang diukur melalui IKK,
diperlukan unit-unit kegiatan yang ada di P3KLL sebagai aktivitas
pendukung pelaksanaan kegiatan seperti tabel 4 dibawah ini
Tabel 4. Unit Kegiatan P3KLL pada Program Litbang LHK
Nama Kegiatan
Kode IKK Unit Kegiatan Satker Pelaksana
Penelitian dan Pengembangan Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
(S1.P8.K3.IKK.a)
Pelaksanaan RPPI-10: Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM
P3KLL
Pelaksanaan RPPI-11: Kualitas Lingkungan untuk IPB Pelaksanaan RPPI-12: Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan Program Setter Pelaksanaan Kajian Isu Aktual Strategis Dan Mendesak Penyusunan Dokumen Perencanaan Kegiatan dan Anggaran Penyelenggaraan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kerjasama Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Diseminasi Hasil Penelitian Penyiapan Bahan Kebijakan Atas Data Hasil Litbang Dan Inovasi Pengelolaan HKI Pengelolaan Data Dan Informasi Litbang Dan Inovasi Pengelolaan KHDTK Pengelolaan Hutan Penlitian, Arboretum, Herbarium, Persemaian dan kebun benih, demplot Pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi Keuangan Pelaksanaan Sistem Akuntansi BMN Pelaksanaan Administrasi Kepegawaian Sertifikasi Manajemen Pelaksanaan Tata Persuratan dan Kearsipan Penyelenggaraan sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP)
(S1.P8.K3.2. IKK.a)
Pengelolaan Laboratorium Lingkungan Rujukan Nasional
Pengembangan Metrologi dan Kalibrasi Penerimaan Negara Bukan Pajak
S1.P8.K3. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 25
Nama Kegiatan
Kode IKK Unit Kegiatan Satker Pelaksana
2.IKK.B) di Daerah (S1.P8.K3.3. IKK.a)
Pengembangan atau Pilot IPTEK Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium lainnya
2.2. Rencana Kerja
Badan Litbang dan Inovasi - KLHK melaksanakan salah satu program
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yakni Program Penelitian
dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan sasaran
program yakni “tersedianya iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan
yang mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian LHK”. Program tersebut dijabarkan menjadi kegiatan enam kegiatan sbb:
1. Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Hutan;
2. Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Nilai Tambah Hasil
Hutan;
3. Penelitian dan Pengembangan Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan
Laboratorium Lingkungan;
4. Penelitian dan Pengembangan Sosekjak Perubahan Iklim;
5. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit LHK di daerah;
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan, rencana kerja P3KLL
tahun 2019 adalah menjabarkan program eselon I dengan melakukan
kegiatan penelitian dan pengembangan kualitas lingkungan. Sasaran kerja
secara umum Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan yang ingin dicapai dalam tahun 2019, antara lain :
1. Tersedianya sintesa hasil penelitian kualitas lingkungan (3 sintesa
hasil penelitian dan minimal 70% hasil penelitian termanfaatkan);
2. Terlaksananya pengelolaan laboratorium rujukan;
3. Terselenggaranya pembinaan dalam rangka peningkatan kapasitas
laboratorium di daerah;
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 26
4. Tersedianya 1 paket pengembangan IPTEK;
5. Terlaksananya layanan perkantoran yang baik.
Mengingat tahun 2019 merupakan tahun terakhir periode RPPI dan
Renstra 2015 – 2019, kegiatan P3KLL khususnya kegiatan penelitian
difokuskan untuk penyusunan sintesa RPPI yang dilakukan oleh
Koordinator RPPI 10, RPPI 11 dan RPPI 12. Kegiatan sebagaimana
dimaksud antara lain berupa diskusi ilmiah dan Forum Grup Diskusi (FGD)
sedangkan pada kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan nasional akan
dilakukan penyusunan regulasi NSPK dan Tata Hubungan Kerja
Laboratorium Lingkungan Rujukan Nasional.
Guna mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan pada
tahun 2019 sebagai berikut:
1. IPTEK di bidang penelitian dan pengembangan
Penyusunan Sintesa Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM
(RPPI 10)
Penyusunan Sintesa Kualitas Lingkungan untuk IPB (RPPI 11)
Penyusunan Sintesa Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan
(RPPI 12)
Penyusunan Laporan untuk 1 paket pengembangan
Penelitian dan pengendalian merkuri terkait isu aktual strategis
2. Perencanaan dan Evaluasi terkait pelaksanaan Litbang Kualitas
dan Laboratorium Lingkungan:
Pembahasan RENSTRA 2020 – 2024
Pembahasan RPPI 2020 - 2024
Pembahasan Sintesa RPPI
Perencanaan Program dan Anggaran
Laporan Kegiatan dan Evaluasi Instansi
3. Pengelolaan Data dan Informasi Litbang Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan:
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 27
Penyelenggaraan seminar hasil penelitian bidang Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan.
Penerbitan publikasi hasil Litbang Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan
Penyelenggaraan festival laboratorium
Layanan Data dan Informasi serta pengelolaan website
Fasilitasi, pelayanan, koordinasi, jejaring kerja internal dan
eksternal Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan serta
Diseminasi Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan
4. Pengelolaan Laboratorium, antara lain:
Pengembangan metode pengujian parameter kualitas
lingkungan dan sinergi peran laboratorium dalam mendukung
early warning system bencana lingkungan (mobil labolatorium
Lingkungan).
Pengelolaan laboratorium untuk pengembangan metrologi
lingkungan
Pengelolaan laboratorium untuk pengembangan kalibrasi
Penyusunan regulasi NSPK dan tata hubungan kerja
laboratorium lingkungan rujukan nasional
5. Peningkatan kapasitas laboratorium di daerah melalui pembinaan
laboratorium daerah pada 3 provinsi;
6. Pengelolaan administrasi dan pelayanan urusan ketatausahaan
serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM serta sarana
prasarana Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan.
7. Pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan Litbang
Kualitas dan Laboratorium Lingkungan:
Pengadaan peralatan laboratorium dan LIMS;
Pemeliharaan fasilitas kantor dan lainnya;
Pengadaan mobil laboratorium dan peralatan pengujiannya;
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 28
Pengadaan peralatan pengujian main center laboratorium;
Pengadaan kendaraan sampling;
Pengadaan kendaraan operasional;
Pengadaan pengolah data laboratorium;
Pengadaan pengembangan jaringan/publikasi laboratorium;
Pengadaan perlengkapan pameran/diseminasi;
Pemeliharaan gedung dan bangunan laboratorium.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 29
Secara lengkap kegiatan tahun 2019 disajikan dalam Matrik Rencana Kerja (Renja) tahun 2019, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan pada Tabel 5 dibawah ini .
Tabel 5. Matriks Rencana Kerja Tahun 2019 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan No Program/
kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Unit Kegiatan Tahun 2019 Unit Indikator Tahun
2019 Elemen Kegiatan Elemen Indikator Pagu Tahun
2019 (Rp.)
Program Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
70.761.415.000
1
Penelitian dan Pengembangan Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
Capaian paket IPTEK dan Persen Kemanfaatan IPTEK Bidang Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
Persen Kemanfaatan Tersedianya sintesa hasil penelitian kualitas lingkungan (3 sintesa hasil penelitian dan minimal 70% hasil penelitian termanfaatkan);
3 Sintesa 1.619.776.000
1. Pelaksanaan Penelitian Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM
1 Sintesa 12.490.000
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 30
No Program/ kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Unit Kegiatan Tahun 2019 Unit Indikator Tahun 2019
Elemen Kegiatan Elemen Indikator Pagu Tahun 2019 (Rp.)
2. Pelaksanaan Penelitian Kualitas Lingkungan untuk Indeks Pembangunan Berkelanjutan
1 Sintesa 7.422.000
3. Pelaksanaan
Penelitian
Kualitas
Lingkungan
untuk Indeks
Pembangunan
Berkelanjutan
1 Sintesa 9.290.000
4. Program setter
RPPI
1 Laporan 8.656.000
5. Perencanaan
Program dan
Anggaran
1 Laporan 898.998.000
6. Pelaksanaan
Kerjasama
1 Laporan 18.623.000
7. Pengelolaan
data dan
Informasi
1 Laporan 23.459.000
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 31
No Program/ kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Unit Kegiatan Tahun 2019 Unit Indikator Tahun 2019
Elemen Kegiatan Elemen Indikator Pagu Tahun 2019 (Rp.)
8. Pelaksanaan
urusan
perpustakaan,
publikasi dan
diseminasi
1 Laporan 164.104.000
9. Pelaksanaan
Pemantauan
dan evaluasi
1 Laporan 305.112.000
10. Kajian Isu
Aktual Strategis
1 Laporan 123.076.000
11. Pelaksanaan
sistem
Akuntansi
Keuangan
1 Laporan 9.444.000
12. Pelaksanaan
sistem
akuntansi BMN
1 Laporan 17.158.000
13. Pelaksanaan
tata usaha dan
kepegawaian
1 Laporan 21.944.000
Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional
Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional
Terkelolanya Laboratorium rujukan nasional
1 Laboratorium 50.890.595.000
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 32
No Program/ kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Unit Kegiatan Tahun 2019 Unit Indikator Tahun 2019
Elemen Kegiatan Elemen Indikator Pagu Tahun 2019 (Rp.)
1. Pengembangan Metode untuk Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan
1 Laporan 4.806.045.000
2. Mobile Laboratory (Sinergi Peran laboratorium dalam mendukung early warning system bencana lingkungan
1 Laporan 45.816.728.000
3. Pengelolaan laboratorium untuk Pengembangan Metrologi Lingkungan
1 Laporan 44.086.000
4. Pengelolaan laboratorium untuk Pengembangan Kalibrasi
1 Laporan 38.894.000
5. Penyusunan Regulasi NSPK dan Tata Hubungan Kerja Laboratorium
1 Laporan 184.842.000
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 33
No Program/ kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Unit Kegiatan Tahun 2019 Unit Indikator Tahun 2019
Elemen Kegiatan Elemen Indikator Pagu Tahun 2019 (Rp.)
Lingkungan Rujukan Nasional
Peningkatan Kapasitas Pengembangan Laboratorium Lingkungan di Daerah pada 15 Provinsi
Peningkatan Kapasitas Laboratorium di Daerah
Terselenggaranya Peningkatan Kapasitas Pengembangan Laboratorium Lingkungan Daerah di 3 Provinsi
Pembinaan
Laboratorium
Lingkungan
1 Laporan 327.394.000
Pengembangan IPTEK LHK Melalui Pilot IPTEK
Pengembangan atau Pilot IPTEK di bidang kualitas lingkungan
Tersedianya Pengembangan atau Pilot IPTEK di bidang kualitas lingkungan
Pelaksanaan pengembangan IPTEK di bidang kualitas lingkungan
1 Pengembangan 23.420.000
Layanan Perkantoran
1 Layanan 17.900.230.000
Gaji dan Tunjangan Terlaksananya pembayaran gaji dan tunjangan untuk 1 tahun anggaran
Pembayaran gaji dan tunjangan
1 Laporan 9.802.376.000
Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Terlaksananya operasional dan pemeliharaan kantor
Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
1 Laporan 8.097.854.000
Total PAGU 70.761.415.000
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 34
2.3. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan
instansi dibawahnya untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Penyusunan Perjanjian Kinerja merupakan salah
satu tahapan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah yang
termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) . Melalui perjanjian
kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja
yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan
tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya
terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian
target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan
dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan
kinerja setiap tahunnya.
P3KLL pada tahun 2019 menyusun perjanjian kinerja yang memuat 3 (tiga)
sasaran utama kegiatan dan 4 ( empat ) indikator kinerja dengan target
capaian outcome kumulatif dari tahun sebelumnya. Perjanjian Kinerja
antara Kepala Badan Litbang dan Inovasi ( BLI ) dengan Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (
P3KLL) yang ditandatangani pada awal tahun 2019 mengalami perubahan /
revisi. Perubahan dilakukan pada Anggaran P3KLL yang mengalami
peningkatan Pagu dari dana realokasi antar program. Penambahan
anggaran ini terjadi pada triwulan 4 tahun 2019 yang di peruntukannya
adalah untuk peningkatan kapasitas laboratorium P3KLL dan penguatan
laboratorium di daerah dalam merespon cepat pencemaran atau bencana
lingkungan.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 35
PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2019 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS DAN
LABORATORIUM LINGKUNGAN
NO.
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
(1) (2) (3) (4)
1. Tersedianya Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan
Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian)
3 Sintesa hasil penelitian
2. Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional
Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan)
1 Laboratorium
Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi
3 Provinsi
3. Terlaksananya Pengembangan IPTEK di bidang Kualitas Lingkungan
Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Paket Pengembangan IPTEK)
1 Pengembangan
Anggaran (x Rp. 1.000) Rp. 70.761.415,00
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 36
Aktivitas 5393.001. Capaian paket IPTEK dan Persen Kemanfaatan IPTEK
Bidang Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium
Lingkungan
1. Pelaksanaan Penelitian Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM
2. Pelaksanaan Penelitian Kualitas Lingkungan untuk Indeks Pembangunan
Berkelanjutan
3. Pelaksanaan Penelitian Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan
4. Program Setter RPPI
5. Perencanaan Program dan Anggaran
6. Pelaksanaan Kerjasama
7. Pengelolaan Data dan Informasi
8. Pelaksanaan Urusan Perpustakaan, Publikasi dan Diseminasi
9. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
10. Kajian Isu Aktual Strategis
11. Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
12. Pelaksanaan Sistem Akuntansi BMN
13. Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian
5393.002. Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional
1. Pengelolaan Laboratorium untuk Pengembangan Metode Pengujian Parameter
Kualitas Lingkungan
2. Pengelolaan Laboratorium untuk Pengembangan Metrologi Lingkungan
3. Pengelolaan Laboratorium untuk Pengembangan Kalibrasi
4. Penyusunan Regulasi NSPK dan Tata Hubungan Kerja Laboratorium
Lingkungan Rujukan Nasional
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 37
5393.003. Peningkatan Kapasitas Pengembangan Laboratorium
Lingkungan di Daerah pada 15 Provinsi
1. Peningkatan Kapasitas Laboratorium di Daerah
5393.004. Pengembangan IPTEK LHK Melalui Pilot IPTEK
1. Pengembangan atau Pilot IPTEK di Bidang Kualitas Lingkungan
5393.994. Layanan Perkantoran
1. Gaji dan Tunjangan
2. Operasional dan Pemeliharaan Kantor
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 38
3.1. Capaian Kinerja
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah
saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada
peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang
berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah menetapkan
kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas dan
teratur dan efektif .
Akuntabilitas kinerja yang merupakan garda depan menuju good
governance berkaitan dengan bagaimana instansi pemerintah mampu
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara untuk sebaik-
baiknya pelayanan publik. Perubahan mindset dan culture-set
penyelengaraan birokrasi yang semula berorientasi kerja (output) menjadi
berorientasi kinerja (outcome) merupakan titik berat dalam konsep
akuntabilitas kinerja. Dengan kata lain, akuntabilitas kinerja menjawab
pertanyaan untuk apa individu ada, untuk apa organisasi ada, dan untuk
apa pemerintah ada
Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
perlu dilakukan analisis capaian kinerja organisasi agar lebih baik dari tahun
ke tahun. Capaian kinerja organisasi diukur dengan cara membandingkan
antara kinerja yang dihasilkan dengan kinerja yang diharapkan. Dalam hal
ini, capaian kinerja diukur dari Perjanjian Kinerja yang memuat sasaran
strategis dan indikator kinerja kegiatan dengan hasil capaian selama satu
tahun.
Persentase capaian kinerja merupakan perbandingan antara capaian
output dengan target yang diberikan untuk setiap indikator kegiatan.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 39
Sedangkan perhitungan outcome hasil Iptek, kinerja dihitung dalam
tingkatan kebermanfaatan hasil Iptek. Pada dasarnya nilai outcome
tertinggi akan dicapai bila hasil penelitian telah diterapkan oleh pengguna,
menjadi bahan kebijakan, dan mendapat perlindungan HKI atau Jurnal
Internasional. Mengingat hasil penelitian (output) membutuhkan proses
sehingga bisa berfungsi dan diterapkan para pengguna (outcome), maka
skoring penilaian disusun berdasarkan tahapan proses mencapai nilai
outcome tertinggi seperti pada tabel 6. dibawah ini .
Tabel 6. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian
No. Jenis Kriteria Nilai
(%)
1. Riset Terapan/ Teknis
Telah diterapkan, RSNI 100
Demplot, jurnal terakreditasi, buku 80
Alih teknologi, prosiding, publikasi populer (koran, warta)
60
Gelar teknologi, pameran 40
Draft publikasi, poster, banner, leaflet 20
2. Riset Terapan/ Kebijakan
Menjadi kebijakan, SK Menhut, RSNI 100
Bahan kebijakan, draft SK Menteri, jurnal terakreditasi, buku, petunjuk teknis, pedoman
80
Policy brief, prosiding, publikasi ilmiah (koran, warta) 60
Seminar 40
Draft publikasi, draft petunjuk teknis, draft pedoman 20
3. Riset Dasar Paten, hak cipta, perlindungan varietas tanaman, RSNI, penemuan teori/inovasi baru, jurnal internasional
100
Jurnal terakreditasi, buku, draft paten 80
Prosiding, publikasi populer (koran, warta) 60
Seminar 40
Draft publikasi 20
P3KLL secara umum telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
yang dapat dilihat dari hasil pengukuran beberapa indicator kinerja yang
ditetapkan untuk masing – masing sasaran kegiatan. Pengukuran
kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 40
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
kebijakan, sasaran dan tujuan.
P3KLL pada tahun 2019 telah melaksanakan 3 ( tiga ) sasaran
kegiatan dengan 4 ( empat ) indikator kinerja kegiatan dengan capaian
yang sangat baik, sedangkan persentase kemanfaatan ( outcome ) yang
mampu dicapai pada tahun ini adalah 85 % melebihi target yang ditetapkan
seperti dalam renstra. Persentase kemanfaatan dihitung dari jumlah
publikasi dari masing – masing judul penelitian yang telah di terbitkan pada
jurnal nasional, internasional, proceding atau hasil penelitian yang telah
digunakan dan diterapkan oleh dirjen terkait. Nilai capaian tertinggi itulah
yang dihitung sebagai nilai outcome.
Tabel 7. Capaian penetapan kinerja P3KLL tahun 2019
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSEN
1. SASARAN KEGIATAN : Tersedianya Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan
Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan)
3 Sintesa hasil penelitian
3 Sintesa hasil penelitian
.
100
Rata -rata 100
2. SASARAN KEGIATAN : Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional
Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan)
1 Lab 1 Lab 100
Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi
3 Propinsi 3 Propinsi 100
Rata – rata 100
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 41
3. SASARAN : Terlaksananya Pengembangan IPTEK di bidang Kualitas Lingkungan
Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun. (1Paket Pengembangan IPTEK)
1 Pengembangan
1 pengembangan
100
Tabel 8. Capaian Outcome Hasil Penelitian
NO RPPI JUDUL PENELITIAN JENIS OUTCOME NILAI OUTCOME
1.
10
Pengaruh Dinamika Pemanfaatan Lahan dan Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat terhadap Kualitas Air di DTA Danau Toba.
International Proceeeding ( IOP )
80
2. Kualitas Air Pesisir Laut untuk Mendukung Daerah Tujuan Wisata yang Bersih dan Sehat.
Jurnal Kelautan Nasional terakreditasi (Menunggu terbit )
60
3. Indeks Kualitas Tanah sebagai Indikator Tingkat Kerusakan Tanah dalam Praktek Pertanian Berwawasan Lingkungan
Jurnal ilmu Tanah nasional terakreditasi
80
4. Kualitas Udara untuk Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Jurnal Ecolab terakreditas
80
Rata – rata RPPI 10 75
5.
11
Formulasi IKLH di Indonesia
Telah diterapkan oleh Direktorat PPA – Dirjen PPKL untuk perhitungan IKA Nasional th. 2019
100
Rata- rata RPPI 11 100
6. 12 Efisiensi pola konsumsi air dalam rumah tangga
Jurnal Ecolab terakreditasi
80
Rata – rata RPPI 12 80
Rata - rata RPPI 10, 11 dan 12 adalah 85
Hasil penelitian dari RPPI 10,11 dan 12 yang telah diterapkan oleh Dirjen
terkait adalah RRP 11 dimana telah ditemukannya formulasi untuk
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 42
menghitung Indeks Kualitas Air ( IKA ), dioperasikan melalui aplikasi
sederhana yaitu SISKANA ( Sistem Kalkulasi IKA –INA ) yang merupakan
intrumen alternatif penilaian kualitas air untuk mendukung upaya
pengelolaan dan pengendalian pencemaran air. Judul – judul penelitian
lainnya juga telah menghasilkan hasil akhir sesuai dengan medianya yang
untuk penerapannya perlu dikembangkan lebih lanjut .
