Makalah survei puslitbang tekmira
-
Upload
yoga-hepta-gumilar -
Category
Documents
-
view
4.508 -
download
3
Transcript of Makalah survei puslitbang tekmira
MAKALAH CONTOH LEMBAGA SURVEI
PUSLITBANG TEKMIRA (PUSAT PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATU BARA)
Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Survei Pemetaan Sumber
Daya, dengan dosen pengampu Drs. Jupri, M.Si.
Disusun oleh :
Irsan Taufik Munadi (1005684)
Jaka Firman Purnama (1000910)
Yoga Hepta Gumilar (1002055)
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
Puslitbang TEKMIRA Page i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
A. PROFIL LEMBAGA ................................................................................. 1
1. Sejarah .......................................................................................................... 1
2. Visi dan Misi ................................................................................................ 2
3. Cakupan Kajian Lembaga ............................................................................ 3
4. Stuktur Organisasi TEKMIRA ..................................................................... 6
5. Hasil-Hasil Litbang yang Sudah Siap Diaplikasikan ................................... 7
B. CONTOH SURVEI YANG DILAKUKAN ........................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
Puslitbang TEKMIRA Page 1
A. PROFIL LEMBAGA
1. Sejarah
Foto Gedung Utama Puslitbang TEKMIRA
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara,
disingkat Puslitbang TEKMIRA, lahir dari penggabungan Balai Penelitian
Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan
Pertambangan pada 11 November 1976. Sebelum dikenal dengan sebutan
Puslitbang TEKMIRA, Institusi ini bernama Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM) sebagai perubahan dari nama Pusat
Penelitian Teknologi Mineral (PPTM) yang waktu itu berada di bawah
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) , Departemen Pertambangan
dan Energi (DPE) . Banyak karya nyata yang telah dihasilkan untuk
kepentingan pengembangan usaha di subsektor mineral dan batubara, serta
tidak sedikit kontribusi yang diberikan untuk mendukung kebijakan DJPU
maupun DPE.
Pada tahun 2000 terjadi perubahan tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara, menyusul era reformasi yang diikuti oleh demokratisasi di berbagai
bidang, dan pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Melalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 dan
Puslitbang TEKMIRA Page 2
Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000, Departemen Pertambangan dan
Energi (DPE) secara resmi berganti nama menjadi Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral (DESDM) . Atas dasar Keppres tersebut, selanjutnya
dikeluarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 150
Tahun 2000 dan Nomor 1915 Tahun 2000, yang keduanya mengatur tentang
organisasi di lingkungan DESDM. Restrukturisasi yang terus berlanjut, antara
lain menghasilkan reaktualisasi visi dan misi DESDM, pembentukan Badan
Litbang ESDM berikut visi dan misinya, serta pergantian nama P3TM menjadi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan batubara
(Puslitbang TEKMIRA) yang kini berada di bawah Badan Litbang ESDM.
2. Visi dan Misi
Kilas balik sejarah di atas membawa pengaruh besar terhadap institusi ini
dalam kiprahnya sebagai pusat unggulan penelitian dan pengembangan
(litbang) di bidang mineral dan batubara.Perubahan lingkungan strategis yang
begitu cepat, otomatis mengharuskan Puslitbang TEKMIRA melakukan
reaktualisasi visi dan misinya. Reaktualisasi visi dan misi ini tidak saja
dimaksudkan untuk menjawab perubahan lingkungan strategis dalam ruang
lingkup nasional (politik, ekonomi, sosial, dan budaya) , tetapi juga regional
dan internasional (era globalisasi).
Dengan mengacu kepada Rencana Strategik (Renstra) Badan Litbang
ESDM 2002-2006, visi Puslitbang TEKMIRA sebagaimana tertuang dalam
Renstra Puslitbang TEKMIRA 2002-2006, adalah menjadikan Puslitbang
TEKMIRA sebagai pusat penelitian dan pengembangan yang mandiri,
profesional, dan unggul dalam pengembangan dan pemanfaatan mineral dan
batubara. Untuk mewujudkan visi tersebut, Puslitbang TEKMIRA memiliki
tiga misi utama, yaitu:
Menyelenggarakan litbang terapan untuk pengembangan mineral dan
batubara;
Puslitbang TEKMIRA Page 3
Menyediakan layanan jasa teknologi dalam pengembangan mineral dan
batubara;
Membantu merumuskan kebijakan pemanfaatan mineral dan batubara.
