Outline dan pedoman bisnis plan ikm

13
OUTLINE BUSINESS PLAN KEWIRAUSAHAAN IKM RINGKASAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Metode Pengumpulan Data 1.4. Sistematika Penulisan BAB II. ANALISIS MAKRO 2.1. Perkembangan dan Proyeksi Permintaan Produk 2.2. Perkembangan dan Proyeksi Penawaran Produk BAB III. ASPEK PEMASARAN 3.1. Segmenting, Targeting dan Positioning 3.2. Bauran Pemasaran BAB IV. ASPEK PRODUKSI 4.1. Spesifikasi Produk 4.2. Penentuan Kapasitas dan Rencana Produksi 4.3 Proses Produksi 4.4 Bangunan, Mesin, Peralatan dan Harta Tetap Lainnya 4.5 Kebutuhan Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya 4.6 Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung 4.7 Penentuan Lokasi dan Tata Letak Usaha/Pabrik BAB V. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI 5.1 Rencana Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi 5.2. Pengurusan Perijinan 5.3. Kebutuhan SDM dan Sistem Kompensasi 5.4. Kebutuhan Inventaris dan Alat Tulis Kantor 5.5. Kegiatan Praoperasi dan Jadwal Pelaksanaan BAB VI. ASPEK KEUANGAN DAN KELAYAKAN USAHA 6.1. Jumlah dan Struktur Permodalan 6.2. Analisis Proyeksi Keuangan 6.2.1. Proyeksi Arus Kas 6.2.2. Proyeksi Rugi Laba 6.2.3. Proyeksi Neraca 6.3. Analisis Titik Impas

Transcript of Outline dan pedoman bisnis plan ikm

Page 1: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

OUTLINE BUSINESS PLAN KEWIRAUSAHAAN IKM

RINGKASANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRANBAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang1.2. Tujuan1.3. Metode Pengumpulan Data1.4. Sistematika Penulisan

BAB II. ANALISIS MAKRO2.1. Perkembangan dan Proyeksi Permintaan Produk2.2. Perkembangan dan Proyeksi Penawaran Produk

BAB III. ASPEK PEMASARAN3.1. Segmenting, Targeting dan Positioning3.2. Bauran Pemasaran

BAB IV. ASPEK PRODUKSI4.1. Spesifikasi Produk4.2. Penentuan Kapasitas dan Rencana Produksi4.3 Proses Produksi4.4 Bangunan, Mesin, Peralatan dan Harta Tetap Lainnya4.5 Kebutuhan Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya4.6 Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung4.7 Penentuan Lokasi dan Tata Letak Usaha/Pabrik

BAB V. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI5.1 Rencana Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi5.2. Pengurusan Perijinan5.3. Kebutuhan SDM dan Sistem Kompensasi5.4. Kebutuhan Inventaris dan Alat Tulis Kantor5.5. Kegiatan Praoperasi dan Jadwal Pelaksanaan

BAB VI. ASPEK KEUANGAN DAN KELAYAKAN USAHA6.1. Jumlah dan Struktur Permodalan6.2. Analisis Proyeksi Keuangan

6.2.1. Proyeksi Arus Kas6.2.2. Proyeksi Rugi Laba6.2.3. Proyeksi Neraca

6.3. Analisis Titik Impas

Page 2: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

6.4. Analisis Kelayakan Usaha6.5. Analisis Sensitivitas

BAB VII. ANALISIS SWOT DAN KESIMPULAN7.1 Analisis SWOT7.2 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 3: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

PENJELASAN BAGIAN PER BAGIAN

JudulRencana usaha yang dijadikan judul untuk karya akhir harus merupakan suatu bentuk

peningkatan nilai tambah dari komoditas unggulan yang ada di daerah masing -masing

dalam suatu kegiatan industri berskala mikro. Menurut Un dang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling

banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Usaha Kecil adalah usaha produktif

milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan

bersih mulai dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp

500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau memiliki hasil penjualan tahunan mulai dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

sampai dengan Rp 2.500.000.000 (dua setengah miliar rupiah) . Sumber pembiayaan

untuk investasi dapat berasal dari modal sendiri dan kredit dari lembaga -lembaga

keuangan. Jumlah kredit dari lembaga -lembaga keuangan maksimal sebesar 30 (tigapuluh) persen dari total biaya proyek (tanah, bangunan, investasi awal dan modal

kerja).