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir Pelaksanaan Rencana Penelitian
dan Pengembangan Integratif ( RPPI ) periode 2015 -2019, dimana pada
tahun 2019 kegiatan difokuskan pada penyusunan sintesa hasil penelitian
yang kegiatan penelitiannya telah diselesaikan pada tahun 2018.
Pengukuran capaian sintesa hasil penelitian yang telah dicapai pada tahun
2019 adalah 3 sintesa yang berasal dari masing – masing RPPI 10, 11 dan
12, setiap tahun pelaksanaan penelitian telah dihasilkan juga sintesa
antara yang merupakan rangkuman hasil penelitian yang dijadikan satu
sintesa dari beberapa judul penelitian. Sintesa akhir yang dihasilkan pada
tahun 2019 merupakan rangkuman sintesa antara dari tahun – tahun
sebelumnya. Hasil yang dicapai pada masing – masing sintesa dijelaskan
sebagai berikut.
A. Sintesa RPPI 10 : KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS
LINGKUNGAN HIDUP DAN INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD
Tersedianya Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan
IKK C.1.1 : Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian).
Sasaran C1
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 43
Dalam Renstra KHLK 2015-2019, sasaran-sasaran yang bersifat strategis
sebagai upaya pencapaian dari program KLHK salah satunya adalah
meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan indikator kinerja Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) berada pada kisaran 66,5-68,6, angka
pada tahun 2013 sebesar 63,12. Anasir utama pembangunan dari besarnya
indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan.
Implementasi RENSTRA 2015 – 2019 yang dimulai pada tahun 2015
merupakan acuan dalam menyelenggarakan kegiatan penelitian dan
pengembangan serta kegiatan tambahan lainnya. Tujuan akhir yang hendak
dicapai adalah meningkatkan kinerja Badan Penelitian, Pengembangan, dan
Inovasi (BLI) agar menghasilkan produk penelitian, pengembangan, dan
inovasi yang utuh dan tepat guna bagi pemecahan permasalahan yang
dihadapi sektor lingkungan hidup dan kehutanan pada saat ini maupun di
masa yang akan datang.
Salah satu kebijakan yang ditempuh guna menghasilkan produk-
produk penelitian dan pengembangan yang utuh dan tepat guna ialah
menerapkan sistem penelitian dan pengembangan terpadu/terintegrasi.
Dalam sistem ini, suatu topik penelitian dikerjakan secara inter-disiplin dan
lintas unit kerja. Setiap topik kegiatan dituangkan ke dalam Rencana
Penelitian dan Pengembangan Integratif (RPPI) yang mengarah pada
diperolehnya suatu paket teknologi/informasi yang utuh dan menyeluruh
guna menjawab persoalan kehutanan yang diangkat sebagai topik. Setiap
aspek dari tiap RPPI dikerjakan oleh tim peneliti dari bidang/disiplin terkait
di unit kerja yang tupoksinya sesuai dengan aspek yang diteliti.
Dalam upaya untuk membentuk sistem penyelenggaraan penelitian
dan pengembangan dibuat suatu hirarki mulai dari program penelitian dan
pengembangan hingga ke rencana penelitian dan pengembangan. Secara
garis besar, setiap program penelitian dan pengembangan diterjemahkan
ke dalam satu atau lebih Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 44
(RPPI). Setiap RPPI mencakup sejumlah aspek yang kemudian dijabarkan
ke dalam sejumlah Usulan Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP).
Selanjutnya, masing-masing RPTP diformulasikan ke dalam Rencana
Operasional Penelitian (ROP) yang tidak lain adalah RPTP yang telah
dilengkapi dengan rencana biaya definitif. RPPI 10 sangat terkait dengan
RPPI 11, dimana hasil formulasi dari Indek Kualitas Air (yang terdiri dari
indek kualitas kualitas sungai, indek kualitas air laut indek kualitas air
danau) dan Indek Kulaitas Tanah ( IKT ) serta Indek Kualiats Udara ( IKU
) sebagai dasar dalam menyusun formulasi IKLH yang akan dihasilkan oleh
RPPI 11.
Gambar 6. Hirarki Penelitian dan Pengembangan: dari visi misi Presiden, Renstras ke Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 45
Gambar 7. Kaitan RPPI-10 dengan RPPI-11
Berikut adalah tabel yang menggambarkan kegiatan penelitian yang
dilakukan sejak awal RPPI 10 dimulai di tahun 2015 sampai dengan tahun
2019 mencakup rumusan indeks kualitas air (sungai, danau, dan laut),
indeks kualitas tanah, dan indeks kualitas udara.
Tabel 9. Judul Penelitian RPPI 10 dari Tahun 2015 - 2018
No. 2015 2016 2017 2018
1. Indek Pencemar Air pada Danau Prioritas
Indek Pencemar Air pada Danau Prioritas
-
Pengaruh Dinamika Pemanfaatan Lahan dan Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat terhadap Kualitas Air di DTA Danau Toba.
2. indeks Pencemaran Air Laut di Peraian Pelabuhan dan Wisata Bahari
Indeks Pencemaran Air Laut di Peraian Pelabuhan dan Wisata Bahari
Kualitas air di wilayah pesisir dan laut
Kualitas Air Pesisir Laut untuk Mendukung Daerah Tujuan Wisata yang Bersih dan Sehat.
3. Inventarisasi karakteristik limbah domestik di sungai Ciliwung.
Inventarisasi karakteristik limbah domestik di sungai Ciliwung.
Menjadi kegiatan pengembangan
4. Uji Kualitas Tanah untuk Produksi biomassa dalam rangka pemanfaatan sumber
Uji Kualitas Tanah untuk Produksi biomassa dalam rangka
Uji tingkat pencemaran tanah untuk
Indeks Kualitas Tanah sebagai Indikator Tingkat Kerusakan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 46
daya alam pemanfaatan sumber daya alam
Produksi biomassa dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam
Tanah dalam Praktek Pertanian Berwawasan Lingkungan
5. Tingkat pencemaran udara berdasarkan Deposisi Asam
Tingkat pencemaran udara berdasarkan Deposisi Asam
Menjadi kegiatan pengembangan
6. Kebisingan Lingkungan di Kawasan pendidikan
Kebisingan Lingkungan di Kawasan pendidikan
Menjadi kegiatan pengembangan
7. Partikulat PM10,2.5 Untuk Indek Pencemar udara (IPU) dalam perhitungan IKLH
Partikulat PM10,2.5 Untuk Indek Pencemar udara (IPU) dalam perhitungan IKLH
Kualitas udara untuk IKLH
Kualitas Udara untuk Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
8. Dampak pencemaran udara (SO2,NO2 dan logam berat Pb) dan analisis data pencemaran terhadap kesehatan di kota Tangerang, Surabaya dan Medan
Dampak pencemaran udara (SO2,NO2 dan logam berat Pb) Menjadi kegiatan pengembangan
Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan penelitian yang
berkesinambungan dan terintegrasi setiap tahun adalah formulasi untuk
indek kualitas air laut, indek kualitas tanah dan indek kualitas udara.
Formulasi yang dihasilkan adalah:
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 47
Tabel 10. Formulasi yang dihasilkan oleh RPPI 10
Kegiatan
penelitian
Formulasi
Indek Kualitas Air laut
Formulasi IKAL untuk Pelabuhan
= 0,17 pH + 0,17 TSS (mg/L) + 0,15 DO (mg/L) + 0,15 NH3-N (mg/L) + 0,17 O-PO4 (mg/L) + 0,18 Minyak Lemak (mg/L)
Formulasi IKAL untuk Wisata Bahari
= 0,14 pH + 0,16 TSS (mg/L) + 0,21 DO (mg/L) + 0,17 NH3-N (mg/L) + 0,15 O-PO4 (mg/L) + 0,18 Minyak Lemak (mg/L)
Formulasi IKAL untuk Biota = 0,14 pH + 0,16 TSS (mg/L) + 0,21 DO (mg/L) + 0,17 NH3-N
(mg/L) + 0,15 O-PO4 (mg/L) + 0,18 Minyak Lemak (mg/L)
Indek Kualiats Udara
Indek Kualitas Tanah
n
i
tersediaorganiki KTKyBulkdensitPNiAlCdPbNaKMgCaCDHLpHSQ1
)(
Formulasi yang telah dihasilkan dari kegiatan diatas sebagai bahan utama
dalam penyusunan rumus baru untuk penyempurnaan IKLH yang diolah
oleh RPPI 11.
Capaian hasil penelitian yang telah di capai oleh RPPI 10 sejak tahun 2015
sampai dengan 2019 secara rinci dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 48
B. Sintesa RPPI 11 : KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari tiga pilar yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. Keberhasilan dari pembangunan
berkelanjutan tersebut diukur dengan menggunakan Indeks
Pembangunan Berkelanjutan (IPB). Indeks Pembangunan berkelanjutan
tersebut disusun dengan menggunakan tiga indikator berdasarkan tiga
pilar pembangunan berkelanjutan yaitu indikator ekonomi, indikator sosial
dan indikator lingkungan. Aspek pembangunan ekonomi diukur
menggunakan pengukuran konvensional dengan pertumbuhan Produk
Domestik Bruto/ PDB (Gross Domestic Product); aspek sosial diukur
dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sedangkan
aspek lingkungan diukur dengan menggunakan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH).
IKLH juga telah menjadi salah satu indikator dalam RPJMN 2015-2019.
Dalam RKP 2015 juga dinyatakan bahwa salah satu strategi pelaksanaan
dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup adalah dengan
pengembangan dan penguatan pemantauan dan sistem informasi
lingkungan hidup serta penyempurnaan indeks kualitas lingkungan hidup.
IKLH yang telah digunakan saat ini menggunakan tiga indikator yaitu
kualitas udara, kualitas air sungai dan tutupan hutan dengan parameter
yang terbatas berdasarkan ketersediaan data. Berdasarkan mandat
dalam RKP 2015 yang menyatakan perlunya penyempurnaan IKLH maka
RPPI 11`melakukan kajian formulasi IKLH khususnya untuk menyediakan
indikator air untuk IKLH dan menyediakan skenario pembobotan struktur
IKLH dengan indikator yang berbeda.
Sintesis hasil penelitian dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir
kegiatan penelitian di RPPI 11 yang dimulai tahun 2015 sampai tahun
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 49
2018. Sesuai dengan adanya kebutuhan untuk melakukan penyempurnaan
formulasi IKLH yang digunakan sebagai salah satu indikator Indeks
Pembangunan Berkelanjutan (IPB), maka penelitian formulasi IKLH dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu pengembangan indikator lingkungan
untuk IKLH dan pembobotan indikator lingkungan untuk struktur IKLH.
Tersedianya komponen indikator lingkungan dan bobot yang digunakan
dalam struktur IKLH serta didukung dengan tersediannya data lingkungan
yang sesuai sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan perhitungan IKLH.
Oleh karena itu RPPI 11 telah melakukan pengembangan indikator
lingkungan untuk IKLH dan melakukan pembobotan untuk penyusunan
struktur formulasi IKLH. Ruang lingkup RPPI 11 dibatasi pada rangkaian
penelitian untuk menghasilkan salah satu indikator IKLH yaitu Indeks
Kualitas Air (IKA) sebagai komponen penyusunan IKLH dan melakukan
pembobotan untuk dua skenario struktur IKLH.
Pada tahun 2015 telah dilakukan identifikasi dan inventarisasi
indeks kualitas lingkungan serta metode yang dipakai dalam penyusunan
indeks. Kerangka struktur IKLH dihasilkan dengan dua skenario. Skenario
pertama tetap mempertahankan struktur IKLH yang telah ada dengan
menggunakan tiga indikator yaitu air, udara dan tutupan lahan.
Perubahan akan dilakukan terhadap indikator air yaitu degan menyediakan
alternatif formulasi indikator air untuk IKLH. Selain itu struktur IKLH
dengan 3 indikator ini direncanakan akan dibuat pembobotan berdasarkan
metode lain yang dapat diaplikasikan. Skenario kedua adalah struktur
IKLH dengan empat indikator yang terdiri dari indikator air, udara, tanah
dan tutupan lahan. Penyusunan struktur IKLH skenario II untuk
melengkapi media lingkungan yang belum masuk dalam struktur IKLH
skenario satu. Dengan ditambahkanya media tanah dalam struktur IKLH
maka semua media lingkungan yaitu air, udara dan tanah dapat
memberikan kontribusi dalam perhitungan IKLH.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 50
Pada tahun 2016 telah dilakukan pengembangan formulasi indeks
kualitas air untuk indikator air sebagai salah satu komponen IKLH.
Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan pada tahun
2015 maka telah ditetapkan metode yang digunakan untuk
pengembangan indikator kualitas air. Penetapan dan pembobotan
parameter serta penyusunan kurva sub indeks telah dilakukan untuk
menghasilkan formulasi indeks kualitas air. Jenis parameter yang telah
ditetapkan untuk perhitungan indeks kualitas air terdiri dari 10 parameter
yaitu pH, Dissolved okxigen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD),
Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), Total
Dissolved Solid (TDS), Nitrate (NO3), Amonia (NH3), Total phosphat (T-P)
dan fecal coliform.
Pada tahun 2017 dilakukan aplikasi formulasi IKA yang telah
dihasilkan tahun 2016. Aplikasi IKA dilakukan di Sungai Ciliwung di 11
lokasi di wilayah hulu dan hilir yang mewakili lokasi sungai yang relatif
bersih dan lokasi yang kotor. Hasil aplikasi IKA ini juga digunakan untuk
verifikasi komponen penyusun IKA yaitu verifikasi untuk bobot parameter
dan kurva sub-indeks agar nilai IKA yang representatif dengan kondisi
kualitas air di lapang yang menjadi target. Dari hasil verifikasi tersebut
pada tahun 2017 telah dihasilkan formuasi Indeks kualitas air modifikasi
Indonesia (IKA-INA) dan sistem kalkulasi IKA-INA (SISKANA) yang
digunakan untuk melakukan penilaian kualitas air secara cepat dan
mudah.
RPPI 11 difokuskan pada penyusunan Indeks Kualitas Air dan sistem
kalkulasinya sebagai indikator air untuk formulasi IKLH dan pembobotan
indikator lingkungan untuk IKLH. Setelah diperoleh formulasi IKA-INA,
maka pada tahun 2018 dilakukan integrasi IKA dalam formulasi IKLH.
Dalam proses integrasi IKA dalam formulasi IKLH juga diperoleh bobot
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 51
untuk indikator IKLH yang lainnya. Kerangka penelitian dalam RPPI 11
tahun 2015- 2018 dapat dilihat pada Gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8. Kerangka penyusunan indikator air RPPI 11
Formuasi Indeks kualitas air modifikasi Indonesia (IKA-INA)
dan sistem kalkulasi IKA-INA (SISKANA) yang merupakan capaian RPPI 11
adalah intrumen alternatif penilaian kualitas air untuk mendukung upaya
pengelolaan dan pengendalian pencemaran air. Penilaian kualitas air
melalui hasil perhitungan IKA-INA dapat memberikan gambaran awal
secara cepat tentang kondisi kualitas air di suatu lokasi yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan evaluasi kebijakan
pengelolaan kualitas air. IKA-INA ini telah dilengkapi dengan Sistem
Kalkulasi IKA-INA (SISKANA) yang dapat membantu secara cepat dan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 52
mudah bagi pengguna untuk melakukan penilaian kualitas air. Dengan
menyediakan data kualitas air yang valid sesuai dengan tujuan penilaian
yang ditetapkan, maka hasil penilaian kualitas air dengan menggunakan
metode IKA-INA dapat memberikan kontribusi yang tepat dalam upaya
pengelolaan dan pengendalian pencemaran air.
Indeks kualitas air merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk menggambarkan dan menilai secara cepat kualitas air dengan
menggunakan sejumlah parameter terpilih. Hal tersebut dilakukan agar
dapat menghasilkan informasi yang mudah dipahami bagi pengambil
kebijakan maupun publik. IKA menggunakan data kualitas air yang dapat
membantu dalam modifikasi kebijakan yang diformulasikan oleh berbagai
badan pemantauan lingkungan. IKA memberikan nilai tunggal yang
mengekspresikan keseluruhan kualitas air pada lokasi dan waktu tertentu
berdasarkan beberapa parameter kualitas air. Indeks ini digunakan
untuk menyederhanakan data kualitas air yang kompleks dalam satu
informasi yang mudah dipahami, logis, tidak menilai secara detil dan
merupakan alat matematika dalam penyederhanaan data tersebut dengan
tetap dapat merepresentasikan level kualitas air. IKA juga digunakan
sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan non teknis tentang kualitas air
secara umum agar dapat meningkatkan pemahaman tentang isu kualitas
air terhadap pembuat kebijakan dan masyarakat umum sebagai pengguna
sumber air. IKA tidak mempunyai unit, setiap parameter ditrasformasikan
dalam skala 0-100 dengan skor yang tinggi (100) menunjukkan kualitas
air yang baik. IKA dapat memberikan indikasi kesehatan badan air
diberbagai titik dan dapat digunakan untuk melacak perubahan dari waktu
ke waktu. IKA juga hanya digunakan untuk memberikan indikasi awal
secara cepat tentang kondisi kualitas air sehingga dapat digunakan
sebagai alat ukur pengurangan laju pencemaran air dan dimanfaatkan
untuk mengevaluasi keberhasilan program-program pengelolaan dan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 53
pengendalian pencemaran air, membantu perumusan kebijakan,
melakukan disain program kualitas air, serta mempermudah komunikasi
dengan publik sehubungan dengan kondisi kualitas air.
Gambar 9.SISKANA dan Pemanfaatannya
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 54
IKA berbeda dengan Indeks Pencemar (IP) yang telah ditetapkan
dalam KepmenLH No 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu Air. IP berkaitan dengan senyawa pencemar yang bermakna bagi
suatu peruntukan yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran
relatif terhadap parameter kualitas air yang diijinkan. IP digunakan untuk
melihat pemenuhan kualitas air terhadap standar atau kriteria mutu air
yang ditetepkan. semakin tinggi nilai skor IP menunjukkan kualitas yang
semakin buruk dan tingkat pencemaran yang tinggi.
Lingkup pemanfaatan SISKANA sebagai alternatif acuan penilaian
kualitas air yang dapat digunakan oleh penilaian kualitas air dari Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota, Provinsi atau Pemerintah, atau
berbagai pihak lain membutuhkan penilaian kualitas air dengan
menggunakan menggunakan metode Indeks Kualitas Air modifikasi
Indonesia (IKA-INA). Hasil penilaian IKA dapat digunakan sebagai bahan
masukan kebijakan untuk upaya rencana dan evaluasi pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air baik di tingkat pusat dan
daerah dan sebagai salah satu indikator Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup. SISKANA akan digunakan sebagai rumus perhitungan Indeks
Kualitas Air ( IKA ) secara nasional pada 34 propinsi.
Formulasi IKA-INA dan SISKANA akan digunakan oleh Direktorat
Pengendalian Pencemaran Air (PPA-PPKL-KLHK) untuk penilaian kualitas
air Sungai di 34 Provinsi Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa hasil
penelitian dari RPPI 11 telah sampai pada tahap outcome, dimana hasil
penelitian telah dimanfaatkan oleh Dirjen terkait. Formulasi IKA-INA juga
dapat digunakan oleh Pusat data dan Informasi (PUSDATIN) sebagai
indikator air untuk Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IKLH pengganti
metode indek pencemar (IP), lebih lanjut SISKANA dapat dimanfaatkan
untuk Early Warning Sysrtem pencemaran air dengan mengintegrasikan
SISKANA sebagai pengolah data kualitas air dalam sistem online
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 55
monitoring. Secara lengkap hasil capaian RPPI 11 dari tahun 2015 – 2019
seperti pada tabel 11 dibawah ini :
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 56
Tabel 11. Capaian RPPI 11 Th. 2015 -2019
KEGIATAN CAPAIAN KET
2015 2016 2017 2018 2019
1 RPPI 11: Kualitas Lingkungan untuk Indeks Pembangunan Berkelanjutan: Formulasi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.
Diperoleh hasil identifikasi dan inventerisai indikator lingkungan untuk IKLH.
Diperoleh jumlah dan jenis parameter kualitas air, bobot parameter dan kurva sub indeks untuk Indeks Kualitas Air (IKA)
Diperoleh formulasi IKA-INA yang dilengkapi dengan Sistem kalkulasi IKA-INA (SISKANA) yang telah dilakukan verifikasi di Sungai Ciliwung.
Diperoleh hasil integrasi IKA-INA dalam struktur IKLH dalam bentuk bobot kontribusi indikator air untuk penyusunan IKLH. Selain itu diperoleh bobot indikator lingkungan lain dalam struktur IKLH dengan beberapa skenario.
Disusun laporan sintesis
Disusun petunjuk teknis perhitungan IKA-INA.
