OutLine Roni

26

Click here to load reader

Transcript of OutLine Roni

Page 1: OutLine Roni

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karyawan/Pegawai dalam suatu perusahaan adalah merupakan kekayaan

yang paling berharga, karena tanpa keikutsertaan dan partisipasi dari mereka, maka

aktivitas-aktivitas perusahaan tidak akan berjalan dengan baik.

Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik didalam melaksanakan aktivitas-

aktivitasnya, apabila karyawan/pegawai turut serta berperan aktif dalam menetapkan

rencana, serta mengetahui tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut, oleh

sebab itu sudah sewajarnyalah apabila perusahaan memberikan perhatian yang lebih

serius terhadap sumber daya manusia yang mereka miliki, karena modal yang paling

utama dan yang paling menentukan didalam suatu perusahaan adalah karyawan atau

pegawai-pegawai tersebut.

Pemeliharaan karyawan/pegawai salah satu fungsi dari manajemen sumber

daya manusia, dan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting untuk meningkatkan

dan memperbaiki sikap bekerja para karyawan dengan maksud agar dapat meningkatkan

prestasi kerja mereka.

Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini, mempertahankan

karyawan yang sudah ahli dalam bidang pekerjaannya bukanlah pekerjaan yang

gampang. Oleh karenanya perusahaan perlu melaksanakan suatu program pemeliharaan

terhadap seluruh karyawan.

1

Page 2: OutLine Roni

Fenomena proses pemeliharaan tenaga kerja di PT.Perkebunan.Nusantara IV

Kebun Bah Jambi dalam program keselamatan dan kesehatan karyawan. Adanya

fenomena tersebut, sebagai berikut :

Buruh Harian Lepas (BHL) belum dapat fasiltas perumahan dari perusahaan,

karena tidak karyawan tetap. Dan ada juga sebagian Buruh Harian Lepas (BHL) yang

sudah mendapat fasilitas perumahan

Karyawan Outshourching juga belum mendapat fasilitas kesehatan. Karena

belum karyawan tetap dan tidak memiliki keanggotaan asuransi kesehatan.

Dari uraian-uraian yang telah penulis jelaskan diatas maka pemeliharaan

karyawan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu

dilaksanakan da harus berkesinambungan agar dapat mengikuti perkembangan ketatnya

persaingan bisnis saat ini dan juga untuk meningkatkan prestasi kerja mereka.

Dengan latar belakang yang telah diutarakan diatas, penulis tertarik untuk

menulis skripsi dengan judul : “Pemeliharaan Tenaga Kerja dan Pengaruhnya Terhadap

Produktivitas Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Bah Jambi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Pemeliharaan Tenaga Kerja yang ada di PTPN IV Unit Kebun Bah

Jambi?

2. Bagaimanakah Produktivitas kerja Karyawan di PTPN IV Unit Kebun Bah Jambi?

3. Adakah pengaruh pemeliharaan tenaga kerja terhadap produktivitas pada PTPN IV

Unit Kebun Bah Jambi ?

2

Page 3: OutLine Roni

C. Perumusan Masalah

Sebenarnya banyak masalah yang akan diangkat didalam penlitian ini, namun

karena keterbatasan waktu dan dana, maka penulis perlu membatasinya.

Adapun fokus permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pemeliharaan tenaga kerja pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Kebun Bah Jambi ?

2. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan pemeliharaan tenaga kerja pada PT.

Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Bah Jambi dapat meningkatkan

produktivitas ?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan ini penulis terlebih dahulu menetapkan tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemeliharan tenaga kerja pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Kebun Bah Jambi.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya pelaksanaan pemeliharaan tenaga

kerja dapat meningkatkan produktivitas.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan khususnya PT. Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Kebun Bah Jambi dalam menyusun kebijakan program pemeliharaan

karyawan.

2. Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan membandingkan dan

mempelajari teori-teori selama mengikuti perkuliahan dengan kenyataan di lapangan

3

Page 4: OutLine Roni

dan juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di

Universitas Al Azhar Medan.

3. Hasil Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk melengkapi

kepustakaan di bidang manajemen pada perpustakaan Universitas Al Azhar Medan.

4. Untuk para pembaca yang telah membaca outline skripsi saya ini.

4

Page 5: OutLine Roni

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Uraian Teoritis

1. Pemeliharaan Tenaga Kerja

1.1 Pengertian dan Bentuk-Bentuk Pemeliharaan Tenaga Kerja

Perusahaan menambah berbagai kegiatan terutama untuk membantu,

memelihara dan sikap para karyawan misalnya program keselamatan dan kesehatan

untuk memelihara kondisi fisik dan mental mereka dan program-program pelayanan

untuk memelihara sikap mereka.

Menurut Heidjrachman Ranupandjojo dan Suad Husnan :

“Fungsi pemeliharaan karyawan menyangkut kegiatan untuk memelihara

kondisi fisik dan mental dari para karyawan.” (heidirachman Ranupandojo dan Suad

Husnan, 1996, hal. 267).

Sedangkan menurut T.Hani Handoko :

“Fungsi pemeliharaan menyangkut pemberian kompensasi, hubungan

perburuhan, pelayanan dan keamanan serta kesehatan karyawan yang tujuannya adalah

untuk memelihara prestasi, semangat dan kepuasan kerja karyawan.” (T.Hani

Handoko,2000, hal. 6-7).

Dari uraian diatas dapatlah dikemukakan bahwa pengertian pemeliharaan

tenaga kerja adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kesehatan

fisik dan mental serta semangat dan sikap karyawannya.

Kemudian dari pengertian tersebut dapat pula disebutkan bahwa bentuk-

bentuk pemeliharaan tenaga kerja, terdiri dari :

1. Pemeliharaan kesehatan fisik dan mental karyawan

2. Pemeliharaan semangat (moral) dan sikap karyawan5

Page 6: OutLine Roni

Menyangkut pemeliharaan kesehatan fisik dam mental karyawan adalah

dengan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan. Sedangkan pemeliharaan

semangat (moral) dan sikap dengan pelaksanaan program pelayanan.

1.2 Program Keselamatan dan Kesehatan Karyawan

Program keselamatan dan kesehatan terutama untuk membantu memelihara

kondisi fisik karyawan, meskipun pimpinan bagian keselamatan dan kesehatan

karyawan adalah seorang insinyur tetapi pada umumnya bagian ini ditempatkan di

bagian personalia. Disamping itu usaha untuk menjaga kesehatan mental karyawan

menyebabkan bagian ini juga akan dekat dengan bagian personalia.

a. Program Keselamatan

Setiap tindakan yang efektif perlulah dibuat perencanaanya terlebih dahulu.

Apabila minat manajemen di dalam bidang keselamatan telah timbul, haruslah segera

direalisir, dibuatkan suatu program. Program tersebut bisa kompleks, bisa pula sangat

sederhana. Setiap program keselamatan dapat terdiri dari salah satu atau lebih elemen-

elemen berikut ini :

1. Didukung oleh manajemen puncak (top management).

2. Menunjukkan seorang direktur keselamatan.

3. Pembuatan pabrik dan operasi yang bertindak secara aman.

4. Mendidik para karyawan untuk bertindak dengan aman.

5. Menganalisa kecelakaan.

6. Menyelenggarakan perlombaan keamanan/keselamatan kerja.

7. Menjalankan peraturan-peraturan untuk keselamatan kerja.

(Heidirachman Ranupandojo dan Suad Husnan, Op.cit, hal 256).

6

Page 7: OutLine Roni

1. Didukung Oleh Manajemen Puncak

Manajemen puncak (Top Management) adalah orang-orang yang bertanggung

jawab atas berhasilnya misi organisasi (Soewarno Handayaningrat, 1988, hal. 12).