Contoh Judul :“Rencana Usaha Pengolahan Kelapa Terpadu (Minyak Goreng Tradisional, Natade Coco dan Arang Tempurung) di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat”

RingkasanBagian ini menyajikan hal-hal pokok mengenai usaha yang direncanakan serta

kesimpulan dan saran secara keseluruhan. Ringkasan dibuat secara singkat dan padat

maksimal satu halaman dengan spasi tunggal. Pada bagian ringkasan ini tidak

diperbolehkan ada tabel dan gambar. Semua disajikan dalam bentuk kalimat.

Page 4: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

Kata Pengantar

Bagian pengantar ini menguraikan pentingnya rencana usaha yang telah dibuat. Bagian

ini juga untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak -pihak yang telah membantu

dalam penyusunan rencana usaha. Ucapan terima kasih he ndaknya disampaikan

dengan bahasa formal pada pihak-pihak yang terlibat secara langsung.

Daftar Isi

Daftar isi mengikuti format yang telah ditetapkan.

Daftar Tabel

Daftar Tabel menggunakan nomor yang berurutan mulai dari nomor 1 dan seterusnya

sesuai dengan bab dimana tabel tersebut berada. Contoh Daftar Tabel seperti dapat

dilihat di bawah ini.

DAFTAR TABEL

Halaman2.1 Jabatan, Jumlah Staf, Uraian Tugas dan Penggajian di CV

HEROES COCONUT ............................................................... 62.2 Jenis dan Biaya Perijinan untuk Pendirian CV HEROES

COCONUT ................................................................... ............ 63.1 Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan CV HEROES

COCONUT ................................................................ .............. 7Dst...................................................................... ......................

Daftar GambarDaftar Gambar menggunakan nomor yang berurutan mulai dari nomor 1 dan

seterusnya sesuai dengan bab dimana gambar tersebut berada. Contoh Daftar Gambar

seperti dapat dilihat di bawah ini.

Page 5: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

DAFTAR GAMBAR

Halaman3.1 Berbagai Produk yang Dihasilkan dari Buah Kelapa .............. ...... 2

3.2 Struktur Organisasi CV HEROES COCONUT ................. ............. 5

4.1 Mesin Pemarut Kelapa ...... ........................................................... 20

4.2 Mesin Pemeras Santan ................................................................. 21

Dst............

Daftar LampiranDaftar Lampiran menggunakan nomor yang berurutan mulai dari nomor 1 dan

seterusnya. Bagian yang dibuat lampiran adalah bagian yang terlalu besar jika

ditampilkan di dokumen inti, jadi sepenuhnya diserahkan kepada masing -masing

penulis. Contoh Daftar Lampiran seperti dapat dilihat di bawah ini.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Proyeksi Laporan Laba/Rugi ................................................... 120

2 Proyeksi Neraca ...................................... ................................ 121

3 Perhitungan Analisis Kelayakan Usaha . ................................. 122

4 Dst........

BAB I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Pada bagian ini, diuraikan mengenai latar belakang penyusunan rencana usaha.

Keberhasilan rencana usaha tidak dapat terlepas dari kedudukan usaha tersebut dalam

struktur industri atau usaha di sekitar lokasi usaha. Oleh karena itu diuraikan mengenai

latar belakang pemrakarsa, kedudukan usaha dalam struktur ekonomi daerah serta

peranannya dalam pembangunan industri/usaha di daerah tersebut.

Page 6: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

1.2. TujuanPada bagian ini, diuraikan mengenai tujuan penyusunan rencana usaha. Tujuan

rencana usaha lebih diarahkan pada aplikasi di lapangan dan bukan merupakan tujuan

yang bersifat akademis misalnya untuk memenuhi persyaratan menem puh ujian akhir

program diploma dan lain-lain.

