Makalah survei puslitbang tekmira

26
MAKALAH CONTOH LEMBAGA SURVEI PUSLITBANG TEKMIRA (PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATU BARA) Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Survei Pemetaan Sumber Daya, dengan dosen pengampu Drs. Jupri, M.Si. Disusun oleh : Irsan Taufik Munadi (1005684) Jaka Firman Purnama (1000910) Yoga Hepta Gumilar (1002055) JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012

Transcript of Makalah survei puslitbang tekmira

Page 1: Makalah survei puslitbang tekmira

MAKALAH CONTOH LEMBAGA SURVEI

PUSLITBANG TEKMIRA (PUSAT PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATU BARA)

Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Survei Pemetaan Sumber

Daya, dengan dosen pengampu Drs. Jupri, M.Si.

Disusun oleh :

Irsan Taufik Munadi (1005684)

Jaka Firman Purnama (1000910)

Yoga Hepta Gumilar (1002055)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012

Page 2: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

A. PROFIL LEMBAGA ................................................................................. 1

1. Sejarah .......................................................................................................... 1

2. Visi dan Misi ................................................................................................ 2

3. Cakupan Kajian Lembaga ............................................................................ 3

4. Stuktur Organisasi TEKMIRA ..................................................................... 6

5. Hasil-Hasil Litbang yang Sudah Siap Diaplikasikan ................................... 7

B. CONTOH SURVEI YANG DILAKUKAN ........................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

Page 3: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 1

A. PROFIL LEMBAGA

1. Sejarah

Foto Gedung Utama Puslitbang TEKMIRA

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara,

disingkat Puslitbang TEKMIRA, lahir dari penggabungan Balai Penelitian

Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan

Pertambangan pada 11 November 1976. Sebelum dikenal dengan sebutan

Puslitbang TEKMIRA, Institusi ini bernama Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM) sebagai perubahan dari nama Pusat

Penelitian Teknologi Mineral (PPTM) yang waktu itu berada di bawah

Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) , Departemen Pertambangan

dan Energi (DPE) . Banyak karya nyata yang telah dihasilkan untuk

kepentingan pengembangan usaha di subsektor mineral dan batubara, serta

tidak sedikit kontribusi yang diberikan untuk mendukung kebijakan DJPU

maupun DPE.

Pada tahun 2000 terjadi perubahan tatanan kehidupan berbangsa dan

bernegara, menyusul era reformasi yang diikuti oleh demokratisasi di berbagai

bidang, dan pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah. Melalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 dan

Page 4: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 2

Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000, Departemen Pertambangan dan

Energi (DPE) secara resmi berganti nama menjadi Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral (DESDM) . Atas dasar Keppres tersebut, selanjutnya

dikeluarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 150

Tahun 2000 dan Nomor 1915 Tahun 2000, yang keduanya mengatur tentang

organisasi di lingkungan DESDM. Restrukturisasi yang terus berlanjut, antara

lain menghasilkan reaktualisasi visi dan misi DESDM, pembentukan Badan

Litbang ESDM berikut visi dan misinya, serta pergantian nama P3TM menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan batubara

(Puslitbang TEKMIRA) yang kini berada di bawah Badan Litbang ESDM.

2. Visi dan Misi

Kilas balik sejarah di atas membawa pengaruh besar terhadap institusi ini

dalam kiprahnya sebagai pusat unggulan penelitian dan pengembangan

(litbang) di bidang mineral dan batubara.Perubahan lingkungan strategis yang

begitu cepat, otomatis mengharuskan Puslitbang TEKMIRA melakukan

reaktualisasi visi dan misinya. Reaktualisasi visi dan misi ini tidak saja

dimaksudkan untuk menjawab perubahan lingkungan strategis dalam ruang

lingkup nasional (politik, ekonomi, sosial, dan budaya) , tetapi juga regional

dan internasional (era globalisasi).

Dengan mengacu kepada Rencana Strategik (Renstra) Badan Litbang

ESDM 2002-2006, visi Puslitbang TEKMIRA sebagaimana tertuang dalam

Renstra Puslitbang TEKMIRA 2002-2006, adalah menjadikan Puslitbang

TEKMIRA sebagai pusat penelitian dan pengembangan yang mandiri,

profesional, dan unggul dalam pengembangan dan pemanfaatan mineral dan

batubara. Untuk mewujudkan visi tersebut, Puslitbang TEKMIRA memiliki

tiga misi utama, yaitu:

Menyelenggarakan litbang terapan untuk pengembangan mineral dan

batubara;

Page 5: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 3

Menyediakan layanan jasa teknologi dalam pengembangan mineral dan

batubara;

Membantu merumuskan kebijakan pemanfaatan mineral dan batubara.