Publikasi Penentuan
parameter, kurva subindeks dalam penyusunan IKA
Pengembangan Indeks Kualitas Air sebagai alternatif penilaian kualitas air sungai
Proses: Penilaian Kualitas Air sungai ciliwung dengan menggunak
Inisiasi dilakukan penelitianan dengan waktu terbatas.
Penyusunan IKA dengan acuan metode NSF -WQI dan metode delphi terkait parameter, pembobotan dan kurva sub indeks
Keterbatasan sumber daya , sehingga verifikasi formulasi IKA-INA dilakukan di Sungai Ciliwung.
Berdasarkan Surat :UN .354/PPA/IABP/PKL.2/7/2018 dari Direktorat Pengendalian Pencemaran Air, Ditjen PPKL, hasil formulasi IKA-INA diminta sebagai acuan dan bahan pertimbanagn penyusunan IKA-Nasional
Penelitian dilakukan sesuai dengan
Dilakukan pengenalan IKA-INA dalam acara temu nasional pemangku kepentingan laboratorium lingkungan .
Formulasi IKA-INA telah digunakan dalam perhitungan IKA sungai di 34 provinsi pada tahun 2019 dan sebagai
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 57
kebutuhan unit lain sehingga hasil formulasi IKA-INA dapat dimanfaatkan .
Aplikasi formulasi IKA-INA membutuhkan data kualitas air yang valid. Jika data kualitas air yang digunkan tidak valid dan representative maka nilai IKA yang dihasilkan tidak memberikan informasi yang sebenarnya.
Diperlukan laboratorium lingkungan dan SDM yang kompeten untuk pengujian kualitas air di tiap daerah.
indikator air untuk IKLH tahun 2019.
RPPI 11 hanya menyediakan indikator air dan bentuk formulasi IKA-INA dan kontribusi bobot indikator air dan indikator lingkungan lainnya dalam struktur IKLH. Sedangkan untuk formulasi masing-masing indikator udara, indikator tanah dan indikator lingkungan lain tidak dilakukan di RPPI 11 dan memerlukan hasil penelitian diluar RPPI 11.
an IKA-INA.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 58
C. Sintesa RPPI 12 : POLA KONSUMSI DAN PRODUKSI BERKELANJUTAN
Salah satu kebijakan dalam Renstra KLHK 2015-2019 menyatakan
bahwa penerapan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan sebagai upaya
efisiensi penggunaan sumberdaya dan pengurangan beban pencemaran
terhadap lingkungan hidup serta peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat. Hal ini juga terkait dengan IKK yaitu 11 issue strategis
pembangunan SDA dan LH yang tertuang dalam RPJM 2015 ‐2019 buku II Bab X butir 8 yaitu: Peningkatan kualitas lingkungan hidup, Pengembangan
pola produksi dan konsumsi berkelanjutan serta pelestarian dan
pemanfaatan keekonomian keanekaragaman hayati.
Krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini, salah satu penyebabnya
adalah konsumsi SDA yang berlebihan, pola konsumsi yang tidak
berkelanjutan dan ramah lingkungan (hijau). Penggunaan air yang
berlebihan dan tidak bijak dan efektif dapat berujung pada krisis air.
Sumber daya air merupakan sumber daya yang tidak terbaharukan
mengharuskan manusia untuk bertindak bijak dalam pemakaiannya.
Semua program yang mendukung hal tersebut termasuk di dalam program
pembangunan yang berkelanjutan.
Penggunaan air di dalam rumah tangga selama ini masih sangat sulit
untuk dilakukan pengelolaan tetapi di sisi lain penggunaan air dalam rumah
tangga adalah penyumbang terbesar terjadinya krisis air. Oleh karena itu
pola produksi dan konsumsi air dalam rumah tangga sangat penting untuk
menjadi pusat perhatian dan penelitian.
Penelitian dan pengembangan pada RPPI 12 merupakan penelitian dan
pengembangan yang ditujukan untuk menjawab permasalahan terkait pola
konsumsi dan produksi berkelanjutan (Sustainable Consumption and
Production-SCP). Penelitian terkait SCP dapat dikategorikan sebagai
penelitian jenis baru, yang bertumpu pada kelestarian produksi untuk dapat
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 59
memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat masa kini dan masa
mendatang. Menurut (Geels et al., 2015), konsep SCP dapat difokuskan
pada pada transisi dari sistem sosio-teknikal dan praktek kehidupan sehari-
hari yang mengakomodasi kerangka kerja konseptual baru. Hal ini penting
dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan penduduk yang semakin
meningkat, terutama pada daerah urban.
RPPI 12 fokus pada penelitian SCP sumberdaya air, yang merupakan
masalah krusial di Indomesia dan negara-negara lain di dunia. Penelitian
dan pengembangan yang digunakan dalam sintesa RPPI 12 terdari dari dua
jenis. Yang pertama adalah penelitian dan pengembangan yang dikerjakan
oleh P3KLL pada kurun waktu 2015-2019. Yang kedua adalah penelitian
dan pengembangan yang relevan yang dilakukan oleh lembaga lain baik di
Indonesia maupun negara lain, yang dapat mendukung untuk penguatan
dan pengkayaan rumusan hasil sintesa. Penggunaan hasil penelitian dan
pengembangan lembaga lain tersebut dilakukan secara purposive,
mengingat sangat terbatasnya penelitian dan pengembangan yang dapat
dilakukan oleh RPPI 12 pada periode 2015-2019.
Secara keseluruhan RPPI 12 menghasilkan luaran yang akan dicapai
melalui 1 kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh P3KLL Serpong pada
tahun 2015 dan 2016 dan status riset yang dilaksanakan pada tahun 2017.
Luaran yang akan dicapai pada tahun 2019 adalah diperolehnya alat
pengolahan air limbah sederhana dalam mengolah grey water
menggunakan biofilter dengan menggunakan media yang mudah diperoleh
dan ramah lingkungan. Hasil penelitian yang telah dicapai pada tahun 2015
sampai dengan tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Kebutuhan air pada perumahan kelas menengah pada tahun 2016
adalah 135,7 liter/orang/hari. Kebutuhan air untuk perumahan
menengah keatas adalah 209 liter/orang/hari masih berada pada
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 60
range kebutuhan air normal bila dibandingkan dengan hasil
penelitian Kementerian PUPR.
Kebutuhan air bersih di tiga perumahan berkisar pada rentang nilai
antara ±158,84 Liter/Orang/Hari sampai dengan ± 215,38
Liter/Orang/Hari. Mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
8153;2015 tentang Sistem Plumbing Kebutuhan Domestik yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tahun 2015 berada di atas standar yang ditetapkan sebesar
120 Liter/Orang/Hari.
Konsumsi air per rumah tangga dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel usia responden, luas tangkapan rumah, pendapatan
responden, aktivitas mandi, aktivitas flushing, aktivitas dapur,
aktivitas bersih-bersih, dan aktivitas ibadah, sedangkan konsumsi air
per orang hanya dipengaruhi secara signifikan oleh aktivitas mandi,
aktivitas dapur, dan aktivitas bersih-bersih.
Tingkat efisiensi pemanfaatan grey water dan curah hujan dalam
mengurangi pemakaian air bersih di tiga perumahan hanya berkisar
antara 21,12% - 58,47%.
Hasil pengujian air sisa limbah domestik rumah tangga pada biofilter
dengan multimedia menggunakan potongan kayu gergajian,
keseluruhan parameter mengalami tingkat efisiensi minimal sebesar
40,61% (parameter BOD) sampai dengan 99,99 % (parameter
Coliform). Laju pembebanan organik berkisar antara 0,91 Kg BOD/m3
hari sampai dengan 2,42 Kg BOD/m3 hari, dengan rata-rata sebesar
1,69 Kg BOD/m3 hari.
Berdasarkan pengujian sampel yang dilakukan, hanya parameter
Coliform yang tidak memenuhi standar baku mutu yang
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 61
dipersyaratkan dalam PermenLHK
No.P.68/menlhk/setjen/kum.1/8/2016.
P3KLL Melaksanakan Pengembangan Metode pengujian kualitas
lingkungan dan metodologi lingkungan setiap tahunnya, karena sebagai
laboratorium lingkungan rujukan nasional dituntut untuk selalu terdepan
dalam hal pemutakhiran metode analisis di laboratorium. Pengkajian
dilakukan terhadap metode-metode standar baik yang berlaku secara
internasional, regional, maupun nasional. Pengkajian metode sangat
penting untuk membuktikan bahwa semua metode yang digunakan
menghasilkan data yang benar dan dapat dipercaya (valid). Data yang
valid dapat digunakan untuk mendukung pengujian sesuai peraturan
perundang-undangan lingkungan hidup yang berlaku, serta diharapkan
dapat sebagai bahan rumusan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Data yang memiliki akuntabilitas adalah data yang memenuhi batas
keberterimaan, pengendalian mutu internal, memenuhi kriteria kecermatan
dan ketepatan serta ketertelusuran pengujian ke sistem satuan
internasional. Data kualitas lingkungan yang valid dihasilkan salah satunya
dari pengujian dengan metode yang tepat, baik metode standar maupun
metode non standar yang sudah divalidasi oleh personil yang handal dan
peralatan serta sumberdaya laboratorium yang memadai.
ISO/IEC 17025: 2017 mensyaratkan, laboratorium harus memvalidasi
metode non-standar, metode yang dikembangkan oleh laboratorium dan
IKK.C.2.1.Jumlah Pengelolaan Laboratorium Rujukan
( Pengembangan Metode pengujian kualitas lingkungan dan
metodologi lingkungan )
Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional Sasaran
C2
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 62
metode standar yang digunakan di luar lingkup yang dimaksudkan atau
dimodifikasi. Karakteristik kinerja dapat mencakup, rentang pengukuran,
akurasi, ketidakpastian pengukuran, batas deteksi, batas kuantifikasi,
selektifitas metode, linieritas, pengulangan atau reproduksibilitas,
ketahanan terhadap pengaruh eksternal atau sensitifitas silang terhadap
gangguan dari matriks sampel atau benda uji, dan bias.
Pada tahun 2019 sesuai dengan perjanjian kinerja bahwa target
pengelolaan laboratorium rujukan Nasional adalah 1 laboratorium dengan
kegiatan pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan,
pengembangan metrology dan pengembangan kalibrasi, semua target yang
ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat tercapai dengan
baik. Pada tabel 12 dibawah ini adalah metode yang dikembangkan pada
tahun 2019 sesuai target. pengembangan metode pengujian parameter
lingkungan yang telah dilaksanakan pada tahun 2019 adalah :
Tabel 12. Judul Metode yang dikembangkan tahun 2019
No Judul Metode
1. Pengujian parameter Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs)
dan secara TCLP dengan menggunakan GC-MS;
2. Uji germinasi menggunakan logam Cd;
3. Validasi metode parameter sianida dalam air laut menggunakan
Test Kit;
4. Isolasi dan identifikasi bakteri dengan metode biokimia API 20E
Pengkajian metode sangat penting untuk membuktikan bahwa semua
metode yang digunakan menghasilkan data yang benar dan dapat
dipercaya (valid). Data yang valid dapat digunakan untuk mendukung
pengujian sesuai peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang
berlaku. Dalam pengembangan metode dilakukan juga pengkajian apakah
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 63
suatu bahan kimia yang digunakan dalam pengujian ramah lingkungan atau
tidak. Hasil pengambangan metode diharapkan dapat sebagai bahan
rumusan Standar Nasional Indonesia (SNI). P3KLL telah memprakarsai
lahirnya SNI metode pegujian parameter kualitas lingkungan, selama
periode tahun 2015 – 2019 P3KLL telah mendapatkan SNI dari 8 metode
pengujian parameter kualitas lingkungan seperti pada tabel 13 dibawah ini
:
Tabel 13. Daftar Metode pengujian yang telah mendapatkan SNI
NO NOMOR SNI JUDUL SNI
1. SNI 7184.5.2017 Karakteristik limbah B3 bagian 5 : Pengujian tosisitas akut limbah secara oral pada hewan mencit : Up and Down
2. SNI 7119-2:2017 Udara ambien – Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO2) dengan metode Griess- Saltzman menggunakan spektrofotometer.
3. SNI 7119-7:2017 Udara ambien – Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO2) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer.
4. SNI 7119-8:2017 Udara ambien – Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metode neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer.
5. SNI 7119-3:2017 Udara ambien – Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (HVAS) dengan metode gravimetric
6. SNI 7119-4:2017 Udara ambien – Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda destruksi cara basah menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala.
7. SNI 7184-5 Karakteristiknlimbah B3 Sampling Limbah Padat B3 - bagian 5 : Pengujian Toksisitas akut limbah secara oral pada hewan uji mencit: up and down procedure.
8. SNI 8427:2017 Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan.
Pada periode tahun anggaran 2015 – 2019 P3KLL telah melaksanakan
pengkajian dan pengembangan metode pengujian parameter kualitas
lingkungan sebanyak 25 metode pengujian ( data rinci di lampiran ) guna
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 64
menghasilkan metode yang terbarukan dalam analisis parameter
lingkungan. Selain kegiatan pengkajian metode, pada mata anggaran yang
sama juga terdapat kegiatan mobile laboratory yaitu pengadaan mobil
laboratorium bagi daerah yang rawan bahaya bencana lingkungan dan
daerah dengan industry yang padat dan tingkat pencemarannya tinggi.
Pada Bulan Agustus tahun 2019 BLI - KLHK mendapatkan dana
realokasi antar program lingkup KLHK sebesar 100 M untuk penguatan
lingkungan hidup dan kehutanan melalui litbang, P3KLL mendapat amanah
mengelola anggaran sebesar 51,5 M dalam jangka waktu 4 bulan. Dana
realokasi P3KLL diperuntukkan bagi penguatan laboratoriumm lingkungan
dalam upaya pengawasan, penegakan hukum dan deteksi dini bencana
lingkungan dan pencemaran lingkungan hidup.
Realokasi anggaran lingkup KLHK melalui P3KLL memberikan
peluang dalam upaya revitalisasi sarana dan prasarana pengendali dampak
lingkungan di wilayah satuan kerja lingkup Badan Litbang dan Inovasi,
KLHK dengan mendistribusikan mobil laboratorium ke 5 (lima) wilayah yaitu
Banten, Jawa Timur (DLHK Prov.Jatim), Sumatera Selatan (DLHK
Prov.Sumsel), Riau (P3E Sumatera), dan Kalimantan Timur (Balitbantek
KSDA Samboja,BLI,KLHK). Mobil laboratorium ini berisi fasilitas untuk
melakukan pengambilan sampel dan pengujian kualitas lingkungan untuk
media air, tanah dan udara. Dana realokasi ini menyatu dengan outoput
pengembangan metode sehingga capaian dari dana realokasi merupakan
capaian dari pengembangan metode pengujian parameter, secara detail
Pemanfaatan dana realokasi dan capaiannya akan di uraikan secara
terpisah dalam laporan ini.
Pengelolaan laboratorium rujukan mencakup juga pengembangan
metrologi dan kalibrasi. Pengembangan metrology terkait dengan
kompetensi P3KLL sebagai penyelenggara uji profisiensi. Uji profisiensi
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 65
bertujuan untuk melihat ketertelusuran dan unjuk kerja dari suatu
laboratorium. Kegiatan uji profisiensi juga digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk pembinaan laboratorium lingkungan di seluruh Indonesia.
Penyelenggaraan program uji profisiensi dilaksanakan setiap tahun dengan
ruang lingkup pengujian parameter kualitas lingkungan berdasarkan baku
mutu sesuai peraturan perundang-undangan lingkungan hidup.
Pada Tahun 2019 penyelenggaraan Uji Profisiensi diikuti oleh 134
laboratorium lingkungan baik propinsi ,kabupaten atau kota. Peserta uji
profisiensi cenderung meningkat setiap tahunnya sejak diselenggarakan.
Pelaksanaan workshop Metrologi yang diikuti oleh laboratorium –
laboratirium daerah yang dicanangkan sebagai laboratorium metrologi di
daerahnya. Capaian subbid Metrologi pada tahun 2015 – 2019 adalah
sebagai berikut :
Tabel 14. Capaian kegiatan Pengembangan Metrologi dan Kalibrasi
Tahun Capaian
2015 - Inventarisasi ketertelusuran peralatan pengukuran/pengujian parameter kualitas lingkungan untuk 13 laboratorium pengujian parameter kualitas lingkungan di 7 provinsi (sebanyak 22 % dari peralatan tersebut belum terjamin ketertelusurannya).
- Penyelenggaraan Workshop uji profisiensi laboratorium pengujian parameter kualitas lingkungan untuk 196 peserta
2016 - Penyelenggaraan Uji profisiensi parameter pH, DHL, COD, Zn, Fe, Mn, dan Cd yang diikuti oleh 92 peserta
- Workshop untuk penyusunan roadmap metrologi bidang lingkungan - Melanjutkan inventarisasi ketertelusuran peralatan
pengukuran/pengujian parameter kualitas lingkungan tahun 2015 sehingga laboratorium yang dilakukan inventarisasi sejumlah 23 Laboratorium di 11 provinsi yang dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan roadmap metrologi bidang lingkungan
2017 - Penyelenggaraan Uji Profiisiensi parameter pH, DHL, COD, Zn, Fe, Mn, dan Cd untuk 130 peserta
- Workshop metrologi bidang lingkungan untuk 180 peserta
2018 - Uji Profiisiens pH, DHL, COD, Zn, Fe, Mn, dan Cd untuk 99 peserta. - Workshop metrologi bidang lingkungan untuk 94 peserta - Pendampingan ketertelusuran terhadap laboratorium peserta UP
sebagai tindak lanjut uji profisiensi pada 3 laboratorium
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 66
- In house training uji profisiensi dapat meningkatakan kompentensi terutama untuk tim penyelenggara UP P3KLL
2019 - Uji Profiisiensi parameter DHL, COD, Fe dan Mn untuk 134 peserta
- Surat Keputusan Kepala P3KLL untuk penetapan 22 laboratorium sebagai calon laboratorium ahli sebagai anggota jejaring pengembangan metrologi bidang lingkungan
- Workshop metrologi bidang lingkungan untuk 80 peserta yang termasuk dalam jejaring pengembangan metrologi bidang lingkungan
- In house training terkait dengan Kelengkapan Persyaratan ISO 17043:2010 untuk Penyelenggaraan Uji Profisiensi
- Pendampingan ketertelusuran terhadap laboratorium peserta UP sebagai tindak lanjut uji profisiensi pada 3 laboratorium
Kalibrasi dalam pengelolaan lingkungan hidup berperan untuk menjamin
validitas data hasil pengujian, sehingga data yang digunakan dapat
digunakan untuk menjamin dan menunjang kebijakan pengelolaan hidup
melalui penggunaan peralatan ukur/analisis yang tertelurus baik melalui
standar nasional maupun standar internasional.
Kalibrasi adalah kegiatan yang menghubungkan nilai yang ditunjukkan oleh
instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai
yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan
besaran yang diukur) sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM). Kalibrasi merupakan kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk
satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 67
Setiap penyedia layanan kalibrasi harus menjaga ketertelusuran.
Standar primer harus dikalibrasi oleh laboratorium yang terakreditasi dan
kemudian digunakan untuk mengkalibrasi. Dalam pelaksanaan kalibrasi
peralatan standar (calibrator) dan juga peralatan pendukung lainnya harus
terkalibrasi dalam rentang kerja. Pelaksanaan kalibrasi di laboratorium
kalibrasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Mempunyai standar acuan yang mampu telusur ke standar
Nasional / Internasional
Mempunyai metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional /
Internasional
Mempunyai personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan
dengan sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
Mempunyai ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti
suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap
getaran.Pealatan yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik /
tidak rusak
Capaian kegiatan Kalibrasi pada tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 15. Capaian Kegiatan Kalibrasi Th. 2015 - 2019
Tahun Capaian
2015 - Mengikuti UBLK Timbangan yg diselenggarakan BTKLPP Jakarta - Melaksanakan pelayanan jasa kalibrasi internal dan eksternal
sebanyak 132 sertifikat kalibrasi - Diakreditasi untuk 7 ruang lingkup pengukuran dan kalibrasi yaitu
Akustik dan vibrasi (sound level meter, vibration meter), aliran (Dilution transfer standar /flowmeter), aliran (ozone analyzer/ozone transfer standar), volume, temperature, massa
- IHT Getaran, timbangan Pelatihan Teknik pengukuran dan kalibrasi kelistrikan
2016 - Penyelenggara UBLK alat rotameter - Melaksanakan pelayanan jasa kalibrasi internal dan eksternal
sebanyak 437 sertifikat kalibrasi - IHT Good Weighing Practice (GWP) /Cara penimbangan yang
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 68
baik
2017 - Penyelenggara UBLK alat flowmeter - Melaksanakan pelayanan jasa kalibrasi internal dan eksternal
sebanyak 696 sertifikat kalibrasi - Melaksanakan pelayanan jasa kalibrasi internal dan eksternal
sebanyak 696 sertifikat kalibrasi
2018 - Penyelenggara UBLK alat sound level meter dan alat rotameter/flowmeter
- Melaksanakan pelayanan jasa kalibrasi internal dan eksternal sebanyak 775 sertifikat kalibrasi
- IHT enclosure, sound calibrator, HVAS 2019 - Penyelenggara UBLK alat ukur vibration meter
- enyelenggaraan IHT furnace, oven, getaran, teknik kalibrasi alat HVAS, wet gas meter dan flow meter
- Melaksanakan pelayanan jasa kalibrasi internal dan eksternal sebanyak 1037 sertifikat kalibrasi
Tugas pokok dan fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL),BLI-KLHK sebagai instansi
teknis di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengemban tugas
melaksanakan pengembangan sistem teknis, manajemen dan sumber daya
manusia laboratorium lingkungan.
