Outline menyuting berita

47
teknik menyunting berita 1 DESAIN PEMBELAJARAN Nama : Syarifudin, S.Sos.I., M.Sos.I Bidang Keahlian : Dakwah dan Komunikasi

Transcript of Outline menyuting berita

Page 1: Outline menyuting berita

teknik menyunting berita 1

DESAIN PEMBELAJARAN

Nama : Syarifudin, S.Sos.I., M.Sos.I

Bidang Keahlian : Dakwah dan Komunikasi

Page 2: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 2

No. Hp/Home : 081343372180

Alamat : Jl. Dr. H. Tarmizi Taher Kebun Cengkeh Batumerah

Atas Kompleks IAIN Ambon.

Email : [email protected].

Fakultas : Tarbiyah Jurusan PAI IAIN Ambon.

Mata kuliah : MENYUNTING BERITA

KONTRAK PERKULIHAN

Outline matakuliah adalah sebuah rancangan pembelajaran selama satu semester

yang memberikan gambaran umum suatu matakuliah tertentu kepada mahasiswa.

Outline ini berfungsi sebagai guide atau panduan

yang dapat membantu proses belajar-mengajar secara efektif dan efisien.

I. Arti Penting Materi Kulia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terminology menyunting berita

adalah: melakukan persiapan naskah yang siap cetak atau siap terbit baik di media

cetak maupun elektronik dengan memperhatikan konten (isi) berita antara lain:

Sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur

kalimat); mengedit: pekerjaan naskah yang betul-betul menjadi naskah yg siap untuk

dicetak memerlukan keterampilan khusus. Merencanakan dan mengarahkan

penerbitan (surat kabar, majalah). Menyusun atau merakit (film, pita rekaman,

video) dengan cara memotong-motong naskah dan film serta memasang kembali.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia: hal. 1562: 2009).

Sunting-menyunting: Perbuatan atau pekerjaan menyunting; penyunting satu

orang yang bertugas menyiapkan naskah siap cetak; Orang yang bertugas

merencanakan dan mengarahkan penerbitan media (massa) cetak; Orang yang

bertugas menyusun dan merakit film, atau pita rekaman, video; (KBBI, 2009 :1562).

Dari definisi menyunting berita tersebut, berarti suatu usaha pengolahan

naskah-naskah layak dan pantas di informasikan kepada masyarakat yang memiliki

pluralism cara tapsir dengan berdasarkan pada bahasa Indonesia populer.

Menyunting berita adalah keterampilan yang harus dipahami mahasiswa Komunikasi

Penyiaran Islam (KPI) IAIN Ambon dan konsentrasi Jurnalitik untuk menghasilkan

informasi yang layak dan pantas bagi perbaikan prilaku masyarakat.

Matakulian ini akan mengeksplorasi teknik menyunting berita dari berbagai

media cetak dan elektronik serta idiologi dari masing-masing media dalam

Page 3: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 3

membingkai berita dan setting agenda. Hal ini akan memberikan corak dari masing-

masing idiologi dari media yang ada dibelakang layar. Informasi yang terbit serta

opini, isu dan pilihan kalimat dari media cetak tersebut menggambarkan idiologi

media tersebut. Inilah pentingnya mata kulian teknik menyunting berita untuk

mahasiswa ketahui pada media cetak dan elektronik, sehingga mahasiswa mampu

menjelaskan kepada masyarakat informasi yang sehat dan tidak sehat melalui mata

kulian ini yakni teknik menyunting berita.

II. Tujuan Perkuliahan

Setelah mahasiswa mempelajari materi ini, teknik menyunting berita ini

bertujuan diharapkan mahasiswa mampu membuat artikel, rangkuman (ringkasan),

menyalin (mengutip) dan memparafrase sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa

jurnalistik yang berlaku pada media tertentu yang mudah dipahami, artikulasi

bahasanya menyenangkan.

III. Kompetensi

1. Sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan

struktur kalimat); mengedit: pekerjaan naskah yang betul-betul menjadi

naskah yang siap untuk dicetak.

2. Keterampilan menyusun paragraph dan menuangkan ide dalam

memberikan suatu peristiwa.

3. Mampu merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah

dan televisi).

4. Mampu menyusun, mengedit naskah, dan merakit film, pita rekaman

dengan cara memotong-motong dan memasang kembali.

5. Dapat menganalisis naskah, gambar, foto yang akan dikonstruksi atau

diberikan kepada masyarakat.

IV. Strategi pembelajaran

Untuk mencapai proses pembelajaran itu, matakuliah teknik menyunting berita

ini menggunaan sejumlah strategi, Pertama: materi presentasi hasil analisis teks

berkelompok, Kedua: pemberian tugas-tugas (home work) yang menekankan aspek

penguasaan materi pada mahasiswa, Ketiga: tugas-tugas yang menekankan aspek

Page 4: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 4

produk studi, yaitu : pembuatan makalah secara individual untuk melatih mahasiswa

menulis secara sistematis, Keempat: tugas-tugas yang menekankan aspek motorik,

apektif, dan kognitif proses studi, yaitu keaktifan dalam diskusi grup kecil/besar

dengan berbagai strategi pembelajaran, seperti Reading guide, Power of two, Point

counter point, Information search, Active debate, dan bola salju.

Dari strategi tersebut disesuaikan dengan materi dari pertemuan ke pertemuan.

Semua strategi itu saling bersinergis untuk memperkuat cara pencapaian tujuan

pembelajaran yang dimaksud.

V. Konten(isi) materi Perkulihan

Kompetensi isi perkulihan tersebut, Penerapan teori dakwah dalam bentuk

praktis, adalah suatu usaha maksimal yang harus dicapai dalam proses pembelajaran

ini dengan memilih teori beberapa teori dakwah yang dianggap relevan dalam

konteks masyarakat yang akan dituju menjadi objek dakwah.

Skema konten (isi) teknik menyunting berita

TEKNIK MENYUNTING

BERITA

MENYUNTING BERITA

SORTIR

BERITA

Informasi/berita siap

cetak dengan melalui

proses layout oleh pra

cetak

1. Judul 2. Teras Berita 3. Penjelas 4. Kesimpulan

Page 5: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 5

VI. Referensi (Bacaan)

Kecerdasan kemampuan teknik menyunting berita sangat ditentukan pada

bahan bacaan, semakin banyak bacaan serta pembiasaan. Semakin banyak melatih

diri semakin terampil teknik menyunting berita. Dengan demikian perlu referensi

untuk menambah pengalaman demi pengembangan keterampilan teknik menyunting

berita. Referensi yang harus dibaca sebagai keluasan cara pandang tentang tkeluasan

cara pandang tentang teknik menyunting berita adalah sebagair berikut:

Alex Sobeur, Analisis Teks media; Pengantar untuk analisis wacana, semiotika, dan

analisis framing. Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Ahmad Sumanto, Jurnalistik Islami; Panduan Praktis bagi jurnalis Muslim, Cet.

Bandung: Mizan 2002.

Haris Sumandiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis beritadan Feature, Panduan

Praktis jurnalis Profesional. Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Suf kasman, Pers dan Pencitraan umat Islam di Indonesia: analisis isi Pemberitaan

harian kompas dan republika Cet. I; Jakarta: LITBANG PUSAT, 2011.

Suf Kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-prinsip dakwah bi al-Qalam

dalam Al-Quran. Cet. II; Bandung: Teraju, 2007.

Syarifudin, Sistem Informasi Dakwah, Cet. I; Makassar, University Press UIN

Alauddin, 2009.

Syarifudin, Nuansa-nuansa Advertising, Cet. I; Makassar, University Press UIN

Alauddin, 2010.

Page 6: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 6

VII. Penilaian Dosen pada Mahasiswa.

Perkuliahan seni berdakwah ini bagi mahasiswa pendidikan Agama Islam

memiliki peran strategis karena dakwah adalah tugas umat Islam secara umum

sehingga alumni PAI juga dapat menjadi terampil dalam menyapaikan pesan-pesan

agama pada masyarakat secara baik dan menyenagkan.

1. Akhlaq 20%

2. Keaktifan dalam kelas 10 %

2. Kehadiran 10 %

2. Ujian Pertengahan Semester 20 %

3. Ujian Akhir Semester 20 %

4. Tugas Makalah 20 % +

Jumlah 100 %

VIII. Desain Perkuliahan.

Pertemuan Materi Penanggung Jawab

1 Kontrak Belajar Dosen dan Mahasiswa

2 Ruang lingkup teknik menyunting

berita

Mahasiswa

3 Fokus teknik menyunting berita Mahasiswa

4 Teknik mendesain naskah berita Mahasiswa

5 Penggunaan bahasa jurnalis populer Mahasiswa

6 Penggunaan bahasa jurnalis populer Mahasiswa

7 Teknik Pembuatan judul Mahasiswa

8 Pembuatan teras berita Mahasiswa

Penjelasan isi berita Mahasiswa

9 Kesimpulan dan penutup Mahasiswa

10 Praktek menyunting berita Mahasiswa

11 Praktek menyunting berita Mahasiswa

12 Praktek menyunting berita Mahasiswa

13 Ujian Tengah Semester Mahasiswa

14 Praktek menyunting berita Mahasiswa

15 Praktek menyunting berita Mahasiswa

16 Layout berita Mahasiswa

Ujian Akhir Semester Mahasiswa

IX. Tugas Lepas.

Page 7: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 7

X. Mekanisme Penilaian Mahasiswa pada Dosen

Berikan tanda contreng () pada option A, B, C, D dan E pada setiap

pertanyaan. Kemudian perhatikan dengan baik metode Dosen dalam memberikan

pembelajaran dan teknik pembuatan soal terhadap mata kuliah yang diajarkan

berdasarkan keahlian dan kompetensinya. Berilah nilai dengan jujur dan objektif

sesuai criteria yang telah ditentukan. Pemberian nilai yang jujur dan objektif tidak

akan mengurangi nilai anda, tetapi ingat jika Dosen memiliki kemampuan anda juga

harus objektif dan jangan segan memberikan nilai yang sangat baik, kepada Dosen

anda begitupula sebaliknya.

A. Sangat Baik 90-100

B. Baik 80-85

C. Cukup Baik 70-75

D. Kurang Baik 60-65

E. Sangat Kurang Baik 45-55

1. Apakah Dosen telah mengajar sesuai dengan metode pembelajaran?

A. Sangat Baik

B. Baik

C. Cukup Baik

D. Kurang Baik

E. Sangat Kurang Baik

2. Apakah Dosen memiliki memiliki outline pembelajaran?

A. Sangat Baik

B. Baik

C. Cukup Baik

D. Kurang Baik

E. Sangat Kurang Baik

3. Jika Dosen memberikan materi pembelajaran apakah telah menggunakan

multimedia?