1.3. Metode Pengumpulan DataPada bagian ini, diuraikan mengenai bagaimana data yang berhubungan dengan

rencana usaha diperoleh. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan melakukan

survey langsung (data primer) atau dengan melalui studi dokumentasi/pustaka (data

sekunder).

1.4. SistematikaPada bagian ini, diuraikan mengenai sistematika penulisan rencana usaha.

BAB II. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN2.1. Perkembangan dan Proyeksi Permintaan Produk

Pada bagian ini, diuraikan mengenai perkembangan permintaan produk sejenis

(jika data memungkinkan) dan proyeksi permintaan produk sejenis di daerah yang akan

menjadi lokasi pemasaran produk tersebut. Proyeksi permintaan dapat didasarkan atas

konsumsi per kapita atau proyeksi berdasarkan data masa lalu yang sudah ada

misalnya dengan menggunakan metode regresi sederhana.

2.2. Perkembangan dan Proyeksi Penawaran ProdukPada bagian ini, diuraikan mengenai perkembangan penawaran produk sejenis

(jika data memungkinkan) dari perusahaan-perusahaan yang memasarkan produknya

di daerah tertentu dan proyeksi penawaran produk sejenis di daerah yang akan menjadi

lokasi pemasaran produk tersebut. Proyeksi penawaran dapat didasarkan atas

perkembangan ekonomi regional atau proyeksi berdasar kan data masa lalu yang sudah

ada misalnya dengan menggunakan metode regresi sederhana.

Page 7: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

BAB III. ASPEK PEMASARANDalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan

dengan segmentasi pasar, target pasar, posisi pasar dan bauran pemasaran yang

meliputi produk, harga, jalur distribusi, lokasi dan promosi untuk bauran pemasaran

yang berupa produk barang. Untuk produk jasa ditambahkan dengan people, physical

evidence dan process.

3.1 Segmenting, Targeting dan PositioningSegmentasi merupakan aktivitas perencanaan usaha berkenaan dengan

pengelompokan konsumen berdasarkan beberapa karakteristik. Pemilahan ini bisa

berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara

mereka mengkonsumsi produk.

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah

mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang

menjadi target market. Dengan kata lain, targeting adalah membidik kelompok

konsumen mana yang akan kita sasar.

Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan

kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka

perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan

kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak

konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.

3.2 Bauran PemasaranDalam proses marketing, 4P ada pada tahap menyalurkan customer value dan

mengkomunikasikannya kepada pasar, dan bermain di level eksekusi. Marketing mix

merupakan klasifikasi untuk membangun strategi pemasaran yang efektif meliputi

product, price, place, dan promotion .

Pada bagian harga, diuraikan mengenai perkembangan harga produk sejenis (jika

data memungkinkan) dan proyeksi harga produk sejenis di daerah yang akan menjadi

lokasi pemasaran produk tersebut. Proyeksi harga dapat didasarkan pada data masa

lalu yang sudah ada misalnya dengan menggunakan metode regresi sederhana. Atau

dapat didasarkan pada strategi penentuan harga ( Pricing).

Page 8: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

BAB IV. ASPEK PRODUKSIDalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan

dengan spesifikasi produk, kapasitas produksi, teknologi proses produksi yang dipilih,

kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu, tenaga kerja langsung, bangunan,

peralatan dan mesin yang digunakan, lokasi dan tata letak pabrik serta kegiatan umum

yang dilakukan.

4.1. Spesifikasi ProdukPada bagian ini, diuraikan mengenai spesifikasi produk yang akan dihasilkan.

Spesifikasi produk meliputi ukuran/dimensi, sifat -sifat produk dan kemasan yang

digunakan. Prototipe produk ditampilkan dalam bentuk gambar supaya memberikan

pemahaman yang lebih baik. Pada bagian ini juga dapat disajikan tinjauan -tinjauan

pustaka secara singkat mengenai pohon industri dari bahan baku yang dikembangkan,

kandungan-kandungan gizi (untuk produk pertanian) dan lain -lain.