Visi dan misi baru Puslitbang TEKMIRA telah membawa perubahan
pada fokus kegiatan serta jajaran pelaksana untuk melaksanakan fokus kegiatan
tersebut.Fokus kegiatan diarahkan kepada kegiatan litbang aspek teknologi
penambangan, proses pengolahan, lingkungan pertambangan, keekonomian,
dan pemanfaatan teknologi informasi. Sementara pelaksanaan terhadap fokus
kegiatan diserahkan kepada kelompok-kelompok keahlian yang bersifat
fungsional, yaitu:
Kelompok Litbang Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral;
Kelompok Litbang Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara;
Kelompok Penerapan Teknologi Penambangan Mineral dan Batubara;
Kelompok Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Serta Bagian Tata Usaha, Bidang Program, Bidang Penyelenggaraan dan
Sarana Penelitian dan Pengembangan, dan Bidang Afiliasi dan Informasi.
3. Cakupan Kajian Lembaga
Berbicara lebih jauh tentang fokus kegiatan, ada dua sasaran yang ingin
dicapai, yaitu:
Optimalisasi pemanfaatan mineral, berupa peningkatan nilai tambah,
teknologi proses, dan peningkatan mutu mineral; dan
Optimalisasi pemanfaatan batubara, baik sebagai bahan bakar langsung
atau melalui konversi, dan peningkatan mutu batubara.
Kedua sasaran tersebut pada akhirnya bertujuan untuk mendukung misi
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, terutama yang berkaitan
dengan pemberian masukan bagi kebijakan mineral dan energi nasional, serta
Puslitbang TEKMIRA Page 4
hasil kegiatan litbang yang berorientasi pada kesinambungan penyediaan bahan
baku untuk keperluan sektor industri dan sektor pengguna lainnya.
Sesuai dengan Renstra Puslitbang TEKMIRA 2002-2006, kebijakan pada
tahun pertama (2002) difokuskan kepada konsolidasi internal untuk
menghadapi tugas berat di masa depan, terutama dikaitkan dengan kemandirian
Badan Litbang ESDM - yang berarti pula kemandirian Puslitbang TEKMIRA,
yang harus terealisasi pada tahun 2006.
Di samping itu, kebijakan pada tahun 2002 mencakup renovasi, yang akan
berlanjut hingga akhir tahun 2004; peningkatan kapasitas sumber daya manusia
(SDM) , inovasi IPTEK, dan peralatan, yang akan berlanjut hingga akhir tahun
2005; serta penambahan laboratorium terakreditasi, yang akan terus
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Memasuki tahun 2004, secara khusus kebijakan diarahkan kepada upaya
peningkatan jasa teknologi dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) , yang diupayakan secara berkesinambungan. Dengan sistematika arah
kebijakan 2002-2006 tersebut, diyakini akan membawa Puslitbang TEKMIRA
menjadi lembaga yang mandiri, profesional, danunggul dalam pengembangan
dan pemanfaatan mineral dan batubara pada awal tahun 2007.
Untuk mewujudkan obsesi di atas, selain memberikan perhatian penuh
kepada pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana, yang tidak kalah
penting adalah peningkatan kualitas SDM.Diakui, komposisi pegawai yang ada
memang kurang ideal untuk memacu percepatan Puslitbang TEKMIRA
menuju arah dan tujuan sebagaimana yang diinginkan. Namun dengan
mengikuti berbagai pelatihan, kursus, seminar, kerja sama penelitian, dan
kegiatan lain yang sejenis, diharapkan kemampuan SDM Puslitbang
TEKMIRA akan semakin meningkat.