A. Sangat Baik

B. Baik

C. Cukup Baik

D. Kurang Baik

E. Sangat Kurang Baik

Page 8: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 8

4. Apakah Dosen memberikan materi pembelajaran sesuai dengan outline yang

telah disepakati?

A. Sangat Baik

B. Baik

C. Cukup Baik

D. Kurang Baik

E. Sangat Kurang Baik

5. Jika Dosen memberikan ujian tengah semester dan ujian akhir semester

apakah ia memberikan soal ada dalam outline pembelajaran? Serta memiliki

unsur psikomotorik, afektif, dan kognitif?

A. Sangat Baik

B. Baik

C. Cukup Baik

D. Kurang Baik

E. Sangat Kurang Baik

Materi bacaan

JABARUDDIN

Menyunting adalah: Menyusun Ringkasan/Rangkuman, Menyalin (Kutipan),

Parafrase, Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai insane akademis, tidak mungkinlah

kita terhindar dari kegiatan meringkas, merangkum, menyalin (mengutip), ataupun

memparafrase. Tentu masing-masing bentuk tersebut baik ringkasan atau rangkuman,

menyalin (kutipan), ataupun paraphrase didasari tujuan dan maksud yang berbeda-

beda. Namun ada kesamaan fungsi dari masing-masing bentuk tersebut yaitu

memudahkan memahami esensi permasalahan. Artinya dengan membaca ringkasan,

rangkuman, salinan, atau paraphrase pokok persoalan akan terserap dan terpahami

dengan cepat.

1. Ringkasan atau Rangkuman

Dalam kehidupan sehari-hari, rangkuman merupakan suatu bentuk

keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Orang dapat diminta untuk

merangkum berita, diskusi, rapat, atau pembicaraan sebuah pertemuan apapun

bentuknya.

Page 9: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 9

Secara umum dapat dikatakan bahwa rangkuman merupakan bentuk

ringkasan atau risalah tulisan atau naskah asli. Sedangkan secara lebih khusus

rangkuman atau ringkasan adalah sajian singkat suatu tulisan asli dengan tetap

mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam merangkum atau meringkas :

1. Rangkuman hanyalah mengungkap gagasan pokok atau bagian-bagian

yang penting dari naskah asli.

2. Perangkum dapat menghilangkan contoh, ilustrasi, keterangan, penjelasan.

3. Rangkuman disusun untuk beberapa kepentingan seperti mendebat,

mendukung, memperluas penulis naskah asli.

4. Panjang rangkuman tidak boleh melebihi dari sepertiga panjang naskah

asli.

5. Perangkum tidak diperbolehkan mengubah sistematika atau urutan

gagasan.

6. Perangkum harus menjaga keseimbangan dengan apa yang dibahas oleh

penulis naskah asli.

Langkah – langkah membuat ringkasan atau rangkuman adalah :

1. Cermati judul buku dan pengarang

2. Bacalah kata pengantar

3. Bacalah daftar isi

4. Menemukan pokok pikiran atau gagasan utama dari setiap paragraph,

bab atau bagian.

5. Urutkan rumusan kalimat- kalimat tersebut dari paragraph atau bab

pertama hingga terakhir.

2. Menyalin atau Kutipan: Menyalin atau mengutip adalah proses mengutif ide

orang lain dari sebuah sumber sesuai dengan aslinya.

3. Parafrase: Parafrase adalah menyusun ide orang lain dari sebuah sumber dengan

menggunakan bahasa kita sendiri.

Menyunting Menyunting Penulisan Ejaan

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari bagian ini, kompetensi yang diharapkan terbentuk

dalam diri anda adalah menguasai cara-cara pemakaian huruf dan terampil

menyunting ketidaktepatan pemakaian huruf.

Menyunting Pemakaian Huruf

Page 10: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 10

Dalam Bahasa Indonesia huruf dibedakan atas :

Huruf Kapital atau Huruf Besar

Aturan –aturan penulisan huruf kapital adalah sebagai berikut :

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat

contohnya : Andi bermain

b. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung contoh : Ibu

berkata,” Saya akan beramgkat ke Surabaya besok pagi”.

c. Huruf capital dipakai sebagai hurup pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk

Tuhan Cuntohnya Allah, Quran, Islam, Kristen.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang contohnya Sultan

Hasanuddin, Haji Agus Salim.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan

pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti

nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat contoh : Wakil

Presiden Adam Malik. Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama

nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi,

atau nama tempat.

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure-unsur nama orang

contohnya : Amir Hamzah, Dewi Anjani.

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa contohnya : bangsa Indonesia, bahasa Indonesia.

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari

raya, dan peristiwa sejarah contohnya : tahub Hijriah, hari Lebaran.

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi contohnya :

Asia Tenggara, Bukit Barisan, Tanjung Menanggis.

j. Huruf kapital dipakai sebagai hurup pertama semua unsur nama Negara,

lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi

contohnya : Republik Indonesia, Keputusan Presiden Republik Indonesia,

Nomor 57, Tahun 1976.

k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang

sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintahan dan

ketatanegaraan, serta dokumen resmi contohnya : Perserikatan Bangsa-

Bangsa, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

Page 11: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 11

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua

unsure kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan

judul karangan kecuali kata seperti, di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak

terletak pada posisi awal contohnya : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke

Roma, Gaung Sumbawa.

m. Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,

dan sapaan contohnya S.Pd (sarjana pendidikan), Prof (professor).

n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang

dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

o. Hurup kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

1.2. Huruf Miring

Aturan-aturan penulisan dan pemakaian huruf miring adalah :

a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,

dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan contohnya majalah Bahasa dan

Sastra

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. Contohnya :

Dia bukan menipu tetapi ditipu.

c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah

atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuiakan ejaannya. Contohnya :

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

1.3. Huruf Vokal dan Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf

a, e, i, o, dan u.

Dalam pengajaran lafal kata dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata

menimbulkan keraguan. Contohnya : Anak-anak bermain di teras (te’ras),

Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.

Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g,

h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

1.4. Huruf Diftong dan Gabungan Huruf Konsonan

* Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,

au, dan oi. Contohnya : Pandai, saudara, amboi.

* Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang

melambangkan konsonan yakni kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing

Page 12: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 12

melambangkan satu bunyi konsonan. Contohnya : Khusus, bangun, nyata,

syarat.

1.5. Pemenggalan Kata

Pemenggalan kata pada dasarnya dilakukan sebagai berikut.

a. Jika ditengah kata ada vocal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan

diantara kedua huruf vocal itu kecuali huruf diftong. Contohnya : bu-ah, au-

la.

b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf

konsonan, diantara dua buah huruf vocal, pemenggalan dilakukan sebelum

huruf konsonan. Contohnya ba-pak, de-ngan, la-wan.

c. Jika di tengaha kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan

dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan

tidak pernah diceraikan. Contohnya : ma-kan, swas-ta, makh-luk.

d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan

dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang

kedua. Contohnya : in-stru-men, ul-tra, ben-trok.

e. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami

perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata

dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris kecuali akhiran (i).

Contohnya : makan-an, me-ra-sa-kan, pergi-lah.

Pelatihan

Amatilah secara cermat contoh tulisan (1) dan (2) berikut. Pada contoh

tulisan (1) dan (2) yang perlu Anda cermati adalah pemakaian huruf, terutama

penulisan huruf, seperti huruf abjad, huruf vocal, huruf konsonan, huruf diftong,

gabungan huruf konsonan, dan pemenggalan kata.

Naskah (1)

Pelatihan Bahasa Indonesia

Pada bulan pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia

di Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini

perlu, kata pelatih,”agar kamu mempunyai kekayaan bathin yang lebih luas.

“Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus

bersikap posetif terhadap bahasa national kita, Anda harus memphoto copy naskah

ini.

Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai

Page 13: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 13

malam dan anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan

ejaan sangat complex, penulisan unsure serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan

bahasa Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maqhrib, bahkti, psisik, faluta,

dan lafaz.

Naskah (2)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas

bimbingan dan petunjuknya sehingga buku yang berjudul WACANA BAHASA

INDONESIA telah dapat penulis selesaikan.

Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata

dalam pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk

peningkatan ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhanamungkin agar

para mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA

sebagai salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.

Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-

benar menghayati Wacana khususnya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-

kaidah Bahasa Indonesia pada umumnya.

Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi

perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa

isi dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk

menyelaraskan pada penerbitan yang akan datang.

Semarang,

oktober 2004

B.H.

2. Menyunting Penulisan Kata

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bagian ini, kompetensi yang diharapkan adalah menguasai

cara-cara menyunting penulisan kata dan terampil menyunting ketidaktepatan

penulisan kata.

Dalam menyunting tulisan, penulisan juga perlu mendapat perhatian untuk

disunting. Aspek-aspek penulisan kata yang perlu mendapat perhatian antara lain :

penulisan kata serapan, penulisan kata turunan dan kata ulang, serta penulisan kata

depan dan partikel.

Page 14: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 14

Penulisan kata dasar hampir tidak ada masalah, kecuali jika kata dasar itu

berasal dari unsure asing. Aturan penulisan unsure serapan dapat dibaca pada buku

“Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Akan tetapi, penulisan

kata berimbuhan dan kata ulang perlu mendapat perhatian khusus karena penulisan

ini sering terjadi kesalahan. Untuk memantapkan pemahaman ini dapat dibaca buku

“Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia”.

2.1. Kata Turunan

* Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Contohnya : dikelola, mempermainkan, mempertanggungjawabkan,

penetapan.

* Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis

serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Contohnya : bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.

* Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran

sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulis serangkai. Contohnya :

menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan.

* Jika salah satu kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu

ditulis serangkai. Contohnya : adipati, aerodinamika, antarkota, biokimia,

infrastruktur.

* Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf capital,

diantara kedua unsure itu dituliskan tanda hubung (-). Contohnya : non-

Indonesia, Anti- Amerika.

2.2. Kata Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Contohnya : anak-anak, kuda-kuda, berjalan-jalan, tukar-menukar, bumiputra-

bumiputra, gerak-gerik.

2.3. Kata Depan di, ke, dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,

kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti

kepada dan daripada. Contohnya : di dalam, ke depan, ke pasar, dari Surabaya.

2.4 Partikel

* Partikel – lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya. Contohnya : bacalah, apakah, siapakah, apatah.

* Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya : apa

pun, adik pun, kami pun, mereka pun.

Page 15: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 15

* Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang sudah lazim dianggap padu.

Contohnya : bagaimanapun, biarpun, sungguhpun, sekalipun.

* Partikel per yang berarti “mulai”, dan “tiap” ditulis terpisah dari bagian

kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Contohnya : per 1 April, Per

satu, per helai.