Visi dan misi baru Puslitbang TEKMIRA telah membawa perubahan

pada fokus kegiatan serta jajaran pelaksana untuk melaksanakan fokus kegiatan

tersebut.Fokus kegiatan diarahkan kepada kegiatan litbang aspek teknologi

penambangan, proses pengolahan, lingkungan pertambangan, keekonomian,

dan pemanfaatan teknologi informasi. Sementara pelaksanaan terhadap fokus

kegiatan diserahkan kepada kelompok-kelompok keahlian yang bersifat

fungsional, yaitu:

Kelompok Litbang Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral;

Kelompok Litbang Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara;

Kelompok Penerapan Teknologi Penambangan Mineral dan Batubara;

Kelompok Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral dan Batubara.

Serta Bagian Tata Usaha, Bidang Program, Bidang Penyelenggaraan dan

Sarana Penelitian dan Pengembangan, dan Bidang Afiliasi dan Informasi.

3. Cakupan Kajian Lembaga

Berbicara lebih jauh tentang fokus kegiatan, ada dua sasaran yang ingin

dicapai, yaitu:

Optimalisasi pemanfaatan mineral, berupa peningkatan nilai tambah,

teknologi proses, dan peningkatan mutu mineral; dan

Optimalisasi pemanfaatan batubara, baik sebagai bahan bakar langsung

atau melalui konversi, dan peningkatan mutu batubara.

Kedua sasaran tersebut pada akhirnya bertujuan untuk mendukung misi

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, terutama yang berkaitan

dengan pemberian masukan bagi kebijakan mineral dan energi nasional, serta

Page 6: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 4

hasil kegiatan litbang yang berorientasi pada kesinambungan penyediaan bahan

baku untuk keperluan sektor industri dan sektor pengguna lainnya.

Sesuai dengan Renstra Puslitbang TEKMIRA 2002-2006, kebijakan pada

tahun pertama (2002) difokuskan kepada konsolidasi internal untuk

menghadapi tugas berat di masa depan, terutama dikaitkan dengan kemandirian

Badan Litbang ESDM - yang berarti pula kemandirian Puslitbang TEKMIRA,

yang harus terealisasi pada tahun 2006.

Di samping itu, kebijakan pada tahun 2002 mencakup renovasi, yang akan

berlanjut hingga akhir tahun 2004; peningkatan kapasitas sumber daya manusia

(SDM) , inovasi IPTEK, dan peralatan, yang akan berlanjut hingga akhir tahun

2005; serta penambahan laboratorium terakreditasi, yang akan terus

dilaksanakan secara berkesinambungan.

Memasuki tahun 2004, secara khusus kebijakan diarahkan kepada upaya

peningkatan jasa teknologi dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) , yang diupayakan secara berkesinambungan. Dengan sistematika arah

kebijakan 2002-2006 tersebut, diyakini akan membawa Puslitbang TEKMIRA

menjadi lembaga yang mandiri, profesional, danunggul dalam pengembangan

dan pemanfaatan mineral dan batubara pada awal tahun 2007.

Untuk mewujudkan obsesi di atas, selain memberikan perhatian penuh

kepada pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana, yang tidak kalah

penting adalah peningkatan kualitas SDM.Diakui, komposisi pegawai yang ada

memang kurang ideal untuk memacu percepatan Puslitbang TEKMIRA

menuju arah dan tujuan sebagaimana yang diinginkan. Namun dengan

mengikuti berbagai pelatihan, kursus, seminar, kerja sama penelitian, dan

kegiatan lain yang sejenis, diharapkan kemampuan SDM Puslitbang

TEKMIRA akan semakin meningkat.