Bergerak di bidang penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan
batubara
Puslitbang TEKMIRA Page 5
PRODUK
- Geoteknologi Tambang
- Teknologi Penambangan
- Lingkungan Pertambangan
- Teknologi Pengolahan Mineral
- Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Bara
- Tekno-Ekonomi Mineral dan Batu Bara
- Teknologi Informasi Pertambangan
JASA
Jasa teknologi merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada
masyarakat yang dilakukan oleh TEKMIRA.Kegiatan ini merupakan
penunjang yang sangat penting untuk mendukung mandirinya
institusi.Banyaknya pelayanan jasa yang dikerjakan merupakan salah satu tolok
ukur kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas TEKMIRA.Jenis pelayanan
jasa yang dapat diberikan TEKMIRA kepada masyarakat meliputi :
- Jasa Pengujian Komposisi Kimia Mineral
- Jasa Pengujian Kimia Lingkungan
- Jasa Pengujian X-Ray
- Jasa Pengujian Mineralogi
- Jasa Pengujian Fisika Mineral
- Jasa Pengujian Ekstraktif Metalurgi
- Jasa Pengujian Kimia Dan Fisika Batubara
- Jasa Pengujian Analisis Proksimat
- Jasa Pengujian Analisis Ultimat
- Jasa Pengujian Analisis Bentuk Belerang
- Jasa Pengujian Lainnya
- Jasa Analisis Gas Dan Cairan Batu Bara
- Jasa Pengujian Mekanika Batuan
- Jasa Pengujian Geoteknologi Tambang
Puslitbang TEKMIRA Page 6
- Jasa Analisis Dan Desain Geoteknologi Tambang
- Jasa Penyelidikan / Survey Geofisika Tambang
- Jasa Pengujian Mekanika Tanah
- Jasa Teknologi Informasi Pertambangan
- Bimbingan Teknis
4. Stuktur Organisasi TEKMIRA
Bagan diatas merupakan stuktur organasasi yang ada di Puslitbang
TEKMIRA. Dengan jabatan tertinggi diduduki oleh KAPUS (Ketua Pusat),
yaitu Ir. Hafi Nursarya, M.Sc. KAPUS membawahi lima bidang utama yaitu :
Bidang Program
Bidang Penyelenggaraan dan Saran Litbag
Puslitbang TEKMIRA Page 7
Bidang Afiliasi dan Informasi
Bagiam Tata Usaha
Kelompok Bidang Keahlian (KBK)
5. Hasil-Hasil Litbang yang Sudah Siap Diaplikasikan
a. Mineral Logam
Pengolahan Emas Ramah Lingkungan Cara Grvitasi (Mineral
Berat Yang Terkandung Dapat Diekstraksi Melalui Proses
Flotasi)
Proses Pemurnian Timah Cara Electrorefining (Kadar Mencapai
99,99%)
Pemanfaatan Antrasit Sebagai Reduktor Peleburan Timah
Pemanfaatan Timah Untuk Bahan Baku Tin Plate, Solder,
Pewter, Dan Organotin
Pencucian Bijih Mangan
Flotasi Bijih Sulfida
Pembuatan Pelet Bijih Besi
Peningkatan Kadar Bijih Galena Dan Peleburannya
Peningkatan Kadar Pasir Besi
Pembuatan Katalis BBM Dari Logam Timah
Ekstraksi Silikon Dari Pasir Kuarsa Untuk Bahan Baku Wafer Sel
Surya
Ekstraksi Logam Jarang Dan Tanah Jarang Dari Mineral Ikutan
b. Mineral Industri
Aktivasi Dan Granulsi Zeolit Untuk Efisiensiensi Penggunaan
Pupuk
Aktivasi Ca-Bentonit Untuk Penjernihan Minyak Sawi CPO
Puslitbang TEKMIRA Page 8
Pencucian Dan Klasifikasi Ukuran Pasir Kuarsa Untuk Bahan
Baku Gelas Kramik Dan Pasir Cetak
Penggunaan Flespar Kadar Rendah (35%) Melalui Proses Plotasi
Hingga Mencapai 80-85% (Kualitas Impor)
Pengolahan Kuarsa Untuk Gravel Pack Sand (standar API) Untuk
Industri Pemboran Minyak
Ekstrasi Blerang Berbiaya Produksi Lebih Murah Dengan
Teknologi Tepat Guna
Pembuatan Precipitated Carbonate (PCC) Dari Batu Kapur
Pengolahan Kapur Menjadi Kapur Tohor Atau Kapur Padam
Serta Kapur Ringan
Pembuatan Tawas/PAC Dari Kaolin Kadar Rendah Dan
Pemanfaatan Alumuniumnya Sebagai Penjernih Air
Pembuatan Semen Pozolan Kapur
Pembuatan Pupuk Majemik Dari Dolomit Dan Fofat Kadar