Pelatihan

Suntinglah secara teliti dan cermat naskah (1) dan naskah (2) . Apakah

terdapat ketidaktepatan penulisan kata, terutama penulisan kata turunan dan kata

ulang, serta kata depan dan partikel.

Naskah 1

Industrialisasi Manufaktur di Indonesia

BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur

yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah dimulai

oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu

dilanjutkan.

Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim

intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang

ketenaga kerjaan.

Maksud perombakan sistim intensip perdagangan dan industrial itu adalah

untuk menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut

tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun

tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan social

politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di

tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan

kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.

Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

masarakat baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya

dapat di tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu

barang yang lebih tinggi. namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,

seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi

(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)

semata-mata.

3. Menyunting Pemakaian Angka dan Lambang Bilangan

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan dapat terbentuk pada

Page 16: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 16

diri Anda sebagai berikut : 1. Menguasai cara-cara menyunting pemakaian angka

dan lambang bilangan.

2. Terampil menyunting ketidaktepatan pemakaian angka dan lambang

bilangan

Aturan-aturan pemakaian angka dan lambang bilangan dalam bahasa

Indonesia adalah sebagai berikut :

Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam

tulisan digunakan angka Arab atau angka Romawi. Contoh : Angka Arab

= 0, 1, 2, 3, ….. , angka Romawi =I, II, V, X.

Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, luas dan

isi, (2) Satuan waktu, (3) nilai uang (4) kuantitas. Contohnya : I meter,

pukul 15.00, 100 yen, 20 orang.

Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,

apartemen. Contoh : Jalan Tanah Abang No. 15, Hotel Cendrawasih,

Kamar 20.

Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan kitab suci.

Contohnya : Bab X, pasal 5, halaman 12,Surah Yasin :9.

Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut

: Paku Buwono X, pada awal abad XX, bab ke-2, di tingkat kedua.

Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara

berikut : tahun 50-an, uang 5000-an, lima uang 1000-an.

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata

ditulis dengan huruf kecuali beberapa lambang bilangan dipakai secara

beruntun. Contoh : tiga kali, Di antara 72 orang yang hadir, 52 orang

setuju, 15 orang tidak setuju dan 5 orang abstain.

Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan kalimat. Contoh :

Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.

Bilangan rtidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks,

kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Contoh :

Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.

Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus

tepat. Contohnya : Saya lampirkan tanda terima 999,75 ( sembilan ratus

sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.

Pelatihan

Page 17: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 17

Suntinglah secara teliti dan cermat wacana berikut ini. Apakah terdapat

ketidaktepatan pemakaian angka dan lambang bilangan.

Wacana I

Operasi Ladang Ganja

Pelaporan adanya lading ganja itu disampaikan penduduk kepada Dandim

Letkol M. Jamil sambil sekaligus berlebaran. Berkat karena adanya laporan penduduk

itulah, Dandim 0101 dipimpin satu unit pasukannya dalam satu operasi Selasa siang.

Setelah kemudian berjalan kaki lebih kurang 6 km menelusuri bukit dan lereng tim

operasi berhasil menemui 10 hektar ladang ganja terpisah dalam dua lokasi oleh anak

sungai.

Di lokasi itu tadi ditemui berpuluh-puluh ribu batang ganja yang berumur

dua atau tiga bulan. Di samping itu ada pula lokasi persemaian yang dikira-kirakan

telah ditanamkan ganja sejak pecan berlalu. Namun sekitar 500 batang ganja yang

telah dipanen juga dapat disana dan seluruhnya dimusnahkan pada saat itu juga.

Tim operasi tidak berhasil menemukan pelakunya disebabkan karena

diperkirakan beberapa saat-saat sebelum team tiba dilokasi , para pelaku-pelaku telah

melarikan dirinya. Hal itu dikarenakan oleh seba di lokasi itu terdapat anjing yang

sengaja dipelihara untuk memberitahu kalau ada orang asing mendekat. Satuan

Kodim 0101 menjumpai sebuah gubug alat memasak dan peralatan pertanian lainnya

Wacana 2

Hidup di Hotel Melati

Dia sementara ini menginap di Hotel Melati, Kamar lima belas. Hotel ini

beralamat di jalan Merbabu lima nomor tiga belas, Sampangan, Semarang. Sewa

kamar di hotel itu setiap malam lima puluh ribu rupiah. Dia harus masuk hotel pukul

12.30.

Dia mempunyai kebiasaan mengaji. Malam itu, dia membaca Surat Yasin

ayat 15. Dia mampu membaca Surat Yasin dalam waktu pepuluh menit 30 detik.

Dia anak ke 4 dari tujuh bersaudara. Kakak ke 2 dan ke 3 telah berhasil

menjadi pegawai pemerintah. Adik-adik terutama urutan ke 6 edan ke 7 masih kuliah.

Dia sendiri sekarang sudah berhasil sebagai pengusaha muda yang sukses.

4. Meyunting Penulisan Unsur Serapan

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan adalah

1. Menguasai cara-cara menyunting penulisan unsure serapan.

2. Terampil menyunting ketidaktepatan penulisan unsure serapan.

Page 18: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 18

Suatu tulisan kadang tidak bisa terlepas dari adanya unsure serapan. Hal ini

disebabkan, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia dalam

perkembangannya menyerap unsure dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa

daerah maupun dari bahasa asing. Bahasaa Indonesia dari dulu menyerap unsur (kata)

dari bahasa Sangsekerta,Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf

integrasinya, ada dua macam unsure pinjaman dalam bahasa Indonesia. Pertama,

unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, tetapi

penulisannya dan penerapannya masih mengikuti cara asing seperti shuttle cock,

assalamu’alaikaum, dan charter. Kedua, unsure pinjaman yang pengucapan dan

penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Contohnya sistem, oktaf,

aksesori.

Pelatihan

Suntinglah dengan cermat wacana berikut ini. Yang perlu Anda cermati

adalah penulisan unsur serapan.

Wacana I

Pemberian Maaf

Ya, kita bisa saja memberikan excuse untuk hal ini. Tetapi problem ini harus

kita hadapi secara serious. Karena itu mari kita to the point saja dengan langsung

planning yang reasonable berdasarkan working papers yang sudah dibahas sejak

kemarin. Of course kita semua harus kerja berat untuk menghindarkan

misunderstanding yang selama ini telah menimbulkan communication gap antara

policy maker and decicion maker dengan para pelaksana level bawah. Hal ini

sebenarnya dapat diatasi denga simple saja yaitu dengan sedianya kita melakukan the

new approach yang physically and mentally tak akan sukar melaksanakannya.

Wacana 2

PDIP Jamin Pleno Mendatang Full Team

Ketua DPP PDIP menyatakan legalitas ketua fraksi tetap dipegang Maulen.

“Namun, kami memberikan kesewenanggan untuk mengkoordinasikan teman-teman

anggota PDIP kepada Saudar Wuwuh. Artinya. Operasionalisasi fraksi di- handle

oleh Wuwuh,”katanya.

Dia memberikan jaminan dalam pleno yang digelar dalam waktu dekat ini,

anggota FPDIP akan full team. Kebijakan itu diambil DPP dan DPD setelah

menerima laporan mengenai sebagian besar anggota FPDIP tidakl hadir dalam rapat

pleno DPRD. Ketidakhadiran mereka dipicu ketidakpuasan anggota terhadap

kepemimpinan Maulen.

Page 19: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 19

5. Menyunting Pilihan Kata

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan adalah

1. Menguasai cara-cara menyunting pilihan kata

2. Terampil menyunting ketidaktepatan pilihan kata.

Pilihan kata merupakan komponen yang penting juga dalam tulisan. Tulisan

dapat dianggap kurang baik jika pilihan katanya kurang tepat dan sesuai walaupun

organisasi penyajiannya baik. Berikut ini beberapa contoh pemakaian pilihan kata.

Pemilihan Kata Tepat Pemilihan Kata Tidak Tepat

1. Orang itu mempunyai kaki

tangan yang lengkap.

2. Pada zaman revolusi banyak

kaki tangan Belanda yang

ditangkap.

3. Anak itu menangis saja

sepanjang malam.

1. Orang itu mempunyai buah

tangan yang lengkap.

2. Pada zaman revolusi banyak ikat

tangan yang ditangkapi

3. Anak itu melolong saja

sepanjang malam.

Pelatihan

Suntinglah secara cermat naskah di bawah ini. Pada pelatihan berikut yang

perlu Anda cermati adalah pemakaian pemilihan kata.

Naskah I

Suprapto Ogah Disebut Sutradara

Tukang tari kontemporer, Suprapto Suryodarmono atau yang lebih popular

disebut Mbah Prapto menolak dirinya disebut sebagai sutradara dalam karya

terbarunya yang bakal dipentaskan dalam waktu dekat di Solo.

Meskipun dirinya berperan sebagai piñata adegan, namun lelaki yang

sebagian besar rambutnya telah memutih ini ogah disebut sebagai sutradara. “Sebab

istilah sutradara itu identik dengan kekuasaan,” ujarnya dalam sebuah kesempatan

diskusi yang menghadapkan seniman Slamet Gundono dan S Yasudah di Solo belum

lama ini.

9

Page 20: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 20

Pemilik Padepokan Lemah Putih ini meyangka lebih sreg jika stempel

sebagai piñata adegan. Oleh karena menurutnya demikianlah adanya. “Secaea jujur

dari dalam hati saya tidak merasa sebagai sutradara, jadi lebih hanya sebagai piñata

adegan,” tuturnya. Dalam proses pembuatan karya tersebut, tambah Mbah Prapto, dia

meliarkan sejumlah penarinya membuat eksplorasi. Bahkan antara satu penari dengan

yang lain saling menuangkan dan memberi masukan.” Jadi, para penari itu

sebenarnya creator. Akan tetapi, memang pada akhirnya saya harus mengetok palu

untuk merampingkan atau meyunting mereka,” tandas dia.

Naskah 2

Gara-gara cidera di bagian bahu ketika sedang berlatih untuk pemotretan

gambar adegan tinju, actor Rusel Crowe harus istirahat dari kejadian syuting film

untuk sementara waktu. Bencana ini dialami Russel menjelang pemotretan gambar

film Cinderella Man buatan Universal Pictures di Sidney, Australia.

Tindakan bedah untuk mengobati cederanya disertai latihan fisik segera

dibuatkan untuk mengatasi bencana itu. Adapun pemotretan gambar terpaksa ditunda

sekitar satu bulan dari ancangan semula awal Maret menjadi awal April.

Dalam film tersebut ia berprofesi sebagai petinju jagoan Jim Braddock. Ia

hadir bersama artis Renee Zellweger di bawah komando sutradara Rom Howard,

yang pernah menjalin hubungan dengan Crowe membuahkan A Beautiful Man.