Bergerak di bidang penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan

batubara

Page 7: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 5

PRODUK

- Geoteknologi Tambang

- Teknologi Penambangan

- Lingkungan Pertambangan

- Teknologi Pengolahan Mineral

- Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Bara

- Tekno-Ekonomi Mineral dan Batu Bara

- Teknologi Informasi Pertambangan

JASA

Jasa teknologi merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada

masyarakat yang dilakukan oleh TEKMIRA.Kegiatan ini merupakan

penunjang yang sangat penting untuk mendukung mandirinya

institusi.Banyaknya pelayanan jasa yang dikerjakan merupakan salah satu tolok

ukur kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas TEKMIRA.Jenis pelayanan

jasa yang dapat diberikan TEKMIRA kepada masyarakat meliputi :

- Jasa Pengujian Komposisi Kimia Mineral

- Jasa Pengujian Kimia Lingkungan

- Jasa Pengujian X-Ray

- Jasa Pengujian Mineralogi

- Jasa Pengujian Fisika Mineral

- Jasa Pengujian Ekstraktif Metalurgi

- Jasa Pengujian Kimia Dan Fisika Batubara

- Jasa Pengujian Analisis Proksimat

- Jasa Pengujian Analisis Ultimat

- Jasa Pengujian Analisis Bentuk Belerang

- Jasa Pengujian Lainnya

- Jasa Analisis Gas Dan Cairan Batu Bara

- Jasa Pengujian Mekanika Batuan

- Jasa Pengujian Geoteknologi Tambang

Page 8: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 6

- Jasa Analisis Dan Desain Geoteknologi Tambang

- Jasa Penyelidikan / Survey Geofisika Tambang

- Jasa Pengujian Mekanika Tanah

- Jasa Teknologi Informasi Pertambangan

- Bimbingan Teknis

4. Stuktur Organisasi TEKMIRA

Bagan diatas merupakan stuktur organasasi yang ada di Puslitbang

TEKMIRA. Dengan jabatan tertinggi diduduki oleh KAPUS (Ketua Pusat),

yaitu Ir. Hafi Nursarya, M.Sc. KAPUS membawahi lima bidang utama yaitu :

Bidang Program

Bidang Penyelenggaraan dan Saran Litbag

Page 9: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 7

Bidang Afiliasi dan Informasi

Bagiam Tata Usaha

Kelompok Bidang Keahlian (KBK)

5. Hasil-Hasil Litbang yang Sudah Siap Diaplikasikan

a. Mineral Logam

Pengolahan Emas Ramah Lingkungan Cara Grvitasi (Mineral

Berat Yang Terkandung Dapat Diekstraksi Melalui Proses

Flotasi)

Proses Pemurnian Timah Cara Electrorefining (Kadar Mencapai

99,99%)

Pemanfaatan Antrasit Sebagai Reduktor Peleburan Timah

Pemanfaatan Timah Untuk Bahan Baku Tin Plate, Solder,

Pewter, Dan Organotin

Pencucian Bijih Mangan

Flotasi Bijih Sulfida

Pembuatan Pelet Bijih Besi

Peningkatan Kadar Bijih Galena Dan Peleburannya

Peningkatan Kadar Pasir Besi

Pembuatan Katalis BBM Dari Logam Timah

Ekstraksi Silikon Dari Pasir Kuarsa Untuk Bahan Baku Wafer Sel

Surya

Ekstraksi Logam Jarang Dan Tanah Jarang Dari Mineral Ikutan

b. Mineral Industri

Aktivasi Dan Granulsi Zeolit Untuk Efisiensiensi Penggunaan

Pupuk

Aktivasi Ca-Bentonit Untuk Penjernihan Minyak Sawi CPO

Page 10: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 8

Pencucian Dan Klasifikasi Ukuran Pasir Kuarsa Untuk Bahan

Baku Gelas Kramik Dan Pasir Cetak

Penggunaan Flespar Kadar Rendah (35%) Melalui Proses Plotasi

Hingga Mencapai 80-85% (Kualitas Impor)