Laboratorium lingkungan sangat diharapkan mempunyai peran yang
kuat, karena merupakan ujung tombak didalam pengelolaan lingkungan
hidup. Peranan laboratorium sebagai penyedia data primer tentang kualitas
lingkungan sangat penting artinya. Oleh sebab itu pengelolaan laboratorium
harus dilakukan secara profesional berdasarkan acuan standar yang
berlaku.
P3KLL sejak tahun 2014 melaksanakan pembinaan secara regular
dan non regular bagi laboratorium daerah menuju akreditasi. Pembinaan
IKK C.2.2 Peningkatan Kapasitas Pengembangan Laboratorium Lingkungan di Daerah pada 15 Propinsi
Sasaran C2
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 69
secara regular dilaksanakan oleh tim Pembina dan laboratorium provinsi.
Sedangkan pembinaan non regular dilaksanakan dalam bentuk pembinaan
laboratorium pilot project yang dimulai sejak tahun 2014. Kegiatan ini
diperuntukkan bagi laboratorium yang sudah memenuhi kriteria ditetapkan
dan siap dibina selama satu tahun untuk proses menuju terakreditasi.
Kegiatan pembinaan laboratorium yang dilaksanakan oleh P3KLL
difokuskan pada penyiapan laboratorium menuju akreditasi. Dalam hal
penyiapan menuju akreditasi perlu upaya meningkatkan kompetensi
laboratorium, serta diperlukan pembinaan secara berkesinambungan untuk
dapat memenuhi standar yang dipersyaratkan.
Strategi pembinaan laboratorium dalam rangka percepatan
pembinaan menuju laboratorium terakreditasi, P3KLL melakukan perubahan
strategi Dalam kegiatan pendampingan laboratorium pilot project ini
laboratorium diarahkan untuk dapat memenuhi aspek manajemen dan
teknis sesuai ISO/IEC 17025:2017 sebagai acuan syarat akreditasi
laboratorium pengujian.
Pada tahun 2019 target pembinaan adalah 3 propinsi, target
tersebut dapat terpenuhi 100%. Laboratorium daerah yang dibina dan
dilakukan pendampingan dalam percepatan menuju akreditasi pada tahun
2019 adalah seperti pada tabel 16 di bawah ini :
Tabel 16. Laboratorium yang dibina Tahun 2019
NO NAMA LABORATORIUM STATUS
1. Laboratorium Kabupaten Kutai Kertanegara sudah mendaftar ke KAN
2. Laboratorium kota Tegal sudah mendaftar ke KAN
3. Laboratorium kabupaten Sukabumi Persiapan mendaftar
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 70
Sesuai dengan perjanjian kinerja bahwa target pembinaan dan
pendampingan menuju laboratorium terakreditasi adalah laboratorium
lingkungan yang tersebar di 15 propinsi, sampai dengan akhir tahun 2019
P3KLL telah melakukan pendampingan di 24 laboratorium yang terdapat di
16 propinsi ( 106% ), hal ini telah melebihi target yang ditetapkan.
Adapun peta sebaran laboratorium yang telah dilakukan pembinaan dan
pendampingan seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 10. Peta pembinaan laboratorium 2015 -2019
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 71
RPPI selama kurun waktu tahun 2015 sampai dengan 2018
dibedakan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan. Masing-masing
RPPI merupakan integrative beberapa kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk mendukung tujuan besar dalam RPPI. Sehingga
untuk mewujudkan adanya integrative dari beberapa kegiatan maka
dibutuhkan suatu keluaran yang menghubungkan beberapa keluaran yang
berbeda dalam satu sintesa.
Kegiatan pengembangan yang masuk ke dalam RPPg 7 ini dimulai
pada tahun 2017 dan berlangsung sampai tahun 2018. Kegiatan semula
berada dalam RPPI 10: Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM yaitu
dalam sub kegiatan Informasi Kualitas Air, Jenis Pencemar dan Tingkat
Pencemarannya serta Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan
Pencemaran Sebagai Bahan IKLH dan sub kegiatan Informasi Kualitas
Udara, Jenis Pencemar dan Tingkat Pencemarannya serta Tingkat
Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pencemaran Sebagai Bahan IKLH
Pada tahun 2019 dilaksanakan 1 kegiatan pengembangan yaitu
Mitigasi dampak pencemaran udara dalam darah pada anak sekolah
melanjutkan kegiatan pada tahun sebelumnya, output dari kegiatan ini
adalah dihasilkannya desain lanskap mitigasi dampak pencemaran Pb di
kawasan industri. Bila dilihat dari target yang ditetapkan bahwa pada tahun
2019 telah dihasilkan 1 pengembangan yang dapat dicapai dengan baik.
Sintesa RPPI pengembangan merupakan focus kegiatan pada RPPI 7
pengembangan ditahun 2019
Terlaksananya Pengembangan IPTEK di bidang Kualitas Lingkungan
IKK C.3.1 Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun ( 1 paket pengembangan
IPTEK )
Sasaran C3
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 72
3.2. Capaian P3KLL lainnya
A. P3KLL sebagai Pusat Unggulan IPTEK ( PUI )
P3KLL mendapatkan anugerah dari lembaga PUI pada akhir tahun
2018 sebagai salah satu lembaga litbang unggulan dalam kategori
pembinaan yang kegiatannya dilaksanakan pada tahun 2019. P3KLL telah
menetapkan prioritas Pengendalian Pencemaran Merkuri, Deposisi Asam
dan Pengembangan Metrologi lingkungan sebagai fokus unggulan di bawah
bendera Pusat Unggulan IPTEK dalam upaya peningkatan kualitas
lingkungan. Penelitian dan pemantauan deposisi asam, merkuri serta
metrologi lingkungan menjadi penting dilaksanakan karena masalah
tersebut telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Selain itu,
Indonesia turut aktif dalam jaringan pemantauan deposisi asam di Asia
Timur dan telah meratifikasi konvensi Minamata dengan ditetapkannya UU
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pengesahan Konvensi Minamata Mengenai
Merkuri. Pengembangan metrologi lingkungan diperlukan untuk menjamin
validitas data kualitas lingkungan dari hasil pemantauan dan penelitian yang
nantinya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
Sasaran yang ingin dicapai oleh P3KLL sebagai Pusat Unggulan
Strategi Peningkatan Kualitas Lingkungan yaitu:
1. Tercapainya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya
manusia untuk menguatkan institusi dalam pemantauan, penelitian, dan
metrologi lingkungan untuk menghadapi masalah pencemaran
lingkungan global yang semakin kompleks, khususnya deposisi asam
dan merkuri;
2. Tercapainya peningkatan sarana dan prasarana serta fungsi
laboratorium lingkungan sebagai rujukan nasional, kemetrologian di
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 73
bidang lingkungan dan untuk mendukung kegiatan penelitian dalam
menghadapi isu lingkungan global;
3. Tercapainya peningkatan upaya penyebarluasan hasil penelitian,
pengembangan dan inovasi melalui publikasi (nasional dan
internasional), seminar dan workshop;
4. Tercapainya peningkatan kerjasama dalam negeri dan luar negeri
dalam pelaksanaan penelitian melalui peningkatan bantuan teknis,
magang, alih teknologi dan jejaring pemantauan terutama yang terkait
dengan deposisi asam dan merkuri.
Anggaran yang diberikan untuk melaksanakan Rencana Kerja
Pengembangan PUI P3KLL tahun 2019 adalah Rp. 339.500.000,-
mencakup tiga aspek, yaitu:
I. Penguatan Kapasitas Lembaga mencakup
A. Penguatan Kapasitas Internal lembaga (Sourcing-Absorbtive
Capacity/SAC)
1. Penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga;
2. Pengembangan sumberdaya manusia;
3. Pengembangan sarana prasarana, tata kelola anggaran, jaminan
mutu, pengembangan jejaring dan akses informasi serta
pengembangan jejaring lembaga;
B. Penguatan kapasitas riset dan pengembangan (Research and
Development Capacity/RDC);
1. Penguatan Fokus Riset;
2. Keberlanjutan Pemanfaatan Produk Riset;
3. Dukungan Perolehan Publikasi Nasional/Internasional;
4. Pengurusan Menjadi Anggota Himpunan Profesi;
C. Penguatan kapasitas diseminasi (Disseminating Capacity/DC):
1. Penguatan Kerangka Diseminasi;
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 74
2. Keberlanjutan Produk Unggulan Lembaga;
3. Produktivitas Lembaga.
B. MOBILE LABORATORY
Realokasi anggaran lingkup KLHK melalui P3KLL memberikan
peluang dalam upaya revitalisasi sarana dan prasarana pengendali dampak
lingkungan di wilayah satuan kerja lingkup Badan Litbang dan Inovasi,
KLHK dengan mendistribusikan mobil laboratorium ke 5 (lima) wilayah yaitu
Banten, Jawa Timur (DLHK Prov.Jatim), Sumatera Selatan (DLHK
Prov.Sumsel), Riau (P3E Sumatera), dan Kalimantan Timur (Balitbantek
KSDA Samboja,BLI,KLHK). Mobil laboratorium ini berisi fasilitas untuk
melakukan pengambilan sampel dan pengujian kualitas lingkungan untuk
media air, tanah dan udara.
Kejadian pencemaran lingkungan saat ini memerlukan optimalisasi
sumber daya sehingga dapat direspon dengan cepat. Hal ini terkendala
dengan kondisi geografis wilayah Indonesia yang luas serta minimnya
ketersedian sarana, prasarana dan sumber daya manusia yang kompeten di
daerah di bidang pengujian kualitas lingkungan. Laboratorium lingkungan
menjadi ujung tombak untuk dapat menyediakan data yang diperlukan
dalam pengelolaan lingkungan. Peningkatan kapasitas daerah dalam
pengelolan lingkungan hidup menjadi salah satu agenda yang perlu
ditindaklanjuti termasuk dalam hal pembinaan, pengawasan dan
penegakkan hukum.
Harmonisasi peningkatan kapasitas daerah dengan berbagai
stakeholder sangat diperlukan dalam mendukung pengelolaan kualitas
lingkungan. Laboratorium lingkungan menjadi ujung tombak untuk dapat
menyediakan data yang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 75
Peningkatan kapasitas daerah dalam pengelolan lingkungan hidup menjadi
salah satu agenda yang perlu ditindaklanjuti.
Dalam pelaksanaannya, BLI harus bersinergi dengan para
stakeholder terkait. Peran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk
mendukung pengelolaan kualitas lingkungan. Pada akhirnya diharapkan,
daerah memiliki kompetensi maksimal dalam melaksanakan fungsi
pengelolaan lingkungan termasuk dalam pengawasan dan pemantauan
lingkungan.
Pertemuan sinergisitas para pemangku kepentingan dalam
penguatan laboratorium lingkungan daerah menjadi salah satu alternatif
membangun tata hubungan kerja baik pemerintah pusat dan daerah.
Kegiatan ini dilaksanakan secara konsekutif di bulan Oktober 2019 yaitu
pada 5 (lima) wilayah daerah padat indusrti serta rentan bencana
kebakaran hutan dan lahan antara lain: di Provinsi Banten, Sumatera
Selatan, Riau, Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Pelaksanaan kegiatan
pertemuan ini akan melibatkan seluruh komponen pemerintah,serta
masyarakat dengan jumlah lebih kurang 100 orang peserta di tiap
provinsinya.
Pertemuan sinergitas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan komitmen pemangku kepentingan laboratorium
lingkungan akan pentingnya Laboratorium Lingkungan di daerah baik
dari aspek regulasi maupun aspek kebijakan anggaran
b. Menyelaraskan pembagian urusan pemerintah pusat dan daerah di
bidang lingkungan hidup dalam memenuhi amanah RPJMN 2020 -
2024 sebagai kegiatan prioritas nasional.
c. Memaduserasikan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 76
Gambar 10. Acara sinergitas di Propinsi Banten dan Kalimantan Timur
Gambar 11. Acara sinergitas di Propinsi Jawa Timur dan Sumatera Selatan
Selain acara Sinergitas dilaksanakan juga Bimbingan Teknis bagi analis
laboratorium daerah yang akan mengoperasikan mobil laboratorium,
kegiatan ini sebagai upaya peningkatan kapasitas analis yang akan
mengoperasikan mobil laboratorium, maka diadakan Bimbingan Teknis
Penggunaan Mobil Laboratorium Pengujian dan Pengambilan Contoh Uji Air,
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 77
Udara dan Padatan/B3. Kegiatan ini dilaksanakan di P3KLL pada tanggal 25
s.d 29 November 2019 yang diikuti oleh 12 (dua belas) orang peserta
berasal dari perwakilan masing-masing wilayah penerima mobil
laboratorium.
Mobil laboratorium ini berisi fasilitas untuk melakukan pengambilan
sampel dan pengujian kualitas lingkungan dengan ruang lingkup pengujian
yaitu Udara (8 parameter), Air (30 parameter) dan Padatan (10 parameter).
Perlengkapan yang ada di dalam mobil laboratorium terdiri dari Peralatan
Uji seperti Spektrofotometer Portable, TDS/DHL/Salinometer , pH meter ,
DO meter, FTIR Spectrometer Portable, XRF Portable, pH meter tanah,
Basic Soil Sampling Kit, dll dan Perlengkapan Pendukung seperti Genset 3
KVA Silent (setara honda Eu30is), wastafel set kap ±40L, cool box, waste
bottling, tabung pemadam api, glass ware ( Alat gelas) dan pipet, exhaust
fan, dll serta Alat Pelindung Diri (APD) dan K3 yang ada di dalam mobil
laboratorium seperti Jas laboratorium, jaket sampling, sarung tangan,
sepatu pelindung/sepatu karet/sepatu boat, masker, kaca mata pengaman.
Mobil laboratorium ini dapat dimanfaatkan untuk upaya pengendalian
pencemaran lingkungan di sekitar 5 (lima) wilayah tersebut oleh pihak
terkait melalui mekanisme yang telah diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Operasionalisasi Mobil Laboratorium. Dengan adanya mobil laboratorium ini
diharapkan dapat membantu upaya pengendalian pencemaran dalam
pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik. Isu maupun dampak
lingkungan yang timbul harus dilakukan dan didukung oleh berbagai pihak
yang terkait, baik dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah maupun oleh
masyarakat. Kegiatan nyata yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkait
adalah dengan melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap isu
pencemaran lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak dan kerugian
yang lebih luas.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 78
Pada Hari Senin, 23 Desember 2019, Puslitbang Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan (P3KLL) melaksanakan peluncuran mobil
laboratorium dalam rangka mendukung Early Warning System bencana
lingkungan. Peluncuran secara resmi dilakukan oleh Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, di Manggala Wanabakti, Jakarta. Mobil laboratorium
merupakan kendaraan yang didalamnya terdapat beberapa sarana
laboratorium yang dapat digunakan secara bergerak sehingga pengujian
kualitas lingkungan dapat dilakukan di lokasi kejadian/tapak. Mobil
laboratorium ini diserahterimakan kepada 5 (lima) daerah yaitu Provinsi
Riau (P3E Sumatera), Propinsi Sumatera Selatan (DLHK), Propinsi Banten
(DLHK), Propinsi Jawa Timur (DLHK), dan propinsi Kalimantan Timur
( Balitbangtek KSDA Samboja- BLI KLHK ). Acara peluncuran mobil
laboratorium ini dirangkaikan dengan Penandatanganan Perjanjian
Kerjasama (PKS) antara BLI – KLHK dengan DLHK provinsi Banten, DLHK
Provinsi Jawa timur dan DLHK provinsi Sumatera Selatan.
Setelah acara peluncuran, mobil laboratorium dikirimkan ke daerah
tujuan yang diantarkan lansung oleh tim P3KLL ke 5 wilayah tersebut dan
telah diterima oleh pejabat setempat dalam keadaan baik. Antusiasme
masyarakat di daerah sangat tinggi dalam menyambut kedatangan mobil
laboratorium ini. Semoga mobil laboratorium ini dapat dimanfaatkan oleh
daerah secara maximal untuk lingkungan hidup yang lebih baik.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 79
Gambar 12. Acara Louncing mobil laboratorium
3.3. Evaluasi Kinerja
Berdasarkan perjanjian kinerja Tahun 2019 terdapat 3 ( tiga ) Sasaran
kegiatan yang diukur melalui 4 ( empat ) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK).
Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Lingkungan
Hidup Meningkat Setiap Tahun merupakan dukungan Program Litbang
terhadap pencapaian sasaran strategis pertama Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Pencapaian Indikator Kinerja Program pada Renstra
2015-2019 diukur melalui pencapaian 4 target yaitu :
Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas
Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas
Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola
konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian )
Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode
pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan)
Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di
daerah pada 15 provinsi
Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap
tahun (1 Paket Pengembangan Iptek).
Untuk tahun 2019, target yang ingin dicapai untuk tiap indikator tersebut
adalah:
a. 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan;
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 80
b. 1 Paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional
c. Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di
daerah pada 15 provinsi ; 3 Propinsi
d. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap
tahun. (1Paket Pengembangan IPTEK ).
Evaluasi capaian indicator yang telah dicapai pada tahun 2019 dan
dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya seperti diuraikan dibawah
ini :
A. Target 1: 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan
Target ini merupakan salah satu target IKK yang tertuang dalam
perjanjian kinerja pada kegiatan P3KLL. Pencapaian terhadap target
hasil penelitian kualitas lingkungan disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Capaian Kinerja Output
Berdasarkan Tabel 17 dapat disimpulkan bahwa telah tercapai target 3
sintesa hasil penelitian bidang kualitas lingkungan (100% terhadap target).
Adapun tiga sintesa yang dihasilkan adalah:
1) Sintesa akhir Hasil Penelitian Integratif tentang Kualitas Lingkungan
untuk IKLH dan ISTM,
Target RPPI Target Realisasi %
3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan;
Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM
1 sintesa
1 sintesa 100%
Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks Pembangunan Berkelanjutan)
1 sintesa
1 sintesa 100%
Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan
1 sintesa
1 sintesa 100%
Jumlah 3 sintesa
3 sintesa 100%
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 81
2) Sintesa akhir Hasil Penelitian Integratif tantang Kualitas Lingkungan
untuk IPB (Indeks Pembangunan Berkelanjutan) dan
3) Sintesa akhir Hasil Penelitian Integratif tentang Pola Konsumsi dan
Produksi Berkelanjutan.
Pencapaian 3 sintesa hasil penelitian sejak tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 dapat terpenuhi dengan tingkat kemanfaatan yang meningkat
setiap tahunnya. Capaian outcome publikasi hasil penelitian pada jurnal
ilmiah nasional yang terakreditasi selama kurun waktu pelaksanaan RPPI
masih terbatas pada jurnal internal P3KLL yaitu ecolab. Publikasi di jurnal
nasional di luar P3KLL dan jurnal internasional perlu ditingkatkan untuk
tahun yang akan datang agar informasi hasil penelitian dapat tersebarkan
lebih luas ke masyarakat penggunanya.
Capaian outcome yang telah dimanfaatkan oleh Dirjen terkait adalah
capaian dari RPPI 11 yaitu SISKANA yang merupakan aplikasi sederhana
untuk perhitungan indek kualitas air sungai. Aplikasi ini telah diluncurkan
oleh P3KLL pada bulan Juli 2019 pada acara Temu Nasional laboratorium
lingkungan di Auditorium P3KLL yang diikuti oleh 200 peserta dari seluruh
instansi lingkungan hidup daerah di 34 propinsi. Aplikasi SISKANA ini telah
diminta secara resmi oleh Dirjen PPKL Direktorat PPA ( Pengendalian
Pencemaran Air ) KLHK untuk digunakan dalam perhitungan indek kualitas
air sungai secara nasional mulai tahun 2019, capaian ini membanggakan
buat P3KLL karena hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama ini dapat
dimanfaatkan dan digunakan secara nasional untuk perhitungan indek
kualitas air sungai.
Capaian RPPI 10 dan RPPI 12 juga menunjukkan peningkatan pada
setiap tahun dalam pelaksanaan RPPI, sampai dengan tahun 2019 hasil
yang dicapai masih pada tahapan capaian outcome publikasi belum sampai
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 82
pada capaian outcome yang telah diterapkan karena untuk dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya dibutuhkan kajian lebih lanjut.