4.2. Penentuan Kapasitas dan Rencana Pro duksiPada bagian ini, diuraikan mengenai kapasitas yang direncanakan. Penentukan

kapasitas hendaknya disesuaikan dengan rencana produksi dan rencana penjualan.

Jangan sampai terjadi rencana produksi dan rencana penjualan yang jumlahnya

melebihi kapasitas terpasang dari mesin/peralatan atau kemampuan tenaga kerja yang

ada. Biasanya, kapasitas produksi ini tidak terpakai seluruhnya. Oleh karena itu,

dalam perencanaan ke depan perlu ditetapkan berapa persen kapasitas itu dapat

digunakan.

4.3. Proses ProduksiPada bagian ini, diuraikan mengenai jenis teknologi yang dipilih dari berbagai

teknologi yang ada. Pada bagian ini diuraikan pula mengenai proses produksi yang

dilakukan lengkap dengan neraca massanya. Neraca massa menunjukkan berapa

banyak dari bahan baku yang digunakan akan menghasilkan produk akhir. Untuk

produk-produk berbasis pertanian biasanya dikenal dengan istilah rendemen atau yield.

Misalnya dalam 1 kg bahan baku (singkong), berapa banyak bagian yang terbuat

berupa kulit, ampas, air dan tepungnya.

Page 9: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

4.4. Bangunan, Mesin, Peralatan dan Harta Tetap LainnyaPada bagian ini, diuraikan mengenai kebutuhan bangunan, mesin, peralatan dan

harta tetap lainnya. Diuraikan pula berapa investasi yang dibutuhkan untuk bangunan,

mesin, peralatan dan harta tetap lainnya.

4.5. Kebutuhan Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pendukung LainnyaPada bagian ini, diuraikan mengenai kebutuhan bahan baku, bahan pembantu dan

bahan pendukung lainnya sesuai dengan rencana produksi yang sudah ditetapkan.

Diuraikan pula berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan baku,

bahan pembantu dan bahan pendukung tersebut.

4.6. Kebutuhan Tenaga Kerja LangsungPada bagian ini, diuraikan mengenai kebutuhan tenaga kerja langsung dan berapa

biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung tersebut. Tenaga kerja

langsung dapat berupa tenaga kerja harian atau tenaga kerja borongan. Kebutuhan

tenaga kerja langsung harus selalu disesuikan dengan rencanan produksi dan rencana

penjualan yang telah ditetapkan.

4.7. Penentuan Lokasi dan Tata Letak Usaha/PabrikPada bagian ini, diuraikan mengenai penentuan lokasi usaha/usaha yang dipilih.

Pemilihan harus diuraikan dengan berbagai macam pertimbangan seperti kemudahan

akses berbagai sarana dan prasarana, kedekatan dengan sumber bahan baku,

kedekatan dengan pasar dan lain -lain. Pada bagian ini diuraikan pula mengenai tata

letak usaha/pabrik berdasarkan identifikasi kebutuhan bangunan yang sudah

ditetapkan.

4.8. Kegiatan Umum UsahaPada bagian ini, diuraikan mengenai kegiat an-kegiatan perusahaan dan biaya-

biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan bangunan/mesin, penerangan dan

penanganan limbah.

BAB V. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI5.1. Rencana Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi

Pada bagian diuraikan mengenai bentuk usaha yang dipilih, pertimbangan -

pertimbangan pemilihan badan usaha tersebut (kelebihan dan keterbatasannya). Jika

Page 10: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

badan usahanya berbadan hukum, harus dijelaskan bagaimana mekanisme dan

tahapan-tahapan pendirian usaha tersebut. Diuraikan pula mengenai struktur organisasi

perusahaan dan uraian kerja untuk masing -masing jabatan.

5.2. Pengurusan PerijinanPada bagian ini diuraikan mengenai perijinan -perijinan yang harus diurus dan

dimiliki oleh perusahaan baru, bagaimana prosedur perijinan-perijinan itu diperoleh dan

berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengurusan perijinan tersebut.