Dukungan dari manajemen puncak, mutlak diperlukan agar program

keselamatan kerja bisa berjalan dengan efektif. Dukungan ini perlu ditunjukkan dengan

konkrit, dan tidak hanya sekedar “lip service” saja.

Dukungan manajemen bisa dilihat dari kehadiran karyawan pada pertemuan

yang membahas persoalan keselamtan kerja, inspeksi karyawan secara periodik, laporan

keselamatan kerja yang teratur dan pencantuman masalah keselamatan kerja pada

berbagai rapat yang dilakukan oleh para pimpinan perusahaan.

2. Direktur Keselamatan Kerja

Untuk menjalankan setiap program, seseorang haruslah diberi tugas dan

tanggung jawab untuk menyusun dan memelihara program tersebut. Apabila perusahaan

terlalu kecil untuk membuat staf tersendiri yang menjalankan fungsi ini, perlu seseorang

diberi tambahan tugas untuk melaksanakan usaha-usaha kesehatan kerja.

Pada perusahaan besar, seorang staf direktur keselamatan kerja, dengan nama

“safety engineer”, biasanya diangkat. Pejabat ini haruslah lebih banyak memberikan

perhatian kepada gatra (aspek) tekniknya. Artinya direktur keselamatan kerja berhak

memerintah dan melaksanakan perintahnya untuk dijalankan, yakni dalam bidang

keselamatan kerja.

3. Gatra (aspek) Teknis

Akhir-akhir ini perhatian terhadap “human engineering” makin meningkat.

Human engineering adalah “engineering for human use”. Human engineering ini

menunjukkan proses perancangan perlengkapan material dan tempat kerja sedemikian

rupa sehingga bisa dijalankan dengan efektif oleh para karyawan.

7

Page 8: OutLine Roni

Tujuan utama dari “human engineering” ini adalah untuk meningkatkan

prestasi kerja. Tujuan kedua adalah untuk memelihara kondisi mental dan fisik dengan

membuat kerja menjadi lebih nyaman, kurang melelahkan dan lebih ringan

4. Pendidikan

Sebagian besar program keselamatan kerja haruslah dititik beratkan untuk

proses mendidik karyawan agar bertindak, berfikir dan bekrja secara aman. Beberapa

cara pendidikan bisa ditempuh, diantaranya dengan :

1. Memberi penjelasan pada karyawan baru sewaktu phase induksi.

2. Menekankan segi-segi keselamatan kerja selama periode latihan, terutama untuk “on

the job training”.

3. Usaha-usaha khusus yang dilakukan oleh atasannya langsung.

4. Membentuk panitia keselamatan kerja.

5. Menyelenggarakan “education session” secara berkala.

6. Penggunaan gambar-gambar, poster-poster untuk menekankan pentingnya masalah

keselamatan kerja.

Masing-masing cara diatas dapat digunakan dengan efektif. Apabila

keselamatan kerja adalah tujuan utama dalam suatu organisasi, waktu untuk memulai

pendidikan adalah tujuan utama dalam suatu organisasi, waktu untuk memulai

pendidikan tntang keselamatan kerja adalah pada saat proses penarikan tenaga kerja.

5. Analisa Kecelakaan

Apabila terjadi kecelakaan, berarti tindakan pencegahan berhasil. Walaupun

demikian manajemen mempunyai kesempatan untuk mempelajari apa yang salah.

Kecelakaan tersebut dapat dipelajari dari berbagai aspek : personalianya, pekerjaan

yang menimbulkan kecelakaan, alat-alat dan perlengkapan yang dipergunakan,

departemen tempat terjadinya kecelakaan dan akibatnya (karyawan yang terluka).

8

Page 9: OutLine Roni

Analisa hendaknya digunakan untuk maksud-maksud perbaikan dimasa yang akan

datang.