Pengolahan Kuarsa Untuk Gravel Pack Sand (standar API) Untuk

Industri Pemboran Minyak

Ekstrasi Blerang Berbiaya Produksi Lebih Murah Dengan

Teknologi Tepat Guna

Pembuatan Precipitated Carbonate (PCC) Dari Batu Kapur

Pengolahan Kapur Menjadi Kapur Tohor Atau Kapur Padam

Serta Kapur Ringan

Pembuatan Tawas/PAC Dari Kaolin Kadar Rendah Dan

Pemanfaatan Alumuniumnya Sebagai Penjernih Air

Pembuatan Semen Pozolan Kapur

Pembuatan Pupuk Majemik Dari Dolomit Dan Fofat Kadar

Rendah

Pembuatan Pupuk Kiserit Dari Dolomit

Peningkatan Posfat Kadar Rendah

Pembuatan Ca-Hidrofosfat

Penyiapan Bahan Baku Kramik Siap Pakai

Pemanfaatan Abu Terbang Untuk Bata Ringan

Pengolahan Zirkon Menjadi Zirkonia

Pemanfaatan Monmorilonit Untuk Katalis Biodisel Padat

Penyiapan Mineral Dalam Skala Nano

c. Teknologi Pemanfaatan Limbah Menaral

Pengolahan Bahan Mineral Berupa Scrap Besi, Kawart Tembaga,

Limbah Tekstil, Serta Percetakan Mennjadi Produk Yang Dapat

Dijual

Pemanfaatan Abu Terbang PLTU Untuk Castable Refractori

Page 11: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 9

Pemanfaatan Abu Batubara Sebagai Pembenah Tanah Di Daerah

Penimbunan

Ekstrasi Logam Emas Dari Ampas

DesulfurisasiLimbah Batubara Dengan Flotasi Kolom

Pemanfaatan Residu Bauksi

Ektasi Logam Berharga Dari Slime Proses Peleburan Tembaga

Plotasi Bijih Sulfida (Pb, Cu, Zn) Dari Ampas Sianidasi Emas

Peningkatan Kadar Bauksit Dari Crude BauxsiteDan Ampas

d. Teknologi Penambangan

Sistem Penambangan Batubara Bawah Tanah Menggunakan

Metode Sortwall, Di PT. Indominco Mandiri, Kalimantan Timur

Sistem Penambangan Emar Dengan Lebar Urat Kurang < 2 Meter

Menggunakan Metode Underhand Stull Stoping Di PT. Aneka

Tambang, Cikandang

Desain Lereng Tambang Batubara Terbuka Pada Daerah Endapan

Rawa Di PT. Brau Coal, Kalimantan Timur

Teknologi Pekuatan Masa Batuan Dengan Sistem Cable Bolt Di

PT. Bukit Asam, Sumatra Selatan

Sistem Pemantauan Airtanah Berbasis Telemetri

Sistem Pemantauan Lingkungan

Sistem Pergerakan Lereng Dan Lubang Bukaan Tambang Bawah

Tanah Berbasis Telemetri

Pengukuran Insitu Stress Untuk Analisis Stabilitas Lubang

Bukaan Pada Tambang Batubara Bawah Tanah Di PT. Kitadin

Penelitian Pengaruh Getaran Peledakan Terhadap Stabilitas

Lubang Bukaan Pada Tambang Bawah Tanah Di PT. AIC

Penelitian Subsidance Akibat Penambanmgn Batubara Bawah

Tanah Di PT. FBS, Kalimantan Timur

Page 12: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 10

Perencanaan Penambangan Batibara Dengan Metode Tambang

Bawah Tanah Di PT. Sumber Kurnia Buana, Di Kalimantan

Selatan

e. Teknologi Pengolahan Batubara

Peningkatan Kulitas Batubara Tingkat Rendah Dengan Proses

Upgraded Brown Coal(UBC)

Coal Water Fuel (Akua Batubara) Sebagai Bahan Bakar Ketel

Uap

Pencucian Atau Penghilangan Pengotor Batu Bara

f. Teknologi Konservasi Batubara

Pembuatan Kokas Dari Campuran Batubara Dengan Green Coke

Pembuatan Batubara Non Cooking

Pembuatan Gas Dingin Hasil Gasifikasi Batubara Untuk PLTD

Gasifikasi Batubara Untuk Pengeringan Hasil Pertanian Atau

Perkebunan

Pencairan Batubara

Pembuatan Karbon Aktif Dari Batubara

g. Teknologi Pembakaran Batubara

Tungku Integrasi Untuk Briket Batubara Pada Industri Kecil

Menengah

Pembakar Siklon/CycloBurner Untuk Industri

Tungku Industri Dengan Briket Bio Batubara Untuk Batubara

Pembakaran Siklon Untuk Kalsinasi Kapur Sistem

Berkala/Menerus

4. Kendala Umum Pen-Surveian Puslitbang TEKMIRA

Gannguan alam

Gangguan sosialisasi masyarakat

Perencanaan kurang tepat

Sulit mendapatkan data sekunder

Page 13: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 11

B. CONTOH SURVEI YANG DILAKUKAN

Berikut contoh dokumen survei pemetaan sumber daya alam yang dilakukan

Puslitbang TEKMIRA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bahan galian yang