5.3. Kebutuhan SDM dan Sistem KompensasiPada bagian ini diuraikan mengenai kebutuhan SDM untuk menjalankan usaha,

darimana dan tingkat keahlian yang harus dimiliki oleh SDM tersebut. Pada bagian ini

juga diuraikan mengenai bagaimana dan berapa kompensasi yang harus dibayarkan

untuk seluruh SDM yang ada.

5.4. Kebutuhan Inventaris dan Alat Tulis KantorPada bagian ini diuraikan mengenai kebutuhan inventaris dan alat tulis kantor

serta besarnya investasi dan biaya untuk keduanya.

5.5. Kegiatan Praoperasi dan Jadwal PelaksanaanPada bagian ini diuraikan menengai tahapan -tahapan yang harus dilakukan dan

jadwal pelaksanaan kegiatan serta kapa n rencana usaha ini akan mulai diterapkan.

BAB VI. ASPEK KEUANGAN DAN KELAYAKAN USAHA6.1. Jumlah dan Struktur Permodalan

Pada bagian ini diuraikan mengenai proyeksi kebutuhan dana modal tetap

keseluruhan beserta perincian tiap jenis harta tetap satu demi satu. Kebutuhan dana

modal tetap secara keseluruhan meliputi biaya pra -investasi, pengadaan tanah,

bangunan, mesin/peralatan, kendaraaan, inventaris kantor, bunga pinjaman selama

masa pembangunan, pengurusan perijinan serta biaya produksi percobaan. Kebutuhan

dana juga meliputi dana modal kerja awal untuk kebutuhan pembelian bahan baku,

bahan pembantu, dan biaya administrasi .

Diuraikan pula tentang struktur pembiayaan proyek yang diusulkan atau yang

diharapkan, serta dasar-dasar pertimbangan usulan tersebut, keuntungan serta

kerugian bagi usaha yang direncanakan. Disebutkan secara rinci mengenai sumber

Page 11: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

pembiayaan yang diharapkan serta syarat minimal yang ditetapkan oleh setiap jenis

sumber. Sebagai contoh, apabila salah satu sumber pembiayaan yang diharapkan

adalah pinjaman dari bank, hendaknya diuraikan suku bunga pinjaman yang berlaku,

jangka waktu tenggang pembayaran kembali kredit, jumlah angsuran tiap masa

tertentu, cara pembayaran angsuran, jaminan kredit yang diminta dan sebagainya.

6.2. Analisis Proyeksi KeuanganUntuk mengevaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial dan

mendatangkan keuntungan hendaknya disusun proyeksi tiga macam daftar keuangan

yaitu proyeksi arus kas, proyeksi rugi laba dan proyeksi neraca. Jangka waktu tahun

analisis disesuaikan dengan umur ekonomis mesin/peralatan produksi. Karena rencana

usaha ini akan dijalankan setelah lulus dar i APP, maka tahun awal dari proyeksi

keuangan dihitung 3 (tiga tahun) setelah mahasiswa lulus dari APP. Sebagai contoh,

jika mahasiswa lulus tahun 2013, maka rencana usaha baru dapat dilaksanakan pada

tahun 2015.

6.2.1. Proyeksi Arus KasProyeksi arus kas disusun dalam basis tahunan dengan memperhatikan seluruh

aspek kas masuk dan kas keluar. Proyeksi arus kas selanjutnya ditampilkan secara

garis besar pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan.

Sementara itu, perhitungan lengkapnya dita mpilkan pada bagian lampiran.

6.2.2. Proyeksi Rugi LabaProyeksi rugi laba disusun dalam basis tahunan dengan memperhatikan seluruh

penerimaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Pada bagian -bagian tertentu, item-item

proyeksi arus kas dan rugi laba ada yang sama nilainya. Hal ini harus diperhatikan

betul konsistensinya sehingga pada penyusunan proyeksi neraca diperoleh neraca

yang seimbang (balance). Proyeksi rugi laba selanjutnya ditampilkan secara garis besar

pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan. Sementara itu,

perhitungan lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran.

6.2.3. Proyeksi NeracaProyeksi neraca disusun dalam basis tahunan dengan memperhatikan seluruh

aktiva dan pasiva yang dimiliki perusahaan. Proyeksi neraca selanju tnya ditampilkan

secara garis besar pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan.