6. Perlombaan Keamanan Keselamatan Kerja

Dasar yang dipakai untuk menentukan pemegang, biasanya adalah kombinasi

dari “frequency rate” Bagaimanapun motivasi untuk memenangkan perlombaan ini

cukup mendorong masing-masing departemen agar bekerja dengan lebih hati-hati.

7. Pelaksanaan Peraturan

Tidak perlu diragukan lagi bahwa berhasil tidaknya program keselamatan

kerja trgantung pula dari pelaksanaannya. Keharusan dengan sanksi-sanksinya akan

sangat membantu pelaksanaan program ini. Sanksi ini bisa diberikan mulai dari

peringatan lisan sampai dengan pemecatan.

b. Program Kesehatan

Disamping usaha untuk mencegah para karyawan mengalami kecelakaan,

perusahaan perlu pula memelihara kesehatan para karyawannya. Kesehatan ini

menyangkut kesehatan pisik maupun mental. Kesehatan para karyawan bisa trganggu

karena penyakit, stress (ketegangan) maupun karena kecelakaan.

Lebih jauh kesehatan karyawan yang buruk akan mengakibatkan

kecenderungan adanya tingkat absensi yang tinggi dan rendahnya tingkat produktivitas.

Akan sia-sialah bagi perusahaan untuk menyelenggarakan program-program latihan,

sehingga diperoleh karyawan yang cakap, tetapi para karyawan yang sudah ahli tersebut

tidak bisa dipertahankan, hanya karena faktor kesehatannya tidak baik. Bukanlah hanya

akan sia-sia saja semua biaya latihan yang telah dikeluarkan, kalau terpaksa kemudian

karyawan-karyawan tersebut harus keluar karena kesehatannya tidak mengijinkan.

9

Page 10: OutLine Roni

Kesehatan Pisik

Usaha untuk mempertahankan kesehatan karyawan menjadi salah satu tugas

bagian personalia. Salah satu cara yang sering dipergunakan adalah membentuk bagian

tersendiri/menyangkut pejabat tertentu bertanggung jawab terhadap persoalan kesehatan

fisik para karyawan.

Program kesehatan pisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya terdiri dari

salah satu atau keseluruhan elemen-elemen berikut ini :

1. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima bekerja.

2. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci (key personnel) secara periodik.

3. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara peridik.

4. Tersedianya peralatan dan staf medis yang cukup.

Usaha-usaha untuk mencegah dan mengendalikan stress di dalam tempat

kerja dapat dengan cara sebagai berikut :

1. Mencari sumber dari stress (tekanan) tersebut.

2. Mencari media yang menjadi alat penyebaran sress tersebut.

3. Memberi perawatan khusus pada karyawan yang menderita karena stress tersebut.

Kesehatan Mental

Disamping memperhatikan keseluruhan pisik karyawan, usaha untuk menjaga

kesehatan mental agar tetap baik, perlu dilakukan. Perhatian terhadap kesehatan mental

sebetulnya belum banyak diberikan, terbukti dari jarangnya perusahaan yang

mempunyai program-program untuk menjaga kesehatan mental, atau yang lebih jelas,

sedikitnya tenaga psychiatrist yang dimiliki oleh perusahaan.

Padahal kondisi mental seseorang juga mempengaruhi prestasi kerjanya.

Kondisi mental yang buruk akan ditunjukkan dari tingginya tingkat kecelakaan, sering

10

Page 11: OutLine Roni

tidak masuk kerja atau datang terlambat, tingginya perputaran tenaga kerja, buruknya

hubungan antara atasan bawahan atau dengan rekan-rekan sekerja.

Untuk membuat program kesehatan mental, perlu dilakukan salah satu atau

cara berikut ini :

1. Tersedianya psychiatrist unutk konsultasi.

2. Kerjasama dengan psychiatrist diluar perusahaan atau yang ada di lembaga-lembaga

konsultasi.