Rendah
Pembuatan Pupuk Kiserit Dari Dolomit
Peningkatan Posfat Kadar Rendah
Pembuatan Ca-Hidrofosfat
Penyiapan Bahan Baku Kramik Siap Pakai
Pemanfaatan Abu Terbang Untuk Bata Ringan
Pengolahan Zirkon Menjadi Zirkonia
Pemanfaatan Monmorilonit Untuk Katalis Biodisel Padat
Penyiapan Mineral Dalam Skala Nano
c. Teknologi Pemanfaatan Limbah Menaral
Pengolahan Bahan Mineral Berupa Scrap Besi, Kawart Tembaga,
Limbah Tekstil, Serta Percetakan Mennjadi Produk Yang Dapat
Dijual
Pemanfaatan Abu Terbang PLTU Untuk Castable Refractori
Puslitbang TEKMIRA Page 9
Pemanfaatan Abu Batubara Sebagai Pembenah Tanah Di Daerah
Penimbunan
Ekstrasi Logam Emas Dari Ampas
DesulfurisasiLimbah Batubara Dengan Flotasi Kolom
Pemanfaatan Residu Bauksi
Ektasi Logam Berharga Dari Slime Proses Peleburan Tembaga
Plotasi Bijih Sulfida (Pb, Cu, Zn) Dari Ampas Sianidasi Emas
Peningkatan Kadar Bauksit Dari Crude BauxsiteDan Ampas
d. Teknologi Penambangan
Sistem Penambangan Batubara Bawah Tanah Menggunakan
Metode Sortwall, Di PT. Indominco Mandiri, Kalimantan Timur
Sistem Penambangan Emar Dengan Lebar Urat Kurang < 2 Meter
Menggunakan Metode Underhand Stull Stoping Di PT. Aneka
Tambang, Cikandang
Desain Lereng Tambang Batubara Terbuka Pada Daerah Endapan
Rawa Di PT. Brau Coal, Kalimantan Timur
Teknologi Pekuatan Masa Batuan Dengan Sistem Cable Bolt Di
PT. Bukit Asam, Sumatra Selatan
Sistem Pemantauan Airtanah Berbasis Telemetri
Sistem Pemantauan Lingkungan
Sistem Pergerakan Lereng Dan Lubang Bukaan Tambang Bawah
Tanah Berbasis Telemetri
Pengukuran Insitu Stress Untuk Analisis Stabilitas Lubang
Bukaan Pada Tambang Batubara Bawah Tanah Di PT. Kitadin
Penelitian Pengaruh Getaran Peledakan Terhadap Stabilitas
Lubang Bukaan Pada Tambang Bawah Tanah Di PT. AIC
Penelitian Subsidance Akibat Penambanmgn Batubara Bawah
Tanah Di PT. FBS, Kalimantan Timur
Puslitbang TEKMIRA Page 10
Perencanaan Penambangan Batibara Dengan Metode Tambang
Bawah Tanah Di PT. Sumber Kurnia Buana, Di Kalimantan
Selatan
e. Teknologi Pengolahan Batubara
Peningkatan Kulitas Batubara Tingkat Rendah Dengan Proses
Upgraded Brown Coal(UBC)
Coal Water Fuel (Akua Batubara) Sebagai Bahan Bakar Ketel
Uap
Pencucian Atau Penghilangan Pengotor Batu Bara
f. Teknologi Konservasi Batubara
Pembuatan Kokas Dari Campuran Batubara Dengan Green Coke
Pembuatan Batubara Non Cooking
Pembuatan Gas Dingin Hasil Gasifikasi Batubara Untuk PLTD
Gasifikasi Batubara Untuk Pengeringan Hasil Pertanian Atau
Perkebunan
Pencairan Batubara
Pembuatan Karbon Aktif Dari Batubara
g. Teknologi Pembakaran Batubara
Tungku Integrasi Untuk Briket Batubara Pada Industri Kecil
Menengah
Pembakar Siklon/CycloBurner Untuk Industri
Tungku Industri Dengan Briket Bio Batubara Untuk Batubara
Pembakaran Siklon Untuk Kalsinasi Kapur Sistem
Berkala/Menerus
4. Kendala Umum Pen-Surveian Puslitbang TEKMIRA
Gannguan alam
Gangguan sosialisasi masyarakat
Perencanaan kurang tepat
Sulit mendapatkan data sekunder
Puslitbang TEKMIRA Page 11
B. CONTOH SURVEI YANG DILAKUKAN
Berikut contoh dokumen survei pemetaan sumber daya alam yang dilakukan
Puslitbang TEKMIRA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bahan galian yang
cukup besar.Hal ini dapat dilihat dari jumlah jalur mineralisasi
sebanyak 15 jalur dan juga memiliki 60 cekungan yang juga
berpotensi.Namun sejauh ini hanya sekitar 15 % yang baru dapat di
manfaatkan (Adjat Sudrajat, 2003).