cukup besar.Hal ini dapat dilihat dari jumlah jalur mineralisasi

sebanyak 15 jalur dan juga memiliki 60 cekungan yang juga

berpotensi.Namun sejauh ini hanya sekitar 15 % yang baru dapat di

manfaatkan (Adjat Sudrajat, 2003).

Jumlah potensi yang besar tersebut dikarenakan negara Indonesia ini

merupakan negara yang berada di jalur pertemuan lempeng kerak

bumi, yang menyebabkan terjadinya aktivitas vulkanik yang juga

berdampak terhadap munculnya zone mineralisasi. Daerah Sukabumi

Selatan, Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang dilewati jalur

endapan bijih sekunder yang berasal dari endapan pantai purba

sehingga cukup memiliki potensi yang perlu dikaji lebih mendalam.

Selain itu, tuntutan kebutuhan mineral termasuk mineral logam yang

semakin meningkat, sehingga perlu dicarinya sumber tambang baru

yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam

kehidupan manusia.

Berdasarkan UU yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat tentang

otonomi daerah, yang telah memberikan kewenangan yang luas,

nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah dalam perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi.Selain itu

dalam penyempurnaannya, telah diserahkan kewenangan di bidang

Page 14: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 12

pertambangan umum ke pemerintah daerah (Tabel 1.1).Perundang-

undangan tersebut diharapkan dapat menambah penghasilan daerah

khususnya dari bidang pertambangan.

Tabel 1.1 Pengawasan dan pengaturan pertambangan bagi daerah

Page 15: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 13

1.2 Maksud dan Tujuan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih

terarah tentang prospek bijih besi yang berkembang di daerah Jawa

Barat Selatan , Provinsi Jawa Barat, mulai dari kondisi litologi, struktur

yang berkembang, serta proses mineralisasi yang terjadi di kawasan

tersebut yang lebih terperinci.

Adapun tujuan akhir yang diharapkan berupa lokalisasi daerah yang

memiliki prospek kandungan mineral yang ekonomis sehingga dapat

menjadi acuan dalam merencanakan kegiatan eksplorasi lanjut dan

penambangan, sehingga dapat disusun agenda kerja yang lebih

terperinci sehingga penggunaan biaya lebih efektif dan ekonomis.

Page 16: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 14

BAB II KEADAAN UMUM

2.1 Posisi Geografi

Secara umum, administrasi daerah penyelidikan berada di seluruh

kawasan pantai selatan jawa barat

Secara geografis daerah usulan penelitian Block I, II, III, IV, dan V

terletak pada koordinat ………………………………………………………………………..

Dan …………………………………………………………………………………………………………

2.2 Geologi Umum

2.2.1 Fisiografi

Menurut van Bemmelen (1949), fisiografi khas Pulau Jawa dimulai dari

Teluk Pelabuhan Ratu ke arah timur, sedang di sebelah baratnya

(daerah Banten) dalam beberapa hal lebih mirip dengan daerah Selat

Sunda dan Pulau Sumatera. Daerah Jawa Barat oleh van Bemmelen

(1949) telah dibagi menjadi enam zone fisiografi, yaitu: Endapan

Volkanik Kuarter, Dataran Pantai Jakarta, Zone Bogor, Zone Bandung,

Pegunungan Bayah, dan Pegunungan Selatan Jawa Barat.

Zone-zone tersebut dibentuk oleh struktur dan litologi.Jenis litologi

yang membentuk morfologinya beragam, terdiri atas batuan sedimen,

batugamping, dan gunungapi, atau batuan beku.Selain itu juga

dipengaruhi struktur seperti antiklin, sesar, dan kekar.