“Belum ada aktor lain yang sangat menitikan perhatian pada pekerjaannya

seperti Crowe,” tutur produser Cinderella Man, Brian Grazer. “Russel girang berlatih

dengan bantuan pelatih tinju kawakan, dan kerja kerasnya ini membuahkan dia

cidera.”

Russel yang suka berprilaku dalam adegan keras, seperti perannya dalam

Gladiator, Master and Commamder : The Far Side of The World memperoleh cedera

di tempat yang sama ketika berlatih untuk film komando Jodie Foster, Flora Plum.

6. Menyunting Ketidakefektifan Kalimat

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan adalah

1. Menguasai cara-cara menyunting ketidakefektifan kalimat.

Page 21: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 21

2. Terampil menyunting ketidakefektifan kalimat.

Keefektifan kalimat menjadi perhatiun utama dalam kegiatan menyunting

karena kalimat merupakan perwujudan yang utama dalam pemakaian bahasa. Orang

berbahasa tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi dengan cara

merangkaikan menjadi kalimat.

Perhatikan pemakaian kalimat tidak efektif pada beberapa contoh

berikut ini :

Kalimat Tidak Logis Kalimat Logis

1. Dengan memanjatkan

puji syukur kehadirat

Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, maka

laporan in berhasil kami

selesaikan.

2. Jam terbang yang

berusaha dicapai itu

tidak seluruhnya harus

dikejar oleh CN 235

“tetuko” buatan

Nurtanio.

3. Diharapkan dengan uang

tersebut dapat

meringankan beban

hidup rakyat yang

menderita.

1. Dengan selesainya

laporan ini saya

memanjatkan puji

syukur ke hadirat Allah

swt. Atas rahmat dan

hidayah yang

dilimpahkan-Nya kepada

saya.

2. Jam terbang diusahakan

dicapai itu tidak

seluruhnya harus dikejar

oleh CN 235 “tetuko”

buatan Nurtanio.

3. Diharapkan dengan uang

tersebut beban hidup

rakyat yang menderita

dapat diringankan.

Suntinglah secara cermat kalimat-kalimat berikut ini. Yang perlu Anda

cermati adalah keefektifan kalimat.

1. Setelah kira-kira setengah jam, angkatlah panci tadi. Dan makanan siap

dihidangkan.

2. Aku murid sekolah dasar. Atau boleh juga disebut pelajar.

3. Hidangkanlah makanan itu di atas piring. Lalu makanan itu siap

dimakan.

Page 22: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 22

4. Analisis dilakukan terhadap kalimat tunggal lebih dahulu. Kemudian

kalimat majemuk.

5. Bahasa Indonesia menuntut kelengkapan unsur sintaksis. Serta kejelasan

makna.

6. Mungkin janggal kedengarannya. Tetapi memang begitulah seharusnya.

7. Bagian rutin meliputi : pengetikan, penempatan cursor, ….. dan

pengoperasian file. Sedangkan bagian tambahqan berisikan fasilitas

peningkatan dan perlengkapan dari bagian rutin.

8. Ia tidak mengambil buku itu. Melainkan memindahkannya ke lemari

buku.

Menyunting ketidakefektifan kalimat sangat sulit. Karena itu konsep kalimat

efektif harus dipahami benar. Apa sebenarnya kalimat efektif. Kalimat tidak efektif

adalah kalimat yang tidak secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan penulis.

Untuk menciptakan kalimat efektif, kita harus mengetauhui syarat-syarat kalimat

efektif. Syarat-syarat kalimat efektif adalah kesatuan gagasan, koherensi yang

kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran (Keraf 1997).

a. Kesatuan Gagasan

Setiap kalimat yang baik dituntut jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan, mengandung satu ide pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh

diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain

yang tidak ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak

mempunyai hubungan satu sama lain.

Contoh

1a. Di dalam pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara

anak didik dan pendidik. (Salah)

1b. Pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara anak

didik dan pendidik. ( Benar)

2a. Karena bahasa Kesatuan Indonesia yang berasal dari bahasa nasional.

(Salah)

2b. Bahasa kesatuan Indonesia berasal dari bahsa nasional. (Benar)

3a. Di daerah-daerah sudah mempunyai lembaga bahsa. (Salah)

3b. Daerah-daerah sudah mempunyai Lembaga Bahasa (Benar)

b. Koherensi yang baik dan kompak

Keraf (1997) menyatakan yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan

yang baik dan kompak adalah hubungan timbale balik yang baik dan jelas antara

unsure-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.

Page 23: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 23

Ketidakbaikan koherensi kalimat itu dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai

berikut :

1. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan

pola kalimat.

Contoh

Koherensi Baik Koherensi tidak Baik

Adik saya yang paling kecil

memukul anjing di kebun

kemarin pagi, dengan sekuat

tenaganya.

Adik saya yang paling kecil

memukul dengan sekuat

tenaganya kemarin pagi di

kebun anjing.

2. Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah

mempergunakan kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.

Contoh

Koherensi tidak Baik Koherensi Baik

Interaksi antara perkembangan

kepribadian dan

perkembangan penguasaan

bahasa menentukan bagi pola

kepribadian yang sedang

berkembang

Interaksi antara perkembangan

kepribadian dan perkembangan

penguasaan bahasa menentukan

pola kepribadian yang sedang

berkembang

3. Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya

tidak tumpang tindih, atau hakikatnya mengandung kontradiksi.

Contoh

Koherensi tidak Baik Koherensi Baik

Demi untuk kepentingan

saudara sendiri, saudara

dilarang merokok.

Demi / untuk kepentingan

saudara sendiri, saudara

dilarang merokok.

4. Kesalahan menempatkan keterangan aspek ( sudah, telah, akan, belum

dst) pada kata kerja tanggap.

Contoh

Koherensi tidak Baik Koherensi Baik

Saya sudah baca buku itu hingga

tamat

Buku itu sudah saya baca hingga tamat.

Page 24: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 24

C. Penekanan

Gagasan utama kalimat tetap didukung oleh subjek, dan predikat, sedangkan

unsure yang dipentingkan dapat bergeser dari satu kata ke kata lain. Kata yang

dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain.

Contoh

1. Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan lagi

soal ini.

2. Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap

pejuang

d. Variasi

Variasi, tidak lain menganekaragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan

beberapa macam cara, diantaranya : Variasi sinonim kata, variasi panjang pendeknya

kalimat, variasi penggunaan bentuk me- dan di-, dan variasi dengan merubah posisi

dalam kalimat.

Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan makna, suatu realitas yang baru, suatu

kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.

e. Paralelisme

Paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam

unsure grametikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam

konstruksi yang sama

Contoh

(1a). Reorganisasi administrasi departemen-departemen;

penghentian pemborosan dan penyelewengan-penyelewengan, serta

mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masalah- masalah

pokok yang meminta perhatian kita, ( Semua kata benda ; Benar)

(1b). Reorganisasi administrasi departemen-departemen;

menghentikan pemborosan dan penyelewengan-penyelewengan,

serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masalah-

masalah pokok yang meminta perhatian kita. ( Tidak semua kata

benda; Salah).

Page 25: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 25

f. Penalaran atau Logika

Penalaran atau logika adalah proses merangkaikan kata-kata atau kalimat-

kalimat menuju kepada kesimpulan yang masuk akal. Ini berarti kalimat-kalimat yang

diucapkan harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat atau

singkatnya harus sesuai dengan penalaran.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Tiap bagian kalimat (klausa) dapat

dimengerti, namun penyatuannya menimbulkan hal yang tidak bisa atau sulit diterima

oleh akal.

(1). Dia mengatakan kepada saya bahwa ia telah lulus, tetapi anjing itu

tidak mau mengikuti perintah pemburu itu.

(2). Orang itu mengerjakan sawah ladangnya dengan sekuat tenaga karena

mahasiswa-mahasiswa Indonesia harus menggarap suatu karya ilmiah

sebelum dinyatakan lulus dari suatu perguruan tinggi.

7. Menyunting Kepaduan Paragraf

Tujuan Pembelajaran

1. Menguasai cara-cara menyunting ketidakpaduan paragraph

2. Trampil menyunting ketidakpaduan paragraf

Dalam menyunting paragraf perlu memperhatikan syarat paragraf yang baik.

Syarat paragraf yang baik (1) kesatuan (2) kepaduan, (3) kelengkapan (Sunardji dan

Hartono 1998)

a. Kesatuan

Tiap paragraph hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topic.

Karena itu dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsure-unsur yang sama

sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan

akan menyulitkan pembaca memahami paragraph tersebut. Jadi, satu paragraf hanya

boleh mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.

Contoh

Inflasi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan meningkatnya harga

barang kebutuhan sehari-hari. Penyebab inflasi dapat dikemukakan dengan singkat

sebagai berikut. Yang pertama dan yang terpenting adalah pengeluaran dana yang

besar oleh pemerintah untuk membiayai peperangan. Yang kedua, apabila banyaknya

uang yang beredar melebihi yang diperlukan untuk penyediaan barang. Akhirnya

yang dapat menjadi penyebab inflasi adalah apabila para buruh kenaikan upah yang

berpengaruh kepada meningkatnya biaya produksi. Meskipun upah yang berpengaruh

Page 26: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 26

kepada pengeluaran dana oleh pemerintah untuk membiayai programnya, seperti :

peperangan, adalah penyebab yang terytama.

b. Kepaduan

Syarat yang kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah

koherensi atau kepadauan .Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau

tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapu dibangun

oleh kalimat yang mempunyai hubungan timbale balik. Urutan pikiran-pikiranyang

teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan hati. Jadi kepaduan atau koherensi

dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.

Contoh

Kemarin saya pergi ke kampus. Di sana saya bertemu dengan pak Adi. Dia

berkata bahwa besok pagi akan pergi ke Semarang.

c. Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang

cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu

paragraph dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas

dengan pengulangan-pengulangan.

Bab. III

Menulis

A. Resensi Buku

Tujuan Pembelajaran

Mampu menyusun sebuah resensi buku

1. Pengertian Resensi

Resensi adalah “pertimbangan atau perbincangan”. Resensi buku

artinya pertimbangan atau perbincangan terhadap sebuah buku. Tujuannya

adalah menunjukkan kepada khalayak apakah karya itu patut mendapat

sambutan atau tidak.

2. Bekal Dasar Resensi

2.1. Memahami tujuan penulis

Tujuan penulis dapat diketahui dari kata pendahuluan atau karangan

sejenis lain seperti pendahuluan yang terdapat di dalam buku, yang dibuat

oleh penulis buku yang diresebsi.