Jumlah potensi yang besar tersebut dikarenakan negara Indonesia ini
merupakan negara yang berada di jalur pertemuan lempeng kerak
bumi, yang menyebabkan terjadinya aktivitas vulkanik yang juga
berdampak terhadap munculnya zone mineralisasi. Daerah Sukabumi
Selatan, Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang dilewati jalur
endapan bijih sekunder yang berasal dari endapan pantai purba
sehingga cukup memiliki potensi yang perlu dikaji lebih mendalam.
Selain itu, tuntutan kebutuhan mineral termasuk mineral logam yang
semakin meningkat, sehingga perlu dicarinya sumber tambang baru
yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam
kehidupan manusia.
Berdasarkan UU yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat tentang
otonomi daerah, yang telah memberikan kewenangan yang luas,
nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi.Selain itu
dalam penyempurnaannya, telah diserahkan kewenangan di bidang
Puslitbang TEKMIRA Page 12
pertambangan umum ke pemerintah daerah (Tabel 1.1).Perundang-
undangan tersebut diharapkan dapat menambah penghasilan daerah
khususnya dari bidang pertambangan.
Tabel 1.1 Pengawasan dan pengaturan pertambangan bagi daerah
Puslitbang TEKMIRA Page 13
1.2 Maksud dan Tujuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih
terarah tentang prospek bijih besi yang berkembang di daerah Jawa
Barat Selatan , Provinsi Jawa Barat, mulai dari kondisi litologi, struktur
yang berkembang, serta proses mineralisasi yang terjadi di kawasan
tersebut yang lebih terperinci.
Adapun tujuan akhir yang diharapkan berupa lokalisasi daerah yang
memiliki prospek kandungan mineral yang ekonomis sehingga dapat
menjadi acuan dalam merencanakan kegiatan eksplorasi lanjut dan
penambangan, sehingga dapat disusun agenda kerja yang lebih
terperinci sehingga penggunaan biaya lebih efektif dan ekonomis.
Puslitbang TEKMIRA Page 14
BAB II KEADAAN UMUM
2.1 Posisi Geografi
Secara umum, administrasi daerah penyelidikan berada di seluruh
kawasan pantai selatan jawa barat
Secara geografis daerah usulan penelitian Block I, II, III, IV, dan V
terletak pada koordinat ………………………………………………………………………..
Dan …………………………………………………………………………………………………………
2.2 Geologi Umum
2.2.1 Fisiografi
Menurut van Bemmelen (1949), fisiografi khas Pulau Jawa dimulai dari
Teluk Pelabuhan Ratu ke arah timur, sedang di sebelah baratnya
(daerah Banten) dalam beberapa hal lebih mirip dengan daerah Selat
Sunda dan Pulau Sumatera. Daerah Jawa Barat oleh van Bemmelen
(1949) telah dibagi menjadi enam zone fisiografi, yaitu: Endapan
Volkanik Kuarter, Dataran Pantai Jakarta, Zone Bogor, Zone Bandung,
Pegunungan Bayah, dan Pegunungan Selatan Jawa Barat.
Zone-zone tersebut dibentuk oleh struktur dan litologi.Jenis litologi
yang membentuk morfologinya beragam, terdiri atas batuan sedimen,
batugamping, dan gunungapi, atau batuan beku.Selain itu juga
dipengaruhi struktur seperti antiklin, sesar, dan kekar.