3. Mendidik para karyawan perusahaan tentang arti pentingnya kesehatan mental.

4. Mengembangkan dan memelihara program-program “human relations” yang baik.

1.3 Program Pelayanan Karyawan

Program pelayanan karyawan akan membantu memelihara semangat (moral)

karyawan. Tentu saja menyangkut masalah semangat kerja. Masalah ini bisa

dimasukkan dalam fungsi integrasi, yaitu untuk menciptakan karyawan bukan hanya

mampu bekerja tetapi juga harus bisa bekerjasama.

Bentuk-bentuk program pelayanan karyawan

Bentuk-bentuk program pelayanan karyawan bisa dikelompokkan menjadi tiga

bagian, yaitu :

a. Program yang menyangkut kesejahteraan ekonomi karyawan

b. Program yang menyangkut pemberian hiburan atau rekreasi

c. Program yang bersifat memberikan fasilitas tambahan kepada para karyawan

a. Program kesejahteraan ekonomi karyawan

Program ini dirancang dan diselenggarakan untuk melindungi keamanan

ekonomi dari para karyawan. Kita menyadari bahwa tidak ada sesungguhnya yang abadi

di dunia ini. Untuk itulah dibentuk program-program yang antara lain digunakan untuk

11

Page 12: OutLine Roni

mengatasi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Bentuk program-program ini

antara lain :

1. Pensiun

Pemberian pensiun berarti bahwa perusahaan memberikan sejumlah uang

tertentu secar berkala kepada karyawan yang telah berhenti bekreja setelah

mereka dalam waktu yang lama, atau setelah mencapai suatu batas usia tertentu.

Di negara kita yang memperoleh pensiun adalah pegawai negeri atau pegawai

dari perusahaan-perusahaan negara yang diatur dengan undang-undang. Masih

jarang perusahaan swasta yang memberikan pensiun kepada para karyawannya.

2. Asuransi

Program asuransi ini bisa berbentuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan

asuransi kecelakaan. Disini perusahaan bisa melakukan kerjasama dengan

perusahaan asuransi untuk menanggung asuransi karyawannya. Perusahaan yang

mengadministrasi pembayaran provisinya, yang bisa menjadi tanggung jawab

dari perusahaan atau karyawan atau kombinasi antara perusahaan dan karyawan.

Jadi provisi bisa dibayar oleh perusahaan, atau oleh karyawan dengan dipotong

gajinya, atau kombinasinya.

3. Pemberian kredit

Pemberian kredit kepada karyawan yang membutuhkannya bisa dioganisir oleh

manajemen, bisa pula oleh karyawan itu sendiri, dengan mendirikan

perkumpulan atau koperasi simpan pinjam. Pada bentuk yang terakhir ini pihak

manajemen hanya menjadi pengawas saja untuk menjamin agar koperasi yang

didirikan berjalan dengan baik. Perkumpulan atau koperasi berfungsi membantu

para anggota dalam soal keuangan.

12

Page 13: OutLine Roni

b. Program Rekreasi

Setiap orang memerlukan hiburan atau rekreasi didalam kehidupannya. Bagi

manajemen, yang menjadi persoalan didalam pembuatan program ini adalah apakah

kegiatan ini diserahkan pada pemilihan individu masing-masing, ataukah dosponsori

oleh perusahaan, sebab ini menyangkut masalah biaya, efektifitas dan sikap karyawan.

c. Pemberian Fasilitas

Pelayanan yang bersifat memberikan fasilitas adalah kegiatan-kegiatan yang

secara normal perlu diurus oleh para karyawan sendiri dalam kehidupan sehari-harinya.

Kegiatan-kegiatan itu bisa berbentuk antar lain :

1. Penyediaan kafetaria

Penyediaan kafetaria ini dimaksudkan mempermudah para karyawan yang ingin

makan dan tidak sempat pulang. Diharapkan juga agar dengan penyediaan

kafetaria ini perusahaan bisa memperbaiki gizi yang disajikan.