Page 27: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 27

Memiliki Tujuan Meresensi

Bekal kedua ini adalah kepedulian peresensi terhadap pembaca

dengan memberikan pilihan-pilihan bagi pembaca terhadap kehadiran buku

tersebut. Bisa saja peresensi mengajak para calon pembaca untuk membaca

buku yang baru terbit. Sebaliknya, bisa saja peresensi memberikan peringatan

kepada khalayak agar “hati-hati” terhadap buku tersebut. Yang lebih ekstrim

bisa saja peresensi melarang calon pembaca agar tidak membaca buku

tersebut.

2.3. Menguasai Selera dan Tingkat Pemahaman Pasar

Ini adalah pengetahuan tentang bangsa pasar yang dibidik penerbit

ketika memutuskan menerbitkan buku tertentu.

Menguasai Berbagai Disiplin Ilmu

Bekal keempat ini penting bagi peresensi untuk memberikan evaluasi

tentang kelebihan dan kelemahan buku.

2.5. Memiliki Sifat “Kutu Buku” dan “Menjadi Kolektor Buku”

Hal ini tidak berarti bahwa yang bukan kutu buku dan yang tidak

menjadi kolektor buku tidak dapat membuat resensi. Orang yang memiliki

sifat kutu buku dan menjadi kolektor buku akan memiliki peluang

memberikan imformasi yang lebih komprehensif terhadap buku yang

diresebsi. Ia tidak susah-susah mencari bahan karena sifat yang dimiliki dan

kepemilikan banyak buku di rumahnya membuat ia mudah menemukan

imformasi yang dicari.

3. Struktur Tulisan Resensi

Sebuah resensi akan berisi tiga bagian yakni (1). Bagian Pendahuluan, (2).

Bagian Isi, (3). Bagian Penutup.

Bagian Pendahuluan

Bagian ini berisi karakteristik fisik dari sebuah buku yang diresensi.

Judul Buku : Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Penulis : Nunung Yuli Eti, S.Pd

Penerbit : Intan Pariwara

Cetakan : Pertama, Mei 2004

Tebal : 136 halaman

Page 28: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 28

Bagian pendahuluan ini berisi imformasi objek tentang identitas buku. Imformasi

yang harus dikemukakan kepada pembaca meliputi (1) judul buku,(2) penulis, (3)

penerbit, (4) tahun terbit, (5) cetakan ke-, (6) tebal buku.

Bagian Isi

Bagian isi dari sebuah resensi berisi ulasan tentang judul atau tema buku,

paparan singkat isi buku atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan imformasi

tentang latar belakang serta tujuan penulisan buku. Pada bagian in perlu diulas

tentang gaya penulisan, perbandingan buku dengan buku lain yang bertema sama,

atau buku lain yang ditulis oleh penulis yang sama.

Bagian Penutup

Bagian ini berisi penilaian terhadap kualitas isi buku secara keseluruhan,

menilai kelebihan dan kekurangan buku, memberi kritik atau saran kepada penulis

dan penerbitnya, serta memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya

buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli oleh pembaca. Pada bagian ini peresensi

juga dapat memberikan saran-saran kepada penerbit terhadap perbaikan-perbaikan

kelemahan yang ada. Misalnya peresensi memberikan saran terhadap penyuntingan

cover sampul dan perwajahan.

B. Penyusunan Naskah Pidato

Tujuan Pembelajaran

Kompetensi yang ingin dicapai melalui materi ini adalah :

1. Mampu mencatat berbagai keperluan untuk penulisan naskah pidato

2. Mampu menulis teks pidato yang sistematis dan bahasa yang efektif.

1. Pengertian Pidato

Pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, imformasi, atau gagasan

dari pembicara kepada khalayak ramai. Dalam berpidato dua pelaku komunikasi

harus ada yakni pembicara dan pendengar. Jika salah satu tidak ada, berpidato tidak

dapat dilakukan.

2. Struktur Teks Pidato

2.1. Pembukaan Pidato

Dalam bagian pendahuluan, teks pidato akan berisi (i) salam pembuka, (ii)

ucapan penghormatan, (iii) rasa syukur kepada sang pencipta.

Salam (1)

Page 29: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 29

“Assalamualaikum Warahmatullohi wabarokatuh. Bagi yang beragama lain,

saya ucapkan selamat pagi dan salam sejahtera.

Salam sepertu ini kurang tepat. Salam seperti ini menimbulkan makna bahwa

(1) ada kelompok yang menonjolkan kelompoknya sendiri dan menomorduakan

kelompok lainya, (2) ada agama resmi dan ada agama tidak resmi.

Salam (2)

“Assalamualaikum Warahmatullohi wabarokatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Salam (2) tersebut akan menimbulkan penghormatan terhadap sesame,

makna tidak meremehkan, dan makna tidak meremehkan.

Berkenaan dengan ucapan penghormatan, seorang pembicara harus

mengidentifikasi siapa saja yang akan diberi penghormatan. Terdapat sebuah etika

atau sopan santun bahwa pihak-pihak yang dianggap penting perlu diberi

penghormatan. Cara menyebutnya dimulai dari yang paling penting sampai kurang

penting.

Yang terhormat ibu kepala sekolah

Yang terhormat Ibu dan Bapak guru

Yang terhormat para undangan,

Yang berbahagia teman-teman kelas 3 dan adik-adik kelasku yang saya

cintai dan saya banggakan.

Berkenaan dengan rasa syukur kepada sang pencipta. Pembicara umumnya

mengucapkan pujian kepada Tuhan Sang Pencipta Alam.

“Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena

sampai detik ini kita semua masih diberi nikmat yang amat bahagia. Salah satu

nikmat itu adalah nikmat kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Dengan kesehatan

itu, semoga kita dapat mengikuti acara ini hingga akhir.”

2.2. Isi Pidato

Bagian isi adalah bagian inti dari suatu pidato. Pada bagian ini, paparan dari

pembicara menduduki persentasi yang paling banyak. Pembicara akan menguraikan

secara rinci dari inti materi yang ingin disampaikan kepada khalayak.

2.3. Penutup Pidato

Sebuah pidato harus diakhiri dengan perencanaan yang matang. Penutup

pidato yang baik, memiliki potensi untuk memunculkan rasa simpati pada diri

pendengar. Begitu urgennya peran penutup pidato, calon pembicara haruslah

merencanakan penutupan pidato dengan matang.

Page 30: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 30

Penutup pidato dapat diisi dengan (1) simpulan pendek uraian yang sudah

dikemukakan sebelumnya, (2) permintaan maaf kepada hadirin apabila terjadi

kekhilafan atau sadar akan kekhilafan sebagai manusia, (3) salam penutup. Dapat

juga seorang pembicara mengutip pendapat atau kata-kata mutiara dari tokoh besar

tertentu.

Jika Anda mengiginkan pembicaraan atau pidato Anda berhasil, ada beberapa

syarat yang seyogyanya Anda penuhi yakni :

1. Memiliki keberanian dan tekad yang kuat

2. Memiliki pengetahuan yang luas

3. Memahami proses komunikasi massa

4. Menguasai bahasa yang baik dan lancer

5. Pelatihan yang memadai.

C. Menyusun Wawancara

Tujuan Pembelajaran

Kompetensi yang ingin dicapai melalui materi ini adalah :

1. Mampu menyusun rencana wawancara.

2. Mampu menbuat laporan hasil wawancara.

Wawancara sebenarnya merupakan bentuk komunikasi khas karena jarang

terjadi perubahan peran pelaku komunikasi (peran yang mewawancarai dan yang

diwawancarai jarang berubah). Wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang

yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.

Dalam melakukan proses wawancara, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan apabila ingin mewawancarai seseorang yakni (1) menentukan tujuan

wawancara, (2) menentukan pokok-pokok yang akan ditanyakan, (3) membuat daftar

pertanyaan wawancara, (4) melakukan wawancara, (5) menulis hasil wawancara, (6)

membahas dan menyusun hasil wawancara.

Dalam mendengarkan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan

yakni (1) menyimak dengan seksama, (2) mencatat narasumber dan pewawancara, (3)

mencatat isi pokok pembicaraan (5 W 1H).

Sopan santun dan tata karma dalam melakukan wawancara adalah (1)

membuat janji dengan narasumber, (2) datanglah sesuai janji, (3) jelaskan identitas

diri, (4) mengemukakan maksud melakukan wawancara, (5) memulai dengan

mengucapkan salam, memulai dengan pertanyaan ringan, (6) selalu menjaga sikap

hormat, (7) jangan suka memotong pembicaraan, (8) jangan menanyakan hal-hal

Page 31: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 31

yang peribadi, (9) ucapkan terimakasih dan minta maaf apabila ada hal-hal yang

kurang berkenan.

Contoh Format Wawancara

Format Wawancara

1. Topik :

2. Narasumber :

3. Tempat :

4. Tujuan :

5. Butir-butir pertanyaan pemandu

a. ………………. ?

Jawaban

b. ………………. ?

Jawaban

c. ……………….. ?

Jawaban

Contoh Teks Wawancara

Pewawancara : Selamat pagi, Bu.

Narasumber : Selamat pagi.

Pewawancara : Terima kasih, Bu karena Ibu telah bersedia meluangkan

waktu pagi ini untuk membahasa CTL dalam dunia

pendidikan. Begini, Bu, akhir-akhir ini saya sering

mendengar istilah CTL dalam dunia pendidikan.

Dapatkah Ibu menjelaskan mengenai CTL itu ?

Narasumber : CTL atau Contextual Teacing and Learning merupakan

suatu konsepsi yang berupaya membantu guru untuk

mengaitkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan

Page 32: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 32

memotivasi siswa supaya dapat menerapkan

pengetahuannya dalam kehidupan mereka.

Pewawancara : Lalu, apakah sebenarnya pengajaran dan pembelajaran

kontekstual itu ?

Narasumber : Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang

memungkinkan siswa menguatkan, memperluas,

menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademis

mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah

dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-

masalah nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan.

Adapun pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran

yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan

pengalaman yang sesungguhnya. Hal ini dapat terjadi jika

siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang

diajarkan dengan mengacu kepada masalah-masalah

dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan

tanggungjawab mereka sebagai siswa, anggota keluarga,

warga Negara dan bahkan sebagai pekerja.

Pewawancara : Jadi, tanpaknya CTL ini memusatkan diri pada siswa,

dunia nyata, dan peberapan pengetahuan pada dunia

nyata. Apakah betul begitu ?

Narasumber : Ya, begitulah. Di samping itu ada juga unsure

pembelajaran yang bermakna, responsive terhadap

budaya, ingkuiri dan penilaian autentik.

Pewawancara : Ibu menyebutkan adanya unsure ingkuiri dan penilaian

autentik. Dapatkah Ibu jelaskan lebih lanjut ?