Page 17: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 15

Berdasarkan pembagian tersebut, daerah penyelidikan terletak pada

Zone Pegunungan Selatan Jawa Barat. Menurut Pannekoek (1946;

dalam van Bemmelen, 1949), tiga karakteristik morfologi dapat

dibedakan di daerah ini, yaitu : aliran Sungai Cikaso, yang mengalir

dari timurlaut ke arah baratdaya, membentuk lembah dalam dengan

tebing yang cukup terjal, sebelah utara merupakan sisa erosi yang

terjadi pada Kala Pliosen, dan merupakan bagian dari Pegunungan

Hanjuang, serta sisi timur dan selatan membentuk tebing berbatasan

dengan lembah Sungai Cikaso dan Dataran Jampang Selatan.

Fisiografi Pegunungan Selatan Jawa Barat memanjang mulai dari

Teluk Pelabuhan Ratu hingga Pulau Nusa Kambangan, Cilacap.

Lebarnya ± 50 km, tetapi di ujung timur menyempit hingga hanya

beberapa kilometer saja.Lajur pegunungan ini merupakan sisi selatan

dari geantiklin Jawa, membentuk crustal block yang miring ke arah

selatan. Fisiografinya dapat dibedakan menjadi tiga bagian, berturut-

turut dari barat ke timur, yaitu: Bagian Jampang, Pangalengan, dan

Karangnunggal. Bagian barat dan timur, masing-masing merupakan

dataran tinggi, dengan ketinggian rata-rata 1.000 mdml. Di beberapa

tempat terdapat volcanic neck yang menonjol (contoh: Gunung

Malang, 1305 m). Bagian tengah (Pangalengan), didominasi oleh

kumpulan gunungapi tidak aktif.Ketinggian di daerah ini lebih tinggi

bila dibandingkan dengan daerah sisi barat dan timurnya. Menurut van

Bemmelen (1949), hal ini terjadi sejak Neogen, pada waktu transgresi

Miosen Atas (pembentukan Seri Bentang-Beser) tidak mencakup

bagian tengah, karena waktu itu bagian ini berupa pulau.

Pada zone ini terdapat pola struktur yang cukup rumit, yang

disebabkan karena zone ini merupakan daerah Tectonic Disturbance,

yaitu zone pertemuan antara geantiklin Jawa dengan geantiklin Bukit

Barisan di Sumatra (van Bemmelen, 1949).

Page 18: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 16

2.2.2 Stratigrafi dan Litologi

Kelompok batuan tertua yang tersingkap di daerah ini terdiri atas

batuan basa-ultra basa (ofiolit), batuan metamorf, dan batuan

sedimen. Kelompok batuan ini oleh van Bemmelen (1949) dan Marks

(1957, dalam Sukamto, 1975) disebut sebagai kelompok Batuan Pra-

Tersier.

Berdasarkan peta geologi daerah Jampang dan Balekambang yang

dipetakan oleh Sukamto (1975), secara regional stratigrafi daerah

penyelidikan tersusun oleh beberapa formasi, dari yang tertua hingga

yang termuda adalah: Formasi Citireum, Formasi Ciletuh, Anggota

Cikarang, Anggota Ciseureuh, Porfiri Cileugok, Formasi Bentang Bagian

Bawah, Formasi Bentang Bagian Atas, Formasi Cibodas, Sedimen

Pantai Citanglar, dan Aluvium serta Endapan Pantai.

2.2.3 Struktur Geologi Regional

Baumann (1973), telah menyusun peta struktur Jawa Barat

berdasarkan penelitian lapangan dan survai gaya berat. Menurutnya

terdapat empat fase tektonik, yaitu yang terjadi pada Kala Oligo-

Miosen, Miosen Tengah, Pliosen Atas, dan Kuarter, sedangkan menurut

Martodjojo (1984) fase-fase tektonik tersebut terjadi pada Kala Eo-

Oligosen, Miosen Tengah, Miosen Akhir, dan Plio-Plistosen hingga

sekarang. Walaupun terjadi perbedaan pendapat mengenai kala

terjadinya fase-fase tektonik tersebut, namun keduanya berpendapat

bahwa terangkatnya batuan Pra-Tersier di daerah Ciletuh merupakan

bukti adanya orogenesis di daerah ini.

Page 19: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 17

BAB III POTENSI BAHAN GALIAN

Daerah selatan jawa barat merupakan daerah yang memiliki potensi

kandungan mineral logam dasar yang cukup besar, yang merupakan

hasil rombakan serta hasil erosi air sungai terhadap batuan yang lebih

tua yang kemudian diendapkan di daerah pantai. Selain itu juga

endapan terdapat dalam bentuk masiv ke arah daratan.Mineral logam

yang bersifat ekonomis di daerah ini adalah bijih besi.