B. Target 2.1. Tercapainya Pengelolaan Laboratorium Rujukan
Nasional
Capaian kinerja pengelolaan laboratorium rujukan nasional adalah 100%
sesuai target , Pemenuhan target 1 paket Pengelolaan Laboratorium
Rujukan Nasional terdiri dari kegiatan pengembangan metode,
pengembangan metrology dan kalibrasi serta penanganan isu aktual
strategis. Capaian pengelolaan laboratorium rujukan disajikan pada Tabel
18 di bawah ini.
Tabel 18. Capaian Kinerja Pengelolaan laboratorium rujukan Tahun 2019
Target Unit Kegiatan Target Realisasi Persen
Tercapainya 1 paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional
Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan)
1 Lab rujukan
1 Lab rujukan
100 %
Rata-rata 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada kegiatan pengelolaan
laboratorium rujukan capaian 100% sesuai dengan target pada perjanjian
kinerja, berdasarkan target renstra P3KLL, uraian capaian pada masing –masing kegiatan pada tahun 2019 adalah :
a). Pengembangan Metode Pengujian Parameter Kualitas
Lingkungan
Pada tahun 2019 telah dilakukan pengkajian dan pengembangan
metode parameter kualitas lingkungan sebanyak 4 metode yang
mencakup media Air, B3, Biologi dan Toxicologi. Bila dibandingkan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 83
dengan tahun 2018 secara kualitatif yang telah melaksanakan 5 kajian
metode maka capaian tahun 2019 mengalami penurunan, akan tetapi
pengkajian metode dilakukan sesuai dengan kebutuhan urgensi
pengembangan metode di laboratorium. P3KLL telah melaksanakan 25
pengembangan metode sejak tahun 2015 sampai dengan 2019,
pengambangan metode yang dilaksanakan selain untuk kebutuhan di
laboratorium P3KLL juga sebagai bahan RSNI yang akan diajukan
menjadi SNI. Capaian outcome dari pengembangan metode adalah
metode yang dikembangkan menjadi SNI yang diterapkan oleh seluruh
laboratorium lingkungan di Indonesia. Pada tahun 2017 P3KLL
mendapatkan 8 SNI untuk metode pengujian kualitas lingkungan pada
media air, tanah dan limbah padat, udara, toxicology dan kebisingan.
Dalam pengembangan metode dilakukan juga validasi metode
dimana validasi metode analisis adalah proses yang menunjukkan atau
membuktikan karakteristik kinerja metode suatu analisis dapat diterima
atau tidak. Secara garis besar validasi metode analisis adalah proses
pembuktian bahwa suatu pekerjaan atau aktivitas pengukuran atau
prosedur analisis kimia memberikan hasil yang mampu telusur ke sistem
satuan internasional. Validasi metode sangat diperlukan karena beberapa
alasan yaitu validasi metode merupakan elemen penting dari kontrol
kualitas, validasi membantu memberikan jaminan bahwa pengukuran
akan dapat diandalkan. Dalam beberapa bidang, validasi metode adalah
persyaratan peraturan.
Validasi metode analisis perlu dilakukan, ketika : menggunakan
metode yang tidak baku yaitu metode yang diambil dari suatu jurnal
yang belum diakui secara luas, buku ajar, dan dari laporan penelitian;
menggunakan metode yang dikembangkan oleh laboratorium untuk
kepentingan sendiri yag merupakan kegiatan yang terencana serta
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 84
ditugaskan pada personil yang kompeten yang dilengkapi dengan
sumber daya yang memadai menggunakan metode standar tetapi telah
mengalami modifikasi sekecil apapun. misalnya perubahan temperature
dan pereaksi; menggunakan metode rutin yang digunakan di
laboratorium berbeda, atau dilakukan oleh analis atau peralatan yang
berbeda; menggabungkan dua atau lebih metode standar.
Kegiatan pengkajian dan pengembangan Metode yang telah
dilaksanakan pada tahun 2019 telah dilakukan evaluasi capaian pada
setiap metode yang dikembangkan. Pengembangan metode di tahun
yang akan datang hendaknya memperhatikan kebutuhan penerbitan SNI
oleh PUSTANLINGHUT KLHK agar pengembangan metode yang
dilakukan sejalan dengan kebutuhan SNI sehingga metode yang telah
dikembangkan oleh P3KLL dapat lansung diajukan sebagai RSNI
selanjutnya menjadi SNI, koordinasi dan kerjasama dengan
PUSTANLINGHUT lebih ditingkatkan agar capaian pengembangan
metode menjadi lebih maksimal.
b). Pengembangan Metrologi
pada tahun 2018 ada 4 kegiatan pengembangan metrology yang
dilaksanakan dan dapat terlaksana dengan baik, bila dibandingkan
dengantahun 2018 jumlah laboratorium yang ikut uji profisiensi
meningkat, dimana tahun 2018 diikuti oleh 99 lab sedangkan tahun 2019
diikuti oleh 134 lab. Selain pelaksanaan uji profiensi dilaksanakan juga
kegiatan workshop metrology, IHT dan pendampingan ketelususran
Sebagai tindak lanjut penyelenggaraan uji profisiensi 2019 dilakukan
pendampingan ke beberapa laboratorium peserta uji profisiensi.
Laboratorium yang dipilih merupakan laboratorium yang memperoleh hasil
kinerja kurang/tidak memuaskan. Adapun terhadap laboratorium tersebut
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 85
dilakukan sosialisasi terkait penerapan ketertelusuran dan pengendalian
mutu dalam pengukuran/pengujian. Selain itu juga diberikan pemahaman
terhadap hal-hal kritis yang mempengaruhi hasil pengukuran/pengujian
sesuai dengan parameter dengan status kurang/tidak memuaskan yang
diikuti oleh laboratorium tersebut. Hal ini sangat diperlukan oleh
laboratorium untuk melakukan investigasi terhadap hasil uji profisiensi yang
outlier.
laboratorium yang dilakukan pendampingan ketertelusuran adalah sebagai
berikut:
1. Balai Besar Laboratorium Kesehatan ( BBLK ) Jakarta
2. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang.
3. UPT Laboratorium Lingkungan DLH Kabupaten Pandeglang
Untuk laboratorium yang tergabung dalam pengembangan metrologi bidang
lingkungan akan terus dipantau kinerjanya sampai terlihat tren yang
menunjukkan kinerja yang memuaskan secara konsisten.
c). Pengembangan Kalibrasi
Laboratorium kalibrasi yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) diwajibkan untuk melakukan Uji Banding Laboratorium
Kalibrasi (UBLK) dalam lingkup akreditasinya. Berdasarkan hal di atas P3KLL
berinisiatif untuk menyelenggarakan UBLK Vibration Meter mengingat
program ini masih relatif jarang, terutama untuk peralatan parameter
lingkungan serta pembelajaran bagi laboratorium kalibrasi peserta.
Program UBLK Vibration Meter ini terselenggara atas kerja sama
antara P3KLL, BLI –KLHK dengan Standar Nasional Satuan Umum – Badan
Standardisasi Nasional (SNSU-BSN). P3KLL sebagai penyelenggara UBLK
bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, program, penyiapan
artefak, jadwal sirkulasi artefak yaitu Vibration meter, pengumpulan data
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 86
hasil pengukuran laboratorium peserta uji banding serta melakukan
evaluasi hasil pengukuran, hingga penyusunan dan pendistribusian laporan
hasil. SNSU-BSN berperan memberikan nilai acuan artefak Vibration meter
dan pertimbangan teknis hasil uji banding.
Tujuan pelaksanaan UBLK adalah:
1. Pembelajaran bagi laboratorium kalibrasi peserta dan penyelenggara.
2. Identifikasi perbedaan pengukuran antar laboratorium kalibrasi.
3. Penilaian kinerja laboratorium kalibrasi peserta dan penyelenggara,
dalam melakukan kalibrasi alat ukur Vibration meter.
4. Pemenuhan kewajiban dalam mengikuti uji banding kalibrasi pada
lingkup akreditasinya.
5. Peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium kalibrasi.
Berikut ini adalah evaluasi capaian kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu :
UBLK dilaksanakan tiap tahun untuk menjaga dan meningkatkan
kompetensi lab kalibrasi P3KLL, dengan menyesuaikan program
UBLK yang telah disusun berdasarkan kebutuhan permintaan
kalibrasi internal dan eksternal serta ketersediaan sumber daya lab
kalibrasi P3KLL. Outputdari kegiatan ini adalah Pembuktian
kompetensi kalibrasi dan pengukuran serta ketertelusuran ke Satuan
Internasional (SI)
Penyelenggara UBLK tingkat nasional masih relatif sulit/dapat
dikatakan belum ada untuk pengukuran spesifik/tertentu
Melaksanakan pelayanan jasa kalibrasi internal dan eksternal
sebanyak 1037 sertifikat kalibrasi.
Peningkatan kapasitas personil sub bidang Kalibrasi.Pelatihan
internal yang telah diselenggarakan dan diikuti oleh sub bidang
kalibrasi berguna bagi peningkatan kapasitas dan kemampuan dalam
melakukan kalibrasi peralatan kualitas lingkungan. Penambahan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 87
ruang lingkup akreditasi besaran kalibrasi di laboratorium kalibrasi
dapat dilaksanakan di tahun 2019 sehingga jumlah pelanggan yang
melakukan kalibrasi di laboratorium kalibrasi P3KLL dapat bertambah
jumlahnya dari tahun sebelumnya.
C. Target 2.2. Peningkatan kapasitas pengembangan
laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi:
Laboratorium lingkungan diharapkan mempunyai peran yang sangat
kuat karena peran laboratorium lingkungan merupakan ujung tombak
didalam pengelolaan lingkungan hidup. Peranan laboratorium sebagai
penyedia data primer tentang kualitas lingkungan sangat penting artinya.
Oleh sebab itu pengelolaan laboratorium harus dilakukan secara profesional
berdasarkan acuan standar yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan
kompetensi laboratorium, diperlukan pembinaan secara berkesinambungan
untuk dapat memenuhi standar yang dipersyaratkan, oleh karena itu
kegiatan pembinaan laboratorium yang dilakukan oleh P3KLL difokuskan
pada penyiapan laboratorium menuju proses akreditasi.
Capaian pelaksanaan pembinaan dan pendampingan menuju percepatan
akreditasi selama kurun waktu 2015 sampai dengan 2019 telah dilakukan di
16 propinsi sebanyak 24 laboratorium yang tersebar di kabupaten, kota
dan propinsi. Pencapaian target dapat terpenuhi dengan baik akan tetapi
kendala yang sering terjadi adalah daerah yang telah ditetapkan sebagai
pilot project mengundurkan diri jarean alasan teknis dan non teknis, hal ini
dapat mempengaruhi capaian target yang telah ditetapkan, komitmen dari
pemerintah yang kurang dalam pengembangan laboratorium menjadi
tantangan tersendiri dalam pemenuhan target capaian .
Pelaksanaan pendampingan pembinaan laboratorium pilot project
dilakukan dengan metode bimbingan teknis secara langsung ke setiap
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 88
laboratorium (in house training) dan disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing laboratorum daerah dalam rangka menyiapkan diri untuk
mendaftarkan ke Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Kegiatan In house training ini dilaksanakan dengan sharing dana
antara laboratorium binaan dan P3KLL, BLI – KLHK sesuai kesepakatan
yang telah ditentukan bersama sebelumnya. Dalam
pelaksanaannyaditetapkan narasumberberasal dari P3KLL, BLI – KLHK
dengan materi yang diberikan meliputi teori dan praktek secara langsung di
laboratorium yang bersangkutan. Untuk mengevaluasi kesiapan
laboratorium dilakukan evaluasi kinerja dan persiapan pemberkasan.
Pelaksanaan kegiatan pendampingan pembinaan laboratorium pilot project
2019 sesuai dengan perencanaan akan dilakukan pada 3 (tiga) laboratorium
daerah yakni :
1) UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Kutai Kartanegara;
2) UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal;
3) UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Sukabumi;
Capaian pembinaan dan pendampingan menuju percepatan akreditasi
laboratorium yang tekah dilaksanakan oleh P3KLL dalam pencapaian target
sesuai Renstra seperti pada gambar dibawah ini :
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 89
Gambar 13. Peningkatan kapasitas Kaboratorium propinsi th.2015 – 2019
Jumlah propinsi yang telah dilakukan pembinaan seperti pada tabel 16
dibawah ini :
Tabel 19. Jumlah propinsi yang telah dilakukan pembinaan
Tahun Provinsi 2015 Jawa Timur, Kalteng, Kalsel 2016 Kalsel, Jateng, Jambi, Kalbar 2017 Banten, Jabar, Sumbar, Sumut, Sulsel 2018 Jateng, Sulbar, Sulteng, Papua, Riau 2019 Kaltim, Jateng, Jabar
Jumlah laboratorium pada kabupaten / kota dan propinsi yang telah dibina
seperti pada gambar dibawah ini :
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 90
Gambar 14. Peningkatan kapasitas Laboratorium Kab/kota th.2015 – 2019
Tabel 20. Jumlah kabupaten / kota yang telah dilakukan pembinaan
Berdasarkan pada grafik diatas capaian peningkatan kapasitas laboratorium
daerah sampai dengan tahun 2019 adalah 16 propinsi ( 106 % ) melebihi
yang ditargetkan yaitu 100% .
D. Target 3. Pengembangan IPTEK di bidang Kualitas Lingkungan
Target pengembangan IPTEK bidang kualitas lingkungan yang telah
ditetapkan pada Tahun 2019 dapat tercapai dengan baik. 1
pengembangan IPTEK dapat terpenuhi . Pada tahun 2019 dihasilkannya
Tahun Laboratorium Lingkungan Daerah 2015 Kab Tuban, Kab Barito Utara, Kab. Katingan, Kab. Probolinggo,
Kab. Tapin 2016 Prov Kalsel, Kab Sarolangun, Kab. Sintang, Kab Ciamis 2017 Prov Banten, Kota Depok, Kota Serang, Kab Agam, Kab Asahan,
Kab Bulukumba 2018 Prov Sulbar, Prov Papua, Kab Tojo Una Una, Kab Semarang,
kab Rokan Ulu 2019 Kab Kutai Kartanegara, Kota Tegal, Kab Sukabumi
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 91
Lanskap Mitigasi dampak pencemaran Pb di kawasan industri. Sintesa RPPI
7 Pengembangan juga merupakan capaian di tahun 2019.
Kegiatan yang mendukung RPPI 7 selama tahun 2017-2018 terdiri atas
4 (empat) kegiatan yaitu:
Pembangunan Demplot Biosanita
Mitigasi Dampak Pencemaran Udara Dalam Darah Pada Anak
Sekolah
Penanggulangan Kebisingan di Lingkungan Sekolah.
Aplikasi Formulasi Tingkat Pencemaran Kualitas Udara berdasarkan
Parameter Deposisi Asam.
Capaian yang telah dihasilkan dari masing –masing kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan Biosanita
Tujuan utama kegiatan pengembangan ini adalah mengurangi
kandungan pencemar domestik di Sungai Ciliwung melalui
pembangunan Sanita. Sasaran yang akan dicapai adalah (1) tersedianya
bangunan Sanita komunal di Klaster Mirah 1 dan 2, Perumahan Permata
Depok, Kelurahan Pondok (2), tersusunnya draft rekomendasi kebijakan
Pemerintah Kota Depok terkait penerapan sanita sebagai teknologi
alternatif pengolah limbah domestik di perumahan. Pembanguan
SANITA di cluster Mirah tidak dapat dilaksanakan karena terhalang
administrasi penggunaan lahan.
Pada tahun 2018, Pembangunan Demplot Biosanita memiliki sub
judul kegiatan “Peran Sanitasi Taman dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air untuk Mendukung Kebijakan Daerah” yang mengedepankan dua aspek yaitu kebijakan dan lingkungan. Luaran
yang dihasilkan adalah rekomendasi kebijakan untuk pemerintah daerah
Kota Depok terkait pengolahan air limbah domestik kawasan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 92
permukiman. Rekomendasi disusun berdasarkan hasil litbang yang
diperoleh selama tahun 2015-2018. Hasil akhir pada tahun 2018 adalah
Teknologi Biosanita telah disahkannya Perda Kota Depok no 08 tahun
2018 pengelolaan air limbah domestik. Pada pasal 10 Ayat (3) tertulis
Sub-sistem pengolahan setempat yang berfungsi untuk menampung dan
mengolah Air Limbah Domestik dari non kakus (mandi cuci) dapat
dilakukan dengan sanitasi taman (sanita )
Gambar 13. Perda Kota Depok yang memuat teknologi Biosanita
Kegiatan Biosanita yang berawal dari penelitian dan dikembangkan ke
pengembangan dengan capaian yang meningkat setiap tahunnya. Capaian
outcome kegiatan biosanita berupa publikasi ilmiah pada jurnal
terakreditasi baik jurnal internal P3KLL maupun jurnal external.
2. Mitigasi dampak pencemaran Pb dalam darah pada anak sekolah
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 93
Peningkatan pencemaran Pb di udara ambien akibat dari aktifitas
manusia (antropogenik) antara lain transportasi, industri metalurgi,
produksi baterai timah, plastik timbel, cat, solder, meja keramik dan
peralatan dapur, pembakaran bahan bakar fosil, dan proses peleburan
berpotensi menyebabkan penurunan kesehatan manusia (Santoso,
Lestari, & Samiyarsih, 2012). Pb merupakan ancaman potensial bagi
kesehatan manusia baik dewasa terutama anak-anak, apalagi yang
terpapar secara langsung dengan debu, tanah, dan bahan-bahan yang
mengandung Pb lainnya (Fardiaz 1992; Gulia, et al 2015).
Tujuan kegiatan pengembangan ini adalah untuk mengetahui jenis-
jenis tanaman yang dapat menyerap logam Pb dalam udara ambien.
Dalam kajian-kajian sebelumnya juga telah dilakukan penelitian
mengenai jenis-jenis pohon berpotensi dalam menyerap Pb dan
mengetahui dampak yang ditimbulkan khususnya bagi masyarakat di
sekitar wilayah dengan potensi konsentrasi Pb yang tinggi di udara
ambien.
Pada tahun 2019 telah dihasilkan desain lanskap mitigasi dampak
pencemaran Pb di kawasan industri, Hasil analisis spasial menggunakan
peta dasar Citra Spot 5 tahun 2014 didapatkan polygon peta potensi
hamparan lahan untuk penanaman sebagaimana tersaji pada Gambar 2.
Lahan potensial untuk penanaman sebagian besar tersebar di wilayah
barat dan selatan dari sumber pencemar. Mengacu pada P.71/Menhut-
II/2009, bentuk hutan kota yang ideal untuk dikembangkan pada
Kawasan Industri Kadu Manis berbentuk menyebar (plot spread) dan
cukup sesuai dengan hasil identifikasi desain lanskap potensi
penanaman di kawasan Industri Kadu Manis. Tipe hutan kota yang
sesuai adalah tipe kawasan industri, dengan karakterisitik tanaman yang
sesuai adalah jenis-jenis tanaman pohon berdaun lebar dan rindang,
berbulu dan yang mempunyai permukaan kasar/berlekuk, bertajuk
tebal, tanaman yang menghasilkan bau harum.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 94
Gambar 14. Peta desain lanskap mitigasi pencemaran logam berat timbel di sekitar kawasan industri Kadu Manis.
Plot desain lanskap yang telah dibuat pada radius 2,5 km dari kawasan
industri peleburan timbel didapatkan potensi untuk penanaman pohon
sebanyak 210.236 pohon. Pohon tersebut dapat ditanam pada turus jalan
dan ruang terbuka berdasarkan hasil identifikasi ruang terbuka hijau di
sekitar kawasan peleburan timbel. Estimasi potensi penyerapan timbel
dalam daun mencapai 572,43 kg dengan jenis yang ditanam adalah pinus
dan 9,35 kg dengan jenis yang ditanam adalah mahoni.
3. Kebisingan di Lingkungan sekolah
Kegiatan pengembangan kebisingan telah dapat diaplikasikan pada
SMAN 2 Cibinong dengan menerpakan bahan penyerap kebisingan yang
mampu menghambat masuknya suara dari luar kedalam kelas. Gangguan
kebisingan selama kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi salah satu
poin penting dalam kegiatan pengembangan yang dilakukan P3KLL.
Pengendalian kebisingan tersebut tidak terbatas pada satu dari tiga unsur
penting dalam perambatan bunyi yakni sumber kebisingan, medium
perambatan kebisingan dan penerima kebisingan. Bahan yang mampu
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 95
menyerap kebisingan dihasilkan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya
dan uji coba beberapah bahan sehingga di dapatkan bahan yang cocok.