Narasumber : Kegiatan ingkuiri diawali dengan pengamatan dalam

rangka memahami suatu konsep. Siklus kegiatannya

terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis

dan merumuskan teori baik secara individu maupun

bersama-sama dengan teman lainnya. Jadi, dalam hal ini

dituntut adanya penggunaan dan pengembangan

keterampilan berpikir kritis.

Adapun penilaian autentik ini mempersyaratkan

penerapan pengetahuan atau keterampilan sehingga

19

Page 33: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 33

proses dan produk dua-duanya dapat diukur. Dalam hal

ini, tugas-tugas hendaknya kontekstual dan relevan.

Pewawancara : Lalu, bagaimanakah penerapannya dengan pembelajaran

bahasa Indonesia ?

Narasumber : Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya menekankan

kepada kegiatan berlatih bahasa, bukan menyampaikan

pengetahuan mengenai bahasa Indonesia. OLeh sebab itu,

jika ada materi berwawancara, misalnya, siswa

seharusnya dilatih untuk mengamati wawancara

kemudian merumuskan mengenai apa wawancara itu.

Setelah mereka tahu apa wawancara itu, mereka dapat

menerapkan pengetahuannya dengan praktik

berwawancara. Jadi siswa harus benar-benar

berwawancara, bukan sekadar mengetahui teknik-teknik

wawancara tanpa praktik.

Pewawancara : Jadi, tanpaknya, guru harus betul-betul terlibat.

Tanpaknya pembelajaran kontekstual atau CTL ini sangat

menjanjikan ya, Bu ?

Narasumber : Ya, begitulah.

Pewawancara : Terimakasih. Bu karena Ibu telah menjelaskan berbagai

hal yang dapat menambah wawasan saya. Sekali lagi

terima kasih, dan selamat siang,Ibu.

Narasumber : Terikasih kembali dan selamat siang.

D. Penulisan Makalah

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan adalah mampu

menulis makalah dengan prosedur, sistematika, dan isi yang benar.

1. Hakikat dan Macam Makalah

Makalah adalah tulisan ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu.

Makalah lazimnya disusun untuk disajikan dalam pertemuan formal tertentu misalnya

seminar atau untuk diterbitkan dalam jurnal atau majalah ilmiah tertentu.

Page 34: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 34

Proses berfikir ilmiah terdiri atas (1) identifikasi masalah, (2) pembatasan

masalah, (3) penyusunan hipotesis, (4) pengujian hipotesis, dan (5) penarikan

simpulan.

Dilihat dari cara berfikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam

yakni (1) makalah hasil berfikir deduktif, (2) makalah hasil berfikir induktif (Sudjana,

:1988 : 81-89). Makalah hasil berfikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian

teori tertentu. Jika Anda menulis makalah jenis ini, maka Anda harus berangkat dari

teori tertentu dan menerapkan dalam pembahasan masalah.

Makalah hasil berfikir induktif membahas masalah dengan menyajikan

deskripsi gejala, fakta dan data dari pengalaman di lapangan. Jadi makalah induktif

diawali oleh pengamatan empiris, pembahasan hasil pengamatan, penarikan

simpulan, dilanjutkan dengan perbandingan dengan teori yang relevan.

2. Proses Penulisan Makalah

Proses penulisan makalah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga

tahap. Tahap pertama ialah tahap prapenulisan yang terdiri atas langkah (1)

pemilihan dan pembatasan topic, (2) perumusan tujuan, (3) perumusan tesis, (4)

penyusunan kerangka. Tahap kedua adalah tahap penulisan, yakni langka

pengembangan kerangka menjadi tulisan atau makalah. Tahap ketiga adalah tahap

revisi, yaitu berupa kegiatan penyuntinggan baik isi, sistematika, maupun bahasa.

a. Tahap prapenulisan

1. Pemilihan Topik

Pertanyaan awal yang dihadapi oleh penulis adalah, “Apa yang akan ditulis

?” pertanyaan itu sesungguhnya mengantar kita pada pemilihan topik. Topik yang

dipilih harus memenuhi criteria : (i) keterkuasai, (ii) kemenarikan, (iii) ketersediaan

bahan, dan kemanfaatan. Disamping itu, topic yang dipilih hendaknya juga menarik

bagi Anda dan khalayak ramai.

2. Pembatasan Topik Biasanya topic yang Anda pilih masih terlalu luas. Artinya belum tervokus cakupannya. Oleh karena itu Anda perlu membatasinya.

3. Perumusan Judul

Dari hasil pembatasan topic, barulah kita merumuskan judul makalah. Syarat

rumusan judul makalah harus sesuai dengan topic, singkat, bentuk frase, dan lugas.

4. Perumusan Tesis

Tesis adalah pernyataan singkat intisari tulisan. Rumusan tesis berfungsi

sebagai pengendali, pedoman pengembangan tulisan. Itu berarti bahwa dalam langka

pengembangan (tahap penulisan) kita tidak boleh menympang dari intisari tulisan.

Gagasan yang dikembangkan dalam paragraf-paragraf makalah bersumber dari

gagasan-gagasan yang ada pada tesis.

Page 35: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 35

5. Penyusunan Kerangka

Langkah berikutnya setelah perumusan tesis adalah penyusunan kerangka

atau autline. Pada hakikatnya kerangka karangan adalah perincian dan pengaturan

gagasan-gagasan yang akan dikembangkan dalam kerangka berdasarkan hasil

rumusan tesis.

Kerangka karangan dibuat untuk mengevaluasi kerincian dan keteraturan

gagasan-gagasan yang akan dikembangkan. Kerangka karangan berguna juga untuk

menghindari penggarapan sebuah gagasan secara berulang. Selain itu, kerangka

karangan dapat digunakan untuk kisi-kisi pencarian data, fakta yang diperlukan untuk

pengembangan karangan.

b. Tahap Penulisan

1. Pengembangan Gagasan dalam Paragraf

Substansi kegiatan tahap penulisan adalah pengembangan gagasan ke dalam

paragraph. Mulailah menulis dari gagasan pokok pertama sesuai urutan dalam

kerangka karangan. Dukunglah kalimat utama itu dengan kalimat-kalimat penjelas.

Berpindahlah dari gagasan pokok yang satu ke gagasan pokok yang lain. Begitu

seterusnya, sehingga seluruh gagasan dalam kerangka karangan selesai sikembangkan

dalam paragraph.

2. Pengolahan Kutipan

Dalam penulisan makalah yang berintikan pengembangan gagasan dalam

paragraph-paragraf tersebut tidak jarang digunakan pendapat, gagasan, data yang

telah dikemukakan oleh orang lain baik dalam buku ataupun penerbitan lain (majalah,

jurnal, Koran ). Penggunaan kutipan itu digunakan sebagai penegas, pembuktian, atau

perbandingan pendapat.

Kutipan dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Kutipan

langsung berarti peminjaman pendapat, gagasan, data secara lengkap dan utuh seperti

dalam sumber aslinya. Akan tetapi jika peminjaman pendapat, gagasan, data,

diintisarikan dan dirumuskan berbeda dengan sumber aslinya disebut kutipan tak

langsung (Keraf, 1994 : 179-180).

Contoh kutipan langsung :

“Filsafat bahasa adalah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh

para filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan

konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha para filsuf memahami conceptual knowledge

melalui pemahaman terhadap bahasa.” (Poedjosoedarmo, 2001:2).

Contoh Kutipan tak Langsung

Page 36: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 36

Apakah filsafat bahasa itu ? Poedjosoedarmo (2001 : 2) berpendapat bahwa

filsafat bahasa adalah teori tentang bahasa yang dirumuskan filsuf pada saat mereka

memahami pengetahuan konseptual.

Atau :

Apakah filsafat bahasa itu ? Poedjosoedarmo berpendapat bahwa filsafat

bahasa adalah teori tentang bahasa yang dirumuskan filsuf pada saat mereka

memahami pengetahuan konseptual (Poedjosoedarmo, 2001:2).

c. Tahap Revisi atau Perbaikan

Biasanya hasil pengembangan gagasan pada tahap penulisan belum

sempurna. Jarang ada penulis yang menyelesaikan tulisannya sekali jadi.

Kekurangan, ketidaksempurnaan baik pada pengembangan isi, penggunaan bahasa

(tanda baca, pilihan kata, penyusunan kalimat), maupun sistematika atau

pengorganisasian gagasan pastilah ada.

Apakah yang perlu diperbaiki dan disunting ? Pertama, perbaikan itu

terarah pada isi. Apakah isi tulisan tersebut sudah sesuai dengan judul, dan rumusan

tesis pada awal menulis makalah ? Yang kurang ditambahi, yang lebih ditanggalkan.

Kedua, pada sistematika atau urutan. Manakah diantara gagasan tersebut yang perlu

digeser penempatannya untuk memperoleh efektifitas ? Jelasnya, pengubahan itu

dapat Anda lakukan dengan memindahkan atau menukarkan posisi paragrafnya.

Ketiga, perbaikan bahasa. Adakah kesalahan atau kekhilafan dalam penggunaan

tanda baca, ketidaktepatan pemilihan kata, pembentukan kata, kalimat yang tidak

efektif, kalimat-kalimat penjelas ? Jika ada perbaikilah dulu sebelum orang lain

membacanya. Terapkanlah keterampilan penyuntingan yang Anda pelajari pada

materi sebelumnya.

3.Sistematika dan Isi

Sistematika makalah kelazimannya tersusun atas (1) pendahuluan, (2)

permasalahan, (3) pembahasan, (4) penyimpulan.

Pendahuluan, merupakan bagian makalah yang berisi latar belakang atau alas

an-alasan pemilihan topic bahasan. Pada bagian ini penulis

mempertanggungjawabkan mengapa dipilih masalah tersebut, apa yang

melatarbelakanginya. Tujuan bagian in meyakinkan pembaca bahwa masalah tersebut

penting untuk dikaji. Di samping itu dapat juga diungkapkan tujuan penulisannya.

Permasalahan, Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan atau persoalan-

persoalan yang akan dibahasnya. Tidak selamanya berisis rumusan pertanyaan, dapat

juga permasalahan diungkapkan dalan pernyataan.

Page 37: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 37

Pembahasan, berisi perbincangan masalah dengan menggunakan data, fakta

dan atau teori tertentu. Semua masalah yang telah dirumuskan pada bagian

sebelumnya didiskusikan, ditelaah dan dibahas. Dalam makalah deduktif,

pembahasan dimulai dengan penyajian teori yang relevan, dilanjutkan dengan

penyajian fakta, data yang mendukung teori tersebut. Dalam makalah induktif,

jawaban pemecahan masalah berdasarkan hasil pengamatan empiris, dimulai dari

penyajian fakta, data, dan diikuti dengan penarikan kesimpulan. Selanjutnya simpulan

tersebut dapat dikaji dari teori tertentu sebagai pembanding dan penjelas hasil

pengamatan. Artinya setelah Anda menyajikan fakta, data empiris langsung

dihubungkan dengan teori yang digunakan.