Endapan bijih besi terdapat di beberapa tempat bentuk endapan

titanomagnetit masiv di bagian jalur Pegunungan

Selatan.Titanomagnetit di daerah ini terbentuk dalam bentuk lensa di

dalam sedimen Pantai Citanglar. Endapan bijih besi ini merupakan

jenis minette (clinton type) yang terbentuk di lingkungan laut dangkal

dan berasosiasi dengan batuan sedimen, seperti batugamping,

batupasir dan batuan volkanik, yang juga terdapat di daerah ini.

Endapan bijih besi tersebut diduga berasal dari rombakan atau

disintegrasi batuan gunungapi, dan bisa juga disebut “heavy mineral”

yang merupakan campuran konsentrasi dari mineral-mineral berat,

dimana dengan suatu proses konsentrasi memberikan hasil lebih dari

suatu mineral berharga seperti rutil, ilmenit, zirkon dan oksida-besi.

Deposit bijih besi titan terbentuk dari pengkonsentrasian mineral

ilmenit, hematit, dan magnetit, yang banyak mengandung bijih besi

sekitar 70%, dan kandungan titan 20 %.

Bijih besi titanomagnetit dalam bentuk endapan lensa yang

mempunyai ketebalan 0,4 – 5 meter mempunyai kandungan sekitar 30

juta ton, dengan titanium berkisar sekitar 5,8 – 13,8% dan Fe 32 –

61% (Duyfjes, 1939; Houbolt, 1942; dan Kraeff, 1955).

Page 20: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 18

Potensi yang terdapat pada Block I seluas 133,80 km2, apabila

penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka

cadangannya diperkirakan sebesar 1.311.240 ton.

Potensi yang terdapat pada Block II seluas 18,10 km2, apabila

penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka

cadangannya diperkirakan sebesar 177.380 ton.

Potensi yang terdapat pada Block III seluas 6,62 km2, apabila

penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka

cadangannya diperkirakan sebesar 64.876 ton.

Potensi yang terdapat pada Block IV seluas 10,69 km2, apabila

penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka

cadangannya diperkirakan sebesar 104.762 ton.

Potensi yang terdapat pada Block V seluas 7,13 km2, apabila

penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka

cadangannya diperkirakan sebesar 69,874 ton.

Total cadangan di daerah ini diperkirakan sekitar 1.728.132 ton,

apabila dilakukan penambangan perbulan sekitar 90.000 ton maka

lama penambangan diperkirakan sekitar 19 bulan.

Page 21: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 19

BAB IV RENCANA EKSPLORASI

4.1 Eksplorasi Geologi Detail

Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengukuran/pengambilan data dari

batuan/litologi yang tersingkap di daerah usulan penelitian. Data yang

di ambil berupa:

a. Posisi data yang diambil (koordinat)

b. Data pola jurus dan kemiringan batuan

c. Deskripsi batuan

d. Data struktur geologi yang ada

e. Sketsa singkapan batuan

f. Foto singkapan batuan

g. Sampel/contoh batuan untuk analisis laboratorium

h. Data lapangan lain (seperti kondisi tanah, air, dll)

Dalam pengambilan data tersebut digunakan alat-alat berupa:

a. Peta dasar (topografi 1:25.000)

b. GPS navigasi

c. Kompas Geologi

d. Palu Geologi

e. Peralatan sampel

f. Alat tulis

g. Kamera

h. Komparator

i. Larutan HCL 0,1 N

Page 22: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 20

4.2 Survey Ground Magnetic

Survey Ground magnetic merupakan metoda geofisika yang

memanfaatkan sifat kemagnetan batuan (mineral yang terkandung)

sehingga dapat memberikan lokasi/zonasi akumulasi mineral-mineral

logam. Pengambilan data dilakukan dengan sistem grid, sehingga data

yang diperoleh akan lebih sistematis.