Penelitian nilai sound reduction index (SRI) yang dilakukan pada
tahun 2016 menunjukkan bahwa elemen ruang kelas yang kurang
mereduksi kebisingan adalah pada bagian facade (muka bangunan), seperti
jendela, pintu dan lubang ventilasi, dimana penanganan pada bagian ini
perlu lebih diperhatikan. Pada beberapa sekolah yang ruang kelasnya
berbatasan langsung dengan tepi jalan raya diperlukan upaya mitigasi yang
dapat dilakukan pada salah satu atau gabungan dari unsur sumber bising,
jalur penghantar dan penerima (yang terdampak). Pada jalur
perambatannya dapat dilakukan upaya dengan memberi penghalang bunyi
(barrier) sedangkan pada elemen di gedung tempat siswa belajar dapat
diterapkan elemen seperti partisi kebisingan pengendalian kebisingan
Gambar 15 . Hasil Pengukuran Sound Reduction Index (SRI)
Menindaklanjuti kegiatan sebelumnya, pada tahun 2018 studi kasus
pengendalian kebisingan di sekolah dilakukan di SMAN 2 Cibinong Bogor.
Ruang kelas yang menjadi konsentrasi adalah kelas XII Bahasa dan XII IPS
2. Ruang-ruang kelas ini hanya berjarak kurang dari 10 meter dari tepi
Jalan Raya Karadenan. Jalan tersebut memiliki kontur tidak rata/datar
(cenderung menanjak) yang menyebabkan pengendara menekan tuas gas
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 96
lebih dalam dan atau menurunkan posisi persneling sehingga mesin
meraung lebih keras dibandingkan berkendara di jalan yang rata. Kriteria
daerah bising ini memiliki definisi daerah dengan lebar 0 m sampai dengan
10 meter dari tepi perkerasan jalan, tingkat kebisingan lebih dari 75 dBA
(hasil pengukuran P3KLL menunjukkan nilai 71 dBA, karena telah dilakukan
usaha awal pengendalian bising dengan menanam pohon) maka
berdasarkan pedoman tersebut pengguna ruang dibatasi waktu paparan
terhadap kebisingan maksimal 10 jam per hari (Purwanto dkk, 2018).
Gambar 16. Tata letak sumber bunyi dodecahedron
Gambar 17. Pengukuran intensitas bunyi di dalam ruang kelas dengan sumber bunyi beroperasi
4. Aplikasi formulasi tingkat pencemaran kualitas udara berdasarkan parameter deposisi asam
Peningkatan jumlah emisi gas SOx dan NOx dari sektor industri dan
transportasi yang menyokong pertumbuhan ekonomi menyebabkan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 97
terjadinya pencemaran udara. Deposisi asam adalah salah satu fenomena
pencemaran udara. Hal ini terjadi akibat kenaikan jumlah emisi gas SOx
dan NOx dari sektor industri dan transportasi yang menyokong
pertumbuhan ekonomi (APIS, 2015; EPA, 2002). Deposisi asam bersifat
transboundary pollutant, transportasi pencemar lintas batas negara
tersebut dipengaruhi oleh faktor meteorologi seperti arah angin dan dispersi
polutan, cuaca, serta iklim.
Kegiatan ini merupakan pengembangan dari kegiatan penelitian
sebelumnya, dari hasil penelitian diketahui bahwa Pola karakteristik data
pencemar parameter deposisi asam di Serpong, Jakarta, dan Bogor yang
mengindikasikan adanya dominasi NH3 dalam fase gas dan SO42- dalam fase
partikulat, dimana karakteristik pencemar pada deposisi basah
memperlihatkan dominasi tiga ion yaitu NH4+ > NO3
- > SO42-. Perairan Situ
Patengan didominasi oleh genus Melosira sp (1828 individu/L). Perairan di
Situ Gunung didominasi oleh Staurastrum sp (1766 individu/L). Nitzschia sp.
ditemukan di kedua perairan dalam jumlah relatif sangat sedikit.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 98
Gambar 17. Rasio konsentrasi gas (ppb) dan partikulat (g/m3) dalam deposisi
kering di Bogor, Jakarta, dan Serpong
Hasil dari pengembangan ini untuk mendukung perhitungan IKU ( Indek
Kualiatas Udara ) pada kegiatan lain, pencemaran hujan asam
berpengaruh terhadap kualitas udara, selain itu deposisi asam juga
berpengaruh pada kehidupan biota yang terdapat di air permukaan
(danau). Danau yang dipantau harus memiliki kriteria sebagai danau yang
minim dari dampak sumber pencemar, agar efek yang terlihat benar-benar
merupakan pengaruh dari deposisi asam (EANET, 2010). Melalui
pengamatan biologi, indeks keanekaragaman Shannon Wiener dapat
digunakan untuk mencirikan hubungan kelompok family atau genus dalam
komunitas (Odum, 1993). Kegiatan pemantauan dilakukan di Situ Patengan
dan Situ Gunung, Jawa Barat. Efek pengasaman air danau menjadi
ancaman ekosistem dan putusnya keberlangsungan proses rantai makanan
yang serius terhadap mahluk hidup yang bergantung dari keberadaan
danau. Dari hasil pemantauan yang dilakukan diketahui jumlah zooplankton
dan fitoplankton menunjukkan perbandingan yang seimbang. Kelimpahan
plankton di Situ Patengan relatif lebih tinggi Situ Gunung, dengan indeks
dominasi dan keanekaragaman bervariasi dari rendah ke sedang (Lestari,
RP dkk, 2018). Dari klasifikasi kelas ini dapat diketahui pula jenis-jenis
genus yang teridentifikasi dalam air permukaan. Genus bersifat acidobiontic
seperti Nitzschia sp yang menjadi ciri terjadinya dampak deposisi asam
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 99
dalam ekosistem ditemukan dalam jumlah sangat sedikit yaitu 1 ind/L
(EANET, 2016).
3.4. Akuntabilitas Anggaran
Pada awal Tahun Anggaran 2019 P3KLL mendapatkan anggaran sebesar
Rp.18.075.777.000 (Delapan Belas Milyar Tujuh Puluh Lima Juta Tujuh
Ratus Tujuh Puluh Tujuh Rupiah). Akhir Triwulan tiga Tahun 2019 P3KLL
mendapatkan dana realokasi antar program untuk peningkatan kualitas
lingkungan Hidup dan Kehutanan sebesar Rp. 52.685.638.000 (Lima Puluh
Dua Milyar Enam Ratus Delapan Puluh Lima Juta Enam Ratus Tiga Puluh
Delapan Ribu Rupiah) sehingga Pagu P3KLL mengalami kenaikan menjadi
Rp.70.761.415.000 ( Tujuh Puluh Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh Satu Juta
Empat Ratus Lima Belas Ribu Rupiah ). Realisasi yang dicapai oleh P3KLL
adalah 97,16% sebesar Rp.68.751.820.818 ( Enam Puluh Delapan Milyar
Tujuh Ratus Lima Puluh Satu Juta Delapan Ratus Dua Puluh Ribu Delapan
Ratus Delapan Belas Rupiah ). Rincaian realisasi pada tabel di bawah ini :
Tabel 21. Realisasi anggaran per output pada tahun 2019
Kode Kegiatan
Pagu Realisasi Persen
5393001
Capaian paket IPTEK dan Persen Kemanfaatan IPTEK Bidang Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
1,619,776,000 896,762,200
55.36
5393002 Pengelolaan laboratorium rujukan nasional
50,890,595,000 49,871,177,730 98.00
5393003 Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi
327,394,000 47,923,800 14.64
5393004 Pengembangan IPTEK LHK Melalui Pilot IPTEK
23,420,000 23,300,000 99.49
5393994 Layanan Perkantoran 17,900,230,000 17,912,657,088 100.07
TOTAL 70,761,415,000 68,751,820,818 97.16
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 100
Tabel 22. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2019
Tabel 23. Realisasi anggaran per Sumber Dana pada tahun 2019
3.5 Saran dan Tindak Lanjut
Laporan Kinerja (LKj) merupakan salah satu perangkat untuk melakukan
evaluasi kinerja institusi. Target-target yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Kepala Pusat P3KLL dengan
Kepala BLI dapat terpenuhi dengan baik sesuai target, guna peningkatan
kinerja pada tahun yang akan datang beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah :
1. Pada sasaran kegiatan tersedianya Sintesa Hasil Penelitian Kualitas
Lingkungan dengan indikator kinerja adalah Jumlah capaian paket IPTEK
berupa 3 sintesa hasil penelitian dapat dipenuhi oleh P3KLL, akan tetapi
Kode Jenis Belanja
Pagu Realisasi Persen
51. BELANJA PEGAWAI
9,802,376,000 9,910,597,341 101.10
52. BELANJA BARANG
16,624,899,000 14,692,157,894 88.37
53. BELANJA MODAL
44,334,140,000 44,149,065,583
99.58
TOTAL 70,761,415,000 68,751,820,818 97.16
Kode
Jenis Belanja
Pagu Realisasi Persen
A RUPIAH MURNI 70,528,415,000 68,543,286,418 97.19
D PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
233,000,000 208,534,400 89.50
TOTAL 70,761,415,000 68,751,820,818 97.16
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 101
publikasi dari hasil penelitian tersebut masih terbatas pada jurnal
nasional terakreditasi, diharapkan pada tahun yang akan datang hasil
penelitian yang dicapai dapat dipublikasikan pada jurnal internasional
atau jurnal nasional yang bereputasi tinggi.
2. Pada tahun 2019 kegiatan Pengembangan yang dilaksanakan di P3KLL
adalah Mitigasi dampak pencemaran udara dalam darah pada anak
sekolah yang telah menghasilkan lanskap mitigasi dampak pencemaran
Pb di kawasan industri, perlu dukungan agar hasil pengembangan ini
dapat diterapkan pada kawasan industri yang potensial tinggi tercemar
Pb.
3. Target capaian Pengelolaam Laboratorium Lingkungan yang berupa 1
laboratorium harus dijelaskan secara rinci target 1 laboratorium itu
terdiri dari apa saja yang harus disesuaikan dengan target renstra P3KLL
agar lebih mudah untuk dievaluasi capaian yang diperoleh pada setiap
tahun pelaksanaan kegiatan. Pengembangan metode yang dilakukan
sebaiknya di sesuaikan denga kebutuhan dari PUSTANLING agar metode
yang kita kaji dapat diajukan sebagai RSNI dan menjadi SNI.
4. Target pembinaan laboratorium sebaiknya dilakukan pembinaan pada
provinsi yang belum memiliki laboratorium terakreditasi agar lebih
merata sehingga setiap propinsi memiliki laboartorium yang terakreditasi
yang nantinya dapat menunjang upaya peningkatan kualitas lingkungan
di daerahnya.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 102
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) sebagai salah
satu institusi pemerintah yang menjalankan tugas dan fungsinya dengan
anggaran DIPA tahun 2019 berkewajiban membuat pertanggungjawaban
penggunaan anggaran dan hasilnya melalui Laporan Kinerja (LKj) P3KLL
tahun 2019.
Capaian kinerja P3KLL mencakup capaian kinerja organisasi berdasarkan
rencana strategis dan perjanjian kinerja dapat tercapai dengan baik
walaupun belum terpenuhi seluruhnya secara maximal sesuai target dalam
perjanjian kinerja. Capaian outcome kemanfaatan minimal 70% sesuai
dengan RENSTRA dapat tercapai dengan baik, capaian outcome P3KLL
pada tahun 2019 adalah 85%, dimana hasil penelitian dari RPPI 11 telah
dapat diterapkan oleh dirjen terkait, sedangkan outcome dari RPPI 10 dan
RPPI 11 masih pada tahap publikasi pada jurnal nasional terakreditasi.
Capaian kinerja keuangan yang dapat dicapai pada tahun 2019
adalah 97,16% capaian ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan oleh
KLHK yaitu 95%. Capaian lainnya adalah diperolehnya anugerah PUI dari
Kemenristekdikti dimana P3KLL sebagai salah satu Pusat Unggulan IPTEK
yang pada tahun 2019 mendapatkan dana Insentif pembinaan untuk
peningkatan kapasitas SDM, kapasitas lembaga, kapasitas Riset dan
Diseminasi menuju lembaga unggulan IPTEK yang ditetapkan.
Pada tahun 2019 P3KLL juga mendapatkan tambahan dana
Realokasi antar Program untuk peniungkatan kualitas lingkungan hidup
dengan pengadaan mobil laboaratorium bagi daerah yang rawan bencana,
daerah yang dikeliling industri sehingga rawan tercemar dan daerah yang
BAB IV PENUTUP
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 103
rawan kebakaran hutan . Selain itu juga untuk peningkatan kapasitas
laboratorium P3KLL.
Pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerja tahun mendatang
diharapkan semakin baik dan meningkat. Dengan dukungan dan komitmen
dari seluruh komponen P3KLL serta tekad yang tinggi untuk mewujudkan
reformasi birokrasi secara konsekuen dan konsisten, kinerja P3KLL dapat
terus meningkat dan menjadi lembaga yang lebih akuntabel.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 104
LAMPIRAN
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 105
CAPAIAN KINERJA RPPI 10
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
PERHITUNGAN IKLH
1 Indeks Kualit
as Danau
Indek Pencemaran
Air Pada Danau Prioritas:
Indeks
pencemaran air pada danau
prioritas:
Tidak tersedianya anggaranuntuk
tahun 2017
Pengaruh
Dinamika Pemanfaatan
Lahan dan Karakteristik
Sosial Ekonomi Masyarakat
terhadap Kualitas Air di DTA Danau
Toba
SINTESA
AKHIR INTEGRATIF
Output: informasi paket data
kualitas air danau dan indeks kualitas air
danau pada 11 danau prioritas.
Outcome: Semua danau tersebut berada dalam status
Output: 1. perhitungan
indeks kualitas air
danau menggunakan rumusan
yang telah di buat
Output: KTI dalam Jurnal
Ecolab Vol 11 No.1 Januari 2017:
“Kajian Kualitas Air Danau Maninjau dan Danau Rawa Pening Melalui
Pendekatan Indeks
Output: 1. Informasi
Kualitas air Danau Toba,
tercemar ringan sampai dengan
sedang, pada
Output SIntesa: 1. Paket data
dan informasi
yang mendukun
g perhitung
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 106
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
tercemar ringan sampai sedang
Kondisi yang mendukung:
Tersedianya data kualitas air danau
prioritas sejak tahun 2006, sehingga sudah
dapat di ketahui kecenderungan kualitas
air danau sejak pemantauan kualitas air
danau di lakukan Kendala: Tidak ada
menggunakan metode
NSF mencakup parameter: pH, Total
Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand
(COD), Total nitrogen,
Total phospor,
Sulfida dan klorophil-a .
2. Rumusan penentuan
indeks kualitas air
danau yang
Kualitas Air” tahun 2016 dan 2017.
2. Variable-variabel yang berpengaruh
nyata terhadap
konsentrasi parameter TSS pada
selang kepercayaan 99% adalah variable luas lahan belukar dan pertanian lahan kering.
3. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada
selang
an Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) baik bagi
danau prioritas
dan fokus kajian di Danau Toba
(IKAD), wisata
bahari di Ancol dan
pantai Mandalika
(IKAL), kualitas tanah
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 107
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
ditetapkan menggunaka
n metode NSF sebagai
WQI calculator.
Outcome: Bertambahnya
indikator kualitas air untuk menghitung indeks kualitas air (IKA) untuk indeks kualitas lingkungan
hidup (IKLH) Kondisi yang mendukung:
Tersedianya data kualitas air danau
prioritas sejak tahun 2006, sehingga sudah dapat di
ketahui
kepercayaan 95% adalah
variabel jumlah
penduduk, LQ padi
ladang dan LQ kedelai. Sedangkan
variabel yang berpengaruh nyata pada
selang kepercayaan 90% adalah luas lahan
pemukiman, kepadatan penduduk
geografis, LQ padi sawah
dan LQ
pertanian sawah
padi di DKI Jakarta,
Bogor dan Tangerang
Selatan (IKT) dan kualitas udara
ambien di beberapa kota di
Indonesia (IKU);
2. Paket data dan
informasi serta
usulan pengelolaa
n
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 108
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
kecenderungan kualitas air danau sejak pemantauan
kualitas air danau di lakukan
Kendala: Tidak ada
jagung. 4. Hasil analisis
parameter sosial
ekonomi menunjukkan bahwa jarak pemukiman yang sangat
dekat ke Danau Toba, pengelolaan air limbah
rumah tangga dan pengelolaan sampah yang
buruk berkontribusi
dalam penurunan kualitas air
lingkungan untuk
perbaikan
lingkungan
melalui: pemantauan deposisi asam di Serpong, Bandung
dan Sukabumi, pemantauan dampak pencemara
n akibat SO2, NO2 dan Pb, di
sekitar smelter,
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 109
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Danau Toba. 5. makalah
yang dipresentasik
an pada INAFOR 5th
BLI pada bulan
Agustus 2019 dan telah
dimuat pada 6. Prosiding
Terindeks Global
bereputasi (IOPS) pada tahun 2019.
Outcome: Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan danau
pemantauan
kebisingan lingkungan di sekitar sekolah,
dan inventarisa
si karakteristik limbah domestik di sungai Ciliwung;
3. Penambahan dan
pengurangan
parameter kualitas
lingkungan untuk
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 110
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
toba melalui dseminasi hasil penelitian dan
sosialisasi kepada masyarakat.
Kondisi yang mendukung:
Komitmen Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara
dengan melibatkan 8 kab/kota di sekitar
Danau Toba. Kendala:
Data kualitas air tidak tersedia setiap
tahun pada titik sampel yg
dibutuhkan, sehingga analiisis
hanya bisa dilakukan per 4
perhitungan indeks kualitas
lingkungan hidup,
termasuk parameter
sosial ekonomi; 4.
Pengembangan
Indonesia Standard Testing Method
dari beberapa metoda
pengukuran alternatif
yang
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 111
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
tahun belum distandaris
asi. Outcome:
Meningkatnya sinergitas antara masyarakat dan
pemerintah daerah dalam pengelolaan Danau Toba.
Yang ditunjukkan denagn kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana
kerja pengelolaan Danau
Toba yang diselenggarakan oleh
2 Indeks Kualitas Air Laut
Indek Pencemaran Air Laut Untuk di Perairan Pelabuhan dan Wisata
Bahari
Indeks pencemaran air laut diperairan
pelabuhan dan wisata bahari
Kualitas Air di wilayah Pesisir dan
Laut
Kualitas Air Pesisir Laut Untuk
Mendukung Daerah Tujuan Wisata Yang
Bersih dan Sehat
Output: 1. Hasil perhitungan
indeks pencemar data 2010 -2014, terjadi penurunan indeks pencemar
di beberapa daerah yang menunjukkan
kualitas perairan tersebut
membaik; 2. Parameter
temperatur, salinitas, do,
kecerahan, pH
Output: 1. Parameter
indikator yang
diperoleh adalah pH, TSS, DO,
NH3-N, ortho fosfat, ,
formulasi dari EQI dan
WQI dapat digunakan
dalam rumusan indeks
Output: 1. Formulasi
IKAL untuk Pelabuhan.
2. Formulasi IKAL untuk
Wisata Bahari.
3. Formulasi IKAL untuk
Biota. 4. Paket Data
uji kualitas air laut
Outcome:
hasil formulasi
Output: 1. Paket data
dan informasi ikal di wisata
bahari. 2. Paket data
dan informasi pengelolaan
wisata bahari.
3. Paket laporan hasil
penelitian dan karya tulis ilmiah
Outcome:
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 112
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
dan nutrien merupakan
parameter yg sangat berperan
atau sebagai indikator kualitas
air lautOutcome:
1. Hasil perhitungan indeks pencemar data 2010 -2014, terjadi penurunan indeks pencemar
di beberapa daerah yang menunjukkan
kualitas perairan tersebut
membaik; 2. Parameter
temperatur, salinitas, do,
kualitas air laut untuk
menilai kondisi air
laut di kawasan
pelabuhan dan wisata
bahari; 2. Tersedianya
data hasil pengujian sampel air
laut sebagai data base
perhitungan indeks
kualitas air laut (IKAL).
Outcome: Dengan
membandingkan 2
IKAL telah diuji coba untuk mendukung
kegiatan Direktorat Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Pesisir
dan Laut. Kondisi yang mendukung:
Sinergitas dengan Direktorat
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, dimana
parameter keberadaan Manggrove
menjadi pertimbangan.