Penyimpulan, bagian penyimpulan berisi jawaban atau simpulan atas masalah

yang diajukan. Simpulan hendaknya sesuai dengan proporsi-proporsi yang telah

ditemukan pada bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan sesungguhnya Anda

telah memiliki simpulan-simpulan kecil. Itulah yang dimaksud dengan proporsi. Atas

dasar proporsi tersebut dirumuskanlah simpulannya. Tapi harus diingat bahwa yang

namanya simpulan bukanlah mengulang lagi apa yang sudah dikemukakan pada

bagian sebelumnya, tetapi Anda melakukan penarikan proporsi baru langsung dari

proporsi lama. Jadi, proporsi lama menjadi dasar penarikan proporsi baru sebagai

simpulan.

Contoh

Proporsi lama : Semua A adalah B

Proporsi baru : (1) antara A dan B memiliki persamaan, atau (2) A

merupakan bagian dari B.

Setelah penarikan simpulan, pada bagian ini dapat juga ditambah atau diikuti

saran. Hendaknya saran yang Anda ajukan disesuaikan dengan masalahyang sedang

Anda angkat atau bahas.

E. Penulisan Artikel

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan adalah Anda

mampu menulis makalah dengan prosedur, sistematika dan isi yang benar.

1. Hakikat dan Jenis artikel

Artikel adalah tulisan hasil berfikir ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian

tertentu, atau hasil pemikiran kritis atau masalah tertentu. Batasan tersebut

menyuratkan adanya dua jenis artikel, yakni : (1) Artikel hasil penelitian, (2) Artikel

hasil pemikiran kritis, lazim disebut artikel nonpenelitian.

Page 38: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 38

A. Penulisan Artikel Penelitian

Seperti halnya halnya dengan penulisan makalah, proses penulisan artikel

penelitian dapat dibedakan atas (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, (3) tahap

revisi.

Tahap Prapenulisan, langkah pertama yang dilakukan dalam penulisan

artikel penelitian adalah membaca laporan penelitian, apabila laporan penelitian

yang Anda pilih adalah karya anda sendiri, proses membacanya dapat dilakukan

dengan membaca skiming, tetapi apabila laporan penelitian yang Anda pilih adalah

karya orang lain maka bacalah dengan teknik membaca telaah isi. Lamgkah kedua

adalah pemilihan topik artikel penelitian, topik manakah dari laporan itu yang

akan Anda angkat ? Bisa saja topic yang Anda pilih berdasarkan kebaruan,

keaktualan, atau kesentralan (bahasan utama dalam laporan penelitian). Langkah

ketiga adalah pemilihan dan pemilahan bahan, pemilihan ini dilakukan dengan

cara menandai bagian-bagian laporan penelitian. Manakah dari bagian latar belakang,

teori, metode, pembahasan, serta simpulan yang dapat digunakan sesuai topic terpilih.

Tahap Penulisan, tahap ini meliputi perumusan judul, penyusunan abstrak,

dan kata kunci, dan pengembangan isi. (1) perumusan judul, judul artikel hasil

penelitian belum tentu sama dengan judul laporan penelitian. Judul artikel

memerlukan kekhasan tertentu. Disamping singkat, padat, akurat, judul artikel harus

diupayakan berdaya pikat. (2) penyusunan abstrak dan kata kunci, abstrak atau inti

sari adalah pernyataan singkat isi artikel, oleh karena itu abstrak setidak-tidaknya

berisi : tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian atau temuan-temuan

penelitian. Kata kunci adalah istilah yang digunakan dalam artikel tersebut yang

memuat konsep pokok atau konsep dasar artikel tersebut. Kata kunci menunjukkan

bahwa itulah konsep dasar yang dibahas dan sekaligus menjadi dasar bahasan dalam

artikel tersebut.

Contoh

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menemkan pola kemitraan guru-siswa-orang tua dalam

pembelajaran membaca di kelas tiga sekolah dasar. Sesuai dengan teori belajar

kolaborasi, hasil pembelajaran siswa akan lebih bermanfaat dan bermakna jika ada

kerja sana antara siswa-guru-orang tua. Dengan rancangan eksprimen berkelompok

control, ditemukan bahwa jika ada kemitraan guru-siswa-orang tua dalam

pembelajaran membaca, maka akan terjadi peningkatan keterampilan membaca siswa

secara signifikan…………………

Kata kunci : Kemitraan, pembelajaran membaca.

24

Page 39: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 39

Setelah selesai menyusun abstrak dan kata kunci tahap berikutnya adalah (3)

pengembangan isi, tahap ini merupakan tahap inti penulisan artikel. Pengembangan

isi harus berpedoman pada judul dan abstrak yang telah dibuatnya, dapat juga

mengembangkan pemikiran baru secara kritis tetapi tetap berdasarkan pada masalah

atau laporan penelitian yang menjadi acuan.

Tahap Revisi, pada tahap ini< artikel yang telah selesai ditulis perlu dibaca

ulang untuk menemukan kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan

rencana awal penulisannya. Cermatilah kesesuaian antara judul dan isi, rumusan

abstrak, pendahuluan, metode, pembahasan dan simpulan.

B. Penulisan Artikel Nonpenelitian

Penulisan artikel nonpenelitian pada dasarnya tidak berbeda dengan penulisan

makalah dan penulisan artikel penelitian. Artikel nonpenelitian atau artikel ilmiah

popular adalah salah satu jenis karya ilmiah yang membahas masalah actual denga

proses penggarapan yang sesuai dengan proses berfikir ilmiah akan tetapi penyajian,

khususnya pembahasannya menyesuaikan dengan khalayak (pembaca umum).

Kita harus menyadari bahwa, media publikasi artikel ilmiah popular atau

nonpenelitian adalah media penerbitan umum, seperti harian atau Koran, mingguan

atau majalah berita. Oleh karena itu cara penyajiannya pun harus disesuaikan dengan

kemampuan pembacanya, untuk itu hindari hal-hal teknis atau istilah-istilah teknis

dalam penulisan artikel.

Proses penulisan artikel nonpenelitian adalah : pertama, pemilihan topik, topic

artikel ilmiah adalah masalah yang sedang hangat terjadi dan keaktualan. Kedua

adalah perumusan judul, judul artikel nonpenelitian disamping diusahakan singkat

dan padat, tetapi harus berdaya pikat artinya dapat menarik perhatian pembaca.

Ketiga adalah pengembangan isi artikel, yang perlu diingat dalam pengembangan isi

adalah janganlah terlalu teknis akademis artinya hindarilah penggunaan istilah-istilah

teknis pada bidang ilmu tertentu, dan gunakan istilah yang sudah lazim atau dikenal

masyarakat umum, hindari kalimat-kalimat yang panjang dan panjang artikel

cukuplah antara dua puluh sanpai dengan tiga puluh paragraf.

2. Sistematika Penulisan Artikel

A. Sistematika Artikel Penelitian

Sistematika artikel hasil penelitian terdiri atas (1) Abstrak, (2) Pendahuluan,

(3) Metode Penelitian, (4) Hasil Penelitian, (5) Pembahasan, (6) Simpulan.

Bagian Pendahuluan, uraian mengenai latar belakang dan alas an

penelitian, masalah dan tujuan penelitian, kajian pustaka dan hipotesis (jika ada).

Oleh sebab itu dalam artikel tidak ada bagian yang secara khusus menyajikan teori

Page 40: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 40

yang digunakan sebagai dasar penelitian, kajian teori dimasukkan sebagai bagian dari

pendahuluan.

Bagian Metode Penelitian, dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan

desain penelitian, variable-variabel penelitian, instrument dan metode analisisnya.

Dapat juga ditambah dengan populasi dan sample penelitian.

Bagian Hasil Penelitian, berisi temuan-temuan dalam penelitian tersebut.

Pada bagian ini data dapat disajikan secara utuh sesuai dengan laporan penelitian,

dengan terlebih dahulu dipilih yang relevan dengan judul artikelnya.

Bagian Pembahasan, dikemukakan tentang tafsiran atau interpretasi Anda

atas hasil penelitian dengan persfektif teori tertentu yang terpilih dalam penelitian

tersebut. Anda dapat mengemukakan pandangan subjektif atas data penelitian disertai

dengan logika berfikirnya. Dengan kata lain, pada bagian ini Anda bebas memberikan

komentar, tanggapan, lebih-lebih jika ditemukan temuan baru di dalam penelitian

tersebut.

Bagian simpulan, mengemukakan infrensi yang dihasilkan dari pembahasan

sebelumnya serta saran-saran yang sesuai dengan pokok masalah yang kita angkat.

B. Sistematika Artikel Nonpenelitian

Agak sulit sistematika artikel nonpenelitian, sebab antara penulis yang satu

dengan penlis yang lain dapat juga berbeda-beda. Akan tetapi bagian yang lazim ada

dalam artikel nonpenelitian atau artikel ilmiah popular adalah bagian teras dan isi.

Bagian teras, berisi intisari artikel sesuai dengan rumusan judul. Teras

memuat gagasan pokok tulisan. Andaikata ada pembaca yang tidak sempat membaca

artikel Anda secara keseluruhan, dengan membaca judul dan teras artikel maka ia

sudah memperoleh pemahaman global isi artikel. Rumusan isi teras harus bisa

menstimuli atau merangsang keingintahuan pembaca, sehingga mereka tertarik

membaca keseluruhan isi artikel.

Bagian isi, menjabarkan pokok-pokok pikiran yang tertuang dalam teras

secara ringkas, padat dan berisi. Hindari bahasa-bahasa yang bertele-tele atau istilah-

istilah teknis yang dapat membinggungkan pembaca.

F. Penulisan Rujukan Karya Ilmiah

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan adalah Anda

mampu menulis rujukan dengan benar sesuai kaidah penulisan rujukan.

Pada bagian ini dijelaskan cara merujuk dan menulis daftar rujukan serta

petunjuk yang berkaitan dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah.

Page 41: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 41

1. Cara Merujuk

Perujukan dilakukan dengan menulis nama akhir, tahun, dan halaman sumber

rujukan. Contoh : Menurut Soedardji (2003 : 11), ………… Jika ada dua pengarang,

perujukan dilakukan dengan menyebut nama akhir kedua pengarang tersebut. Contoh

: Menurut Chairul dan Agustin (1995 : 23), ……… Jika pengarang lebih dari tiga,

penulisan rujukan dilakukan dengan menulis nama akhir pengarang pertama diikuti

dengan dkk. Contoh : Menurut Amry, dkk. (1999 : 215), ……… Jika nama

pengarang tidak disebutkan yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga

yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama Koran. Contoh :

Kompas (Minggu, 20 Desember 2003) menulis bahwa …… Untuk karya terjemahan,

perujukan dilakukan dengan menulis nama pengarang asli. Menurut rujukan dari dua

sumber atau lebih oleh pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda

kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisah. Contoh : ………… (Soedardjo,

3003 :23, Chairul, 3003 :12).