Kegiatan Lapangan

- Peralatan : Peralatan yang dipakai adalah magnetometer proton

bermemori GEOMETRICS G-856

- Pengukuran

Pengukuran dilakukan pada titik-titik amat dengan ukuran grid

50 m X 50 m

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan di lapangan, dengan melakukan

koreksi-koreksi sebagai berikut :

a. Koreksi harian (diperlukan 2 unit magnetometer)

b. Reduksi ke kutub (bertujuan untuk menyederhanakan bentuk

kontur intensitas magnetik)

c. Kontinuasi keatas / kebawah ( bertujuan untuk menguatkan /

memfilter sinyal )

Interpretasi

Dari peta kontur intensitas magnetik dapat dilihat di lokasi mana

terdapat klosur dengan harga intensitas magnetik tinggi, hal ini

merupakan indikasi awal adanya benda anomaly

Page 23: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 21

4.3 Survey Dipole-Dipole Resistivity

Tujuan

Mengetahui adanya benda anomali pada penampang pseudosection

dipole-dipole resistivity.

Adanya benda anomaly ditunjukan oleh adanya klosur kontur

apparent resitivity rendah.

Kegiatan Lapangan

-Peralatan

Peralatan yang dipakai adalah resistivitymeter – ABEM MERK

-Pengukuran

Pengukuran dilakukan pada lintasan geomagnet yang menunjukan

kemungkinan adanya benda anomaly (klosur intensitas magnetic

tinggi)

Pengolahan Data

Dalam pengolahan data perlu dilakukan koreksi geometri

(topografi) agar diperoleh harga apparent resitivity dan penampang

pseudosection yang lebih teliti.

Interpretasi

Nilai resistivitas tinggi dapat diasosiasikan bahwa :kandungan

mineral logam rendah

Nilai resistivitas rendahdiasosiasikan :kandungan mineral logam

tinggi

Apabila dari penampang pseudosection resistivity dapat terlihat

adanya klosur dengan harga apparent resistivity rendah, maka ini

merupakan indikasi adanya benda anomaly

Page 24: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 22

BAB V KESIMPULAN

Dari hasil analisa pendahuluan, daerah usulan penelitian memiliki

potensi yang cukup besar, khususnya potensi bahan galian logam

dasar.Untuk itu diperlukan analisa yang lebih terperinci sehingga

potensi yang ada dapat diketahui secara lebih akurat.

Untuk mengetahui potensi tersebut lebih terperinci, diperlukan

eksplorasi pendahuluan berupa Eksplorasi Geologi dan Ground

Magnetic survey, dimana selain dapat memberikan gambaran kondisi

geologi yang lebih terperinci juga dapat memberikan gambaran

sebaran mineral logam dasar secara menyeluruh.

Potensi tersebut juga dapat menjadi salah satu potensi untuk

meningkatkan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga dapat

menjadi salah satu peluang untuk memberikan kesempatan kerja

kepada masyarakat sekitar (masyarakat asli daerah) sehingga dapat

mengurangi angka pengangguran.

Page 25: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 23

PETA SEBARAN BIJIH LOGAM DAERAH JAWA BARAT

Page 26: Makalah survei puslitbang tekmira

Puslitbang TEKMIRA Page 24

DAFTAR PUSTAKA

_________. (2008). Laporan Khusus Puslitbang TEKMIRA. [Online]. Tersedia :

http://majarimagazine.com/2008/06/laporan-khusus-puslitbang-TEKMIRA-

bagian-1/majarimagazine.com [15 November 2012]

_________. (2010). Pengolahan Mineral. [Online]. Tersedia :

http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/kp/PengolahanMineral/HpPengolahan8.asp

[15 November 2012]

_________. (2012). Geoteknologi. [Online]. Tersedia

:http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/kp/Geoteknologi/PmdSimulasiTambang.asp

[15November 2012]

_________. (2012). Kajian TEKMIRA. [Online]. Tersedia :

http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/kp/Kajian/index.asp [15 November 2012]

_________. (2009). Sarana dan Prasarana TEKMIRA. [Online]. Tersedia :

http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/sartek/index.asp [15 November 2012]

_________. (2012). Hasil Penelitian dan Pengembangan. [Online]. Tersedia :

http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/sartek/index.asp [15November 2012]

_________. (2012). Produk dan Jasa TEKMIRA. [Online]. Tersedia

:http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/Layanan/ProdukDanJasa.asp [15 November

2012]

_________. (2012). Profil TEKMIRA. [Online]. Tersedia :

http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/profil/index.asp [15 November 2012]