Page 12: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

Sementara itu, perhitungan lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran. Di samping

itu, evaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial baik untuk jan gka

pendek maupun jangka dapat dilakukan dengan melakukan analisis rentabilitas,

likuiditas dan solvabilitas dari proyeksi laporan rugi laba dan proyeksi neraca.

6.3. Analisis Titik ImpasDi dalam laporan evaluasi aspek keuangan hendaknya dihitung jumlah h asil

penjualan minimal produk yang harus dicapai tiap tahun agar dapat melampaui titik

break even atau impas. Hasil analisis titik impas selanjutnya ditampilkan secara garis

besar pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan. Sementara itu ,

perhitungan lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran.

6.4. Analisis Kelayakan UsahaAnalisis kelayakan usaha diukur dengan melakukan perhitungan -perhitungan

untuk mendapatkan nilai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C

Ratio (Benefit Cost Ratio) atau PI (Profitability Index) dan PBP (Pay Back Period). NPV

merupakan manfaat yang diperoleh proyek dalam jangka waktu analisis yang ditarik

pada nilai uang saat ini, jika NPV lebih dari nol maka proyek yang bersangkutan layak.

IRR merupakan suatu ukuran yang mencerminkan manfaat proyek dibandingkan

dengan tingkat suku bunga diskonto. Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga

diskonto maka proyek yang bersangkutan layak. B/C ratio merupakan ukuran

perbandingan antara manfaat dengan biaya yang dikeluarkan. Jika B/C ratio lebih dari

satu maka proyek yang bersangkutan layak. Sementara itu PBP merupakan ukuran

untuk melihat jangka waktu yang dibutuhkan agar dana yang diinvestasikan kembali.

Untuk keseragaman, tingkat suku bunga diskonto ditetapkan sebesar 12 persen .

Hasil analisis kelayakan usaha selanjutnya ditampilkan secara garis besar pada bagian

ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan. Sementara itu, perhitungan

lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran.

6.5. Analisis SensitivitasAnalisis sensitivitas dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh faktor -faktor

tertentu terhadap kelayakan usaha secara keseluruhan. Dilakukan perhitungan untuk

melihat beberapa macam kemungkinan pengaruh positif atau negatif terhadap operas i

proyek bilamana terjadi perubahan pada faktor penentu tersebut. Analisis sensitivitas

Page 13: Outline dan pedoman bisnis plan ikm

biasanya dilakukan pada peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya produksi,

penurunan harga jual produk, penurunan jumlah penjualan dan kombinasi di antara

variabel-variabel tersebut. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan nilai 5

persen dan 10 persen perubahan pada variabel -variabel yang dianalisis.

BAB VII. ANALISIS SWOT DAN KESIMPULAN7.1. Analisis SWOT

Pada bagian ini, diuraikan mengenai strategi pengembangan secara keseluruhan

yang harus dilakukan agar rencana bisnis yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Penyusunan strategi didahului dengan melakukan analisis SWOT, untuk kemudian

memilih strategi yang tepat menggunakan metode-metode tertentu.

7.2 KesimpulanPada bagian ini diuraikan mengenai hasil evaluasi terhadap aspek demi aspek

rencana usaha dan kesimpulan hasil evaluasi secara keseluruhan.

1. Bagaimana kira-kira kemampuan pemrakarsa dalam pembiayaan p royek, maupun

dalam menangani kegiatan pembangunan dan operasi usaha yang direncanakan.

Dimana letak kekuatan dan kelemahan mereka, apakah diperlukan bantuan dari

luar, kalau diperlukan dalam hal atau bidang apa.

2. Bagaimana prospek masa depan usaha ditinjau dari segi pemasaran, teknis,

teknologis, manajemen operasional, ekonomi dan keuangan.

3. Bagaimana prospek masa depan usaha ditinjau dari semua aspek secara

keseluruhan.

4. Manfaat keuangan dan nonkeuangan apa yang dapat diperoleh dari usaha, berapa

jumlahnya bila diukur secara kuantitatif.