2. Perumahan

Masalah perumahan telah menjadi masalah yang sangat pelik bagi masyarakat.

Sulitnya memperoleh tempat tinggal yang layak di kota-kota, menyebabkan

banyak karyawan yang menghadapi masalah untuk memilih tempat tinggal.

Untuk mengatasi hal in kadang-kadang perusahaan menyediakan fasilitas

perumahan, meskipun bukan untuk semua karyawan, yang berupa perumahan

dinas, ataupun asrama, atau hanya memberikan tunjangan untuk perumahan.

3. Fasilitas pembelian

Disini perusahaan menyediakan “toko perusahaan” dimana para karyawan dapat

membeli berbagai barang, terutama barang-barang yang dihasilkan perusahaan,

dengan harga yang lebih rendah. Karyawan mungkin ingin fasilitas

pembelanjaan untuk memperolek barang-barang kebutuhan sehari-hari.

13

Page 14: OutLine Roni

4. Fasilitas kesehatan

Fasilitas ini paling banyak disediakan oleh perusahaan. Penyediaan fasilitas

kesehatan ini erat dengan pembuatan program pemeliharaan kesehatan karyawan

di dalam menjalankan pekerjaannya. Fasilitas kesehatan ini bisa berupa

poliklinik yang lengkap dengan dokter dan perawat-perawatnya, dan juga

memberikan tunjangan kesehatan yang bisa dipergunakan berobat pada dokter

yang ditunjuk perusahaan.

5. Penasehat Keuangan

Pemberian fasilitas ini dimaksudkan agar para karyawan tidak menhadapi

kesulitan didalam mengatur keuangannya. Misalnya apakah mereka benar

memerlukan pengeluaran untuk membeli sesuatu barang. Karyawan yang tidak

mempunyai masalah keuangan akan lebih tenang di dalam menjalankan

pekerjaannya. Karena itulah perusahaan menyediakan penasehat-penasehat

keuangan yang bisa memberikan saran dalam mengatur keuangan.

6. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas ini disediakan dengan maksud membantu para karyawan yang ingin

meningkatkan pengetahuan mereka. Fasilitas yang disediakan biasanya

berbentuk perpustakaan yang bisa dimanfaatkan oleh para karyawan yang ingin

menambah pengetahuan mereka sendiri dengan jalan membaca.

2. Produktivitas

Produktivitas merupakan suatu unsur yang sangat penting untuk melihat

sejauh mana hasil kerja yang dicapai oleh karyawan didalam pelaksanaan kegiatan

kerjanya yang telah ditetapkan oleh para manajer perusahaan. Dengan mengetahui

produktivitas kerja karyawan, manajer tentunya akan menganalisa serta mengevaluasi

perkembangan kegiatan kerja karyawan, apakah mengalami peningkatan atau

penurunan

14

Page 15: OutLine Roni

2.1 Pengertian Produktivitas

Secara umum istilah produktivitas merupakan perbandingan secara rasio

antara out put atau input atau dengan kata lain bagian hasil yang dicapai perusahaan

dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut.

Untuk lebih jelasnya defenisi produktivitas dapat diuraikan dari beberapa

pendapat para ahli yaitu sebagai berikut :

a. Menurut Jhon Kendrick

“Produktivitas adalah hubungan antara keluaran (Out put = O) berupa brang dan

jasa dengan masukan (Input = I) berupa sumber daya manusia atau bukan yang

digunakan dalam proses produksi”.

b. Menurut R. Saint Paul

“Produktivitas adalah hubungan antara kwalitas yang dihasilkan dengan jumlah

kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil”.

c. “Produktivitas adalah ukuran dalam bentuk angka yang menunjukkan hubungan

antara nilai sesuatu yang dihasilkan oleh sistem teknik dengan biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan”. (Karl Alberant, 1996, hal. 60).

d. “Produktivitas adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya

dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran (Out put)

yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.” (Sondang P. Siagian, 1997,

hal. 154).