Puslitbang TEKMIRA Page 15
Berdasarkan pembagian tersebut, daerah penyelidikan terletak pada
Zone Pegunungan Selatan Jawa Barat. Menurut Pannekoek (1946;
dalam van Bemmelen, 1949), tiga karakteristik morfologi dapat
dibedakan di daerah ini, yaitu : aliran Sungai Cikaso, yang mengalir
dari timurlaut ke arah baratdaya, membentuk lembah dalam dengan
tebing yang cukup terjal, sebelah utara merupakan sisa erosi yang
terjadi pada Kala Pliosen, dan merupakan bagian dari Pegunungan
Hanjuang, serta sisi timur dan selatan membentuk tebing berbatasan
dengan lembah Sungai Cikaso dan Dataran Jampang Selatan.
Fisiografi Pegunungan Selatan Jawa Barat memanjang mulai dari
Teluk Pelabuhan Ratu hingga Pulau Nusa Kambangan, Cilacap.
Lebarnya ± 50 km, tetapi di ujung timur menyempit hingga hanya
beberapa kilometer saja.Lajur pegunungan ini merupakan sisi selatan
dari geantiklin Jawa, membentuk crustal block yang miring ke arah
selatan. Fisiografinya dapat dibedakan menjadi tiga bagian, berturut-
turut dari barat ke timur, yaitu: Bagian Jampang, Pangalengan, dan
Karangnunggal. Bagian barat dan timur, masing-masing merupakan
dataran tinggi, dengan ketinggian rata-rata 1.000 mdml. Di beberapa
tempat terdapat volcanic neck yang menonjol (contoh: Gunung
Malang, 1305 m). Bagian tengah (Pangalengan), didominasi oleh
kumpulan gunungapi tidak aktif.Ketinggian di daerah ini lebih tinggi
bila dibandingkan dengan daerah sisi barat dan timurnya. Menurut van
Bemmelen (1949), hal ini terjadi sejak Neogen, pada waktu transgresi
Miosen Atas (pembentukan Seri Bentang-Beser) tidak mencakup
bagian tengah, karena waktu itu bagian ini berupa pulau.
Pada zone ini terdapat pola struktur yang cukup rumit, yang
disebabkan karena zone ini merupakan daerah Tectonic Disturbance,
yaitu zone pertemuan antara geantiklin Jawa dengan geantiklin Bukit
Barisan di Sumatra (van Bemmelen, 1949).
Puslitbang TEKMIRA Page 16
2.2.2 Stratigrafi dan Litologi
Kelompok batuan tertua yang tersingkap di daerah ini terdiri atas
batuan basa-ultra basa (ofiolit), batuan metamorf, dan batuan
sedimen. Kelompok batuan ini oleh van Bemmelen (1949) dan Marks
(1957, dalam Sukamto, 1975) disebut sebagai kelompok Batuan Pra-
Tersier.
Berdasarkan peta geologi daerah Jampang dan Balekambang yang
dipetakan oleh Sukamto (1975), secara regional stratigrafi daerah
penyelidikan tersusun oleh beberapa formasi, dari yang tertua hingga
yang termuda adalah: Formasi Citireum, Formasi Ciletuh, Anggota
Cikarang, Anggota Ciseureuh, Porfiri Cileugok, Formasi Bentang Bagian
Bawah, Formasi Bentang Bagian Atas, Formasi Cibodas, Sedimen
Pantai Citanglar, dan Aluvium serta Endapan Pantai.
2.2.3 Struktur Geologi Regional
Baumann (1973), telah menyusun peta struktur Jawa Barat
berdasarkan penelitian lapangan dan survai gaya berat. Menurutnya
terdapat empat fase tektonik, yaitu yang terjadi pada Kala Oligo-
Miosen, Miosen Tengah, Pliosen Atas, dan Kuarter, sedangkan menurut
Martodjojo (1984) fase-fase tektonik tersebut terjadi pada Kala Eo-
Oligosen, Miosen Tengah, Miosen Akhir, dan Plio-Plistosen hingga
sekarang. Walaupun terjadi perbedaan pendapat mengenai kala
terjadinya fase-fase tektonik tersebut, namun keduanya berpendapat
bahwa terangkatnya batuan Pra-Tersier di daerah Ciletuh merupakan
bukti adanya orogenesis di daerah ini.
Puslitbang TEKMIRA Page 17
BAB III POTENSI BAHAN GALIAN
Daerah selatan jawa barat merupakan daerah yang memiliki potensi
kandungan mineral logam dasar yang cukup besar, yang merupakan
hasil rombakan serta hasil erosi air sungai terhadap batuan yang lebih
tua yang kemudian diendapkan di daerah pantai. Selain itu juga
endapan terdapat dalam bentuk masiv ke arah daratan.Mineral logam
yang bersifat ekonomis di daerah ini adalah bijih besi.