2. Menulis Daftar Rujukan

Daftar rujukan merupakan daftar yang memuat buku,makalah, artikel, internet

atau sumber lain yang dirujuk secara langsung atau tidak langsung dalam sebuah

karangan. Pada dasarnya unsure yang ditulis dalam daftar rujukan adalah (1) nama

pengarang, (ditulis dengan urutan nama akhir, awal dan tengah, tanpa gelar), (2)

tahun penerbitan, (3) judul, (4) tempat penerbitan, (5) nama penerbit. Setiap unsure

tersebut diakhiri dengan tanda titik (.), kecuali antara tempat penerbit dan nama

penerbit dengan tanda titik dua.

a. Rujukan dari Buku

Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang diakhiri dengan tanda titik,

judul digarisbawahi per kata atau dicetak miring, dengan huruf besar di awal kata,

kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan tanda

titik dua.

Contoh

K, Isdriani Pudji. 2005. Kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta :

Literatur Media Sukses.

b. Rujukan dari Buku yang Berisi Artikel (Ada Editornya)

Cara menulisnya sama dengan rujukan dari buku hanya ditambah dengan

tulisan (Ed), jika hanya satu editor dan (Eds) jika lebih dari satu editor. (Ed) atau

(Eds) tersebut ditempatkan diantara nama pengarang dan tahun terbit.

Contoh

Sutanto,Purwo (Eds). 2004. Sains. Jakarta : Sahabat.

Page 42: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 42

Mintowati, Maria (Ed). 1990. Butir-Butir Pemerolehan Bahasa Kedua.

Surabaya : Nasional.

c. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada

Editornya)

Nama pengarang artikel ditulis di depan, diikuti tahun penerbitan. Judul

artikel diapit tanda kutip, tidak perlu dicetak miring atau digaris bawahi per kata.

Nama editor ditulis seperti urutan yang sebenarnya, diberi .keterangan (Ed) atau

(Eds). Judul buku yang berisi kumpulan artikel dicetak miring atau digarisbawahi per

kata, nomor halaman dituliskan dalam kurung.

Contoh

Loovas, O. Ivar. 1996. “The UCLA Austism Model of Service Delivery”

dalan Catherine Maurice (Eds), Behavioral Intervision for Young Children

with Austin (hlm. 241-248). Austin, Texas : 8700 Shool Creet Baulevard.

d. Rujukan dari Artikel dalam Koran atau Majalah

Nama pengarang ditulis paling depan, diikuti tahun, tanggal dan bulan.

Judul artikel ditulis diantara tanda kutip, nama Koran atau majalah dicetak

miring atau digaris bawahi perkata.

Contoh

Hidayat, Dedy N. 2004. “Amerikanisasi Industri Kampanye Pemilu” dalam

Kompas, Rabu, 11 Februari, (hlm. 4).

E. Rujukan dari Koran Tanpa Pengarang

Nama Koran ditulis paling depan, dicetak miring atau digarisbawahi, tahun

diikuti tanggal dan bulan, kemudian judul artikel diapit tanda kutip dan

nomor halaman.

Contoh

Kompas. 2004, 11 Februari. “Makro Ekonomi Mendekati 1997”. (Hlm.25).

F. Rujukan berupa skripsi, Tesis atau Disertasi

Penulisan rujukan ini adalah nama penyusun, diikuti tahun, judul disertai

pernyataan skripsi, tesis atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota, nama

fakultas serta nama perguruan tinggi.

Contoh

Mintiwati. 1992. Struktur Kalimat Bahasa Cina Peranakan Siswa SMA di

Kota Madya Mojokerto. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program

Pascasarjana IKIP Malang.

G. Rujukan Berupa Makalah dalam Seminar

Page 43: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 43

Penulisannya adalah nama pengarang, tahun, judul makalah, kemudian

diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam …. Nama pertemuan, lembaga

penyelenggara, dan tempat penyelenggara.”

Contoh

Sudikan, Setya Yuwana. 2004. “Pendekatan Kontekstual dalam

Pembelajaran Apresiasi Sastra : Perspektif Pluralisme Budaya”. Makalah

disajikan pada Seminar Berbasis Kompetensi, Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni, Unoversitas Negeri Surabaya, 17

Februari.

Yang perlu diperhatikan lagi adalah sumber rujukan yang ditulis sesuai dengan

kaidah, harus diurutkan dalam abjad (Setelah nama akhir pengarang ditulis paling

depan, kecuali nama Cina), tanpa dinomori.

G. Menulis Surat

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kompetensi yang diharapkan adalah anda

mampu menulis surat dengan prosedur, sistematika dan isi yang benar.

Bagaimakah pengalaman Anda menulis surat pribadi dan surat resmi ?

Tentu Anda akan merasa lebih santai atau lebih akrab dan lebih dapat berekspresi

ketika menulis surat pribadi. Mengapa demikian ? Karena surat pribadi berisi masalah

yang bersifat pribadi sehingga Anda merasa seperti berkomunikasi secara dekat

dengan orang yang Anda kirimi. Pilihan katanya sangat kekeluargaan karena

menggunakan bahasa sehari-hari. Mengapa demikian, karena dalam surat pribadi,

jarak (hubungan) Anda dengan orang yang dituju sangat dekat dan situasinya tidak

resmi (santai).

Sementara ketika menulis surat resmi Anda merasakan ada jarak antara Anda

dengan orang yang dituju. Mengapa demikian ? Karena surat resmi berisi masalah

yang bersifat resmi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa resmi atau bahasa standar.

Mengapa bahasa resmi yang digunakan, karena Anda ingin menghormati orang yang

dituju dan jarak (hubungan ) antara Anda dengannya renggang dalam situasi resmi.

Fungsi dan kelebihan surat adalah sebagai berikut :

1. Surat dapat dipakai sebagai alat komunikasi tulis yang dikirim oleh satu

pihak yang ditujukan kepada pihak lain. Dengan demikian surat dapat

menjadi duta atau wakil si pengirim untuk hadir dihadapan pembaca atau

Page 44: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 44

orang yang dituju. Sebagai wakil pengirim surat lebih hemat biayanya

daripada wakil yang berupa orang.

2. Surat dapat dijadikan bahan bukti hitam di atas putih yang mempunyai

kekuatan hokum seperti kwitansi, bukti tanda terima, faktur, perjanjian,

dan sebagainya.

3. Surat dapat menjadi pedoman untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, sebuah organisasi atau badan usaha

dapat bertindak lebih lanjut dan tidak kehilangan arah dengan adanya

surat menyurat dan kearsifan seperti adanya surat wasiat.

4. Surat dapat menjadi alat pengingat. Dengan adanya arsip, sesuatu tentang

kegiatan masa lalu yang lupa dapat dilihat atau ditinjau kembali, seperti

surat pemberitahuan libur dan masuk sekolah yang ditujukan kepada

pihak orang tua siswa, surat perjanjian kontrak, surat tagihan dan

sebagainya.

5. Surat dapat memperpendek jarak, menghemat tenaga dan waktu.

6. Surat dapat menjadi bukti sejarah dan kegiatan suatu organisasi atau

badan usaha, seperti surat printah sebelas maret (Supersemar), Surat-

surat R. A. Kartini kepada temannya Abendanon, dan sebagainya.

Meskipun demikian, Anda juga berpikir tentang kukarangan- kekurangan

surat jika dibandingkan dengan media lain, yakni :

1. Pengiriman memerlukan waktu cukup lama untuk mendapatkan balasan.

Hal ini sangat bergantung kepada jarak dan kesempatan orang yang

dikirimi surat.Berbeda halnya dengan telpon atau berkunjung langsung

pada orang yang Anda maksudkan.

2. Kemungkinan salah alamat atau terlambat sampai di alamat tujuan bisa

terjadi. Hal ini bergantung pada banyak hal, mulai dari tukang pos

sampai letak alamat yang dituju. Selain itu juga bisa disebabkan oleh

kemalasan penerima surat yang tidak segera membaca surat meskipun

sudah diketahuinya.

3. Kemungkinan adanya kesalahpahaman antara pengirim surat dan orang

yang dikirimi surat bisa saja terjadi. Hal ini dikarenakan pengirim surat

tidak bisa menjelaskan secara langsung pada penerima surat, akibatnya

penerima surat akan menginterpretasikan sendiri yang kemungkinan

berbeda dengan yang dimaksud oleh penulis.

29

Page 45: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 45

4. Ketidaklengkapan unsur suprasegmental, seperti intonasi, nada dan

tekanan menyebabkan penulis tidak dapat mengungkapkan semua

pesannya dengan rinci karena keterbatasan halaman. Akibatnya timbul

tuntutan bagi pembaca untuk menguasai bahasa tulis.

Apakah Anda memiliki kegemaran surat menyurat atau korespondensi ? Apa

saja isi surat yang pernah Anda tulis ? Isi surat sanga beragam. Menurut asal atau

pengirim dan alamat yang dituju surat dapat digolongkan menjadi :

a. Surat pribadi, yaitu surat yang ditulis perseorangan dan ditujukan kepada

perseorangan.

b. Surat dinas, yaitu surat yang berasal dari kantor, organisasi, atau instansi

yang ditujukan kepada pihak lain.

c. Surat semi dinas, yaitu semi resmi atau surat yang berasal dari perorangan

yang ditujukan kepada instansi, organisasi maupun kantor.

Berdasarkan isinya surat dapat digolongkan menjadi :

1. Surat Penawaran 2. Surat Ucapan terima kasih

3. Surat ucapan bela sungkawa 4. Surat perkenalan

5. Surat undangan 6. Surat permintaan maaf

7. Surat edaran 8. Surat nota dinas

9. Surat Permohonan 10. Surat Perizinan

Page 46: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 46

MODUL MENULIS LANJUT

Daftar Pustaka

Imam.dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

S, Anang.dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

Subyantoro.dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional

Sumaryo, 2004. Kemampuan Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 untuk SMA Kelas

X. Semarang : Aneka Ilmu.

Supraptiningsih.dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 Kelas X SMA. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.2000. Ejaan

Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta : Intan Pariwara.

K, Pudji Isdriani.2005. Kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Literatur

Media Sukses.

Kamdhi, JS. 2002. Terampil Berekspresi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas 1. Jakarta : Pt Gramedia Widiasarana Indonesia.

Page 47: Outline menyuting berita

Teknik Menyunting Berita 47