Kendala:
meningkatnya keterwakilan IKAL
untuk kategori wisata bahari Kondisi yang mendukung:
1. Mandalika sebagai
lokasi fokus menggambar
kan lokasi wisata yg
masih bagus dan mulai
berkembang, sehingga
menggambar kan kondisi ideal daerah
wisata. 2. Ancol sebagai
lokasi lain
Dinas Lingkungan Hidup
Sumatera Utara pada
bulan Desember
2019. 2. Penyusuna
n rencana
aksi pengelolaan Danau
Toba yang akan
dimulai pada tahun 2020
melalui koordinasi
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 113
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
kecerahan, pH dan nutrien merupakan
parameter yg sangat berperan
atau sebagai indikator kualitas
air laut Kondisi yang mendukung:
1. Kapasitas SDM
yang memadai dalam melakukan
perhitungan indeks pencemar;
2. Didapatkan nya informasi data
pemantauan dari data pemantauan
pelabuhan Pelindo sebagai
metode indeks pencemaran dan indeks kualitas air laut, teridentifikasi kekurangan dan
kelebihan masing-masing metode. Kondisi yang mendukung: 1. Lokasi kajian
aksesnya mudah
sehingga memudahkan
dalam sampling dan
analisis; 2. SDM yang
memadai. Kendala: 1. Rumusan
WQI-P di
Tingkat kesulitan sampling kualitas
air laut dan terbatasnya
anggaran untuk mendapatkan hasil
uji coba yang representatif.
mewakili lokasi wisata yang sudah
tercemar dan aksesnya mudah.
Kendala: 1. Rumusan
WQI yang didapat
menggabungkan rumusan dari negara lain, maka
harus disesuaikan
dengan kondisi di Indonesia;
2. Pada peraturan bersama
Dinas lingkungan
hidup Sumut dengan
melibatkan 8 kab/kota di sekitar Danau Toba;
3. meningkatnya
keterwakilan IKAL untuk
kategori wisata bahari
4. Tidak ada outcome
dari kegiatan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 114
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
data tambahan Kendala:
3. Perhitungan indeks
pencemaran air dilakukan dengan
menggunakan rumus sesuai
KepMen LH 115 tahun 2005,
tanpa mempertimbangk
an kondisi pasang dan
surut, musim barat atau timur,
peruntukan, bobot parameter; 4. Perhitungan indeks pencemar hanya terbatas
pada lokasi fokus
pelabuhan perlu di
koreksi untuk penyesuaian parameter orto fosfat
karena tidak diatur dalam baku mutu pelabuhan;
2. Rumusan WQI-D masih
memiliki kerentanan
dalam pembobotan disebabkan
jumlah panelisnya kurang dari persyaratan;
3. Formula yang
menteri dalam negeri dan mentri kesehatan
1138/Menkes/on/ 2005,
tidak membahas
aspek kualitas air
laut, sehingga
dibutuhkan penjelasan lebih lanjut (peraturan
turunannya).
IKT dikarenakan lingkup studi yang luas dan kompleks
dan beberapa output belum
tercapai; 5. Tersediany
a formulasi Indeks Kualitas Udara
(IKU) untu Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH)
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 115
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
dan pelabuhan Pelindo saja,
belum mewakili pesisir pantai
Indonesia
telah disusun masih
diperlukan uji coba
terhadap air laut di seluruh bagian
Indonesia untuk
penyempurnaan rumusan
indeks kualitas air
laut.
untuk 3 (tiga)
skenario ketersediaan data
pemantauan kualitas
udara ambien.
6. Tersedianya metoda alternatif
pengukuran udara ambien yang
merupakan cikal bakal Indonesian Standard Testing Method
3 Indeks Kualit
as Tanah
Uji Kualitas Tanah
Untuk Produksi Biomassa Dalam Rangka
Penentuan Indek Kualitas Lingkungan
Uji kulitas tanah untuk produksi biomasa dalam
rangka pemanfaatan sumber daya alam
Uji Tingkat pencemaran Tanah untuk
produksi biomassa dalam rangka pemanfaatan
sumber daya alam
Indeks Kualitas Tanah Sebagai
Indikator Tingkat Kerusakan Tanah Dalam Praktek
Pertanian Berwawasan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 116
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Lingkungan (ISTM) yang telah diusulkan sebagai konsep
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) di
tahun 2020.
KTI 1. KTI dalam
proses submit di
Jurnal KelautanNasional:
“Sebaran Matrik Pencemar dari
Sumber
Output: Inventasisasi data-data
pengukuran kualitas tanah berdasarkan PP 150/2000 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten
Bogor-Jawa Barat. Outcome: tidak ada
Kondisi yang mendukung:
tidak ada Kendala:
1. Kurang lengkapnya data pengukuran dari
daerah sbg pendukung teori;
2. Belum dapat menyediakan
Output: 1. Parameter
kualitas tanah terpilih
yang akan digunakan sebagai indikator indeks kualitas
tanah ( IKT ) adalah
logam berat ( Pb, Cd, dan
Ni ), KTK, Ca, Mg, K, Na, Al,
C-organik, pH, DHL,
Bulk Density dan Posfor tersedia.
Output: 1. Informasi
dampak pengaruh praktek
pengelolaan tanah pada
lahan budidaya pertanian
hortikultura di Daerah Cipanas, Cianjur
terhadap kualitas tanah
(perubahan karakteristik
tanah berupa sifat
Output: 1. Data kualitas
tanah pertanian
sawah padi di DKI Jakarta, Bogor dan Tangerang Selatan.
2. Rata-rata kualitas
tanah sawah di lokasi
penelitian berdasarkan perhitungan
IKT 2016/2017
berada pada kategori
Sedang dan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 117
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
data primer karena waktu
efektif pd tahun berjalan hanya sekitar 6 bulan.
2. Indeks untuk setiap
parameter terpilih berkisar
antara 0 – 2 dengan total
indeks 26 Outcome:
Ditetapkannya formulasi Indeks
Kualitas Tanah (IKT) yang dapat
digunkana untuk simulasi penilaian
kualitas tanah untuk tujuan pertanian di
Indonesi. Kondisi yang mendukung:
waktu dan anggaran yang cukup.
fisika, kimia dan biologi) 2. Hasil
prediksi kriteria Indeks Kualitas
Tanah (IKT) pada
budidaya pertanian
hortikultura di Daerah Cipanas, Cianjur.
3. Informasi teknologi
pengelolaan tanah yang
perlu diterapkan pada lahan
Baik dengan nilai tertinggi pada lokasi
sampel Pondok Jagung (80,77 /
7,38). Tanah dengan nilai IKT terendah
adalah di lokasi Sawah
Abadi dan Kebun Ujung Menteng, DKI
Jakarta (53,85/IKT 2016) dan Mulyaharja, Kota Bogor (2,92/ IKT
2017)
Pemanfaatan Kawasan Pesisir”.
2. KTI dipublikasi
pada… “Impact of land use and socio-
economic changes in water catchment area
on total suspended solid (TSS) in Lake
Toba”. 3. KTI dipublikasi
pada Jurnal Ecolab, Vol…,
Januari 2020:
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 118
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Kendala: 1. Kesulitan dlm
mendapatkan kesepakatan para pakar
utk menentukan parameter
penting sbg indikator krn quesioner yg dibagikan tdk
kembali; 2. Terbatasnya
metode pengujian di laboratorium
sehingga bbrpa
pengujian harus
disubkonkan
budidaya pertanian
hortikultura di Daerah Cipanas, Cianjur dengan
mempertimbangkan faktor
lingkungan (nilai IKT dan Erosi
yang diperbolehk
an) dan. Faktor
ekonomi (analisis
usaha tani) 4. Karya tulis
ilmiah
3. Paket data dan informasi pengelolaan
lahan pertanian
yang berwawasan lingkungan; 4. Hasil verifikasi
rumus IKT tahun 2016 dan 2017. Rumus IKT
yang dihasilkan
pada tahun 2016 dan
2017 tidak memiliki
korelasi yang signifikan
“Monitoring of particulate matter 10 µm in ambient air by means of Gent Sampler as an alternative to
Beta Ray Automatic
Analyzer for Air Pollution
Mitigatio”. 4. KTI dipublikasi
pada Jurnal Ecolab, Vol…,
Januari 2020:
… Kondisi yang mendukung:
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 119
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
ke lab lain (lab tanah
IPB); 3. Formulasi yg
diperoleh hanya
berdasarkan kesepakatan pakar tanah yg diundang
sbg narasumber.
berupa jurnal
dengan judul
“Penentuan Indeks Kualitas
Tanah pada Lahan
Pertanian Hortikultura
” pada Jurnal
Tanah dan Iklim yang diterbitkan oleh Balai
Besar Penelitian
dan Pengemban
gan
dengan produktivitas padi. Rumus IKT tahun
2016 memiliki korelasi yang
signifikan namun negatif. Dengan demikian
kedua rumus IKT belum
dapat direkomendasikan untuk
menjadi bagian dari
IKLH. Outcome:
formulasi IKT ini dapat digunakan
1. komitmen pemerintah daerah
dalam menggerak
kan masyaraka
t berpartisipasi dalam pengelolaan Danau Toba.
2. Sinergitas dengan
Direktorat Pengendali
an Pencemara
n dan Kerusakan Pesisir dan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 120
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Sumberdaya Lahan
Pertanian (masih dalam proses)
5. Paket laporan
hasil penelitian dan karya tulis ilmiah
Outcome: tidak ada
Kondisi yang mendukung:
1. Kondisi pendanaan
dan sumberdaya
yang memadai
sbg simulasi penilaian kualitas
tanah untuk keperluan pertanian
Kondisi yang mendukung:
kerjasama yang baik dr dinas pertanian pemprov DKI, Kab.
Bogor dan Kota Bogor
Kendala: 1. Terlambatnya
penyediaan bahan kimia;
2. Untuk bbrpa parameter yg
diujikan di lab p3kll sprt TOC, DHL,
dan pH belum
Laut; 3. Meningkat
nya kesempatan daerah
dalam melakukan perhitungan Indeks Kualitas Udara sesuai
ketersediaan dan
keberterimaan data di
daerah. 4. Semakin
sempurnanya
rumusan IKU
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 121
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
2. Dukungan dari pemda
dan masyarakat terhadap kegiatan penelitian
3. Adanya RPPI yang tepat untuk
kegiatan penelitian
Kendala: 1. waktu
untuk melakukan
analisis kurang, karena
keterlambatan
penyediaan
akreditasi karena tdk tersedianya waktu yang cukup utk melakukan
validasi/verifikasi metode 3. Krn
keterbatasan bhn kimia dan juga waktu,
sebagian besar
pengujian dilakukan di
lab Subkontrak (lab tanah
IPB).
sebagai input bagi perhitunga
n IKLH bagi
Indeks Pembangu
nan Berkelanjutan pada
RPPI – 12; 5. Sinergitas
dengan Direktorat Pengendali
an Pencemaran Udara, Dirjen
Pengendalian
Pencemara
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 122
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
bahan kimia.
2. Rumusan IKT pada
lahan hortikultura
belum diverifikasi
dan divalidasi
lebih lanjut 3. Belum
adanya sosialisasi outcame
yang diperoleh terhadap
pemda dan masyarakat pengguna
n Kerusakan
Lahan terkait IKU;
6. Sinergitas dengan PSTNT Batan
sebagai salah satu persyaratan P3KLL sebagai Pusat
Unggulan IPTEK (PUI) terkait IKU;
7. Sinergitas dengan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 123
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
4 Indeks Kualit
as Udara
Partikulat PM10, PM 2,5 di Udara Ambien Untuk Indeks Pencemar Udara
(IPU) Dalam Perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH)
Partikulat PM10, PM 2,5 di Udara Ambien
Untuk Indeks Pencemar Udara
(IPU) Dalam Perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH)
Kualitas Udara untuk perhitungan
IKLH
Kualitas Udara untuk Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup
Laboratorium
Lingkungan Hidup Daerah (LLHD),
pemerintah DKI
Jakarta terkait IKU.
Kendala: 1. Tidak tersediany
a anggaran
untuk menilai
peningkatan persepsi masyaraka
t dalam
Output: 1. Data PM10 dan
PM2,5 di 16 lokasi (
Pekanbaru, Jakarta, Serpong,
Bandung, Semarang, Surabaya (2
titik), Denpasar, Lombok,
Palangkaraya, Balikpapan,
Output: 1. Penyempurna
an rumus IKU dengan
penambahan PM10 dan
PM2,5; 2. Data Karakteristik
sumber pencemar di
Serpong-Tangerang
Output: 1. Kesepakata
n penggunaan
rumusan IKU
menggunakan beberapa metode dan alat ukur;
2. Hasil kajian korelasi
beberapa
Output: 1. Rekomendasi
penggunaan rumus IKU
menggunakan 5
parameter SO2, NO2, CO, PM10, O3 dapat digunakan
pada daerah yang memiliki
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 124
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Makassar, Ambon, Manado,
Jayapura, dan Medan)
menggunakan alat Gent Sampler;
2. Data PM10 dari daerah yang melakukan
pemantauan dengan alat
otomatis untuk dapat digunakan
pada IPU (Jakarta,Surabay
a, dan Bandung);
3. Data tambahan 30 jenis unsur di
udara ambien dan
menggunakan PMF model menghasilkan
adanya 6 faktor
sumber pencemar di Serpong –Tangerang (Banten)
yaitu: soil, industri Zn, campuran vehicle,
seasalt dan secondary
sulfur, industri Pb,
biomass burning, dan rifinery oil;
3. KTI dalam
metode alternatif
pengukuran kualitas udara
dibandingkan terhadap
metode standar yang
tersedia saat ini sebagai konsep ISTM:
i. Korelasi PM2.5 dan
PM10 menggunakan alat ukur
Gent sampler
peralatan otomatis,
yang memenuhi
syarat keberterimaa
n data (>80%).
Seperti: DKI Jakarta,
Surabaya; 2. Hasil
perbandingan perhitungan
IKU menggunakan BM WHO,
PP41, dan BM revisi PP41
3. Hasil skenario penggunaan rumus IKU :
pengelolaan
lingkungan sekitar Danau Toba;
2. Keterbatasan
anggaran dan
tingkat kesulitan
sampling kualitas air laut
mempersulit untuk
mendapatkan hasil uji coba yang representa
tif.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 125
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
konsentrasinya di 17 lokasi di
Indonesia untuk mendapatkan
data karakteristik pencemar udara;
4. Hasil Uji Banding antara parameter TSP, PM10 dan
PM2.5; 5. KTI dalam Jurnal
Ecolab Vol 9 No.1 Januari 2015:
“Peringatan dini Status Kualitas Udara Melalui
Karakteristik Kandungan Timbal dan PM2.5 di
Beberapa Kota di Indonesia”;
6. KTI dalam Jurnal Ecolab Vol 9 No.1
Januari 2015:
Jurnal Ecolab Vol 10 No.1
Januari 2016: “Kualitas Udara
(PM10 dan PM2.5) untuk Melengkapi
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup”; Outcome:
1. Rumusan IKU semakin
disempurnakan dengan
penambahan parameter partikulat sehingga
hasil perhitungannya mendekati
kondisi
ii. Korelasi PM10
menggunakan Gent sampler dengan AQMS
iii. Korelasi Metode Difusi
dengan Metode Optik
parameter SO2, NO2
3. Rekomendasi revisi nilai Baku Mutu
Kualitas Udara
Ambien (PP No 41 tahun
5 parameter dan satu
parameter (partikulat)
4. Perbandingan Metode
Sampling Kualitas
Udara: High Volume Air Sampler
(HVAS) dan Low Volume Air Sampler
(LVAS) 5. KTI dalam
Jurnal Ecolab Vol 12 No.1
Januari 2018: “Perhitungan Indeks Kualitas Udara DKI
Jakarta
3. Data kualitas
tanah dan produktifitas yang
diperlukan untuk
menyusun IKT
sangat banyak karena jumlah
komoditas pertanian sangat
beragam. 4. Verifikasi
rumus IKT dengan
produktifitas
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 126
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
“Perbandingan Pengukuran Konsentrasi
Partikulat di Udara Ambien Menggunakan alat High Volume Air Sampler dan Gent Stacked Filter Unit
Sampler”. Outcome:
1. Bertambahnya parameter Indeks Pencemar dara
(IPU) yaitu PM10 dan PM2,5
sebagai bagian dari Indeks
Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH); 2. Informasi perbandingan konsentrasi
sebenarnya yang terjadi
di lingkungan untuk
perbaikan kualitas
lingkungan; 2. Pemerintah
daerah mempunyai informasi
karakteristik sumber
pencemar di Serpong provinsi Banten, sebagai
bahan untuk pengambilan keputusan
terkait
1999) berdasarkan
hasil perhitungan
IKU; 4. Prosiding
dalam Seminar
Nasional di PSTNT Batan
Bandung: “Penentuan Karakteristik
Sumber Pencemar Di Serpong
Menggunakan Positive Matrix Factorization”.
Outcome: 1. Perhitungan
IKU untuk
menggunakan Berbagai baku
Mutu” 6. KTI dalam
Jurnal Ecolab Vol 12 No.2 Juli 2018:
“Studi awal perbandingan
metode sampling kualitas udara: High Volume Air Sampler
(HVAS) dan Low Volume Air Sampler
(LVAS)” Outcome:
1. Meningkatnya penggunaan formulasi IKU untuk IKLH di
beberapa daerah di
memerlukan biaya yang cukup besar karena harus
dilakukan dalam
greenhouse agar dapat
mengontrol faktor-faktor
pembatas dalam
pertumbuhan
tanaman selain
kualitas
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 127
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
parameter TSP, PM10 dan PM2.5 di udara ambien menggunakan
metoda pengukuran
HVAS yang sudah distandarisasi dan
Gent Stack Sampler sebagai metoda alternatif
yang belum standarisasi.
Kondisi yang mendukung:
Tujuan penelitian tahun 2015 dapat dicapai
melalui kerjasama KLHK dengan PSTNT-BATAN Bandung yang telah dimulai sejak tahun 2008, dan Pusdatin
pengendalian pencemaran
udara di daerahnya.
Kondisi yang mendukung:
Kerjasama KLHK dengan PSTNT-BATAN Bandung telah diukuhkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) sejak tahun 2011, sehingga kegiatan
pemantauan parameter PM10 dan PM2.5 sudah berjalan.Kegiatan
P3KLL di tahun 2016 tinggal disinergikan
saja. Kendala:
IKLH yang representati
f dan mendekati kondisi di lapangan,
akan memberikan gambaran kualitas
lingkungan yang
sesungguhnya sebagai bagian dari
usaha pencegahan pencemaran
udara; 2. Bertambahn
ya metoda alternatif
Indonesia, mencakup
lebih dari 200 kabupaten kota yang
menyebar di seluruh
Indonesia; 2. Bertambahny
a metoda alternatif sebagai produk
Indonesian Standard Testing Method
(ISTM) yang dapat
diusulkan sebagai konsep
tanah; 5. Implement
asi IKU untuk IKLH
ini memerluka
n penyesuaian kapasitas
sumber daya
manusia, peralatan
dan fasilitas
penunjang lainnya
bagi masing-masing
daerah di Indonesia.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 128
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
KLHK yang menyediakan data base
data pemantauan kualitas udara se
Indonesia. Kendala: Tidak ada
1. Merubah mind set dari
indeks pencemaran udara (IPU)
yang mengacu ke Kepmen LH No 45 tahun
1997 ke indeks kualitas
udara (IKU) mengacu ke Permen LH no 12 tahun
2010; 2. KTI terkait
PMF model belum
publikasi karena butuh
sebagai produk
Indonesian Standard Testing Method
(ISTM) yang dapat
diusulkan sebagai konsep
Rancangan Standar Nasional (RSNI).
Kondisi yang mendukung:
1. Komitmen pemda DKI
dalam menyediakan data yang
Rancangan Standar Nasional (RSNI).
Kondisi yang mendukung:
1. Sinergitas dengan
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara, Dirjen Pengendalian Pencemaran Kerusakan
Lahan; 2. Sinergitas
dengan PSTNT Batan sebagai salah
satu persyaratan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 129
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
waktu untuk memahami analisis data udara ambien
yang kompleks terdiri dari berbagai sumber.
valid menggunakan alat ukur
AQMS yg terpelihara dan mampu
telusur; 2. Jaringan pemantauan yang sudah terbentuk di 16 kota di Indonesia utk PM10 dan PM2.5 kerjasama
PSTNT Batan dan
P3KLL sebelum
RPPI-10 ini mulai di
P3KLL sebagai Pusat
Unggulan IPTEK (PUI).
Kendala: 1. Perlu
mensosialisasikan kembali penerapan IKU untuk
IKLH menggunaka
n satu parameter
kristis partikulat
(PM10/PM2.5)
mengantikan 3 parameter (SO2, NO2
dan PM2.5);
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 130
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
tahun 2015. Kendala:
1. Keberterimaan data untuk uji
coba formulasi
IKU 5 parameter
sangat terbatas.
Data stasiun yang
keberterimaanya dapat diandalkan
hanya Stasiun
Pemantauan Udara
otomatik daerah DKI
2. Nilai konsentrasi parameter di Baku Mutu
kualitas udara ambien
(PP No 41 tahun 1999) jauh lebih kecil dari
WHO; sehingga nilai
IKU tidak sensitif (semua terlihat bagus).