Endapan bijih besi terdapat di beberapa tempat bentuk endapan
titanomagnetit masiv di bagian jalur Pegunungan
Selatan.Titanomagnetit di daerah ini terbentuk dalam bentuk lensa di
dalam sedimen Pantai Citanglar. Endapan bijih besi ini merupakan
jenis minette (clinton type) yang terbentuk di lingkungan laut dangkal
dan berasosiasi dengan batuan sedimen, seperti batugamping,
batupasir dan batuan volkanik, yang juga terdapat di daerah ini.
Endapan bijih besi tersebut diduga berasal dari rombakan atau
disintegrasi batuan gunungapi, dan bisa juga disebut “heavy mineral”
yang merupakan campuran konsentrasi dari mineral-mineral berat,
dimana dengan suatu proses konsentrasi memberikan hasil lebih dari
suatu mineral berharga seperti rutil, ilmenit, zirkon dan oksida-besi.
Deposit bijih besi titan terbentuk dari pengkonsentrasian mineral
ilmenit, hematit, dan magnetit, yang banyak mengandung bijih besi
sekitar 70%, dan kandungan titan 20 %.
Bijih besi titanomagnetit dalam bentuk endapan lensa yang
mempunyai ketebalan 0,4 – 5 meter mempunyai kandungan sekitar 30
juta ton, dengan titanium berkisar sekitar 5,8 – 13,8% dan Fe 32 –
61% (Duyfjes, 1939; Houbolt, 1942; dan Kraeff, 1955).
Puslitbang TEKMIRA Page 18
Potensi yang terdapat pada Block I seluas 133,80 km2, apabila
penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka
cadangannya diperkirakan sebesar 1.311.240 ton.
Potensi yang terdapat pada Block II seluas 18,10 km2, apabila
penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka
cadangannya diperkirakan sebesar 177.380 ton.
Potensi yang terdapat pada Block III seluas 6,62 km2, apabila
penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka
cadangannya diperkirakan sebesar 64.876 ton.
Potensi yang terdapat pada Block IV seluas 10,69 km2, apabila
penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka
cadangannya diperkirakan sebesar 104.762 ton.
Potensi yang terdapat pada Block V seluas 7,13 km2, apabila
penambangan dilakukan hingga kedalaman –2 meter maka
cadangannya diperkirakan sebesar 69,874 ton.
Total cadangan di daerah ini diperkirakan sekitar 1.728.132 ton,
apabila dilakukan penambangan perbulan sekitar 90.000 ton maka
lama penambangan diperkirakan sekitar 19 bulan.
Puslitbang TEKMIRA Page 19
BAB IV RENCANA EKSPLORASI
4.1 Eksplorasi Geologi Detail
Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengukuran/pengambilan data dari
batuan/litologi yang tersingkap di daerah usulan penelitian. Data yang
di ambil berupa:
a. Posisi data yang diambil (koordinat)
b. Data pola jurus dan kemiringan batuan
c. Deskripsi batuan
d. Data struktur geologi yang ada
e. Sketsa singkapan batuan
f. Foto singkapan batuan
g. Sampel/contoh batuan untuk analisis laboratorium
h. Data lapangan lain (seperti kondisi tanah, air, dll)
Dalam pengambilan data tersebut digunakan alat-alat berupa:
a. Peta dasar (topografi 1:25.000)
b. GPS navigasi
c. Kompas Geologi
d. Palu Geologi
e. Peralatan sampel
f. Alat tulis
g. Kamera
h. Komparator
i. Larutan HCL 0,1 N
Puslitbang TEKMIRA Page 20
4.2 Survey Ground Magnetic
Survey Ground magnetic merupakan metoda geofisika yang
memanfaatkan sifat kemagnetan batuan (mineral yang terkandung)
sehingga dapat memberikan lokasi/zonasi akumulasi mineral-mineral
logam. Pengambilan data dilakukan dengan sistem grid, sehingga data
yang diperoleh akan lebih sistematis.