2.2 Metode Pengukuran Produktivitas

Metode pengukuran produktivitas sangat banyak sekali dan penggunaan

metode tersebut hanyalah bersifat subyektif dan tergantung pada usaha maupun dari

sudut mana yang perlu diketahui tingkatan produktivitasnya.

15

Page 16: OutLine Roni

Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbanvingan yang dapat

dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda :

a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara

historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan

namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta

tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan

lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian relatif.

c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik

sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan. (drs.Muchdarsyah Sinungan,

1997, hal. 23).

Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlu memperhatikan

tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas.

Paling sedikit dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni

produktivitas total dan produktivitas parsial.

Total produktivitas = hasil total / masukan total

Produksi parsial = Hasil parsial / masukan total

Agar susunan daftar produktivitas dari segi waktu ke waktu sebanding, setiap

susunan daftar harus disesuaikan dengan nilai waktu dasar yang menggunakan harga-

harga paten. Oleh karena itu, melalui pengukuran produktivitas kita dapat menghitung

tenaga kerja, modal serta faktor-faktor produksi lainnya. Akibatnya produktivitas faktor

total merupakan rata-rata tenaga kerja dan produktivitas modal yang diukur.

16

Page 17: OutLine Roni

B. Kerangka Konseptual

a. Pemeliharaan Pisik dan Mental

Pelaksanaan pemeliharaan pisik dan mental karyawan pada PT. Perkebunan

Nusantara IV ( Persero ) kebun Bah Jambi yang dilakukan melalui program keselamatan

dan kesahatan kerja berpedoman pada peraturan perundang-undangan tenaga kerja dan

Kesepakatan Kerja Bersama ( KKB ) antara pihak Perusahaan Dengan Serikat Pekerja

Perkebunan ( SP BUN).

b. Pemeliharaan Semangat dan Sikap Karyawan

Berkaitan dengan pemeliharaan semangat ( moral ) dan sikap karyawan pada PT.

Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Bah Jambi pelaksanaannya melaui program-

program pelayanan karyawan. Bentuk-bentuk program pelayanan karyawan yang ada

pada perusahaan ini antara lain :

1. Pemberian catu beras dengan mutu baik

2. Pemberian tunjangan struktural dan fungsional

3. Pemberian santunan sosial seperti : perumahan, pemeliharaan bayyi bagi karyawan

wanita, biaya perjalanan dinas, biaya pindah, biaya pendidikan, pembayaran gaji

bagi karyawan yang sakit berkepanjangan dan lain-lain

4. Pembagian gaji lembur

5. Perawatan kesehatan dan pengobatan

6. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

7. Koperasi Karyawan

8. Tunjangan Hari Raya (THR)

p

17

Page 18: OutLine Roni

C. Defenisi Konsep

Defenisi Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan

atas dasar generalisasi karakteristik, kejadian, kelompok, atau individu tertentu.

( Singarimbun, 1989 : 34)

Adapaun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sbagai berikut :

1. “Fungsi pemeliharaan menyangkut pemberian kompensasi, hubungan

perburuhan, pelayanan dan keamaman serta kesehatan karyawan yang

tujuannya adalah untuk memelihara prestasi, semangat dan kepauasan kerja

karayawan.” ( T. Hani Handoko, 2000, hal 6-7).

2.  “Produktivitas adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-

besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan

keluaran (Out Put) yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimak”.

( Sondang P. Siagian, 1997, hal 154).

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap perumusan masalah yang

kebenarannya akan dibuktikan melalui penelitian, dalam hal ini penulis membuat

hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh antara pemeliharaan tenaga kerja terhadap

produktivitas. pada PT. Perkebunan Nusantar (Persero) Kebun Bah Jambi.

18