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 131
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Jakarta dan kota
Surabaya. 2. Saran dari
tim Pakar dalam
formulasi rumus IKU untuk IKLH dengan 1 parameter
kritis partikulat
(PM10/2.5) tidak bisa langsung diadopsi
dikarenakan investasi
yang sudah terbangun untuk 2
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 132
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
parameter IKU (SO2 dan NO2).
PERBAIKAN LINGKUNGAN
5 Inventarisasi Karakteristik Limba
h Domestik di Sunga
i Ciliwu
ng
Aplikasi Pengelolaan Limbah Domestik di
Sungai Ciliwung Melalui Pemilihan Daerah
Percontohan. Status penelitian: Penelitian Dasar
(Survei)
Aplikasi Pengelolaan Limbah Domestik di
Sungai Ciliwung Melalui Pemilihan
Daerah Percontohan.
Status penelitian: Penelitian
eksperimen (uji skala laboratorium).
masuk ke pengembangan di tahun 2017 karena mencakup multistakeholder dan aplikasi yg lebih luas
Output: 1. Profil lokasi DSS.
2. Jenis limbah rumah tangga di calon lokasi DSS.
3. Profil masyarakat
Output: 1. Model pengelolaan limbah cair domestik berupa
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 133
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
di calon lokasi DSS.
4. Kualitas limbah rumah tangga di calon lokasi DSS (sebelum DSS).
5. Lokasi DSS Outcome:
Berhasilnya disusun data yang dibutuhkan
untuk menentukan lokasi DSS.
Tujuan penelitian tahun 2015 dapat dicapai melalui pencapaian
output dan outcome. Capaian dari tidak
adanya data-data yang dibutuhkan untuk DSS menjadi tersusunnya
data DSS adalah 100%.
rekayasa sosial melalui Demonstration Site Station
(DSS) dan 2. Model pengelolaan limbah cair domestik berupa
desain Sistem Sanitasi Taman
(SANITA) atau Taman Pengolah Limbah (TPL);
3. KTI dalam bentuk Jurnal Ecolab Vol 10
No. 2, Juli
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 134
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
2016: “Profil Masyarakat
dan Lingkungannya sebagai Modal
membangun Peran serta Masyarakat
dalam upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan”.
Outcome:
1. Meningkatnya peran serta masyarakat
di dalam pengelolaan
limbah domestik.
2. Berkurangnya Jumlah
limbah cair
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 135
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
domestik. 3. Meningkatnya
Kualitas limbah
domestik sebelum masuk ke Sungai
Ciliwung. Tujuan penelitian tahun 2015 dapat
dicapai melalui pencapaian output
dan outcome. Capaian penelitian tahun 2016 terkait
output adalah bahwa output yang
dapat dicapai mencapai 90%
disebabkan karena desain Sistem
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 136
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Sanitasi Taman (SANITA) atau
Taman Pengolah Limbah (TPL)
dilakukan berdasarkan studi
literatur tidak sesuai perencanaan awal yang seharusnya melalui penelitian
skala laboratorium. Kendala yang menyebabkan
adalah perencanaan anggaran dalam
RKAKL dari Bidang Perencanaan yang
tidak tepat, seharusnya
penganggaran masuk modal karena harus
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 137
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
membangun bangunan sanita
tetapi dalam RKAKL biaya yang
disediakan adalah barang habis pakai.
Sehingga pembangunan
desain tidak dapat direalisasikan. Hasil penelitian menyimpulkan:
Pelaksanaan DSS mempu
menurunkan konsentrasi
parameter limbah domestik di lokasi penelitian dengan
efektif secara berurutan BOD,
COD, Total Phospat,
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 138
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
TSS, dan pH. Indikator ini
menunjukan bahwa peran masyarakat meningkat dalam mengelola limbah domestik setelah DSS begitu juga kualitas limbah domestic yang dihasilkan oleh masyarakat.
6 Tingkat pencemaran udara berdasarkan parameter deposisi
Tingkat pencemaran udara berdasarkan parameter deposisi
masuk ke pengembangan di tahun 2017 karena mencakup multistakeholder dan aplikasi yg lebih luas
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 139
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
asam asam Output:
Paket data dan informasi tingkat
pencemaran berdasarkan parameter deposisi asam didaerah
pedesaan dan sub perkotaan. Outcome:
1. Data deposisi kering sebagai
bagian dari deposisi asam,
untuk parameter SO2 dan NO2, tidak signifikan
apabila digunakan
sebagai input IKU untuk IKLH (dari deposisi kering)
Output: 1. Karakteristik
pencemar dari
parameter deposisi basah di Serpong
(daerah sub perkotaan)
menunjukkan bahwa kation
NH4+ dan
anion NO3-
merupakan spesies yang
paling dominan,
sementara di daerah
Jakarta dan
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 140
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
kalah dari amoniak;
2. Data deposisi basah sebagai
bagian dari Deposisi asam, untuk Ion NO3-
dan SO42-
dominan di area Jakarta dan ion NO3- dan NH4+
dominan di Serpong;
3. Terjadi penurunan pH di
Jakarta, sementara di Serpong dan
Bandung pH air hujan cenderung meningkat. Hasil
pemantauan
Bandung (daerah
perkotaan) ditunjukkan oleh kation
NH4+ dan nss SO4
2-. 2. Karakteristik
pencemar dari
parameter deposisi kering di Serpong,
Bogor, dan Jakarta
memperlihatkan pengaruh gas NH3 serta ion-ion NH4
+ dan SO4
2-
dalam
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 141
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
perairan darat di Situ Patengan
dan Situ Gunung belum
menunjukkan adanya dampak deposisi asam yang terlihat secara jelas.
Kondisi yang mendukung:
Sinergitas antara P3KLL dengan BMKG dan
LAPAN, dimana P3KLL saar ini sebagai National
Coordinator dalam jaringan pemantauan
Deposisi Asam di Indonesia (EANET).
Kendala: Tidak ada
aerosol. 3. KTI dalam
Third Periodic Report East
Asia Network on Acid
Deposition (EANET)
Desember 2016. ISSN 2432-8316:
The State of Acid Deposition in East
Asia Part II National Asessment for
Indonesia. Outcome:
Kecenderungan pH air hujan sama dengan tahun sebelumnya.
Kondisi yang
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 142
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
mendukung: Keterlibatan P3KLL di dalam jaringan
pemantauan deposisi asam di
Indonesia. Kendala: Tidak ada
7 Kebisingan lingkungan di kawasan pendidikan
Kebisingan lingkungan di
kawasan pendidikan
masuk ke pengembangan di tahun 2017 karena mencakup multistakeholder dan aplikasi yg lebih luas
Output: 1. Metode penilaian
kebisingan lingkungan di
Indonesia belum bisa memberikan deskripsi yang komprehensif
mengenai tingkat kebisingan yang
diterima oleh
Output: Hasil pengukuran
kebisingan lingkungan di
kawasan pendidikan yang dapat
digunakan untuk menggambarkan besaran tingkat kebisingan yang
terjadi dan kualitas
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 143
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
siswa dalam rentang waktu
kegiatan belajar mengajar di
kawasan pendidikan;
2. Parameter pengukuran kebisingan
background noise yang bersumber dari eksternal maupun dari
internal, Sound Transmission
Class, Reverberation Time, Noise Criteria dan
Speech Interference Level dapat
partisi kelas.
Outcome: Meningkatnya
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 144
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
dipertimbangkan sebagai metode
pengukuran dalam proses penilaian dari pengendalian kebisingan di ruang kelas
Outcome: Berhasilnya disusun usulan Metode dan
Parameter kebisingan dan akustik sebagai salah satu Indonesia
Standard Testing Methode (ISTM) yang dapat digunakan untuk pengukuran kebisingan
pada kawasan pendidikan.
Kondisi yang
mendukung:
kesadaran pemangku
kepentingan terhadap isu gangguan
kebisingan terhadap lingkungan pendidikan.
Kondisi yang mendukung:
Tidak ada Kendala: Tidak ada
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 145
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Tidak ada Kendala: Tidak ada
8 Dampak Pencemaran Udara (SO2, NO2 dan logam berat, Pb) dan
analisis data pencemaran terhadap
kesehatan di kota Tangerang, Subaraya
dan Medan
Dampak Pencemaran Udara
(SO2, NO2 dan logam berat, Pb) dan analisis data
pencemaran terhadap kesehatan di kota Tangerang,
Subaraya dan Medan
masuk ke pengembangan di tahun 2017 karena mencakup multistakeholder dan aplikasi yg lebih luas
Output: 1. Hasil Pengukuran
Logam Pb dalam darah pada anak anak di sekolah MI Baitul saadah
di Tangerang tahun 2015 nilai konsentrasi rata
Output: 1. Hasil pengukuran Pb dalam darah di sekitar
smelter/ pembakaran aki bekas di
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 146
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
- rata 39,17 ug/dL Jumlah total anak-anak yang dianalisa
adalah 60 orang untuk kabupaten Tangerang diatas
ambang batas dari WHO yaitu 5
μg/dL. 2. Pengukuran Logam Pb dalam darah pada anak anak di sekolah Bulu Tenger di
Kabupaten Lamongan tahun
2015 nilai konsentrasi rata - rata 11,8 ug/dL
Jumlah total anak-anak yang
Kabupaten Tangerang tahun 2016 masih tinggi di atas 10
μg/dL. 2. Hasil Pengukuran Untuk Pb
dalam darah Kab
Tangerang. Pengukuran Logam Pb
dalam darah pada anak
anak di sekolah MI
Baitullsa’adah di Tangerang tahun 2016
nilai
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 147
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
dianalisa adalah 70 orang untuk
kabupaten Lamongan diatas
ambang batas dari WHO yaitu 5
μg/dL. 3. Jurnal Ecolab
Tahun 2018, volume 12 Nomer 2 , Juli 2018: 53
– 102. Outcome:
Informasi tentang hubungan korelatif antara pencemaran
udara di daerah smelter aki bekas dan
dampaknya terhadap kesehatan masyarakat khususnya logam berat (Pb) dalam darah anak
konsentrasi rata-rata 32,0 ug/dL sudah
melebihi ambang
batas dari WHO yaitu 5 μg/dL. Hasil penelitian ini
yang di peroleh adalah hampir
semua data di atas 5 μg/dL
sedangkan standar WHO untuk anak anak nilai
maxsimal 5 μg/dL.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 148
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
2 sekolah (SD) di daerah Tangerang dan Surabaya (Lamongan).
Kondisi yang mendukung:
Koordinasi dengan Intansi lain yang terjalin dengan baik, Persuratan
dengan instansi lain dilakukan dengan baik
dan lancar. Kendala:
P3KLL tidak memiliki sendiri test kit alat ukur
Pb dalam darah, sehingga operasional mengikutii KPBB dan
FKM – UI. Disampng itu pengambian darah
harus dilakukan oleh Dokter atau paramedik.
Jumlah total anak-anak
yang dianalisa adalah 64
orang untuk kabupaten Tangerang.
3. Pengukuran Logam Pb
dalam darah pada anak
anak di sekolah SDS Al Hidayah di Kota Medan tahun 2016
nilai konsentrasi rata - rata 4,38 ug/dL Jumlah total
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 149
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
anak-anak yang
dianalisa adalah 66
orang untuk Kota Medan,
dibawah ambang
batas dari WHO yaitu 5
μg/dL. 4. Pengukuran
Logam Pb dalam darah pada anak
anak di sekolah SDN
Dukuh Mananggal 1
di Kota Surabaya
tahun 2016
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 150
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
nilai konsentrasi rata - rata 3,44 ug/dL Jumlah total anak-anak
yang dianalisa adalah 68
orang untuk Kota
Surabaya dibawah ambang
batas dari WHO yaitu 5
μg/dL. Outcome:
Informasi tentang hubungan korelatif antara pencemaran
udara di daerah
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 151
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
sekitar smelter daur ulang aki bekas dan
dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat, khususnya logam berat (Pb) dalam
darah dan gambaran daerah dengan potensi
terjadinya penyakit akibat pencemaran udara dan saran
untuk penanganan pencemaran udara.
Kondisi yang mendukung:
Koordinasi dengan Intansi lain yang
terjalin dengan baik, Persuratan dengan
instansi lain
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 152
No
KEGIATAN
CAPAIAN KINERJA RPPI – 10 KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) DAN
INDONESIAN STANDARD TESTING METHOD (ISTM)
KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
dilakukan dengan baik dan lancar
Kendala: P3KLL tidak memiliki sendiri test kit alat
ukur Pb dalam darah, sehingga
operasional mengikutii KPBB dan FKM – UI. Disampng
itu pengambian darah harus
dilakukan oleh Dokter atau paramedik.
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 153
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 154
CAPAIAN PENGEMBANGAN METODE 2015 -2019
NO
KEGIATAN CAPAIAN
2015 2016 2017 2018 2019
1. Metode Pengujian Kualitas Air
Output:
1. Hasil kajian Logam Berat dalam Air Laut Metode Khelasi menggunakan ICP-MS
2. Hasil kajian Validasi Metode BOD dalam Air Laut
Output: 1. Hasil kajian Logam
Berat dalam Air Laut Metode Khelasi menggunakan ICP-MS (lanjutan)
Output:
1. Hasil kajian Sulfida sebagai H2S air Sungai
Output: 1. Hasil kajian Sianida
dan Ortofosfat dalam Air dan Air Sungai menggunakan Reagen Kit
Output: 1. Hasil kajian
Sianida dan Ortofosfat dalam Air dan Air Sungai menggunakan Reagen Kit
Outcome: Metode dapat digunakan di laboratorium air
Outcome: Metode dapat digunakan di laboratorium air
Outcome: Pemenuhan metode dari bakumutu lingkungan hidup.
Outcome: Metode dapat digunakan di laboratorium air
Outcome: Metode dapat digunakan di laboratorium air
2. Metode Pengujian bahan berbahaya dan beracun ( B3 )
Output: 1. Hasil kajian
Parameter Fluorida (Anion) dalam limbah padat melalui TCLP menggunakan pektrofotometri
Output: 1. Hasil verfikasi
pengujian total konsentrasi Organofosfat dan PAHs dalam limbah padat dengan KG-SM
Output: 1. Hasil kajian metode
Organofosfat dan PAHs dalam limbah padat dengan KG-SM
Output: 1. Hasil kajian metode
Organofosfat dan PAHs dalam limbah padat secara TCLP dengan KG-SM
Output: 1. Hasil kajian
metode PAHs dalam limbah padat secara TCLP dengan KG-SM (lanjutan)
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 155
2. Hasil verfikasi pengujian Organofosfat dalam limbah padat secara TCLP dengan KG-SM
Outcome: Metode dapat digunakan di laboratorium Tanah & Padat
Outcome: Berhasil memverifikasi metode pengujian 9 senyawa organofosfat dan 13 senyawa PAHs dalam limbah padat dengan KG-SM terdapat 13 senyawa PAHs yang telah diuji
Outcome: Berhasil memverifikasi metode pengujian 9 senyawa organofosfat dan 13 senyawa PAHs dalam limbah padat secara TCLP dengan KG-SM
Outcome: Berhasil memverifikasi metode pengujian 15 senyawa PAHs dalam limbah padat secara TCLP dengan KG-SM
Kendala : Beberapa alat pendukung analisis rusak, standar yang dipakai telah kadaluarsa, turunnya sensitifitas alat KG-SM Shimadzu QP2010, dan program suhu pada alat KG-SM
Kendala : 1. Proses clean up
yang dilakukan kurang tepat, maka perlu dilakukan modifikasi
2. Perlu ujicoba/modifikasi program temperatur dan rate yang
Kendala : 1. Tidak dilakukan
pengaturan pH. 2. Fasa diam yang
digunakan pada tahap ini belum teraktifasi dengan sempurna.
3. Tidak tersedianya pelarut yang sesuai metode
4. Perlu modifikasi/ ujicoba program
Kendala: Perlu kajian lebih lanjut untuk senyawa dengan titik didih dan bobot molekul rendah
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 156
Trace 1310 – ISQ LT yang belum sesuai
digunakan temperatur dan rate yang digunakan.
3.
Metode Pengujian Kualitas Udara
Output:
1. Hasil perbandingan metode aktif dan pasif parameter NO2 dan SO2 di udara ambien
Output: 1. Hasil analisis kadar
emisi hidrogen klorida (HCl) dalam gas buangan pabrik sumber tidak bergerak di Indonesia menggunakan kromatografi ion
Output: 1. Hasil pengkajian
metode alternatif untuk pengukuran NOx emisi sumber tidak bergerak
Output: 1. Pengkajian metode
pengukuran SO2 emisi sumber tidak bergerak secara kromatografi ion
-
Outcome: Berhasilnya Membandingkan hasil pemantauan NO2 dan SO2 menggunakan metode aktif (four-stage filter pack) dan metode pasif sampler (CSIRO)
Outcome: Berhasilnya verifikasi pengujian HCl dalam emisi sumber tidak bergerak menggunakan kromatografi ion
Outcome: Berhasilnya verifikasi metode JIS K 0104:2011 Methods for determination of nitrogen oxides in flue gas
Outcome: Berhasilnya verifikasi metode JIS K 0103:2011 Methods for determination of sulfur oxides in flue gas, dengan menggunakan peralatan kromatografi ion sebagai metode alternatif, hasil ini akan digunakan di laboratorium udara
-
Kendala : - Kendala: Kendala: -
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 157
Perbandingan menunjukkan hasil RSD yang sangat bervariatif karena kondisi ambien yang dinamis
Pengujian NOx tidak bisa dikonfirmasi dengan gas analyzer karena sensor alat harus diganti
Pengujian SO2 tidak bisa dikonfirmasi dengan gas analyzer karena sensor alat harus diganti
4. Metode pengujian Toksik
Output:
Output: 1. Hasil kajian korosif
dermal
Output: Metode Toksik 1. Hasil kajian korosif
dermal
Output: Metode Toksik
1. Hasil kajian metode toksisitas pemanjangan akar tumbuhan sebagai alternatif dari penggunaan hewan dalam pengujian tanah dan limbah beracun
Output: Metode Toksik
1. Hasil kajian metode toksisitas pemanjangan akar tumbuhan sebagai alternatif dari pengunaan hewan dalam pengujian tanah dan limbah beracun
Mengetahui Outcame:
Verifikasi pengujian korosif dermal metode OECD 404 tahun 2015
Outcame: Verifikasi pengujian korosif dermal metode OECD 404 tahun 2015
Outcame: Berhasil menemukan metode germinasi terhadap limbah B3
Kendala: Kendala:
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 158
Ujicoba perbandingan metode tidak berhasil dilaksanakan karena tidak tersedia hewan uji kelinci yang memenuhi syarat pengujian
Konsentrasi sampel limbah terlalu tinggi sehingga hasil tidak optima
5. Metode Biologi Output:
1. Pengkajian Efek Konsentrasi Klorin terhadap Pertumbuhan E.coli dan Total Coliform
Output: -
Output: -
Output
1. Hasil kajian parameter mikrobiologi pada limbah padat (Identifikasi mikroba dengan Metode Kolorimetri RVLM)
Output:
1. Pengkajian parameter mikrobiologi pada limbah padat (Identifikasi mikroba dengan Metode Biokimia API 20E)
Outcame: Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh semua penanggung jawab hasil pemantauan kualitas
Outcame: 1. Mendapatkan metode yang bisa digunakan oleh pihak pengelolah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Outcame: 1. Mendapatkan
metode yang bisa digunakan oleh pihak pengelolah B3.
2. Solusi metode identifikasi
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 159
air dalam menilai kualita
2. Memberikan solusi metode identifikasi mikroba limbah B3 khususnya limbah medis
mikroba gram negatif limbah B3 khususnya limbah medis
6. Metode Kebisingan dan getaran
Output:
1. karakteristik test track puspiptek dan di BSD tidak berpengaruh banyak terhadap hasil pengukuran
2. uji annova: nilai f< dari fcrit (tidak berbeda signifikan)
Output:
1. Sumber getaran dari lalu lintas mempunyai rentang frekuensi yang berbeda
Output: Pengukuran getaran untuk manusia menggunakan minimate pro6 dan VI-410 menunjukan nilai korelasi yang lemah.
- -
Outcome: Hasil kajian metode memberikan nilai ekonomis, yaitu ; pengujian emisi bising kendaraan bermotor dinamis
Outcome: Berhasil mendapatkan hasil kajian metode pengukuran pada DIN 4150-3 dan ISO 4866:2010 memiliki
Outcome: 1. Metode
pengukuran ISO 4866 dapat diimplementasikan pada pengukuran
PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN KINERJA TH.2019 160
(Permen LH 07/2009) tidak perlu menyewa test track bernilai puluhan juta per hari, selama kondisi topografi dan lingkungan di puspiptek tidak berubah signifikan.
kesamaan metode dengan lampiran III Kepmen 49/1996
getaran untuk keutuhan bangunan dari getaran pemasangan tiang pancang