Kegiatan Lapangan
- Peralatan : Peralatan yang dipakai adalah magnetometer proton
bermemori GEOMETRICS G-856
- Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada titik-titik amat dengan ukuran grid
50 m X 50 m
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan di lapangan, dengan melakukan
koreksi-koreksi sebagai berikut :
a. Koreksi harian (diperlukan 2 unit magnetometer)
b. Reduksi ke kutub (bertujuan untuk menyederhanakan bentuk
kontur intensitas magnetik)
c. Kontinuasi keatas / kebawah ( bertujuan untuk menguatkan /
memfilter sinyal )
Interpretasi
Dari peta kontur intensitas magnetik dapat dilihat di lokasi mana
terdapat klosur dengan harga intensitas magnetik tinggi, hal ini
merupakan indikasi awal adanya benda anomaly
Puslitbang TEKMIRA Page 21
4.3 Survey Dipole-Dipole Resistivity
Tujuan
Mengetahui adanya benda anomali pada penampang pseudosection
dipole-dipole resistivity.
Adanya benda anomaly ditunjukan oleh adanya klosur kontur
apparent resitivity rendah.
Kegiatan Lapangan
-Peralatan
Peralatan yang dipakai adalah resistivitymeter – ABEM MERK
-Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada lintasan geomagnet yang menunjukan
kemungkinan adanya benda anomaly (klosur intensitas magnetic
tinggi)
Pengolahan Data
Dalam pengolahan data perlu dilakukan koreksi geometri
(topografi) agar diperoleh harga apparent resitivity dan penampang
pseudosection yang lebih teliti.
Interpretasi
Nilai resistivitas tinggi dapat diasosiasikan bahwa :kandungan
mineral logam rendah
Nilai resistivitas rendahdiasosiasikan :kandungan mineral logam
tinggi
Apabila dari penampang pseudosection resistivity dapat terlihat
adanya klosur dengan harga apparent resistivity rendah, maka ini
merupakan indikasi adanya benda anomaly
Puslitbang TEKMIRA Page 22
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil analisa pendahuluan, daerah usulan penelitian memiliki
potensi yang cukup besar, khususnya potensi bahan galian logam
dasar.Untuk itu diperlukan analisa yang lebih terperinci sehingga
potensi yang ada dapat diketahui secara lebih akurat.
Untuk mengetahui potensi tersebut lebih terperinci, diperlukan
eksplorasi pendahuluan berupa Eksplorasi Geologi dan Ground
Magnetic survey, dimana selain dapat memberikan gambaran kondisi
geologi yang lebih terperinci juga dapat memberikan gambaran
sebaran mineral logam dasar secara menyeluruh.
Potensi tersebut juga dapat menjadi salah satu potensi untuk
meningkatkan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga dapat
menjadi salah satu peluang untuk memberikan kesempatan kerja
kepada masyarakat sekitar (masyarakat asli daerah) sehingga dapat
mengurangi angka pengangguran.
Puslitbang TEKMIRA Page 23
PETA SEBARAN BIJIH LOGAM DAERAH JAWA BARAT
Puslitbang TEKMIRA Page 24
DAFTAR PUSTAKA
_________. (2008). Laporan Khusus Puslitbang TEKMIRA. [Online]. Tersedia :
http://majarimagazine.com/2008/06/laporan-khusus-puslitbang-TEKMIRA-
bagian-1/majarimagazine.com [15 November 2012]
_________. (2010). Pengolahan Mineral. [Online]. Tersedia :
http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/kp/PengolahanMineral/HpPengolahan8.asp
[15 November 2012]
_________. (2012). Geoteknologi. [Online]. Tersedia
:http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/kp/Geoteknologi/PmdSimulasiTambang.asp
[15November 2012]
_________. (2012). Kajian TEKMIRA. [Online]. Tersedia :
http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/kp/Kajian/index.asp [15 November 2012]
_________. (2009). Sarana dan Prasarana TEKMIRA. [Online]. Tersedia :
http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/sartek/index.asp [15 November 2012]
_________. (2012). Hasil Penelitian dan Pengembangan. [Online]. Tersedia :
http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/sartek/index.asp [15November 2012]
_________. (2012). Produk dan Jasa TEKMIRA. [Online]. Tersedia
:http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/Layanan/ProdukDanJasa.asp [15 November
2012]
_________. (2012). Profil TEKMIRA. [Online]. Tersedia :
http://www.TEKMIRA.esdm.go.id/profil/index.asp [15 November 2012]